Oleh:
AGUS TRIYANAH, SST
NIP 198708182019022006
NDH: 40
Oleh:
AGUS TRIYANAH, SST
NIP. 1987081820192006
NDH: 40
COACH, MENTOR,
Diketahui/Disetujui Oleh:
An. Kepala BKPSDM Kabupaten Banyuasin
Kepala Bidang PKPKA,
KATA PENGANTAR
3
6. Suami (Kasyfillah, S.IP) dan ketiga anakku tercinta (Ayyatul
Tazkiyya, AM. Jaza’ul Faqih, dan Abdur Rahman Hanifiyya)
yang telah memberikan do’a, motivasi, cinta, semangat dan
pengorbanan.
7. Seluruh teman seperjuangan CPNS Golongan III
Angkatan VI Provinsi Sumatera Selatan atas semua
inspirasi dan perhatiannya selama ini. Penulis menyadari
bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan Rancangan Aktualisasi ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan banyak masukan dan saran agar
Rancangan Aktualisasi ini dapat dikembangkan lebih
optimal sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI v DAFTAR
TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii
5
LAMPIRAN
DAFTAR REFRENSI
BIODATA
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Bobot Penetapan Kriteria ISU 9 Tabel 2.
6
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1.
……………………………………………………….........
.......... Gambar
2. .......................................................................... .....
.............. Gambar
3. ................................................................................
..............
7
8
BAB I
PENDAHULUAN
10
b. Memahami dampak penerapan nilai akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi (ANEKA) dalam setiap kegiatan.
c. Menanamkan dan menerapkan Manajemen ASN,
Whole of Government, dan Pelayanan Publik yang baik
di unit kerja. 2. Manfaat Aktualisasi
Aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dalam bentuk nilai-nilai ANEKA
ini memiliki manfaat:
a. CPNS diharapkan mampu menanamkan dan
menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
(ANEKA) dalam kondisi kerja yang nyata.
b. CPNS mampu mengantisipasi dampak penerapan
nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dalam
kondisi kerja masing-masing.
c. CPNS mampu menerapkan Manajemen ASN,
Whole of Government, dan Pelayanan Publik yang
baik.
11
Sakit Pratama Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin.
Ruang lingkup rancangan aktualisasi adalah
pelaksanaan persiapan pelayanan kebidanan.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
a. Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan merupakan unsur
pelaksana Otonomi Daerah di bidang kesehatan.
Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang kesehatan. Untuk
melaksakan tugas sebagaimana dimaksud di
atas, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan.
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum di bidang kesehatan.
3) Pelaksanaan dan pembinaan di bidang kesehatan.
4) Pengendalian, pembinaan dan pengawasan
sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau
penunjang di bidang kesehatan. 5) Pelaksanaan
tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas
dan fungsinya.
12
b. Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 24 tahun 2014 tentang
Rumah Sakit Kelas D Pratama, Rumah Sakit
Pratama mempunyai tugas untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
terutama masyarakat miskin dan tidak mampu di
daerah terpencil, perbatasan, kepulauan, dan
tertinggal, serta daerah yang belum tersedia
rumah sakit atau rumah sakit yang telah ada sulit
dijangkau akibat kondisi geografis.
Rumah sakit Pratama Makarti Jaya didirikan
pada tanggal 18 Februari 2015 dengan tanah
yang telah dihibahkan dari tanah lokasi pasar
lama Kelurahan Makarti Jaya Kecamatan Makarti
Jaya dengan ukuran 96 x 100 m yang berlokasi
2
di Jl. Sultan Agung No. 057 RT. 02, RW. 03, LK.
II, Kelurahan Makarti Jaya, Kabupaten
Banyuasin.
Tujuan didirikannya Rumah Sakit Pratama
Makarti Jaya adalah untuk memfasilitasi
masyarakat daerah perairan dalam pengadaan
sarana dan prasarana kesehatan yang
memenuhi standar pelayanan untuk menunjang
pelayanan kesehatan yang prima, dan
menjadikan Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
sebagai pusat rujukan daerah perairan di
Kabupaten Banyuasin.
Batas wilayah Rumah Sakit Pratama Makarti
Jaya yaitu: 1) Sebelah Utara berbatasan dengan
Kec. Banyuasin II dan laut bangka.
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec.
Banyuasin I 3) Sebelah Barat berbatasan dengan
Kec. Banyuasin II/Muara Telang, Tanjung Lago
dan Kec. Talang Kelapa
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Air Salek dan
Kec. Banyuasin I
13
2. Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi
a. Visi
Terwujudnya pelayanan prima dengan sistem terpadu menuju
pengembangan Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
sebagai pusat rujukan di daerah perairan.
b. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan dasar,
spesialistik, subspesialistik yang bermutu tinggi
dan terjangkau.
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui sistem pendidikan berkelanjutan.
3) Menjadikan Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
sebagai rumah sakit yang bersih, indah dan
ramah lingkungan di Propinsi Sumatera Selatan.
4) Pengadaan sarana dan prasarana yang
memenuhi standar pelayanan untuk menunjang
pelayanan kesehatan yang prima.
c. Nilai-Nilai Organisasi
Sebagai sebuah lembaga pelayanan
kesehatan, Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
memiliki nilai-nilai organisasi yang menunjang
tercapainya visi, misi dan tujuan dari keberadaan
lembaga ini. Berikut nilai-nilai organisasi dari
Rumah Sakit Makarti Jaya:
1) Bermutu: Berusaha mencapai kualitas kerja yang
baik dan memuaskan. Setiap tenaga kesehatan
Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya diharapkan
bekerja keras mencapai kinerja yang bermutu
dan memuaskan.
2) Empati: Berusaha melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian yang tulus.
Setiap tenaga kesehatan
14
Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
diharapkan mampu berkomunikasi yang baik
dan memberikan perhatian yang tulus
sehingga dapat mengidentifikasi masalah
kesehatan dan klien mendapatkan pelayanan
kesehatan yang tepat.
3) Amanah: Berusaha jujur dan menyampaikan
kepada klien tentang hak-hak yang didapat
dalam menjaga keselamatan klien. Setiap tenaga
kesehatan Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
diharapkan mampu menyampaikan hak-hak
pasien untuk menjaga mutu dan keselamatan
klien tetap terjamin.
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Rumah Sakit Pratama
Makarti Jaya terdiri atas: Direktur, Komite medik,
Komite keperawatan, SPI, PPI, Kasi
15
pelayanan medis, Kasi keperawatan, Kasubag
administrasi dan umum, Kasubag keuangan,
Kasubag Kepegawaian. Adapun struktur
organisasi Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
sebagai berikut:
Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Pratama
Makarti Jaya
16
Pelayanan kebidanan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam
rangka terwujudnya keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera. Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan
yang sesuai dengan standar, maka diperlukan
persiapan sebelum melakukan pelayanan kebidanan
dimulai dari persiapan catatan medik, persiapan
ruangan, dan persiapan alat.
2. Pendokumentasian pada asuhan kebidanan pada kasus
kegawatdaruratan kebidanan belum optimal.
Setelah asuhan kebidanan, setiap
bidan/tenaga kesehatan dituntut untuk
mendokumentasikan dalam catatan pasien atau
rekam medik. Dokumentasi ini sebagai pertanggung
jawaban dan pertanggung-gugatan bidan terhadap
apa yang telah dilakukan dalam pelayanan
kebidanan.
3. Pelaksanaan tugas pengelola di Rumah Sakit
sebagai penanggungjawab tugas sore dan malam hari
belum optimal. Pada saat tugas sore atau tugas malam,
bidan melaksanakan fungsi penggerak, pengawasan,
dan penilaian tenaga kesehatan, peralatan, dan mutu
asuhan kebidanan. Bidan bertanggung jawab pada
semua pasien di ruangan sesuai dengan tugas jaganya.
4. Pelaksanaan tugas jaga/shift di tempat/rumah sakit
belum optimal. Semua tenaga kesehatan di Rumah
Sakit dibagi dalam suatu tim yang diberikan tugas
melaksanakan tugas jaga/shift di Rumah Sakit, ada
ataupun tidak ada pasien.
5. Pelaksanaan tugas jaga/shift sepi pasien belum optimal.
Disaat pasien sepi atau tidak ada, tenaga kesehatan di
Rumah Sakit tetap harus melaksanakan tugas jaga karena
sewaktu-waktu terdapat pasien yang gawat darurat.
6. Pelayanan kesehatan masyarakat dengan
melaksanakan asuhan kebidanan pada
masyarakat/wilayah/kelompok belum optimal.
17
Pelayanan kesehatan pada masyarakat yang
dilasanakan bidan di Rumah Sakit belum optimal
dikarenakan masih tumpang tindihnya tugas dan
fungsi bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas.
7. Pelayanan kesehatan masyarakat dengan peta masalah
kebidanan di daerah binaan belum optimal.
Pelayanan kesehatan pada masyarakat yang
dilaksanakan bidan di daerah binaan belum optimal
dikarenakan masih tumpang tindihnya tugas dan
fungsi bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas.
C. Analisis Isu
Setelah mendeskripsikan isu-isu yang diperoleh
dari tugas dan fungsi sebagai Bidan Ahli Pertama,
diperlukan analisis lanjutan. Analisis isu dilakukan untuk
menetapkan kriteria isu. Analisis ini dilakukan untuk
memperoleh rangking isu, sehingga dapat diperoleh
core isu, tidak semua isu bisa dikatagorikan menjadi isu
aktual, oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria
isu. Alat analisis kriteria isu menggunakan alat analisis
AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika,
Kelayakan).
AKPK (Kriteria isu)
1. Aktual: Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan
di masyarakat.
2. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang
banyak. 3. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah
yang kompleks sehingga perlu dicarikan solusinya
sesegera mungkin.
4. Kelayakan: masuk akal, realistis, relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
5 Sangat berdampak
4 Berdampak
3 Cukup berdampak
2 Kurang berdampak
18
1 Tidak berdampak
19
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS
Berdasarkan modul e-learning Lembaga
Administrasi Negara tahun 2015, PNS yang profesional
adalah PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai
dasar profesi PNS sehingga mampu melaksanakan
tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat. Nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
mutu dan Anti Korupsi. Selanjutnya kelima nilai dasar
tersebut diakronimkan menjadi ANEKA.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar
ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan
publik dengan kepentingan sektor, kelompok dan
pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk
menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam
politik praktis.
c. Memperlaukan warga negara secara sama dan adil
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik.
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan
dapat diandalkan sebagai penyelenggara
pemerintahan.
20
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam,
yaitu: akuntabilitas vertikal (pertanggungjawaban
kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat
luas). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi
sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi
akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas
proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas
kebijakan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang
PNS harus memiliki sikap tanggung jawab dalam
menjalankan setiap tugasnya. Akuntabilitas publik
memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran
demokratis); b. Untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
21
e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara
moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada
sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas. g. Keseimbangan : Untuk
mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan
tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan
terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh
setiap pegawai ASN. Bahkan tidak hanya sekedar
wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN
dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi
sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat
dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu
sikap yang meninggikan bangsanya sendiri,
sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Namun sikap seperti ini
dapat mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Sedangkan dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan
22
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila.
Dalam Undang-Undang No. 5 tahun 2014
tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah
menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik
diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi
dalam melayani publik sehingga dalam menjadi
pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat
pelaksana yang melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan
kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik
merupakan segala bentuk pelayanan sektor publik
yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk
aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam
bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelayan
publik seorang ASN dituntut menjadi profesional
untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga
dituntut harus memiliki integritas tinggi yang
merupakan bagian dari kode etik dan kode etik
perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang
ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus
diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar
mengutamakan kepentingan masyarakat luas.
Nilai-nilai Nasionalisme harus dimiliki oleh
setiap PNS dalam menjalankan fungsi dan tugas
jabatannya. Nilai-nilai Nasionalisme yang sesuai
dengn lima sila dalam Pancasila, yaitu sebagai
berikut: a. Ketuhanan Yang Maha Esa: Religius,
toleran, amanah, terpercaya, percaya diri.
23
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab: humanis,
tenggang rasa, persamaan derajat, saling
menghormati, tidak diskriminatif. c. Persatuan
Indonesia: cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik,
gotong royong. d. Kerakyatan yang dipimpin hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan:
musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai
pendapat, bijaksana.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: adil,
tidak serakah, tolong menolong, kerja keras,
sederhana.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian
perilaku serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nila-nilai yang dianut.
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama
dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Etika
lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk,
benar atau salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan kewajiban atas baik atau
buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau
benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik,
etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik
menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk
memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan,
24
dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur
tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik
profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik
dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan
disiplin. c. Melayani dengan sikap hormat, sopan,
dan tanpa tekanan. d. Melaksanakan tugasnya
sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah
atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara. g. Menggunakan kekayaan dan barang milik
negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan.
25
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara,
tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
4. Komitmen Mutu
Karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar
untuk mengukur tingkat efektivitas adalah
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja,
sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan
tingkat efisiensi diukur dari
26
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran
dalam menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan
kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi
dengan tuntutan perubahan yang terjadi di
sekitarnya. Mengenai inovasi, proses inovasi dapat
terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau
bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner).
Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi
untuk memenangkan persaingan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar
komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.
Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan
realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan
alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang
ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu
untuk membangun karakter sebagai aparatur yang
diwujudkan dalam bentuk
27
profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya.
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya.
Manajemen mutu harus dilaksanakan secara
terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen
organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan
mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Target utama
kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima
layanan. Mutu kerja aparatur dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih
banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-
undangan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu
Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan
kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar
biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi,
28
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara
jangka panjang.
29
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan
yang mendambakan kekayaan dengan cara yang
mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi
adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk
dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggung-
jawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan
publik yang sebesar besarnya. Ia mencurahkan daya
pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar
30
harta tidak akan pernah ada habisnya karena
hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu
untuk mencari harta sebanyak banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari
hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada
hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak
akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia
sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.
31
b.Kemanusiaan yang adil dan beradab: humanis, tenggang rasa, persamaan derajat,
saling menghormati, tidak diskriminatif.
c.Persatuan Indonesia: cinta tanah air, rela berkorban, menjaga ketertiban,
mengutamakan kepentingan publik, gotong royong.
d.Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan:
musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat, bijaksana.
e.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: adil, tidak serakah, tolong menolong,
kerja keras, sederhana
ublik bertanggung jawab, berintegritas tinggi, cermat, disiplin, hormat, sopan, taat pada
aturan, menjaga rahasia, taat perintah
F. Matrik Rancangan
Pemecahan core issue pada rancangan
aktualisasi (habituasi) dilakukan dalam bentuk kegiatan.
Setiap kegiatan yang dilakukan dijabarkan menjadi
tahap-tahapan kegiatan. Kegiatan-kegiatan pemecahan
core issue hendaklah mengandung nilai-nilai dasar
mata pelatihan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). Serta
kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap habituasi
diharapkan menghasilkan sebuah capaian dan dapat
memberikan kontribusi terhadap visi, misi, tujuan
organisasi dan penguatan nilai-nilai organisasi Rumah
Sakit Pratama Makarti Jaya.
Adapun kegiatan, tahapan kegiatan pemecahan
core issue, kontribusi hasil kegiatan terhadap visi, misi,
tujuan organisasi dan penguatan nilai-nilai organisasi
terdapat pada formulir 1, sebagai berikut:
32
MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja :
Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
Identifikasi Isu :
1. Persiapan pelayanan kebidanan belum optimal.
2. Pendokumentasian pada asuhan kebidanan pada kasus
kegawatdaruratan kebidanan belum optimal.
3. Pelaksanaan tugas pengelola di Rumah Sakit
sebagai penanggungjawab tugas sore dan malam hari
belum optimal. 4. Pelaksanaan tugas jaga/shift di
tempat/rumah sakit belum optimal. 5. Pelaksanaan
tugas jaga/shift sepi pasien belum optimal.
6. Pelayanan kesehatan masyarakat dengan
melaksanakan asuhan kebidanan pada
masyarakat/wilayah/kelompok belum optimal. 7.
Pelayanan kesehatan masyarakat dengan peta
masalah kebidanan di daerah binaan belum optimal.
33
34
Tabel 4. Matriks Rancangan
No
.Kegiatan Tahapan Output /
Hasil Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Mata Diklat
1 2 3 4 5
1. Melakukan
optimalisasi
pengadaan
tempat sampah infeksius, non infeksius dan benda tajam
1. Melakukan koordinasi
dengan
direktur
Rumah Sakit terkait
pengadaan
tempat
sampah
infeksius, non infeksius, dan benda tajam
2. Membuat dan menyusun
tempat
sampah
infeksius, non infeksius, dan benda tajam di setiap ruangan Rumah Sakit Pratama
Makarti Jaya
Terdapat tempat sampah yang sudah diklasifikasikan
dibuktikan dengan foto ruangan sebelum dan setelah penyusunan tempat sampah
1 2 3 4 5
2. Membuat
wastafel
sederhana di ruang poli kebidanan
1. Melakukan koordinasi
dengan
direktur
Rumah Sakit dan tenaga bidan lainnya terkait
pembuatan
wastafel
sederhana di poli kebidanan 2. Membaca
referensi
mengenai
langkah-langk ah pembuatan wastafel
sederhana
Adanya wastafel di poli kebidanan (foto)
35
Manajemen ASN : Sikap profesionalisme diperlukan dalapembuatan wastafel sederhana
Whole of Government : Dalam pembuatan wastafsederhana ini diperlukan kerjasama dan komitmen
yabaik
Pelayanan Publik: Pelaksanaan kegiatan berkaitdengan pelayanan publik, dengan adanya wastafel
ipetugas kesehatan dapat memberikan pelayanan publdengan baik.
1. Membaca
referensi
mengenai apa saja yang harus
tercantum di kartu rekam
Formulir kartu rekam medis dan foto susunan kartu rekam medis (kondisi sebelum dan setelah nya)
3. Etika Publik : dalam melakukan koordinasi diperluksikap hormat dan sopan
4. Komitmen Mutu : Pembuatan wastafel ini adalah hyang inovatif dan kreatif
5. Anti Korupsi : Pembuatan wastafel dilakukan dengpenuh tanggung jawab, kerja keras dan
sederhana
Manajemen ASN : -
Whole of Government : Dalam kegiatan ini diperlukkerjasama dan komitmen yang baik
Pelayanan Publik: Pelaksanaan kegiatan berkaitdengan pelayanan publik, kartu rekam medis
dapdigunakan untuk melakukan pelayanan publik dengan badan cepat.
1 2 3 4 5
4. Membuat kartu antrian pasien
is
2. Berkoordinasi dengan
Direktur
Rumah Sakit dalam
rancangannya 3. Membuat dan menyusun
kartu rekam medis dengan rapi
1. Membaca
referensi
mengenai
contoh kartu antrian pasien 2. Berkoordinasi dengan
Direktur
Rumah Sakit dalam
rancangannya 3. Membuat kartu antrian pasien
Manajemen ASN : -
Whole of Government : Dalam pembuatan kartu antriini diperlukan kerjasama yang baik dengan
pimpinan Pelayanan Publik: Pelaksanaan kegiatan berkaitdengan pelayanan publik, dengan adanya
kartu antrian ipetugas kesehatan dapat memberikan pelayanan publdengan baik dan adil.
tu ini, pelayan
kesehatan yang diberikan menjadi lebih efektiff.
36
Manajemen ASN : -
Whole of Government : Dalam pembuatan denah idiperlukan kerjasama yang baik dan persetujuan
dDirektur RS
Pelayanan Publik: Pelaksanaan kegiatan berkaitdengan pelayanan publik, dengan adanya denah dan
naruangan, pasien akan lebih mudah mencari ruangan yahendak dituju tanpa harus bertanya dengan
orang lain.
37
1 2 3 4 5
7. Membuat klinik konsultasi KB
1. Berkoordinasi dengan
Direktur
Rumah Sakit
2. Membuat
media yang dipakai untuk konsultasi kb
3. Membuat klinik konsultasi kb
Teraktualisasinya Tersedianya klinik konsultasi kb (foto)
Manajemen ASN : -
Whole of Government : Dalam pembuatan formuasuhan kebidanan dan partograf ini diperlukan
kerjasayang baik
Pelayanan Publik: Pelaksanaan kegiatan berkaitdengan pelayanan publik, dengan adanya klinik
konsultKB ini pasien akan mendapatkan pelayanan publik dengbaik.
G. Jadwal Kegiatan
Tabel 5. Jadwal Kegiatan
o Kegiatan
Melakukan optimalisasi pengadaan tempat sampah infeksius, non infeksius dan benda tajam
38
April
Minggu ke
123
pasien
nama-nama ruangan
kegiatan aktualisasi yang sudah ganti jadwal kegiatan pada hari yang tidak
direncanakan, ada tugas ada jadwal rancangan aktualisasi
mendadak dari Direktur Rumah
Sakit
40
DAFTAR PUSTAKA
41