Anda di halaman 1dari 40

RANCANGAN AKTUALISASI 

LATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL 


GOLONGAN III KABUPATEN BANYUASIN 

UPAYA PENINGKATAN PERSIAPAN


PELAYANAN KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT
PRATAMA MAKARTI JAYA 

Oleh: 
AGUS TRIYANAH, SST 
NIP 198708182019022006 
NDH: 40 

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III


ANGKATAN VI BADAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN 
DI KABUPATEN BANYUASIN 
TAHUN 2019 
LEMBAR PERSETUJUAN 
RANCANGAN AKTUALISASI 

UPAYA PENINGKATAN PERSIAPAN


PELAYANAN KEBIDANAN DI RUMAH
SAKIT PRATAMA MAKARTI JAYA 

Oleh: 
AGUS TRIYANAH, SST 
NIP. 1987081820192006 
NDH: 40 

Telah disetujui pada: 


Hari/Tanggal: 
Tempat : 

COACH, MENTOR, 

Dra. Efrilia ., M.Si dr. Ahmad Hadi Subeno


Widyaiswara Ahli Madya Penata Tingkat I NIP.
196612151991032001 NIP. 197908182008041001 

Diketahui/Disetujui Oleh: 
An. Kepala BKPSDM Kabupaten Banyuasin 
Kepala Bidang PKPKA, 

Mohd. Faisal Ariyadinata, SE 


2
Penata 
NIP. 197601232010011012 

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat


limpahan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi yang berjudul “Upaya Peningkatan
Persiapan Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit Pratama
Makarti Jaya” tepat pada waktunya. Rancangan Aktualisasi
ini dibuat untuk memenuhi tugas Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan VI, serta diharapkan dapat
bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran dalam
Pelatihan Dasar CPNS selanjutnya. 
Dalam kesempatan ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan, namun berkat bimbingan yang
diberikan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi ini. Maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 
1. Ibu Dra. Efrilia., M.Si, selaku pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada
penulis. 
2. dr. Ahmad Hadi Subeno, selaku mentor dan Direktur Rumah
Sakit Pratama Makarti Jaya yang akan banyak membantu
penulis dalam aktualisasi. 
3. Para Widyaiswara yang telah memberikan materi dan
penjelasan mengenai nilai-nilai dasar profesi PNS. 
4. Panitia dan Pelatih dalam Pelatihan Dasar CPNS Golongan
III Provinsi Sumatera Selatan. 
5. Kedua Orang tua (Bapak Wasikin dan Ibu Rumini) dan
mertua (Bapak Rosihan dan Almarhumah Najemah) serta
seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan
semangat dan doa sehingga dapat menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi ini. 

3
6. Suami (Kasyfillah, S.IP) dan ketiga anakku tercinta (Ayyatul
Tazkiyya, AM. Jaza’ul Faqih, dan Abdur Rahman Hanifiyya)
yang telah memberikan do’a, motivasi, cinta, semangat dan
pengorbanan. 
7. Seluruh teman seperjuangan CPNS Golongan III
Angkatan VI Provinsi Sumatera Selatan atas semua
inspirasi dan perhatiannya selama ini. Penulis menyadari
bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan Rancangan Aktualisasi ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan banyak masukan dan saran agar
Rancangan Aktualisasi ini dapat dikembangkan lebih
optimal sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. 

Palembang, 27 Maret 2019 


Penulis, 

Agus Triyanah, SST 


NIP. 198708182019022006 

Ucapan utk BKPSDM ngga ada ? 


Sebaiknya urutan dibuat , bkpsdm, mentor baru coach 

4
DAFTAR ISI 
HALAMAN JUDUL i LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI v DAFTAR
TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii 

BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan dan


Manfaat 2 C. Ruang Lingkup 3 

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI) 5


A. Deskripsi Organisasi 5 
1. Profil Organisasi 5 
2. Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi 9 
B. Deskripsi Isu/Situasi
Problematik ................. 10 C.
Analisis Isu 15 D. Argumentasi
Terhadap Core Issue Terpilih 17 E.
Nilai-nilai Dasar Profesi PNS 18 F.
Matrik Rancangan 23 G. Jadwal
Kegiatan 34 H. Kendala dan
Antisipasi 35 

5
LAMPIRAN 
DAFTAR REFRENSI 
BIODATA 

DAFTAR TABEL 
Hal 
Tabel 1. Bobot Penetapan Kriteria ISU 9 Tabel 2.

Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK 9 Tabel 3.

Matrik Rancangan 23 Tabel 4. Jadwal Kegiatan 

6
DAFTAR GAMBAR 

hal 

Gambar 1.

……………………………………………………….........

.......... Gambar

2. .......................................................................... .....

.............. Gambar

3. ................................................................................

.............. 
7
8
BAB I 
PENDAHULUAN 

A. LATAR BELAKANG Latar Belakang 


Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan sumber
daya manusia atau resources yang mempunyai peranan
penting dalam mengelola, menentukan dan
menjalankan tata kelola pemerintah. Sejumlah
keputusan-keputusan strategis mulai dari formulasi
kebijakan sampai pada implementasi dan evaluasinya
dalam berbagai sektor pembangunan ditetapkan oleh
seorang PNS. Saat ini, berdasarkan peraturan baru
yakni Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara dikenal istilah baru yakni ASN.
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai ASN diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintah atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan. 
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2014
tentang ASN secara implisit menghendaki ASN merujuk
kepada profesi sebagai pelayan publik. Peraturan ini
menghendaki bahwa ASN bukan sekadar merujuk
kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada profesi
pelayanan publik. Oleh karena itu, untuk dapat
membentuk sosok PNS yang akuntabel, nasionalis,
beretika, berkomitmen mutu dan anti terhadap korupsi
sehingga mampu secara profesional melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya secara efektif, efisien
dan kompeten perlu dilaksanakan pembinaan melalui
jalur Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS. 
Pelatihan Dasar ini lebih mengedepankan
habituasi terhadap nilai-nilai PNS dan implementasi dari
fungsi PNS di unit kerja masing-masing. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan
Kepala 
9
Lembaga Administrasi Negara No. 12 tahun 2018
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil,
ditetapkan bahwa CPNS wajib menjalani masa
prajabatan, dan setiap instansi pemerintah wajib
memberikan Pelatihan Dasar CPNS selama masa
prajabatan. Struktur kurikulum pembentukan karakter
PNS dilaksanakan selama 51 (lima puluh satu) hari
kerja dengan rincian 18 (delapan belas) hari kerja yang
dilaksanakan di tempat penyelenggaraan Latsar, 30
(tiga puluh) hari kerja yang dilaksanakan di Instansi
Pemerintah asal peserta, dan selama 3 (tiga) hari kerja
yang dilaksanakan di tempat penyelenggaraan Latsar
atau di Instansi Pemerintah asal peserta. Melalui
habituasi yang lebih lama, diharapkan dihasilkan PNS
yang berintegritas, profesional, kompeten, dan
berkomitmen mutu tinggi dalam pelayanan kepada
masyarakat. 
Peserta adalah bidan ahli pertama yang
ditugaskan di Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya.
Berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 2014
tentang tenaga kesehatan, bidan adalah tenaga
kesehatan yang dikelompokkan ke dalam tenaga
kebidanan, memiliki kewenangan untuk melakukan
pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak,
dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana. Maka pelatihan dasar ini
diharapkan dapat menjadi ajang internalisasi nilai-nilai
dasar PNS dam implementasi dari fungsi serta peran
PNS di lingkungan kerjanya. 

B. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dan Manfaat 


1. Tujuan Aktualisasi 
Aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dalam bentuk nilai-nilai ANEKA
ini memiliki tujuan: 
a. Menanamkan dan menerapkan nilai-nilai
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dalam kondisi
kerja yang nyata. 

10
b. Memahami dampak penerapan nilai akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi (ANEKA) dalam setiap kegiatan. 
c. Menanamkan dan menerapkan Manajemen ASN,
Whole of Government, dan Pelayanan Publik yang baik
di unit kerja. 2. Manfaat Aktualisasi 
Aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dalam bentuk nilai-nilai ANEKA
ini memiliki manfaat: 
a. CPNS diharapkan mampu menanamkan dan
menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
(ANEKA) dalam kondisi kerja yang nyata. 
b. CPNS mampu mengantisipasi dampak penerapan
nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dalam
kondisi kerja masing-masing. 
c. CPNS mampu menerapkan Manajemen ASN,
Whole of Government, dan Pelayanan Publik yang
baik. 

C. RUANG LINGKUP Ruang Lingkup 


Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS ini dapat
diartikan sebagai proses untuk menjadikan nilai-nilai
dasar profesi PNS aktual/terjadi/ nyata/sesungguhnya
ada/terealisasi. Sesuai dengan kurikulum Pelatihan
Dasar CPNS, peserta dituntut mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar, yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya
sebagai bidan ahli pertama sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
551/MENKES/Per/VI/2009 tentang petunjuk teknis
jabatan fungsional bidan dan angka kreditnya. 
Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS dilaksanakan
pada saat off campus dimulai tanggal 01 April 2019
sampai dengan 15 Mei 2019. Aktualisasi dilakukan di
tempat tugas sesuai formasi, yaitu di Rumah 

11
Sakit Pratama Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin.
Ruang lingkup rancangan aktualisasi adalah
pelaksanaan persiapan pelayanan kebidanan. 
BAB II 
RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI) 

A. Deskripsi Organisasi 
1. Profil Organisasi 
a. Dinas Kesehatan 
Dinas Kesehatan merupakan unsur
pelaksana Otonomi Daerah di bidang kesehatan.
Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah. 
Dinas Kesehatan mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang kesehatan. Untuk
melaksakan tugas sebagaimana dimaksud di
atas, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi: 
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan. 
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum di bidang kesehatan. 
3) Pelaksanaan dan pembinaan di bidang kesehatan. 
4) Pengendalian, pembinaan dan pengawasan
sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau
penunjang di bidang kesehatan. 5) Pelaksanaan
tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas
dan fungsinya. 

12
b. Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya 
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 24 tahun 2014 tentang
Rumah Sakit Kelas D Pratama, Rumah Sakit
Pratama mempunyai tugas untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
terutama masyarakat miskin dan tidak mampu di
daerah terpencil, perbatasan, kepulauan, dan
tertinggal, serta daerah yang belum tersedia
rumah sakit atau rumah sakit yang telah ada sulit
dijangkau akibat kondisi geografis. 
Rumah sakit Pratama Makarti Jaya didirikan
pada tanggal 18 Februari 2015 dengan tanah
yang telah dihibahkan dari tanah lokasi pasar
lama Kelurahan Makarti Jaya Kecamatan Makarti
Jaya dengan ukuran 96 x 100 m yang berlokasi
2

di Jl. Sultan Agung No. 057 RT. 02, RW. 03, LK.
II, Kelurahan Makarti Jaya, Kabupaten
Banyuasin. 
Tujuan didirikannya Rumah Sakit Pratama
Makarti Jaya adalah untuk memfasilitasi
masyarakat daerah perairan dalam pengadaan
sarana dan prasarana kesehatan yang
memenuhi standar pelayanan untuk menunjang
pelayanan kesehatan yang prima, dan
menjadikan Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
sebagai pusat rujukan daerah perairan di
Kabupaten Banyuasin. 
Batas wilayah Rumah Sakit Pratama Makarti
Jaya yaitu: 1) Sebelah Utara berbatasan dengan
Kec. Banyuasin II dan laut bangka. 
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec.
Banyuasin I 3) Sebelah Barat berbatasan dengan
Kec. Banyuasin II/Muara Telang, Tanjung Lago
dan Kec. Talang Kelapa 
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Air Salek dan
Kec. Banyuasin I 

13
2. Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi 
a. Visi 
Terwujudnya pelayanan prima dengan sistem terpadu menuju
pengembangan Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
sebagai pusat rujukan di daerah perairan. 

b. Misi 
1) Memberikan pelayanan kesehatan dasar,
spesialistik, subspesialistik yang bermutu tinggi
dan terjangkau. 
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui sistem pendidikan berkelanjutan. 
3) Menjadikan Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
sebagai rumah sakit yang bersih, indah dan
ramah lingkungan di Propinsi Sumatera Selatan. 
4) Pengadaan sarana dan prasarana yang
memenuhi standar pelayanan untuk menunjang
pelayanan kesehatan yang prima. 

c. Nilai-Nilai Organisasi 
Sebagai sebuah lembaga pelayanan
kesehatan, Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
memiliki nilai-nilai organisasi yang menunjang
tercapainya visi, misi dan tujuan dari keberadaan
lembaga ini. Berikut nilai-nilai organisasi dari
Rumah Sakit Makarti Jaya: 
1) Bermutu: Berusaha mencapai kualitas kerja yang
baik dan memuaskan. Setiap tenaga kesehatan
Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya diharapkan
bekerja keras mencapai kinerja yang bermutu
dan memuaskan. 
2) Empati: Berusaha melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian yang tulus.
Setiap tenaga kesehatan 

14
Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
diharapkan mampu berkomunikasi yang baik
dan memberikan perhatian yang tulus
sehingga dapat mengidentifikasi masalah
kesehatan dan klien mendapatkan pelayanan
kesehatan yang tepat. 
3) Amanah: Berusaha jujur dan menyampaikan
kepada klien tentang hak-hak yang didapat
dalam menjaga keselamatan klien. Setiap tenaga
kesehatan Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
diharapkan mampu menyampaikan hak-hak
pasien untuk menjaga mutu dan keselamatan
klien tetap terjamin. 

4) Adil: Berusaha memberikan pelayanan kesehatan


yang sesuai dan dibutuhkan oleh masyarakat
secara merata dan tidak ada diskriminasi. Setiap
tenaga kesehatan Rumah Sakit Pratama Makarti
Jaya diharapkan mampu memberikan pelayanan
kesehatan secara adil tanpa membedakan klien
dan disesuaikan dengan kebutuhannya. 
5) Ikhlas: Berusaha memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan ikhlas,
baik, peduli dan tersenyum. Setiap tenaga
kesehatan Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
diharapkan mampu menerapkan 5 S (Senyum,
Salam, Sapa, Santun, Sabar) agar klien merasa
senang dan cepat sembuh. 

Nilai-nilai organisasi di atas diharapkan dimiliki oleh setiap


tenaga kesehatan di Rumah Sakit Pratama Makarti
Jaya dalam rangka bersinergi mewujudkan visi dan
misinya. 

d. Struktur Organisasi 
Struktur organisasi Rumah Sakit Pratama
Makarti Jaya terdiri atas: Direktur, Komite medik,
Komite keperawatan, SPI, PPI, Kasi 

15
pelayanan medis, Kasi keperawatan, Kasubag
administrasi dan umum, Kasubag keuangan,
Kasubag Kepegawaian. Adapun struktur
organisasi Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya
sebagai berikut: 
Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Pratama 
Makarti Jaya 

B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik 


1. Persiapan pelayanan kebidanan belum optimal. 

16
Pelayanan kebidanan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam
rangka terwujudnya keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera. Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan
yang sesuai dengan standar, maka diperlukan
persiapan sebelum melakukan pelayanan kebidanan
dimulai dari persiapan catatan medik, persiapan
ruangan, dan persiapan alat. 
2. Pendokumentasian pada asuhan kebidanan pada kasus
kegawatdaruratan kebidanan belum optimal. 
Setelah asuhan kebidanan, setiap
bidan/tenaga kesehatan dituntut untuk
mendokumentasikan dalam catatan pasien atau
rekam medik. Dokumentasi ini sebagai pertanggung
jawaban dan pertanggung-gugatan bidan terhadap
apa yang telah dilakukan dalam pelayanan
kebidanan. 
3. Pelaksanaan tugas pengelola di Rumah Sakit
sebagai penanggungjawab tugas sore dan malam hari
belum optimal. Pada saat tugas sore atau tugas malam,
bidan melaksanakan fungsi penggerak, pengawasan,
dan penilaian tenaga kesehatan, peralatan, dan mutu
asuhan kebidanan. Bidan bertanggung jawab pada
semua pasien di ruangan sesuai dengan tugas jaganya.
4. Pelaksanaan tugas jaga/shift di tempat/rumah sakit
belum optimal. Semua tenaga kesehatan di Rumah
Sakit dibagi dalam suatu tim yang diberikan tugas
melaksanakan tugas jaga/shift di Rumah Sakit, ada
ataupun tidak ada pasien. 
5. Pelaksanaan tugas jaga/shift sepi pasien belum optimal.
Disaat pasien sepi atau tidak ada, tenaga kesehatan di
Rumah Sakit tetap harus melaksanakan tugas jaga karena
sewaktu-waktu terdapat pasien yang gawat darurat. 
6. Pelayanan kesehatan masyarakat dengan
melaksanakan asuhan kebidanan pada
masyarakat/wilayah/kelompok belum optimal. 

17
Pelayanan kesehatan pada masyarakat yang
dilasanakan bidan di Rumah Sakit belum optimal
dikarenakan masih tumpang tindihnya tugas dan
fungsi bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas. 
7. Pelayanan kesehatan masyarakat dengan peta masalah
kebidanan di daerah binaan belum optimal. 
Pelayanan kesehatan pada masyarakat yang
dilaksanakan bidan di daerah binaan belum optimal
dikarenakan masih tumpang tindihnya tugas dan
fungsi bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas. 

C. Analisis Isu 
Setelah mendeskripsikan isu-isu yang diperoleh
dari tugas dan fungsi sebagai Bidan Ahli Pertama,
diperlukan analisis lanjutan. Analisis isu dilakukan untuk
menetapkan kriteria isu. Analisis ini dilakukan untuk
memperoleh rangking isu, sehingga dapat diperoleh
core isu, tidak semua isu bisa dikatagorikan menjadi isu
aktual, oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria
isu. Alat analisis kriteria isu menggunakan alat analisis
AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika,
Kelayakan). 
AKPK (Kriteria isu) 
1. Aktual: Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan
di masyarakat. 
2. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang
banyak. 3. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah
yang kompleks sehingga perlu dicarikan solusinya
sesegera mungkin. 
4. Kelayakan: masuk akal, realistis, relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. 

Tabel 1. Bobot Penetapan Kriteria ISU 


Bobot  Keterangan

5  Sangat berdampak

4  Berdampak

3  Cukup berdampak

2  Kurang berdampak

18
1  Tidak berdampak

Tabel 2. Analisis Isu Menggunakan AKPK 


No  Isu  A  K  K  Pering
(1- P  Jml  kat
5) (1- (1-
5)  5) 
(1-
5)

1  Persiapan pelayanan kebidanan belum optimal 5  5 5  5 1


20 

2  Pendokumentasian pada asuhan kebidanan pada kasus 4  3 5  5 2


kegawatdaruratan kebidanan belum optimal 17 
3  Pelaksanaan tugas pengelola di Rumah Sakit sebagai 3  3 5  5 3
penanggung-jawab tugas sore dan malam hari belum 16 
optimal

4  Pelaksanaan tugas jaga/shift di tempat/rumah sakit 5  3 3  5 3


belum optimal 16 

5  Pelaksanaan tugas jaga/shift sepi pasien belum optimal 3  3 5  5 3


16 

6  Pelayanan kesehatan masyarakat dengan melaksanakan 3  3 5  5 3 


asuhan kebidanan pada masyarakat/ wilayah/kelompok 16 
belum optimal 
Pelayanan kesehatan masyarakat dengan peta masalah
kebidanan di daerah binaan belum optimal 3  3 5  3

5
16 

Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis AKPK


tersebut, lalu diambil nilai tertinggi untuk dijadikan isu
yaitu: pelaksanaan persiapan pelayanan kebidanan
yang belum optimal. Kemudian isu tersebut dijadikan
core isu yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya
yaitu: Peningkatan persiapan pelayanan kebidanan. 

D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih 


Setelah ditemukan isu terpilih, yaitu pelaksanaan
persiapan pelayanan kebidanan yang belum optimal,
karena hal tersebut termasuk langkah awal dan utama
sebelum pemeriksaan terhadap klien, maka harus
dicarikan kegiatan pemecahan masalahnya yang dapat
dilakukan dengan tahapan-tahapan kegiatan dan
berkontribusi bagi misi organisasi dan memberikan
penguatan pada nilai-nilai organisasi, yang dituangkan
dalam matriks rancangan aktualisasi. 

19
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS 
Berdasarkan modul e-learning Lembaga
Administrasi Negara tahun 2015, PNS yang profesional
adalah PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai
dasar profesi PNS sehingga mampu melaksanakan
tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat. Nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
mutu dan Anti Korupsi. Selanjutnya kelima nilai dasar
tersebut diakronimkan menjadi ANEKA. 
1. Akuntabilitas 
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah: 
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar
ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan
publik dengan kepentingan sektor, kelompok dan
pribadi. 
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk
menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam
politik praktis. 
c. Memperlaukan warga negara secara sama dan adil
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik. 
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan
dapat diandalkan sebagai penyelenggara
pemerintahan. 

Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek.


Aspek-aspek tersebut terdiri dari: 
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan 
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil 
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan 
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi 
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja 

20
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam,
yaitu: akuntabilitas vertikal (pertanggungjawaban
kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat
luas). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi
sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi
akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas
proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas
kebijakan. 
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang
PNS harus memiliki sikap tanggung jawab dalam
menjalankan setiap tugasnya. Akuntabilitas publik
memiliki tiga fungsi utama yaitu: 
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran
demokratis); b. Untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); 
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). 

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang


akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai
dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu : 
a. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta
dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan
peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. 
b. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan
dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/ instansi. c. Integritas : adalah adalah
konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan. 
d. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban. 

21
e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara
moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang. 
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada
sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas. g. Keseimbangan : Untuk
mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. 
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan
tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan. 
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan
terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir. 

2. Nasionalisme 
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh
setiap pegawai ASN. Bahkan tidak hanya sekedar
wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN
dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi
sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat
dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya. 
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu
sikap yang meninggikan bangsanya sendiri,
sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Namun sikap seperti ini
dapat mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Sedangkan dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan 

22
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila. 
Dalam Undang-Undang No. 5 tahun 2014
tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah
menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik
diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi
dalam melayani publik sehingga dalam menjadi
pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat
pelaksana yang melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan
kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkan. 
Fungsi ASN sebagai pelayan publik
merupakan segala bentuk pelayanan sektor publik
yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk
aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam
bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelayan
publik seorang ASN dituntut menjadi profesional
untuk menciptakan pelayanan yang prima. 
Selain profesional dan melayani, ASN juga
dituntut harus memiliki integritas tinggi yang
merupakan bagian dari kode etik dan kode etik
perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang
ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus
diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar
mengutamakan kepentingan masyarakat luas. 
Nilai-nilai Nasionalisme harus dimiliki oleh
setiap PNS dalam menjalankan fungsi dan tugas
jabatannya. Nilai-nilai Nasionalisme yang sesuai
dengn lima sila dalam Pancasila, yaitu sebagai
berikut: a. Ketuhanan Yang Maha Esa: Religius,
toleran, amanah, terpercaya, percaya diri. 

23
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab: humanis,
tenggang rasa, persamaan derajat, saling
menghormati, tidak diskriminatif. c. Persatuan
Indonesia: cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik,
gotong royong. d. Kerakyatan yang dipimpin hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan:
musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai
pendapat, bijaksana. 
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: adil,
tidak serakah, tolong menolong, kerja keras,
sederhana. 

3. Etika Publik 
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian
perilaku serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nila-nilai yang dianut. 
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama
dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Etika
lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk,
benar atau salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan kewajiban atas baik atau
buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau
benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik,
etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik
menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk
memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, 

24
dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik. 
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur
tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik
profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu. 
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik
dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut: 
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritas tinggi. 
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan
disiplin. c. Melayani dengan sikap hormat, sopan,
dan tanpa tekanan. d. Melaksanakan tugasnya
sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. 
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah
atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan. 
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara. g. Menggunakan kekayaan dan barang milik
negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien. 
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya. 
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan. 

25
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara,
tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain. 
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan integritas ASN. 
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin pegawai ASN. 

Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan


pelayanan publik yang bertujuan untuk mewujudkan
pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi
modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi,
dan netralitas, serta dimensi tindakan integritas
publik. Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar
untuk dapat menjadi pelayan publik yang beretika. 
Pelayanan publik yang profesional
membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan
leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat
publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat
cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan
bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada
masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung.
Etika publik merupakan refleksi kritis yang
mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain
dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. 

4. Komitmen Mutu 
Karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar
untuk mengukur tingkat efektivitas adalah
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja,
sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan
tingkat efisiensi diukur dari 

26
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran
dalam menyelesaikan kegiatan. 
Inovasi muncul karena adanya dorongan
kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi
dengan tuntutan perubahan yang terjadi di
sekitarnya. Mengenai inovasi, proses inovasi dapat
terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau
bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner).
Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi
untuk memenangkan persaingan. 
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar
komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu: 
a. Efektif 
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan 
b. Efisien 
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.
Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan
realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan
alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang
ke luar alur. 
c. Inovasi 
Inovasi pelayanan publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu
untuk membangun karakter sebagai aparatur yang
diwujudkan dalam bentuk 

27
profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin. 

d. Mutu 
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya.
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi. 
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya.
Manajemen mutu harus dilaksanakan secara
terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen
organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan
mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Target utama
kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima
layanan. Mutu kerja aparatur dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih
banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-
undangan. 

5. Anti Korupsi 
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu
Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan
kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar
biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, 

28
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara
jangka panjang. 

Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar


anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu: 
a. Jujur 
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakkan integritas diri seseorang. Tanpa adanya
kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang
berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur
dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang. 
b. Peduli 
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa
sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya dimana masih terdapat banyak orang yang
tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran
tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda
untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak
benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk membantu sesama. 
c. Mandiri 
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan
daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-
pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai
keuntungan sesaat. 

29
d. Disiplin 
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan
yang mendambakan kekayaan dengan cara yang
mudah. 
e. Tanggung Jawab 
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi
adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk
dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggung-
jawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dan nista. 
f. Kerja Keras 
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan
publik yang sebesar besarnya. Ia mencurahkan daya
pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat. 
g. Sederhana 
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar 

30
harta tidak akan pernah ada habisnya karena
hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu
untuk mencari harta sebanyak banyaknya. 
h. Berani 
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari
hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada
hal-hal yang menyimpang. 
i. Adil 
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak
akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia
sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya. 

Berdasarkan uraian diatas, berikut disajikan nilai-


nilai dasar ANEKA beserta prinsip dasarnya masing-
masing: 

Tabel 3. Nilai-Nilai Dasar ANEKA dan Prinsip-Prinsipnya 


asar  p Nilai Dasar

bilitas  impinan, transparansi, integritas, tanggung jawab, adil, kepercayaan, keseimbangan,


kejelasan, konsistensi, kejelasan target, netral, mendahulukan kepentingan publik, dan
partisipatif
alisme  a.Ketuhanan Yang Maha Esa: Religius, toleran, amanah, terpercaya, percaya diri.

31
b.Kemanusiaan yang adil dan beradab: humanis, tenggang rasa, persamaan derajat,
saling menghormati, tidak diskriminatif. 
c.Persatuan Indonesia: cinta tanah air, rela berkorban, menjaga ketertiban,
mengutamakan kepentingan publik, gotong royong. 
d.Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan:
musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat, bijaksana. 
e.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: adil, tidak serakah, tolong menolong,
kerja keras, sederhana

ublik  bertanggung jawab, berintegritas tinggi, cermat, disiplin, hormat, sopan, taat pada
aturan, menjaga rahasia, taat perintah 

efisien, inovasi, kreatif, berorientasi mutu


men
Mutu 

orupsi disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana,


mandiri, adil, berani, peduli 

F. Matrik Rancangan 
Pemecahan core issue pada rancangan
aktualisasi (habituasi) dilakukan dalam bentuk kegiatan.
Setiap kegiatan yang dilakukan dijabarkan menjadi
tahap-tahapan kegiatan. Kegiatan-kegiatan pemecahan
core issue hendaklah mengandung nilai-nilai dasar
mata pelatihan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). Serta
kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap habituasi
diharapkan menghasilkan sebuah capaian dan dapat
memberikan kontribusi terhadap visi, misi, tujuan
organisasi dan penguatan nilai-nilai organisasi Rumah
Sakit Pratama Makarti Jaya. 
Adapun kegiatan, tahapan kegiatan pemecahan
core issue, kontribusi hasil kegiatan terhadap visi, misi,
tujuan organisasi dan penguatan nilai-nilai organisasi
terdapat pada formulir 1, sebagai berikut: 

Formulir 1. Rancangan Aktualisasi 

32
MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI 

Unit Kerja : 
Rumah Sakit Pratama Makarti Jaya 

Identifikasi Isu : 
1. Persiapan pelayanan kebidanan belum optimal. 
2. Pendokumentasian pada asuhan kebidanan pada kasus
kegawatdaruratan kebidanan belum optimal. 
3. Pelaksanaan tugas pengelola di Rumah Sakit
sebagai penanggungjawab tugas sore dan malam hari
belum optimal. 4. Pelaksanaan tugas jaga/shift di
tempat/rumah sakit belum optimal. 5. Pelaksanaan
tugas jaga/shift sepi pasien belum optimal. 
6. Pelayanan kesehatan masyarakat dengan
melaksanakan asuhan kebidanan pada
masyarakat/wilayah/kelompok belum optimal. 7.
Pelayanan kesehatan masyarakat dengan peta
masalah kebidanan di daerah binaan belum optimal. 

Isu yang Diangkat : 


Persiapan pelayanan kebidanan belum optimal 

Gagasan Pemecahan Isu : 


1. Melakukan optimalisasi pengadaan tempat sampah
infeksius, non infeksius dan benda tajam. 
2. Membuat wastafel sederhana di ruang poli kebidanan. 
3. Membuat dan merapikan kartu rekam medis. 
4. Membuat kartu antrian pasien 
5. Membuat denah ruangan dan nama-nama ruangan. 
6. Membuat SOP di setiap ruangan Rumah Sakit. 
7. Membuat klinik konsultasi KB. 

33
34
Tabel 4. Matriks Rancangan 

No 
.Kegiatan Tahapan Output / 
Hasil Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Mata Diklat 

1 2 3 4 5 

1. Melakukan 
optimalisasi 
pengadaan 
tempat sampah infeksius, non infeksius dan benda tajam 
1. Melakukan koordinasi 
dengan 
direktur 
Rumah Sakit terkait 
pengadaan 
tempat 
sampah 
infeksius, non infeksius, dan benda tajam 
2. Membuat dan menyusun 
tempat 
sampah 
infeksius, non infeksius, dan benda tajam di setiap ruangan Rumah Sakit Pratama 
Makarti Jaya 
Terdapat tempat sampah yang sudah diklasifikasikan 
dibuktikan dengan foto ruangan sebelum dan setelah penyusunan tempat sampah 

Tidak membeli t4 sampahnya y? 


Keterkaitan Dengan Agenda Peran dan KedudukASN 
Manajemen ASN : - 
Whole of Government : Pelaksanaan kegiatan ini harada koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit
Pelayanan Publik : Pelaksanaan kegiatan berkaitdengan pelayanan publik, membuat dan menyusun
tempsampah akan menjadikan pelayanan yang diberikmenjadi lebih efektif dan efisien 

Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA : 


1. Akuntabilitas : Nilai tanggung jawab dan konsistenyang muncul adalah hasil kegiatan ini harus
dilaporkkepada Direktur Rumah Sakit, dan digunakan secaterus menerus 
2. Nasionalisme : Nilai musyawarah yang muncul adalberkoordinasi dengan Direktur Rumah Sakit dan
nilmenjaga ketertiban yang muncul adalah membuasampah sesuai klasifikasinya. 
3. Etika Publik : Dalam melakukan koordinasi diperluksikap hormat dan sopan 
4. Komitmen Mutu : kegiatan ini dilakukan harus sesustandar agar efektif dan efisien 
5. Anti Korupsi : melakukan kegiatan ini harus dengpenuh tanggung jawab dan kerja keras 

1 2 3 4 5 

2. Membuat 
wastafel 
sederhana di ruang poli kebidanan 
1. Melakukan koordinasi 
dengan 
direktur 
Rumah Sakit dan tenaga bidan lainnya terkait 
pembuatan 
wastafel 
sederhana di poli kebidanan 2. Membaca 
referensi 
mengenai 
langkah-langk ah pembuatan wastafel 
sederhana 
Adanya wastafel di poli kebidanan (foto) 

35
Manajemen ASN : Sikap profesionalisme diperlukan dalapembuatan wastafel sederhana 
Whole of Government : Dalam pembuatan wastafsederhana ini diperlukan kerjasama dan komitmen
yabaik 
Pelayanan Publik: Pelaksanaan kegiatan berkaitdengan pelayanan publik, dengan adanya wastafel
ipetugas kesehatan dapat memberikan pelayanan publdengan baik. 

Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA : 


1. Akuntabilitas : Hasil pembuatan wastafel sederhana iharus dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit,
ddapat dipertanggung jawabkan serta dijaga secakonsisten 
2. Nasionalisme : Sebelum membuat wastefel sederhaini harus dilakukan musyawarah terlebih
dahulkemudian diantara sesama petugas kesehatan tolomenolong untuk proses pembuatannya 

3. Membuat dan merapikan kartu rekam medis 


3. Membuat 
wastafel 
sederhana 
berdasarkan 
referensi 

1. Membaca 
referensi 
mengenai apa saja yang harus 
tercantum di kartu rekam 

Formulir kartu rekam medis dan foto susunan kartu rekam medis (kondisi sebelum dan setelah nya) 
3. Etika Publik : dalam melakukan koordinasi diperluksikap hormat dan sopan 
4. Komitmen Mutu : Pembuatan wastafel ini adalah hyang inovatif dan kreatif 
5. Anti Korupsi : Pembuatan wastafel dilakukan dengpenuh tanggung jawab, kerja keras dan
sederhana 

Manajemen ASN : - 
Whole of Government : Dalam kegiatan ini diperlukkerjasama dan komitmen yang baik 
Pelayanan Publik: Pelaksanaan kegiatan berkaitdengan pelayanan publik, kartu rekam medis
dapdigunakan untuk melakukan pelayanan publik dengan badan cepat. 

1 2 3 4 5 
4. Membuat kartu antrian pasien 
is 
2. Berkoordinasi dengan 
Direktur 
Rumah Sakit dalam 
rancangannya 3. Membuat dan menyusun 
kartu rekam medis dengan rapi 

1. Membaca 
referensi 
mengenai 
contoh kartu antrian pasien 2. Berkoordinasi dengan 
Direktur 
Rumah Sakit dalam 
rancangannya 3. Membuat kartu antrian pasien 

Adanya Kartu antrian 


Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA : 
1. Akuntabilitas : Pembuatan dan penyusunan karrekam medis ini dapat dipertanggung jawabksesuai
dengan referensi dan mengandung nilkejelasan 
2. Nasionalisme : Nilai ketertiban dalam kegiatan iadalah sebagai upaya untuk tertib administrasi 3.
Etika Publik : dalam pembuatan dan penyusunan karini harus dengan cermat dan menjaga
kerahasiadata yang ada di kartu rekam medis 
4. Komitmen Mutu : dengan adanya kartu ini, pelayankesehatan yang diberikan menjadi lebih efektif 5.
Anti Korupsi : pembuatan kartu rekam medis ini bidipertanggung jawabkan dan disusun
secasistematis dan disiplin 

Manajemen ASN : - 
Whole of Government : Dalam pembuatan kartu antriini diperlukan kerjasama yang baik dengan
pimpinan Pelayanan Publik: Pelaksanaan kegiatan berkaitdengan pelayanan publik, dengan adanya
kartu antrian ipetugas kesehatan dapat memberikan pelayanan publdengan baik dan adil. 

Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA : 


1. Akuntabilitas : Nilai transparansi dan adil tergambdari adanya kartu antrian pasien ini. 
2. Nasionalisme : Nilai adil, persamaan derajat, tiddiskriminatif dan menjaga ketertiban tergambar
dadanya kartu antrian pasien ini. 
3. Etika Publik : dengan adanya kartu antrian ini akmembuat pasien menjadi taat pada aturan 

tu ini, pelayan
kesehatan yang diberikan menjadi lebih efektiff. 

36

5. Membuat denah ruangan dan nama-nama 


ruangan 
1. Berkoordinasi dengan 
Direktur 
Rumah Sakit 
2. Membuat 
denah ruangan dan 
nama-nama 
ruangan 

Foto ruangan dan lembar denah ruangan 


5. Anti Korupsi : dengan adanya kartu antrian ini maakan lebih disiplin dan adil dalam
memberikpelayanan. 

Manajemen ASN : - 
Whole of Government : Dalam pembuatan denah idiperlukan kerjasama yang baik dan persetujuan
dDirektur RS 
Pelayanan Publik: Pelaksanaan kegiatan berkaitdengan pelayanan publik, dengan adanya denah dan
naruangan, pasien akan lebih mudah mencari ruangan yahendak dituju tanpa harus bertanya dengan
orang lain. 

Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA : 


1. Akuntabilitas : Nilai kejelasan dan mendahulukkepentingan publik yang muncul adalah pasien
bilebih mudah mencari ruangan 
2. Nasionalisme : dengan mengetahui denah dan naruangan, maka pasien mendapatkan
kemudahsehingga nilai yang muncul adalah menjaga ketertibdan mengutamakan kepentingan publik 
3. Etika Publik : Nilai cermat yang muncul adalah pasaat pembuatan denah ruangan. 
4. Komitmen Mutu : Pembuatan denah ruangdilakukan secara kreatif dan teliti 
5. Anti Korupsi : dengan adanya denah ruangan imenjadikan pasien menjadi lebih mandiri
dalamenemukan ruangan 
1 2 3 4 5 

6. Membuat SOP di setiap ruangan Rumah Sakit 


1. Berkoordinasi dengan 
Direktur 
Rumah Sakit 
2. Membaca 
referensi 
mengenai 
berbagai 
macam SOP yang ada di rumah sakit 
3. Membuat SOP untuk setiap ruangan yang ada di rumah sakit 
berdasarkan 
referensi 
Dokumen SOP Manajemen ASN : dengan adanya SOP di setiap ruangdapat menjelaskan alur tugas,
wewenang dan tanggu
jawab dari petugas yang terkait. 
Whole of Government : Dalam pembuatan SOP i
diperlukan kerjasama yang baik dan komitmen dala
menjalankan SOP 
Pelayanan Publik: Dengan adanya SOP ini petug
kesehatan dapat memberikan pelayanan publik sesu
dengan standar. 

Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA : 


1. Akuntabilitas : Nilai yang muncul adalah kejelas
dalam alur tugas, wewenang, tanggung jawab dan nil
konsistensi yaitu semua kegiatan di RS dilaksanak
secara konsisten dari waktu ke waktu 
2. Nasionalisme : SOP disusun atau dibuat unt
memudahkan, merapihkan dan menjaga ketertib
dari setiap pekerjaan 
3. Etika Publik : SOP digunakan unt
mendokumentasikan tanggung jawab dala
pelaksanaan tugas 
4. Komitmen Mutu : SOP dijadikan dasar dala
penggunaan tenaga dan sumber daya yang efisien d

37

efektif dan sebagai parameter untuk menilai mu


pelayanan 
5. Anti Korupsi : dengan adanya SOP maka petug
kesehatan dapat bertanggung jawab dan disipl
dalam bekerja 

1 2 3 4 5 
7. Membuat klinik konsultasi KB 
1. Berkoordinasi dengan 
Direktur 
Rumah Sakit 
2. Membuat 
media yang dipakai untuk konsultasi kb 
3. Membuat klinik konsultasi kb 
Teraktualisasinya Tersedianya klinik konsultasi kb (foto) 
Manajemen ASN : - 
Whole of Government : Dalam pembuatan formuasuhan kebidanan dan partograf ini diperlukan
kerjasayang baik 
Pelayanan Publik: Pelaksanaan kegiatan berkaitdengan pelayanan publik, dengan adanya klinik
konsultKB ini pasien akan mendapatkan pelayanan publik dengbaik. 

Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA : 


1. Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang muncul adalkejelasan, pembuatan klinik konsultasi KB
digunakagar klien mendapatkan informasi yang jelas mengenKB. 
2. Nasionalisme : Nilai Nasionalisme yang muncul adaltolong menolong, dengan adanya klinik
konsultasi ini petugas kesehatan dapan menolong klien untmemberikan informasi tentang KB 
3. Etika Publik : dengan adanya klinik konsultasi Kmaka akan terlihat kalau Rumah Sakit
mempunyintegritas yang tinggi 
4. Komitmen Mutu : Klinik konsultasi KB menjadikpelayanan pada akseptor KB lebih efektif dan
sebagupaya Rumah Sakit untuk menjaga mutu. 
5. Anti Korupsi : Nilai yang muncul pada kegiatan iadalah tanggung jawab, petugas kesehatan
yabertugas di klinik konsultasi KB mempunyai tanggujawab untuk melayani akseptor KB 

G. Jadwal Kegiatan 
Tabel 5. Jadwal Kegiatan 

o Kegiatan 

Melakukan optimalisasi pengadaan tempat sampah infeksius, non infeksius dan benda tajam 

38

April 

Minggu ke
123

Membuat wastafel sederhana di

ruang poli kebidanan Membuat

dan merapikan kartu rekam

medis Membuat kartu antrian

pasien 

Membuat denah ruangan dan

nama-nama ruangan

Membuat SOP di setiap

ruangan Rumah Sakit

Membuat klinik konsultasi KB 


39
H. Kendala dan Antisipasi 
Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi di
tempat kerja, mungkin akan menemui kendala. Berikut
adalah tabel penjelasan tentang rencana antisipasi
kendala yang mungkin terjadi. 

Tabel 6. Antisipasi Kendala dan Antisipasi 


o.  Kendala yang mungkin terjadi  Antisipasi

al kegiatan yang berubah, sehingga ra menyesuaikan dan mencari tanggal


mengakibatkan berubahnya jadwal pengganti sesuai kesepakatan, sehingga
aktualisasi kegiatan dapat tetap dilaksanakan

kegiatan aktualisasi yang sudah ganti jadwal kegiatan pada hari yang tidak
direncanakan, ada tugas ada jadwal rancangan aktualisasi
mendadak dari Direktur Rumah
Sakit

40
DAFTAR PUSTAKA 

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Aktualisasi: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III,Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. 

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III,Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. 

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Etika Publik: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III,Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. 

Lembaga Administrasi Negara.2014. Komitmen Mutu: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III,Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. 
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III,Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. 

41

Anda mungkin juga menyukai