Anda di halaman 1dari 34

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN IGD

BERDASARKAN SISTEM TRIASE KEGAWATDARURATAN


DI RSUD ADE MUHAMMAD DJOEN KABUPATEN SINTANG

Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan IX
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019
Di Kabupaten Sintang

Disusun Oleh :

Nama :dr. Andari Putri Wardhani


NIP :199305172019032001
Jabatan :Dokter Ahli Pertama
Instansi :Pemerintah Kabupaten
Sintang
Unit Kerja : RSUD Ade Muhammad
Djoen Sintang

BKPSDM KABUPATEN SINTANG


BEKERJASAMA DENGAN
BPSDM PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN IGD


BERDASARKAN SISTEM TRIASE KEGAWATDARURATAN
DI RSUD ADE MUHAMMAD DJOEN KABUPATEN SINTANG

Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil


Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan IX
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019
Di Kabupaten Sintang

Disusun Oleh :

Nama : dr. Andari Putri Wardhani


NIP : 199305172019032001
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Instansi : Pemerintah Kabupaten
Sintang
Unit Kerja : RSUD Ade Muhammad Djoen
Sintang

Telah disetujui untuk diseminarkan pada tanggal 29 Maret 2019

Sintang, 28 Maret 2019


Mentor Coach

dr. Hisar Hutauruk Drs. H.M. Sutiman BS, M.Si


NIP. 19690712 200212 1 004 NIP. 19550309 197512 1 006
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. i
BERITA ACARA..................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….............. v
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………............. 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
1.2. Fokus Pembahasan…………………………………………………. 3
1.3. Tujuan Aktualisasi........................................................................ 3
1.3. Manfaat Aktualisasi…………………................................. 3
BAB II NILAI-NILAI DASAR SERTA PERAN DAN KEDUDUKAN ASN......... 5
2.1. Nilai-nilai ANEKA...……............................................................... 5
2.2. Kedudukan dan Peran ASN……………………… ....................... 11
BAB III GAMBARAN UMUM RSUD ADE MUHAMMAD DJOEN……………... 14
3.1. Keadaan Organisasi…….…………………………………............. 14
3.2. Visi dan Misi………..……………...……......................................... 15
3.3. Tugas dan Fungsi… ………….…………………………………...... 15
3.4. Struktur Organisasi……………………. ……………………..……. 17
3.5. Uraian Tugas Dokter……………………………………………….. 18
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI………………...................................... 19
4.1. Identifikasi Isu dan Gagasan Pemecahan………………………. 19
4.2. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan…………………………… 20
4.3. Jadwal Implementasi.....……………………….............................. 27
BAB V. PENUTUP………………………………………………………………….. 29
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 31

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (selanjutnya disingkat ASN) adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja pada
instalansi pemerintah. Juga dapat diartikan sebagai pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan
atau diserahi tugas lainnya. ASN merupakan salah satu piranti utama dalam
mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuang pada alinea 2 dan 4 pembukaan
Undang Undang Dasar 1945 yaitu Negara yang merdeka, berdaulat adil dan
makmur, melalui cara memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Untuk dapat
mewujudkan tujuan nya maka ASN harus melaksanakan fungsinya sebagai
pelayan publik, pemersatu bangsa dan pelaksana kebijakan publik di berbagasi
aspek kehidupan. Pelayanan terbaik adalah salah satu hak dasar warga Negara
yang harus terpenuhi oleh pemerintah. Dalam konteks inilah peran ASN menjadi
sangat relevan dan penting, karena ASN merupakan penyelengara
pemerintahan, yang secara otomatis menjadi penyelenggara pelayanan publik.
Muara akhir dari kegiatan pelayanan adalah kesejahteraan. Dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan, roda organisasi kementerian negara dan
perangkat daerah dijalankan oleh pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN). Pasal 1
ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
menerangkan bahwa:
“Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut ASN
adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang diangkat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan”

ASN sebagai salah satu komponen dalam struktur organisasi unsur


penyelenggara urusan pemerintahan dalam negeri harus senantiasa menyadari
kedudukan dan perannya, yakni sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa. Oleh sebab itu, maka seorang ASN

1|Page
dituntut untuk memiliki tiga (3) kompetensi sebagaimana yang disebutkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil. Tiga (3) kompetensi tersebut adalah Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural. Langkah awal untuk
memiliki ketiga kompetensi tersebut yaitu melalui pendidikan dan pelatihan
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang
bagi calon PNS pada masa percobaan sebelum diangkat menjadi PNS.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI) membentuk
pedoman penyelenggaraan pelatihan yang tertuang dalam Peraturan LAN-RI
Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar
Calon PNS Golongan III dan Peraturan LAN-RI Nomor 26 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan I dan II.
Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di lokasi
pelatihan dan di lokasi orientasi calon PNS, yang memungkinkan peserta untuk
menginternalisasikan, mengaktualisasikan, dan membuatnya menjadi kebiasaan
sehingga menjadikannya sebagai pribadi yang professional.
Penulis sebagai salah satu peserta Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan
III di Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia di Kabupaten
Sintang telah mengikuti pelatihan selama kurang lebih satu bulan. Selama
mengikuti pelatihan penulis mendapatkan pembelajaran terstruktur dan
terintegrasi berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan oleh LAN-RI mengenai
Bela Negara, Nilai-Nilai Dasar PNS (yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), Pelayanan Publik, Manajemen ASN,
dan Whole of Government. Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran tersebut,
seluruh peserta Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III melakukan best
practice dengan cara menetapkan isu yang terdapat pada lokasi orientasi
lapangan Calon PNS, kemudian menentukan suatu gagasan dan menyusun
rancangan aktualisasi dengan mengacu pada materi pembelajaran yang telah
telah diterima untuk diaktualisasikan guna menangani isu yang terjadi.
Salah satu bentuk penugasan dalam Pelatihan Dasar ini adalah menyusun
laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang terdapat pada beberapa
kegiatan yang dilaksanakan di tempat kerja masing-masing (dalam hal ini tempat
kerja penulis di RSUD Ade Muhammad Djoen sebagai Dokter Ahli Pertama.

2|Page
Latar belakang penulisan rancangan aktualisasi ini agar peserta Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan IX Kabupaten Sintang
dapat memahami nilai-nilai dasar dari ANEKA dan dapat mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar tersebut sesuai dengan indikatornya, serta dapat menerapkan
nilai-nilai dasar dari ANEKA di tempat tugas masing-masing.

1.2. Fokus Pembahasan


Fokus isu yang diangkat ialah mengenai “Upaya Peningkatan Pelayanan
IGD berdasarkan Sistem TRIASE Kegawatdaruratan di RSUD Ade Muhammad
Djoen Kabupaten Sintang”. Dimana alasan mengambil isu ini ialah masih
banyaknya masyarakat yang datang ke IGD belum menyadari prioritas
pelayanan sesuai TRIASE kegawatdaruratan di IGD. Fokus dari aktualisasi ini
ialah untuk menerapkan rancangan aktualisasi yang mengandung Nilai-Nilai
Dasar PNS (yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi), Pelayanan Publik, Manajemen ASN, dan Whole of Government.

1.3. Tujuan Aktualisasi

Pelaksanaan aktualisasi bagi penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar


Calon PNS Golongan III bertujuan untuk:
1. Dapat menerapkan Nilai-Nilai Dasar PNS (yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), Pelayanan Publik,
Manajemen ASN, dan Whole of Government melalui pengalaman langsung
pada RSUD Ade Muhammad Djoen Kabupaten Sintang.
2. Dapat mengidentifikasi isu-isu yang berkembang pada IGD RSUD Ade
Muhammad Djoen Kabupaten Sintang.
3. Mampu menganalisis dampak apabila kelima nilai dasar tersebut tidak
diimplementasikan.
4. Dapat mengusulkan gagasan kreatif sebagai solusi untuk menangani isu-isu
yang berkembang melalui kegiatan-kegiatan yang memberikan kontribusi
kepada RSUD Ade Muhammad Djoen Kabupaten Sintang.

1.4. Manfaat Aktualisasi


Pegawai Negeri Sipil yang memiliki sikap dan perilaku yang professional,
beretika dan mempunyai nilai-nilai dasar ANEKA. Hal ini sejalan dengan
PERLAN No. 24 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan

3|Page
Dasar CPNS Golongan III yang bermanfaat untuk membentuk PNS profesional
yang berkarakter yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap dan perilaku
displin PNS, nilai- nilai dasar PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat. Sasaran penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS bagi CPNS
Golongan III adalah terwujudnya PNS profesional yang berkarakter sebagai
pelayan masyarakat.

4|Page
BAB II
NILAI-NILAI DASAR SERTA PERAN DAN KEDUDUKAN
APARATUR SIPIL NEGARA

2.1. Nilai-Nilai ANEKA


a) Akuntabiltas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Aspek-aspek Akuntabilitas
meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship);
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is resultsoriented);
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting);
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences);
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical
(vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban
kepada masyarakat luas.
Terdapat lima tingkatan akuntabilitas sebagai berikut:
1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok
4. Akuntabilitas Organisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder

5|Page
Gambar 4. Lima Tingkatan Akuntabilitas
Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain:
1. Kepemimpinan: pimpinan memberi contoh pada orang lain, adanya
komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
2. Transparansi: keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya
akuntabilitas.
3. Integritas: mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
4. Responsibilitas: kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada
suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya
tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
5. Keadilan: landasan utama dari akuntabilitas yang harus dipelihara dan
dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja tidak optimal.
6. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
7. Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang
yang dimiliki.
8. Kejelasan: mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan
kinerja.
9. Konsistensi: menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.

b) Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai

6|Page
yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki
oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi
sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Ada
lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai negara sekuler yang
membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru mendorong nilai-nilai
ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai
ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang
positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif),
membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan.
2) Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan
hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”.
3) Sila ketiga : Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman dan
terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi
karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat
sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan
persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah
geopolitik nyata. Tujuan nasionalisme yang mau didasari dari semangat
gotong royong yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti kemajemukan
dan keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai

7|Page
kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandang sebagai hal negatif dan
menjadi ancaman yang bisa saling menegasikan.
4) Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama,
badan permusyawaratan / perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan
asprasi beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi kedua,
semangat permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan
negara untuk satu golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan
landasan kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa
mencapai kesepakatan yang membawa kebaikan bagi semua pihak.
5) Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa menyatakan
bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan
menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga merupakan perwujudan
imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945. Peran negara dalam
mewujudkan rasa keadilan sosial, antara lain : (a) perwujudan relasi yang
adil di semua tingkat sistem kemasyarakatan; (b) pengembangan struktur
yang menyediakan kesetaraan kesempatan; (c) proses fasilitasi akses atas
informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan; dan (d) dukungan atas
partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang.

c) Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/ norma yang menentukan
baik/buruk, benar/ salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada
tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknik dan leadership, namun juga kompetensi etika. Tanpa kompetensi etika,
pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan diskriminatif, terutama pada

8|Page
masyarakat kalangan bawah. Etika publik merupakan refleksi kritis yang
mengarahkan bagaimana nilai-nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll)
dipraktikan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat atau kebaikan orang lain.

d) Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang
apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Indikator komitmen mutu antara lain:
1) Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan
arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
2) Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
pemborosan sumber daya dan hemat waktu
3) Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.

e) Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin "corruption" (Fockema Andrea: 1951) atau
"corruptus" (Webster Student Dictionary: 1960). Selanjutnya dikatakan bahwa
"corruption" berasal dari kata "corrumpere", suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari
bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah "coruption, corrupt" (Inggris),
"corruption" (Perancis) dan "corruptive/korruptie" (Belanda). Korupsi secara harfiah
adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas
pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan
integritas dengan baik. Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai- nilai
dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikansi yang tinggi bagi kita. Nilai-
nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah terjadinya korupsi dan mendukung
prinsip-prinsip anti korupsi yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran,

9|Page
kebijakan dan kontrol kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan baik serta,
untuk mencegah faktor eksternal penyebab korupsi.
Berikut ini adalah tabel dari indikator-indikator yang terdapat dalam nilai nilai
dasar Pegawa Negeri Sipil (ANEKA):
Tabel 1. Indikator Nilai-nilai ANEKA
NO. NILAI DASAR INDIKATOR
1. AKUNTABILITAS Tanggungjawab
Jujur
Kejelasan Target
Netral
Mendahulukan kepentingan publik
Adil
Transparan
Konsisten
Partisipatif
2 NASIONALISME Religius (patuh ajaran agama)
Hormat menghormati
Kerjasama
Tidak memaksakan kehendak
Jujur
Amanah (dapat dipercaya)
Adil
Persamaan derajat
Tidak diskriminatif
Mencintai sesama manusia
Tenggang Rasa
Membela kebenaran
Persatuan
Rela berkorban
Cinta tanah air
Memelihara ketertiban
Disiplin
Musyawarah
Kekeluargaan
Menghormati keputusan
Tanggung jawab
Kepentingan bersama
Gotong royong
Sosial
Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya
Hidup sederhana
Kerja keras
Menghargai karya orang lain
3. ETIKA PUBLIK Jujur
Bertanggung jawab
Integritas tinggi
Cermat
Disiplin
Hormat
Sopan
Taat pada peraturan perundang-undangan

10 | P a g e
Taat perintah
Menjaga rahasia
4. KOMITMEN MUTU Efektivitas
Efisiensi
Inovasi
Berorientasi mutu
5. ANTI KORUPSI Jujur
Disiplin
Tanggung jawab
Kerja keras
Sederhana
Mandiri
Adil
Berani
Peduli
Tabel 1. Indikator Nilai-nilai ANEKA

2.2. Peran dan Kedudukan Aparatur Sipil Negara


a) Manajemen ASN
Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi tantangan-
tantangan perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme, kemampuan menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat,
kemampuan menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945. Untuk menjalankan
kedudukannya berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang No. 5 tahun 2014, pegawai
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa. Tugas Pegawai ASN menurut Undang-Undang No. 5 Tahun
2014 Pasal 11 mengatakan bahwa tugas dari ASN adalah melaksanakan kebijakan
publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional
dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Peran ASN
terdapat dalam pasal 12 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, yaitu sebagai
perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme.
Dari pernyataan diatas jelaslah bahwa ASN dibentuk untuk profesional
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (Fatimah & Irawati, 2015).
Asas penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN, yaitu:

11 | P a g e
1. Asas kepastian hukum
2. Profesionalitas
3. Proporsionalitas
4. Keterpaduan
5. Delegasi
6. Netralitas
7. Akuntabilitas
8. Efektif dan efisien
9. Keterbukaan
10. Non diskriminatif
11. Persatuan dan kesatuan
12. Keadilan dan kesetaraan
13. Kesejahteraan

b) Pelayanan Publik
Menurut Dwiyanto (2010 : 21) dalam Modul Pelayanan Publik, mengatakan
bahwa pelayanan publik adalah semua jenis pelayanan untuk menyediakan
barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu
merupakan jenis barang atau jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan sangat
diperlukan masyarakat serta penyediaanya terkait dengan upaya mewujudkan
tujuan bersama yang tercantum dalam konstitusi maupun dokumen perencanaan
pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga,
mencapai tujuan strategis pemerintah dan memenuhi komitmen dunia internasional.
Paradigma administrasi publik sebagai bagian dari teori manajemen
pelayanan publik:
 Old Public Administration (OPA) (Wilson, 1887-1937) melihat pelayanan
publik merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah saja,
negara sebagai satusatunya lembaga yang dianggap mampu menyelesaikan
masalah dlm masyarakat.
 New Public Management (NPM) (Osborn, 1992-2000)melihat kekurangan
dari OPA yang hanya dikuasai pemerintah, maka NPM memunculkan peran
swasta dalam pemberian pelayanan publik, sayangnya NPM terlalu
berorientasi pada keuntungan.
 New Public Service (NPS) (Denhardt, 2003) melihat kekurangan dari OPA
dan NPM, maka NPS melibatkan partisipasi masyarakat sebagai pemberi
mandat pada pemerintah, maka masyarakat memiliki peran aktif dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan

Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama,


adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima

12 | P a g e
layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan,
dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima
layanan/pelanggan.

c) Whole of Government
Definisi Whole of Government (WoG) menurut United States Institute of
Peace (USIP) adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan upaya kolaboratif
dari instansi pemerintah untuk menjadi kesatuan menuju tujuan bersama, juga
dikenal dengan kolaborasi, kerjasama antar instansi, actor pelayanan dalam
menyelesaikan suatu masalah pelayanan. Dengan kata lain, WoG menekankan
pelayanan yang berintegrasi sehingga prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan
dalam melayani permintaan masyarakat dapat selesai dengan waktu yang singkat.
Kemunculan WoG didorong oleh sejumlah faktor-faktor pendorong internal
maupun eksternal. Guncangan globalisasi yang menghadirkan berbagai kontradiksi
(paradoks) di berbagai sektor kehidupan seperti korupsi, kemiskinan, dominasi
pasar bebas di sektor ekonomi dan lain-lain yang sulit diatasi dengan cara dan
pendekatan biasa (in the box) membuat WoG menjadi keniscayaan yang tidak
terhindarkan. Salah satu bentuk penerapan WoG di sektor pelayanan publik adalah
e-government. E-government adalah salah satu faktor pendorong strategis
(strategic enabler) yang memungkinkan WoG dapat dilaksanakan, karena peran
dan fungsi e-government adalah menciptakan jejaring kerja (network) kolaboratif
sehingga fungsi integrasi intra dan inter agensi/instansi dapat dilaksanakan.
Keberadaan jejaring kerja yang ditopang oleh e-government berpotensi menjadi
tuas pengungkit (leverage) bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, sosial
dan lingkungan, termasuk di dalamnya pelayanan publik. Berdasarkan hal itu, maka
e-government harus dilaksanakan di berbagai level pelayanan publik.

13 | P a g e
BAB III
GAMBARAN UMUM
RSUD ADE MUHAMMAD DJOEN

3.1. Keadaan Organisasi


RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang merupakan Rumah Sakit satu-
satunya milik Pemerintah Kabupaten Sintang di Lingkungan Kabupaten Sintang.
Rumah Sakit ini terletak di Jalan Pattimura Kelurahan Tanjung Puri, berdekatan
dengan Gedung Bupati dan Pasar Inpres Sintang, serta dapat diakses melalui
jalur darat dan jalur sungai Kapuas, berdiri diatas lahan seluas 8.500 m2 dengan
keseluruhan luas bangunan 7.593 m2. Sejak Oktober 2018 pelayanan rawat jalan
sudah berpindah ke gedung RSUD yang baru beralamat di Jl. J.C Oevang Oeray
Dusun Sei. Ana dengan luas area 35h yang nantinyaantinya akan dijadikan
Rumah Sakit rujukan regional.
Rumah Sakit Umum Daerah Ade Muhammad Djoen beroperasi
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sintang Nomor 1254 Tahun 2010 tanggal
30 Juli tentang izin penyelenggaraan Rumah Sakit dengan nama RSUD Ade
Muhammad Djoen Sintang Provinsi Kalimantan Barat dan Peraturan Daeah
Kabupaten Sintang Nomor 2 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah
pemerintah Kabupaten Sintang yang dijabarkan dalam Peraturan Bupati Sintang
Nomor 53 tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ade
Muhammad Djoen Sintang. Sifat bisnisnya adalah sosio-ekonomi atau non-profit
dan lebih menekankan pada pelayanan sosial kepada masyarakat tidak mampu.
RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang dinyatakan telah terakreditasi sejak
27 oktober 2017 dalam 5 pelayanan/standar versi KARS tahun 2007, yaitu:
 POKJA Sasaran Keselamatan Pasien
 POKJA Hak Pasien dan Keluarga
 POKJA Millenium Development Goals
 POKJA Assesment Pasien
 POKJA Manajemen Penanganan Obat
 POKJA Tata Kelola Pimpinan
 POKJA Manajemen dan Fasilitas Keselamatan Pasien

14 | P a g e
3.2. Visi dan Misi
Visi Pemerintah Kabupaten Sintang oleh Kepala Daerah terpilih 2016-
2021, ialah “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sintang Yang Cerdas, Sehat,
Maju, Religius Dan Sejahtera, Yang Didukung Penerapan Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih Pada Tahun 2021”.
Selanjutnya, misi dari Kepala Daerah terpilih Kabupaten Sintang
201602021 ialah:
1) Melaksanakan pembangunan pendidikan berkualitas yang berakar pada
budaya lokal.
2) Melaksanakan pembangunan kesehatan yang menyeluruh, adil dan
terjangkau bagi masyarakat.
3) Mengoptimalkan penyediaan infrastruktur dasar guna pengembangan potensi
ekonomi dan sumber daya daerah.
4) Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pedesaan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
5) Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengalaman agama dalam
kehidupan social.
6) Menata dan mengembangkan manajemen pemerintah daerah yang sesuai
dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
7) Menata dan mengembangkan manajemen pemerintah daerah yang sesuai
dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

3.3. Tugas dan Fungsi RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang


Berdasarkan Peraturan Bupati Sintang Nomor 53 tahun 2008 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Ade Muhammad
Djoen Sintang pasal 5 mengenai tugas pokok dan fungsi, RSUD Ade Muhammad
Djoen Sintang mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan,
pemulihan yang dilaksanakn secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan
pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan serta melaksanakan pelayanan
yang bermutu sesuai Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku.

15 | P a g e
Berdasarkan pasal 6 disebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rumah Sakit Umum Daerah Ade
Muhammad Djoen Sintang mempunyai fungsi:
a) Penyusunan rencana dan program di bidang pelayanan kesehatan
perorangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
b) Penyusunan dan pelaksanaan rencana strategis dan rencana kerja
tahunan di bidang pelayanan kesehatan perorangan
c) Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pelayanan
kesehatan perorangan
d) Penyusunan penetapan kinerja di bidang pelayanan kesehatan
perorangan
e) Penyelenggaraan pelayanan medis
f) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis
g) Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan
h) Penyelenggaraan pelayanan rujukan
i) Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan
j) Penyelenggaraan pelaksanaan penelitian dan pengembangan
k) Penyusunan analisa jabatan
l) Penyusunan pengawasan melekat
m) Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program,
ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah tangga,
perlengkapan, hokum, humas, dan arsip
n) Evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi
o) Penusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dibidang
pelayanan kesehatan perorangan
p) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan
fungsinya

16 | P a g e
3.4. Struktur Organisasi

DIREKTUR DEWAN PENGAWAS

SATUAN PENGAWAS
INTERNAL

BAGIAN
KESEKRETARIATAN

SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN
UMUM DAN
PERLENGAKAPAN

SUB BAGIAN
HUKUM, PUBLIKASI,
PROMOSI DAN INFORMASI

BIDANG BIDANG BIDANG


PELAYANAN DAN KEUANGAN, AKUNTANSI, PERENCANAAN PROGRAM,
PENUNJANG DAN VERIFIKASI REKAM MEDIK

SEKSI
SEKSI SEKSI
PERENCANAAN PROGRAM
PELAYANAN MEDIK MOBILISASI DANA DAN DAN LITBANG
ANGGARAN

SEKSI SEKSI
PELAYANAN PENUNJANG SEKSI REKAM MEDIK, PELAPORAN,
AKUNTANSI, VERIFIKASI DAN SISTEM INFORMASI
PERBENDAHARAAN MANAJEMEN

SEKSI
PELAYANAN KEPERAWATAN

Bagan 1. Struktur Organisasi RSUD Ade M. Djoen Sintang


3.5. Uraian Tugas Dokter
Sesuai Permenkes Nomor 73 tahun 2013, uraian tugas Dokter Umum ialah
sebagai berikut:

17 | P a g e
1) Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
2) Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
3) Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
4) Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA
5) Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman
kerja untuk menyusun catatan medis pasien
6) Menyusun draft visum et repertum
7) Melaksanakan tugas jaga
8) Menyusun Draft laporan pelaksanaan tugas
9) Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
10) Menyusun laporan lain-lain

18 | P a g e
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

4.1. Identifikasi Isu dan Gagasan Pemecahan


Isu-isu aktual yang dapat ditemukan di IGD RSUD Ade Muhammad Djoen:
1. Belum optimalnya penerapan sistem TRIASE kegawatdaruratan
2. Kurangnya pengetahuan keluarga pasien tentang higienitas
3. Belum optimalnya penerapan sistem rujukan
Dalam upaya menyikapi isu-isu aktual serta tantangan perubahan dan
perkembangan yang terjadi berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta uraian tugas
dokter ahli pertama di RSUD Ade Muhammad Djoen, perlu ditentukan prioritas yang
akan ditangani. Penentuan isu aktual prioritas dilakukan dengan menggunakan skala
dengan rentang angka dari 1 - 5 yang menyatakan bahwa isu tersebut : “(1) Tidak
Penting”, “(2) Kurang Penting”, “(3) Cukup Penting”, “(4) Penting” dan “(5) Sangat
Penting”. Skala penilaian ini berpedoman pada 4 (empat) kriteria isu yaitu isu yang
bersifat Aktual, Problematik, Khalayak dan Layak atau biasa di singkat APKL. Adapun
penentuan isu aktualnya sebagai berikut :

Tabel 2 : Isu Aktual di IGD RSUD Ade Muhammad Djoen

KRITERIA 
NO ISU AKTUAL RANK
A P K L
Belum optimalnya penerapan sistem TRIASE
1 5 4 4 4 17 I
kegawatdaruratan
Kurangnya pengetahuan keluarga pasien
2 4 4 4 4 16 II
tentang higienitas
3 Belum optimalnya penerapan sistem rujukan 3 4 4 4 15 III

Berdasarkan tabel di atas, maka isu aktual yang menjadi prioritas adalah
“Belum optimalnya penerapan sistem TRIASE kegawatdaruratan”. Dasar
pertimbangannya adalah masih banyaknya masyarakat yang datang ke IGD belum
menyadari prioritas pelayanan sesuai TRIASE kegawatdaruratan di IGD. Berdasarkan
uraian tersebut, maka gagasan penyelesaian isu yang diajukan adalah “Upaya

19 | P a g e
Peningkatan Pelayanan IGD berdasarkan Sistem TRIASE Kegawatdaruratan di
RSUD Ade Muhammad Djoen Kabupaten Sintang”.

4.2. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS, kedudukan dan peran PNS dalam
NKRI terkait dengan kegiatan yang dilakukan di unit kerja tertera pada tabel di bawah
ini:

20 | P a g e
Unit Kerja : RSUD Ade Muhammad Djoen

Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya penerapan sistem TRIASE kegawatdaruratan


5. Kurangnya pengetahuan keluarga pasien tentang higienitas
6. Belum optimalnya penerapan sistem rujukan
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya penerapan sistem TRIASE kegawatdaruratan. Dasar pertimbangannya adalah masih
banyaknya masyarakat yang datang ke IGD belum menyadari prioritas pelayanan sesuai TRIASE
kegawatdaruratan di IGD.
Gagasan Pemecahan Isu : Upaya Peningkatan Pelayanan IGD berdasarkan Sistem TRIASE Kegawatdaruratan di RSUD Ade
Muhammad Djoen Kabupaten Sintang

Manfaat bagi Stakeholder,


Kegiatan / Tahapan Output/ Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai-Nilai
No Kontribusi Terhadap Visi,
Kegiatan Hasil Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Misi dan Tujuan Organisasi
1 2 3 4 5 6

1. Persiapan awal TRIASE: Tersedianya data Saya akan memberi Manfaat bagi Stakeholder 1. Dengan menerapkan nilai
1. Mengumpulkan data dan sarana yang informasi mengenai rencana 1. Manfaat bagi profesi dokter : akuntabilitas maka indikator
petugas paramedis dibutuhkan. saya kepada paramedis di Mengasah keterampilan kejelasan target,
(perawat) di IGD yang IGD dengan sopan. dokter dan perawat sebagai bertanggung jawab, jujur,
telah mengikuti (Etika Publik : Sopan) sebuah tim dalam netral, dan adil RSUD Ade
pelatihan panduan meningkatkan Muhammad Djoen dapat
TRIASE di Rumah Saya akan mengumpulkan profesionalisme pelayanan. ditingkatkan.
Sakit. data perawat yang telah 2. Manfaat bagi Rumah Sakit : 2. Dengan menerapkan nilai
mengikuti pelatihan TRIASE. Rumah Sakit khususnya IGD nasionalisme maka indikator

21 | P a g e
2. Melakukan koordinasi (Akuntabilitas : Kejelasan menjadi tempat pelayanan kerjasama, amanah, dan
yang baik kepada tim target) kesehatan yang bermutu tidak diskriminatif RSUD
paramedis tersebut. yang sesuai standar Ade Muhammad Djoen
3. Mengecek tersedianya Saya akan memberikan pelayanan rumah sakit.. dapat diperkuat.
standar sarana arahan sebagai dokter IGD 3. Manfaat bagi masyarakat : 3. Dengan menerapkan nilai
TRIASE di IGD. untuk para perawat yang Masyarakat dapat dilayani etika publik maka indikator
telah terdata mengenai dengan baik dan tepat tanggung jawab, integritas
prosedur TRIASE yang sesuai tingkat tinggi, cermat, dan sopan
sesuai standar pelayanan. kegawatdaruratan pasien. RSUD Ade Muhammad
(Nasionalisme : Kerjasama) Djoen dapat diperkuat.
Dengan menerapkan nilai-nilai 4. Dengan menerapkan nilai
Saya akan menyiapkan SOP akuntabilitas, nasionalisme, komitmen mutu maka nilai
TRIASE yang sudah ada etika publik, komitmen mutu dan efektivitas, efisiensi dan
untuk digunakan dalam anti-korupsi dapat membantu berorientasi mutu RSUD
pelaksanaan aktualisasi. mewujudkan : Ade Muhammad Djoen
(Komitmen mutu : 1. Visi Bupati Sintang yakni dapat ditingkatkan.
Efisiensi) “Terwujudnya Masyarakat 5. Dengan menerapkan nilai
Kabupaten Sintang Yang anti korupsi maka indikator
Saya akan melakukan Cerdas, Sehat, Maju, jujur, tanggung jawab, adil,
pengecekan secara cermat Religius Dan Sejahtera, dan berani RSUD Ade
sarana di IGD yang akan Yang Didukung Penerapan Muhammad Djoen dapat
digunakan sebagai standar Tata Kelola Pemerintahan diterapkan.
sarana TRIASE. Yang Baik Dan Bersih Pada
(Anti korupsi : Jujur dan Tahun 2021”.
Tanggung jawab)
2. Melakukan pemeriksaan Terlaksananya Saya akan bersikap sopan 2. Misi Bupati Sintang poin ke-
terhadap pasien yang sistem TRIASE dan ramah terhadap semua 2 yaitu melaksanakan
datang di IGD: kegawatdaruratan pasien. pembangunan kesehatan
1. Menerima dan menyapa sesuai SOP (Etika Publik : Sopan) yang menyeluruh, adil dan
pasien. (Standar terjangkau bagi masyarakat.
2. Melakukan seleksi Operasional Saya akan memilah setiap
pasien berdasarkan pasien yang datang sesuai

22 | P a g e
kegawatan dari depan Prosedur) yang tingkat kegawatan dengan
area munuju ruangan sudah ditetapkan. ketelitian dan tanggung
dengan menentukannya jawab tanpa membedakan
sesuai warna TRIASE, SARA.
yakni: (Akuntabilitas : Netral dan
- Merah: Gawat darurat adil)
- Kuning: Gawat tidak
darurat Saya akan melakukan
- Hijau: Tidak gawat tidak anamnesis secara singkat
darurat dan terarah sesuai tingkat
- Hitam: Meninggal kegawatan menurut TRIASE.
3. Anamnesa singkat dan (Nasionalisme : Tanggung
terarah. jawab dan Tidak
4. Melakukan pemeriksaan diskriminatif)
fisik berdasarkan Primary
Survey. Saya akan melakukan
5. Membuat permintaan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pemeriksaan penunjang
bila diperlukan. secara cermat dan
6. Menegakkan diagnosis professional.
pasien. (Komitmen mutu :
Efektivitas dan Berorientasi
mutu)

Setelah semua data lengkap


saya akan menetapkan
diagnosis utama dan
diagnosis banding secara
cermat dan teliti.
(Anti Korupsi: Jujur dan
Tanggung jawab)

23 | P a g e
3. Memberikan tatalaksana Terlaksananya Saya akan menuliskan hasil
sesuai hasil pemeriksaan. kesesuaian terapi anamnesis, pemeriksaan
1. Membuat catatan medik dengan hasil fisik, diagnosis, dan
pasien. pemilahan tatalaksana di rekam medis
2. Menuliskan resep untuk kegawatdaruratan pasien dengan
pengobatan yang sesuai berdasarkan mengedepankan kejujuran,
diagnosis. sistem TRIASE ketelitian, dan sistematis.
3. Melakukan tindakan secara tepat. (Etika publik : Integritas
medis yang diperlukan tinggi, cermat, dan
sesuai hasil menjaga rahasia)
pemeriksaan.
Saya akan menuliskan resep
untuk tatalaksana pasien
sesuai hasil pemeriksaan
dengan mengedepankan
profesionalisme.
(Anti Korupsi : Jujur dan
tanggung jawab)

Pada kondisi tertentu saya


akan melakukan tindakan
medis sesuai indikasi yang
diperlukan oleh pasien
secara professional.
(Akuntabilitas : Tanggung
jawab)

Saya akan berkolaborasi


dengan paramedis untuk
bersama-sama menangani
pasien hingga pasien pulang

24 | P a g e
atau diantar ke ruang rawat
inap.
(Nasionalisme : Melakukan
kerjasama)

Saya akan menjelaskan ke


pasien secara jelas tiap
tahap yang akan dilakukan
berkaitan dengan pasien.
(Komitmen Mutu :
Efektivitas)
4. Melakukan Komunikasi Terlaksananya Saya akan meminta
Informasi dan Edukasi (KIE) fungsi dokter persetujuan secara lisan dan
kepada pasien dan umum tidak hanya tertulis kepada pasien atau
keluarga pasien. sebagai therapist keluarga pasien dengan
1. Meminta informed juga sebagai sopan.
consent (persetujuan) educator di (Etika publik : Integritas
secara lisan dan tertulis layanan gawat tinggi dan sopan)
dari pasien atau keluarga darurat rumah
sebelum melakukan sakit. Saya akan memberikan
pemeriksaan maupun edukasi kepada pasien
sebelum memberikan mengenai kondisinya dengan
tatalaksana berupa suatu mengedepankan empati dan
tindakan medis. profesionalisme.
2. Memberikan edukasi (Komitmen mutu :
berkaitan hasil Efektivitas dan berorientasi
anamnesis, hasil mutu)
pemeriksaan fisik
maupun penunjang. Saya akan menjelaskan
3. Memberikan penjelasan tingkat kegawatan kepada
mengenai tingkat pasien sesuai pemeriksaan.
kegawatdaruratan

25 | P a g e
berkaitan hasil diagnosis (Akuntabilitas : Tanggung
pasien. jawab dan transparan)

Saya akan memberikan


edukasi mengenai
tatalaksana dan pencegahan
sesuai hasil diagnosis akhir
pasien sebelum pulang
ataupun diantar ke ruang
rawat inap.
(Nasionalisme : Tanggng
jawab dan dapat dipercaya)

Saya akan memberi edukasi


kepada pasien dan/atau
keluarga mengenai prosedur
yang benar mengenai
kegawatdaruratan di IGD.
(Anti Korupsi : Jujur dan
tanggung jawab)

26 | P a g e
4.3. Jadwal Implementasi

Jadwal dalam melakukan kegiatan-kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel


di bawah ini.

Tabel 3. Jadwal Implementasi Aktualisasi


Nama Peserta : dr. Andari Putri Wardhani
Unit Kerja : RSUD Ade Muhammad Djoen
Tempat Aktualisasi : IGD RSUD Ade Muhammad Djoen
No Kegiatan Waktu Output Bukti Fisik
1. Melakukan 1 April – 5 Tersedianya data 1. Lembar daftar nama
pendataan terhadap April 2019 daftar nama perawat perawat.
tenaga medis di IGD yang telah mengikuti
pelatihan.

2. Memastikan 1 April – 30 Tersedianya alat 1. Dokumentasi berupa


ketersediaan alat April 2019 sarana sesuai standar foto alat-alat sarana.
dan bahan sesuai prosedur TRIASE.
standar sarana
prosedur TRIASE.

3. Melakukan 1 April – 30 Terlaksananya 1. Fotokopi Informed


pemeriksaan April 2019 pemilahan pasien IGD Consent.
terhadap pasien sesuai dengan jenis 2. Dokumentasi
yang datang ke IGD kegawatdaruratan. berupa foto
dengan prosedur kegiatan.
TRIASE.

4. Memberikan terapi 1 April – 30 Terlaksananya 1. Fotokopi resep


yang sesuai dengan April 2019 pemberian terapi 2. Dokumentasi berupa
indikasi kepada sesuai dengan foto kegiatan.
setiap pasien. indikasi
kegawatdaruratan.

5. Menuliskan hasil 1 April – 30 Terdatanya rekam 1. Fotokopi Informed


pemeriksaan di April 2019 medik pasien dengan Consent.
rekam medik sesuai baik. 2. Fotokopi rekam
dengan peosedur. medik
3. Dokumentasi berupa
foto kegiatan.

27 | P a g e
6. Memberikan KIE 1 April – 30 Terlaksananya KIE 1. Dokumentasi berupa
(Komunikasi, April 2019 pasien sesuai dengan foto kegiatan.
Informasi, edukasi) hasil pemeriksaan
pada pasien melalui prosedur
mengenai diagnosis TRIASE.
dan tingkat
kegawatdaruratan.

28 | P a g e
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS ini merupakan langkah yang harus
ditempuh sebelum melakukan aktualisasi di unit kerja masing-masing. Dalam rancangan ini
diterapkan nilai dasar bagi PNS dalam melakukan tugasnya sebagai pelayan publik yang
profesional. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Kegiatan aktualisasi yang direncanakan adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pendataan terhadap tenaga medis di IGD Mengisi kantong persalinan.


2) Memastikan ketersediaan alat dan bahan sesuai standar sarana prosedur TRIASE.
3) Melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang datang ke IGD dengan prosedur
TRIASE.
4) Memberikan terapi yang sesuai dengan indikasi kepada setiap pasien.
5) Menuliskan hasil pemeriksaan di rekam medik sesuai dengan peosedur.
6) Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, edukasi) pada pasien mengenai
diagnosis dan tingkat kegawatdaruratan.

Kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan untuk dilaksanakan di IGD RSUD Ade


Muhammad Djoen Kabupaten Sintang yang dimulai pada tanggal 1 April sampai dengan 17
Mei 2019 yaitu selama 30 hari kerja mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan
pembimbingan dan arahan dari coach serta mentor dan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
dipresentasikan pada tanggal 25 Mei 2019.
Dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA terdapat perubahan sikap,
budaya dan prilaku kerja PNS ditempat tugas tepat nya di RSUD Ade Muhammad Djoen.

5.2. Saran
1) Pelatihan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS sebaiknya
memperbanyak penggunaan media yang lebih baik lagi dalam proses internalisasi
maupun implementasi di lapangan.
2) Pendidikan dan pelatihan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS perlu
dilakukan evaluasi dan upaya perbaikan terutama dalam penjadwalan kegiatan dan
keefektifan waktu belajar.

29 | P a g e
3) Proses aktualisasi di lapangan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS
sebaiknya dilakukan pengawasan yang lebih baik lagi.
4) Proses aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS sebaiknya ditambah waktu
pelaksanaanya, agar mendapatkan hasil yang lebih actual dan optimal.

30 | P a g e
Daftar Pustaka

Agus Dwiyanto. 2010. Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif, dan.


Kolaboratif. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi, (2015). Anti Korupsi: Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan I II, dan III. Jakarta: LAN.
Fatimah, E , & Irawati, E. (2015). MANAJEMEN ASN: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS Jakarta: LAN Jakarta.
Kumorotomo, W, Wirapradja, N. R. D, & Imbaruddin, A. (2015). Etika Publik: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta: LAN.
Kusumasari, Bevaola, Septiana Dwiputrianti, dan Enda Layuk Allo, (2015).
Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II .
Jakarta: LAN.
Latif, Yudi, Suryanto, Adi, & Muslim, Abdul. (2015). Nasionalisme: Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan II
Purwanto, E. A, Tyastianti, D. , Taufiq, A, & Novianto, W. (2017). PELAYANAN
PUBLIK: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Jakarta: LAN.
Suwarno, Y, & Sejati, T. A. . (2017). WHOLE OF GOVERNMENT: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
- Jakarta.
Yuniarsih, T, & Taufiq, M (2015). Komitmen Mutu: Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II. Jakarta: LAN.

31 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai