Anda di halaman 1dari 33

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


AKTUALISASI PENGGUNAAN MEMO PAD SEBAGAI MEDIA EDUKASI
PENERAPAN POLA HIDUP DAN PENGATURAN DIET PADA PASIEN
DISPEPSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PARIAMAN

DISUSUN OLEH :
dr. NOVI RISTA ANANDA
NIP 19921122 202012 2 018

COACH:
DESIRIZTA SARI STEVIANI, S.E.Ak. MS.Ak
NIP. 19841204 201101 2 002

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN XIX
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN 2021

1
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


DILINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

NAMA : dr. NOVI RISTA ANANDA


NIP : 199211222020122018
NDH : 09
JABATAN : DOKTER UMUM AHLI PERTAMA
INSTANSI : RSUD PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

“AKTUALISASI PENGGUNAAN MEMO PAD SEBAGAI MEDIA EDUKASI


PENERAPAN POLA HIDUP DAN PENGATURAN DIET PADA PASIEN
DISPEPSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PARIAMAN”

Disetujui untuk disampaikan pada Evaluasi Rancangan Aktualisasi


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan XIX
dilaksanakan pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera
Barat

Padang, 22 April 2021


Diajukan Oleh,
Peserta

dr. NOVI RISTA ANANDA


NIP. 19921122 202012 2 018

Menyetujui,
Coach Mentor

DESIRIZTA SARI S,S.E.Ak.MS.Ak Ns. RAHMAWATI, S.Kep


NIP. 19841204 201101 2 002 NIP. 19690518 198903 2 002

i
BERITA ACARA

SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XIX
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Pada hari ini kamis tanggal dua puluh dua bulan april tahun dua ribu dua puluh satu
jam 10.15 WIB bertempat di BPSDM Provinsi Sumatera Barat telah diseminarkan
Rancangan Aktualisasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XIX
Tahun 2021.

JUDUL : AKTUALISASI PENGGUNAAN MEMO PAD


SEBAGAI MEDIA EDUKASI PENERAPAN POLA
HIDUP DAN PENGATURAN DIET PADA PASIEN
DISPEPSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD
PARIAMAN
DISUSUN OLEH : dr. NOVI RISTA ANANDA
NIP : 199211222020122018
NDH : 09
JABATAN : DOKTER AHLI PERTAMA
INSTANSI : RSUD PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Disetujui, Diajukan oleh,


Coach Peserta

DESIRIZTA SARI S, S.E.Ak.MS.Ak dr. NOVI RISTA ANANDA


NIP. 19841204 201101 2 002 NIP. 19921122 202012 2 018
Diketahui,
Narasumber/Penguji Mentor

DEWI RIA, S.Sos, M.M Ns. RAHMAWATI, S.Kep


NIP 19681115 198902 2 001 NIP. 19690518 198903 2 002
DAFTAR ISI

ii
LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI.….……….... i
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI……...…… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...... iii
DAFTAR TABEL ………………………………….…………….………… iv
DAFTAR SKEMA/GAMBAR…………….…………….…………….…… v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………... 1
B. Identifikasi Isu…………………….……………………………...... 3
C. Perumusan dan Penetapan Isu….…………………………………... 3
BAB II. DESKRIPSI LOKUS
A. Deskripsi Umum……...……………………………………….…... 5
1. Gambaran Umum Instansi……………………………………. 5
2. Struktur Organisasi ..…………………………………………. 9
B. Deskripsi Khusus………………………………………….………. 10
1. Program dan Kegiatan Saat Ini……………………………….. 10
2. Role Model…………………………………………………… 11
BAB III. RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN
OUTPUT YANG DIHARAPKAN………………………………… 12
A. Rancangan Aktualisasi……………………………….………. 12
B. Jadwal Rencana Aktualisasi ………………………………… 25
1.
2.
3.
4.
5.

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Alat Analisis USG ……………………………………………...... 4

Tabel 3.1. Rancangan Kegiatan …………………………………………..... 13


Tabel 3.2. Jadwal Rencana Aktualisasi………………………...................... 25

iv
DAFTAR SKEMA/GAMBAR

Gambar 2.1. RSUD Pariaman Provinsi Sumatera Barat………………………….. 6


Gambar 2.2. Peta Administratif Kota Pariaman Prov Sumatera Barat………....... 8
Gambar 2.3. Struktur Organisasi RSUD Pariaman ………………………...…...... 9
Gambar 2.4. Role Model dr. Lie Dharmawan …….….…………………..…… 11

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur sipil negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3)
dan ayat (4) tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah
untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Merujuk Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS. PNS wajib menjalani
masa percobaan melalui proses diklat terintegrasi, masa percobaan dilaksanakan
selama 1 tahun dan tujuannya yaitu untuk membangun integritas, moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadiaan unggul
dan bertanggung jawab serta memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang.
(Heriyanto, 2019)
Tujuan nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia salah satunya adalah mewujudkan derajat kesehatan
setinggi-tingginya. Tujuan nasional tersebut diharapkan dapat dicapai dengan
keterlibatan ASN yang bekerja di ranah kesehatan. Peran ASN di bidang kesehatan
adalah melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan professional di semua
sektor pelayanan kesehatan, salah satunya Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan di
rumah sakit meliputi pelayanan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu unit terpenting di
rumah sakit adalah Instalasi Gawat Darurat sebagai tempat masuk pertama kali pasien
untuk selanjutnya dilakukan penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke
rumah sakit)/lanjutan (bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan lain)
sesuai dengan tingkat kegawatannya. (Pelayanan Kegawatdaruratan, 2018)
IGD RSUD Pariaman secara umum melakukan tiga kegiatan. Pertama,
menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan yang bertujuan menangani kondisi
akut atau menyelamatkan nyawa dan/atau kecacatan pasien. Kedua, menerima pasien
rujukan yang memerlukan penanganan lanjutan/defenitif dari fasilitas pelayanan

1
kesehatan lainnya. Ketiga, merujuk kasus-kasus gawat darurat apabila rumah sakit
tersebut tidak mampu melakukan layanan lanjutan. (Rialdi, 2019)
Dispepsia berasal dari bahasa yunani „Dys” artinya buruk dan „Pepsis’ yang
artinya pencernaan. Dispepsia merupakan gambaran dari gejala-gejala atau rasa tidak
nyaman di regio epigastrium, di antara pusar, perut atas dan sisi-sisinya. British
Society of Gastroenterology (BSG) menyatakan bahwa dispepsia merupakan
kumpulan gejala yang mengarah pada gangguan saluran pencernaan atas dengan
gejala berupa nyeri epigastrium dan rasa terbakar (60-70%), perut terasa penuh setelah
makan (80%), mudah merasa kekenyangan (60-70%), distensi dari bagian epigastrium
(80%), mual, dan muntah (60 dan 40%), serta sendawa yang sifatnya berulang atau
kronik. (Salsabila, 2020)
Klasifikasi dispepsia dibagi menjadi dua, yaitu struktural (organik) dan
fungsional (non- organik). Pada dispepsia organik telah diketahui adanya kelainan
organik sebagai penyebabnya. Sindrom dispepsia organik terdapat kelainan yang
nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (ulkus peptikum), gastritis, stomach
cancer, gastro esophageal reflux disease (GERD), hiperasiditas. Dispepsia non-
organik (fungsional) tidak ditemukan abnormalitas atau kelainan pada pemeriksaan
fisik dan endoskopi, serta ditandai dengan nyeri atau tidak nyaman perut bagian atas
yang kronis atau berulang. Faktor risiko epidemiologi yang relevan terhadap
dispepsia fungsional terdiri atas beberapa hal, yaitu usia, jenis kelamin, merokok,
alkohol, konsumsi obat anti inflamasi non steroid (OAINS/NSAID), infeksi
Helicobacter pylori, dan faktor diet atau pola makan, serta faktor psikologis.
(Salsabila, 2020)
Sebagian besar pasien dispepsia yang datang ke Instalasi Gawat Darurat
mengeluhkan adanya nyeri atau rasa terbakar di ulu hati dan sekitar perut bagian atas.
Pada beberapa kasus disertai dengan mual, muntah, dan lemas. Penanganan awal
yang dapat dilakukan di IGD Rumah Sakit adalah dengan pemberian obat-obatan
yang dapat membantu menurunkan tingkat asiditas lambung. Namun banyak pasien
yang belum mengetahui bahwa pemberian obat tanpa disertai perubahan pola hidup
dan perbaikan diet tidak akan memberikan output maksimal untuk kesembuhan

2
pasien. Dengan alasan tersebut di atas maka penulis menyusun Rancangan
Aktualisasi ini dengan judul “Aktualisasi penggunaan memo pad sebagai media
edukasi penerapan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien
Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman.” Judul ini berkaitan
dengan materi agenda tiga mengenai Pelayanan Publik, dimana ASN yang baik
memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui media
edukatif.

B. Identifikasi Isu
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka isu-isu yang penulis temukan di
Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya penerapan pola hidup dan
menentukan diet yang sesuai pada pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Pariaman.
Hal ini didasari dari masih banyaknya pasien yang belum mengetahui
bagaimana menu makanan yang sehat dan sesuai untuk pasien Dispepsia
2. Kurangnya kedisiplinan pasien dalam mematuhi pola hidup dan pengaturan diet
pada pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman.
Penerapan pola hidup dan diet pada sebagian pasien masih didasari oleh
pengaruh kebudayaan masyarakat yang menyukai menu makanan pedas dan
asam dibandingkan menu makanan sehat
3. Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien Dispepsia
di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman.
Hal ini berakibat pada tingginya angka kekambuhan pasien Dispepsia yang
kembali mengunjungi IGD dengan gejala yang sama, bahkan dalam beberapa
kasus mengarah kepada komplikasi yang lebih serius dan mengancam nyawa.

C. Perumusan dan Penetapan Isu


Berdasarkan identifikasi isu-isu yang telah dilakukan, maka dilakukan penetapan
isu dengan menggunakan teori Urgency, Seriousness dan Growth (USG).

3
1. Urgency, dilihat dari seberapa mendesaknya suatu masalah harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti.
2. Seriousness, dilihat dari seberapa seriusnya masalah harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth, dilihat dari seberapa cepat pertumbuhan masalah tersebut jika tidak
ditangani dengan segera.
Tingkat urgency, seriousness dan growth ini kemudian diukur menggunakan
Skala Likert yang terdiri dari rentang nilai 1-5 dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Sangat kecil
2 = Kecil
3 = Sedang
4 = Besar
5 = Sangat besar
Adapun penetapan isu organisasi menggunakan teori USG dapat dilihat pada
Tabel 1.1
Tabel 1.1 Teori USG (Urgency, Seriousness dan Growth)
No Masalah U S G Jumla Rankin
. h g
1 Kurangnya pengetahuan pasien tentang 4 3 2 9 III
pentingnya menyesuaikan pola hidup dan
menerapkan diet yang sesuai pada pasien
Dispepsia
2 Kurangnya kedisiplinan pasien dalam 4 3 5 12 II
mematuhi pola hidup dan pengaturan diet
pada pasien Dispepsia
3 Belum tersedianya media edukasi yang 5 5 4 14 I
dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan
diet yang sesuai pada pasien Dispepsia

4
Berdasarkan analisa isu yang telah dilakukan dengan menggunakan teori USG, maka
isu yang dipilih adalah “Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu
pasien untuk menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada
pasien Dispepsia”. Hal ini akan berakibat pada meningkatnya angka kekambuhan
pasien akibat belum maksimalnya pemulihan penyakit. Selain itu jika dibiarkan
berlanjut, dapat mengakibatkan timbulnya komplikasi yang lebih serius bahkan
sampai mengancam nyawa pada pasien Dispepsia. Untuk itu pendekatan yang
relevan dalam melaksanakan Aktualisasi ini adalah Pelayanan Publik.

5
BAB II
DESKRIPSI LOKUS

A. Deskripsi Umum
1. Gambaran Umum Instansi
a. Profil RSUD Pariaman
RSUD Pariaman adalah rumah sakit milik Provinsi Sumatera Barat
yang bertugas untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.
RSUD Pariaman terletak di wilayah administatif Kota Pariaman, beralamat di
Jl. Prof. M. Yamin, SH. No. 5, Kampung Baru, Kec. Pariaman Tengah, Kota
Pariaman. (Rialdi, 2019)

Gambar 2.1. RSUD Pariaman Prov Sumatera Barat

b. Sejarah RSUD Pariaman


RSUD Pariaman berawal dari balai pengobatan (1951), terletak di
Desa Gelombang dengan tenaga kesehatan 1 orang Mantri. Balai pengobatan
dirubah menjadi Rumah Sakit (RS) yang terletak di Kampung Nieh dipimpin
oleh dr. A. Ricci dari Italia (1953-1954). RS pindah ke Desa Kampung Baru,
dipimpin dr. Ricci (1955). dr. Ricci digantikan dr. Basyarudin (1960) dibantu
oleh dr. H. Arifin. Ruangan perawatan ada 2 bangsal yaitu bangsal pria dan

6
bangsal wanita untuk semua jenis penyakit. Dr. Basyaruddin digantikan dr.
Leu Ciong Tek (1965). (Rialdi, 2019)
RS dan Dinas Kesehatan (Dinkes) masih bergabung (1967), dr.Liu
digantikan oleh dr.Hirawan Supran yang dibantu oleh dr. Khaidir Isya. RS
Pariaman dipimpin oleh dr. Khaidir Isya dibantu dr. Asrida kemudian
digantikan oleh dr. H. Asnir (1969). RS dan Dinkes berpisah dan lokasi
berdampingan (1973). (Rialdi, 2019)
Dibawah pimpinan dr.Yasnil (1977-1983) RS terpisah dari Dinkes dan
berdasarkan SK Menkes RI No.134/Menkes/SK/LU/1978 RSUD Pariaman
menjadi Rumah Sakit kelas D. (Rialdi, 2019)
RS resmi menjadi RS Tipe C, SK Menkes RI No.233/Menkes/
SK/IV/1983 di bawah pimpinan Dr. Mushar (1984-1989), diresmikan menjadi
RSU Pariaman tanggal 12 November 1984 oleh menteri kesehatan dr
Suarjono Suryaningrat Sp.OG. Pada saat ini ditambah gedung untuk rawat
inap dan penambahan alat-alat medis modern seperti Rontgen. (Rialdi, 2019)
RSU dipimpin berurut oleh dr.Nurdin HS (1989-1996) dengan kelas
tipe C dilanjutkan dr. Zachlul Adly M.Kes (1996-2004), drg. Rahmat Syah
Mansur, M.Kes (2004-2008), dr. Asmaliza, M.Kes (2008-2010). Nama RSU
Pariaman diubah menjadi RSUD Pariaman (2010) perda no.6/2010. dipimpin
oleh dr H.Syahrial Haroes, Sp.M, kemudian digantikan oleh dr. Lila Yanwar,
MARS (2011-2015) dengan kelas tipe C. Tahun 2015 s/d Sekarang RSUD
Pariaman dipimpin oleh dr. Indria Velutina, MARS. Pada Maret 2016 RSUD
Pariaman ditetapkan sebagai RS tipe B berdasarkan Keputusan Gubernur
No.445-304-2015 tentang izin operasional penyelenggaraan RS kelas B
Rumah Sakit Pariaman di Kota Pariaman. (Rialdi, 2019)

c. Letak Geografis
RSUD Pariaman terletak di pusat Kota Pariaman, 2 -35 meter diatas
permukaan laut dengan luas daratan 73,36 km² dengan panjang pantai ± 12,7
km dan terletak 000 33’ 00” – 000 40’43” LS dan 100004’46” – 100010’55” BT.

7
RSUD Pariaman berada pada daerah padat penduduk. Rata-rata mata
pencarian penduduk kota pariaman nelayan, petani dan berdagang. Adapun
batas wilayah RSUD Pariaman adalah :
Sebelah utara berbatasan dengan sungai air pampan
Sebelah selatan berbatasan dengan M.Yamin
Sebelah barat berbatasan dengan Tanah adat Mak etek amin CS
Sebelah timur berbatasan dengan jalan M.Djamil

Gambar 2.2. Peta Administratif Kota Pariaman Prov Sumatera Barat

d. Visi dan Misi


1. Visi RSUD Pariaman :
Rumah Sakit Regional yang berstandar internasional dengan nilai islami.

2. Misi RSUD Pariaman :


 Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan
 Meningkatkan tingkat kemandirian Rumah Sakit

3. Motto :
Cepat, Ramah dan Melayani

8
2. Struktur Organisasi

9
Gambar 2.3 Struktur Organisasi RSUD Pariaman Prov Sumatera Barat

10
B. Deskripsi Khusus
1. Program dan Kegiatan Saat Ini
Pada saat ini penulis ditempatkan sebagai dokter jaga di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) dan dokter jaga bangsal. Berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 139/KEP/M.PAN/11/2003 Tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya dijelaskan bahwa bagian tugas
dari Dokter Umum Ahli Pertama Pangkat Penata Muda Tingkat I/ Gol IIIB
adalah:
a. Melakukan pelayanan medik umum
b. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana
c. Melakukan tindakan darurat medik/P3K tingkat sederhana
d. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat
e. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
f. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
g. Membuat catatan medik pasien rawat inap
h. Membuat catatan medik pasien rawat jalan
i. Melakukan visum tingkat sederhana
j. Melakukan tugas jaga ditempat/RS

Kegiatan yang akan dilakukan saat habituasi selama 30 hari kerja dari
tanggal 26 April sampai 18 Juni 2021 adalah sebagai berikut :
1. Melapor kepada mentor mengenai kegiatan yang akan dilakukan
2. Mencari referensi dan melakukan studi terkait materi yang akan
digunakan dalam penyusunan edukasi berbentuk memo pad
3. Membuat media edukasi berbentuk memo pad
4. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
Dispepsia di IGD RSUD Pariaman
5. Melakukan evaluasi kegiatan

11
2. Role Model
Role Model merupakan seseorang yang sikap dan perilakunya dapat
menggambarkan sosok pegawai yang ideal, memiliki karakter kepribadian dan
kompetensi yang dibutuhkan di tempat kerja sehingga layak untuk dijadikan
teladan. Pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan penyusunan laporan, penulis
menetapkan role model Bapak dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV.
Dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV merupakan dokter ahli
bedah kelahiran Padang, 16 April 1946 yang mendirikan Rumah Sakit Apung
(floating hospital) pertama di Indonesia. Beliau memberikan pelayanan kesehatan
kepada public secara cuma-cuma kepada masyarakat di daerah miskin dan
terpencil di Indonesia yang tidak terjangkau oleh pelayanan kesehatan secara
regular. Beliau sosok pelayan publik yang professional, inovatif, dan bersedia
mengabdikan ilmu dan tenaga untuk kesehatan masyarakat Indonesia di daerah
terpencil.

Gambar 2.4 Role Model dr. Lie Dharmawan

12
BAB III
RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN OUTPUT YANG DIHARAPKAN

Unit Kerja Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman

Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pengetahuan pasien tentang pentingnya menyesuaikan pola


hidup dan menerapkan diet yang sesuai pada pasien Dispepsia di IGD
RSUD Pariaman
2. Kurangnya kedisiplinan pasien dalam mematuhi pola hidup dan pengaturan
diet pada pasien Dispepsia di IGD RSUD Pariaman
3. Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien
Dispepsia di IGD RSUD Pariaman

Isu Yang Diangkat : Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien Dispepsia di
IGD RSUD Pariaman
Gagasan Pemecahan Isu : Pemberian edukasi mengenai penerapan pola hidup dan pengaturan diet kepada
pasien menggunakan memo pad di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman

13
Untuk lebih jelasnya tentang rencana, tahapan
Tabel dan output dari
3.1 Rancangan kegiatan yang akan dilakukan dapat dilihat pada Tabel
Aktualisasi
3.1.

No Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
1. Melapor kepada Terlaksananya Whole of Government Bertemu mentor Kegiatan
mentor mengenai penyampaian untuk berdiskusi
kegiatan yang rancangan aktualisasi membicarakan dengan sopan
akan dilakukan dan diskusi dengan
kegiatan edukasi dan santun
mentor
penggunaan memo merupakan
pad pada pasien penguatan
1. Membuat janji  Foto  Saat akan membuat dispepsia yang akan nilai “ramah
pertemuan dan  Screenshoot media janji dengan mentor, dilakukan sebagai dan
kesepakatan dengan komunikasi saya akan efektif bentuk pencapaian melayani”.
mentor dengan cara misi pertama RSUD
menggunakan media
Pariaman yaitu
Whatsapp (Komitmen
“Meningkatkan
Mutu)
Mutu Pelayanan

14
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
Kesehatan
Rujukan”
 Foto  Saat menemui mentor
2. Menemui mentor dan
 Video dan menyampaikan
mendiskusikan
rancangan aktualisasi,
rancangan aktualisasi
saya akan menggunakan
metode diskusi
(Nasionalisme)

3. Mencatat saran –
saran yang diperoleh  Saat berdiskusi dengan
 Foto
dari hasil diskusi mentor, saya akan
 Catatan notulensi
bersama mentor mencatat semua hasil
diskusi dengan tekun
(Etika Publik)

4. Meminta dukungan
dari mentor
 Foto  Saya akan tanggung

15
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
 Video jawab dalam meminta
 Lembar dukungan dari mentor
persetujuan mentor dengan cara meminta
tanda tangan mentor
(Akuntabilitas).
2. Mencari referensi Tersedianya referensi Pelayanan public Kegiatan mencari Kegiatan
dan melakukan yang berdasarkan referensi dan mencari dan
studi terkait materi evidence based dan melakukan studi memetakan
yang akan sesuai dengan
terkait hal-hal informasi
digunakan dalam kebutuhan pasien
penting yang akan sebagai
penyusunan
dijadikan edukasi bentuk
edukasi berbentuk
sebagai bentuk penanaman
memo pad
pencapaian misi nilai “cepat
1. Mencari referensi  Foto  Dalam mencari referensi
dan literatur tentang  Catatan dan literatur tentang pertama RSUD dan tepat”
Dispepsia dari Dispepsia, saya akan Pariaman yaitu
 Dokumen referensi
jurnal kedokteran efektif dengan “Meningkatkan
menggunakan teknologi Mutu Pelayanan

16
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
internet melalui google Kesehatan
schoolar (Komitmen Rujukan”.
2. Mengindentifikasi Mutu)
dan memilih  Foto  Saat megidentifikasi dan
informasi tentang  Catatan analisis memilih informasi
manajemen referensi tentang manajemen
Dispepsia Dispepsia, saya akan
professional dengan
menyesuaikan informasi
yang didapat dengan
profesi kedokteran
(Etika Publik)

3. Membuat konsep
pelaksanaan kegiatan  Foto  Saat membuat
terkait pelaksana,  Jadwal (time table) rancangan dan jadwal
tempat, waktu, pelaksanaan kegiatan, saya akan
rancangan jadwal kegiatan tanggung jawab sesuai

17
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
(time table) dan dengan rancangan
mekanisme kegiatan dan jadwal
pelaksanaan edukasi yang sudah disepakati
di IGD (Akuntabilitas)

3. Membuat media Terbentuknya media Pelayanan Publik Kegiatan pembuatan Kegiatan


edukasi berbentuk edukasi berbentuk memo pad sebagai pembuatan
memo pad memo pad bentuk pencapaian banner dan
1. Membuat rancangan  Foto  Saya akan efektif dalam misi pertama RSUD gelang triase
dan desain memo  Desain memopad merancang desain
Pariaman yaitu merupakan
pad memo pad dengan
“Meningkatkan bentuk
menggunakan
Mutu Pelayanan penguatan
komputer (Komitmen
Kesehatan nilai “cepat,
Mutu)
Rujukan”. rahmah dan
2. Menghubungi pihak  Saat menghubungi melayani”
 Foto
percetakan  Video pihak percatakan, saya
akan bersikap santun

18
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
dengan bertutur kata
yang baik (Etika
Publik)

3. Mengunjungi  Foto  Saat mengunjungi


percetakan  Video percetakan, saya akan
musyawarah dengan
melakukan diskusi
mengenai rancangan
memopad (Nasionalime)

4. Mencetak desain  Foto  Dalam mencetak desain


memo pad  Desain Memo pad memo pad, saya akan
tanggung jawab dengan
cara mencetak sesuai
desain yang telah dibuat
(Akuntabilitas)

19
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi

5. Mengambil pesanan  Foto  Saat mengambil pesanan


memo pad  Bukti memopad, saya akan
pembayaran/kwitansi jujur dengan membayar
tagihan sesuai dengan
kwitansi yang diberikan
(Anti korupsi)
4. Melakukan Pasien dan keluarga Pelayanan Publik Kegiatan edukasi Kegiatan
edukasi kepada pasien memahami mengenai pola edukasi
pasien dan penerapan pola hidup hidup dan pemilihan mengenai
keluarga pasien dan pemilihan diet
diet sebagai bentuk Dispepsia
mengenai yang sesuai untuk
pencapaian misi merupakan
Dispepsia di IGD pasien Dispepsia
pertama RSUD bentuk
1. Melapor kepada  Foto  Kerika melapor kepada
Pariaman yaitu penguatan
kepala ruangan IGD  Surat Persetujuan kepala ruangan IGD,
“Meningkatkan nilai “cepat,
 Video Saya akan koordinasi
dengan meminta izin Mutu Pelayanan ramah dan

kepada kepala ruangan Kesehatan melayani”

20
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
sebelum kegiatan Rujukan”.
dilaksanakan
(Nasionalisme)

2. Meminta kesediaan  Foto  Dalam meminta


pasien dan keluarga  Video kesediaan pasien dan
pasien keluarga pasien, saya
akan professional
dengan melakukan
hubungan terapeutik
yang baik antara dokter
dan pasien
(akuntabilitas)

3. Melakukan edukasi  Foto  Dalam melakukan


mengenai pola hidup  Video edukasi mengenai pola
dan pengaturan diet hidup dan pengaturan
terhadap pasien diet terhadap pasien

21
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
Dispepsia di IGD Dispepsia di IGD, saya
akan bersikap ramah
dengan cara 3S
(Senyum, Salam, Sapa)
kepada pasien (Etika
publik)

4. Memberikan memo
pad kepada pasien  Foto  Saya akan memberikan
 Video memo pad kepada
pasien dengan adil
tanpa membeda-
bedakan status pasien
agar dapat menjadi
sumber informasi
setelah pulang dari
Rumah Sakit
(Anti Korupsi)

22
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi

5. Meminta tanggapan  Foto  Saya akan efektf


pasien  Screenshoot media dalam meminta
 Video tanggapan pasien
dengan meminta izin
untuk menyimpan
nomor Hp pasien untuk
selanjutnya akan di
follow-up
menggunakan telepon
atau pesan whatsapp
(komitmen mutu)
5. Melakukan Terciptanya hasil Pelayanan Publik Kegiatan Kegiatan
evaluasi kegiatan evaluasi, monitoring dan monitoring
yang sudah mengumpulkan evaluasi merupakan dan evaluasi
dilakukan tanggapan dan saran
bentuk pencapaian merupakan
dari pasien

23
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
1. Melakukan follow-up  Screenshoot media Dalam mengumpulkan misi pertama RSUD bentuk
mengenai  Foto informasi dan evaluasi, Pariaman yaitu penguatan
pemahaman dan  Video saya akan peduli “Meningkatkan nilai “cepat,
pengetahuan pasien dengan cara berinisiatif
Mutu Pelayanan ramah dan
dan keluarga pasien menghubungi pasien
Kesehatan melayani”
melalui kegiatan menggunakan media
Rujukan”.
wawancara telepon atau Whatsapp
(anti Korupsi)

 Video  Saat melakukan diskusi


dan meminta saran
2. Melakukan diskusi kepada pasien dan
dan meminta saran keluarga pasien, saya
kepada pasien dan akan menghargai
keluarga pasien jika dengan mencatat semua
ada masukan untuk saran yang diberikan
perbaikan (Nasionalisme)

24
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
kedepannya

3. Membuat laporan  Foto  Saya akan transparans


hasil kegiatan  Laporan hasil dalam membuat laporan
kegiatan hasil kegiatan dengan
cara membuat laporan
sesuai dengan hasil
pelaksanaan kegiatan
(Akuntabilitas)

25
3. Jadwal Rencana Aktualisasi
Jadwal rencana aktualisasi dilakukan selama 30 hari kerja dengan
rincian sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jadwal Rencana Aktualisasi

Rencana Pelaksanaan Aktualisasi


No Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4
1 Melapor kepada mentor
mengenai rancangan
kegiatan aktualisasi yang
akan dilakukan di Instalasi
Gawat Darurat RSUD
Pariaman
2 Mencari referensi dan
melakukan studi terkait
materi yang akan digunakan
dalam penyusunan edukasi
berbentuk memo pad yang
akan dilakukan di Instalasi
Gawat Darurat RSUD
Pariaman
3 Membuat media edukasi
berbentuk memo pad
dengan melibatkan pihak
percetakan
4 Melakukan edukasi
menggunakan media memo
pad kepada pasien
Dispepsia di IGD RSUD
Pariaman
5 Melakukan follow-up
kepada pasien Dispepsia
yang telah diberikan memo
pad
6 Melakukan evaluasi hasil
kegiatan aktualisasi
7 Membuat laporan hasil
aktualisasi

26
DAFTAR PUSTAKA

Heriyanto, Novenda Agriyanto. 2019. Kurang Optimalnya Observasi Pasien Rawat


Inap di IGD RSUD Sultan Iskandar Muda. Banda Aceh : BPSDM Provinsi
Aceh

Rialdi, Dina. 2019. Sosialisasi Paper Marker insulin pada pasien DM Tipe II
pengguna insulin di Instalasi Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUD Pariaman.
Padang : BPSDM Provinsi Sumatera Barat

Salsabila, Annisa. 2020. Kecemasan dan Kejadian Dispepsia Fungsional. Bandar


Lampung : Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan.
Jakarta :Berita Negara Republik Indonesia

27

Anda mungkin juga menyukai