DISUSUN OLEH :
dr. NOVI RISTA ANANDA
NIP 19921122 202012 2 018
COACH:
DESIRIZTA SARI STEVIANI, S.E.Ak. MS.Ak
NIP. 19841204 201101 2 002
1
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
Menyetujui,
Coach Mentor
i
BERITA ACARA
Pada hari ini kamis tanggal dua puluh dua bulan april tahun dua ribu dua puluh satu
jam 10.15 WIB bertempat di BPSDM Provinsi Sumatera Barat telah diseminarkan
Rancangan Aktualisasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XIX
Tahun 2021.
ii
LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI.….……….... i
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI……...…… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...... iii
DAFTAR TABEL ………………………………….…………….………… iv
DAFTAR SKEMA/GAMBAR…………….…………….…………….…… v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………... 1
B. Identifikasi Isu…………………….……………………………...... 3
C. Perumusan dan Penetapan Isu….…………………………………... 3
BAB II. DESKRIPSI LOKUS
A. Deskripsi Umum……...……………………………………….…... 5
1. Gambaran Umum Instansi……………………………………. 5
2. Struktur Organisasi ..…………………………………………. 9
B. Deskripsi Khusus………………………………………….………. 10
1. Program dan Kegiatan Saat Ini……………………………….. 10
2. Role Model…………………………………………………… 11
BAB III. RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN
OUTPUT YANG DIHARAPKAN………………………………… 12
A. Rancangan Aktualisasi……………………………….………. 12
B. Jadwal Rencana Aktualisasi ………………………………… 25
1.
2.
3.
4.
5.
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR SKEMA/GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur sipil negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3)
dan ayat (4) tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah
untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Merujuk Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS. PNS wajib menjalani
masa percobaan melalui proses diklat terintegrasi, masa percobaan dilaksanakan
selama 1 tahun dan tujuannya yaitu untuk membangun integritas, moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadiaan unggul
dan bertanggung jawab serta memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang.
(Heriyanto, 2019)
Tujuan nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia salah satunya adalah mewujudkan derajat kesehatan
setinggi-tingginya. Tujuan nasional tersebut diharapkan dapat dicapai dengan
keterlibatan ASN yang bekerja di ranah kesehatan. Peran ASN di bidang kesehatan
adalah melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan professional di semua
sektor pelayanan kesehatan, salah satunya Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan di
rumah sakit meliputi pelayanan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu unit terpenting di
rumah sakit adalah Instalasi Gawat Darurat sebagai tempat masuk pertama kali pasien
untuk selanjutnya dilakukan penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke
rumah sakit)/lanjutan (bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan lain)
sesuai dengan tingkat kegawatannya. (Pelayanan Kegawatdaruratan, 2018)
IGD RSUD Pariaman secara umum melakukan tiga kegiatan. Pertama,
menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan yang bertujuan menangani kondisi
akut atau menyelamatkan nyawa dan/atau kecacatan pasien. Kedua, menerima pasien
rujukan yang memerlukan penanganan lanjutan/defenitif dari fasilitas pelayanan
1
kesehatan lainnya. Ketiga, merujuk kasus-kasus gawat darurat apabila rumah sakit
tersebut tidak mampu melakukan layanan lanjutan. (Rialdi, 2019)
Dispepsia berasal dari bahasa yunani „Dys” artinya buruk dan „Pepsis’ yang
artinya pencernaan. Dispepsia merupakan gambaran dari gejala-gejala atau rasa tidak
nyaman di regio epigastrium, di antara pusar, perut atas dan sisi-sisinya. British
Society of Gastroenterology (BSG) menyatakan bahwa dispepsia merupakan
kumpulan gejala yang mengarah pada gangguan saluran pencernaan atas dengan
gejala berupa nyeri epigastrium dan rasa terbakar (60-70%), perut terasa penuh setelah
makan (80%), mudah merasa kekenyangan (60-70%), distensi dari bagian epigastrium
(80%), mual, dan muntah (60 dan 40%), serta sendawa yang sifatnya berulang atau
kronik. (Salsabila, 2020)
Klasifikasi dispepsia dibagi menjadi dua, yaitu struktural (organik) dan
fungsional (non- organik). Pada dispepsia organik telah diketahui adanya kelainan
organik sebagai penyebabnya. Sindrom dispepsia organik terdapat kelainan yang
nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (ulkus peptikum), gastritis, stomach
cancer, gastro esophageal reflux disease (GERD), hiperasiditas. Dispepsia non-
organik (fungsional) tidak ditemukan abnormalitas atau kelainan pada pemeriksaan
fisik dan endoskopi, serta ditandai dengan nyeri atau tidak nyaman perut bagian atas
yang kronis atau berulang. Faktor risiko epidemiologi yang relevan terhadap
dispepsia fungsional terdiri atas beberapa hal, yaitu usia, jenis kelamin, merokok,
alkohol, konsumsi obat anti inflamasi non steroid (OAINS/NSAID), infeksi
Helicobacter pylori, dan faktor diet atau pola makan, serta faktor psikologis.
(Salsabila, 2020)
Sebagian besar pasien dispepsia yang datang ke Instalasi Gawat Darurat
mengeluhkan adanya nyeri atau rasa terbakar di ulu hati dan sekitar perut bagian atas.
Pada beberapa kasus disertai dengan mual, muntah, dan lemas. Penanganan awal
yang dapat dilakukan di IGD Rumah Sakit adalah dengan pemberian obat-obatan
yang dapat membantu menurunkan tingkat asiditas lambung. Namun banyak pasien
yang belum mengetahui bahwa pemberian obat tanpa disertai perubahan pola hidup
dan perbaikan diet tidak akan memberikan output maksimal untuk kesembuhan
2
pasien. Dengan alasan tersebut di atas maka penulis menyusun Rancangan
Aktualisasi ini dengan judul “Aktualisasi penggunaan memo pad sebagai media
edukasi penerapan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien
Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman.” Judul ini berkaitan
dengan materi agenda tiga mengenai Pelayanan Publik, dimana ASN yang baik
memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui media
edukatif.
B. Identifikasi Isu
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka isu-isu yang penulis temukan di
Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya penerapan pola hidup dan
menentukan diet yang sesuai pada pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Pariaman.
Hal ini didasari dari masih banyaknya pasien yang belum mengetahui
bagaimana menu makanan yang sehat dan sesuai untuk pasien Dispepsia
2. Kurangnya kedisiplinan pasien dalam mematuhi pola hidup dan pengaturan diet
pada pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman.
Penerapan pola hidup dan diet pada sebagian pasien masih didasari oleh
pengaruh kebudayaan masyarakat yang menyukai menu makanan pedas dan
asam dibandingkan menu makanan sehat
3. Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien Dispepsia
di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman.
Hal ini berakibat pada tingginya angka kekambuhan pasien Dispepsia yang
kembali mengunjungi IGD dengan gejala yang sama, bahkan dalam beberapa
kasus mengarah kepada komplikasi yang lebih serius dan mengancam nyawa.
3
1. Urgency, dilihat dari seberapa mendesaknya suatu masalah harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti.
2. Seriousness, dilihat dari seberapa seriusnya masalah harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth, dilihat dari seberapa cepat pertumbuhan masalah tersebut jika tidak
ditangani dengan segera.
Tingkat urgency, seriousness dan growth ini kemudian diukur menggunakan
Skala Likert yang terdiri dari rentang nilai 1-5 dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Sangat kecil
2 = Kecil
3 = Sedang
4 = Besar
5 = Sangat besar
Adapun penetapan isu organisasi menggunakan teori USG dapat dilihat pada
Tabel 1.1
Tabel 1.1 Teori USG (Urgency, Seriousness dan Growth)
No Masalah U S G Jumla Rankin
. h g
1 Kurangnya pengetahuan pasien tentang 4 3 2 9 III
pentingnya menyesuaikan pola hidup dan
menerapkan diet yang sesuai pada pasien
Dispepsia
2 Kurangnya kedisiplinan pasien dalam 4 3 5 12 II
mematuhi pola hidup dan pengaturan diet
pada pasien Dispepsia
3 Belum tersedianya media edukasi yang 5 5 4 14 I
dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan
diet yang sesuai pada pasien Dispepsia
4
Berdasarkan analisa isu yang telah dilakukan dengan menggunakan teori USG, maka
isu yang dipilih adalah “Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu
pasien untuk menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada
pasien Dispepsia”. Hal ini akan berakibat pada meningkatnya angka kekambuhan
pasien akibat belum maksimalnya pemulihan penyakit. Selain itu jika dibiarkan
berlanjut, dapat mengakibatkan timbulnya komplikasi yang lebih serius bahkan
sampai mengancam nyawa pada pasien Dispepsia. Untuk itu pendekatan yang
relevan dalam melaksanakan Aktualisasi ini adalah Pelayanan Publik.
5
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
A. Deskripsi Umum
1. Gambaran Umum Instansi
a. Profil RSUD Pariaman
RSUD Pariaman adalah rumah sakit milik Provinsi Sumatera Barat
yang bertugas untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.
RSUD Pariaman terletak di wilayah administatif Kota Pariaman, beralamat di
Jl. Prof. M. Yamin, SH. No. 5, Kampung Baru, Kec. Pariaman Tengah, Kota
Pariaman. (Rialdi, 2019)
6
bangsal wanita untuk semua jenis penyakit. Dr. Basyaruddin digantikan dr.
Leu Ciong Tek (1965). (Rialdi, 2019)
RS dan Dinas Kesehatan (Dinkes) masih bergabung (1967), dr.Liu
digantikan oleh dr.Hirawan Supran yang dibantu oleh dr. Khaidir Isya. RS
Pariaman dipimpin oleh dr. Khaidir Isya dibantu dr. Asrida kemudian
digantikan oleh dr. H. Asnir (1969). RS dan Dinkes berpisah dan lokasi
berdampingan (1973). (Rialdi, 2019)
Dibawah pimpinan dr.Yasnil (1977-1983) RS terpisah dari Dinkes dan
berdasarkan SK Menkes RI No.134/Menkes/SK/LU/1978 RSUD Pariaman
menjadi Rumah Sakit kelas D. (Rialdi, 2019)
RS resmi menjadi RS Tipe C, SK Menkes RI No.233/Menkes/
SK/IV/1983 di bawah pimpinan Dr. Mushar (1984-1989), diresmikan menjadi
RSU Pariaman tanggal 12 November 1984 oleh menteri kesehatan dr
Suarjono Suryaningrat Sp.OG. Pada saat ini ditambah gedung untuk rawat
inap dan penambahan alat-alat medis modern seperti Rontgen. (Rialdi, 2019)
RSU dipimpin berurut oleh dr.Nurdin HS (1989-1996) dengan kelas
tipe C dilanjutkan dr. Zachlul Adly M.Kes (1996-2004), drg. Rahmat Syah
Mansur, M.Kes (2004-2008), dr. Asmaliza, M.Kes (2008-2010). Nama RSU
Pariaman diubah menjadi RSUD Pariaman (2010) perda no.6/2010. dipimpin
oleh dr H.Syahrial Haroes, Sp.M, kemudian digantikan oleh dr. Lila Yanwar,
MARS (2011-2015) dengan kelas tipe C. Tahun 2015 s/d Sekarang RSUD
Pariaman dipimpin oleh dr. Indria Velutina, MARS. Pada Maret 2016 RSUD
Pariaman ditetapkan sebagai RS tipe B berdasarkan Keputusan Gubernur
No.445-304-2015 tentang izin operasional penyelenggaraan RS kelas B
Rumah Sakit Pariaman di Kota Pariaman. (Rialdi, 2019)
c. Letak Geografis
RSUD Pariaman terletak di pusat Kota Pariaman, 2 -35 meter diatas
permukaan laut dengan luas daratan 73,36 km² dengan panjang pantai ± 12,7
km dan terletak 000 33’ 00” – 000 40’43” LS dan 100004’46” – 100010’55” BT.
7
RSUD Pariaman berada pada daerah padat penduduk. Rata-rata mata
pencarian penduduk kota pariaman nelayan, petani dan berdagang. Adapun
batas wilayah RSUD Pariaman adalah :
Sebelah utara berbatasan dengan sungai air pampan
Sebelah selatan berbatasan dengan M.Yamin
Sebelah barat berbatasan dengan Tanah adat Mak etek amin CS
Sebelah timur berbatasan dengan jalan M.Djamil
3. Motto :
Cepat, Ramah dan Melayani
8
2. Struktur Organisasi
9
Gambar 2.3 Struktur Organisasi RSUD Pariaman Prov Sumatera Barat
10
B. Deskripsi Khusus
1. Program dan Kegiatan Saat Ini
Pada saat ini penulis ditempatkan sebagai dokter jaga di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) dan dokter jaga bangsal. Berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 139/KEP/M.PAN/11/2003 Tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya dijelaskan bahwa bagian tugas
dari Dokter Umum Ahli Pertama Pangkat Penata Muda Tingkat I/ Gol IIIB
adalah:
a. Melakukan pelayanan medik umum
b. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana
c. Melakukan tindakan darurat medik/P3K tingkat sederhana
d. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat
e. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
f. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
g. Membuat catatan medik pasien rawat inap
h. Membuat catatan medik pasien rawat jalan
i. Melakukan visum tingkat sederhana
j. Melakukan tugas jaga ditempat/RS
Kegiatan yang akan dilakukan saat habituasi selama 30 hari kerja dari
tanggal 26 April sampai 18 Juni 2021 adalah sebagai berikut :
1. Melapor kepada mentor mengenai kegiatan yang akan dilakukan
2. Mencari referensi dan melakukan studi terkait materi yang akan
digunakan dalam penyusunan edukasi berbentuk memo pad
3. Membuat media edukasi berbentuk memo pad
4. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
Dispepsia di IGD RSUD Pariaman
5. Melakukan evaluasi kegiatan
11
2. Role Model
Role Model merupakan seseorang yang sikap dan perilakunya dapat
menggambarkan sosok pegawai yang ideal, memiliki karakter kepribadian dan
kompetensi yang dibutuhkan di tempat kerja sehingga layak untuk dijadikan
teladan. Pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan penyusunan laporan, penulis
menetapkan role model Bapak dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV.
Dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV merupakan dokter ahli
bedah kelahiran Padang, 16 April 1946 yang mendirikan Rumah Sakit Apung
(floating hospital) pertama di Indonesia. Beliau memberikan pelayanan kesehatan
kepada public secara cuma-cuma kepada masyarakat di daerah miskin dan
terpencil di Indonesia yang tidak terjangkau oleh pelayanan kesehatan secara
regular. Beliau sosok pelayan publik yang professional, inovatif, dan bersedia
mengabdikan ilmu dan tenaga untuk kesehatan masyarakat Indonesia di daerah
terpencil.
12
BAB III
RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN OUTPUT YANG DIHARAPKAN
Isu Yang Diangkat : Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien Dispepsia di
IGD RSUD Pariaman
Gagasan Pemecahan Isu : Pemberian edukasi mengenai penerapan pola hidup dan pengaturan diet kepada
pasien menggunakan memo pad di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman
13
Untuk lebih jelasnya tentang rencana, tahapan
Tabel dan output dari
3.1 Rancangan kegiatan yang akan dilakukan dapat dilihat pada Tabel
Aktualisasi
3.1.
No Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
1. Melapor kepada Terlaksananya Whole of Government Bertemu mentor Kegiatan
mentor mengenai penyampaian untuk berdiskusi
kegiatan yang rancangan aktualisasi membicarakan dengan sopan
akan dilakukan dan diskusi dengan
kegiatan edukasi dan santun
mentor
penggunaan memo merupakan
pad pada pasien penguatan
1. Membuat janji Foto Saat akan membuat dispepsia yang akan nilai “ramah
pertemuan dan Screenshoot media janji dengan mentor, dilakukan sebagai dan
kesepakatan dengan komunikasi saya akan efektif bentuk pencapaian melayani”.
mentor dengan cara misi pertama RSUD
menggunakan media
Pariaman yaitu
Whatsapp (Komitmen
“Meningkatkan
Mutu)
Mutu Pelayanan
14
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
Kesehatan
Rujukan”
Foto Saat menemui mentor
2. Menemui mentor dan
Video dan menyampaikan
mendiskusikan
rancangan aktualisasi,
rancangan aktualisasi
saya akan menggunakan
metode diskusi
(Nasionalisme)
3. Mencatat saran –
saran yang diperoleh Saat berdiskusi dengan
Foto
dari hasil diskusi mentor, saya akan
Catatan notulensi
bersama mentor mencatat semua hasil
diskusi dengan tekun
(Etika Publik)
4. Meminta dukungan
dari mentor
Foto Saya akan tanggung
15
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
Video jawab dalam meminta
Lembar dukungan dari mentor
persetujuan mentor dengan cara meminta
tanda tangan mentor
(Akuntabilitas).
2. Mencari referensi Tersedianya referensi Pelayanan public Kegiatan mencari Kegiatan
dan melakukan yang berdasarkan referensi dan mencari dan
studi terkait materi evidence based dan melakukan studi memetakan
yang akan sesuai dengan
terkait hal-hal informasi
digunakan dalam kebutuhan pasien
penting yang akan sebagai
penyusunan
dijadikan edukasi bentuk
edukasi berbentuk
sebagai bentuk penanaman
memo pad
pencapaian misi nilai “cepat
1. Mencari referensi Foto Dalam mencari referensi
dan literatur tentang Catatan dan literatur tentang pertama RSUD dan tepat”
Dispepsia dari Dispepsia, saya akan Pariaman yaitu
Dokumen referensi
jurnal kedokteran efektif dengan “Meningkatkan
menggunakan teknologi Mutu Pelayanan
16
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
internet melalui google Kesehatan
schoolar (Komitmen Rujukan”.
2. Mengindentifikasi Mutu)
dan memilih Foto Saat megidentifikasi dan
informasi tentang Catatan analisis memilih informasi
manajemen referensi tentang manajemen
Dispepsia Dispepsia, saya akan
professional dengan
menyesuaikan informasi
yang didapat dengan
profesi kedokteran
(Etika Publik)
3. Membuat konsep
pelaksanaan kegiatan Foto Saat membuat
terkait pelaksana, Jadwal (time table) rancangan dan jadwal
tempat, waktu, pelaksanaan kegiatan, saya akan
rancangan jadwal kegiatan tanggung jawab sesuai
17
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
(time table) dan dengan rancangan
mekanisme kegiatan dan jadwal
pelaksanaan edukasi yang sudah disepakati
di IGD (Akuntabilitas)
18
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
dengan bertutur kata
yang baik (Etika
Publik)
19
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
20
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
sebelum kegiatan Rujukan”.
dilaksanakan
(Nasionalisme)
21
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
Dispepsia di IGD Dispepsia di IGD, saya
akan bersikap ramah
dengan cara 3S
(Senyum, Salam, Sapa)
kepada pasien (Etika
publik)
4. Memberikan memo
pad kepada pasien Foto Saya akan memberikan
Video memo pad kepada
pasien dengan adil
tanpa membeda-
bedakan status pasien
agar dapat menjadi
sumber informasi
setelah pulang dari
Rumah Sakit
(Anti Korupsi)
22
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
23
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
1. Melakukan follow-up Screenshoot media Dalam mengumpulkan misi pertama RSUD bentuk
mengenai Foto informasi dan evaluasi, Pariaman yaitu penguatan
pemahaman dan Video saya akan peduli “Meningkatkan nilai “cepat,
pengetahuan pasien dengan cara berinisiatif
Mutu Pelayanan ramah dan
dan keluarga pasien menghubungi pasien
Kesehatan melayani”
melalui kegiatan menggunakan media
Rujukan”.
wawancara telepon atau Whatsapp
(anti Korupsi)
24
No Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
kedepannya
25
3. Jadwal Rencana Aktualisasi
Jadwal rencana aktualisasi dilakukan selama 30 hari kerja dengan
rincian sebagai berikut :
26
DAFTAR PUSTAKA
Rialdi, Dina. 2019. Sosialisasi Paper Marker insulin pada pasien DM Tipe II
pengguna insulin di Instalasi Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUD Pariaman.
Padang : BPSDM Provinsi Sumatera Barat
27