Anda di halaman 1dari 70

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XXXI

TAHUN 2022

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


JABATAN PENYULUH KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

OPTIMALISASI PROMOSI KESEHATAN


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PADA ANAK SEKOLAH DASAR (SD)
MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI DI DESA JELAPAT II
WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS JELAPAT
KABUPATEN BARITO KUALA

OLEH :
RESY PAHMA WULANDARI, S.K.M.
NIP. 199310302022032004
NDH. 05

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
BANJARBARU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XXXI
TAHUN 2022

Judul Rancangan : Optimalisasi Promosi Kesehatan Perilaku Hidup


Aktualisasi dan Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Anak Sekolah
Habituasi Dasar (SD) Menggunakan Video Animasi di
Desa Jelapat II Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Jelapat Kabupaten Barito Kuala
Nama Peserta : Resy Pahma Wulandari, S.K.M.
Unit Kerja : UPT Puskesmas Jelapat Kabupaten Barito
Kuala
NDH : 05

Telah disetujui untuk diseminarkan pada tanggal 17 September 2022

Banjarbaru, 15 September 2022

Coach,

Sumadi, ST, M.Pd


NIP. 19640123 198603 1 003
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XXXI
TAHUN 2022

Judul Rancangan : Optimalisasi Promosi Kesehatan Perilaku Hidup


Aktualisasi dan Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Anak Sekolah
Habituasi Dasar Menggunakan Video Animasi di Desa
Jelapat II Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Jelapat Kabupaten Barito Kuala

Nama Peserta : Resy Pahma Wulandari, S.K.M.

Unit Kerja : UPT Puskesmas Jelapat Kabupaten Barito


Kuala

NDH : 05

Telah disetujui untuk diseminarkan pada tanggal 17 September 2022

Banjarbaru, 17 September 2022

Coach,

Sumadi, ST, M.Pd


NIP. 19640123 198603 1 003

Penguji,
H. Ahmad Bagiawan, S.P, MM
NIP. 19680817 198804 1 001
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala limpahan taufik dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul
“OPTIMALISASI PROMOSI KESEHATAN PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SEKOLAH DASAR (SD)
MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI DI DESA JELAPAT II WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS JELAPAT KABUPATEN BARITO KUALA”
tepat pada waktunya.
Rancangan aktualisasi ini dibuat untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
tahun 2022. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan laporan ini tidak
terlepas dari bimbingan, pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak
baik berupa pikiran, motivasi, materi maupun tenaga. Dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada::
1. Bapak Mujiyat, S.Sn., M.Pd, Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dan selaku
penguji.
2. Bapak Bapak DRS. H. Akhmad Mawarni, M.Pd selaku Kepala Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Barito Kuala.
3. Ibu dr. Azizah Sri Wedari, MPH selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Barito Kuala.
4. Bapak Edy Suyoto, SKM, M.MKes selaku mentor sekaligus Kepala Pusat
Kesehatan Masyarakat Jelapat Kabupaten Barito Kuala yang telah
memberikan arahan, masukan, dukungan, motivasi, dan bimbingannya
sehingga terselesainya penulisan rancangan aktualisasi ini.
5. Bapak Sumadi, ST, M.Pd selaku coach yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kebijakan dan kesabaran
sehingga terselesainya penulisan Rancangan aktualisasi ini.
6. Bapak H. Ahmad Bagiawan, S.Pd, MM selaku penguji rancangan
aktualisasi.

iv
7. Seluruh Pejabat fungsional Widyaiswara di Lingkungan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan yang telah memberikan arahan dalam virtual class selama
pembelajaran blended learning Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan XXIII.
8. Bapak, Ibu, Saudara dan Keluarga yang memberikan doa, nasehat,
dan dukungan yang tulus.
9. Keluarga besar Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
XXXI Tahun 2022 atas semua kebersamaan, kekeluargaan, inspirasi,
ide-idenya dan kerjasamanya.
10. Teman-teman kelompok I Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan XXXI Tahun 2022 atas semua kebersamaan, kekeluargaan,
inspirasi, ide-idenya dan kerjasamanya
11. Keluarga besar UPT Puskesmas Jelapat Kabupaten Barito Kuala
atas bantuan, dukungan, inspirasi dan ide-idenya.
12. Semua pihak yang mendukung dan memberikan masukan terhadap
isi Pedoman penulisan rancangan/laporan hasil aktualisasi dan
habituasi sehingga dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih banyak
kekurangan sehingga kami mohon kesediaan mentor, coach dan penguji
untuk dapat memberikan arahan yang membangun guna penyempurnaan
rancangan ini. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan
manfaat, baik untuk penulis, unit kerja serta masyarakat luas. Atas
perhatiannya diucapkan terimakasih.

Banjarbaru, 17 September 2022

Resy Pahma Wulandari, S.K.M.


NIP. 19931030 202203 2 004

v
DAFTAR ISI

HALAMAN i
JUDUL…………………………………………………………...
LEMBAR ii
PERSETUJUAN………………………………………………….
LEMBAR iii
PENGESAHAN…………………………………………………...
KATA iv
PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR vi
ISI…………………………………………………………………..
DAFTAR vi
TABEL……………………………………………………………..
DAFTAR vii
GAMBAR…………………………………………………………..
DAFTAR vii
LAMPIRAN……………………………………………………….. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . 1
……………………………………………………...
B. Tujuan Umum dan Khusus 3
…………………………………………
C. Isu Aktualisasi 4
……………………………………………………….
D. Ruang Lingkup 6
………………………………………………………
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Organisasi. 8
……………………………………..
B. Visi, Misi dan Nilai-Nilai 10
Organisasi………………………………..
C. Tugas Pokok dan 11
vi
Fungsi……………………………………………
D. Sasaran Kinerja 13
Pegawai…………………………………………...
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Landasan Teori
1. Nilai-Nilai 14
BerAKHLAK…………………………………………..
2. Kedudukan dan Peran ASN dalam 24
NKRI……………………...
3. Substansif Bidang 32
Tugas………………………………………..
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan 36
Habituasi………………….
C. Rancangan Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi dan 49
Habituasi….
D. Rencana Penjadwalan Rancangan 50
Aktualisasi…………………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Analisis Isu dengan Metode 5


APKL………………………...
Tabel 1.2 Analisis Isu dengan Metode 6
USG………………………….
Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah 9
Penduduk……………………...
Tabel 2.2 Sarana Kesehatan yang Tersedia di 10
Desa……………….
Tabel 3.1 Tabel Rencana Kegiatan 37

vii
Aktualisasi………………………
Tabel 3.2 Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 46
Aktualisasi…….
Tabel 3.3 Rencana Matrik Penjadwalan Kegiatan 47
Aktualisasi……..

DAFTAR GAMBAR

viii
Gambar Foto UPT Puskesmas Jelapat 8
2.1 ……………………….......
Gambar Grafik Jumlah Penduduk dan Rumah Per Desa 10
2.2 ……….

DAFTAR LAMPIRAN

ix
Lampiran 1. Cakupan RT Ber-PHBS Tahun 2021
Lampiran 2. 10 Penyakit Terbanyak Tahun 2021
Lampiran 3. 10 Penyakit Terbanyak Bulan Mei - Juli
Lampiran 4. Analisis Isu dengan Metode APKL
Lampiran 5. Analisis Isu dengan Metode USG
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan Konsultasi
Lampiran 7. Kartu Kendali Mentor
Lampiran 8. Kartu Kendali Coach

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi bagi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Merujuk Undang-undang
Nomor 5 Tahun 2014, ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Selain itu, ASN
berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Dalam upaya percepatan transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Presiden Joko
Widodo meluncurkan core values “BerAKHLAK” dan employer branding
“Bangga Melayani Bangsa". Core values BerAKHLAK yang dimaksud
merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Core values dan employer
branding tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya
oleh ASN serta dapat mengimplementasikannya dalam pelaksanaan
tugasnya, sehingga dapat memberikan pelayanan prima demi kepuasan
masyarakat.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan ASN yang diangkat secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara
(LAN) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil, seorang Calon PNS (CPNS) wajib mengikuti Pelatihan Dasar
CPNS sebelum diangkat menjadi PNS. Pelatihan dasar CPNS ini
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan
secara terintegritas. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan
menunjukkan sikap perilaku bela negara; mengaktualisasikan nilai-nilai

1
2

dasar ASN dalam pelaksanaan tugas jabatannya; mengaktualisasikan


kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia; dan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang
dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu
instansi pemerintah yang memberikan pelayanan publik dibidang
kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014, salah satu fungsi Puskesmas adalah
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama
di wilayah kerjanya yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat agar
terwujudnya kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sesuai dengan
tujuan pembangunan kesehatan.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Jelapat merupakan salah
satu Puskemas di Kabupaten Barito yang wilayah kerjanya meliputi tujuh
desa dengan tiga desa di wilayah Kecamatan Tamban dan empat desa di
wilayah Kecamatan Mekarsari. Berdasarkan Profil UPT Puskesmas
Jelapat Tahun 2021, PHBS merupakan salah satu yang memiliki capaian
dibawah standar yaitu 12,01%, sangat jauh dari target standard
pencapaian minimal indikator PHBS Puskesmas sebesar 70%. Hal itu
berdampak pada tingginya angka kejadian penyakit berbasis lingkungan
seperti Infeksi Pernapasan Saluran Atas (ISPA) dan Diare. Berdasarkan
data 10 Penyakit Tertinggi Tahun 2021, angka kejadian ISPA menjadi
yang tertinggi dengan 1.338 kasus dan Diare berada diurutan empat
dengan kasus sebanyak 288 kasus. Data 10 penyakit tertinggi di UPT
Puskesmas Jelapat selama tiga bulan (Mei – Juli 2022), didapatkan data
bahwa pada bulan Mei persentase ISPA sebesar 28% dan Diare sebesar
8%. Pada bulan Juni, persentase ISPA sebesar 23% dan Diare sebesar
24%. Dan untuk bulan Juli persentase ISPA 32% dan Diare 20%. Dari
tujuh desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Jelapat, Desa Jelapat II

2
3

menjadi desa yang memiliki persentase cakupan rumah tangga ber-PHBS


paling rendah yaitu sebesar 0,85%.
Safitri (2020) menyebutkan bahwa anak usia sekolah dasar (5-14
tahun) merupakan kelompok usia rentan mengalami masalah kesehatan
berbasis lingkungan seperti ISPA dan Diare karena sebagian waktunya
ada di luar lingkungan rumah. Penularan penyakit dapat melalui antar
teman sebaya, lingkungan dengan sanitasi yang buruk serta konsumsi
makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Selain itu, Gabur dkk
(2017) menyebutkan bahwa anak usia sekolah (6-10) sangat rentan
terserang penyakit misalnya diare, kecacingan dan anemia yang
umumnya berkaitan dengan PHBS. Adanya pemberian informasi PHBS di
sekolah dapat menambah wawasan anak mengenai PHBS dan personal
hygiene sehingga membantu pembentukan perilaku yang sehat dan
secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
serta berperan aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bersih
dan sehat agar proses belajar dan mengajar berjalan lancar..
Berdasarkan diskusi dengan rekan kerja, diperoleh keterangan
bahwa pemberian informasi PHBS pada anak telah dilaksanakan, namun
intensitasnya menurun selama pandemi COVID-19 karena kegiatan
Puskesmas lebih berfokus pada penjaringan dan vaksinasi COVID-19.
Selain itu, berdasarkan observasi penulis dalam beberapa kali kegiatan
promosi kesehatan di sekolah, pemberian informasi biasanya dilakukan
tanpa menggunakan media apapun, sehingga membuat anak sering
kehilangan fokus dan lebih banyak berbicara dengan temannya daripada
mendengarkan pemaparan materi promosi kesehatan.
Berdasarkan latar belakang dan berkaitan dengan tugas dan fungsi
penulis sebagai Penyuluh Kesehatan dan Pencegahan Penyakit, maka
penulis berencana melakukan “OPTIMALISASI PROMOSI KESEHATAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK
SEKOLAH DASAR (SD) MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI DI DESA
JELAPAT II WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS JELAPAT
KABUPATEN BARITO” sebagai gagasan pemecahan masalah terkait

3
4

permasalahan yang ada di lingkungan kerja pada rancangan kegiatan


aktualisasi.

B. Tujuan Umum dan Khusus


Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas,
penyusunan rancangan aktualisasi memiliki tujuan, yaitu:
1. Tujuan Umum
Penulis dapat mengaktualisasikan core value BerAKHLAK ke
dalam program dan kegiatan di unit kerja sesuai dengan tugas dan fungsi
penulis sebagai Penyuluh Kesehatan dan Pencegahan Penyakit di UPT
Puskesmas Jelapat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengoptimalkan kegiatan promosi kesehatan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar di wilayah kerja UPT
Puskesmas Jelapat.
b. Mengoptimalkan penggunaan media dalam kegiatan promosi
kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga promosi
kesehatan menjadi lebih menarik dan informasi yang disampaikan
mudah diterima.

C. Isu Aktualisasi
Mengacu pada tugas pokok dan fungsi sebagai Penyuluh
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit di UPT Puskesmas Jelapat, maka
terdapat beberapa hal yang menjadi isu di lingkungan kerja, yaitu:
1. Belum optimalnya kerjasama lintas sektor dalam peningkatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di wilayah kerja UPT Puskesmas
Jelapat (Tupoksi).
2. Belum optimalnya kegiatan refreshing kader posyandu di wilayah
kerja UPT Puskesmas Jelapat (Tupoksi).
3. Masih rendahnya masyarakat yang menggunakan jamban sehat di
wilayah kerja UPT Puskesmas Jelapat (Tupoksi).

4
5

4. Belum optimalnya monitoring dan evaluasi terhadap peningkatan


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat di wilayah kerja
UPT Puskesmas Jelapat (Tupoksi).

5. Belum optimalnya promosi kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar di wilayah kerja UPT
Puskesmas Jelapat (Tupoksi).

Permasalahan atau Isu-isu tersebut kemudian dilakukan penapisan


isu untuk menentukan isu utama dalam rancangan aktualisasi, yaitu
dengan menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Kelayakan) dan analisa USG (Urgency, Seriously & Growth).
1. Analisis Penetapan Isu dengan Metode APKL
Tabel 1.1 Analisis Isu dengan Metode APKL
No Isu/Permasalahan Kriteria Skor Rank
A P K L
1. Belum optimalnya kerjasama lintas 4 4 4 5 17 III
sektor dalam peningkatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
wilayah kerja UPT Puskesmas
Jelapat (Tupoksi)
2. Belum optimalnya kegiatan 3 3 4 4 14 V
refreshing kader posyandu di
wilayah kerja UPT Puskesmas
Jelapat (tupoksi)
3. Masih rendahnya masyarakat yang 5 4 4 3 16 IV
menggunakan jamban sehat di
wilayah kerja UPT Puskesmas
Jelapat (tupoksi)
4. Belum optimalnya monitoring dan 4 4 5 5 18 II
evaluasi terhadap peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) masyarakat di wilayah kerja
UPT Puskesmas Jelapat (Tupoksi)
5. Belum optimalnya promosi 5 4 5 5 19 I
kesehatan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) pada anak
sekolah dasar di wilayah kerja UPT
Puskesmas Jelapat (Tupoksi)

5
6

2. Analisis Penetapan Isu dengan Metode USG


Setelah dilakukan Teknik Tapisan APKL ditemukan tiga isu atau
masalah yang memiliki pengaruh paling signifikan serta layak untuk
diselesaikan dan dicarikan solusinya, maka selanjutnya di lanjutkan
dengan Analisis USG. Analisis USG digunakan untuk memprioritaskan isu
yang akan ditindaklanjuti yaitu menggunakan analisis USG (Urgency,
Seriousness dan Growth). Adapun indikator analisis USG adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.2 Analisis Isu dengan Metode USG
No. Permasalahan U S G Skor Rank

1. Belum optimalnya kerjasama lintas 4 4 4 12 III


sektor dalam peningkatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
wilayah kerja UPT Puskesmas
Jelapat (Tupoksi)
2. Belum optimalnya monitoring dan 4 4 5 13 II
evaluasi terhadap peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) masyarakat di wilayah
kerja UPT Puskesmas Jelapat
(Tupoksi)
3. Belum optimalnya promosi 5 5 5 15 I
kesehatan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) pada anak
sekolah dasar di wilayah kerja UPT
Puskesmas Jelapat (Tupoksi)

Hasil dari analisis menggunakan kedua metode tersebut adalah


didapatkan satu isu prioritas yaitu “ Belum Optimalnya promosi kesehatan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Jelapat”. Isu tersebut diangkat berdasarkan hasil
diskusi dengan rekan kerja dan juga telah dikonsultasikan dengan mentor
dan coach. Oleh sebab itu, penulis memberikan gagasan kreatif untuk
menyelesaikan isu dengan melakukan “OPTIMALISASI PROMOSI
KESEHATAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA
ANAK SEKOLAH DASAR (SD) DI DESA JELAPAT II WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS JELAPAT”.
6
7

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan aktualisasi ini fokusnya adalah
melaksanakan optimalisasi promosi kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) pada anak sekolah menggunakan media video animasi di
Desa Jelapat II wilayah kerja UPT Puskesmas Jelapat.. Kegiatan
aktualisasi akan dilaksanakan pada tanggal 20 September 2022 sampai
dengan 24 Oktober 2022.
Subjek kegiatan aktualisasi adalah anak sekolah dasar di Desa
Jelapat II wilayah kerja UPT Puskesmas Jelapat. Adapun kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi isu utama tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan konsultasi dengan mentor dan coach.
2. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah mengenai pelaksanaan
kegiatan promosi kesehatan (Tupoksi).
3. Melaksanakan kegiatan pengumpulan bahan literasi/referensi untuk
pembuatan video animasi (Tupoksi).
4. Melaksanakan penyusunan naskah untuk pembuatan video animasi
(Tupoksi).
5. Melaksanakan kegiatan pembuatan video animasi Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) (Inisiatif).
6. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di sekolah dasar Desa Jelapat II wilayah kerja UPT
Puskesmas Jelapat (Tupoksi).
7. Melaksanakan kegiatan demonstrasi 7 langkah cuci tangan (Mentor).
8. Melaksanakan evaluasi efektifitas media video animasi terhadap
penyuluhaan dengan lembar checklist (Tupoksi).

7
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Organisasi


1. Geografis

Gambar 2.1 Foto UPT Puskesmas Jelapat

UPT Puskesmas Jelapat terletak di Desa Jelapat II dengan


alamat di Jalan Subarjo Desa Jelapat II RT. 001 No. 44, Kecamatan
Mekarsari, Kabupaten Barito Kuala. Wilayah kerja UPT Puskesmas
Jelapat meliputi 7 Desa dengan 3 Desa di wilayah Kecamatan
Tamban dan 4 Desa di wilayah Kecamatan Mekarsari. Luas wilayah
kerja 142 km2. Puskesmas Jelapat mulanya sebagai Puskesmas
Pembantu (Pustu), kemudian selesai dibangun dan resmi sebagai
Puskesmas Induk Tahun 2009. Di dirikan dengan luas tanah 1600 m 2,
dan status tanah adalah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Barito
Kuala.
Batas-batas wilayah kerja UPT Puskesmas Jelapat sebagai
berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Anjir Pasar dan
kecamatan Anjir Muara.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan sungai Barit

8
9

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Tamban Kecil


Kecamatan Tamban
4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Mekarsari Kecamatan
Mekarsari

Adapun wilayah kerja UPT Puskesmas Jelapat meliputi 7 desa,


yaitu:
1. Jelapat I Kecamatan Tamban.
2. Jelapat Baru Kecamatan Tamban
3. Tinggiran II Luar Kecamatan Tamban.
4. Tinggiran Baru Kecamatan Mekarsari
5. Jelapat II Kecamatan Mekarsari
6. Tinggiran Tengah Kecamatan Mekarsari
7. Tinggiran Darat Kecamatan Mekarsari

2. Demografi
Jumlah penduduk wialayah kerja UPT Puskesmas Jelapat
sebesar 23.532 jiwa, dengan 6.776 Rumah Tangga, dan rata-rata 3
jiwa per rumah tangga, dan tingkat kepadatan penduduk 165 jiwa per
km2 (dari luas wilayah 142 km2 ).
Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
10

Gambar 2.2 Grafik Jumlah Penduduk dan Rumah Per Desa

3. Jaringan dan Jejaring UPT Puskemas Jelapat


Sarana Kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Jelapat
terdapat 3 buah Puskesmas Pembantu dan 5 buah Poskesdes yang
masih aktif yakni:
Tabel 2.2 Sarana Kesehatan yang Tersedia di Desa

N
NAMA DESA PUSKESMAS/ POSKESDES/ KET
O
PUSTU POLINDES
1 - Puskesma
1 Jelapat II
s
2 Tinggiran Baru 1 1
3 Tinggiran Tengah - 1
4 Tinggiran Darat 1 1
5 Jelapat I 1 -
6 Jelapat Baru - 1
7 Tinggiran II Luar - 1
Jumlah 4 5

B. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Organisasi


Visi, misi, dan nilai-nilai organisasi UPT Puskesmas Jelapat, yaitu:
1. Visi
Terwujudnya masyarakat wilayah kerja Puskesmas Jelapat
11

yang sehat dan mandiri.


2. Misi
Dalam mencapai Visi “Terwujudnya masyarakat wilayah kerja
Puskesmas Jelapat yang Sehat dan mandiri” maka dirumuskan
empat Misi, yaitu:
a. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Meningkatkan peran serta kemandirian individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat serta lingkungan untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau.
d. Mengembangkan mutu layanan, sumber daya manusia, sarana
dan prasana sesuai kebutuhan masyarakat.
3. Nila-Nilai Organisasi
Puskesmas Jelapat mempunyai tata nilai yang harus
diaplikasikan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yaitu “SEHAT”, yang merupakan akronim dari:
1. Senyum
Ramah dan santun dalam memberikan pelayanan
2. Empati
Ikut merasakan penderitaan pasien dan melayani sepenuh hati
3. Handal
Responsif/tanggap, cepat dan tepat dalam pelayanan oleh tenaga
profesional
4. Adil
Pelayanan yang merata dan tidak membeda-bedakan
5. Teladan
Menjadi panutan/contoh bagi masyarakat dalam berprilaku sehat

C. Tugas Pokok dan Fungsi


1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
a. Tugas Pokok UPT Puskesmas Jelapat
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
12

dinyatakan bahwa Puskesmas mempunyai tugas pokok


melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
b. Fungsi Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, fungsi Puskesmas yaitu:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta
Penyuluh Kesehatan dan Pencegahan Penyakit merupakan
jabatan pelaksana dan masih belum terdapat Peraturan Menteri
PANRB yang mengaturnya. Oleh karena itu, tugas pokok dan fungsi
Penyuluh Kesehatan dan Pencegahan Penyakit didasarkan oleh
Peraturan Menteri PANRB Nomor 41 Tahun 2018 Tentang
Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil Di
Lingkungan Instansi Pemerintah dan analisis jabatan Penyuluh
Kesehatan dan Penyuluh Kesehatan dari berbagai sumber dan
menyesuaikan dengan bidang kerja saya di Bagian Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat UPT Puskesmas Jelapat,
meliputi:
1. Membantu menyusun rencana kerja.
2. Melaksanakan kebijakan teknis promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat.
3. Melaksanakan bimbingan, penyuluhan, kampanye kesehatan serta
menyebarkan informasi kesehatan.
4. Melaksanakan kegiatan pengingkatan pola hidup bersih sehat
kepada masyarakat melalui organisasi kemsayarakatan.
5. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan
penyuluhan kegiatan masyarakat.
13

6. Melaksanakan kegiatan promosi dan penyebarluasan informasi


kesehatan.
7. Melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya.

D. Sasaran Kinerja Pegawai


Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) adalah rencana dan target kinerja
yang dibuat oleh pegawai kemudian harus dicapai dalam kurun waktu
tertentu. Target tersebut telah ditentukan, diketahui, serta disetujui oleh
pimpinan pegawai yang bersangkutan berdasarkan tugas pokok dan
fungsi masing-masing.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Nomor 2011
tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Perka
Badan Kepegawaian Nasional Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan
Pelaksanaan PP Nomor 46/2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS,
maka PNS diwajibkan untuk menyusun Sasaran Kerja Pegawai sebagai
dasar penilaian prestasi kerja pegawai. Tujuannya adalah untuk menjamin
objektivitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi
kerja, sedangkan SKP adalah rencana dan target kinerja yang harus
dicapai oleh pegawai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan
dapat diukur serta disepakati pegawai dan atasannya.
Adapun daftar tugas jabatan sesuai Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
dan tugas/fungsi sebagai Penyuluh Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
adalah sebagai berikut :
1. Menyusun kerangka acuan, pengumpulan dan pengolahan data dalam
rangka identifikasi potensi wilayah.
2. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data masalah kesehatan.
3. Mengkompilasi data potensi dan masalah kesehatan masyarakat.
4. Membuat rencana pengembangan promosi kesehatan.
5. Menyusun dan menyiapkan materi untuk promosi kesehatan.
6. Menyusun dan menyiapkan media cetak/audio/visual/audio-visual untuk
promosi kesehatan.
7. Melakukan promosi kesehatan pada individu/kelompok/masyarakat.
14

8. Mengikuti seminar/lokakarya/lokmin bulanan.


9. Melaksanakan kegiatan puskesmas lainnya sesuai perintah pimpinan.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori
1. Nilai-Nilai BerAKHLAK
1) Berorientasi Pelayanan
Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya
dalam konteks ASN, yaitu:
1) Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi
2) Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor
privat
3) Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan.
ASN harus memberikan pelayanan prima untuk meningkatkan
kepercayaan publik sehingga dapat menimbulkan kepuasan bagi
pihak-pihak yang dilayani.
2) Akuntabel
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang
dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE
Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.

14
15

2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara


secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi.
Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship). Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak
antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
Pemberi kewenangan bertanggungjawab memberikan arahan yang
memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Dilain sisi, individu/kelompok/institusi
bertanggungjawab untuk memenuhi semua kewajibannya. Oleh sebab
itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang terjadi adalah hubungan yang
bertanggungjawab antara kedua belah pihak.
Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-
oriented). Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku
aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam
konteks ini, setiap individu/kelompok/institusi dituntut untuk
bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta
selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi untuk
mencapai hasil yang maksimal.
Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiers reporting) Laporan kinerja adalah perwujudan dari
akuntabilitas. Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu
menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari
hasil dan proses yang telah dilakukan. Dalam dunia birokrasi, bentuk
akuntabilitas setiap individu berwujud suatu laporan yang didasarkan
pada kontrak kerja, sedangkan untuk institusi adalah LAKIP (Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences). Akuntabilitas menunjukkan
16

tanggungjawab, dan tanggungjawab menghasilkan konsekuensi.


Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance) Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk
memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang bersifat proaktif
(proactive accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah
hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat,
dan evaluasi kinerja. Dalam hal ini proses setiap
individu/kelompok/institusi akan diminta pertanggungjawaban secara
aktif yang terlibat dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan
kinerja.
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku
pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan
dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada
atasannya. Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan
berbeda-beda. Adanya norma yang bersifat informal tentang perilaku
PNS yang menjadi kebiasaan (“how things are done around here”)
dapat mempengaruhi perilaku anggota organisasi atau bahkan
mempengaruhi aturan formal yang berlaku. Seperti misalnya
keberadaan PP No. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil, belum sepenuhnya dipahami atau bahkan dibaca oleh setiap
CPNS atau pun PNS. Oleh sebab itu, pola pikir PNS yang bekerja
lambat, berdampak pada pemborosan sumber daya dan memberikan
citra PNS berkinerja buruk. Dalam kondisi tersebut, PNS perlu
merubah citranya menjadi pelayan masyarakat dengan mengenalkan
nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan prilaku
bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007),
yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
17

b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran


konstitusional)
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
3) Kompeten
Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan
standar kompetensi dari International Labor Organization (ILO),
memiliki tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pengertian yang sama juga digunakan dalam konteks ASN,
kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1
Permenpan RB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi
faktor penting untuk mewujudkan pegawai professional dan kompetitif.
Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan
mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya
dalam kinerja.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017
tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang
spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabata
2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi
3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan
terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus
dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja
sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
18

Nilai kompeten dapat dijabarkan dengan perilaku sebagai


berikut :
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang
selalu berubah;
b) Membantu orang lain belajar;
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Pengembangan kompetensi untuk jabatan fungsional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 215 peraturan yang sama, diatur
sebagai berikut:
a) Pelaksanaan pengembangan kompetensi fungsional dilakukan
melalui jalur pelatihan.
b) Pelatihan fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
standar kompetensi Jabatan dan pengembangan karier.
c) Pengembangan kompetensi fungsional dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang
JF masing-masing.
d) Jenis dan jenjang pengembangan kompetensi fungsional
ditetapkan oleh instansi pembina JF.
e) Pelatihan fungsional diselenggarakan oleh lembaga pelatihan
terakreditasi.
Akreditasi pelatihan fungsional dilaksanakan oleh
masingmasing instansi Pembina JF dengan mengacu pada pedoman
akreditasi yang ditetapkan oleh LAN.
4) Harmonis
Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus
memiliki pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal
Indonesia berdiri, sejarah proses perjuangan dalam mewujudkan
persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam gerakan gerakan
separatism dan berbagai potensi yang menimbulkan perpecahaan dan
menjadi ancaman bagi persatuan bangsa. Secara umum, menurut
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN, tugas
pegawai ASN adalah sebagai berikut:
19

a) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat


Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak
mudah. Realita lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga
situasi dan kondisi juga mengikutinya. Ibarat baterai yang digunakan
untuk menggerakkan motor atau mesin suatu masa akan kehabisan
energi dan perlu di ‘charge’ ulang. Oleh karena itu upaya menciptakan
suasana kondusif yang harmonis bukan usaha yang dilakukan sekali
dan jadi untuk selamanya. Upaya menciptalkan dan menjaga suasana
harmonis dilakukan secara terus menerus. Mulai dari mengenalkan
kepada seluruh personil ASN dari jenjang terbawah sampai yang
paling tinggi, memelihara suasana harmonis, menjaga diantara
personil dan stake holder. Kemudian yang tidak boleh lupa untuk
selalu menyeseuaikan dan meningkatkan usaha tersebut, sehingga
menjadi habit/kebiasaan dan menjadi budaya hidup harmonis di
kalangan ASN dan seluruh pemangku kepentingannya. Upaya
menciptakan budaya harmonis di lingkungan bekerja tersebut dapat
menjadi salah satu kegiatan dalam rangka aktualisasi penerapannya.
5) Loyal
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021
tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam
rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi
transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(World Class Government), pemerintah telah meluncurkan Core
Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding
(Bangga Melayani Bangsa).
20

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal
sebagaimana tersebut di atas adalah sifat loyal atau setia kepada
bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara
dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada
pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai
dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, karena ASN
merupakan bagian atau komponen darI pemerintahan itu sendiri.
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis
yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal
berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya
paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendirI pada masa lalu. Dalam
Kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving or
showing firm and constant support or allegiance to a person or
institution” (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan
kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)”.
Sedangkan beberapa ahli mendefinisikan makna “loyalitas” sebagai
berikut:
a) Kepatuhan atau kesetiaan.
b) Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan
kepada organisasi tempatnya bekerja.
c) Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang
d) lain atau sesuatu (misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui
sikap dan tindakan orang tersebut.
e) Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang
ditunjukkan dengan memberikan dukungan dan kepatuhan yang
teguh dan konstan kepada seseorang atau sesuatu.
f) Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional
manusia, sehingga untuk mendapatkan kesetiaan seseorang maka
kita harus dapat mempengaruhi sisi emosional orang tersebut.
g) Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk
memiliki, mendukung, merasa aman, membangun keterikatan, dan
menciptakan keterikatan emosional.
21

6) Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup
untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan
atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan
kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi
juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak
dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh
perubahan lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif merupakan
syarat penting bagi terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi
individu dan organisasi dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal ini
organisasi maupun individu menghadapi permasalahan yang sama,
yaitu perubahan lingkungan yang konstan, sehingga karakteristik
adaptif dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun
individual.
Soekanto (2009), memberikan beberapa batasan pengertian
dari adaptasi, yakni:
1) Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
2) Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan
3) Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang
berubah.
4) Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
5) Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan
lingkungan dan sistem.
6) Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi
alamiah.
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya
organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan,
termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan
lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan.
22

Dalam konteks budaya organisasi, maka nilai adaptif tercermin


dari kemampuan respon organisasi dalam mengadaptasi perubahan.
Mengutip dari Management Advisory Service UK4, maka “An Adaptive
(Corporate) Culture is one that enables the organisation to adapt
quickly and effectively to internal and external pressures for change”.
Ini menjelaskan bahwa budaya adaptif bisa menjadi penggerak
organisasi dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan
internal maupun eksternal. Budaya menjadi faktor yang memampukan
organisasi dalam berkinerja secara cepat dan efektif.
7) Kaloboratif
Kolaboratif adalah merupakan proses partisipasi beberapa
orang, kelompok, dan organisasi yang bekerja sama untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Kolaborasi menyelesaikan visi bersama,
mencapai hasil positif bagi khalayak yang dilayani, dan membangun
sistem yang saling terkait untuk mengatasi masalah dan peluang.
Kolaborasi juga melibatkan berbagi sumber daya dan tanggung jawab
untuk secara bersama merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi program-program untuk mencapai tujuan bersama. Jika
dikaitan dengan ASN, kolaboratif sangat diperlukan dalam sebuah
organisasi. Seorang ASN harus bersedia untuk berbagi visi, misi,
kekuatan, sumber daya dan tujuan. Seorang ASN yang profesional
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya harus mampu berkolaborasi
dengan berbagai elemen yang ada ditempatnya bekerja sehingga
akan tercipta suatu kerjasama yang sinergis yang dapat
memaksimalkan hasil dari tugas yang dilaksanakannya.
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur
mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan
kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan
dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita. Keterbukaan
dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan dapat
menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan
bersama.
23

Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya


sebagai berikut:
a) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami
dan perlu terjadi
b) Organisasi menganggap Individu (Staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati
pekerjaan mereka
c) Organisasi memberikan erhatian yang adil bagi staf yang mau
mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan
tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan)
d) Pendapat yang Berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai
e) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari
konflik
f) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorongsecara
keseluruhan setiap divisi memili kesadan terahadap kualitas
layanan yang diberikan
Menurut Esteve et al, 2013. Mengungkapkan beberapa
aktivitas kolaborasi antar oganisasi yaitu:
a) Kerjasama Informal
b) Perjanjian Bantuan Bersama
c) Memberikan pelatihan
d) Menerima Pelatihan
e) Perencanaan Bersama
f) Menyediakan Peralatan
g) Menerima Peralatan
h) Memberikan bantuan Teknis
i) Menerima Bantuan Teknis
j) Memberikan Pengelolaan Hibah
k) Menerima Pengelolahan hibah
Ansen dan gash (2012), mengungkapkan beberapa proses
yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
24

a) Trust building: membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra


kolaborasi
b) Face tof Face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan
bersunguh-sunggguh
c) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan
sharing ownership dalam proses serta keterbukaan terkait
keuntungan Bersama
d) Pemahaman Bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi
bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai
Bersama
e) Menetapkan outcome antara ASN
Oleh karena itu, seorang ASN harus mampu menerapkan
kalimat afirmasi “Kami membangun kerjasama yang sinergi” dalam
melaksanakan setiap tugas. Kata kunci dari kolaboratif yang perlu
dipegang oleh seorang ASN adalah:
a) Kesediaan bekerja sama.
b) Sinergi untuk hasil yang lebih baik.
Dalam melakukan kolaboratif seorang ASN harus
memperhatikan beberapa nilai-nilai (kode etik) yaitu:
a) Memberi kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi.
b) Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.
c) Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bekerja sama.

2. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


Dalam melaksanakan tugasnya PNS wajib mengetahui peran dan
kedudukannya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Agar
dapat memahami peran kedudukan PNS dalam NKRI.
1. Smart ASN
Smart ASN merupakan salah satu aset penting dalam
penyelenggaraan roda pemerintahan negara, terlebih saat ini dunia
sedang menghadapi era disrupsi teknologi hingga munculnya revolusi
industri 4.0. Agar dapat bersaing dengan negaranegara lainya di era
25

revolusi industri 4.0, pemerintah telah merancang road map program


SMART ASN yang ditargetkan dapat diwujudkan pada tahun 2024.
Manajemen ASN yang profesional dalam bidang pengembangan ASN
menjadi kunci pokok bagi keberhasilan ASN untuk menghadapi
revolusi industri 4,0. Dalam program pengembangan kompetensi dan
kesejahteraan ASN, punya tujuan dan cita-cita untuk menyiapkan
Smart ASN di tahun 2019. Adapun kriteria ASN yang perlu dibangun
adalah ASN berintegritas, memiliki rasa nasionalisme tinggi,
profesional, berwawasan global, memahami IT dan bahasa asing,
hospitality, networking, serta jiwa entrepreneurship. Disinilah
pentingnya menganalisis kebijakan tentang SMART ASN.
Menjadikan ASN yang ideal dan kompetitif di era globalisasi
merupakan tuntutan publik dan target yang harus dicapai. Tiga
sasaran utama untuk mewujudkan SMART ASN di Tahun 2019, yaitu:
Pertama, Perencanaan ASN, dengan membuka formasi/kualifikasi
ASN yang sesuai dengan arah pembangunan nasional serta potensi
daerah. Kedua, Pengadaan ASN yang transparan, objektif dan
fairness untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat sekaligus
menjaring putra-putri terbaik bangsa. Ketiga, Meningkatkan
profesionalisme, yakni meningkatkan kompetensi, kualifikasi dan
kinerja sebagaimana yang diamanatkan UU ASN.
Tahapan RPJMN ke-3 (2015-2019) yang berakhir pada tahun
ini 2019 merupakan pembangunan ASN pada tahap SMART ASN.
Pola ini untuk mewujudkan ASN berwawasan global, penguasaan
teknologi informasi, bahasa asing, dan jejaring kerja (networking),
serta berintegritas. Ada 8 (delapan) Profil SMART ASN yaitu sebagai
berikut:
a. Integritas
Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan
nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan
dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku
kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi,
26

bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang


menyertainya.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena
adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup
bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat,
demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara serta
cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi
identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan
negara bangsa yang bersangkutan dalam implementasinya, seorang
ASN harus bekerja dengan semangat cinta tanah air Indonesia.
c. Profesionalisme
Profesionalisme, adalah merupakan komitmen para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus
menerus (Nurita Putranti Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil
merupakan salah satu profesi maka konsekuensinya harus selalu
meningkatkan kemampuannya secara terus menerus agar dalam
melaksanakan tugas atau pekerjakaan dapat dilaksanakan secara
profesional. Berpedoman pada pengertian dimuka, menunjukkan
bahwa Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari profesi agar
dapat melaksanakan pekerjaan secara professional harus
diperhatikan dan memperhatikan mengenai profesionalisme.
d. Berwawasan Global
ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ
birokrasi yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding
kaku tempat ia bekerja melalui pandangan yang bulat, menyeluruh
serta mampu menemukan dan menggunakan perkembangan atau
inovasi lain yang ada baik dalam skala nasional maupun internasional.
e. Menguasai IT dan Bahasa Asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi
yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi
produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang
27

digunakan dalamn meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk


meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan
fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
Selain itu, seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan
baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa asing
seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain sebagainya.
f. Hospitality (Keramahan)
Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau
penerimaan tamu, pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang
sehingga mereka akan memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan
pelayanan yang diberikan.
g. Entrepreneurship (Kewirausahaan)
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni
berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian,
kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap
dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship
juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak,
kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan bagaimana
cara membantu mereka yang membutuhkan. Dan dengan dimilikinya
kemampuan Enterpreneurship ini maka seorang ASN akan mampu
meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.
h. Networking (Jaringan)
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan
orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan
professional maupun personal. Literasi digital merupakan hal paling
utama dalam mewujudkan ASN yang berdaya saing dalam
perkembangan teknologi dan informasi.

Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM


dan persiapan kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan kognitif SDM di Indonesia agar
keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Secara umum,
literasi digital memang sering dianggap sebagai kecakapan
28

menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada
pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah
kecakapan yang paling utama. Padahal, literasi digital adalah sebuah
konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada
kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital
juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital
dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif.
Adapun Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri
dari:
1. Digital Skill, yaitu kemampuan mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
2. Digital Culture, kemampuan membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam
keseharian digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
3. Digital Ethics, yaitu kemampuan menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata Kelola etika digital dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Digital Safety, yaitu kemampuan mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang, dan meningkatkan 30
kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam
kehidupan sehari-hari.

Dalam menghadapi tranformasi digital, penerapan literasi digital


diharapkan dapat membentuk karakter yang efektif, efisien, inovatif,
dan memiliki kinerja yang bermutu bagi ASN untuk mengikuti dan
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi secara cepat dalam
penyelenggaraan program pemerintah, khususnya program literasi
digital, pilar literasi digital, sampai implementasi dan implikasi literasi
digital dalam kehidupan bersosial dan dunia kerja. Sehingga
29

terwujudlah kinerja yang bukan hanya cakap di dunia nyata namun


juga cakap di dunia digital. Berikut merupakan empat pilar literasi
digital:
1. Etika Bermedia Digital Etika bermedia digial adalah kemampuan
individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata
kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari.
2. Budaya Bermedia Digital Kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun
wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Aman Bermedia Digital Kemampuan individu dalam mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Cakap Bermedia Digital Kemampuan individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak
TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia
sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi
dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin
30

keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan


segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan
kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN,
khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat
karier tertinggi.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik; Melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Pelayan publik; Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas.
c. Perekat dan pemersatu bangsa Selanjutnya Pegawai ASN
bertugas: Mepererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Dalam Undang-Undang nomor 05 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik.
Pegawai ASN memiliki tugas yang harus dilaksanakan, berikut
adalah tugas sebagai seorang ASN :
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Peran dari Pegawai ASN adalah: perencana, pelaksana,


pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
31

pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan


pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik
merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN
senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,
Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat
ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN
disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen
ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. ASN
harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar
Pegawai ASN:
32

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan


berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara,tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

3. Substansif Bidang Tugas


1) Promosi Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/
SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar merekan dapat menolong
diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
33

masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan


publik yang berwawasan kesehatan.
Visi Promosi Kesehatan adalah “Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat.” Dimana setiap individu pada rumah tangga di Indonesia telah
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk mencapaivisi
tersebut, ada beberapa misi promosi kesehatan misi promosi
kesehatan yaitu:
1. Memberdayakan individu, keluarga dan kelompok masyarakat, baik
melalui pendekatan personal, keluarga, organisasi, dan gerakan
masyarakat.
2. Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya
perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, mengadvokasi para
pengambil keputusan dan penetu kebijakan serta pihak lain yang
berkepentingan..

2) Media Promosi Kesehatan


Notoadmodjo dalam Jatmika dkk (2019) menyebutkan bahwa
media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik melalui media cetak, elektronika (berupa radio, TV,
komputer dan sebagainya) dan media luar ruang, sehingga sasaran
dapat meningkatkan pengetahuannya yang kemudian diharapkan
menjadi perubahan pada perilaku ke arah positif di bidang kesehatan.
Menurut Notoadmodjo dalam Jatmika (2019), Media promosi
kesehatan dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Media cetak
Media cetak dapat sebagai alat bantu untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan, beberapa contohnya seperti booklet,
leaflet, rubik dan poster. Booklet adalah media untuk
menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku baik berupa
tulisan maupun gambar.
2. Media elektronik
34

Media elektronik merupakan suatu media bergerak yang


dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesan-
pesan kesehatan. Contoh dari media elektronik adalah TV, radio,
film, vidio film, cassete, CD, dan VCD.
3. Media luar ruangan
Media luar ruangan yaitu media yang menyampaikan
pesannya diluar ruangan secara umum melalui media cetak dan
elektronika secara statis, misalnya papan reklame, spanduk,
pameran, banner dan TV layar lebar.
Adapun tujuan dari penggunaan media promosi kesehatan
adalah:
1. Media dapat mempermudah penyampaian infomasi.
2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
3. Media dapat memperjelas informasi yang disampaikan.
4. Media dapa mempermudah pengertian.
5. Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistik.
6. Media dapat menampilkan objek yang dapat ditangkap dengan
mata.
7. Media dapat memperlancar komunikasi.

3) Media Video
Video merupakan media untuk menyampaikan pesan atau
informasi yang mengarah kesosialisasi program dalam bidang
kesehatan, mengutamakan pendidikan dan penerangan serta
komunikasi kesehatan yang bersifat persuasiv. Kadang-kadang
diselipi iklan layanan masyarakat atau iklan perusahaan obat atau
alat-alat laboratorium. Selain sebagai media penyampaian pesan,
video merupakan segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio
dapat dikombinasikan dengan gambar gerak. Kemampuan video
dalam memvisualisasikan sebuah pesan menjadi gerakan motoric,
ekspresi wajah, dan suasana lingkungan tertentu, merupakan suatu
kelebihan dari video. Kadang juga berbentuk hiburan yang mendorong
35

perubahan sikap dalam bidang kesehatan, yang dikemas dalam


bentuk drama, cerita-cerita fiksi atau kenyataan dalam masyarakat
Tujuan menggunakan media video dalam penyampaian
informasi, yaitu:
i. Fungsi atensi yaitu media video dapat menarik perhatian dan
mengarahkan konsentrasi audiens pada materi video.
ii. Fungsi afektif yaitu media video mampu mengunggah emosi dan
sikap audiens.
iii. Fungsi kognitif dapat mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran untuk memahami dan mengingat ppesan atau
informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang.
iv. Fungsi kompensatoris adalah memberikan konteks kepada audiens
yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan
mmengingat kembali informasi yang telah diperoleh.
Penggunaan media video dalam promosi kesehatan memiliki
beberapa kelebihan, yaitu:
a. Pesan yang disampaikan dikemas secara menarik sehingga akan
mudah diingat oleh penonton.
b. Tidak terbatas jarak dan waktu.
c. Dapat di ulang-ulang.
d. Format dapat disajikan dengan berbagai bentuk, seperti kaset, CD
dan DVD.

Dengan demikian media video dapat membantu audiens yang


lemah dan lambat menangkap suatu pesan menjadi mudah dalam
menerima dan memahami inovasi yang disampaikan, hal ini
disebabkan karena video mampu mengkombinasikan antara visual
(gambar) dengan audio (suara) (Pera Nurfathiyah, et al, 2011).
36

B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi Dan Habituasi


Nama : RESY PAHMA WULANDARI, S.K.M
NIP : 19931030 202203 2 004
Jabatan : Penyuluh Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Isu Aktualisasi : Belum Optimalnya Promosi Kesehatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak
Sekolah Dasar di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Jelapat
Gagasan : Optimalisasi Promosi Kesehatan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah
Dasar (SD) Menggunakan Video Animasi di
Desa Jelapat II Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Jelapat
Kegiatan :
9. Melaksanakan kegiatan konsultasi dengan mentor dan coach.
10. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah mengenai pelaksanaan
kegiatan promosi kesehatan (Tupoksi).
11. Melaksanakan kegiatan pengumpulan bahan literasi/referensi untuk
pembuatan video animasi (Tupoksi).
12. Melaksanakan penyusunan naskah untuk pembuatan video animasi
(Tupoksi).
13. Melaksanakan kegiatan pembuatan video animasi Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) (Inisiatif).
14. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di sekolah dasar Desa Jelapat II wilayah kerja UPT
Puskesmas Jelapat (Tupoksi).
15. Melaksanakan demonstrasi 7 langkah cuci tangan (Mentor).
16. Melaksanakan evaluasi efektifitas media video animasi terhadap
penyuluhaan dengan lembar checklist (Tupoksi).
37

Tabel 3.1 Tabel Rencana Kegiatan Aktualisasi


N Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
Kegiatan Tahapan Kegiatan
o Kegiatan dengan Nilai BerAKHLAK Visi-Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 Melaksanakan 1) Melaksanakan 1) Mendapatka Berorentasi Pelayanan: Kegiatan yang Melakukan
kegiatan kegiatan n Mendapatkan perlakuan dilakukan berkaitan Konsultasi ini akan
konsultasi konsultasi persetujuan yang ramah dan sopan dengan Misi UPT menguatkan nilai
dengan mentor dengan coach dari coach saat berkonsultasi Puskesmas Jelapat organisasi yaitu
dan coach dan mentor dan mentor bersama mentor dan yaitu “Komitmen dan
(Tupoksi) terkait dengan terkait coach “Mengembangkan kerjasama melalui
isu yang akan dengan mutu layanan, diskusi dan
diangkat rancangan Akuntabel: sumber daya melibatkan mentor
2) Menyampaika aktualisasi Melaksanakan kegiatan manusia, sarana dan serta coach dalam
n rancangan yang akan dengan rasa penuh prasarana sesuai mengambil judul
kegiatan dilaksanakan tanggung jawab kebutuhan kegiatan dan
aktualisasi 2) Mendapatka masyarakat” rencana kegiatan”
yang akan n surat izin Kompeten:
dilaksanakan pelaksanaan Melaksanakan tugas
3) Meminta aktualisasi rancangan aktualisasi
persetujuan 3) Dokumentasi dengan memberikan hasil
dari mentor kegiatan yang terbaik
dan coach 4) Lembar
terkait dengan persetujuan Harmonis:
rancangan bimbingan Menghargai masukan,
aktualisasi arahan dan saran baik
yang akan dari coach maupun dari
dilaksanakan mentor

Kolaboratif:
Melaksanakan kegiatan
konsultasi secara dua
arah dan menjalin
komunikasi yang baik
38

N Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-


Kegiatan Tahapan Kegiatan
o Kegiatan dengan Nilai BerAKHLAK Visi-Misi Organisasi Nilai Organisasi

2. Melakukan 1) Membuat 1) Undangan Berorientasi Pelayanan: Kegiatan koordinasi Melakukan


koordinasi undangan pertemuan Meminta izin untuk lintas sektor ini kegiatan koordinasi
dengan pihak pertemuan 2) Daftar melaksanakan kegiatan sesuai dengan misi akan menguatkan
sekolah kelompok kehadiran promosi kesehatan UPT. Puskesmas nilai organisasi
mengenai 2) Mebuat daftar 3) Waktu dengan ramah dan sopan Jelapat yaitu yang UPT Puskesmas
pelaksanaan kehadiran pelaksanaan kepada pihak terkait bermutu Jelapat yaitu “Adil
kegiatan 3) Menetapkan promosi “Memelihara dan melalui
promosi waktu kegiatan kesehatan Akuntabel: meningkatkan membangun
kesehatan promosi Dapat mempertanggung pelayanan kerjasama dengan
(Tupoksi) kesehatan jawabkan daftar hadir kesehatan” pihak lain tanpa
yang telah dibuat membedakan”
berdasarkan kehadiran
nyata dilapangan pada
saat kegiatan promosi
kesehatan berlangung

Loyal:
Membawa nama baik
pribadi sebagai ASN
maupun nama baik
Instansi selama
pelaksanaan kegiatan
promosi kesehatan

Adaptif:
Dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan
dilapangan dalam proses
perizinan terkait
pelaksanaan kegiatan
39

N Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-


Kegiatan Tahapan Kegiatan
o Kegiatan dengan Nilai BerAKHLAK Visi-Misi Organisasi Nilai Organisasi

Harmonis:
Saling menghargai
pendapat, saran dan
masukan dari pihak-pihak
yang terlibat di dalam
perseiapan kegiatan

3. Melaksanakan 1) Mencari Tersedianya Berorientasi Pelayanan: Kegiatan Hal ini berkaitan


kegiatan referensi materi untuk Memahami dan memenuhi pengumpulan bahan dengan nilai UPT
pengumpulan tentang materi pembuatan kebutuha masyarakat literasi/referensi ini Puskesmas Jelapat
bahan PHBS media promosi sesuai dengan misi yaitu “Responsif
literasi/referens 2) Menyimpan kesehatan Akuntabel: UPT Puskesmas dan tepat dalam
i untuk dan Melaksanakan tugas Jelapat yaitu memberikan
pembuatan merangkum dengan jujur, bertanggung “Mengembangkan pelayanan yang
video animasi materi penting jawab, cermat, disiplin dan mutu layanan, profesional"
(Tupoksi) untuk promosi berintegritas tinggi sumber daya
kesehatan manusia, sarana dan
Kompeten: prasarana sesuai
Mempelajari bahan kebutuhan
literasi/referensi dengan masyarakat”
bersungguh-sungguh

Adaptif:
Terus berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas

4. Melaksanakan 1) Menyusun 1) Tersusunnya Akuntabel: Kegiatan Hal ini berkaitan


penyusunan naskah untuk naksah Dapat mempertanggung pembuatan media dengan nilai UPT
materi kegiatan video promosi materi jawabkan materi yang kita konseling ini Sesuai Puskesmas Jelapat
40

N Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-


Kegiatan Tahapan Kegiatan
o Kegiatan dengan Nilai BerAKHLAK Visi-Misi Organisasi Nilai Organisasi
promosi Kesehatan promosi susun dengan cara dengan Misi UPT. yaitu “Responsif
kesehatan 2) Berkonsultasi kesehatan mengambil sumber yang Puskesmas Jelapat dan tepat dalam
(Tupoksi) dengan mentor untuk jelas yaitu memberikan
terkait materi pembuatan Loyal: “Mengembangkan pelayanan yang
yang akan video Menggunakan Bahasa mutu layanan, professional”
disajikan animasi Indonesia yang baik dan sumber daya
benar dalam penulisan manusia, sarana
materi maupun bahan dan prasarana
yang akan ditayangkan sesuai kebutuhan
masyarakat”
Kolaboratif:
Meminta saran dan
masukan kepada atasan
terkait dengan materi yang
akan kita gunakan

Harmonis:
Selalu melibatkan atasan
dalam pengambilan
keputusan dalam memilih
materi agar tercipta
suasana yang nyaman
saat penyampaian materi

Adaptif:
Materi yang disampaikan
mudah dipahami oleh
sasaran
5. Melaksanakan 1) Mencari 1) Video Berorientasi Pelayanan: Kegiatan Hal ini berkaitan
kegiatan referensi video animasi yang Memahami dan memenuhi pembuatan media dengan nilai UPT
pembuatan animasi menarik dan kebutuhan masyarakat konseling ini sesuai Puskesmas Jelapat
video animasi 2) Membuat mudah dengan misi UPT yaitu
41

N Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-


Kegiatan Tahapan Kegiatan
o Kegiatan dengan Nilai BerAKHLAK Visi-Misi Organisasi Nilai Organisasi
Perilaku Hidup desain/layout dipahami Akuntabel: Puskesmas Jelapat “Responsif/tanggap
Bersih dan video animasi Dapat mempertanggung yaitu melakukan inovasi
Sehat (PHBS) 3) Berkonsultasi jawabkan materi yang kita “Mengembangkan dengan
(Inisiatif) dengan susun dengan cara mutu layanan, menyesuaikan
mentor mengambil sumber yang sumber daya pada kebutuhan
jelas manusia, sarana masyarakat””
dan prasarana
Kompeten: sesuai kebutuhan
Dapat membuat video masyarakat”
animasi menggunakan
aplikasi

Adaptif:
terus berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas

Kolaboratif:
Meminta saran dan
masukan kepada atasan
terkait dengan materi yang
akan kita gunakan

Harmonis:
Selalu melibatkan atasan
dalam pengambilan
keputusan dalam memilih
materi agar tercipta
suasana yang nyaman
saat penyampaian materi

6. Melaksanakan 1) Mempersiapka 1) Media video Berorientasi Kegiatan ini sesuai Kegiatan ini
42

N Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-


Kegiatan Tahapan Kegiatan
o Kegiatan dengan Nilai BerAKHLAK Visi-Misi Organisasi Nilai Organisasi
kegiatan n alat dan dapat Pelayanan: dengan misi UPT berkaitan dengan
promosi media promosi digunakan Ramah dan sopan saat Puskesmas Jelapat nilai UPT
kesehatan kesehatan untuk melakukan promosi yaitu Puskesmas Jelapat
Perilaku Hidup 2) Melaksanakan promosi kesehatan “Meningkatkan yaitu “Memberikan
Bersih dan kegiatan kesehatan peran serta indivitu, pelayanan sepenuh
Sehat (PHB) promosi 2) Kegiatan Akuntabel: keluarga, kelompok hati pada
di sekolah kesehatan promosi Melaksanakan tugas dan masyarakat masyarakat”
dasar Desa kesehatan dengan jujur, serta lingkungan
Jelapat II berlangsung bertanggung jawab, untuk hidup sehat”
wilayah kerja dengan baik cermat, disiplin dan
UPT berintegritas tinggi
Puskesmas
Jelapat Kompeten:
(Tupoksi) Membantu orang lain
belajar

Harmonis:
Membangun suasana
yang menyenangkan
saat kegiatan promosi
kesehatan

Loyal:
Membawa nama baik
instansi saat pelaksanaan
promosi kesehatan

Adaptif:
Melaksanakan promosi
kesehatan dengan
bahasa dan cara yang
mudah dipahami oleh
sasaran
43

N Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-


Kegiatan Tahapan Kegiatan
o Kegiatan dengan Nilai BerAKHLAK Visi-Misi Organisasi Nilai Organisasi

Kolaboratif:
Melaksanakan kegiatan
promosi kesehatan
dengan mengandalkan
komunikasi dua arah

7. Melaksanakan 1) Mencontohkan 1) Anak Berorientasi Pelayanan: Kegiatan ini sesuai Kegiatan ini
demonstrasi 7 7 langkah cuci memahami Memberikan pelayanan dengan misi UPT berkaitan dengan
langkah cuci tangan langkah cuci prima kepada sasaran Puskesmas Jelapat nilai UPT
tangan 2) Mengajak tangan yang pelayanan yaitu Puskesmas Jelapat
(Mentor) anak untuk benar “Meningkatkan yaitu “Menjadi
mempraktekka 2) Anak bisa Akuntabel: peran serta indivitu, panutan/contoh
n 7 langkah mempraktikka Dapat keluarga, kelompok pada masyarakat
cuci tangan n 7 langkah mempertanggungjawabka dan masyarakat untuk berperilaku
cuci tangan n apa yang disampaikan serta lingkungan sehat”
untuk hidup sehat
Adaptif:
Menjelaskan dan
mempraktikkan bahasa
dan cara yang mudah
dipahami oleh sasaran

Kompeten:
Membantu orang lain
belajar

Harmonis:
Menghargai dan
membantu petani yang
kebingungan mengenai
penjelasan materi promosi
44

N Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-


Kegiatan Tahapan Kegiatan
o Kegiatan dengan Nilai BerAKHLAK Visi-Misi Organisasi Nilai Organisasi
kesehatan terkait dengan
perbanyakan herbisida

Loyal:
Membawa nama baik
instansi saat pelaksanaan
promosi kesehatan

Kolaboratif :
Melaksanakan kegiatan
dengan mengandalkan
komunikasi dua arah

8. Melaksanakan 1) Membagikan 1) Hasil Berorientasi Evaluasi ini Evaluasi ini sesuai


evaluasi lembar evaluasi Pelayanan: bertujuan agar dengan nilai UPT
efektifitas checklist Melakukan evaluasi dapat mendukung Puskesmas Jelapat
media video evaluasi media dengan tepat dan benar visi UPT yaitu
terhadap video Puskesmas Jelapat “Responsif/tanggap
penyulyhan 2) Melakukan Akuntabel: yaitu “Terwujudnya dalam memberikan
dengan identifikasi Evaluasi dilakukan masyarakat wilayah pelayanan melalui
lembar terkait hasil secara benar kerja Puskesmas perbaikan terhadap
checklist lembar Jelapat yang sehat hasil evaluasi”
(Tupoksi) checklist Kompeten: dan mandiri”
Hasil evaluasi dijadikan
sebagai penyemangat
untuk lebih
meningkatkan kopetensi
penulis

Harmonis:
Menerima kritik dan
saran dari mentor dan
45

N Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-


Kegiatan Tahapan Kegiatan
o Kegiatan dengan Nilai BerAKHLAK Visi-Misi Organisasi Nilai Organisasi
rekan kerja sebagai
perbaikan untuk
kegiatan promosi
kesehatan

Adaptif:
Melakukan perbaikan
tiada henti

Kolaboratif :
Mengajak mentor dan
rekan kerja untuk
memberikan masukan
dan koreksi dari hasil
penilaian evaluasi
46

C. Rancangan Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi


Rancangan kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di UPT Puskesmas Jelapat pada tanggal 20 September 2022
sampai dengan 24 Oktober 2022. Adapun rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 3.2 Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan

1 Melaksanakan kegiatan konsultasi dengan mentor 20 September 2022 – 24 Oktober Melalui Whatsapp dan
dan coach. 2022 Zoom Meeting
2 Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah 26 September 2022 – 01 Oktober UPT Puskesmas
mengenai pelaksanaan kegiatan promosi Jelapat
2022
kesehatan (Tupoksi).
3 Melaksanakan kegiatan pengumpulan bahan UPT Puskesmas
literasi/referensi untuk pembuatan video animasi 03 - 05 Oktober 2022 Jelapat
(Tupoksi).
4 Melaksanakan penyusunan naskah untuk UPT Puskesmas
pembuatan video animasi (Tupoksi). 06 - 08 Oktober 2022
Jelapat
5 Melaksanakan kegiatan pembuatan video animasi UPT Puskesmas
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Inisiatif). 10 – 13 Oktober 2022
Jelapat
6 Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan 14 – 21 Oktober 2022 Sekolah Dasar di Desa
47

No Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Jelapat II


sekolah dasar Desa Jelapat II wilayah kerja UPT
Puskesmas Jelapat (Tupoksi).
7 Melaksanakan demonstrasi 7 langkah cuci tangan Sekolah Dasar di Desa
(Mentor). 14 – 21 Oktober 2022
Jelapat II
8. Melaksanakan evaluasi efektifitas media video UPT Puskesmas
animasi terhadap penyuluhaan dengan lembar 22 – 24 Oktober 2022 Jelapat
checklist (Tupoksi).
D. Rencana Penjadwalan Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.3 Rencana Matrik Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi
48
DAFTAR PUSTAKA

Safitri A.D. (2020). Kondisi Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Sekolah Dasar. HIGEIA 4, 2 : 392 – 403.

Gabur N.G.J., Yudiernawati A., Dewi N. (2017). Hubungan Perilaku Hidup


Bersih Dan Sehat (Phbs) Terhadap Personal Hygiene Anak Usia
Sekolah Di SDN Tlogomas 2 Malang. Nursing News, 2 (1).

Jatmika S.E.D., Maulana M., Kuntoro, dkk. (2019). Buku Ajar


Pengembangan Media Promosi Kesehatan. Yogyakarta : K-Media.

Lembaga AdministrasI Negara. (2021). Modul Berorientasi Pelayanan


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Akuntabel Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Kompeten Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2021) Modul Harmonis Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Loyal Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administras Negara. (2021). Modul Adaftif Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul SMART ASN Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Manajemen ASN Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta.

Nurmala I., Rahman F., Nugroho A., dkk. (2018). Promosi Kesehatan.
Surabaya : Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2021 tentang


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014


Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar


Kompetensi ASN.

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Nomor 2011 tentang Penilaian Prestasi


Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Peraturan Pemerintah No. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai


Negeri Sipil

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Nasional Nomor 1 Tahun 2013


tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 46/2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja PNS.

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Nomor 2011 tentang Penilaian Prestasi


Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Profil UPT Puskesmas Jelapat Tahun 2021.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.


LAMPIRAN

Lampiran 1. Cakupan RT Ber-PHBS Tahun 2021

Lampiran 2. 10 Penyakit Terbanyak Tahun 2021

No Penyakit Jumlah Kasus


1. ISPA 1.338
2. FEBRIS 479
3. DYSPEPSIA 333
4. DIARE 288
5. HIPERTENSI PRIMER 214
6. ALERGI 204
7. REMATIK ARTRITIS 163
8. GANGGUAN TELINGA LAINNYA 85
9. ARTRITIS LAINNYA 68
10. GANGGUAN GIGI & PENYANGGA 66
Lampiran 3. 10 Penyakit Terbanyak Bulan Mei - Juli

Bulan Diagram

Mei

Juni

Juli

Lampiran 4. Analisis Isu dengan Metode APKL


No Isu/Permasalahan Kriteria Skor Rank

A P K L

1. Belum optimalnya kerjasama lintas 4 4 4 5 17 III


sektor dalam peningkatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
wilayah kerja Puskesmas Jelapat
(Tupoksi)

2. Belum optimalnya kegiatan 3 3 4 4 14 V


refreshing kader posyandu di
wilayah kerja UPT Puskesmas
Jelapat (tupoksi)

3. Masih rendahnya masyarakat yang 5 4 4 3 16 IV


menggunakan jamban sehat di
wilayah kerja UPT Puskesmas
Jelapat (tupoksi)

4. Belum optimalnya monitoring dan 4 4 5 5 18 II


evaluasi terhadap peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Jelapat (Tupoksi)

5. Belum optimalnya penyuluhan 5 4 5 5 19 I


mengenai Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) pada anak
sekolah dasar di wilayah kerja
Puskesmas Jelapat (Tupoksi)

Keterangan: Skor Nilai:


1. A (Aktual) : Isu sedang 5 = Sangat mendesak/serius/berdampak
dibicarakan a masa sekarang 4 = Mendesak/serius/berdampak
2. P (Problematik) : Isu mendesak 3 = Cukup mendesak/serius/berdampak
diselesaikan. 2 = Kurang mendesak/serius/berdampak
3. K (Khalayak) : Menyangkut hajat 1 = Tidak mendesak/serius/berdampak
hidup orang banyak
4. L (Layak) :  Isu yang masuk akal
(logis), pantas, realistis dan
sesuai kewenangan
Lampiran 5. Analisis Isu dengan Metode USG
No. Permasalahan U S G Skor Rank

1. Belum optimalnya kerjasama lintas 4 4 4 12 III


sektor dalam peningkatan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
wilayah kerja Puskesmas Jelapat
(Tupoksi)
2. Belum optimalnya monitoring dan 4 4 5 13 II
evaluasi terhadap peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Jelapat (Tupoksi)
3. Belum optimalnya penyuluhan 5 5 5 15 I
mengenai Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) pada anak
sekolah dasar di wilayah kerja
Puskesmas Jelapat (Tupoksi)

Keterangan: Skor Nilai:


1. U (Urgency) : Seberapa 5 = Sangat mendesak/serius/berdampak
mendesak sebuah isu untuk 4 = Mendesak/serius/berdampak
diselesaikan. 3 = Cukup mendesak/serius/berdampak
2. (Seriousness) : Seberapa 2 = Kurang mendesak/serius/berdampak
serius isu tersebut akan 1 = Tidak mendesak/serius/berdampak
bedampak.
3. G (Growth) : Seberapa besar
kemungkinan isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan.
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan Konsultasi

Tanggal Kegiatan Dokumentasi Kegiatan


Pertemuan
Daring
Zoom
Meeting
dengan
03/09/2022 Coach
(Sync)

Pertemuan
Daring
Zoom
Meeting
09/09/2022 dengan
Coach
(Sync)

Pertemuan
tatap muka
dengan
mentor di
UPT
12/09/2022
Puskesmas
Jelapat
Tanggal Kegiatan Dokumentasi Kegiatan
Pertemuan
Daring
Zoom
Meeting
12/09/2022 dengan
Coach
(Sync)

Pertemuan
tatap muka
dengan
mentor di

13/09/2022 UPT
Puskesmas
Jelapat

.
KARTU KENDALI MENTOR

No. HARI/TANGGAL CATATAN KEGIATAN KONSULTASI MEDIA TINDAK LANJUT Paraf


1 Rabu, Konsultasi tentang isu-isu aktual Daring Disetujui dan
24 Agustus 2022 yang terjadi (via WA) dilaksanakan
2 Kamis, Konsultasi tentang pentepan isu Daring Disetujui dan
25 Agutus 2022 aktual yang diangkat (via WA) dilaksanakan
3 Senin, Konsultasi tentang penyusunan Tatap Muka Disetujui dan
12 September 2022 analisis jabatan yang diangkat dilaksanakan
4 Rabu, Konsultasi tentang draft rancangan Tatap Muka Disetujui dan
14 September 2022 aktualisasi dilaksanakan

Marabahan, 14 September 2022


KARTU KENDALI COACH

CATATAN KEGIATAN
No. HARI/TANGGAL MEDIA TINDAK LANJUT Paraf
KONSULTASI
1 Sabtu, Bimbingan Rancangan Daring Direvisi dan
03 September 2022 Aktualisasi (via ZOOM) dilaksanakan
4 Jum’at, Bimbingan Rancangan Daring Direvisi dan
09 September 2022 Aktualisasi (via ZOOM) dilaksanakan
5 Selasa, Bimbingan Rancangan Daring Direvisi dan
13 September 2022 Aktualisasi (via ZOOM) dilaksanakan
6 Kamis, Bimbingan Rancangan Daring Disetujui dan
15 September 2022 Aktualisasi (via ZOOM) dilaksanakan

Marabahan, 15 September 2022

Coach,

Sumadi, ST.M.Pd.

NIP. 19640123 198603 1 003

Anda mungkin juga menyukai