Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

JUDUL :

PENERTIBAN PKL PADA MASA PANDEMI DENGAN MENERAPKAN


SOP PADA SATUAN POLISI PAMONG PARAJA
KABUPATEN BUTON UTARA

Oleh :

HENDRI, SH
NDH : 35

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III


ANGKATAN CXX TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No.8A Puwatu Tlp.3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“PENERTIBAN PKL PADA MASA PANDEMI DENGAN


MENERAPKAN SOP PADA SATUAN POLISI PAMONG PARAJA
KABUPATEN BUTON UTARA”

Oleh:
HENDRI, SH
NIP. 19880628 202012 1 007

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 07 September 2021


di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi
Sulawesi Tenggara

COACH, MENTOR,

Drs. AMALUL SYAHID, M.Si LD. KASLAN NGKAALO, S.Pd


Nip. 19671025 199412 1 001 Nip. 19721231 199408 1 005

i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No.8A Puwatu Tlp.3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“PENERTIBAN PKL PADA MASA PANDEMI DENGAN


MENERAPKAN SOP PADA SATUAN POLISI PAMONG PARAJA
KABUPATEN BUTON UTARA”

Oleh:
HENDRI, SH
NIP. 19880628 202012 1 007

Telah diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor


Pada Seminar Rancangan Aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal, 07 September 2021
dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diaktulisasikan pada Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan CXX Tahun 2021

Kendari, 07 September 2021

PENGUJI, COACH, MENTOR,

AHMAD SYAHRUN, SH.,M.Si Drs. AMALUL SYAHID, M.Si LD. KASLAN NGKAALO, S.Pd
Nip. 19701222 199003 1 001 Nip. 19671025 199412 1 001 Nip. 19721231 199408 1 005

Mengetahui:

KEPALA BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

SYAHRUDDIN NURDIN, SE
Pembina Utama Madya Gol.IV/d
NIP.19660621 199012 1 001
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah sang pencipta atas segala
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi
dengan judul “Penertiban Pkl Pada Masa Pandemi Dengan Menerapkan SOP Pada Satuan
Polisi Pamong Paraja Kabupaten Buton Utara” dengan baik.
Tujuan dari pembuatan aktualisasi ini adalah sebagai bagian dari tugas dalam
pelaksanaan Pelatihan dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Buton Utara Golongan III angkatan
CXX tahun 2021. Aktualisasi dan Habituasi secara subtannsi dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN dan nilai dasar ASN
yang terdiri dari : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Penulis dengan rendah hati mengucapkan terimah kasih kepada :

Syahruddin Nurdin, SE selaku kepala BPSDM Prov. Sultra beserta jajaranya selaku
penyelenggara Latihan Dasar CPNS.
La Nita, M.Pd selaku kepala BKPSDM Kabupaten Buton Utara bersama jajaranya yang
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan dasar CPNS Golongan III.
Bapak Abdul Kahar Muzakir S, SE.,M.Si selaku penguji
Bapak Drs. Amalul Syahid, M.Si selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan
bimbinganya.
Bapak Ld. Kaslan Ngkaalo, S.Pd selaku mentor dan atas semua arahan, motivasi, dukungan,
masukan dan bimbingan selama perancangan program aktualisasi.
Keluarga besar Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara atas dukungan dan
kerjasamanya. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan
duaktualisasikan di instansi.
Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan Latsar.
Keluarga besar Latsar Kabupaten/Kota dan instansi vertikal golongan III Angkatan CXX
tahun 2021.

iii
Seluruh keluarga besar saya, terutama orang tua, Bapak saya Usman, Ibu saya Ranii, istri saya
Puspita Dewi, kalian adalah orang-orang hebat dan keluarga besar, saudara, kerabat sahabat
dan teman sekalian yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
Kerabat, sahabat, teman Angkatan CXVIII, CXIX, dan CXX teman-teman asrama LPMP.

Penulis sadar bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya penulis berharap masukan yang membangun dari berbagai pihak sehingga
membuat laporan aktualisasi ini menjadi lebih baik. Sehingga laporan aktualisasi ini dapat
dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar
ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Kendari, 07 September 2021

HENDRI, SH
Nip. 19880628 202012 1 007

iv
DAFTAR ISI

Cover
Lembar Persetujuan ………………………………………………………………….. i
Lembar Pengesahan …………………………………………………………………. ii
Kata Pengantar ………………………………………………………………………. iii
Daftar Isi …………………………………………………………………………….. v
Daftar Tabel …………………………………………………………………………. vii
Daftar Gambar ………………………………………………………………………. Viii
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
B. Tujuan …………………………………………………………………….. 3
C. Manfaat …………………………………………………………………… 3
D. Ruang Lingkup ……………………………………………………………. 4
E. Waktu Dan Tempat ……………………………………………………….. 4
BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-
NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN …………………………….. 5
A. Gambaran Umum organisai ………………………………………………. 5
1. Profil Organisasi ………………………………………………………. 5
2. Struktur Organisasi ……………………………………………………. 6
3. Visi, Misi dan Nilai Organisasai ……………………………………… 8
4. Tugas Pokok dan Fungsi ……………………………………………… 10
5. Uraian Tugas Pokok Peserta ………………………………………….. 11
6. Sumber Daya Yang Dimiliki OPD ……………………………………. 11
B. Nilai-Nilai Dasar ASN ……………………………………………………. 12
1. Akuntabilitas ………………………………………………………….. 12
2. Nasionalisme ………………………………………………………….. 15
3. Etika Publik …………………………………………………………… 18
4. Komitmen Mutu……………………………………………………….. 20
5. Anti Korupsi ………………………………………………………… 21
C. Kedudukan Dan Peran ASN ………………………………………………. 22
1. Manajemen ASN ……………………………………………………… 22
2. Whole Of Government ……………………………………………… 25
3. Pelayanan Publik ……………………………………………………… 26
D. Identifikasi Dan Penetapan Isu ……………………………………………. 28
1. Identifikasi Isu ………………………………………………………… 28
2. Menetapkan Isu Prioritas ……………………………………………… 28
3. Deskripsi Pemecahan Isu …………………………………………… 29
4. Dampak Isu …………………………………………………………… 30
E. Gagasan Kretif/terpilih Sebagai Pemescahan isu ……………………….. 30
BAB III. CAPAIAN HASIL AKTUALISASI ……………………………………. 31
A. Kendala Dan Antisipasi ………...…………………………………………. 31
B. Capaian Aktualisasi………………………………………………………... 31
C. Deskripsi Kegiatan ……………...………………………………………… 32
D. Matriks Kegiatan …...……………………………………………………... 60
1. Matriks Aktualisasi dan Habituasi ……………………………………. 60
2. Matriks Kedudukan dan Peran ASN …………………………………. 60
v
BAB IV. PENUTUP ………………………………………………………………... 61
A. Kesimpun …………………………………………………………………. 61
B. Saran ………………………………………………………………………. 61
C. Rencana Tindak Lanjut …………………………………………………… 62
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 63
LAMPIRAN …………………...……………………………………………………. 64

vi
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Jumlah Personil dan Kendaraan Satpol PP Kabupaten Buton Utara ……. 11
Tabel 2.2 Analisis APKL …………………………………………………………….. 29
Tabel 2.3 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan I………………………………………… 32
Tabel 2.4 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan II………………………………………… 35
Tabel 2.5 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan III………………………………………… 38
Tabel 2.6 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan IV………………………………………… 41
Tabel 2.7 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan V………………………………………… 45
Tabel 2.8 Jadwal Kegiatan ………………………………………………………….. 47
Tabel 3.1 Kendala dan upaya antisipasi selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi ... 31
Tabel 3.2 Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi …………………………………. 32
Tabel 3.3 Rekap data pelanggar PKL Tanggal 14 Agustus 2021 ………………….. 51
Tabel 3.4 Rekap data pelanggar PKL Tanggal 21 Agustus 2021 ………………….. 52
Tabel 3.5 Perbandingan jumlah pelanggar PKL sebelum dan sesudah
melaksanakan aktualisasi ……………………………………………………………. 57

vii
Daftar Gambar

Gambar 2.1. Kantor Satpol PP Kab. Buton Utara ………………………………….. 5


Gambar 2.2. Struktur organisasi Satuan Polisi PamongPraja dan
Pemadam Kebakaran kabupaten Buton Utara …………..………………………….. 7
Gambar 2.3. Diagram alur kegiatan pemecahan isu …….………………………… 30
Gambar 3.1. Melapor kepada pimpinan ……………………………………………. 36
Gambar 3.2. Melapor kepada mentor sekaligus meminta dukungan kegiatan
aktualisasi …………………………………………………………………………… 36
Gambar 3.3. Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan aktualisasi bersama
Kepala Bidang Trantib, mentor, dan rekan kerja ………………………………….. 36
Gambar 3.4. Catatan hasil penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ………….. 37
Gambar 3.5. Meminta izin persetujuan kegiatan kepada pimpinan ……………….. 37
Gambar 3.6. Menyiapkan data-data penunjang penyusunan SOP ………………… 41
Gambar 3.7. Konsultasi tentang penyusunan SOP dengan Kabid dan Mentor …… 41
Gambar 3.8. Melaporkan hasil penyusunan SOP dengan Kasat Pol PP ………….. 42
Gambar 3.9. Koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait SOP ………. 42
Gambar 3.10. Menyiapkan bahan-bahan dan materi sosilisasi ……………………. 46
Gambar 3.11. Konsultasi tentang bahan materi sodialisasi ………………………… 46
Gambar 3.12. Konsultasi dengan Kasat Pol PP terkait pembentukan Tim sosialisasi 47
Gambar 3.13. Melaksanakan kegiatan sosialisasi ………………………………….. 47
Gambar 3.14. Konsultasi dengan Kasat Pol PP terkait kegiatan patrol dan 53
pembentukan tim regu patrol ………………………………………………………...
Gambar 3.15. Penyiapan administrasi kegiatan ……………………………………. 53
Gambar 3.16. Mendengarkan arahan dari pimpinan sebelum melaksanakan patroli 54
Gambar 3.17. Melaksanakan kegiatan patrol ………………………………………. 54
Gambar 3.18. Menyiapkan bahan evaluasi kegiatan ……………………………… 58
Gambar 3.19. Evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan ………………………………… 59
Gambar 3.20. Menyusun laporan akhir aktualisasi ………………………………… 59

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara


sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki
integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan kebijakan publik serta pelayanan
publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat dan
pemersatu bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah yang
merupakan bagian dari reformasi birokrasi. Untuk mewujudkan ASN sebagaibagian dari
reformasi birokrasi, maka ASN memiliki kewajiban mengelola danmengembangkan
dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dalam pelaksanaan manajemen
ASN dengan menanamkan nilai-nilai Akuntabilitas,Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Menurut UU RI No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 1,
Aparatur Sipil Negara atau yang biasa kita tahu dengan sebutan ASN merupakan profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Guna menciptakan ASN yang berkualitas dan mampu
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada,
ASN wajib mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil atau biasa yang kita
sebut dengan Latsar CPNS. Sesuai dengan PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil Pasal 34 mengatakan bahwa masa prajabatan dilaksanakan melalui
proses Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelaksanaan Latsar tahun 2021 dilaksanakan
melalui media zoom meeting dikarenakan adanya pandemik Covid-19.
Adanya Latsar CPNS ini bertujuan agar para peserta memperoleh materi dan juga
terapan nilai-nilai dasar PNS, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
1
Mutu dan Anti Korupsi atau bisa disingkat menjadi ANEKA. Tidak hanya itu, peserta
Latsar juga akan menerima materi bagaimana sikap dan perilaku bela negara sebagai PNS
dan juga peran dan kedudukan PNS dalam NKRI yang nantinya diharapkan dapat
mengimplementasikan di instansi masing-masing.
Pada agenda sebelumnya, penulis telah mengidentifikasi isu-isu yang terjadi di
tempat kerja masing-masing, dan menetapkan isu yang akan diangkat pada saat
aktualisasi nanti. Isu yang sering terdengar di kalangan masyarakat Ketika mendengar
kata Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) adalah yang berkaitan dengan PKL
(Pedagang Kaki Lima).
Bertambahnya penduduk di Kabupaten Buton Utara per Januari 2021 sebesar
66.291 jiwa dengan luas Kabupaten Buton Utara sebesar 1.923,03 km2 (terdiri dari 6
Kecamatan) dan adanya musibah pandemi Covid-19, tak sedikit masyarakat yang
berjuang mencari nafkah dengan berjualan. Namun tidak adanya lapak atau mahalnya
biaya sewa ruko/tempat untuk berjualan, menyebabkan banyaknya masyarakat yang
berjualan di tempat-tempat umum dan fasilitas umum tanpa adanya izin untuk berjualan.
Banyaknya kegiatan selama pandemi, yang berkaitan dengan pandemi seperti
Razia masker, penjagaan perbatasan (perbatasan Kab. Buton Utara dengan Kab. Buton,
perbatasan Kab. Buton Utara dengan Kab. Muna), penjagaan vaksin, penjagaan di
Pelabuhan-Pelabuhan dan dengan komposisi jumlah personel Satpol PP yang ada
menyebabkan kegiatan dalam menjalankan tugas pokok yaitu salah satunya penertiban
PKL sedikit teralihkan apalagi para personil masih menggunakan cara yang humanis
dalam menegur PKL, dimana hal ini tidak memberikan efek yang berarti bagi PKL.
Selain itu, dengan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat
berbasis mikro atas pengendalian penyebaran corona virus disease 2019 di wilayah
Kabupaten Buton Utara sesuai dengan Surat Edaran Bupati Buton Utara Nomor :
443.2/796 tahun 2021 menyebabkaan anggota Satpol PP Kab. Buton Utara bekerja lebih
ekstra dengan menambah personel di beberapa pos-pos penjagaan sehingga membuat
para PKL bebas berjualan ditempat-tempat fasilitas umum yang sangat mengganggu
ketentraman dan ketertiban umun.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memutuskan untuk melakukan rancangan
aktualisasi dengan judul “Penertiban PKL Pada Masa Pandemi Dengan Menerapkan SOP
Pada Satuan Polisi Pamong Paraja Kabupaten Buton Utara”. Aktualisasi ini dilakukan di
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara pada Bidang Ketentraman
dan Ketertiban Umum, mulai dari 16 Juli 2021 hingga 25 Agustus 2021.
2
B. Tujuan

Adapun tujuan dari aktualisasi adalah :


1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari aktualisasi ini adalah membangun kompetensi Calon


Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam tugas dan fungsinya sebagai ASN yang
berdasarkan pada:
a. Sikap dan perilaku bela negara PNS
b. Nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
c. Kedudukan dan peran ASN dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari aktualisasi ini adalah untuk menemukan langkah
yang tepat dalam pelaksanaan tugas pokok, salah satunya penertiban PKL selama
masa pandemi berlangsung dengan cara sosialisasi dan patroli secara rutin dengan
menerapkan SOP sehingga menimbulkan kepatuhan dan ketaatan bagi para PKL.

C. Manfaat

Adapun manfaat dari aktualisasi ini antara lain:


a. Bagi Penulis
Terciptanya kemampuan mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS dalam
melaksanakan tupoksi sesuai jabatan.
b. Bagi Satuan Kerja
Didapatkannya langkah terbaik dalam penertiban PKL sehingga terciptanya
lingkungan kerja yang dapat memberikan pelayanan publik secara optimal.
c. Bagi Masyarakat Kabupaten Buton Utara
Terciptanya lingkungan Kabupaten Buton Utara yang bersih, indah, aman dan
nyaman sesuai dengan mottonya.

3
D. Ruang Lingkup

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi sebagai Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Buton Utara, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA pada salah
satu tugas pokok dan fungsi Satpol PP dengan melakukan penertiban PKL selama masa
pandemi berlangsung dengan cara sosialisasi dan patroli secara rutin dan membuat efek
jera bagi PKL. Kegiatan-kegiatan yang akan diaktualisasikan meliputi :
1. Konsultasi dengan pimpinan/mentor terkait rancangan aktualisasi
2. Pembuatan draf SOP penertiban PKL
3. Sosialisasi kepada PKL yang ditemui terkait dengan adanya Perda No. 3 Tahun 2017
tentang ketertiban umum
4. Patroli penertiban PKL secara rutin sesuai jadwal yang telah diberikan
5. Evaluasi hasil kegiatan

E. Waktu Dan Tempat

Rancangan aktualisasi ini dilakukan di Bidang Ketentraman dan Ketertiban


Umum, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara beralamat di Kompleks
Perkantoran Bumi Sara’ea Kabupaten Buton Utara terhitung mulai tanggal 25 Juli sampai
dengan 25 Agustus 2021.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

A. Gambaran Umum Organisasi

1. Profil Organisas

Gambar 2.1. Kantor Satpol PP Kab. Buton Utara

Polisi Pamong Praja didirikan pertama kali di Yogyakarta pada tanggal 3 Maret
1950 dengan moto Praja Wibawa, untuk mewadahi Sebagian ketugasan pemerintah
daerah. Sebenarnya ketugasan ini telah dilaksanakan pemerintah sejak zaman colonial.
Sebelum menjadi Satuan Polisi Pamong Praja setelah proklamasi kemerdekaan di
mana diawali dengan kondisi yang tidak stabil dan mengancam NKRI, dibentuklah
Detasemen Polisi sebagai Penjaga Keamanan Kapanewon di Yogyakarta sesuai
dengan Surat Perintah Jawatan Praja di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menjaga
ketentraman dan ketertiban masyarakat. Karena hal ini, maka diputuskanlah setiap
tanggal 3 Maret menjadi Hari Jadi Satuan Polisi Pamong Praja.
Pada tahun 1962 nama Detasemen Polisi berubah menjadi Kesatuan Pagar
Baya untuk membedakan dari korps Kepolisian Negara. Kemudian pada tahun 1963,
berubah nama lagi menjadi Kesatuan Pagar Praja. Istilah Satpol PP mulai terkenal
sejak pemberlakuan UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di
Daerah. Pada saat inilah, Namanya berubah dan menjadi permanen yaitu
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
5
Saat ini UU No. 5 Tahun 1974 tidak berlaku lagi, digantikan dengan UU No.
22 tahun 1999 dan direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah. Dalam Pasal 148 disebutkan bahwa Polisi Pamong Praja adalah perangkat
pemerintah daerah dengan tugas pokok menegakkan perda, menyelenggarakan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sebagai pelaksanaan tugas
desentralisasi.
Kantor Satpol PP Kabupaten Buton Utara sendiri terletak di Kompleks
Perkantoran bumi sara’ea. Beralamat di Jalan Wakaka Kelurahan Sara’ea Kecamatan
Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Total personel dari Satpol PP Kabupaten Buton
Utara sebanyak 230 personel yang terdiri dari 28 PNS dan 202 Banpol (Naban Pol
PP).

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara yaitu
terdiri dari :
a. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran

b. Sekretaris
1) Kasubag. Umum dan Kepegawaian
2) Kasubag. Keuangan
3) Kasubag. Program

c. Bidang Penegakkan Peraturan Daerah


1) Seksi Penegakkan dan Kerja Sama
2) Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan

d. Bidang Ketertiban Umum


1) Seksi Operasional dan Pengendalian
2) Seksi Ketertiban Umum

e. Bidang Peningkatan Kapasitas dan Perlindungan Masyarakat


1) Seksi Peningkatan Kapasitas
2) Seksi Perlindungan Masyarakat
f. Bidang Pemadam Kebakaran
1) Seksi Pemadaman dan Evakuasi
6
2) Seksi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Adapun bagan struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja dan


Pemadam Kebakaran Kabupaten Buton Utara dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2. Struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam
Kebakaran Kabupaten Buton Utara

7
3. Visi, Misi Dan Nilai Organisasi

a. Visi

Visi dari Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara adalah

“TERWUJUDNYA POLISI PAMONG PRAJA YANG PROFESIONAL


DAN BERWIBAWA DALAM PELAKSANAAN TUGAS, MENJADI
PENGAYOM DAN PELAYAN MASYARAKAT, SERTA PENEGAK PERDA
YANG TANGGUH DAN MUMPUNI”

Visi tersebut mengandung makna, sebagai berikut:


1) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara berusaha semaksimal
mungkin menjadi Perangkat Daerah yang handal dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya;
2) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara berupaya meningkatkan
kemampuan dan kinerjanya agar menjadi Perangkat Daerah yang
professional;
3) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara selalu siap melaksanakan
penegakan peraturan perundangan daerah dengan proporsional dan
professional;
4) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara selalu siap berperan
dalam menciptakan ketentraman dan ketertiban umum di Kabupaten Buton
Utara;
5) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara selalu siap untuk
membantu memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap segala
macam ancaman baik gangguan keamanan ketertiban maupun bahaya atau
bencana.

b. Misi

Misi dari Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara, yaitu:
1) Meningkatkan Kapasitas dan Potensi Sumber Daya Aparatur Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Buton Utara;
2) Meningkatkan Kepatuhan/Ketaatan Masyarakat terhadap Peraturan Daerah
dan Peraturan Kepala Daerah;

8
3) Meningkatkan Koordinasi Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat.

c. Nilai Organisasi

Adapun nilai-nilai organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton


Utara yaitu :
1) Integritas
Keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan. Indikatornya adalah
konsisten, jujur, menghindari benturan keinginan, berpikiran positif, arif,
bijaksanan, dan mematuhi peraturan perundang-undangan
2) Kreatif dan Inovatif
Memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan hal baru yang
berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya.
Indikatornya adalah memiliki pola pikir, cara pandangan yang variatif,
bersikap terbuka, berani mengambil terobosan, dan memanfaatkan tekhnologi
secara efektif dan efisien.
3) Profesional
Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi
4) Inisiatif
Kemampuan untuk bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut
dari pekerjaan. Indikatornya adalah responsive, bersikap proaktif, dan
memiliki dorongan untuk menyelesaikan masalah.
5) Pembelajar
Selalu berusaha mengembangkan kompetensi dan profesionalisme.
Indikatornya adalah berkeinginan untuk selalu menambah wawasan,
mengambil hikmah atas segala kesalahan dan berbagi pengetahuan dengan
rekan kerja
6) Aktif
Senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Indikatornya adalah terlibat
langsung dalam setiap kegiatan dan memberi dukungan kepada rekan kerja.

9
7) Tanpa Pamrih
Bekerja dengan tulus, ikhlas dan penuh dedikasi. Indikatornya adalah penuh
komitmen dalam melaksanakan pekerjaan, rela membantu rekan kerja, dan
menunjukan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun)

4. Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi

a. Tugas Pokok Organisasi

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018


tentang Satuan Polisi Pamong Praja pada bab 3 pasal 5, Satuan Polisi Pamong
Praja mempunyai tugas yaitu :
1) Menegakkan Perda dan peraturan Kepala Daerah
2) Menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman
3) Menyelenggarakan perlindungan masyarakat

b. Fungsi Organisasi

Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 Peraturan


Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018, Satpol PP mempunyai
fungsi:
1) Penyusunan program penegakkan Perda dan Perkada, penyelenggaraan
ketertiban umum dan ketentraman serta penyelenggaraan perlindungan
masyarakat
2) Pelaksanaan kebijakan penegakkan Perda dan Perkada, penyelenggaraan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta penyelenggaraan
perlindungan masyarakat
3) Pelaksanaan koordinasi penegakkan Perda dan Perkada, penyelenggaraan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta penyelenggaraan
perlindungan masyarakat dengan instansi terkait
4) Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hokum atas
pelaksanaan Perda dan Perkada
5) Pelaksanaan fungsi lain berdasarkan tugas yang diberikan oleh kepala daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

10
5. Uraian Tugas Pokok Peserta

Berdasarkan Permendagri Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pedoman Formasi


Jabatan Fungsional Polisi Pamong Praja, tugas dari jabatan fungsional ahli pertama
Pol PP sebagai berikut:
a. Membuat rencana induk (Master Plan);
b. Melakukan patroli;
c. Melasanakan pengamanan dan pengawalan;
d. Melakukan pengendalian massa;
e. Melaksanakan deteksi dini; dan
f. Memfasilitasi dan melakukan pemberdayaan kapasitas serta menyelenggarakan
perlindung masyarakat.

6. Sumber Daya Yang Dimiliki OPD

Bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Buton Utara per Januari 2021


sebesar 66.291 jiwa dengan luas Kabupaten Buton Utara sebesar 1.923,03 km2 (terdiri
dari 6 Kecamatan) dan adanya musibah pandemi Covid-19, tak sedikit masyarakat
yang berjuang mencari nafkah dengan berjualan. Namun tidak adanya lapak atau
mahalnya biaya sewa ruko/tempat untuk berjualan, menyebabkan banyaknya
masyarakat yang berjualan di tempat-tempat umum dan fasilitas umum tanpa adanya
izin untuk berjualan.

Tabel 2.1 Jumlah Personil dan Kendaraan Satpol PP Kabupaten Buton Utara

Jumlah Personil Satpol PP Kendaraan R4 Untuk patroli

230 3 Unit

Dari table diatas, dapat dilihat bahwa jumlah personel Satpol PP sebanyak 230
personel, dimana 28 PNS dan 202 Naban Pol PP (Banpol). Jumlah kendaraan yang
aktif digunakan untuk patroli dan dengan kondisi yang baik sebanyak 2 Unit dan yang
satunya dalam kondisi yang kurang memungkinkan untuk digunakan dalam
melaksanakan kegiatan patroli.

11
B. Nilai-Nilai Dasar ASN

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban
atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Dengan
demikian kepercayaan masyarakat (publik trust) kepada birokrasi akan semakin
menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator Dari Nilai-Nilai Dasar Akuntabilitas
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya sehingga memberikan efek positif bagi pihal lain untuk
berkomitmen;
2) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/instansi sehingga :
a) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal
b) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya
dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
d) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan;
3) Integritas
Konsistensi dan keteguhan dalam menjadikan suatu kewajiban untuk
menjungjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku sehingga
timbul kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders;

12
4) Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab atas
keputusan yang dibuat, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan
yang telah dilakukan;
5) Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang;
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas;
8) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan;
9) Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir. Dengan kata lain konsistensi
menjamin stabilitas.

b. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship).
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bertanggungjawab;
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented).
Hasil yang diharapkan perilaku aparat pemerintah yang bertanggungjawab,
adil dan inovatif;
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires
reporting). Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas;
13
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless
without consequences). Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban
menunjukkan tanggungjawab, dan tanggungjawab menghasilkan
konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi;
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).
Dalam hal ini proses setiap individu/kelompok/institusi akan diminta
pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat dalam proses evaluasi dan
berfokus peningkatan kerja.
c. Jenis-Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih
tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.

d. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 (lima) tingkatan, yaitu:
1) Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika;
2) Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya;
3) Akuntabilitas kelompok mengacu pada pembagian kewenangan dan
semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam
sebuah institusi dan memainkan peranan yang penting dalam tercapainya
kinerja organisasi yang diharapkan;
4) Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai;
5) Akuntabilitas stakeholder merupakan tanggungjawab organisasi pemerintah
untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan
bermartabat terhadap masyarakat umum.

14
2. Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan
pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara tanpa memandang rendah
bangsa lain.Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap ASN memiliki orientasi
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.Nasionalisme merupakan
pandangan atau paham kecintaan warga negara Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang
kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab;
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa;
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, dan

15
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.

b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.;
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
8) Berani membela kebenaran dan keadilan;
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia;
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan;
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia;
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial;
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dan
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan

16
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan;
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah;
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah;
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan;
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur;
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama, dan
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia


1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama;
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4) Menghormati hak orang lain;
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri;
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain;
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah;
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum;
17
9) Suka bekerja keras;
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama, dan
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik

Etika publik dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-
hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggungjawab pelayanan publik.
Ada 3 (tiga) fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif. Etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas etika yang menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
a. Dimensi kualitas pelayanan publik. Etika publik menekankan pada aspek nilai
dan norma, serta prinsip moral, sehingga terbentuk integritas pelayanan publik.
b. Dimensi modalitas. Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa.
c. Dimensi tindakan integritas publik merupakan tindakan yang sesuai dengan
nilai, tujuan dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang tercermin
dalam kesederhanaan hidup.

Indikator nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-


Undang ASN, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
18
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,
efektif dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN;

19
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/jasa, berupa ukuran baik/buruk. Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab ASN, semua mesti dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasankepada stakeholders.
a. Nilai-Nilai Komitmen Mutu
1) Efektivitas
Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari kinerja untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan;
2) Efisiensi
Efisiensi diukur dari ketetapan realisasi penggunaan sumber daya
dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan. Dihitung sebagai jumlah
sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak
bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu;
3) Inovasi
Inovasi muncul karena ada dorongan kebutuhan organisasi /
perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di
sekitarnya. Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil
pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu
untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk

20
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Orientasi mutu
berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan
untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari kata latin Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan,
dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagi
kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, dan
masyarakat. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak jangka panjang.
Korupsi merupakan kegiatan yang merugikan keuangan negara demi
menguntungkan diri sendiri maupun orang lain. Korupsi digolongkan sebagai
kejahatan luar biasa karena dampaknya yang sangat besar bagi pribadi, keluarga
maupun masyarakat. Membahas fenomena dampak korupsi sampai pada
kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan tanggungjawab manusia sebagai yang
diberi amanah untuk mengelolanya dapat menjadi sarana untuk memicu
kesadaran diri para ASN untuk anti korupsi. Kesadaran diri anti korupsi yang
dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan
keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang
dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat
untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan
niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga

21
selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan juga secara publik.
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar
anti korupsi, yang terdiri dari :
a. Jujurmerupakan kelurusan hati, tidak berbohong dan tidak curang.
b. Peduli, tindakan ini meliputi memperhatikan, mengindahkan dan menghiraukan.
c. Mandiri, melaksanakan kegiatan tanpa bergantung kepada pihak lain
d. Disiplin, mencapai suatu tujuan dengan waktu yang lebih efisien.
e. Tanggungjawab merupakan perwujudan dari kewajiban menyelesaikan sesuatu
hal yang dilakukan.
f. Kerja keras, berupa kemauan untuk melakukan sesuatu dengan ketekunan dan
ketahanan demi tercapainya suatu tujuan.
g. Sederhana,prinsip ini mengatasi akan adanya kesenjangan sosial serta sifat iri
dengki.
h. Berani, tidak takut untuk melakukan sesuatu yang benar.
i. Adil yang dapat diartikan tidak berat sebelah atau tidak memihak.

C. Kedudukan Dan Peran ASN

1. Manajemen ASN

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. Pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan sedangkan Pegawai Negeri
Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
a. Kedudukan ASN
Dalam Undang-Undang nomor 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil
22
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.

b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan sebagai ASN, maka ASN berfungsi dan
bertugas sebagai berikut:
1) Pelaksana Kebijakan Publik
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2) Pelayan Publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa
dan/atau pelayananadministratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI.ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan pemerintah.ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
c. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh
hukum, baik pribadi maupun umum.Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu
yang patut atau layak diterima.Agar melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan baik, dan dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN
dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur di
Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut.
1) PNS
a) Gaji, tunjangan dan fasilitas
b) Cuti
c) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
23
d) Perlindungan
e) Pengembangan kompetensi
2) PPPK
a) Gaji, tunjangan dan fasilitas
b) Cuti
c) Perlindungan
d) Pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, pemerintah juga wajib
memberikan perlindungan berupa:
1) Jaminan kesehatan
2) Jaminan kecelakaan kerja
3) Jaminan kematian
4) Bantuan hukum
Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan yang bersifat
kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang sepatutnya diberikan.
Pegawai ASN berdasarkan Undang-Undang nomor 05 Tahun 2014 tentang ASN
wajib:
1) Setia dan taat kepada pancasila, dan UUD 1945, Negara KesatuanRepublik
Indonesia, dan pemerintah yang sah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumusan pejabat pemerintah yang
berwewenang
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran,kesadaran dan
penuh tanggung jawab
6) Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik diluar maupun didalam kedinasan
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan perundang- undang
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

24
2. Whole of Government

WoG (Whole of Government) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan


pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Penguatan koordinasi antar lembaga
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
c. Membentuk gugus tugas
d. Koalisi sosial
Terdapat beberapa jenis pelayanan publik yang dapat didekati oleh
pendekatan WoG, yaitu :
a. Pelayanan yang bersifat administratif merupakan pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan masyarakat.
b. Pelayanan jasa merupakan pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhkan masyarakat, misalnya ketenagakerjaan, kesehatan,
perhubungan dan pendidikan.
c. Pelayanan barang merupakan pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang
dibutuhkan masyarakat, misalnya jalan, perumahan, listrik dan air bersih.
d. Pelayanan regulatif merupakan pelayanan melalui penegakan hukum dan
peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur
kehidupan masyarakat.
Pelayana publik dapat dibedakan menjadi 5 (lima) pola, yaitu :
a. Pola pelayanan teknis fungsional
b. Pola pelayanan satu atap
c. Pola pelayanan satu pintu
d. Pola pelayanan terpusat
e. Pola pelayanan elektronik
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-
Government. E-Government adalah tata kelola pemerintahan yang diselenggarakan
secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar hubungan-hubungan
antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien,

25
efektif, produktif dan responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-
government antara lain adalah:
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik, efisien dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi
akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan
publik juga meningkat

3. Pelayanan Publik

Pelayanan publik merupakan pemberian layanan atau melayani keperluan


orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang berlaku dan ditujukan untuk memberikan
kepuasan kepada penerima pelayanan. Sehingga terdapat 3 (tiga) unsur penting dalam
pelayanan publik, yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan,
dan kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan.
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian
hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;
partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas;
fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; ketepatan waktu; dan kecepatan,
kemudahan, dan keterjangkauan.Pelayanan publik dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang
dan jasa.

26
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)

Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut:


a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik;
b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan
asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.

Terdapat prinsip-prinsip dalam pelayanan publik, di antaranya :


a. Partisipatif, pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasinya.
b. Transparan, pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik tersebut.
c. Responsif, pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan warga
negaranya.
d. Tidak diskriminatif, pemerintah tidak boleh dibedakan antar warga negara.
e. Mudah (persyaratan yang dibutuhkan dalam pelayanan publik tersebut masuk akal
dan mudah dipenuhi) dan murah (biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan
layanan tersebut terjangkau).
f. Efektif dan efisien, mewujudkan tujuan dilakukan dengan prosedur yang
sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel, pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara dalam arti fisik dan non fisik.
h. Akuntabel, semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.

27
i. Berkeadilan, mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat.

D. Identifikasi Dan Penetapan Isu

1. Identifikasi Isu

Sebelum melakukan kegiatan aktualisasi, hal yang perlu dilakukan adalah


identifikasi terhadap isu yang sedang dihadapi oleh satuan kerja masing-masing. Isu-
isu tersebut dikumpulkan dan dianalisis untuk menentukan isu utama yang akan
dijadikan fokus bahasan dalam kegiatan aktualisasi. Berikut adalah isu permasalahan
yang ditemukan di Satuan Polisi pamong Praja Kabupaten Buton Utara bidang
ketentraman dan ketertiban umum, antara lain :
a. Kurangnya pemahaman tentang penggunaan aplikasi sistem informasi/database
aparatur Satpol PP
b. Kurangnya kepatuhan dan ketaatan para PKL pada masa pandemi
c. Belum tertibnya administrasi penyampaian hasil kegiatan Satpol PP

Setelah mengidentifikasi isu, selanjutnya diperlukan analisis lanjutan pada isu-


isu tersebut. Analisis dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu
sehingga mendapatkan kualitas isu yang paling tepat untuk dijadikan bahasan dalam
rancangan aktualisasi.

2. Menetapkan Isu Prioritas

Penetapan isu dilakukan guna untuk memilih isu mana yang akan dibahas dan
dicarikan solusi agar dapat meningkatkan mutu suatu unit kerja. Penetapan ini dapat
dilakukan dengan metode analisis APKL. Analisis APKL merupakan alat bantu untuk
menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat actual,
problematic, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang ditemukan di lingkungan unit
kerja. Instrument isu menggunakan tekhnik APKL dengan kriteria :
a. Aktual (A), yaitu isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian dan sedang
hangat dibicarakan
b. Problematik (P), yaitu isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan segera solusinya

28
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak
d. Layak (L), yaitu Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Berikut analisis dengan teknik APKL :
Tabel 2.2. Analisis APKL
Kriteria Skor Total Peringkat
No. Isu Teridentifikasi
A P K L
Kurangnya pemahaman tentang
1. penggunaan aplikasi sistem 3 5 3 4 15 II
informasi/database aparatur Satpol PP
Kurangnya kepatuhan dan ketaatan
2. 5 5 5 4 19 I
para PKL pada masa pandemi
Belum tertibnya administrasi
3. 3 4 4 3 14 III
penyampaian hasil kegiatan Satpol PP
Keterangan :
Adapun perhitungan menggunakan skala likert, yaitu:
1 = Sangat kecil/rendah pengaruhnya
2 = Kecil pengaruhnya
3 = Sedang/cukup pengaruhnya
4 = Besar/tinggi pengarunya
5 = Sangat besar/tinggi pengaruhnya
Penetapan isu dengan metode ini tidak dilakukan sendiri tapi bersama dengan
mentor menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan dari setiap isu.
Berdasarkan tabel APKL diatas, ditetapkan isu paling prioritas yaitu nomor 2
“Kurangnya kepatuhan dan ketaatan para PKL pada masa pandemi” degan
skor APKL.
Adapun alasan memilih isu di atas yaitu :
1. Banyaknya kegiatan selama pandemi menyebabkan kegiatan dalam menjalankan tugas
pokok yaitu salah satunya penertiban PKL tidak maksimal
2. Adanya PPKM di wilayah Kabupaten Buton Utara sesuai dengan Surat Edaran Bupati
Buton Utara Nomor: 443.2/796 tahun 2021 menyebabkan anggota Satpol PP Kab.
Buton Utara bekerja lebih ekstra dengan menambah personel di beberapa pos-pos
penjagaan sehingga membuat para PKL bebas berjualan ditempat-tempat fasilitas
umum yang sangat mengganggu ketentraman dan ketertiban umun.
3. Deskripsi Pemecahan Isu
Dari hasil penetapan isu yang dilakukan dengan metode APKL, maka setelah
itu menentukan gagasan pemecahan isu dari isu prioritas. Gagasan pemecahan tersebut
29
berupa kegiatan. Kegiatan-kegiatan inilah yang akan dilaksanakan secara sistematis
pada saat aktualisasi di instansi dengan memperhatikan nilai-nilai dasar PNS yaitu
ANEKA dan output yang dihasilkan. Kegiatan-kegiatan ini juga akan dijabarkan ke
dalam beberapa tahapan yang dikaitkan dengan mata pelatihan. Sehingga dapat
diketahui kontribusi terhadap visi dan misi serta nilai penguatan nilai dalam unit kerja.
4. Dampak Isu
Isu ini dipilih karena melihat tingkat urgensi paling darurat, paling serius dan
isu ini dapat berkembang apabila tidak cepat diatasi atau diselesaikan dengan cepat
karena akan menghambat salah satu misi dari Satuan Polisi Pamong Praja yaitu
meningkatkan kepatuhan/ketaatan masyarakat terhadap peraturan Daerah dan
peraturan Kepala Daerah.
E. Gagasan Kreatif/Terpilih Sebagai Pemecahan Isu
Dari hasil penetapan isu yang dilakukan dengan metode APKL, maka setelah itu
menentukan gagasan pemecahan isu dari isu prioritas. Gagasan pemecahan tersebut
berupa kegiatan. Kegiatan-kegiatan inilah yang akan dilaksanakan secara sistematis pada
saat aktualisasi di instansi dengan memperhatikan nilai-nilai dasar PNS yaitu ANEKA
dan output yang dihasilkan. Kegiatan-kegiatan ini juga akan dijabarkan ke dalam
beberapa tahapan yang dikaitkan dengan mata pelatihan. Sehingga dapat diketahui
kontribusi terhadap visi dan misi serta nilai penguatan nilai dalam unit kerja. Kegiatan-
kegiatan yang dimaksud dapat dilihat pada diagram alur kegiatan pemecahan isu sebagai
berikut :
Gambar 2.3. Diagram alur kegiatan pemecahan isu
“Kurangnya kepatuhan dan ketaatan para PKL pada masa pandemi”

Konsultasi dengan pimpinan/mentor


terkait rancangan aktualisasi Penyusunan draf SOP penertiban PKL

Patroli penertiban PKL secara rutin Sosialisasi kepada PKL yang ditemui
sesuai jadwal yang telah diberikan terkait dengan adanya Perda No. 3
Tahun 2017 tentang ketertiban umum

Evaluasi hasil kegiatan

30
BAB III

CAPAIAN HASIL AKTUALISASI

A. Kendala Dan Antisipasi


Selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi, terdapat beberapa kendala dan
permasalahan yang dihadapi oleh penulis. Namun, penulis mampu mengatasi dan mencari
solusi untuk menyelesaikan kendala dan permasalahan tersebut, sehingga kegiatan
aktualisasi ini dapat terlaksana dengan baik. Kendala dan upaya antisipasi selama
pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1. Kendala dan upaya antisipasi selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi

No. Uraian Kegiatan Kendala dan Hambatan Solusi Pemecahan


1. Konsultasi kepada Keterbatasan waktu Berkoordinasi dengan
pimpinan terkait pimpinan untuk mencari waktu senggang
pelaksanaan aktualisasi melaksanakan koordinasi pimpinan untuk
dan meminta izin melaksanakan pertemuan
pelaksanaan kegiatan sehingga terlaksana kegiatan
konsultasi
2. Sosialisasi kepada PKL Adanya pandemi Covid 19 Melakukan sosialisasi dengan
terkait dengan adanya yang melarang kegiatan cara menemui para PKL
Perda NO. 3 Tahun berkumpul ditempat dan tetap
2017 tentang ketertiban memperhatikan protokol
umum kesehatan
3. Patroli penertiban PKL Kendaraan patroli kadang Memastikan kondisi
secara rutin mengalami kerusakan hal kendaraan dengan baik
ini dikarenakan kendaran sebelum melaksanakan
sudah tua kegiatan

B. Capaian Aktualisasi
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar, peran dan kedudukan ASN
dilaksanakan kurang lebih 30 hari kerja, dimulai sejak 16 Juli 2021 sampai dengan 25
Agustus 2021. Kegiatan aktualisasi diawali dengan konsultasi dan memohon izin untuk
melakukan sejumlah kegiatan serta tahapan-tahapannya yang telah diagendakan dalam
rancangan aktualisasi kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran
Kabupaten Buton Utara HASANUN, S.Pd.,M.Si selaku pimpinan.

31
Tabel 3.2. Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi

No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan Capaian Hasil Ket.


1. Konsultasi kepada 21 - 22 Juli 2021 Mendapatkan izin Terlaksana
pimpinan terkait dan dukungan dari sesuai
pelaksanaan aktualisasi atasan rencana
2. Penyusunan draf SOP 23 – 30 Juli 2021 Tersusunya draf Terlaksana
penertiban PKL SOP penertiban sesuai
PKL rencana
3. Sosialisasi kepada para 2 – 7 Agustus 2021 Terlaksananya Terlaksana
PKL kegiatan sosialisasi sesuai
kepada para PKL rencana
4. Patroli penertiban PKL 9 – 21 Agustus 2021 Terlaksananya Terlaksana
secara rutin sesuai kegiatan patroli sesuai
penertiban PKL rencana
sesuai jadwal yang
telah ditetapkan
5. Evaluasi hasil kegiatan 23 – 25 Agustus 2021 Tersususnnya hasil Terlaksana
evaluasi kegiatan sesuai
kedalam bentuk rencana
laporan akhir
aktualisasi

C. Deskripsi Kegiatan

1. Kegiatan Pertama

URAIAN KETERANGAN
Konsultasi kepada pimpinan terkait pelaksanaan
Nama Kegiatan I
aktualisasi
Tanggal Pelaksanaan 21 - 22 Juli 2021
1. Tersampaikanya hasil rancangan aktualisasi yang
akan dilaksanakan
Hasil Capaian Kegiatan/Output 2. Tersusunya rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
3. Terbitnya surat izin pelaksanaan kegiatan dari
pimpinan
1. Foto dokumentasi saat melapor kepada Pimpinan
(Kasat Pol PP)
2. Foto dokumentasi saat melapor kepada Mentor terkait
pelaksanaan aktualisasi sekaligus meminta dukungan
Lampiran Bukti Kegiatan
kegiatan aktualisasi
3. Foto Surat dukungan mentor
4. Foto dokumentasi penyusunan rencana pelaksaan
kegiatan aktualisasi
32
5. Foto catatan hasil penyusunan rencana pelaksanaan
kegiatan
6. Foto dokumentasi saat meminta izin persetujuan
kegiatan kepada pimpinan
7. Foto surat izin/persetujuan pimpinan

Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi


Manajemen ASN :
Penulis mengedepankan etika dan kode etik ASN yang bertanggungjawab dan berintegrasi
tinggi dalam melaksankan profesinya agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
Pelayan Publik :
Kegiatan aktualisasi ini berkaitan dengan pemenuhan pelayanan yang sesuai standar
akreditasi untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan
WoG (Whole of Government) :
Konsultasi dengan pimpinan yang menunjukan dukungan terhadap kegiatan aktualisasi yang
berkaitan dengan implementasi tugas penulis sebagai staf dalam membentuk kerjasama
dengan pimpinan

Tahapan kegiatan I : Melaporkan kepada pimpinan tentang hasil rancangan aktualisasi


yang akan dilaksankan.
(Akuntabilitas) :
Dalam melaporkan kegiatan dilakukan dengan jelas sesuai dengan tujuan kegiatan
(Nasionalisme) :
Dalam berkonsultasi untuk mendapat dukungan dan arahan selalu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
(Etika Publik) :
Dalam rangka mendapat dukungan dari pimpinan penulis akan berkonsultasi dengan kata-
kata yang sopan dan santun
(Komitmen Mutu) :
Rasionalis, keterbukaan terdapat pada saat menyampaikan informasi kepada pimpinan
(Anti Korupsi) :
Melaporkan kegiatan kepada pimpinan sesuai dengan realita yang ada

Tahapan kegiatan II : Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan


(Akuntabilitas) :
Tanggung jawab ketika menyelesaikan rencana kegiatan
(Nasionalisme) :
Menyusun rencana dengan melakukan musyawarah mufakat
(Etika Publik) :
Transparansi ketika menyusun rencana kegiatan
(Komitmen Mutu) :
Menerima saran dan masukan, sehingga dalam penyusunan rencana dapat terselesaikan
(Anti Korupsi) :
33
Jujur dan terbuka saat Menyusun rencana kegiatan

Tahapan kegiatan III : Meminta izin persetujuan kegiatan kepada pimpinan


(Akuntabilitas) :
Kepemimpinan terdapat pada saat meminta persetujuan kegiatan kepada pimpinan
(Nasionalisme) :
Dalam meminta surat izin menggunakan bahasa yang baik dan sopan
(Etika Publik) :
Selalu sopan dalam meminta izin kepada pimpinan
(Komitmen Mutu) :
Menerima saran dan masukan, sehingga dalam melaksanakan tugas dapat terselesaikan
(Anti Korupsi) :
Surat izin yang berikan dipergunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan pelaksanaan
aktualisasi

Teknik Aktualisasi Yang Dipergunakan


Tahapan kegiatan I : Melaporkan kepada pimpinan tentang hasil rancangan aktualisasi
yang akan dilaksankan.
Ketika melakukan pertemuan dengan pimpinan dan melaporkan hasil rancangan aktualisasi,
teknik aktualisasi yang penulis gunakan yaitu professional. Dimana pada saat bertemu
langsung penulis melaporkan rencana kegiatan secara jelas dan sesuai antara kegiatan
aktualisasi dengan tujuan yang akan dicapai kepada pimpinan

Tahapan kegiatan II : Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan


Pada saat penulis membuat rencana kegiatan, teknik aktualisasi yang penulis gunakan yaitu
musyawarah dan diskusi serta menerima saran dan masukan dari atasan, mentor maupun
rekan kerja serta mencacat semua agar kegiatan aktualisasi berjalan dengan baik

Tahapan kegiatan III : Meminta izin persetujuan kegiatan kepada pimpinan


Ketika meminta izin persetujuan dari pimpinan, teknik aktualisasi yang penulis gunakan yaitu
kerjasama. Dimana ketika penulis meminta persetujuan dan dukungan kepada pimpinan,
pimpinan menandatangani surat persetujuan dengan jujur tanpa ada paksaan dan diharapkan
kegiatan yang penulis lakukan membawa inovasi baru bagi Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Buton Utara

Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan


Tahapan kegiatan I : Melaporkan kepada pimpinan tentang hasil rancangan aktualisasi
s
yang akan dilaksankan.
1) Pada tahapan kegiatan pertama ini, penulis melaporkan kepada pimpinan (Kasat Pol-PP)
terkait hasil rancangan aktualisasi dimana kegiatan ini akan dilaksanakan di kantor Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara. Pada saat bertemu langsung penulis
melaporkan hasil rancangan aktualisasi kegiatan secara jelas dan sesuai antara kegiatan
aktualisasi dengan tujuan yang akan dicapai kepada pimpinan

34
2) Setelah melapor kepada pimpinan, penulis langsung menemui mentor untuk melaporkan
hasil rancangan aktualisasi dan meminta dukungan terkait pelaksanaan aktualisasi
Output : Tersampaikanya hasil rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan

Tahapan kegiatan II : Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan


1) Pada tahan kegiatan ini, penulis membuat/menyusun rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan melakukan diskusi, musyawarah dan meminta arahan dari atasan
(dalam hal ini Kepala Bidang), Mentor dan rekan kerja
2) Penulis mencatat semua saran dan masukan agar kegiatan aktualisasi dapat berjalan
dengan baik
Output : Tersusunya rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

Tahapan kegiatan III : Meminta izin persetujuan kegiatan kepada pimpinan


1) Pada tahapan kegiatan ini, setelah menyusun rencana kegiatan penulis melaporkan kepada
pimpinan dalam hal ini Kasat Pol PP tentang rencana kegiatan yang akan dilaksnakan
2) Pimpinan mendukung kegiatan tersebut dan memberikan izin pelaksanaan kegitan dengan
menandatangani Surat izin persetujuan pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang telah penulis
siapkan
Output : Terbitnya surat izin pelaksanaan kegiatan dari pimpinan

Manfaat Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Misi dan Tugas Organisasi


1) Konsultasi kepada pimpinan terkait hasil rancangan aktualisasi dapat mewujudkan salah
satu misi meningkatkan koordinasi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat serta perlindungan masyarakat
2) Konsultasi kepada pimpinan terkait hasil rancangan aktualisasi memenuhi nilai-nilai
organisasi yaitu integritas, profesional dan aktif

Analisis Dampak
Apabila konsultasi dengan pimpinan tidak dilaksanakan akan terjadi sikap tidak saling
menghormati dan menghargai antara pimpinan dan staf yang kedepanya bisa menyebabkan
kegiatan aktualisasi ini terhambat dan berjalan tidak sesuai rencana

35
Dokumentasi Kegiatan
Tahapan kegiatan I :
Melaporkan kepada pimpinan tentang hasil rancangan aktualisasi yang akan dilaksankan.

Gambar 3.1 Melapor kepada Pimpinan (Kasat Pol PP)

Gambar 3.2 Melapor kepada mentor sekaligus meminta dukungan kegiatan aktualisasi

Tahapan kegiatan II :
Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

Gambar 3.3 Penyusunan rencana pelaksaan kegiatan aktualisasi bersama kepala Bidang
Trantib, Mentor dan rekan kerja

36
Gambar 3.4 Catatan hasil penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan

Tahapan kegiatan III :


Meminta izin persetujuan kegiatan kepada pimpinan

Gambar 3.5 Meminta izin persetujuan kegiatan kepada pimpinan

2. Kegiatan ke Dua

URAIAN KETERANGAN

Nama Kegiatan II Penyusunan draf SOP penertiban PKL

Tanggal Pelaksanaan 23 - 30 Juli 2021


1. Tersedianya data penunjang dalam penyusunan SOP
2. Tersampaikanya laporan kepada atasan tentang hasil
penyusunan draf SOP
Hasil Capaian Kegiatan/Output
3. Terlaksananya koordinasi kepada masing-masing regu
wilayah terkait SOP penertiban PKL selama masa
pandemi
37
1. Foto dokumentasi saat menyiapkan data-data
penunjang penyusunan SOP
2. Foto dokumentasi saat konsultasi tentang penyusunan
SOP dengan Kabid dan Mentor
3. Foto catatan hasil konsultasi tentang penyusunan SOP
Lampiran Bukti Kegiatan
4. Foto dokumentasi saat melaporkan hasil penyusunan
SOP dengan Kasat Pol PP
5. Foto hasil penyusunan SOP
6. Foto dokumentasi saat koordinasi kepada masing-
masing regu wilayah terkait SOP
Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi
Pelayanan Publik :
Membuat SOP penertiban PKL memberikan kemudahan bagi aparat Satuan Polisi Pamong
Praja agar dapat memberikan pelayanan kepada mesyarakat dengan baik dan benar sesuai
dengan proses peraturan yang berlaku
Manajemen ASN :
Mengedepankan profesionalitas dan menunjukan kualitas staf dalam mkelaksanakan tugas
terhadap kegiatan aktualisasi ini
WoG (Whole of Government) :
Penulis melakukan koordinasi kepada masing-masing regu wilayah agar pelaksanaan
kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan

Tahapan kegiatan I : Menyiapkan data-data penunjang dalam penyusunan draf SOP


(Akuntabilitas) :
Dalam menyusun SOP dilakukan dengan tanggungjawab
(Nasionalisme) :
Dalam menyusun draf SOP selalu bermusyawarah dengan rekan kerja
(Etika Publik) :
Transparansi ketika menyusun draf SOP
(Komitmen Mutu) :
Membuat SOP dengan jelas dan dapat dipahami
(Anti Korupsi) :
Melakukan pekerjaan tepat pada waktunya

Tahapan kegiatan II : Melaporkan kepada atasan tentang hasil penyusunan SOP


(Akuntabilitas) :
Bertanggungjawab terhadap laporan penyusunan SOP
(Nasionalisme) :
Pada saat menghadap kepimpinan penulis menggunakan pakaian yang rapi dan
menggunakan bahasa yang baik dan sopan
(Etika Publik) :
(Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama) terdapat pada saat melaporkan hasil

38
penyusunan SOP
(Komitmen Mutu) :
(Rasionalis, keterbukaan) terdapat pada saat menyampaikan hasil penyusunan SOP
(Anti Korupsi) :
Tanggungjawab terhadap draf SOP yang sudah dibuat

Tahapan kegiatan III : Melakukan koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait
SOP penertiban PKL selama masa pandemi
(Akuntabilitas) :
Bekerja sepenuh hati dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas
(Nasionalisme) :
(Persatuan Indonesia) terdapat pada saat melakukan koordinasi kepada masing-masing
regu
(Etika Publik) :
(Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama) terdapat pada saat melakukan
koordinasi
(Komitmen Mutu) :
Membangun kerjasama yang dilandasi kepercayaan dan kejujuran) terdapat pada saat
melakukan koordinasi
(Anti Korupsi) :
Jujur dan bertanggungjawab ketika melakukan koordinasi

Teknik Aktualisasi Yang Dipergunakan


Tahapan kegiatan I : Menyiapkan data-data penunjang dalam penyusunan draf SOP
Dalam rangka menyiapkan data-data penunjang dalam penyusunan draf SOP, teknik
aktualisasi yang penulis gunakan yaitu teliti, aktual dan tanggungjawab. Dimana pada saat
menyiapkan data-data harus aktual dan dapat dipertanggungjawabkan demi kelancaran
penyusunan draf SOP

Tahapan kegiatan II : Melaporkan kepada atasan tentang hasil penyusunan SOP


Pada saat penulis Melaporkan kepada atasan tentang hasil penyusunan SOP, teknik
aktualisasi yang penulis gunakan yaitu teliti dan musyawarah. Hal ini dimaksudkan agar
penyusunan SOP sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna menjadi dasar kegiatan para
personel dalam bekerja sehingga terarah dan ada tujuan juga hasil dalam melakukan kegiatan

Tahapan kegiatan III : Melakukan koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait
SOP penertiban PKL selama masa pandemi

Ketika Melakukan koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait SOP penertiban
PKL selama masa pandemi, teknik aktualisasi yang penulis gunakan yaitu kerjasama.
Kerjasama dimaksudkan untuk menciptakan komunikasi yang baik antara penulis dengan
masing-masing regu wilayah dalam melakukan koordinasi terkait SOP penertiban PKL
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam SOP tersebut.
39
Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Tahapan kegiatan I
s
: Menyiapkan data-data penunjang dalam penyusunan draf SOP
1) Pada tahapan kegiatan penyiapan data-data penunjang dalam menyusun draf SOP, salah
satu yang dilakukan penulis yaitu dengan mencari SOP penertiban PKL sebelumnya yang
pernah disusun guna menyempurnakan SOP tersebut dan membuat suatu prosedur yang
lebih rinci dari sebelumnya
2) Dalam menyiapkan data penunjang penyusunan SOP, penulis juga melakukan konsultasi
dengan Kepala Bidang Trantib dan Kasi Trantib (Mentor) agar tidak ada kesalahan dalam
pembuatan SOP sehingga hasil akhir SOP dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan
kegiatan
Output : Tersedianya data penunjang dalam penyusunan SOP

Tahapan kegiatan II : Melaporkan kepada atasan tentang hasil penyusunan SOP


1) Pada tahapan kegiatan ini setelah penulis mendapatkan persetujuan hasil penyusunan draf
SOP dari Kabid Trantib dan Kasi Trantib (Mentor) kemudian penulis melaporkan hasil
penyusunan SOP tersebut kepada pimpinan dalam hal ini Kasat Pol PP Kabupaten Buton
Utara untuk mendapatkan persetujuan.
2) Melaporkan kepada atasan tentang hasil penyusunan SOP dimaksudkan agar hasil
penyusunan SOP sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna menjadi dasar kegiatan para
personel dalam bekerja sehingga terarah dan ada tujuan juga hasil dalam melakukan
kegiatan
Output : Tersampaikanya laporan kepada atasan tentang hasil penyusunan draf SOP

Tahapan kegiatan III : Melakukan koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait
SOP penertiban PKL selama masa pandemi
1) Pada tahapan kegiatan ini, setelah SOP penertiban PKL disetujui oleh pimpinan penulis
melakukan koordinasi dengan masing-masing regu wilayah dimana kegiatan tersebut
didampingi oleh Kasi Trantib (Mentor)
2) Kegiatan ini dilanjutkan dengan membagikan hasil print out draf SOP terbaru kepada
masing-masing regu wilayah untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan
Output : Terlaksananya koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait SOP
penertiban PKL selama masa pandemi

Manfaat Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Misi dan Tugas Organisasi


1) Pembuatan SOP penertiban PKL dapat mewujudkan salah satu misi Pol PP Buton Utara
yaitu meningkatkan kapasitas potensi sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja
2) Pembuatan draf SOP penertiban PKL memenuhi nilai-nilai organisasi yaitu integritas,
professional, aktif, kreatif dan inovatif

40
Analisis Dampak
Apabila Pembuatan SOP penertiban PKL tidak dilakukan maka Pelaksanaan Kegiatan tidak
berjalan optimal dan tidak maksimal dan tidak adanya keseragaman dalam melaksanakan
tugas penertiban sehingga menghambat pencapaian visi Misi organisasi
Dokumentasi Kegiatan
Tahapan kegiatan I :
Menyiapkan data-data penunjang dalam penyusunan draf SOP

Gambar 3.6 Menyiapkan data-data penunjang penyusunan SOP

Gambar 3.7 konsultasi tentang penyusunan SOP dengan Kabid dan Mentor

41
Tahapan kegiatan II :
Melaporkan kepada atasan tentang hasil penyusunan SOP

Gambar 3.8 Melaporkan hasil penyusunan SOP dengan Kasat Pol PP

Tahapan kegiatan III :


Melakukan koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait SOP penertiban PKL
selama masa pandemi

Gambar 3.9 Koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait SOP

42
3. Kegiatan ke Tiga

URAIAN KETERANGAN

Nama Kegiatan III Sosialisasi kepada para PKL

Tanggal Pelaksanaan 2 – 7 Agustus 2021


1. Tersedianya bahan-bahan dan materi sosialisasi
2. Terbentuknya Tim Sosialisasi dan surat perintah
Hasil Capaian Kegiatan/Output
melaksanakan sosialisasi
3. Terlaksananya kegiatan sosialisasi kepada para PKL
1. Foto dokumentasi saat menyiapkan bahan-bahan dan
materi sosialisasi
2. Foto dokumentasi saat konsultasi tentang bahan materi
sosialisasi
Lampiran Bukti Kegiatan 3. Foto dokumentasi saat konsultasi dengan Kasat Pol PP
terkait pembentukan Tim sosialisasi
4. Foto Surat Perintah Tugas melaksanakan sosialisasi
5. Foto dokumentasi saat melaksanakan kegiatan
sosialisasi
6.

Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi


WoG (Whole of Government) :
Melakukan sosialisasi menunjukan dukungan terhadap kegiatan aktualisasi yang
berkaitan dengan implementasi tugas penulis sebagai staf dalam membentuk kerjasama
dengan pimpinan
Pelayan Publik :
Kegiatan aktualisasi ini berkaitan dengan pemenuhan pelayanan yang sesuai standar
akreditasi untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan
Manajemen ASN :
penulis mengedepankan etika dank ode etik ASN yang bertanggungjawab dan
berintegrasi tinggi dalam melaksankan profesinya agar dapat meningkatkan mutu
pelayanan

Tahapan kegiatan I : Menyiapkan bahan-bahan dan materi sosialisasi


(Akuntabilitas) :
Dalam menyusun bahan materi sosialisasi penulis lakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab untuk menyajikan materi sosialisasi sesuai dengan bidang kegitan kepada
masyarakat
(Nasionalisme) :
Dalam menyusun bahan dan materi penulis akan selalu meminta pendapat dan saran
(musyawarah) dengan atasan, mentor maupun rekan kerja
(Etika Publik) :

43
Cermat dalam menyusun bahan materi, serta bertanggung jawab dalam penggunaan
fasilitas pendukung yang diberikan
(Komitmen Mutu) :
Dalam menyusun bahan-bahan dan materi penulis harapkan dapat bernilai inovatif
(Anti Korupsi) :
Dalam menyusun bahan dan materi harus selalu mencari data yang benar dan akurat

Tahapan kegiatan II : Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait pembentukan Tim


untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi
(Akuntabilitas) :
Dalam melakukan konsultasi dilakukan dengan jelas sesuai dengan tujuan kegiatan
(Nasionalisme) :
Dalam berkonsultasi untuk mendapat dukungan dan arahan selalu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
(Etika Publik) :
Dalam rangka mendapat dukungan kepada pimpinan penulis akan berkonsultasi dengan
kata-kata yang sopan dan santun
(Komitmen Mutu) :
Rasionalis, keterbukaan terdapat pada saat menyampaikan informasi kepada pimpinan
(Anti Korupsi) :
Melaporkan kepada pimpinan sesuai dengan realita yang ada

Tahapan kegiatan III : Melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada para PKL


(Akuntabilitas) :
Tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan pimpinan
(Nasionalisme) :
Dalam melaksanakan sosialisasi penulis menggunakan bahasa yang baik dan mudah
dimengerti
(Etika Publik) :
Rasionalis, keterbukaan terdapat pada saat menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat
(Komitmen Mutu) :
Membangun kerjasama yang dilandasi kepercayaan dan kejujuran pada saat sosialisasi
(Anti Korupsi) :
Jujur dan transparansi terdapat pada saat menyampaikan materi sosialisasi

Teknik Aktualisasi Yang Dipergunakan


Tahapan kegiatan I : Menyiapkan bahan-bahan dan materi sosialisasi
Dalam rangka menyiapkan bahan-bahan dan materi sosialisasi, teknik aktualisasi yang penulis
gunakan yaitu teliti, aktual dan tanggungjawab. Dimana pada saat menyiapkan bahan-bahan
materi sosialisasi harus aktual dan dapat dipertanggungjawabkan

Tahapan kegiatan II : Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait pembentukan Tim


untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi
44
Ketika melakukan konsultasi dengan mentor/pimpinan, teknik aktualisasi yang penulis
gunakan yaitu kerjasama. Dimana Pemimpin langsung membuat Tim yang akan
melaksanakan sosialisasi

Tahapan kegiatan III : Melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada para PKL


Pada saat melaksanakan kegiatan sosialisasi, teknik aktualisasi yang penulis gunakan yaitu
ramah, sopan dan menggunakan bahsasa yang baik. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang
disampaikan dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat

Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan


Tahapan kegiatan I
s
: Menyiapkan bahan-bahan dan materi sosialisasi
1) Pada tahapan kegiatan ini, penulis menyiapkan bahan-bahan materi sosialisasi dengan
mencari berbagai reverensi yaitu dibuku-buku, peraturan daerah terkait materi sosialisasi
maupun di internet guna kelancaran kegiatan sosialisasi
2) Tidak lupa juga pada tahan kegiatan ini, penulis berkonsultasi serta meminta arahan dari
mentor selaku kepala seksi operasi pengendalian bidang trantib terkait pelaksanaan
kegiatan sosialisasi
Output : Tersedianya bahan-bahan dan materi sosialisasi

Tahapan kegiatan II : Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait pembentukan Tim


untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi
1) Pada tahan kegiatan ini, setelah menyiapkan bahan materi untuk sosialisasi penulis
melakukan koordinasi kepada pimpinan terkait pelaksanaan kegiatan sosialisai kemudian
pimpinan membentuk tim untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi
2) Pimpinan menandatangani Surat Perintah Tugas untuk melaksankan kegiatan sosialisasi
3) Pempinan menyarankan dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi harus tetap menjaga
protokol kesehatan dan menghindari kerumunan
Output : Terbentuknya Tim Sosialisasi dan surat perintah melaksanakan kegiatan
sosialisasi

Tahapan kegiatan III : Melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada para PKL


1) Pada tahapan kegiatan ini, setelah tim sosialisasi terbentuk dan mendapatkan izin,
kamipun mulai melakukan kegiatan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan 3 (tiga) kali yaitu
tanggal 5,6 dan 7 agustus
2) Sosialisasi dilakukan dengan cara menemui para PKL ditempat/lokasi mereka berjualan
dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan
Output : Terlaksananya kegiatan sosialisasi kepada para PKL

45
Manfaat Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Misi dan Tugas Organisasi
1) Sosialisasi kepada para PKL dapat mewujudkan salah satu misi Pol PP Kabupaten Buton
Utara yaitu meningkatkan kepatuhan /ketaatan
2) Sosialisasi kepada PKL yang ditemui mengandung nilai integritas, professional, aktif,
kreatif dan inovatif

Analisis Dampak

Apabila Sosialisasi kepada PKL tidak dilaksanakan akan menyebabkan ketidakpatuhan dan
ketaatan terhadap peraturan daerah sehingga akan menghambat pencapaian visi misi
organisasi
Dokumentasi Kegiatan
Tahapan kegiatan I :
Menyiapkan bahan-bahan dan materi sosialisasi

Gambar 3.10 Menyiapkan bahan-bahan dan materi sosialisasi

Gambar 3.11 konsultasi tentang bahan materi sosialisasi

46
Tahapan kegiatan II :
Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait pembentukan Tim untuk melaksanakan
kegiatan sosialisasi

Gambar 3.12 konsultasi dengan Kasat Pol PP terkait pembentukan Tim sosialisasi

Tahapan kegiatan III :


Melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada para PKL

Gambar 3.13 Melaksanakan kegiatan sosialisasi

47
4. Kegiatan ke empat

URAIAN KETERANGAN

Nama Kegiatan IV Patroli penertiban PKL

Tanggal Pelaksanaan 9 – 21 Agustus 2021


1. Adanya persetujuan pimpinan terkait kegiatan patroli
dan terbentuknya Tim regu Patroli
2. Tersedianya administrasi kegiatan seperti daftar hadir,
Hasil Capaian Kegiatan/Output surat perintah, surat teguran, dan surat panggilan
3. Tersampaikanya arahan dari pimpinan terkait kegiatan
yang akan dilaksanakan
4. Terlaksanya kegiatan patroli penertiban PKL
1. Foto dokumentasi saat konsultasi dengan Kasat Pol PP
terkait pembentukan tim regu patroli
2. Foto Surat Perintah Tugas melaksanakan patroli
Lampiran Bukti Kegiatan 3. Foto dokumentasi penyiapan administrasi kegiatan
4. Foto dokumentasi saat mendengarkan arahan dari
pimpinan sebelum melaksanakan patroli
5. Foto dokumentasi saat melaksanakan kegiatan patroli
6.

Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi


WoG (Whole of Government) :
Patroli adalah kegiatan dimana melakuakan penertiban sesuai dengan prosedur yang
berlaku dan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait ataiu instansi terkait
demi terlaksananya kegiatan dengan baik
Pelayan Publik :
Kegiatan ini berkaitan dengan pemenuhan pelayanan yang sesuai standar untuk memberikan
kepuasan kepada penerima pelayanan dan memberikan kepatuhan dan ketaatan terhadap
prodak hukum yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
Manajemen ASN :
penulis mengedepankan etika dan kode etik ASN yang bertanggungjawab dan
berintegrasi tinggi dalam melaksankan profesinya agar dapat meningkatkan mutu
pelayanan

Tahapan kegiatan I : Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait kegiatan patroli


penertiban dan pembentukan Tim regu patroli
(Akuntabilitas) :
Dalam melakukan konsultasi dilakukan dengan jelas sesuai dengan tujuan kegiatan
(Nasionalisme) :
Dalam berkonsultasi untuk mendapat dukungan dan arahan penulis selalu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar

48
(Etika Publik) :
Dalam rangka mendapat dukungan kepada pimpinan penulis akan berkonsultasi dengan
kata-kata yang sopan dan santun
(Komitmen Mutu) :
Rasionalis, keterbukaan terdapat pada saat menyampaikan informasi kepada pimpinan
(Anti Korupsi) :
Melaporkan kepada pimpinan sesuai dengan realita yang ada

Tahapan kegiatan II : Penyiapan administrasi kegiatan seperti daftar hadir, surat


perintah, surat teguran, dan surat panggilan
(Akuntabilitas) :
Dalam membuat administrasi harus dengan teliti dan bertanggungjawab
(Nasionalisme) :
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam membuat laporan
(Etika Publik) :
Dalam membuat administrasi, penulis akan taat pada peraturan etika penulisan yang baik
dan benar
(Komitmen Mutu) :
Membuat administrasi yang sesuai dan berkualitas agar maksud dan tujuan dapat
terlaksana dengan baik
(Anti Korupsi) :
Bertanggung jawab, jujur dan transparan terhadap administrasi yang telah dibuat

Tahapan kegiatan III : Mendengarkan arahan dari pimpinan terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan
(Akuntabilitas) :
Dalam mendengarkan arahan harus memperhatikan dengan jelas dan cermat
(Nasionalisme) :
Mendengarkan arahan dari pimpinan mengandung nilai musyawarah
(Etika Publik) :
Rasionalis, keterbukaan terdapat pada saat menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat
(Komitmen Mutu) :
Membangun kerjasama yang dilandasi kepercayaan dan kejujuran pada saat sosialisasi
(Anti Korupsi) :
Bertanggungjawab terhadap hasil dari arahan dari pimpinan
Tahapan kegiatan IV : Melaksanakan kegiatan patroli penertiban PKL
(Akuntabilitas) :
Bekerja sepenuh hati dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas.
(Nasionalisme) :
Tidak menggunakan kekerasan dalam melaksanakan kegiatan
(Etika Publik) :
Melakukan pembinaan terhadap pelanggar agar terjalin hubungan yang baik

49
(Komitmen Mutu) :
Bijak dalam menggunakan fasilitas kantor yang diberikan untuk kelancaran kegiatan
(Anti Korupsi) :
Tanggungjwab terhadap tugas yang diberikan

Teknik Aktualisasi Yang Dipergunakan


Tahapan kegiatan I : Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait kegiatan patroli
penertiban dan pembentukan Tim regu patroli
Ketika melakukan konsultasi dengan pimpinan, teknik aktualisasi yang penulis gunakan yaitu
kerjasama. Dimana Pemimpin langsung membuat Tim yang akan melaksanakan kegiatan
patroli secara rutin
Tahapan kegiatan II : Penyiapan administrasi kegiatan seperti daftar hadir, surat perintah,
surat teguran, dan surat panggilan
Pada saat menyiapkan administrasi kegiatan, teknik aktualisasi yang penulis gunakan yaitu
teliti, aktual dan tanggungjawab. Dimana pada saat menyiapkan administrasi tersebut harus
sesuai dengan tujuan kegiatan demi kelancaran kegiatan
Tahapan kegiatan III : Mendengarkan arahan dari pimpinan terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan
Pada saat mendengarkan arahan dari pimpinan terkait kegiatan, teknik aktualisasi yang
penulis gunakan cermat dan tanggungjawab dimana agar semua penyampaian dari pimpinan
dapat disimak dan dapat dipertanggungjawbkan ketika melaksanakan kegiatan patroli
dilapagan
Tahapan kegiatan IV : Melaksanakan kegiatan patroli penertiban PKL
Pada saat melaksanakan kegiatan patroli penertiban, tekhnik aktualisasi yang penulis gunakan
yaitu ramah, sopan dan diakukan dengan cara humanis. Hal ini bertujuan menjalin hubungan
yang baik dengan mengutamakan pendekatan dan pembinaan terlebih dahulu

Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan


Tahapan kegiatan I : Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait kegiatan patroli
penertiban dan pembentukan Tim regu patroli
1) Pada tahan kegiatan ini setelah menyiapkan administrasi kegiatan, penulis melakukan
koordinasi kepada pimpinan dan pimpinan membentuk tim untuk melaksanakan kegiatan
patroli
2) Pimpinan menandatangani Surat Perintah Tugas untuk melaksankan kegiatan patroli
Output : Terbentuknya Tim regu patroli dan surat perintah melaksanakan kegiatan patroli
Tahapan kegiatan II : Penyiapan administrasi kegiatan seperti daftar hadir, surat perintah,
s
surat teguran, dan surat panggilan
1) Pada tahapan kegiatan ini, penulis menyiapkan kelengkapan administrasi kegiatan patroli
dengan membuat/memprit out administasi kegiatan seperti daftar hadir, surat perintah,
surat teguran dan surat panggilan
2) Dalam menyiapkan administrasi, penulis melakukan dengan teliti agar tidak terjadi
kesalahan demi kelancaran kegiatan

50
Output : Tersedianya administrasi kegiatan seperti daftar hadir, surat perintah, surat
teguran, dan surat panggilan

Tahapan kegiatan III : Mendengarkan arahan dari pimpinan terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan
1) Pada tahan kegiatan ini seperti biasa sebelum melaksanakan kegiatan patroli, pimpinan
memberikan arahan-arahan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan
2) Pempinan menghimbau dalam melaksanakan kegiatan patroli harus tetap menjaga
protokol kesehatan serta menggunakan cara humanis artinya mengutamakan pendekatan
dan pembinaan
Output : Tersampaikanya arahan dari pimpinan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan

Tahapan kegiatan IV : Melaksanakan kegiatan patroli penertiban PKL


1) Pada tahapan kegiatan ini, setelah mendengarkan arahan dari pimpinan, regu patroli
menuju sasaran kegiatan patroli
2) Kegiatan patroli dilakukan selama 6 (enem) kali yaitu tanggal 12,13,14 dan 19, 20, 21
agustus.
Adapun temuan kegiatan patroli penertiban PKL pada tgl 12,13 dan 14 yaitu Tidak
menjaga kebersihan, keindahan dan ketertiban lingkungan, Meninggalkan sarana dagang
dilokasi usahanya setelah selesai kegiatan usahanya, Melakukan usaha yang tidak sesuai
dengan lokasi yang diizinkan pemerintah, Tidak memiliki izin penggunaan lokasi dan
kartu identitas, Pelanggaran lain dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3. Rekap data pelanggar PKL Tanggal 14 Agustus 2021


Jumlah pelanggar yang
No Jenis Pelanggaran
ditindak
Tidak menjaga kebersihan, keindahan dan
1. 3 orang
ketertiban lingkungan
Meninggalkan sarana dagang dilokasi usahanya
2. 10 orang
setelah selesai kegiatan usahanya
Melakukan usaha yang tidak sesuai dengan lokasi
3. 27 orang
yang diizinkan pemerintah
Tidak memiliki izin penggunaan lokasi dan kartu
4. 20 orang
identitas
5. Pelanggaran lain 5 orang

3) Adapun temuan kegiatan patroli penertiban PKL pada tgl 19, 20 dan 21 yaitu Tidak
menjaga kebersihan, keindahan dan ketertiban lingkungan, Meninggalkan sarana dagang
dilokasi usahanya setelah selesai kegiatan usahanya, Melakukan usaha yang tidak sesuai
dengan lokasi yang diizinkan pemerintah, Tidak memiliki izin penggunaan lokasi dan
kartu identitas, Pelanggaran lain dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

51
Tabel 3.4. Rekap data pelanggar PKL Tanggal 21 Agustus 2021

Jumlah pelanggar yang


No Jenis Pelanggaran
ditindak
Tidak menjaga kebersihan, keindahan dan
1. 1 orang
ketertiban lingkungan
Meninggalkan sarana dagang dilokasi usahanya
2. 3 orang
setelah selesai kegiatan usahanya
Melakukan usaha yang tidak sesuai dengan lokasi
3. 16 orang
yang diizinkan pemerintah
Tidak memiliki izin penggunaan lokasi dan kartu
4. 11 orang
identitas
5. Pelanggaran lain 3 orang

Output : Terlaksanya kegiatan patroli penertiban PKL

Manfaat Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Misi dan Tugas Organisasi


1) Patroli penertiban PKL secara rutin sesuai jadwal yang telah diberikan mewujudkan salah
satu visi Satpol PP yaitu selalu siap untuk membantu, memberikan perlindungan kepada
masyarakat terhadap segala macam ancaman baik ganguan keamanan ketertiban maupun
bahaya atau bencana
2) Patroli penertiban PKL secara rutin sesuai jadwal yang telah diberikan sejalan dengan
nilai organisasi yaitu integritas, professional, aktif, kreatif dan inovatif

Analisis Dampak

Apabila Patroli penertiban PKL tidak dilaksanakan akan menyebabkan bertambahnya PKL
liar dan tidak berizin yang memnfaatkan fasilitas umum sehinga menggangu kenyamanan dan
ketertiban umum serta menghambat pencapaian visi misi organisasi

52
Dokumentasi Kegiatan
Tahapan kegiatan I :
Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait kegiatan patroli penertiban dan pembentukan
Tim regu patroli

Gambar 3.14 konsultasi dengan Kasat Pol PP terkait kegiatan patroli dan pembentukan tim
regu patroli

Tahapan kegiatan II :
Penyiapan administrasi kegiatan seperti daftar hadir, surat perintah, surat teguran, dan surat
panggilan

Gambar 3.15 Penyiapan administrasi kegiatan

53
Tahapan kegiatan III :
Mendengarkan arahan dari pimpinan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan

Gambar 3.16 Mendengarkan arahan dari pimpinan sebelum melaksanakan patroli

Tahapan kegiatan IV :
Melaksanakan kegiatan patroli penertiban PKL

Gambar 3.17 melaksanakan kegiatan patroli

54
5. Kegiatan ke Lima

URAIAN KETERANGAN

Nama Kegiatan V Evaluasi hasil kegiatan

Tanggal Pelaksanaan 23 – 25 Agustus 2021


1. Terselesaikanya hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan
Hasil Capaian Kegiatan/Output 2. Tersusunnya hasil laporan kegiatan dalam bentuk
laporan aktualisasi
1. Foto dokumentasi evaluasi kegiatan bersama mentor
2. Foto dokumentasi Menyusun laporan akhir aktualisasi
Lampiran Bukti Kegiatan 3. Foto dokumentasi saat melaporkan kegiatan kepada
pimpinan
7.

Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi


WoG (Whole of Government) :
Evaluasi hasil kegiatan dengan berkonsultasi dengan mentor menunjukan dukungan
terhadap kegiatan aktualisasi yang berkaitan dengan implementasi tugas saya sebagai
staf dalam membentuk kerjasama dengan pimpinan
Pelayan Publik :
Kegiatan ini berkaitan dengan pemenuhan pelayanan yang sesuai standar akreditasi untuk
memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan
Manajemen ASN :
penulis mengedepankan etika dan kode etik ASN yang bertanggungjawab dan
berintegrasi tinggi dalam melaksankan profesinya agar dapat meningkatkan mutu
pelayanan

Tahapan kegiatan I : Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bersama mentor


(Akuntabilitas) :
Evaluasi laporan akhir dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab
(Nasionalisme) :
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menyampaiakan hasil evaluasi kepada
pimpinan (mentor)
(Etika Publik) :
Berkonsultasi dengan sikap sopan dan santun
(Komitmen Mutu) :
Rasionalis, keterbukaan terdapat pada saat menyampaikan informasi kepada pimpinan
(Anti Korupsi) :
Memberikan informasi yang jujur serta berdasarkan keadaan factual hasil capaian
pelaksanaan kegiatan

55
Tahapan kegiatan II : Menyusun hasil kegiatan kedalam bentuk laporan aktualisasi
(Akuntabilitas) :
Laporan hasil aktualisasi dibuat dengan penuh tanggung jawab
(Nasionalisme) :
Laporan dibuat sesuai dengan format dengan tetap memperhatikan tata bahasa yang sesuai
dengan ketentuan
(Etika Publik) :
Penulisan dalam membuat laporan menggunakan bahasa yang baik dan mudah difahami
serta diselesaikan dengan tepat waktu
(Komitmen Mutu) :
Pembuatan laporan dibuat dengan teliti dan tepat waktu
(Anti Korupsi) :
Laporan dibuat berdasarkan capaian hasil kegiatan yang sebenarnya

Tahapan kegiatan III : Menyampaikan laporan kegiatan kepada pimpinan


(Akuntabilitas) :
Tanggung jawab dan transparansi saat melaporkan kegiatan kepada pimpinan
(Nasionalisme) :
Menghargai dan sopan terhadap pimpinan
(Etika Publik) :
Sopan dan santun saat melaporkan hasil kegiatan kepada pimpinan
(Komitmen Mutu) :
Rasionalis, keterbukaan terdapat pada saat menyampaikan kepada pimpinan
(Anti Korupsi) :
Jujur dalam menyampaikan kegiatan kepada pimpinan sesuai dengan kegiatan yang telah
dilaksanakan

Teknik Aktualisasi Yang Dipergunakan


Tahapan kegiatan I : Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bersama mentor
Pada saat melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan dengan mentor, teknik aktualisasi yang
penulis gunakan yaitu kerjasama dan teliti. Dimana pelaksanaan evaluasi ini dilakukan dengan
bersama-sama melihat data yang diperoleh selama melaksankan kegiatan kemudian dilakukan
evaluasi dengan teliti agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan

Tahapan kegiatan II : Menyusun hasil kegiatan kedalam bentuk laporan aktualisasi


Tekhnik aktualisasi yang penulis gunakan pada saat Menyusun hasil kegiatan kedalam bentuk
laporan aktualisasi yaitu teliti, aktual dan tanggungjawab. Hal ini bertujuan agar dalam
penyusunan laporan akhir aktualisasi sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan sebaimana
termuat dalam rancangan aktualisasi

Tahapan kegiatan III : Menyampaikan laporan kegiatan kepada pimpinan


Pada saat menyampaikan laporan kegiatan kepada pimpinan tekhnik aktualisasi yang penulis
gunakan yaitu tanggungjawab, jujur dan sopan dimana penulis menyampaikan sesuai dengan
hasil aktualisasi yang telah penulis laksanakan
56
Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Tahapan kegiatan I : Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bersama mentor
s

Pada tahapan kegiatan ini, penulis melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bersama mentor
terkait penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang dimulai dari penyusunan SOP, sosialisasi
dan selanjutnya melakukan patroli penertiban, didapatkan adanya tingkat kepatuhan dan
kesadaran masyarakat atau penurunan tingkat pelanggaran PKL, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table berikut :

Tabel 3.5. Perbandingan jumlah pelanggar PKL sebelum dan sesudah melaksanakan
Aktualisasi
Sebelum Sesudah
No Jenis Pelanggaran
Aktualisasi Aktualisasi
Tidak menjaga kebersihan, keindahan dan
1. 8 orang 1 orang
ketertiban lingkungan
Meninggalkan sarana dagang dilokasi usahanya
2. 17 orang 3 orang
setelah selesai kegiatan usahanya
Melakukan usaha yang tidak sesuai dengan lokasi
3. 31 orang 16 orang
yang diizinkan pemerintah
Tidak memiliki izin penggunaan lokasi dan kartu
4. 26 orang 11 orang
identitas
5. Pelanggaran lain 7 orang 3 orang

Jumlah 89 Orang 34 Orang

Output : Terselesaikanya hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan

Tahapan kegiatan II : Menyusun hasil kegiatan kedalam bentuk laporan aktualisasi


Pada tahapan terakhir ini, setelah seluruh rangkaian kegiatan telah dilaksanakan penulis
menyusun hasil kegiatan kedalam bentuk laporan aktualisasi.

Output : Tersusunnya hasil laporan kegiatan dalam bentuk laporan aktualisasi

Tahapan kegiatan III : Menyampaikan laporan kegiatan kepada pimpinan


Pada tahapan yang terakhir ini, setelah seluruh rangkaian kegiatan beserta tahapannya telah
dilaksanakan maka penulis melaporkan hasil kegiatan kepada pimpinan
Output : Tersampaikannya laporan kegiatan kepada pimpinan

57
Manfaat Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Misi dan Tugas Organisasi
1) Evaluasi hasil kegiatan mewujudkan salah satu visi Satpol PP yaitu meningkatkan
koordinasi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta
perlindungan masyarakat
2) Evaluasi hasil kegiatan sejalan dengan nilai organisasi yaitu, professional, aktif, kreatif
dan inovatif
Analisis Dampak

Apabila kegiatan Evaluasi Hasil Kegiatan tidak terlaksanan maka capaian hasil kinerja tidak
dapat diketahui

Dokumentasi Kegiatan
Tahapan kegiatan I :
Melakukan evaluasi kegiatan bersama mentor

Gambar 3.18 Menyiapkan bahan evaluasi hasil kegiatan

58
Tahapan kegiatan II :
Menyusun hasil kegiatan kedalam bentuk laporan aktualisasi

Gambar 3.19 Menyusun laporan akhir aktualisasi

Tahapan kegiatan III :


Menyampaikan laporan hasil kegiatan kepada pimpinan

Gambar 3.20 Menyampaikan laporan kegiatan kepada pimpinan

59
D. Matriks Kegiatan

1. Matriks Aktualisasi dan Habituasi

Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan


Nilai-Nilai Dasar
I II III IV V
Aneka
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3
Tanggung
Jawab
Akuntabilitas Kejelasan
Konsistensi
Transparansi
Semangat
Kerjasama
Saling
menghormati
Nasionalisme
Tidak
Diskriminatif
Adil
Menghargai
Sopan
Santun
Etika Publik
Ramah
Cermat
Efektif
Efisien
Komitmen
Kretif
Mutu
Inovatif
Mutu
Jujur
Didiplin
Anti Korupsi
Mandiri
Peduli

2. Matriks Kedudukan dan Peran ASN

Konsultasi
Sosialisasi kepada
kepada Penyusunan
Keterkaitan PKL terkait adanya Patrol Evaluasi
pimpinan draf SOP
Dengan Subtansi Perda No. 3 tahun penertiban hasil
terkait penertiban
Mata Pelatihan 2017 tentang PKL kegiatan
pelaksanaan PKL
ketertiban umum
aktualisasi
Manajemen ASN
Pelayanan Publik
Whole Of
Goverment

60
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Penertiban PKL pada
masa pandemi dengan menerapkan SOP pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton
Utara” dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN berupa Akuntabilitas, Naionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA), maka penulis dapat menarik
kesimpulan antara lain :
1. Kegaiatan aktualisasi ini diharapkan mampu menghasilkan ASN professional yang
dilandasi nilai dasar ANEKA dan mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai
pelayan publik, pelaksana kebijakan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
2. Jumlah kegiatan yang terlaksan ada 5 (lima) kegiatan dengan jumlah tahapan kegiatan 2-
4 tahapan kegiatan sesuai dengan rancangan aktualisasi, dimana semua nilai-nilai
ANEKA teraktualisasi dalam setiap tahapannya
3. Penertiban PKL dengan menerapkan SOP pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Buton Utara mampu meningkatkan ketaatan dan kepatuhan PKL atau mengurangi tingkat
pelanggaran yang dilakukan PKL terhadap peraturan daerah ataupun peraturan kepala
daerah

B. Saran
Berdasarkan hasil kegiatan aktualisasi dengan judul “Penertiban PKL pada masa
pandemi dengan menerapkan SOP pada satuan Polisi Pamong Praja kabupaten Buton Utara”,
penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi anggota Satpol-PP Khususnya Anggota Satpol-PP Kabupaten Buton Utara dalam
melaksanakan kegiatan penertiban harus memiliki wawasan dan pengetahuan tentang
peraturan daerah, peraturan kepala daerah dan peraturan perundangan lainnya serta
bersikap ramah, sopan, santun dan menghargai pendapat orang lain
2. Bagi Satuan Polisi pamong Praja Kabupaten Buton Utara diharapakan kegiatan
penertiban PKL dengan menerapkan SOP tetap berkelanjutan karena dengan
menggunakan metode ini mampu meningkatkan kesadaran dan kepatuhan para pedagang
kaki lima (PKL)

61
C. Rencana Tindak Lanjut

Setelah pelaksanaan aktualisasi “Penertiban PKL pada masa pandemi dengan


menerapkan SOP pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara” maka rencana
tidak lanjut yang akan dilakukan yaitu:
1. Komitmen yang kuat untuk mengurangi tingkat pelanggaran PKL terhadap Peraturan
Daerah maupun Peraturan Kepala Daerah
2. Berkoordinasi dengan pimpinan agar kegiatan penertiban dengan menerapkan SOP ini
tetap berkelanjutan demi terciptanya ketentraman dan ketertiban umum khususnya bagi
para PKL diwilayah Kabupaten Buton Utara

62
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil.Jakarta:
LembagaAdministrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III:
Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III:
Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III:Etika
Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III:
Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III: Anti
Korupsi. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS: Pelayanan Publik. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Manajemen Aparatur
Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Whole of Goverment.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Calon PNS: Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

63
LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi


2. Surat Pernyataan Dukungan Oleh Mentor
3. Surat Izin Persetujuan Habituasi Dan Aktualisasi Oleh Pimpinan
4. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Tahapan Aktualisasi Oleh Mentor
5. Strategi Pembibingan Mentor
6. Strategi Pembibingan Coach
7. SOP penertiban PKL
8. SPT sosialisasi penertiban
9. SPT patroli penertiban

64
Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

65
SURAT DUKUNGAN MENTOR

66
SURAT IZIN PERSETUJUAN HABITUASI DAN AKTUALISASI

67
SURAT PERNYATAAN TELAH MELAKSANKAN TAHAPAN AKTUALISASI

68
STRATEGI PEMBIMBINGAN
Rincian Bimbingan pelaksanaan Aktualisasi
(Catatan Bimbingan oleh : Mentor)

Nama Peserta : HENDRI, SH


Unit Kerja : Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara
Tempat Aktualisasi : LPMP Kendari

Tanggal Hasil
Catatan Media Komunikasi
No dan Capaian/
Bimbingan (Tlp./SMS/WA/Email
Waktu Output

Tersusunnya
22 Juli Rencana kegiatan
rencana
1. 2021 Jam harus sesuai dengan
kegiatan
10.00 tahapan kegiatan
dengan baik

SOP penertiban Merincikan


27 Juli
yang dibuat harus hasil
2. 2021 Jam
terperinci dengan penyusunan
11.30
jelas SOP

Dalam membuat Peningkatan


materi sosialisasi pemahaman
03
perlu adanya peraturan
Agustus
3. pemahaman daerah
2021 Jam
peraturan daerah mengenai
10.30
mengenai materi materi
sosialisasi sosilisasi
Evaluasi hasil Tersusunnya
kegiatan hasil evaluasi
23
berdasarkan data kegiatan
Agustus
4. yang diperoleh
2021 Jam
selama
09.00
melaksanakan
kegiatan

Buranga, 25Agustus 2021

Ld. Kaslan Ngkaalo, S.Pd


Nip. 19671025 199412 1 001

69
STRATEGI PEMBIMBINGAN
Rincian Bimbingan pelaksanaan Aktualisasi
(Catatan Bimbingan oleh : Coach)

Nama Peserta : HENDRI, SH


Unit Kerja : Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara
Tempat Aktualisasi : LPMP Kendari

Tanggal Hasil
Catatan Media Komunikasi
No dan Capaian/
Bimbingan (Tlp./SMS/WA/Email
Waktu Output

Pada kegiatan I ganti


menjadi konsultasi Tersusunnya
14 Juli
dengan kegiatan I
1. 2021 Jam
pimpinan/mentor sesuai arahan
06.05
terkait rancangan coach
aktualisasi

Terincinya
Pada bab IV penutup
kesimpulan
01 agar merincikan
serta
September kesimpulan serta
2. tersedian
2021 Jam menambahkan point
point “C”
21.18 “C” untuk rencana
yaitu rencana
tindak lanjut
tindak lanjut

Kendari 06 Agustus 2021


Coach,

Drs. Amalul Syahid., Msi


Nip. 19671025 199412 1 001

70
SOP PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)

71
SPT SOSIALISASI PENERTIBAN

72
SPT PATROLI PENERTIBAN

73

Anda mungkin juga menyukai