JUDUL :
Oleh :
HENDRI, SH
NDH : 35
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh:
HENDRI, SH
NIP. 19880628 202012 1 007
COACH, MENTOR,
i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No.8A Puwatu Tlp.3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh:
HENDRI, SH
NIP. 19880628 202012 1 007
AHMAD SYAHRUN, SH.,M.Si Drs. AMALUL SYAHID, M.Si LD. KASLAN NGKAALO, S.Pd
Nip. 19701222 199003 1 001 Nip. 19671025 199412 1 001 Nip. 19721231 199408 1 005
Mengetahui:
KEPALA BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
SYAHRUDDIN NURDIN, SE
Pembina Utama Madya Gol.IV/d
NIP.19660621 199012 1 001
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah sang pencipta atas segala
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi
dengan judul “Penertiban Pkl Pada Masa Pandemi Dengan Menerapkan SOP Pada Satuan
Polisi Pamong Paraja Kabupaten Buton Utara” dengan baik.
Tujuan dari pembuatan aktualisasi ini adalah sebagai bagian dari tugas dalam
pelaksanaan Pelatihan dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Buton Utara Golongan III angkatan
CXX tahun 2021. Aktualisasi dan Habituasi secara subtannsi dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN dan nilai dasar ASN
yang terdiri dari : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Penulis dengan rendah hati mengucapkan terimah kasih kepada :
Syahruddin Nurdin, SE selaku kepala BPSDM Prov. Sultra beserta jajaranya selaku
penyelenggara Latihan Dasar CPNS.
La Nita, M.Pd selaku kepala BKPSDM Kabupaten Buton Utara bersama jajaranya yang
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan dasar CPNS Golongan III.
Bapak Abdul Kahar Muzakir S, SE.,M.Si selaku penguji
Bapak Drs. Amalul Syahid, M.Si selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan
bimbinganya.
Bapak Ld. Kaslan Ngkaalo, S.Pd selaku mentor dan atas semua arahan, motivasi, dukungan,
masukan dan bimbingan selama perancangan program aktualisasi.
Keluarga besar Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara atas dukungan dan
kerjasamanya. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan
duaktualisasikan di instansi.
Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan Latsar.
Keluarga besar Latsar Kabupaten/Kota dan instansi vertikal golongan III Angkatan CXX
tahun 2021.
iii
Seluruh keluarga besar saya, terutama orang tua, Bapak saya Usman, Ibu saya Ranii, istri saya
Puspita Dewi, kalian adalah orang-orang hebat dan keluarga besar, saudara, kerabat sahabat
dan teman sekalian yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
Kerabat, sahabat, teman Angkatan CXVIII, CXIX, dan CXX teman-teman asrama LPMP.
Penulis sadar bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya penulis berharap masukan yang membangun dari berbagai pihak sehingga
membuat laporan aktualisasi ini menjadi lebih baik. Sehingga laporan aktualisasi ini dapat
dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar
ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang
membutuhkan.
HENDRI, SH
Nip. 19880628 202012 1 007
iv
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Persetujuan ………………………………………………………………….. i
Lembar Pengesahan …………………………………………………………………. ii
Kata Pengantar ………………………………………………………………………. iii
Daftar Isi …………………………………………………………………………….. v
Daftar Tabel …………………………………………………………………………. vii
Daftar Gambar ………………………………………………………………………. Viii
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
B. Tujuan …………………………………………………………………….. 3
C. Manfaat …………………………………………………………………… 3
D. Ruang Lingkup ……………………………………………………………. 4
E. Waktu Dan Tempat ……………………………………………………….. 4
BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-
NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN …………………………….. 5
A. Gambaran Umum organisai ………………………………………………. 5
1. Profil Organisasi ………………………………………………………. 5
2. Struktur Organisasi ……………………………………………………. 6
3. Visi, Misi dan Nilai Organisasai ……………………………………… 8
4. Tugas Pokok dan Fungsi ……………………………………………… 10
5. Uraian Tugas Pokok Peserta ………………………………………….. 11
6. Sumber Daya Yang Dimiliki OPD ……………………………………. 11
B. Nilai-Nilai Dasar ASN ……………………………………………………. 12
1. Akuntabilitas ………………………………………………………….. 12
2. Nasionalisme ………………………………………………………….. 15
3. Etika Publik …………………………………………………………… 18
4. Komitmen Mutu……………………………………………………….. 20
5. Anti Korupsi ………………………………………………………… 21
C. Kedudukan Dan Peran ASN ………………………………………………. 22
1. Manajemen ASN ……………………………………………………… 22
2. Whole Of Government ……………………………………………… 25
3. Pelayanan Publik ……………………………………………………… 26
D. Identifikasi Dan Penetapan Isu ……………………………………………. 28
1. Identifikasi Isu ………………………………………………………… 28
2. Menetapkan Isu Prioritas ……………………………………………… 28
3. Deskripsi Pemecahan Isu …………………………………………… 29
4. Dampak Isu …………………………………………………………… 30
E. Gagasan Kretif/terpilih Sebagai Pemescahan isu ……………………….. 30
BAB III. CAPAIAN HASIL AKTUALISASI ……………………………………. 31
A. Kendala Dan Antisipasi ………...…………………………………………. 31
B. Capaian Aktualisasi………………………………………………………... 31
C. Deskripsi Kegiatan ……………...………………………………………… 32
D. Matriks Kegiatan …...……………………………………………………... 60
1. Matriks Aktualisasi dan Habituasi ……………………………………. 60
2. Matriks Kedudukan dan Peran ASN …………………………………. 60
v
BAB IV. PENUTUP ………………………………………………………………... 61
A. Kesimpun …………………………………………………………………. 61
B. Saran ………………………………………………………………………. 61
C. Rencana Tindak Lanjut …………………………………………………… 62
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 63
LAMPIRAN …………………...……………………………………………………. 64
vi
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Jumlah Personil dan Kendaraan Satpol PP Kabupaten Buton Utara ……. 11
Tabel 2.2 Analisis APKL …………………………………………………………….. 29
Tabel 2.3 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan I………………………………………… 32
Tabel 2.4 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan II………………………………………… 35
Tabel 2.5 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan III………………………………………… 38
Tabel 2.6 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan IV………………………………………… 41
Tabel 2.7 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan V………………………………………… 45
Tabel 2.8 Jadwal Kegiatan ………………………………………………………….. 47
Tabel 3.1 Kendala dan upaya antisipasi selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi ... 31
Tabel 3.2 Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi …………………………………. 32
Tabel 3.3 Rekap data pelanggar PKL Tanggal 14 Agustus 2021 ………………….. 51
Tabel 3.4 Rekap data pelanggar PKL Tanggal 21 Agustus 2021 ………………….. 52
Tabel 3.5 Perbandingan jumlah pelanggar PKL sebelum dan sesudah
melaksanakan aktualisasi ……………………………………………………………. 57
vii
Daftar Gambar
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari aktualisasi ini adalah untuk menemukan langkah
yang tepat dalam pelaksanaan tugas pokok, salah satunya penertiban PKL selama
masa pandemi berlangsung dengan cara sosialisasi dan patroli secara rutin dengan
menerapkan SOP sehingga menimbulkan kepatuhan dan ketaatan bagi para PKL.
C. Manfaat
3
D. Ruang Lingkup
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi sebagai Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Buton Utara, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA pada salah
satu tugas pokok dan fungsi Satpol PP dengan melakukan penertiban PKL selama masa
pandemi berlangsung dengan cara sosialisasi dan patroli secara rutin dan membuat efek
jera bagi PKL. Kegiatan-kegiatan yang akan diaktualisasikan meliputi :
1. Konsultasi dengan pimpinan/mentor terkait rancangan aktualisasi
2. Pembuatan draf SOP penertiban PKL
3. Sosialisasi kepada PKL yang ditemui terkait dengan adanya Perda No. 3 Tahun 2017
tentang ketertiban umum
4. Patroli penertiban PKL secara rutin sesuai jadwal yang telah diberikan
5. Evaluasi hasil kegiatan
4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
1. Profil Organisas
Polisi Pamong Praja didirikan pertama kali di Yogyakarta pada tanggal 3 Maret
1950 dengan moto Praja Wibawa, untuk mewadahi Sebagian ketugasan pemerintah
daerah. Sebenarnya ketugasan ini telah dilaksanakan pemerintah sejak zaman colonial.
Sebelum menjadi Satuan Polisi Pamong Praja setelah proklamasi kemerdekaan di
mana diawali dengan kondisi yang tidak stabil dan mengancam NKRI, dibentuklah
Detasemen Polisi sebagai Penjaga Keamanan Kapanewon di Yogyakarta sesuai
dengan Surat Perintah Jawatan Praja di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menjaga
ketentraman dan ketertiban masyarakat. Karena hal ini, maka diputuskanlah setiap
tanggal 3 Maret menjadi Hari Jadi Satuan Polisi Pamong Praja.
Pada tahun 1962 nama Detasemen Polisi berubah menjadi Kesatuan Pagar
Baya untuk membedakan dari korps Kepolisian Negara. Kemudian pada tahun 1963,
berubah nama lagi menjadi Kesatuan Pagar Praja. Istilah Satpol PP mulai terkenal
sejak pemberlakuan UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di
Daerah. Pada saat inilah, Namanya berubah dan menjadi permanen yaitu
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
5
Saat ini UU No. 5 Tahun 1974 tidak berlaku lagi, digantikan dengan UU No.
22 tahun 1999 dan direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah. Dalam Pasal 148 disebutkan bahwa Polisi Pamong Praja adalah perangkat
pemerintah daerah dengan tugas pokok menegakkan perda, menyelenggarakan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sebagai pelaksanaan tugas
desentralisasi.
Kantor Satpol PP Kabupaten Buton Utara sendiri terletak di Kompleks
Perkantoran bumi sara’ea. Beralamat di Jalan Wakaka Kelurahan Sara’ea Kecamatan
Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Total personel dari Satpol PP Kabupaten Buton
Utara sebanyak 230 personel yang terdiri dari 28 PNS dan 202 Banpol (Naban Pol
PP).
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara yaitu
terdiri dari :
a. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran
b. Sekretaris
1) Kasubag. Umum dan Kepegawaian
2) Kasubag. Keuangan
3) Kasubag. Program
Gambar 2.2. Struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam
Kebakaran Kabupaten Buton Utara
7
3. Visi, Misi Dan Nilai Organisasi
a. Visi
Visi dari Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara adalah
b. Misi
Misi dari Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton Utara, yaitu:
1) Meningkatkan Kapasitas dan Potensi Sumber Daya Aparatur Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Buton Utara;
2) Meningkatkan Kepatuhan/Ketaatan Masyarakat terhadap Peraturan Daerah
dan Peraturan Kepala Daerah;
8
3) Meningkatkan Koordinasi Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat.
c. Nilai Organisasi
9
7) Tanpa Pamrih
Bekerja dengan tulus, ikhlas dan penuh dedikasi. Indikatornya adalah penuh
komitmen dalam melaksanakan pekerjaan, rela membantu rekan kerja, dan
menunjukan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun)
b. Fungsi Organisasi
10
5. Uraian Tugas Pokok Peserta
Tabel 2.1 Jumlah Personil dan Kendaraan Satpol PP Kabupaten Buton Utara
230 3 Unit
Dari table diatas, dapat dilihat bahwa jumlah personel Satpol PP sebanyak 230
personel, dimana 28 PNS dan 202 Naban Pol PP (Banpol). Jumlah kendaraan yang
aktif digunakan untuk patroli dan dengan kondisi yang baik sebanyak 2 Unit dan yang
satunya dalam kondisi yang kurang memungkinkan untuk digunakan dalam
melaksanakan kegiatan patroli.
11
B. Nilai-Nilai Dasar ASN
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban
atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Dengan
demikian kepercayaan masyarakat (publik trust) kepada birokrasi akan semakin
menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator Dari Nilai-Nilai Dasar Akuntabilitas
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya sehingga memberikan efek positif bagi pihal lain untuk
berkomitmen;
2) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/instansi sehingga :
a) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal
b) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya
dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
d) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan;
3) Integritas
Konsistensi dan keteguhan dalam menjadikan suatu kewajiban untuk
menjungjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku sehingga
timbul kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders;
12
4) Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab atas
keputusan yang dibuat, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan
yang telah dilakukan;
5) Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang;
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas;
8) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan;
9) Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir. Dengan kata lain konsistensi
menjamin stabilitas.
b. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship).
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bertanggungjawab;
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented).
Hasil yang diharapkan perilaku aparat pemerintah yang bertanggungjawab,
adil dan inovatif;
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires
reporting). Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas;
13
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless
without consequences). Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban
menunjukkan tanggungjawab, dan tanggungjawab menghasilkan
konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi;
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).
Dalam hal ini proses setiap individu/kelompok/institusi akan diminta
pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat dalam proses evaluasi dan
berfokus peningkatan kerja.
c. Jenis-Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih
tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
d. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 (lima) tingkatan, yaitu:
1) Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika;
2) Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya;
3) Akuntabilitas kelompok mengacu pada pembagian kewenangan dan
semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam
sebuah institusi dan memainkan peranan yang penting dalam tercapainya
kinerja organisasi yang diharapkan;
4) Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai;
5) Akuntabilitas stakeholder merupakan tanggungjawab organisasi pemerintah
untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan
bermartabat terhadap masyarakat umum.
14
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan
pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara tanpa memandang rendah
bangsa lain.Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap ASN memiliki orientasi
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.Nasionalisme merupakan
pandangan atau paham kecintaan warga negara Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang
kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab;
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa;
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, dan
15
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
16
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan;
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah;
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah;
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan;
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur;
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama, dan
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
3. Etika Publik
Etika publik dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-
hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggungjawab pelayanan publik.
Ada 3 (tiga) fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif. Etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas etika yang menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
a. Dimensi kualitas pelayanan publik. Etika publik menekankan pada aspek nilai
dan norma, serta prinsip moral, sehingga terbentuk integritas pelayanan publik.
b. Dimensi modalitas. Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa.
c. Dimensi tindakan integritas publik merupakan tindakan yang sesuai dengan
nilai, tujuan dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang tercermin
dalam kesederhanaan hidup.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,
efektif dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN;
19
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/jasa, berupa ukuran baik/buruk. Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab ASN, semua mesti dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasankepada stakeholders.
a. Nilai-Nilai Komitmen Mutu
1) Efektivitas
Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari kinerja untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan;
2) Efisiensi
Efisiensi diukur dari ketetapan realisasi penggunaan sumber daya
dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan. Dihitung sebagai jumlah
sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak
bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu;
3) Inovasi
Inovasi muncul karena ada dorongan kebutuhan organisasi /
perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di
sekitarnya. Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil
pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu
untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
20
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Orientasi mutu
berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan
untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari kata latin Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan,
dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagi
kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, dan
masyarakat. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak jangka panjang.
Korupsi merupakan kegiatan yang merugikan keuangan negara demi
menguntungkan diri sendiri maupun orang lain. Korupsi digolongkan sebagai
kejahatan luar biasa karena dampaknya yang sangat besar bagi pribadi, keluarga
maupun masyarakat. Membahas fenomena dampak korupsi sampai pada
kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan tanggungjawab manusia sebagai yang
diberi amanah untuk mengelolanya dapat menjadi sarana untuk memicu
kesadaran diri para ASN untuk anti korupsi. Kesadaran diri anti korupsi yang
dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan
keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang
dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat
untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan
niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga
21
selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan juga secara publik.
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar
anti korupsi, yang terdiri dari :
a. Jujurmerupakan kelurusan hati, tidak berbohong dan tidak curang.
b. Peduli, tindakan ini meliputi memperhatikan, mengindahkan dan menghiraukan.
c. Mandiri, melaksanakan kegiatan tanpa bergantung kepada pihak lain
d. Disiplin, mencapai suatu tujuan dengan waktu yang lebih efisien.
e. Tanggungjawab merupakan perwujudan dari kewajiban menyelesaikan sesuatu
hal yang dilakukan.
f. Kerja keras, berupa kemauan untuk melakukan sesuatu dengan ketekunan dan
ketahanan demi tercapainya suatu tujuan.
g. Sederhana,prinsip ini mengatasi akan adanya kesenjangan sosial serta sifat iri
dengki.
h. Berani, tidak takut untuk melakukan sesuatu yang benar.
i. Adil yang dapat diartikan tidak berat sebelah atau tidak memihak.
1. Manajemen ASN
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. Pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan sedangkan Pegawai Negeri
Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
a. Kedudukan ASN
Dalam Undang-Undang nomor 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil
22
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan sebagai ASN, maka ASN berfungsi dan
bertugas sebagai berikut:
1) Pelaksana Kebijakan Publik
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2) Pelayan Publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa
dan/atau pelayananadministratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI.ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan pemerintah.ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
c. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh
hukum, baik pribadi maupun umum.Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu
yang patut atau layak diterima.Agar melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan baik, dan dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN
dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur di
Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut.
1) PNS
a) Gaji, tunjangan dan fasilitas
b) Cuti
c) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
23
d) Perlindungan
e) Pengembangan kompetensi
2) PPPK
a) Gaji, tunjangan dan fasilitas
b) Cuti
c) Perlindungan
d) Pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, pemerintah juga wajib
memberikan perlindungan berupa:
1) Jaminan kesehatan
2) Jaminan kecelakaan kerja
3) Jaminan kematian
4) Bantuan hukum
Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan yang bersifat
kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang sepatutnya diberikan.
Pegawai ASN berdasarkan Undang-Undang nomor 05 Tahun 2014 tentang ASN
wajib:
1) Setia dan taat kepada pancasila, dan UUD 1945, Negara KesatuanRepublik
Indonesia, dan pemerintah yang sah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumusan pejabat pemerintah yang
berwewenang
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran,kesadaran dan
penuh tanggung jawab
6) Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik diluar maupun didalam kedinasan
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan perundang- undang
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
24
2. Whole of Government
25
efektif, produktif dan responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-
government antara lain adalah:
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik, efisien dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi
akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan
publik juga meningkat
3. Pelayanan Publik
26
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)
27
i. Berkeadilan, mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat.
1. Identifikasi Isu
Penetapan isu dilakukan guna untuk memilih isu mana yang akan dibahas dan
dicarikan solusi agar dapat meningkatkan mutu suatu unit kerja. Penetapan ini dapat
dilakukan dengan metode analisis APKL. Analisis APKL merupakan alat bantu untuk
menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat actual,
problematic, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang ditemukan di lingkungan unit
kerja. Instrument isu menggunakan tekhnik APKL dengan kriteria :
a. Aktual (A), yaitu isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian dan sedang
hangat dibicarakan
b. Problematik (P), yaitu isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan segera solusinya
28
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak
d. Layak (L), yaitu Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Berikut analisis dengan teknik APKL :
Tabel 2.2. Analisis APKL
Kriteria Skor Total Peringkat
No. Isu Teridentifikasi
A P K L
Kurangnya pemahaman tentang
1. penggunaan aplikasi sistem 3 5 3 4 15 II
informasi/database aparatur Satpol PP
Kurangnya kepatuhan dan ketaatan
2. 5 5 5 4 19 I
para PKL pada masa pandemi
Belum tertibnya administrasi
3. 3 4 4 3 14 III
penyampaian hasil kegiatan Satpol PP
Keterangan :
Adapun perhitungan menggunakan skala likert, yaitu:
1 = Sangat kecil/rendah pengaruhnya
2 = Kecil pengaruhnya
3 = Sedang/cukup pengaruhnya
4 = Besar/tinggi pengarunya
5 = Sangat besar/tinggi pengaruhnya
Penetapan isu dengan metode ini tidak dilakukan sendiri tapi bersama dengan
mentor menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan dari setiap isu.
Berdasarkan tabel APKL diatas, ditetapkan isu paling prioritas yaitu nomor 2
“Kurangnya kepatuhan dan ketaatan para PKL pada masa pandemi” degan
skor APKL.
Adapun alasan memilih isu di atas yaitu :
1. Banyaknya kegiatan selama pandemi menyebabkan kegiatan dalam menjalankan tugas
pokok yaitu salah satunya penertiban PKL tidak maksimal
2. Adanya PPKM di wilayah Kabupaten Buton Utara sesuai dengan Surat Edaran Bupati
Buton Utara Nomor: 443.2/796 tahun 2021 menyebabkan anggota Satpol PP Kab.
Buton Utara bekerja lebih ekstra dengan menambah personel di beberapa pos-pos
penjagaan sehingga membuat para PKL bebas berjualan ditempat-tempat fasilitas
umum yang sangat mengganggu ketentraman dan ketertiban umun.
3. Deskripsi Pemecahan Isu
Dari hasil penetapan isu yang dilakukan dengan metode APKL, maka setelah
itu menentukan gagasan pemecahan isu dari isu prioritas. Gagasan pemecahan tersebut
29
berupa kegiatan. Kegiatan-kegiatan inilah yang akan dilaksanakan secara sistematis
pada saat aktualisasi di instansi dengan memperhatikan nilai-nilai dasar PNS yaitu
ANEKA dan output yang dihasilkan. Kegiatan-kegiatan ini juga akan dijabarkan ke
dalam beberapa tahapan yang dikaitkan dengan mata pelatihan. Sehingga dapat
diketahui kontribusi terhadap visi dan misi serta nilai penguatan nilai dalam unit kerja.
4. Dampak Isu
Isu ini dipilih karena melihat tingkat urgensi paling darurat, paling serius dan
isu ini dapat berkembang apabila tidak cepat diatasi atau diselesaikan dengan cepat
karena akan menghambat salah satu misi dari Satuan Polisi Pamong Praja yaitu
meningkatkan kepatuhan/ketaatan masyarakat terhadap peraturan Daerah dan
peraturan Kepala Daerah.
E. Gagasan Kreatif/Terpilih Sebagai Pemecahan Isu
Dari hasil penetapan isu yang dilakukan dengan metode APKL, maka setelah itu
menentukan gagasan pemecahan isu dari isu prioritas. Gagasan pemecahan tersebut
berupa kegiatan. Kegiatan-kegiatan inilah yang akan dilaksanakan secara sistematis pada
saat aktualisasi di instansi dengan memperhatikan nilai-nilai dasar PNS yaitu ANEKA
dan output yang dihasilkan. Kegiatan-kegiatan ini juga akan dijabarkan ke dalam
beberapa tahapan yang dikaitkan dengan mata pelatihan. Sehingga dapat diketahui
kontribusi terhadap visi dan misi serta nilai penguatan nilai dalam unit kerja. Kegiatan-
kegiatan yang dimaksud dapat dilihat pada diagram alur kegiatan pemecahan isu sebagai
berikut :
Gambar 2.3. Diagram alur kegiatan pemecahan isu
“Kurangnya kepatuhan dan ketaatan para PKL pada masa pandemi”
Patroli penertiban PKL secara rutin Sosialisasi kepada PKL yang ditemui
sesuai jadwal yang telah diberikan terkait dengan adanya Perda No. 3
Tahun 2017 tentang ketertiban umum
30
BAB III
Tabel 3.1. Kendala dan upaya antisipasi selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi
B. Capaian Aktualisasi
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar, peran dan kedudukan ASN
dilaksanakan kurang lebih 30 hari kerja, dimulai sejak 16 Juli 2021 sampai dengan 25
Agustus 2021. Kegiatan aktualisasi diawali dengan konsultasi dan memohon izin untuk
melakukan sejumlah kegiatan serta tahapan-tahapannya yang telah diagendakan dalam
rancangan aktualisasi kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran
Kabupaten Buton Utara HASANUN, S.Pd.,M.Si selaku pimpinan.
31
Tabel 3.2. Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi
C. Deskripsi Kegiatan
1. Kegiatan Pertama
URAIAN KETERANGAN
Konsultasi kepada pimpinan terkait pelaksanaan
Nama Kegiatan I
aktualisasi
Tanggal Pelaksanaan 21 - 22 Juli 2021
1. Tersampaikanya hasil rancangan aktualisasi yang
akan dilaksanakan
Hasil Capaian Kegiatan/Output 2. Tersusunya rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
3. Terbitnya surat izin pelaksanaan kegiatan dari
pimpinan
1. Foto dokumentasi saat melapor kepada Pimpinan
(Kasat Pol PP)
2. Foto dokumentasi saat melapor kepada Mentor terkait
pelaksanaan aktualisasi sekaligus meminta dukungan
Lampiran Bukti Kegiatan
kegiatan aktualisasi
3. Foto Surat dukungan mentor
4. Foto dokumentasi penyusunan rencana pelaksaan
kegiatan aktualisasi
32
5. Foto catatan hasil penyusunan rencana pelaksanaan
kegiatan
6. Foto dokumentasi saat meminta izin persetujuan
kegiatan kepada pimpinan
7. Foto surat izin/persetujuan pimpinan
34
2) Setelah melapor kepada pimpinan, penulis langsung menemui mentor untuk melaporkan
hasil rancangan aktualisasi dan meminta dukungan terkait pelaksanaan aktualisasi
Output : Tersampaikanya hasil rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan
Analisis Dampak
Apabila konsultasi dengan pimpinan tidak dilaksanakan akan terjadi sikap tidak saling
menghormati dan menghargai antara pimpinan dan staf yang kedepanya bisa menyebabkan
kegiatan aktualisasi ini terhambat dan berjalan tidak sesuai rencana
35
Dokumentasi Kegiatan
Tahapan kegiatan I :
Melaporkan kepada pimpinan tentang hasil rancangan aktualisasi yang akan dilaksankan.
Gambar 3.2 Melapor kepada mentor sekaligus meminta dukungan kegiatan aktualisasi
Tahapan kegiatan II :
Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
Gambar 3.3 Penyusunan rencana pelaksaan kegiatan aktualisasi bersama kepala Bidang
Trantib, Mentor dan rekan kerja
36
Gambar 3.4 Catatan hasil penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
2. Kegiatan ke Dua
URAIAN KETERANGAN
38
penyusunan SOP
(Komitmen Mutu) :
(Rasionalis, keterbukaan) terdapat pada saat menyampaikan hasil penyusunan SOP
(Anti Korupsi) :
Tanggungjawab terhadap draf SOP yang sudah dibuat
Tahapan kegiatan III : Melakukan koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait
SOP penertiban PKL selama masa pandemi
(Akuntabilitas) :
Bekerja sepenuh hati dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas
(Nasionalisme) :
(Persatuan Indonesia) terdapat pada saat melakukan koordinasi kepada masing-masing
regu
(Etika Publik) :
(Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama) terdapat pada saat melakukan
koordinasi
(Komitmen Mutu) :
Membangun kerjasama yang dilandasi kepercayaan dan kejujuran) terdapat pada saat
melakukan koordinasi
(Anti Korupsi) :
Jujur dan bertanggungjawab ketika melakukan koordinasi
Tahapan kegiatan III : Melakukan koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait
SOP penertiban PKL selama masa pandemi
Ketika Melakukan koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait SOP penertiban
PKL selama masa pandemi, teknik aktualisasi yang penulis gunakan yaitu kerjasama.
Kerjasama dimaksudkan untuk menciptakan komunikasi yang baik antara penulis dengan
masing-masing regu wilayah dalam melakukan koordinasi terkait SOP penertiban PKL
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam SOP tersebut.
39
Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Tahapan kegiatan I
s
: Menyiapkan data-data penunjang dalam penyusunan draf SOP
1) Pada tahapan kegiatan penyiapan data-data penunjang dalam menyusun draf SOP, salah
satu yang dilakukan penulis yaitu dengan mencari SOP penertiban PKL sebelumnya yang
pernah disusun guna menyempurnakan SOP tersebut dan membuat suatu prosedur yang
lebih rinci dari sebelumnya
2) Dalam menyiapkan data penunjang penyusunan SOP, penulis juga melakukan konsultasi
dengan Kepala Bidang Trantib dan Kasi Trantib (Mentor) agar tidak ada kesalahan dalam
pembuatan SOP sehingga hasil akhir SOP dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan
kegiatan
Output : Tersedianya data penunjang dalam penyusunan SOP
Tahapan kegiatan III : Melakukan koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait
SOP penertiban PKL selama masa pandemi
1) Pada tahapan kegiatan ini, setelah SOP penertiban PKL disetujui oleh pimpinan penulis
melakukan koordinasi dengan masing-masing regu wilayah dimana kegiatan tersebut
didampingi oleh Kasi Trantib (Mentor)
2) Kegiatan ini dilanjutkan dengan membagikan hasil print out draf SOP terbaru kepada
masing-masing regu wilayah untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan
Output : Terlaksananya koordinasi kepada masing-masing regu wilayah terkait SOP
penertiban PKL selama masa pandemi
40
Analisis Dampak
Apabila Pembuatan SOP penertiban PKL tidak dilakukan maka Pelaksanaan Kegiatan tidak
berjalan optimal dan tidak maksimal dan tidak adanya keseragaman dalam melaksanakan
tugas penertiban sehingga menghambat pencapaian visi Misi organisasi
Dokumentasi Kegiatan
Tahapan kegiatan I :
Menyiapkan data-data penunjang dalam penyusunan draf SOP
Gambar 3.7 konsultasi tentang penyusunan SOP dengan Kabid dan Mentor
41
Tahapan kegiatan II :
Melaporkan kepada atasan tentang hasil penyusunan SOP
42
3. Kegiatan ke Tiga
URAIAN KETERANGAN
43
Cermat dalam menyusun bahan materi, serta bertanggung jawab dalam penggunaan
fasilitas pendukung yang diberikan
(Komitmen Mutu) :
Dalam menyusun bahan-bahan dan materi penulis harapkan dapat bernilai inovatif
(Anti Korupsi) :
Dalam menyusun bahan dan materi harus selalu mencari data yang benar dan akurat
45
Manfaat Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Misi dan Tugas Organisasi
1) Sosialisasi kepada para PKL dapat mewujudkan salah satu misi Pol PP Kabupaten Buton
Utara yaitu meningkatkan kepatuhan /ketaatan
2) Sosialisasi kepada PKL yang ditemui mengandung nilai integritas, professional, aktif,
kreatif dan inovatif
Analisis Dampak
Apabila Sosialisasi kepada PKL tidak dilaksanakan akan menyebabkan ketidakpatuhan dan
ketaatan terhadap peraturan daerah sehingga akan menghambat pencapaian visi misi
organisasi
Dokumentasi Kegiatan
Tahapan kegiatan I :
Menyiapkan bahan-bahan dan materi sosialisasi
46
Tahapan kegiatan II :
Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait pembentukan Tim untuk melaksanakan
kegiatan sosialisasi
Gambar 3.12 konsultasi dengan Kasat Pol PP terkait pembentukan Tim sosialisasi
47
4. Kegiatan ke empat
URAIAN KETERANGAN
48
(Etika Publik) :
Dalam rangka mendapat dukungan kepada pimpinan penulis akan berkonsultasi dengan
kata-kata yang sopan dan santun
(Komitmen Mutu) :
Rasionalis, keterbukaan terdapat pada saat menyampaikan informasi kepada pimpinan
(Anti Korupsi) :
Melaporkan kepada pimpinan sesuai dengan realita yang ada
Tahapan kegiatan III : Mendengarkan arahan dari pimpinan terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan
(Akuntabilitas) :
Dalam mendengarkan arahan harus memperhatikan dengan jelas dan cermat
(Nasionalisme) :
Mendengarkan arahan dari pimpinan mengandung nilai musyawarah
(Etika Publik) :
Rasionalis, keterbukaan terdapat pada saat menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat
(Komitmen Mutu) :
Membangun kerjasama yang dilandasi kepercayaan dan kejujuran pada saat sosialisasi
(Anti Korupsi) :
Bertanggungjawab terhadap hasil dari arahan dari pimpinan
Tahapan kegiatan IV : Melaksanakan kegiatan patroli penertiban PKL
(Akuntabilitas) :
Bekerja sepenuh hati dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas.
(Nasionalisme) :
Tidak menggunakan kekerasan dalam melaksanakan kegiatan
(Etika Publik) :
Melakukan pembinaan terhadap pelanggar agar terjalin hubungan yang baik
49
(Komitmen Mutu) :
Bijak dalam menggunakan fasilitas kantor yang diberikan untuk kelancaran kegiatan
(Anti Korupsi) :
Tanggungjwab terhadap tugas yang diberikan
50
Output : Tersedianya administrasi kegiatan seperti daftar hadir, surat perintah, surat
teguran, dan surat panggilan
Tahapan kegiatan III : Mendengarkan arahan dari pimpinan terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan
1) Pada tahan kegiatan ini seperti biasa sebelum melaksanakan kegiatan patroli, pimpinan
memberikan arahan-arahan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan
2) Pempinan menghimbau dalam melaksanakan kegiatan patroli harus tetap menjaga
protokol kesehatan serta menggunakan cara humanis artinya mengutamakan pendekatan
dan pembinaan
Output : Tersampaikanya arahan dari pimpinan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan
3) Adapun temuan kegiatan patroli penertiban PKL pada tgl 19, 20 dan 21 yaitu Tidak
menjaga kebersihan, keindahan dan ketertiban lingkungan, Meninggalkan sarana dagang
dilokasi usahanya setelah selesai kegiatan usahanya, Melakukan usaha yang tidak sesuai
dengan lokasi yang diizinkan pemerintah, Tidak memiliki izin penggunaan lokasi dan
kartu identitas, Pelanggaran lain dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
51
Tabel 3.4. Rekap data pelanggar PKL Tanggal 21 Agustus 2021
Analisis Dampak
Apabila Patroli penertiban PKL tidak dilaksanakan akan menyebabkan bertambahnya PKL
liar dan tidak berizin yang memnfaatkan fasilitas umum sehinga menggangu kenyamanan dan
ketertiban umum serta menghambat pencapaian visi misi organisasi
52
Dokumentasi Kegiatan
Tahapan kegiatan I :
Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait kegiatan patroli penertiban dan pembentukan
Tim regu patroli
Gambar 3.14 konsultasi dengan Kasat Pol PP terkait kegiatan patroli dan pembentukan tim
regu patroli
Tahapan kegiatan II :
Penyiapan administrasi kegiatan seperti daftar hadir, surat perintah, surat teguran, dan surat
panggilan
53
Tahapan kegiatan III :
Mendengarkan arahan dari pimpinan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan
Tahapan kegiatan IV :
Melaksanakan kegiatan patroli penertiban PKL
54
5. Kegiatan ke Lima
URAIAN KETERANGAN
55
Tahapan kegiatan II : Menyusun hasil kegiatan kedalam bentuk laporan aktualisasi
(Akuntabilitas) :
Laporan hasil aktualisasi dibuat dengan penuh tanggung jawab
(Nasionalisme) :
Laporan dibuat sesuai dengan format dengan tetap memperhatikan tata bahasa yang sesuai
dengan ketentuan
(Etika Publik) :
Penulisan dalam membuat laporan menggunakan bahasa yang baik dan mudah difahami
serta diselesaikan dengan tepat waktu
(Komitmen Mutu) :
Pembuatan laporan dibuat dengan teliti dan tepat waktu
(Anti Korupsi) :
Laporan dibuat berdasarkan capaian hasil kegiatan yang sebenarnya
Pada tahapan kegiatan ini, penulis melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bersama mentor
terkait penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang dimulai dari penyusunan SOP, sosialisasi
dan selanjutnya melakukan patroli penertiban, didapatkan adanya tingkat kepatuhan dan
kesadaran masyarakat atau penurunan tingkat pelanggaran PKL, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table berikut :
Tabel 3.5. Perbandingan jumlah pelanggar PKL sebelum dan sesudah melaksanakan
Aktualisasi
Sebelum Sesudah
No Jenis Pelanggaran
Aktualisasi Aktualisasi
Tidak menjaga kebersihan, keindahan dan
1. 8 orang 1 orang
ketertiban lingkungan
Meninggalkan sarana dagang dilokasi usahanya
2. 17 orang 3 orang
setelah selesai kegiatan usahanya
Melakukan usaha yang tidak sesuai dengan lokasi
3. 31 orang 16 orang
yang diizinkan pemerintah
Tidak memiliki izin penggunaan lokasi dan kartu
4. 26 orang 11 orang
identitas
5. Pelanggaran lain 7 orang 3 orang
57
Manfaat Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi Misi dan Tugas Organisasi
1) Evaluasi hasil kegiatan mewujudkan salah satu visi Satpol PP yaitu meningkatkan
koordinasi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta
perlindungan masyarakat
2) Evaluasi hasil kegiatan sejalan dengan nilai organisasi yaitu, professional, aktif, kreatif
dan inovatif
Analisis Dampak
Apabila kegiatan Evaluasi Hasil Kegiatan tidak terlaksanan maka capaian hasil kinerja tidak
dapat diketahui
Dokumentasi Kegiatan
Tahapan kegiatan I :
Melakukan evaluasi kegiatan bersama mentor
58
Tahapan kegiatan II :
Menyusun hasil kegiatan kedalam bentuk laporan aktualisasi
59
D. Matriks Kegiatan
Konsultasi
Sosialisasi kepada
kepada Penyusunan
Keterkaitan PKL terkait adanya Patrol Evaluasi
pimpinan draf SOP
Dengan Subtansi Perda No. 3 tahun penertiban hasil
terkait penertiban
Mata Pelatihan 2017 tentang PKL kegiatan
pelaksanaan PKL
ketertiban umum
aktualisasi
Manajemen ASN
Pelayanan Publik
Whole Of
Goverment
60
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Penertiban PKL pada
masa pandemi dengan menerapkan SOP pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buton
Utara” dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN berupa Akuntabilitas, Naionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA), maka penulis dapat menarik
kesimpulan antara lain :
1. Kegaiatan aktualisasi ini diharapkan mampu menghasilkan ASN professional yang
dilandasi nilai dasar ANEKA dan mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai
pelayan publik, pelaksana kebijakan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
2. Jumlah kegiatan yang terlaksan ada 5 (lima) kegiatan dengan jumlah tahapan kegiatan 2-
4 tahapan kegiatan sesuai dengan rancangan aktualisasi, dimana semua nilai-nilai
ANEKA teraktualisasi dalam setiap tahapannya
3. Penertiban PKL dengan menerapkan SOP pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Buton Utara mampu meningkatkan ketaatan dan kepatuhan PKL atau mengurangi tingkat
pelanggaran yang dilakukan PKL terhadap peraturan daerah ataupun peraturan kepala
daerah
B. Saran
Berdasarkan hasil kegiatan aktualisasi dengan judul “Penertiban PKL pada masa
pandemi dengan menerapkan SOP pada satuan Polisi Pamong Praja kabupaten Buton Utara”,
penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi anggota Satpol-PP Khususnya Anggota Satpol-PP Kabupaten Buton Utara dalam
melaksanakan kegiatan penertiban harus memiliki wawasan dan pengetahuan tentang
peraturan daerah, peraturan kepala daerah dan peraturan perundangan lainnya serta
bersikap ramah, sopan, santun dan menghargai pendapat orang lain
2. Bagi Satuan Polisi pamong Praja Kabupaten Buton Utara diharapakan kegiatan
penertiban PKL dengan menerapkan SOP tetap berkelanjutan karena dengan
menggunakan metode ini mampu meningkatkan kesadaran dan kepatuhan para pedagang
kaki lima (PKL)
61
C. Rencana Tindak Lanjut
62
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil.Jakarta:
LembagaAdministrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III:
Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III:
Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III:Etika
Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III:
Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan II dan III: Anti
Korupsi. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS: Pelayanan Publik. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Manajemen Aparatur
Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Whole of Goverment.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Calon PNS: Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
63
LAMPIRAN – LAMPIRAN
64
Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
65
SURAT DUKUNGAN MENTOR
66
SURAT IZIN PERSETUJUAN HABITUASI DAN AKTUALISASI
67
SURAT PERNYATAAN TELAH MELAKSANKAN TAHAPAN AKTUALISASI
68
STRATEGI PEMBIMBINGAN
Rincian Bimbingan pelaksanaan Aktualisasi
(Catatan Bimbingan oleh : Mentor)
Tanggal Hasil
Catatan Media Komunikasi
No dan Capaian/
Bimbingan (Tlp./SMS/WA/Email
Waktu Output
Tersusunnya
22 Juli Rencana kegiatan
rencana
1. 2021 Jam harus sesuai dengan
kegiatan
10.00 tahapan kegiatan
dengan baik
69
STRATEGI PEMBIMBINGAN
Rincian Bimbingan pelaksanaan Aktualisasi
(Catatan Bimbingan oleh : Coach)
Tanggal Hasil
Catatan Media Komunikasi
No dan Capaian/
Bimbingan (Tlp./SMS/WA/Email
Waktu Output
Terincinya
Pada bab IV penutup
kesimpulan
01 agar merincikan
serta
September kesimpulan serta
2. tersedian
2021 Jam menambahkan point
point “C”
21.18 “C” untuk rencana
yaitu rencana
tindak lanjut
tindak lanjut
70
SOP PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)
71
SPT SOSIALISASI PENERTIBAN
72
SPT PATROLI PENERTIBAN
73