Anda di halaman 1dari 37

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG V GOLONGAN II


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2021

“OPTIMALISASI PENERAPAN K3 MELALUI SOSIALISASI

PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

DI DINAS PUPR KABUPATEN LAMANDAU”

DISUSUN OLEH :
NAMA : BAGUS SALIM CHASAN SYADZALI, A.Md
NIP : 199505142020121004
ANGKATAN : VIII (Delapan)
KELOMPOK : IV

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PEMEERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG V GOLONGAN II
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2021

“OPTIMALISASI PENERAPAN K3 MELALUI SOSIALISASI

PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

DI DINAS PUPR KABUPATEN LAMANDAU”

DISUSUN OLEH :
NAMA : BAGUS SALIM CHASAN SYADZALI, A.Md
NIP : 199702222020121004
ANGKATAN : VIII (Delapan)
KELOMPOK : IV

Setuju diseminarkan tanggal 24 September 2021

MENTOR, COACH,

WAHYU GOES F. HAKIM, ST., MT ADE SETIADI, ST., M.Si


NIP.197510252008021001 NIP.197606162003121006

i
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG V GOLONGAN II

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN 2021

“OPTIMALISASI PENERAPAN K3 PADA PELAKSANAAN

PEKERJAAN KONSTRUKSI MELALUI SOSIALISASI

DI DINAS PUPR KABUPATEN LAMANDAU”

DISUSUN OLEH :
NAMA : BAGUS SALIM CHASAN SYADZALI, A.Md
NIP : 199702222020121004
ANGKATAN : VIII (Delapan)
KELOMPOK : IV

Setuju diseminarkan tanggal 24 September 2021


MENTOR, PENGUJI, COACH,

WAHYU GOES F. HAKIM, ST., MT Dr. SLAMET WINARYO,M.Si ADE SETIADI, ST., M.Si
NIP.197510252008021001 NIP. 197510252008021001 NIP.197606162003121006

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan

Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasr CPNS Tahun 2021 dengan judul

“Optimalisasi Penerapan K3 Melalui Sosialisasi Pada Pelaksanaan

Pekerjaan Konstruksi di Perumahan Griya Bukit Hibul Permai Kabupaten

Lamandau ”

Rancangan Aktualisasi ini salah satu syarat untuk menyelesaiakan

program Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021. Saya ucapkan Termakasih

kepada:

1. Kedua orang tua yang telah mendukung, membimbing,

mengarahkan dan mendoakan baik secara moral maupun materi.

2. Bapak Ir. Ray Paskan, MT selaku Plt. Kepala Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lamandau

3. Bapak Sukarelawan Abadi, SE selaku sekertaris Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lamandau.

4. Ibu Dian Agustirini Tahan, ST., M.Si selaku Kepala Bidang Bina

Jasa Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Lamandau.

5. Bapak Wahyu Goes Firtrisata Hakim, ST., MT selaku Mentor

Rancangan Aktualisasi yang telah memberikan bimbingan,

iii
meluangkan waktu, pikiran dan perhatian dalam penulisan

Rancangan Aktualisasi Program Pelatihan Dasar CPNS.

6. Bapak Ade Setiadi, ST., M.Si selaku Coach Rancangan

Aktualisasi yang telah memberikan bimbingan, meluangkan

waktu, pikiran dan perhatian dalam penulisan Rancangan

Aktualisasi Program Pelatihan Dasar CPNS.

7. Dan juga teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan

Rancangan Aktualisasi Program Pelatihan Dasar CPNS.

Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi Program Pelatihan

Dasar CPNS ini masih banyak kekurangan dalam penyajian materi yang

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan

untuk penyempurnaan. Semoga dapat memberikan hal yang bermanfaat

bagi kita semua.

Lamandau, 12 September 2021

Bagus Salim Chasan Syadzali, A.Md

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………. iii

DAFTAR ISI.......................................................................................... V

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… Vii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… Viii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………….. 1

1.2 Identifikasi Isu……………………………………………... 2

1.3 Ruang Lingkup .…………………………………………... 3

1.4 Maksud dan Tujuan………………………………………. 4

1.5 Manfaat…………………………………………………….. 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI………………………… 5

2.1 Profil Organisasi…………………………………………... 5

2.2 Struktur Organisasi……………………………………….. 6

2.3 Visi dan Misi……………………………………………….. 6

2.4 Nilai Organisasi…………………………………………… 7

2.5 Role Model………………………………………………… 7

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI………………………………. 9

3.1 Nilai-Nilai Dasar PNS…………………………………….. 9

3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI………………. 13

3.3 Rancangan Aktualisasi…………………………………… 15

v
3.4 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi………………………… 24

BAB IV PENUTUP………………………………………………………. 26

4.1 Kesimpulan………………………………………………… 26

4.2 Saran……………………………………………………….. 26

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 27

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisis Isu menggunakan Metode USG................................. 16

Tabel 3.2 Rancangan Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi....... 19

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi............................................. 24

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Struktur Organisasi............................................................. 6

Gambar 2.3 Profil Role Model................................................................ 8

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut

Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah

dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina

kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan

atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan

perundang( UU No 5 Tahun 2017 tentang ASN )

Pelatihan Dasar Calon PNS saat ini dilaksanakan dengan sistem

implementasi nilai-nilai dasar PNS yang diterjemahkan sebagai ANEKA

(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan

Antikorupsi), serta pemahaman mengenai kedudukan dan peran ASN.

Melalui pelatihan dasar ini, diharapkan dapat menghasilkan PNS

profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan

jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan

perekan atau pemersatu bangsa.

Dengan diselenggarakan Pelatihan Dasar CPNS di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Lamandau. Disini penulis bekerja pada Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lamandau tepatnya

di Bidang Bina Jasa Konstruksi. Dinas (PUPR) terbagi menjadi enam

Bidang Diantaranya adalah Bidang Bina Jasa Konstruksi yang bertugas

1
merencanakan penyelenggaraan sistem informasi jasa konstrukssi,

penerbitan izin usaha jasa konstruksi serta pengawasan tertib usaha,

tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan jasa konstruksi yang

didalamnya mencakup seksi pengaturan, pengawasan dan

pemberdayaan jasa konstruksi. Dalam uraian tugas seksi pengaturan

Jasa konstruksi salah satunya melakukan penyebarluasan dan distribusi

informasi mengenai aturan, kebijkan, norma, dan standarisasi yang

bedasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku. Dalam hal ini

didapatkan isu Kurangnya kesadaran pelaku jasa konstruksi dalam

penerapan K3 pada pelaksanaan pekerjaan Konstruksi.

Berdasarkan uraian diatas untuk penyempurnaan penerapan K3

di Kabupaten Lamandau maka perlu diadakannya “Optimalisasi

Penerapan K3 Pada Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Melalui

Sosialisasi di Dinas PUPR Kabupaten Lamandau ”

1.2 Identifikasi Isu

Mengidentifikasi beberapa isu yang terjadi di lingkungan kerja

instansi Dinas PUPR Bidang Bina Jasa Konstruksi antara Lain:

1. Kurangnya kesadaran pelaku jasa konstruksi dalam penerapan K3

pada pelaksanaan pekerjaan Konstruksi.

Isu ini dapat di identifikasikan dalam perspektif indikator

kedisiplinan pelayanan publik yaitu patuh terhadap aturan-aturan

yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam hal

ini mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang

masih belum optimal dari fakta yang ditemukan dilapangan.

2
2. Kurangnya minat tenaga konstruksi untuk memiliki sertifikat

kompetensi

Isu ini dapat di identifikasikan kedalam perspektif Whole Of

Goverment yaitu pelayanan yang bersifat administratif yang

menghasilkan dokumen dan surat-surat resmi yang saat ini masih

belum maksimal dalam pelayanan dikarenakan masih harus

mengajukan permohonan kepada LPJK Nasional. Yang faktanya

masih banyak pelaku jasa konstruksi belum memahami hal tersebut.

3. Kurangnya kesadaran untuk melakukan kontrol mutu hasil pekerjaan

konstruksi.

Isu ini dapat di identifikasi kedalam perspektif indikator


kedisiplinan pelayanan publik yaitu patuh terhadap aturan-aturan
yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
mana pada setiap hasil pekerjaan mutu harus sesuai dengan
standarisasi mutu pekerjaan. Fakta dilapangan hanya beberapa
kontraktor yang memiliki legalitas hasi pengujian mutu pekerjaan
konstruksi.

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini diterapkan pada

pelaksana pekerja konstruksi Perumahan Griya Bukit Hibul Permai

Kabupaten Lamandau.

3
1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan kegiatan aktualisasi ini adalah

a. sebagai penerapan nilai-nilai Dasar ASN yaitu ANEKA serta

kedudukan dan peran PNS yaitu pelayanan publik, WOG dan

manajemen ASN Sehinga terwujudnya pelayanan dan

penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, transparan

efektif dan efisien.

b. mengedukasi pekerja konstruksi dilingkup Perumahan Griya

Bukit Hibul Permai Kabupaten Lamandau agar mengetahui

pentingnya penerapan K3 pada pelaksanaan pekerjaan

konstruksi.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat dari kegiatan aktualisasi ini aalah sebagai berikut :

a. ASN/PNS dapat belajar untuk mengemban tanggung jawab sebagai

abdi negara yang profesional dan berkarakter.

b. ASN/PNS dapat merubah mindset didalam dirinya untuk menjadi

lebih professional, beretika, akuntabel dan berintegritas tinggi

c. Meningkatnya kesadaran pekerja konstruksi dalam penerapan K3 di

lokasi kerja

4
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1 Identitas Profil Instansi Dinas PUPR Kabupaten Lamandau

Sejarah Singkat Dinas PUPR Kabupaten Lamandau

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamandau berdiri

bersamaan dengan berdirinya Kabupaten Lamandau pada tahun 2002.

Pada masa awal berdirinya, pegawai yang bekerja di dinas ini hanya

berjumlah 9 orang yang dipimpin oleh Bapak Ir.Sudiro selaku kepala

dinas yang pertama. Beriring bertambahnya waktu, pegawai dinas PU

yang berstatus PNS berjumlah 60 orang ditambah dengan beberapa

tenaga honor dan kontrak dari berbagai latar dan jenjang pendidikan

yang mendukung berjalannya tupoksi dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Lamandau.

Kantor yang pertama kali digunakan pada saat awal

pembentukan beralamat di Jl. JC. Rangkap Rt.1 Kelurahan Nanga

Bulik. Sedangkan saat ini kantor sudah terpusat di komplek perkantoran

Pemkab Lamandau, Bukit Hibul tepatnya di jalan Marunting yang

menempati lahan seluas 2 ha.

Untuk memperlancar pembangunan Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang dikepalai oleh Kepala dinas dan sekertariat

dengan pelaksanaanya dibawah enam Bidang yaitu Bidang Sumber

5
Daya Air, Bidang Bina Marga, Bidang Cipta Karya, Bidang Tata Ruang,

Bidang Perumahan dan Pemukiman, Bidang Bina Jasa Konstruksi.

2.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam Dinas Pekerjaa Umum dan Penataan

Ruang kabupaten Lamandau adalah pada Gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1 Struktur organisasi Dinas Pekerjaa Umum dan Penataan


Ruang Kabupaten Lamandau

2.3 Visi dan Misi

Visi "Bergerak Cepat Membangun Kabupaten Lamandau dalam

Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menuju Kabupaten

Lamandau JUARA (Jujur, Unggul, Adil, Religius dan Aman)"

Adapun Misi pembangunan Kabupaten Lamandau 2018-2023

adalah:

1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bebas dari

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

6
2. Meningkatkan kualitas pembangunan sumber daya manusia (SDM)

yang cerdas, sehat dan sejahtera;

3. Memperkuat kemandirian ekonomi berbasis sektor unggulan dan

kelestarian lingkungan hidup;

4. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang bermoral,

religius dan aman berdasarkan nilai-nilai dan kearifan budaya lokal;

5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas untuk

pemerataan pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

2.4 Nilai-nilai Organisasi

Nilai-nilai organisasi yang diterapkan dalam instansi sesuai

dengan visi instansi yaitu Bergerak Cepat Membangun Kabupaten

Lamandau dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Menuju Kabupaten Lamandau JUARA (Jujur, Unggul, Adil, Religius dan

Aman).

2.5 Role Model

Role model adalah seseorang yang menjadi contoh dan panutan

di tempat kerja. Role model adalahseseorang yang senantiasa

menunjukkan pribadi seorang ASNdimana pada kesehariannya

menerapkan nilai-nilai ANEKA baik dalam lingkungan kerja maupun

diluar lingkungan pekerjaan. Gambar 2.2 Profil Role Model

7
Gambar 2.2 Profil Role Model

Role Model bagi penulis dan seluruh staff Bidang Bina Jasa

Konstruksi yaitu:

Nama : Wahyu Goes Firtrisata Hakim, ST., MT

Jabatan : Kepala Seksi Pemberdayaan Jasa Konstruksi

Beliau merupakan Kasi Pemberdayan jasa Konstruksi Dinas

PUPR Kabupaten Lamandau yng bijaksana. Beliau tidak enggan untuk

mendengarkan aspirasi dan pendapat para staff tanpa memandang

jabatan, namun tetap solutif dan mengambil keputusan secara tepat.

Beliau berkepribadian tenang dan santai namun tetap serius sehingga

beliau dapat menjadi sosok rekan kerja sekaligus pimpina. Beliau juga

merupakan sosok yang pekerja keras dan memiliki semangat dalam

bekerja. Sifat dan perilaku beliaulah yang menjadi conoh eladan

khususnya bagi saya dan staff lainnya.

8
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai-nilai Dasar PNS

Untuk menjadi seorang pelayan publik yang memiliki jiwa

professionalisme diperlukan pembekalan kepada ASN dengan nilai-

nilai dasar profesi ASN yang dikenal dengan nama ANEKA. Kelima nilai

dasar ASN ini merupakan langkah awal bagi seorang ASN untuk

menjalankan tugasnya dengan baik. Nilai-nilai ini harus tertanam dalam

diri ASN, yaitu proses pemahaman atas nilai-nilai yang terkandung.

Penjelasan nilai-nilai dasar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas

Menurut UNDP/United Nations Development Program (1990),

akuntabilitas adalah evaluasi terhadap proses pelaksanaan

kegiatan/kinerja organisasi untuk dapat dipertanggungjawabkan serta

sebagai umpan balik bagi pimpinan organisasi untuk dapat lebih

meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang.

Menurut Sujarweni (2015), akuntabilitas adalah bentuk keharusan

seorang (pimpinan/pejabat/pelaksana) untuk menjamin bahwa tugas

dan kewajiban yang diembannya sudah dilaksanakan sesuai ketentuan

yang berlaku. Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu

akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok,

akuntabilitas organisasi dan akuntabilitas stakeholder.

9
2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan suatu sikap cinta akan tanah air, cinta

akan bangsanya serta sikap rela berkorban terhadap negaranya.

Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran

nasional yang mengandung citacita dan pendorong bagi suatu bangsa,

baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan

maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun

lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Menurut Otto Bauer

didalam LAN RI (2018), Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai

atau karakter yang timbul karena perasaan senasib. Sebenarnya

menurut pendapat Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental

timbul dari adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain

nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari

kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan kesadaran

nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara

nasional Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa nasionalisme merupakan sebuah pemahaman, sikap, ataupun

suatu tindakan rela berkorban secara sadar dengan penuh rasa cinta

terhadap negara dan bangsanya sendiri.

3. Etika Publik

Weihrich dan Koontz dalam LAN RI (2015) mendefinisikan etika

sebagai "the diciplined eating with what is good and bad and with

moralduty and obligation". Konsep etika sering digunakan sinonim

dengan moral. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik

10
adalah refleksi standar/ norma yang menentukan baik dan buruk, benar

dan salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan

kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan

publik. Menurut Kumorotomo (2015) etika Publik adalah pencerminan

tentang norma yang menentukan benar atau salah, baik atau buruk

perilaku, tindakan dan keputusan dalam merumuskan kebijakan publik

dengan tujuan menjalankan tanggung jawab sebagai pelayan publik.

Haryatmoko (2016) menjelaskan menurut definisinya etika publik

adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,

benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan

kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan

publik. Berdasarkan penjelasan di atas etika publik menekankan pada

standar untuk menentukan suatu tindakan baik atau buruk di dalam

ranah pelayanan publik. Dalam kaitannya denga isu yang ditemukan di

dinas PUPR Bidang Bina Jasa Konstruksi, bahwa pegawai harus

berintegritas tinggi untuk mewujudkan visi dan misi instansi.

4. Komitmen Mutu

Komitmen Mutu menurut Richard L. Daft dalam Tita Maria

Kanita (2010 : 8) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: “ Efektivitas

organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang

ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya.

Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang

dihargai oleh pelanggan.” Pada era global dengan tingkat persaingan

yang semakin tinggi, kinerja organisasi lebih diarahkan pada

11
terciptanya kepuasan pelanggan. Mutu mencerminkan nilai

keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai

dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya.

Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk

mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat

pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang

dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors).

5. Anti Korupsi Korupsi

Korupsi merupakan bagian dari kejahatan luar biasa atau extra

ordinary crime, dimana akibatnya berdampak terhadap berbagai sektor

serta aspek kehidupan bermasyarakat. Perbuatan korupsi yaitu seperti

penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya. Dampak

korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan negara

namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya

bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang.

Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,

dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di

muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu

kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng

kuat untuk anti korupsi. Pengertian Korupsi Menurut Agus Mulya

Karsona (2011) adalah perbuatan yang sangat busuk, jahat dan

merusak yang dapat berupa perbuatan yang tidak bermoral, bersifat

busuk dan kondisinya, menyangkut kedudukan suatu instansi atau

aparatur pemerintah, penyalahgunaan kekuasaan dalam suatu

12
kedudukan karena suatu pemberian, menyangkut ekonomi dan faktor

politik serta penempatan keluarga atau kelas menjadi kedewasaan di

bawah kekuasaan sebuah jabatan.

3.2 Peran dan Kedudukan ASN dalam Kerangka NKRI

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN merupakan cara membentuk karakter ASN

untuk menjadi Pegawai ASN yang memiliki jiwa akuntabel dan memiliki

jiwa professional serta mengedepankan semangat Nasionalisme yang

tinggi. Manajemen ASN bertujuan membangun aparat sipil negara

yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari

intervensi politik, juga bebas dari praktek Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme (KKN), serta mampu menyelenggarakan pelayanan public

yang berkualitas bagi masyarakat (Fatimah & Irawati: 2016).

Sedangkan (Prasodjo & Rudita: 2014).menyebutkan bahwa

Manajemen ASN mencakup tahapan perencanaan, perekrutan,

pengembangan karier, penghargaan, dan pemberhentian / pensiun

Dari pernyataan tersebut, maka dapat diketahui bahwa Manajemen

ASN merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN

yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari

intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Manajemen ASN menekankan pengaturan profesi pegawai

agar selalu unggul selaras dengan perkembangan jaman. Kaitannya

dengan isu yang ada di lapangan, yaitu profesionalisme dan

13
keterpaduan. Disini maksudnya bahwa dari perangkat yang digunakan

harus ada keterpaduan, antara media, bahan dan materi ajar.

2. Pelayanan Publik

Pelayanan umum atau pelayanan publik menurut Sadu

Wasistiono (2001: 5152) adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah,

pihak swasta atas nama pemerintah atau pihak swasta kepada

masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi

kebutuhan dan/atau kepentingan masyarakat. Pelayanan Publik

menurut Lembaga Administrasi Negara (2018) adalah segala bentuk

pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat

dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau

jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

3. Whole Of Government

Menurut Lilin Budiati (2017) WoG didefinisikan sebagai “Suatu

model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan

untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi

karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain:

tidak jelas sebabnya, multi dimensi menyangkut perubahan perilaku.

Karakteristik pendektan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip

kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup

keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan. WoG

merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan

menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini terbangun dalam

model NPM, bentuk pendekatannya bisa dilakukan dalam

14
pelembagaan formal atau pendekatan informal. Dalam hal ini WoG

menjadi penting, karena diperlukan sebuah upaya untuk memahami

pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai tujuan

bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi sektor harus

dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaan yang lebih

mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan

kesatuan.

3.3 Rancangan Aktualisasi

a. Isu-isu Yang Terjadi

Dalam pembuatan rancangan aktualisasi ditemukan beberapa

isu malah yang terjadi pada lingkup Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang khususnya pada Bidang Bina Jasa Konstruksi

Kabupaten Lamandau. Berikut ini adalah isu-isu yang ditemukan:

1. Masih rendahnya penerapan K3 pada pelaksanaan pekerjaan

konstruksi

2. Banyaknya tenaga konstruksi yang tidak memiliki sertifikat

kompetensi

3. Kurangnya kesadaran untuk melakukan kontrol mutu hasil

pekerjaan konstruksi

b. Pemilihan Isu Prioritas Menggunakan USG

Dari beberapa isu diatas selanjutnya dilakukan penepisan isu

menggunakan metode Urgency, Seriousness, and Growth (USG).

Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan

15
ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas

dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa

besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani

segera. sehingga diperoleh isu untuk diselesaikan permasalahannya

dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) sesuai Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Analisis Isu Prioritas

USG

No ISU U S G Total Rangking

1 2 3 4 5 6

1 Kurangnya kesadaran

pelaku jasa konstruksi

dalam penerapan K3 4 4 4 12 1

pada pelaksanaan

pekerjaan Konstruksi

2 Kurangnya minat

tenaga konstruksi
4 3 4 11 2
untuk memiliki

sertifikat kompetensi

3 Kurangnya kesadaran

untuk melakukan
3 4 3 10 3
kontrol mutu hasil

pekerjaan konstruksi

Dari hasil analisa tepisan isu menggunakan USG diatas

didapatkan prioritas isu yaitu Kurangnya kesadaran pelaku jasa

16
konstruksi dalam penerapan K3 pada pelaksanaan pekerjaan

Konstruksi.

c. Menganalisis Alternatif Penyelesaian Masalah

Setelah didapatkan isu aktual prioritas selanjutnya

menganalisis alternatif penyelesaian masalah menggunakan teknik

SWOT (strenght, weakness, opportunity, threat) strenght artinya

kekuatan, weakness artinya kelemahan, opportunity artinya peluang,

threat artinya ancaman. Berikut ini adalah analisis penyelesaian

masalah menggunakan SWOT

S : 1. Penerapan SOP K3 dalam setiap pelaksanaan pekerjaan

konstruksi

2. Melakukan pengawasan K3 secara profesional dilapangan

W : 1. Kurangnya pemahaman SOP K3 konstruksi

2. Tidak mematuhi SOP K3 pekerjaan konstruksi

O : 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat jasa konstruksi

mengenai pentingnya K3 dalam pekerjaan konstruksi.

2. Dengan menerapkan K3 mengurangi indikasi faktor

kecelakaan kerja

T : 1. Terjadi kecelakan yang tidak diinginkan dalam pekerjaan

Konstruksi

2. Terkendalanya pekerjaan konstruksi

17
d. Gagasan Pokok Isu

Dari uraian analisis diatas maka gagasan strategi yang saya

dapatkan adalah Optimalisasi peningkatan kesadaran masyarakat jasa

konstruksi mengenai pentingnya K3 pada pelaksanaan pekerjaan

konstruksi.

e. Tahapan kegiatan

Dari gagasan pokok yang ditemukan selanjutnya perancangan

tahapan-tahapan kegiatan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan

kegiatan pada Tabel 3.2

18
Tabel 3.2 Tahapan Kegiatan Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lamandau
Indentifikasi isu : Masih belum Optimalnya Penerapan K3 Pada Proyek Konstruksi di Kabupaten Lamandau
Masalah yang : Kurangnya kesadaran pekerja konstruksi dalam penerapan K3 pada pelaksanaan pekerjaan
diangkat Konstruksi
Gagasan yang : Optimalisasi Penerapan K3 Pada Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Melalui Sosialisasi di Dinas
diangkat PUPR Kabupaten Lamandau
Keterkaitan Substansi Konstribusi Terhadap Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai-nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melaksanakan a. Menyampaikan a. Hasil d. Akuntabilitas Kontribusi terhadap JUARA:
kegiatan rencana kegiatan konsultasi Mengkonsultasikan Visi Kabupaten  Jujur
konsultasi sosialisasi mentor kepada mentor Lamandau:  Unggul
Tentang b. Menjelaskan tujuan b. Surat dengan Dengan menerapkan  Adil
kegiatan dan manfaat kegiatan persetujuan mempertanggungja dasar ANEKA berupa  Religius
aktualisasi sosialisasi K3 pada mentor wabkan hasilnya akuntabilitas, Etika  Aman
sosialisasi K3 mentor c. Dokumentasi e. Etika Publik Publik dan Komitmen
degan mentor c. Mencatat saran dan kegiatan Selalu berkelakuan Mutu untuk
masukan dari mentor sopan terhadap mewujudkan
mentor atasan dan Kabupaten
teman kerja dalam Lamandau JUARA
berkomunikasi (Jujur, Unggul, Adil,
f. Komitmen Mutu Religius, Aman )
Membuat paparan Konstribusi
bahan/ refrensi dan terhadap Misi
daftar pertanyaan

19
untuk Kabupaten
memudahkan Lamandau:
penyampaian saat Yaitu dengan dapat
konsultasi dan mendukung misi
koordinasi. Kabupaten
g. Anti Korupsi Lamandau yang ke 1
Selalu terbuka Mewujudkan tata
dalam kelola pemerintahan
menyampaikan yang baik dan bebas
bahan dan materi dari Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (KKN)

2 Menyusun a. Menyiapkan data a. Tersedianya a. Akuntabilitas Kontribusi terhadap JUARA:


bahan referensi, SOP K3 dan materi Mempertanggung Visi Kabupaten  Jujur
kegiatan mengkonsultasikannya pelaksanaan jawabkan hasil Lamandau:  Unggul
sosialisasi K3 dengan mentor untuk kegiatan data atau materi Dengan menerapkan  Adil
Dinas PUPR sosialisasi K3 sosialissi K3 yang telah disusun dasar ANEKA berupa  Religius
Kabupaten b. Membuat Susunan b. Dokumentasi b. Etika Publik akuntabilitas, Etika  Aman
Lamandau acara materi kegiatan Selalu berkelakuan Publik dan Anti
melalui sosialisasi K3 sopan terhadap Korupsi untuk
webinar c. Membuat rigkasan mentor atasan dan mewujudkan
bahan materi teman kerja dalam Kabupaten
sosialisasi K3 dari berkomunikasi Lamandau JUARA
saran mentor c. Anti Korupsi (Jujur, Unggul, Adil,
d. Pematangan Materi Selalu terbuka Religius, Aman )
Sosialisasi K3 dalam Konstribusi
menyampaikan terhadap Misi
bahan dan materi Kabupaten
Lamandau:

20
Yaitu dengan dapat
mendukung misi
Kabupaten
Lamandau yang ke 2
Meningkatkan
kualitas
pembangunan
sumber daya
manusia (SDM) yang
cerdas, sehat dan
sejahtera;
3 Melaksanakan a. Permohonan izin tugas a. Surat tugas a. Akuntabilitas Kontribusi terhadap JUARA:
persiapan dinas dinas Mempertanggung Visi Kabupaten  Jujur
kegiatan b. Meinta izin b. Surat jawabkan hasil Lamandau:  Unggul
sosialisasi K3 pelaksanaan persetujuan data i yang telah Dengan menerapkan  Adil
sosialisasi K3 pada kegiatan disusun dasar ANEKA berupa  Religius
developer atau RT c. Dokumentasi b. Etika Publik akuntabilitas, Etika  Aman
setempat kegiatan Selalu berkelakuan Publik dan Anti
c. Penjaringan peserta sopan terhadap Korupsi untuk
sosialisasi K3 dalam mentor atasan dan mewujudkan
pelaksanaan teman kerja dalam Kabupaten
pekerjaan konstruksi di berkomunikasi Lamandau JUARA
Perumahan Bulik timur c. Anti Korupsi (Jujur, Unggul, Adil,
d. Menyampaikan waktu Selalu terbuka Religius, Aman )
pelaksaan kegiatan dalam Konstribusi
sosialisasi pada peerta menyampaikan terhadap Misi
bahan dan materi Kabupaten
Lamandau:
Yaitu dengan dapat
mendukung misi

21
Kabupaten
Lamandau yang ke 5
Meningkatkan
pembangunan
infrastruktur yang
berkualitas untuk
pemerataan
pembangunan yang
berkeadilan dan
berkelanjutan.
4 Kegiatan a. Pembukaan dan a. Catatan a. Akuntabilitas Kontribusi terhadap JUARA:
sosialisasi K3 perkenalan Kegiatan Mempertanggung Visi Kabupaten  Jujur
Di Lingkup “Sosialisasi pentingnya b. Dokumentasi jawabkan setiap Lamandau:  Unggul
pelaksanaan penerapan K3 dalam kegiatan materi yang Dengan menerapkan  Adil
pekerjaan pelaksanaan pekerjaan disampaikan dasar ANEKA berupa  Religius
Konstruksi konstruksi” sesuai akuntabilitas, Etika Aman
b. Pemaparan Materi denganketentuan Publik dan Anti
“Sosialisasi yang ada. Korupsi untuk
Pentingnya penerapan b. Etika Publik mewujudkan
K3 dalam pelaksanaan Menyampaikan Kabupaten
pekerjaan konstruksi” pemaparan materi Lamandau JUARA
c. Mengevaluasi Kegiatan dengan bahasa (Jujur, Unggul, Adil,
sosialisasi K3 yang bai dan Religius, Aman )
sopan sehingga Konstribusi
materi mudah terhadap Misi
dipahami Kabupaten
c. Komitmen mutu Lamandau:
Menyampaikan Yaitu dengan dapat
materi sosialisasi mendukung misi
K3 sesuai dengan Kabupaten

22
aturan yang Lamandau yang ke 1,
ditetapkan 2, dan 5 Mewujudkan
tata kelola
pemerintahan yang
baik dan bebas dari
Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN);
Meningkatkan
kualitas
pembangunan
sumber daya
manusia (SDM) yang
cerdas, sehat dan
sejahtera,
Meningkatkan
pembangunan
infrastruktur yang
berkualitas untuk
pemerataan
pembangunan yang
berkeadilan dan
berkelanjutan.

23
3.4 Jadwal Pelaksanaan Aktualsasi

Jadwal pelaksanaan aktualisasi di tetapkan sesuai jadwal pada Tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan aktualisasi

Pelaksanaan Kegiatan
27 September-5 November
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Minggu ke
4 1 2 3 4 4
1. Melaksanakan kegiatan konsultasi  Menyampaikan rencana
Tentang kegiatan aktualisasi kegiatan sosialisasi
sosialisasi K3 degan mentor  Menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan sosialisasi
K3 pada mentor
 Mencatat saran dan
masukan dari mentor
2. Menyusun bahan kegiatan sosialisasi  Menyiapkan data referensi,
K3 Dinas PUPR Kabupaten SOP K3 dan
Lamandau melalui webinar mengkonsultasikannya
dengan mentor untuk
sosialisasi K3
 Membuat Susunan acara
materi sosialisasi K3
 Membuat rigkasan bahan
materi sosialisasi K3 dari
saran mentor

24
3. Melaksanakan kegiatan sosialisasi  Permohonan izin tugas
K3 dilingkup pelaksanaan pekerjaan dinas
Konstruksi  Meinta izin pelaksanaan
sosialisasi K3 pada
developer atau RT setempat
 Penjaringan peserta
sosialisasi K3 dalam
pelaksanaan pekerjaan
konstruksi di Perumahan
Bulik timur
4. Kegiatan sosialisasi K3 dilingkup  Pembukaan dan perkenalan
pelaksanaan pekerjaan Konstruksi  “Sosialisasi pentingnya
penerapan K3 dalam
pelaksanaan pekerjaan
konstruksi”
 Mengevaluasi Kegiatan
sosialisasi K3

25
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penyusunan rancangan

kegiatan aktualsasi ini adalah kurang optimalnya penerapan K3 pada

pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilingkup Kabupaten Lamandau.

Yang selanjutnya akan dilaksanakan dengan baik.

4.2 Saran

Saran dari Rancangan Kegiatan Aktualsasi ini dari kesimpulan

diatas maka perlu dilakukannya sosialisasi pentingnya penerapan K3

dalam pelakanaan pekerjaan konstruksi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang

Tindak PidanaKorupsi

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Menejemen PNS

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

17 Tahun 2020

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Diklat Prajabatan Mata Diklat Anti

Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pelatihan Dasar CPNS

“Akuntabilitas”. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pelatihan Dasar CPNS “Etika

Publik”. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pelatihan Dasar CPNS

“Komitmen Mutu”. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pelatihan Dasar CPNS

“Nasionalisme”. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

“Manajemen Aparut Sipil Negara”. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

27
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

“Pelayanan Publik”. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

“Whole of Government”. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara dan Komisi Pemberantasan Korupsi. 2021.

Modul Pembelajaran Mandiri Pelatihan Dasar CPNS Agenda 2

Nilai-Nilai Dasar PNS Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

United Nations Development Programme (UNDP). 1990. Global Human

Development Report. Human Resources Department.

28

Anda mungkin juga menyukai