Anda di halaman 1dari 59

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS,

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

“PEMBAHARUAN SOP CUTI GUNA PENGOPTIMALISASIAN APLIKASI


SIMTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG)”

Disusun Oleh:

ASRI NUR FAUZIYYAH


NIP. 19960302 201902 2 002

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II


ANGKATAN XI

NON KEMENTERIAN PERTANIAN


PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
CIAWI-BOGOR
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS,


KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

Judul : Pembaharuan SOP Cuti Guna Pengoptimalisasian Aplikasi SIMPEG

Nama : Asri Nur Fauziyyah


NIP : 19960302 201902 2 002
Unit Kerja : Biro Umum

Telah diuji di depan penguji pada hari Sabtu tanggal 28 September 2019

Mentor, Pembimbing/Coach,

Yatini, S. Sos, M.Si drh. Sumarno, MM


NIP. 19690318 199303 2 001 NIP. 19580412 198603 1 001

Penguji,

Dr. Ir. Widi Hardjono, M. Sc


NIP. 19581201 198703 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi yang berjudul
“Pembaharuan SOP Cuti Guna Pengoptimalisasian Aplikasi Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG)”. Rancangan aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan beberapa pihak.
Pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya atas dukungan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis.
kepada semua pihak baik atas nama pribadi atau atas nama lembaga, diantaranya:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia-Nya sehingga penulis bisa dapat
menyelesaikan rancangan aktualisasi.
2. Kedua Orang Tua Penulis yang senantiasa mendoakan serta memberikan
dukungan selama penyusunan rancangan aktualisasi.
3. Bapak drh. Sumarno, MM, selaku coachee yang telah membimbing serta
memberikan kritik dan saran selama penyusunan rancangan aktualisasi ini.
4. Ibu Yatini, S.Sos., M.Si, selaku mentor yang telah mengarahkan dan
memberikan banyak masukan selama penyusunan rancangan aktualisasi.
5. Segenap pengurus Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian
(PPMKP) yang telah berkenan menerima dan mendidik penulis dengan penuh
kesabaran.
6. Rekan-rekan angkatan XI Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan II Perpustakaan Nasional RI di PPMKP Ciawi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini masih


jauh dari sempurna,oleh karenanya penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan ini
sehingga menjadi pengalaman yang berharga untuk masa yang akan datang.Penulis
berharap rancangan aktualisasi ini dapat menjadi salah satu metode untuk
menerapkan nilai-nilai dasar PNS dan ilmu yang diperoleh selama kegiatan pelatihan
dasar.

Ciawi, September 2019


Penulis,

Asri Nur Fauziyyah


NIP. 19960302 201902 2 002

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………. 1
B. Tujuan………………………………………………………….. 2
C. Ruang Lingkup…………………………………………………. 3
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI………………………………….. 4
A. Deskripsi Organisasi…………………………………………… 4
1. Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi……………………….. 6
2. Nilai-Nilai Organisasi……………………………….……… 7
3. Stuktur Organisasi …………………………………………. 9
B. Nilai-Nilai Dasar PNS serta Kedudukan dan Peran PNS.……… 12
1. Nilai-Nilai Dasar PNS …………………............................... 12
2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI …………………. 21
C. Rancangan………………………………………………………. 24
1. Aktualisasi Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI……… 24
a. Identifikasi dan Prioritas Isu…………………………… 24
1) Identifikasi Isu……………………………………… 24
2) Prioritas Isu…………………………………………. 29
b. Pemecahan Isu………………………………………….. 30
1) Alternatif Pemecahan Isu…………………………… 30
2) Prioritas Pemecahan Isu…………………………….. 30
2. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS………………………….. 32
3. Penjadwalan………………………………………………… 41
BAB III PENUTUP………………………………………………………….. 42
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 43
LAMPIRAN……………………………………………………………………. 45

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi……………………………………………... 9

v
DAFTAR TABEL

Tabel. 2.1 Pemilihan Isu dengan Kriteria APKL……………………………... 25

Tabel. 2.2 Penetapan Prioritas Isu dengan Kriteria USG…………………….. 29

Tabel. 2.3 Pemilihan Prioritas Pemecahan Isu dengan Mc Namara…………. 31

Tabel 2.4 Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi di Tempat Kerja………………. 41

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rancangan Aktualisasi…………..……………………………... 45

Lampiran 2. Lembar Bimbingan Coach……………….…………………….. 51

Lampiran 3. Lembar Bimbingan Mentor……………………………………... 52

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


(ASN) menjelaskan bahwa ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja
pada instansi pemerintah. Pegawai PNS memiliki fungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. PNS
atau pemerintah memiliki peran yang sentral di dalam suatu masyarakat
karena merupakan pihak yang dapat menentukan hal-hal apa yang ingin
dicapai oleh suatu bangsa dan punya kewenangan untuk menerapkan berbagai
jenis intervensi melalui kebijakan publik.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara


dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen ASN
sedikit banyak telah membantu ASN untuk menciptakan birokrasi
pemerintahan yang profesional. Adapun yang diatur dalam kedua aturan
tersebut meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan pegawai, pengadaan
pegawai, kenaikan pangkat dan jabatan, pengembangan karir pegawai, pola
karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua hingga
perlindungan pegawai. Aturan-aturan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan
kesadaran dan tekad ASN dalam mengelola dan mengembangkan dirinya
yang diimbangi dengan Nilai Dasar dan Kode Etik ASN.

Dalam Pelatihan Dasar pola baru ini, ASN diwajibkan untuk dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam tugas pokok sesuai dengan
jenis dan tugas pekerjaannya. Nilai-nilai dasar itu disebut ANEKA, yang
merupakan singkatan dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Harapannya, aktualisasi nilai-nilai
ANEKA dapat mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan

1
bersih (good and clean governance) di Indonesia.

Untuk merealisasikan hal tersebut, diperlukan sebuah penyelenggaraan


Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi. Dalam hal ini, Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Golongan II mengatur mengenai
penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-
klasikal di tempat Pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan
peserta mampu menginternalisasi,menerapkan, dan mengaktulisasikan, serta
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya,
sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional sesuai
bidang tugas.

Melalui tahapan pembelajaran ini, semua peserta Pelatihan Dasar harus


dapat menemukan dan mengungkapkan makna dibalik penerapan nilai-nilai
dasar yang telah dipelajarinya pada setiap pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan pada unit kerja masing-masing.
Dalam proses pembelajaran Pelatihan Dasar pola baru ini terdapat 4
kegiatan, yaitu:
1. Merancang aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS;
2. Mempresentasikan rancangan aktualisasi nilai-nilai profesi PNS;
3. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar yang telah dirancang di unit kerja;
4. Melaporkan dan mempresentasikan pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai
dasar profesi PNS.
Berdasarkan beberapa pemaparan di atas maka isu Penggunaan aplikasi
SIMPEG belum optimal dalam proses pengajuan cuti pegawai menjadi topik
penting untuk diaktualisasikan. Nilai-nilai ANEKA dapat diintegrasikan
sedari proses pengumpulan data, penerapan hingga evaluasi kegiatan
aktualisasi.

B. Tujuan Rancangan Aktualisasi


Tujuan Rancangan Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN ini adalah :
1. Mengaktualisasikan Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas,
2
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA), serta peran dan kedudukan ASN dalam pelayanan publik,
Manajemen ASN, dan WOG di Sub Bagian Tata Usaha Kepegawaian.
2. Mengkaji isu permasalahan aktual pada unit kerja dan merumuskan
solusi kongkret melalui inovasi
3. Menganalisis dampak yang akan terjadi apabila nilai-nilai dasar
tersebut tidak diterapkan.
4. Melahirkan ASN yang melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat
pemersatu bangsa.
5. Memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam Latihan Dasar CPNS
golongan II Tahun 2019 sesuai dengan peraturan Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018
tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari aktualisasi ini yaitu pelaksanaan kegiatan aktualisasi
selama 20 hari kerja mulai dari tanggal 30 September 2019 hingga 25
Oktober 2019 di lingkup kerja Sub Bagian Tata Usaha Kepegawaian
Perpustakaan Nasional RI. Pelaksanaan aktualisasi dilaksanakan dengan cara
mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA, serta mampu melaksanakan tugas
dan fungsi sesuai dengan kedudukan dan peran yaitu Manajemen ASN,
Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik.

BAB II

3
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Upaya mencapai tujuan tersebut dilakukan melalui
pembangunan nasional sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
sebagai upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka
mencapai tujuan bernegara.
Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) adalah Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang
perpustakaan. Dalam mengemban tugas, Perpusnas memiliki fungsi sebagai
perpustakaan pembina semua jenis perpustakaan di Indonesia (perpustakaan
umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan
khusus), perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan
penelitian, perpustakaan pelestarian dan pusat jejaring perpustakaan di
Indonesia. Sebelum terbit Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan, Perpusnas telah mendapat amanat Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Undang-
Undang ini mengamanatkan Perpusnas untuk mengelola kewajiban serah-
simpan karya cetak dan karya rekam. Pengelolaan ini bertujuan untuk
mewujudkan koleksi nasional dan melestarikannya sebagai hasil budaya
bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai tugas tersebut,
Perpusnas berfungsi sebagai repositori khazanah pengetahuan dan 8
kebudayaan Indonesia. Selain itu, Perpusnas dalam fungsinya sebagai
perpustakaan pelestarian karya anak bangsa tidak hanya melestarikan karya
cetak karya rekam tetapi juga melestarikan pemikiran/ide/gagasan pendiri
bangsa Indonesia (founding fathers) tokoh Proklamator dengan membentuk
kelembagaan Perpustakaan Proklamator Bung Karno di Blitar dan
Perpustakaan Proklamator Bung Hatta di Bukit Tinggi. Hal tersebut dalam
rangka mengaktualisasikan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme kedua
tokoh proklamator untuk mendukung pembangunan manusia Indonesia yang
berkarakter dalam budaya.
4
Berikut merupakan logo dari Perpustakaan Nasional RI beserta makna
yang terkandung dalam logo tersebut :

Gambar 2.1 Logo Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Makna Simbol
Bintang :
Melambangkan ketinggian ilmu dan kemuliaan. Melambangkan pelita /
penerang ditengah malam. Melambangkan petunjuk arah. Bidang bersegi
lima melambangkan dasar negara Pancasila.

Buku:
Melambangkan ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang. Buku
terbuka ke arah kanan melambangkan bahwa ilmu pengetahuan membawa
manfaat bagi kesejahteraan umat manusia.

Warna hijau pada logo :


Melambang pertumbuhan dan regenerasi. Melambangkan buku sebagai
sumber pengetahuan.

Warna biru pada logo :


Melambangkan sifat tenang dan memberikan kesana kedalam. Jadi,
pengertian warna biru pada logo Perpustakaan Nasional RI ialah
ketenangan berpikir, dan kedalaman ilmu pengetahuan yang dimiliki
5
merupakan landasan pengabdian kepada masyarakat, nusa dan bangsa.

Gradasi pada warna hijau dan biru :


Melambangkan konsep “Habis Gelap Tebitlah Terang” yang berarti
dengan membaca buku akan membuka cakrawala berpikir dan ilmu
pengetahuan bagi umat manusia.

1. Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memiliki Visi“ Terwujudnya


Indonesia Cerdas Gemar Membaca Dengan Memberdayakan Perpustakaan.”
Visi Perpustakaan Nasioanal Republik Indonesia diharapkan mampu
memberdayakan perpustakaan didaerah sehingga terwujudlah Indonesia
Gemar Membaca. Dengan Visi tersebut menjadi acuan dan pedoman untuk
bertindak dan mampu memberdayakan semua pihak yang berkepentingan
serta menjadi semakin konkrit pada saat dijabarkan lehih lanjut menjadi misi,
tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam pencapaian visinya.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mempunyai misi yang harus
dicapai adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya layanan prima perpustakaan;
2. Terwujudnya perpustakaan sebagai pelestari khazanah budaya bangsa;
dan
3. Terwujudnya perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan.

Perpustakaan Nasional RI mempunyai tugas melaksanakan tugas


pemerintah di bidang perpustakaan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku yaitu:

1. Menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum, kebijakan teknis


pengelolaan perpustakaan;
2. Melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi dan koordinasi

6
terhadap pengelolaan berbagai jenis perpustakaan;
3. Membina kerjasama dalam pengelolaan berbagai jenis perpustakaan;
4. Mengembangkan standar nasional perpustakaan.

Perpustakaan Nasional RI mempunyai fungsi adalah:

1. Mengkaji dan menyusun kebijakan nasional dibidang perpustakaan;


2. Mengkoordinasi kegiatan fungsional dan pelaksanaan tugas
Perpustakaan Nasional RI;
3. Melancarkan dan membina terhadap kegiatan instansi pemerintah
dibidang perpustakaan;
4. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di
bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,
kepegawaian, keuangan, keaarsipan, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.

2. Nilai-Nilai Organisasi

Sebagai landasan berfikir, bersikap, bertindak dan mengambil keputusan


dalam upaya pencapaian visi dan misi yang ditetapkan Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia memiliki nilai-nilai antara lain :
1. Profesional
Profeisoanal yaitu bekerja maksimal dan bertanggungjawab sesuai
dengan kopetensinya dengan menjunjung tinggi kode etik profesi
dengan terus berusaha mengembangkan potensi diri sendiri sehingga
mampu mengambil keputusan baik secara mandiri maupun dalam tim.

2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah memanfaatkan sumber daya perpustakaan yang
dapat dipertanggungjawabkan dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Sinergi

7
Sinergi adalah komitmen untuk menbangun perpustakaan dangan
bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan dalam upaya
mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan.

4. Transparan
Transparan adalah bersikap terbuka terhadap kinerja yang dihasilkan
integritas.

5. Integritas
Integritas adalah berkarya dan berbakti untuk organisasi dengan jujur,
disiplin, penuh tanggung jawab dan dedikasi, menjunjung tingggi
nilai-nilai etika dan norma sosial, kesesuaian antara perkataan dan
perbuatan, mengedepan kepentingan publik dan organisasi di atas
kepentingan pribadi ataupun kepentingan golongan dan menjunjung
tinggi amanah.

8
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Perpustakaan Nasional RI dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut :

Gambar 2.2 – Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI

9
Sekretariat Utama Perpustakaan Nasional RI
1. Tugas
Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan,
pembinaan, pengendalian administrasi, dan sumber daya di
lingkungan Perpustakaan Nasional RI.
2. Fungsi
a. Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan
Perpustakaan Nasional RI;
b. Pengkoordinasian perencanaan kebijakan teknis Perpustakaan
Nasional RI;
c. Pembinaan dan layanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan
tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian,
perlengkapan dan rumah tangga Perpustakaan Nasional RI;
d. Pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan tugas Perpustakaan Nasional RI;
e. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan Perpustakaan
Nasional RI.

Dalam Sekretariat Utama terdiri dari Biro Umum dan Biro Hukum dan

10
Perencanaan, struktur organisasi Biro Umum yang di dalamnya termasuk
Bagian Kepegawaian dan Sub Tata Usaha Kepegawaian dapat dilihat pada
gambar 2.1 sebagi berikut :

Struktur Organisasi Biro Umum Perpustakaan Nasional RI

Gambar 2.3 – Struktur Organisasi Biro Umum

Biro Umum Perpustakaan Nasional RI


1. Tugas
Melaksanakan pembinaan dan pelayanan administrasi, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.

2. Fungsi
Biro Umum Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan urusan dibidang kepegawaian, keuangan dan
ketatausahaan;
b. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan

11
rumah tangga.

Bagian Kepegawaian Perpustakaan Nasional RI


1. Tugas
Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan
kepegawaian.
2. Fungsi
Bagian Kepegawaian Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pengangkatan, pemberhentian dan pension;
b. Pelaksanaan urusan kenaikan pangkat dan gaji;
c. Pengelolaan tata usaha kepegawaian.

Sub Bagian Tata Usaha Kepegawaian

Tugas

Sub bagian Tata Usaha Kepegawaian mempunyai tugas melakukan


pengelolaan tata usaha kepegawaian, pemberian tanda penghargaan,
kesehatan dan keselamatan kerja, hukuman disiplin serta pelaksanaan
program kesejahteraan pegawai

B. Nilai-nilai Dasar PNS, Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


1. Nilai-Nilai Dasar PNS

Penyelenggaraan Pelatihan Dasar ini bertujuan sebagai penguatan nilai-


nilai dasar profesi PNS yang merupakan nilai-nilai yang harus ditanamkan
oleh seluruh PNS, meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Berikut Nilai-nilai dasar
profesi PNS :

1. Akuntabilitas

12
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung-jawab yang menjadi
amanahnya. Kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah
kewajiban untuk memenuhi tugas berdasarkan suatu standar atau
sejenisnya.
Nilai-nilai dasar yang terkandung pada aspek akuntabilitas antara lain:
a. Jujur
b. Transparan
c. Integritas
d. Tanggung-jawab
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan target
i. Konsisten
j. Partisipatif
Akuntanbilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya
nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingsn publik dengan
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

13
Sedangkan akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama
(Bovens,2007), yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efsiensi dan efektivitas (peran belajar).
Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal yaitu:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship) Akuntabilitas hubungan yang terjadi adalah hubungan
yang bertanggung jawab antara dua belah pihak yaitu antara pihak
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results
oriented) Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku
aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
Dalam konteks ini, setiap individu/kelompok/institusi dituntut
untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk
memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requires reporting) Laporan kinerja adalah perwujudan dari
akuntabilitas. Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu
menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata
dari hasil dan proses yang telah dilakukan. Dalam institusi laporan
akuntanbilitas berupa LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah).
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences) Akuntabilitas adalah
kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung jawab, dan tanggung
jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat
berupa penghargaan atau sanksi.
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves

14
performance) Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk
memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang bersifat proaktif,
setiap individu/kelompok/institusi akan diminta
pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat dalam proses
evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja.

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu:


a. Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas pada tingkat ini mengacu pada nilai-nilai yang ada
pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas dan etika.
b. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas pada tingkat ini mengacu pada hubungan antara
individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan
instasinya sebagai pemberi kewenangan.
c. Akuntabilitas Kelompok
Akuntabilitas pada tingkat ini pembagian kewenangan dan
semangat kerja sama antar berbagai kelompok di dalam sebuah
institusi demi tercapainya kinerja organisasi yang di harapkan.
d. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas pada tingkatan ini mengacu pada hasil pelaporan
kinerja yang telah dicapai.
e. Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas pada tingkatan ini mengacu pada tanggung jawab
pemerintah dalam mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil,
responsif dan bermartabat.

15
2. Nasionalisme
Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang
menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara dengan
mewujudkan satu identitas sebagai ikatan bersama dalam satu
kelompok. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan Warga Negara Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilainilai Pancasila. Dengan adanya nilai-nilai
Pancasila diharapkan setiap ASN memiliki rasa nasionalisme yang
kuat dan lebih memikirkan
kepentingan publik, bangsa dan Negara dibanding kepentingan pribadi
dalam menjalankan tugasnya. Nilai-nilai dasar nasionalisme adalah :
a. Religius
b. Amanah
c. Disiplin
d. Non diskriminasi
e. Saling menghormati
f. Persamaan derajat
g. Rela berkorban
h. Kerjasama
i. Cinta tanah air
j. Musyawarah
k. Kepentingan bersama
l. Kerja keras
m. Menghargai karya orang lain
n. Menghormati keputusan bersama
o. Tenggang rasa
Nasionalisme pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila bagi ASN sendiri telah
tertuang pada tiap-tiap sila Pancasila, yaitu :
a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

16
c. Sila ketiga : Persatuan Indonesia
d. Sila Keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan.
e. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah
refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi
c. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan & kinerja kepada publik.
h. Memiliki kemampuan melaksanakan kebijakan pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

17
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil & mendorong kinerja.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Mutu dapat diartikan sebagai cerminan dari nilai keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan (customer) sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya dan bahkan melampaui
harapannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan komitmen mutu adalah suatu tindakan sepenuh
hati untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan atau
penerima jasa sesuai dengan kebutuhan mereka atau bahkan
melampauinya.

Karekteristik nilai dasar orientasi mutu adalah:


a. Komitmen bagi kepuasan masyarakat, yang dapat dirumuskan
dalam slogan-slogan khusus untuk meyakinkan publik terkait
bagaimana layanan yang akan mereka dapatkan dari institusi yang
sedang dikunjungi.
b. Pemberian layanan yang cepat, tepat, dan dengan senyuman ramah.
Hal ini dimaksudkan untuk memberkan kenyamanan dan kepuasan
bagi masyarakat yang dilayani, sehingga mereka tidak merasa
kapok.
c. Pemberian layanan yang menyentuh hati, tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan, sehingga walaupun fasilitas
seadanya, masyarakat yang dilayani tetap dapat merasakan
kenyamanan dan kepuasan.
d. Pemberian layanan yang dapat memberi perlindungan kepada
publik, terutama ketika terjadi perubahan, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients, perkembangan
teknologi, maupun sebagai konsekuensi dari lahirnya kebijakan
18
baru.
e. Berkaitan dengan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.
f. Upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara
lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi,
dan benchmark.
Penilaian mutu berdasarkan subyektifitas seseorang, maka dari itu
untuk mengukur penilaian tersebut perlu adanya standar pelayanan
sehingga sebuah mutu pelayanan dapat terkontrol dengan baik.
Berikut ini adalah nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam
komitemen mutu antara lain:
a. Membangun mindset dan komitmen pegawai terhadap budaya
mutu
b. Meningkatkan mutu proses secara berkelanjutan
c. Beradaptasi dengan perubahan
d. Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal
maupun eksternal
e. Membangun kerjasama kolegial antar pegawai yang dilandasi
kepercayaan dan kejujuran
f. Menampilkan kinerja tanpa cacat (zero defect) dan tanpa
pemborosan (zero waste) sejak memulai setiap pekerjaan
g. Cepat, tepat, ramah
h. Melayani dengan hati
i. Inovatif
j. Efektif dan efisien dalam bekerja

5. Anti Korupsi
Korupsi adalah tindakan melanggar hokum dengan tujuan untuk
memperkaya diri sendiri maupun golongan. Anti Korupsi adalah
tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala
tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat
19
baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi
meliputi perbuatan yang merugikan keuangan negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Nilai-nilai yang terkandung dalam aspek anti korupsi antara lain:
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggung-jawab
f. Kerja keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil

Syed Husein Alatas membagi korupsi menjadi 7 (tujuh) jenis, yaitu:


a. Korupsi Transaktif, yang menunjukkan adanya kesepakatan timbal
balik demi keuntungan bersama antara pemberi dan penerima
b. Korupsi Ekstroaktif, yang menyertakan bentuk-bentuk tekanan
tertentu untuk menyuap
c. Korupsi Investif, yang melibatkan suatu penawaran barang atau
jasa tanpa pertalian langsung
d. Korupsi Nepotistik, yang berupa pemberian perlakuan khusus
berdasarkan kedekatan hubungan dalam menduduki jabatan publik
e. Korupsi Autogenik, yang dilakukan untuk mencari keuntungan
karena pengetahuan dan pemahamannya.
f. Korupsi Suportif, yang mengacu pada tindakan melindungi
keberadaan tindak pidana korupsi yang lain.
g. Korupsi Defensif, yang terpaksa dilakukan untuk mempertahankan
diri dari pemerasan.

2. Kedudukan dan Peran PNS serta Nilai-nilai Dasar PNS


20
Dalam menjalankan kedudukannya Pegawai Negri Sipil Negara (PNS)
memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
perekat dan pemersatu bangsa.
1. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan public dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. ASN berfungsi, bertugas
dan berperan untuk memberikan pelayanan public yang professional
dan berkualitas.
Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warganegara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administrative yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasaan pelanggan. ASN berfungsi, bertugas
dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Republik Indonesia. Manajemen menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
ASN yang unggul selaras dengan perkembangan zaman. Berikut ini
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN,
pegawai ASN berdasarkan jenisnya terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN


berfungsi dan bertugas sebagai berikut:

a. Pelaksana Kebijakan Publik


ANS berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan

21
kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dengan menjalankan fungsi serta tugasnya.
b. Pelayan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga neagara dan penduduk.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta senantiasa
taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah.
Manajemen ASN sendiri meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karir,
pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun
dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen ASN dilaksanakan
pada instansi daerah dan pusat.

2. Whole Of Government

Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan


pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan
dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik.
Jenis-jenis pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh
pendekatan WoG adalah:

1. Pelayanan yang bersifat administratif

22
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen
resmi yang dibutuhkan warga masyarakat. Praktek WoG dalam jenis
pelayanan administrasi dapat dilihat dalam praktek-praktek
penyelenggaraan izin dalam satu pintu seperti PTSP atau kantor
SAMSAT.
2. Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan
warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
perhubungan dan lainnya.
3. Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon,
listrik dan lainnya
4. Pelayanan regulative
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan
perundangundangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-
sendi kehidupan masyarakat.

3. Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka


pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Terdapat 3 unsur penting dalam
pelayanan publik, yaitu:
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan;
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan

23
prima adalah:
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak diskriminatif
5. Mudah dan murah
6. Efektif dan efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan

B. Rancangan

1. Aktualisasi Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Adapun kegiatan yang saya lakukan mengarah pada kedudukan dan Peran
PNS sebagai Manajemen ASN, Nilai Manajemen ASN dalam rancangan
aktualisasi ini yaitu untuk menghasilkan seorang ASN yang berkualitas, kompeten
dan profesional sesuai dengan bidang keahliannya merupakan upaya Bidang
Kepegawaian di Perpustakaan Nasional RI

a. Identifikasi dan Prioritas Isu

1) Identifikasi Isu

Penulis merupakan Calon Analis Kepegawaian Terampil pada Sub


Bagian Tata Usaha Kepegawaian di Perpustakaan Nasional RI.
Berdasarkan pengalaman selama kurang lebih 6 bulan berada di
penempatan unit kerja tersebut, terdapat beberapa isu atau permasalahan
dan perlu solusi untuk pemecahannya, yaitu sebagai berikut:

a. Masih sering terjadi keterlambatan pegawai dalam pemberian alasan


ketidakhadiran ke bagian kepegawaian.
b. Penggunaan aplikasi SIMPEG belum optimal dalam proses pengajuan

24
cuti pegawai.
c. Belum ter digitalisasi rekapitulasi data surat masuk dan surat keluar.
d. Masih sering terjadi keterlambatan pemberian berkas lanjutan dalam
penegakan disiplin pegawai ke bagian kepegawaian.
e. Minimnya sarana dan prasarana dalam pengelolaan arsip pada Sub
Bagian Tata Usaha Kepegawaian.

Dalam penentuan isu penulis menggunakan metode APKL (Aktual,


Problematik, Kekhalayakan, Layak) untuk penentuan isu. Aktual itu
adalah isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang dibicarakan di
lingkungan kerja. Problematika artinya bahwa isu yang dipilih
merupakan isu menyimpang dari harapan, standar, atau ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan dimana isu ini memiliki permasalahan yang
kompleks sehingga harus segera di carikan solusi permasalahanya.
Kekhalayakan bahwa isu yang dipilih merupakan isu yang secara
langsung menyangkut hajat hidup orang banyak. Sedangkan, Layak
adalah isu yang ditawarkan merupakan isu yang masuk akal (logis),
pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang
dan tanggung jawab penulis.

Hasil analisis penentuan isu dengan menggunakan metode APKL dapat


dilihat pada tabel 2.1, sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penentuan isu menggunakan metode APKL

Kriteria Isu Kedudukan


No Isu Ket dan Peran
A P K L PNS
Masih sering terjadi
keterlambatan pegawai dalam
Manajemen
1 pemberian alasan √ √ √ √ Ya
ASN
ketidakhadiran ke bagian
kepegawaian
Penggunaan aplikasi SIMPEG
Manajemen
2 belum optimal dalam proses √ √ √ √ Ya
ASN
pengajuan cuti pegawai

25
Belum ter digitalisasi
rekapitulasi data surat masuk Pelayanan
3 √ √ √ - Tidak
dan surat keluar Publik

Masih sering terjadi


keterlambatan pemberian
berkas lanjutan dalam Manajemen
4 √ √ √ √ Ya
penegakan disiplin pegawai ke ASN
bagian kepegawaian

Minimnya sarana dan prasarana


dalam pengelolaan arsip pada Pelayanan
5 √ √ √ - Tidak
Sub Bagian Tata Usaha Publik
Kepegawaian

Keterangan :

A = Aktual
P = Problematika
K = Kekhalayakan
L = Layak

Bedasarkan hasil analisis isu dengan menggunakan metode APKL,


Penulis menyimpulkan bahwa isu nomor 1, 2, dan 4 memenuhi semua
kriteria daripada metode APKL. Sedangkan nomor (3) dan (5) tidak
memenuhi kriteria kelayakan.

Isu nomor 1 (satu) yaitu, “Masih sering terjadi keterlambatan


pegawai dalam pemberian alasan ketidakhadiran ke bagian
kepegawaian” memenuhi semua kriteria dari metode APKL.
Permasalahan ini memenuhi poin Aktual karena permasalahan ini benar-
benar terjadi di Subbag Tata Usaha Kepegawaian. Selain itu isu ini juga
Problematik karena permasalahan ini benar-benar kompleks. Karena
permasalahan ini menyebabkan pengelolaan data lebih lama dan
penyerahan laporan ke Bagian Keuangan tertunda hingga akhirnya
Tunjangan Kinerja pegawai terlambat di berikan. Isu ini juga memenuhi
poin Kekhalayakan karena menyangkut hajat orang banyak yang
26
terbukti dalam keterlambatan pemberian Tunjangan Kinerja seluruh
pegawai Perpustakaan Nasional RI. Lalu isu ini juga memenuhi poin
Layak karena permasalahan ini memang layak untuk dicarikan solusinya
meningkatkan semangat kerja pegawai jika pemberian Tunjangan Kinerja
pegawai terlambat. Termasuk Manajemen ASN karena menyangkut
kinerja dan profesional serta kesejahteraan pegawai.

Isu nomor 2 (dua) yaitu “Penggunaan aplikasi SIMPEG belum


optimal dalam proses pengajuan cuti pegawai” memenuhi semua
kriteria APKL. Isu ini bisa di katakan Aktual karena masih
menggunakan SOP yang lama dimana akumulasi dan proses masih secara
manual dan belum mengoptimalkan cuti aplikasi Simpeg. Isu ini
Problematik karena sering terjadinya kesalahan dalam pengetikan
jumlah akumulasi cuti dan menyebabkan kesalahpahaman antar TU
bagian. Isu ini menjadi Kekhalayakan karena informasi cuti kepada
masing-masing pribadai, TU bagian masing-masing dan diketahui oleh
pejabat yang berwenang. Isu ini dapat memenuhi kriteria Kelayakan
karena harus mecari solusi untuk perbaharuan SOP dengan
mengoptimalkan cuti melalui aplikasi Simpeg. Termasuk Manajemen
ASN karena cuti adalah hak dan termasuk pada kesejahteraan pegawai
tersebut serta diperlukannya netralitas dalam proses cuti tersebut.

Isu nomor 3 (tiga) yaitu, “Belum ter digitalisasi rekapitulasi data


surat masuk dan surat keluar” memenuhi kriteria Aktual karena
benar-benar terjadi di Sub bagian TU Kepegawaian. Isu ini Problematik
karena sering terjadinya kesalahpahaman antarapengirim dan penerima
surat apabila surat hilang. Isu ini menjadi Kekhalayakan karena
menyangkut dalam proses surat menyurat dan isi surat pun untuk
berpengaruh terhadap banyak pegawai . Isu ini tidak memenuhi
Kelayakan karena dalam dalam hal tersebut merupakan bukan ranah
penulis untuk menyelesaikan isu tersebut karena harus membuat system
atau aplikasi tersendiri. Termasuk Pelayanan Publik karena dalam surat
menyurat harus secara efektif dan efisien dan merupakan layanan untuk

27
pegawai .

Isu nomor 4 (empat) yaitu “Masih sering terjadi keterlambatan


pemberian berkas lanjutan dalam penegakan disiplin pegawai ke
bagian kepegawaian” memenuhi kriteria Aktual karena benar-benar
terjadi di Sub bagian TU Kepegawaian, dan isu ini Problematik karena
ini sangat berpengaruh terhadap alur proses keputusan yang berpengaruh
terhadap tunjangan kinerja, isu ini menjadi Kekhalayakan karena
berlaku bagi seluruh pegawai yang melanggar aturan-aturan mengenai
penegakan disiplin pegawai dan Kelayakan karena permasalahan ini
akan berpengaruh terhadap pemberian tunjangan kinerja dan penilaian
pegawai. Termasuk Manajemen ASN karena menyangkut kinerja dan
profesional sebagai tujuan pengawasan pegawai.

Isu nomer 5 (lima) yaitu “Minimnya sarana dan prasarana dalam


pengelolaan arsip pada Sub Bagian Tata Usaha Kepegawaian” tidak
memenuhi APKL. Isu ini Aktual karena kurangnya jumlah kotak arsip
dan lemari arsip di Sub Bagian Tata Usaha Kepegawaian hal ini
menyebabkan tidak tertata dengan baik penyusunan dan
pengklasifikasian arsip-arsip. Isu ini Problematik, karena menyebabkan
lambatnya proses pencarian arsip ketika diperlukan baik saat mendesak
maupun tidak. Isu ini memenuhi kriteria Kekhalayakan, karena
menyangkut kepentingan tiap personil yang membutuhkan informasi dari
arsip tersebut. Isu ini tidak memenuhi kriteria Kelayakan, karena dalam
hal pengadaan sarana dan prasarana merupakan kebijakan dari atasan dan
bagian perencanaan ATK sehingga bukan ranah penulis untuk
menyelesaikan isu tersebut. Termasuk Pelayanan Publik dalam
pengelolaan arsip harus mempermudah pekerjaan pada saat mencari arsip
yang diperlukan agar pekerjaan lebih efektif.

2) Prioritas Isu
Setelah proses pemilihan isu dengan metode APKL dilakukan,

28
didapatkan hasil beberapa isu yang memenuhi semua kriteria dalam
metode tersebut sebagai berikut :
a. Masih sering terjadi keterlambatan pegawai dalam pemberian
alasan ketidakhadiran ke bagian kepegawaian.
b. Penggunaan aplikasi SIMPEG belum optimal dalam proses
pengajuan cuti pegawai.
c. Masih sering terjadi keterlambatan pemberian berkas lanjutan
dalam penegakan disiplin pegawai ke bagian kepegawaian.

Dari metode yang sebelumnya masih ditemukan 3 isu, maka


selanjutnya yaitu menentukan isu prioritas yang akan dilakukan
penyaringan lagi untuk dapat menemukan isu prioritas tersebut. Untuk
kali ini, dalam menentukan isu prioritas tersebut. Untuk kali ini, akan
dilakukan melalui metode USG (Urgency,Seriousness, dan Growth).
Urgency adalah seberapa mendesaknya sebuah masalah tersebut untuk
dapat ditindaklanjuti dan dicarikan solusinya segera. Seriusness adalah
seberapa seriusnya masalah tersebut untuk segera dibahas dan
dikaitkan dengan dampak yang akan terjadi. Growth adalah seberapa
besar kemungkinan masalah ini akan memburuk jika tidak segera
ditangani.

Cara pengukuran untuk menentukan isu prioritas menggunakan


metode USG dapat dilihat sebagai dan berikut:

Tabel 2.2 – Penilaian isu dengan metode USG

Kriteria Isu Total


No Isu Prioritas
U S G Skor

Masih sering terjadi


keterlambatan pegawai dalam
1 4 5 4 13 II
pemberian alasan ketidakhadiran
ke bagian kepegawaian

Penggunaan aplikasi SIMPEG


2 belum optimal dalam proses 5 5 5 15 I
pengajuan cuti pegawai

29
Masih sering terjadi
keterlambatan pemberian berkas
3 4 4 4 12 III
lanjutan dalam penegakan disiplin
pegawai ke bagian kepegawaian
Keterangan :
U = Urgency S = Seriousness G = Growth
Skor:
1 : Tidak U/S/G
2 : Kurang U/S/G
3 : Cukup U/S/G
4 : USG
5 : Sangat U/S/G

Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan metode USG seperti diatas, maka did
apatkan hasil bahwa isu “Penggunaan aplikasi SIMPEG belum optimal dalam
proses pengajuan cuti pegawai” mendapatkan poin tertinggi yaitu sebesar 15.
Karena jika masalah tersebut tidak segera diselesaikan maka kesalahan berkas,
formulir, dan legalitas dalam proses pengajuan cuti akan terus terjadi maka tidak
akan efektif dan efisien dan ini merupakan hal yang serius karena menyangkut
pegawai di lingkungan Perpustakaan Nasional RI.

b. Pemecahan Isu

1) Alternatif Pemecahan Isu


Dari isu yang mendapatkan nilai prioritas tertinggi adalah “Belum
optimalnya cuti pegawai pada aplikasi SIMPEG”. Isu tersebut akan dipecahkan
dengan kegiatan aktualisasi dan habituasi di unit kerja pada saat off-campus.
Berikut merupakan beberapa gagasan yang dapat digunakan untuk
memecahkan isu tersebut :

1. Memperbaharui SOP cuti untuk optimalisasi aplikasi SIMPEG


2. Mengadakan pelatihan aplikasi SIMPEG untuk pegawai terutama
mengenai cuti
3. Mengintegrasikan aplikasi SIMPEG dengan aplikasi di Sub Bagian TU

30
Kepegawaian

Untuk menentukan prioritas pemecahan masalah di atas, dilakukan analisis


menggunakan metode Tapisan Mc. Namara untuk menentukan tiga kriteria
yang dinilai dari setiap alternatif gagasan. Hasil dari analisis tapisan dapat
dilihat dari tabel berikut :

Tabel. 2.3 Pemilihan Prioritas Pemecahan Isu dengan Mc Namara


Kriteria
Alternatif Total
No Alternatif Gagasan Gagasan Prioritas
Skor

K B L

Memperbaharui SOP cuti untuk


1 5 5 5 15 I
optimalisasi aplikasi SIMPEG

Mengadakan pelatihan aplikasi


2 SIMPEG untuk pegawai terutama 5 4 4 13 II
mengenai cuti

Mengintegrasikan aplikasi SIMPEG


3 dengan aplikasi di Sub Bagian TU 4 1 4 9 III
Kepegawaian

Keterangan:
Skor 1 : Tidak kontribusi, biaya sangat mahal dan tidak layak
Skor 2 : Kurang kontribusi, biaya mahal dan kurang layak
Skor 3 : Cukup kontribusi, biaya sedang dan cukup layak
Skor 4 : Kontribusi, biaya efisien dan layak
Skor 5 : Sangat kontribusi, biaya rendah dan sangat layak

2) Prioritas Pemecahan Isu

Berdasarkan Tapisan Mc Namara atau analisis KBL (Kontribusi, Biaya,

31
dan Layak), gagasan “Memperbaharui SOP cuti untuk optimalisasi aplikasi
SIMPEG” menjadi gagasan utama untuk pemecahan isu prioritas. Gagasan
tersebut memenuhi kriteria KBL karena melakukan penyusun rancangan SOP
Cuti terbaru dengan mengoptimalkan penggunaan aplikasi SIMPEG di
Lingkungan Perpustakaan Nasional RI. Dimana penulis turun langsung untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut, tanpa membutuhkan biaya, serta dapat
dikerjakan sesuai dengan kemampuan dan dalam waktu yang relitif singkat.

Dengan adanya gagasan ini, diharapkan dapat memudahkan dan


memaksimalkan kinerja ASN Sub Bagian Tata Usaha Kepegawaian yang
memiliki tugas melaksanakan dan memproses cuti pegawai melalui
penggunaan aplikasi SIMPEG di lingkungan Perpustakaan Nasional RI.
Sementara gagasan nomor 2 dan nomor 3 belum dapat menjadi gagasan
utama untuk pemecahan isu karena dianggap kurang memenuhi kriteria
kontribusi, biaya, dan layak.

Berdasarkan gagasan tersebut maka diperoleh beberapa kegiatan untuk


menyelesaian isu. Kegiatan yang dilaukan adalah sebagai berikut :

1. Konsultasi dengan atasan mengenai rencana kegiatan yang akan


dilaksanakan
2. Mengumpulkan referensi terkait Cuti
3. Membuat rancangan/konsep/draft SOP Cuti
4. Sosialisasi pengimplementasian draft SOP Cuti pada Sub Bagian TU
Kepegawaian
5. Evaluasi terhadap draft SOP

2. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS


Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh penulis dalam jangka waktu
20 hari kedepan, merupakan aktualisasi dari nilai-nilai dasar profesi ASN.
Dari kegiatan-kegiatan tersebut akan dijelaskan secara terperinci mengenai
tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan, output/hasil dari kegiatan
tersebut, aktualisasi dari nilai-nilai profesi ASN (ANEKA), kontribusi
terhadap visi misi Perpusnas RI, dan penguatan terhadap nilai-nilai Perpusnas
32
RI.

1. Kegiatan Pertama: Konsultasi dengan atasan mengenai rencana


kegiatan yang akan dilaksanakan
a. Tahapan kegiatan
1) Melakukan pemaparan mengenai rancangan draft SOP
2) Mencatat saran dan masukan dari atasan
b. Output/hasil
Hasil yang dicapai dari kegiatan konsultasi dengan atasan
mengenai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
notulensi hasil konsultasi dengan atasan.
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan (Nilai-nilai ANEKA)
1. Melakukan pemaparan mengenai rancangan draft SOP
 Akuntabilitas : Menjelaskan dengan jelas maksud dan
tujuan dari pembuatan SOP
 Nasionalisme : Musyawarah atau diskusi mengenai
rancangan draft SOP
 Etika Publik : Sopan dan santun dalam mengemukakan
rancangan draft SOP
 Komitmen Mutu : Menampilkan kinerja dengan baik
yaitu memaparkan dengan jelas rancangan draft SOP
yang akan dibuat
2. Mencatat saran dan masukan dari atasan
 Akuntabilitas : Memahami maksud atasan serta
partisipatif dalam memberikan saran dan masukan
 Nasionalisme : Menghargai apa yang menjadi saran dan
masukan atasan
 Etika Publik : Menghargai komunikasi pada saat atasan
mengemukakan saran dan masukan
 Komitmen Mutu : Menampilkan kinerja dengan baik
yaitu memaparkan dengan jelas dan review saran dan
masukan yang telah dicatat
d. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
33
Dalam kegiatan “Konsultasi dengan atasan mengenai rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan” berkotribusi terhadap visi
instansi yaitu “Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar
Membaca Dengan Memberdayakan Perpustakaan”. Dan misi
Perpusnas RI yang pertama “Terwujudnya layanan prima”.
e. Penguatan nilai organisasi
Kegiatan pertama memberikan penguatan nilai terhadap
organisasi berupa nilai Profesional, bekerja maksimal dan
bertanggung jawab sesuai dengan kapasitas, menjunjung tinggi
kode etik profesi, terus mengembangkan potensi diri, mampu
mengambil keputusan yang tepat secara mandiri maupun dalam
tim. Nilai Sinergi, komitmen untuk membangun perpustakaan
dengan bekerjasama semua pemangku kepentingan dalam upaya
mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan.

2. Kegiatan Ke Dua : Mengumpulkan referensi terkait Cuti


a. Tahapan Kegiatan
1) Mengidentifikasi peraturan terbaru dan lama untuk diadopsi
menjadi dasar draft SOP Cuti yang baru.
2) Mempelajari dan mengamati alur SOP Cuti lama dan
penggunaan sistem aplikasi SIMPEG untuk proses Cuti,
kemudian mencatat cara kerjanya untuk menjadi data
pendukung sebagai dasar untuk menyusun rancangan draft
SOP Cuti terbaru.
b. Output/hasil
Hasil yang dicapai dari kegiatan mengumpulkan referensi terkait
cuti yaitu data-data, peraturan dan ketentuan terbaru sebagai dasar
pembuatan SOP Cuti
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan (Nilai-nilai ANEKA)
1) Mengidentifikasi peraturan terbaru dan lama untuk diadopsi
menjadi dasar draft SOP Cuti yang baru
 Akuntabilitas : Bertanggung jawab menggunakan sumber
referensi peraturan sesuai dengan tujuan serta cermat dan
34
teliti
 Nasionalisme : Bekerja keras dalam mengidentifikasi
peraturan dan mengadopsi menjadi dasar
 Etika Publik : Meningkatkan kemampuan
mengidentifikasi secara profesional
 Komitmen Mutu : Berorientasi pada mutu pada saat
mengidentifikasi peraturan yang bersumber terpercaya
2) Mempelajari dan mengamati alur SOP Cuti lama dan
penggunaan sistem aplikasi SIMPEG untuk proses cuti,
kemudian mencatat cara kerjanya untuk menjadi sebagai
dasar penyusunan rancangan draft SOP Cuti terbaru
 Akuntabilitas : Bertanggung jawab terhadap hasil dari
mengamati dan catatan sebagai dasar penyusunan
 Nasionalisme : Bekerja keras dalam mengamati untuk
menghasilkan dasar penyusunan
 Etika Publik : Membuat dasar penyusunan yang berdasar
prinsip keahlian
 Komitmen Mutu : Efektif dan efisien dalam mempelajari
dan mengamati sebagai dasar penyusunan
d. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Dalam kegiatan “Mengumpulkan referensi terkait Cuti”
berkotribusi terhadap visi instansi yaitu “Terwujudnya Indonesia
Cerdas Melalui Gemar Membaca Dengan Memberdayakan
Perpustakaan”. Dan misi Perpusnas RI yang pertama
“Terwujudnya layanan prima”.
e. Penguatan nilai organisasi
Kegiatan memberikan penguatan nilai terhadap organisasi berupa
nilai Profesional, bekerja maksimal dan bertanggungjawab sesuai
dengan kapasitas, menjunjung tinggi kode etik profesi, terus
mengembangkan potensi diri, mempu mengmbil keputusan yang
tepat secara mandiri maupun dalam tim. Dalam melaksanakan
kegiatan ini harus di tuntut hasil yang maksimal dan bertanggung

35
jawab atas pengumpulan referensi yang di peroleh secara mandiri.

3. Kegiatan Ke Tiga : Membuat rancangan/konsep/draft SOP Cuti


a. Tahapan kegiatan
1) Penyesuaian SOP Cuti lama ke SOP Cuti baru dengan
memanfaatkan pemakaian apliksai Simpeg
2) Membuat draft SOP Cuti yang akan diperbaharui
3) Menginformasikan kepada atasan mengenai draft SOP Cuti
b. Output/hasil
Hasil yang dicapai dari kegiatan membuat rancangan/konsep/draft
SOP Cuti yaitu Draft SOP Cuti terbaru
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan (Nilai-nilai ANEKA)
1) Penyesuaian SOP Cuti lama ke SOP Cuti baru dengan
memanfaatkan pemakaian aplikasi SIMPEG
 Akuntabilitas : Menyesuaikan dengan seimbang antara
SOP lama dan SOP baru
 Nasionalisme : Disiplin dalam penggunaan aplikasi dan
amanah tidak merubah yang sudah ada
 Etika Publik : Betanggung jawab atas perubahan
mengenai SOP cuti lama dan baru juga aplikasi
 Komitmen Mutu : Fokus dan teliti menyesuaikan SOP
lama dan baru juga aplikasi
2) Membuat rancangan draft SOP Cuti yang akan diperbaharui
 Akuntabilitas : Mengerjakan dengan cermat dan
konsisten dengan langkah yang tertib dan prosedural
 Nasionalisme : Disiplin dalam bekerja mengenai penyusunan
draft SOP
 Etika Publik : Profesional dalam pembuatan draft SOP
dengan memperhatikan alur yang sudah dipelajari
 Komitmen Mutu : Berorientasi pada hasil dalam
penyusunan draft SOP sehingga benar-benar dapat
mempermudah dalam proses cuti

36
d. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Dalam kegiatan “Membuat rancangan/konsep/draft SOP”
berkotribusi terhadap visi instansi yaitu “Terwujudnya Indonesia
Cerdas Melalui Gemar Membaca Dengan Memberdayakan
Perpustakaan”. Dan misi Perpusnas RI yang pertama
“Terwujudnya layanan prima”.
e. Penguatan nilai organisasi
Kegiatan ini memberikan penguatan nilai terhadap organisasi
berupa nilai Profesional, bekerja maksimal dan
bertanggungjawab sesuai dengan kapasitas, menjunjung tinggi
kode etik profesi, terus membangkitkan potensi diri, maupun
dalam tim. Nilai Sinergi, komitmen untuk membangun
perpustakaan dengan bekerjasama semua pemangku kepentingan
dalam upaya mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan.

4. Kegiatan Ke Empat : Sosialisasi penerapan draft SOP Cuti pada


Bagian Kepegawaian
a. Tahapan kegiatan
1) Melaksanakan sosialisasi tentang SOP Cuti
2) Meminta dan menerima masukan serta saran dari pegawai
yang telah menerima sosialisasi SOP Cuti terbaru.
b. Output/hasil
Hasil yang dicapai dari kegiatan Sosialisasi penerapan draft SOP
Cuti pada Sub Bagian TU Kepegawaian yaitu pendistribusian
draft SOP kepada ASN Sub Bagian TU Kepegawaian, dan
notulensi masukan dan saran untuk perbaikan rancangan draft
SOP Cuti.
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan (Nilai-nilai Etika)
1) Melaksanakan sosialisasi tentang SOP Cuti
 Akuntabilitas : Transparan dan menjamin tersampainya
informasi dalam menyampaikan alur SOP
 Nasionalisme : Saling menghormati dan kerjasama
dengan unit layanan terkait saat sosialisasi SOP
37
 Etika Publik : Mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerja kepada publik, menyampaikan alur dan informasi
dengan baik dan jelas pada saat sosialisasi
 Komitmen Mutu : Diharapkan dengan adanya sosialisasi
SOP, alur yang berjalan saat ini menjadi lebih efektif
2) Meminta dan menerima masukan serta saran dari pegawai
yang telah menerima sosialisasi SOP Cuti terbaru
 Akuntabilitas : Transparan terhadap masukan antar
pegawai untuk kejelasan target
 Nasionalisme : Musyawarah dengan mengutarakan
pendapat dan masukan
 Etika Publik : Menghargai komunikasi dan kerjasama
pada saat bermusyawarah
 Komitmen Mutu : Membangun kerjasama kolegial antar
pegawai
d. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Dalam kegiatan “Sosialisasi penerapan draft SOP Cuti pada Sub
Bagian TU Kepegawaian” berkontribusi terhadap visi instansi
yaitu “Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca
Dengan Memberdayakan Perpustakaan”. Dan misi Perpusnas RI
yang pertama “Terwujudnya layanan prima”.
e. Penguatan nilai organisasi
Kegiatan ini memberikan penguatan nilai terhadap organisasi
berupa nilai Integritas, berkarya dan berbakti untuk organisasi
dengan jujur, disiplin, penuh tanggungjawab dan dedikasi,
menjunjung tinggi nilai – nilai etika dan norma sosial, kesesuaian
antara perkataan dan perbuatan. Sinergi, komitmen untuk
membangun perpustakaan dengan bekerjasama semua pemangku
kepentingan dalam upaya mewujudkan visi dan misi yang
ditetapkan.

38
5. Kegiatan Ke Lima : Evaluasi terhadap draft SOP Cuti
a. Tahapan kegiatan
1) Mengkaji kembali rancangan draft SOP Cuti
2) Menyempurnakan draft SOP Cuti untuk diajukan kepada
atasan untuk disetujui.
b. Output/hasil
Hasil yang dicapai dari kegiatan Evaluasi terhadap draft SOP Cuti
yaitu draft Cuti yang sudah disetujui atasan.
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan (Nilai-nilai ANEKA)
1) Mengkaji kembali draft SOP Cuti
 Akuntabilitas : Konsisten dalam mengkaji draft SOP
 Nasionalisme : Disiplin dalam mengkaji sesuai dengan
yang elah ditentukan
 Etika Publik : Mengkaji dengan profesional
 Komitmen Mutu : Mengingkatkan mutu dengan
mengkaji draft SOP
2) Menyempurnakan draft SOP Cuti untuk diajukan kepada
atasan untuk disetujui
 Akuntabilitas : Kejelasan target dalam menyempurnakan
draft SOP unruk tujuan yang lebih baik
 Nasionalisme : Kerja keras dalam menyempunakan agar
tidak ada kesalahan
 Etika Publik : Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja
 Komitmen Mutu : Menampilkan kinerja tanpa cacat
dalam menyempurnakan
d. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Dalam kegiatan “Evaluasi terhadap draft SOP Cuti” berkontribusi
terhadap visi instansi yaitu “Terwujudnya Indonesia Cerdas
Melalui Gemar Membaca Dengan Memberdayakan
Perpustakaan”. Dan misi Perpusnas RI yang pertama
“Terwujudnya layanan prima”.

39
e. Penguatan nilai organisasi
Kegiatan ini memberikan penguatan nilai terhadap organisasi
berupa nilai Transparan, Bersikap terbuka terhadap kinerja yang
dihasilkan. Sinergi, komitmen untuk membangun perpustakaan
dengan bekerjasama semua pemangku kepentingan dalam upaya
mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan.

40
3. Penjadwalan

Pelaksanaan aktualisasi dan habituasi akan dilakukan sesuai jadwal kegiatan selama 20 (dua puluh) hari kerja
yang akan dimulai pada tanggal 29 September – 27 Oktober 2019 seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.4 Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi di Tempat Kerja

Sep Oktober
No Nama Kegiatan
1 2
30 1 2 3 4 7 8 9 10 11 14 16 17 18 22 23 24 25
5 1
Konsultasi dengan
atasan mengenai
1
rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan
Mengumpulkan
2
referensi terkait Cuti
Membuat
3 rancangan/konsep/draft
SOP Cuti
Sosialisasi
pengimplementasian
4 draft SOP Cuti pada
Sub Bagian TU
Kepegawaian
Evaluasi terhadap draft
5
SOP

41
BAB III
PENUTUP

Pemahaman peran dan kedudukan PNS dan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS akan
dilaksanakan di Sub Bidang Tata Usaha Kepegawaian Nasional RI dalam masa
habituasi (off campus) mulai tanggal 29 September sampai dengan 27 Oktober 2019
dengan mengangkat isu utama yakni “Belum optimalnya cuti pegawai pada aplikasi
SIMPEG”. Gagasan pemecahan isu dilakukan dengan Memperbaharui SOP cuti untuk
optimalisasi aplikasi SIMPEG di Sub Bagian Tata Usaha Kepegawaian. Gagasan
pemecahan isu tersebut akan dilaksanakan dengan rancangan kegiatan sebagai berikut:
1. Konsultasi dengan atasan mengenai rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan
2. Mengumpulkan referensi terkait Cuti
3. Membuat rancangan/konsep/draft SOP Cuti
4. Sosialisasi pengimplementasian draft SOP Cuti pada Sub Bagian TU
Kepegawaian
5. Evaluasi terhadap draft SOP
Dalam pelaksanaan aktualisasi ini nilai-nilai dasar PNS yang diperkirakan dapat
diterapkan antara lain Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi. Selain itu kedudukan dan peran PNS sebagai Manajemen ASN juga
diharapkan bias menghasilkan pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme dan diterapkan secara optimal dalam pelaksanaan aktualisasi ini untuk
meningkatkan kualitas kinerja PNS dalam mewujudkan pelayanan prima.

42
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai


Negeri Sipil Analisis Isu Kontemporer. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil
Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil
Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil
Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara. Jakarta: Lembaga
Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil
Whole of Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pendidikan dan


Pelatihan
Prajabatan Golongan III Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pendidikan dan


Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pendidikan dan


Pelatihan
Prajabatan Golongan III Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pendidikan dan


Pelatihan
Prajabatan Golongan III Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

43
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pendidikan dan
Pelatihan
Prajabatan Golongan III Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Peraturan
Peraturan Pemerintah Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan
dan Pembangunan.

Ramdoni, Ahmad (2018). Bahan Ajar Pelatihan Dasar PNS “Manajemen ASN”.
Ciawi: Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Pusat Pelatihan
Manajemen
Dan Kepemimpinan Pertanian.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara.

44
Lampiran 1. Rancangan Aktualisasi

RANCANGAN AKTUALISASI

Nama : Asri Nur Fauziyyah


Unit Kerja : Sub Bagian Tata Usaha Kepegawaian
Identifikasi Isu :
1. Masih sering terjadi keterlambatan pegawai dalam pemberian alasan ketidakhadiran ke bagian kepegawaian.
2. Penggunaan aplikasi SIMPEG belum optimal dalam proses pengajuan cuti pegawai.
3. Belum terdigitalisasi rekapitulasi data surat masuk dan surat keluar.
4. Masih sering terjadi keterlambatan pemberian berkas lanjutan dalam penegakan disiplin pegawai ke bagian
kepegawaian.
5. Minimnya sarana dan prasarana dalam pengelolaan arsip pada Sub Bagian Tata Usaha Kepegawaian.
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya cuti pegawai pada aplikasi SIMPEG
Gagasan Pemecahan Isu : Memperbaharui SOP Cuti untuk optimalisasi aplikasi SIMPEG

45
Keterkaitan Kontribusi
Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi
Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 Konsultasi 1. Melakukan Notulensi hasil  Akuntabilitas : Konsultasi Berkomunikasi
dengan pemaparan konsultasi Kejelasan dengan atasan dan berkonsultasi
atasan terkait mengenai draft dengan atasan  Nasionalisme : mengenai rencana dengan mentor
rencana SOP Musyawarah kegiatan yang merupakan sikap
kegiatan yang 2.Mencatat saran dan  Etika Publik : dilaksanakan bekerja maksimal
akan masukan dari Sopan santun berkontribusi dan bertanggung
dilaksanakan atasan  Komitmen Mutu : terhadap visi jawab terhadap
Kinerja baik instansi yaitu rancangan SOP
“Terwujudnya yang akan dibuat.
 Akuntabilitas : indonesia Cerdas Hal tersebut
Partisipatif Melalui Gemar berkaitan dengan
 Nasionalisme : Membaca Profesional
Menghargai Dengan sebagai nilai
Memberdayakan organisasi
 Etika Publik :
Perpustakaan” Perpusnas RI.
Komunikasi
dan misi
 Komitmen Mutu :
“Terwujudnya
Kinerja baik
layanan prima”

2 Mengumpulk 1. Mengidentifikasi Data-data,  Akuntabilitas : Mengumpulkan Profesional


an referensi peraturan terbaru peraturan da Tanggung jawab referensi terkait dengan bekerja
terkait Cuti dan lama untuk ketentuan  Nasionalisme : Cuti berkontribusi maksimal dan
diadopsi menjadi terbaru Kerja keras terhadap visi bertanggung jawab
dasar draft SOP sebagai dasar  Etika Publik : instansi yaitu saat melakukan
Cuti yang baru pembuatan “Terwujudnya tinjauan lapangan
46
2. Mempelajari dan SOP Cuti Profesional indonesia Cerdas dalam hal
mengamati alur SOP  Komitmen Mutu : Melalui Gemar memperhatikan dan
Cuti lama dan Bekerja Membaca Dengan mencatat kegiatan.
penggunaan sistem berorientasi pada Memberdayakan
aplikasi SIMPEG mutu Perpustakaan”
untuk proses Cuti, dan misi
kemudian mencatat  Akuntabilitas : “Terwujudnya
cara kerjanya untuk Tanggung jawab layanan prima”
menjadi data  Nasionalisme :
pendukung sebagai Kerja keras
dasar untuk  Etika Publik :
menyusun rancangan Keputusan
draft SOP Cuti berdasar keahlian
terbaru  Komitmen Mutu :
Efektif dan
efisien

47
3 Membuat 1. Penyesuaian SOP Draft SOP cuti  Akuntabilitas: Membuat Profesional,
rancangan/ko Cuti lama ke SOP terbaru Seimbang rancangan/konsep bekerja maksimal
nsep/draft baru dengan  Nasionalisme: /draft SOP dan
SOP Cuti memanfaatkan Disiplin dan berkontribusi bertanggungjawab
pemakaian Amanah terhadap visi sesuai dengan
aplikasi Simpeg  Etika Publik: instansi yaitu kapasitas,
2. Membuat tanggung jawab “Terwujudnya menjunjung tinggi
rancangan draft  Komitmen Mutu: indonesia Cerdas kode etik profesi,
SOP Cuti yang Fokus dan teliti Melalui Gemar terus
akan di Membaca Dengan membangkitkan
perbaharui Memberdayakan potensi diri.
Perpustakaan” Sinergi, komitmen
 Akuntabilitas:
dan misi untuk membangun
Cermat
“Terwujudnya perpustakaan
 Nasionalisme:
layanan prima” dengan
Disiplin
bekerjasama semua
 Etika Publik: pemangku
Profesional kepentingan dalam
 Komitmen Mutu: upaya mewujudkan
Berorientasi pada visi dan misi yang
hasil ditetapkan

48
4 Sosialisasi 1. Mempersiapkan Notulensi  Akuntabilitas: Mempersiapkan Integritas,
penerapan bahan yang akan masukan dan Transparan bahan yang akan berkarya dan
draft SOP disosialisasikan saran untuk  Nasionalisme: disosialisasikan berbakti untuk
Cuti pada yaitu draft SOP perbaikan Saling yaitu draft SOP organisasi dengan
Bagian Cuti terbaru dan rancanga draft menghormati Cuti berkontribusi jujur, disiplin,
Kepegawaian bahan pendukung SOP Cuti  Etika Publik: terhadap visi penuh
lainnya Mempertanggung instansi yaitu tanggungjawab
2. Melaksanakan jawabkan kepada “Terwujudnya dan dedikasi,
sosialisasi tentang publik indonesia Cerdas menjunjung tinggi
SOP Cuti  Komitmen Mutu: Melalui Gemar nilai-nilai etika
3. Menerimamasukan Efektif Membaca Dengan dan norma sosial,
serta saran dari Memberdayakan kesesuaian antara
pegawai yang telah  Akuntabilitas: Perpustakaan” perkataan dan
menerima Transparan dan misi perbuatan. Sinergi,
sosialisasi SOP “Terwujudnya komitmen untuk
 Nasionalisme:
Cuti terbaru layanan prima” membangun
Musyawarah
perpustakaan
 Etika Publik:
dengan
Menghargai
bekerjasama
komunikasi
semua pemangku
 Komitmen Mutu: kepentingan dalam
Kerjasama upaya
kolegial mewujudkan visi
dan misi yang
ditetapkan

49
5 Evaluasi 1. Mengkaji kembali Laporan  Akuntabilitas: Evaluasi Transparan,
terhadap rancangan draft evaluasi Konsisten terhadap draft bersikap terbuka
draft SOP SOP cuti terhadap  Nasionalisme: SOP Cuti terhadap kinerja
Cuti 2. Menyempurnakan pelaksanaan Disiplin berkontribusi yang dihasilkan
draft SOP cuti untu SOP Cuti dan  Etika Publik: terhadap visi Sinergi, komitmen
k diajukan kepada persetujuan Mengkaji instansi yaitu untuk membangun
atasan dari atasan  Komitmen Mutu: “Terwujudnya perpustakaan
mengenai Meningkatkan Indonesia Cerdas dengan
penggunaan Mutu Melalui Gemar bekerjasama
dan tindak Membaca semua pemangku
lanjut draft  Akuntabilitas: Dengan kepentingan dalam
SOP Cuti Kejelasan Target Memberdayakan upaya
 Nasionalisme: Perpustakaan”. mewujudkan visi
Kerja keras Dan misi dan misi yang
Perpusnas RI ditetapkan
 Etika Publik:
yang pertama
Mengutamakan
“Terwujudnya
pencapaian hasil
layanan prima”.
 Komitmen Mutu:
Menampilkan
kinerja tanpa
cacat

50
Lampiran 2. Lembar Bimbingan Coach

Nama : Asri Nur Fauziyyah


Unit Kerja : Sub Bagian Tata Usaha Kepegawaian
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya cuti pegawai pada aplikasi SIMPEG
Gagasan Pemecahan Isu : Memperbaharui SOP cuti pegawai pada aplikasi SIMPEG
Coach : drh. Sumarno, MM

Media
No Tanggal Kegiatan Output Paraf
Komunikasi

1 24 Pembahasan Sistematika Tatap Muka


September merumuskan isu, Teknik rancangan
2019 tapisan isu, Teknik aktualisasi
tapisan gagasan,
sistematika rancangan
aktualisasi dan
komponen laporan
rancangan

2 25 Pembahasan mengenai Kententuan Via


September ketentuan penjadwalan penjadwalan WhatsApp
dan kedudukan dan per hari dan
2019
peran dalam kegiatan ketentuan
kedudukan
dan peran
dalam
kegiatan

51
Lampiran 3. Lembar Bimbingan Mentor

Nama : Asri Nur Fauziyyah


Unit Kerja : Sub Bagian Tata Usaha Kepegawaian
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya cuti pegawai pada aplikasi SIMPEG
Gagasan Pemecahan Isu : Memperbaharui SOP Cuti untuk optimalisasi aplikasi
SIMPEG

Coach : drh. Sumarno, MM

Media
No Tanggal Kegiatan Output Paraf
Komunikasi

1 24 Pembahasan isu yang Isu yang Via WhatsApp


September akan diangkat diangkat
2019

2 25 Memohon arahan Arahan Via WhatsApp


September mengenai kegiatan mengenai
2019 pembaharuan SOP metode
yang baik dan efektif sosialisasi

52

Anda mungkin juga menyukai