Anda di halaman 1dari 153

LAPORAN HASIL AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL

“SAHABATMU”
SAMPAHMU AMAN BUAT AKU DAN KITA SEMUA

OLEH:
DIAN ATMA PERTIWI, S.Kep.,Ns.
NIP: 19931222 202012 2 008
NDH : 03

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGKATAN LXII


PEMERINTAH KABUPATEN GOWA BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2021

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala


limpahan rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan dan kesempatan, sehingga
seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi dan penyusunan laporan aktualisasi ini
dapat terlaksana dengan baik. Aktualisasi ini merupakan bagian penting dari
sebagai salah satu syarat kelulusan Perlatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Pemerintah kabupaten Gowa Tahun 2021. Kegiatan yang ada dalam laporan
aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi terobosan baru dan menjadi cerminan
nilai-nilai dasar profesi Aparatus Sipil Negara (ASN) meliputi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) yang
dapat diterapkan di tempat kerja. Oleh karena itu, saya ingin berterima kasih
kepada:

1. Suami dan keluarga saya yang terus memberikan motivasi dan dukungan
melalui doa, moril dan materil selama saya mengikuti kegiatan latsar.

2. Bapak H. Adnan Purichta Ikhsan Yasin Limpo, SH., MH. Selaku Bupati
Gowa yang telah banyak memberikan inspirasi dan kontribusi terbaik dalam
membangun Kabupaten Gowa.

3. Ibu Mardiah, S.Kep,Ns.M.Kep. selaku Mentor yang bersedia membimbing,


memberikan saran dan masukan dalam memaksimalkan kegiatan aktualisasi
di unit kerja..

4. Ibu Dr. Dra. Murlinah, M.Pd. selaku Coach yang sepenuh hati membimbing
dalam proses penyusunan kegiatan aktualisasi.

5. Seluruh jajaran Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi


Sulawesi Selatan.

iv
6. Seluruh Panitia Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Gowa yang telah
meluangkan waktunya untuk mengajarkan sikap dan perilaku dasar menjadi
PNS.

7. Kepala Ruangan Instalasi Gawat darurat RSUD Syekh Yusuf Kabupaten


Gowa serta teman-teman sejawat perawat yang telah memberikan dukungan
baik secara moril maupun materil.

8. Teman-teman seperjuangan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil


Angkatan III dan IV Tahun 2021 Kabupaten Gowa yang selalu kompak,
telah membagi inspirasi dan semangat dalam menjalani proses aktualisasi
ini.

Saya menyadari penyusunan laporan hasil aktualisasi ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun saya berharap agar aktualisasi
ini dapat diterapkan di unit kerja nantinya dan memberikan kontribusi dalam
mengembangkan pelayanan public yang lebih baikuntuk Indonesia yang maju.

Sungguminasa, 11 November 2021

DIAN ATMA PERTIWI, S. Kep., Ns.


NIP. 19931222 202012 2 008

v
DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….. i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………... iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................………... viii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
B. Tujuan dan Manfaat…………………………………………..……….. 3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan...........................................………… 5
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN NILAI-NILAI DASAR
PROFESI ASN

A. Gambaran Umum Organisasi………………………………………… 6


1. Visi Misi organisasi .........................................................……….. 6
2. Nilai-Nilai Organisasi……………………………………………. 7
3. Tugas dan Fungsi Organisasi…………………………………….. 7
4. Uraian Tugas jabatan…………………………………………….. 8
5. Struktur Organisasi………………………………………………. 11
B. Nilai Dasar Profesi ASN ……………………………………………… 14
1. Akuntabilitas....................................................................……….. 15
2. Nasionalisme ...................................................................……….. 16
3. Etika Publik……………………………………………………..... 18
4. Komitmen Mutu………………………………………………….. 19
5. Anti Korupsi……………………………………………………… 19
C. Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI......................................... 20
1. Whole of Government …………………………………………... 20
2. Pelayanan Publik ………………………………………………… 23
3. Manajemen ASN ………………………………………………… 24

vi
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

A. Rancangan Aktualisasi…………………………………………………. 28
1. Identifikasi Isu………………………………………………….... 28
2. Sumber Isu……………………………………………………….. 28
3. Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI.. 29
4. Teknik Analisi Isu………………………………………………… 34
5. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih………………………. 37
6. Gagasan Pemecahan Isu………………………………………….. 38
7. Matriks Rancangan Aktualisasi…………………………………… 40
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ...............................................………… 48

BAB IV HASIL AKTUALISASI DAN NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

A. Hasil Aktualisasi……………………………………………………….. 49
B. Deskripsi Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN…….. 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................. 87
B. Saran…………………………………………………………………… 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 3.1 Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI……. 29
Table 3.2 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu APKL……………….………... 35
Tabel 3.3 Analisis Kualitas Isu Menggunakan APKL…………………………… 35
Tabel 3.4 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG ………………..……….. 36
Tabel 3.5 Analisis Kualitas Isu Menggunakan USG……………………………. 36
Tabel 3.6 Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih …………………………. 38
Tabel 3.7 Matriks Kegiatan............................................................................. …. 40
Tabel 3.8 Jadwal Kegiatan Aktualisasi………………………………………….. 48
Tabel 4.1 Capaian Aktulisasi…………………………………………………….. 50

viii
DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 2.1 Struktur Organisasi…………………………………………………… 14

Gambar 4.1 Rancangan Aktualisasi……………………………………………….. 53

Gambar 4.2 Dokumentasi Konsultasi Dengan Mentor……………………………. 54

Gambar 4.3 Notulensi Konsultasi…………………………………………………. 54

Gambar 4.4 Surat Persetujuan Mentor…………………………………………….. 55

Gambar 4.5 Dokumentasi Koordinasi dengan Kepala Ruangan IGD…..…………. 57

Gambar 4.6 Notulensi Konsultasi Kepala Ruangan IGD…………………………. 58

Gambar 4.7 Surat Persetujuan Kepala Ruangan IGD……………………………... 58

Gambar 4.8 Dokumentasi Koordinasi dengan tim PPI……………………………. 61

Gambar 4.9 Standard Operating Procedure (SOP) Pengelolaan Sampah………… 62

Gambar 4.10 Notulensi Konsultasi dengan tim PPI……………………………….. 62

Gambar 4.11 Koordinasi dengan Penanggung Jawab Logistik Ruangan IGD…….. 65

Gambar 4.12 Dokumentasi Membuat Desain Stiker Penanda……………………... 66

Gambar 4.13 Desain Stiker Penanda Tempat Sampah Infeksius dan Non
Infeksius……………………... ……………………………………… 66

Gambar 4.14 Dokumentasi Mencetak dan Menempel Stiker Penanda…………….. 66

Gambar 4.15 Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius ……………………..... 67

Gambar 4.16 Dokumentasi Merancang Desain Poster dan Slogan………………… 69

Gambar 4.17 Desain Poster………………………………………………………… 70

Gambar 4.18 Desain Slogan………………………………………………………… 70

Gambar 4.19 Dokumentasi Konsultasi Mentor tentang Desain Poster dan Slogan…. 71

Gambar 4.20 Notulensi Konsultasi Mentor tentang Desain Poster dan Slogan…….. 71

ix
Gambar 4.21 Dokumentasi Mencetak Poster dan Slogan…………………………. 72

Gambar 4.22 Dokumentasi Koordinasi dengan Kepala Ruangan IGD…..………... 74

Gambar 4.23 Surat Persetujuan Sosialisasi………………………………………… 75

Gambar 4.24 Dokumentasi Membuat Undangan dan Daftar Hadir……………….. 75

Gambar 4.25 Undangan Sosialisasi………………………………………………… 76

Gambar 4.26 Daftar Hadir Sosialisasi……………………………………………… 76

Gambar 4.27 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi……………………………….. 77

Gambar 4.28 Dokumentasi Tanda Tangan Daftar Hadir Sosialisasi………………. 77

Gambar 4.29 Pemasangan Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius pada
Trolley Tindakan IGD……………………………………………….. 78

Gambar 4.30 Dokumentasi Penempelan Poster dan Slogan……………………….. 79

Gambar 4.31 Dokumentasi Pengelolaan Sampah pada Trolley Tindakan………… 81

Gambar 4.32 Dokumentasi Kegiatan Koordinasi dengan Perawat IGD…………… 82

Gambar 4.33 Hasil Monitoring dan Evaluasi setelah Sosialisasi…………………. 82

Gambar 4.34 Merekap hasil Monitoring dan Evaluasi……………………………. 83

Gambar 4.35 Diagram Hasil Monitoring dan Evaluasi……………………………. 83

Gambar 4.36 Testimoni……………………………………………………………. 84

Gambar 4.37 Pelaporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Kepada Mentor…………. 84

Gambar 4.38 Notulensi Konsultasi………………………………………………… 85

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu bangsa yang terdiri
dari ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan
alam Indonesia membutuhkan pengelolaan yang baik demi mewujudkan
kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia. Indonesia sebagai bangsa dan
negara harus memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan
penghidupan, termasuk jaminan terhadap kesehatan dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan umum yang berlandaskan Pancasila,
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Berdasarkan UU No 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN)
terbagi menjadi 2 yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada instansi pemerintahan.
ASN memiliki fungsi sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik
serta perekat dan pemersatu bangsa. Sebagai pelayan public, ASN dituntut
cekatan dan mumpuni dalam menyelenggarakan pelayanan public dengan
baik bagi masyarakat.
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai nilai-nilai dasar utama yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi. Nilai-nilai dasar tersebut harus diaktualisasikan dalam profesi
masing-masing dan dijadikan pedoman dalam menjalani profesinya.
Untuk menjadi seorang ASN yang seutuhnya seseorang harus terlebih
dahulu menjalani beberapa tahapan. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
adalah salah satu tahapan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Untuk
menjadi seorang PNS, CPNS harus melalui tahapan berupa Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah diatur dalam Peraturan LAN No 1
tahun 2021. Hal ini bertujuan untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian

1
yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang.
Rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan yang berhubungan
langsung dengan pasien harus mengutamakan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, anti diskriminasi, terjangkau dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai standar pelayanan telah diatur
dalam UU No. 36 tahun 2019 tentang kesehatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf sebagai salah satu instansi
pelayanan public di bidang kesehatan mempunyai komitmen untuk menjadi
Rumah Sakit yang berkualitas dan berdaya saing. Komitmen tersebut
diwujudkan dengan melakukan berbagai peningkatan mutu dan manajemen,
salah satunya adalah pelayanan keperawatan.
Salah satu profesi Aparatus Sipil Negara (ASN) adalah perawat.
Perawat merupakan profesi kesehatan yang jumlah dan kebutuhannya paling
banyak diantara tenaga kesehatan lainnya. Sehingga kualitas pelayanan di
Rumah Sakit sangat erat hubungannya dengan kualitas pelayanan
keperawatan. Dengan demikian, kualitas pelayanan keperawatan dapat
dinilai sebagai salah satu indikator baik atau buruknya kualitas pelayanan di
Rumah Sakit. Hal ini sesuai dengan UU No. 38 tahun 2014 yang
menyatakan bahwa perawat mempunyai kewajiban memberikan pelayanan
keperawatan sesuai dengan kode etik dan standar profesi.
Perawat memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki dan diperoleh melalui
pendidikan keperawatan yang diatur dalam PERMEN PANRB No. 35 tahun
2019. Salah satu tugas jabatan fungsional perawat ahli pertama adalah
melaksanakan manajemen Surveilans Hais sebagai upaya pengawasan risiko
infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan serta upaya
peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/
pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi. Sehingga, pencegahan resiko
infeksi menjadi perhatian penting bagi perawat dalam membudayakan
kesadaran perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan.

2
Berdasarkan hasil pengamatan selama kurang lebih 6 bulan diruang
IGD RSUD Syekh Yusuf, penulis menenemukan bahwa masih kurangnya
kesadaran perawat dalam upaya pencegahan infeksi saat melakukan
tindakan kepada pasien. Hal ini didukung oleh belum adanya tempat sampah
Infeksius dan non Infeksius yang tersedia pada Trolley tindakan. Untuk itu,
perlu adanya upaya penyelesaian masalah melalui pembuatan rancangan
aktualisasi dengan gagasan “Peningkatan kesadaran petugas dalam
penggunaan tempat sampah Infeksius dan non Infeksius melalui edukasi
pengadaan tempat sampah Infeksius dan non Infeksius pada Trolley
tindakan IGD RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengidentifikasi nilai-nilai dasar Aparatur Negeri Sipil (ASN)
yang mencakup Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta kedudukan ASN dalam
NKRI meliputi pelayanan public, manajemen ASN dan Whole of
Government yang selanjutnya dikaitkan dengan rancangan
kegiatan aktualisasi.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus aktualisasi yang dilaksanakan di RSUD
Syekh Yusuf adalah sebagai berikut:
1) Terwujudnya peningkatan kesadaran petugas IGD RSUD
Syekh Yusuf akan pentingnya penggunaan tempat sampah
Infeksius dan non Infeksius dalam setiap tindakan.
2) Meningkatnya mutu pelayanan melalui penyediaan tempat
sampah Infeksius dan non Infeksius pada Trolley tindakan
diruang IGD RSUD Syekh Yusuf.
3) Memberikan pelayanan yang sesuai Standard Operating
procedure (SOP) dalam penggunaan tempat sampah

3
Infeksius dan non Infeksius pada ruang IGD RSUD Syekh
Yusuf.
2. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan aktualisasi ini antaralain:
a. Bagi Individu
1) Mampu menjadi Aparatur Sipil Negara yang selalu
menjalankan nilai-nilai ANEKA dalam melaksanakan
setiap kegiatan sesuai tugas dan fungsi, sehingga mampu
menjadi ASN yang terampil dan profesional di bidangnya.
2) Mampu menjalankan fungsi sebagai pelaksana kebijakan,
pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa yang
memiliki integritas dan profesional sebagai tenaga
kesehatan.
3) Mampu melaksanakan tugas dan perintah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4) Mampu menambah kompetensi diri dan keahlian yang
berdaya guna, dinamis dan bermanfaat bagi diri sendiri.
b. Bagi Instansi
1) Membantu terwujudnya visi dan misi RSUD Syekh Yusuf
Kabupaten Gowa.
2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan RSUD Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa.
c. Bagi Masyarakat
Mewujudkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dapat
memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien serta
kepuasan masyarakat, sesuai dengan pelaksanaan kebijakan
publik.

4
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Pemerinatah Kabupaten Gowa


kerja sama dengan BPSDM Provinsi Sulawesi Selatan berlangsung 51 hari
kerja mulai tanggal 22 September sampai 13 November 2021, dengan
tahapan kegiatan aktualisasi di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

1. Tahap on kampus I, yakni pembelajaran klasikal dilaksanakan tanggal


22 Sepember – 12 Oktober 2021 bertempat di Balai Diklat Pemerintah
Kabupaten Gowa.
2. Tahap off kampus II, yakni aktualisasi selama 30 hari kerja pada
tanggal 13 Oktober – 11 November 2021 di RSUD Syekh Yusuf
Kabupaten Gowa.
3. Tahap evaluasi kegiatan aktualisasi dilaksanakan pada tanggal 13
November 2021 2021 bertempat di Balai Diklat Pemerintah
Kabupaten Gowa.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN NILAI-NILAI
DASAR ASN
A. Gambaran Umum Organisasi
RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa merupakan rumah sakit tipe B
milik Pemerintah Kabupaten Gowa yang dibangun sejak tahun 1981 dengan
luas 4,62 Ha dan mulai beropersi pada tanggal 1 April 1982. RS Syekh
Yusuf telah terakreditasi paripurna KARS sejak 15 Januari 2018 (Sistem
Informasi KARS, 2018).
RS ini terletak di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.48 Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa, dengan kode pos 92111, Telp. 0411-866536,
Fax. 0411-840892 dan Website : http://rsudsyekhyusuf.gowakab.go.id.
Wilayah cakupan RSUD Syekh Yusuf meliputi seluruh kecamatan yang ada
di Kabupaten Gowa. Jumlah pasien sebagian besar berasal dari kecamatan
yang terdekat dari 18 kecamatan dengan radius 10 Km dari pusat kota dan
terdapat pula pasien yang berasal dari pinggiran wilayah kota Makassar.
Batas-batas RSUD Syekh Yusuf Gowa adalah sebagai berikut:
o Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. Dr. Wahidin
Sudirohusodo, Sungguminasa
o Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Dahlia,
Sungguminasa
o Sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Perintis
AMD, Sungguminasa
o Sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Kamboja,
Sungguminasa

1. Visi Misi Organisasi


a. Visi Organisasi
“Terwujudnya Rumah Sakit yang Berkualitas dan Berdaya
Saing”

6
b. Misi Organisasi
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif,
bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien.
2) Meningkatkan tatakelola administrasi rumah sakit yang
akuntabel, efektif dan efisien.
3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
yang humanis dan berdaya saing.
4) Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar rumah
sakit klasifikasi B Pendidikan
2. Nilai-Nilai Organisasi

Nilai-nilai yang diterapkan di RSUD Syekh Yusuf yaitu:


a. Kolaborasi
Sebuah keyakinan mengenai pentingnya melakukan kegiatan
secara bersama-sama dan bersifat sukarela supaya kegiatan yang
dapat berjalan cepat, efektif, dan efisien.
b. Integritas
Kesesuaian anatara apa yang dikatakan dengan apa yang
diperbuat, berkata dan berbuat jujur, dapat dipercaya, berpegang
teguh dengan prinsip-prinsipkebenaran, moral dan etika.
c. Profesional
Mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan perundang-undangan.
d. Peduli
Melayani dengan empati, tulus dan peduli
e. Amanah
Mampu melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
3. Tugas dan Fungsi Organisasi
a. Tugas
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna.

7
b. Fungsi rumah sakit yaitu :
1) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan
melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua
dan ketigasesuai kebutuhan medis;
3) Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan sumberdaya
manusiadalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanankesehatan; dan
4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
4. Uraian Tugas Jabatan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2019 Tentang Jabatan Fungsional Perawat, uraian kegiatan
tugas jabatan fungsional Perawat kategori Perawat Ahli Pertama,
meliputi:
1) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
2) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
3) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
4) Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan
dasar/lanjut;
5) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
6) Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya
pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam
pelayanan keperawatan;
7) Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan
standar pada pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya

8
pencegahan infeksi;
8) Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa
yang berdampak padapelayanan kesehatan;
9) Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan
penyakit menular;
10) Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
11) Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah
keperawatan;
12) Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
(merumuskan, menetapkantindakan);
13) Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga
(merumuskan, menetapkantindakan);
14) Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/ kritikal;
15) Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;
16) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahappre/intra/post operasi;
17) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada
kondisi kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan
keperawatan;
18) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
19) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
20) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
mobilisasi;
21) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
22) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
23) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan
pengaturan suhu tubuh;
24) Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
25) Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;

9
26) Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru
pada individu;
27) Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan
pada individu;
28) Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
29) Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
30) Melakukan peningkatan/penguatan kemampua sukarelawan
dalam meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;
31) Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
32) Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
33) Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;
34) Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;
35) Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan
komunikasi;
36) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada
area medikal bedah;
37) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di
area anak;
38) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di
area maternitas;
39) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di
area komunitas
40) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di
area jiwa;
41) Melakukan perawatan luka;
42) Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien
selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus
dan kondisi pasien;
43) Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan
dokter;
44) Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;

10
45) Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
46) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
47) Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan
keperawatan sebagai ketuatim/perawat primer;
48) Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
49) Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar
shift/unit/fasilitas kesehatan;
50) Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka
melakukan fungsi ketenagaan perawat;
51) Melakukan preseptorship dan mentorship.
5. Struktur Organisasi
Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 7 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Perubahan Daerah Nomor 8 tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan daerah, Lembaga Teknis daerah Kabupaten Gowa.
Struktur Organisasi RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa terdiri
dari seorang Direktur pada Eselon II, dua orang Wakil Direktur yaitu
Wakil Direktur Administrasi Umum dan Wakil Direktur Medik dan
Keperawatan. Dua orang kepala bagian yaitu Bagian Umum dan
Bagian Program & Informasi yang masing-masing bagian memiliki
tiga Kepala Sub Bapgian. Dua orang Kepala Bidang yaitu Bidang
Pelayanan Medik dan Bidang Pelayanan Keperawatan yang masing-
masing bidang memiliki dua orang kepala seksi. Jumlah keseluruhan
sebanyak 17 (tujuh belas) orang ditambah sekelompok non stuktural,
yakni sekelompok Jabatan Fungsional dan Komite-komite (RSUD
Syekh Yusuf Kab. Gowa, 2018).
a. Unit struktural
1) Direktur adalah kepala atau pejabat tertinggi di RSUD
Syekh Yusuf Kab.Gowa.

11
2) Wakil Direktur adalah pejabat yang membantu Direktur
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai
dengan bidang masing- masing, yaitu:
3) Wakil Direktur Administrasi dan Umum
Membantu direktur dalam pelayanan adminuistrasi. Wakil
Direktur Administrasi Umum membawahi 2 bagian yaitu:
a) Bagian Umum
 Sub. Bagian Tata Usaha & Rumah Tangga
 Sub. Bagian Kepegawaian
 Sub. Bagian Keuangan
b) Bagian Program dan Informasi
 Sub. Bagian Rekam Medis & Informasi
 Sub. Bagian Monitoring dan Evaluasi
c) Wakil Direktur Pelayanan
Membantu direktur dalam pelayanan medis dan
keperawatan. Wakil Direktur Medik dan
Keperawatan membawahi 2 bidang yaitu:
 Bidang Pelayanan Medik
 Seksi Pelayanan Medik
 Seksi Pelayanan Penunjang Medik
 Bidang Pelayanan Keperawatan
 Seksi Asuhan, Etika & Profesi
Keperawatan
 Seksi Logistik Keperawatan
4) Kelompok Jabatan Fungsional
5) Komite-Komite
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari
tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk memberikan
pertimbangan strategis pada direktur dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
Komite yang ada di RSUD Syekh Yusuf Kab.Gowa terdiri

12
dari Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite
Farmasi, Komite Rekam Medik, dan Satuan Pengawas
Internal (SPI).
6) Instalasi
a) Instalasi gawat darurat umum
b) Instalasi gawat darurat maternal
c) Instalasi rawat jalan
d) Instalasi rawat inap
e) Instalasi penunjang
f) Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit
g) Instalasi gizi
h) Instalasi Central Sterile Supply Department (CSSD)
i) Instalasi laundry

13
Gambar 2.1 Struktur Organisasi

B. Nilai – Nilai Dasar ASN


Nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan
ASN secara profesional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi
kemampuan: berakuntabilitas, mengedepankan kepentingan nasional,

14
menjunjung tinggi standar etika publik, berinovasi untuk peningkatan mutu
pelaksanaan tugas jabatannya, dan tidak korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi di lingkungan instansi.
Adapun penjabaran masing-masing nilai dasar ASN adalah sebagai
berikut :
1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban bagi individu atau kelompok/


instansi untuk memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan amanah
yang diberikan. Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam
akuntabilitas yakni:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpina memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya
b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku,
Undang- Undang, Kebijakan, dan peraturan yang berlaku.
d. Tanggung jawab (Responsibilitas)
Tanggung jawab adalah sebuah perbuatan yang dilakukan oleh
setiap individu yang berdasarkan atas kewajiban maupun
panggilan hati seseorang. Yaitu sikap yang menunjukkan bahwa
seseorang tersebut memiliki sifat kepedulian dan kejujuran yang
sangat tinggi.
e. Keadilan
Keadilan harus dipromosikan oleh pimpinan dan harus dihindari
karena dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas
organisasi.

15
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaanini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan
serta harapan, dan kapasitas. Setiap individu harus dapat
menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kerja.
h. Kejelasan
Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi
Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan,
prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel.
2. Nasionalisme
Nasionalismae adalah pandangan tentang rasa cinta yang sangat
wajar terhadap bangsa dan negara, namun tetap menghoramati bangsa
lain. Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan yang menciptakan dan mempertahakan kedaulatan sebuah
negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama
dalam mewujudkan kepentingan nasional. Sebagai pelayan publik,
setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adildan tidak diskriminatif
dalam memberikan pelayanan masyarakat. Adapun kaitan antara
nasionalisme dan peran seorang ASN terletak pada fungsiya sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.
Nilai-nilai nasionalisme yang tercermin dalam Pancasila.
a. Sila pertama : Ketuhanan yang Maha Esa
1) Percaya Kepada Tuhan YME sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing

16
2) Hormat dan meghormati serta bekerja sama antara
pemeluk adgama dan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda sehingga terbina kerukunan hidup antar umat
beragama
3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing
4) Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada
orang lain
b. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1) Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara
sesama manusia
2) Mengembangkan sikap tenggang rasa
3) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
4) Mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
2) Rela berkorban demi bangsa dan negara
3) Bangga sebagai bangsa Indonesia
4) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
1) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3) Menghargai pendapat orang lain
4) Musyawarah utuk mufakat
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Bersikap adil terhadap sesama
b. Menghormati hak-hak orang lain

17
c. Menghargai orang lain
d. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan
umum dan bersama.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan menentukan baik atau buruk, benar atau salah sebuah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
dalam rangka tanggung jawab pelayanan publik. Nilai dasar etika
publik sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun
2014, antara lain :
a. Memegang teguh nilai-nilai daam ideologi Negara Pancasila
b. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
c. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdayagua, berhasilguna, santun
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
o. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

18
4. Komitmen Mutu
ASN sebagai sumer daya manusia yang dimiliki oleh
pemerintah untuk melaksanakan amanah UUD 1945 memiliki
tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
ASN bekerja untuk kesejahteraan dan kepuasan masyarakat, melalui
pelayanan yang adil dan bermutu. Hal tersebut dapat tercapai apabila
seluruh komponen pemerintah memiliki komitmen terhadap pelayanan
yang diberikan yang harus dilaksanakan secara terintegrasi dengan
melibatkan seluruh komponen organisasi untuk senantiasa melakukan
perbaikan mutu pelayanan agar dapat memuaskan pelanggan.
Berikut merupakan indikator dalam perwujudan komitmen mutu
bagi seorang ASN :
a. Nyata/ berwujud (tangible)
b. Kehandalan (reliability)
c. Cepat tanggap (responsiveness)
d. Kompetensi (competence)
e. Kemudahan (access)
f. Keramahan (courtesy)
g. Komunikasi (communication)
h. Kepercayaan (credibility)
i. Keamanan (security)
j. Pemahaman pelanggan (understanding the customer)
k. Efektif dan Efisien
l. Inovatif
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Korupsi merupakan kejahatan
yang luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang
luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas, kerusakan

19
tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun
dapat berdampak jangka panjang.
ASN sebagai aparatur pemerintah yang diberi amanah untuk
mengelola pemerintahan harus memiliki jiwa anti korupsi. Anti
korupsi adalah gerakan atau tindakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merupakan
negara maupun masyarakat baik secara langsung maupun tida
langsung.
Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi antara lain :
a. Jujur
b. Mandiri
c. Disiplin
d. Tanggungjawab
e. Kerja keras
f. Sederhana
g. Berani
h. Adil

C. Peran dan Kedudukan ASN


1. Whole Of Government
Sistem pengelolaan pemerintahan yang terintegrasi dalam
penyelenggaran pemberian pelayanan melalui konsep Whole of
Goverment (WoG) merupakan solusi untuk mengatasi keberagaman
dan ego sektoral yang merupakan faktor pendorong sekaligus
ancaman dalam pertumbuhan dan kerjasama di Indonesia.
ASN harus memiliki pondasi dan nilai fundamental mengenai
pentingnya merumuskan tujuan bersama, menyiapkan upaya-upaya
bersama (kolaborasi lintas sektor) dalam mencapai tujuan umum serta
menciptakan perekat kebangsaan yang kuat. Hal tesebut dapat tercapai
apabila ASN menerapkan dengan baik konsep WoG.

20
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaran pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal
sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkaitdengan urusan-urusan yang
relevan.
Karakteristik WoG tersebut dirumuskan dalam prinsip KISS
yaitu koordinasi, integrasi (kolaborasi atau kerjasama), sinergitas dan
simplikasi. Berdasarkan karakteristik WoG, maka dapat dipraktekkan
dalam kontinum koordinasi merger, di mana pelaksanaan WoG mulai
dari koordinasi, maka kelembagaan yang terlibat dalam pendekatan
WoG tidak mengalami perubahan struktur organisasi. Pada kategori
integrasi, kelembagaan mulai cair untuk terlibat dan terdapat
penyamaan perencanaan jangka panjang serta kerjasama. Adapun
dalam kategori sinkronisasi dan simplikasi, kelembagaan menyatukan
diri dalam wadah yang lebih permanen.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal seperti
penguatan koodinasi antar lembaga, membentuk lembaga koordinasi
khusus, membentuk gugus tugas, dan koalisi sosial. Dalam
memanfaatkan pendekatan WoG ini, terdapat beberapa prasyarat agar
pendenkatan ini dapat diterapkan antara lain budaya dan filosofi, cara
kerja yang baru, akuntabilitas dan insentif, serta cara baru
pengembangan kebijakan, mendesain program dan pelayanan adapun
praktik WoG dalam pelayanan publik adalah :
a. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayana yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan
warga masyarakat seprti KTP, SIUP, izin usaha, sertifikat tanah
dan lain-lain.

21
b. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan dalam
bentuk jasa seperti pendidikan, kesehatan, perhubungan,
ketenagakerjaan dan lain-lain.
c. Pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan dalam
bentuk barang seperti jalan, perumahan, jaringan telepon, litrik
dan lain-lain.
d. Pelayanan regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum
dan peraturan perundang-undangan maupun kebijakan publik
yang mengatur sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan pola pelayanan publik, terdapat lima macam pola yaitu :

a. Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu pola pelayanan yang


diberikan oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas,
funsgi dan kewenangannya. WoG dapat dilakukan pada pola
pelayanan ini jika mempunyai karakter yang sama atau
keterkaitan antar sektor yang satu dengan yang lain.
b. Pola pelayanan satu atap, yaitu pola yang memudahkan
masyarakat pengguna izin untuk mengurus permohonan izinnya
walaupun belum mengurangi jumlah rantai birokrasi.
c. Pola pelayan satu pintu, yaitu pola pelayanan tunggal oleh satu
unit kerja pemerintah. Bentuk WoG yang lebih utuh di mana
pelayanan publik disatukan dalam satu unit layaan saja dan
rantai izin syudah dipangkas jadi satu unit saja.
d. Pola pelayanan terpusat, yaitu pola yang mirip dengan
pelayanan satu atap dan satu pintu, tetapi tergantung pada sejauh
mana kewenangan koordinasi yang diberikan kepada
koordinator.
i. Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan yang
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang bersifat
on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan dan
kapasitas pengguna.

22
2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan
publik, yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima
layanan (publik) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan kepuasan yang diberikan atau diterima oleh
penerima layanan (pelanggan).
Adapun sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima yaitu :
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan murah
f. Efektif dan efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel
i. Berkeadilan

Sedangkan hal-hal fundamental dalam pelayanan publik antara lain :

a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara


b. Pelayanan publik dilaksanakan dengan pajak yang dibayar oleh
warga negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa
yang akan datang.

23
d. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan
tetapi juga berfungsi sebagai proteksi bagi warga negara
Untuk memberikan pelayanan prima, diterapkan beberapa
prinsip antara lain responsif terhadap pelanggan atau memahami
pelanggan, membangun visi dan misi pelayanan, menetapkan standar
pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, pemberian pelatihan dan
pengembangan pegawai terkat bagaiamana memberikan pelayana
yang baik, serta memberikan apresiasi kepada pegawai. Sedangkan
sikap yang perlu ada dalam pelayanan publik adalah passionate
(bersemangat, antusias), progressive (memakai cara terbaru dan
terbaik), proactive (antisipatif, proaktif), prompt (berpikir positif),
patience (penuh rasa kesabaran), proporsional (tidak mengada-ada).
Pelayanan yang sesuia dengan etiket pelayanan dilakukan untuk
mencapai pelayana publik yang prima. Etiket pelayanan yang perlu
diperhataikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya
adalah sikap/perilaku, ekspresi wajah, penampilan, cara berpakaian,
cara berbicara, cara mendengarkan, cara bertanya. Beberapa etiket
yang seharusnya dilakukan oleh ASN antara lain politeness (sikap
sopan), respecful (sikap menghormati dan menghargai pihak lain),
attentive (sikap penuh perhatian), cooperative (sikap suka menolong,
tolerance (tenggang rasa), informality (sikap ramah), dan self control
(sikap menguasai diri dan mengendalikan emosi).
3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, meiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedi sumber daya
aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman. Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam

24
menghadapi tantangan tersdebut, pemerintah melalui UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad mengelola
ASN menjadi semakin profesional. Dalam materi ini dijelaskan
mengenai :
a. Kedudukan ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi dari
semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai
pelaksaa kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa. Selanjutnya ASN bertugas :
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuia dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Memberikan pelayan publik yang profesional dan
berkualitas
3) Mempererat persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia selain kedudukan, tugas dan fungsi,
ASN juga mempunyai hak dan kewajiban.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik, dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan dan akuntabilitas ASN, maka setiap ASN
diberikan hak untuk memperoleh gaji, tunjangan dan fasilitas,
cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan serta
pengembangan kompetensi. Sedangkan pada Pasal 92 UU ASN,
pemerintah juga wajib memeberikan perlindungan berupa
jaminan kesehatan, jeminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,
dan bantuan hukum. Setelah mendapatkan haknya, ASN
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
sebagai berikut :

25
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang
4) Menaati peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran dan tanggunjawab
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan, dan tidakan kepada setiap orang baik di
dalam maupun di luar kedinasan
7) Menyimpan rahasia jabatandan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku yang bertujuan
untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan
kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi
para ASN dalam menyelenggarakan birokrsi pemerintah.
b. Konsep Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN
Sistem merit meruapakan salah sistempengelolaan SDM
yang berdasarkan pada objektivitas dalam pengelolaan ASN dan
menjadi pilihan bagi berbagai organisasi utuk mengelola sumber
daya manusianya. Pengelolaan ASN dilakukan untuk
memotivasi dan juga meningkatkan produktivitas pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sehingga mampu berkontribusi
pada pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerapkan sitem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang

26
berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepada
masayarakat maupun jaminan objektivitasnya dalam
pelaksanaan seleksi sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas utnuk mencapai visi dan
misisnya. Pasca rekrutmen dalam organisasi, sistem pengelolaan
pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya
semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang objektif
dan adil bagi pegawai.
c. Mekanisme Pengelolaan ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN pada dasarnya adalah
kebijakan dan praktek dalam mengelola aspek sumber daya
manusia dalam organisasi termasuk dalam hal ini adalah
pengadaan, penempatan, mutasi, promosi, pengembangan,
penilaian dan penghargaan. Manajemen ASN terdiri dari
manajemen PNS dan manajemen PPPK. Manajemen PNS
meliputi penyusunan dana penetapan kebutuhan, pengadaan,
penilaian kinerja, penggajian, disiplin, pemutusan
hubunganperjanjian kerja dan perlindungan.
Pengisian jabatan pimpinan tinggi uatam dan madya pada
kementrian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga
nonstruktural, dan instansi daerah dilakukan secara terbuka dan
kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan,
rekam jejak jabatan dan integritas serta persyaratan lain yang
dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

27
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Rancangan Aktualisasi

1. Identifikasi Isu
Identifikasi isu dalam kegiatan aktualisasi ini diperoleh dari
penemuan masalah yang terjadi di instansi. Adapun beberapa isu yang
teridentifikasi di ruangan IGD RSUD Syekh Yusuf, antara lain:
a. Kurang maksimalnya perawat dalam penggunaan stempel
TBAK di IGD RSUD Syekh Yusuf.
b. Kurang optimalnya penandaaan resiko jatuh pada pasien dewasa
di IGD RSUD Syekh Yusuf.
c. Belum tersedianya tempat sampah infeksius dan non infeksius
pada Trolley tindakan di IGD RSUD Syekh Yusuf.
d. Belum optimalnya pelaksanaan briefing dan debriefing di IGD
RSUD Syekh Yusuf.
e. Tidak disiplinnya perawat dalam pengisian lembar catatan
edukasi terintegrasi pasien/keluarga di IGD RSUD Syekh
Yusuf.
2. Sumber Isu
Sumber isu yang dijadikan rancangan aktualisasi berasal dari
pengalaman dan pengamatan yang dilakukan selama kurang lebih 6
bulan bertugas di ruangan IGD RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

28
3. Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Kedudukan dan peran serta pegawai negeri sipil tertuang dalam agenda III materi pelatihan dasar calon pegawai
negeri sipil sebagaimana yang telah diamanahkan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Tabel 3.1
Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

No. ISU Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN

1. Kurang maksimalnya perawat dalam Dalam pelaksanaan pelayanan Dengan mengoptimalkan Setiap ASN yang
penggunaan stempel TBAK di IGD
dibutuhkan kerjasama antara komunikasi yang efektif, akuntabel diharuskan
RSUD Syekh Yusuf.
petugas, terkhusus dalam hal dapat menghasilkan bertanggung jawab

komunikasi. Hasil komunikasi pelayanan yang maksimal dalam melakukan dan

yang baik antara perawat, dengan memberika rasa melaksanakan tugas.

dokter, dan tenaga kesehatan aman kepada pasien. Dalam hal ini

29
lain dicatat dalam lembar ditunjukkan dengan

catatan perkembangan pasien memaksimalkan

terintegrasi dengan stempel komunikasi secara

TBAK sebagai bukti efektif dan melakukan

komunikasi. pencatatan yang

dilengkapi dengan

bukti komunikasi.

2. Kurang optimalnya penandaaan Dengan mengoptimalkan Dengan mengoptimalkan Seorang ASN harus
resiko jatuh pada pasien dewasa di
pencegahan resiko jatuh pencegahan pasien resiko mampu menyusun
IGD RSUD Syekh Yusuf.
dibutuhkan kerjasama antara jatuh adalah bentuk program/kegiatan

petugas dan keluarga pasien. pelayanan kepada pasien. dengan tepat dan

mampu mengedukasi

pasien mengenai resiko

jatuh.

30
3. Belum tersedianya tempat sampah Pemilahan sampah sangat Kesadaran dalam Sebagai seorang ASN,
infeksius dan non infeksius pada
penting dilakukan, karena penggunaan tempat perawat seharusnya
Trolley tindakan di IGD RSUD Syekh
mengurangi dampak yang sampah medis dan non mampu menjadi Role
Yusuf.
serius terhadap pegawai, medis dapat menghindari Model dalam

lingkungan dan masyarakat. dampak infeksi. Sehingga penggunaan tempat

Untuk menjalankan pelayanan dapat sampah medis dan non

pengolahan sampah ini dilaksanakan dengan medis.

dibutuhkan kerjasama antara lancer dan aman.

petugas (perawat, dokter,

laboran, dan radioterapis)

dengan cleaning service, serta

tim PPI (Pencegahan

Pengendalian Infeksi) rumah

sakit.

31
4. Belum optimalnya pelaksanaan Pelayanan akan berjalan Dengan mengoptimalkan Sebagai ASN, dituntut
briefing dan debriefing di IGD RSUD untuk memiliki
dengan baik apabila terbangun penggunaan tempat
Syekh Yusuf. kemampuan dalam
kerjasama tim di dalam sampah medis dan non
memberikan
internal organisasi yang akan medis, dapat pengarahan secara
bertanggung jawab atas
menentukan pemberian meningkatkan pelayanan
seluruh kegiatan untuk
layanan kepada pasien. Dalam yang bebas dari dampak
mencapai tujuan
hal ini kerjasama melibatkan infeksius bagi individu, bersama sebelum
melakukan dan
kepala ruangan, ketua tim dan organisasi dan
sebelum mengakhiri
perawat pelaksanan. masyarakat..
kegiatan.
5. Tidak disiplinnya perawat dalam Dengan memberikan edukasi Dengan adanya catatan Sebagai seorang ASN,
pengisian lembar catatan edukasi
kepada keluarga pasien dapat edukasi terintegrasi, dapat perawat harus mampu
terintegrasi pasien/keluarga di IGD
meningkatkan pengetahuan menjadi bukti dalam menjadi educator yang
RSUD Syekh Yusuf.
yang lebih baik. Dalam hal pemberian edukasi oleh baik dan melakukan

ini, dibutuhkan pencatatatn perawat ke pasien atau pencatatan secara

32
bukti catatan edukasi keluarga pasien. Dengan professional dalam

terintegrasi yang ditanda adanya edukasi dapat memberikan pelayanan

tangani oleh perawat dan meningkatkan rasa keperawatan yang akan

pasien. Sehingga dibutuhkan perhatian kepada pasien, diberikan.

kerjasama antara perawat dan begitu pula pasien atau

keluarga pasien. keluarga pasien akan

merasa diperhatikan.

33
4. Teknik Analisis Isu

Berdasarkan hasil identifikasi isu yang telah dilakukan,


selanjutnya akan ditentukan isu prioritas yang akan dicarikan
solusinya dengan melakukan analisis isu. Alat analisis isu yang
digunakan untuk menentukan prioritas isu dalam rancangan
aktualisasi ini adalah alat analisis APKL (Aktual, Problematika,
Kekhalayakan, Kelayakan), selanjutnya dilakukan penentuan isu
utama /Core Issue dengan alat analisis USG (Urgency, Seriosness,
Growth).
a. Analisis APKL
Analisis APKL adalah alat analisis yang digunakan untuk
menentukan isu prioritas menggunakan bobot penetapan kriteria
kualitas isu dengan memperhatikan empat faktor yaitu :
1) Aktual (A) yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau
belum terselesaikan hingga masa sekarang.
2) Problematik (P) yaitu isu yang menyimpang dari harapan
standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang
perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya
3) Kekhalayakan (K) yaitu isu yang diangkat secara langsung
menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya
untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;
4) Kelayakan (L) Isu yang masuk akal (logis) pantas, realistis
dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, dan
wewenang.

34
Tabel 3.2
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu APKL
Bobot Keterangan
5 Sangat (aktual, problematik, khalayak, layak)
4 Aktual, problematik, khalayak, layak
3 Cukup (aktual, problematik, khalayak, layak)
2 Tidak (aktual, problematik, khalayak, layak)
1 Sangat tidak (aktual, problematik, khalayak, layak)

Tabel 3.3
Analisis Kualitas Isu Menggunakan APKL

KRITERIA
NO ISU JML RANK
A P K L
Kurang maksimalnya penggunaan
1. Stempel TBAK perawat IGD RSUD 5 3 3 2 13 5
Syekh Yusuf Kab. Gowa.

Kurang optimalnya penandaaan


resiko jatuh pada pasien dewasa di
2. 5 5 3 5 18 1
IGD RSUD Syekh Yusuf Kab.
Gowa.

Belum tersedianya tempat sampah


infeksius dan non infeksius pada
3. 5 3 4 5 17 2
Trolley tindakan di IGD RSUD
Syekh Yusuf Kab. Gowa.

Belum optimalnya pelaksanaan


4. briefing dan debriefing di IGD 5 3 2 4 14 4
RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa.

Tidak disiplinnya perawat dalam


pengisian lembar catatan edukasi
5. 5 3 3 5 16 3
terintegrasi pasien/keluarga di IGD
RSUD Syekh Yusuf Gowa.

35
b. Analisis USG

Dari hasil analisis isu dengan alat analisis APKL, dilakukan


analisis lanjutan yaitu dengan alat analisis USG, yang meliputi
kriteria:

1) Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisa,


dan ditindak lanjuti
2) Seriousness : seberapa serius isu itu harus dibahas dengan akibat
yang ditimbulkan
3) Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Tabel 3.4
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG
Bobot Keterangan
5 Sangat (Penting/Serius/Berkembang)
4 Penting/Serius/Berkembang
3 Cukup (Penting/Serius/Berkembang)
2 Tidak (Penting/Serius/Berkembang)
1 Sangat tidak (Penting/Serius/Berkembang)

Tabel 3.5
Analisis Kualitas Isu Menggunakan USG
KRITERIA
NO ISU JML RANK
U S G
Kurang optimalnya penandaaan resiko
1. jatuh pada pasien dewasa di IGD RSUD 4 4 4 12 2
Syekh Yusuf
Belum tersedianya tempat sampah
2. infeksius dan non infeksius pada Trolley 5 5 5 15 1
tindakan di IGD RSUD Syekh Yusuf
Tidak disiplinnya perawat dalam
pengisian lembar catatan edukasi 3 3 4 10 3
3. terintegrasi pasien/keluarga di IGD
RSUD Syekh Yusuf

36
Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis USG tersebut,
maka diperoleh isu utama dengan jumlah poin tertinggi yaitu belum
tersedianya tempat sampah medis dan non medis di IGD Rsud Syekh
Yusuf.

5. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih

Unit Kerja RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa

Visi Terwujudnya Rumah Sakit yang berkualitas dan berdaya


saing
Misi 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
komprehensif, bermutu dan berorientasi pada
keselamatan pasien.
2. Meningkatkan tata kelola administrasi rumah sakit
yang akuntabel, efektif dan efisien.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia yang humanis dan berdaya saing.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar

rumah sakit klasifikasi B pendidikan.

Nilai-Nilai 1. Kolaborasi: Sebuah keyakinan mengenai pentingnya


melakukan kegiatan secara bersama-sama dan
Organisasi
bersifat sukarela supaya kegiatan yang dapat
berjalan cepat, efektif, dan efisien.
2. Integritas: Kesesuaian anatara apa yang dikatakan
dengan apa yang diperbuat, berkata dan berbuat
jujur, dapat dipercaya, berpegang teguh dengan
prinsip-prinsipkebenaran, moral dan etika.
3. Profesional: Mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan perundang-
undangan.
4. Peduli: Melayani dengan empati, tulus dan peduli

37
5. Amanah: Mampu melaksanakan tanggung jawab
yang dibebankan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
Identifikasi Isu 1. Kurang maksimalnya perawat dalam penggunaan
stempel TBAK di IGD RSUD Syekh Yusuf.
2. Kurang optimalnya penandaaan resiko jatuh pada
pasien dewasa di IGD RSUD Syekh Yusuf.
3. Belum tersedianya tempat sampah infeksius dan non
infeksius pada Trolley tindakan di IGD RSUD
Syekh Yusuf.
4. Belum optimalnya pelaksanaan briefing dan
debriefing di IGD RSUD Syekh Yusuf.
5. Tidak disiplinnya perawat dalam pengisian lembar
catatan edukasi terintegrasi pasien/keluarga di IGD
RSUD Syekh Yusuf.

Isu yang Diangkat Belum tersedianya tempat sampah infeksius dan non
infeksius pada Trolley tindakan di IGD RSUD Syekh
Yusuf.

Gagasan Tersedianya tempat sampah infeksius dan non infeksius


Pemecahan Isu pada Trolley tindakan di IGD RSUD Syekh Yusuf
Tabel 3.6 Argumentasi terhadap core issue terpilih

6. Gagasan Pemecah Isu

Berdasarkan isu utama yang telah terpilih, maka penulis


mempunyai beberapa gagasan pemecahana isu atas belum tersedianya
tempat sampah medis dan non medis pada Trolley tindakan di IGD
RSUD Syekh Yusuf. Gagasan pemecahan isu tersebut antara lain:
1. Melakukan konsultasi dengan mentor tentang rancangan
kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan.

38
2. Melakukan koordinasi dengan kepala ruangan IGD RSUD
Syekh Yusuf sekaligus meminta izin terkait rencana kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan.
3. Melakukan telaah Standard Operating procedure (SOP) tentang
pengelolaan sampah dengan tim Pencegahan Pengendalian
Infeksi (PPI).
4. Menyediakan tempat sampah infeksius dan non infeksius pada
Trolley tindakan IGD RSUD Syekh Yusuf.
5. Membuat media sosialisasi berupa poster dan slogan tentang
penggunaan tempat sampah infeksius dan non infeksius.
6. Melakukan sosialisasi kepada perawat tentang penggunaan
tempat sampah infeksius dan non infeksius.
7. Melakukan Monitoring dan evaluasi kegiatan aktualisasi.

39
7. Matriks Rancangan Aktualisasi

Tabel 3.7 Matriks Kegiatan

Kontribusi
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Nilai-
Mata Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Nilai Organisasi
1. Melakukan Manajemen ASN: Dengan terlaksananya Sebagai penguatan
konsultasi Konsultasi dengan mentor konsultasi dengan nilai organisasi yaitu
dengan mentor terkait kegiatan yang akan mentor tentang nilai Integritas,
tentang dilakukan merupakan rancangan aktualisasi Amanah,dan
rancangan perwujudan nilai maka akan terbentuk Profesional.
kegiatan profesionalitas dan pertanggung
aktualisasi yang tanggung jawab sebagai jawaban kerja secara
akan ASN dalam membuat akuntabel dan transparan
dilaksanakan rancangan aktualisasi sehingga mendukung
Menyiapkan Tersedianya Akuntabilitas : pencapaian misi yaitu:
rancangan aktualisasi rancangan Mempertanggung “Meningkatkan tata
aktualisasi jawabkan rancangan kelola administrasi
aktualisasi yang telah Rumah Sakit yang
Menemui mentor dan Notulensi dibuat akuntabel, efektif dan
melakukan konsultasi konsultasi dengan Nasionalisme: efisien”
tentang rancangan mentor Konsultasi dengan mentor
aktualisasi serta dilakukan dengan
mencatat hasil musyawarah menggunakan
konsultasi dengan bahasa Indonesia yang
mentor baik dan benar

40
Meminta persetujuan Tersedianya surat Etika Publik:
aktualisasi persetujuan Menjaga sopan santun
aktualisasi dan pada saat melakukan
dokumentasi konsultasi merupakan
kegiatan bentuk penerapan nilai
etika publik.
2. Melakukan Whole Of Government: Dengan diadakannnya Sebagai penguatan
koordinasi Koordinasi dengan koordinasi dengan nilai organisasi yaitu
dengan kepala pimpinan merupakan salah Kepala Ruangan IGD nilai Integritas,
ruangan IGD satu wujud penerapan RSUD Syekh Yusuf Kolaborasi, dan
RSUD Syekh kolaborasi untuk mencapai diharapkan terwujudnya Profesional.
Yusuf sekaligus tujuan yang sama. misi “Meningkatkan tata
meminta izin Mengutarakan maksud Dokumentasi Akuntabilitas: kelola administrasi
terkait rencana dan tujuan kegiatan kegiatan Saran dan arahan yang Rumah Sakit yang
kegiatan aktualisasi kepada diberikan dilaksanakan dan akuntabel, efektif dan
aktualisasi yang Kepala Ruangan dipertanggung jawabkan. efisien”.
akan
dilaksanakan Mencatat saran dan Tersedianya Nasionalisme:
arahan dari Kepala notulensi Konsultasi dengan mentor
Ruangan konsultasi dari dilakukan dengan
Kepala Ruangan musyawarah menggunakan
bahasa Indonesia yang
baik dan benar.

41
Meminta persetujuan Tersedianya surat Etika Publik:
kegiatan aktualisasi persetujuan Mengajukan izin dan
kepada Kepala kegiatan aktualisasi meminta surat persetujuan
Ruangan IGD dan dokumentasi secara sopan dan santun
kegiatan. merupakan bentuk hormat
menghormati terhadap
pimpinan dan memelihara
ketertiban adminitrasi
institusi.
3. Melakukan Whole Of Government: Terlaksananya telaah Sebagai penguatan
telaah Standard Telaah SOP dengan tim SPO pengelolaan tempat nilai organisasi yaitu
Operating PPI merupakan salah satu sampah medis dan non nilai Integritas,
procedure (SOP) wujud penerapan medis merupakan Kolaborasi,
tentang kolaborasi dan koordinasi perwujudan dari misi Amanah,dan
pengelolaan untuk mencapai tujuan rumah sakit yaitu: Profesional
sampah dengan yang sama. “Meningkatkan
tim Pencegahan Melakukan koordinasi Dokumentasi Akuntabilitas: pelayanan kesehatan
Pengendalian dengan tim koordinasi dengan Tersedianya SOP yang komprehensif,
Infeksi (PPI). Pencegahan tim PPI menunjukkan salah satu bermutu dan berorientasi
Pengendalian Infeksi nilai akuntabilitas berupa pada keselamatan
(PPI) kejelasan aturan. pasien”.
Meminta arsip SOP Tersedianya
Pengelolaan Sampah dokumentasi SOP Nasionalisme:
pengelolaan Dengan adanya hasil
sampah telaah SOP yang sesuai,
maka akan meningkatkan

42
Menelaah point-point Tersedianya kesiapan dalam pemberian
dalam SOP yang akan notulensi layanan yang lebih
dimasukkan dalam konsultasi point- maksimal dan bermaanfaat
media sosialisasi. point hasil telaah untuk individu, organisasi
SOP dan masyarakat.

Etika Publik:
Menjaga sopan santun
dalam berkoordinasi
dengan tim PPI
4. Menyediakan Pelayanan Publik: Tersedianya tempat Sebagai penguatan
tempat sampah Dengan tersedianya tempat sampah Infeksius dan nilai organisasi yaitu
infeksius dan non sampah Infeksius dan non non infeksius pada nilai Kolaborasi,
infeksius pada Infeksius pada Trolley Trolley tindakan Integritas,
Trolley tindakan tindakan, akan merupakan wujud dari Amanah,dan
IGD RSUD meminimalisir terjadinya misi rumah sakit yaitu Profesional
Syekh Yusuf dampak infeksi pada "Meningkatkan
individu, organisasi, dan pelayanan kesehatan
masyarakat. yang komprehensif,
bermutu dan berorientasi
Koordinasi dengan Dokumentasi Etika Publik: pada keselamatan
Penanggung Jawab koordinasi dengan Menjaga sopan santun pasien".
Logistik di Ruangan Penanggung Jawab dalam berkoordinasi
IGD Logistik dengan Penanggung Jawab
Logistik

43
Membuat desain stiker Tersedianya desain Komitmen Mutu:
penanda tempat stiker penanda Pembuatan stiker penanda
sampah Infeksius dan tempat sampah dan penyediaan tempat
non Infeksius Infeksius dan non sampah merupakan suatu
Infeksius inovasi untuk
membedakan antara
Mencetak dan Tersedianya tempat tempat sampah Infeksius
memasang stiker sampah dengan dan non Infeksius
penanda tempat stiker penanda
sampah Infeksius dan tempat sampah
non Infeksius Infeksius dan non
Infeksius
5. Membuat media Pelayanan Publik: Tersedianya poster dan Sebagai penguatan
sosialisasi berupa Memanfaatkan media slogan sebagai media nilai organisasi yaitu
poster dan slogan poster dan slogan sebagai sosialisasi, merupakan nilai Kolaborasi,
tentang rangkaian kegiatan dalam wujud dari misi Integritas,
penggunaan rangka pemenuhan "Meningkatkan kualitas Amanah,dan
tempat sampah pelayanan yang dan kuantitas sumber Profesional
infeksius dan non dibutuhkan. daya manusia yang
infeksius Membuat desain Tersedianya desain Akuntabilitas: Membuat humanis dan berdaya
poster dan slogan poster dan slogan desain poster dan slogan saing".
semenarik mungkin,
sebagai bentuk
pertanggung jawaban
peserta agar yang
disampaikan pada pada
saat sosialisasi dapat lebih
mudah dimengerti.

44
Konsultasi dengan Notulensi dan Etika Publik:
mentor tentang dokumen kegiatan Menjaga sopan dan santun
rancangan desain dalam berkonsultasi.
poster dan slogan
Komitmen Mutu: Poster
Mencetak poster dan Tersedianya Poster
merupakan suatu inovasi
slogan dan slogan
untuk memudahkan
peserta dalam memberi
sosialisasi serta sebagai
media untuk mengingatkan
kepada perawat pentingnya
memisahkan sampah
infeksius dan non
infeksius.
6. Melakukan Pelayanan Publik: Terlaksananya Sebagai penguatan
sosialisasi Sosialisasi dilakukan untuk sosialisasi merupakan nilai organisasi yaitu
kepada perawat meningkatkan kesadaran wujud dari misi : nilai Kolaborasi,
tentang tempat petugas dalam memahami Meningkatkan kualitas Integritas, Peduli,
sampah infeksius dan menjalankan tujuan dan kuantitas sumber Amanah,dan
dan non Infeksius pelayanan. daya manusia yang Profesional
Koordinasi dengan Tersedianya surat Etika Publik: humanis dan berdaya
Kepala Ruangan persetujuan Mengajukan surat saing"
terkait persetujuan sosialisasi persetujuan secara sopan
pelaksanaan sosialisasi dan santun merupakan
Menyiapkan undangan Tersedianya bentuk hormat
dan daftar hadir undangan dan menghormati terhadap
sosialisasi daftar hadir pimpinan. Dan sopan dan
sosialisasi santun pada saat

45
Melakukan sosialisasi Dokumentasi melakukan sosialisasi serta
Kegiatan ramah dalam menjawab
pertanyaan peserta
Memasang tempat Tersedianya tempat sosialisasi.
sampah infeksius dan sampah Infeksius
non infeksius pada dan non Infeksius Akuntabilitas:
Trolley tindakan pada Trolley Tersedianya undangan dan
tindakan daftar hadir serta
Menempel poster dan Dokumentasi pemasangan tempat
slogan ditempat yang pemasangan poster sampah dan poster
mudah dilihat dan slogan menunjukkan nilai
akuntabilitas berupa
kejelasan, transparan dan
tanggung jawab.

Nasionalisme:
Konsultasi dengan mentor
dilakukan dengan
musyawarah menggunakan
bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
7. Melakukan Manajemen ASN: Dengan terdapatnya Sebagai penguatan
Monitoring dan Monitoring dan Evaluasi perbaikan pelaksanaan nilai organisasi yaitu
evaluasi kegiatan sebagai bentuk penggunaan tempat nilai Integritas,
aktualisasi pengorganisasian petugas sampah medis dan non Kolaborasi,
dalam mencapai tujuan. medis pada Trolley Amanah,dan

46
Melakukan monitoring Dokumentasi Akuntabilitas: tindakan berkontribusi Profesional
dan evaluasi sebelum pengelolahan Sebagai bentuk penilaian dalam terwujudnya misi
sosialisasi sampah pada yang dipertanggung RS yaitu “Meningkatkan
Trolley tindakan di jawabkan atas proses pelayanan kesehatan
IGD kegiatan yang yang komprehensif,
Melakukan koordinasi Dokumentasi dilaksanakan. bermutu dan berorientasi
dengan petugas IGD pelaksanaan pada keselamatan
untuk melakukan koordinasi dengan Nasionalisme: pasien”.
monitoring perawat IGD Konsultasi dengan mentor
dilakukan dengan
Melakukan monitoring Dokumentasi musyawarah menggunakan
dan evaluasi setelah pengelolahan bahasa Indonesia yang
sosialisasi sampah pada baik dan benar.
Trolley tindakan di
IGD Etika Publik:
Merekap hasil Diagram hasil, Menjaga sopan santun
monitoring dan dokumentasi dalam berkoordinasi
evaluasi kegiatan, dan dengan petugas IGD dan
testimoni konsultasi dengan mentor
Melaporkan hasil Notulensi
monitoring dan konsultasi dan Anti Korupsi:
evaluasi kepada dokumentasi Menilai secara jujur dan
mentor kegiatan objektif tanpa ada tekanan
dari pihak manapun. Selain
itu, peserta mampu
menyelesaikan rangkaian
kegiatan aktualisasi tepat
waktu.

47
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Oktober November


M.3 M.4 M.1 M.2
1. Melakukan konsultasi dengan mentor tentang rancangan kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan.

Melakukan koordinasi dengan kepala ruangan IGD RSUD Syekh Yusuf sekaligus meminta izin terkait
2.
rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan.

Melakukan telaah Standard Operating procedure (SOP) tentang pengelolaan sampah dengan tim
3.
Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI).
Menyediakan tempat sampah infeksius dan non infeksius pada Trolley tindakan IGD RSUD Syekh
4.
Yusuf

Membuat media sosialisasi berupa poster dan slogan tentang penggunaan tempat Infeksius dan non
5.
infeksius

6. Melakukan sosialisasi kepada perawat tentang tempat sampah Infeksius dan Non Infeksius

7 Melakukan Monitoring dan evaluasi kegiatan aktualisasi.

Tabel 3.8 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

48
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI DAN NILAI-NILAI DASAR ASN

A. Hasil Aktualisasi

Pelaksanaan aktualisasi ini sebagai rangkaian dari Pelatihan Dasar

CPNS yang dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober – 12 November 2021 di

Ruangan IGD RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Berdasarkan

rancangan aktualisasi yang telah diseminarkan pada tanggal 12 Oktober

2021 di Balai Diklat Gowa, kegiatan aktualisasi ini terdiri dari 7 kegiatan

sebagai berikut:

1. Melakukan konsultasi dengan mentor tentang pelaksanaan kegiatan


aktualisasi yang akan dilaksanakan.
2. Melakukan koordinasi dengan kepala ruangan IGD RSUD Syekh
Yusuf sekaligus meminta izin terkait rencana kegiatan aktualisasi
yang akan dilaksanakan.
3. Melakukan telaah Standard Operating procedure (SOP) tentang
pengelolaan sampah dengan tim Pencegahan Pengendalian Infeksi
(PPI).
4. Menyediakan tempat sampah infeksius dan non infeksius pada Trolley
tindakan IGD RSUD Syekh Yusuf.
5. Membuat media sosialisasi berupa poster dan slogan tentang
penggunaan tempat sampah infeksius dan non infeksius.
6. Melakukan sosialisasi kepada perawat tentang tempat sampah
infeksius dan non infeksius.
7. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan aktualisasi.

49
Tabel 4.1 Capaian Aktualisasi Kegiatan
N NILAI
KEGIATAN WAKTU OUTPUT KET
O DASAR
1. Melakukan 18 1. Tersedianya 1. Manajemen Terlaksana
konsultasi dengan Oktober rancangan ASN
mentor tentang 2021 aktualisasi 2. Akuntabilitas
pelaksanaan kegiatan 2. Notulensi 3. Nasionalisme
aktualisasi yang akan konsultasi mentor 4. Etika Publik
dilaksanakan 3. Tersedianya Surat
Persetujuan mentor
4. Dokumentasi
kegiatan
2. Melakukan 19 1. Notulensi 1. Whole of Terlaksana
koordinasi dengan Oktober konsultasi kepala Government
kepala ruangan IGD 2021 ruangan IGD 2. Akuntabilitas
RSUD Syekh Yusuf 2. Tersedianya Surat 3. Nasionalisme
sekaligus meminta Persetujuan kepala 4. Etika Publik
izin terkait rencana ruangan IGD
aktualisasi yang akan 3. Dokumentasi
dilaksanakan kegiatan
3. Melakukan telaah 19 1. Tersedianya 1. Whole of Terlaksana
Standard Operating Oktober dokumentasi SOP Government
procedure (SOP) 2021 pengelolaan 2. Akuntabilitas
tentang pengelolaan sampah 3. Nasionalisme
dengan tim 2. Notulensi 4. Etika Publik
Pencegahan konsultasi
Pengendalian Infeksi 3. Dokumentasi
(PPI) kegiatan

4. Menyediakan tempat 21-29 1. Dokumentasi 1. Pelayanan Terlaksana


sampah infeksius Oktober koordinasi dengan Publik
dan non infeksius 2021 PJ logistic ruangan 2. Etika Publik
pada Trolley IGD 3. Komitmen
tindakan IGD RSUD 2. Tersedianya desain Mutu
Syekh Yusuf stiker penanda
tempat sampah
infeksius dan non
infeksius dan
dokumentasi
kegiatan

50
3. Tersedianya
tempat sampah
dengan stiker
penanda tempat
sampah infeksius
dan non infeksius
5. Membuat media 21-29 1. Tersedianya desain 1. Pelayanan Terlaksana
sosialisasi berupa Oktober poster dan slogan Publik
poster dan slogan 2021 dan dokumentasi 2. Akuntabilitas
tentang penggunaan kegiatan 3. Etika Publik
tempat sampah 2. Notulensi Kegiatan 4. Komitmen
infeksius dan non dan dokumentasi Mutu
infeksius kegiatan
3. Tersedianya Poster
dan slogan
4. Dokumentasi
kegiatan
6. Melakukan 1-3 1. Tersedianya surat 1. Pelayanan Terlaksana
sosialisasi kepada November persetujuan Publik
perawat tentang 2021 sosialisasi 2. Akuntabilitas
tempat sampah 2. Tersedianya 3. Nasionalisme
infeksius dan non undangan 4. Etika Publik
infeksius sosialisasi
3. Tersedianya daftar
hadir peserta
sosialisasi
4. Tersedianya
tempat sampah
infeksius dan non
infeksius pada
Trolley tindakan di
IGD
5. Dokumentasi
kegiatan
7. Melakukan 22 1. Dokumentasi 1. Manajemen Terlaksana
Monitoring dan Oktober – pengelolaan ASN
evaluasi kegiatan 9 sampah pada 2. Akuntabilitas
aktualisasi November Trolley tindakan 3. Nasionalisme
2021 sebelum sosialisasi 4. Etika Publik
2. Dokumentasi 5. Anti Korupsi

51
koordinasi dengan
petugas IGD
3. Dokumentasi
pengelolaan
sampah pada
Trolley tindakan
setelah sosialisasi
4. Tersedianya
diagram hasil dan
testimoni
5. Dokumentasi
kegiatan

52
B. Deskripsi Capaian Aktualisasi

Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dengan mentor tentang pelaksanaan kegiatan


aktualisasi yang akan dilaksanakan
Tanggal : 18 Oktober 2021

Deskripsi Kegiatan
Sebelum memulai konsultasi dengan mentor terlebih dahulu saya
menyiapkan rancangan aktualisasi yang telah diujiankan pada ujian rancangan,
lembar notulensi konsultasi, kartu bimbingan mentor dan surat persetujuan
melakukan kegiatan aktualisasi. Rancangan aktualisasi berguna untuk
memudahkan mentor dalam mengetahui maksud dan tujuan rancangan aktualisasi
yang akan saya lakukan. Pada hari Jumat tanggal 15 Oktober 2021 saya
menghubungi mentor via Whatsapp untuk mengkonfirmasi waktunya, setelah itu
disepakati untuk bertemu pada hari senin tanggal 18 Oktober 2021 pada jam 13.00
untuk melakukan konsultasi dan penandatanganan surat persetujuan kegiatan
aktualisasi. Pada saat berkonsultasi dengan mentor saya menyampaikan tentang
rancangan aktualisasi dan tahapan kegiatan yang akan saya lakukan dilapangan
dengan baik dan sopan. Setelah itu saya meminta arahan dan saran kepada mentor.
Selanjutnya saya meminta persetujuan kepada mentor berupa penandatanganan
surat persetujuan aktualisasi.
Tahap dan Output Kegiatan
1. Menyiapkan rancangan aktualisasi

Gambar 4.1 Rancangan Aktualisasi

53
2. Menemui mentor dan melakukan konsultasi dengan mentor

Gambar 4.2 Dokumentasi Konsultasi dengan Mentor


(Senin 18 Oktober 2021)

Gambar 4.3 Notulensi Konsultasi

54
3. Meminta persetujuan aktualisasi

Gambar 4.4 Surat Persetujuan Mentor

Deskripsi Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Dasar, Peran dan Kedudukan ASN


dalam NKRI
1. Manajemen ASN
Dengan melakukan konsultasi dengan mentor dan mendengarkan serta
mencatat saran yang diberikan, diharapkan peserta mampu menjadi ASN
yang berkualitas dan unggul serta profesional dalam melaksanakan kegiatan
aktualisasi. Maka untuk melanjutkan kegiatan peserta terlebih dahulu
membuat persetujuan bahwa mentor telah setuju dengan pelaksanaan
aktualisasi yang dibuktikan dengan surat persetujuan.
2. Akuntabilitas
Dalam melakukan konsultasi dengan mentor, peserta secara transparan
dalam memberikan kejelasan target kegiatan yang akan dilaksanakan serta
mendengarkan saran dan arahan yang diberikan, sehingga dapat
dipertanggung jawabkan.

55
3. Nasionalisme
Konsultasi dengan mentor dilakukan dengan musyawarah
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga didapatkan
keselarasan pemahaman antara mentor dan peserta latsar.
4. Etika Publik
Berkomunikasi dalam melakukan konsultasi dengan mentor harus
menggunakan bahasa yang baik, bersikap hormat, sopan dan santun dalam
menyampaikan rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan.

Analisis Dampak
Dampak positif pada kegiatan ini adalah dengan menemui dan melakukan
konsultasi dengan mentor yang senantiasa menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu
akuntabilitas, nasionalisme dan etika public, mentor akan mudah memahami dan
mengetahui kegiatan apa saja yang akan peserta laksanakan secara jelas. Selain
itu, peserta juga dapat menerima saran dan arahan dari mentor terhadap aktualisasi
yang akan dilaksanakan. Sehingga kegiatan berjalan dengan baik dan lancar.
Segala kegiatan yang dimulai dengan persetujuan atasan, akan lebih terhindar dari
kesalahan komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan. Karena telah tersedianya surat
persetujuan sebagai bukti bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut telah disetujui
bersama antara mentor dan peserta latsar.
Sebaliknya jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka tidak ada komunikasi
lebih lanjut dengan mentor terkait pelaksanaan kegiatan aktualisasi. Kegiatan akan
berjalan begitu saja tanpa ada saran dan arahan, sehingga dalam pelaksanaan
kegiatan akan lebih sering mendapatkan hambatan. Selanjutnya apabila dalam
kegiatan ini tidak diterapkan nilai-nilai dasar ASN, maka kegiatan tidak akan
berjalan dengan baik dan tidak dapat terselesaikan tepat waktu karena kurangnya
komitmen, kerjasama, tanggung jawab serta etika sebagai bagian dari organisasi.

56
Kegiatan 2 : Melakukan koordinasi dengan kepala ruangan IGD RSUD Syekh
Yusuf sekaligus meminta izin terkait rencana aktualisasi yang akan dilaksanakan
Tanggal : 19 Oktober 2021

Deskripsi Kegiatan
Pimpinan memiliki peran yang tentunya harus mengetahui segala aktivitas
yang akan dilakukan peserta di ruangan. Segala rencana, tujuan dan masalah-
masalah diwilayah kerja adalah tanggung jawab pimpinan. Oleh karena itu,
peserta Latsar CPNS wajib untuk melakukan pelaporan awal dalam setiap
pelaksanaan kegiatan dan sebagai bentuk izin untuk keberlangsungan kegiatan
aktualisasi di ruangan IGD. Sebelum memulai konsultasi dengan kepala ruangan
terlebih dahulu saya menyiapkan rancangan aktualisasi, lembar notulensi
konsultasi, dan surat persetujuan melakukan kegiatan aktualisasi. Rancangan
aktualisasi berguna untuk memudahkan kepala ruangan dalam mengetahui
maksud dan tujuan rancangan aktualisasi yang akan saya lakukan. Pada hari selasa
tanggal 19 Oktober 2021 pada jam 10.00 melakukan konsultasi dan
penandatanganan surat persetujuan kegiatan aktualisasi. Pada saat berkonsultasi
dengan kepala ruangan saya menyampaikan rancangan aktualisasi yang akan saya
lakukan dilapangan dengan baik dan sopan. Setelah itu saya meminta arahan dan
saran kepada kepala ruangan. Selanjutnya meminta persetujuan kepada kepala
ruangan berupa penandatanganan surat persetujuan aktualisasi.
Tahap dan Output Kegiatan
1. Mengutarakan maksud dan tujuan aktualisasi kepada kepala ruangan IGD

Gambar 4.5 Dokumentasi Koordinasi dengan Kepala Ruangan IGD


(Selasa, 19 Oktober 2021)

57
2. Mencatat saran dan arahan dari kepala ruangan IGD

Gambar 4.6 Notulensi Konsultasi Kepala Ruangan IGD

3. Meminta persetujuan aktualisasi kepada kepala ruanga IGD

Gambar 4.7 Surat Persetujuan Kepala Ruangan IGD

58
Deskripsi Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Dasar, Peran dan Kedudukan ASN
dalam NKRI
1. Whole of Government
Koordinasi dengan kepala ruangan merupakan salah satu wujud
penerapan kolaborasi untuk mencapai tujuan yang sama.
2. Akuntabilitas
Dalam melakukan konsultasi dengan kepala ruangan, peserta secara
transparan dalam memberikan kejelasan target kegiatan yang akan
dilaksanakan, serta mendengarkan saran dan arahan yang diberikan
sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
3. Nasionalisme
Konsultasi dengan kepala ruangan dilakukan dengan musyawarah
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga didapatkan
keselarasan pemahaman antara kepala ruangan dan peserta latsar.
4. Etika Publik
Berkomunikasi dalam melakukan konsultasi dan pengajuan izin
pelaksanaan kegiatan dengan kepala ruangan harus menggunakan bahasa
yang baik, bersikap hormat, sopan dan santun sebagai bentuk hormat
menghormati untuk memelihara ketertiban administrasi instansi.
Analisis Dampak
Dampak positif pada kegiatan ini adalah dengan melakukan koordinasi
dengan kepala ruangan yang senantiasa menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu
akuntabilitas, nasionalisme dan etika public, Kepala Ruangan akan mudah
memahami dan mengetahui kegiatan apa saja yang akan peserta laksanakan secara
jelas. Selain itu, peserta juga dapat menerima saran dan arahan dari kepala
ruangan terhadap aktualisasi yang akan dilaksanakan. Sehingga kegiatan berjalan
dengan baik dan lancar. Segala kegiatan yang dimulai dengan persetujuan atasan,
akan lebih terhindar dari kesalahan komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan.
Karena telah tersedianya surat persetujuan sebagai bukti bahwa pelaksanaan
kegiatan tersebut telah disetujui bersama antara kepala ruangan dan peserta latsar.
Sebaliknya jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka tidak ada komunikasi
lebih lanjut dengan kepala ruangan terkait pelaksanaan kegiatan aktualisasi.

59
Kegiatan akan berjalan begitu saja tanpa ada saran dan arahan, sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan akan lebih sering mendapatkan hambatan. Selanjutnya
apabila dalam kegiatan ini tidak diterapkan nilai-nilai dasar ASN, maka kegiatan
tidak akan berjalan dengan baik dan tidak dapat terselesaikan tepat waktu karena
kurangnya komitmen, kerjasama, tanggung jawab serta etika sebagai bagian dari
organisasi khususnya ruangan tempat kerja peserta.

60
Kegiatan 3 : Melakukan telaah Standard Operating procedure (SOP) tentang
pengelolaan sampah dengan tim Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI)
Tanggal : 19 Oktober 2021

Deskripsi Kegiatan
Pada hari selasa tanggal 19 Oktober 2021, saya mendatangi mentor yang
sekaligus sebagai tim Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk melakukan
telaah Standard Operating procedure (SOP) tentang pengelolaan sampah. Hal ini
saya lakukan untuk menyatukan pendapat tentang SOP yang sesuai dengan
kegiatan aktualisasi saya. Pertama-tama saya meminta arsip SOP tentang
pengelolaan sampah yang berlaku di RSUD Syekh Yusuf. Selanjutnya saya dan
tim PPI melakukan telaah terhadap SOP yang akan digunakan dalam pembuatan
media sosialisasi, dan mencatat hasil telaah pada lembar notulensi konsultasi.

Tahap dan Output Kegiatan


1. Melakukan Koordinasi dengan tim Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI)

Gambar 4.8 Dokumetasi Koordinasi dengan tim PPI


(Selasa, 19 Oktober 2021)

61
2. Meminta arsip SOP pengelolaan sampah

Gambar 4.9 Standard Operating Procedure (SOP) Pengelolaan Sampah

3. Menelaah point-point dalam SOP yang akan dimasukkan kedalam media


sosialisasi

Gambar 4.10 Notulensi Konsultasi dengan tim PPI

62
Deskripsi Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Dasar, Peran dan Kedudukan ASN
dalam NKRI
1. Whole of Government
Koordinasi dengan tim Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI)
merupakan salah satu wujud penerapan kolaborasi untuk mencapai tujuan
yang sama.
2. Akuntabilitas
Melakukan telaah Standard Operating procedure (SOP) untuk
memastikan adanya kejelasan aturan tentang penggunaan tempat sampah
medis dan non medis di RSUD Syekh Yusuf yang merupakan salah satu
wujud pertanggung jawaban peserta dalam melakukan kegiatan aktualisasi.
3. Etika Publik
Berkomunikasi dalam melakukan koordinasi dengan tim PPI harus
menggunakan Bahasa yang baik dan benar serta menunjukkan sikap
hormat, sopan dan santun.
4. Nasionalisme
Dalam melakukan koordinasi saya bersikap professional dan telaah
dilakukan secara musyawarah dengan tim PPI. Sehingga dihasilkan
kesesuaian SOP dengan rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan dan
akan meningkatkan kesiapan dalam pemberian layanan yang lebih maksimal
dan bermanfaat untuk individu, organisasi dan masyarakat.

Analisis Dampak
Dampak positif pada kegiatan ini adalah dengan melakukan telaah Standard
Operating Procedure (SOP) tentang pengelolaan sampah medis dan non medis
dengan tim PPI, akan didapatkan keselarasan pendapat tentang standar yang telah
berlaku di RS. Pada saat melakukan telaah SOP, peserta senantiasa menerapkan
nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme dan etika public. Tim PPI
akan memberi saran dan arahan kepada peserta tentang aturan yang sesuai dengan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini, tentang sampah infeksius dan
non infeksius di Trolley tindakan. Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan berjalan
dengan baik dan lancar.

63
Sebaliknya jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka kejelasan standar
yang dilaksanakan bisa jadi berbeda dengan standar yang telah menjadi aturan RS.
Sehingga apa yang disampaikan pada kegiatan dapat ditentang oleh pihak mana
saja.

64
Kegiatan 4 : Menyediakan tempat sampah infeksius dan non infeksius yang akan
dipasang pada Trolley tindakan IGD RSUD Syekh Yusuf
Tanggal : 21-29 Oktober 2021

Deskripsi Kegiatan
Dalam kegiatan ini, pertama-tama saya melakukan koordinasi dengan
penanggung jawab logistic di ruangan IGD RSUD Syekh Yusuf. Hal ini saya
lakukan sebagai bentuk harga-menghargai saya kepada penanggung jawab yang
menangani masalah ketersediaan semua alat dan bahan yang dibutuhkan ruangan
IGD. Selanjutnya saya membuat desain stiker penanda untuk membedakan antara
tempat sampah infeksius dan non infeksius pada Trolley tindakan yang akan saya
tempel pada tempat sampah yang telah disediakan.

Tahap dan Output Kegiatan


1. Koordinasi dengan penanggung jawab logistik ruangan IGD

Gambar 4.11 Koordinasi dengan Penanggung Jawab Logistic Ruangan IGD


(Kamis, 21 Oktober 2021)

65
2. Membuat desain stiker penanda tempat sampah infeksius dan non infeksius

Gambar 4.12 Dokumentasi Membuat Desain Stiker Penanda


(Kamis, 21 Oktober 2021)

Gambar 4.13 Desain Stiker Penanda Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius

3. Mencetak dan memasang stiker penanda pada tempat sampah infeksius dan
non infeksius

Gambar 4.14 Dokumentasi Mencetak dan Menempel Stiker Penanda


(Kamis, 28 Oktober 2021 dan Jumat, 29 Oktober 2021)

66
Gambar 4.15 Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius

Deskripsi Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Dasar, Peran dan Kedudukan ASN


dalam NKRI
1. Pelayanan Publik
Dengan tersedianya tempat sampah infeksius dan non infeksius pada
Trolley tindakan di IGD, akan meminimalisir terjadinya dampak infeksi
pada individu, organisasi dan masyarakat.
2. Etika Publik
Berkomunikasi dalam melakukan koordinasi dengan penanggung
jawab logistic harus menggunakan bahasa yang baik dan benar serta
menunjukkan sikap hormat, sopan dan santun sebagai bentuk saling
menghormati.
3. Komitmen Mutu
Penyediaan tempat sampah infeksius dan non infeksius pada trolley
tindakan merupakan suatu inovasi untuk membantu dalam pemisahan
sampah.

Analisis Dampak
Dampak positif pada kegiatan ini adalah dengan menyediakan tempat
sampah infeksius dan non infeksius pada Trolley tindakan, akan memudahkan
perawat dalam memisahkan sampah infeksius dan non infeksius pada saat
melakukan tindakan kepada pasien. Sehingga dapat meminimalkan terjadinya

67
infeksi. Pada saat menyediakan tempat sampah, peserta senantiasa menerapkan
nilai-nilai dasar ASN yaitu etika public dan komitmen mutu yang mendukung
pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar.
Sebaliknya jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka pemilahan sampah
secara langsung tidak berjalan dengan baik. Karena, walaupun petugas
mengetahui pentingnya pemilahan sampah, namun tidak adanya wadah yang
tersedia pada Trolley tindakan menyebabkan kurangnya kepatuhan dalam
pemilahan sampah. Dengan demikian, sampah infeksius dan non infeksius
bercampur sehingga dapat menyebabkan infeksi baik kepada individu, organisasi
maupun masyarakat.

68
Kegiatan 5 : Membuat media sosialisasi berupa poster dan slogan tentang
penggunaan tempat sampah Infeksius dan Non Infeksius.
Tanggal : 21-29 Oktober 2021

Deskripsi Kegiatan
Dalam pembuatan media sosialisasi, terlebih dahulu saya membuat
rancangan desain berupa poster dan slogan yang selanjutnya saya konsultasikan
kepada mentor untuk diberikan komentar dan arahan yang hasilnya akan saya tulis
pada lembar notulensi konsultasi. Setelah desain poster dan slogan disetujui oleh
mentor, selanjutnya saya melakukan proses pencetakan.

Tahap dan Output Kegiatan


1. Membuat desain poster dan slogan

Gambar 4.16 Dokumentasi Merancang desain poster dan slogan


(Kamis, 21 Oktober 2021)

69
Gambar 4.17 Desain Poster

Gambar 4.18 Desain Slogan

70
2. Konsultasi dengan mentor tentang rancangan desain poster dan slogan

Gambar 4.19 Dokumentasi Konsultasi Mentor tentang Desain Poster dan Slogan
(Senin, 25 Oktober 2021)

Gambar 4.20 Notulensi Konsultasi Mentor tentang Desain Poster dan Slogan

71
3. Mencetak poster dan slogan

Gambar 4.21 Dokumentasi Mencetak Poster dan Slogan


(Kamis, 28 Oktober 2021)

Deskripsi Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Dasar, Peran dan Kedudukan ASN


dalam NKRI
1. Pelayanan Publik
Memanfaatkan media poster dan slogan sebagai pengingat dalam
penggunaan tempat sampah infeksius dan non infeksius, menjadi bagian
dari rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan pelayanan yang
dibutuhkan, sehingga tercipta pelayanan public yang aman.
2. Akuntabilitas
Membuat desain media poster dan slogan semenarik mungkin, sebagai
bentuk pertanggung jawaban peserta agar yang disampaikan dapat lebih
mudah dimengerti dan diterapkan dalam sehari-hari.

72
3. Etika Publik
Berkomunikasi dalam melakukan konsultasi dengan mentor harus
menggunakan bahasa yang baik dan benar serta menunjukkan sikap hormat,
sopan dan santun.
4. Komitmen Mutu
Poster dan slogan merupakan inovasi yang dibuat peserta untuk memu
dahkan dalam mengingatkan pentingnya penggunaan tempat sampah
infeksius dan non infeksius dalam pemisahan sampah medis.
Analisis Dampak
Dampak positif pada kegiatan ini adalah dengan membuat media sosialisasi
berupa poster dan slogan, akan membantu peserta dalam menyampaikan materi
sosialisasi. Dalam hal ini, materi sosialisasi yang dimaksud adalah pemilahan
sampah infeksius dan non infeksius. Pada saat pembuatan media sosialisasi ini,
peserta senantiasa menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, etika
public dan komitmen mutu yang mendukung pelaksanaan kegiatan berjalan
dengan baik dan lancar.
Sebaliknya jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka pelaksanaan
sosialisasi akan menjadi membosankan. Hal ini disebabkan tidak adanya media
inovatif yang menarik perhatian peserta sosialisasi. Selain itu, jika tanpa media
sosialisasi peserta hanya mendengarkan penyampaian materi melalui perkataan
yang kemungkinan akan cepat dilupakan.

73
Kegiatan 6 : Melakukan sosialisasi kepada perawat tentang tempat sampah
infeksius dan non infeksius
Tanggal : 1-3 November 2021

Deskripsi Kegiatan
Sebelum melakukan kegiatan sosialisasi, saya terlebih dahulu menghadap
kepada kepala ruangan IGD untuk meminta izin persetujuan kegiatan sosialisasi.
Setelah mendapat persetujuan dari kepala ruangan IGD, saya membuat undangan
kegiatan sosialisasi yang ditanda tangani oleh mentor yang selanjutnya saya
bagikan kepada perawat IGD RSUD Syekh Yusuf. Selain itu, saya juga
menyiapkan daftar hadir peserta sosialisasi. Pada tanggal 3 November 2021, saya
melakukan sosialisasi tentang penggunaan tempat sampah infeksius dan non
infeksius kepada perawat IGD RSUD Syekh Yusuf. Setelah sosialisasi saya
mengedarkan daftar hadir untuk ditandatangani oleh peserta yag mengikuti
sosialisasi. Selanjutnya, saya menempel poster dan slogan yang telah digunakan
sebagai media sosialisasi ditempat yang mudah dilihat, untuk memudahkan
perawat maupun masyarakat dalam membacanya. Setelah itu, tempat sampah
yang telah saya siapkan saya pasang pada Trolley tindakan di IGD RSUD Syekh
Yusuf.

Tahap dan Output Kegiatan


1. Koordinasi dengan kepala ruangan terkait persetujuan sosialisasi

Gambar 4.22 Dokumentasi Koordinasi dengan Kepala Ruangan IGD


(Senin, 1 November 2021)

74
Gambar 4.23 Surat Persetujuan Sosialisasi

2. Menyiapkan undangan dan daftar hadir sosialisasi

Gambar 4.24 Dokumentasi Membuat Undangan dan Daftar Hadir”


(Senin, 1 November 2021)

75
Gambar 4.25 Undangan Sosialisasi

Gambar 4.26 Daftar Hadir Sosialisasi

76
3. Melakukan sosialisasi

Gambar 4.27 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi


(Rabu, 3 November 2021)

Gambar 4.28 Dokumentasi Tanda Tangan Daftar Hadir Sosialisasi


(Rabu, 3 November 2021)

4. Memasang tempat sampah infeksius dan non infeksius pada Trolley


tindakan

77
Gambar 4.29 Pemasangan Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius
pada Trolley Tindakan IGD
(Rabu, 3 November 2021)

5. Menempel poster dan slogan

78
Gambar 4. 30 Dokumentasi Penempelan Poster dan Slogan
(Rabu, 3 November 2021)

Deskripsi Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Dasar, Peran dan Kedudukan ASN


dalam NKRI
1. Pelayanan Publik
Sosialisasi dilakukan sebagai upaya efektif dan efisien untuk
meningkatkan kesadaran perawat dalam memahami dan menjalankan tujuan
pelayanan yang aman sehingga tercapai kepuasan masyarakat.
2. Akuntabilitas
Tersedianya undangan dan daftar hadir serta pemasangan poster dan
slogan menunjukkan nilai kejelasan, transparan dan tanggung jawab saya
sebagai peserta Latsar CPNS
3. Nasionalisme
Meminta izin pelaksanaan sosialisasi kepada kepala ruangan IGD,
dilakukan dengan musyawarah menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar, sehingga didapatkan keselarasan pemahaman antara mentor dan
peserta latsar.

79
3. Etika Publik
Berkomunikasi dalam meminta izin pelaksanaan kegiatan sosialisai
dengan kepala ruangan harus menggunakan bahasa yang baik dan benar
serta bersikap hormat, sopan dan santun. Begitu pula dalam pelaksanaan
sosialisasi dilakukan dengan ramah dan sopan santun.

Analisis Dampak
Dampak positif pada kegiatan ini adalah dengan melakukan sosialisasi,
dapat meningkatkan pemahaman serta mengingatkan kembali kepada perawat di
IGD tentang pemilahan sampah infeksius dan non infeksius terutama pada saat
melakukan tindakan langsung kepada pasien. Dimana pada saat melakukan
tindakan kepada pasien, perawat akan membawa Trolley tindakan yang berisi
perlengkapan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien. Selain itu, dengan
pemasangan tempat sampah pada Trolley tindakan dan penempelan poster serta
slogan pada tempat yang mudah dilihat oleh perawat, maka akan memudahkan
perawat dalam mengingat tentang pemilahan sampah tersebut. Pada saat
melakukan sosialisasi, peserta senantiasa menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu
akuntabilitas, dan etika public yang mendukung pelaksanaan kegiatan berjalan
dengan baik dan lancar.
Sebaliknya jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka informasi tentang
pemilahan sampah bisa saja kurang dipahami oleh perawat IGD. Walaupun
tempat sampah telah tersedia, namun penyampaian informasi secara langsung
tidak dilaksanakan, maka tidak akan menggugah dalam kepatuhan pemilahan
sampah terutama pada saat melakukan tindakan langsung kepada pasien. Sehingga
resiko infeksi akan lebih mudah terjadi.

80
Kegiatan 7 : Melakukan Monitoring dan evaluasi kegiatan aktualisasi
Tanggal : 22 Oktober - 9 November 2021

Deskripsi Kegiatan
Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, saya membagi dua waktu,
yaitu sebelum melakukan sosialisasi dan setelah melakukan sosialisasi. Dalam hal
monitoring dan evaluasi sebelum melakukan sosialisasi, saya mengobservasi
secara langsung pemisahan sampah infeksius dan non infeksius pada trolley
tidakan selama 3 hari yaitu tanggal 22, 26, dan 28 Oktober 2021. Setelah
sosialisasi saya akan melakukan monitoring dan evaluasi dengan observasi
langsung pada tanggal 4, 5, dan 8 November 2021. Namun sebelumnya, terlebih
dahulu saya melakukan koordinasi dengan perawat IGD sebelum melakukan
monitoring dan evaluasi lanjutan. Setelah melakukan monitoring dan evaluasi,
saya melakukan pelaporan hasil evaluasi kepada mentor yang hasilnya saya tulis
dalam lembar notulensi konsultasi. Selanjutnya saya meminta testimoni pada
perawat IGD tentang kegiatan aktualisasi yang telah saya lakukan.

Tahap dan Output Kegiatan


1. Melakukan monitoring dan evaluasi sebelum sosialisasi
(Jum’at, 22 Oktober 2021) (Selasa, 26 Oktober 2021)

(Kamis, 28 Oktober 2021)


Gambar 4.31 Dokumentasi pengelolaan sampah pada Trolley tindakan

81
2. Melakukan Koordinasi dengan perawat IGD

Gambar 4.32 Dokumentasi Kegiatan “Koordinasi dengan Perawat IGD”


(Rabu, 3 November 2021)

3. Melakukan monitoring dan evaluasi setelah sosialisas

(Kamis , 4 November 2021) (Jum’at , 5 November 2021)

(Senin, 8 November 2021)


Gambar 4.33 Hasil Monitoring dan Evaluasi “Setelah Sosialisasi”

82
4. Merekap Hasil Monitoring dan Evaluasi

Gambar 4.34 Merekap Hasil Monitoring dan Evaluasi


(Senin, 8 November 2021)

Pemilahan Sampah Infeksius dan Non Infeksius


14

12
12
10 Sebelum Sosialisasi Ya
10
8
Sebelum Sosialisasi
6 Tidak
Setelah Sosialisasi Ya
4 5

2 3 Setelah Sosialisasi
Tidak
0
Ya Tidak Ya Tidak
Sebelum Sosialisasi Setelah Sosialisasi

Gambar 4.35 Diagram Hasil Monitoring dan Evaluasi

83
Gambar 4.36 Testimoni

5. Konsultasi Hasil Monitoring dan Evaluasi kepada Mentor

Gambar 4.37 Pelaporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Kepada Mentor


(Selasa, 9 November 2021)

84
Gambar 4.38 Notulensi Konsultasi

Deskripsi Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Dasar, Peran dan Kedudukan ASN


dalam NKRIManajemen ASN
Monitoring dan evaluasi sebagai wujud nilai kualitas dari pelaksanaan
kegiatan aktualisasi yang berorientasi pada pelayanan public.
1. Akuntabilitas
Monitoring dan evaluasi sebagai bentuk penilaian yang
dipertanggungjawabkan atas proses kegiatan aktualisasi yang telah
dilaksanakan.
3. Nasionalisme
Konsultasi dengan mentor dilakukan dengan musyawarah
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga didapatkan
keselarasan pemahaman antara mentor dan peserta latsar.
4. Etika Publik
Menjaga sopan santun dalam berkoordinasi dengan perawat IGD dan
mentor dalam melakukan pelaporan hasi monitoring dan evaluasi.

85
5. Anti Korupsi
Dalam proses monitoring dan evaluasi, peserta menilai secara jujur
dan objektif tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Selain itu, peserta
mampu menyelesaikan rangkaian kegiatan aktualisasi tepat waktu.

Analisis Dampak
Dampak positif pada kegiatan ini adalah dengan melakukan monitoring dan
evaluasi, peserta dapat menilai perubahan sikap dalam hal kepatuhan dalam
pemilahan sampah infeksius dan non infeksius setelah dilaksanakannnya kegiatan
aktualisasi. Pada saat melakukan monitoring dan evaluasi, peserta senantiasa
menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, dan etika public yang
mendukung pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar. Sebaliknya
jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka perubahan sikap tidak akan terukur.

86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peserta mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
dan melaksanakan kegiatan aktualisasi yang berjudul “SAHABATMU
(Sampahmu Aman Buat Aku dan Kita Semua)” di tempat kerja dengan
menerapkan mata pelatihan berupa nilai-nilai dasar ASN, Peran dan
kedudukan ASN yang telah didapatkan pada saat on campus, maka dapat
disimpulkan bahwa dengan tersedianya tempat sampah infeksius dan non
infeksius pada Trolley tindakan di IGD RSUD Syekh Yusuf menunjukkan
ada peningkatan kepatuhan perawat dalam melaksanakan pemilahan sampah
infeksius dan non infeksius di IGD RSUD Syekh Yusuf.
Proses habituasi di tempat kerja mampu melatih dan membentuk
pribadi sebagai ASN yang memegang teguh nilai-nilai dasar ASN yang
meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitmen mutu dan anti
korupsi, serta manajemen ASN, Whole of Government, dan pelayanan
public. Selain itu proses habituasi sebagai cara pembiasaan diri dalam
membentuk karakter, mental, dan pola pikir ASN sebagai pelaksana,
pembuat kebijakan, pelayan masyarakat dan pemersatu bangsa.
Dengan melakukan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN serta peran dan
kedudukan ASN, pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih efektif dan
efisien. Terbangun hubungan yang lebih baik dengan pimpinan, teman
sejawat, rekan kerja lain dan yang paling utama adalah dengan masyarakat
dalam hal ini pasien sebagi wujud dari penerapan peran dan fungsi ASN
sebagai pelayan public. Adapun indicator dari nilai-nilai dasar ASN, peran
dan kedudukan ASN yang paling sering digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan aktualisasi adalah tanggung jawab, transparan/kejelasan
(akuntabilitas), Musyawarah, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, dan menghargai pendapat orang lain (nasionalisme), melakukan
komunikasi dengan sikap, perilaku, dan tutur kata yang sopan dan santun

87
untuk memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur (etika public), inovasi
yang efektif dan efisien (komitmen mutu), jujur, objektif, dan kerja keras
(anti korupsi), kriteria kinerja disiplin dan kualitas kerja (manajemen ASN),
melayani masyarakat (pelayanan public) dan koordinasi untuk mencapai
tujuan bersama (whole of government). Dengan demikian, jika seluruh
kegiatan aktualisasi peserta tidak dilakukan secara optimal dan tidak
dilandasi dengan nilai-nilai dasar ASN, peran dan kedudukan ASN dan
NKRI akan berdampak pada terhampatnya bahkan tidak terlaksananya
kegiatan aktualisasi ini sampai akhir.

B. Saran
Dari seluruh rangkaian pelatihan dasar dengan tujuan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA, terdapat beberapa saran yang
dapat dijadikan rekomendasi antara lain:
1. Peserta latsar diharapkan tidak hanya paham mengenai pentingnya
nilai-nilai dasar ASN (ANEKA), tetapi juga benar-benar bisa
mengimplementasikan pada unit kerja masing-masing.
2. Penerapan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) tidak hanya diterapkan
pada saat kegiatan aktualisasi saja tetapi harus tetap
diimplementasikan secara terus menerus pada tugas sehari-hari
nantinya setelah kegiatan pelatihan dasar CPNS ini berakhir.
3. Bagi RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, agar menyelenggarakan
sosialisasi nilai-nilai dasar ASN kepada seluruh pegawai dilingkukan
RS untuk merubah pola piker ASN. Sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kualitas kinerja pegawai demi tercapainya visi dan misi
RSUD Syekh Yusuf kabupaten Gowa.
4. Hasil kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat diterapkan dalam
pemberian pelayanan kepada pasien sehingga dapat meningkatkan
kualitas pelayanan di RSUD Syekh yusuf kabupaten Gowa dan
kepuasan masyarakat kabupaten Gowa pada khususnya.

88
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan


Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government: Modul Diklat
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Zulfani, V. (2018). Pengelolaan Limbah Medis dan Non Medis Serta
Pengetahuan, Sikap, Tindakan Perawat di Rumah Sakit Umum Haji
Medan. Medan: Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara.
Rancangan Aktualisasi

Dokumentasi Konsultasi dengan Mentor


(Senin 18 Oktober 2021)
Dokumentasi Koordinasi dengan Kepala Ruangan IGD
(Selasa, 19 Oktober 2021)
Dokumetasi Koordinasi dengan tim PPI
(Selasa, 19 Oktober 2021)
Dokumentasi Koordinasi dengan Penanggung Jawab Logistic Ruangan IGD
(Kamis, 21 Oktober 2021)

Dokumentasi Membuat Desain Stiker Penanda


(Kamis, 21 Oktober 2021)
Dokumentasi Mencetak Stiker Penanda Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius

Dokumentasi Menempel Stiker Penanda Tempat Sampah Infeksius dan Non


Infeksius

Dokumentasi Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius


Dokumentasi Merancang desain poster dan slogan
(Kamis, 21 Oktober 2021)

Dokumentasi Konsultasi Mentor tentang Desain Poster dan Slogan


(Senin, 25 Oktober 2021)
Dokumentasi Mencetak Poster

Dokumentasi Mencetak Slogan

Poster dan Slogan


Dokumentasi Koordinasi dengan Kepala Ruangan IGD

(Senin, 1 November 2021)

Dokumentasi Membuat Undangan dan Daftar Hadir”


(Senin, 1 November 2021)
Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi
(Rabu, 3 November 2021)

Dokumentasi Tanda Tangan Daftar Hadir Sosialisasi


(Rabu, 3 November 2021)
Pemasangan Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius pada Trolley
Tindakan IGD
(Rabu, 3 November 2021)
Dokumentasi Penempelan Poster

Dokumentasi Penempelan Slogan


Dokumentasi pengelolaan sampah pada Trolley tindakan “Sebelum Sosialisasi”
(Jum’at, 22 Oktober 2021)

Dokumentasi pengelolaan sampah pada Trolley tindakan “Sebelum Sosialisasi”


(Selasa, 26 Oktober 2021)

Dokumentasi pengelolaan sampah pada Trolley tindakan “Sebelum Sosialisasi”


(Kamis, 28 Oktober 2021)
Dokumentasi Kegiatan “Koordinasi dengan Perawat IGD”
(Rabu, 3 November 2021)

Dokumentasi pengelolaan sampah pada Trolley tindakan “Setelah Sosialisasi”


(Kamis, 4 November 2021)
Dokumentasi pengelolaan sampah pada Trolley tindakan “Setelah Sosialisasi”
(Jum’at, 5 November 2021)

Dokumentasi pengelolaan sampah pada Trolley tindakan “Setelah Sosialisasi”


(Senin, 8 November 2021)
Merekap Hasil Monitoring dan Evaluasi
(Senin, 8 November 2021)

Pemilahan Sampah Infeksius dan Non Infeksius


14

12
12
10
10 Sebelum Sosialisasi Ya
8
Sebelum Sosialisasi
6 Tidak
Setelah Sosialisasi Ya
4 5
Setelah Sosialisasi Tidak
2 3

0
Ya Tidak Ya Tidak
Sebelum Sosialisasi Setelah Sosialisasi

Diagram Hasil Monitoring dan Evaluasi


Testimoni

Pelaporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Kepada Mentor


(Selasa, 9 November 2021)
Minggu, 24 Oktober 2021

Selasa, 9 November 2021

Anda mungkin juga menyukai