Undang-undang No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan
Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Lembaga Administrasi Negara menterjemahkan amanat Undang- Undang tersebut dalam bentuk Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan yang tertuang dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongaan III. Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional. Untuk mewujudkan ASN yang profesional dan berkualitas, diperlukan adanya penyelenggaraan pelatihan dasar (Latsar) yang berorientasi pada nilai- nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) sehingga mampu diaktualisasikan dalam diri setiap Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Salah satu syarat yang harus dimiliki oleh puskesmas yaitu adanya tenaga kefarmasian yang sangat berperan penting dalam pengelolaan obat serta pelayanan farmasi klinis di puskesmas. Menurut Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008 BAB I Pasal 1 tentang rekam medis, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien. Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008 BAB II pasal 2 tentang rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau dibuat secara elektronik. UPT Puskesmas Tonrorita sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan harus membuat rekam medis pasien untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat. Tempat pendaftaran Pelayanan rawat jalan adalah adalah salah satu bagian dari unit rekam medis di rumah sakit yang kegiatannya mengatur penerimaan dan pendaftaran pasien jawat jalan dengan tugas Pokok Memberikan informasi yang lengkap kepada pasien dan keluarganya tentang pelayanan di rumah sakit, Melakukan pencatatan identitas pasien dengan jelas, lengkap dan benar, Menulis nomor rekam medis pasien pada setiap lembar dokumen RM sebagai identitas pasien, Mencarikan nomor RM lama bagi pasien kunjungan ulang (lama) dengan menggunakan KIUP untuk keperluan pencarian berkas rekam medisnya, Mendistribusikan dokumen rekam medis ke unit rawat jalan, Membuat KIB dan menyerahkannya kepada pasien, Membuat, menyimpan dan menggunakan KIUP, Mencatat pendaftaran pasien dalam buku register pendaftaran pasien rawat jalan (Shofari, 2002) Pengisian berkas rekam medis merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang pelayanan, dimana berkas rekam medis tersebut dapat di gunakan Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian 3 dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien serta sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan kepada seorang pasien. Di UPT Puskesmas Tonrorita telah membuat rekam medis untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Namun kondisi saat ini masih sering terjadinya keterlambatan pelayanan pasien dalam menyiapkan berkas rekam medis salah satunya dalam pemberian nomor yang di ambil dari buku bank nomor, namun buku bank nomor juga masih kurang efektif dikarenakan ada item yang tidak diperlukan pada buku bank nomor tetapi masih di cantumkan yang akhirnya membuat pengulangan pengisian data pada item tersebut. Sehingga perlu ditanamkan nilai-nilai der dalam diri tenaga kesehatan khususnya bagian rekam medis. Oleh sebab itu penulis dalam melakukan kegiatan aktualisasi mengambil isu tentang “ Optimalisasi Registrasi Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Berbasis DataBase Di UPT Puskesmas Tonrorita”.
B. Tujuan https://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-meneteri-kesehatan- nomor-269-tentang-rekam-medis.pdf