Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-undang No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan


Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari
Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat
dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan
demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter
dalam mencetak PNS. Lembaga Administrasi Negara menterjemahkan amanat Undang-
Undang tersebut dalam bentuk Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan yang tertuang dalam
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongaan III.
Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat
pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta mampu untuk
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi
kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai
karakter PNS yang profesional. Untuk mewujudkan ASN yang profesional dan berkualitas,
diperlukan adanya penyelenggaraan pelatihan dasar (Latsar) yang berorientasi pada nilai-
nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif) sehingga mampu diaktualisasikan dalam diri setiap Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. Salah satu syarat yang harus dimiliki oleh puskesmas yaitu adanya tenaga
kefarmasian yang sangat berperan penting dalam pengelolaan obat serta pelayanan farmasi
klinis di puskesmas.
Menurut Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008 BAB I Pasal 1 tentang rekam
medis, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah di berikan
kepada pasien. Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008 BAB II pasal 2 tentang rekam
medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau dibuat secara elektronik.
UPT Puskesmas Tonrorita sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan harus
membuat rekam medis pasien untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat.
Tempat pendaftaran Pelayanan rawat jalan adalah adalah salah satu bagian dari unit
rekam medis di rumah sakit yang kegiatannya mengatur penerimaan dan pendaftaran
pasien jawat jalan dengan tugas Pokok Memberikan informasi yang lengkap kepada pasien
dan keluarganya tentang pelayanan di rumah sakit, Melakukan pencatatan identitas pasien
dengan jelas, lengkap dan benar, Menulis nomor rekam medis pasien pada setiap lembar
dokumen RM sebagai identitas pasien, Mencarikan nomor RM lama bagi pasien kunjungan
ulang (lama) dengan menggunakan KIUP untuk keperluan pencarian berkas rekam
medisnya, Mendistribusikan dokumen rekam medis ke unit rawat jalan, Membuat KIB dan
menyerahkannya kepada pasien, Membuat, menyimpan dan menggunakan KIUP,
Mencatat pendaftaran pasien dalam buku register pendaftaran pasien rawat jalan (Shofari,
2002) Pengisian berkas rekam medis merupakan salah satu unsur penting dalam
menunjang pelayanan, dimana berkas rekam medis tersebut dapat di gunakan Sebagai alat
komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian 3 dalam
memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien serta sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan kepada seorang pasien.
Di UPT Puskesmas Tonrorita telah membuat rekam medis untuk menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Namun kondisi saat ini masih sering terjadinya keterlambatan
pelayanan pasien dalam menyiapkan berkas rekam medis salah satunya dalam pemberian
nomor yang di ambil dari buku bank nomor, namun buku bank nomor juga masih kurang
efektif dikarenakan ada item yang tidak diperlukan pada buku bank nomor tetapi masih di
cantumkan yang akhirnya membuat pengulangan pengisian data pada item tersebut.
Sehingga perlu ditanamkan nilai-nilai der dalam diri tenaga kesehatan khususnya bagian
rekam medis. Oleh sebab itu penulis dalam melakukan kegiatan aktualisasi mengambil isu
tentang “ Optimalisasi Registrasi Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Berbasis DataBase Di
UPT Puskesmas Tonrorita”.

B. Tujuan
https://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-meneteri-kesehatan-
nomor-269-tentang-rekam-medis.pdf

Anda mungkin juga menyukai