Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN TUGAS INDIVIDU

PEMBELAJARAN AGENDA IV
AKTUALISASI DAN HABITUASI

OLEH:
NAHDHATUR RUGHAISYIAH,S.Kep.,Ns
RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT
NDH 29

PELATIHAN DASAR CPNS


GELOMBANG I ANGKATAN I GOLONGAN III
LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan keperawatan merupakan
bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di
rumah sakit. Dalam hal ini, keberadaan perawat untuk memberikan pelayanan
sangat dibutuhkan, diperlukan tenaga perawat yang mempunyai kemampuan,
keterampilan, dan sikap profesional termasuk kemampuan perawat
melakukaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dokumentasi asuhan
keperawatan merupakan bagian terpenting pada profesi keperawatan yang
berisi catatan tentang tanggapan atau respon klien terhadap kegiatan-kegiatan
pelaksanaan keperawatan secara menyeluruh, sistematis dan terstruktur
sebagai bahan bukti pertanggung jawaban serta pertanggung gugatan terhadap
tindakan yang dilakukan perawat kepada klien dalam melaksanakan asuhan
keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (Tri
Prabwoo, 2016). Proses keperawatan adalah pendekatan keperawatan
profesional yang di lakukan untuk mengidentifikasi, mendiagnosis, dan
mengatasi respon manusia terhadap kesehatan dan penyakit. Proses
keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
penyusunan kriteria hasil, tindakan, dan evaluasi. Dokumentasi keperawatan
juga merupakan bentuk akuntabillitas dari perawat dalam melaksanakan proses
asuhan keperawatan pada pasien.
Mutu pelayanan keperawatan tergantung pada pendokumentasian
keperawatan apabila pendokumentasian lengkap maka mutu pelayanan juga
meningkat hal ini dikarenakan mutu pelayanan dapat mengidentifikasi sejauh
mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan.
Dokumentasi keperawatan sebagai sarana komunikasi antar profesi kesehatan.
Pendokumentasian keperawatan yang kurang lengkap dapat menghambat
komunikasi asuhan keperawatan, berdampak buruk pada keselamatan pasien
dan kualitas pelayanan yang diberikan. Permenkes RI No. 269 tahun 2008
tentang rekam medis pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa rekam medik
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Berdasarkan permenkes tersebut maka tenaga keperawatan
mempunyai kewajiban untuk mendokumentasikan setiap asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien. Profesi keperawatan merupakan profesi yang
memiliki resiko hukum, kesalahan perawatan yang mengakibatkan kecacatan
atau kematian bagi pasien dapat menyeret perawat ke pengadilan, karenanya
segala aktifitas yang dilakukan terhadap pasien harus di dokumentasikan
dengan baik dan jelas. Dokumentasi asuhan keperawatan dimulai saat pasien
dirawat sampai dinyatakan pulang atau keluar dari ruang perawatan.
Berdasakan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/
MENKES/ 425/ 2020 tentang standar profesi perawat menyebutkan bahwa
daftar diagnosis keperawatan berisikan diagnosis keperawatan mengacu pada
Standar Diangnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dan daftar keterampilan
berisikan intervensi keperawatan yang mengacu pada Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) dan kriteria hasil mengacu pada Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) (PPNI, 2016, 2018a, 2018b). Dengan adanya
aturan pemerintah terkait penggunaan buku SDKI, SLKI, dan SIKI ini dapat
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan perawat diseluruh
Indonesia.
Hasil observasi dan wawancara dengan perawat menunjukkan bahwa
pendokumentasian asuhan keperawataan di Ruang Malaqbi 2 RSUD Provinsi
Sulbar kurang lengkap meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan
evaluasi keperawatan karena beban kerja yang tinggi dan kurangnya
kepedulian petugas itu sendiri, masih menggunakan North America Nursing
Diagnosis Association International (NANDA) sebagai pedoman diagnosa
keperawatan, Nursing Intervention Clasification (NOC) dan Nursing Intervention
Clasification (NIC) sebagai panduan keberhasilan asuhan keperawatan.
Beberapa perawat juga belum pernah mengikuti sosialisasi tentang penerapan
3S (SDKI, SLKI, dan SIKI) dan belum memahami tentang 3S tersebut. Selain
itu, selama ini belum ada Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang dibuat baik
berbasis NANDA, NIC, NOC maupun SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai pedoman
yang berisi uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas
struktur, proses, dan hasil dapat dinilai. Oleh karena itu, penulis merasa perlu
melakukan perbaikan pada pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang
Malaqbi 2 RSUD Provinsi Sulbar

B. Gagasan Pemecahan Isu


Berdasarkan uraian diatas maka pemecahan masalah yang dapat
dilakukan adalah “ Implementasi Standar Asuhan Keperawatan Berbasis 3S
(SDKI, SLKI, dan SIKI) Menggunakan QR Code di Ruang Malaqbi 2 RSUD
Provinsi Sulawesi Barat ”.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara
(ASN), yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK) di organisasi.

2. Tujuan Khusus
- Untuk menerapkan Standar Asuhan Keperawatan Berbasis 3S (SDKI,
SLKI, dan SIKI) Menggunakan QR Code di Ruang Malaqbi 2 RSUD
Provinsi Sulawesi Barat
- Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

D. Manfaat
1. Untuk Organisasi
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

2. Untuk Perawat
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan sehingga mampu meningkatkan serta
mempertahankan kinerja yang optimal
3. Untuk Masyarakat
Mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik

4. Untuk Penulis
Mengetahui nilai-nilai dasar ASN dalam pelayanan keperawatan serta
kedudukan dan peran ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)

E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 tentang rekam medis
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01/07/MENKES/425/2020
tentang Standar Profesi Perawat.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/1128/2022 tentang
Standar Akreditasi Rumah Sakit
9. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
94/K.1/Pdp.07/2021 tentang Kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil
10. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
11. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 94 Tahun 2021
tentang Kurikulum Pelatihan Dasar CPNS

Anda mungkin juga menyukai