Anda di halaman 1dari 17

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan kesehatan yang
terdiri atas berbagai macam profesi yang membentuk suatu ikatan atau
kesatuan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Salah satunya
perawat merupakan profesi yang memiliki peran penting dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Pada era sekarang
setiap rumah sakit berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu yang lebih
baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu perawat harus dapat
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standard yang ada
yaitu dimulai dari pengkajian sampai dengan dokumentasi.
Asuhan keperawatan harus diterapkan sesuai dengan standard
yang ada, apabila salah satu asuhan keperawatan tidak dilaksanakan
dengan standard yang ada maka akan terjadinya kurangnya optimal
dalam pemberian asuhan keperawatan. Pendokumentasian merupakan
suatu kegiatan pencatatan atau pelaporan suatu kejadian yang dilakukan
dalam bentuk pemberian pelayanan yang dianggap penting dan
berharga. Pendokumentasian yang tidak dilakukan dengan lengkap dapat
menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak dapat
diidentifikasinya sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan
yang telah diberikan.
Dokumentasi asuhan keperawatan harus objektif, akurat, dan
komprehensif dalam mencerminkan status kesehatan klien. Banyaknya
informasi akurat, abjektif, dan komprehensif yang didokumentasikan oleh
seorang perawat, dari aspek hukum di harapkan akan dapat melindungi
perawat bila ada gugatan hukum Dokumentasi harus dilakukan
ssecpetan mungkin setelah selesai melakukan kegiatan keperawatan
untuk menghindari kesalahan dalam pendokumentasian. Berguna bagi
rumah sakit dalam meningkatkan standar akreditasi, sebagai alat
komunikasi antar profesi, indikator pelayanan mutu, bukti tanggung
jawab, dan tanggung gugat perawat, sumber data dan sebagai sarana
penelitian. Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun
laporan akan sangat membantu komunikasi antara sesama perawat
maupun disiplin dalam rencana pengobatan.
Dokumentasi keperawatan merupakan hal sangat penting dalam
rangkaian asuhan keperawatan namun perkembangan ilmu keperawatan
di Indonesia belum menunjukkan arah signifikan terhadap perlunya
pedoman sistem dokumentasi yang benar-benar aplikatif disemua
jenjang pelayanan dan pada kenyataannya masih banyak perawat yang
kurang mengetahui dokumentasi keperawatan yang baik dan benar.
Kesenjangan antara idealisme ilmu keperawatan dibangku pendidikan
dengan kenyataan di lapangan masih menjadi kendala terhadap lajunya
profesionalisme keperawatan.
Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum
melakukan pelayanan sesuai pendokumentasian asuhan keperawatan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian
yang lengkap. Dokumentasi umumnya kurang disukai oleh perawat
karena dianggap terlalu rumit, beragam, dan menyita waktu, namun
dokumentasi keperawatan yang tidak dilakukan dengan tepat, lengkap
dan akurat dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak
dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan
keperawatan yang telah diberikan asuhan keperawatan yang tidak
lengkap mengakibatkan mutu Rumah Sakit akan menurun. Dokumentasi
keperawatan dalam beberapa rumah sakit juga ditemukan bahwa
kemampuan perawat mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan
rata-rata kurang dari 60%. Pelaksanaan dokumentasi keperawatan
selama ini di Indonesia masih belum sesuai dengan standar, sehingga
sering muncul masalah dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Masalah itu adalah tidak lengkapnya dokumentasi asuhankeperawatan
yang dilakukan baik di rumah sakit maupun pelayanan keperawatan yang
lainnya.
Menurut Widyantoro (2011), permasalahannya adalah rumitnya
sistem pendokumentasian asuhan keperawatan, penggunaan
dokumentasi yang masih manual, dan pemahamam perawat yang masih
rendah tentang pentingnya dokumentasi.Untuk itu perlu adanya inovasi
baru untuk mempersempit kesenjangan yang ada melalui kajian dan
penelitian terhadap sistem dokumentasi keperawatan yang benar-benar
dapat diterapkan tanpa meninggalkan kaidah keilmuan yang ada.
Berdasarkan data yang didapat dari Monitoring dan evaluasi oleh
bidang keperawatan RSUD Depati Hamzah Kota pangkalpinang tahun
2020 didapatkan nilai presentasi kelengkapan asuhan keperawatan untuk
Instalasi gawat darurat 95% (rata-rata igd dan igd kebidanan), Rawat
jalan 93% (rata-rata ruang Hemodealisa/cuci darah dan ruang
OKA/operasi), dan Rawat Inap 82% (rata-rata dari ruangan Non bedah,
akasia, kebidanan, anak, picu nicu, icu dan isolasi covid). Tetapi setelah
dilakukakn penelitian lebih lanjut oleh bidang keperawatan dari
pendokumentasian asuhan keperawatan di rekam medis rumah sakit
umum depati hamzah tersebut masih banyak asuhan keperawatan yang
didapatkan ketidaklengkapan data diantaranya lembar pengkajian ulang
rata-rata masih belum terisi, bagian diagnosa keperawatan sebagian
besar terisi tetapi perumusan diagnosanya masih belum sesuai dengan
data pengkajian. Pada bagian intervesi atau perencanaan tindakan
keperawatan sebagian besar sudah terisi penuh tindakan mengacu pada
tujuan dan kalimat perintah. Bagian implementasi atau pelaksanaan
tindakan keperawatan sering kali perawat tidak menuliskan nama terang,
tidak menyertakan waktu pada saat melakukan tindakan keperawatan,
sedangkan pada bagian evaluasi didapatkan data atau tulisan perawat
yang tidak jelas atau sulit dibaca, juga masih ada perawat yang tidak
mencantumkan tanda tangan dan nama terang, serta hasil evaluasi yang
tidak dicatat. Bagian formulir resume pulang pasien masih belum terisi.
Berdasarkan Hasil pendokumentasian asuhan keperawatan
tersebut belum sesuai dengan standar dokumentasi keperawatan yang
telah di tentukan oleh Departemen Kesehatan. Sehingga penulis tertarik
untuk mengangkat isu tersebut untuk kemudian dilakukan pemecahan
masalah.
1.2 Tujuan dan Manfaat
a) Tujuan
Tujuan dari kegiatan aktualisasi ini adalah:
1) Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) dan
mengetahui kedudukan dan peran profesi ASN dalan NKRI
(manajemen ASN, whole of government, pelayanan publik) dalam
melaksanakan tugas sebagai Perawat Ahli Pertama khususnya di
Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Pangkalpinang.
2) Memberikan inovasi dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
di RSUD melalui peningkatan kelengkapan pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD
Depati Hamzah Pangkalpinang.
3) Memberikan penyegaran kembali mengenai kelengkapan
pendokumentasian Asuhan Keperawatan bagi perawat.
b) Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan aktualisasi ini adalah:
1) Mampu mewujudkan akuntabilitas dalam bekerja di Ruang Rawat
Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang
2) Mampu menunjukkan sikap nasionalisme dalam menjalankan
tugas di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Kota Pangkalpinang
3) Mampu menjunjung tinggi etika publik dalam pelaksanaan tugas
di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang
4) Mampu memberikan peningkatkan komitmen mutu terhadap
pelayanan yang diberikan di Ruang Rawat Inap Non Bedah
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang
5) Mampu untuk tidak korupsi di lingkungan RSUD Depati Hamzah
Kota Pangkalpinang

1.3 Gambaran Umum Organisasi


PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

Gambar 1.1 RSUD Depati Hamzah Kota


Pangkalpinang
1.3.1 Profil Organisasi
a. Profil RSUD Depati Hamzah
Nama Rumah Sakit : RS Umum Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang
Tipe Rumah Sakit :C
Tahun Berdiri : 1981 
Jumlah TT Rawat Inap : 127 TT
Jumlah Karyawan : 530 Orang
Pemilik : Pemerintah Kota Pangkalpinang
Alamat Kantor : Jalan Soekarno Hatta Pangkalpinang
Telp. / Fax. : (0717) 422693 / (0717) 421324
Email : depatihamzah_rsud@yahoo.co.id
IG : @dephamrsud
Pelayanan : Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan
Rawat Jalan, Pelayanan Rawat Inap,
Pelayanan Penunjang, Pelayanan
Administrasi, dll.

b. Gambaran Umum RSUD Depati Hamzah


Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkalpinang
didirikan pada tahun 1981 dari dana APBN Departemen Kesehatan
RI dengan status kelas D. Pada tahun 1993, status rumah sakit
berubah menjadi rumah sakit kelas C berdasarkan surat Menteri
Kesehatan RI nomor 197/MENKES/SK/II/1993 tanggal 25 Februari
serta surat keputusan walikota madya KDH TK II pangkalpinang
NO. 069/SK/HUK/1993 tanggal 30 Juni 1993 dengan luas tanah
44.000 m²
Rumah sakit Umum Daerah Depati Hamzah terletak di Jalan
Soekarno Hatta, kota Pangkalpinang berdasarkan ijin dari Kepala
KPPT Kota Pangkalpinang Nomor 001/KEP-KES/KPPT/IV/2013.
RSUD Depati Hamzah kota Pangkalpinang di pimpin oleh
direktur yang diawali oleh kepemimpinan dr. Syahrizal (1981-1983),
dr. Amri Alamsyah (1982-1987), dr. Labaron ( 1987-1994), dr. Billy
s. (1995-1996), dr. Zaiful Karim (1997-2004), dr. Eddi pratista, MM
(2005-2009), dr. Andri nurtirto, MARS (2010-2011), dr. Ristum
Alamsyah, Sp.S (2011-2017) , dr. Syahrizal (2017-2019), dr.
Nugroho Muji Pamungkas (2019) dan saat ini rumah sakit dipimpin
oleh dr. Muhammad Fauzan (2019-sekarang)
Tahun 2010 berdasarkan keputusan walikota Pangkalpinang
nomor: 477/KEP/ORG/XII/2010 Rumah Sakit Umum Daerah Depati
Hamzah Pangkalpinang telah menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BULD) secara
penuh. Tahun 2012, Berdasarkan Nomor : KARS-SERT/ 344/
I/ 2012 Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Terakreditasi 5
Pelayanan (Pelayanan Administrasi dan Manajemen, Pelayanan
Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan,
Pelayanan Rekam Medis). Pada Tahun 2016 berdasarkan sertifikat
nomor KARS-SERT/565/XII/2016 Rumah Sakit Umum Daerah
Depati Hamzah kota Pangkalpinang telah memenuhi standar
akreditasi dengan predikat bintang 3 (tiga) Tingkat Madya. Tahun
2019 berdasarkan Sertifikat Nomor: KARS-SERT/1176/X1/2019.
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkalpinang telah
memenuhi Standar Akreditasi dengan bintang 4 (empat) Tingkat
Utama.
Jenis-jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah
Depati Hamzah kota Pangkalpinang meliputi: Pelayanan rawat
jalan yang terdiri dari Poli Umum, Poli Gigi, Poli Spesialis Penyakit
Dalam, Poli Spesialis Anak, Spesialis Kebidanan, Poli Spesialis
Bedah Umum, Poli Spesialis Ortopedi, Poli Spesialis Mata, Poli
Spesialis THT, Poli Spesialis Saraf, Poli Spesialis Paru, Poli
Spesialis Kulit Kelamin, Spesialis Ginjal Dan Hipertensi, Poli Tulip,
klinik geriatri, Fisioterapi Pelayanan Hemodialisa, dan IGD.
Pelayanan rawat inap meliputi penyakit dalam, kebidanan, anak,
bedah, ICU, NICU, Luka bakar, kamar operasi, kelas I, kelas II,
kelas III, dan Ruang Isolasi khusus pasien Covid-19. Pelayanan
penunjang (laboratorium, radiologi, gizi, rehabilitasi medik, rekam
jantung/EKG, Audiometri) dan pelayanan administrasi umum.
c. Struktur Organisasi dan Susunan Organisasi
1) Struktur Organisasi
Gambar 1.1 Struktur Organisasi RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang
a. Susunan Organisasi
1) Susunan Komite Medik
Ketua : dr. H. Ferdi Mahadian, Sp. Rad
Sekretaris : dr. Suryarini Trisa, Sp.PK
Sub Komite Kredensial
Ketua : dr. H. Adi Rosadi, Sp. P
Anggota : 1. dr. Hj. Sugiarti, Sp. An
2. dr. Alfred Seno Aji, Sp. PK
Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
Ketua : dr. Ratna Setiah Asih, Sp. A
Anggota : DR.dr. Hj. Komariatun, Sp.PD, KGH,
FINASI
Sub Komite Mutu Profesi
Ketua : dr. H. M. Brizain, Sp. OG
Anggota . : drg. RA Happy Rosdiana DP, Sp. BMM
1) Susunan Komite Keperawatan
Ketua : Fitri Sukmawati, S.Kep. Ns
Sekretaris : Ns.Erlina Suhariyanti, S.Kep
Sub Komite Kredensial : Ns. Dewi Marini, S.Kep
Sub Komite Mutu Profesi : Ferawati, S.Kep
Sub komite Etik Dan Disiplin : Ns. Igbal Ichsan, S.Kep

d. Ruang Rawat Inap Non Bedah


Unit kerja yang digunakan oleh penulis untuk
mengaktualisasikan pemecahan isu adalah di Ruang rawat inap
Non Bedah RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang. Ruang Non
Bedah secara khusus memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien dewasa dengan masalah non infeksius maupun
infeksius.Setiap kegiatannya selalu berpedoman pada visi dan misi
rumah sakit. Ruang Non Bedah saat ini dalam melakukan
pelayanan kesehatan terdiri dari ruangan non infeksius kelas 2 laki-
laki memiliki kapasitas 4 tempat tidur, kelas 3 laki-laki memiliki
kapasitas 4 tempat tidur, kelas 2 perempuan memiliki kapasitas 4
tempat tidur, kelas 3 perempuan memiliki kapasitas 8 tempat tidur.
Dan ruangan infeksius laki-laki memiliki kapasitas 2 tempat tidur,
ruangan infeksius perempuan memiliki kapasitas 2 tempat tidur dan
ruangan Isolasi MDR 1 tempat tidur. Terdapat total 22 Petugas
pada ruangan Non Bedah.

Tabel 1.1 Ketenagaan di Ruangan Non Bedah RSUD Depati


Hamzah Pangkalpinang

Status
No Nama Jabatan
Kepegawaian
1 Ns. Darma Kurnia, S.Kep PNS Karu
2 Yulliana, S.Kep.Ns, M. Kep PNS Katim
3 Kamaliza, AMK PNS Katim
4 Vidiana, AMK PNS Perawat pelaksana
5 Darlency Agustin, AMK NON PNS Perawat pelaksana
6 Endah Dwi Astuti, AMK PNS Perawat pelaksana
7 Ns. Harnoto Adi S, S.Kep NON PNS Perawat pelaksana
8 Ns. Kasina, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
9 Jonni, AMK PNS Perawat pelaksana
10 Lismi Susilaweni, AMK PNS Perawat pelaksana
11 Dewi Ariska, AMK NON PNS Perawat pelaksana
12 Ns. Mely Sakiyah, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
13 Endang Pujiastuti, AMK NON PNS Perawat pelaksana
14 Ns. Septiana, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
15 Ns. Esther Fanora, S.Kep PNS Perawat pelaksana
16 Erica Septiani, AMK NON PNS Perawat pelaksana
17 Devi Utami, AMK PNS Perawat pelaksana
18 Defi Agustia, AMK NON PNS Perawat pelaksana
19 Dwi Apri Kusuma N, AMK PNS Perawat pelaksana
20 Ns. Tri Aulia Novitasari, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
21 Ns. Anindiansari P, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
22 Parina, Amd NON PNS Admin

1.3.1 Tugas dan Jabatan Peserta Diklat


1. Tugas Aparatur Sipil Negara
Berdasarkan UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 11, tugas
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebagai berikut :
a) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Negara,
b) Memberikan pelayanan publikyang profesional dan
berkualitas, dan
c) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Kewajiban ASN adalah sebagai berikut:
a. Setia dan taat kepada Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI,
dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang,baik
didalam maupun diluar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
h. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah NKRI.

Selain mempunyai tugas dan kewajiban, ASN juga


memiliki kode etik berdasarkan UU ASN No 5 Tahun 2014
Pasal 5 yaitu:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
10)Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
11)Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN, dan melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai
ASN.

2. Jabatan Fungsional Perawat


Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
(Permenpan) Nomor 35 tahun 2019 Pasal 1 Ayat 10 dan ayat 11
menjelaskan bahwa Perawat adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan
keperawatan sesuai peraturaan perundang-undangan.
Kemudian Pasal 5 Ayat 1 Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor 35 tahun
2019 menjelaskan jabatan fungsional perawat merupakan jabatan
fungsional kategori keterampilan dan kategori keahlian. Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan)
Nomor 35 tahun 2019 pasal 5 ayat 3 Perawat Ahli Pertama adalah
Jabatan Fungsional perawat keahlian yang pelaksanaan tugasnya
meliputi asuhan keperawatan dan pengelolaan keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik
sehat maupun sakit.
a. Tugas Pokok dan Tugas Fungsional Perawat
Tugas pokok Perawat diatur dalam Pasal 6 Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) 35 Tahun
2019 adalah melakukan kegiatan pelayanan keperawatan yang
meliputi asuhan keperawatan dan pengelolaan keperawatan di
masyarakat dan di Rumah Sakit.
Tugas pokok perawat pelaksana diruangan sesuai dengan
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yaitu:
1. Melakukan pengkajian Keperawatan lanjutan pada individu
2. Melakukan pengkajian Keperawatan lanjutan pada keluarga
3. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
4. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah
keperawatan
5. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
(merumuskan, menetapkan tindakan)
6. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga
(merumuskan, menetapkan tindakan)
7. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
medikal bedah
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
anak
10. Melakukan Intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di
area maternitas
11. Melakukan perawatan luka
12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
13. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan
pada individu
14. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
15. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/kritikal
16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/ post operasi
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan apiritual pada kondisi
kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan
keperawatan
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19. Melakukan tindakan keperwatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
mobilisasi
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
22. Melakukan dan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan
pengaturan suhu tubuh
24. Melaksanakan manajemen surveilens HAIs sebagai upaya
pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada
pelayanan keperawatan
25. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan
penyakit menular
26. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar
pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan
infeksi
27. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
28. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama
dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan
kondisi pasien
29. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
30. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
31. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

1.4 Visi, Misi dan Nilai Organisasi


a. Visi
“Menjadi Rumah Sakit yang Nyaman dan Unggul dalam
Pelayanan”
b. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
terjangkau, profesional dan berorientasi pada pasien.
2) Mengembangkan pelayanan unggulan yang inovatif.
3) Menyelenggarakan kemitraan pelayanan dan pendidikan
kesehatan dengan stakeholders
4) Menyelenggarakan pelayanan yang berorientasi pada
lingkungan yang sehat.

c. Tujuan
Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Motto
“Ikak Sehat Kami Tersenyum”

d. Nilai Organisasi Kementerian Kesehatan antara lain:


1. Pro Rakyat: Mendahulukan kepentingan rakyat dan yang
terbaik untuk rakyat
2. Inklusif: Semua program kesehatan harus melibatkan semua
pihak
3. Responsif: Program kesehatan haruslah sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam
mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi
setempat, sosial budaya dan kondisi geografis
4. Efektif: Program kesehatan harus mencapai hasil yang
signifikan sesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat
efisien
5. Bersih: Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus
bebas dari KKN, transparan, dan akuntabel

Anda mungkin juga menyukai