Anda di halaman 1dari 124

RANCANGAN AKTUALISASI

Upaya Peningkatan Kepatuhan Perawat Klinik Dalam Penerapan


Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non
Bedah RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang

Disusun Oleh :
Ns. Kasina, S.Kep
NIP. 199301062020122001

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN IV KOTA PANGKALPINANG
BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Upaya Peningkatan Kepatuhan Perawat Klinik


Dalam Penerapan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang
Nama : Ns. Kasina, S.Kep
NIP : 199301062020122001
Pangkat/Golongan : Penata Muda/III/a
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Instansi : UPTD RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang

Telah disetujui sebagai salah satu syarat mengikuti Seminar Rancangan


Aktualisasi yang akan diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 12 Oktober
2021 bertempat di Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.

Pangkalpinang, 11 Oktober 2021

Mentor, Coach,

Iswanto, SKM Ir. Muljaningsih, M.T.


NIP. 19760321 199603 1 001 NIP. 19690626 199503 2 006

BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN

ii
Judul : Upaya Peningkatan Kepatuhan Perawat Klinik
Dalam Penerapan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang
Nama : Ns. Kasina, S.Kep
NIP : 199301062020122001
Pangkat/Golongan : Penata Muda/III/a
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Instansi : UPTD RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang

Telah dilaksanakan seminar Rancangan Aktualisasi pada hari Selasa


tanggal 12 Oktober 2021 bertempat di Badan Kepegawaian dan
Pengembangan SDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pangkalpinang, 12 Oktober 2021

Mentor, Peserta,

Iswanto, SKM Ns. Kasina, S.Kep


NIP. 19760321 199603 1 001 NIP. 19930106 202012 2 001

Coach, Penguji,

Ir. Muljaningsih, M.T. Dra. Susanti, M.AP.


NIP. 19690626 199503 2 006 NIP. 19650713 199203 2 002

KATA PENGANTAR

iii
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis
mampu menyelesaikan Penyusunan rancangan Aktualisasi
dengan judul “Upaya Peningkatan Kepatuhan Perawat Klinik
Dalam Penerapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang”.
Dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi ini, penulis
banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
sehingga rancangan ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Eko Budi Hartono, S.Sos, M.Si selaku Plt Kepala
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Kota Pangkapinang
2. Ibu Ir. Muljaningsih, M.T.. selaku Coach Pelaksana Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III Angkatan IV
3. Bapak Iswanto, SKM selaku Kepala Seksi Bidang Asuhan
Keperawatn dan Mentor yang telah mendukung selama
pelatihan dasar dan pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja
4. Seluruh Teman sejawat perawat ruangan rawat inap Non
Bedah dan Pegawai RSUD Depati Hamzah
5. Seluruh teman-teman Golongan III Angkatan IV
6. Orang tua dan adik-adik yang senantiasa memberi dukungan
dan motivasi kepada penulis.
Semoga aktualisasi ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin.
Pangkalpinang, 9 Oktober 2021

iv
Ns. Kasina,
S.KepDAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................ii
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN........................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat.........................................................................4
1.3 Gambaran Umum Organisasi..........................................................5
1.4 Visi, Misi, dan Nilai Organisasi......................................................10
BAB II NILAI-NILAI DASAR PNS DAN KEDUDUKAN PNS
DALAM NKRI
2.1 Nilai-Nilai Dasar PNS....................................................................12
2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI......................................25
2.3 Penerapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan...........................31
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu................................................................................51
3.2 Isu yang Diangkat dan Gagasan Pemecahan Isu.........................55
3.3 Kegiatan dan Tahapan Kegiatan...................................................60
3.4 Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar PNS....................63
3.5 Jadwal Rencana Kegiatan.............................................................90
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................93
4.2 Saran.............................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA............................................................................95
LAMPIRAN..........................................................................................97

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ketenagaan di Ruangan Non Bedah RSUD Depati


Hamzah Pangkalpinang........................................................10
Tabel 3.1 Identifikasi Isu........................................................................53
Tabel 3.2 Teknik Tapisan Isu APKL......................................................56
Tabel 3.3 Teknik Tapisan Isu USG........................................................58
Tabel 3.4 Kegiatan dan tahapan kegiatan.............................................61
Tabel 3.5 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi...................................90

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi RSUD Depati Hamzah.........................8


Gambar 2.1 Lima Tingkatan Akuntabilitas.............................................14
Gambar 2.2 Perspektif Whole of Government (WoG) dalam
Kebijakan Publik...............................................................28
Gambar Diagram 2.3 Hubungan antara proses keperawatan...............35
Gambar 3.1 Fishbone Diagram akar permasalah isu............................59

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir 1-Rancangan Aktualsasi.....................................96

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan kesehatan yang
terdiri atas berbagai macam profesi yang membentuk suatu ikatan
atau kesatuan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Salah
satunya perawat merupakan profesi yang memiliki peran penting
dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Pada era
sekarang setiap rumah sakit berlomba-lomba untuk meningkatkan
mutu yang lebih baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
perawat harus dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan standard yang ada yaitu dimulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi.
Asuhan keperawatan harus diterapkan sesuai dengan standard
yang ada, apabila salah satu asuhan keperawatan tidak dilaksanakan
dengan standard yang ada maka akan terjadinya kurangnya optimal
dalam pemberian asuhan keperawatan. Pendokumentasian
merupakan suatu kegiatan pencatatan atau pelaporan suatu kejadian
yang dilakukan dalam bentuk pemberian pelayanan yang dianggap
penting dan berharga. Pendokumentasian yang tidak dilakukan
dengan lengkap dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan
karena tidak dapat diidentifikasinya sejauh mana tingkat keberhasilan
asuhan keperawatan yang telah diberikan.
Dokumentasi asuhan keperawatan harus objektif, akurat, dan
komprehensif dalam mencerminkan status kesehatan klien.
Banyaknya informasi akurat, objektif, dan komprehensif yang
didokumentasikan oleh seorang perawat, dari aspek hukum di
harapkan akan dapat melindungi perawat bila ada gugatan hukum
Dokumentasi harus dilakukan secepat mungkin setelah selesai
melakukan kegiatan keperawatan untuk menghindari kesalahan dalam
pendokumentasian. Berguna bagi rumah sakit dalam meningkatkan

1
standar akreditasi, sebagai alat komunikasi antar profesi, indikator
pelayanan mutu, bukti tanggung jawab, dan tanggung gugat perawat,
sumber data dan sebagai sarana penelitian. Keberadaan dokumentasi
baik berbentuk catatan maupun laporan akan sangat membantu
komunikasi antara sesama perawat maupun disiplin dalam rencana
pengobatan.
Dokumentasi keperawatan merupakan hal sangat penting
dalam rangkaian asuhan keperawatan namun perkembangan ilmu
keperawatan di Indonesia belum menunjukkan arah signifikan
terhadap perlunya pedoman sistem dokumentasi yang benar-benar
aplikatif disemua jenjang pelayanan dan pada kenyataannya masih
banyak perawat yang kurang mengetahui dokumentasi keperawatan
yang baik dan benar. Kesenjangan antara idealisme ilmu keperawatan
dibangku pendidikan dengan kenyataan di lapangan masih menjadi
kendala terhadap lajunya profesionalisme keperawatan.
Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang
belum melakukan pelayanan sesuai pendokumentasian asuhan
keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai
pendokumentasian yang lengkap. Dokumentasi umumnya kurang
disukai oleh perawat karena dianggap terlalu rumit, beragam, dan
menyita waktu, namun dokumentasi keperawatan yang tidak
dilakukan dengan tepat, lengkap dan akurat dapat menurunkan mutu
pelayanan keperawatan karena tidak dapat mengidentifikasi sejauh
mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan
asuhan keperawatan yang tidak lengkap mengakibatkan mutu Rumah
Sakit akan menurun. Dokumentasi keperawatan dalam beberapa
rumah sakit juga ditemukan kemampuan perawat
mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan rata-rata kurang dari
60%. Pelaksanaan dokumentasi keperawatan selama ini di Indonesia
masih belum sesuai dengan standar, sehingga sering muncul masalah
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Masalah itu adalah tidak

2
lengkapnya dokumentasi asuhankeperawatan yang dilakukan baik di
rumah sakit maupun pelayanan keperawatan yang lainnya.
Menurut Widyantoro (2011), permasalahannya adalah rumitnya
sistem pendokumentasian asuhan keperawatan, penggunaan
dokumentasi yang masih manual, dan pemahamam perawat yang
masih rendah tentang pentingnya dokumentasi.Untuk itu perlu adanya
inovasi baru untuk mempersempit kesenjangan yang ada melalui
kajian dan penelitian terhadap sistem dokumentasi keperawatan yang
benar-benar dapat diterapkan tanpa meninggalkan kaidah keilmuan
yang ada.
Berdasarkan data yang didapat dari Monitoring dan evaluasi
oleh bidang keperawatan RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang
tahun 2020 didapatkan nilai presentasi kelengkapan asuhan
keperawatan untuk Instalasi gawat darurat 95% (rata-rata igd dan igd
kebidanan), Rawat jalan 93% (rata-rata ruang Hemodealisa/cuci darah
dan ruang OKA/operasi), dan Rawat Inap 82% (rata-rata dari ruangan
Non bedah, akasia, kebidanan, anak, picu nicu, icu dan isolasi covid).
Tetapi setelah dilakukakan monitoring lebih lanjut oleh bidang
keperawatan dari pendokumentasian asuhan keperawatan di rekam
medis Rumah Sakit Umum Depati Hamzah tersebut masih banyak
asuhan keperawatan yang didapatkan ketidaklengkapan data
diantaranya lembar pengkajian ulang rata-rata masih belum terisi,
bagian diagnosa keperawatan sebagian besar terisi tetapi perumusan
diagnosanya masih belum sesuai dengan data pengkajian. Pada
bagian intervesi atau perencanaan tindakan keperawatan sebagian
besar sudah terisi penuh tindakan mengacu pada tujuan dan kalimat
perintah. Bagian implementasi atau pelaksanaan tindakan
keperawatan sering kali perawat tidak menuliskan nama terang, tidak
menyertakan waktu pada saat melakukan tindakan keperawatan,
sedangkan pada bagian evaluasi didapatkan data atau tulisan perawat
yang tidak jelas atau sulit dibaca, juga masih ada perawat yang tidak
mencantumkan tanda tangan dan nama terang, serta hasil evaluasi

3
yang tidak dicatat. Bagian formulir resume pulang pasien masih belum
terisi.
Berdasarkan Hasil pendokumentasian asuhan keperawatan
tersebut belum sesuai dengan standar dokumentasi keperawatan
yang telah di tentukan oleh Departemen Kesehatan. Sehingga penulis
tertarik untuk mengangkat isu tersebut untuk kemudian dilakukan
pemecahan masalah.

1.2 Tujuan dan Manfaat


a) Tujuan
Tujuan dari kegiatan aktualisasi ini adalah:
1) Mampu memahami, menginternalisasi dan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi (ANEKA) dan mengetahui kedudukan dan peran
profesi ASN dalan NKRI (manajemen ASN, whole of
government, pelayanan publik) dalam melaksanakan tugas
sebagai Perawat Ahli Pertama khususnya di Ruang Rawat
Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.
2) Memberikan inovasi dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan di RSUD melalui peningkatan penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non
Bedah RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.
3) Memberikan penyegaran kembali mengenai penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan bagi perawat.

b) Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan aktualisasi ini adalah:
1) Mampu mewujudkan akuntabilitas dalam bekerja di Ruang
Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang

4
2) Mampu menunjukkan sikap nasionalisme dalam menjalankan
tugas di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Kota Pangkalpinang
3) Mampu menjunjung tinggi etika publik dalam pelaksanaan
tugas di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Kota Pangkalpinang
4) Mampu memberikan peningkatkan komitmen mutu terhadap
pelayanan yang diberikan di Ruang Rawat Inap Non Bedah
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang
5) Mampu untuk tidak korupsi di lingkungan RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang

1.3 Gambaran Umum Organisasi


PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

1. Profil Organisasi
a. Profil RSUD Depati Hamzah
Nama Rumah Sakit : RS Umum Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang
Tipe Rumah Sakit :C
Tahun Berdiri : 1981 
Jumlah TT Rawat Inap : 127 TT
Jumlah Karyawan : 530 Orang

5
Pemilik : Pemerintah Kota Pangkalpinang
Alamat Kantor : Jalan Soekarno Hatta Pangkalpinang
Telp. / Fax. : (0717) 422693 / (0717) 421324
Email : depatihamzah_rsud@yahoo.co.id
IG : @dephamrsud
Pelayanan : Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan
Rawat Jalan, Pelayanan Rawat Inap,
Pelayanan Penunjang, Pelayanan
Administrasi, dll.

b. Gambaran Umum RSUD Depati Hamzah


Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah
Pangkalpinang didirikan pada tahun 1981 dari dana APBN
Departemen Kesehatan RI dengan status kelas D. Pada tahun
1993, status rumah sakit berubah menjadi rumah sakit kelas C
berdasarkan surat Menteri Kesehatan RI nomor
197/MENKES/SK/II/1993 tanggal 25 Februari serta surat
keputusan walikota madya KDH TK II pangkalpinang NO.
069/SK/HUK/1993 tanggal 30 Juni 1993 dengan luas tanah
44.000 m².
Rumah sakit Umum Daerah Depati Hamzah terletak di
Jalan Soekarno Hatta, kota Pangkalpinang berdasarkan ijin dari
Kepala KPPT Kota Pangkalpinang Nomor
001/KEP-KES/KPPT/IV/2013.
RSUD Depati Hamzah kota Pangkalpinang di pimpin oleh
direktur yang diawali oleh kepemimpinan dr. Syahrizal (1981-
1983), dr. Amri Alamsyah (1982-1987), dr. Labaron ( 1987-
1994), dr. Billy s. (1995-1996), dr. Zaiful Karim (1997-2004), dr.
Eddi pratista, MM (2005-2009), dr. Andri nurtirto, MARS (2010-
2011), dr. Ristum Alamsyah, Sp.S (2011-2017), dr. Syahrizal
(2017-2019), dr. Nugroho Muji Pamungkas (2019) dan saat ini

6
rumah sakit dipimpin oleh dr. Muhammad Fauzan (2019-
sekarang).
Tahun 2010 berdasarkan keputusan walikota
Pangkalpinang nomor: 477/KEP/ORG/XII/2010 Rumah Sakit
Umum Daerah Depati Hamzah Pangkalpinang telah
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BULD) secara penuh. Tahun 2012,
Berdasarkan Nomor: KARS-SERT/ 344/ I/ 2012 Rumah Sakit
Umum Daerah Depati Hamzah Terakreditasi 5 Pelayanan
(Pelayanan Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan
Rekam Medis). Pada Tahun 2016 berdasarkan sertifikat nomor
KARS-SERT/565/XII/2016 Rumah Sakit Umum Daerah Depati
Hamzah kota Pangkalpinang telah memenuhi standar akreditasi
dengan predikat bintang 3 (tiga) Tingkat Madya. Tahun 2019
berdasarkan Sertifikat Nomor: KARS-SERT/1176/X1/2019.
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkalpinang
telah memenuhi Standar Akreditasi dengan bintang 4 (empat)
Tingkat Utama.
Jenis-jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Depati Hamzah kota Pangkalpinang meliputi: Pelayanan
rawat jalan yang terdiri dari Poli Umum, Poli Gigi, Poli Spesialis
Penyakit Dalam, Poli Spesialis Anak, Spesialis Kebidanan, Poli
Spesialis Bedah Umum, Poli Spesialis Ortopedi, Poli Spesialis
Mata, Poli Spesialis THT, Poli Spesialis Saraf, Poli Spesialis
Paru, Poli Spesialis Kulit Kelamin, Spesialis Ginjal Dan
Hipertensi, Poli Tulip, klinik geriatri, Fisioterapi Pelayanan
Hemodialisa, dan IGD. Pelayanan rawat inap meliputi penyakit
dalam, kebidanan, anak, bedah, ICU, NICU, Luka bakar, kamar
operasi, kelas I, kelas II, kelas III, dan Ruang Isolasi khusus
pasien Covid-19. Pelayanan penunjang (laboratorium, radiologi,

7
gizi, rehabilitasi medik, rekam jantung/EKG, Audiometri) dan
pelayanan administrasi umum.

c. Struktur Organisasi dan Susunan Organisasi


1) Struktur Organisasi

Gambar 1.1 Struktur Organisasi RSUD Depati Hamzah Kota


Pangkalpinang

a. Susunan Organisasi
1) Susunan Komite Medik
Ketua : dr. H. Ferdi Mahadian, Sp. Rad
Sekretaris : dr. Suryarini Trisa, Sp.PK
Sub Komite Kredensial
Ketua : dr. H. Adi Rosadi, Sp. P
Anggota : 1. dr. Hj. Sugiarti, Sp. An
2. dr. Alfred Seno Aji, Sp. PK

8
Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
Ketua : dr. Ratna Setiah Asih, Sp. A
Anggota : DR.dr. Hj. Komariatun, Sp.PD, KGH,
FINASI
Sub Komite Mutu Profesi
Ketua : dr. H. M. Brizain, Sp. OG
Anggota . : drg. RA Happy Rosdiana DP, Sp. BMM
1) Susunan Komite Keperawatan
Ketua : Fitri Sukmawati, S.Kep. Ns
Sekretaris : Ns.Erlina Suhariyanti, S.Kep
Sub Komite Kredensial : Ns. Dewi Marini, S.Kep
Sub Komite Mutu Profesi : Ferawati, S.Kep
Sub komite Etik Dan Disiplin : Ns. Igbal Ichsan, S.Kep

d. Ruang Rawat Inap Non Bedah


Unit kerja yang digunakan oleh penulis untuk
mengaktualisasikan pemecahan isu adalah di Ruang rawat inap
Non Bedah RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang. Ruang Non
Bedah secara khusus memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien dewasa dengan masalah non infeksius maupun
infeksius.Setiap kegiatannya selalu berpedoman pada visi dan
misi rumah sakit. Ruang Non Bedah saat ini dalam melakukan
pelayanan kesehatan terdiri dari ruangan non infeksius kelas 2
laki-laki memiliki kapasitas 4 tempat tidur, kelas 3 laki-laki
memiliki kapasitas 4 tempat tidur, kelas 2 perempuan memiliki
kapasitas 4 tempat tidur, kelas 3 perempuan memiliki kapasitas
8 tempat tidur. Dan ruangan infeksius laki-laki memiliki
kapasitas 2 tempat tidur, ruangan infeksius perempuan memiliki
kapasitas 2 tempat tidur dan ruangan Isolasi MDR 1 tempat
tidur. Terdapat total 22 Petugas pada ruangan Non Bedah.

9
Tabel 1.1 Ketenagaan di Ruangan Non Bedah RSUD Depati
Hamzah Pangkalpinang
Status
No Nama Jabatan
Kepegawaian
1 Ns. Darma Kurnia, S.Kep PNS Karu
2 Yulliana, S.Kep.Ns, M. Kep PNS Katim
3 Kamaliza, AMK PNS Katim
4 Vidiana, AMK PNS Perawat pelaksana
5 Jonni, AMK PNS Perawat pelaksana
6 Linuriza, AMK PNS Perawat pelaksana
7 Ns. Al Firdiansyah, S.Kep PNS Perawat pelaksana
8 Ns. Esther Fanora, S.Kep PNS Perawat pelaksana
9 Ns. Anindiansari P, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
10 Ns. Tri Aulia Novitasari, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
11 Ns. Kasina, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
12 Ns. Mely Sakiyah, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
13 Ns. Septiana, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
14 Defi Agustia, AMK NON PNS Perawat pelaksana
15 Darlency Agustin, AMK NON PNS Perawat pelaksana
16 Heri Pasilah, AMK PNS Perawat pelaksana
17 Dwi Apri Kusuma N, AMK PNS Perawat pelaksana
18 Endah Dwi Astuti, AMK PNS Perawat pelaksana
19 Endang Pujiastuti, AMK NON PNS Perawat pelaksana
20 Sulistiani, AMK NON PNS Perawat pelaksana
21 Cut Isni Tholhah, AMK PNS Perawat pelaksana
22 Puspita Susanti, AMK PNS Perawat Pelaksana
23 Parina, Amd NON PNS Admin

1.4 Visi, Misi dan Nilai Organisasi


a. Visi
“Menjadi Rumah Sakit yang Nyaman dan Unggul dalam
Pelayanan”
b. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau,
profesional dan berorientasi pada pasien.

10
2) Mengembangkan pelayanan unggulan yang inovatif.
3) Menyelenggarakan kemitraan pelayanan dan pendidikan
kesehatan dengan stakeholders
4) Menyelenggarakan pelayanan yang berorientasi pada
lingkungan yang sehat.
c. Tujuan
Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Motto
“Ikak Sehat Kami Tersenyum”
d. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi di RSUD merujuk kepeda nilai-nilai organisasi
dari Kementerian Kesehatan antara lain:
1. Pro Rakyat: Mendahulukan kepentingan rakyat dan yang
terbaik untuk rakyat
2. Inklusif: Semua program kesehatan harus melibatkan semua
pihak
3. Responsif: Program kesehatan haruslah sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam
mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat,
sosial budaya dan kondisi geografis
4. Efektif: Program kesehatan harus mencapai hasil yang
signifikan sesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat
efisien
5. Bersih: Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus
bebas dari KKN, transparan, dan akuntabel

11
BAB II
NILAI-NILAI DASAR PNS DAN KEDUDUKAN
PERAN PNS DALAM NKRI

2.1 Nilai – nilai Dasar PNS


Nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh PNS yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Nilai dasar
tersebut dikenal dengan ANEKA. Nilai-nilai dasar adalah hal yang
seharusnya melekat di dalam jiwa seorang PNS. Sebagai PNS yang
profesional, kita dituntut untuk mampu mengimplementasikan nilai-nilai
dasar profesi PNS dengan baik.
Tabel 2.1 Nilai-Nilai Dasar PNS
No Nilai Dasar PNS Nilai-Nilai Dasar/Indikator
1. Akuntabilitas  Kepemimpinan
 Transparansi
 Integritas
 Tanggungjawab
 Keadilan
 Kepercayaan
 Keseimbangan
 Kejelasan
 Konsisten
2. Nasionalisme  Pengamalan Sila Ke-1
 Pengamalan Sila Ke-2
 Pengamalan Sila Ke-3
 Pengamalan Sila Ke-4
 Pengamalan Sila Ke-5
3. Etika Publik  Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi
Negara Pancasila
 Setia dan mempertahankan UUD 1945
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
memihak

12
 Mengabdi kepada rakyat dan negara
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip
keadilan
 Menciptakan lingkungan kerja yang non-
diskriminatif
 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
luhur
 Mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik
 Memiliki kemampuan dalam melakanakan
kebijakan program pemerintah
 Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun
 Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
 Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama
 Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai
 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
 Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan
yang demokratis sebagai perangkat sistem karir
4. Komitmen Mutu  Efektif
 Efisien
 Kreatif Inovatif
 Komitmen
 Orientasi Mutu
5. Anti Korupsi  Kejujuran
 Keberanian
 Kedisiplinan
 Kerja Keras
 Keadilan
 Kesederhanaan
 Kemandirian

13
 Tanggungjawab
 Kepedulian

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-
nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan
sektor, kelompok, dan pribadi.
b Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Berdasarkan LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki tingkatan
hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai
berikut:
a Akuntabilitas personal
b Akuntabilitas individu
c Akuntabilitas kelompok
d Akuntabilitas organisasi
e Akuntabilitas stakeholder

Gambar 2.1 Lima Tingkatan Akuntabilitas

14
Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan yaitu:
a Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimanapimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi.
c Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di
sengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungankerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
h Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.

15
i Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (nation) dengan
mewujudkan satu identitas sebagai ikatan bersama dalam satu
kelompok. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan Warga Negara Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dengan adanya nilai-nilai
Pancasila diharapkan setiap ASN memiliki rasa nasionalisme yang
kuat dan lebih memikirkan kepentingan publik. bangsa dan negara
dibanding kepentingan pribadi dalam menjalankan tugasnya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan
bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering
disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme
merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Secara politis
nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilainilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu:
a Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai
negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat.

16
Pancasila justru mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari
kehidupan masyarakat dan berpolitik.
Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai
ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang
terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan
dan persaudaraan.Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai
ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter
dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki
kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan
alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran masyarakat.
b Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam
berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-
nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara
menjalankanfungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
c Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia
dalam keragaman dan terbagi dalam golongan-golongan.
Keberadaan bangsa Indonesia terjadi karena memiliki satu nyawa,
satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang
menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan persatuan
karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah
geopolitik nyata.
Selain kehendak hidup bersama, keberasaan bangsa
Indonesia juga didukung oleh semangat gotong royong. Dengan
kegotong royongan itulah, Indonesia harus mampu melindungi
segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, bukan membela

17
atau mendiamkan suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu
dari teritorial Indonesia.
Tujuan nasionalisme yang mau didasari dari semangat
gotong royong yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
kemajemukan dan keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama
yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandang
sebagai hal negatif dan menjadi ancaman yang bisa saling
menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi secara positif
sebagai limpahan karunia yang bisa saling memperkaya khazanah
budaya dan pengetahuan melalui proses penyerbukan budaya. Ke
luar berarti memuliakan kemanusiaan universal, dengan
menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar
umat manusia.
d Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi.
1) Fungsi pertama, badan permusyawaratan/perwakilan bisa
menjadi ajang memperjuangkan asprasi beragam
golongan yang ada di masyarakat. 
2) Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa
menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu
golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan
landasan kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan
diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa
kebaikan semua pihak.
e Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para
pendiri bangsa menyatakan bahwa Negara merupakan
organisasi masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan

18
keadilan. Keadilan sosial juga merupakan perwujudan
imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945.
Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial,
antara lain: 
1) Perwujudan relasi yang adil di semua tingkat
sistem kemasyarakatan.
2) Pengembangan struktur yang menyediakan
kesetaraan kesempatan.
3) Proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan
sumber daya yang diperlukan.
4) Dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan
keputusan bagi semua orang.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN), ASN berfungsi sebagai:
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat dan Pemersatu Bangsa
Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan
integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam
menjadi pelayan publik yang profesional. ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik harus menerapkan prinsip
mengutamakan kepentingan publik, mengutamakan
pelayanan, dan memiliki integritas tinggi.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala
bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur
pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang
perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelayan publik

19
seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan
pelayanan yang prima.
ASN sebagai pemersatu bangsa memiliki makna bahwa
dalam menjalankan tugas-tugasnya senantiasa
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan
bangsa. Hal tersebut dicerminkan dalam perilaku yang netral
dan adil khususnya dalam event politik lima tahunan,
mengayomi kelompok minoritas, dan menjadi figur teladan di
masyarakat.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nila-nilai yang dianut.
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas
baik atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam
kaitannya denganpelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawabpelayanan publik. Integritas publik
menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen
moral denganmempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik.

20
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-
hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik
profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik (LAN, 2015:6). Integritas publik menuntut para
pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan,
dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan
publik (Haryatmoko dalam LAN, 2015:7).
Nilai-nilai dasar etika publik antara lain:
a Memegang teguh nilai-nilai ideologi Pancasila
b Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
c Profesional
d Tidak berpihak
e Mernbuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
f Non diskriminatif
g Beretika luhur
h Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
i Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap. cepat. tepat dan
akurat
j Berdaya guna dan berhasil guna
k Santun dalam berkornunikasi, berkonsultasi dan bekerja sama
l Transparan
m Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

21
n Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
o Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu
antara lain :
a Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan
target.
b Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan.
c Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung
kebaruan.
d Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi
individu terhadap produk atau jasa.

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya
terjadi dalam kurun waktuyang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang. (Widita, 2015).
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu:
a Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran

22
mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta
tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain,
sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat
curang.
b Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia
malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu sesama.
c Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain.
Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang mengoptimalkan
daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan
kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara yang mudah.

23
e Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala
tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
f Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya
untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan
keringat.
g Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebihlebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup
dalamgelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejarharta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
h Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak
akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani
menyatakanpenyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri

24
sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-
teman sejawatnyamelakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman
kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
i Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan
menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorangpimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya.

2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan
mereka memahami manajemen ASN, Whole Of Government (WOG),
serta Pelayanan Publik.
a Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memilikinilai dasar, etika profesi,
beba dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN:
1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang

25
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang
memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian,
pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.
Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya
di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karir
tertinggi. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar
negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan kesatuan.

Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN


berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuanperaturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus

26
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik.
2) Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik
dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara
danpemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU
ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan.

b Whole of Government (WoG)


1) Pengertian WoG
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di
lapangan maka WoG didefinisikan sebagai “suatu model
pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi
karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara
lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan
perilaku.

27
Sesuai dengan karakteristik wickedproblems, maka model
pendekatan WoG mempunyai perspektif tertentu sebagaimana
yang diilustrasikan pada Gambar

Gambar 2.2 Perspektif Whole of Government (WoG) dalam


Kebijakan Publik

2) Penerapan WoG dalam pelayanan terintegrasi


Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik.
Jenis pelayanan publik yang dikenail dapat didekati oleh
pendekatan WoG sebagai berikut: Pelayanan yang bersifat
administratif, yaitu pelayanan publik yang menghasilkan berbagai
produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat.
Dokumen yang dihasilkan bisa meliputi KTP, status
kewarganegaraan, status usaha, surat kepemilikan, atau
penguasaan atas barang, termasuk dokumen-dokumen resmi
seperti SIUP, izin trayek, izin usaha, akta, sertifikat yanah dan
lain-lain; Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti

28
pendidikan, kesehatan, ketenagkerjaan, perhubungan dan lain-
lain; Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan,
jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan
lain-lain; Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan
hukuman dan peraturan perundangundangan, maupun kebijakan
publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.
3) Nilai-nilai dasar WoG
a) Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif
dan efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan
kelembagaan.
b) Kolaborasi
Kolaborasi merupakan bentuk kerjasama, interaksi,
kompromi beberapa elemen terkait baik individu, lembaga
atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung.
c) Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar
lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh.
d) Sinkronisasi
Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data
yang berasal dari berbagai sumber, dengan menyingkronkan
seluruh sumber tersebut.
e) Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik
terkait data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan
waktu, tenaga dan biaya.

29
c Pelayanan Publik
1) Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Nilai-Nilai Dasar Pelayanan Publik
a) Partisipatif
Keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi jalannya
pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah.
b) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
diambil oleh pemerintah dalam melaksanakan pelayanan
publik.
c) Responsif
Adanya tanggapan yang diberikan oleh pemerintah selaku
pelayan publik untuk mendenga dan memenuhi tuntutan
kebutuhan para masyarakat.
d) Tidak Diskriminatif
Pelayanan yang adil terhadap setiap individu, tanpa
membeda-bedakan antara indovidu satu dengan lainya.
e) Mudah dan Murah
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai,
mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informatika.
f) Efektif dan Efisien
Penyelenggara pelayanan publik mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan

30
tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga
kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g) Aksesible
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh seluruh elemen masyarakat yang
membutuhkan, baik dalam arti fisik maupun non fisik.
h) Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus
dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka kepada
masyarakat.
i) Berkeadilan
Sikap yang tidak memihak yang dilakukan oleh para
penyelenggara pelayanan publik kepada masyarakat.

2.3 Penerapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan


1. Keperawatan
a Definisi, Peran, dan Fungsi perawat
Berdasarkan UU kesehatan No. 23 tahun 1992 perawat adalah
mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang
diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Perawatan dalam
memberikan pelayanan kepada klien atau pun dalam melakukan
praktek keperawatan diharapkan memiliki pemahamana yang sama
terhadap hakikat keperawatan sebagaiprofesi, praktek keperawatan
professional, serta peran dan fungsi perawat professional
(Hutahean, 2010). Dalam menjalankan tugasnya, seorang perawat
memiliki peran yang terdiri dalam delapan elemen antara lain
(Doheny dalam Hutahean, 2010) :
1) Care giver (Pemberi Asuhan Keperawatan)

31
Yaitu perawat sebagai pelaku atau pemberi asuhan
keperawatan yang dapat memberikan pelayanan keperawatan
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada klien
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan
evaluasi keperawatan.
2) Client advocate (Pembela klien)
Yaitu perawat sebagai pembela atau penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan
klien, membela hak ataupun kepentingan klien dan membantu
klien untuk memahami semua informasi dan upaya kesehatan
yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan
professional atau tradisional.
3) Counsellor (konselor)
Peran perawat sebagai konselor adalah mengidentifikasi
perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat-sakitnya
dan memberikan bimbingan kepada klien, keluarga atau
masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai dengan prioritas
masalah yang dialaminya.
4) Educator (Pendidik)
Dalam hal ini perawat membantu klien meningkatkan
kesehatannya melalui pemberian pengetahuan terkait dengan
keperawatan dan tindakan medik yang diterima klien.
5) Collabolator (Kolaborasi)
Peran perawat sebagai kolabolator yaitu perawat bekerja sama
dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya dalam
menentukkan rencana atau pelaksanaan asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan klien
terhadap kesehatannya.

32
6) Coordinator (Koordinator)
Dalam hal ini perawat dalam memberikan perawatan kepada
klien dapat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi
yang ada, baik materi maupun kemampuan klien secara
terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan
maupun tumpang tindih.
7) Change Agen (Pembaharu)
Peran perawat sebagai pembaharu adalah perawat
mengadakan inovasi atau pembaharuan kepada klien terhadap
cara berpikir, bersikap, dan bertingkah laku untuk meningkatkan
keterampilan klien dan keluarga untuk mencapai hidup sehat.
8) Consultan (konsultan)
Yaitu perawat sebagai pusat atau sumber informasi yang
berkaitan dengan kondisi klien.

Untuk melaksanakan perannya, perawat mempunyai fungsi


sebagai berikut ((Hutahean, 2010) :
1) Fungsi Keperawatan mandiri (independen)
Dalam hal ini fungsi perawat dilaksanakan secara mandiri,
dimana aktivitas keperawatan yang dilakukan berdasarkan
inisiatif perawat itu sendiri dengan dasar pengetahuan dan
keterampilan yang sudah dimiliki.
2) Fungsi Keperawatan Ketergantungan (dependen)
Dalam hal ini aktivitas perawat dilakukan berdasarkan intruksi
dokter atau dibawah pengawasan dokter.
3) Fingsi Keperawatan kolaboratif (interdependen)
Dalam hal ini aktivitas perawat dilakukan atas kerjasama
dengan pihak lain atau tim kesehatan lain.

33
b. Proses Keperawatan
1) Definisi Proses Keperawatan
Proses Keperawatan adalah suatu metode yang sistematis
untuk mengkaji respons manusia terhadap masalah-masalah
kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Masalah-masalah
kesehatan dapat berhubungan dengan pasien, keluarga, orang
terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan
mendokumentasikan konstribusi perawat dalam mengurangi
atau mengatasi masalah-masalah pasien(Allen, 1998).
Definisi proses keperawatan secara umum dapat dilihat dalam
tiga dimensi, yaitu tujuan, organisasi, dan property/karakteristik.
a) Tujuan
Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk
menyusun kerangka konsep berdasarkan keadaan individu,
keluarga, dan masyarakat agar kebutuhan mereka
terpenuhi (Nursalam, 2011).
b) Organisasi
Proses keperawatan merupakan organisasi yang mengelola
proses secara sistematik dalam memberikan asuhan
keperawatan yang dikelompokkan pada lima tahap proses
keperawatan yaitu pengkajian, diagnose, rencana, tindakan,
dan evaluasi keperawatan (Hurahean, 2010).
c) Properti/Karakteristik
Proses keperawatan mempunyai enam karakteristik, yaitu
tujuan, sistematis, dinamik, interaktif, fleksibel, dan teoritis.

2) Tahap-Tahap Proses Keperawatan


Ada lima tahapan dalam proses keperawatan, yaitu pengkajian,
diagnose keperawatan, rencana keperawatan, implementasi

34
keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Masing-masing dari
tahapan tersebut saling berhubungan. Hubungan antara tahap
proses keperawatan tersebut digambarkan dalam diagram
berikut :

Pasien Masuk Pengkajian

Diagnosa

Pasien Sembuh
Perencanaan
Evaluasi

Implementasi

Diagram 2.3 Hubungan antara proses keperawatan

Masing-masing tahapan trsebut akan dijelaskan sebagai berikut :


a) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahapan awal proses keperawatan yang
merupakan pemikiran dasar dari seluruh proses
keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan
informasi atau data mengenai klien untuk mengidentifikasikan
status kesehatan klien atau mengenali masalah yang dialami
klien, kebutuhan kesehatan, dan keperawatan yang
dibutuhkan.

35
b) Diagnosa Keperawatan
Menurut North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA) yang dikutip oleh Nursalam (2011), diagnose
keperawatan adalah keputusan klinik mengenai respon
individu (klien dan masyarakat) tentang masalah kesehatan
actual atau potensial meliputi tanda dan gejala yang dialami
oleh klien. Diagnosa keperawatan merupakan dasar dalam
penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan.
c) Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan tahapan dimana
perawat menetapkan tujuan keperawatan, penetapan kriteria
hasil, penetapan rencana tindakan yang akan diberikan
kepada klien untuk memecahkan masalah yang dialami klien
serta rasional dari masing-masing rencana tindakan yang
akan diberikan klien (Hutahean, 2010).
d) Implementasi Keperawatan
Tahap implementasi merupakan tahapan pelaksanaan dari
rencana tindakan keperawtan yang bertujuan membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulhan
kesehatan, dan memfasilitasi koping.
e) Evaluasi Keperawatan
Yaitu tahapan terakhir dalam proses keperawatan yang
merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai. Evaluasi ini dilakukan dengan melihat
respon klien sehingga perawat dapat mengambil keputusan
sebagai berikut (Nursalam, 2011) :

36
1) Mengakhiri rencana asuhan kepeawatan (Jika klien telah
mencapai tujuan yang ditetapkan).
2) Memodifikasi rencana asuhan keperawatan (jika klien
mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan).
3) Meneruskan rencana asuhan keperawatan (jika klien
memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai
tujuan).
Pasien keluar dari siklus jika kriteria hasil telah dicapai.
Pasien memasuki kembali siklusi jika kriteria hasil belum
tercapai. Perawat kemudian mengkaji kembali pasien dan
merencanakan untuk menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian kriteria hasil (Allen, 1998).

2. Dokumentasi Asuhan Keperawatan


a Definisi Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumen merupakan suatu catatan yang asli yang dapat dijadikan
bukti hukum jika suatu saat ditemukan adanya masalah yang
berhubungan dengan kejadian yang terdapat dalam catatan
tersebut. Sedangkan pendokumentasian adalah kegiatan mencatat
atau merekam peristiwa dan objek yang dianggap penting dan
berharga. Menurut fisbach (1991) dalam dinarti et al. (2009)
dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data
lengkap, nyata dan tercatat, bukan hanya tentang tingkat kesakitan
dari pasien, tetapi juga jenis, tipe, kualitas, dan kuantitas pelayanan
kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien.
Sedangkan dokumentasi asuhan keperawatan itu sendiri
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan perawat yang berguna
untuk kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang

37
akurat dan lengkap secara tertulis (Dinarti et al. 2009). Dalam hal ini
yang bertanggung jawab dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan adalah perawat itu sendiri. Hal tersebut penting dan
harus ada sebagai bukti profesionalitas seorang perawat.
Dokumentasi asuhan dakam pelayanan keperawatan adalah bagian
dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat setelah memberi
asuhan kepada pasien. Dokumentasi merupakan suatu informasi
lengkap meliputi status kesehata pasien, kebutuhan pasien,
kegiatan asuhan keperawatan (Pengkajian-evaluasi) serta respon
oasien terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian
dokumentasi keperawatan mempunyai porsi yang besar dari catatan
klinis pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi
yang terjadi selama asuhan dilaksanakan.

b Tujuan dokumentasi
Dokumentasi keperawatan merupakan dokumen rahasia yang
mencatat semua pelayanan keperawatan klien sehingga dapat
diartikan sebagai dokumen bisnis dan hukum yang mempunyai
manfaat dan kegunaan. Berikut merupakan tjuan utama dari
dokumentasi keperawatan (Nursalam, 2011) :
1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka
mendokumentasikan kebutuhan klien, merencanakan,
melaksanakan asuhan keperawatan dan mengevaluasi
intervensi.
2) Dokumetasi unyuk penelitian, keuangan, hukum, dan etika. Hal
ini juga menyediakan :
a) Bukti kualitas asuhan keperawatan
b) Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban
kepada klien
c) Informasi sebagai pelindung individu perawat

38
d) Bukti aplikasi standar prsktik keperawatan
e) Sumber informasi statistik untuk standarisasi riset
keperawatan
f) Pengurangan biaya informasi
g) Sumber informasi untuk data yang harus dimaskkan
h) Komunikasi konsep risiko asuhan keperawatan
i) Informasi untuk peserta didik keperawatan
j) Persepsi klien
k) Dokumentasi untuk tenaga professional, tanggung jawab
etik, dan menjaga kerahasiaan informasi klien
l) Suatu data keuangan yang sesuai
m) Data perencanaan pelayanan kesehatan dimasa yang akan
datang.
c. Manfaat Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian asuhan keperawatan memiliki beberapa
kepentingan/manfaat yang dilihat dari beberapa aspek berikut :
1) Aspek Responsibilitas Profesional
Resposibilitas dan akuntabilitas professional merupakan
salah satu alasan penting dibuatnya dokumentasi akurat.
Dokumentasi adalah bagian dari keseluruhan tanggung
jawab perawat untuk perawatan pasien. Catatan klinis
memfasilitasi pemberian perawatan, meningkatkan
kontinuitas perawatan, dan membantu mengkoordinasikan
pengobatan dan evaluasi pasien (Lyer & Camp, 2004).
2) Aspek Perlindungan Hukum
Informasi yang dicatat oleh perawat dapat menjadi dasar
untuk melindungi penggugat dalam melawan pemberi
pelayanan kesehatan. Jika terjadi gugatan,
dokumetasidapat memberi bukti yang berharga tentang
kondisi pasien dan pengobatannya. Dokumentasi dapat

39
bersifat kritis dalam menentukan standar perawatan apakah
telah dipenuhi atau tidak. Hukum biasanya memandang
catatan pasien sebagai bukti terbaik tentang hal yang
benar-benar terjadi pada pasien. Pencatatan yang tepat
waktu, akurat, dan lengkap membantu pasien mendapatkan
asuhan yang lebih baik dan melindungi perawat, dokter dan
rumah sakit dari gugatan perkara (Lyer & Camp, 2004).
3) Aspek Jaminan Mutu
Pecatatan data pasien yang lengkap dan akurat, akan
memberikan kemudahan bagi perawat dalam membatu
menyelesaikan masalah pasien. Hal ini tentunya akan
membantu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
(Nursalam, 2011).
4) Aspek Biaya
Dokumentasi yang lengkap dan menyeluruh merupakan hal
penting untuk penetapan DRG atau klaim asuransi dan
penggantian biaya yang akurat.
Kompleksitas masalah dan itensitas kebutuhan pasien
harus didokumentasikan untuk memastikan penggantian
biaya yang lengkap. Tanpa memperhatikan keadaan klinis,
perawat harus menyadari bahwa masalah
pendokumentasian berkaitan dengan masalah biaya (Lyer &
Camp, 2004).
5) Aspek Komunikasi
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam
terhadap masalah yang berkaitan dengan pasien. Perawat
atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat catatan yang
ada sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan (Nursalam, 2011).
6) Aspek pedidikan

40
Dokumentasi asuha keperawatan mempunyai niai
pendidikan, karena isinya mengandung kronologis dari
kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan
sebagai bahan referensi pembelajaran bagi mahasiswa
profesi keperawatan (Nursalam, 2011).
7) Aspek penelitian
Dokumentasi asuhan keperawatan memiliki nilai penelitian.
Data yang terdapat di dalamnya mengandung informasi
yang dapat dijadikan sebagai bahan atau obyek riset dan
pengembangan profesi keperawatan (Nursalam, 2011).
8) Aspek Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh
mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Dengan demikian akan dapat
diambil kesimpulan keberhasilan pemberian asuhan
keperawatan yang diberikan, guna pembinaan dan
pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi
peningkatan mutu, juga bagi individu perawat dalam
mencapai tingkat karir tertentu (Nursalam, 2011).

d. Model Dokumentasian keperawatan


Untuk memahami dokumentasi keperawatan diperlukan tiga
komponen model dokuemntasi yang saling berhubungan satu
sama lain antara lain keterampilan komunikasi, keterampilan
mendokumentasikan, dan standar dokumentasi. Tiga komponen
tersebut mempengaruhi efektifitas dan efesiensi dokumentasi
yang bermanfaat dalam memperoleh data yang relevan dan
meningkatkan kualitas pendokuemtasian keperawatan.

41
1) Keterampilan berkomunikasi
Menurut Hutahean (2010), keterampilan berkomunikasi
dalam model ini adalah keterampilan berkomunikasi secara
tertulis. Dalam hal ini diperlukan adanya keterampilan
perawat dalam mencatat informasi yang berhubungan
dengan perawatan klien secara jelas, mudah dimengerti,
lengkap dan akurat.
2) Keterampilan mendokumetasikan
Keterampilan mendokumentasikan dalam model ini adalah
keterampilan perawat dalam mendokumentasikan proses
keperawatan mulai dari tahap pengkajian hingga tahap
evaluasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pendokumentasian proses keperawatan yang efektif
(Hutahean, 2010) :
a) Simplicity (Kesederhanaan), yaitu pendokumentasian
harus menggunakan bahasa yang sederhana, mudah
dibaca, mudah dimengerti dan pelu menghindari istilah
dan singkatan-singkatan yang tidak baku sehingga
mudah dibaca dan dimengerti.
b) Conservatism (akurat), dokumentasi keperawatan harus
didasari oleh informasi dari datayang dikumpulkan dari
pasien dan sesuai dengan keadaan pasien tersebut.
c) Patience (Kesabaran), yaitu dibutuhkan kesabaran
perawat dalam pembuatan dokumentasi keperawatan,
termasuk meluangkan waktu untuk memeriksa
kebenaran dari data pasien yang telah atau sedang
diperiksa.
d) Precision (Ketepatan), yaitu dokumentasi yang dibuat
harus tepat sesuai dengan keadaan pasien.

42
e) Irrefutability (Jelas dan objektif), yaitu dokumentasi
proses memerlukan kejelasan dan objektivitas dari data
yang ada, bukan data yang rancu.
3) Standar dokumentasi
Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang
kualitas dan kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan
dengan baik dalam suatu situasi tertentu (Nursalam, 2011).
Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi untuk
memperkuat pola pendokumentasian dan sebagai petunjuk
atau pedoman praktik pendokumentasian dalam
memberikan asuhan keperawatan. Kemampuan perawat
dalam pendokumentasian ditujukan pada keterampilan
menulis sesuai dengan standar dokumentasi yang
konsisten, pola yang efektif, lengkap dan akurat. Standar
dokumentasi keperawatan antara lain :
a) Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang
telah ditetapkan oleh profesi keperawatan atau pun
pemerintah.
b) Standar profesi keperawatan atau pun pemerintah.
c) Peraturan tentang praktik keperawatan yang dapat dilihat
pada catatan pelayanan kesehatan.
d) Pedoman akreditasi yang harus di akui.

e. Karakteristik dan Prinsip Dokumentasi Keperawatan


Dokumetasi keperawatan mempunyai karakteristik dan prinsip
yang harus diketahui oleh perawat sehingga apa yang di
dokumentasikan dapat komunikatif dan efektif. Menurut Kozier et
al. (2004) dalam Dinarti et al (2009) karakteristik dan prinsip yang
dimaksud adalah :

43
1) Tuliskan nama lengkap dan tanda tangan perawat yang
bersangkutan. Catatan kesehatan pasien adalah catatan
permanen yang sah, sehingga inisial dan nama yang tidak
lengkap dan catatan yang tidak ditanda tangani dapat
membuat bingung, menyebabkan salah identifikasi ataupun
berpotensi mengakibatkan timbulnya tuntutan terhadap
pembuat berkas.
2) Tulisan harus singkat, teliti, dapat dibaca, menggunakan
ejaan yang benar, serta menggunakan alat tulis tinta hitam
atau biru.
3) Penulisan ditulis secara berurutan, lengkap, akurat, benar,
dan apa adanya (sesuai dengan respon pasien atau pun
keluarga termasuk perubahannya), obyektif (bukan
merupakan penafsiran perawat).
4) Hindari Ostilah yang tidak jelas.
5) Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tanda
tangani dan tulis kembali waktu dan tanggal pada bagian
halaman tersebut.
6) Jangan menuliskan kritikan tentang klien ataupun tenaga
kesehatan lain.
7) Bila ada suatu order (hasil kolaborasi) yang meragukan,
lakukan klarifikasi terlebih dahulu atau catat bahwa perlu
klarifikasi.
8) Catatlah apa yang dilakukan sendiri, jangan mencatat apa
yang dilakukan perawat lain.
9) Dalam pendokumentasian harus dibedakan antara materi
hasil observasi dan interpretasi.
10) Wajib membaca setiap tulisan dari anggota tim kesehatan
lain sebelum menulis data terakhir untuk melihat kondisi
pasien.

44
11) Catat data subjektif dari pasien dengan membubuhkan
tanda kutip (“)pada klimat pasien.
12) Dokumentasi harus dilakukan segera setelah selesai
melakukan kegiatan keperawatan untuk menghindari
kealpaan yang tidak disengaja.
13) Catatan ditulis dalam perintah kronologis dan tidak loncat-
loncat. Jangan ada ruang anatara kata terakhir dengan
tanda tangan. Bila ada ruang yang kosong, isilah dengan
coretan atau garis panjang sepanjang ruang tersebut.
14) Tidak dibenarkan menghilangkan atau mememusnahkan
data dalam dokumen.

f Proses Keperawatan Sebagai kerangka Kerja Dokumentasi


Proses Keperawatan
Sebagai Kerangka kerja dokumentasi keperawatan, proses
keperawatan bertujuan untuk meningkatkan asuhan
keperawatan yang diberikan. Dalam pendokumentasian,
informasi yang penting harus dicatat secara berkesinambungan
dan di evaluasi secara priodik untuk mengetahui dan menilai
perkembangan masalah klien. Hal yang perlu di
dokumentasikan meliputi data hasil pengkajian masalah
keseahtan klien sampai dengan evaluasi keperawatan (Dinarti
et al, 2009). Sesuai tahapan proses keperawatan, maka
dokumentasi keperawatan terdiri atas :
1) Dokumentasi Pengkajian
Dokumentasi pengkajian merupakan catatan tentang hasil
pengkajian yang dilaksanakan untuk mengumpulkan
informasi dari pasien, membuat dasar tentang klien, dan
membuat catatan tentang respon kesehatan klien. Standar
dokumentasi pengkajian bersifat sistematis, komprehensif,

45
akurat dan kontinu sehingga didapat data yang lengkap dari
hasil pengkajian tersebut. Dengan demikian hasil
pengkajian dapat mendukung untuk mengidentifikasikan
masalah kesehatan klien dengan baik dan tepat (Hutahean,
2010). Dokumentasi pengkajian dibuat dengan beberapa
tujuan sebagai berikut (Nursalam, 2011) :
a) Mengidentifikasi kebutuhan dan respon klien yang unik
terhadap masalah-masalah dan akan ditegakkan
menjadi diagnosis keperawatan yang mempengaruhi
rencana intervensi yang diperlukan.
b) Untuk menggabungkan dan mengkoordinasikan data
dan beberapa sumber yang dikumpulkan menjadi satu
sehingga masalah kesehatan klien dapat dianalisis dan
diidentifikasi.
c) Meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk
bertindak sebagai poin referensi dalam mengukur
perubahan yang terjadi pada kondisi kesehatan klien.
d) Mengidentifikasi definisi karakteristik sesuai respon dan
kondisi kesehatan yang akan memengaruhi rencana
dan pemberian intervensi keperawatan.
e) Menyuplai data yang cukup guna memberikan
intervensi keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan
klien.
f) Memberikan dasar guna penulisan rencana asuhan
keperawatan yang efektif.
Dokumetasi pengkajian terdiri dari beberapa jenis
(Hutahean, 2010)
a) Dokumentasi pengkajian awal (initial assessment),
merupakan dokumentasi pengkajian yang dilakukan

46
ketikan pasien masuk rumah sakit atau mulai
menggunakan jasa pelayanan.
b) Dokumtasi Pengkajian Lanjutan (on going assessment),
merupakan dokumentasi ulang yang dilakukan kembali
setelah pengkajian awal untuk menguatkan dan
memeperluas data dasar yang telah diperoleh.
Dokumentasi ini biasanya dalam catatan perkembangan
klien tu pada lembar yang sesuai (data penunjang).
c) Dokumentasi pengkajian ulang (Reassesment), yaitu
dokumentasi yang datanya diperoleh dari aktivitas
evaluasi proses keperawatan.
2) Dokumentasi Diagnosa Keperawatan
Dokumetasi diagnose keperawatan merupakan pencatatan
tentang keadaan klinis dari respon individu, keluarga, dan
masyarakat terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan baik aktual maupun potensial (Hutahean, 2010).
Maksud dan tujuan dibuatnya pendokumentasian diagnosa
keperawatan adalah :
a) Menyampaikan masalah klien dalam istilah-istilah yang
dapat dimengerti untuk semua perawat.
b) Mengenali masalah-masalah utama klien pada
pengkajian data.
c) Mengetahui perkembangan asuhan keperawatan.
Rumus penulisan keperawatan yang mencakup Problrm,
etiologi, sign/symptom ditetapkan sebagai berikut :

Masalah (problem) + Penyebab (etiologi) + Gejala (Symptom/sign)

Pada kenyataannya, dalampraktik keperawatan lebih sering


menggunakan masalah dan penyebabnya saja karena tanda

47
dan gejala sudah digambarkan dalam dokumentasi
pengkajian data.
3) Dokumentasi Perencanaan Keperawatan
Dokumentasi rencan keperawatan adalah catatan tentang
penyusunan kegiatan-kegiatan yang akan diberikan kepada
klien untuk menyelesaiakan maslah yang ditemukan pada
klien. Dalam hal ini kegiatan-kegiatan yang akan diberikan
mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan
penanggulangan masalah dengan cara mencegah,
mengurangi, dan menghilangkan masalah yang ditemukan
pada klien. Perawat memeberikan kesempatan kepada klien,
keluarga dan orang terdekat berperan serta dalam
merumuskan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan kepada klien untuk menyelesaikan masalah yang
dialami.
Langkah-langkah dokumentasi rencana tindakan
keperawatan adalah (Hutahean, 2010) :
a) Menetapkan Tujuan
b) Menetukan kriteria hasil
c) Menetukan rencana tindakan keperawatan dimulai
dengan kata perintah(ukur, timbang, berikan, dll)
4) Dokumentasi Implementasi Keperawatan
Menurut Hutahean (2010), dokumentasi implementasi
keperawatan merupakan catatan tentang tindakan yang
diberikan kepada klien. Pencatatan ini mencangkup tindakan
keperawatan yang diberikan baik secara maupun kolaboratif,
serta pemenuhan kriteria hasil terhadap tindakan yang
diberikan kepada klien. Adapun manfaat pendokumentasian
implementasi keperawatan adalah :

48
a) Mengkomunikasikan tindakan-tindakan yang telah
dilakukan kepada pasien.
b) Menjadi dasar penentuan tugas dalam suatu ruangan.
c) Memperkuat pelayanan keperawatan (menghindari
malpraktik)
d) Membantu perhitungan anggaran biaya RS.
Petunjuk yang perlu diperhatikan dalam mendokumetasikan
implementasi keperawatan adalah :
a) Tuliskan tanggal dan waktu implementasi
b) Tuliskan diagnose atau nomor diagnosa yang ditangani
sesuai implementasi yang dilakukan.
c) Tuliskan implementasi (tindakan) dengan kalimat aktif dan
menggunakan kata kerja
d) Tuliskan hasil ataupun respon klien terhadap tindakan
yang dilakukan
e) Beri tanda tngan dan nama jelas perawat yang melakukan
tindakan
f) Pada observasi yang spesifik (misalnya : di ICU)
implementasi di dokumetasikan pada Flow sheet (Lembar
alur)
5) Dokumentasi Evaluasi Keperawatan
Menurut Hutahean (2010), dokumentasi evaluasi
keperawatan merupakan catatan tentng indikasi kemajuan
pasien terhadap tujuan yang akan di capai. Evaluasi
Keperawatan menilai keefektifan perawatan dan
mengkomunikasikan status kesehatan klien seelah diberikan
tindakan keperawatan serta memberikan informasi yang
memungkinkan adanya revisi perawatan sesuai keadaan
pasien setelah dievaluasi.

49
Tipe dokumentasi evaluasi keperawatan ada dua, yaitu :
a) Evaluasi Formatif, yaitu evaluasi terhadap respon yang
segera timbul setelah intervensi dilakukan.
b) Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi respon (jangka panjang)
terhadap tujuan atau hasil akhir yang diharapkan setelah
pemberian asuhan keperawatan.
Metode Pendokumentasian implementasi keperawatan
antara lain :
a) Menentukan kriteria, standar praktik, pertanyaan evaluatif
b) Mengumpulkan data mengenai status kesehatan klien
yang baru terjadi
c) Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria
dan standar yang ada
d) Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
e) Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan
intervensi yang telah dilakukan sebelumnya (jika masalah
belum teratasi)
f) Evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada SOAP
(Dinarti et al, 2009), yaitu :
S : Data subjektif, yaitu penyataan atau keluhan Pasien.
O : Data Objektif, yaitu data yang didapatkan dari hasil
observasi perawat, termasuk tanda-tanda klinik dan
fakta yang berhubungan dengan penyakit klien
(meliput : data fisiologi dan informasi dari
pemeriksaan tenaga kesehatan).
A : Analisis, yaitu analisa atau pun kesimpulan dari data
subjektif dan data objektif.
P : Perencanaan, Yaitu Pengembangan rencana segera
atau yang akan datang untuk mencapai status
kesehatan klien yang optimal

50
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu


Tugas pokok Perawat diatur dalam Pasal 6 Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) 35 Tahun 2019
adalah melakukan kegiatan pelayanan keperawatan yang meliputi
asuhan keperawatan dan pengelolaan keperawatan di masyarakat
dan di Rumah Sakit. Tugas pokok perawat pelaksana diruangan
sesuai dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yaitu:
1) Melakukan pengkajian Keperawatan lanjutan pada individu
2) Melakukan pengkajian Keperawatan lanjutan pada keluarga
3) Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
4) Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah
keperawatan
5) Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
(merumuskan, menetapkan tindakan)
6) Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga
(merumuskan, menetapkan tindakan)
7) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
8) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
medikal bedah
9) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
anak
10) Melakukan Intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
maternitas
11) Melakukan perawatan luka
12) Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
13) Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan
pada individu
14) Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien

51
15) Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/kritikal
16) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/ post operasi
17) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan apiritual pada kondisi
kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan
keperawatan
18) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19) Melakukan tindakan keperwatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
mobilisasi
21) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
22) Melakukan dan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan
pengaturan suhu tubuh
24) Melaksanakan manajemen surveilens HAIs sebagai upaya
pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan
keperawatan
25) Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular
26) Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar
pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan
infeksi
27) Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
28) Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama
dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi
pasien
29) Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
30) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
31) Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

52
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di RSUD
Depati Hamzah Kota Pangkalpinang sesuai dengan nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta sesuai
dengan peran dan kedudukan ASN dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan peran ASN
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pengalaman saya
bekerja di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang dalam
membantu pimpinan serta melakukan observasi dilapangan dirasakan
adanya beberapa masalah/isu yang terjadi. Berdasarkan pengalaman
bekerja dan observasi (environmental scanning) selama delapan
bulan orientasi di RSUD Depati Hamzah dan khususnya kurang lebih
dua bulan di Ruang Rawat Non Bedah, terdapat beberapa isu yang
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Adapun isu-isu tersebut dapat diidentifikasi pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Identifikasi Isu


Kondisi yang
No Isu Sumber Isu Peran ASN Kondisi saat ini
diharapkan
1 Rendahnya Instansi Manajemen Masih adanya perawat bisa
kepatuhan Setempat ASN perawat yang melengkapi semua
perawat Klinik belum dokumen asuhan
dalam penerapan melengkapi keperawatan mulai
dokumentasi dokumen dari pengkajian,
Asuhan asuhan diagnosa, intervensi,
Keperawatan di keperawatan implemetasi dan
Ruang Rawat Inap Evaluasi keperawatan
Non Bedah RSUD
Depati Hamzah
2 Masih rendahnya Instansi Manajemen Masih belum Timbang terima (Hand
pelaksanaan Setempat ASN terlaksananya over) bisa terlaksana
Timbang Terima Timbang terima dengan baik
(hand over) di (hand over) di
Ruang Rawat Inap ruangan rawat
Non Bedah RSUD inap

53
Depati Hamzah
3 Rendahnya Intansi Manajemen Masih ada Semua perawat bisa
kepatuhan setempat ASN beberapa melakukan monitoring
perawat dalam perawat yang transfusi darah
melakukan belum patuh
monitoring pasca dalam
transfusi darah di melakukan
Ruang Inap Non monitoring
Bedah RSUD transfusi darah
Depati Hamzah
4 Belum patuhnya Masyarakat Pelayanan Masih Pengunjung bisa
pengunjung Publik banyaknya patuh dengan
terhadap waktu pengunjung peraturan yang telah
jam besuk pasien yang menjenguk di tetapkan RSUD
di Ruang Rawat pasien bukan terkait jam jenguk
Inap Non Bedah pada saat jam pasien
RSUD Depati jenguk yang
Hamzah telah di tentukan
pihak RSUD
5 Belum Instansi Manajemen Masih ada Perawat bisa
Maksimalnya setempat ASN beberapa melaksanakan
pelaksanaan perawat yang persiapan
Perencanaan tidak perencanaan pulang
Pulang (discharge melaksanakan (discharge planning)
Planning) Pada discharge saat pasien boleh
Pasien Boleh planning pada pulang
Pulang di Ruang pasien pulang
Rawat Inap Non
Bedah RSUD
Depati Hamzah
6 Kurangnya Instansi Manajemen Masih ada Semua perawat bisa
penerapan setempat ASN perawat yang menerapkan
pendokumentasia tidak melakukan pendokumentasian
n manajemen dokumentasi manajemen nyeri
nyeri Ruang pada dengan baik
Rawat Inap Non manajemen
Bedah RSUD nyeri
Depati Hamzah

54
Langkah selanjutnya adalah melakukan konsultasi kepada
rekan kerja, atasan, mentor, dan coach mengenai isu yang telah
diidentifikasi untuk kemudian dianalisis sehingga terpilih sebuah isu
utama/core issue/isu yang diangkat.

3.2 Isu yang diangkat dan gagasan pemecahan Isu


Penulis melakukan konsultasi kepada mentor dan coach untuk
menentukan isu yang akan diangkat serta analisis dengan
menggunakan APKL, seperti yang tercantum dalam tabel 3.2 berikut:
Analisis kriteria isu menggunakan Teknik APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak) Penetapan isu dilakukan
melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu penetapan
kriteria isu. Analisis isu bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan
menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan
melalui gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan
menggunakan Teknik Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak
(selanjutnya disingkat APKL). Analisis APKL merupakan alat bantu
untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan
tingkat aktual, problematik, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang
ditemukan di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis APKL,
maka dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan
diidentifikasi.
APKL memiliki kriteria penilaian sebagai berikut :
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
di kalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
d. Layak artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

55
Berikut ini beberapa isu yang ada RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang, yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan
Teknik APKL yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2 Tapisan Isu dengan Teknik APKL


NO. IDENTIFIKASI ISU BOBOT TOTAL PERINGKAT
SKOR SKOR
A P K L
1 Rendahnya kepatuhan 5 5 5 4 19 I (Core Issue)
perawat klinik dalam
penerapan dokumentasi
Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat Inap Non
Bedah RSUD Depati
Hamzah
2 Masih rendahnya 4 4 3 3 14 IV
pelaksanaan Timbang Terima
(hand over) di Ruang Rawat
Inap Non Bedah RSUD
Depati Hamzah
3 Rendahnya kepatuhan 4 5 4 4 17
perawat dalam melakukan II
monitoring pasca transfusi
darah di Ruang Inap Non
Bedah RSUD Depati
Hamzah
4 Belum patuhnya 4 5 3 3 15 III
pengunjung terhadap
waktu jam besuk pasien di
Ruang Rawat Inap Non
Bedah RSUD Depati
Hamzah
5 Belum Maksimalnya 3 3 3 3 12 VI
pelaksanaan Perencanaan
Pulang (discharge Planning)
Pada Pasien Boleh Pulang di
Ruang Rawat Inap Non
Bedah RSUD Depati Hamzah

56
6 Kurangnya penerapan 3 4 3 3 13 V
pendokumentasian
manajemen nyeri Ruang
Rawat Inap Non Bedah
RSUD Depati Hamzah

Keterangan :
Bobot 1 = Sangat kurang berpengaruh
Bobot 2 = Kurang berpengaruh
Bobot 3 = Cukup berpengaruh
Bobot 4 = Berpengaruh
Bobot 5 = Sangat berpengaruh
Berdasarkan Teknik APKL pada Tabel, ada 3 masalah yang
terdapat nilai tertinggi dan core issue yang didapat adalah Rendahnya
kepatuhan perawat dalam penerapan pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati
Hamzah, selanjutnya dilakukan identifikasi permasalahan, hasilnya
sebagai berikut :
a. Rendahnya kepatuhan perawat klinik dalam Penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non
Bedah RSUD Depati Hamzah
b. Rendahnya kepatuhan perawat dalam melakukan monitoring
pasca transfusi darah di Ruang rawat Inap Non Bedah RSUD
Depati Hamzah
c. Belum patuhnya pengunjung terhadap waktu jam besuk pasien di
Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Permasalahan tersebut kemudian dianalisis menggunakan
Teknik USG. Kriteria analisis USG yaitu sebagai berikut :
a. Urgency, artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindak lanjuti.
b. Seriousness, artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas
yang dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
c. Growth, artinya seberapa besar memburuknya isu tersebut jika

57
tidak ditangani dengan segera.
Hasil analisis USG terkait 3 pemasalahan di RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3 Tapisan Isu dengan Teknik USG


NO PERMASALAHAN KRITERIA TOTAL PERINGKAT
U S G SKOR
1 Rendahnya kepatuhan perawat 4 5 4 13 I
Klinik dalam penerapan
kelengkapan
pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat
Inap Non Bedah RSUD Depati
Hamzah
2 Belum patuhnya pengunjung 3 4 3 10 III
terhadap waktu jam besuk pasien
di Ruang Rawat Inap Non Bedah
RSUD Depati Hamzah
3 Rendahnya kepatuhan perawat 4 4 3 11 II
dalam melakukan monitoring
Pasca transfusi darah di Ruang
Inap Non Bedah RSUD Depati
Hamzah

Keterangan :
Bobot 1 = Sangat kecil pengaruhnya
Bobot 2 = Kecil pengaruhnya
Bobot 3 = Cukup pengaruhnya
Bobot 4 = Besar pengaruhnya
Bobot 5 = Sangat besar pengaruhnya
Berdasarkan hasil penilaian menggunakan Teknik USG,
diperoleh 1 masalah prioritas yang harus dipecahkan yaitu,
Rendahnya kepatuhan perawat dalam penerapan pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati

58
Hamzah. Analisis akar masalah penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan menggunakan Fishbone seperti dibawah ini :

Man Method Panduan terkait


dokumentasi asuhan
Perawat memiliki latar keperawatn belum
Masih banyaknya perawat belakang pendidikan update
yang belum tau cara yang berbeda
melakukan Dokumentasi
Asuhan Keperawatan Rendahnya
sesuai standar Perawat belum pernah
mendapatkan pelatihan Kepatuhan
Dokumentasi Asuhan Perawat klinik
Keperawatan dari RS dalam
Penerapan
Pendokumentas
SIMRS yang ada belum ian Asuhan
terintegrasi dengan Tingginya beban kerja
Perawat Keperawatan
Dokumentasi Asuhan
Keperawatan

Pasien yang dirawat inap


mempunyai masalah
kesehatan yang kompleks
Machine Environment dan di rawat oleh beberapa
PPA

Diagram 3.1 Analisis Akar Permasalahan menggunakan


Fishbone

Isu yang di pilih menjadi isu yang perlu dicarikan pemecahan


masalahnya, jika isu tersebut tidak bisa segera dipecahkan maka
akan mengakibatkan hal-hal berikut :

a. Rendahnya Mutu dari kelengkapan dokumentasi asuhan


keperawatan.
b. Rendahnya mutu pelayanan Keperawatan.
c. Informasi yang diterima rekam medis menjadi tidak tepat, tidak
akurat, dan tidak sah atau legal.
d. Rendahnya Aspek perlindungan hukum jika terjadi suatu hal
yang tidak diinginkan.

59
3.3 Kegiatan dan Tahapan Kegiatan
Berdasarkan akar Masalah tersebut, penulis hendak memberikan
motivasi kepada perawat klinik di ruangan bagaimana menerapkan
dokumentasi Asuhan Keperawatan di ruang rawat Inap Non Bedah
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang. Maka gagasan
pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah Meningkatkan
kepatuhan perawat klinik dalam penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan di ruang rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Kota Pangkalpinang. Dari gagasan tersebut akan dilakukan kegiatan
seperti berikut :
1. Pembuatan desain Poster pengingat penerapan dokumetasi
Asuhan Keperawatan
2. Melakukan Sosialisasi Tentang penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan Kepada perawat di ruang rawat Inap Non Bedah
3. Pembuatan komitmen bersama (pakta integritas) penerapan
Kelengkapan pendokumentasian Asuhan Keperawatan
4. Melakukan Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan
5. Evaluasi Penerapan dokumentasi Asuhan keperawatan
Isu yang diangkat dalam rancangan ini bersifat komplek,
sehingga penulis akan mengusulkan beberapa kegiatan dan tahapan
kegiatan. Kegiatan dan tahapan kegiatan yang diusulkan bersumber
dari inisiatif penulis dan saran dari mentor serta coach. Berikut ini
kegiatan dan tahapan kegiatan seperti yang tertulis pada tabel 3.3
yaitu:

60
Tabel 3.4 Kegiatan dan Tahapan kegiatan

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan

1. Pembuatan Poster pengingat penerapan 1.1 Konsultasi dengan mentor mengenai Poster pengingat
dokumetasi Asuhan Keperawatan
1.2 Mencari referensi isi Poster Pengingat

1.3 Menyusun Konsep pembuatan Poster Pengingat

1.4 Meminta persetujuan mentor terkait isi dan desain poster pengingat

1.5 Mencetak poster pengingat

1.6 Melakukan pemasangan poster pengingat

2. Melakukan Persiapan Sosialisasi dokumentasi 2.1 Konsultasi dengan mentor


Asuhan Keperawatan Kepada perawat di ruang 2.2 koordinasi dengan kepala ruang terkait pelaksanaan sosialisasi
rawat Inap Non Bedah
2.3 Mempersiapkan Materi Sosialisasi dalam bentuk power point

2.4 Mempersiapkan ruangan untuk sosialisasi

2.5 Membagikan Undangan Sosialisasi

3. Melaksanakan Sosialisasi tentang kelengkapan 3.1 Membagikan selembaran media sosialisasi


dokumentasi Asuhan Keperawatan Kepada 3.2 Memaparkan materi Sosialisasi
perawat di ruang rawat Inap Non Bedah
3.3 Melakukan Notulen

4. Pembuatan komitmen bersama (pakta integritas) 4.1 Mendesain konsep komitmen bersama penerapan kelengkapan
Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan dokumentasi Asuhan Keperawatan

61
4.2 Konsultasi dengan Mentor tentang desain konsep komitmen bersama

4.3 Melakukan pencetakan lembar komitmen bersama

4.4 Penandatanganan lembar komitmen bersama

4.5 Melakukan pemasangan lembar komitmen bersama di Ruang Rawat


Inap Non bedah RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang

5. Melakukan Penerapan dokumentasi Asuhan 1.


Keperawatan
2.

3.

4.

5.

5.1 Menyiapkan Formulir Asuhan Keperawatan

5.2 Melakukan Pengkajian

5.3 Menentukan Diagnosa keperawatan

5.4 Melakukan Intervensi (perencanaan) Keperawatan

5.5 Melakukan Implementasi Keperawatan

5.6 Melakukan Evaluasi keperawatan

6. Evaluasi Penerapan Kelengkapan Dokumentasi 1.


Asuhan keperawatan
2.

62
3.

4.

5.

6.

6.1 Menyusun lembar observasi

6.2 Mengisi lembar observasi

6.3 Melakukan analisis lembar evaluasi

6.4 Melaporkan hasil analisis kepada mentor

63
3.4 Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar PNS
Kegiatan dan tahapan kegiatan sebagaimana diuraikan diatas
akan saya laksanakan pada kegiatan aktualisasi ditempat saya
bekerja yaitu di RSUD Depati Hamzah kota Pangkalpinang. Adapun
keterkaitan/relevansi kegiatan dimaksudkan pada judul diatas adalah:
saya akan melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan dengan cara
mengaktualisasikan/menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA dan
kedudukan peran ASN dalam NKRI sebagaimana yang telah dipelajari
pada waktu sosialisasi agenda kedua (Nilai-nilai dasar) dan agenda
ketiga (peran dan kedudukan ASN dalam NKRI). Adapun tahapan
kegiatan yang akan saya laksanakan dengan mengaktualisasikan
nilai-nilai diatas akan saya uraikan satu persatu sebagai berikut:
1. Kegiatan Pembuatan desain Poster pengingat penerapan
dokumetasi Asuhan Keperawatan, akan dilaksanakan melalui
tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :

1.1 Konsultasi dengan Mentor mengenai Poster Pengingat

Dalam Konsultasi dengan mentor mengenai Poster pengingat


penerapan dokumentasi asuhan Keperawatan, nilai-nilai yang
akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:

Pada saat melaksanakan tahapan kegiatan Konsultasi


dengan mentor mengenai Poster pengingat penerapan
dokumentasi asuhan Keperawatan yang akan diaktualisasikan,
saya akan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas Yaitu
”Kejelasan” Dengan cara dalam melaksanakan konsultasi saya
akan menjelaskan tujuan saya dengan jelas mengenai poster
pengingat. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai “Tanggung
Jawab” dengan cara akan melaksanakan dan menjalankan hasil
diskusi dengan penuh tanggungjawab.

Saya Juga akan mengaktualisasikan Nilai Nasionalisme yaitu


“(musyawarah)” pada saat konsultasi terkait isi dan desain
poster dengan mentor diperlukan musyawarah untuk mencapai

63
kesepakatan bersama. Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai
Etika Publik yaitu “Sopan dan Santun” Saya akan menjunjung
tinggi sopan santun dan tata krama dengan mentor saya sehingga
terjalin komunikasi yang baik.

Saya Juga akan mengaktualisasikan Nilai Komitmen Mutu


yaitu “Orientasi mutu” Saya mencari referensi isi Poster yang
menarik dan berkualitas. Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai
Anti Korupsi yaitu “Disiplin” dengan cara Saya akan datang tepat
waktu sesuai dengan kesepakatan dengan mentor.

Adapun output/hasil dari tahapan ini adalah adanya lembar


konsulasi dan foto.

1.2 Mencari referensi isi Poster Pengingat

Dalam Mencari referensi isi Poster penerapan dokumentasi


Asuhan Keperawatan nilai-nilai yang akan diaktualisasikan
diuraikan sebagai berikut :

Pada saat melaksanakan tahapan kegiatan tentang mencari


referensi isi Poster pengingat kegiatan yang akan dilaksanakan,
saya akan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu
“Kejelasan” saat Saya mencari referensi isi Poster yang Jelas
sehingga mudah dipahami dan dapat dipertanggungjawabkan.
Saya Juga akan mengaktualisasikan Nilai Nasionalisme yaitu
“Sila ke-4” Pada saat mencari referensi terkait isi dan desain
poster saya berdiskusi lagi dengan Mentor. Saya juga akan
mengakualisasikan nilai Etika Publik yaitu “Menjalankan tugas
secara professional” Pembuatan poster pengingat merupakan
implementasi saya untuk menjalankan tugas saya secara
professional. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai Komitmen
mutu yaitu “Efektif, Efisien” Poster pengingat akan dibuat
dengan menggunakan kreativitas dan memberikan manfaat. Saya
Juga akan mengaktualisasikan Nilai Anti Korupsi yaitu “Kerja
keras, kemandirian” dalam mencari referensi isi dan desain

64
poster Saya akan bekerja keras dalam mencari refrensi dan saya
kerjakan sendiri. Adapun output/hasil dari tahapan ini adalah
adanya foto.
1.3 Menyusun Konsep pembuatan Poster Pengingat
Dalam Menyusun Konsep pembuatan Poster penerapan
dokumentasi asuhan Keperawatan, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Pada saat menyusun konsep pembuatan poster penerapan
dokumentasi asuhan Keperawatan saya akan mengaktualisasikan
nilai Akuntabilitas yaitu “Kejelasan” saat saya membuat konsep
Poster pengingat yang dibuat harus memberikan kejelasan dalam
melaksanakan kegiatan. Saya juga akan menagktualisasi Nilai
“Tanggung Jawab” dalam membuat konsep poster pengingat
yang dibuat merupakan bentuk tanggungjawab saya dalam
melaksanakan kegiatan.
Saya juga akan mengaktualisasi nilai Nasionalisme yaitu
“Sila ke-4” saat membuat Konsep poster pengingat yang saya
susun merupakan hasil diskusi dan konsultasi dengan mentor.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai Etika Publik yaitu
“Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak”
dengan cara menjalankan tugas saya secara professional dengan
cara membuat konsep poster pengingat secara professional dan
tidak memihak kepada siapaun yang mana tujuan saya membuat
poster ini untuk implementasi saya dalam memecahkan masalah.
Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai Komitmen Mutu yaitu
“Kreatif, Inovatif” dengan cara dalam pembuatan Konsep
Poster pengingat yang dibuat saya mengutamakan kreativitas dan
bisa memberikan manfaat untuk perawat.
Saya juga mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi yaitu “Jujur
dan Mandiri” dalam membuat Konsep poster pengingat yang
saya susun oleh langsung dan mencantumkan sumber materi.
Adapun output/hasil dari tahapan ini adalah adanya foto.

65
1.4 Meminta persetujuan mentor terkait isi dan desain poster
pengingat
Dalam Meminta persetujuan mentor terkait isi dan desain
poster pengingat penerapan dokumentasi asuhan Keperawatan,
nilai-nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
pada saat Meminta persetujuan mentor terkait isi dan desain
poster pengingat penerapan Kelengkapan pendokumentasian
asuhan Keperawatan, saya akan mengaktualisasikan Nilai
Akuntabilitas yaitu “Kejelasan” dengan cara saya menemui
mentor dan membawa poster pengingat yang sudah saya konsep
dengan Jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai Nasionalisme yaitu
“Sila Ke-4” dengan cara pada saat meminta persetujuan mentor
Saya selalu menghargai saran dan masukan dari mentor. Saya
juga akan mengaktualisasikan Nilai Etika Publik yaitu
“Memelihara dan Menjunjung Tinggi Standar Etika Luhur”
dengan cara saat Saya berkonsultasi dengan mentor saya
menerapkan sikap sopan dan santun. Saya juga akan
mengaktualisasikan Nilai Komitmen Mutu yaitu “Efektif,
Efisien” dengan cara Poster pengingat saya buat dengan
menggunakan kalimat yang efekti, efisien, dan memberikan
manfaat bagi perawat di ruangan.
Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai Anti Korupsi
yaitu “Disiplin” dengan cara saat saya ingin menemui mentor
mentor untuk meminta persetujuan desain poster pengingat saya
akan datang tepat waktu. Adapun output/hasil dari tahapan ini
adalah adanya foto dan desain poster.
1.5 Mencetak poster pengingat
Dalam Mencetak poster pengingat penerapan dokumentasi
asuhan keperawatan, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan
diuraikan sebagai berikut:

66
Pada saat saya akan mencetak poster pengingat penerapan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan, saya akan
mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu “Kejelasan” dengan
cara Saya menyiapkan bahan poster yang telah di konsep dan
telah di setujui mentor dengan Jelas dan dapat di
pertanggungjawabkan. Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai
Nasionalisme yaitu “Sila Ke-4” Pada saat mencetak saya
melakukan diskusi dengan orang percetakan penyempurnaan
poster yang akan dibuat.
Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai Etika Publik yaitu
”Memelihara dan Menjunjung Tinggi Standar Etika Luhur”
dengan cara saat Saya berkomunikasi harus bersikap sopan dan
santun. Nilai Komitmen Mutu “Kreatif dan inovatif” dengan
cara Poster pengingat akan dibuat dengan menggunakan
kreativitas dan bisa memberikan manfaat untuk semua perawat
diruangan.
Saya akan mengaktualisasikan Nilai Anti Korupsi yaitu
“Jujur” dengan cara Saya mencari tempat pencetakan Poster
dengan kerja keras dan menyertakan harganya sesuai yang di
tetapkan dari tempat percetakan, saya juga menerapkan nilai
“Tanggung Jawab” dalam mencetak poster saya akan
bertanggung jawab penuh dengan apa yang telah saya buat.
Adapun output/hasil dari tahapan ini adalah adanya foto dan
Poster.
1.6 Melakukan pemasangan poster pengingat
Dalam Melakukan pemasangan poster pengingat penerapan
dokumentasi asuhan Keperawatan, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Pada saat Saya memasang poster pengingat saya akan
mengaktualisasikan Nilai Akuntabilitas yaitu “Kejelasan”
dengan cara sebelum saya memasang poster pengingat saya
meminta izin dengan menjelaskan terlebih dahulu kepada mentor

67
dan kepala ruangan. Saya juga menerapkan Nilai Nasionalisme
yaitu “Kerja sama” dengan cara saat saya memasang poster
pengingat saya bekerja sama dengan kepala ruangan dan semua
perawat di ruang rawat inap Non Bedah.
Saya juga mengaktualisasikan Nilai Etika Publik yaitu
“Sopan dan Santun” dengan cara setiap kali Saya
berkomunikasi saya selalu menerapkan sikap sopan dan santun.
Saya juga mengaktualisasikan Nilai Komitmen Mutu yaitu
“Efektif” dengan cara pemasangan Poster pengingat ini
dilakukan untuk mencapai tujuan agar kelengkapan
pendokumentasian Asuhan keperawatan bisa lebih baik.
Dan saya juga menerapkan Nilai Anti Korupsi yaitu “Adil”
dengan cara Poster Pengingat akan di pasang nurse station di
ruang rawat inap Non Bedah agar semua perawat bisa melihat
posternya dan termotivasi untuk melengkapi dokumen Asuhan
Keperawatan. Adapun hasil/outputnya dari tahapan ini adalah
Foto.

Kontribusi terhadap visi dan misi Organisasi :


Dengan Membuat poster pengingat penerapan kelengkapan
pendokumentasian Asuhan Keperawatan diharapkan poster yang
akan dibuat dapat memberikan pesan yang inovatif dan menjadi
pengingat motivasi untuk tertib administrasi. Diharapkan Kegiatan ini
akan memberikan kontribusi terhadap visi RSUD Depati Hamzah yaitu
”Menjadi Rumah Sakit yang Nyaman dan Unggul dalam Pelayanan”
dan diharapkan juga dapat berkontribusi mendukung terwujudnya misi
(Point 1 dan 2) yaitu Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang
Bermutu, Terjangkau, Profesional dan Berorientasi Pada Pasien dan
mengembangkan pelayanan unggulan yang inovatif.

68
Kontribusi Penguatan nilai organisasi
Membuat poster pengingat penerapan kelengkapan
pendokumentasian Asuhan Keperawatan merupakan langkah awal
dalam upaya meningkatkan tertib administrasi dan pelayanan kepada
masyarakat. Diharapkan Kegiatan ini memberikan penguatan nilai
organisasi yaitu Responsif dan Efektif.
2. Kegiatan Melakukan Persiapan Sosialisasi Penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan Kepada perawat di ruang
rawat Inap Non Bedah, akan dilaksanakan melalui tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut :
2.1 Konsultasi dengan mentor terkait pelaksanaan sosialisasi
Dalam Konsultasi dengan mentor terkait pelaksanaan
sosialisasi penerapan dokumentasi asuhan Keperawatan, nilai-
nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam konsultasi dengan mentor saya selalu
mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu “Kejelasan dan
transparan” Dalam konsultasi dengan mentor saya lakukan
dengan transparan dan jelas tanpa ada yang di tutup-tutupi. Saya
juga menerapkan nilai Nasionalisme terutama “Sila Ke-4
(Musyawarah)” dengan cara Saya selalu menghargai saran dan
masukan dari mentor saat berkonsultasi dan diskusi. Saya juga
mengaktualisasikan nilai Etika Publik yaitu “Menciptakan
Lingkungan Kerja yang Non Diskriminatif dan Menjunjung
Standar Etika Luhur” dalam berkonsultasi dan berkoordinasi
dengan mentor saya lakukan dengan sopan agar terciptanya
lingkungan kerja yang nyaman. Saya juga mengaktualisasikan
nilai Komitmen Mutu yaitu “Inovatif” dengan cara Sosialisai
tentang pentingnya Penerapan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan mutu dokumentasi Asuhan keperawatan.
Dan Saya juga tidak lupa menerapkan nilai Anti Korupsi yaitu
“Disiplin” dalam konsultasi saya selalu melakukan kontrak waktu

69
dengan mentor dan selalu berusaha datang tepat waktu. Adapun
output/hasil dari tahapan ini adalah adanya foto dan lembar
Konsul.

2.2 Koordinasi dengan kepala ruang terkait pelaksanaan


sosialisasi
Dalam berkoordinasi dengan kepala ruangan terkait
pelaksanaan sosialisasi penerapan dokumentasi asuhan
Keperawatan, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan
sebagai berikut:
Dalam koordinasi dengan kepala ruang terkait pelaksanaan
sosialisasi saya mengaktualisasikan Nila Akuntabilitas yaitu
“Kejelasan” dengan cara saat berkoordinasi dengan kepala
ruangan saya menjelaskan maksud dan tujuan saya dengan jelas.
saya juga mengaktualisasikan nilai Nasionalisme yaitu
“Musyawarah” dengan cara saat koordinasi dengan kepala
ruangan saya selalu mendengar dan menerima apa yang di
sarankan kepala ruangan dan mempertimbangkannya.
Saya juga mengaktualisasikan nilai Etika Publik yaitu
“Menghargai dan komunikasi” dengan cara saat saya
berkoordinasi dengan kepala ruangan saya selalu menghargai
sarannya, dan selalu berusaha berkomunikasi dengan baik
dengan beliau dengan bertanya dan meminta masukan tentang
persiapan sosialisasi.
Saya juga mengaktualisasikan Nilai Komitmen mutu yaitu
“Efektif” dengan cara Saya menjelaskan rencana saya untuk
melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang dokumentasi Asuhan
keperawatan kepada kepala ruangan. Saya juga
Mengaktualisasikan nilai Anti korupsi yaitu “jujur” dengan cara
saya menjelaskan rencana saya dengan jelas dan tidak ada yang
ditutupi. Adapun output/hasil dari tahapan ini adalah adanya foto.

70
2.3 Mempersiapkan Materi Sosialisasi dalam bentuk power point
Dalam mempersiapkan Materi Sosialisasi dalam bentuk
power point, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan
sebagai berikut:
Dalam Mempersiapkan Materi Sosialisasi dalam bentuk
power point, saya mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu
“Kejelasan dan tanggung jawab” dengan cara dalam
mempersiapkan materi sosialisasi saya rangkum materinya
dengan sejelas mungkin agar mudah untuk dipahami dan juga
saya mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab agar
sosialisasi ini bisa memberikan manfaat kepada semua perawat.
Saya juga mengaktualisasikan nilai Nasionalisme yaitu “Tekun,
Kerja keras” dengan cara dalam mempersiapkan materi
sosialisasi ini saya berusaha dengan sungguh-sungguh dan tekun
supaya bisa memberikan materi yang mudah untuk dipahami
orang banyak.
Saya juga mengaktualisasikan nilai Etika publik
“professional” dengan cara mempersiapkan materi sosialisasi
saya lakukan dengan professional. Saya juga mengaktualisasikan
nilai komitmen mutu yaitu “Kreatif dan inovatif” dengan cara
saya berusaha membuat Materi sosialisasi dengan kreatif dan
bisa membuat inovasi baru dalam meningkatkan semangat untuk
kelengkapan dokumentasi Asuhan keperawatan.
Saya juga mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu “Jujur
dan mandiri” dengan cara saya mecantumkan sumber dari
materi sosialisasi ini, dan saya sendiri yang mempersiapkan
materi sosialisasi ini. Adapun output/hasil dari kegiatan ini adalah
foto dan softfile powerpoint materi.
2.4 Mempersiapkan ruangan untuk sosialisasi
Dalam Mempersiapkan ruangan untuk sosialisasi, nilai-nilai
yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:

71
Dalam Mempersiapkan ruangan untuk sosialisasi, saya
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Tanggung jawab”
dengan cara sayamempersiapkan ruangan sosialisasi dengan
penuh tanggung jawab.
Saya juga mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“musyawarah” dengan cara dalam mempersiapkan ruangan
sosialisasi saya mwminta persetujuan dari kepala ruangan terlebih
dahulu dan meminta sarannya. Saya juga mengaktualisasikan
nilai Etika publik yaitu “Ramah, sopan dan santun” dengan cara
ketika saya mempersiapkan ruangan saya berkoordinasi dengan
kepala ruangan dengan bersikap ramah, sopan dan santun saat
berkomunikasi.
Saya juga mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“efektif” dengan cara persiapan ruangan dilakukan agar
sosialisasi bisa berjalan dengan efektif. Saya juga
mengaktualisasikan nilai anti Korupsi yaitu “Tanggung jawab”
dengan cara persiapan ruangan sosialisasi akan saya persiapkan
dengan penuh tanggung jawab. Adapun output/hasil dari kegiatan
ini adalah foto.
2.5 Membagikan Undangan Sosialisasi
Dalam membagi undangan sosialisasi, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam membagikan undangan sosialisasi, saya
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Transparan” dengan
cara saya membagi undangan kepada semua perawat dan orang-
orang yang berkaitan dengan transparan menggunakan sebuah
undangan resmi.
Saya juga mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“cinta tanah air” dengan cara dalam mempersiapkan sosialisasi
saya membagikan undangan kepada semua perawat dengan
penuh cinta tanah air. Saya juga mengaktualisasikan nilai etika
publik yaitu “Sopan” dengan cara saya membagi undangan

72
sosialisasi dengan bersikap sopan kepada semua perawat dan
undangan lainnya.
Saya juga mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“efektif” dengan cara saya membagi undangan menggunakan
waktu yang sangat efektif. Saya juga mengaktualisasikan nilai anti
korupsi yaitu “jujur dan adil” dengan cara saya membagikan
undangan dengan penuh kejujuran dan memberikannya secara
adil ke semua perawat di ruang rawat inap non Bedah. Adapun
output/hasil dari kegiatan ini adalah foto dan undangan.

Kontribusi terhadap visi dan misi Organisasi

Dengan dilakukan persiapan Sosialisasi penerapan dokumentasi


Asuhan keperawatan di ruang rawat inap Non Bedah RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang diharapkan Sosialisasinya bisa
terlaksana dengan baik dan efektif. Diharapkan kegiatan ini akan
memberikan kontribusi terhadap visi dan misi rumah sakit RSUD
Depati Hamzah kota Pangkalpinang yaitu “Menjadi Rumah Sakit yang
Nyaman dan Unggul dalam Pelayanan”, Misi No 1 dan 2 “Memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau, profesional dan
berorientasi pada pasien dan Mengembangkan pelayanan unggulan
yang inovatif”.

penguatan nilai organisasi

Melakukan Persiapan Sosialisasi dokumentasi Asuhan keperawatan


di ruang rawat inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang sebagai langkah awal untuk memastikan kegiatan
sosialisasi ini bisa berjalan dengan baik. Kegiatan ini memberikan
penguatan nilai organisasi yaitu Responsif (sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan rakyat serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di
daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya, dan kondisi
geogarfis) dan Efektif yaitu harus mencapai hasil yang signifikan
sesuai target yang telah ditetapkan dab bersifat efisien(merujuk pada
nilai-nilai organisasi kesehatan).

73
3. Kegiatan Melaksanakan Sosialisasi tentang kelengkapan
pendokumentasian Asuhan Keperawatan Kepada perawat di
ruang rawat Inap Non Bedah, akan dilaksanakan melalui tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut :
3.1 Membagikan selembaran media sosialisasi
Dalam Membagikan selembaran media sosialisasi, nilai-nilai
yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam membagikan selembaran media sosialisasi saya
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Transaparan”
dengan cara saat membagikan selembaran media sosialisasi saya
lakukan dengan transparan kesemua perawat dan peserta
sosialisasi lainnya.
Saya juga mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“Musyawarah” dengan cara saya membagi undangan sambil
berdiskusi dengan semua peserta sosialisasi. Saya juga
mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu “sopan” dengan cara
membagikan selembaran media sosialisasi kepada seluruh
peserta sosialisasi saya lakukan dengan sopan.
Saya juga mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“efektif” dengan cara saya membagikan selembaran media
sosialisasi dengan penuh ketelitian agar sosialisasi bisa berjalan
dengan efektif. Saya juga mengaktualisasikan nilai anti korupsi
yaitu “disiplin” dengan cara membagikan media sosialisasi saya
lakukan dengan adil dan tertib. Adapun output dan hasil dari
kegiatan ini adalah foto dan daftar tanda terima selebaran media
sosialisasi.

3.2 Memaparkan materi Sosialisasi

Dalam memaparkan materi sosialisasi, nilai-nilai yang


akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam memaparkan materi sosialisasi saya akan
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “kejelasan” dengan
cara saya akan menyampaikan sosialisasi penerapan

74
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan tujuan yang
ingin dicapai dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Saya juga mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“Musyawarah” dengan cara saya memamarkan materi sosialisasi
dengan teknik musyawarah dan diskusi. Saya juga akan
mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu “Sopan” dengan cara
saya memamparkan materi sosialisasi dengan menggunakan
bahasa yang sopan dan mudah di megerti.
Saya juga mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“efektif” dengan cara Dalam memaparkan materi sosialisasi saya
laukan dengan efektif dengan bahasa yang jelas agar peserta
tidak merasa jenuh. Saya juga mengaktualisasikan nilai anti
korupsi yaitu “disiplin” dalam memaparkan materi saya
mejelaskan materi secara singkat dan menerapkan sikap disiplin
waktu. Adapun output/hasil dari tahapan ini adalah foto dan video.
3.3 Membuat Notulen
Dalam membuat notulen, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam membuat notulen saya akan mengaktualisasikan nilai
akuntabilitas yaitu “Kejelasan” dengan cara Kejelasan dalam
melakukan notulensi dalam sosialisasi sangant penting diperlukan
guna untuk merangkum jalannya sosialisasi.
Saya juga mengaktualisasikan nilai Nasionalisme yaitu
“Musyawarah” dengan cara dalam membuat jalannya sosialisasi
saya lakukan dengan bermusyawarah dengan semua peserta
sosialisasi. Saya juga mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
“Sopan” dengan cara membuat notulen saya utamakan dengan
sikap lemah lembut. Saya juga mengaktualisasikan nilai komitmen
mutu yaitu “efektif” dengan cara membuat notulen saya lakukan
dengan mempertimbangkan beberapa hal agar jalannya
sosialisasi bisa efektif.

75
Saya juga mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“disiplin dan jujur” dengan cara membuat notulen saya lakukan
dengan disiplin agar tidak ada yang salah dan jujur dalam
membuat notulen. Adapun hasil/output dari tahapan kegiatan ini
adalah notulensi hasil sosialisasi dan daftar hadir.

Kontribusi terhadap visi dan misi Organisasi

Dengan melaksanakan Sosialisasi dokumentasi Asuhan keperawatan


kepada perawat di ruang rawat inap Non Bedah RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang diharapkan akan meningkatkan
pemahaman perawat dalam melakukan dokumentasi Kegiatan ini
akan berkontribusi terhadap Visi RSUD Depati Hamzah yaitu Menjadi
Rumah Sakit yang Nyaman dan Unggul dalam Pelayanan diharapkan
juga bisa berkontribusi terhadap Misi nomor 1 dan 2 yaitu:
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau,
profesional dan berorientasi pada pasien dan Mengembangkan
pelayanan unggulan yang inovatif.

Penguatan Nilai Organisasi

Melaksanakan Sosialisasi dokumentasi Asuhan Keperawatan Kepada


perawat di ruang rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang agar upaya penerapan kelengkapan
pendokumentasian Asuhan Keperawatan dapat dilakukan dengan
baik sesuai standar. Hal ini akan memeberikan penguatan nilai
organisasi yaitu Inklusif, Responsif, dan Efektif.
4. Kegiatan Membuat komitmen bersama (pakta integritas)
Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan, akan dilaksanakan
melalui tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :
4.1 Mendesain konsep komitmen bersama
Mendesain konsep komitmen bersama penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:

76
Dalam Mendesain konsep komitmen bersama penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan saya akan mengaktualisasikan
nilai akuntabilitas yaitu “Tanggung jawab” dengan cara dalam
mendesain komitmen bersama saya akan mengerjakannya
dengan penuh tanggung jawab agar bisa mencapai tujuan.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“persatuan” dengan cara mendesain komitmen bersama saya
lakukan untuk menyatukan komitmen dalam penerapan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Saya juga
akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu “menjalankan
tugas secara profesional dan tidak memihak” dengan cara
mendesain komitmen bersama saya lakukan dengan hati-hati dan
berusaha menyelesaikan tepat waktu.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
yaitu “Kreatif dan inovatif” dengan cara Lembar komitmen
bersama didesain dengan penuh kreativitas dan memberikan
manfaat. Saya juga mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“Kerja keras dan mandiri” Pembuatan desain komitmen bersama
memerlukan kerja keras dan saya lakukan dengan kemampuan
saya sendiri. Adapun output/hasil dari tahapan kegiatan ini adalah
desain komitmen bersama dan foto.

4.2 Konsultasi dengan Mentor tentang desain komitmen


bersama

Dalam Konsultasi dengan Mentor tentang desain komitmen


bersama, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai
berikut:

Pada saat Konsultasi dengan Mentor tentang desain


komitmen bersama saya akan mengaktualisasikan nilai
akuntabilitas yaitu “Kejelasan dan tanggung jawab” Dalam
melakukan konsultasi tentang desain komitmen bersama, saya
akan memberikan penjelasan untuk memperoleh kejelasan bagi
kedua pihak mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan agar

77
bisa dipertanggungjawabkan.

Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu


“musyawarah” konsultasi desain komitmen bersama dengan
mentor saya lakukan dengan diskusi untuk mencapai tujuan yang
sama. Saya juga mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
“Memelihara dan Menjunjung Tinggi Standar Etika Luhur
serta Menghargai Komunikasi, Konsultasi, dan Kerjasama”
saat berkonsultasi dengan mentor saya selalu mengutamakan
etika yang baik, berusaha selalu menghargai pendapat dan
menerima masukan dari mentor.

Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu


yaitu “orientasi mutu” dengan cara Konsultasi dilakukan
berorientasi pada tujuan, menggunakan sumber daya (waktu)
secukupnya, dan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan. Saya
juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu “disiplin”
dengan cara Saya akan datang tepat waktu sesuai dengan
kesepakatan dengan mentor. Adapun output/hasil dari tahapan
kegiatan ini adalah lembar konsultasi dan foto.

4.3 Melakukan pencetakan lembar komitmen bersama

Dalam Melakukan pencetakan lembar komitmen bersama,


nilai-nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam melakukan pencetakan lembar komitmen bersama saya
kan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Kejelasan dan
tanggung jawab” Melakukan pencetakan lembar komitmen
memberikan kejelasan dan tanggungjawab terhadap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“persatuan” Lembar komitmen yang disusun bertujuan untuk
menyatukan tujuan perawat di ruang rawat inap non bedah untuk
memberikan pelayanan yang professional. Saya juga akan
mengaktualisasikan nilai etika public yaitu “sopan dan santun”

78
Saya akan menjunjung tinggi sopan santun dalam berkomunikasi
dengan pihak ketiga saat melakukan pencetakan lembar
komitmen bersama. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
komitmen mutu yaitu “efektif dan efisien” Lembar komitmen
bersama akan dicetak menggunakan bahan yang hemat biaya
dan mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“Kesederhanaan” Saya akan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami pihak ketiga yang akan mencetak lembar komitmen
bersama. Adapun output/hasil dari tahapan kegiatan ini adalah
foto dan lembar komitmen bersama.
4.4 Penandatanganan lembar komitmen bersama
Penandatanganan lembar komitmen bersama, nilai-nilai
yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Saat Penandatanganan lembar komitmen bersama saya akan
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Integritas dan
tanggung jawab” Penandatangan lembar komitmen bersama
merupakan wujud kesepakatan untuk bekerja dengan penuh
integritas dan tanggungjawab.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“persatuan” Semua perawat akan menandatangani komitmen
bersama yang merupakan wujud persatuan di ruang rawat inap
non bedah RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
“Memelihara dan Menjunjung Tinggi Standar Etika Luhur”
Saya akan menjunjung sikap sopan santun dalam mengajak
perawat untuk melakukan penandatanganan komitmen bersama.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“efektif” Lembar komitmen bersama merupakan bukti untuk
komitmen dalam melaksanakan tugas.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“Disiplin, Tanggungjawab” Komitmen bersama yang telah

79
disepakati akan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.
Adupun output/hasil dari tahapan kegiatan ini adalah Lembar
komitmen bersama yang telah ditanda-tangani dan foto.
4.5 Melakukan pemasangan lembar komitmen bersama di
Ruang Rawat Inap Non bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang
Melakukan pemasangan lembar komitmen bersama di
Ruang Rawat Inap Non bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan
sebagai berikut:
Dalam Melakukan pemasangan lembar komitmen bersama
di Ruang Rawat Inap Non bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang saya akan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas
yaitu “Konsisten, Transparansi” Lembar komitmen bersama
yang dipasang di ruang rawat inap anak merupakan keterbukaan
mengenai komitmen yang telah dibuat dan memerlukan
konsistensi dalam pelaksanaannya.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“persatuan” Lembar komitmen bersama merupakan wujud
persatuan perawat untuk memberikan layanan yang terbaik. Saya
juga akan mengaktualisasikan nilai nilai etika publik yaitu
“Memelihara dan Menjunjung Tinggi Standar Etika Luhur”
Saya akan meminta izin secara sopan kepada kepala ruang
sebelum melakukan pemasangan lembar komitmen.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
yaitu “Kreatif inovatif” Lembar komitmen bersama yang dipasang
merupakan bukti untuk komitmen dalam melaksanakan tugas.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu “kerja
keras” Komitmen bersama yang telah ditandatangani
memerlukan kerja keras dalam implementasi pekerjaan sehari-
hari. Adapun output/hasil dari tahapan kegiatan ini adalah foto.

80
Kontribusi terhadap visi dan misi Organisasi
Pembuatan komitmen bersama ini untuk membuat komitmen
pelaksanaan penerapan dokumentasi asuhan Keperawatan di
ruang rawat inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang. Diharapkan Kegiatan ini akan mendukung
tercapainya visi dan misi rumah sakit yaitu: Visi: Menjadi Rumah
Sakit yang Nyaman dan Unggul dalam Pelayanan, dan diharapkan
juga dapat berkontribusi mendukung terwujudnya Misi (Point 1
dan 2 ) yaitu Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
terjangkau, profesional dan berorientasi pada pasien dan
Mengembangkan pelayanan unggulan yang inovatif.

Penguatan Nilai Organisasi


Pembuatan komitmen bersamauntuk meningkatkan upaya
penerapan dokumentasi asuhan Keperawatan di ruang rawat
Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang bisa
sesuai dengan standar. Hal ini akan menguatkan nilai organisasi
Kementerian Kesehatan khususnya nilai Pro Rakyat, Inklusif,
Efektif, Responsif.
5. Kegiatan Melakukan Penerapan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan
Dalam Melakukan Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan,
akan dilaksanakan melalui tahapan-tahapan kegiatan sebagai
berikut :
5.1 Menyiapkan Formulir Asuhan Keperawatan
Dalam Menyiapkan Formulir Asuhan Keperawatan, nilai-nilai
yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam Menyiapkan Formulir Asuhan Keperawatan saya akan
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “kejelasan” dalam
menyiapkan formulir asuhan keperawatan saya akan bekerja
sama dengan pihak pengadaan barang dengan jelas.

81
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“kerja keras” dalam menyiapkan formulir asuhan keperawatan
saya akan berusaha untuk bekerja keras agar tidak ada formulir
yang tertinggal. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika
publik yaitu “sopan” saya akan bersikap sopan kepada pihaka
pengadaan barang saat meminta formulir.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
yaitu “efektif dan efisien” saya akan bekerja dengan efektif dan
efisien dalam mnyiapkan formulir asuhan keperawatan. Saya juga
akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu “jujur” saya
berusaha bekerja dengan jujur saat menyiapkan formulir asuhan
keperawatan. Adapun output/hasil dari tahapan kegiatan ini
adalah foto.
5.2 Melakukan Pengkajian
Dalam Melakukan Pengkajian, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam melakukan pengkajian saya akan mengaktualisasikan nilai
Akuntabilitas yaitu “Kejelasan” dengan cara dalam melakukan
pengkajian berupa anamnesa individu dan melakukan
pemeriksaan fisik, saya akan menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan terlebih dahulu kepada pasien dan keluarga.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“Sila ke 2 tidak membeda-bedakan” dengan cara dalam
melakukan pengkajian kepasien saya akan berlaku adil dan tidak
membeda-bedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang
lain. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai Etika Publik yaitu
“Kerahasiaan” dengan cara yaitu melakukan pengkajian kepada
pasien saya akan menjaga kerahasiaan data pasien.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
yaitu “Efektifitas dan efisien” dengan cara dalam melakukan
pengkajian saya lakukan dengan efektif dan efisien saat
melakukan pemeriksaan fisik pasien sehingga tidak waktu tidak

82
terbuang pecuma dan mendapatkan hasil yang baik. Saya juga
akan mengaktualisasikan nilai Anti korupsi yaitu “Jujur” dengan
cara saya akan mencatat di buku status pasien hasil pengkajian
dengan sebenar-benarnya yang nantinya hal tersebut akan
langsung di lihat oleh dokter. Adapun output/hasil dari tahapan
kegiatan ini adalah foto dan formulir pengkajian.
5.2 Menentukan Diagnosa keperawatan
Dalam Menentukan diagnosa, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam menentukan diagnosa saya akan mengaktualisasikan nilai
akuntabilitas yaitu “tanggung jawab” dalam menentukan
diagnosa keperawatan saya melakukannya dengan penuh
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Saya juga akan
mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu “professional”
dalam menentukan diagnosa saya akan melakukannya dengan
professional sesuai dengan kondisi pasien.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika publik
“cermat dan teliti” dengan cara diagnosa keperawatan akan di
rumuskan sesuai dengan standar asuhan keperawatan dan akan
saya lakukan dengan cermat dan teliti. Saya juga akan
mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu “Efektifitas dan
efisien” dalam menentukan diagnosa keperawatan saya
menggunakan pendekatan ilmiah sesuai dengan perkembangan
ilmu keperawatan agar perumusan diagnosa keperawatan yang
dibuat sesuai dengan kondisi pasien.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“jujur” dalam menentukan diagnosa keperawatan saya akan
menganalisa data pengkajian dengan jujur tanpa memanipulasi,
tidak melebihkan dan tidak mengurangi data. Adapun outpun/hasil
dari tahapan kegiatan ini adalah foto formulir diagnose
keperawatan.

83
5.3 Melakukan Intervensi (perencanaan tindakan)
Keperawatan
Dalam Melakukan intervensi (perencanaan tindakan)
keperawatan, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan
sebagai berikut:
Dalam melakukan perencaan tindakan keperawatan saya akan
mengaktulisasikan nilai akuntabilitas yaitu “integritas” dengan
cara melakukan perencanaan tindakan sesuai dengan analisa
data yang di peroleh saat pengkajian.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“memenuhi hak-hak pasien” dalam perencanaan tindakan
keperawatan saya akan berusaha memenuhi hak-hak pasien agar
hak pasien terpenui. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
etika publik yaitu “Komunikasi” dalam perencanaan tindakan
keperawatan saya akan memberikan informasi secara tepat dan
benar terhadap pasien.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
“Efektif” dalam perencanaan tindakan keperawatan saya lakukan
sesuai standar agar hasil rencana yang saya buat bisa memberi
kepuasan pada pasien. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
Anti korupsi yaitu “tanggung jawab” saya akan melakukan
perencanaan keperawatan sesuai data yang diperoleh dari
pengkajian dengan penuh tanggung jawab tanpa rekayasa.
Adapun output/hasil dari tindakan kegiatan ini adalah foto dan
formulir intervensi.
5.4 Melakukan Implementasi (Pelaksanaan Rencana
Tindakan) Keperawatan
Dalam Melakukan Implementasi (pelaksanaan Rencana
Tindakan) Keperawatan, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan
diuraikan sebagai berikut:
Dalam melakukan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan
saya akan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu

84
“konsisten”dalam melakukan pelaksanaan rencana tindakan
keperawatan saya lakukan dengan konsisten sesuai dengan
standar. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai Nasionalisme
yaitu “Kerja sama” sebelum melakukan tindakan keperawatan
saya akan meminta izin kepada pasien dan keluarga terlebih
dahulu agar kerja sama terjalin dengan baik.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
“Santun” dalam melakukan tindakan keperawatan saya
mengutamakan sikap santun kepada pasien dan keluarga. Saya
juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“orientasi mutu” dalam melakukan tindakan keperawatan saya
akan melakukannya dengan penuh hati-hati agar tidak terjadi
kesalahan dan pelayanan bisa berkualitas.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi “jujur”
dalam melaksanakan tindakan keperawatan saya akan bersikap
jujur dan tidak melakukan kecurangan. Adapun output/hasil dari
tahapan kegiatan ini adalah foto dan formulir implementasi.
5.5

5.6 Melakukan Evaluasi keperawatan


Dalam melakukan evaluasi keperawatan, nilai-nilai yang
akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam melakukan evaluasi tindakan keperawatan saya akan
mengktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “kejelasan” melakukan
evaluasi tindakan keperawatan akan saya lakukan secara jelas,
kompleks dan menyeluruh untuk mengatasi keluhan pasien.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“menghormati hak-hak pasien” dalam mengevaluasi tindakan
keperawatan saya akan menghormati hak-hak pasien dan
mendengar keluhan yang dirasakan pasien. Saya juga akan
mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu “ramah” dalam
melakukan asuhan keperawatan saya akan memperlakukan
dengan baik dan saya akan bersikap ramah.

85
Saya akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“Efektif” saya akan memberikan pelayanan dengan sepenuh hati
agar bisa memberikan kepuasan dalam pelayanan. Saya juga
akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu “kerja keras”
saya akan bekerja keras dengan penuh keikhlasan tanpa
mengharapkan imbalan dari pasien. Adapun output/hasil dari
tahapan kegiatan ini adalah foto dan formulir evaluasi.
Kontribusi terhadap visi dan misi Organisasi
Dengan melakukan Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan
diharapkan dapat mendukung tercapainya Standar pendokumentasian
Asuhan Keperawatan yang sesuai peraturan. Diharapkan Kegiatan ini
mendukung visi rumah sakit yaitu “Menjadi Rumah Sakit yang
Nyaman dan Unggul dalam Pelayanan” dan diharapkan juga bisa
berkontribusi terhadap Misi Rumah sakit (Point 1 dan 2) yaitu
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau,
profesional dan berorientasi pada pasien, dan Mengembangkan
pelayanan unggulan yang inovatif.
Penguatan Nilai Organisasi
Melakukan penerapan dokumentasi asuhan Keperawatan ini
diharapkan akan membuat dokumentasi asuhan keperawatan bisa
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini dapat
menguatkan nilai organisasi Kementerian Kesehatan khususnya nilai
Pro Rakyat, Inklusif, Efektif, Responsif.

6. Kegiatan Evaluasi Penerapan Dokumentasi Asuhan keperawatan

Evaluasi Penerapan Dokumentasi Asuhan keperawatan, akan


dilaksanakan melalui tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :
6.1 Menyusun lembar observasi
Dalam Menyusun lembar evaluasi, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam menyusun lembar Evaluasi, saya akan mengaktualisasikan
nilai akuntabilitas yaitu “Tanggung jawab” Saya akan menyusun
lembar evaluasi sebagai bentuk tanggungjawab setelah selesai

86
pelaksanaan kegiatan. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
Nasionalisme yaitu “keadilan” Pertanyaan dan lembar observasi
yang disusun tidak mengandung unsur yang mementingkan pihak
manapun.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
“Mempertanggungjawabkan Tindakan dan Kinerjanya di
depan publik” Lembar evaluasi merupakan bentuk
pertanggungjawaban kepada publik dan bentuk professional saya
sebagai perawat. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
komitmen mutu yaitu “Efektif, Efisien” Lembar observasi dan
daftar pertanyaan yang disusun mencapai tujuan dan jumlah
pertanyaan yang diajukan secukupnya.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“mandiri” Pembuatan lembar evaluasi dan daftar pertanyaan
dilakukan sendiri oleh penulis. Adapun output/hasil dari tahapan
kegiatan ini adalah foto dan Lembar Observasi.

6.2 Mengisi lembar observasi

Dalam Mengisi lembar observasi, nilai-nilai yang akan


diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:

Dalam mengisi lembar observasi saya akan mengaktualisasikan


nilai akuntabilitas yaitu “Transparansi, tanggung jawab” Mengisi
lembar evaluasi merupakan bentuk tanggungjawab dan
keterbukaan setelah selesai pelaksanaan kegiatan. Saya juga
akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu “sila ke-5
keadilan“ Pengisian lembar observasi secara jujur tidak
mengandung unsur yang menguntungkan pihak manapun.

Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu


“Mempertanggungjawabkan Tindakan dan Kinerjanya di
depan publik” Lembar evaluasi merupakan bentuk
pertanggungjawaban kepada publik. Saya juga akan
mengaktualisasikan nilai komitmen mutu “orientasi mutu”

87
Penilaian kegiatan akan dibandingkan dengan standar mutu yang
ada (SOP).

Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu


“jujur dan adil” Pengisian dan observasi dilakukan secara jujur
dan tidak memihak. Adapun output/hasil tahapan kegiatan ini
adalah foto dan Lembar Observasi yang suda di isi.

6.3 Melakukan analisis lembar evaluasi

Dalam melakukan analisis lembar evaluasi nilai-nilai yang


akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:

Dalam melakukan analisis lembar evaluasi saya akan


mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Tanggung jawab”
Melakukan analisis lembar evaluasi merupakan bentuk
tanggungjawab dari kegiatan yang telah dilakukan. Saya juga
akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme ”Nilai Nasionalisme
Sila Ke-5 (keadilan)” Analisis hasil dilakukan secara adil dan
tidak memihak.

Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu


“Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak”
Analisis hasil dilakukan secara profesional sesuai dengan hasil
yang ada dan tidak memihak pihak manapun. Saya juga akan
mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu “efisien dan
orientasi mutu” Analisis hasil bertujuan untuk membandingkan
dengan standar mutu yang ada dan dilakukan untuk mencapai
tujuan yaitu mengevaluasi jalannya kegiatan.

Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu


“Jujur dan mandiri” Analisis hasil dilakukan secara jujur dan
dilakukan oleh diri saya sendiri. Adapun output/hasil dari tahapan
kegiatan ini adalah Foto dan Laporan evaluasi.
6.4 Melaporkan hasil analisis kepada mentor
Dalam Melaporkan hasil analisis kepada mentor, nilai-nilai
yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:

88
Dalam melaporkan hasil analisis kepada mentor saya akan
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Kejelasan,
Tanggungjawab” Melaporkan hasil analisis evaluasi merupakan
bentuk tanggungjawab saya setelah selesai pelaksanaan kegiatan
dan menunjukkan kejelasan hasil kegiatan.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“Sila Ke-4 (Musyawarah)” Saya akan melakukan diskusi hasil
analisis kepada mentor. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
etika publik yaitu “Tanggung jawab” Melaporkan hasil evaluasi
merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada publik.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
yaitu “orientasi mutu” Penyampaian evaluasi bertujuan untuk
membandingkan dengan standar mutu. Dan saya juga akan
mengaktualisasikan anti korupsi yaitu “Disiplin” Saya akan
menyampaikan evaluasi dengan tepat waktu. Adapun output/hasil
dari tahapan kegiatan ini adalah foto dan laporan evaluasi.

Kontribusi terhadap visi dan misi Organisasi


Evaluasi Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan untuk
memberikan gambaran hasil kegiatan dalam penerapan
pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik dan benar sesuai
standar. Diharapkan Kegiatan ini akan mendukung visi rumah sakit
yaitu “Menjadi Rumah Sakit yang Nyaman dan Unggul dalam
Pelayanan” dan diharapkan kegiatan ini juga dapat berkontribusi
dengan misi rumah sakit (point 1 dan 2) yaitu Memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, terjangkau, profesional dan berorientasi
pada pasien dan Mengembangkan pelayanan unggulan yang inovatif.

Penguatan Nilai Organisasi

Evaluasi Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan untuk


memberikan gambaran hasil kegiatan pendokumentasian asuhan
keperawatan yang sesuai dengan standar. Diharapkan Hal ini akan
menguatkan nilai organisasi Kementerian Kesehatan khususnya

89
Efektif, Responsif.

90
3.5 Jadwal Rencana Kegiatan
Rancangan aktualisasi mengenai Upaya Peningkatan penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
Depati Hamzah Kota Pangkalpinang akan dilaksanakn pada tanggal
14 Oktober – 18 November 2021. Berikut adalah rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan:
Tabel 3.5 Jadawal Rencana Kegiatan

RENCANA
NO KEGIATAN OUTPUT
PELAKSANAAN
1. Pembuatan Poster 15-18 Oktober 2021  Foto
pengingat penerapan  Lembar konsul
dokumetasi Asuhan  Lembar
Keperawatan persetujuan
 Poster pengingat
2. Melakukan Persiapan 16-20 Oktober 2021  Foto
Sosialisasi tentang  Lembar konsul
dokumentasi Asuhan  Softfile
Keperawatan Kepada powerpoint
perawat di ruang rawat materi
Inap Non Bedah  Undangan
3. Melaksanakan Sosialisasi 22 Oktober 2021  Daftar Tanda
tentang dokumentasi terima selebaran
Asuhan Keperawatan  Foto
Kepada perawat di ruang  Notulensi hasil
rawat Inap Non Bedah sosialisasi
 Daftar hadir
4. Pembuatan komitmen 18-22 Oktober 2021  Foto
bersama (pakta integritas)  Desain
Penerapan dokumentasi komitmen
Asuhan Keperawatan bersama
 Lembar konsul
 Lembar
komtmen
bersama
 Lembar
komitmen yang

91
sudah di tanda
tangani
 Foto pemsangan
komitmen
bersama
5. Melakukan Penerapan 23 Oktober -12  Foto
dokumentasi Asuhan November 2021  Formulir asuhan
Keperawatan keperawatan
 Formulir
pengajian
6. Evaluasi Penerapan 13-18 November  Foto
Dokumentasi Asuhan 2021  Lembar
keperawatan observasi
 Lembar
observasi yang
sudah diisi
 Foto
 Laporan evaluasi

92
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapat dari Monitoring dan evaluasi oleh bidang
keperawatan RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang tahun 2020 didapatkan
nilai presentasi kelengkapan asuhan keperawatan untuk Instalasi gawat darurat
95% (rata-rata igd dan igd kebidanan), Rawat jalan 93% (rata-rata ruang
Hemodealisa/cuci darah dan ruang OKA/operasi), dan Rawat Inap 82% (rata-
rata dari ruangan Non bedah, akasia, kebidanan, anak, picu nicu, icu dan isolasi
covid). Tetapi setelah dilakukan monitoring lebih lanjut oleh bidang keperawatan
dari pendokumentasian asuhan keperawatan di rekam medis Rumah Sakit
Umum Depati Hamzah tersebut masih banyak asuhan keperawatan yang
didapatkan ketidaklengkapan data diantaranya lembar pengkajian ulang rata-
rata masih belum terisi, bagian diagnosa keperawatan sebagian besar terisi
tetapi perumusan diagnosanya masih belum sesuai dengan data pengkajian.
Pada bagian intervesi atau perencanaan tindakan keperawatan sebagian besar
sudah terisi penuh tindakan mengacu pada tujuan dan kalimat perintah. Bagian
implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan sering kali perawat tidak
menuliskan nama terang, tidak menyertakan waktu pada saat melakukan
tindakan keperawatan, sedangkan pada bagian evaluasi didapatkan data atau
tulisan perawat yang tidak jelas atau sulit dibaca, juga masih ada perawat yang
tidak mencantumkan tanda tangan dan nama terang, serta hasil evaluasi yang
tidak dicatat. Bagian formulir resume pulang pasien masih belum terisi.
Isu yang akan diselesaikan dalam kegiatan rancangan ini adalah Rendahnya
kepatuhan perawat klinik dalam Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan
di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah, yang akan
diselesaikan melalui kegiatan aktualisasi dan habituasi yang berjudul ”Upaya
Peningkatan Kepatuhan Perawat Klinik Dalam Penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah”. Dari isu
tersebut muncul gagasan kegiatan penyelesaian isu yaitu sebagai berikut :

93
1. Pembuatan desain Poster pengingat, melakukan Sosialisasi Tentang
penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan Kepada perawat di ruang
rawat Inap Non Bedah,
2. Pembuatan komitmen bersama (pakta integritas),
3. melakukan Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan,
4. Melakukan Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan,
5. melakukan evaluasi Penerapan dokumentasi Asuhan keperawatan.
Kegiatan tersebut diharapkan mampu menjadi solusi untuk menyelesaikan isu
yang ada di ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang. Selain itu penulis juga berharap mampu mengaktualisasikan
nilai ANEKA yang menjadi nilai-nilai dasar ASN dalam berbagai tahapan
kegiatan selama melaksanakan aktualisasi maupun dalam pelaksanaan
tugas dan fungsinya. Penulis juga berharap agar dapat lebih paham mengenai
sikap dan perilaku yang dapat memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
organisasi serta menguatkan nilai organisasi di RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang.
4.2 Saran
Semoga rancangan kegiatan aktualisasi ini dapat terus berjalan di RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang khusunya di ruang Rawat Inap RSUD Depati
Hamzah, Semoga memberikan inovasi dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan di RSUD melalui peningkatan penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Pangkalpinang, dan Bisa memberikan penyegaran kembali mengenai
Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan bagi perawat. Agar Rancangan
aktualisasi ini bisa dilaksanakan mohon dukungan dan bantuan dari pihak
bidang keperawatan, kepala ruangan dan semua perawat di ruangan Non
Bedah RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.

94
DAFTAR PUSTAKA
Buku/Modul
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Akuntabilitas. Modul
Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar
CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Nasionalisme. Modul
Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar
CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. EtikaPublik. Modul
Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar
CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Komitmen Mutu. Modul
Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar
CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Anti Korupsi. Modul
Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar
CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2017. Manajemen Aparatur Sipil
Negara. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar CPNS Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2017. Whole of Government. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Latsar CPNS Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2017. Pelayanan Publik. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Latsar CPNS Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara. 156
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Modul Penyelenggaraan
Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Latsar CNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

95
Peraturan Pemerintah dan Menteri Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2019 tentang petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya. 2019. Jakarta: Presiden
Republik Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2018 tentang tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien. 2018. Jakarta:
Presiden Republik Indonesia.
Hutahean, serri. 2010. Konsep dan dokumentasi proses Keperawatan.
Jakarta : Trans Info Media.
Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan
Praktik. Jakarta : Salemba Medika.

96
LAMPIRAN 1

Formulir 1. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Perawat Ahli Pertama di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Identifikasi Isu : 1. Rendahnya kepatuhan perawat klinik dalam Penerapan dokumentasi
Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
2. Rendahnya kepatuhan perawat dalam melakukan monitoring pasca transfusi darah di Ruang
rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
3. Belum patuhnya pengunjung terhadap waktu jam besuk pasien di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD
Depati Hamzah
Isu yang di angkat : Rendahnya kepatuhan perawat klinik dalam Penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan Kepatuhan Perawat Klinik Dalam Penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah

Keterkaitan
Konstribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi organisasi Organisasi
Pelatihan
1. Membuat Poster 1.1 Konsultasi  Foto  Akuntabilitas: Dengan membuat poster Membuat poster
pengingat dengan mentor  Lembar Kejelasan, pengingat penerapan pengingat penerapan
penerapan mengenai Poster Konsul Tanggungjawab dokumentasi Asuhan dokumentasi Asuhan

97
dokumetasi Asuhan pengingat  Nasionalisme: Keperawatan diharapkan Keperawatan
Keperawatan Sila Ke-4 poster yang akan dibuat merupakan langkah
(Musyawarah) dapat memberikan pesan awal dalam upaya
 Etika Publik: yang inovatif dan menjadi meningkatkan tertib
Sopan, santun pengingat motivasi untuk administrasi dan
 Komitmen Mutu: tertib administrasi. pelayanan kepada
efektif Kegiatan ini akan masyarakat.

 Anti Korupsi: memberikan kontribusi Kegiatan ini

 Disiplin terhadap visi RSUD memberikan

1.2 Mencari referensi Depati Hamzah yaitu penguatan nilai


 Foto  Akuntabilitas:
isi Poster Menjadi Rumah Sakit organisasi yaitu
Kejelasan
pengingat yang Nyaman dan Responsif dan
 Nasionalisme:
Unggul dalam Efektif.
Sila Ke-4
Pelayanan dan misi ke 1
(Musyawarah)
dan 2 yaitu
 Etika Publik:
1. Memberikan
Menjalankan
Pelayanan
tugas secara
Kesehatan Yang
profesional
Bermutu,
 Komitmen Mutu:
Terjangkau,
Efektif, Efisien
Profesional dan
 Anti Korupsi:
Berorientasi Pada
Kerja keras,

98
kemandirian Pasien
1.3 Menyusun  Foto  Akuntabilitas: 2. mengembangkan
Konsep Kejelasan dan pelayanan unggulan
pembuatan Tanggungjawab yang inovatif
Poster Pengingat  Nasionalime:
Sila Ke-4
(Musyawarah)
 Etika Publik:
Profesional
 Komitmen Mutu:
Kreatif Inovatif
 Anti Korupsi:
Jujur dan Mandiri
1.4 Meminta  Foto  Akuntabilitas:
persetujuan  Lembar Kejelasan
mentor terkait isi persetuju  Nasionalisme:
dan desain poster an Sila Ke-4
pengingat (Musyawarah)
 Etika Publik:
Sopan dan
Santun
 Komitmen Mutu:

99
Efektif, Efisien
 Anti Korupsi:
Kerja keras,
kemandirian
1.5 Mencetak poster  Foto  Akuntabilitas:
pengingat  Poster Kejelasan
 Nasionalisme:
Musyawarah
 Etika Publik:
Ramah dan
santun
 Komitmen Mutu:
Inovatif
 Anti Korupsi:
Jujur dan
Tanggungjawab
1.6 Melakukan  Foto  Akuntabilitas:
pemasangan Kejelasan
poster pengingat  Nasionalisme:
Kerja sama
 Etika Publik:
Sopan dan

100
santun
 Komitmen Mutu:
Efektif
Anti Korupsi: Adil
2. Melakukan 2.1 Konsultasi  Foto  Akuntabilitas: Dengan dilakukan Melakukan
Persiapan Sosialisasi dengan mentor  Lembar Kejelasan dan persiapan Sosialisasi Persiapan Sosialisasi
dokumentasi Asuhan terkait konsul transparan penerapan dokumentasi Penerapan
Keperawatan pelaksanaan  Nasionalisme: Asuhan keperawatan di dokumentasi Asuhan
Kepada perawat di sosialisasi Sila Ke-4 ruang rawat inap Non keperawatan di
ruang rawat Inap (Musyawarah) Bedah RSUD Depati ruang rawat inap
Non Bedah  Etika Publik: Hamzah Kota Non Bedah RSUD

 Komitmen Mutu: Pangkalpinang Depati Hamzah Kota

inovasi diharapkan Sosialisasinya Pangkalpinang

 Anti Korupsi: bisa terlaksana dengan sebagai langkah

Disiplin baik dan efektif. awal untuk


Kontribusi ini memberikan memastikan kegiatan
2.2 koordinasi  Foto  Akuntabilitas :
kontribusi terhadap visi, sosialisasi ini bisa
dengan kepala Kejelasan
tujuan dan misi rumah berjalan dengan
ruang terkait  Nasionalisme :
sakit yaitu: baik. Kegiatan ini
pelaksanaan sila ke-4
Visi: Menjadi Rumah memberikan
sosialisasi (Musyawarah)
Sakit yang Nyaman dan penguatan nilai
 Etika publik :
Unggul dalam Pelayanan organisasi yaitu
menghargai,

101
komunikasi Tujuan : Responsif (sesuai
 Komitmen Meningkatkan Akses dan dengan kebutuhan
Mutu : Efektif Mutu Pelayanan dan keinginan rakyat
 Anti Korupsi : Kesehatan serta tanggap dalam
Jujur Misi No 1 dan 2: mengatasi
2.1  Foto  Akuntabilitas: 1. Memberikan permasalahan di
2.2  Softfile Kejelasan dan pelayanan daerah, situasi
2.3 Mempersiapkan Powerpoi Tanggungjawab kesehatan yang kondisi setempat,
Materi Sosialisasi nt  Nasionalime: bermutu, terjangkau, sosial budaya, dan
dalam bentuk Materi Tekun, Kerja profesional dan kondisi geogarfis)
power point Keras berorientasi pada dan Efektif yaitu

 Etika Publik: pasien harus mencapai hasil

profesional 2. Mengembangkan yang signifikan


pelayanan unggulan sesuai target yang
 Komitmen Mutu:
yang inovatif telah ditetapkan dab
Kreatif Inovatif
bersifat
 Anti Korupsi:
efisien(merujuk pada
Jujur dan Mandiri
nilai-nilai organisasi
2.4 Mempersiapkan  Foto  Akuntabilitas :
kesehatan)
ruangan untuk Tanggung Jawab
sosialisasi Nasionalisme :
Musyawarah
 Etika Publik :

102
Ramah, Sopan
dan Santun
 Komitmen
Mutu : Efektif
 Anti Korupsi :
Tanggung jawab,
Jujur
2.5 Membagikan  Foto  Akuntabilitas :
Undangan  Undanga Transparan
Sosialisasi n  Nasionalisme :
Cinta tanah Air
 Etika Publik :
Sopan
 Komitmen
Mutu : efektif
 Anti Korupsi :
jujur dan Adil
3. Melaksanakan 3.1 Membagikan  Daftar  AkuntabIlitas : Dengan melaksanakan Melaksanakan
Sosialisasi tentang selembaran Tanda Transparan Sosialisasi penerapan Sosialisasi
penerapan media sosialisasi terima  Nasionalisme : dokumentasi Asuhan penerapan
dokumentasi Asuhan selebaran Musyawarah keperawatan kepada dokumentasi Asuhan
Keperawatan  foto  Etika Publik: perawat di ruang rawat Keperawatan

103
Kepada perawat di Sopan inap Non Bedah RSUD Kepada perawat di
ruang rawat Inap  Komitmen Depati Hamzah Kota ruang rawat Inap
Non Bedah Mutu : Efektif Pangkalpinang Non Bedah RSUD
 Anti korupsi : diharapkan akan Depati Hamzah Kota
Adil meningkatkan Pangkalpinang agar
 Foto  Akuntabilitas : pemahaman perawat upaya penerapan
3.2 Memaparkan
 Video Kejelasan dalam melakukan kelengkapan
materi Sosialisasi
 Nasionalisme : pendokumentasian pendokumentasian

Musyawarah Kegiatan ini akan Asuhan Keperawatan

 Etika Publik : berkontribusi terhadap dapat dilakukan

Sopan, Ramah Visi RSUD Depati dengan baik sesuai

 Komitmen Hamzah yaitu Menjadi standar. Hal ini akan


Rumah Sakit yang memeberikan
Mutu : efektif
Nyaman dan Unggul penguatan nilai
 Anti Korupsi :
dalam Pelayanan dan organisasi yaitu
disiplin
Inklusif, Responsif, dan
3.3 Membuat Notulen  Notulensi  Akuntabilitas :
Misi nomor 1 dan 2 yaitu: Efektif.
hasil Kejelasan
1. Memberikan
Sosialisa  Nasionalisme :
pelayanan kesehatan
si Musyawarah
yang bermutu,
 Daftar  Etika Publik :
terjangkau,
Hadir Sopan
profesional dan
 Komitmen
berorientasi pada

104
mutu : Efektif pasien
 Anti korupsi : 2. Mengembangkan
Disiplin, jujur pelayanan unggulan
yang inovatif
4. Membuat komitmen 4.1 Mendesain  Foto  Akuntabilitas: Pembuatan komitmen Pembuatan
bersama (pakta komitmen  Desain Tanggungjawab bersama ini untuk komitmen bersama
integritas) bersama Komitme  Nasionalime: membuat komitmen untuk meningkatkan
Penerapan n Sila Ke-3 pelaksanaan penerapan upaya penerapan
dokumentasi Asuhan bersama (persatuan) dokumentasi asuhan dokumentasi asuhan
Keperawatan  Etika Publik: Keperawatan di ruang Keperawatan di
Menjalankan rawat inap Non Bedah ruang rawat Inap
tugas secara RSUD Depati Hamzah Non Bedah RSUD
profesional dan Kota Pangkalpinang. Depati Hamzah Kota
tidak memihak Kegiatan ini akan Pangkalpinang bisa

 Komitmen Mutu: mendukung tercapainya sesuai dengan

Kreatif Inovatif visi dan misi rumah sakit standar. Hal ini akan

 Anti Korupsi: yaitu: menguatkan nilai

Kerja Keras, organisasi

Mandiri Visi: Menjadi Rumah Kementerian

 Lembar  Akuntabilitas: Sakit yang Nyaman dan Kesehatan


4.2 Konsultasi dengan
Unggul dalam Pelayanan khususnya nilai Pro
Mentor tentang konsul Kejelasan,
Rakyat, Inklusif,
desain komitmen  Foto Tanggungjawab

105
bersama  Nasionalisme: Misi No 1 dan 2: Efektif, Responsif
Sila Ke-4 1. Memberikan
(Musyawarah) pelayanan kesehatan
 Etika Publik: yang bermutu,
Memelihara dan terjangkau, profesional
Menjunjung dan berorientasi pada
Tinggi Standar pasien
Etika Luhur serta 2. Mengembangkan
Menghargai pelayanan unggulan
Komunikasi, yang inovatif
Konsultasi, dan
Kerjasama
 Komitmen Mutu:
orientasi mutu
 Anti Korupsi:
Disiplin

4.3 Melakukan  Foto  Akuntabilitas:

pencetakan  Lembar Kejelasan,

lembar komitmen Komitmen Tanggungjawab

bersama bersama  Nasionalime:


Sila Ke-3
(Persatuan)

106
 Etika Publik:
Sopan, santun
 Komitmen Mutu:
Efektif, Efisien
 Anti Korupsi:
Kesederhanaan

4.4 Penandatangana  Foto  Akuntabilitas:

n lembar  Lembar Integritas dan

komitmen Komitme Tanggungjawab

bersama n  Nasionalisme:
bersama Sila Ke-3
yang (persatuan)
sudah di  Etika Publik:
tandatang Memelihara dan
ani Menjunjung
Tinggi Standar
Etika Luhur
 Komitmen Mutu:
efektif
 Anti Korupsi:
Disiplin,
Tanggungjawab

107
4.5 Melakukan  Foto  Akuntabilitas:
pemasangan Konsisten,
lembar komitmen Transparansi
bersama di  Nasionalisme:
Ruang Rawat Sila Ke-3
Inap Non bedah (Persatuan)
RSUD Depati  Etika Publik:
Hamzah Kota Memelihara dan
Pangkalpinang Menjunjung
Tinggi Standar
Etika Luhur
 Komitmen Mutu:
Inovatif, kreatif
 Anti Korupsi:
Kerja Keras
5. Melakukan 5.1 Menyiapkan  Foto  Akuntabilitas : Dengan melakukan Melakukan
Penerapan Formulir Asuhan  Formulir Kejelasan Penerapan dokumentasi penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan Asuhan  Nasionalisme : Asuhan Keperawatan dokumentasi asuhan
Keperawatan keperawa Kerja keras diharapkan dapat Keperawatan ini
tan  Etika Publik : mendukung tercapainya diharapkan akan

sopan Standar pendokumentasian

 Komitmen Mutu : pendokumentasian asuhan keperawatan

108
Efektif dan efisien Asuhan Keperawatan bisa sesuai dengan
 Anti Korupsi : yang sesuai peraturan. standar yang telah
Jujur Kegiatan ini mendukung ditetapkan. Hal ini
Foto  Akuntabilitas : visi dan misi rumah sakit menguatkan nilai
5.2 Melakukan
 Formulir Kejelasan yaitu: organisasi
Pengkajian
pengkajian  Nasionalisme : Kementerian

sila ke-2 tidak Visi: Menjadi Rumah Kesehatan

membeda- Sakit yang Nyaman dan khususnya nilai Pro

bedakan Unggul dalam Pelayanan Rakyat, Inklusif,

 Etika Publik : Efektif, Responsif

kerahasiaan Misi No 1 dan 2:

 Komitmen 1. Memberikan

Mutu : efektifitas pelayanan kesehatan

dan efisien yang bermutu,

 Anti Korupsi : terjangkau, profesional

jujur dan berorientasi pada


pasien
5.3 Menentukan  Foto  Akuntabilitas :
2. Mengembangkan
Diagnosa  Formulir tanggung jawab
pelayanan unggulan
keperawatan diagnosa  Nasionalisme :
yang inovatif
keperawa profesional
tan  Etika Publik :
cermat dan teliti

109
 Komitmen
Mutu : efektif
 Korupsi : jujur

5.4 Melakukan  Foto  Akuntabilitas :

Intervensi  Formulir integritas

(perencanaan Intervensi  Nasionalisme :

tindakan ) memenuhi hak-

Keperawatan hak pasien


 Etika Publik :
komunikasi
 Komitmen
Mutu : efektif
 Anti Korupsi :
Tanggung Jawab

5.5 Melakukan  Foto  Akuntabilitas :

Implementasi  Formulir Konsisten

(Pelaksanaan Implemen  Nasionalisme :

Rencana tasi kerja sama

Tindakan)  Etika Publik :


Keperawatan santun
 Komitmen
Mutu : orientasi

110
mutu
 Anti Korupsi :
jujur

5.6 Melakukan  Foto  Akuntabilitas :

Evaluasi  Formulir Kejelasan

keperawatan Evaluasi  Nasionalisme :


menghormati
hak-hak pasien
 Etika Publik :
ramah
 Komitmen
Mutu : efektif
 Anti Korupsi :
kerja keras
6. Evaluasi Penerapan 6.1 Menyusun lembar Foto  Akuntabilitas: Evaluasi Penerapan Evaluasi Penerapan
Dokumentasi Asuhan observasi  Lembar Tanggungjawab dokumentasi Asuhan dokumentasi Asuhan
keperawatan Observasi  Naionalisme: Keperawatan untuk Keperawatan untuk
Sila Ke-5 memberikan gambaran memberikan
(Keadilan) hasil kegiatan dalam gambaran hasil
 Etika Publik: penerapan kegiatan
Mempertanggung pendokumentasian pendokumentasian
jawabkan asuhan keperawatan asuhan keperawatan

111
Tindakan dan yang baik dan benar yang sesuai dengan
Kinerjanya di sesuai standar. Kegiatan standar. Diharapkan
depan publik ini akan mendukung visi Hal ini akan
 Komitmen Mutu: dan misi rumah sakit menguatkan nilai
Efektif, Efisien yaitu: organisasi
 Anti Korupsi: Kementerian
Mandiri Visi: Menjadi Rumah Kesehatan
 Foto  Akuntabilitas: Sakit yang Nyaman dan khususnya Efektif,
6.2 Mengisi lembar
 Lembar Tranparansi, Unggul dalam Pelayanan Responsif
observasi
Observas Tanggungjawab
i yang  Nasionalisme: Misi No 1 dan 2:

suda di isi Sila Ke-5 2. Memberikan

(Keadilan) pelayanan

 Etika Publik: kesehatan yang

Mempertanggung bermutu, terjangkau,

jawabkan profesional dan

Tindakan dan berorientasi pada

Kinerjanya di pasien

depan publik 3. Mengembangkan

 Komitmen Mutu: pelayanan unggulan

Orientasi Mutu yang inovatif

 Anti Korupsi:

112
Jujur, Adil

6.3 Melakukan  Foto  Akuntabilitas:

analisis lembar  Laporan Tanggungjawab

evaluasi evaluasi  Nasionalisme:


Sila Ke-5
(Keadilan)
 Etika Publik:
Menjalankan
tugas secara
profesional dan
tidak berpihak
 Komitmen Mutu:
Efisien, Orientasi
Mutu
 Anti Korupsi:
Jujur, Mandiri
6.4 Melaporkan hasil  Foto  Akuntabilitas:
analisis kepada  Laporan Kejelasan,
mentor evaluasi Tanggungjawab
 Nasionalisme:
Sila Ke-4
(Musyawarah)

113
 Etika Publik:
Tanggung Jawab
 Komitmen Mutu:
Orientasi Mutu
 Anti Korupsi:
Disiplin

114
115

Anda mungkin juga menyukai