Disusun Oleh :
Ns. Kasina, S.Kep
NIP. 199301062020122001
Mentor, Coach,
ii
Judul : Upaya Peningkatan Kepatuhan Perawat Klinik
Dalam Penerapan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang
Nama : Ns. Kasina, S.Kep
NIP : 199301062020122001
Pangkat/Golongan : Penata Muda/III/a
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Instansi : UPTD RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang
Mentor, Peserta,
Coach, Penguji,
KATA PENGANTAR
iii
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis
mampu menyelesaikan Penyusunan rancangan Aktualisasi
dengan judul “Upaya Peningkatan Kepatuhan Perawat Klinik
Dalam Penerapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang”.
Dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi ini, penulis
banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
sehingga rancangan ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Eko Budi Hartono, S.Sos, M.Si selaku Plt Kepala
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Kota Pangkapinang
2. Ibu Ir. Muljaningsih, M.T.. selaku Coach Pelaksana Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III Angkatan IV
3. Bapak Iswanto, SKM selaku Kepala Seksi Bidang Asuhan
Keperawatn dan Mentor yang telah mendukung selama
pelatihan dasar dan pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja
4. Seluruh Teman sejawat perawat ruangan rawat inap Non
Bedah dan Pegawai RSUD Depati Hamzah
5. Seluruh teman-teman Golongan III Angkatan IV
6. Orang tua dan adik-adik yang senantiasa memberi dukungan
dan motivasi kepada penulis.
Semoga aktualisasi ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta wawasan kita. Aamiin.
Pangkalpinang, 9 Oktober 2021
iv
Ns. Kasina,
S.KepDAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................ii
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN........................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat.........................................................................4
1.3 Gambaran Umum Organisasi..........................................................5
1.4 Visi, Misi, dan Nilai Organisasi......................................................10
BAB II NILAI-NILAI DASAR PNS DAN KEDUDUKAN PNS
DALAM NKRI
2.1 Nilai-Nilai Dasar PNS....................................................................12
2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI......................................25
2.3 Penerapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan...........................31
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu................................................................................51
3.2 Isu yang Diangkat dan Gagasan Pemecahan Isu.........................55
3.3 Kegiatan dan Tahapan Kegiatan...................................................60
3.4 Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar PNS....................63
3.5 Jadwal Rencana Kegiatan.............................................................90
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................93
4.2 Saran.............................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA............................................................................95
LAMPIRAN..........................................................................................97
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
standar akreditasi, sebagai alat komunikasi antar profesi, indikator
pelayanan mutu, bukti tanggung jawab, dan tanggung gugat perawat,
sumber data dan sebagai sarana penelitian. Keberadaan dokumentasi
baik berbentuk catatan maupun laporan akan sangat membantu
komunikasi antara sesama perawat maupun disiplin dalam rencana
pengobatan.
Dokumentasi keperawatan merupakan hal sangat penting
dalam rangkaian asuhan keperawatan namun perkembangan ilmu
keperawatan di Indonesia belum menunjukkan arah signifikan
terhadap perlunya pedoman sistem dokumentasi yang benar-benar
aplikatif disemua jenjang pelayanan dan pada kenyataannya masih
banyak perawat yang kurang mengetahui dokumentasi keperawatan
yang baik dan benar. Kesenjangan antara idealisme ilmu keperawatan
dibangku pendidikan dengan kenyataan di lapangan masih menjadi
kendala terhadap lajunya profesionalisme keperawatan.
Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang
belum melakukan pelayanan sesuai pendokumentasian asuhan
keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai
pendokumentasian yang lengkap. Dokumentasi umumnya kurang
disukai oleh perawat karena dianggap terlalu rumit, beragam, dan
menyita waktu, namun dokumentasi keperawatan yang tidak
dilakukan dengan tepat, lengkap dan akurat dapat menurunkan mutu
pelayanan keperawatan karena tidak dapat mengidentifikasi sejauh
mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan
asuhan keperawatan yang tidak lengkap mengakibatkan mutu Rumah
Sakit akan menurun. Dokumentasi keperawatan dalam beberapa
rumah sakit juga ditemukan kemampuan perawat
mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan rata-rata kurang dari
60%. Pelaksanaan dokumentasi keperawatan selama ini di Indonesia
masih belum sesuai dengan standar, sehingga sering muncul masalah
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Masalah itu adalah tidak
2
lengkapnya dokumentasi asuhankeperawatan yang dilakukan baik di
rumah sakit maupun pelayanan keperawatan yang lainnya.
Menurut Widyantoro (2011), permasalahannya adalah rumitnya
sistem pendokumentasian asuhan keperawatan, penggunaan
dokumentasi yang masih manual, dan pemahamam perawat yang
masih rendah tentang pentingnya dokumentasi.Untuk itu perlu adanya
inovasi baru untuk mempersempit kesenjangan yang ada melalui
kajian dan penelitian terhadap sistem dokumentasi keperawatan yang
benar-benar dapat diterapkan tanpa meninggalkan kaidah keilmuan
yang ada.
Berdasarkan data yang didapat dari Monitoring dan evaluasi
oleh bidang keperawatan RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang
tahun 2020 didapatkan nilai presentasi kelengkapan asuhan
keperawatan untuk Instalasi gawat darurat 95% (rata-rata igd dan igd
kebidanan), Rawat jalan 93% (rata-rata ruang Hemodealisa/cuci darah
dan ruang OKA/operasi), dan Rawat Inap 82% (rata-rata dari ruangan
Non bedah, akasia, kebidanan, anak, picu nicu, icu dan isolasi covid).
Tetapi setelah dilakukakan monitoring lebih lanjut oleh bidang
keperawatan dari pendokumentasian asuhan keperawatan di rekam
medis Rumah Sakit Umum Depati Hamzah tersebut masih banyak
asuhan keperawatan yang didapatkan ketidaklengkapan data
diantaranya lembar pengkajian ulang rata-rata masih belum terisi,
bagian diagnosa keperawatan sebagian besar terisi tetapi perumusan
diagnosanya masih belum sesuai dengan data pengkajian. Pada
bagian intervesi atau perencanaan tindakan keperawatan sebagian
besar sudah terisi penuh tindakan mengacu pada tujuan dan kalimat
perintah. Bagian implementasi atau pelaksanaan tindakan
keperawatan sering kali perawat tidak menuliskan nama terang, tidak
menyertakan waktu pada saat melakukan tindakan keperawatan,
sedangkan pada bagian evaluasi didapatkan data atau tulisan perawat
yang tidak jelas atau sulit dibaca, juga masih ada perawat yang tidak
mencantumkan tanda tangan dan nama terang, serta hasil evaluasi
3
yang tidak dicatat. Bagian formulir resume pulang pasien masih belum
terisi.
Berdasarkan Hasil pendokumentasian asuhan keperawatan
tersebut belum sesuai dengan standar dokumentasi keperawatan
yang telah di tentukan oleh Departemen Kesehatan. Sehingga penulis
tertarik untuk mengangkat isu tersebut untuk kemudian dilakukan
pemecahan masalah.
b) Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan aktualisasi ini adalah:
1) Mampu mewujudkan akuntabilitas dalam bekerja di Ruang
Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang
4
2) Mampu menunjukkan sikap nasionalisme dalam menjalankan
tugas di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Kota Pangkalpinang
3) Mampu menjunjung tinggi etika publik dalam pelaksanaan
tugas di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Kota Pangkalpinang
4) Mampu memberikan peningkatkan komitmen mutu terhadap
pelayanan yang diberikan di Ruang Rawat Inap Non Bedah
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang
5) Mampu untuk tidak korupsi di lingkungan RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang
1. Profil Organisasi
a. Profil RSUD Depati Hamzah
Nama Rumah Sakit : RS Umum Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang
Tipe Rumah Sakit :C
Tahun Berdiri : 1981
Jumlah TT Rawat Inap : 127 TT
Jumlah Karyawan : 530 Orang
5
Pemilik : Pemerintah Kota Pangkalpinang
Alamat Kantor : Jalan Soekarno Hatta Pangkalpinang
Telp. / Fax. : (0717) 422693 / (0717) 421324
Email : depatihamzah_rsud@yahoo.co.id
IG : @dephamrsud
Pelayanan : Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan
Rawat Jalan, Pelayanan Rawat Inap,
Pelayanan Penunjang, Pelayanan
Administrasi, dll.
6
rumah sakit dipimpin oleh dr. Muhammad Fauzan (2019-
sekarang).
Tahun 2010 berdasarkan keputusan walikota
Pangkalpinang nomor: 477/KEP/ORG/XII/2010 Rumah Sakit
Umum Daerah Depati Hamzah Pangkalpinang telah
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BULD) secara penuh. Tahun 2012,
Berdasarkan Nomor: KARS-SERT/ 344/ I/ 2012 Rumah Sakit
Umum Daerah Depati Hamzah Terakreditasi 5 Pelayanan
(Pelayanan Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan
Rekam Medis). Pada Tahun 2016 berdasarkan sertifikat nomor
KARS-SERT/565/XII/2016 Rumah Sakit Umum Daerah Depati
Hamzah kota Pangkalpinang telah memenuhi standar akreditasi
dengan predikat bintang 3 (tiga) Tingkat Madya. Tahun 2019
berdasarkan Sertifikat Nomor: KARS-SERT/1176/X1/2019.
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkalpinang
telah memenuhi Standar Akreditasi dengan bintang 4 (empat)
Tingkat Utama.
Jenis-jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Depati Hamzah kota Pangkalpinang meliputi: Pelayanan
rawat jalan yang terdiri dari Poli Umum, Poli Gigi, Poli Spesialis
Penyakit Dalam, Poli Spesialis Anak, Spesialis Kebidanan, Poli
Spesialis Bedah Umum, Poli Spesialis Ortopedi, Poli Spesialis
Mata, Poli Spesialis THT, Poli Spesialis Saraf, Poli Spesialis
Paru, Poli Spesialis Kulit Kelamin, Spesialis Ginjal Dan
Hipertensi, Poli Tulip, klinik geriatri, Fisioterapi Pelayanan
Hemodialisa, dan IGD. Pelayanan rawat inap meliputi penyakit
dalam, kebidanan, anak, bedah, ICU, NICU, Luka bakar, kamar
operasi, kelas I, kelas II, kelas III, dan Ruang Isolasi khusus
pasien Covid-19. Pelayanan penunjang (laboratorium, radiologi,
7
gizi, rehabilitasi medik, rekam jantung/EKG, Audiometri) dan
pelayanan administrasi umum.
a. Susunan Organisasi
1) Susunan Komite Medik
Ketua : dr. H. Ferdi Mahadian, Sp. Rad
Sekretaris : dr. Suryarini Trisa, Sp.PK
Sub Komite Kredensial
Ketua : dr. H. Adi Rosadi, Sp. P
Anggota : 1. dr. Hj. Sugiarti, Sp. An
2. dr. Alfred Seno Aji, Sp. PK
8
Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
Ketua : dr. Ratna Setiah Asih, Sp. A
Anggota : DR.dr. Hj. Komariatun, Sp.PD, KGH,
FINASI
Sub Komite Mutu Profesi
Ketua : dr. H. M. Brizain, Sp. OG
Anggota . : drg. RA Happy Rosdiana DP, Sp. BMM
1) Susunan Komite Keperawatan
Ketua : Fitri Sukmawati, S.Kep. Ns
Sekretaris : Ns.Erlina Suhariyanti, S.Kep
Sub Komite Kredensial : Ns. Dewi Marini, S.Kep
Sub Komite Mutu Profesi : Ferawati, S.Kep
Sub komite Etik Dan Disiplin : Ns. Igbal Ichsan, S.Kep
9
Tabel 1.1 Ketenagaan di Ruangan Non Bedah RSUD Depati
Hamzah Pangkalpinang
Status
No Nama Jabatan
Kepegawaian
1 Ns. Darma Kurnia, S.Kep PNS Karu
2 Yulliana, S.Kep.Ns, M. Kep PNS Katim
3 Kamaliza, AMK PNS Katim
4 Vidiana, AMK PNS Perawat pelaksana
5 Jonni, AMK PNS Perawat pelaksana
6 Linuriza, AMK PNS Perawat pelaksana
7 Ns. Al Firdiansyah, S.Kep PNS Perawat pelaksana
8 Ns. Esther Fanora, S.Kep PNS Perawat pelaksana
9 Ns. Anindiansari P, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
10 Ns. Tri Aulia Novitasari, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
11 Ns. Kasina, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
12 Ns. Mely Sakiyah, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
13 Ns. Septiana, S.Kep CPNS Perawat pelaksana
14 Defi Agustia, AMK NON PNS Perawat pelaksana
15 Darlency Agustin, AMK NON PNS Perawat pelaksana
16 Heri Pasilah, AMK PNS Perawat pelaksana
17 Dwi Apri Kusuma N, AMK PNS Perawat pelaksana
18 Endah Dwi Astuti, AMK PNS Perawat pelaksana
19 Endang Pujiastuti, AMK NON PNS Perawat pelaksana
20 Sulistiani, AMK NON PNS Perawat pelaksana
21 Cut Isni Tholhah, AMK PNS Perawat pelaksana
22 Puspita Susanti, AMK PNS Perawat Pelaksana
23 Parina, Amd NON PNS Admin
10
2) Mengembangkan pelayanan unggulan yang inovatif.
3) Menyelenggarakan kemitraan pelayanan dan pendidikan
kesehatan dengan stakeholders
4) Menyelenggarakan pelayanan yang berorientasi pada
lingkungan yang sehat.
c. Tujuan
Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Motto
“Ikak Sehat Kami Tersenyum”
d. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi di RSUD merujuk kepeda nilai-nilai organisasi
dari Kementerian Kesehatan antara lain:
1. Pro Rakyat: Mendahulukan kepentingan rakyat dan yang
terbaik untuk rakyat
2. Inklusif: Semua program kesehatan harus melibatkan semua
pihak
3. Responsif: Program kesehatan haruslah sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam
mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat,
sosial budaya dan kondisi geografis
4. Efektif: Program kesehatan harus mencapai hasil yang
signifikan sesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat
efisien
5. Bersih: Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus
bebas dari KKN, transparan, dan akuntabel
11
BAB II
NILAI-NILAI DASAR PNS DAN KEDUDUKAN
PERAN PNS DALAM NKRI
12
Mengabdi kepada rakyat dan negara
Membuat keputusan berdasarkan prinsip
keadilan
Menciptakan lingkungan kerja yang non-
diskriminatif
Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
luhur
Mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik
Memiliki kemampuan dalam melakanakan
kebijakan program pemerintah
Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun
Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama
Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai
Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan
yang demokratis sebagai perangkat sistem karir
4. Komitmen Mutu Efektif
Efisien
Kreatif Inovatif
Komitmen
Orientasi Mutu
5. Anti Korupsi Kejujuran
Keberanian
Kedisiplinan
Kerja Keras
Keadilan
Kesederhanaan
Kemandirian
13
Tanggungjawab
Kepedulian
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-
nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan
sektor, kelompok, dan pribadi.
b Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Berdasarkan LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki tingkatan
hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai
berikut:
a Akuntabilitas personal
b Akuntabilitas individu
c Akuntabilitas kelompok
d Akuntabilitas organisasi
e Akuntabilitas stakeholder
14
Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan yaitu:
a Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimanapimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi.
c Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di
sengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungankerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
h Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.
15
i Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (nation) dengan
mewujudkan satu identitas sebagai ikatan bersama dalam satu
kelompok. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan Warga Negara Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dengan adanya nilai-nilai
Pancasila diharapkan setiap ASN memiliki rasa nasionalisme yang
kuat dan lebih memikirkan kepentingan publik. bangsa dan negara
dibanding kepentingan pribadi dalam menjalankan tugasnya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan
bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering
disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme
merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Secara politis
nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilainilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu:
a Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai
negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat.
16
Pancasila justru mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari
kehidupan masyarakat dan berpolitik.
Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai
ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang
terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan
dan persaudaraan.Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai
ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter
dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki
kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan
alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran masyarakat.
b Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam
berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-
nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara
menjalankanfungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
c Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia
dalam keragaman dan terbagi dalam golongan-golongan.
Keberadaan bangsa Indonesia terjadi karena memiliki satu nyawa,
satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang
menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan persatuan
karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah
geopolitik nyata.
Selain kehendak hidup bersama, keberasaan bangsa
Indonesia juga didukung oleh semangat gotong royong. Dengan
kegotong royongan itulah, Indonesia harus mampu melindungi
segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, bukan membela
17
atau mendiamkan suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu
dari teritorial Indonesia.
Tujuan nasionalisme yang mau didasari dari semangat
gotong royong yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
kemajemukan dan keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama
yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandang
sebagai hal negatif dan menjadi ancaman yang bisa saling
menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi secara positif
sebagai limpahan karunia yang bisa saling memperkaya khazanah
budaya dan pengetahuan melalui proses penyerbukan budaya. Ke
luar berarti memuliakan kemanusiaan universal, dengan
menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar
umat manusia.
d Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi.
1) Fungsi pertama, badan permusyawaratan/perwakilan bisa
menjadi ajang memperjuangkan asprasi beragam
golongan yang ada di masyarakat.
2) Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa
menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu
golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan
landasan kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan
diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa
kebaikan semua pihak.
e Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para
pendiri bangsa menyatakan bahwa Negara merupakan
organisasi masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan
18
keadilan. Keadilan sosial juga merupakan perwujudan
imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945.
Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial,
antara lain:
1) Perwujudan relasi yang adil di semua tingkat
sistem kemasyarakatan.
2) Pengembangan struktur yang menyediakan
kesetaraan kesempatan.
3) Proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan
sumber daya yang diperlukan.
4) Dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan
keputusan bagi semua orang.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN), ASN berfungsi sebagai:
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat dan Pemersatu Bangsa
Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan
integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam
menjadi pelayan publik yang profesional. ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik harus menerapkan prinsip
mengutamakan kepentingan publik, mengutamakan
pelayanan, dan memiliki integritas tinggi.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala
bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur
pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang
perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelayan publik
19
seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan
pelayanan yang prima.
ASN sebagai pemersatu bangsa memiliki makna bahwa
dalam menjalankan tugas-tugasnya senantiasa
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan
bangsa. Hal tersebut dicerminkan dalam perilaku yang netral
dan adil khususnya dalam event politik lima tahunan,
mengayomi kelompok minoritas, dan menjadi figur teladan di
masyarakat.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nila-nilai yang dianut.
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas
baik atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam
kaitannya denganpelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawabpelayanan publik. Integritas publik
menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen
moral denganmempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik.
20
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-
hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik
profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik (LAN, 2015:6). Integritas publik menuntut para
pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan,
dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan
publik (Haryatmoko dalam LAN, 2015:7).
Nilai-nilai dasar etika publik antara lain:
a Memegang teguh nilai-nilai ideologi Pancasila
b Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
c Profesional
d Tidak berpihak
e Mernbuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
f Non diskriminatif
g Beretika luhur
h Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
i Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap. cepat. tepat dan
akurat
j Berdaya guna dan berhasil guna
k Santun dalam berkornunikasi, berkonsultasi dan bekerja sama
l Transparan
m Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
21
n Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
o Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu
antara lain :
a Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan
target.
b Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan.
c Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung
kebaruan.
d Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi
individu terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya
terjadi dalam kurun waktuyang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang. (Widita, 2015).
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu:
a Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran
22
mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta
tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain,
sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat
curang.
b Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia
malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu sesama.
c Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain.
Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang mengoptimalkan
daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan
kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara yang mudah.
23
e Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala
tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
f Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya
untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan
keringat.
g Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebihlebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup
dalamgelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejarharta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
h Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak
akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani
menyatakanpenyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri
24
sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-
teman sejawatnyamelakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman
kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
i Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan
menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorangpimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya.
25
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang
memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian,
pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.
Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya
di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karir
tertinggi. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar
negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan kesatuan.
26
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik.
2) Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik
dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara
danpemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU
ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan.
27
Sesuai dengan karakteristik wickedproblems, maka model
pendekatan WoG mempunyai perspektif tertentu sebagaimana
yang diilustrasikan pada Gambar
28
pendidikan, kesehatan, ketenagkerjaan, perhubungan dan lain-
lain; Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan,
jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan
lain-lain; Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan
hukuman dan peraturan perundangundangan, maupun kebijakan
publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.
3) Nilai-nilai dasar WoG
a) Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif
dan efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan
kelembagaan.
b) Kolaborasi
Kolaborasi merupakan bentuk kerjasama, interaksi,
kompromi beberapa elemen terkait baik individu, lembaga
atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung.
c) Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar
lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh.
d) Sinkronisasi
Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data
yang berasal dari berbagai sumber, dengan menyingkronkan
seluruh sumber tersebut.
e) Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik
terkait data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan
waktu, tenaga dan biaya.
29
c Pelayanan Publik
1) Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Nilai-Nilai Dasar Pelayanan Publik
a) Partisipatif
Keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi jalannya
pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah.
b) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
diambil oleh pemerintah dalam melaksanakan pelayanan
publik.
c) Responsif
Adanya tanggapan yang diberikan oleh pemerintah selaku
pelayan publik untuk mendenga dan memenuhi tuntutan
kebutuhan para masyarakat.
d) Tidak Diskriminatif
Pelayanan yang adil terhadap setiap individu, tanpa
membeda-bedakan antara indovidu satu dengan lainya.
e) Mudah dan Murah
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai,
mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informatika.
f) Efektif dan Efisien
Penyelenggara pelayanan publik mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan
30
tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga
kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g) Aksesible
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh seluruh elemen masyarakat yang
membutuhkan, baik dalam arti fisik maupun non fisik.
h) Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus
dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka kepada
masyarakat.
i) Berkeadilan
Sikap yang tidak memihak yang dilakukan oleh para
penyelenggara pelayanan publik kepada masyarakat.
31
Yaitu perawat sebagai pelaku atau pemberi asuhan
keperawatan yang dapat memberikan pelayanan keperawatan
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada klien
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan
evaluasi keperawatan.
2) Client advocate (Pembela klien)
Yaitu perawat sebagai pembela atau penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan
klien, membela hak ataupun kepentingan klien dan membantu
klien untuk memahami semua informasi dan upaya kesehatan
yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan
professional atau tradisional.
3) Counsellor (konselor)
Peran perawat sebagai konselor adalah mengidentifikasi
perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat-sakitnya
dan memberikan bimbingan kepada klien, keluarga atau
masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai dengan prioritas
masalah yang dialaminya.
4) Educator (Pendidik)
Dalam hal ini perawat membantu klien meningkatkan
kesehatannya melalui pemberian pengetahuan terkait dengan
keperawatan dan tindakan medik yang diterima klien.
5) Collabolator (Kolaborasi)
Peran perawat sebagai kolabolator yaitu perawat bekerja sama
dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya dalam
menentukkan rencana atau pelaksanaan asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan klien
terhadap kesehatannya.
32
6) Coordinator (Koordinator)
Dalam hal ini perawat dalam memberikan perawatan kepada
klien dapat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi
yang ada, baik materi maupun kemampuan klien secara
terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan
maupun tumpang tindih.
7) Change Agen (Pembaharu)
Peran perawat sebagai pembaharu adalah perawat
mengadakan inovasi atau pembaharuan kepada klien terhadap
cara berpikir, bersikap, dan bertingkah laku untuk meningkatkan
keterampilan klien dan keluarga untuk mencapai hidup sehat.
8) Consultan (konsultan)
Yaitu perawat sebagai pusat atau sumber informasi yang
berkaitan dengan kondisi klien.
33
b. Proses Keperawatan
1) Definisi Proses Keperawatan
Proses Keperawatan adalah suatu metode yang sistematis
untuk mengkaji respons manusia terhadap masalah-masalah
kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Masalah-masalah
kesehatan dapat berhubungan dengan pasien, keluarga, orang
terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan
mendokumentasikan konstribusi perawat dalam mengurangi
atau mengatasi masalah-masalah pasien(Allen, 1998).
Definisi proses keperawatan secara umum dapat dilihat dalam
tiga dimensi, yaitu tujuan, organisasi, dan property/karakteristik.
a) Tujuan
Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk
menyusun kerangka konsep berdasarkan keadaan individu,
keluarga, dan masyarakat agar kebutuhan mereka
terpenuhi (Nursalam, 2011).
b) Organisasi
Proses keperawatan merupakan organisasi yang mengelola
proses secara sistematik dalam memberikan asuhan
keperawatan yang dikelompokkan pada lima tahap proses
keperawatan yaitu pengkajian, diagnose, rencana, tindakan,
dan evaluasi keperawatan (Hurahean, 2010).
c) Properti/Karakteristik
Proses keperawatan mempunyai enam karakteristik, yaitu
tujuan, sistematis, dinamik, interaktif, fleksibel, dan teoritis.
34
keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Masing-masing dari
tahapan tersebut saling berhubungan. Hubungan antara tahap
proses keperawatan tersebut digambarkan dalam diagram
berikut :
Diagnosa
Pasien Sembuh
Perencanaan
Evaluasi
Implementasi
35
b) Diagnosa Keperawatan
Menurut North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA) yang dikutip oleh Nursalam (2011), diagnose
keperawatan adalah keputusan klinik mengenai respon
individu (klien dan masyarakat) tentang masalah kesehatan
actual atau potensial meliputi tanda dan gejala yang dialami
oleh klien. Diagnosa keperawatan merupakan dasar dalam
penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan.
c) Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan tahapan dimana
perawat menetapkan tujuan keperawatan, penetapan kriteria
hasil, penetapan rencana tindakan yang akan diberikan
kepada klien untuk memecahkan masalah yang dialami klien
serta rasional dari masing-masing rencana tindakan yang
akan diberikan klien (Hutahean, 2010).
d) Implementasi Keperawatan
Tahap implementasi merupakan tahapan pelaksanaan dari
rencana tindakan keperawtan yang bertujuan membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulhan
kesehatan, dan memfasilitasi koping.
e) Evaluasi Keperawatan
Yaitu tahapan terakhir dalam proses keperawatan yang
merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai. Evaluasi ini dilakukan dengan melihat
respon klien sehingga perawat dapat mengambil keputusan
sebagai berikut (Nursalam, 2011) :
36
1) Mengakhiri rencana asuhan kepeawatan (Jika klien telah
mencapai tujuan yang ditetapkan).
2) Memodifikasi rencana asuhan keperawatan (jika klien
mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan).
3) Meneruskan rencana asuhan keperawatan (jika klien
memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai
tujuan).
Pasien keluar dari siklus jika kriteria hasil telah dicapai.
Pasien memasuki kembali siklusi jika kriteria hasil belum
tercapai. Perawat kemudian mengkaji kembali pasien dan
merencanakan untuk menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian kriteria hasil (Allen, 1998).
37
akurat dan lengkap secara tertulis (Dinarti et al. 2009). Dalam hal ini
yang bertanggung jawab dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan adalah perawat itu sendiri. Hal tersebut penting dan
harus ada sebagai bukti profesionalitas seorang perawat.
Dokumentasi asuhan dakam pelayanan keperawatan adalah bagian
dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat setelah memberi
asuhan kepada pasien. Dokumentasi merupakan suatu informasi
lengkap meliputi status kesehata pasien, kebutuhan pasien,
kegiatan asuhan keperawatan (Pengkajian-evaluasi) serta respon
oasien terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian
dokumentasi keperawatan mempunyai porsi yang besar dari catatan
klinis pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi
yang terjadi selama asuhan dilaksanakan.
b Tujuan dokumentasi
Dokumentasi keperawatan merupakan dokumen rahasia yang
mencatat semua pelayanan keperawatan klien sehingga dapat
diartikan sebagai dokumen bisnis dan hukum yang mempunyai
manfaat dan kegunaan. Berikut merupakan tjuan utama dari
dokumentasi keperawatan (Nursalam, 2011) :
1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka
mendokumentasikan kebutuhan klien, merencanakan,
melaksanakan asuhan keperawatan dan mengevaluasi
intervensi.
2) Dokumetasi unyuk penelitian, keuangan, hukum, dan etika. Hal
ini juga menyediakan :
a) Bukti kualitas asuhan keperawatan
b) Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban
kepada klien
c) Informasi sebagai pelindung individu perawat
38
d) Bukti aplikasi standar prsktik keperawatan
e) Sumber informasi statistik untuk standarisasi riset
keperawatan
f) Pengurangan biaya informasi
g) Sumber informasi untuk data yang harus dimaskkan
h) Komunikasi konsep risiko asuhan keperawatan
i) Informasi untuk peserta didik keperawatan
j) Persepsi klien
k) Dokumentasi untuk tenaga professional, tanggung jawab
etik, dan menjaga kerahasiaan informasi klien
l) Suatu data keuangan yang sesuai
m) Data perencanaan pelayanan kesehatan dimasa yang akan
datang.
c. Manfaat Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian asuhan keperawatan memiliki beberapa
kepentingan/manfaat yang dilihat dari beberapa aspek berikut :
1) Aspek Responsibilitas Profesional
Resposibilitas dan akuntabilitas professional merupakan
salah satu alasan penting dibuatnya dokumentasi akurat.
Dokumentasi adalah bagian dari keseluruhan tanggung
jawab perawat untuk perawatan pasien. Catatan klinis
memfasilitasi pemberian perawatan, meningkatkan
kontinuitas perawatan, dan membantu mengkoordinasikan
pengobatan dan evaluasi pasien (Lyer & Camp, 2004).
2) Aspek Perlindungan Hukum
Informasi yang dicatat oleh perawat dapat menjadi dasar
untuk melindungi penggugat dalam melawan pemberi
pelayanan kesehatan. Jika terjadi gugatan,
dokumetasidapat memberi bukti yang berharga tentang
kondisi pasien dan pengobatannya. Dokumentasi dapat
39
bersifat kritis dalam menentukan standar perawatan apakah
telah dipenuhi atau tidak. Hukum biasanya memandang
catatan pasien sebagai bukti terbaik tentang hal yang
benar-benar terjadi pada pasien. Pencatatan yang tepat
waktu, akurat, dan lengkap membantu pasien mendapatkan
asuhan yang lebih baik dan melindungi perawat, dokter dan
rumah sakit dari gugatan perkara (Lyer & Camp, 2004).
3) Aspek Jaminan Mutu
Pecatatan data pasien yang lengkap dan akurat, akan
memberikan kemudahan bagi perawat dalam membatu
menyelesaikan masalah pasien. Hal ini tentunya akan
membantu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
(Nursalam, 2011).
4) Aspek Biaya
Dokumentasi yang lengkap dan menyeluruh merupakan hal
penting untuk penetapan DRG atau klaim asuransi dan
penggantian biaya yang akurat.
Kompleksitas masalah dan itensitas kebutuhan pasien
harus didokumentasikan untuk memastikan penggantian
biaya yang lengkap. Tanpa memperhatikan keadaan klinis,
perawat harus menyadari bahwa masalah
pendokumentasian berkaitan dengan masalah biaya (Lyer &
Camp, 2004).
5) Aspek Komunikasi
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam
terhadap masalah yang berkaitan dengan pasien. Perawat
atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat catatan yang
ada sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan (Nursalam, 2011).
6) Aspek pedidikan
40
Dokumentasi asuha keperawatan mempunyai niai
pendidikan, karena isinya mengandung kronologis dari
kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan
sebagai bahan referensi pembelajaran bagi mahasiswa
profesi keperawatan (Nursalam, 2011).
7) Aspek penelitian
Dokumentasi asuhan keperawatan memiliki nilai penelitian.
Data yang terdapat di dalamnya mengandung informasi
yang dapat dijadikan sebagai bahan atau obyek riset dan
pengembangan profesi keperawatan (Nursalam, 2011).
8) Aspek Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh
mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Dengan demikian akan dapat
diambil kesimpulan keberhasilan pemberian asuhan
keperawatan yang diberikan, guna pembinaan dan
pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi
peningkatan mutu, juga bagi individu perawat dalam
mencapai tingkat karir tertentu (Nursalam, 2011).
41
1) Keterampilan berkomunikasi
Menurut Hutahean (2010), keterampilan berkomunikasi
dalam model ini adalah keterampilan berkomunikasi secara
tertulis. Dalam hal ini diperlukan adanya keterampilan
perawat dalam mencatat informasi yang berhubungan
dengan perawatan klien secara jelas, mudah dimengerti,
lengkap dan akurat.
2) Keterampilan mendokumetasikan
Keterampilan mendokumentasikan dalam model ini adalah
keterampilan perawat dalam mendokumentasikan proses
keperawatan mulai dari tahap pengkajian hingga tahap
evaluasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pendokumentasian proses keperawatan yang efektif
(Hutahean, 2010) :
a) Simplicity (Kesederhanaan), yaitu pendokumentasian
harus menggunakan bahasa yang sederhana, mudah
dibaca, mudah dimengerti dan pelu menghindari istilah
dan singkatan-singkatan yang tidak baku sehingga
mudah dibaca dan dimengerti.
b) Conservatism (akurat), dokumentasi keperawatan harus
didasari oleh informasi dari datayang dikumpulkan dari
pasien dan sesuai dengan keadaan pasien tersebut.
c) Patience (Kesabaran), yaitu dibutuhkan kesabaran
perawat dalam pembuatan dokumentasi keperawatan,
termasuk meluangkan waktu untuk memeriksa
kebenaran dari data pasien yang telah atau sedang
diperiksa.
d) Precision (Ketepatan), yaitu dokumentasi yang dibuat
harus tepat sesuai dengan keadaan pasien.
42
e) Irrefutability (Jelas dan objektif), yaitu dokumentasi
proses memerlukan kejelasan dan objektivitas dari data
yang ada, bukan data yang rancu.
3) Standar dokumentasi
Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang
kualitas dan kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan
dengan baik dalam suatu situasi tertentu (Nursalam, 2011).
Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi untuk
memperkuat pola pendokumentasian dan sebagai petunjuk
atau pedoman praktik pendokumentasian dalam
memberikan asuhan keperawatan. Kemampuan perawat
dalam pendokumentasian ditujukan pada keterampilan
menulis sesuai dengan standar dokumentasi yang
konsisten, pola yang efektif, lengkap dan akurat. Standar
dokumentasi keperawatan antara lain :
a) Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang
telah ditetapkan oleh profesi keperawatan atau pun
pemerintah.
b) Standar profesi keperawatan atau pun pemerintah.
c) Peraturan tentang praktik keperawatan yang dapat dilihat
pada catatan pelayanan kesehatan.
d) Pedoman akreditasi yang harus di akui.
43
1) Tuliskan nama lengkap dan tanda tangan perawat yang
bersangkutan. Catatan kesehatan pasien adalah catatan
permanen yang sah, sehingga inisial dan nama yang tidak
lengkap dan catatan yang tidak ditanda tangani dapat
membuat bingung, menyebabkan salah identifikasi ataupun
berpotensi mengakibatkan timbulnya tuntutan terhadap
pembuat berkas.
2) Tulisan harus singkat, teliti, dapat dibaca, menggunakan
ejaan yang benar, serta menggunakan alat tulis tinta hitam
atau biru.
3) Penulisan ditulis secara berurutan, lengkap, akurat, benar,
dan apa adanya (sesuai dengan respon pasien atau pun
keluarga termasuk perubahannya), obyektif (bukan
merupakan penafsiran perawat).
4) Hindari Ostilah yang tidak jelas.
5) Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tanda
tangani dan tulis kembali waktu dan tanggal pada bagian
halaman tersebut.
6) Jangan menuliskan kritikan tentang klien ataupun tenaga
kesehatan lain.
7) Bila ada suatu order (hasil kolaborasi) yang meragukan,
lakukan klarifikasi terlebih dahulu atau catat bahwa perlu
klarifikasi.
8) Catatlah apa yang dilakukan sendiri, jangan mencatat apa
yang dilakukan perawat lain.
9) Dalam pendokumentasian harus dibedakan antara materi
hasil observasi dan interpretasi.
10) Wajib membaca setiap tulisan dari anggota tim kesehatan
lain sebelum menulis data terakhir untuk melihat kondisi
pasien.
44
11) Catat data subjektif dari pasien dengan membubuhkan
tanda kutip (“)pada klimat pasien.
12) Dokumentasi harus dilakukan segera setelah selesai
melakukan kegiatan keperawatan untuk menghindari
kealpaan yang tidak disengaja.
13) Catatan ditulis dalam perintah kronologis dan tidak loncat-
loncat. Jangan ada ruang anatara kata terakhir dengan
tanda tangan. Bila ada ruang yang kosong, isilah dengan
coretan atau garis panjang sepanjang ruang tersebut.
14) Tidak dibenarkan menghilangkan atau mememusnahkan
data dalam dokumen.
45
akurat dan kontinu sehingga didapat data yang lengkap dari
hasil pengkajian tersebut. Dengan demikian hasil
pengkajian dapat mendukung untuk mengidentifikasikan
masalah kesehatan klien dengan baik dan tepat (Hutahean,
2010). Dokumentasi pengkajian dibuat dengan beberapa
tujuan sebagai berikut (Nursalam, 2011) :
a) Mengidentifikasi kebutuhan dan respon klien yang unik
terhadap masalah-masalah dan akan ditegakkan
menjadi diagnosis keperawatan yang mempengaruhi
rencana intervensi yang diperlukan.
b) Untuk menggabungkan dan mengkoordinasikan data
dan beberapa sumber yang dikumpulkan menjadi satu
sehingga masalah kesehatan klien dapat dianalisis dan
diidentifikasi.
c) Meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk
bertindak sebagai poin referensi dalam mengukur
perubahan yang terjadi pada kondisi kesehatan klien.
d) Mengidentifikasi definisi karakteristik sesuai respon dan
kondisi kesehatan yang akan memengaruhi rencana
dan pemberian intervensi keperawatan.
e) Menyuplai data yang cukup guna memberikan
intervensi keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan
klien.
f) Memberikan dasar guna penulisan rencana asuhan
keperawatan yang efektif.
Dokumetasi pengkajian terdiri dari beberapa jenis
(Hutahean, 2010)
a) Dokumentasi pengkajian awal (initial assessment),
merupakan dokumentasi pengkajian yang dilakukan
46
ketikan pasien masuk rumah sakit atau mulai
menggunakan jasa pelayanan.
b) Dokumtasi Pengkajian Lanjutan (on going assessment),
merupakan dokumentasi ulang yang dilakukan kembali
setelah pengkajian awal untuk menguatkan dan
memeperluas data dasar yang telah diperoleh.
Dokumentasi ini biasanya dalam catatan perkembangan
klien tu pada lembar yang sesuai (data penunjang).
c) Dokumentasi pengkajian ulang (Reassesment), yaitu
dokumentasi yang datanya diperoleh dari aktivitas
evaluasi proses keperawatan.
2) Dokumentasi Diagnosa Keperawatan
Dokumetasi diagnose keperawatan merupakan pencatatan
tentang keadaan klinis dari respon individu, keluarga, dan
masyarakat terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan baik aktual maupun potensial (Hutahean, 2010).
Maksud dan tujuan dibuatnya pendokumentasian diagnosa
keperawatan adalah :
a) Menyampaikan masalah klien dalam istilah-istilah yang
dapat dimengerti untuk semua perawat.
b) Mengenali masalah-masalah utama klien pada
pengkajian data.
c) Mengetahui perkembangan asuhan keperawatan.
Rumus penulisan keperawatan yang mencakup Problrm,
etiologi, sign/symptom ditetapkan sebagai berikut :
47
dan gejala sudah digambarkan dalam dokumentasi
pengkajian data.
3) Dokumentasi Perencanaan Keperawatan
Dokumentasi rencan keperawatan adalah catatan tentang
penyusunan kegiatan-kegiatan yang akan diberikan kepada
klien untuk menyelesaiakan maslah yang ditemukan pada
klien. Dalam hal ini kegiatan-kegiatan yang akan diberikan
mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan
penanggulangan masalah dengan cara mencegah,
mengurangi, dan menghilangkan masalah yang ditemukan
pada klien. Perawat memeberikan kesempatan kepada klien,
keluarga dan orang terdekat berperan serta dalam
merumuskan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan kepada klien untuk menyelesaikan masalah yang
dialami.
Langkah-langkah dokumentasi rencana tindakan
keperawatan adalah (Hutahean, 2010) :
a) Menetapkan Tujuan
b) Menetukan kriteria hasil
c) Menetukan rencana tindakan keperawatan dimulai
dengan kata perintah(ukur, timbang, berikan, dll)
4) Dokumentasi Implementasi Keperawatan
Menurut Hutahean (2010), dokumentasi implementasi
keperawatan merupakan catatan tentang tindakan yang
diberikan kepada klien. Pencatatan ini mencangkup tindakan
keperawatan yang diberikan baik secara maupun kolaboratif,
serta pemenuhan kriteria hasil terhadap tindakan yang
diberikan kepada klien. Adapun manfaat pendokumentasian
implementasi keperawatan adalah :
48
a) Mengkomunikasikan tindakan-tindakan yang telah
dilakukan kepada pasien.
b) Menjadi dasar penentuan tugas dalam suatu ruangan.
c) Memperkuat pelayanan keperawatan (menghindari
malpraktik)
d) Membantu perhitungan anggaran biaya RS.
Petunjuk yang perlu diperhatikan dalam mendokumetasikan
implementasi keperawatan adalah :
a) Tuliskan tanggal dan waktu implementasi
b) Tuliskan diagnose atau nomor diagnosa yang ditangani
sesuai implementasi yang dilakukan.
c) Tuliskan implementasi (tindakan) dengan kalimat aktif dan
menggunakan kata kerja
d) Tuliskan hasil ataupun respon klien terhadap tindakan
yang dilakukan
e) Beri tanda tngan dan nama jelas perawat yang melakukan
tindakan
f) Pada observasi yang spesifik (misalnya : di ICU)
implementasi di dokumetasikan pada Flow sheet (Lembar
alur)
5) Dokumentasi Evaluasi Keperawatan
Menurut Hutahean (2010), dokumentasi evaluasi
keperawatan merupakan catatan tentng indikasi kemajuan
pasien terhadap tujuan yang akan di capai. Evaluasi
Keperawatan menilai keefektifan perawatan dan
mengkomunikasikan status kesehatan klien seelah diberikan
tindakan keperawatan serta memberikan informasi yang
memungkinkan adanya revisi perawatan sesuai keadaan
pasien setelah dievaluasi.
49
Tipe dokumentasi evaluasi keperawatan ada dua, yaitu :
a) Evaluasi Formatif, yaitu evaluasi terhadap respon yang
segera timbul setelah intervensi dilakukan.
b) Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi respon (jangka panjang)
terhadap tujuan atau hasil akhir yang diharapkan setelah
pemberian asuhan keperawatan.
Metode Pendokumentasian implementasi keperawatan
antara lain :
a) Menentukan kriteria, standar praktik, pertanyaan evaluatif
b) Mengumpulkan data mengenai status kesehatan klien
yang baru terjadi
c) Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria
dan standar yang ada
d) Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
e) Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan
intervensi yang telah dilakukan sebelumnya (jika masalah
belum teratasi)
f) Evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada SOAP
(Dinarti et al, 2009), yaitu :
S : Data subjektif, yaitu penyataan atau keluhan Pasien.
O : Data Objektif, yaitu data yang didapatkan dari hasil
observasi perawat, termasuk tanda-tanda klinik dan
fakta yang berhubungan dengan penyakit klien
(meliput : data fisiologi dan informasi dari
pemeriksaan tenaga kesehatan).
A : Analisis, yaitu analisa atau pun kesimpulan dari data
subjektif dan data objektif.
P : Perencanaan, Yaitu Pengembangan rencana segera
atau yang akan datang untuk mencapai status
kesehatan klien yang optimal
50
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
51
15) Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/kritikal
16) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/ post operasi
17) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan apiritual pada kondisi
kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan
keperawatan
18) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19) Melakukan tindakan keperwatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
mobilisasi
21) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
22) Melakukan dan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan
pengaturan suhu tubuh
24) Melaksanakan manajemen surveilens HAIs sebagai upaya
pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan
keperawatan
25) Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular
26) Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar
pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan
infeksi
27) Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
28) Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama
dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi
pasien
29) Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
30) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
31) Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
52
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di RSUD
Depati Hamzah Kota Pangkalpinang sesuai dengan nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta sesuai
dengan peran dan kedudukan ASN dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan peran ASN
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pengalaman saya
bekerja di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang dalam
membantu pimpinan serta melakukan observasi dilapangan dirasakan
adanya beberapa masalah/isu yang terjadi. Berdasarkan pengalaman
bekerja dan observasi (environmental scanning) selama delapan
bulan orientasi di RSUD Depati Hamzah dan khususnya kurang lebih
dua bulan di Ruang Rawat Non Bedah, terdapat beberapa isu yang
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Adapun isu-isu tersebut dapat diidentifikasi pada tabel 3.1 berikut ini :
53
Depati Hamzah
3 Rendahnya Intansi Manajemen Masih ada Semua perawat bisa
kepatuhan setempat ASN beberapa melakukan monitoring
perawat dalam perawat yang transfusi darah
melakukan belum patuh
monitoring pasca dalam
transfusi darah di melakukan
Ruang Inap Non monitoring
Bedah RSUD transfusi darah
Depati Hamzah
4 Belum patuhnya Masyarakat Pelayanan Masih Pengunjung bisa
pengunjung Publik banyaknya patuh dengan
terhadap waktu pengunjung peraturan yang telah
jam besuk pasien yang menjenguk di tetapkan RSUD
di Ruang Rawat pasien bukan terkait jam jenguk
Inap Non Bedah pada saat jam pasien
RSUD Depati jenguk yang
Hamzah telah di tentukan
pihak RSUD
5 Belum Instansi Manajemen Masih ada Perawat bisa
Maksimalnya setempat ASN beberapa melaksanakan
pelaksanaan perawat yang persiapan
Perencanaan tidak perencanaan pulang
Pulang (discharge melaksanakan (discharge planning)
Planning) Pada discharge saat pasien boleh
Pasien Boleh planning pada pulang
Pulang di Ruang pasien pulang
Rawat Inap Non
Bedah RSUD
Depati Hamzah
6 Kurangnya Instansi Manajemen Masih ada Semua perawat bisa
penerapan setempat ASN perawat yang menerapkan
pendokumentasia tidak melakukan pendokumentasian
n manajemen dokumentasi manajemen nyeri
nyeri Ruang pada dengan baik
Rawat Inap Non manajemen
Bedah RSUD nyeri
Depati Hamzah
54
Langkah selanjutnya adalah melakukan konsultasi kepada
rekan kerja, atasan, mentor, dan coach mengenai isu yang telah
diidentifikasi untuk kemudian dianalisis sehingga terpilih sebuah isu
utama/core issue/isu yang diangkat.
55
Berikut ini beberapa isu yang ada RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang, yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan
Teknik APKL yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
56
6 Kurangnya penerapan 3 4 3 3 13 V
pendokumentasian
manajemen nyeri Ruang
Rawat Inap Non Bedah
RSUD Depati Hamzah
Keterangan :
Bobot 1 = Sangat kurang berpengaruh
Bobot 2 = Kurang berpengaruh
Bobot 3 = Cukup berpengaruh
Bobot 4 = Berpengaruh
Bobot 5 = Sangat berpengaruh
Berdasarkan Teknik APKL pada Tabel, ada 3 masalah yang
terdapat nilai tertinggi dan core issue yang didapat adalah Rendahnya
kepatuhan perawat dalam penerapan pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati
Hamzah, selanjutnya dilakukan identifikasi permasalahan, hasilnya
sebagai berikut :
a. Rendahnya kepatuhan perawat klinik dalam Penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non
Bedah RSUD Depati Hamzah
b. Rendahnya kepatuhan perawat dalam melakukan monitoring
pasca transfusi darah di Ruang rawat Inap Non Bedah RSUD
Depati Hamzah
c. Belum patuhnya pengunjung terhadap waktu jam besuk pasien di
Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Permasalahan tersebut kemudian dianalisis menggunakan
Teknik USG. Kriteria analisis USG yaitu sebagai berikut :
a. Urgency, artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindak lanjuti.
b. Seriousness, artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas
yang dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
c. Growth, artinya seberapa besar memburuknya isu tersebut jika
57
tidak ditangani dengan segera.
Hasil analisis USG terkait 3 pemasalahan di RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Keterangan :
Bobot 1 = Sangat kecil pengaruhnya
Bobot 2 = Kecil pengaruhnya
Bobot 3 = Cukup pengaruhnya
Bobot 4 = Besar pengaruhnya
Bobot 5 = Sangat besar pengaruhnya
Berdasarkan hasil penilaian menggunakan Teknik USG,
diperoleh 1 masalah prioritas yang harus dipecahkan yaitu,
Rendahnya kepatuhan perawat dalam penerapan pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati
58
Hamzah. Analisis akar masalah penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan menggunakan Fishbone seperti dibawah ini :
59
3.3 Kegiatan dan Tahapan Kegiatan
Berdasarkan akar Masalah tersebut, penulis hendak memberikan
motivasi kepada perawat klinik di ruangan bagaimana menerapkan
dokumentasi Asuhan Keperawatan di ruang rawat Inap Non Bedah
RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang. Maka gagasan
pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah Meningkatkan
kepatuhan perawat klinik dalam penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan di ruang rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Kota Pangkalpinang. Dari gagasan tersebut akan dilakukan kegiatan
seperti berikut :
1. Pembuatan desain Poster pengingat penerapan dokumetasi
Asuhan Keperawatan
2. Melakukan Sosialisasi Tentang penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan Kepada perawat di ruang rawat Inap Non Bedah
3. Pembuatan komitmen bersama (pakta integritas) penerapan
Kelengkapan pendokumentasian Asuhan Keperawatan
4. Melakukan Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan
5. Evaluasi Penerapan dokumentasi Asuhan keperawatan
Isu yang diangkat dalam rancangan ini bersifat komplek,
sehingga penulis akan mengusulkan beberapa kegiatan dan tahapan
kegiatan. Kegiatan dan tahapan kegiatan yang diusulkan bersumber
dari inisiatif penulis dan saran dari mentor serta coach. Berikut ini
kegiatan dan tahapan kegiatan seperti yang tertulis pada tabel 3.3
yaitu:
60
Tabel 3.4 Kegiatan dan Tahapan kegiatan
1. Pembuatan Poster pengingat penerapan 1.1 Konsultasi dengan mentor mengenai Poster pengingat
dokumetasi Asuhan Keperawatan
1.2 Mencari referensi isi Poster Pengingat
1.4 Meminta persetujuan mentor terkait isi dan desain poster pengingat
4. Pembuatan komitmen bersama (pakta integritas) 4.1 Mendesain konsep komitmen bersama penerapan kelengkapan
Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan dokumentasi Asuhan Keperawatan
61
4.2 Konsultasi dengan Mentor tentang desain konsep komitmen bersama
3.
4.
5.
62
3.
4.
5.
6.
63
3.4 Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar PNS
Kegiatan dan tahapan kegiatan sebagaimana diuraikan diatas
akan saya laksanakan pada kegiatan aktualisasi ditempat saya
bekerja yaitu di RSUD Depati Hamzah kota Pangkalpinang. Adapun
keterkaitan/relevansi kegiatan dimaksudkan pada judul diatas adalah:
saya akan melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan dengan cara
mengaktualisasikan/menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA dan
kedudukan peran ASN dalam NKRI sebagaimana yang telah dipelajari
pada waktu sosialisasi agenda kedua (Nilai-nilai dasar) dan agenda
ketiga (peran dan kedudukan ASN dalam NKRI). Adapun tahapan
kegiatan yang akan saya laksanakan dengan mengaktualisasikan
nilai-nilai diatas akan saya uraikan satu persatu sebagai berikut:
1. Kegiatan Pembuatan desain Poster pengingat penerapan
dokumetasi Asuhan Keperawatan, akan dilaksanakan melalui
tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :
63
kesepakatan bersama. Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai
Etika Publik yaitu “Sopan dan Santun” Saya akan menjunjung
tinggi sopan santun dan tata krama dengan mentor saya sehingga
terjalin komunikasi yang baik.
64
poster Saya akan bekerja keras dalam mencari refrensi dan saya
kerjakan sendiri. Adapun output/hasil dari tahapan ini adalah
adanya foto.
1.3 Menyusun Konsep pembuatan Poster Pengingat
Dalam Menyusun Konsep pembuatan Poster penerapan
dokumentasi asuhan Keperawatan, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Pada saat menyusun konsep pembuatan poster penerapan
dokumentasi asuhan Keperawatan saya akan mengaktualisasikan
nilai Akuntabilitas yaitu “Kejelasan” saat saya membuat konsep
Poster pengingat yang dibuat harus memberikan kejelasan dalam
melaksanakan kegiatan. Saya juga akan menagktualisasi Nilai
“Tanggung Jawab” dalam membuat konsep poster pengingat
yang dibuat merupakan bentuk tanggungjawab saya dalam
melaksanakan kegiatan.
Saya juga akan mengaktualisasi nilai Nasionalisme yaitu
“Sila ke-4” saat membuat Konsep poster pengingat yang saya
susun merupakan hasil diskusi dan konsultasi dengan mentor.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai Etika Publik yaitu
“Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak”
dengan cara menjalankan tugas saya secara professional dengan
cara membuat konsep poster pengingat secara professional dan
tidak memihak kepada siapaun yang mana tujuan saya membuat
poster ini untuk implementasi saya dalam memecahkan masalah.
Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai Komitmen Mutu yaitu
“Kreatif, Inovatif” dengan cara dalam pembuatan Konsep
Poster pengingat yang dibuat saya mengutamakan kreativitas dan
bisa memberikan manfaat untuk perawat.
Saya juga mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi yaitu “Jujur
dan Mandiri” dalam membuat Konsep poster pengingat yang
saya susun oleh langsung dan mencantumkan sumber materi.
Adapun output/hasil dari tahapan ini adalah adanya foto.
65
1.4 Meminta persetujuan mentor terkait isi dan desain poster
pengingat
Dalam Meminta persetujuan mentor terkait isi dan desain
poster pengingat penerapan dokumentasi asuhan Keperawatan,
nilai-nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
pada saat Meminta persetujuan mentor terkait isi dan desain
poster pengingat penerapan Kelengkapan pendokumentasian
asuhan Keperawatan, saya akan mengaktualisasikan Nilai
Akuntabilitas yaitu “Kejelasan” dengan cara saya menemui
mentor dan membawa poster pengingat yang sudah saya konsep
dengan Jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai Nasionalisme yaitu
“Sila Ke-4” dengan cara pada saat meminta persetujuan mentor
Saya selalu menghargai saran dan masukan dari mentor. Saya
juga akan mengaktualisasikan Nilai Etika Publik yaitu
“Memelihara dan Menjunjung Tinggi Standar Etika Luhur”
dengan cara saat Saya berkonsultasi dengan mentor saya
menerapkan sikap sopan dan santun. Saya juga akan
mengaktualisasikan Nilai Komitmen Mutu yaitu “Efektif,
Efisien” dengan cara Poster pengingat saya buat dengan
menggunakan kalimat yang efekti, efisien, dan memberikan
manfaat bagi perawat di ruangan.
Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai Anti Korupsi
yaitu “Disiplin” dengan cara saat saya ingin menemui mentor
mentor untuk meminta persetujuan desain poster pengingat saya
akan datang tepat waktu. Adapun output/hasil dari tahapan ini
adalah adanya foto dan desain poster.
1.5 Mencetak poster pengingat
Dalam Mencetak poster pengingat penerapan dokumentasi
asuhan keperawatan, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan
diuraikan sebagai berikut:
66
Pada saat saya akan mencetak poster pengingat penerapan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan, saya akan
mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu “Kejelasan” dengan
cara Saya menyiapkan bahan poster yang telah di konsep dan
telah di setujui mentor dengan Jelas dan dapat di
pertanggungjawabkan. Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai
Nasionalisme yaitu “Sila Ke-4” Pada saat mencetak saya
melakukan diskusi dengan orang percetakan penyempurnaan
poster yang akan dibuat.
Saya juga akan mengaktualisasikan Nilai Etika Publik yaitu
”Memelihara dan Menjunjung Tinggi Standar Etika Luhur”
dengan cara saat Saya berkomunikasi harus bersikap sopan dan
santun. Nilai Komitmen Mutu “Kreatif dan inovatif” dengan
cara Poster pengingat akan dibuat dengan menggunakan
kreativitas dan bisa memberikan manfaat untuk semua perawat
diruangan.
Saya akan mengaktualisasikan Nilai Anti Korupsi yaitu
“Jujur” dengan cara Saya mencari tempat pencetakan Poster
dengan kerja keras dan menyertakan harganya sesuai yang di
tetapkan dari tempat percetakan, saya juga menerapkan nilai
“Tanggung Jawab” dalam mencetak poster saya akan
bertanggung jawab penuh dengan apa yang telah saya buat.
Adapun output/hasil dari tahapan ini adalah adanya foto dan
Poster.
1.6 Melakukan pemasangan poster pengingat
Dalam Melakukan pemasangan poster pengingat penerapan
dokumentasi asuhan Keperawatan, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Pada saat Saya memasang poster pengingat saya akan
mengaktualisasikan Nilai Akuntabilitas yaitu “Kejelasan”
dengan cara sebelum saya memasang poster pengingat saya
meminta izin dengan menjelaskan terlebih dahulu kepada mentor
67
dan kepala ruangan. Saya juga menerapkan Nilai Nasionalisme
yaitu “Kerja sama” dengan cara saat saya memasang poster
pengingat saya bekerja sama dengan kepala ruangan dan semua
perawat di ruang rawat inap Non Bedah.
Saya juga mengaktualisasikan Nilai Etika Publik yaitu
“Sopan dan Santun” dengan cara setiap kali Saya
berkomunikasi saya selalu menerapkan sikap sopan dan santun.
Saya juga mengaktualisasikan Nilai Komitmen Mutu yaitu
“Efektif” dengan cara pemasangan Poster pengingat ini
dilakukan untuk mencapai tujuan agar kelengkapan
pendokumentasian Asuhan keperawatan bisa lebih baik.
Dan saya juga menerapkan Nilai Anti Korupsi yaitu “Adil”
dengan cara Poster Pengingat akan di pasang nurse station di
ruang rawat inap Non Bedah agar semua perawat bisa melihat
posternya dan termotivasi untuk melengkapi dokumen Asuhan
Keperawatan. Adapun hasil/outputnya dari tahapan ini adalah
Foto.
68
Kontribusi Penguatan nilai organisasi
Membuat poster pengingat penerapan kelengkapan
pendokumentasian Asuhan Keperawatan merupakan langkah awal
dalam upaya meningkatkan tertib administrasi dan pelayanan kepada
masyarakat. Diharapkan Kegiatan ini memberikan penguatan nilai
organisasi yaitu Responsif dan Efektif.
2. Kegiatan Melakukan Persiapan Sosialisasi Penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan Kepada perawat di ruang
rawat Inap Non Bedah, akan dilaksanakan melalui tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut :
2.1 Konsultasi dengan mentor terkait pelaksanaan sosialisasi
Dalam Konsultasi dengan mentor terkait pelaksanaan
sosialisasi penerapan dokumentasi asuhan Keperawatan, nilai-
nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam konsultasi dengan mentor saya selalu
mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu “Kejelasan dan
transparan” Dalam konsultasi dengan mentor saya lakukan
dengan transparan dan jelas tanpa ada yang di tutup-tutupi. Saya
juga menerapkan nilai Nasionalisme terutama “Sila Ke-4
(Musyawarah)” dengan cara Saya selalu menghargai saran dan
masukan dari mentor saat berkonsultasi dan diskusi. Saya juga
mengaktualisasikan nilai Etika Publik yaitu “Menciptakan
Lingkungan Kerja yang Non Diskriminatif dan Menjunjung
Standar Etika Luhur” dalam berkonsultasi dan berkoordinasi
dengan mentor saya lakukan dengan sopan agar terciptanya
lingkungan kerja yang nyaman. Saya juga mengaktualisasikan
nilai Komitmen Mutu yaitu “Inovatif” dengan cara Sosialisai
tentang pentingnya Penerapan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan mutu dokumentasi Asuhan keperawatan.
Dan Saya juga tidak lupa menerapkan nilai Anti Korupsi yaitu
“Disiplin” dalam konsultasi saya selalu melakukan kontrak waktu
69
dengan mentor dan selalu berusaha datang tepat waktu. Adapun
output/hasil dari tahapan ini adalah adanya foto dan lembar
Konsul.
70
2.3 Mempersiapkan Materi Sosialisasi dalam bentuk power point
Dalam mempersiapkan Materi Sosialisasi dalam bentuk
power point, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan
sebagai berikut:
Dalam Mempersiapkan Materi Sosialisasi dalam bentuk
power point, saya mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu
“Kejelasan dan tanggung jawab” dengan cara dalam
mempersiapkan materi sosialisasi saya rangkum materinya
dengan sejelas mungkin agar mudah untuk dipahami dan juga
saya mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab agar
sosialisasi ini bisa memberikan manfaat kepada semua perawat.
Saya juga mengaktualisasikan nilai Nasionalisme yaitu “Tekun,
Kerja keras” dengan cara dalam mempersiapkan materi
sosialisasi ini saya berusaha dengan sungguh-sungguh dan tekun
supaya bisa memberikan materi yang mudah untuk dipahami
orang banyak.
Saya juga mengaktualisasikan nilai Etika publik
“professional” dengan cara mempersiapkan materi sosialisasi
saya lakukan dengan professional. Saya juga mengaktualisasikan
nilai komitmen mutu yaitu “Kreatif dan inovatif” dengan cara
saya berusaha membuat Materi sosialisasi dengan kreatif dan
bisa membuat inovasi baru dalam meningkatkan semangat untuk
kelengkapan dokumentasi Asuhan keperawatan.
Saya juga mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu “Jujur
dan mandiri” dengan cara saya mecantumkan sumber dari
materi sosialisasi ini, dan saya sendiri yang mempersiapkan
materi sosialisasi ini. Adapun output/hasil dari kegiatan ini adalah
foto dan softfile powerpoint materi.
2.4 Mempersiapkan ruangan untuk sosialisasi
Dalam Mempersiapkan ruangan untuk sosialisasi, nilai-nilai
yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
71
Dalam Mempersiapkan ruangan untuk sosialisasi, saya
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Tanggung jawab”
dengan cara sayamempersiapkan ruangan sosialisasi dengan
penuh tanggung jawab.
Saya juga mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“musyawarah” dengan cara dalam mempersiapkan ruangan
sosialisasi saya mwminta persetujuan dari kepala ruangan terlebih
dahulu dan meminta sarannya. Saya juga mengaktualisasikan
nilai Etika publik yaitu “Ramah, sopan dan santun” dengan cara
ketika saya mempersiapkan ruangan saya berkoordinasi dengan
kepala ruangan dengan bersikap ramah, sopan dan santun saat
berkomunikasi.
Saya juga mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“efektif” dengan cara persiapan ruangan dilakukan agar
sosialisasi bisa berjalan dengan efektif. Saya juga
mengaktualisasikan nilai anti Korupsi yaitu “Tanggung jawab”
dengan cara persiapan ruangan sosialisasi akan saya persiapkan
dengan penuh tanggung jawab. Adapun output/hasil dari kegiatan
ini adalah foto.
2.5 Membagikan Undangan Sosialisasi
Dalam membagi undangan sosialisasi, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam membagikan undangan sosialisasi, saya
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Transparan” dengan
cara saya membagi undangan kepada semua perawat dan orang-
orang yang berkaitan dengan transparan menggunakan sebuah
undangan resmi.
Saya juga mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“cinta tanah air” dengan cara dalam mempersiapkan sosialisasi
saya membagikan undangan kepada semua perawat dengan
penuh cinta tanah air. Saya juga mengaktualisasikan nilai etika
publik yaitu “Sopan” dengan cara saya membagi undangan
72
sosialisasi dengan bersikap sopan kepada semua perawat dan
undangan lainnya.
Saya juga mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“efektif” dengan cara saya membagi undangan menggunakan
waktu yang sangat efektif. Saya juga mengaktualisasikan nilai anti
korupsi yaitu “jujur dan adil” dengan cara saya membagikan
undangan dengan penuh kejujuran dan memberikannya secara
adil ke semua perawat di ruang rawat inap non Bedah. Adapun
output/hasil dari kegiatan ini adalah foto dan undangan.
73
3. Kegiatan Melaksanakan Sosialisasi tentang kelengkapan
pendokumentasian Asuhan Keperawatan Kepada perawat di
ruang rawat Inap Non Bedah, akan dilaksanakan melalui tahapan-
tahapan kegiatan sebagai berikut :
3.1 Membagikan selembaran media sosialisasi
Dalam Membagikan selembaran media sosialisasi, nilai-nilai
yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam membagikan selembaran media sosialisasi saya
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Transaparan”
dengan cara saat membagikan selembaran media sosialisasi saya
lakukan dengan transparan kesemua perawat dan peserta
sosialisasi lainnya.
Saya juga mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“Musyawarah” dengan cara saya membagi undangan sambil
berdiskusi dengan semua peserta sosialisasi. Saya juga
mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu “sopan” dengan cara
membagikan selembaran media sosialisasi kepada seluruh
peserta sosialisasi saya lakukan dengan sopan.
Saya juga mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“efektif” dengan cara saya membagikan selembaran media
sosialisasi dengan penuh ketelitian agar sosialisasi bisa berjalan
dengan efektif. Saya juga mengaktualisasikan nilai anti korupsi
yaitu “disiplin” dengan cara membagikan media sosialisasi saya
lakukan dengan adil dan tertib. Adapun output dan hasil dari
kegiatan ini adalah foto dan daftar tanda terima selebaran media
sosialisasi.
74
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan tujuan yang
ingin dicapai dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Saya juga mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“Musyawarah” dengan cara saya memamarkan materi sosialisasi
dengan teknik musyawarah dan diskusi. Saya juga akan
mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu “Sopan” dengan cara
saya memamparkan materi sosialisasi dengan menggunakan
bahasa yang sopan dan mudah di megerti.
Saya juga mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“efektif” dengan cara Dalam memaparkan materi sosialisasi saya
laukan dengan efektif dengan bahasa yang jelas agar peserta
tidak merasa jenuh. Saya juga mengaktualisasikan nilai anti
korupsi yaitu “disiplin” dalam memaparkan materi saya
mejelaskan materi secara singkat dan menerapkan sikap disiplin
waktu. Adapun output/hasil dari tahapan ini adalah foto dan video.
3.3 Membuat Notulen
Dalam membuat notulen, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam membuat notulen saya akan mengaktualisasikan nilai
akuntabilitas yaitu “Kejelasan” dengan cara Kejelasan dalam
melakukan notulensi dalam sosialisasi sangant penting diperlukan
guna untuk merangkum jalannya sosialisasi.
Saya juga mengaktualisasikan nilai Nasionalisme yaitu
“Musyawarah” dengan cara dalam membuat jalannya sosialisasi
saya lakukan dengan bermusyawarah dengan semua peserta
sosialisasi. Saya juga mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
“Sopan” dengan cara membuat notulen saya utamakan dengan
sikap lemah lembut. Saya juga mengaktualisasikan nilai komitmen
mutu yaitu “efektif” dengan cara membuat notulen saya lakukan
dengan mempertimbangkan beberapa hal agar jalannya
sosialisasi bisa efektif.
75
Saya juga mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“disiplin dan jujur” dengan cara membuat notulen saya lakukan
dengan disiplin agar tidak ada yang salah dan jujur dalam
membuat notulen. Adapun hasil/output dari tahapan kegiatan ini
adalah notulensi hasil sosialisasi dan daftar hadir.
76
Dalam Mendesain konsep komitmen bersama penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan saya akan mengaktualisasikan
nilai akuntabilitas yaitu “Tanggung jawab” dengan cara dalam
mendesain komitmen bersama saya akan mengerjakannya
dengan penuh tanggung jawab agar bisa mencapai tujuan.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“persatuan” dengan cara mendesain komitmen bersama saya
lakukan untuk menyatukan komitmen dalam penerapan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Saya juga
akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu “menjalankan
tugas secara profesional dan tidak memihak” dengan cara
mendesain komitmen bersama saya lakukan dengan hati-hati dan
berusaha menyelesaikan tepat waktu.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
yaitu “Kreatif dan inovatif” dengan cara Lembar komitmen
bersama didesain dengan penuh kreativitas dan memberikan
manfaat. Saya juga mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“Kerja keras dan mandiri” Pembuatan desain komitmen bersama
memerlukan kerja keras dan saya lakukan dengan kemampuan
saya sendiri. Adapun output/hasil dari tahapan kegiatan ini adalah
desain komitmen bersama dan foto.
77
bisa dipertanggungjawabkan.
78
Saya akan menjunjung tinggi sopan santun dalam berkomunikasi
dengan pihak ketiga saat melakukan pencetakan lembar
komitmen bersama. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
komitmen mutu yaitu “efektif dan efisien” Lembar komitmen
bersama akan dicetak menggunakan bahan yang hemat biaya
dan mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“Kesederhanaan” Saya akan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami pihak ketiga yang akan mencetak lembar komitmen
bersama. Adapun output/hasil dari tahapan kegiatan ini adalah
foto dan lembar komitmen bersama.
4.4 Penandatanganan lembar komitmen bersama
Penandatanganan lembar komitmen bersama, nilai-nilai
yang akan diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Saat Penandatanganan lembar komitmen bersama saya akan
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Integritas dan
tanggung jawab” Penandatangan lembar komitmen bersama
merupakan wujud kesepakatan untuk bekerja dengan penuh
integritas dan tanggungjawab.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“persatuan” Semua perawat akan menandatangani komitmen
bersama yang merupakan wujud persatuan di ruang rawat inap
non bedah RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
“Memelihara dan Menjunjung Tinggi Standar Etika Luhur”
Saya akan menjunjung sikap sopan santun dalam mengajak
perawat untuk melakukan penandatanganan komitmen bersama.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“efektif” Lembar komitmen bersama merupakan bukti untuk
komitmen dalam melaksanakan tugas.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“Disiplin, Tanggungjawab” Komitmen bersama yang telah
79
disepakati akan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.
Adupun output/hasil dari tahapan kegiatan ini adalah Lembar
komitmen bersama yang telah ditanda-tangani dan foto.
4.5 Melakukan pemasangan lembar komitmen bersama di
Ruang Rawat Inap Non bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang
Melakukan pemasangan lembar komitmen bersama di
Ruang Rawat Inap Non bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan
sebagai berikut:
Dalam Melakukan pemasangan lembar komitmen bersama
di Ruang Rawat Inap Non bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang saya akan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas
yaitu “Konsisten, Transparansi” Lembar komitmen bersama
yang dipasang di ruang rawat inap anak merupakan keterbukaan
mengenai komitmen yang telah dibuat dan memerlukan
konsistensi dalam pelaksanaannya.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“persatuan” Lembar komitmen bersama merupakan wujud
persatuan perawat untuk memberikan layanan yang terbaik. Saya
juga akan mengaktualisasikan nilai nilai etika publik yaitu
“Memelihara dan Menjunjung Tinggi Standar Etika Luhur”
Saya akan meminta izin secara sopan kepada kepala ruang
sebelum melakukan pemasangan lembar komitmen.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
yaitu “Kreatif inovatif” Lembar komitmen bersama yang dipasang
merupakan bukti untuk komitmen dalam melaksanakan tugas.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu “kerja
keras” Komitmen bersama yang telah ditandatangani
memerlukan kerja keras dalam implementasi pekerjaan sehari-
hari. Adapun output/hasil dari tahapan kegiatan ini adalah foto.
80
Kontribusi terhadap visi dan misi Organisasi
Pembuatan komitmen bersama ini untuk membuat komitmen
pelaksanaan penerapan dokumentasi asuhan Keperawatan di
ruang rawat inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang. Diharapkan Kegiatan ini akan mendukung
tercapainya visi dan misi rumah sakit yaitu: Visi: Menjadi Rumah
Sakit yang Nyaman dan Unggul dalam Pelayanan, dan diharapkan
juga dapat berkontribusi mendukung terwujudnya Misi (Point 1
dan 2 ) yaitu Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
terjangkau, profesional dan berorientasi pada pasien dan
Mengembangkan pelayanan unggulan yang inovatif.
81
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“kerja keras” dalam menyiapkan formulir asuhan keperawatan
saya akan berusaha untuk bekerja keras agar tidak ada formulir
yang tertinggal. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika
publik yaitu “sopan” saya akan bersikap sopan kepada pihaka
pengadaan barang saat meminta formulir.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
yaitu “efektif dan efisien” saya akan bekerja dengan efektif dan
efisien dalam mnyiapkan formulir asuhan keperawatan. Saya juga
akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu “jujur” saya
berusaha bekerja dengan jujur saat menyiapkan formulir asuhan
keperawatan. Adapun output/hasil dari tahapan kegiatan ini
adalah foto.
5.2 Melakukan Pengkajian
Dalam Melakukan Pengkajian, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam melakukan pengkajian saya akan mengaktualisasikan nilai
Akuntabilitas yaitu “Kejelasan” dengan cara dalam melakukan
pengkajian berupa anamnesa individu dan melakukan
pemeriksaan fisik, saya akan menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan terlebih dahulu kepada pasien dan keluarga.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“Sila ke 2 tidak membeda-bedakan” dengan cara dalam
melakukan pengkajian kepasien saya akan berlaku adil dan tidak
membeda-bedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang
lain. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai Etika Publik yaitu
“Kerahasiaan” dengan cara yaitu melakukan pengkajian kepada
pasien saya akan menjaga kerahasiaan data pasien.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
yaitu “Efektifitas dan efisien” dengan cara dalam melakukan
pengkajian saya lakukan dengan efektif dan efisien saat
melakukan pemeriksaan fisik pasien sehingga tidak waktu tidak
82
terbuang pecuma dan mendapatkan hasil yang baik. Saya juga
akan mengaktualisasikan nilai Anti korupsi yaitu “Jujur” dengan
cara saya akan mencatat di buku status pasien hasil pengkajian
dengan sebenar-benarnya yang nantinya hal tersebut akan
langsung di lihat oleh dokter. Adapun output/hasil dari tahapan
kegiatan ini adalah foto dan formulir pengkajian.
5.2 Menentukan Diagnosa keperawatan
Dalam Menentukan diagnosa, nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan diuraikan sebagai berikut:
Dalam menentukan diagnosa saya akan mengaktualisasikan nilai
akuntabilitas yaitu “tanggung jawab” dalam menentukan
diagnosa keperawatan saya melakukannya dengan penuh
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Saya juga akan
mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu “professional”
dalam menentukan diagnosa saya akan melakukannya dengan
professional sesuai dengan kondisi pasien.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika publik
“cermat dan teliti” dengan cara diagnosa keperawatan akan di
rumuskan sesuai dengan standar asuhan keperawatan dan akan
saya lakukan dengan cermat dan teliti. Saya juga akan
mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu “Efektifitas dan
efisien” dalam menentukan diagnosa keperawatan saya
menggunakan pendekatan ilmiah sesuai dengan perkembangan
ilmu keperawatan agar perumusan diagnosa keperawatan yang
dibuat sesuai dengan kondisi pasien.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“jujur” dalam menentukan diagnosa keperawatan saya akan
menganalisa data pengkajian dengan jujur tanpa memanipulasi,
tidak melebihkan dan tidak mengurangi data. Adapun outpun/hasil
dari tahapan kegiatan ini adalah foto formulir diagnose
keperawatan.
83
5.3 Melakukan Intervensi (perencanaan tindakan)
Keperawatan
Dalam Melakukan intervensi (perencanaan tindakan)
keperawatan, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan diuraikan
sebagai berikut:
Dalam melakukan perencaan tindakan keperawatan saya akan
mengaktulisasikan nilai akuntabilitas yaitu “integritas” dengan
cara melakukan perencanaan tindakan sesuai dengan analisa
data yang di peroleh saat pengkajian.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“memenuhi hak-hak pasien” dalam perencanaan tindakan
keperawatan saya akan berusaha memenuhi hak-hak pasien agar
hak pasien terpenui. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
etika publik yaitu “Komunikasi” dalam perencanaan tindakan
keperawatan saya akan memberikan informasi secara tepat dan
benar terhadap pasien.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
“Efektif” dalam perencanaan tindakan keperawatan saya lakukan
sesuai standar agar hasil rencana yang saya buat bisa memberi
kepuasan pada pasien. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
Anti korupsi yaitu “tanggung jawab” saya akan melakukan
perencanaan keperawatan sesuai data yang diperoleh dari
pengkajian dengan penuh tanggung jawab tanpa rekayasa.
Adapun output/hasil dari tindakan kegiatan ini adalah foto dan
formulir intervensi.
5.4 Melakukan Implementasi (Pelaksanaan Rencana
Tindakan) Keperawatan
Dalam Melakukan Implementasi (pelaksanaan Rencana
Tindakan) Keperawatan, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan
diuraikan sebagai berikut:
Dalam melakukan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan
saya akan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu
84
“konsisten”dalam melakukan pelaksanaan rencana tindakan
keperawatan saya lakukan dengan konsisten sesuai dengan
standar. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai Nasionalisme
yaitu “Kerja sama” sebelum melakukan tindakan keperawatan
saya akan meminta izin kepada pasien dan keluarga terlebih
dahulu agar kerja sama terjalin dengan baik.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
“Santun” dalam melakukan tindakan keperawatan saya
mengutamakan sikap santun kepada pasien dan keluarga. Saya
juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“orientasi mutu” dalam melakukan tindakan keperawatan saya
akan melakukannya dengan penuh hati-hati agar tidak terjadi
kesalahan dan pelayanan bisa berkualitas.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi “jujur”
dalam melaksanakan tindakan keperawatan saya akan bersikap
jujur dan tidak melakukan kecurangan. Adapun output/hasil dari
tahapan kegiatan ini adalah foto dan formulir implementasi.
5.5
85
Saya akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
“Efektif” saya akan memberikan pelayanan dengan sepenuh hati
agar bisa memberikan kepuasan dalam pelayanan. Saya juga
akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu “kerja keras”
saya akan bekerja keras dengan penuh keikhlasan tanpa
mengharapkan imbalan dari pasien. Adapun output/hasil dari
tahapan kegiatan ini adalah foto dan formulir evaluasi.
Kontribusi terhadap visi dan misi Organisasi
Dengan melakukan Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan
diharapkan dapat mendukung tercapainya Standar pendokumentasian
Asuhan Keperawatan yang sesuai peraturan. Diharapkan Kegiatan ini
mendukung visi rumah sakit yaitu “Menjadi Rumah Sakit yang
Nyaman dan Unggul dalam Pelayanan” dan diharapkan juga bisa
berkontribusi terhadap Misi Rumah sakit (Point 1 dan 2) yaitu
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau,
profesional dan berorientasi pada pasien, dan Mengembangkan
pelayanan unggulan yang inovatif.
Penguatan Nilai Organisasi
Melakukan penerapan dokumentasi asuhan Keperawatan ini
diharapkan akan membuat dokumentasi asuhan keperawatan bisa
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini dapat
menguatkan nilai organisasi Kementerian Kesehatan khususnya nilai
Pro Rakyat, Inklusif, Efektif, Responsif.
86
pelaksanaan kegiatan. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
Nasionalisme yaitu “keadilan” Pertanyaan dan lembar observasi
yang disusun tidak mengandung unsur yang mementingkan pihak
manapun.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu
“Mempertanggungjawabkan Tindakan dan Kinerjanya di
depan publik” Lembar evaluasi merupakan bentuk
pertanggungjawaban kepada publik dan bentuk professional saya
sebagai perawat. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
komitmen mutu yaitu “Efektif, Efisien” Lembar observasi dan
daftar pertanyaan yang disusun mencapai tujuan dan jumlah
pertanyaan yang diajukan secukupnya.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu
“mandiri” Pembuatan lembar evaluasi dan daftar pertanyaan
dilakukan sendiri oleh penulis. Adapun output/hasil dari tahapan
kegiatan ini adalah foto dan Lembar Observasi.
87
Penilaian kegiatan akan dibandingkan dengan standar mutu yang
ada (SOP).
88
Dalam melaporkan hasil analisis kepada mentor saya akan
mengaktualisasikan nilai akuntabilitas yaitu “Kejelasan,
Tanggungjawab” Melaporkan hasil analisis evaluasi merupakan
bentuk tanggungjawab saya setelah selesai pelaksanaan kegiatan
dan menunjukkan kejelasan hasil kegiatan.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
“Sila Ke-4 (Musyawarah)” Saya akan melakukan diskusi hasil
analisis kepada mentor. Saya juga akan mengaktualisasikan nilai
etika publik yaitu “Tanggung jawab” Melaporkan hasil evaluasi
merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada publik.
Saya juga akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu
yaitu “orientasi mutu” Penyampaian evaluasi bertujuan untuk
membandingkan dengan standar mutu. Dan saya juga akan
mengaktualisasikan anti korupsi yaitu “Disiplin” Saya akan
menyampaikan evaluasi dengan tepat waktu. Adapun output/hasil
dari tahapan kegiatan ini adalah foto dan laporan evaluasi.
89
Efektif, Responsif.
90
3.5 Jadwal Rencana Kegiatan
Rancangan aktualisasi mengenai Upaya Peningkatan penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
Depati Hamzah Kota Pangkalpinang akan dilaksanakn pada tanggal
14 Oktober – 18 November 2021. Berikut adalah rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan:
Tabel 3.5 Jadawal Rencana Kegiatan
RENCANA
NO KEGIATAN OUTPUT
PELAKSANAAN
1. Pembuatan Poster 15-18 Oktober 2021 Foto
pengingat penerapan Lembar konsul
dokumetasi Asuhan Lembar
Keperawatan persetujuan
Poster pengingat
2. Melakukan Persiapan 16-20 Oktober 2021 Foto
Sosialisasi tentang Lembar konsul
dokumentasi Asuhan Softfile
Keperawatan Kepada powerpoint
perawat di ruang rawat materi
Inap Non Bedah Undangan
3. Melaksanakan Sosialisasi 22 Oktober 2021 Daftar Tanda
tentang dokumentasi terima selebaran
Asuhan Keperawatan Foto
Kepada perawat di ruang Notulensi hasil
rawat Inap Non Bedah sosialisasi
Daftar hadir
4. Pembuatan komitmen 18-22 Oktober 2021 Foto
bersama (pakta integritas) Desain
Penerapan dokumentasi komitmen
Asuhan Keperawatan bersama
Lembar konsul
Lembar
komtmen
bersama
Lembar
komitmen yang
91
sudah di tanda
tangani
Foto pemsangan
komitmen
bersama
5. Melakukan Penerapan 23 Oktober -12 Foto
dokumentasi Asuhan November 2021 Formulir asuhan
Keperawatan keperawatan
Formulir
pengajian
6. Evaluasi Penerapan 13-18 November Foto
Dokumentasi Asuhan 2021 Lembar
keperawatan observasi
Lembar
observasi yang
sudah diisi
Foto
Laporan evaluasi
92
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapat dari Monitoring dan evaluasi oleh bidang
keperawatan RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang tahun 2020 didapatkan
nilai presentasi kelengkapan asuhan keperawatan untuk Instalasi gawat darurat
95% (rata-rata igd dan igd kebidanan), Rawat jalan 93% (rata-rata ruang
Hemodealisa/cuci darah dan ruang OKA/operasi), dan Rawat Inap 82% (rata-
rata dari ruangan Non bedah, akasia, kebidanan, anak, picu nicu, icu dan isolasi
covid). Tetapi setelah dilakukan monitoring lebih lanjut oleh bidang keperawatan
dari pendokumentasian asuhan keperawatan di rekam medis Rumah Sakit
Umum Depati Hamzah tersebut masih banyak asuhan keperawatan yang
didapatkan ketidaklengkapan data diantaranya lembar pengkajian ulang rata-
rata masih belum terisi, bagian diagnosa keperawatan sebagian besar terisi
tetapi perumusan diagnosanya masih belum sesuai dengan data pengkajian.
Pada bagian intervesi atau perencanaan tindakan keperawatan sebagian besar
sudah terisi penuh tindakan mengacu pada tujuan dan kalimat perintah. Bagian
implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan sering kali perawat tidak
menuliskan nama terang, tidak menyertakan waktu pada saat melakukan
tindakan keperawatan, sedangkan pada bagian evaluasi didapatkan data atau
tulisan perawat yang tidak jelas atau sulit dibaca, juga masih ada perawat yang
tidak mencantumkan tanda tangan dan nama terang, serta hasil evaluasi yang
tidak dicatat. Bagian formulir resume pulang pasien masih belum terisi.
Isu yang akan diselesaikan dalam kegiatan rancangan ini adalah Rendahnya
kepatuhan perawat klinik dalam Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan
di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah, yang akan
diselesaikan melalui kegiatan aktualisasi dan habituasi yang berjudul ”Upaya
Peningkatan Kepatuhan Perawat Klinik Dalam Penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah”. Dari isu
tersebut muncul gagasan kegiatan penyelesaian isu yaitu sebagai berikut :
93
1. Pembuatan desain Poster pengingat, melakukan Sosialisasi Tentang
penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan Kepada perawat di ruang
rawat Inap Non Bedah,
2. Pembuatan komitmen bersama (pakta integritas),
3. melakukan Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan,
4. Melakukan Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan,
5. melakukan evaluasi Penerapan dokumentasi Asuhan keperawatan.
Kegiatan tersebut diharapkan mampu menjadi solusi untuk menyelesaikan isu
yang ada di ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang. Selain itu penulis juga berharap mampu mengaktualisasikan
nilai ANEKA yang menjadi nilai-nilai dasar ASN dalam berbagai tahapan
kegiatan selama melaksanakan aktualisasi maupun dalam pelaksanaan
tugas dan fungsinya. Penulis juga berharap agar dapat lebih paham mengenai
sikap dan perilaku yang dapat memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
organisasi serta menguatkan nilai organisasi di RSUD Depati Hamzah Kota
Pangkalpinang.
4.2 Saran
Semoga rancangan kegiatan aktualisasi ini dapat terus berjalan di RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang khusunya di ruang Rawat Inap RSUD Depati
Hamzah, Semoga memberikan inovasi dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan di RSUD melalui peningkatan penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Pangkalpinang, dan Bisa memberikan penyegaran kembali mengenai
Penerapan dokumentasi Asuhan Keperawatan bagi perawat. Agar Rancangan
aktualisasi ini bisa dilaksanakan mohon dukungan dan bantuan dari pihak
bidang keperawatan, kepala ruangan dan semua perawat di ruangan Non
Bedah RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.
94
DAFTAR PUSTAKA
Buku/Modul
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Akuntabilitas. Modul
Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar
CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Nasionalisme. Modul
Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar
CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. EtikaPublik. Modul
Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar
CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Komitmen Mutu. Modul
Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar
CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Anti Korupsi. Modul
Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar
CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2017. Manajemen Aparatur Sipil
Negara. Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Latsar CPNS Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2017. Whole of Government. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Latsar CPNS Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2017. Pelayanan Publik. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Latsar CPNS Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara. 156
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2015. Modul Penyelenggaraan
Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Latsar CNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
95
Peraturan Pemerintah dan Menteri Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2019 tentang petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya. 2019. Jakarta: Presiden
Republik Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2018 tentang tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien. 2018. Jakarta:
Presiden Republik Indonesia.
Hutahean, serri. 2010. Konsep dan dokumentasi proses Keperawatan.
Jakarta : Trans Info Media.
Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan
Praktik. Jakarta : Salemba Medika.
96
LAMPIRAN 1
Unit Kerja : Perawat Ahli Pertama di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Identifikasi Isu : 1. Rendahnya kepatuhan perawat klinik dalam Penerapan dokumentasi
Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
2. Rendahnya kepatuhan perawat dalam melakukan monitoring pasca transfusi darah di Ruang
rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
3. Belum patuhnya pengunjung terhadap waktu jam besuk pasien di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD
Depati Hamzah
Isu yang di angkat : Rendahnya kepatuhan perawat klinik dalam Penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan Kepatuhan Perawat Klinik Dalam Penerapan dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Non Bedah RSUD Depati Hamzah
Keterkaitan
Konstribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi organisasi Organisasi
Pelatihan
1. Membuat Poster 1.1 Konsultasi Foto Akuntabilitas: Dengan membuat poster Membuat poster
pengingat dengan mentor Lembar Kejelasan, pengingat penerapan pengingat penerapan
penerapan mengenai Poster Konsul Tanggungjawab dokumentasi Asuhan dokumentasi Asuhan
97
dokumetasi Asuhan pengingat Nasionalisme: Keperawatan diharapkan Keperawatan
Keperawatan Sila Ke-4 poster yang akan dibuat merupakan langkah
(Musyawarah) dapat memberikan pesan awal dalam upaya
Etika Publik: yang inovatif dan menjadi meningkatkan tertib
Sopan, santun pengingat motivasi untuk administrasi dan
Komitmen Mutu: tertib administrasi. pelayanan kepada
efektif Kegiatan ini akan masyarakat.
98
kemandirian Pasien
1.3 Menyusun Foto Akuntabilitas: 2. mengembangkan
Konsep Kejelasan dan pelayanan unggulan
pembuatan Tanggungjawab yang inovatif
Poster Pengingat Nasionalime:
Sila Ke-4
(Musyawarah)
Etika Publik:
Profesional
Komitmen Mutu:
Kreatif Inovatif
Anti Korupsi:
Jujur dan Mandiri
1.4 Meminta Foto Akuntabilitas:
persetujuan Lembar Kejelasan
mentor terkait isi persetuju Nasionalisme:
dan desain poster an Sila Ke-4
pengingat (Musyawarah)
Etika Publik:
Sopan dan
Santun
Komitmen Mutu:
99
Efektif, Efisien
Anti Korupsi:
Kerja keras,
kemandirian
1.5 Mencetak poster Foto Akuntabilitas:
pengingat Poster Kejelasan
Nasionalisme:
Musyawarah
Etika Publik:
Ramah dan
santun
Komitmen Mutu:
Inovatif
Anti Korupsi:
Jujur dan
Tanggungjawab
1.6 Melakukan Foto Akuntabilitas:
pemasangan Kejelasan
poster pengingat Nasionalisme:
Kerja sama
Etika Publik:
Sopan dan
100
santun
Komitmen Mutu:
Efektif
Anti Korupsi: Adil
2. Melakukan 2.1 Konsultasi Foto Akuntabilitas: Dengan dilakukan Melakukan
Persiapan Sosialisasi dengan mentor Lembar Kejelasan dan persiapan Sosialisasi Persiapan Sosialisasi
dokumentasi Asuhan terkait konsul transparan penerapan dokumentasi Penerapan
Keperawatan pelaksanaan Nasionalisme: Asuhan keperawatan di dokumentasi Asuhan
Kepada perawat di sosialisasi Sila Ke-4 ruang rawat inap Non keperawatan di
ruang rawat Inap (Musyawarah) Bedah RSUD Depati ruang rawat inap
Non Bedah Etika Publik: Hamzah Kota Non Bedah RSUD
101
komunikasi Tujuan : Responsif (sesuai
Komitmen Meningkatkan Akses dan dengan kebutuhan
Mutu : Efektif Mutu Pelayanan dan keinginan rakyat
Anti Korupsi : Kesehatan serta tanggap dalam
Jujur Misi No 1 dan 2: mengatasi
2.1 Foto Akuntabilitas: 1. Memberikan permasalahan di
2.2 Softfile Kejelasan dan pelayanan daerah, situasi
2.3 Mempersiapkan Powerpoi Tanggungjawab kesehatan yang kondisi setempat,
Materi Sosialisasi nt Nasionalime: bermutu, terjangkau, sosial budaya, dan
dalam bentuk Materi Tekun, Kerja profesional dan kondisi geogarfis)
power point Keras berorientasi pada dan Efektif yaitu
102
Ramah, Sopan
dan Santun
Komitmen
Mutu : Efektif
Anti Korupsi :
Tanggung jawab,
Jujur
2.5 Membagikan Foto Akuntabilitas :
Undangan Undanga Transparan
Sosialisasi n Nasionalisme :
Cinta tanah Air
Etika Publik :
Sopan
Komitmen
Mutu : efektif
Anti Korupsi :
jujur dan Adil
3. Melaksanakan 3.1 Membagikan Daftar AkuntabIlitas : Dengan melaksanakan Melaksanakan
Sosialisasi tentang selembaran Tanda Transparan Sosialisasi penerapan Sosialisasi
penerapan media sosialisasi terima Nasionalisme : dokumentasi Asuhan penerapan
dokumentasi Asuhan selebaran Musyawarah keperawatan kepada dokumentasi Asuhan
Keperawatan foto Etika Publik: perawat di ruang rawat Keperawatan
103
Kepada perawat di Sopan inap Non Bedah RSUD Kepada perawat di
ruang rawat Inap Komitmen Depati Hamzah Kota ruang rawat Inap
Non Bedah Mutu : Efektif Pangkalpinang Non Bedah RSUD
Anti korupsi : diharapkan akan Depati Hamzah Kota
Adil meningkatkan Pangkalpinang agar
Foto Akuntabilitas : pemahaman perawat upaya penerapan
3.2 Memaparkan
Video Kejelasan dalam melakukan kelengkapan
materi Sosialisasi
Nasionalisme : pendokumentasian pendokumentasian
104
mutu : Efektif pasien
Anti korupsi : 2. Mengembangkan
Disiplin, jujur pelayanan unggulan
yang inovatif
4. Membuat komitmen 4.1 Mendesain Foto Akuntabilitas: Pembuatan komitmen Pembuatan
bersama (pakta komitmen Desain Tanggungjawab bersama ini untuk komitmen bersama
integritas) bersama Komitme Nasionalime: membuat komitmen untuk meningkatkan
Penerapan n Sila Ke-3 pelaksanaan penerapan upaya penerapan
dokumentasi Asuhan bersama (persatuan) dokumentasi asuhan dokumentasi asuhan
Keperawatan Etika Publik: Keperawatan di ruang Keperawatan di
Menjalankan rawat inap Non Bedah ruang rawat Inap
tugas secara RSUD Depati Hamzah Non Bedah RSUD
profesional dan Kota Pangkalpinang. Depati Hamzah Kota
tidak memihak Kegiatan ini akan Pangkalpinang bisa
Kreatif Inovatif visi dan misi rumah sakit standar. Hal ini akan
105
bersama Nasionalisme: Misi No 1 dan 2: Efektif, Responsif
Sila Ke-4 1. Memberikan
(Musyawarah) pelayanan kesehatan
Etika Publik: yang bermutu,
Memelihara dan terjangkau, profesional
Menjunjung dan berorientasi pada
Tinggi Standar pasien
Etika Luhur serta 2. Mengembangkan
Menghargai pelayanan unggulan
Komunikasi, yang inovatif
Konsultasi, dan
Kerjasama
Komitmen Mutu:
orientasi mutu
Anti Korupsi:
Disiplin
106
Etika Publik:
Sopan, santun
Komitmen Mutu:
Efektif, Efisien
Anti Korupsi:
Kesederhanaan
bersama n Nasionalisme:
bersama Sila Ke-3
yang (persatuan)
sudah di Etika Publik:
tandatang Memelihara dan
ani Menjunjung
Tinggi Standar
Etika Luhur
Komitmen Mutu:
efektif
Anti Korupsi:
Disiplin,
Tanggungjawab
107
4.5 Melakukan Foto Akuntabilitas:
pemasangan Konsisten,
lembar komitmen Transparansi
bersama di Nasionalisme:
Ruang Rawat Sila Ke-3
Inap Non bedah (Persatuan)
RSUD Depati Etika Publik:
Hamzah Kota Memelihara dan
Pangkalpinang Menjunjung
Tinggi Standar
Etika Luhur
Komitmen Mutu:
Inovatif, kreatif
Anti Korupsi:
Kerja Keras
5. Melakukan 5.1 Menyiapkan Foto Akuntabilitas : Dengan melakukan Melakukan
Penerapan Formulir Asuhan Formulir Kejelasan Penerapan dokumentasi penerapan
dokumentasi Asuhan Keperawatan Asuhan Nasionalisme : Asuhan Keperawatan dokumentasi asuhan
Keperawatan keperawa Kerja keras diharapkan dapat Keperawatan ini
tan Etika Publik : mendukung tercapainya diharapkan akan
108
Efektif dan efisien Asuhan Keperawatan bisa sesuai dengan
Anti Korupsi : yang sesuai peraturan. standar yang telah
Jujur Kegiatan ini mendukung ditetapkan. Hal ini
Foto Akuntabilitas : visi dan misi rumah sakit menguatkan nilai
5.2 Melakukan
Formulir Kejelasan yaitu: organisasi
Pengkajian
pengkajian Nasionalisme : Kementerian
Komitmen 1. Memberikan
109
Komitmen
Mutu : efektif
Korupsi : jujur
110
mutu
Anti Korupsi :
jujur
111
Tindakan dan yang baik dan benar yang sesuai dengan
Kinerjanya di sesuai standar. Kegiatan standar. Diharapkan
depan publik ini akan mendukung visi Hal ini akan
Komitmen Mutu: dan misi rumah sakit menguatkan nilai
Efektif, Efisien yaitu: organisasi
Anti Korupsi: Kementerian
Mandiri Visi: Menjadi Rumah Kesehatan
Foto Akuntabilitas: Sakit yang Nyaman dan khususnya Efektif,
6.2 Mengisi lembar
Lembar Tranparansi, Unggul dalam Pelayanan Responsif
observasi
Observas Tanggungjawab
i yang Nasionalisme: Misi No 1 dan 2:
(Keadilan) pelayanan
Kinerjanya di pasien
Anti Korupsi:
112
Jujur, Adil
113
Etika Publik:
Tanggung Jawab
Komitmen Mutu:
Orientasi Mutu
Anti Korupsi:
Disiplin
114
115