Disusun Oleh:
RANCANGAN AKTUALISASI
LATSAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XCIII
Coach Mentor
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia- Nya saya dapat menyelesaikan laporan aktualisasi saya di Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil yang berjudul “PENGGUNAAN MEDIA EDUKASI
AUDIOVISUAL DAN ROLL UP BANNER UNTUK MENINGKATKAN
KETEPATAN PERAWAT PADA PRINSIP 7 BENAR OBAT DI RUANG
PERAWATAN BLUD UPT PUSKESMAS SAKETI”. Tidak lupa Shalawat serta
salam saya curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Laporan rancangan
aktualisasi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pandeglang.
Saya menyadari bahwa laporan ini tidak mungkin dapat diselesaikan jika tidak
ada bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Irna Narulita, S.E.,M.M selaku Bupati Kabupaten Pandeglang yang telah
memberikan kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten
Bekasi.
2. Bapak Untung Saritomo,S.Sos.,SH.,M.Si selaku Kepala BPSDMD Provinsi
Banten, Pejabat Struktural dan Fungsional BPSDMD Provinsi Banten, serta
Para Pegawai BPSDMD Provinsi Banten sebagai panitia penyelenggara.
3. Bapak Mohammad Amri, SH selaku Kepala BKPSDM Kabupaten
Pandeglang beserta jajarannya, yang telah menyelenggarakan kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Pandeglang.
4. Bapak Mochamad Fatwadi, S.T., M.T., M.Sc. selaku evaluator yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan saran, masukan untuk perbaikan
rancangan ini.
5. Bapak Oman Firmansyah, S.K.M yang telah memberikan kesempatan bagi
iv
penulis untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS di Puskesmas Saketi
Kabupaten Pandeglang , Golongan III Tahun 2023. Sekaligus mentor yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, dukungan
dan motivasi dalam penulisan laporan rancangan aktualisasi.
6. Bapak Ahmad Mu’Am, Ak., M.M., CA selaku coach yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam
penulisan laporan rancangan aktualisasi ini.
7. Ibu Nuraeni, Amd. Kep selaku Ka.Sub Bagian TU BLUD UPT Puskesmas Saketi.
8. Bapak H. Hasan, S.Kep., Ns., sebagai Kepala Perawatan yang telah
membimbing di Ruang Perawatan dan Teman-teman Perawat BLUD UPT
Puskesmas Saketi.
9. Panitia Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah memberikan
arahan dan dukungan dalam penulisan laporan aktualisasi ini.
10. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dan
mendoakan saya sehingga selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
11. Sahabat seperjuangan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang tercinta.
12. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan laporan serta yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga Laporan Rancangan Aktualisasi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, khususnya dalam pelayanan keperawatan. Semoga semua pihak
selalu senantiasa dilimpahkan rahmat dan karunia Allah SWT. Aamiin.
v
DAFTAR ISI
Contents
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.6 Panutan.............................................................................................................14
1) Isu Ke-1: Pemberian obat tidak dijalankan sesuai dengan prinsip 7 benar obat.......16
v
2.6 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.........................................................35
3.1 Tekad.................................................................................................................37
3.2 Harapan............................................................................................................37
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang.
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 mengenai Aparatur Sipil Negara
menjelaskan bahwa pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja dan pegawai negeri
sipi yang bekerja pada instansi pemerintah yang mempunyai fungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. ASN
dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan yang prima. Selain itu,
ASN juga dituntut untuk menjadi SMART ASN, yang mana bisa mempunyai
kompetensi yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Keselamatan di Puskesmas yang merupakan tempat menyediakan dan
memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan
menjadi perhatian khusus. Menurut Emanuel, keselamatan pasien merupakan
atribut dari sistem perawatan kesehatan yang meminimalkan kejadian dan dampak
kejadian buruk. Keberagaman pelayanan apabila tidak dikelola dengan baik, maka
dapat mengakibatkan KTD (kejadian tidak diharapkan). Kinerja perawat dalam upaya
keselamatan pasien berhubungan erat dengan pencegahan KTD (kejadian tidak
diharapkan).
Menurut Vincent (2008) dalam Bahan Ajar Keperawatan yang diterbitkan
oleh Kemkes tahun 2017, keselamatan pasien didefinisikan sebagai penghindaran,
pencegahan dan perbaikan dari hasil tindakan yang buruk atau cidera yang berasal
dari proses perawatan kesehatan. Keselamatan pasien harus dibangun untuk
meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan. Penguatan kompetensi tersebut
diperlukan untuk mengimbangi kompleksitas dari sistem dan tuntutan kebutuhan
tenaga kerja dengan memberikan pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan konsep-
konsep keselamatan pasien.
Sistem keselamatan pasien terdiri dari; pengkajian risiko, identifikasi insiden,
pengelolaan insiden, pelaporan atau analisis insiden, serta implementasi dan tindak
lanjut suatu insiden untuk meminimalkan terjadinya risiko. Tujuannya adalah untuk
mencegah terjadinya cidera atau insiden pada pasien yang disebabkan oleh
kesalahan tindakan. Dalam Joint Commission International (JCI) dan WHO tahun
2012, 70% insiden kesalahan pengobatan sampai menimbulkan kecacatan permanen
2
pada pasien (Anggraini, 2016). Menurut Institute of Medicine (IMO) setiap tahun
di Amerika Serikat sekitar 48.000 sampai 100.000 pasien meninggal karena
kesalahan pemberian obat. Sedangkan di Jepang sebagian besar laporan didasarkan
pada kesalahan pengobatan sebanyak 46,6 % dari total laporan keselamatan pasien
(Nakajima et.al dalam Petscing & Baumann, 2017). Dari data ini dapat dilihat
bahwa kesalahan dalam pengobatan mempunyai akibat yang fatal bagi pasien.
Pelaksanaan pemberian obat dilaksanakan setelah perawat saat menyiapkan
obat untuk pasien. Dalam menjalankan perannya, perawat menggunakan
pendekatan proses keperawatan dengan memperhatikan 7 hal benar dalam pemberian
obat. 7 benar obat yaitu benar pasien, obat, dosis, rute pemberian, waktu, dokumentasi
dan benar dalam informasi (Kemenkes, 2016). Namun, obat yang disiapkan untuk
diberikan kepada pasien hanya bertuliskan nama tanpa ada keterangan tanggal lahir
atau nomor rekam medik. Secara tidak langsung hal tersebut menjelaskan bahwa
prinsip benar tidak dijalankan dengan baik. Hal tersebut juga berisiko terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat karena pemberian obat merupakan rutinitas hasrian
yang selalu dllakukan oleh perawat sehingga membahayakan keselamatan pasien.
Sedangkan proses identifikasi ini setidaknya memerlukan dua cara untuk
mengidentifikasi pasien, seperti nama, nomor identifikasi, tanggal lahir, gelang
berkode batang atau yang lain. Dalam hal ini nomor kamar pasien atau lokasi tidak
digunakan.
Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa perawat tidak melakukan ketepatan
pada proses identifikasi, seperti media edukasi yang kurang, edukasi yang terjadi
hanya dari mulut ke mulut, kurangnya disiplin, kebiasaan yang sudah turun termurun
dari teman sejawat terdahulu, kurang pengetahuan dari perawat itu sendiri, hingga
kurangnya pengawasan dari petugas yang berwenang.
Tujuan utama pengembangan program patient safety di puskesmas maupun
fasyankes lainnya adalah terciptanya budaya keselamatan pasien, guna
meningkatnya akuntabilitas puskesmas rawat inap terhadap pasien dan masyarakat,
menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) puskesmas , dan terlaksananya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan. Perawat di seluruh dunia memiliki peran besar untuk berperan dalam
3
meningkatkan keselamatan pasien. Kegagalan dalam memeriksa identitas medis
pasien mungkin timbul dapat menyebabkan cedera pada pasien hingga kematian.
Sehingga dibutuhkan pengetahuan mengenai keselamatan pasien dan kecakapan untuk
menguasainya untuk menghindari hal yang tidak diharapkan.
Penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS merupakan staf yang bekerja
sebagai tenaga perawat di unit kerja BLUD UPT Puskesmas Saketi.
4
Gambar 1.1 Kantor Unit Kerja
Visi
“PANDEGLANG BERKAH, BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA”
5
Misi
1. Memantapkan infrastuktur akses pendidikan, kesehatan dan
pusat pertumbuhan ekonomi.
2. Mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
4. Meningkatkan kemudahan berinvestasi dalam pengelolaan Sumber Daya
Alam yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya peningkatan nilai
tambah sektor pertanian, perikanan, pariwisata dan sentra industri kecil
dan menengah.
Motto
“Melayani dengan SMART”
Nilai Organisasi
Nilai-nilai budaya kerja BLUD UPT Puskesmas Saketi mengembangkan
budaya kerja yang diarahkan sebagai tuntunan sikap dan perilaku seluruh staf
puskesmas , dengan demikian budaya kerja tidak sekedar menjadi slogan tetapi
diharapkan dapat menjadi jiwa dan semangat kerja dalam upaya mewujudkan visi
dan misi. Budaya kerja tersebut kemudian dikemas dalam slogan “SMART”.
S : Santun
M : Mutu
A : Amanah
R : Rapi
T : Tepat
1.3.3 Manfaat
Selanjutnya manfaat dari adanya rancangan aktualisasi ini adalah:
a. Bagi unit kerja, BLUD UPT Puskesmas Saketi
Dapat menjadi agen perubahan dan pengembangan Puskesmas dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam bidang
keperawatan.
b. Bagi masyarakat
Sebagai salah satu bentuk pelayanan yang prima bagi masyarakat.
8
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan
suhu tubuh;
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu;
27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
30. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;
31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;
1.5.6 Adaftif
Menurut KBBI, adaptif adalah mudah menyesuaikan (diri) dengan keadaan.
Sedangkan dalam Collins Dictionary disebutkan bahwa “adaptive means having the
ability or tendency to adapt to different situations”, atau adaptif adalah kemampuan
atau kecenderungan untuk menyesuaikan diri pada situasi yang berbeda . Ini artinya
bahwa sebagian besar kamus bahasa memberi penekanan dalam pengertian adaptif
pada hal kemampuan (ability) untuk menyesuaikan diri. Organisasi maupun
individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan apa yang menjadi tuntutan
perubahan.
Dalam konteks budaya organisasi, maka nilai adaptif tercermin dari
kemampuan respon organisasi dalam mengadaptasi perubahan. Budaya adaptif
dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi dimana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang
berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan. Sehingga organisasi dituntut untuk melakukan lima disiplin,
13
yaitu:
1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir
(personal mastery);
2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama
atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan
dicapai bersama (shared vision);
3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang
organisasi ingin wujudkan (mental model);
4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan
untuk mewujudkan visinya (team learning);
5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau
bermental silo (systems thinking). Lima disiplin ini sangat aplikatif dalam
konteks pelaksanaan tugas dan fungsi ASN di lingkungan kerjanya masing-
masing.
Dengan mempraktikkan kelima disiplin tersebut, ada jalan bagi organisasi
untuk selalu mendapat pengetahuan baru. Tanpa pengetahuan yang selalu
diperbarui maka organisasi cenderung menggunakan pengetahuan lama, atau
kadaluwarsa, yang justru akan menjadi racun bagi organisasi tersebut.
1.5.7 Kolaboratif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian kolaborasi
adalah bentuk kerja sama. Dengan kata lain, pengertian kolaborasi adalah kerja
sama untuk membuat sesuatu. Menurut pendapat Ansell dan Gash collaborative
governance merupakan proses kegiatan kolaborasi dengan mengatur suatu
keputusan dalam proses kebijakan yang dilakukan oleh beberapa lembaga publik
dengan pihak lain yang terkait dan terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah public. Collaborative governance
mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah
pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas
bersama dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi
tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L Rehema M. White, 2012).
14
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
1.6 Panutan
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
a) Kondisi “Masalah = Isu” saat ini (disertai data dan fakta pendukung).
Pemberian obat merupakan tanggung jawab dokter yang
didelegasikan kepada perawat, dimana dalam pemberiannya kepada
pasien harus menerapkan prinsip enam benar pemberian obat (Hura,
2014). Perawat sebagai petugas yang langsung memberikan pelayanan
kepada pasien, perawat diharapkan mampu mengembangkan dan
memelihara sistem praktik pengobatan yang aman guna memastikan
16
pasien mendapatkan layanan dan perlindungan terbaik (Siregar, 2013).
Terdapat prinsip 7 benar dalam pemberian obat, yaitu benar pasien, benar
obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar dokumentasi, dan
benar informasi.
Menurut WHO tahun 2066, medication error adalah setiap kejadian
yang dapat dicegah. Namun, jika penggunaan obat yang tidak tepat dapat
menyebabkan bahaya kepada pasien. Dalam Jurnal Universitas Riau
Tahun 2015, menyebutkan bahwa Institute of Medicine (IOM) (2003)
dimana di RS Amerika Serikat setiap tahunnya hampir berjumlah
sebanyak 98.000 orang dan angka cedera 1.000.000 orang. Dalam jurnal
yang diterbitkan oleh Hines, Kynoch, & Khalil tahun
17
Gambar 2.1Formulir Pemberian Obat
a) Kondisi “Masalah = Isu” saat ini (disertai data dan fakta pendukung).
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien. Pencatatan rekam medis pasien
ini masih dalam sistem tulis tangan kertas secara manual. Kesalahan
pada penulisan dapat menjadi masalah saat pembacaan instruksi
sehingga penatalaksanaan pasien bisa menjadi tidak tepat. Pencatatan
rekam medis terbaru yaitu dengan menggunakan rekam medis elektronik.
Dimana penggunaannya dapat mengurangi kesalahan membaca yang
bisa membuat intervensi atau pelayanan kepada pasien menjadi tidak
sesuai dan membahayakan.
b) Dampak jika “Masalah/Isu” Tidak diselesaikan.
Penulisan secara manual bisa mengakibatkan multitafsir ataupun
bahkan tidak jelas sehingga tidak terbaca. Kesalahan interpretasi
penulisan tersebut dapat berakibat terhadap pasien jika intervensi atau
penatalaksanaan yang diberikan tidak sesuai dengan instruksi yang
seharusnya.
Gambar Rekam Medis
c) Dukungan Teoritik dari Mata Pelatihan Agenda III yang relevan.
Memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
merupakan fungsi sebagai pelayan publik. Sebagai seorang perawat
sekaligus ASN, perawat harus mampu memberikan pelayanan terbaik
tetapi tetap memperhatikan kode etik keperawatan. Rekam medik
merupakan data pasien yang rahasia yang harus dijaga (confidentiality)
sekaligus namun tetap transparan terhadap tindakan yang akan diberikan
19
kepada pasien. Sehingga perawatpun dituntut untuk memberikan
pelayanan yang profesional. Menyangkut data rekam medik yang
rahasia, seorang SMART ASN bisa mengusulkan pemanfaatan rekam
medik elektronik agar bisa meminimalkan data pasien dibaca atau
diketahui oleh sembarang orang. Selain itu, pelayanan kepada pasien juga
akan menjadi efektif dan efisien.
3) Isu Ke-3: 3. Penunggu pasien tidak memiliki kartu penunggu pasien.
a) Kondisi “Masalah = Isu” saat ini (disertai data dan fakta pendukung).
Penunggu pasien harus mempunyai kartu penunggu pasien yang
digunakan sebagai identitas saat menunggu pasien yang dirawat di ruang
rawat inap. Tujuan dari penggunaan kartu penunggu pasien yaitu untuk
mengetahui identitas penunggu pasien. Selain itu untuk menjaga
keamanan pasien yang dirawat, sebagai akses keluar/masuk ruangan
rawat inap saat menunggu pasien dan saat ada pergantian penunggu pasien.
Berdasarkan hasil observasi yang Saya lakukan, seluruh penunggu pasien
tidak menggunakan kartu penunggu pasien.
b) Dampak jika “Masalah/Isu” Tidak diselesaikan.
Setiap orang akan masuk ke ruang perawatan ataupun ke ruang
manapun didalam rumah sakit tanpa teridentifikasi jika penunggu pasien
tidak mempunyai kartu identitas penunggu pasien. Selain itu, jika pihak
rumah sakit akan melakukan edukasi atau inform consent yang seharusnya
dilakukan kepada penunggu pasien akan menjadi sulit membedakan
antara pengunjung dan penunggu pasien jika penunggu pasien tidak
menggunakan identitas penunggu pasien. Kenyamanan dan keamanan
juga menjadi tidak terjamin karena setiap orang bisa bebas pergi kemana
saja tanpa identitas penunggu pasien.
c) Dukungan Teoritik dari Mata Pelatihan Agenda III yang relevan.
Sebagai seorang perawat sekaligus ASN, sudah seharusnya
melakukan tugas dengan disiplin, profesional, dan berkualitas. Selain itu,
pelayan publik juga mempunyai kewajiban untuk berkomitmen
memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Namun,
20
pelayanan prima akan semakin maksimal jika didukung dengan
lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang kondusif bisa dimulai dengan
pengidentifikasian penunggu pasien. Dimana penunggu pasien hanya bisa
masuk atau menunggu pasien jika memiliki kartu penunggu. Kaitannya
dengan SMART ASN, diharapkan sudah memanfaatkan digitalisasi
dalam memberikan pelayanan agar tercapai pelayanan yang efektif dan
efisien dengan lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif.
2.2 Penetapan Isu Inti
2.2.1 Kaitan Isu dengan Agenda 3 (MASN dan SMART DIGITAL)
AGENDA
No. ISU
3
MASN SMART ASN
1. Pemberian obat tidak Kepatuhan serta Dengan penggunaan
dijalankan sesuai dengan Bertanggung jawab digitalilasi dapat
prinsip 7 benar obat dalam melaksanakan mengurangi
tugas kesalahan
pemberian obat
2. Sistem pencatatan rekam Untuk mengurangi Untuk Melaksanakan
medis masih manual. kesalah pahaman literasi digital
3. Penunggu pasien tidak Menjaga agar tidak Lebih Aman untuk
memiliki kartu penunggu terjadi konflik petugas dan
pasien. kenyamanan pasien
kemudian di ambil jumlahnya oleh surveyor. Dari hasil survey tersebut didapatkan
total skor penilaian tertinggi yang akan diangkat menjadi isu prioritas,
sebagaimana tabel berikut ini:
A P K L
22
5 Pemberian obat tidak dijalankan sesuai 3 4 4 4 15 1
dengan prinsip 7 benar obat.
Dari hasil survei didapatkannya isu Pemberian obat tidak dijalankan sesuai
dengan prinsip 7 benar obat. Yang akan menjadi bahan penyelesaian dalam rancangan
aktualisasi ini.
Berdasarkan Tabel Penetapan diatas maka didapat lah isu Pemberian obat
tidak dijalankan sesuai dengan prinsip 7 benar obat. Setelah dilakukan analisis
menggunakan metode APKL dan menentukan isu prioritas, selanjutnya akan
mengidentifikasi akar penyebab masalah dengan menggunakan metode diagram
Fishbone.
23
Media Metode
Pemberian obat
tidak sesuai dengan
Turun Temurun
prinsip 7 Benar
Kurangnya kesadaran
Kurang Pengawasan
Lingkungan
SDM
23
Dari Gambar Diagram Fishbone diatas maka didapatkannya penyebab-
penyebab isu tersebut dapat terjadi, diantaranya yaitu:
Dari Analisa metode Fishbone diatas, dapat dilihat bahwa penyebab dari core issue
atau isu terpilih adalah faktor sarana, metode, SDM, dan lingkungan. Adapun dari
penyebab masalah yang diperoleh, yang dapat diaktualisasikan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
1. SDM :
Kurangnya Kesadaran Akan pentingnya Pemberian dengan prinsip 7 Benar
2. Metode :
Metode edukasi hanya dari mulut ke mulut
3. Lingkungan :
Kebiasaan yang turun temurun.
4. Sarana :
Tidak terdapatnya media edukasi.
25
prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioritas penyebab masalah
dilaksanakan apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang
ada, serta hal yang sangat dipentingkan adalah aspek yang ada
dimasyarakat dan aspek dari penyebab masalah itu sendiri. Untuk
mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah prioritas,
maka perlu menetapkan kriteria untuk masing- masing unsur USG tersebut.
Umumnya digunakan skor dengan skala tertentu, misalnya penggunaan
skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi, serius, atau pertumbuhan
penyebab masalah tersebut, maka semakin tinggi skor untuk masing-
masing unsur tersebut
Tabel 2. 3 Tabel Skor USG
Berikut ini adalah data yang diambil melalui kuesioner menggunakan google form
dengan link https://forms.gle/8D51rCbyW4vr9gS6A. Survei ini dilakukan pada 5
responden dimana nilai dari responden di jumlahkan.
Data hasil survey dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 4 Penetapan Akar Penyebab Masalah dengan Metode USG
Kriteria
No. Isu U S G Jumlah Peringkat
1. Tidak terdapat media edukasi 5 5 4 14 1
2. Edukasi hanya dari mulut 4 4 4 12 2
ke mulut
3. Masih kurangnya kesadaran 4 4 4 12 3
akan pentingnya penerapan
prinsip 7 Benar
4 Kebiasaan yang menjadi turun 3 4 4 11 4
temurun
26
5 Kurangnya pengawasan 3 4 4 11 5
Dari hasil analisis penyebab akar masalah di atas didapat skor penyebab
tertinggi Tidak Tersedianya media Edukasi.
Gagasan
Deskripsi Gagasan Pemecahan Isu
Pemecahan Isu
27
2.5 Matrik Rancangan Aktualisasi
Tabel 2. 6 Rancangan Aktualisasi
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Melakukan Konsultasi a.Kontrak Mentor a.Disepakati Nilai BerAKHLAK Kegiatan Konsultasi ini Kegiatan ini
Terkait isu yang di SC WA dari mentor 1. Berorientasi pelayanan berkontribusi menguatkan
angkat b.Konsultasi b. Dokumentasi Sopan, ramah melaksanakan misi Motto serta nilai
proses konsultasi dan 2. Loyal Puskesmas yang ke 2 dari organisasi
ada poto Menggunakan Bahasa yaitu Mendorong yaitu :
Indonesia yang baik dan peningkatan kualitas S: Santun
benar, komitmen Sumber Daya Manusia. M: Mutu
3. Akuntabel A: Amanah
Jujur, R: Rapi
menolak T: Tepat Waktu
gratifikasi
4. Kolaboratif
Konsultasi
28
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2. Mengidentifikasi list a. Membuat list yang a. Tersedianya Nilai BerAKHLAK Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini
apa saja yang dibutuhkan. list yang 1. Akuntabel : Integritas, dalam menjalankan misi menguatkan nilai
dibutuhkan untuk dibutuhkan. kerja keras, sunguh- puskesmas yaitu : dari organisasi
sungguh 1. Mendorong yaitu :
meningkatkan Lembar list di
peningkatan kualitas S: Santun
kepatuhan perawat. upload ke google 2. Kompeten
Sumber Daya Manusia. M: Mutu
(Inisiatif pribadi) drive dengan Cermat, teliti 2.Meningkatkan kualitas A: Amanah
link : 3. Loyal pelayanan publik. R: Rapi
Komitmen T: Tepat Waktu
4. Adaptif Inovasi,
efektif, efisien
b. Melakukan koordinasi b. Terlaksananya 5. Harmonis
dengan teman sejawat. koordinasi dengan Saling menghormati
teman sejawat. 6. Kolaborasi
Dengan Adanya Koordinasi
dokumentasi poto
Dan lembar
notulen hasil
diskusi
29
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
3. Mengumpulkan materi a. Mencari a. Tersedianya Nilai BerAKHLAK Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini
edukasi. sumber materi sumber- 1. Berorientasi Pelayanan dalam menjalankan misi menguatkan nilai
edukasi. sumber materi Melakukan perbaikan tiada puskesmas yaitu : dari organisasi
edukasi. 1. Mendorong yaitu :
henti
peningkatan kualitas
Dengan adanya Sumber Daya Manusia. M: Mutu
bukti sumber 2. Akuntabel Bekerja 2.Meningkatkan kualitas A: Amanah
materi yang di keras, bertanggung pelayanan publik. T: Tepat Waktu
Upload ke jawab
Google Drive Serta Mendukung salah
dengan link : 3. Kompeten Teliti, satu visi puskesmas yaitu
cermat, berkualitas berdaya saing
4. Loyal
Komitmen
30
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
b. Menyusun materi b. Tersusunnya 5. Adaptif
edukasi. materi edukasi. Proaktif
Dengan 6. Harmonis
adanya Kondusif,
dokumen harmonis
edukasi di 7. Kolaboratif
Upload ke koordinasi
google drive
dengan link:
31
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
4. Membuat sarana a.Mengamati desain- a. Tersedianya Nilai BerAKHLAK Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini
edukasi dengan media desain media contoh Audiovisual 1. Kompeten dalam menjalankan misi menguatkan nilai
Audiovisual dan Roll Audiovisual dan Roll Up Banner Cermat, teliti puskesmas yaitu : dari organisasi
1. Mendorong yaitu :
Up Banner. dan Roll Up Banner di Dari Sumber 2. Akuntabel Menggunakan
peningkatan kualitas S: Santun
internet. Internet maupun fasilitas sesuai Sumber Daya Manusia. M: Mutu
dari Youtube kebutuhan 2.Meningkatkan kualitas A: Amanah
dengan link : 3. Kolaboratif pelayanan publik. R: Rapi
Percetakan, T: Tepat Waktu
b.Membuat media b. Tersedianya media Efektif, efisien Serta Mendukung salah Dan juga Motto
edukasi. edukasi Audiovisual 4. Loyal satu visi puskesmas yaitu puskesmas
dan Roll Up Banner. Konsisten berdaya saing “SMART”
Yang di upload ke 5. Adaptif
media sosial dengan 6. Inovatif, kreatif, digital skill,
Link: digital ethics
32
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
c. Melakukan c. Terlaksananya
koordinasi koordinasi dengan
dengan Sejawat Sejawat dengan
output dokumentasi
notulen hasil diskusi
dan adanya poto :
33
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
5. Melakukan sosialisasi dan a. Melakukan konsultasi a. Terlaksananya Nilai BerAKHLAK Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini
penerapan edukasi. dengan mentor terkait konsultasi dengan 1. Berorientasi pelayanan dalam menjalankan misi menguatkan nilai
jadwal sosialisasi. mentor. Dengan Sopan, santun, ramah puskesmas yaitu : dari organisasi
adanya output 2. Kompeten 1. Mendorong yaitu :
peningkatan kualitas S: Santun
persetujuan Cermat, teliti
Sumber Daya Manusia. M: Mutu
jadwal sosialisasi 3. Harmonis 2.Meningkatkan kualitas A: Amanah
(Form Bimbinan Selaras, pelayanan publik. R: Rapi
dan poto: : menghargai T: Tepat Waktu
4. Konsultasi Serta Mendukung salah Dan juga Motto
b. Membuat bahan b. Tersedianya Kolaboratif satu visi puskesmas yaitu puskesmas
paparan dan surat Dokumen bahan berdaya saing “SMART”
5. Adaptif Kreatif,
undangan untuk paparan dan surat inovatif
sosialisasi. undangan. 6. Loyal
Menjaga nama
baik
a. Terlaksananya
c.Melakukan sosialisasi sosialisasi edukasi.
edukasi. Dengan output
dokumentasi
sosialisasi pada Link
youtube :
34
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
35
6. Melakukan Evaluasi a. Melakukan survei a.Terlaksananya Nilai BerAKHLAK Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini
dan Menyiapkan terhadap efektivitas survei dengan adanya 1. Akuntabel dalam menjalankan misi menguatkan nilai
Laporan media Audiovisual dan Dokumentasi survei Kerja keras, teliti, puskesmas yaitu : dari organisasi
Roll Up Banner. 1. Mendorong yaitu :
dengan menggunakan tanggung jawab,
peningkatan kualitas S: Santun
Google form : transparan Sumber Daya Manusia. M: Mutu
2. Kompeten Dikembangkan, 2.Meningkatkan kualitas A: Amanah
disempurnakan pelayanan publik. R: Rapi
3. Loyal T: Tepat Waktu
b.Tersusunnya Pengabdian Serta Mendukung salah Dan juga Motto
b.Melakukan rekapitulasi data 4. Adaptif satu visi puskesmas yaitu puskesmas
rekapitulasi data hasil hasil survei dan Inovatif, Efektif dan efisien
berdaya saing “SMART”
survei dan penilaian laporan penilaian 5. Kolaborasi
terhadap efektivitas dalam Dokumentasi Koordinasi
Audiovisual dan Roll Up yang di upload di 6. Harmonis
Banner. Dan konsultasi google drive serta Tidak memaksa
dengan mentor terkait adanya dokumentasi 7. Berorientasi
hasil rapitulasi hasil konsultasi dengan pelayanan
survei form bimbingan dan Sopan, Santun
poto Ramah
b. Terdapatnya
C..Membuat laporan lLaporan Evaluasi
evaluasi berupa Laporan Kegiatan yang di
Evaluasi Kegiatan upload ke google
drive dengan Link :
36
2.6 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Tabel 2. 7 Rencana Jadwal Kegiatan
APRIL MEI
No Uraian Kegiatan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Melakukan Konsultasi Terkait isu yang di angkat
Kontrak mentor
konsultasi
2 Mengidentifikasi List yang di butuhkan
Membuat List yang dibutuhkan
Melakukan Koordinasi dengan Sejawat
3 Mengumpulkan Materi Edukasi
Mencari Sumber materi edukasi
Menyusun materi edukasi
Konsulasi dengan mentor
4 Membuat sarana edukasi
Mengamati desain-desain media edukasi
Membuat media edukasi
Melakukan Koordinasi dengan sejawat
Konsultasi dengan mentor dan coach
5 Melakukan sosialisasi dan penerapan edukasi
Konsultasi dengan mentor terkait jadwal sosialisasi
Membuat bahan paparan dan surat undangan untuk sosialisasi .
Melakukan sosialisasi edukasi
6 Melakukan Evaluasi dan Menyiapkan Laporan
Melakukan Survei efektivitas media edukasi
Melakukan Rekapitulasi hasil survei serta konsultasi dengan mentor
Membuat laporan evaluasi kegiatan
37
2.7 Matriks Rekapitulasi BerAKHLAK
Kegiatan Aktualisasi yang akan diadakan selama satu bulan ini menerapkan nilai-nilai dasar berAKHLAK. Adapun
rekapitulasi nilai dasar tersebut terdapat pada tabel berikut:
Kegiatan
No Nilai-Nilai Dasar Ber- Akhlak Jumlah
1 2 3 4 5 6
1 Berorientasi pelayanan 1 1 1 1 1 5
2 Akuntabel 1 1 1 1 1 1 6
3 Kompeten 1 1 1 1 4
4 Harmonis 1 1 1 1 1 5
5 Loyal 1 1 1 1 1 5
6 Adaptif 1 1 1 1 1 5
7 Kolaboratif 1 1 1 1 1 5
Berdasarkan tabel diatas, nilai dasar Ber-Akhlak yang paling sering diterapkan adalah nilai Akuntabel.
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Tekad
Dapat menyelesaikan Latsar ini dengan tepat waktu serta dengan nilai yang
sangat memuaskan sera dengan ilmu yang di dapat selama pembekalan atau pun
masih rancangan ini, penyusun bertekad untuk menjadi seorang abdi negara yang
BerAKHLAK sesuai dengan aturan yang ada serta menjadi ASN yang Smart dalam
pelayanan maupun dalam bekerja sehingga tercapainya cita-cita ASN berpelayanan
prima.
3.2 Harapan
Setelah menjadi PNS, dapat berkonstribusi positif kepada kemajuan Pembangunan
Bangsa dan Negara Indonesia pada umumnya dan khususnya kepada instansi dimana
saya ditempat kerjakan serta berguna bagi masyarakat sekitarnya.
37
DAFTAR PUSTAKA
37