Anda di halaman 1dari 48

RANCANGAN AKTUALISASI

“PENGGUNAAN MEDIA EDUKASI AUDIOVISUAL DAN ROLL UP BANNER


UNTUK MENINGKATKAN KETEPATAN PERAWAT PADA
PRINSIP 7 BENAR OBAT DI RUANG PERAWATAN BLUD UPT
PUSKESMAS SAKETI”

Disusun Oleh:

Nama : Ns. Riki Apriansyah, S.Kep


NIP : 19920412 202203 1 006
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Unit Kerja : BLUD UPT Puskesmas Saketi

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN XCIII
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH PROVINSI BANTEN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI
LATSAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XCIII

Judul : PENGGUNAAN MEDIA EDUKASI AUDIOVISUAL DAN


ROLL UP BANNER UNTUK MENINGKATKAN
KETEPATAN PERAWAT PADA PRINSIP 7 BENAR
OBAT DI RUANG PERAWATAN BLUD UPT
PUSKESMAS SAKETI
Nama : Ns. Riki Apriansyah, S.Kep
NIP : 19920412 202203 1 006
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Unit Kerja : BLUD UPT Puskesmas Saketi

Pandeglang, Maret 2023


Peserta

Ns. Riki Apriansyah, S.Kep


NIP. 19920412 202203 1
006
Menyetujui,

Coach Mentor

Oman Firmansyah, S.K.M


NIP. 19710202 199702 1
003
iii
Ahmad Mu’am, Ak., M.M.,
CA. NIP. 19701114 199103 1
001

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia- Nya saya dapat menyelesaikan laporan aktualisasi saya di Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil yang berjudul “PENGGUNAAN MEDIA EDUKASI
AUDIOVISUAL DAN ROLL UP BANNER UNTUK MENINGKATKAN
KETEPATAN PERAWAT PADA PRINSIP 7 BENAR OBAT DI RUANG
PERAWATAN BLUD UPT PUSKESMAS SAKETI”. Tidak lupa Shalawat serta
salam saya curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Laporan rancangan
aktualisasi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pandeglang.
Saya menyadari bahwa laporan ini tidak mungkin dapat diselesaikan jika tidak
ada bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Irna Narulita, S.E.,M.M selaku Bupati Kabupaten Pandeglang yang telah
memberikan kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten
Bekasi.
2. Bapak Untung Saritomo,S.Sos.,SH.,M.Si selaku Kepala BPSDMD Provinsi
Banten, Pejabat Struktural dan Fungsional BPSDMD Provinsi Banten, serta
Para Pegawai BPSDMD Provinsi Banten sebagai panitia penyelenggara.
3. Bapak Mohammad Amri, SH selaku Kepala BKPSDM Kabupaten
Pandeglang beserta jajarannya, yang telah menyelenggarakan kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Pandeglang.
4. Bapak Mochamad Fatwadi, S.T., M.T., M.Sc. selaku evaluator yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan saran, masukan untuk perbaikan
rancangan ini.
5. Bapak Oman Firmansyah, S.K.M yang telah memberikan kesempatan bagi

iv
penulis untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS di Puskesmas Saketi
Kabupaten Pandeglang , Golongan III Tahun 2023. Sekaligus mentor yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, dukungan
dan motivasi dalam penulisan laporan rancangan aktualisasi.
6. Bapak Ahmad Mu’Am, Ak., M.M., CA selaku coach yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan, saran, dan motivasi dalam
penulisan laporan rancangan aktualisasi ini.

7. Ibu Nuraeni, Amd. Kep selaku Ka.Sub Bagian TU BLUD UPT Puskesmas Saketi.
8. Bapak H. Hasan, S.Kep., Ns., sebagai Kepala Perawatan yang telah
membimbing di Ruang Perawatan dan Teman-teman Perawat BLUD UPT
Puskesmas Saketi.
9. Panitia Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah memberikan
arahan dan dukungan dalam penulisan laporan aktualisasi ini.
10. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dan
mendoakan saya sehingga selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
11. Sahabat seperjuangan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang tercinta.
12. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan laporan serta yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga Laporan Rancangan Aktualisasi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, khususnya dalam pelayanan keperawatan. Semoga semua pihak
selalu senantiasa dilimpahkan rahmat dan karunia Allah SWT. Aamiin.

Pandeglang, Maret 2023

Ns. Riki Apriansyah, S.Kep


NIP. 19920412 202203 1
006

v
DAFTAR ISI

Contents

LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................iii

KATA PENGANTAR.................................................................................................iv

DAFTAR ISI...................................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................vii

DAFTAR TABEL.......................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Profil SKPD/ Unit Kerja...................................................................................4

1.3 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi.....................................................................6

1.4 Gambaran Umum Tugas Jabatan...................................................................7

1.5 Konsep Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK......................................................10

1.6 Panutan.............................................................................................................14

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI...................................................................16

2.1 Identifikasi Isu..................................................................................................16

1) Isu Ke-1: Pemberian obat tidak dijalankan sesuai dengan prinsip 7 benar obat.......16

2) Isu Ke-2: Sistem pencatatan rekam medis masih manual.......................18

3) Isu Ke-3: 3. Penunggu pasien tidak memiliki kartu penunggu pasien.....19

2.2 Penetapan Isu Inti............................................................................................20

2.3 Penentuan Penyebab Isu Inti Sebagai Langkah Solusi..............................22

2.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Isu Inti.........................................................26

2.5 Matrik Rancangan Aktualisasi......................................................................27

v
2.6 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.........................................................35

2.7 Matriks Rekapitulasi BerAKHLAK.............................................................36

BAB III PENUTUP......................................................................................................37

3.1 Tekad.................................................................................................................37

3.2 Harapan............................................................................................................37

vi
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 KANTOR UNIT KERJA.................................................................................5


GAMBAR 1.2 STRUKTUR ORGANISASI..............................................................................5
FORMULIR PEMBERIAN OBAT........................................................................................17
DIAGRAM FISHBONE........................................................................................................23

vii
DAFTAR TABEL

TABEL 2. 1 KAITAN ISU DENGAN AGENDA 3 (MASN DAN SMART DIGITAL)........20


TABEL 2. 2 PENETAPAN ISU INTI DENGAN APKL...........................................................22
TABEL 2. 3 TABEL SKOR USG...........................................................................................25
TABEL 2. 4 PENETAPAN AKAR PENYEBAB MASALAH DENGAN METODE USG............25
TABEL 2. 5 TABEL DESKRIPSI PEMECAHAN ISU..............................................................26
TABEL 2. 6 RANCANGAN AKTUALISASI...........................................................................27
TABEL 2. 7 RENCANA JADWAL KEGIATAN.....................................................................35
TABEL 2. 8 MATRIKS REKAPITULASI BERAKHLAK.....................................................36

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kinerja (PPPK) yang bekerja pada
instansi pemerintah. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) merupakan peserta yang
lolos seleksi pengadaan PNS oleh Instansi Pemerintah dan diberi masa percobaan 1
(satu) tahun. Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2018, seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
memiliki kewajiban untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi
tersebut antara lain CPNS dapat menunjukkan sikap perilaku bela negara,
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya,
mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia, serta menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang
dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.
Salah satu agenda pada pelatihan dasar CPNS adalah masa aktualisasi atau
habituasi. Pada agenda tersebut, peserta Pelatihan Dasar CPNS mendapatkan tugas
yaitu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah disusun pada Rancangan
Aktualisasi yang mengandung nilai-nilai dasar ASN. Rancangan Aktualisasi
tersebut disusun dengan mengangkat isu-isu yang terjadi di unit kerja masing-
masing peserta Pelatihan Dasar CPNS ditempatkan.
Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021
Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS), yang
dimaksud Pelatihan Dasar CPNS adalah Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
(Latsar CPNS) adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang
dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang

1
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang.
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 mengenai Aparatur Sipil Negara
menjelaskan bahwa pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja dan pegawai negeri
sipi yang bekerja pada instansi pemerintah yang mempunyai fungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. ASN
dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan yang prima. Selain itu,
ASN juga dituntut untuk menjadi SMART ASN, yang mana bisa mempunyai
kompetensi yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Keselamatan di Puskesmas yang merupakan tempat menyediakan dan
memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan
menjadi perhatian khusus. Menurut Emanuel, keselamatan pasien merupakan
atribut dari sistem perawatan kesehatan yang meminimalkan kejadian dan dampak
kejadian buruk. Keberagaman pelayanan apabila tidak dikelola dengan baik, maka
dapat mengakibatkan KTD (kejadian tidak diharapkan). Kinerja perawat dalam upaya
keselamatan pasien berhubungan erat dengan pencegahan KTD (kejadian tidak
diharapkan).
Menurut Vincent (2008) dalam Bahan Ajar Keperawatan yang diterbitkan
oleh Kemkes tahun 2017, keselamatan pasien didefinisikan sebagai penghindaran,
pencegahan dan perbaikan dari hasil tindakan yang buruk atau cidera yang berasal
dari proses perawatan kesehatan. Keselamatan pasien harus dibangun untuk
meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan. Penguatan kompetensi tersebut
diperlukan untuk mengimbangi kompleksitas dari sistem dan tuntutan kebutuhan
tenaga kerja dengan memberikan pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan konsep-
konsep keselamatan pasien.
Sistem keselamatan pasien terdiri dari; pengkajian risiko, identifikasi insiden,
pengelolaan insiden, pelaporan atau analisis insiden, serta implementasi dan tindak
lanjut suatu insiden untuk meminimalkan terjadinya risiko. Tujuannya adalah untuk
mencegah terjadinya cidera atau insiden pada pasien yang disebabkan oleh
kesalahan tindakan. Dalam Joint Commission International (JCI) dan WHO tahun
2012, 70% insiden kesalahan pengobatan sampai menimbulkan kecacatan permanen
2
pada pasien (Anggraini, 2016). Menurut Institute of Medicine (IMO) setiap tahun
di Amerika Serikat sekitar 48.000 sampai 100.000 pasien meninggal karena
kesalahan pemberian obat. Sedangkan di Jepang sebagian besar laporan didasarkan
pada kesalahan pengobatan sebanyak 46,6 % dari total laporan keselamatan pasien
(Nakajima et.al dalam Petscing & Baumann, 2017). Dari data ini dapat dilihat
bahwa kesalahan dalam pengobatan mempunyai akibat yang fatal bagi pasien.
Pelaksanaan pemberian obat dilaksanakan setelah perawat saat menyiapkan
obat untuk pasien. Dalam menjalankan perannya, perawat menggunakan
pendekatan proses keperawatan dengan memperhatikan 7 hal benar dalam pemberian
obat. 7 benar obat yaitu benar pasien, obat, dosis, rute pemberian, waktu, dokumentasi
dan benar dalam informasi (Kemenkes, 2016). Namun, obat yang disiapkan untuk
diberikan kepada pasien hanya bertuliskan nama tanpa ada keterangan tanggal lahir
atau nomor rekam medik. Secara tidak langsung hal tersebut menjelaskan bahwa
prinsip benar tidak dijalankan dengan baik. Hal tersebut juga berisiko terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat karena pemberian obat merupakan rutinitas hasrian
yang selalu dllakukan oleh perawat sehingga membahayakan keselamatan pasien.
Sedangkan proses identifikasi ini setidaknya memerlukan dua cara untuk
mengidentifikasi pasien, seperti nama, nomor identifikasi, tanggal lahir, gelang
berkode batang atau yang lain. Dalam hal ini nomor kamar pasien atau lokasi tidak
digunakan.
Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa perawat tidak melakukan ketepatan
pada proses identifikasi, seperti media edukasi yang kurang, edukasi yang terjadi
hanya dari mulut ke mulut, kurangnya disiplin, kebiasaan yang sudah turun termurun
dari teman sejawat terdahulu, kurang pengetahuan dari perawat itu sendiri, hingga
kurangnya pengawasan dari petugas yang berwenang.
Tujuan utama pengembangan program patient safety di puskesmas maupun
fasyankes lainnya adalah terciptanya budaya keselamatan pasien, guna
meningkatnya akuntabilitas puskesmas rawat inap terhadap pasien dan masyarakat,
menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) puskesmas , dan terlaksananya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan. Perawat di seluruh dunia memiliki peran besar untuk berperan dalam
3
meningkatkan keselamatan pasien. Kegagalan dalam memeriksa identitas medis
pasien mungkin timbul dapat menyebabkan cedera pada pasien hingga kematian.
Sehingga dibutuhkan pengetahuan mengenai keselamatan pasien dan kecakapan untuk
menguasainya untuk menghindari hal yang tidak diharapkan.
Penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS merupakan staf yang bekerja
sebagai tenaga perawat di unit kerja BLUD UPT Puskesmas Saketi.

1.2 Profil SKPD/ Unit Kerja


Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan
aksebilitas, keterjangkauan dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat serta menyukseskan program jaminan sosial nasional
(Permenkes No. 43 Tahun 2019).
Keputusan Bupati Kabupaten Pandeglang No. 440/Kep.72-Huk/2021 tentang
Penetapan Kategori Puskesmas di Kabupaten Pandeglang, bahwa BLUD UPT
Puskesmas Saketi merupakan Puskesmas Rawat Inap karakteristik wilayah Kerja
Perkotaan.
Wilayah kerja BLUD UPT Puskesmas Saketi meliputi 14 desa yaitu
Ciandur, Girijaya, Kadudampit, Parigi, Sindanghayu, Sodong, Saketi, Sukalangu,
Langensari, Medalsari, Mekarwangi, Majau, Talagasari, Wanagiri.
Secara umum wilayah pelayanan BLUD UPT Puskesmas Saketi dapat
dijangkau dengan mudah, baik dengan kendaraan roda empat maupun dengan
kendaraan roda dua, wilayah kerja BLUD UPT Puskesmas Saketi merupakan
dataran rendah yang terdiri dari lahan persawahan dan sebagian lagi merupakan
daerah perbukitan, keadaan jalan 80% dapat dilalui kendaraan roda empat dan roda
dua.

4
Gambar 1.1 Kantor Unit Kerja

Gambar 1.2 Struktur Organisasi

Visi
“PANDEGLANG BERKAH, BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA”
5
Misi
1. Memantapkan infrastuktur akses pendidikan, kesehatan dan
pusat pertumbuhan ekonomi.
2. Mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
4. Meningkatkan kemudahan berinvestasi dalam pengelolaan Sumber Daya
Alam yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya peningkatan nilai
tambah sektor pertanian, perikanan, pariwisata dan sentra industri kecil
dan menengah.
Motto
“Melayani dengan SMART”
Nilai Organisasi
Nilai-nilai budaya kerja BLUD UPT Puskesmas Saketi mengembangkan
budaya kerja yang diarahkan sebagai tuntunan sikap dan perilaku seluruh staf
puskesmas , dengan demikian budaya kerja tidak sekedar menjadi slogan tetapi
diharapkan dapat menjadi jiwa dan semangat kerja dalam upaya mewujudkan visi
dan misi. Budaya kerja tersebut kemudian dikemas dalam slogan “SMART”.
S : Santun
M : Mutu
A : Amanah
R : Rapi
T : Tepat

1.3 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


1.3.1 Tujuan Umum
Kegiatan Aktualisasi dalam Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) Tahun 2023 ini memiliki tujuan untuk membangun Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang berkarakter dan profesional sehingga mampu
menerapkan nilai-nilai dasar ASN berAKHLAK dalam menjalankan
tugas sehari-hari. Dan jua agar dapat membentuk ASN yang cekatan,
6
solutif, bertanggungjawab, cermat dan berintegritas tinggi dengan
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat luas diatas
kepentingan pribadi maupun golongan, memelihara persatuan bangsa,
serta selalu setia dan taat kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1.3.2 Tujuan Khusus


Rancangan Aktualisasi yang akan dilakukan memiliki tujuan khusus,
yaitu diharapkan perawat mampu menerapkan prinsip 7 benar
pemberian obat dengan tepat di Ruang Perawatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas perawat.

1.3.3 Manfaat
Selanjutnya manfaat dari adanya rancangan aktualisasi ini adalah:
a. Bagi unit kerja, BLUD UPT Puskesmas Saketi
Dapat menjadi agen perubahan dan pengembangan Puskesmas dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam bidang
keperawatan.

b. Bagi masyarakat
Sebagai salah satu bentuk pelayanan yang prima bagi masyarakat.

c. Bagi diri sendiri, sebagai salah satu syarat kelulusan untuk


Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2023 dalam tugas aktualisasi yang
akan dilakukan setelah rancangan aktualisasi ini disetujui. Serta
Juga sebagai bentuk latihan untuk menjadi ASN yang
BerAKHLAK.
1.4 Gambaran Umum Tugas Jabatan
Penulis merupakan peserta Latihan Dasar CPNS Kabupaten Pandeglang
Tahun 2023 Angkatan 3, yang memiliki jabatan fungsional dalam formasi Ahli
Pertama Perawat di BLUD UPT Puskesmas saketi. Tugas dan Fungsi Jabatan
Fungsional Perawat ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No.35 Tahun 2019. Uraian kegiatan tugas Jabatan
Fungsional Perawat kategori keahlian sesuai jenjang jabatan ditetapkan dalam Pasal
7
8, butir kegiatan untuk Perawat Ahli Pertama sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko
infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;

7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar


pada pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak
pada pelayanan kesehatan;
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan,
menetapkan tindakan);
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,
menetapkan tindakan);
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/ kritikal;
15. Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;
16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/intra/post operasi;
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada
kondisi kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;

8
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan
suhu tubuh;
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu;
27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
30. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;
31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;

34. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;


35. Melakukan komunikasi denganklien yang mengalamihambatan komunikasi;
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area
medikal bedah;
37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks diarea anak;
38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks diarea maternitas;
39. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks diarea komunitas
40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks diarea jiwa;
41. Melakukan perawatan luka;
42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan
tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;
43. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;
44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan
9
sebagai ketua tim/perawat primer;
48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift / unit /
fasilitas kesehatan;
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi
ketenagaan perawat; dan
51. Melakukan preseptorship dan mentorship;

1.5 Konsep Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK


1.5.1 Berorientasi Pelayanan
Definisi konseptual dari pelayanan yang berorientasi kepada pelanggan
adalah pemberian pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik,
penyelenggara dituntut untuk menerapkan prisnsip efektif, efisien, inovasi dan
komitmen mutu. Karena orientasi dari pelayanan publik adalah kepuasan masyarakat,
masyarakat mendapatkan pelayanan sesuai dengan apa yang diharapkan atau
bahkan melebihi dari harapan masyarakat.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4
UU Pelayanan Publik, yaitu:
1. Kepentingan umum;
2. Kepastian hukum;
3. Kesamaan hak;
4. Keseimbangan hak dan kewajiban;
5. Keprofesionalan;
6. Partisipatif;
7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
8. Keterbukaan;
9. Akuntabilitas;
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
11. Ketepatan waktu; dan
10
12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Dari penjelasan diatas, kita dapat mengetahui bahwa terdapat tiga unsur
penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu
1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,
2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan
3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
1.5.2 Akuntabel
Akuntabilitas sering disamakan dengan tanggung jawab atau responsibilitas.
Namun keduanya mempunyai konsep yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas
merupakan bentuk kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada mentor, lembaga pembina, dan lebih
luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017). Menurut Bovens tahun 2007,
akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu;
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
1.5.3 Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan
pekerjaan. Dalam menentukan kebutuhan pengambangan kompetensi dan karakter
ASN penting diselaraskan sesuai visi, misi, termasuk nilai-nilai birokrasi
pemerintah. Upaya untuk mewujudkan visitersebut dilakukan melalui 9 (sembilan)
Misi Pembangunan yang dikenal sebagai Nawacita Kedua, yaitu:
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
11
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6. Menegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
setiap warga;
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.
1.5.4 Harmonis
Posisi PNS sebagai aparatur negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral
dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada.
Adil, berarti PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif
dan harus obyektif, jujur, transparan. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan
kelompok minoritas, dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi
keberadaan kelompok tersebut. Harmoni dalam lingkungan bekerja akan
membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan
untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja, dan
kualitas layanan kepada pelanggan.
1.5.5 Loyal
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai
kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat
emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor
yang akan memengaruhinya.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal tersebut diatas diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan
sesuatu atau hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan
sesuatu.
2. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi
ini bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur
dan diperlukan adanya sebuah keyakinan yang teguh.
12
3. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang
diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran,
kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial atau, tenaga yang
diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan
efisien.
4. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang
mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan
untuk negara atau suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara
sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik,
ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan
nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat,
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu
ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

1.5.6 Adaftif
Menurut KBBI, adaptif adalah mudah menyesuaikan (diri) dengan keadaan.
Sedangkan dalam Collins Dictionary disebutkan bahwa “adaptive means having the
ability or tendency to adapt to different situations”, atau adaptif adalah kemampuan
atau kecenderungan untuk menyesuaikan diri pada situasi yang berbeda . Ini artinya
bahwa sebagian besar kamus bahasa memberi penekanan dalam pengertian adaptif
pada hal kemampuan (ability) untuk menyesuaikan diri. Organisasi maupun
individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan apa yang menjadi tuntutan
perubahan.
Dalam konteks budaya organisasi, maka nilai adaptif tercermin dari
kemampuan respon organisasi dalam mengadaptasi perubahan. Budaya adaptif
dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi dimana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang
berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan. Sehingga organisasi dituntut untuk melakukan lima disiplin,

13
yaitu:
1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir
(personal mastery);
2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama
atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan
dicapai bersama (shared vision);
3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang
organisasi ingin wujudkan (mental model);
4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan
untuk mewujudkan visinya (team learning);
5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau
bermental silo (systems thinking). Lima disiplin ini sangat aplikatif dalam
konteks pelaksanaan tugas dan fungsi ASN di lingkungan kerjanya masing-
masing.
Dengan mempraktikkan kelima disiplin tersebut, ada jalan bagi organisasi
untuk selalu mendapat pengetahuan baru. Tanpa pengetahuan yang selalu
diperbarui maka organisasi cenderung menggunakan pengetahuan lama, atau
kadaluwarsa, yang justru akan menjadi racun bagi organisasi tersebut.

1.5.7 Kolaboratif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian kolaborasi
adalah bentuk kerja sama. Dengan kata lain, pengertian kolaborasi adalah kerja
sama untuk membuat sesuatu. Menurut pendapat Ansell dan Gash collaborative
governance merupakan proses kegiatan kolaborasi dengan mengatur suatu
keputusan dalam proses kebijakan yang dilakukan oleh beberapa lembaga publik
dengan pihak lain yang terkait dan terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah public. Collaborative governance
mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah
pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas
bersama dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi
tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L Rehema M. White, 2012).

14
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:

1. Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;


2. Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;
3. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;
4. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
5. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan
jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan
6. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.

1.6 Panutan

Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc

Lahir di surakarta 5 Nopember tahun 1954 yang merupakan Menteri


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Berlatar belakang sarjana Tekhnik dan
memuali karier sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Beliau sosok panutan saya dalam berkarier sebagai PNS, beliau telah
membuktikan pengabdiannya dibuktikan dengan pengharaan yang beliau terima.
Beliau juga memulai karier dari bawah sebagai PNS, karena prestasi kerjanya
beliau mendapatkan mandat untuk menerima jabatan-jabatan penting kementerian
PUPR sampai akhirnya beliau di percaya presiden jokowi untuk menjadi menteri
PUPR dari 2014 sampai sekarang.
Beliau sangat loyal dengan negara dan juga atasannya presiden jokowi.
Sangat akuntabel dalam menjalankan amanah jabatan, bertanggung jawab di setiap
proyek yang dikerjakan dibuktikan dengan banyaknya proyek yang sudah beliau
selesaikan Sangat kompeten di bidangnya dibuktikan dengan pendidikan yang telah
15
beliau tempuh serta prestasi kerja yang beliau dapatkan. Harmonis dengan team
kerja maupun menteri lainnya. Kemampuan beliau dalam kolaborasi sangatlah apik,
terbukti dari banyaknya proyek PUPR yang membutuhkan tenaga lain diluar PUPR.

BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Identifikasi Isu


Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang dikedepankan untuk
ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya;
kabar angin; desas desus. Isu kritikal dipandang sebagai topik yang berhubungan
dengan masalah-masalah sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai
dengan adanya kesadaran publik akan isu tersebut (Idris, dkk, 2019). Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan di Ruang perawatan puskesmas Saketi maka ditemukan
beberapa isu, 3 isu yang di angkat antara lain:
1) Isu Ke-1: Pemberian obat tidak dijalankan sesuai dengan prinsip 7 benar obat

a) Kondisi “Masalah = Isu” saat ini (disertai data dan fakta pendukung).
Pemberian obat merupakan tanggung jawab dokter yang
didelegasikan kepada perawat, dimana dalam pemberiannya kepada
pasien harus menerapkan prinsip enam benar pemberian obat (Hura,
2014). Perawat sebagai petugas yang langsung memberikan pelayanan
kepada pasien, perawat diharapkan mampu mengembangkan dan
memelihara sistem praktik pengobatan yang aman guna memastikan

16
pasien mendapatkan layanan dan perlindungan terbaik (Siregar, 2013).
Terdapat prinsip 7 benar dalam pemberian obat, yaitu benar pasien, benar
obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar dokumentasi, dan
benar informasi.
Menurut WHO tahun 2066, medication error adalah setiap kejadian
yang dapat dicegah. Namun, jika penggunaan obat yang tidak tepat dapat
menyebabkan bahaya kepada pasien. Dalam Jurnal Universitas Riau
Tahun 2015, menyebutkan bahwa Institute of Medicine (IOM) (2003)
dimana di RS Amerika Serikat setiap tahunnya hampir berjumlah
sebanyak 98.000 orang dan angka cedera 1.000.000 orang. Dalam jurnal
yang diterbitkan oleh Hines, Kynoch, & Khalil tahun

2018, menyebutkan bahwa terdapat sekitar 20% dari semua jadian


keselamatan pasien. Sekitar 1% medication error mengakibatkan efek
samping yang serius pada pasien. Dalam penerapan prinsip 7 benar
pemberian obat, perawat tidak menerapkan benar identitas dengan tepat.
Identifikasi yang dilakukan perawat saat akan memberikan obat yaitu
minimal dengan 2 identitas, seperti nama dan tanggal lahir atau no.
Rekam Medik. Setiap pasien diberikan gelang berwarna sesuai jenis
kelamin. Didalam gelang tersebut terdapat nama, tanggal lahir, no.
Rekam Medik, dan UPC (Universal Product Code).
Di lapangan, perawat memberikan obat pada tempat yang hanya
bertuliskan nama saja sedangkan ada kemungkinan terdapat nama yang
sama dalam ruangan tersebut sehingga memungkinkan dapat terjadinya
kejadian tidak diinginkan Salah satu prinsip dari 7 Benar adalah dengan
benar dokumentasi. Dilapangan masih dii temukan adanya Dokumentasi
pemberian obat yang koson.

17
Gambar 2.1Formulir Pemberian Obat

b) Dampak jika “Masalah/Isu” Tidak diselesaikan.


Di lapangan, perawat memberikan obat pada tempat yang hanya
bertuliskan nama saja sedangkan ada kemungkinan terdapat nama yang
sama dalam ruangan tersebut sehingga memungkinkan dapat terjadinya
kejadian tidak diinginkan. Penggunaan identitas nama saja ketika akan
memberikan obat bisa dinilai ketidaktepatan dalam pripsip 7 benar
pemberian obat. Maka, bisa disimpulkan jika kepatuhan perawat dalam
menerapkan prinsip 7 benar dalam pemberian obat masih rendah.
Sebagai pelayan publik, sudah seharusnya kita memberikan pelayanan
yang berkualitas dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan.
c) Dukungan Teoritik dari Mata Pelatihan Agenda III yang relevan.
Memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan Manajemen ASN yang
mana menunjukkan fungsi sebagai pelayan publik. ASN mempunyai
kewajiban untuk memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pemenuhan pelayanan yang berkualitas, seorang ASN harus
melaksanakan kewajibannya dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
18
disiplin, dan berintegritas tinggi. Namun, pelayanan akan menjadi tidak
maksimal jika terjadi kesalahan dalam pemberian intervensi atau
penatalaksanaan. Dalam SMART ASN, dimana seorang ASN harus
mampu memanfaatkan media digital untuk mengabdikan dan
memberikan pelayanan efektif dan efisien dengan kulitas terbaik.
2) Isu Ke-2: Sistem pencatatan rekam medis masih manual.

a) Kondisi “Masalah = Isu” saat ini (disertai data dan fakta pendukung).
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien. Pencatatan rekam medis pasien
ini masih dalam sistem tulis tangan kertas secara manual. Kesalahan
pada penulisan dapat menjadi masalah saat pembacaan instruksi
sehingga penatalaksanaan pasien bisa menjadi tidak tepat. Pencatatan
rekam medis terbaru yaitu dengan menggunakan rekam medis elektronik.
Dimana penggunaannya dapat mengurangi kesalahan membaca yang
bisa membuat intervensi atau pelayanan kepada pasien menjadi tidak
sesuai dan membahayakan.
b) Dampak jika “Masalah/Isu” Tidak diselesaikan.
Penulisan secara manual bisa mengakibatkan multitafsir ataupun
bahkan tidak jelas sehingga tidak terbaca. Kesalahan interpretasi
penulisan tersebut dapat berakibat terhadap pasien jika intervensi atau
penatalaksanaan yang diberikan tidak sesuai dengan instruksi yang
seharusnya.
Gambar Rekam Medis
c) Dukungan Teoritik dari Mata Pelatihan Agenda III yang relevan.
Memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
merupakan fungsi sebagai pelayan publik. Sebagai seorang perawat
sekaligus ASN, perawat harus mampu memberikan pelayanan terbaik
tetapi tetap memperhatikan kode etik keperawatan. Rekam medik
merupakan data pasien yang rahasia yang harus dijaga (confidentiality)
sekaligus namun tetap transparan terhadap tindakan yang akan diberikan
19
kepada pasien. Sehingga perawatpun dituntut untuk memberikan
pelayanan yang profesional. Menyangkut data rekam medik yang
rahasia, seorang SMART ASN bisa mengusulkan pemanfaatan rekam
medik elektronik agar bisa meminimalkan data pasien dibaca atau
diketahui oleh sembarang orang. Selain itu, pelayanan kepada pasien juga
akan menjadi efektif dan efisien.
3) Isu Ke-3: 3. Penunggu pasien tidak memiliki kartu penunggu pasien.
a) Kondisi “Masalah = Isu” saat ini (disertai data dan fakta pendukung).
Penunggu pasien harus mempunyai kartu penunggu pasien yang
digunakan sebagai identitas saat menunggu pasien yang dirawat di ruang
rawat inap. Tujuan dari penggunaan kartu penunggu pasien yaitu untuk
mengetahui identitas penunggu pasien. Selain itu untuk menjaga
keamanan pasien yang dirawat, sebagai akses keluar/masuk ruangan
rawat inap saat menunggu pasien dan saat ada pergantian penunggu pasien.
Berdasarkan hasil observasi yang Saya lakukan, seluruh penunggu pasien
tidak menggunakan kartu penunggu pasien.
b) Dampak jika “Masalah/Isu” Tidak diselesaikan.
Setiap orang akan masuk ke ruang perawatan ataupun ke ruang
manapun didalam rumah sakit tanpa teridentifikasi jika penunggu pasien
tidak mempunyai kartu identitas penunggu pasien. Selain itu, jika pihak
rumah sakit akan melakukan edukasi atau inform consent yang seharusnya
dilakukan kepada penunggu pasien akan menjadi sulit membedakan
antara pengunjung dan penunggu pasien jika penunggu pasien tidak
menggunakan identitas penunggu pasien. Kenyamanan dan keamanan
juga menjadi tidak terjamin karena setiap orang bisa bebas pergi kemana
saja tanpa identitas penunggu pasien.
c) Dukungan Teoritik dari Mata Pelatihan Agenda III yang relevan.
Sebagai seorang perawat sekaligus ASN, sudah seharusnya
melakukan tugas dengan disiplin, profesional, dan berkualitas. Selain itu,
pelayan publik juga mempunyai kewajiban untuk berkomitmen
memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Namun,
20
pelayanan prima akan semakin maksimal jika didukung dengan
lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang kondusif bisa dimulai dengan
pengidentifikasian penunggu pasien. Dimana penunggu pasien hanya bisa
masuk atau menunggu pasien jika memiliki kartu penunggu. Kaitannya
dengan SMART ASN, diharapkan sudah memanfaatkan digitalisasi
dalam memberikan pelayanan agar tercapai pelayanan yang efektif dan
efisien dengan lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif.
2.2 Penetapan Isu Inti
2.2.1 Kaitan Isu dengan Agenda 3 (MASN dan SMART DIGITAL)

Tabel 2. 1 Kaitan Isu dengan Agenda 3 (MASN dan SMART DIGITAL)

AGENDA
No. ISU
3
MASN SMART ASN
1. Pemberian obat tidak Kepatuhan serta Dengan penggunaan
dijalankan sesuai dengan Bertanggung jawab digitalilasi dapat
prinsip 7 benar obat dalam melaksanakan mengurangi
tugas kesalahan
pemberian obat
2. Sistem pencatatan rekam Untuk mengurangi Untuk Melaksanakan
medis masih manual. kesalah pahaman literasi digital
3. Penunggu pasien tidak Menjaga agar tidak Lebih Aman untuk
memiliki kartu penunggu terjadi konflik petugas dan
pasien. kenyamanan pasien

2.2.2 Penetapan Isu Utama dengan Metode APKL


Dalam penetapan isu yang diangkat, penulis akan menggunakan Teknik
APKL yang mana pengertian APKL adalah sebagai berikut:
a. Aktual (A), merupakan isu yang masih dibicarakan atau belum
terselesaikan hingga masa sekarang;
b. Problematik (P), merupakan isu yang menyimpang dari harapan standar,
21
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya;
c. Kekhalayakan (K), merupakan isu yang diangkat secara langsung
menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga
akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas.
Rentang penilaian yang digunakan pada matriks APKL adalah 1-5. Analisis
isu dengan kriteria APKL. Penulis telah melakukan survey menggunakan google
form dengan link. https://forms.gle/GfqxAiZJmTB4F8NB6
Dimana terdapat 13 responden masing-masing memerikan penilaian antara 1-5 dan

kemudian di ambil jumlahnya oleh surveyor. Dari hasil survey tersebut didapatkan
total skor penilaian tertinggi yang akan diangkat menjadi isu prioritas,
sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 2. 2 Penetapan Isu Inti dengan APKL

No. ISU Kriteia APKL Jumlah Rangking

A P K L

1 Rekam Medis Belum menggunakan sistem 3 3 3 3 12 2


informasi rumah sakit berbasis web atau
aplikasi

2 Penunggu pasien tidak 3 3 3 3 12 3

memiliki kartu penunggu pasien.

3 Antrian rawat jalan belum menggunakan 3 3 3 3 12 4


aplikasi ataupun berbasis web

4 Evaluasi pasca perawatan belum 3 3 3 3 12 4


menggunakan e-form

22
5 Pemberian obat tidak dijalankan sesuai 3 4 4 4 15 1
dengan prinsip 7 benar obat.

Dari hasil survei didapatkannya isu Pemberian obat tidak dijalankan sesuai
dengan prinsip 7 benar obat. Yang akan menjadi bahan penyelesaian dalam rancangan
aktualisasi ini.

2.3 Penentuan Penyebab Isu Inti Sebagai Langkah Solusi

Berdasarkan Tabel Penetapan diatas maka didapat lah isu Pemberian obat
tidak dijalankan sesuai dengan prinsip 7 benar obat. Setelah dilakukan analisis
menggunakan metode APKL dan menentukan isu prioritas, selanjutnya akan
mengidentifikasi akar penyebab masalah dengan menggunakan metode diagram
Fishbone.

23
Media Metode

Tidak terdapat media


Edukasi lewat mulut ke
edukasi
mulut

Pemberian obat
tidak sesuai dengan
Turun Temurun
prinsip 7 Benar

Kurangnya kesadaran

Kurang Pengawasan

Lingkungan
SDM

Gambar 2.2 Diagram Fishbone

23
Dari Gambar Diagram Fishbone diatas maka didapatkannya penyebab-
penyebab isu tersebut dapat terjadi, diantaranya yaitu:
Dari Analisa metode Fishbone diatas, dapat dilihat bahwa penyebab dari core issue
atau isu terpilih adalah faktor sarana, metode, SDM, dan lingkungan. Adapun dari
penyebab masalah yang diperoleh, yang dapat diaktualisasikan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
1. SDM :
Kurangnya Kesadaran Akan pentingnya Pemberian dengan prinsip 7 Benar
2. Metode :
Metode edukasi hanya dari mulut ke mulut
3. Lingkungan :
Kebiasaan yang turun temurun.
4. Sarana :
Tidak terdapatnya media edukasi.

Setelah didapatkan faktor-faktor penyebab isu, dibutuhkan metode Urgency,


Seriousness, Growth (USG) untuk mendapatkan faktor penyebab utama. Di bawah
ini merupakan uraian dari metode USG:
1. Urgency, berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi tingkat urgensi masalah tersebut;
2. Seriousness, berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi
organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa
manusia, sumber daya, atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah
tersebut terhadap organisasi maka semakin tinggi tingkat serius masalah
tersebut;
3. Growth, berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat
berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat
pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin

25
prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioritas penyebab masalah
dilaksanakan apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang
ada, serta hal yang sangat dipentingkan adalah aspek yang ada
dimasyarakat dan aspek dari penyebab masalah itu sendiri. Untuk
mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah prioritas,
maka perlu menetapkan kriteria untuk masing- masing unsur USG tersebut.
Umumnya digunakan skor dengan skala tertentu, misalnya penggunaan
skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi, serius, atau pertumbuhan
penyebab masalah tersebut, maka semakin tinggi skor untuk masing-
masing unsur tersebut
Tabel 2. 3 Tabel Skor USG

Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)


Paling mendesak = Fatal = 5 Sangat cepat =
5 Sangat mendesak Sangat gawat = 5 Cepat = 4
= 4 Mendesak = 3 4 Gawat = 3 Agak cepat = 3
Biasa = 2 Biasa = 2 Biasa = 2
Tidak mendesak = 1 Tidak gawat = 1 Lambat/tetap = 1

Berikut ini adalah data yang diambil melalui kuesioner menggunakan google form
dengan link https://forms.gle/8D51rCbyW4vr9gS6A. Survei ini dilakukan pada 5
responden dimana nilai dari responden di jumlahkan.
Data hasil survey dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 4 Penetapan Akar Penyebab Masalah dengan Metode USG

Kriteria
No. Isu U S G Jumlah Peringkat
1. Tidak terdapat media edukasi 5 5 4 14 1
2. Edukasi hanya dari mulut 4 4 4 12 2
ke mulut
3. Masih kurangnya kesadaran 4 4 4 12 3
akan pentingnya penerapan
prinsip 7 Benar
4 Kebiasaan yang menjadi turun 3 4 4 11 4
temurun

26
5 Kurangnya pengawasan 3 4 4 11 5
Dari hasil analisis penyebab akar masalah di atas didapat skor penyebab
tertinggi Tidak Tersedianya media Edukasi.

2.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Isu Inti


Adapun judul yang penulis angkat dalam Rancangan Aktualisasi ini adalah
“Penggunaan media edukasi Audiovisual dan Roll Up Banner untuk meningkatkan
ketepatan perawat pada prinsip 7 benar pemberian obat di Ruang Perawatan BLUD
UPT Puskesmas Saketi”.
Tabel 2. 5 Tabel Deskripsi Pemecahan Isu

Gagasan
Deskripsi Gagasan Pemecahan Isu
Pemecahan Isu

Pembuatan media Penulis akan membuat Audiovisual yang memadukan


Audiovisual dan gambar dan suara sehingga dapat menggambarkan
Roll Up Banner step by step pemberian 7 benar obat yang harus
sebagai alat dilakukan perawat kepada pasien. Pembuatan media
bantu edukasi edukasi Audiovisual ini diharapkan perawat bisa lebih
kepada perawat tergambar terhadap apa yang harus dilakukan perawat
untuk dalam meningkatkan ketepatan 7 benar pemberian
meningkatkan obat.Selain Audiovisual, penulis juga akan membuat
ketepatan Roll UpBanner yang juga berisi step by step
perawat dalam pemberian 7 benar obat. Media Roll Up Banner akan
prinsip 7 disimpan ditempat strategis agar memudahkan
pemberian obat perawat mengingat dan mengaplikasikan step by step
kepada pasien. pemberian 7 benar obat dengan tepat

27
2.5 Matrik Rancangan Aktualisasi
Tabel 2. 6 Rancangan Aktualisasi

Nama : Ns. Riki Apriansyah, S.Kep


Unit Kerja : BLUD UPT Puskesmas Saketi
Identifikasi Isu : 1. Pemberian Obat belum sesuai dengan prinsip 7 Benar
2. Sistem Pencatatan rekam medis masih Manual
3.Penunggu pasien tidak memakai kartu penungggu
Isu yang Diangkat : Pemberian obat belum sesuai dengan prinsip 7 benar
Penyebab Utama : Tidak terdapat media edukasi
Gagasan Pemecahan Isu : AUDIOVISUAL DAN ROLL UP BANNER

Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Melakukan Konsultasi a.Kontrak Mentor a.Disepakati Nilai BerAKHLAK Kegiatan Konsultasi ini Kegiatan ini
Terkait isu yang di SC WA dari mentor 1. Berorientasi pelayanan berkontribusi menguatkan
angkat b.Konsultasi b. Dokumentasi Sopan, ramah melaksanakan misi Motto serta nilai
proses konsultasi dan 2. Loyal Puskesmas yang ke 2 dari organisasi
ada poto Menggunakan Bahasa yaitu Mendorong yaitu :
Indonesia yang baik dan peningkatan kualitas S: Santun
benar, komitmen Sumber Daya Manusia. M: Mutu
3. Akuntabel A: Amanah
Jujur, R: Rapi
menolak T: Tepat Waktu
gratifikasi
4. Kolaboratif
Konsultasi

28
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2. Mengidentifikasi list a. Membuat list yang a. Tersedianya Nilai BerAKHLAK Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini
apa saja yang dibutuhkan. list yang 1. Akuntabel : Integritas, dalam menjalankan misi menguatkan nilai
dibutuhkan untuk dibutuhkan. kerja keras, sunguh- puskesmas yaitu : dari organisasi
sungguh 1. Mendorong yaitu :
meningkatkan Lembar list di
peningkatan kualitas S: Santun
kepatuhan perawat. upload ke google 2. Kompeten
Sumber Daya Manusia. M: Mutu
(Inisiatif pribadi) drive dengan Cermat, teliti 2.Meningkatkan kualitas A: Amanah
link : 3. Loyal pelayanan publik. R: Rapi
Komitmen T: Tepat Waktu
4. Adaptif Inovasi,
efektif, efisien
b. Melakukan koordinasi b. Terlaksananya 5. Harmonis
dengan teman sejawat. koordinasi dengan Saling menghormati
teman sejawat. 6. Kolaborasi
Dengan Adanya Koordinasi
dokumentasi poto
Dan lembar
notulen hasil
diskusi

29
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
3. Mengumpulkan materi a. Mencari a. Tersedianya Nilai BerAKHLAK Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini
edukasi. sumber materi sumber- 1. Berorientasi Pelayanan dalam menjalankan misi menguatkan nilai
edukasi. sumber materi Melakukan perbaikan tiada puskesmas yaitu : dari organisasi
edukasi. 1. Mendorong yaitu :
henti
peningkatan kualitas
Dengan adanya Sumber Daya Manusia. M: Mutu
bukti sumber 2. Akuntabel Bekerja 2.Meningkatkan kualitas A: Amanah
materi yang di keras, bertanggung pelayanan publik. T: Tepat Waktu
Upload ke jawab
Google Drive Serta Mendukung salah
dengan link : 3. Kompeten Teliti, satu visi puskesmas yaitu
cermat, berkualitas berdaya saing

4. Loyal
Komitmen

30
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
b. Menyusun materi b. Tersusunnya 5. Adaptif
edukasi. materi edukasi. Proaktif
Dengan 6. Harmonis
adanya Kondusif,
dokumen harmonis
edukasi di 7. Kolaboratif
Upload ke koordinasi
google drive
dengan link:

c.Melakukaan konsultasi Terlaksananya


dengan mentor. konsultasi dengan
mentor. Dan
adanya
dokumentasi
proses konsultasi
(Form Bimbingan
dan poto)

31
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
4. Membuat sarana a.Mengamati desain- a. Tersedianya Nilai BerAKHLAK Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini
edukasi dengan media desain media contoh Audiovisual 1. Kompeten dalam menjalankan misi menguatkan nilai
Audiovisual dan Roll Audiovisual dan Roll Up Banner Cermat, teliti puskesmas yaitu : dari organisasi
1. Mendorong yaitu :
Up Banner. dan Roll Up Banner di Dari Sumber 2. Akuntabel Menggunakan
peningkatan kualitas S: Santun
internet. Internet maupun fasilitas sesuai Sumber Daya Manusia. M: Mutu
dari Youtube kebutuhan 2.Meningkatkan kualitas A: Amanah
dengan link : 3. Kolaboratif pelayanan publik. R: Rapi
Percetakan, T: Tepat Waktu
b.Membuat media b. Tersedianya media Efektif, efisien Serta Mendukung salah Dan juga Motto
edukasi. edukasi Audiovisual 4. Loyal satu visi puskesmas yaitu puskesmas
dan Roll Up Banner. Konsisten berdaya saing “SMART”
Yang di upload ke 5. Adaptif
media sosial dengan 6. Inovatif, kreatif, digital skill,
Link: digital ethics

32
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
c. Melakukan c. Terlaksananya
koordinasi koordinasi dengan
dengan Sejawat Sejawat dengan
output dokumentasi
notulen hasil diskusi
dan adanya poto :

d. Melakukan konsultasi d. Terlaksananya


dengan mentor dan konsultasi dengan
coach untuk mentor dan coach.
mengevaluasi media Serta tersedianya
edukasi yang telah form konsultasi (SC
dibuat. WA atau poto) :

33
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
5. Melakukan sosialisasi dan a. Melakukan konsultasi a. Terlaksananya Nilai BerAKHLAK Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini
penerapan edukasi. dengan mentor terkait konsultasi dengan 1. Berorientasi pelayanan dalam menjalankan misi menguatkan nilai
jadwal sosialisasi. mentor. Dengan Sopan, santun, ramah puskesmas yaitu : dari organisasi
adanya output 2. Kompeten 1. Mendorong yaitu :
peningkatan kualitas S: Santun
persetujuan Cermat, teliti
Sumber Daya Manusia. M: Mutu
jadwal sosialisasi 3. Harmonis 2.Meningkatkan kualitas A: Amanah
(Form Bimbinan Selaras, pelayanan publik. R: Rapi
dan poto: : menghargai T: Tepat Waktu
4. Konsultasi Serta Mendukung salah Dan juga Motto
b. Membuat bahan b. Tersedianya Kolaboratif satu visi puskesmas yaitu puskesmas
paparan dan surat Dokumen bahan berdaya saing “SMART”
5. Adaptif Kreatif,
undangan untuk paparan dan surat inovatif
sosialisasi. undangan. 6. Loyal
Menjaga nama
baik
a. Terlaksananya
c.Melakukan sosialisasi sosialisasi edukasi.
edukasi. Dengan output
dokumentasi
sosialisasi pada Link
youtube :

34
Output / Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil dan Nilai
Pelatihan Visi/Misi Organisasi
Bukti Organisasi
(Evidence)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

35
6. Melakukan Evaluasi a. Melakukan survei a.Terlaksananya Nilai BerAKHLAK Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini
dan Menyiapkan terhadap efektivitas survei dengan adanya 1. Akuntabel dalam menjalankan misi menguatkan nilai
Laporan media Audiovisual dan Dokumentasi survei Kerja keras, teliti, puskesmas yaitu : dari organisasi
Roll Up Banner. 1. Mendorong yaitu :
dengan menggunakan tanggung jawab,
peningkatan kualitas S: Santun
Google form : transparan Sumber Daya Manusia. M: Mutu
2. Kompeten Dikembangkan, 2.Meningkatkan kualitas A: Amanah
disempurnakan pelayanan publik. R: Rapi
3. Loyal T: Tepat Waktu
b.Tersusunnya Pengabdian Serta Mendukung salah Dan juga Motto
b.Melakukan rekapitulasi data 4. Adaptif satu visi puskesmas yaitu puskesmas
rekapitulasi data hasil hasil survei dan Inovatif, Efektif dan efisien
berdaya saing “SMART”
survei dan penilaian laporan penilaian 5. Kolaborasi
terhadap efektivitas dalam Dokumentasi Koordinasi
Audiovisual dan Roll Up yang di upload di 6. Harmonis
Banner. Dan konsultasi google drive serta Tidak memaksa
dengan mentor terkait adanya dokumentasi 7. Berorientasi
hasil rapitulasi hasil konsultasi dengan pelayanan
survei form bimbingan dan Sopan, Santun
poto Ramah

b. Terdapatnya
C..Membuat laporan lLaporan Evaluasi
evaluasi berupa Laporan Kegiatan yang di
Evaluasi Kegiatan upload ke google
drive dengan Link :

36
2.6 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Tabel 2. 7 Rencana Jadwal Kegiatan

APRIL MEI
No Uraian Kegiatan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Melakukan Konsultasi Terkait isu yang di angkat
Kontrak mentor
konsultasi
2 Mengidentifikasi List yang di butuhkan
Membuat List yang dibutuhkan
Melakukan Koordinasi dengan Sejawat
3 Mengumpulkan Materi Edukasi
Mencari Sumber materi edukasi
Menyusun materi edukasi
Konsulasi dengan mentor
4 Membuat sarana edukasi
Mengamati desain-desain media edukasi
Membuat media edukasi
Melakukan Koordinasi dengan sejawat
Konsultasi dengan mentor dan coach
5 Melakukan sosialisasi dan penerapan edukasi
Konsultasi dengan mentor terkait jadwal sosialisasi
Membuat bahan paparan dan surat undangan untuk sosialisasi .
Melakukan sosialisasi edukasi
6 Melakukan Evaluasi dan Menyiapkan Laporan
Melakukan Survei efektivitas media edukasi
Melakukan Rekapitulasi hasil survei serta konsultasi dengan mentor
Membuat laporan evaluasi kegiatan

37
2.7 Matriks Rekapitulasi BerAKHLAK
Kegiatan Aktualisasi yang akan diadakan selama satu bulan ini menerapkan nilai-nilai dasar berAKHLAK. Adapun
rekapitulasi nilai dasar tersebut terdapat pada tabel berikut:

Tabel 2. 8 Matriks Rekapitulasi BerAKHLAK

Kegiatan
No Nilai-Nilai Dasar Ber- Akhlak Jumlah
1 2 3 4 5 6
1 Berorientasi pelayanan 1 1 1 1 1 5
2 Akuntabel 1 1 1 1 1 1 6
3 Kompeten 1 1 1 1 4
4 Harmonis 1 1 1 1 1 5
5 Loyal 1 1 1 1 1 5
6 Adaptif 1 1 1 1 1 5
7 Kolaboratif 1 1 1 1 1 5

Berdasarkan tabel diatas, nilai dasar Ber-Akhlak yang paling sering diterapkan adalah nilai Akuntabel.

38
BAB III
PENUTUP

3.1 Tekad
Dapat menyelesaikan Latsar ini dengan tepat waktu serta dengan nilai yang
sangat memuaskan sera dengan ilmu yang di dapat selama pembekalan atau pun
masih rancangan ini, penyusun bertekad untuk menjadi seorang abdi negara yang
BerAKHLAK sesuai dengan aturan yang ada serta menjadi ASN yang Smart dalam
pelayanan maupun dalam bekerja sehingga tercapainya cita-cita ASN berpelayanan
prima.

3.2 Harapan
Setelah menjadi PNS, dapat berkonstribusi positif kepada kemajuan Pembangunan
Bangsa dan Negara Indonesia pada umumnya dan khususnya kepada instansi dimana
saya ditempat kerjakan serta berguna bagi masyarakat sekitarnya.

37
DAFTAR PUSTAKA

37

Anda mungkin juga menyukai