DISUSUN OLEH :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI
JUDUL AKTUALISASI
Coach Mentor
ii
LEMBAR PENGESAHAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI
JUDUL AKTUALISASI
Penguji,
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
1
3. Rencana Kegiatan Aktualisasi Sesuai Nilai-Nilai Dasar ASN .......................................... 38
Matriks Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK ................................................ 44
1
DAFTAR TABEL
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negeri
(ASN), yang telah diangkat secara tetap dan berhak mendapatkan jabatan tertentu
dalam satuan tugasnya. Pengertian pegawai Negeri menurut Undang-undang Pokok-
Pokok Kepegawaian nomor 43 tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- pokok kepegawaian adalah sebagai berikut:
“Pegawai Negeri adalah setiap warga negeri Republik Indonesia yang telah memenuhi
syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”
Kedudukan Pegawai Negeri Sipil mempunyai peran penting dalam
menyelenggarakan fungsi pemerintahan di suatu Negara dalam rangka mencapai
tujuan nasional atau dengan kata lain dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan
nasional, diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur Aparatur Negera,
Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada
Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negera, dan Pemerintah serta Bersatu padu,
dan sadar akan tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan tugas pemerintah dan
pembangunan. Dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional tersebut di atas,
diperlukan adanya pegawai negeri yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada
Pancasiladan Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah Bersatu padu,
bermental baik, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna, berkualitas
tinggi,mempunyai kesadaran tinggi akan tanggungjawabnya sebagai aparatur negara,
Abdi Negara, serta abdi masyarakat. Untuk mewujudkan pegawai negeri sebagaimana
tersebut di atas maka perlu adanya pembekalan kepada PNS dengan nilai-nilai dasar
profesi ASN yang dikenal dengan BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019, Pusat Kesehatan
Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif. Pelayanan medis merupakan
serangkaian kegiatan yang diberikan kepada pasien sesuai standar pelayanan medis
4
yang telah ditentukan dan biasanya pada pelayanan tersebut digunakan sumber daya
serta fasilitas yang optimal. Tujuan dari pelayanan medis sendiri tidak lain ialah
mengupayakan kesembuhan penyakit yang ada pada diri pasien tersebut. Tindakan
pelayanan yang dilaksanakan juga harus sesuai dengan prosedur yang berlaku dan
tentu saja sifatnya harus dapat dipertanggung jawabkan.
6
B. Deskripsi Singkat
1. Profil Puskesmas
Puskesmas mataram baru berdiri pada tahun 1992 yang terletak Jl. Soekarno
hatta no 3 kecamatan mataram baru, dengan adanya tuntutan bahwa tiap wilayah
yang dihuni oleh 40.000 jiwa minimal terdapat satu puskesmas dan seiring dengan
berdirinya kecamatan mataram baru. Kini Puskesmas Mataram Baru telah berusia
30 tahun, Dalam program perluasan jangkauan pelayanan masyarakat diwilayah
kerja puskesmas Mataram baru terdapat 2 puskesmas pembantu di desa teluk dalem
dan desa mandala sari.Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
7
• Pelayanana KIA, KB dan Imunisasi
• Pelayanan Persalinan
• Pelayanan rawat pasca persalinan
• Pelayanan Kefarmasian
• Laboratorium
a) Visi
“Terwujudnya masyarakat sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
untuk menuju Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong”
a) Misi
1. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh
masyarakat.
2. Memberdayakan masyarakat dan mengutamakan
pembangunan kesehatan.
3. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber
daya kesehatan
4. Menerapkan tata kelola Puskesmas yang baik, bersih dan inovatif
c) Motto dan Tata Nilai Puskesmas Mataram Baru :
Tata Nilai Puskesmas Mataram Baru adalah “ MELATI CANTIK ”
8
“CANTIK”
bekerja)
kode etik
d) Struktur Organisasi
9
e) Lokasi Geografis
1. Penetapan Isu
Adapun isu yang dapat diangkat pada Puskesmas Mataram Baru adalah sebagai
berikut :
a. Kurangnya konseling kesehatan tentang penyakit hipertensi di Puskesmas
Mataram Baru
b. Kurangnya pemantauan dan edukasi pasien Diabetus Melitus tipe II di
Puskesmas Mataram Baru
c. Kurang optimalnya pelayanan lanjutan bagi penderita penyakit tidak menular
dengan status pasien rujuk balik
Untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu digunakan alat AKPL (Aktual,
Kekhalayakan, Problematika dan Layak) dan menggunakan alat USG (Urgency,
Seriousness, Growth). Dengan menggunakan 2 alat tersebut diharapkan dapat
ditemukan Core Issue. Penilaian alat analisis dilakukan dengan menggunakan
10
rentang nilai 1 sampai dengan 5. Semakin tinggi nilai menunjukan bahwa isu tersebut
sangat berpengaruh terhadap organisasi dan stakeholder.
Kurang optimalnya
pelayanan lanjutan bagi
penderita penyakit tidak Memenuhi
3. v v v v
menular dengan status pasien syarat
rujuk balik
11
Kurang optimalnya
pelayanan lanjutan bagi
3. penderita penyakit tidak 3 3 3 9 III
a. Urgency : Isu ini akan menjadi buruk jika tidak segera diselesaikan, karena dapat
meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat komplikasi yang terjadi akibat
penyakit DM tipe II serta berdampak pada ekonomi dengan meningkatnya pengeluaran
di bidang kesehatan.
b. Seriousness : Isu ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemantauan dan
pemeliharaan kesehatan pada pasien DM tipe II dalam rangka menurunkan resiko
angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan karena penyakit DM tipe II.
c. Growth : Bahwa isu yang diangkat perlu dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti karena
tingkat resiko akibat kurangnya pemeliharaan kesehatan (berupa pengobatan rutin,
edukasi, pemantauan kepatuhan minum obat, pemantauan aktivitas fisik) pada pasien DM
tipe II bisa menjadi salah satu faktor penting meningkatnya angka kesakitan dan angka
kematian dari penyakit tersebut.
Berdasarkan pendekatan analisis teknik AKPL dan USG tersebut, maka kesimpulan
yang diperoleh mengarah pada isu “Kurangnya pemantauan dan edukasi pasien
Diabetus Melitus tipe II di Puskesmas Mataram Baru.” Dari isu tersebut dapat
dirumuskan gagasan pemecahan isu yaitu “Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Penderita Diabetes Melitus tipe II dengan Metode Penyuluhan dan SATU PADU di
Puskesmas Mataram Baru”
12
2. Argumentasi Terhadap Isu Terpilih
Dari analisis USG maka isu prioritasnya adalah “Kurangnya pemantauan dan
edukasi kesehatan pasien Diabetus Melitus tipe II di Puskesmas Mataram Baru”.
Pemilihan isu ini didasarkan kepada pentingnya pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat sebagaimana tugas dan fungsi
dari dokter ahli pertama di Puskesmas yaitu memberikan pelayanan berupa pemeriksaan
pasien rawat jalan, penyuluhan, serta melayani dan menerima konsultasi dari luar atau
dalam. Dengan terpeliharanya kesehatan masyarakat melalui informasi tentang
kesehatan, pemantauan dan pemeliharaan kesehatan, peningkatan aktifitas fisik maka
diharapkan pasien dapat secara mandiri mengelola kesehatannya sehingga angka
kesakitan dan angka kematian yang disebabkan karena penyakit DM tipe II dapat ditekan
serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengurangi biaya
kesehatan yang cukup besar.
D. Tujuan
E. Manfaat
Manfaat dari pembuatan rancangan aktualisasi ini sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah
- Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan pelayanan kepada
masyarakat
2. Bagi Penulis
- Mampu memahami, menanamkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS yang meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaborasi, Manajemen ASN serta
SmartASN.
3. Bagi Instansi
- Meningkatkan efektivitas, efisiensi, inovasi, profesionalisme serta mutu
pelayanan di wilayah kerja Puskesmas Mataram Baru
F. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Objek
Objek dalam kegiatan ini adalah Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS dalam hal
pembuatan pedoman untuk menjadi acuan tim pemeriksa
2. Ruang Lingkup Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah pasien UPTD Puskesmas Mataram Baru
3. Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah pelaksanaan aktualisasi UPTD Puskesmas Mataram Baru Kecamatan
Mataram Baru Kabupaten Lampung Timur
14
4. Ruang Lingkup Waktu
Aktualisasi dilaksanakan 25 oktober 2022 – 5 desember 2022
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan dari istilah yang digunakan menyamakan
kemungkinan yang beragam antara penulis dengan orang yang membaca tulisan nya. Agar
tidak terjadi kesalah pahaman, maka definisi operasional perlu disusun dalam suatu hasil
karya tulis. Rancangan aktualisasi ini mengangkat judul “Upaya Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Penderita Diabetes Melitus tipe II dengan Metode Penyuluhan dan SATU
PADU di Puskesmas Mataram Baru
15
16
BAB II
16
nilai kebijaksanaan selaras dengan semangat yang termuat dalam UU
Nomor 5 Tahun 2014. Calon PNS harus memahami nilai-nilai dasar
profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai berikut:
17
ironisnya dianggap saling menguntungkan.
3. Unsur ketiga, adalah kepuasan pelanggan menerima pelayanan, unsur
kepuasan pelanggan menjadi perhatian penyelenggara pelayanan
(pemerintah), untuk menetapkan arah kebijakan pelayanan publik
yang berorientasi untuk memuaskan pelanggan, dan dilakukan melalui
upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja manajemen
pemerintahan.
2.2.2. Akuntabel
Akuntabilitas dalam konteks ASN adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, Lembaga Pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke, 2017). Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari
amanah yang dipercayakan kepadanya. Dalam konteks Akuntabilitas,
perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK adalah:
1. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat,disiplin dan berintegritas tinggi.
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
3. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan
berintegritastinggi.
18
lebih luas (termasuk masyarakat, pihak swasta, legislatif, yudikatif dan
di lingkungan pemerintah itu sendiri baik di tingkat kementrian,
lembaga maupun daerah)
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional)
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
2.2.3. Kompeten
Kompeten adalah terus belajar dan mengembangkan kapasitas. Panduan
perilaku(kode etik) Nilai Kompeten dalam Core Values ASN yaitu
19
dengan kebutuhan organisasi dan pegawai
b. Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi
c. Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan
d. Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan
jabatan dan pengembangan karir
2.2.4. Harmonis
Harmonis adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa
hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang
luhur. Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan
budaya harmoni dalampelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai
berikut:
1. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil;
2. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok
minoritas
3. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk
menunjangsikap netral dan adil karena tidak berpihak dalam
memberikan layanan;
4. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki
sifatsuka menolong; dan
5. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya
(SembodoJ,2021)
20
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
b. Suka menolong orang lain.
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
2.2.5. Loyal
Loyal yaitu tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan
yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi. Bagi Pegawai
Negeri Sipil loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap
cita-cita organisasi dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat
digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain
(Lembaga Administrasi Negara, 2021):
a. Taat pada peraturan
b. Bekerja dengan integritas
c. Tanggung jawab pada organisasi
d. Kemauan untuk bekerja sama
e. Rasa memiliki yang tinggi
2.2.6. Adaptif
21
Adaptif adalah karakteristik alami yang dialami makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman
yang timbul. Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya
organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan,
termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan
lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan.
Ciri-ciri orang (ASN) yang memiliki kemampuan atau karakteradaptif :
2.2.7. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal yang sangat penting di tengah tantangan global yang
dihadapi saat ini. Berdasarkan World Economic Forum (WEF) tantangan
global yang dihadapi yaitu adanya serangan cyber , perubahan iklim secara
global, ketimpangan digitalisasi, kegagalan iklim, adanya senjata pemusnah
masal, krisis mata pencaharian penyakit menular, serta kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh manusia.
22
sungguh
c. Komitmen terhadap proses : pengakuan saling ketergantungan, sharing
ownership dalam proses, serta keterbukaan terkait keuntungan Bersama
d. Pemahaman Bersama : berkaitan dengan kejelasan misi, definisi
bersamaterkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai Bersama
e. Menetapkan outcome antara
23
c. Perekat dan pemersatu bangsa
2. Smart ASN
Setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) dipaksa untuk adaptif terhadap
teknologi agar kinerja pelayanan lebih cepat, akurat, dan efisien. Digitalisasi
birokrasi untuk pelayanan yang optimal, adalah hal yang tak bisa disanggah.
Indonesia berada di peringkat ke-77 dari 119 negara dalam Global Talent
Competitiveness Index, dengan nilai 38,04. Untuk memperbaiki indeks
tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menerapkan Human Capital
Management Strategy menuju Smart ASN 2024.
Smart ASN memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era disrupsi
dan tantangan dunia yang semakin kompleks. Profil Smart ASN meliputi :
a. Integritas
b. Nasionalisme
c. Profesionalisme
d. Berwawasan global
e. Menguasai IT dan bahasa asing
f. Berjiwa hospitality
g. Berjiwa entrepreneurship
h. Memiliki jaringan luas (networking)
Rincian tugas dan fungsi Dokter Ahli Pertama sesuai dengan jenjang
24
jabatan menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Republik Indonesia Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
b. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter
umum
c. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum
d. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
e. Melakukan tindakan darurat medik/ pertolongan pertama pada
kecelakaan ( P3K ) tingkat sederhana
f. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
g. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
h. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
i. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
j. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
k. Melakukan pelayanan keluarga berencana
l. Melakukan pelayanan imunisasi
m. Melakukan pelayanan gizi
n. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi
penyakit
o. Melakukan penyuluhan medik
p. Membuat catatan medik rawat jalan
q. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
r. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
s. Menguji kesehatan individu
t. Menjadi Tim Penguji Kesehatan
u. Melakukan Visum et Repertum tingkat sederhana
v. Menjadi saksi ahli
w. Melakukan tugas jaga panggilan/ on call
x. Melakukan tugas jaga di puskesmas
y. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
25
z. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan
tingkat sedehana
D. Tinjauan Pustaka
1. Definisi
2. Patogenesis
3. Sel lemak
Sel lemak yang resisten terhadap efek antilipolisis dari insulin,
menyebabkan peningkatan proses lipolisis dan kadar asam
lemak bebas (free fatty acid (FFA)) dalam plasma. Peningkatan
FFA akan merangsang proses glukoneogenesis, dan
mencetuskan resistensi insulin di hepar dan otot, sehingga
mengganggu sekresi insulin. Gangguan yang disebabkan oleh
FFA ini disebut sebagai lipotoksisitas. Obat yang bekerja
dijalur ini adalah tiazolidinedion.
4. Otot
Pada penyandang DM tipe 2 didapatkan gangguan kinerja
26
insulin yang multipel di intramioselular, yang diakibatkan oleh
gangguan fosforilasi tirosin, sehingga terjadi gangguan
transport glukosa dalam sel otot, penurunan sintesis glikogen,
dan penurunan oksidasi glukosa. Obat yang bekerja di jalur ini
adalah metformin dan tiazolidinedion.
5. Hepar
Pada penyandang DM tipe 2 terjadi resistensi insulin yang berat
dan memicu glukoneogenesis sehingga produksi glukosa dalam
keadaan basal oleh hepar (hepatic glucose production)
meningkat. Obat yang bekerja melalui jalur ini adalah
metformin, yang menekan proses glukoneogenesis.
6. Otak
Insulin merupakan penekan nafsu makan yang kuat. Pada
individu yang obese baik yang DM maupun non-DM,
didapatkan hiperinsulinemia yang merupakan mekanisme
kompensasi dari resistensi insulin. Pada golongan ini asupan
makanan justru meningkat akibat adanya resistensi insulin yang
juga terjadi di otak. Obat yang bekerja di jalur Ini adalah agonis
GLP-1, amilin dan bromokriptin.
7. Kolon/Mikrobiota
Perubahan komposisi mikrobiota pada kolon berkontribusi
dalam keadaan hiperglikemia. Mikrobiota usus terbukti
berhubungan dengan DM tipe 1, DM tipe 2, dan obesitas
sehingga menjelaskan bahwa hanya sebagian individu berat
badan berlebih akan berkembang DM. Probiotik dan prebiotik
8. Usus halus
Glukosa yang ditelan memicu respons insulin jauh lebih besar
dibanding kalau diberikan secara intravena. Efek yang dikenal
sebagai efek inkretin ini diperankan oleh 2 hormon yaitu
glucagon-like polypeptide-1 (GLP-1) dan glucose-dependent
insulinotrophic polypeptide atau disebut juga gastric inhibitory
polypeptide (GIP). Pada penyandang DM tipe 2 didapatkan
defisiensi GLP-1 dan resisten terhadap hormon GIP. Hormon
inkretin juga segera dipecah oleh keberadaan enzim DPP-4,
sehingga hanya bekerja dalam beberapa menit. Obat yang
bekerja menghambat kinerja DPP-4 adalah DPP-4 inhibitor.
Saluran pencernaan juga mempunyai peran dalam penyerapan
karbohidrat melalui kinerja enzim alfa glukosidase yang akan
27
memecah polisakarida menjadi monosakarida, dan kemudian
diserap oleh usus sehingga berakibat meningkatkan glukosa
darah setelah makan. Obat yang bekerja untuk menghambat
kinerja enzim alfa glukosidase adalah acarbosa.
9. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang diketahui berperan dalam
patogenesis DM tipe 2. Ginjal memfiltrasi sekitar 163 gram
glukosa sehari. Sembilan puluh persen dari glukosa terfiltrasi
ini akan diserap kembali melalui peran enzim sodium glucose
co-transporter (SGLT-2) pada bagian convulated tubulus
proksimal, dan 10% sisanya akan diabsorbsi melalui peran
SGLT-1 pada tubulus desenden dan asenden, sehingga
akhirnya tidak ada glukosa dalam urin. Pada penyandang DM
terjadi peningkatan ekspresi gen SGLT-2, sehingga terjadi
peningkatan reabsorbsi glukosa di dalam tubulus ginjal dan
mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah. Obat yang
menghambat kinerja SGLT-2 ini akan menghambat reabsorbsi
kembali glukosa di tubulus ginjal sehingga glukosa akan
dikeluarkan lewat urin. Obat yang bekerja di jalur ini adalah
penghambar SGLT-2. Dapaglifozin, empaglifozin dan
canaglifozin adalah contoh obatnya.
11. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang diketahui berperan dalam
patogenesis DM tipe 2. Ginjal memfiltrasi sekitar 163 gram
glukosa sehari. Sembilan puluh persen dari glukosa terfiltrasi
ini akan diserap kembali melalui peran enzim sodium glucose
28
co-transporter (SGLT-2) pada bagian convulated tubulus
proksimal, dan 10% sisanya akan diabsorbsi melalui peran
SGLT-1 pada tubulus desenden dan asenden, sehingga
akhirnya tidak ada glukosa dalam urin. Pada penyandang DM
terjadi peningkatan ekspresi gen SGLT-2, sehingga terjadi
peningkatan reabsorbsi glukosa di dalam tubulus ginjal dan
mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah. Obat yang
menghambat kinerja SGLT-2 ini akan menghambat reabsorbsi
kembali glukosa di tubulus ginjal sehingga glukosa akan
dikeluarkan lewat urin. Obat yang bekerja di jalur ini adalah
penghambar SGLT-2. Dapaglifozin, empaglifozin dan
canaglifozin adalah contoh obatnya.
3. Diagnosis
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL. Puasa adalah kondisi tidak
ada asupan kalori minimal 8 jam.(B)
Atau
Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dL 2-jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. (B)
Atau
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL dengan keluhan klasik.
Atau
Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5% dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization
Program (NGSP). (B)
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan pola
hidup sehat (terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik) bersamaan
dengan intervensi farmakologis dengan obat anti hiperglikemia
secara oral dan/atau suntikan. Obat anti hiperglikemia oral dapat
diberikan sebagai terapi tunggal atau kombinasi. Pada keadaan
emergensi dengan dekompensasi metabolik berat, misalnya
29
ketoasidosis, stres berat, berat badan yang menurun dengan
cepat, atau adanya ketonuria, harus segera dirujuk ke pelayanan
kesehatan sekunder atau tersier.
Pengetahuan tentang pemantauan mandiri, tanda dan
gejala hipoglikemia dan cara mengatasinya harus diberikan
kepada pasien. Pengetahuan tentang pemantauan mandiri
tersebut dapat dilakukan setelah mendapat pelatihan khusus.
30
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN
A. RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Mataram Baru
Identifikasi Isu :
1. Kurangnya konseling kesehatan tentang penyakit hipertensi di Puskesmas
Mataram Baru
2. Kurangnya pemantauan dan edukasi pasien Diabetus Melitus tipe II di
Puskesmas Mataram Baru
3. Kurang optimalnya SOP pelayanan kesehatan di Puskesmas Mataram Baru
Berikut adalah rencana kegiatan aktualisasi yang menjadi prioritas yang akan penulis
lakukan selama pelaksanaan aktualisasi di UPTD Puskesmas Mataram Baru
Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur :
Nama Peserta : dr. Ismi Hanifah
Tugas/Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Coach : TUTIK YAMASITA.SE.MM
31
Formulir 1.A : Rancangan Aktualisasi
Tabel 3. Profil Lembaga
Nama Satuan Kerja UPTD Puskesmas Mataram Baru
Visi Satuan Kerja Terwujudnya masyarakat sehat, produktif, mandiri dan
berkeadilan untuk menuju Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong
Misi Satuan Kerja a. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan
menjangkau seluruhmasyarakat.
mengutamakan pembangunankesehatan.
c. Meningkatkan ketersediaan,
Struktur Organisasi
pada Satuan Kerja
32
Tugas Satuan Kerja Berdasarkan Peraturan Bupati Lampung Timur Nomor 82 Tahun
2021
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif;
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat;
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien,
petugas dan pengunjung;
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama intern dan antar profesi;
6. Melaksanakan rekam medis;
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap mutu danakses pelayanan kesehatan;
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga
kesehatan;
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah
kerjanya; dan
10. Melaksanakan penapisanrujukan sesuai dengan indikasi
medis dan sistem rujukan.
Tugas Unit/ Atasan Berdasarkan Peraturan Bupati Lampung Timur Nomor 82Tahun
Langsung/ Mentor 2021
33
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan diwilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.
1. Uraian tugas Kepala uptdpuskesmas, yaitu:
2. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan
yang diperlukan;
3. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan
kesehatan;
4. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
5. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain yang terkait;
6. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
7. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia puskesmas;
8. memantau pelaksanaan pembangunanagar berwawasan
kesehatan;
9. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan;
dan
10. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
Rincian Tugas Berdasarkan PERMEN PAN-RB NO 139 TH 2003
34
Pokok dan Fungsi 1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat
Dokter Umum pertama;
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat
pertama;
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh
Dokter Umum;
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter
Umum;
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana;
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K) tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I;
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan Ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan Anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi;
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan
epidemiologi penyakit;
20. Melakukan penyuluhan medik;
21. Membuat catatan medik rawat jalan;
22. Membuat catatan medik rawat inap;
35
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi tim penguji kesehatan;
27. Melakukan visum et repertum tingkat pertama;
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29. Menjadi saksi ahli;
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium;
32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call;
33. Melakukan tugas jaga di tempat/ rumah sakit;
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang
kesehatan tingkat sederhana.
36
2 Melakukan penyuluhan medik Kurangnya Melakukan
pemantauan dan penyuluhan tentang
edukasi pasien penyakit DM tipe II
Diabetus Melitus tipe di UPTD
II di Puskesmas Puskesmas
Mataram Baru Mataram Baru
37
C. RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI SESUAI NILAI-NILAI DASAR ASN
NO KEGIATAN YANG NILAI DASAR YANG AKAN DI AKTUALISASIKAN DALAM KEGIATAN : BERORIENTASI
AKAN PELAYANAN,AKUNTABEL, KOMPETEN, HARMONIS, LOYAL, ADAPTIF, DAN
DILAKUKAN KOLABORATIF
38
Adaptif :
Saya akan menyusun rencana kegiatan aktualisasi dengan bertindak Proaktif guna menghasilkan kegiatan yang
solutif
Kolaboratif :
Saya akan meminta saran dan masukan kepada semua pihak untuk mencapai hasil terbaik
39
pemanfaatan kemjuan teknologi dalam bentuk layanan informasi dan konsultasi kesehatan
Kolaboratif :
Saya akan bekerjasama dengan pemegang program dalam pemberian layanan informasi dan konsultasi kesehatan
bagi pasien DM tipe II melalui media whatsapp group SATU PADU
Manajemen ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan membuat media whatsapp group SATU PADU, Saya akan menerapkan
kode etik :
sopan, hormat dan tanpa tekanan
Smart ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan membuat media whatsapp group SATU PADU, Saya akan menerapkan
penggunaan mesin pencarian/literasi digital informasi, dan cara penggunaanya
40
Saya akan melakukan layanan konsultasi kesehatan dengan menjaga nama baik Instansi dimana saya bekerja
Adaptif :
Saya akan membuat kartu kontrol dengan kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk
pemeliharaan dan pemantauan kesehatan pada pasien DM tipe II
Kolaboratif :
Saya akan menjalin koordinasi dengan mentor dan pemegang program dalam pembuatan kartu kontrol pasien
DM tipe II
Manajemen ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan membuat kartu kontrol, Saya akan menerapkan kode etik :
sopan, hormat dan tanpa tekanan
Smart ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan membuat media kartu kontrol, Saya akan menerapkan penggunaan mesin
pencarian/literasi digital informasi, dan cara penggunaanya
41
Saya akan berkonsultasi tentang media penyuluhan serta mekanisme pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
kesehatan pada pasien DM tipe II dengan sikap yang ramh, sopan dan santun
Loyal :
Saya akan membuat materi penyuluhan DM tipe II dengan penuh komitmen untuk memberikan hasil yang
terbaik dalam rangka mendukung program puskesmas
Adaptif :
Saya akan membuat materi penyuluhan dengan memanfaatkan teknologi yang ada sehingga dapat lebih mudah
dipahami
Kolaboratif :
Saya akan bekerjasama dengan pemegang program dan teman sejawat dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan,
pemeriksaan kesehatan, dan sosialisasi kartu kontrol
Manajemen ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan dengan profesionalisme sesuai tugas pokok dan fungsi saya yaitu sebagai
pelayan publik
Smart ASN :
Saya akan membuat media penyuluhan yang inovatif berupa leaflet dengan menggunaka aplikasi canva
42
Kompeten :
Saya akan melakukan evaluasi dan membuat laporan hasil aktualisasi dengan kompetensi yang saya miliki
Loyal :
Saya akan melakukan evaluasi dan membuat laporan hasil aktualisasi dengan menjaga nama baik Instansi
dimana saya bekerja
Adaptif :
Saya akan melakukan evaluasi dan membuat laporan hasil aktualisasi dengan memanfaatkan tekhnologi yang ada
Kolaboratif :
Saya akan melakukan konsultasi dan diskusi dengan mentor dan pemegang program terkait evaluasi dan
pembuatan laporan
Manajemen ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan evaluasi, Saya akan menerapkan kode etik :
sopan, hormat dan tanpa tekanan
Smart ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan evaluasi dan pembuatan laporan, Saya akan menerapkan penggunaan mesin
pencarian/literasi digital informasi
43
Matriks Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK
Isu yang diangkat : Kurangnya pemantauan dan edukasi pasien Diabetus Melitus tipe II di Puskesmas Mataram Baru
Gagasan pemecah isu : “Peningkatan SATU PADU (Pemeliharan Kesehatan Terpadu Pasien Diabetes Melitus tipe II)
dengan metode Penyuluhan di wilayah kerja Puskesmas Mataram Baru”
Kontribusi
Tahap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar Asn Agenda 2 Dan 3 Terhadap Visi
Kegiatan Organisasi
Misi
44
Saya akan menyusun rencana kegiatan aktualisasi dengan dengan baik
2.Melakuka 2. Notulensi jujur dan bertanggung jawab dapat saling
n koordinasi koordinasi Kompeten : mendukung
dengan kegiatan Saya akan meningkatkan kompetensi diri untuk kegiatan demi
pemegang aktualisasi menjawab tantangan yang selalu berubah menyusun terwujudnya visi
programtan rencana kegiatan aktualisasi yang update, efektif, dan Puskesmas
g aktualisasi efisien Mataram Baru
yang akan Harmonis : yaitu
dilakukan Saya akan menyusun rencana kegiatan aktualisasi dan Terwujudnya
meminta izin kepada mentor dengan menghargai setiap masyarakat
3. 3. Laporan masukan dan saran demi tercapainya tujuan dari sehat, produktif,
Mengumpul data psien rancangan aktualisasi mandiri dan
kan data hipertensi Loyal : berkeadilan
pasien DM Saya akan menyusun rencana kegiatan aktualisasi dengan untuk menuju
tipe II menjaga nama baik Instansi dimana saya bekerja Indonesia maju
yang berdaulat,
Adaptif : mandiri dan
Saya akan menyusun rencana kegiatan aktualisasi dengan berkepribadian
bertindak Proaktif guna menghasilkan kegiatan yang berlandaskan
solutif gotong royong.
Kolaboratif :
45
Saya akan meminta saran dan masukan kepada semua
pihak untuk mencapai hasil terbaik
46
dengan menjaga nama baik Instansi dimana saya bekerja yang berdaulat,
Adaptif : mandiri dan
Saya akan menggunakan media whatsapp group SATU berkepribadian
PADU sebagai bentuk kreatifitas dan inovasi dalam berlandaskan
pemanfaatan kemjuan teknologi dalam bentuk layanan gotong royong.
informasi dan konsultasi kesehatan
Kolaboratif :
Saya akan bekerjasama dengan pemegang program dalam
pemberian layanan informasi dan konsultasi kesehatan
bagi pasien DM tipe II melalui media whatsapp group
SATU PADU
Manajemen ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan membuat media
whatsapp group SATU PADU, Saya akan menerapkan
kode etik :
sopan, hormat dan tanpa tekanan
Smart ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan membuat media
whatsapp group SATU PADU, Saya akan menerapkan
penggunaan mesin pencarian/literasi digital informasi,
dan cara penggunaanya
47
3 Membuat 1. Mencari 1. Foto Berorientasi Pelayanan : Dengan Kegiatan ini
kartu sumber sumber Saya akan membuat kartu kontrol sebagai bukti melakukan menguatkan nilai
kontrol bagi referensi referensi kontribusi dalam pemberian layanan kesehatan bagi inovasi kegiatan terampil dan
pasien DM untuk pasien hipertensi sesuai dengan kebutuhan masyarakat aktualisasi integritas etik.
tipe II pembuatan Akuntabel : dengan baik
kartu Saya akan membuat kartu kontrolengan penuh maka akan
kontrol tanggungjawab sesuai dengan referensi mendukung
2. 2. Draft Kompeten : terwujudnya visi
Pembuatan design kartu Saya akan memberikan informasi kesehatan tentang Puskesmas
draft design kontrol hasil evaluasi yang ada dikartu kontrol sesuai dengan Mataram Baru
kartu kompetensi yang saya miliki yaitu
kontrol Loyal : Terwujudnya
3. Mencetak 3. Kartu Saya akan melakukan layanan konsultasi kesehatan masyarakat
kartu kontrol dengan menjaga nama baik Instansi dimana saya bekerja sehat, produktif,
kontrol Adaptif : mandiri dan
Saya akan membuat kartu kontrol dengan kreatif dan berkeadilan
inovatif dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk untuk menuju
pemeliharaan dan pemantauan kesehatan pada pasien DM Indonesia maju
tipe II yang berdaulat,
Kolaboratif : mandiri dan
48
Saya akan menjalin koordinasi dengan mentor dan berkepribadian
pemegang program dalam pembuatan kartu kontrol pasien berlandaskan
DM tipe II gotong royong.
Manajemen ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan membuat kartu
kontrol, Saya akan menerapkan kode etik :
sopan, hormat dan tanpa tekanan
Smart ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan membuat media kartu
kontrol, Saya akan menerapkan penggunaan mesin
pencarian/literasi digital informasi, dan cara
penggunaanya
4 Melakukan 1. 1. Notulen Berorientasi Pelayanan : Dengan Kegiatan ini
kegiatan Berkoordina koordinasi Saya akan melakukan kegiatan dengan ramah, cekatan melakukan menguatkan nilai
pertemuan, si dengan serta melakukan perbaikan tiada henti inovasi kegiatan Cekatan,
senam pemegang Akuntabel : aktualisasi Amanah,Terampil
bersama, program Saya akan membuat materi penyuluhan DM tipe II dengan baik , Integritas etik,
penyuluhan tewaktu dan dengan penuh tanggung jawab maka akan Kualitas
dan tempat Kompeten : mendukung
pemeriksaa pelaksaan Saya akan membuat materi penyuluhan sesuai dengan terwujudnya visi
n kadar gula program kompetensi yang saya miliki Puskesmas
49
darah pada Harmonis : Mataram Baru
pasien DM 2. Membuat 2.Surat Saya akan berkonsultasi tentang media penyuluhan serta yaitu
tipe II undangan undangan mekanisme pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan Terwujudnya
kegiatan dan daftar pada pasien DM tipe II dengan sikap yang ramh, sopan masyarakat
dan daftar hadir dan santun sehat, produktif,
hadir Loyal : mandiri dan
Saya akan membuat materi penyuluhan DM tipe II berkeadilan
3. 3. Foto dengan penuh komitmen untuk memberikan hasil yang untuk menuju
Melakukan sumber terbaik dalam rangka mendukung program puskesmas Indonesia maju
konsultasi referensi Adaptif : yang berdaulat,
dengan Saya akan membuat materi penyuluhan dengan mandiri dan
mentor dan memanfaatkan teknologi yang ada sehingga dapat lebih berkepribadian
pemegang mudah dipahami berlandaskan
program Kolaboratif : gotong royong.
terkait Saya akan bekerjasama dengan pemegang program dan
materi DM teman sejawat dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan,
tipe II pemeriksaan kesehatan, dan sosialisasi kartu kontrol
Manajemen ASN :
4. Membuat 4. Leaflet Dalam melakukan tahapan kegiatan dengan
materi profesionalisme sesuai tugas pokok dan fungsi saya yaitu
penyuluhan sebagai pelayan publik
50
DM tipe II Smart ASN :
Saya akan membuat media penyuluhan yang inovatif
berupa leaflet dengan menggunaka aplikasi canva
51
Saya akan melakukan konsultasi dan diskusi dengan Indonesia maju
mentor dan pemegang program terkait evaluasi dan yang berdaulat,
pembuatan laporan mandiri dan
Manajemen ASN : berkepribadian
Dalam melakukan tahapan kegiatan evaluasi, Saya akan berlandaskan
menerapkan kode etik : gotong royong.
sopan, hormat dan tanpa tekanan
Smart ASN :
Dalam melakukan tahapan kegiatan evaluasi dan
pembuatan laporan, Saya akan menerapkan penggunaan
mesin pencarian/literasi digital informasi
52
JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI HABITUASI
53
54
DAFTAR PUSTAKA
54
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS : Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Retrieved from
http://pusbindiklat.lipi.go.id/wpcontent/uploads/Modul-Pelayanan-Publik-
Cetak.pdf
55