Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan yang berperan besar menentukan pelayanan kesehatan
yang berkualitas. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
No. 38 tentang Keperawatan Pasal 29 ayat 1 dalam
menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai
pemberi asuhan keperawatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK. 01. 07/MENKES/17/2018 tentang
Jabatan Pelaksanaan Kementerian Kesehatan, salah satu tugas
pokok perawat ahli pertama adalah melakukan dokumentasi asuhan
keperawatan (Menkes, 2018).
Kualitas asuhan keperawatan dapat tergambar dari
dokumentasi asuhan keperawatan yang memegang peranan penting
terhadap segala macam tuntutan masyarakat yang semakin kritis dan
mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-haknya dari suatu
unit kesehatan (Iyer, 2001). Selain itu dokumentasi adalah bagian dari
pertanggungjawaban perawat secara utuh terhadap klien yang
dirawat.
Dalam melaksanakan tugas sebagai seorang perawat di RSUD
Palembang Bari didapatkan beberapa isu yang teridentifikasi
diantaranya: belum optimalnya pendokumentasian asuhan
keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat; kurangnya pemberian
edukasi kesehatan pada klien terkait kebutuhan dasar di ruang
Instalasi Gawat Darurat; belum optimalnya pengaplikasian Early
Warning System (EWS), kurang berjalanya kepatuhan penerapan
standar dan pedoman keperawatan; belum optimalnya penerapan
peran Perawat Penanggung Jawab Asuhan (PPJA) di Ruang Instalasi
Gawat Darurat.

1
2

Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai unit terdepan dalam


pelayanan kesehatan masyarakat di rumah sakit yang memiliki jumlah
keseluruhan tenaga kesehatan sebanyak 32 (tiga puluh dua) orang,
yaitu 12 orang dokter umum dan 20 perawat. Dalam pelaksanaannya,
dokumentasi asuhan keperawatan sudah dilaksanakan dengan cukup
baik oleh 17 orang perawat pelaksana, namun masih belum optimal.
Hal ini disebabkan karena belum adanya sosialisasi secara
menyeluruh dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, belum
lengkapnya daftar diagnosis dan intervensi keperawatan yang sesuai
untuk ruang IGD, kurangnya kepatuhan dari perawat IGD dalam
mendokumentasikan asuhan keperawatan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai
organisasi profesi yang bertanggung jawab atas peningkatan
profesionalisme perawat dan kualitas penyelenggaraan asuhan
keperawatan yang bermutu, menerbitkan panduan berupa Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI), agar tercipta keseragaman dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan sebagai kontribusi perawat
dalam pelayanan Kesehatan.
Berdasarkan penjelasan di atas, isu yang sangat penting untuk
diselesaikan yakni terkait pendokumentasian asuhan keperawatan
melalui tahapan persiapan yaitu konsultasi dan meminta izin pimpinan
berwenang, mengumpulkan referensi, menyusun daftar diagnosis,
intervensi, tujuan dan kriteria hasil, serta draft pedoman nursing care
plan, melakukan perbaikan rekam medis, sosialisasi dan melakukan
evaluasi dalam kegiatan sehingga diharapakan adanya peningkatan
mutu pelayanan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk megusulkan judul
rancangan aktualisasi yakni “Optimalisasi Pengelolaan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Instalasi
Gawat Darurat RSUD Palembang Bari”.
3

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Pelaksanaan aktualisasi memiliki beberapa tujuan antara
lain tujuan umum dan tujuan khusus yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari rancangan aktualisasi ini adalah agar
mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi, kedudukan, tugas,
fungsi dan peran dalam pelayanan publik di RSUD Palembang
Bari.

b. Tujuan Khusus
1. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam menjalan kegiatan pendokumentasian
asuhan keperawatan
2. Terdianya draft Pedoman Nursing Care Plan
3. Terlaksananya pengelolaan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD
Palembang Bari.

2. Manfaat
Manfaat dari aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar profesi
ASN sebagai peserta latihan dasar, antara lain:

1. Bagi diri Calon Aparatur Sipil Negara (CANS)


Sebagai bahan pembelajaran dalam pengelolaan
pendokumentasian asuhan keperawatan guna peningkatan
kompetensi dan kualitas dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari
Sebagai pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan guna
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit di bidang keperawatan.
4

3. Bagi Klien dan Keluarga


Mendapatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan yang
memuaskan, berkualitas, profesional, efektif dan efisien sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.

C. Ruang Lingkup
Perawat sebagai salah satu jabatan fungsional Aparatur Sipil
Negara (ASN) melakukan pelayanan keperawatan yang merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai profesi
dan perawat sebagai tenaga profesional serta bertanggung jawab
untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya (Depkes RI, 2005).
OPTIMALISASI PENGELOLAAN PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG INSTALASI GAWAT
DARURAT RSUD PALEMBANG BARI” dibatasi ruang lingkupnya di
ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palembang Bari, dengan
menerapkan standar asuhan keperawatan berbasis 3S yang telah
dibentuk oleh PPNI sebagai acuan dalam melaksanakan proses
asuhan keperawatan serta dalam pelaksanaan akan materi-materi
yang telah disampaikan seperti manajemen ASN, Whole of
Goverment, pelayanan publik serta berdasarkan nilai-nilai dasar ASN
(ANEKA) sesuai dengan tugas pokok dan fungsi perawat.
Tahap aktualisasi ini rencana pelaksanaannya selama 30 hari
kerja, mulai dari tanggal 24 Mei 2021 sampai dengan 29 Juni 2021 di
ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Palembang Bari. Kegiatan yang
akan dilaksanakan yaitu:
1. Persiapan aktualisasi: melaksanakan konsultasi dengan mentor,
mengumpulkan referensi terkait penyusunan Nursing Care Plan
berbasis 3S
5

2. Menginventaris daftar diagnosis keperawatan berdasarkan


Standar Asuhan Keperawatan Indonesia (SDKI)
3. Menyusun daftar intervensi keperawatan, beserta tujuan dan
kriteria hasil berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI).
4. Menyusun draft buku pedoman Nursing Care Plan.
5. Melakukan perbaikan lembar rekam medis IGD terkait lembar
checklist diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan di
Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Palembang Bari
6. Melaksanakan sosialisasi Pedoman Asuhan Keperawatan
berbasis 3S dalam penulisan diagnosis keperawatan dan
intervensi keperawatan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI.
7. Melakukan evaluasi kegiatan dokumentasi asuhan keperawatan.
BAB II
DESKRIPSI AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil RSUD Palembang Bari
Rumah sakit Umum Daerah Palembang Bari merupakan unsur
penunjang pemerintah daerah di bidang pelayanan Kesehatan
yang merupakan satu-satunya rumah sakit umum milik
Pemerintah Kota Palembang. RSUD Palembang Bari terletak di
Jalan Panca No. 1 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1
dan berdiri diatas tanah seluas 4,5 Ha.
Bangunan dari RSUD Palembang Bari berada kurang lebih
800 meter dari jalan raya jurusan Kertapati. Sejak tahun 2001,
dibuat jalan alternative dari jalan Jakabaring menuju RSUD
Palembang Bari dari Jalan Poros Jakabaring.
2. Sejarah RSUD Palembang Bari
Berdiri pada tahun 1968 sampai dengan 1994 yang awalnya
merupakan Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha, kemudian
diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI tanggal 19 Juni 1995
dengan SK Depkes Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997 dan
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pads
tanggal 10 November 1997. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor:
HK/00/06.2.2.4646, RSUD Palembang BARI memperoleh status
Akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 7 November 2003
kemudian di tahun berikutnya 2004 dibuat Master Plan oleh
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Pembangunan gedung dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung
Bedah Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya (2006)
pembangunan Gedung Bank Darah. Pada tahun 2007 dilanjutkan
dengan pembangunan 1 Gedung Administrasi, Gedung
Pendatiaran, Gedung Rekam Medik, Gedung Farmasi,

6
7

Gedung Laboratorium, Gedung Radiologi, Gedung Perawatan


VIP, dan Cafetaria. Pada Februari 2008, berdasarkan Kepmenkes
RI Nomor: YM.0l.10/III/334/08 RSUD Palembang BARI
memperoleh status Akreditasi penuh tingkai lanjut. Serta
ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI
berdasarkan Keputusan Walikota Palembang No. 9l5.b tahun
2008 penetapan RSUD Palembang BARI sebagai SKPD
Palembang yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD
(PPK-BLUD) secara penuh. Adapun pembangunan yang
dilaksanakan pads tahun 2008 meliputi Gedung Poliklinik (3
lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung Instalasi Gizi
(Dapur), Gedung Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD, Gedung
ICU, Gedung Genset dan IPAL.

Gambar 1. Profil RSUD Palembang Bari

Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI di tetapkan sebagai


Rumah Sakit Tipe B berdasarkan Kepmenskes RI Nomor:
241/MENKES/W/2009 tentang peningkatan Kelas Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI milik Pemerintah Kota
Palembang Provinsi Sumatera Selatan tanggal 2 April 2009.
Adapun pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2009
8

meliputi: Gedung Kebidanan, Gedung Neonatus, Gedung


Rehabilitasi Medik Serta Gedung Hemodialisa. Selanjutnya
pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2010-2011
meliputi Perawatan Kelas I, II, III, Kamar Jenazah, Gedung ICCU,
Gedung PICU, Workshop dan Musholah.

3. Visi, Misi, dan Motto


a. Visi
Menjadi Rumah Sakit yang Unggul, Amanah dan Terpercaya
di Indonesia.
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan
berorientasi pada keselamatan dan ketepatan sesuai
stander mutu berdasarkan pada etika dan
profesionalisme yang menjangkau selumh lapisan
masyarakat.
2. Meningkatkan mutu manahemen sumber daya
kesehatan.
3. Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai rumah
sakit pendidikan dan pelatihan di Indonesia.
c. Motto
Kesembuhanan dan Kepuasan Pelanggan adalah
Kebahagiaan Kami.
d. Nilai-nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi yang diberlakukan di RSUD
Palembang BARI saat ini sesuai dengan visi dari RSUD
Palembang BARI,yaitu Unggul, Amanah dan Terpercaya.
Adapun nilai-nilai tersebut memiliki pengertian antara lain:
1) Unggul
RSUD Palembang BARI terus melakukan inovasi baik
sarana, prasarana dan sistem sesuai kemajuan teknologi
dan sumber daya manusia yang semakin maju di
9

dalamnya. Langkah-langkah ini dilakukan untuk


memberikan pelayanan terbaik dan paripurna, sehingga
mencerminkan sebagai rumah sakit yang dapat dijadikan
contoh untuk instansi kesehatan yang ada di Indonesia.
2) Amanah
Dalam hal ini, seluruh staf pegawai dituntut untuk
memberikan pelayanan yang akuntabel, tanggung jawab,
ramah, tidak diskriminatif dan profesional. Untuk
membangun kesehatan masyarakat indonesia, tiap-tiap
tenaga kesehatan harus memiliki 9nilai-nilai tersebut di
dalam diri.
3) Terpercaya
RSUD Palembang BARI ingin menunjukkan pada
masyarakat bahwa setiap pelayanan yang diberikan dapat
dipercaya, mengubah pandangan masyarakat tentang
pemerintahan yang terlibat dalam KKN (Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme), pungli, gratifikasi dan sebagainya. Oleh
karena itu, di beberapa titik disebutkan bahwa RSUD
Palembang BARI sebagai zona integritas tinggi
4) Beretika
Etika merupakan dasar dalam setiap tindakan. Selain
sopan dan santun, RSUD Palembang BARI mengamalkan
3S, yaitu senyum, salam dan sapa. Bahkan, terdapat
simbol salam yang menjadi ciri khas di lingkungan kerja.
5) Profesionalisme
Dalam pelayanan yang berkualitas sikap profesionalisme
sangat dibutuhkan. Karena dengan profesionalisme tinggi
yang dimiliki sumber daya manusia di semua unit kerja
rumah sakit, kepuasan pasien akan meningkat dan
menumbuhkan kepercayaan masyarakat.
4. Fasilitas Pelayanan
a. Janji Layanan RSUD Palembang Bari
10

Janji Layanan RSUD Palembang BARI yaitu sebagai berikut :


1) Unit gawat darurat
Dalam waktu kurang dari 5 menit, anda sudah mulai kami
layani.
2) Unit pendaftaran
Sejak pasien datang sampai dengan dilayani di loket
pendaftaran tidak lebih dari 10 menit.
3) Unit Rawat Jalan
Pasien sudah dijalani paling lambat 30 menit setelah
mendaftar di loket pendaftaran.
4) Unit Laboratorium
Pemeriksaan cito dan sederhana, hasil jadi ≤ 3 jam
5) Unit Radiologi
Pelayanan photo sederhana dilaksanakan ≤3 jam
6) Unit Farmasi
Obat jadi diserahkan maksimal 30 merit sejak resep
diterima
Obat racikan diserahkan maksimal 60 menit sejak resep
diterima
b. Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan Rawat Jalan terdiri dari:
Lantai 1:
1) Poliklinik Geriatri
2) Poliklinik syaraf
3) Poliklinik penyakit dalam
4) Poliklinik gastroenterohepatologi
5) Poliklinik sub imunologirespiratori
6) Poliklinik sub kardiovaskuler
7) Poliklinik anak
8) Poliklinik tubuh kembang terpadu
9) Poliklinik obgyn
10)Poliklinik kb dan Kesehatan reproduksi
11

11)Poliklinik bedah
12)Poliklinik sub ortopedi
13)Poliklinik Sub bedah thorax
14)Poliklinik bedah digestif
15)Poliklinik bedah plastic
16)Poliklinik tb dots
17)Poliklinik anastesi
18)Poliklinik konsul gizi
Lantai 2:
1) Poliklinik gigi
2) Poliklinik THT
3) Poliklinik mata
4) Poliklinik psikologi
5) Poliklinik jiwa
6) Poliklinik kulit dan kelamin
7) Poliklinik senam hamil
Lantai 3:
1) MCU
2) EEG
3) Endoskopi
c. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Gawat Darurat terdiri dari:
1) Dokter dan perawat jaga 24 jam
2) Ambulance 24 jam
d. Pelayanan Rawat Inap dan Intensif Care
Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1) Rawat Inap Anak Kelas I dan II
2) Rawat Inap Anak Kelas III
3) Rawat Inap PDL Laki-laki
4) Rawat Inap PDL Perempuan
5) Rawat Inap TB Paru
6) Rawat Inap Bedah
12

7) Rawat Inap Kebidanan


8) Rawat Inap Neonatus
9) Rawat Inap Kelas I dan II
10)Rawat Inap VIP dan VVIP

Instalasi Intensif Care terdiri dari:


1) ICU
2) ICCU
3) PICU
4) NICU
e. Pelayanan Penunjang
Pelayanan penunjang dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1) Pelayanan Penunjang Medis
1. Laboratorium 6. CSSD
2. Bank Darah 7. Rekam Medis
3. Radiologi 8. Rehab Medik
4. Farmasi 9. Kamar Jenazah
5. Gizi 10. Hemodialisa
2) Pelayanan Penunjang Non Medis
1. IPS-RS
2. IPL-RS
3. Laundry
13

STRUKTUR ORGANISASI RSUD PALEMBANG BARI


DIREKTUR
dr. Hj. MAKIANI, S.H.,M.M.,MARS

KETUA KOMITE KETUA KOMITE KETUA KOMITE KETUA KOMITE


KETUA KOMITE KETUA KOMITE KETUA SATUAN
MEDIK PMKP PPI K3RS
KEPERAWATAN ETIK DAN HUKUM PENGAWAS INTERN (SPI)
dr. H. Hadi Asyik, dr. Syarifah Faridah, dr. Masdianto Musai. dr. Arriz Akbar,
Ns. Ismardi, S.Kep dr. Suhendri, M.H Hj. Marija, S.KM., M.M
Sp.A M.Kes SP.Pd, FINASIM M.KK

WADIR UMUM DAN KEUANGAN WADIR PELAYANAN


- dr. Alfarobi, M.Kes

KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN REKAM KEPALA BAGIAN KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG
KEPALA BIDANG
UMUM DAN MEDIK DAN SIMRS KEUANGAN DAN PENUNJANG MEDIS
PELAYANAN MEDIS KEPERAWATAN
KEPEGAWAIAN - ANGGARAN Hj. Masrianah, S.Kep., DAN PENDIDIKAN
dr. Amalia, M.Kes
- Septa Efrieni, S.E., Ak Mewi Andriani, S.KM.,
M.Kes
M.Kes
KASUBAG PENCATATAN KASIE SDM DAN
KASUBAG UMUM KASUBAG KASIE PENGAWASAN
DAN PELAPORAN ETIKA PROFESI KASIE PENGAWASAN
DAN PERLENGKAPAN KEUANGAN DAN PELAYANAN
Ahmad Julianto, S.H., M.M., KEPERAWATAN DAN PENGENDALIAN
Joni Effendi, S.KM Apria Eliza, S.E FASILITAS
M.Kes Farida Andriani, S.ST., FASILITAS
Fadlun, S.ST., M.Bmd
M.Kes PENUNJANG MEDIS
KASUBAG KASUBAG Hj. Rohmawati, S.KM
KEPEGAWAIAN Plt. KASUBAG ANALISA KASIE KASIE LOGISTIK DAN
EVALUASI ANGGARAN PENGENDALIAN,
Anna Novianti, S.H Yuliza Yusfarianti, S.E., ASUHAN
Desy Ariani, A.md., PK PENERIMAAN DAN KEPERAWATAN KASIE DIKLAT DAN
M.M PEMULANGAN LITBANG
Erni Endriani, S.Kep., Ns.,
PASIEN M.M Rizka Primananda, S.KM.,
KASUBAG HUMAS Neny Variani, S.AP M.KM
DAN PEMASARAN Plt. KASUBAG INFORMASI KASUBAG INSTALASI
Lidia Rehulina br Tarigan, MANAJEMEN AKUNTANSI RADIOLOGIVIP/VVIP
S.AP Yudi Adi Ratna, S.T Widi Widayati, S.E., Ak LABORATORIUMREHABILITASI MEDIK
FARMASIPEMULASARAN JENAZAH
RAWAT JALANCSSD
INSTALASI IGDGIZI
IPS RS IBSHEMODIALISA
IPL RS ICUPICU
LAUNDRY ICCUNICU
REKAM MEDIK PICU
NICU
Gambar 2 Struktur Organisasi RSUD Palembang Bari
14

B. Tugas Pokok Perawat


Adapun tugas pokok Perawat Ahli Pertama menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.
07/MENKES/17/2018 tentang Jabatan Pelaksanaan Kementerian
Kesehatan, antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu,
keluarga;
3. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
4. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif;
5. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif;
6. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru
pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif;
7. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan
pada individu;
8. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu, keluarga,
kelompok, masyarakat;
9. Melakukan manajemen inkontinen urine;
10. Melakukan manajemen inkontinen faecal;
11. Melakukan upaya membuat pasien tidur;
12. Melakukan relaksasi psikologis;
13. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien
dengan risiko trauma/ injury;
14. Melakukan manajemen febrile neutropenia;
15. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
16. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual;
17. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care);
18. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
15

19. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, CVP;


20. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan WSD;
21. Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi;
22. Melakukan resusitasi bayi baru lahir;
23. Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan
kemoterapi (pre, intra, post);
24. Melakukan perawatan luka kanker;
25. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi;
26. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
27. Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana ;
28. Melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga;
29. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal;
30. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian;
31. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
32. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan;
33. Melakukan kegiatan bantuan penanganan bencana dalam sistem
penanganan bencana atau berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan kesehatan pada masyarakat;
34. Menyusun laporan pelaksanaan tugas;
35. Melakukan tugas kedinasan lain.

C. Deskripsi Isu/Situasi Problematika di Instalasi Gawat Darurat


Isu dapat diartikan sebagai suatu kejadian/fenomena yang
diartikan sebagai masalah. Menurut KBBI, Isu merupakan masalah
yang dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; desas desus. Dalam hal ini,
isu yang muncul digunakan untuk meningkatkan kinerja perawat di
Rumah Sakit agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
Pelayanan di RSUD Palembang Bari sudah sangat baik, namun masih
16

ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi. Adapun isu-isu terkait
antara lain:
1. Belum optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan di
Ruang Instalasi Gawat Darurat
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan salah satu
tugas pokok perawat ahli pertama. Peranan dokumentasi
membutuhkan perawat untuk menyiapkan catatan klinis yang
merefleksikan pengkajian yang akurat, diagnosis keperawatan
yang spesifik, dan rencana asuhan keperawatan individual. Dalam
hal ini, diperlukan keseragaman dan pedoman yang jelas dan tepat
sebagai acuan dalam pengelolaan dokumentasi asuhan
keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia telah
menetapkan standar pengeloaan pendokumentasian asuhan
keperawatan dengan berpedoman pada Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesa (SLKI).
Dalam pelaksanaannya, dokumentasi asuhan keperawatan
sudah dilaksanakan dengan cukup baik oleh 17 orang perawat
pelaksana di Instalasi Gawat Darurat RSUD Palembang Bari,
namun masih belum optimal. Hal ini disebabkan karena belum
adanya sosialisasi secara menyeluruh dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan, belum lengkapnya daftar diagnosis dan
intervensi keperawatan yang sesuai untuk ruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD), kurangnya kepatuhan dari perawat IGD dalam
mendokumentasikan asuhan keperawatan, serta belum sesuainya
status IGD dengan standar yang ditetapkan rumah sakit.
2. Kurangnya pemberian edukasi kesehatan pada klien terkait
kebutuhan dasar manusia di ruang Instalasi Gawat Darurat
Kebutuhan Dasar Manusia adalah kebutuhan yang
dibutuhkan oleh semua manusia dan kebutuhan tersebut essensial
agar seseorang dapat bertahan hidup. Dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya, manusia dapat memenuhi secara mandiri
17

ataupun dengan bantuan orang lain. Terpenuhi atau tidaknya


kebutuhan dasar seseorang menentukan tingkat kesehatan
seseorang dan posisinya dalam rentang sehat-sakit. Dalam
penatalaksanaan gangguan kebutuhan dasar manusia yang
dilakukan oleh perawat sudah dilakukan dengan baik, namun
terkadang peran perawat sebagai edukator dalam pemberian
asuhan keperawatan tidak diiringi dengan memberikan edukasi
kepada klien atau keluarga klien terkait kebutuhan dasar yang
dibutuhkan serta pelibatan keluarga pasien dalam asuhan
keperawatan, sehingga peran ini dalam tatalaksananya masih
perlu dioptimalkan lagi.
3. Belum optimalnya pengaplikasian Early Warning System (EWS)
Early Warning System (EWS) merupakan suatu system
penilaian yang digunakan untuk mendeteksi perburukan parameter
fisiologis pasien sehingga memungkinkan untuk dilakukan
intervensi dini dan perawatan yang tepat. Dalam pengaplikasian
EWS diperlukan pengetahuan, keterampilan dan pelatihan yang
cukup untuk dapat menerapkan deteksi dini terhadap perburukan
kondisi pasien. Hal ini sangat diharapkan agar tidak terjadi
perburukan yang meluas hingga mengakibatkan kejadian seperti
henti napas dan henti jantung. Dalam tatalaksana yang terjadi
dilapangan saat ini masih banyaknya ketidakpatuhan perawat
dalam mengaplikasikan EWS sebagai salah satu intervensi yang
dapat dilakukan pada pasien sehingga hal ini masih perlu
dioptimalkan.
4. Kurang berjalannya kepatuhan penerapan standar dan pedoman
keperawatan.
Menurut Tjipto Atmoko, Standar Operasional Prosedur
merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan  sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi
pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif
dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
18

pada unit kerja yang bersangkutan. Di RSUD Palembang Bari,


sudah tersedian standar dan pedoman keperawatan, namun dalam
kepatuhan penerapannya masih belum optimal.
5. Belum optimalnya penerapan peran Perawat Penanggung Jawab
Asuhan (PPJA) di Ruang Instalasi Gawat Darurat.
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien harus memiliki prinsip akuntabel sebagai pelayan publik.
Perawat harus bertanggung jawab penuh atas pasien yang
menjadi kelolaannya mulai dari pengkajian keperawatan,
penetapan diagnosis, merencanakan intervensi hingga melakukan
implementasi tindakan keperawatan sampai evaluasi. Di IGD
RSUD Palembang Bari sudah dibentuk aturan terkait hal tersebut
namun dalam pelaksanaan masih belum optimal terlaksana,
sehingga masih perlu dioptimalkan sebagai habit yang baik agar
setiap perawat mampu menerapkan prinsip akuntabel yang
memiliki nilai rasa tanggung jawab yang tinggi bukan hanya pada
atasan namun juga terhadap pasien yang dikelola,

D. Analisis Isu
Berdasarkan deskripsi terkait isu-isu di atas maka diperlukan
analisis lanjutan dari kelima isu tersebut. Analisis digunakan untuk
mendapatkan kualitas isu tertinggi. Selain itu, tidak semua isu
terkategori menjadi isu yang aktual. Sehingga perlu dilakukan kriteria
isu menggunakan Analisis AKPK untuk menentukan isu yang terpilih.
Adapun kriteria instrument AKPK sebagai berikut :
1. Aktual, benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2. Kekhalayakan, isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
3. Problematik, isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
4. Kelayakan, isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
19

Adapun pembobotan dan analisi AKPK ini memiliki skala nilai 1-5
dengan keterangan: 5 (sangat kuat pengaruhnya), 4 (kuat
pengaruhnya), 3 (sedang pengaruhnya), 2 (kurang pengaruhnya), 1
(Sangat kurang pegaruhnya). Berikut adalah hasil analisis isu-isu yang
sudah dianalisis menggunakan instrument AKPK.

Tabel 1. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK

A K P K
No Isu Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

Belum optimalnya
pengelolaan
pendokumentasian
1 5 4 4 4 17 I
asuhan keperawatan
di Ruang Instalasi
Gawat Darurat

Kurangnya
pemberian edukasi
kesehatan pada klien
2 terkait kebutuhan 4 4 3 4 15 II
dasar di Ruang
Instalasi Gawat
Darurat

Belum optimalnya
pengaplikasian Early
3 3 4 2 3 12 IV
Warning System
(EWS)

Kurang berjalannya
kepatuhan
4 penerapan standar 2 2 3 3 10 V
dan pedoman
keperawatan

Belum optimalnya
penerapan peran
Perawat Penanggung
5 Jawab Asuhan 3 4 3 4 14 III
(PPJA) di Ruang
Instalasi Gawat
Darurat

Berdasarkan hasil analisis menggunakan instrument AKPK,


maka terpilih isu yang memperoleh nilai tertinggi yaitu : Belum
optimalnya pengelolaan pendokumentasian asuhan keperawatan
di Ruang Instalasi Gawat Darurat (17 poin, peringkat ke-I).
20

E. Argumentasi Terhadap Core Isu Terpilih


Berdasarkan hasil penetapan kriteria kualitas isu yang dilakukan
dengan menggunakan AKPK, maka isu yang telah terpilih akan di
tentukan kegiatan dan tahapan yang akan dilakukan sehingga dapat
memberikan pengaruh dan penguatan pada nilai-nilai organisasi dan
dapat memberikan kontribusi bagi visi dan misi organisasi. Isu terpilih
yaitu: “Belum optimalnya pengelolaan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Palembang
Bari”. Penetapan isu tersebut didapatkan sesuai dengan poin tertinggi
berdasarkan AKPK yang telah dilakukan.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 38 tentang
Keperawatan Pasal 29 ayat 1 dalam menyelenggarakan praktik
keperawatan, perawat bertugas sebagai pemberi asuhan
keperawatan. Hal ini ditegaskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK. 01. 07/MENKES/17/2018 tentang
Jabatan Pelaksanaan Kementerian Kesehatan, salah satu tugas
pokok perawat ahli pertama adalah melakukan dokumentasi asuhan
keperawatan. Peranan dokumentasi membutuhkan perawat untuk
menyiapkan catatan klinis yang merefleksikan pengkajian yang akurat,
diagnosis keperawatan yang spesifik, dan rencana asuhan
keperawatan individual.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai
organisasi profesi yang bertanggung jawab secara nasional atas
peningkatan profesionalisme perawat dan kualitas penyelenggaraan
asuhan keperawatan yang bermutu, menerbitkan panduan berupa
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI).
Dalam pengaplikasiannya, pendokumentasian asuhan
keperawatan sesuai dengan standar yang ditetapkan yang dilakukan
oleh perawat IGD belum berjalan optimal. Oleh karena itu, isu ini
sangat penting untuk diselesaikan, maka penulis mengambil tema,
21

“Pengoptimalan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang


Instalasi Gawat Darurat RSUD Palembang Bari”, dengan penerapan
nilai-nilai dasar profesi ASN serta peran dan kedudukan ASN dalam
habituasinya.

F. Nilai Dasar, Peran, dan Kedudukan ASN


1. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN
Nilai nilai dasar profesi ASN terdiri atas nilai dasar ANEKA
yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu
dan Anti Korupsi.
a. Akuntabilitas
Kata akuntabilitas berasal dari bahasa Inggris yaitu
Accountabiliy yang berarti pertanggung jawaban atau keadaan
untuk dipertanggung jawabkan. Akuntabilitas dapat diartikan
sebagai kewajiban–kewajiban setiap individu atau penguasa
yang dipercayakan untuk mengelola sumber daya publik dan
yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal–hal
yang menyangkut pertanggung jawabannya.
Akuntabilitas dapat berarti bahwa pemerintah harus
dapat mempertanggung jawabkan secara moral, hukum, dan
politik atas kebijakan tindakan-tindakannya kepada rakyat.
Menurut Mulgan, (2003) dalam Kusuma Sari dkk (2015),
akuntabilitas merupakan kontrak antara pemerintah dengan
aparat birokrasi, serta antara pemerintah yang diwakili oleh
ASN dengan masyarakat. Kontrak antara kedua belah pihak
tersebut memiliki ciri – ciri antara lain :
1) Akuntabilitas eksternal yaitu tindakan pengendalian yang
bukan bagian dari tanggung jawabnya
2) Akutabilitas interaksi merupakan pertukaran sosial dua
arah antara yang menuntut dan yang menjadi tanggung
jawabnya dalam memberi jawaban, respon, rectificatio.
22

3) Hubungan akuntabilitas merupakan hubungan kekuasaan


struktural antara pemerintah dan publik yang dapat
dilakukan secara asimetri sebagai haknya untuk menuntut
jawaban
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel,
maka terdapat indikator keberhasilan nilai – nilai akuntabilitas,
yaitu :
1) Kepemimpinan
Pemimpin sebagai atasan mempunyai peran yang sangat
penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel. Pemimpin memberikan contoh yang baik
kepada bawahan serta pemimpin memiliki komitmen yang
tinggi dalam melakukan pekerjaan
2) Transparansi
Transparansi bertujuan untuk mendorong komunikasi dan
kerjasama, meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-
keputusan dan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan
kepada pimpinan.
3) Integritas
Integritas merupakan keseimbangan atau kesesuaian
antara apa yang dikatakan dengan tindakan yang
dilakukan, yang bertujuan menjadikan suatu kewajiban
untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum
yang berlaku
4) Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan suatu kewajiban dari individu
atau lembaga sebagai pelayan publik terhadap setiap
tindakan yang telah dilakukan kepada masyarakat.
5) Keadilan
Keadilan adalah hal – hal yang berkenaan pada sikap dan
tindakan dalam hubungan anatar manusia yang berisi
23

sebuah tuntuan agar sesamanya dapat memperlakukan


sesuai dengan hak dan kewajiban.

6) Kepercayaan
Kepercayaan merupakan rasa keadilan akan membawa
pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan
Kinerja yang baik harus disertai keseimbangan kapasitas
sumber daya dan keahlian yang dimiliki.
8) Kejelasan
Pedoman individu atau kelompok dalam melaksanakan
suatu pekerjaan maka wajib untuk memahami
kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi,
kinerja untuk mencapai apa diharapkan organisasi.
9) Konsistensi
Konsistensi bertujuan menjamin stabilitas untuk mencapai
lingkungan yang akuntabel.

b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam
menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Makna
nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran
nasional yang mengandung cita–cita dan pendorong bagi
suatu bangsa baik merebut kemerdekaan atau mengenyahkan
penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun
dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.
Ciri – ciri nasionalisme adalah :
1) Sudah ada persatuan dan kesatuan bangsa
24

2) Sifat perjuangan bersifat nasional


3) Tujuannya untuk mencapai kemerdekaan agar dapat
mendirikan suatu negara merdeka yang kekuasaannya
berada di tangan rakyat
4) Sudah ada organisasi modern dan bersifat nasional
5) Mengandalkan kekuatan pikiran, dimana pendidikan
sangat berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Terdapat lima indikator keberhasilan dari nilai – nilai
nasionalisme yaitu :
1) Sila ke 1 ( Ketuhanan yang Maha Esa)
Nilai Ketuhanan yang Maha Esa mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya
Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini
menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa
religious, bukan bangsa atheis. Dalam sila pertama
memaknai bahwa negara yang didirikan dalam
pelaksanaannya dan penyelenggraaanya harus dijiwai
oleh nilai nilai keagamaan.
2) Sila ke 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama
atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan
segala sesuatu sebagaimana mestinya. Dalam sila
kemanusiaan terkandung bahwa negara harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
mahluk beradab, selain itu sila ini mengandung nilai suatu
kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia dengan
didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam
hubungannya dengan norma norma dan kebudayaan
pada umumnya, baik terhadap diri sendiri, sesama
manusia maupun dengan lingkungan disekitar
kehidupannya.
25

3) Sila ke 3 ( Persatuan Indonesia)


Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha untuk
mencapai kesatuan antar sesama rakyat untuk membina
rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan
menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang
dimiliki bangsa Indonesia. Negara Indonesia memiliki
beraneka ragam perbedaan manusia, yang diantaranya
perbedaan suku, ras, golongan. Oleh karena itu
perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan
permusuhan, melainkan diarahkan pada suatu keadaan
yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam
kehidupan yang bersama untuk menwujudkan tujuan
bersama sebagai bangsa
4) Sila ke 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan)
Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara
musyawarah mufakat melalui lembaga perwakilan. Dalam
sila ini terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak
harus dilaksanakan dalam hidup bernegara, adanya
kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab
baik terhadap masyarakat bangsa maupun secara
moralterhadap Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, menjamin dan
memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup
bersama, serta mewujudkan dan mendasarkan suatu
keadilan dalam kehidupan sosal agar tercapai tujuan
bersama.
5) Sila ke 5 (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia)
Nilai yang terkandung dalam sila ke 5 yaitu terkandung
nilai nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan
26

hidup bersama. Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh


hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam
hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat,
bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan
Tuhan.
c. Etika Publik
Menurut Ricocur (1990) etika adalah tujuan hidup yang
baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil.
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menetukan perbuatan yang pantas guna
menjamin adanya perlindungan hak – hak individu,
mencangkup cara – cara dalam pengambilan keputusan untuk
membantu membedakan hal – hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
nilai nilai yang dianut (Catalano, 1991 dalam Kumorotomo,
Wahyudi dkk, 2015).
Sedangkan menurut Gene Blocker etika merupakan
cabang filsafat moral yang mencoba mencari jawaban untuk
menentukan serta mempertahankan secara rasional teori
yang berlaku secara umum tentang benar dan salah serta baik
buruk. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.
Pelayanan publik yang profesional tidak hanya
membutuhkan kompetensi teknik dan leadership, tetapi juga
membutuhkan kompetensi etika. Tanpa kompetensi etika,
pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli,
diskriminatif, terutama pada kalangan bawah. Etika publik
27

merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai


nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan) dipraktikkan
dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain.
Terdapat 3 fokus utama dalam pelayanan publlik, yaitu:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai
bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan
publik dan alat evaluasi
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Nilai-nilai dasar etika publik yang tercantum dalam
Undang-Undang ASN adalah sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai nilai dalam ideologi Negara
Pancasila
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4) Membuat keputusan bedasarkan prinsip keadilan
5) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan
santun
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
28

13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan


14) Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu
Menurut pendapat Goetsch dan Davis (2006) dalam
Yuniarsih dan Taufik (2001), mutu merupakan suatu kondisi
dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen atau pengguna. Berdasarkan pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Mutu merupakan
salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu juga dapat diartikan sebagai alat
pembeda atau pembanding dengan produk/jasa lainnya, yang
dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing.
Indikator nilai nilai komitmen mutu antara lain :
1) Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan baik menyangkut jumlah maupun
mutu hasil kerja
2) Efisien yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang keluar alur.
3) Inovatif yaitu Melakukan perubahan untuk menciptakan
proses, produk, dan gagasan yang lebih efektif yang
mendukung keberhasilan suatu organisasi dalam mecapai
tujuannya. Inovasi diperlukan untuk menghasilkan
pelayanan yang efektif dan efisien serta responsif sesuai
kebutuhan masyarakat yang dinamis.
29

4) Mutu adalah suatu kondisi dinamis berkaitan dengan


produk, jasa, manusia, proses, lingkungan yang sesuai
atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.
Mutu bergantung pada persepsi individual berdasarkan
kesesuaian nilai yang terkandung di dalamnya dengan
kebutuhan dan keinginan tanpa adanya kesalahan dan
pemborosan

e. Anti Korupsi
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi
adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Korupsi berasal dari bahasa Latin yaitu
Corruptio yang memiliki arti kerusakan, kebobrokan, dan
kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar
biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang
luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup,
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun watu yang
pendek, namun dapat berdampak dalam jangka waktu yang
panjang (Dwiyanto, Agus dkk, 2015).
Berdasarkan Undang-Undang No. 31 tahun 1999 J.o.
Undang-Undang No. 20 tahun 2001, terdapat 7 kelompok
tindak pidana korupsi yaitu:
1) Kerugian keuangan negara
2) Suap menyuap
3) Pemerasan
4) Perbuatan curang
5) Penggelapan dalam jabatan
6) Benturan kepentingan dalam pengadaan
7) Gratifikasi
30

KPK bersama para ahli telah melakukan identifikasi nilai


nilai dasar anti korupsi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa
adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain.
2) Peduli
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap
lingkungan sekitar.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya
guna bekerja secara efektif. Jejaring sosial yang dimiliki
pribadi yang mandiri dimanfaatkan untuk menunjang
pekerjaannya tetapi tidak untuk mengalihkan tugasnya.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai
keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
31

akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan


kekayaan dengan cara yang mudah.
5) Tanggung jawab
Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatu. Pribadi yang utuh dan mengenal diri
dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di
muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan
kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat,
negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
6) Kerja keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan, di dalam
kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan,
daya kerja, pendirian keberanian. Perbedaan nyata akan
jelas terlihat antara seseorang yang mempunyai etos kerja
dengan yang tidak memiliki etos kerja. Individu beretos
kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya
dengan sebaik-baiknya.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak
akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
32

akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-


banyaknya.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan
dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga
berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan
yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut
dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak
akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia
sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai
dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

2. Nilai peran dan kedudukan ASN dalam NKRI


Ada 3 nilai yang termasuk dalam peran dan kedudukan ASN,
antara lain :
a. Managemen ASN
Managemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik serta bersih
dari praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
ASN memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayanan publik
33

3) perekat dan pemersatu bangsa


Sedangkan tugas dari ASN adalah:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian (PPK) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas.
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
b. Whole of Government (WoG)
WoG merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas untuk mencapai tujuan
pembangunan. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerja
sama antara seluruh sektor, pemerintah dan sebaliknya. Ada 2
alasan dibentuknya WoG, yaitu:
1) faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan
dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.
2) faktor-faktor internal seperti fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
WoG diperlukan sebagai sebuah upaya untuk memahami
pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai
tujuan bersama.
c. Pelayanan Publik
Menurut UU No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perUUan bagi setiap warga negara dan penduduk
34

atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang


disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dalam pelayanan publik terdapat 3 unsur penting, yaitu
organisasi penyelenggaraan pelayanan publik, penerima
layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan serta kepuasan yang diberikan
dan/atau yang diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Prinsip-prinsip dalam pelayanan publik antara lain:
1) Partisipasif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya
2) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur,
biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi akses
yang sebesarbesarnya untuk mempertanyakan dan
menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa tidak
puas dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah;
3) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah
wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga
terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan
pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib
35

mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat yang


menduduki posisi sebagai agen.
4) Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan
warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas
warga negara, seperti: status sosial, pandangan politik,
enisitas, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi
seksual, difabel, dan sejenisnya.
5) Mudah dan murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat
harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee
untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus
diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan
yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk
dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut
terjangkau oleh seluruh warga negara. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan
oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari
keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi;
6) Efektif dan efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk
melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan-
tujuan strategis negara dalam jangka panjang) dan cara
mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur
yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
7) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
36

membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan


kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan
lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang
terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi
oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
8) Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang
dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka
bayar. Oleh karena itu semua bentuk penyelenggaraan
pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan
secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban
di sini tidak hanya secara formal kepada atasan (pejabat
atau unit organisasi yang lebih tinggi secara vertikal) akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan
secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media
publik baik cetak maupun elektronik. Mekanisme
pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai
social accountability.
9) Berkeadilan.
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan
yang penting adalah melindungi warga negara dari praktik
buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain. Oleh
karena itu penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan
mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah
ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
37

G. Matrik Rancangan Aktualisasi


Unit Kerja : Instalasi Gawat Darurat RSUD Palembang Bari
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan di
Ruang Instalasi Gawat Darurat
2. Kurangnya pemberian edukasi kesehatan pada klien terkait
kebutuhan dasar di ruang Instalasi Gawat Darurat
3. Belum optimalnya pengaplikasian Early Warning System (EWS)
4. Kurang berjalanya kepatuhan penerapan standar dan pedoman
keperawatan
5. Belum optimalnya penerapan peran Perawat Penanggung Jawab
Asuhan (PPJA) di Ruang Instalasi Gawat Darurat.

Isu yang diangkat:


“Belum optimalnya pengelolaan pendokumentasian asuhan
keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat“

Gagasan pemecahan isu:


1. Persiapan aktualisasi: melaksanakan konsultasi dengan mentor,
mengumpulkan referensi terkait penyusunan Nursing Care Plan
berbasis 3S
2. Menginventaris daftar diagnosis keperawatan berdasarkan Standar
Asuhan Keperawatan Indonesia (SDKI)
3. Menyusun daftar intervensi keperawatan, beserta tujuan dan
kriteria hasil berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI).
4. Menyusun draft buku pedoman Nursing Care Plan.
5. Melakukan perbaikan lembar rekam medis IGD terkait lembar
checklist diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan di
Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Palembang Bari
38

6. Melaksanakan sosialisasi Pedoman Asuhan Keperawatan berbasis


3S dalam penulisan diagnosis keperawatan dan intervensi
keperawatan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI.
7. Melakukan evaluasi kegiatan dokumentasi asuhan keperawatan.
39

Tabel 2. Matrik Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Kegiatan Kontribusi Pencapaian


Output/ Hasil Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Pencapaian Visi Misi Penguatan Nilai-Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
1. Persiapan 1. Berkonsultasi dengan 1. Lembar Keterkaitan dengan nilai-nilai Sebelum melakukan suatu Untuk memulai suatu kegiatan
aktualisasi: mentor terkait refensi persetujuan dasar ASN adalah: kegiatan, perlu dilakukan diperlukan langkah yang tepat
melaksanakan yang dijadikan mentor Akuntabilitas persiapan dan perencanaan agar tujuan akhir yang
konsultasi dengan rujukan dalam 2. Catatan hasil Bertanggung jawab: melaporkan yang matang. Hal ini diharapkan dapat tercapai.
mentor, penyusunan Nursing konsultasi kegiatan kepada atasan dimaksudkan untuk Adapun kegiatan ini
mengumpulkan Care Plan 3. Kartu merupakan salah satu bentuk memperoleh hasil akhir agar memperkuat nilai organisasi
referensi terkait 2. Mengumpulkan buku bimbingan tanggung jawab terhadap tugas mendukung visi organisasi berupa:
penyusunan yang mendukung mentor Transparan: dalam konsultasi/ yaitu: Amanah
Nursing Care Plan proses aktualisasi 4. Dokumentasi berkomunikasi dengan mentor, (mengerjakan tugas dengan
berbasis 3S 3. Melapor dan meminta kegiatan harus secara terbuka sehingga Menjadi Rumah Sakit yang baik, profesional dan
persetujuan konsultasi tidak merugikan pihak manapun unggul, amanah dan bertanggung jawab
aktualisasi dari 5. Foto Buku Konsisten: adanya kesepakatan terpercaya di Indonesia Unggul
pimpinan Referensi bersama untuk menjaga (terus melakukan inovasi
4. Berkonsultasi dengan komitmen yang ada Melakukan konsultasi untuk kemajuan rumah sakit)
Kasie logistik dan Nasionalisme kepada mentor dapat
Asuhan Keperawatan Sila ke 4: Kerakyatan yang meningkatkan koordinasi
dipimpin oleh hikmat yang baik dan meningkatkan
kebijaksanaan dalam mutu kegiatan sebagaimana
permusyawaratan perwakilan yang terdapat pada misi
Adanya konsultasi dengan organisasi:
atasan dan mentor
menunjukkan adanya
musyawarah antara atasan dan Meningkatkan kualitas
bawahan sebelum melakukan pelayanan kesehatan yang
sesuatu kegiatan berorientasi pada
Etika Publik keselamatan dan ketepatan
Menghargai komunikasi, sesuai standar mutu yang
konsultasi dan Kerjasama: berdasarkan pada etika dan
dalam menyampaikan rencana profesionalisme yang
kegiatan yang akan dilakukan, menjangkau seluruh lapisan
harus memperhatikan etika masyarakat
40

dengan menghargai komunikasi, Meningkatkan mutu


konsultasi, dan kerjasama yang manajemen sumber daya
dilakukan oleh peserta kepada kesehatan.
mentor

Komitmen Mutu
Efektif: Koordinasi dengan
atasan mengenai kegiatan yang
akan dilakukan agar kegiatan
sesuai dengan sasaran yang
dituju.
Efisien: Koordinasi dengan
atasan dilakukan dengan cepat
dan tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan.
Anti Korupsi
Jujur: Komunikasi yang
dilakukan pada mentor harus
secara terbuka, terus terang,
dan siap menerima kritik.

Keterkaitan dengan agenda


peran dan kedudukan ASN
adalah:
Manajemen ASN yaitu
melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab serta integritas dalam
penyampaian ide.
Whole of government yaitu
melakukan konsultasi
mencerminkan kerjasama yang
baik dengan mentor untuk
tercapainya kegiatan aktualisasi
dengan lancar.
Pelayanan publik
Akuntabel, dengan adanya
referensi yang benar dan tepat
kegiatan dalam menyelesaikan
41

isu dapat dipertanggung


jawabkan.

2 Menyusun daftar 1. Berkonsultasi dengan 1. Lembar konsul Keterkaitan dengan nilai-nilai Menyusun daftar diagnosis Adapun kegiatan ini
diagnosis mentor mengenai 2. Catatan hasil dasar ASN adalah: keperawatan merupakan memperkuat nilai organisasi
keperawatan daftar diagnosis konsultasi Akuntabilitas salah satu upaya berupa:
berdasarkan keperawatan yang 3. Foto/ Transparan: daftar diagnosis meningkatkan pelayanan Unggul
Standar Asuhan telah dokumentasi yang dibuat harus melampirkan asuhan keperawatan yang (terus melakukan inovasi
Keperawatan disusun.Menyusun 4. Daftar Diagnosis data secara valid sehingga tidak bermutu dan berkualitas, untuk kemajuan rumah sakit)
Indonesia (SDKI) daftar diagnosis merugikan pihak manapun. sebagaimana terdapat pada Amanah
keperawatan sesuai Bertanggung jawab: sikap misi organisasi: (mengerjakan tugas dengan
dengan SDKI bertanggung jawab terhadap baik, profesional dan
2. Mengklasifikasikan tugas. Meningkatkan kualitas bertanggung jawab
daftar diagnosis Kejelasan: sumber informasi pelayanan kesehatan yang Profesionalisme
keperawatan yang di dapat jelas. berorientasi pada (pelayanan yang dilakukan
berdasarkan KFK Konsisten: daftar diagnosis keselamatan dan ketepatan dengan memiliki kemampuan
3. Menetapkan daftar keperawatan yang diberikan sesuai standar mutu yang yang tinggi dan berpegang
diagosis keperawatan merupakan bentuk konsistensi berdasarkan pada etika dan teguh pada nilai moral yang
yang tepat pada dalam memberikan pelayanan profesionalisme yang mengarahkan serta mendasari
kasus keperawatan yang menjangkau seluruh lapisan perbuatan).
kegawatdaruratan komprehensif. masyarakat
Nasionalisme
Sila ke 4: kerakyatan yang Meningkatkan mutu
dipimpin oleh hikmat, manajemen sumber daya
kebijaksanaan dalam kesehatan.
permusyawaratan perwakilan:
Dalam menyusun, menyeleksi
dan mengurutkan daftar
diagnosis keperawatan
berdasarkan prioritasnya
dilakukan dengan
bermusyawarah sehingga
didapatkan hasil yang sesuai
guna mencapai tujuan bersama.
Etika Publik
Bertanggung jawab:
Mempertanggung jawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada
public.
42

Menghargai komunikasi,
konsultasi dan Kerjasama:
dalam menyampaikan kegiatan
yang akan dilakukan, harus
memperhatikan etika dengan
menghargai komunikasi,
konsultasi, dan kerjasama yang
dilakukan oleh peserta kepada
mentor.

Komitmen Mutu
Efektif: dilakukan dengan cepat
dan tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan.
Efisien: mempermudah perawat
di ruangan dalam melihat daftar
diagnosis keperawatan yang
sesuai dengan keadaan
kliennya.
Anti Korupsi
Jujur: kegiatan yang akan
dilakukan adalah benar, tidak
mengada-ada.
Peduli: Peduli dengan
kebutuhan teman sejawat.

Keterkaitan dengan agenda


peran dan kedudukan ASN
adalah:
Manajemen ASN yaitu
melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab serta integritas dalam
penyampaian ide
Whole of Government yaitu
adanya kerjasama dalam
menyusun, menyeleksi dan
43

mengurutkan berdasarkan
prioritasnya.
Pelayanan publik
Efektif dan efisien yaitu
mempermudah penegakkan
diagnosis keperawatan sebagai
upaya untuk pemenuhan
kebutuhan asuhan keperawatan
yang berkualitas.

3 Menyusun daftar 1. Berkonsultasi dengan 1. Lembar konsul Keterkaitan dengan nilai-nilai Menyusun daftar intervensi Adapun kegiatan ini
intervensi mentor mengenai 2. Catatan hasil dasar ASN adalah: keperawatan merupakan memperkuat nilai organisasi
keperawatan intervensi dan luaran konsultasi Akuntabilitas salah satu upaya berupa:
beserta tujuan dan keperawatan yang 3. Foto/ Transparan: daftar intervensi meningkatkan pelayanan Unggul
kriteria hasil telah disusun. dokumentasi yang dibuat harus melampirkan asuhan keperawatan yang (terus melakukan inovasi
berdasarkan 2. Menyusun intervensi 4. Screenshoot data secara valid sehingga tidak bermutu dan berkualitas, untuk kemajuan rumah sakit)
Standar Intervensi dan luaran tabel intervensi merugikan pihak manapun. sebagaimana terdapat pada Amanah
Keperawatan keperawatan dari Bertanggung jawab: sikap misi organisasi: (mengerjakan tugas dengan
Indonesia (SIKI) masing-masing bertanggung jawab terhadap baik, profesional dan
dan Standar Luaran diagnosis. tugas. Meningkatkan kualitas bertanggung jawab
Keperawatan Kejelasan: sumber informasi pelayanan kesehatan yang Profesionalisme
Indonesia (SLKI) yang di dapat jelas. berorientasi pada (pelayanan yang dilakukan
Konsisten: daftar intervensi keselamatan dan ketepatan dengan memiliki kemampuan
keperawatan yang diberikan sesuai standar mutu yang yang tinggi dan berpegang
merupakan bentuk konsistensi berdasarkan pada etika dan teguh pada nilai moral yang
dalam memberikan pelayanan profesionalisme yang mengarahkan serta mendasari
keperawatan yang menjangkau seluruh lapisan perbuatan).
komprehensif. masyarakat
Nasionalisme
Sila ke 4: kerakyatan yang Meningkatkan mutu
dipimpin oleh hikmat, manajemen sumber daya
kebijaksanaan dalam kesehatan.
permusyawaratan perwwakilan:
Dalam menyusun, menyeleksi
dan mengurutkan intervensi
keperawatan berdasarkan
kategorinya dilakukan dengan
bermusyawarah sehingga
didapatkan hasil yang sesuai
44

guna mencapai tujuan bersama.


Etika Publik
Bertanggung jawab:
Mempertanggung jawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada
public.
Menghargai komunikasi,
konsultasi dan Kerjasama:
dalam menyampaikan kegiatan
yang akan dilakukan, harus
memperhatikan etika dengan
menghargai komunikasi,
konsultasi, dan kerjasama yang
dilakukan oleh peserta kepada
mentor.
Komitmen Mutu
Efektif: dilakukan dengan cepat
dan tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan.
Efisien: mempermudah perawat
di ruangan dalam melihat daftar
diagnosis keperawatan yang
sesuai dengan keadaan
kliennya.
Anti Korupsi
Jujur: kegiatan yang akan
dilakukan adalah benar, tidak
mengada-ada.
Peduli: Peduli dengan
kebutuhan teman sejawat.

Keterkaitan dengan agenda


peran dan kedudukan ASN
adalah:
Managemen ASN yaitu
melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab serta integritas dalam
penyampaian ide
45

Whole of Government yaitu


adanya kerjasama dalam
menyusun, menyeleksi dan
mengurutkan berdasarkan
prioritasnya.

Pelayanan publik
Efektif dan efisien yaitu
mempermudah perencanaan
tindakan keperawatan sebagai
upaya untuk pemenuhan
kebutuhan asuhan keperawatan
yang berkualitas.

4 Menyusun draft 1. Berkonsultasi dengan 1. Foto/ video Keterkaitan dengan nilai-nilai Membuat panduan yang bisa Adapun kegiatan ini
buku pedoman mentor buku pedoman dasar ASN adalah: dipakai orang banyak memperkuat nilai organisasi
Nursing Care Plan 2. Mengurutkan diagnosis 2. Foto kegiatan Akuntabilitas merupakan salah satu upaya berupa:
dan intervensi 3. Lembar konsul Transparan: panduan yang meningkatkan pelayanan Unggul
keperawatan dibuat harus melampirkan data kesehatan yang menjangkau (terus melakukan inovasi
berdasarkan secara valid sehingga tidak seluruh lapisan masyarakat untuk kemajuan rumah sakit)
kategorinya merugikan pihak manapun. sebagaimana terdapat pada Amanah
3. Mencetak draft buku Bertanggung jawab: sikap misi organisasi: (mengerjakan tugas dengan
pedoman NCP bertanggung jawab terhadap baik, profesional dan
tugas. Meningkatkan kualitas bertanggung jawab
Kejelasan: kejelasan sumber pelayanan kesehatan yang Profesionalisme
informasi yang di dapat. berorientasi pada (pelayanan yang dilakukan
Konsisten: isi panduan yang keselamatan dan ketepatan dengan memiliki kemampuan
diberikan merupakan satu sesuai standar mutu yang yang tinggi dan berpegang
kesatuan yang saling terhubung berdasarkan pada etika dan teguh pada nilai moral yang
dalam tatalaksana asuhan profesionalisme yang mengarahkan serta mendasari
keperawatan dan merupakan menjangkau seluruh lapisan perbuatan).
bentuk konsistensi dalam masyarakat
memberikan pelayanan Meningkatkan mutu
keperawatan yang manajemen sumber daya
komprehensif. kesehatan
Nasionalisme
Sila ke 4: kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat,
kebijaksanaan dalam
46

permusyawaratan perwakilan :
Dalam menyusun daftar
panduan dan tatalaksana yang
disesuaikan dengan diagnosis
keperawatan dilakukan dengan
bermusyawarah sehingga
didapatkan hasil yang sesuai
guna mencapai tujuan bersama.

Etika Publik
Bertanggung jawab:
Mempertanggung jawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada
public.
Menghargai komunikasi,
konsultasi dan Kerjasama:
dalam menyampaikan kegiatan
yang akan dilakukan, harus
memperhatikan etika dengan
menghargai komunikasi,
konsultasi, dan kerjasama yang
dilakukan oleh peserta kepada
mentor.

Komitmen Mutu
Efektif: dilakukan dengan cepat
dan tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan.
Efisien: mempermudah perawat
di ruangan dalam menegakkan
melihat daftar intervensi
keperawatan yang sesuai
dengan keadaan kliennya.
Anti Korupsi
Jujur: kegiatan yang akan
dilakukan adalah benar, tidak
mengada-ada.
Peduli: Peduli dengan
47

kebutuhan teman sejawat dan


kebutuhan klien.

Keterkaitan dengan agenda


peran dan kedudukan ASN
adalah:
Managemen ASN yaitu
melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab serta integritas dalam
penyampaian ide
Whole of Government yaitu
adanya kerjasama dalam
menyusun panduan NCP sesuai
dengan tatalaksananya
Pelayanan publik yaitu
mempermudah proses
pelaksanaan asuhan
keperawatan sebagai upaya
untuk pemenuhan kebutuhan
asuhan keperawatan yang
berkualitas.
5 Melakukan 1. Meminta izin kepada 1. Lembar rekam Keterkaitan dengan nilai-nilai Melakukan perbaikan rekam Adapun kegiatan ini
perbaikan lembar Mentor untuk medis sebelum dasar ASN adalah: medis merupakan upaya memperkuat nilai organisasi
rekam medis IGD melakukan perbaikan revisi. Akuntabilitas meningkatkan pelayanan berupa:
terkait lembar lembar rekam medis. 2. Lembar rekam Transparan; dalam melakukan kesehatan dan Unggul: terus melakukan
checklist diagnosis 2. Menghubungi Kasie medis revisi. perbaikan lembar rekam medis meningkatkan mutu inovasi untuk kemajuan rumah
keperawatan dan logistik dan asuhan 3. Surat harus secara terbuka sehingga pelayanan kesehatan sakit
intervensi keperawatan terkait permohonan tidak merugikan pihak manapun. sehingga menjadikan RSUD Amanah (mengerjakan tugas
keperawatan perbaikan daftar persetujuan Integritas: apa yang sudah Palembang Bari rumah sakit dengan baik, profesional dan
checklist diganosis revisi ditujukan dibuat dalam rancangan harus unggul sebagaimana bertanggung jawab
keperawatan dan ke Kasie logistik dikerjakan. terdapat pada visi misi Profesionalisme
intervensi keperawatan dan asuhan Bertanggung jawab: terhadap organisasi: (pelayanan yang dilakukan
yang akan dilakukan. keperawatan daftar yang diberikan dapat dengan memiliki kemampuan
3. Menyerahkan daftar dipertanggung jawabkan Visi: Menjadi Rumah Sakit yang tinggi dan berpegang
diagnosis dan kebenaran sumbernya. Unggul, Amanah dan teguh pada nilai moral yang
intervensi keperawatan Nasionalisme Terpercaya di Indonesia mengarahkan serta mendasari
yang telah disusun dan Sila ke 5: Keadilan Sosial Bagi perbuatan).
disesuaikan untuk Seluruh Rakyat Indonesia: Misi: Meningkatkan kualitas
48

ruang IGD. perbaikan lembar rekam medis pelayanan kesehatan yang


dilakukan dengan tujuan berorientasi pada
kepentingan bersama, baik dari keselamatan dan ketepatan
sisi perawat dan klien sehingga sesuai standar mutu yang
tidak membeda-bedakan dalam berdasarkan pada etika dan
pemberian layanan asuhan profesionalisme yang
keperawatan yang holistik dan menjangkau seluruh lapisan
bermutu. masyarakat.
Etika Publik
Sopan: dalam penyampaian Meningkatkan mutu
rancangan aktualisasi harus manajemen sumber daya
memperhatikan etika, tata kesehatan.
krama, dan sikap, sehingga
pesan utama dapat
tersampaikan.
Bertanggung jawab:
Mempertanggung jawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada
publik
Komitmen Mutu
Efektif: Koordinasi dengan
atasan mengenai kegiatan yang
akan dilakukan agar kegiatan
yang akan dilakukan sesuai
dengan sasaran yang dituju.
Efisien: Koordinasi dengan
atasan dilakukan dengan cepat
dan tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan.
Anti Korupsi
Jujur: Komunikasi yang
dilakukan pada harus secara
terbuka, terus terang, dan siap
menerima kritik.

Keterkaitan dengan agenda


peran dan kedudukan ASN:
Managemen ASN yaitu
melaksanakan tugas dan fungsi
49

secara profesional, bertanggung


jawab serta integritas dalam
penyampaian ide
Pelayanan publik yaitu
membuat rangkaian kegiatan
sebagai upaya untuk
pemenuhan kebutuhan
pelayanan
Whole of government yaitu
melakukan kerjasama yang baik
dengan mentor, kepala ruangan,
ketua tim, dan seksi rekam
medis untuk tercapainya
kegiatan aktualisasi dengan
lancar.
6 Melakukan 1. Membuat rancangan 1. Dokumentasi Keterkaitan dengan nilai-nilai Melakukan sosialisasi terkait Adapun kegiatan ini
sosialisasi pembelajaran berupa Foto dasar ASN adalah: pelayanan merupakan salah memperkuat nilai organisasi
Pedoman Asuhan 2. Meminta izin kepada 2. Daftar hadir Akuntabilitas satu upaya meningkatkan berupa:
Keperawatan mentor dan kepala peserta Transparan: dalam pelayanan kesehatan yang Amanah (mengerjakan tugas
berbasis 3S dalam ruangan untuk sosialisasi berkomunikasi dengan teman menjangkau seluruh lapisan dengan baik, profesional dan
penulisan melakukan sosialisasi 3. Surat undangan sejawat, pelaksanaan masyarakat dan upaya untuk bertanggung jawab
diagnosis penulisan diagnosis sosialisasi sosialisasi harus dijelaskan menjadikan RSUD Beretika
keperawatan dan keperawatan dan 4. Notulensi secara terbuka sehingga dapat Palembang Bari rumah sakit (Melakukan sosialisasi terkait
intervensi intervensi sosialisasi dipahami dengan baik. unggul sebagaimana pelayanan dengan sikap
keperawatan keperawatan. Bertanggung jawab: sebagai terdapat pada visi dan misi santun)
sesuai dengan 3. Menyiapkan tempat bentuk pertanggungjawaban organisasi: Profesionalisme
SDKI, SLKI, SIKI. dan media sosialisasi terhadap tugas) (pelayanan yang dilakukan
4. Menyiapkan daftar Nasionalisme Visi: Menjadi Rumah Sakit dengan memiliki kemampuan
hadir Sila ke 4: Kerakyatan yang Unggul, Amanah dan yang tinggi dan berpegang
5. Melakukan sosialisasi dipimpin oleh hikmat Terpercaya di Indonesia teguh pada nilai moral yang
kebijaksanaan dalam mengarahkan serta mendasari
permusyawaratan perwakilan: Misi: Meningkatkan kualitas perbuatan).
Adanya tindakan koordinasi pelayanan kesehatan yang
dengan teman sejawat dalam berorientasi pada
menunjukkan adanya keselamatan dan ketepatan
musyawarah sebelum dan sesuai standar mutu yang
sesudah melakukan sosialisasi. berdasarkan pada etika dan
Etika Publik profesionalisme yang
Sopan: dalam penyampaian menjangkau seluruh lapisan
50

sosialisasi harus memperhatikan masyarakat.


etika, tata krama, dan sikap,
sehingga pesan utama dapat Meningkatkan mutu
tersampaikan. manajemen sumber daya
Komitmen Mutu kesehatan.
Efektif: Koordinasi dengan
atasan maupun pihak yang Menjadikan RSUD
terlibat mengenai kegiatan yang Palembang Bari sebagai
akan dilakukan agar kegiatan rumah sakit Pendidikan dan
yang akan dilakukan sesuai pelatihan di Indonesia.
dengan sasaran yang dituju.
Efisien: Koordinasi dengan
atasan dan pihak yang terlibat
dilakukan tengan cepat dan
tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan.
Anti Korupsi
Jujur: Komunikasi yang
dilakukan pada teman sejawat
harus secara terbuka, terus
terang, dan siap menerima kritik.

Keterkaitan dengan agenda


peran dan kedudukan ASN:
Managemen ASN yaitu
melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab serta integritas dalam
penyampaian ide
Whole of Government yaitu
adanya kerjasama dengan
kepala ruangan dalam
memberikan sosialisasi pada
teman sejawat.
Pelayanan publik yaitu
membuat rangkaian kegiatan
sebagai upaya untuk
pemenuhan kebutuhan
pelayanan
51

7 Melakukan 1. Meminta izin kepada 1. Foto rekam medis Keterkaitan dengan nilai-nilai Melakukan monitoring dan Adapun kegiatan ini
evaluasi kegiatan mentor dan kepala sebelum dasar ASN adalah: evaluasi terkait pelayanan memperkuat nilai organisasi
dokumentasi ruangan dalam sosialisasi Akuntabilitas merupakan salah satu upaya berupa:
asuhan melakukan evaluasi 2. Foto rekam medis Transparan; dalam meningkatkan pelayanan Amanah (mengerjakan tugas
keperawatan terhadap setelah berkomunikasi dengan teman kesehatan sebagaimana dengan baik, profesional dan
pendokumetasian sosialisasi sejawat pelaksanaan monitoring terdapat pada misi bertanggung jawab
asuhan keperawatan dan evaluasi harus dilakukan organisasi: Profesionalisme
2. Menyiapkan hasil secara terbuka sehingga tidak (pelayanan yang dilakukan
pendokumen tasian merugikan pihak manapun. Meningkatkan kualitas dengan memiliki kemampuan
rekam medis Bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan yang yang tinggi dan berpegang
sebelum dan hasil monitoring dan evaluasi berorientasi pada teguh pada nilai moral yang
sesudah sosialisasi dokumentasi asuhan keselamatan dan ketepatan mengarahkan serta mendasari
3. Membandingkan keperawatan yang diperoleh sesuai standar mutu yang perbuatan).
hasil harus dapat dipertanggung berdasarkan pada etika dan
pendokumentasian jawabkan profesionalisme yang
asuhan keperawatan Nasionalisme menjangkau seluruh lapisan
sebelum dan setelah Sila ke 2 kemanusiaan yang adil masyarakat.
sosialisasi. dan beradab: dimaksudkan agar
monitoring dan evaluasi yang Meningkatkan mutu
dilakukan adalah untuk manajemen sumber daya
kepentingan perbaikan, kesehatan.
sehingga tidak membeda-
bedakan pelayanan
keperawatan yang akan
dilakukan dikemudian hari.
Etika Publik
Sopan dalam pelaksanaannya
monitoring dan evaluasi harus
memperhatikan etika, tata
krama, dan sikap antar sejawat,
sehingga pesan utama dapat
tersampaikan dan masing-
masing pihak merasa dihargai.
Komitmen Mutu
Efektif: Koordinasi dengan
atasan maupun pihak yang
terlibat mengenai kegiatan yang
akan dilakukan agar kegiatan
yang akan dilakukan sesuai
52

dengan sasaran yang dituju.


Efisien: Koordinasi dengan
atasan dan pihak yang terlibat
dilakukan tengan cepat dan
tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan.
Anti Korupsi
Jujur: Komunikasi yang
dilakukan pada teman sejawat
harus secara terbuka, terus
terang, dan siap menerima kritik.
Keterkaitan dengan agenda
peran dan kedudukan ASN:
Managemen ASN yaitu
melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab serta integritas dalam
penyampaian ide
Whole of Government yaitu
adanya kerjasama dengan
kepala ruangan dalam
melaksanakan monitoring dan
evaluasi pada teman sejawat.
Pelayanan publik yaitu
membuat rangkaian kegiatan
sebagai upaya untuk
pemenuhan kebutuhan
pelayanan
53

H. Jadwal Kegiatan
Tabel 3. Jadwal Kegiatan
BULAN/MINGGU KE-

No Kegiatan MEI JUNI

IV I II III IV

Persiapan aktualisasi: melaksanakan


konsultasi dengan mentor,
1 mengumpulkan referensi terkait
penyusunan Nursing Care Plan
berbasis 3S

Menyusun daftar diagnosis


keperawatan berdasarkan Standar
2
Asuhan Keperawatan Indonesia
(SDKI)

Menyusun daftar intervensi


keperawatan, beserta tujuan dan
kriteria hasil berdasarkan Standar
3
Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) dan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI).

Menyusun draft buku pedoman


4
Nursing Care Plan.

Melakukan perbaikan lembar rekam


medis IGD terkait lembar checklist
5 diagnosis keperawatan dan intervensi
keperawatan di Ruang Instalasi
Gawat Darurat

Melakukan sosialisasi pedoman


asuhan keperawatn berbasis 3S
dalam penulisan diagnosis
6
keperawatan dan intervensi
keperawatan sesuai dengan SDKI,
SLKI, dan SIKI.

Melakukan evaluasi kegiatan


7
dokumentasi asuhan keperawatan.
54

I. Kendala dan Antisipasi


Berikut adalah kendala-kendala yang mungkin terjadi saat
aktualisasi nilai-nilai pada saat habituasi dan antisipasinya.
Tabel 4. Kendala dan antisipasi
No KENDALA ANTISIPASI

1. Adanya benturan dinas dengan Menjalin komunikasi yang baik terhadap pimpinan
kegiatan aktualisasi serta rekan kerja. Pengaturan jadwal dinas yang
memungkinkan terselesaikannya semua kewajiban
dan tugas lebih efektif dan efisien.

2. Adanya jadwal yang tidak Melakukan koordinasi waktu sebelum melaksanakan


bersamaan terkait dengan sosialisasi.
jadwal kerja secara shift dalam
pelaksanaan sosialisasi

3. Kurangnya motivasi belajar dan Melibatkan kepala ruangan dalam memberikan


kepatuhan perawat motivasi belajar serta meningkatkan kepatuhan
perawat di ruangan

4. Penyelesaian kegiatan yang Mengatur jadwal kegiatan lebih efektif dan efisien.
tidak sesuai jadwal Pelaksanaan dilakukan sesuai jadwal tanpa
menunda-nunda.
DAFTAR PUSTAKA

LAN RI. 2017. Akuntabilitas : Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan


golongan III. Jakarta : LAN RI

LAN RI. 2017. Anti Korupsi : Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan
golongan III. Jakarta : LAN RI

LAN RI. 2017. Etika Publik : Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan
golongan III. Jakarta : LAN RI

LAN RI. 2017. Komitmen Mutu : Modul pendidikan dan pelatihan


prajabatan golongan III. Jakarta : LAN RI

LAN RI. 2017. Nasionalisme : Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan


golongan III. Jakarta : LAN RI

LAN RI. 2017. Aktualisasi : Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan


golongan III. Jakarta : LAN RI

LAN RI. 2017. Analisis Isu Kontemporer : Modul pendidikan dan pelatihan
prajabatan golongan III. Jakarta : LAN RI

LAN RI. 2017. Manajemem ASN : Modul pendidikan dan pelatihan


prajabatan golongan III. Jakarta : LAN RI

LAN RI. 2017. Whole of Government : Modul pendidikan dan pelatihan


prajabatan golongan III. Jakarta : LAN RI

LAN RI. 2017. Pelayanan Publik : Modul pendidikan dan pelatihan


prajabatan golongan III. Jakarta : LAN RI

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12


Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III

Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

Peraturan Pemerintah No 11 tahun 2017 tentang Manajemen ASN

Anda mungkin juga menyukai