PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan yang berperan besar menentukan pelayanan kesehatan
yang berkualitas. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
No. 38 tentang Keperawatan Pasal 29 ayat 1 dalam
menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai
pemberi asuhan keperawatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK. 01. 07/MENKES/17/2018 tentang
Jabatan Pelaksanaan Kementerian Kesehatan, salah satu tugas
pokok perawat ahli pertama adalah melakukan dokumentasi asuhan
keperawatan (Menkes, 2018).
Kualitas asuhan keperawatan dapat tergambar dari
dokumentasi asuhan keperawatan yang memegang peranan penting
terhadap segala macam tuntutan masyarakat yang semakin kritis dan
mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-haknya dari suatu
unit kesehatan (Iyer, 2001). Selain itu dokumentasi adalah bagian dari
pertanggungjawaban perawat secara utuh terhadap klien yang
dirawat.
Dalam melaksanakan tugas sebagai seorang perawat di RSUD
Palembang Bari didapatkan beberapa isu yang teridentifikasi
diantaranya: belum optimalnya pendokumentasian asuhan
keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat; kurangnya pemberian
edukasi kesehatan pada klien terkait kebutuhan dasar di ruang
Instalasi Gawat Darurat; belum optimalnya pengaplikasian Early
Warning System (EWS), kurang berjalanya kepatuhan penerapan
standar dan pedoman keperawatan; belum optimalnya penerapan
peran Perawat Penanggung Jawab Asuhan (PPJA) di Ruang Instalasi
Gawat Darurat.
1
2
b. Tujuan Khusus
1. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam menjalan kegiatan pendokumentasian
asuhan keperawatan
2. Terdianya draft Pedoman Nursing Care Plan
3. Terlaksananya pengelolaan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD
Palembang Bari.
2. Manfaat
Manfaat dari aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar profesi
ASN sebagai peserta latihan dasar, antara lain:
C. Ruang Lingkup
Perawat sebagai salah satu jabatan fungsional Aparatur Sipil
Negara (ASN) melakukan pelayanan keperawatan yang merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai profesi
dan perawat sebagai tenaga profesional serta bertanggung jawab
untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya (Depkes RI, 2005).
OPTIMALISASI PENGELOLAAN PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG INSTALASI GAWAT
DARURAT RSUD PALEMBANG BARI” dibatasi ruang lingkupnya di
ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palembang Bari, dengan
menerapkan standar asuhan keperawatan berbasis 3S yang telah
dibentuk oleh PPNI sebagai acuan dalam melaksanakan proses
asuhan keperawatan serta dalam pelaksanaan akan materi-materi
yang telah disampaikan seperti manajemen ASN, Whole of
Goverment, pelayanan publik serta berdasarkan nilai-nilai dasar ASN
(ANEKA) sesuai dengan tugas pokok dan fungsi perawat.
Tahap aktualisasi ini rencana pelaksanaannya selama 30 hari
kerja, mulai dari tanggal 24 Mei 2021 sampai dengan 29 Juni 2021 di
ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Palembang Bari. Kegiatan yang
akan dilaksanakan yaitu:
1. Persiapan aktualisasi: melaksanakan konsultasi dengan mentor,
mengumpulkan referensi terkait penyusunan Nursing Care Plan
berbasis 3S
5
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil RSUD Palembang Bari
Rumah sakit Umum Daerah Palembang Bari merupakan unsur
penunjang pemerintah daerah di bidang pelayanan Kesehatan
yang merupakan satu-satunya rumah sakit umum milik
Pemerintah Kota Palembang. RSUD Palembang Bari terletak di
Jalan Panca No. 1 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1
dan berdiri diatas tanah seluas 4,5 Ha.
Bangunan dari RSUD Palembang Bari berada kurang lebih
800 meter dari jalan raya jurusan Kertapati. Sejak tahun 2001,
dibuat jalan alternative dari jalan Jakabaring menuju RSUD
Palembang Bari dari Jalan Poros Jakabaring.
2. Sejarah RSUD Palembang Bari
Berdiri pada tahun 1968 sampai dengan 1994 yang awalnya
merupakan Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha, kemudian
diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI tanggal 19 Juni 1995
dengan SK Depkes Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997 dan
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pads
tanggal 10 November 1997. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor:
HK/00/06.2.2.4646, RSUD Palembang BARI memperoleh status
Akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 7 November 2003
kemudian di tahun berikutnya 2004 dibuat Master Plan oleh
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Pembangunan gedung dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung
Bedah Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya (2006)
pembangunan Gedung Bank Darah. Pada tahun 2007 dilanjutkan
dengan pembangunan 1 Gedung Administrasi, Gedung
Pendatiaran, Gedung Rekam Medik, Gedung Farmasi,
6
7
11)Poliklinik bedah
12)Poliklinik sub ortopedi
13)Poliklinik Sub bedah thorax
14)Poliklinik bedah digestif
15)Poliklinik bedah plastic
16)Poliklinik tb dots
17)Poliklinik anastesi
18)Poliklinik konsul gizi
Lantai 2:
1) Poliklinik gigi
2) Poliklinik THT
3) Poliklinik mata
4) Poliklinik psikologi
5) Poliklinik jiwa
6) Poliklinik kulit dan kelamin
7) Poliklinik senam hamil
Lantai 3:
1) MCU
2) EEG
3) Endoskopi
c. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Gawat Darurat terdiri dari:
1) Dokter dan perawat jaga 24 jam
2) Ambulance 24 jam
d. Pelayanan Rawat Inap dan Intensif Care
Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1) Rawat Inap Anak Kelas I dan II
2) Rawat Inap Anak Kelas III
3) Rawat Inap PDL Laki-laki
4) Rawat Inap PDL Perempuan
5) Rawat Inap TB Paru
6) Rawat Inap Bedah
12
KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN REKAM KEPALA BAGIAN KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG
KEPALA BIDANG
UMUM DAN MEDIK DAN SIMRS KEUANGAN DAN PENUNJANG MEDIS
PELAYANAN MEDIS KEPERAWATAN
KEPEGAWAIAN - ANGGARAN Hj. Masrianah, S.Kep., DAN PENDIDIKAN
dr. Amalia, M.Kes
- Septa Efrieni, S.E., Ak Mewi Andriani, S.KM.,
M.Kes
M.Kes
KASUBAG PENCATATAN KASIE SDM DAN
KASUBAG UMUM KASUBAG KASIE PENGAWASAN
DAN PELAPORAN ETIKA PROFESI KASIE PENGAWASAN
DAN PERLENGKAPAN KEUANGAN DAN PELAYANAN
Ahmad Julianto, S.H., M.M., KEPERAWATAN DAN PENGENDALIAN
Joni Effendi, S.KM Apria Eliza, S.E FASILITAS
M.Kes Farida Andriani, S.ST., FASILITAS
Fadlun, S.ST., M.Bmd
M.Kes PENUNJANG MEDIS
KASUBAG KASUBAG Hj. Rohmawati, S.KM
KEPEGAWAIAN Plt. KASUBAG ANALISA KASIE KASIE LOGISTIK DAN
EVALUASI ANGGARAN PENGENDALIAN,
Anna Novianti, S.H Yuliza Yusfarianti, S.E., ASUHAN
Desy Ariani, A.md., PK PENERIMAAN DAN KEPERAWATAN KASIE DIKLAT DAN
M.M PEMULANGAN LITBANG
Erni Endriani, S.Kep., Ns.,
PASIEN M.M Rizka Primananda, S.KM.,
KASUBAG HUMAS Neny Variani, S.AP M.KM
DAN PEMASARAN Plt. KASUBAG INFORMASI KASUBAG INSTALASI
Lidia Rehulina br Tarigan, MANAJEMEN AKUNTANSI RADIOLOGIVIP/VVIP
S.AP Yudi Adi Ratna, S.T Widi Widayati, S.E., Ak LABORATORIUMREHABILITASI MEDIK
FARMASIPEMULASARAN JENAZAH
RAWAT JALANCSSD
INSTALASI IGDGIZI
IPS RS IBSHEMODIALISA
IPL RS ICUPICU
LAUNDRY ICCUNICU
REKAM MEDIK PICU
NICU
Gambar 2 Struktur Organisasi RSUD Palembang Bari
14
ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi. Adapun isu-isu terkait
antara lain:
1. Belum optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan di
Ruang Instalasi Gawat Darurat
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan salah satu
tugas pokok perawat ahli pertama. Peranan dokumentasi
membutuhkan perawat untuk menyiapkan catatan klinis yang
merefleksikan pengkajian yang akurat, diagnosis keperawatan
yang spesifik, dan rencana asuhan keperawatan individual. Dalam
hal ini, diperlukan keseragaman dan pedoman yang jelas dan tepat
sebagai acuan dalam pengelolaan dokumentasi asuhan
keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia telah
menetapkan standar pengeloaan pendokumentasian asuhan
keperawatan dengan berpedoman pada Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesa (SLKI).
Dalam pelaksanaannya, dokumentasi asuhan keperawatan
sudah dilaksanakan dengan cukup baik oleh 17 orang perawat
pelaksana di Instalasi Gawat Darurat RSUD Palembang Bari,
namun masih belum optimal. Hal ini disebabkan karena belum
adanya sosialisasi secara menyeluruh dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan, belum lengkapnya daftar diagnosis dan
intervensi keperawatan yang sesuai untuk ruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD), kurangnya kepatuhan dari perawat IGD dalam
mendokumentasikan asuhan keperawatan, serta belum sesuainya
status IGD dengan standar yang ditetapkan rumah sakit.
2. Kurangnya pemberian edukasi kesehatan pada klien terkait
kebutuhan dasar manusia di ruang Instalasi Gawat Darurat
Kebutuhan Dasar Manusia adalah kebutuhan yang
dibutuhkan oleh semua manusia dan kebutuhan tersebut essensial
agar seseorang dapat bertahan hidup. Dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya, manusia dapat memenuhi secara mandiri
17
D. Analisis Isu
Berdasarkan deskripsi terkait isu-isu di atas maka diperlukan
analisis lanjutan dari kelima isu tersebut. Analisis digunakan untuk
mendapatkan kualitas isu tertinggi. Selain itu, tidak semua isu
terkategori menjadi isu yang aktual. Sehingga perlu dilakukan kriteria
isu menggunakan Analisis AKPK untuk menentukan isu yang terpilih.
Adapun kriteria instrument AKPK sebagai berikut :
1. Aktual, benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2. Kekhalayakan, isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
3. Problematik, isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
4. Kelayakan, isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
19
Adapun pembobotan dan analisi AKPK ini memiliki skala nilai 1-5
dengan keterangan: 5 (sangat kuat pengaruhnya), 4 (kuat
pengaruhnya), 3 (sedang pengaruhnya), 2 (kurang pengaruhnya), 1
(Sangat kurang pegaruhnya). Berikut adalah hasil analisis isu-isu yang
sudah dianalisis menggunakan instrument AKPK.
A K P K
No Isu Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
Belum optimalnya
pengelolaan
pendokumentasian
1 5 4 4 4 17 I
asuhan keperawatan
di Ruang Instalasi
Gawat Darurat
Kurangnya
pemberian edukasi
kesehatan pada klien
2 terkait kebutuhan 4 4 3 4 15 II
dasar di Ruang
Instalasi Gawat
Darurat
Belum optimalnya
pengaplikasian Early
3 3 4 2 3 12 IV
Warning System
(EWS)
Kurang berjalannya
kepatuhan
4 penerapan standar 2 2 3 3 10 V
dan pedoman
keperawatan
Belum optimalnya
penerapan peran
Perawat Penanggung
5 Jawab Asuhan 3 4 3 4 14 III
(PPJA) di Ruang
Instalasi Gawat
Darurat
6) Kepercayaan
Kepercayaan merupakan rasa keadilan akan membawa
pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan
Kinerja yang baik harus disertai keseimbangan kapasitas
sumber daya dan keahlian yang dimiliki.
8) Kejelasan
Pedoman individu atau kelompok dalam melaksanakan
suatu pekerjaan maka wajib untuk memahami
kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi,
kinerja untuk mencapai apa diharapkan organisasi.
9) Konsistensi
Konsistensi bertujuan menjamin stabilitas untuk mencapai
lingkungan yang akuntabel.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam
menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Makna
nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran
nasional yang mengandung cita–cita dan pendorong bagi
suatu bangsa baik merebut kemerdekaan atau mengenyahkan
penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun
dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.
Ciri – ciri nasionalisme adalah :
1) Sudah ada persatuan dan kesatuan bangsa
24
d. Komitmen Mutu
Menurut pendapat Goetsch dan Davis (2006) dalam
Yuniarsih dan Taufik (2001), mutu merupakan suatu kondisi
dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen atau pengguna. Berdasarkan pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Mutu merupakan
salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu juga dapat diartikan sebagai alat
pembeda atau pembanding dengan produk/jasa lainnya, yang
dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing.
Indikator nilai nilai komitmen mutu antara lain :
1) Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan baik menyangkut jumlah maupun
mutu hasil kerja
2) Efisien yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang keluar alur.
3) Inovatif yaitu Melakukan perubahan untuk menciptakan
proses, produk, dan gagasan yang lebih efektif yang
mendukung keberhasilan suatu organisasi dalam mecapai
tujuannya. Inovasi diperlukan untuk menghasilkan
pelayanan yang efektif dan efisien serta responsif sesuai
kebutuhan masyarakat yang dinamis.
29
e. Anti Korupsi
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi
adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Korupsi berasal dari bahasa Latin yaitu
Corruptio yang memiliki arti kerusakan, kebobrokan, dan
kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar
biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang
luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup,
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun watu yang
pendek, namun dapat berdampak dalam jangka waktu yang
panjang (Dwiyanto, Agus dkk, 2015).
Berdasarkan Undang-Undang No. 31 tahun 1999 J.o.
Undang-Undang No. 20 tahun 2001, terdapat 7 kelompok
tindak pidana korupsi yaitu:
1) Kerugian keuangan negara
2) Suap menyuap
3) Pemerasan
4) Perbuatan curang
5) Penggelapan dalam jabatan
6) Benturan kepentingan dalam pengadaan
7) Gratifikasi
30
1 2 3 4 5 6 7
1. Persiapan 1. Berkonsultasi dengan 1. Lembar Keterkaitan dengan nilai-nilai Sebelum melakukan suatu Untuk memulai suatu kegiatan
aktualisasi: mentor terkait refensi persetujuan dasar ASN adalah: kegiatan, perlu dilakukan diperlukan langkah yang tepat
melaksanakan yang dijadikan mentor Akuntabilitas persiapan dan perencanaan agar tujuan akhir yang
konsultasi dengan rujukan dalam 2. Catatan hasil Bertanggung jawab: melaporkan yang matang. Hal ini diharapkan dapat tercapai.
mentor, penyusunan Nursing konsultasi kegiatan kepada atasan dimaksudkan untuk Adapun kegiatan ini
mengumpulkan Care Plan 3. Kartu merupakan salah satu bentuk memperoleh hasil akhir agar memperkuat nilai organisasi
referensi terkait 2. Mengumpulkan buku bimbingan tanggung jawab terhadap tugas mendukung visi organisasi berupa:
penyusunan yang mendukung mentor Transparan: dalam konsultasi/ yaitu: Amanah
Nursing Care Plan proses aktualisasi 4. Dokumentasi berkomunikasi dengan mentor, (mengerjakan tugas dengan
berbasis 3S 3. Melapor dan meminta kegiatan harus secara terbuka sehingga Menjadi Rumah Sakit yang baik, profesional dan
persetujuan konsultasi tidak merugikan pihak manapun unggul, amanah dan bertanggung jawab
aktualisasi dari 5. Foto Buku Konsisten: adanya kesepakatan terpercaya di Indonesia Unggul
pimpinan Referensi bersama untuk menjaga (terus melakukan inovasi
4. Berkonsultasi dengan komitmen yang ada Melakukan konsultasi untuk kemajuan rumah sakit)
Kasie logistik dan Nasionalisme kepada mentor dapat
Asuhan Keperawatan Sila ke 4: Kerakyatan yang meningkatkan koordinasi
dipimpin oleh hikmat yang baik dan meningkatkan
kebijaksanaan dalam mutu kegiatan sebagaimana
permusyawaratan perwakilan yang terdapat pada misi
Adanya konsultasi dengan organisasi:
atasan dan mentor
menunjukkan adanya
musyawarah antara atasan dan Meningkatkan kualitas
bawahan sebelum melakukan pelayanan kesehatan yang
sesuatu kegiatan berorientasi pada
Etika Publik keselamatan dan ketepatan
Menghargai komunikasi, sesuai standar mutu yang
konsultasi dan Kerjasama: berdasarkan pada etika dan
dalam menyampaikan rencana profesionalisme yang
kegiatan yang akan dilakukan, menjangkau seluruh lapisan
harus memperhatikan etika masyarakat
40
Komitmen Mutu
Efektif: Koordinasi dengan
atasan mengenai kegiatan yang
akan dilakukan agar kegiatan
sesuai dengan sasaran yang
dituju.
Efisien: Koordinasi dengan
atasan dilakukan dengan cepat
dan tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan.
Anti Korupsi
Jujur: Komunikasi yang
dilakukan pada mentor harus
secara terbuka, terus terang,
dan siap menerima kritik.
2 Menyusun daftar 1. Berkonsultasi dengan 1. Lembar konsul Keterkaitan dengan nilai-nilai Menyusun daftar diagnosis Adapun kegiatan ini
diagnosis mentor mengenai 2. Catatan hasil dasar ASN adalah: keperawatan merupakan memperkuat nilai organisasi
keperawatan daftar diagnosis konsultasi Akuntabilitas salah satu upaya berupa:
berdasarkan keperawatan yang 3. Foto/ Transparan: daftar diagnosis meningkatkan pelayanan Unggul
Standar Asuhan telah dokumentasi yang dibuat harus melampirkan asuhan keperawatan yang (terus melakukan inovasi
Keperawatan disusun.Menyusun 4. Daftar Diagnosis data secara valid sehingga tidak bermutu dan berkualitas, untuk kemajuan rumah sakit)
Indonesia (SDKI) daftar diagnosis merugikan pihak manapun. sebagaimana terdapat pada Amanah
keperawatan sesuai Bertanggung jawab: sikap misi organisasi: (mengerjakan tugas dengan
dengan SDKI bertanggung jawab terhadap baik, profesional dan
2. Mengklasifikasikan tugas. Meningkatkan kualitas bertanggung jawab
daftar diagnosis Kejelasan: sumber informasi pelayanan kesehatan yang Profesionalisme
keperawatan yang di dapat jelas. berorientasi pada (pelayanan yang dilakukan
berdasarkan KFK Konsisten: daftar diagnosis keselamatan dan ketepatan dengan memiliki kemampuan
3. Menetapkan daftar keperawatan yang diberikan sesuai standar mutu yang yang tinggi dan berpegang
diagosis keperawatan merupakan bentuk konsistensi berdasarkan pada etika dan teguh pada nilai moral yang
yang tepat pada dalam memberikan pelayanan profesionalisme yang mengarahkan serta mendasari
kasus keperawatan yang menjangkau seluruh lapisan perbuatan).
kegawatdaruratan komprehensif. masyarakat
Nasionalisme
Sila ke 4: kerakyatan yang Meningkatkan mutu
dipimpin oleh hikmat, manajemen sumber daya
kebijaksanaan dalam kesehatan.
permusyawaratan perwakilan:
Dalam menyusun, menyeleksi
dan mengurutkan daftar
diagnosis keperawatan
berdasarkan prioritasnya
dilakukan dengan
bermusyawarah sehingga
didapatkan hasil yang sesuai
guna mencapai tujuan bersama.
Etika Publik
Bertanggung jawab:
Mempertanggung jawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada
public.
42
Menghargai komunikasi,
konsultasi dan Kerjasama:
dalam menyampaikan kegiatan
yang akan dilakukan, harus
memperhatikan etika dengan
menghargai komunikasi,
konsultasi, dan kerjasama yang
dilakukan oleh peserta kepada
mentor.
Komitmen Mutu
Efektif: dilakukan dengan cepat
dan tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan.
Efisien: mempermudah perawat
di ruangan dalam melihat daftar
diagnosis keperawatan yang
sesuai dengan keadaan
kliennya.
Anti Korupsi
Jujur: kegiatan yang akan
dilakukan adalah benar, tidak
mengada-ada.
Peduli: Peduli dengan
kebutuhan teman sejawat.
mengurutkan berdasarkan
prioritasnya.
Pelayanan publik
Efektif dan efisien yaitu
mempermudah penegakkan
diagnosis keperawatan sebagai
upaya untuk pemenuhan
kebutuhan asuhan keperawatan
yang berkualitas.
3 Menyusun daftar 1. Berkonsultasi dengan 1. Lembar konsul Keterkaitan dengan nilai-nilai Menyusun daftar intervensi Adapun kegiatan ini
intervensi mentor mengenai 2. Catatan hasil dasar ASN adalah: keperawatan merupakan memperkuat nilai organisasi
keperawatan intervensi dan luaran konsultasi Akuntabilitas salah satu upaya berupa:
beserta tujuan dan keperawatan yang 3. Foto/ Transparan: daftar intervensi meningkatkan pelayanan Unggul
kriteria hasil telah disusun. dokumentasi yang dibuat harus melampirkan asuhan keperawatan yang (terus melakukan inovasi
berdasarkan 2. Menyusun intervensi 4. Screenshoot data secara valid sehingga tidak bermutu dan berkualitas, untuk kemajuan rumah sakit)
Standar Intervensi dan luaran tabel intervensi merugikan pihak manapun. sebagaimana terdapat pada Amanah
Keperawatan keperawatan dari Bertanggung jawab: sikap misi organisasi: (mengerjakan tugas dengan
Indonesia (SIKI) masing-masing bertanggung jawab terhadap baik, profesional dan
dan Standar Luaran diagnosis. tugas. Meningkatkan kualitas bertanggung jawab
Keperawatan Kejelasan: sumber informasi pelayanan kesehatan yang Profesionalisme
Indonesia (SLKI) yang di dapat jelas. berorientasi pada (pelayanan yang dilakukan
Konsisten: daftar intervensi keselamatan dan ketepatan dengan memiliki kemampuan
keperawatan yang diberikan sesuai standar mutu yang yang tinggi dan berpegang
merupakan bentuk konsistensi berdasarkan pada etika dan teguh pada nilai moral yang
dalam memberikan pelayanan profesionalisme yang mengarahkan serta mendasari
keperawatan yang menjangkau seluruh lapisan perbuatan).
komprehensif. masyarakat
Nasionalisme
Sila ke 4: kerakyatan yang Meningkatkan mutu
dipimpin oleh hikmat, manajemen sumber daya
kebijaksanaan dalam kesehatan.
permusyawaratan perwwakilan:
Dalam menyusun, menyeleksi
dan mengurutkan intervensi
keperawatan berdasarkan
kategorinya dilakukan dengan
bermusyawarah sehingga
didapatkan hasil yang sesuai
44
Pelayanan publik
Efektif dan efisien yaitu
mempermudah perencanaan
tindakan keperawatan sebagai
upaya untuk pemenuhan
kebutuhan asuhan keperawatan
yang berkualitas.
4 Menyusun draft 1. Berkonsultasi dengan 1. Foto/ video Keterkaitan dengan nilai-nilai Membuat panduan yang bisa Adapun kegiatan ini
buku pedoman mentor buku pedoman dasar ASN adalah: dipakai orang banyak memperkuat nilai organisasi
Nursing Care Plan 2. Mengurutkan diagnosis 2. Foto kegiatan Akuntabilitas merupakan salah satu upaya berupa:
dan intervensi 3. Lembar konsul Transparan: panduan yang meningkatkan pelayanan Unggul
keperawatan dibuat harus melampirkan data kesehatan yang menjangkau (terus melakukan inovasi
berdasarkan secara valid sehingga tidak seluruh lapisan masyarakat untuk kemajuan rumah sakit)
kategorinya merugikan pihak manapun. sebagaimana terdapat pada Amanah
3. Mencetak draft buku Bertanggung jawab: sikap misi organisasi: (mengerjakan tugas dengan
pedoman NCP bertanggung jawab terhadap baik, profesional dan
tugas. Meningkatkan kualitas bertanggung jawab
Kejelasan: kejelasan sumber pelayanan kesehatan yang Profesionalisme
informasi yang di dapat. berorientasi pada (pelayanan yang dilakukan
Konsisten: isi panduan yang keselamatan dan ketepatan dengan memiliki kemampuan
diberikan merupakan satu sesuai standar mutu yang yang tinggi dan berpegang
kesatuan yang saling terhubung berdasarkan pada etika dan teguh pada nilai moral yang
dalam tatalaksana asuhan profesionalisme yang mengarahkan serta mendasari
keperawatan dan merupakan menjangkau seluruh lapisan perbuatan).
bentuk konsistensi dalam masyarakat
memberikan pelayanan Meningkatkan mutu
keperawatan yang manajemen sumber daya
komprehensif. kesehatan
Nasionalisme
Sila ke 4: kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat,
kebijaksanaan dalam
46
permusyawaratan perwakilan :
Dalam menyusun daftar
panduan dan tatalaksana yang
disesuaikan dengan diagnosis
keperawatan dilakukan dengan
bermusyawarah sehingga
didapatkan hasil yang sesuai
guna mencapai tujuan bersama.
Etika Publik
Bertanggung jawab:
Mempertanggung jawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada
public.
Menghargai komunikasi,
konsultasi dan Kerjasama:
dalam menyampaikan kegiatan
yang akan dilakukan, harus
memperhatikan etika dengan
menghargai komunikasi,
konsultasi, dan kerjasama yang
dilakukan oleh peserta kepada
mentor.
Komitmen Mutu
Efektif: dilakukan dengan cepat
dan tepat sehingga dapat
terlaksananya kegiatan.
Efisien: mempermudah perawat
di ruangan dalam menegakkan
melihat daftar intervensi
keperawatan yang sesuai
dengan keadaan kliennya.
Anti Korupsi
Jujur: kegiatan yang akan
dilakukan adalah benar, tidak
mengada-ada.
Peduli: Peduli dengan
47
7 Melakukan 1. Meminta izin kepada 1. Foto rekam medis Keterkaitan dengan nilai-nilai Melakukan monitoring dan Adapun kegiatan ini
evaluasi kegiatan mentor dan kepala sebelum dasar ASN adalah: evaluasi terkait pelayanan memperkuat nilai organisasi
dokumentasi ruangan dalam sosialisasi Akuntabilitas merupakan salah satu upaya berupa:
asuhan melakukan evaluasi 2. Foto rekam medis Transparan; dalam meningkatkan pelayanan Amanah (mengerjakan tugas
keperawatan terhadap setelah berkomunikasi dengan teman kesehatan sebagaimana dengan baik, profesional dan
pendokumetasian sosialisasi sejawat pelaksanaan monitoring terdapat pada misi bertanggung jawab
asuhan keperawatan dan evaluasi harus dilakukan organisasi: Profesionalisme
2. Menyiapkan hasil secara terbuka sehingga tidak (pelayanan yang dilakukan
pendokumen tasian merugikan pihak manapun. Meningkatkan kualitas dengan memiliki kemampuan
rekam medis Bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan yang yang tinggi dan berpegang
sebelum dan hasil monitoring dan evaluasi berorientasi pada teguh pada nilai moral yang
sesudah sosialisasi dokumentasi asuhan keselamatan dan ketepatan mengarahkan serta mendasari
3. Membandingkan keperawatan yang diperoleh sesuai standar mutu yang perbuatan).
hasil harus dapat dipertanggung berdasarkan pada etika dan
pendokumentasian jawabkan profesionalisme yang
asuhan keperawatan Nasionalisme menjangkau seluruh lapisan
sebelum dan setelah Sila ke 2 kemanusiaan yang adil masyarakat.
sosialisasi. dan beradab: dimaksudkan agar
monitoring dan evaluasi yang Meningkatkan mutu
dilakukan adalah untuk manajemen sumber daya
kepentingan perbaikan, kesehatan.
sehingga tidak membeda-
bedakan pelayanan
keperawatan yang akan
dilakukan dikemudian hari.
Etika Publik
Sopan dalam pelaksanaannya
monitoring dan evaluasi harus
memperhatikan etika, tata
krama, dan sikap antar sejawat,
sehingga pesan utama dapat
tersampaikan dan masing-
masing pihak merasa dihargai.
Komitmen Mutu
Efektif: Koordinasi dengan
atasan maupun pihak yang
terlibat mengenai kegiatan yang
akan dilakukan agar kegiatan
yang akan dilakukan sesuai
52
H. Jadwal Kegiatan
Tabel 3. Jadwal Kegiatan
BULAN/MINGGU KE-
IV I II III IV
1. Adanya benturan dinas dengan Menjalin komunikasi yang baik terhadap pimpinan
kegiatan aktualisasi serta rekan kerja. Pengaturan jadwal dinas yang
memungkinkan terselesaikannya semua kewajiban
dan tugas lebih efektif dan efisien.
4. Penyelesaian kegiatan yang Mengatur jadwal kegiatan lebih efektif dan efisien.
tidak sesuai jadwal Pelaksanaan dilakukan sesuai jadwal tanpa
menunda-nunda.
DAFTAR PUSTAKA
LAN RI. 2017. Anti Korupsi : Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan
golongan III. Jakarta : LAN RI
LAN RI. 2017. Etika Publik : Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan
golongan III. Jakarta : LAN RI
LAN RI. 2017. Analisis Isu Kontemporer : Modul pendidikan dan pelatihan
prajabatan golongan III. Jakarta : LAN RI