Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HEPATITIS AKUT (ACUTE VIRAL HEPATITIS)

DISUSUN OLEH :

FEBRIYANINGSIH
NPM. 202091088

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

TAHUN 2021
1. Pengertian Hepatitis Virus Akut ( Acute Viral Hepatitis )

Hepatitis virus akut adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.
Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis
virus yaitu: virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis
C (HCV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV). Jenis virus
lain yang ditularkan pascatransfusi seperti virus hepatitis G dan virus TT
telah dapat diidentifikasi akan tetapi tidak menyebabkan hepatitis. Semua jenis
hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali virus
hepatitis B, yang merupakan virus DNA. Walaupun virus-virus tersebut
berbeda dalam sifat molecular dan antigen, akan tetapi semua jenis virus
tersebut memperlihatkan kesamaan dalam gejala klinis dan perjalanan
penyakitnya. Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari
asimtomatik sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminan yang dapat
menimbulkan kematian. Selain itu, gejala juga bisa bervariasi dari infeksi
persisten subklinis sampai penyakithati kronik progresif cepat dengan sirosis
hepatis dan karsinoma hepatoseluler yang umum ditemukan pada tipe virus
yang ditransmisi melalui darah (HBV, HCV, dan HDV).
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dair berbagai penyakit hati di
seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2
juta kematian setiap tahunnya. Banyak episode hepatitis dengan klinik
anikterik, tidak nyata atau subklinis. Secara global virus hepatitis merupakan
penyebab utama viremia yang persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang
berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-
kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8-68,3%. Peningkatan
prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi dan lebih
nyata di daerah dengan kondisi kesehatan di bawah standar. Lebih dari 75% anak
dari berbagai benua Asia, Afrika, India, menunjukkan sudah memiliki
antibody anti-HAV pada usia 5 tahun. Sebagian besar infeksi HAV didapat
pada awal kehidupan, kebanyakan asimtomatik atau sekurangnya aniktertik.
Tingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar dari
2,5% di Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang, sehingga termasuk dalam
kelompok negara dengan endemisitas sedang sampai tinggi. Di negara-negara
Asia diperkirakan bahwa penyebaran perinatal dari ibu pengidap hepatitis
merupakan jawaban atas prevalensi infeksi virus hepatitis B yang tinggi.
Hampir semua bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HBeAg positif akan
terkena infeksi pada bulan kedua dan ketiga kehidupannya. Adanya HbeAg
pada ibu sangat berperan penting untuk penularan. Walaupun ibu mengandung
HBsAg positif namun jika HBeAg dalam darah negative, maka daya tularnya
menjadi rendah. Data di Indonesia telah dilaporkan oleh Suparyatmo, pada tahun
1993, bahwa dari hasil pemantauan pada 66 ibu hamil pengidap hepatitis B,
bayi yang mendapat penularan secara vertical adalah sebanyak 22 bayi (45,9%).
Prevalensi anti-HCV pada donor darah di beberapa tempat di Indonesia
menunjukkan angka di antara 0,5%-3,37%. Sedangkan prevalensi anti HCV pada
hepatitis virus akut menunjukkan bahwa hepatitis C (15,5%-46,4%)
menempati urutan kedua setelah hepatitis A akut (39,8%-68,3%) sedangkan
urutan ketiga ditempati oleh hepatitis B (6,4%-25,9%). Untukhepatitis D,
walaupun infeksi hepatitis ini erat hubungannya dengan infeksi hepatitis B, di
Asia Tenggara dan Cina infeksi hepatitis D tidak biasa dijumpai pada daerah
dimana prevalensi HBsAg sangat tinggi. Laporan dari Indonesia pada tahun 1982
mendapatkan hasil 2,7% (2 orang) anti HDV positif dari 73 karier hepatitis B dari
donor darah. Pada tahun 1985, Suwignyo dkk melaporkan, di Mataram, pada
pemeriksaan terhadap 90 karier hepatitis B, terdapat satu anti HDV positif (1,1%).
Hepatitis E (HEV) di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Sintang
Kalimatan Barat yang diduga terjadi akibat pencemaran sungai yang
digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Didapatkan HEV positif sebanyak 28/82
(34,1%). Letupan kedua terjadi pada tahun 1991, hasil pemeriksaan
menunjukkan HEV positif 78/92 orang (84,7%). Di daerah lain juga ditemukan
adanya HEV seperti di kabupaten Bawen, Jawa Timur. Pada saat terjadi letupan
tahun 1992, ditemukan 2 kasus HEV dari 34 sampel darah. Dari rumah sakit di
Jakarta ditemukan 4 kasus dari 83 sampel.

2. Fisiologi
Hati mempunyai fungsi yang sangat beraneka ragam, sirkulasivena porta
yang menyuplai 75% dari suplai asinus memang peranan penting dalam fisiologis
hati, mengalirkan darah yang kaya akan nutrisi dari traktus gastrointestinal. Bagian
lain suplai darah tersebut masuk dalam hati lewat arteri hepatika dan banyak
mengandung oksigen. Venaporta yang terbentuk dari vena linealis dan vena
mesenterika superior, mengantarkan 4/5 darahnya kehati darah ini mempunyai
kejenuhan oksigen hanya 70% sebab beberapa oksigen telah diambil oleh limpa danusus.
Darah ini membawa kepada hati zat makanan yang telah di absorbsi oleh mukosa usus
halus.
Vena hepatika mengembalikan darah dari hati kevena kava inferior.
Terdapat empat pembuluh darah utama yang menjelajahi keseluruh hati, dua yang
masuk yaitu arteri hepatika dan venaporta, dan dua yang keluar yaitu vena hepatika
dan saluran empedu. Sinusoia mengosongkan isinya kedalam venulel yang berada pada
bagian tengah masing-masing lobulus hepatik dan dinamakan vena sentralis,vena
sentralis bersatu membentuk vena hepatika yang merupakan rainase vena dari hati
dan akan mengalirkan isinya kedalam vena kavainferior didekat diafragma jadi
terdapat dua sumber yang mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya terdapat
satu lintasan keluar (FKUI,2006).Selain merupakan organ parenkim yang berukuran
terbesar, hatijuga sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan
padasetiap metabolik tubuh. Adapun fungsi hati menurut (Pearce, 2006)sebagai
berikut:
1. Fungsi vaskuler untuk menyimpan dan filtrasi darah.Aliran darah melalui hati
sekitar 1100 ml darah mengalir dari venaporta kesinosoid hati tiap menit, dan
tambahan sekitar 350 ml lagimengalir kesinosoid dari arteri hepatica, dengan
total rata-rata 1450ml/menit.
2. Fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar sistemmetabolisme
tubuh.Hepar melakukan fungsi spesifik dalam metabolisme
karbohidat,mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
glukoneogenesismembentuk banyak senyawa kimia penting dan hasil
perantarametabolisme karbohidrat serta menyimpan glikogen.
3. Fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk empedu yangmengalir
melalui saluran empedu ke saluran pencernaan.
4. Tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
5. Tempat sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasidarah.
6. Tempat menyimpan beberapa vitamin (vitamin A, D, E, K), mineral(termasuk zat
besi).
7. Mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol.8.Empedu yang dihasilkan oleh sel
hati membantu mencerna makanandan menyerap zat gizi penting.
8. Menetralkan dan menghancurkan substansi beracun (detoksikasi)serta
memetabolisme alkohol.
9. Membantu menghambat infeksi.

4. Faktor yang Mempengaruhi


Perilaku berisiko terhadap Hepatitis berdasarkan Kemenkes RI (2012) :
a) Kebiasaan membeli makanan di sembarang tempat, makan makanan mentah
atau setengah matang.
b) Personal hygiene yang rendah antara lain : penerapan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat masih kurang diantaranya cuci tangan dengan air bersih dan
sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, serta cara mengolah
makanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan (Kemenkes RI, 2012).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah berdasarkan Depkes diantaranya
cuci tangan, menjaga kuku agar tidak panjang dankotor, menggunakan
jamban (WC) yang sehat untuk Buang Air Kecil dan Buang Air
Besar, dan membuang sampah pada tempatnya. Kelompok risiko tinggi tertular
HAVberdasarkan Cahyono,dkk(2010), diantaranya :
1. Tinggal di daerah dengan kondisi lingkungan yangburuk (penyediaan air
minum dan air bersih, pembuangan air limbah, pengelolaan sampah,
pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat).
2. Tempat penitipan anak dan asrama (Pesantren).
3. Penyaji makanan

5. Jenis Gangguan
Beberapa gangguan yang umumnya muncul pada penderita hepatitis, antara lain
adalah:
- Mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas.
- Feses berwarna pucat.
- Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan(jaundice).
- Nyeri perut.
- Berat badan turun.
- Urine menjadi gelap seperti teh.
- Kehilangan nafsu makan

6. Pengkajian
a) Pengumpulan Data
b) Identitas
Pada penyakit hepatitis biasanya sering di temukan pada laki –laki pada usia
produktif 40-50 tahun. Perempuan dewasa relatif lebih rendah potensi
terkena hepatitis karena gen di organ hati tidak merasa perlu berganti
menjadi gen maskulin untuk menghadapi kanker.Biasanya kalau perempuan
saat sedang hamil rawan terkena penyakit hepatitis.Pada tenaga medis dan
tenaga PMI lah yang sering terkena penyakit ini.
c) Keluhan Utama
Klien biasa datang dengan keluhan: Demam, sakit kepala,nyeri pada
bagian perut kanan atas, mual, muntah, ikterik,lemah,letih, dan anoreksia.
d) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah di derita klien.
e) Pemeriksaan fisik
B1(Breathing)
- Inspeksi : bentuk dada simetris, susunan ruas tulang belakang normal,
irama nafas teratur, retraksi otot bantu nafas (-), nyeri dada (-), batuk(-
) ,sputum(-).
- Palpasi : vocal premitus sama antara kanan dan kiri.Perkusi: terdengar
suara sonor.
- Auskultasi : terdengar suara ronkhi.
B2(Blood)
- Inspeksi : nyeri dada (-), sianosis (-), clubbing finger (-), JVP (-).
- Palpasi : ictus cordis tidak teraba, CRT < 3 detik, nyeri tekan (-).
- Perkusi : terdengar suara redup/ pekak , letak jantung masih dalam batas
normal di ICS II sternalis dextra sinistra sampai dengan ICS V midclavikula
sinistra.
- Auskultasi : suara jantung S1 S2 tunggal.
B3(Brain)
Inspeksi : Kesadaran composmentis, orientasi baik, kejang(-), kaku
kuduk(-), brudzinsky(-), nyeri kepala(-), pusing(-), kelainan nervous cranialis
(-).

B4(bladder)
Inspeksi : Urine gelap
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada alat kelamin.

B5(Bowel)
Inspeksi: nafsu makan menurun, muntah,bentuk abdomen buncit jika
terdapat asites, kulit tipis dan licin, warna feses kuning/pucat.
Palpasi: ada hepatomegali, abdomen teraba keras
Perkusi:pekak pada kuadran kanan atas, redup pada kuadran kana bawah
Auskultasi:peristaltik usus 6 kalipermenit, tidak terdengar bising usus.

B6(Bone)
Inspeksi : kulit kering, oedema (+), kemampuan pergerakan terbatas,
warna kulit kemerahan.
Palpasi : CRT< 3 detik, turgor kulit < 3 detik, akral panas, kekuatan otot
5,5,4,4.

B7 (Penginderaan)
Inspeksi : konjungtiva : pink, sklera : putih, palpebra: normal, strabismus
: tidak ada, ketajaman penglihatan : baik, alat bantu yang digunakan: tidak
ada.Hidung: normal, mukosa hidung: lembab, sekret: tidak ada sekret,
ketajaman penciuman : normal, kelainan lain :tidak ada kelainan.Telinga :
bentuk simetris kanan dan kiri, keluhan : tidak ada keluhan, ketajaman
pendengaran: normal, tidak ada alat bantu. Perasa : normal tidak ada masalah
Peraba : baik tidak ada masalah.

B8 (Endokrin)
Inspeksi : gangrene (-),pus (-), bau(-).Palpasi: pembesaran kelenjar tyroid (-),
pembesaran kelenjar parotis (-).

7. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan NANDA


- Hipertermia b.d invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadapt
inflamasi hepar.
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsdan metabolismpencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolickarena
anoreksia, mual, muntah.
- Nyeri akut b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan
bendungan vena porta.
- Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum,ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksingen.

8. Rencana Keperawatan Berdasarkan NOC dan NIC

No Diagnosa NOC NIC


1 Hipertermia Termogulasi - Perawatan demam
- Mencegah hipertrermia malignan
- Pengaturan suhu
2 Ketidakseimbangan Status Nutrisi - Manajemen gangguan Makan
nutrisi kurang dari - Asupan - Manajamen Nutrisi
kebutuhan tubuh Nutrisi - Bantuan Peningkatan Berat
- Asupan Badan
Makanan
dan cairan
3 Nyeri Akut - Kontrol - Pemberian analgetik
nyeri - Manajmen nyeri
- Tingkat - Bantuan pasien untuk
nyeri mengontrol analgesic
- Manajemen sedasi
4 Intoleransi aktifitas - Toleransi - Terapi aktifitas
terhadap - Manajemen energi
aktifitas
- Daya tahan
- Energi
psikomotor

Anda mungkin juga menyukai