Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Adam Damiri (1140970120001)
2. Hayatun Nufus (1140970120010)
3. Dian Adi Setiawan (1140970120013)
4. Laili Muthia Ghina (1140970120016)
5. Panji Sugiarto (1140970120030)
6. Siti Dwi Handayani (1140970120037)
1.4 Etiologi
Pada prinsipnya, penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi.
Hepatitis yang sering terjadi umumnya disebabkan oleh infeksi virus.
1. Infeksi virus
Hepatitis A
Hepatitis A merupakan tipe hepatitis yang paling rigan. Hal ini disebabkan
infeksi virus hepatitis A (HVA) umumnya tidak sampai menyebabkan
kerusakan jaringan hati.
Hepatitis B
Hepatitis B merupakan tipe hepatitis yag berbahaya. Penyakit ini lebih
sering menular dibandingkan hepatitis jenis lainnya. Hepatitis B menular
melalui ontak darah atau cairan tubuh yang mengandung virus hepatitis B
(HVB).
Hepatitis C
Hepatitis C menyebabkan peradangan hati yang cukup berat, diperkirakan
80% menjadi hepatitis kronis (menahun) dan dapat berkembang menjadi
sirosis. Hepatitis C menular melalui darah, biasanya karena transfusi atau
jarum suntik yang terkontaminasi virus hepatitis C.
Hepatitis D
Hepatitis D sering dijumpai pada penderita hepatitis B. Penyebabnya
adalah virus hepatitis delta. Penularan hepatitis D menyerupai penularan
pada hepatitis B yakni melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang
mengandung VHD.
Hepatitis E
Hepatitis E mempunyai sifat menyerupai hepatitis A, demikian juga untuk
model penularannya tetapi dengan tingkat keparahan yang lebih ringan.
Penyebabnya adalah virus hepatitis E. Hepatitis E menyebar melalui
makanan dan minuman yang tercemar feses yang mengandung HVE.
Hepatitis E bisa didapati di tempat dengan sumber air yang bercampur
kegiatan mandi cuci kakus (MCK).
2. Penyakit lain yang mungkin timbul
Diabetes Mellitus, hiperlipidemia (kadar lemak,termasuk kolesterol dan
trigliserida, dalam darah menjadi tinggi atau berlebihan), dan obesitas sering
terkait dengan penyakit hati. Ketiga kelainan ini membebani kerjahati dalam
metabolisme lemak. Akibatnya, akan terjadi kebocoran sel-sel yang berlanjut
dengan kerusakan sel dan peradangan hati yang disebut steatohepatitis.
3. Alkohol
Minuman beralkohol dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati. Hepatitis
terjadi akibat konsumsi alkohol yang berlebihan atau dalam jangka waktu
lama. Di dalam tubuh, alkohol dipecah menjadi zat-zat kimia lain. Sejumlah
zat tersebut bersifat racun sehingga menyebabkan kerusakan sel hati.
Minuman keras menurut departemen kesehatan RI adalah “semua jenis
minuman yang beralkohol tetapi bukan obat yang meliputi minuman keras
gol. A, minuman keras gol. B, dan minuman keras Gol. C”. Golongan A
memiliki kadar ethanol 1-5%, golongan B memiliki kadar ethanol 5-20% dan
golongan C kadar ethanolnya 20-55%. Banyak minuman keras beredar di
pasaran. Contoh produk minuman keras golongan A diantaranya: bintang
biru, green sand, san Miguel, anker bir. Minuman keras golongan B
diantaranya: anggur, whisky, Mc. Donald, orang tua anggur. Minuman keras
golongan C diantaranya: mansion house, schotch brandy, Mc. Donald,
orang tua anak.
Data di Amerika Serikat menunjukkan 50% kecelakaan lalu lintas yang fatal
disebabkan oleh pengemudi mabuk. Alkohol juga bisa digunakan sebagai
antiseptik dan pengawet. Karena itu, alkohol bisa memabukkan dan bisa
membersihkan luka. Tetapi tidak berarti alkohol untuk pembersih luka itu
sama dengan alkohol yang terkandung dalam minuman atau tape.
Alkohol pembersih bakteri atau kuman
Alkohol swab adalah sejenis antiseptic atau pembersih kuman atau bakteri
yang digunakan untuk jari tangan atau permukaan kulit lainnya yang
berbahan dari kertas tissu basah yang mengandung alcohol, alcohol swabs
biasa digunakan pada saat akan mengambil sample darah pada jari tangan,
agar jari tangan tersebut bersih dan higienis dari kotoran kuman dan bakteri.
Alcohol swabs ini hanya digunakan sekali pakai tidak dianjurkan untuk
penggunaan lebih dari 1 kali karna jika alcohol swabs telah terbuka
kemasannya maka alcohol swabs akan cepat mengering terkena angin dan
tidak akan berfungsi dengan baik saat digunakan kembali. Penggunaan
alcohol swabs ini hanya untuk penggunaan permukaan kulit luar tidak dapat
digunakan untuk penggunaan kulit dalam yang terbuka. Alcohol swabs terdiri
dari 70% Ethyl Alcohol yang aman untuk digunakan sebagai pembersih
permukaan kulit luar.
4. Obat-obatan atau zat kimia
Sejumlah obat atau zat kimia dapat menyebabkan hepatitis. Sesuai dengan
fungsi hati yang berperan dalam metabolisme, penetralisir, atau dalam
detoksifikasi zat kimia, termasuk obat. Oleh karena itu, zat kimia dapat
menmbulkan rekasi yang sama seperti reaksi karena infeksi virus hepatitis.
Gejala dapat terjadi dalam waktu 2 minggu- 6 bulan setelah obat diberikan.
Obat-obat yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati, antara lain
halotan (sering digunakan obat bius), isoniasid (antibiotik untuk TBC),
metildopa (obat antihipertensi), fenitoin dan asam valproat (obat
antiepilepsi), serta parasetamol (pereda demam). Jika dosis parasetamol
berlebihan, terlebih jika dikonsumsi bersama alkohol dapat menyebabkan
kerusakan hati yang cukup parah bahkan kematian.
5. Penyakit autoimun
Autoimun terjadi karena adanya gangguan pada sistem kekebalan
(imunisasi) yang merupakan kelainan genetik. Sistem kekebalan tubuh
nustru menyerang sel atau jaringan tubuh itu sendiri (hati). Gangguan ini
terjadi karena ada faktor pencetus, yakni kemungkinan suatu virus atau zat
kimia tertentu. Sekitar 30% kasus hepatitis autoimun mempunyai gangguan
autoimun pada organ tubuh lain.
1.5 Klasifikasi
a. Hepatitis A (HAV)
Virus Hepatitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung
berukuran 27 nm. Ditularkan melalui jalur fekal-oral, snitasi yang jelek,
kontak antara manusia, dibawah oleh air dan makanan.masa inkubasinya
15-49 hari dengan rata-rata 30 hari. Infeksi ini mudah terjadi di dalam
lingkungan dengan hygiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang
sangat padat.
b. Hepatitis B (HBV)
Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang
memiliki ukuran 42 nm yang ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan
karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan
perinatal dari ibu kepada bayinya. Masa inkubasi 26-160 hari dengan rata-
rata 70-80 hari. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium,
dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit
hemodialisis serta onkologi. Laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif
dalam hubungan seksual dan para pemakai obat-obat IV.
c. Hepatitis C (HCV)
Virus hepatitis C (HCV) meruakan virus RNA kecil terbungkus lemak yang
diamternya 30-60 nm. Ditlularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan
juga disebabkan oleh kontak seksual.masa inkubasi virus 15-60 hari dengan
rata-rata 50 hari. Faktor resiko hampir sama dengan hepatitis B.
B. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh / mengatakan merasa mual
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke poli penyakit dalam RSUD Ulin Banjarmasin dengan
keluhan mual .Hasil pemeriksaan fisik sclera ikterik, kulit ikterik, terdapat
nyeri tekan pada abdomen kanan atas. Hasil pemeriksaan laboratorium
HbsAg (+).Tanda – tanda vital , TD : 100/70 mmHg, Nadi : 90x/ menit, Suhu
: 37,00 C.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya pasien belum pernah menderita mual dan nyeri seperti ini.
Hanya demam ,batuk dan flu saja. Rasa nyeri pada epigastrium (maag)
sudah diderita pasien sejak lama & sering minum obat antasida ( promaag ).
4. Riwayat Kesehata Keluarga
Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular atau keturunan.
5. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
6. Pengkajian Pola Fungsional Kesehatan (Virginia Henderson)
1. Pola Nafas
Sebelum sakit : Pasien dapat bernafas dengan normal tanpa alat bantu
pernafasan
Saat dikaji : Pasien dapat bernafas dengan normal tanpa
2. Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari dengan porsi nasi dengan
lauk pauk seadanya dan minum air putih 6-7 gelas
Saat dikaji : Pasien hanya menghabiskan setengah porsi makan yang
disediakan dari rumah sakit dan mual muntah ketika makan
. minum air putih 5 gelas perhari dan minum air teh.
3. Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi padat,warna kuning,BAK 4-5 x/hari dengan
warna kuning jernih
Saat dikaji : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek , warna kuning kecoklatan,berbau khas fese. BAK 4
– 7 kali sehari dengan warna kuning keruh seperti teh.
4. Pola istirahat tidur
Pasien bisa tidur 7-8 jam/hari tanpa ada gangguan jarang tidur siang
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak bisa tidur semalaman dan
juga siang tidak bisa tidur
5. Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan kegiatan dan aktifitas tanpa
bantuan orang lain
Saat dikaji : Pasien tidak dapat bergerak bebas karena nyeri pada
perut kanan sebelah atas. Aktivitas sehari – hari seperti
mandi, makan, BAB, BAK dibantu perawat dan keluarga.
6. Personal higine
Sebelum sakit : Pasien mnegatakn 2x/hari dengan mengguanakan sabun
dan selau gosok gigi keramas 2x seminggu
Saat dikaji : Pasien hanya diseka oleh keluarganya pagi dan sore
hari
7. Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien menmilih dan memakai secara mandiri
Saat dikaji : Pasien mengatakan dalam memakai dan memilih baju
dibantu oleh keluarga atau istrinya
8. Mempertahankan suhu tubuh
Sebelum sakit : Pasien mnegatakan jika dingin memakai jaket dan slimut
jika panas pasien hanya memakai baju yang tipis dan
menyerap kringat
Saat dikaji : Pasien tidak memakai baju dan hanya memakai sarung
dan slimut , suhu 37,0oC
9. Bahaya lingkungan dan kecelakaan
Sebelum sakit : Pasien dapat melindungi dirinya dari bahaya lingkungan
dan kecelakaan
Saat dikaji : Pasien dibantu oleh keluarganya (istrinya)
10. Komunikasi
sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan orang
lain dengan lancer baik bisa menggunakan bahaasa jawa
dan Indonesia
11. Bekerja
Sebelum sakit : Pasien bekerja sebagai petani
Saat dikaji : Pasien tidak bisa melakukan kegiatan bertanunya seperti
biasa karena keadaannya sedang sakit
12. Ibadah
Sebelun sakit : Pasien mnengatatkan beragama islam dan biasa
menjalankan sholat 5 waktu
Saat dikaji : Pasien tidak dapat menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan
hanya tiduran
13. Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan untuk mengisi waktu luangnya
passion slalu berkumpul dengan kluarga terdekat atau
keluarga
Saat dikaji : Pasien hanya tiduran ditempat tidur dan berbincang-
bincang dengan kluarga dan pasien sebelahnya
14. Belajar
Sebelum sakit : Pasien mnratakn tidak mengetahui tantang penyakit
sekarang
Saat dikaji : Pasien mendapatkan informasi tentang penyakit
dari dokter dan perawat
C. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
TB/ BB : 170 Cm / 59 Kg
b. Vital Sign
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 90x/mnt
Pernafasan : 20 x/ mnt
Suhu : 37.0 0C
HbSag : Positif
Program Pengobatan:
1. inject Primperan 1 amp
2. Vometa 3 x 1
3. Sisterol 3 x 1
4. Corliv 3 x 1
E. Analisa Data
waktu Data Masalah Penyebab
F. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi ( pembengkakan
hepar )
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah
3. Hipertermia berhubungan dengan invasi penyakit ( inflamasi hepar )
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
G. Intervensi Keperawatan
Tgl No.Dx Tujuan Intervensi TTD
30 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor nyeri ,lokasi dan
Septembe keperawatan selama 2 x 7 intensitas skala nyeri.
r 2021 jam diharapkan nyeri 2. Berikan posisi dan
berkurang dengan criteria lingkungan yang nyaman.
hasil : 3. Ajarkan tekhnik nafas
- Skala nyeri dari 4 dalam untuk mengurangi
menjadi 1 nyeri
- Pasien dapat 4. Ajarkan tekhnik distraksi
beristirahat relaksasi
- Wajah pasien tampak 5. Monitor TTV
rileks 6. Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai indikasi
H. Implementasi
Waktu No. Implementasi Respon ttd
Dx
Kamis, 30 1 - Mengukur TTV - TD : 110/70 mmHg, RR : 20 / Menit
September , Nadi : 72 X/Menit, Suhu : 36,6o C
2021
08.00 WIB - P : Nyeri bertambah jika bergerak
- Mengkaji kaateristik dan berkurang sat istirahat.
nyeri
- Q : Nyeri dirasaka seperti ditusuk-
tusuk
- R : Nyeri dirasakan diperut bagian
kanan atas.
- S : Skala nyeri 4
- T : Nyeri hilang timbul
- Berikan perawatan
mulut tiap hari. - Mulut pasien bersih kembali
- Anjurkan makan
dengan porsi yang tegak. - Pasien mau makan dengan posisi
tegak
- Dorong masukan sari
jeruk dan masukan Mual pasien dapat berkurang
karbohidrat.
13.00 WIB
- Berikan makan sedikit
3 tapi sering - Pasien mau makan tapi masih
- Konsul dengan ahli gizi habis setengah porsi
Sabtu, 2 - Monitor suhu badan
Oktober Suhu badan pasien 36,40 C
2021 . Ajarkan klien
08.00 pentingnya - Pasien minum 5-6 gelas /hari
WITA mempertahankan cairan
yang adekuat (sedikitnya
10.00 2000 l/hari) untuk
WITA mencegah dehidrasi,
misalnya sari buah 2,5-3
liter/hari.
3. Berikan kompres
4 hangat pada lipatan - Suhu tubuh pasien berangsur turun
ketiak dan femur
Minggu 2
Oktober 4. Anjurkan klien untuk
2021 memakai pakaian yang Klien mampu memilih pakaian
08.00 menyerap keringat dengan bahan yang menyerap
WITA keringat
Minggu , 3
Oktober 4 S : Kebutuhuan personal higyne pasien terpenuhi dengan
2021 bantuan keluarga dan perawat
08.00 O : Pasien masih mendapat bantuan oleh keluarga dan
WITA perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Mengajak keluarga membantu memenuhi kebutuhan
pasien