Anda di halaman 1dari 137

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II

ANGKATAN IX TAHUN 2021

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


JABATAN PELAKSANA/TERAMPIL - PERAWAT

OPTIMALISASI PERAWAT DALAM PENERAPAN


KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPADA PASIEN
MELALUI MEDIA LEAFLET OLEH PERAWAT
TERAMPIL DI RUANG INSTALASI GAWAT
DARURAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PANGERAN JAYA SUMITRA KOTABARU
KABUPATEN KOTABARU

Oleh:
NAMA : REZA HERDIAN FADILLA, A.Md.Kep
NIP. 19971216 202012 1 002
NDH : 20

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
BANJARBARU
2021
ii
iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat


Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan laporan pelaksanaan aktualisasi dan
habituasi dengan judul “Optimalisasi Perawat Dalam Penerapan
Komunikasi Terapeutik Kepada Pasien Melalui Media Leaflet Oleh
Perawat Terampil di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru”.
Laporan pelaksanaan aktualisasi dan habituasi ini disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negri Sipil Golongan II angkatan IX Kota Banjarbaru Tahun 2021
sebagai bentuk pemahaman konseptual dan internalisasi nilai-nilai dasar
PNS yang di terapkan di RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru.
Dalam menyelesaikan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai PNS ini,
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak, Ibu, Adik dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa,
dukungan, kasih sayang dan semangat yang tiada habisnya.
2. Bapak Drs. H. Said Akhmad, MM selaku Sekretaris Daerah Kabupaten
Kotabaru.
3. Bapak Drs. H. Muhammad Nispuani, M.AP selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMD) Provinsi
Kalimantan Selatan.
4. Bapak H. Ahmad Bagiawan, S.Pd., MM, selaku Kepala Badan
Kompetensi Manajerial dan Fungsional Pengembangan.
5. Bapak Dr. Abdul Haris, S. Sos, S.H, M.Si sebagai kepala Sub Bidang
Kompetensi Jabatan Pimpinan Daerah dan Prajabatan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMD) Provinsi
Kalimantan Selatan.
6. Bapak Ir. H. Teguh Supriyono, M.AP selaku penguji yang telah
bersedia memberikan masukan dan saran untuk kegiatan rancangan
aktualisasi ini.

iv
7. Ibu Hj. Ernawati, S. Sos, S. H, M.Si sebagai Plt. Direktur RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kabupaten Kotabaru.
8. Bapak H. Said Syarifudin S.Kep., selaku Kepala Bidang Keperawatan
dan Penyuluhan RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru, sebagai
Mentor yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam penyusunan rancangan
aktualisasi dan habituasi ini.
9. Bapak Dr. H. Suyanto. M.Si selaku Coach yang telah bersedia
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun rancangan
aktualisasi dan habituasi ini.
10. Bapak/ibu Widyaiswara, panitia dan staf Badan Penegmbangan
Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDM) Provinsi Kalimantan Selatan
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai dasar ANEKA
kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun rancangan
aktualisasi ini
11. Pejabat administrator, pengawas, dan pelaksana pada Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Kabupaten
Kotabaru, khususnya penyelenggara pendidikan dan latihan dasar
CPNS Golongan II Angkatan IX Tahun 2021.
12. Kepala Ruangan dan seluruh keluarga besar Ruang IGD atas
bimbingan, dukungan dan kerjasamanya.
13. Keluarga besar Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan
IX Tahun 2021 atas semua kebersamaan, kekeluargaan, inspirasi, ide-
ide dan kerjasamanya.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Rancangan
AKtualisasi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan laporan pelaksanaan


aktualisasi dan habituasi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kebaikan di masa yang akan datang. Semoga

v
penyusun dapat menerapkan nilai-nilai “ANEKA” dan segala macam ilmu
pengetahuan yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II ini. Akhir kata, semoga laporan
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi ini dapat dijalankan dengan baik
dan bermanfaat untuk semua orang.

Banjarbaru, 11 Desember 2021


Penulis,

Reza Herdian Fadilla, A.Md.Kep


NIP . 19971216 202012 1 002

vi
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..iii.....
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..iv......
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… vii.....
DAFTAR TABEL..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………..1.....
B. Tujuan dan Manfaat.............................................................................
C. Isu Aktual.............................................................................................
D. Ruang Lingkup....................................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Profile Rumah Sakit.............................................................................
B. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi....................................................
C. Tugas dan Fungsi...............................................................................
D. Sasaran Kinerja Pegawai...................................................................
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Landasan Teori.....................................................................................
1. Nilai-Nilai Dasar ANEKA................................................................
2. Peran dan kedudukan PNS dalam NKRI.......................................
3. Konsep Komunikasi Terapeutik......................................................
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................................
C. Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi......................................
D. Rencana Matrik Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi...........................
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi……………….46.....
B. Proses Penerapan Inisiatif dan Gagasan Kreatif...............................
C. Realisasi Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi..............................

vii
D. Rencana Matrix Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi...........................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………..84.....
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Ketenagaan..........................................................................


Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi......................................................................
Tabel 3.3 Jadwal Rencana Kegiatan ...............................................................
Tabel 3.4 Rencana Matrik Pelaksanaan Aktualisasi Mingguan........................
Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Penilaian Lembar Feed Back Sosialisasi............
Tabel 4.2 Realisasi Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi.............................
Tabel 4.3 Realisasi Matrix Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi..................

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru.......................................


Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru
...........................................................................................................................
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang IGD....................................................
Gambar 4.1 Kegiatan Konsultasi dan Meminta Izin dengan Mentor untuk
Melaksanakan Kegiatan Yang Telah Di Rencanakan..................
Gambar 4.2 Kegiatan Konsultasi dan Meminta Izin dengan Coach untuk
Melaksanakan Kegiatan Yang Telah Di Rencanakan Melalui
Whatsapp......................................................................................
Gambar 4.3 Kegiatan Konsultasi membuat draft SPO Komunikasi
Terapeutik bersama Kepala Ruangan..........................................
Gambar 4.4 Draft SPO Komunikasi Terapeutik.........................................53
Gambar 4.5 Kegiatan Pengusulan Draft SPO Komunikasi Terapeutik
Bersama Kepala Bidang Keperawatan..................................55
Gambar 4.6 Kegiatan Konsultasi membuat Leaflet tentang Komunikasi
Terapeutik bersama Kepala Ruangan..........................................
Gambar 4.7 Kegiatan Mencari referensi dan Mencetak Leaflet........................
Gambar 4.8 Leaflet Tentang Komunikasi Terapeutik........................................
Gambar 4.9 Kegiatan Pengusulan Leaflet Komunikasi Terapeutik bersama
Kepala Bidang Keperawatan........................................................
Gambar 4.10 SAP komunikasi Terapeutik........................................................
Gambar 4.11 Undangan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik melalui
Whatapp Grup.............................................................................
Gambar 4.12 Kegiatan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik Dengan Teman
Sejawat........................................................................................
Gambar 4.13 Kegiatan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik Dengan Teman
Sejawat........................................................................................
Gambar 4.14 Daftar Hadir Sosialisasi..................................................................

x
Gambar 4.15 Kegiatan Konsultasi membuat Lembar Ceklis Feed Back
Sosialisasi bersama Kepala Ruangan ........................................
Gambar 4.16 Kegiatan Konsultasi Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi
bersama Kepala Bidang Keperawatan........................................
Gambar 4.17Lembar ceklis Feed Back Sosialisasi...........................................
Gambar 4.18 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik
yaitu Tahap Prainteraksi..............................................................
Gambar 4.19 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik
yaitu Tahap Orientasi...................................................................
Gambar 4.20 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik
yaitu Tahap Kerja.........................................................................
Gambar 4.21 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik
yaitu Tahap Terminasi.................................................................
Gambar 4.22 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik
Kepada Pasien............................................................................
Gambar 4.23 Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi.........................................
Gambar 4.24 Mengumpulkan dan menyusun semua data bukti pendukung
dan hasil kegiatan........................................................................
Gambar 4.25 Kegiatan Melaporkan Hasil Evaluasi Semua Kegiatan yang
Telah Dilakukan Kepada Coach Melalui Whatapp......................
Gambar 4.26 Kegiatan Melaporkan Hasil Evaluasi Semua Kegiatan yang
Telah Dilakukan Kepada Mentor.................................................

xi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) terdiri dari profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada
instansi pemerintah.
Sebagai pegawai ASN, PNS mempunyai fungsi dan tugasnya yakni
sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik, dan sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah
pendidikan dan pelatihan dalam masa Prajabatan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Latsar CPNS bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur
berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara,
mengaktualisasikan nilai nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam

1
2

kerangka NKRI, dan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang


dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi berarti
memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal, dan Kompetensi
Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang (Peraturan LAN No. 1 tahun
2021).
Proses internalisasi yang diperoleh selama mengikuti kegiatan Pelatihan
Dasar akan diaktualisasikan di instansi tempat ASN bertugas. Agar
aktualisasi nilai-nilai dasar dapat berjalan dengan baik dan tujuan mulia
yang ada di dalamnya dapat tercapai, maka perlu dibuat suatu rancangan
aktualisasi oleh peserta Pelatihan Dasar yang berisi tentang kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan atau diaktualisasikan dengan menerapkan
nilai-nilai dasar ASN di unit masing-masing.
Rumah sakit mempunyai fungsi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yaitu suatu upaya dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, yang ditujukan untuk
masyarakat secara luas. Salah satu syarat yang paling penting dalam
pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang bermutu. Pelayanan dapat
dikatakan bermutu apabila memberikan kepuasan pada pasien. Kepuasan
pasien dalam menerima pelayanan kesehatan bisa mencakup komunikasi
antara petugas kesehatan dengan pasien.
Tujuan dari Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra
salah satunya adalah memberikan pelayanan kesehatan yang prima
dengan pelayanan yang berkualitas. Hal tersebut salah satunya dapat
dicapai dengan memberikan pelayanan keperawatan melalui asuhan
keperawatan yang optimal sehingga pelayanan kepada masyarakat yang
cepat dan akurat akan berdampak terhadap tercapainya derajat kesehatan
masyarakat, Pelayanan keperawatan yang berkualitas tidak hanya
ditentukan oleh ketepatan dalam memberikan pelayanan tetapi dengan
membina hubungan komunikasi yang dapat mengurangi masalah yang
3

dihadapi pasien khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya


Sumitra Kotabaru.
Komunikasi merupakan proses yang sangat berarti dalam hubungan
antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih
bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan.
Kenyataanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian
integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-
harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama
teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya. Maka komunikasi
sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan
perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi interpersonal, artinya komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal dan
nonverbal. Komunikasi terapeutik yang baik terdiri dari 4 tahab yaitu fase
interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi.
Beberapa permasalahan yang sering muncul selama bertugas di
ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru terhitung sejak bulan
Januari 2021 hingga September 2021 terdapat 10 dari 23 orang perawat
yang bertugas di ruang IGD tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu,
kurang ramah, dan komunikasi kurang baik sebelum atau sesudah
memberikan tindakan. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya
penerapan komunikasi terapeutik perawat ruangan saat memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien.
Oleh sebab itu demi meningkatkan pelayanan publik serta
mengaplikasikan nilai-nilai dasar ANEKA sesuai dengan tugas dan fungsi
pokok perawat terampil yaitu melakukan komunikasi terapeutik dalam
pemberian asuhan keperawatan, maka penulis menyusun judul rancangan
4

aktualisasi “Optimalisasi Perawat Dalam Penerapan Komunikasi


Terapeutik Terhadap Pasien Melalui Media Leaflet Oleh Perawat
Terampil Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru” guna memberikan kepuasan
profesional dalam pelayanan keperawatan, meningkatkan citra profesi
keperawatan serta citra rumah sakit.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Sebagai pedoman untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta kedudukan dan peran ASN
dalam NKRI secara langsung di unit kerja yaitu RSUD Pangeran
Jaya Sumitra Kotabaru
b. Memperbaiki kinerja ASN agar lebih terarah dalam melaksanakan
tugas pokoknya, serta dengan mengaplikasikan kelima nilai dasar
tersebut diharapkan ASN dapat memberikan pelayanan yang prima
bagi masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Menjalin komunikasi terapeutik yang dapat memberikan dampak
dalam peningkatan kualitas pelayanan sehingga memberikan
kepuasan pada pasien
b. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam menyampaikan
informasi yang efektif melalui metode komunikasi terapeutik di
Instalasi Gawat Darurat RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru

C. Manfaat
5

Manfaat yang diperoleh dengan disusunnya Rancangan Aktualisasi, yang


terdiri dari :

1. Bagi Diri Sendiri


a. Meningkatkan pengetahuan kepada peneliti tentang komunikasi
terapeutik
b. Menerapkan komunikasi terapeutik yang baik dan benar kepada
pasien
2. Bagi Unit Kerja
a. Menjadi referensi pada pihak unit kerja untuk dapat menjadikan
pedoman melakukan komunikasi terapeutik terlebih pada pasien
b. Memberikan informasi mengenai komunikasi terapeutik sehingga
unit kerja dapat memberikan pelajaran kepada karyawan agar di
aplikasikan dalam pelayanan keperawatan
3. Bagi Masyarakat
a. Memberikan pelayanan keperawatan yang dapat meningkatkan
kepuasan masyarakat
b. Memudahkan komunikasi antar masyarakat dan tenaga kesehatan
saat mendapatkan pelayanan keperawatan

D. Isu Aktual
Isu merupakan pokok permasalahan yang terjadi, sedang terjadi atau
akan terjadi yang menjadi pembicaraan khalayak ramai sehingga
memerlukan jalan keluar atau solusi dengan melakukan tindakan yang
nyata. Dalam menyusun rencana untuk kegiatan habituasi maka perlu
ditentukan isu atau permasalahan yang mendasar pada Rumah Sakit
Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru khususnya di Ruang IGD.
6

Isu yang diangkat berdasarkan peran dan kedudukan sebagai Aparatur


Sipil Negara tentang masalah yang terjadi di ruang lingkup kerja tersebut.
Adapun isu yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Belum optimalnya Perawat Dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik


Kepada Pasien di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra
Kotabaru
2. Belum Optimalnya Dokumentasi Keperawatan Dalam Penggunaan
Kartu Kontrol Cairan di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra
Kotabaru
3. Belum Optimalnya Kepatuhan Perawat Mengisi Informed Consent
melalui monitoring kelengkapan rekam medis di Ruang IGD RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru

Berdasarkan hasil analisis dari ketiga isu diatas, isu prioritas yang
didapatkan adalah belum optimalnya perawat dalam penerapan
komunikasi terapeutik kepada pasien di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaru.
Isu aktual yang diangkat penulis ini berdasarkan tugas pokok dan
fungsi perawat terampil yaitu melakukan upaya penerapan komunikasi
terapeutik bagi perawat guna meningkatkan kepuasan pelayanan
keperawatan kepada pasien.
Selain hal tersebut isu yang diangkat sudah penulis konsultasikan atau
diskusikan dengan atasan langsung yaitu Kepala Bidang Keperawatan,
kepala ruangan dan teman sejawat di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaru.
Rancangan aktualisasi ini mengidentifikasi isu yang muncul pada
instansi kerja penulis, yaitu di Instalasi Gawat Darurat Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaru. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis mengambil
7

judul “Optimalisasi Perawat Dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik


Terhadap Pasien Melalui Media Leaflet Oleh Perawat Terampil Di Ruang
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaru”, maka diperlukan beberapa kegiatan yang
berkelanjutan.
Pelaksanaan kegiatan ini akan berdasarkan dengan
mengintegrasikan nilai-nilai dasar ANEKA sebagai bentuk aktualisasi
program Pelatihan proposal ini yang berkenaan dengan fokus aktualisasi.

E. Ruang Lingkup

Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat


Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru pada tanggal 02 November 2021 sampai
tanggal 05 Desember 2021. Ada 8 (Delapan) kegiatan yang akan
dilakukan berdasarkan nilai ANEKA dan diharapkan bisa meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit, dengan peningkatan mutu komunikasi
terapeutik oleh perawat kepada pasien diharapkan juga dapat
meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di Instalasi
Gawat Darurat Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru. Kegiatan tersebut antara
lain:
1. Melakukan Konsultasi dengan Kabid Keperawatan dan Widyaiswara
(Coach).
2. Membuat Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
Komunikasi Terapeutik.
3. Pengusulan Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
Komunikasi Terapeutik.
4. Membuat Leaflet Tentang Komunikasi Terapeutik.
5. Melakukan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik Kepada Perawat.
8

6. Membuat Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi.


7. Melakukan Evaluasi Monitoring Perawat dalam Penerapan Komunikasi
Terapeutik menggunakan Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi.
8. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang dilakukan dan menyusun
laporan aktualisasi.
BAB II
GAMBARAN UMUM
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Organisasi

Gambar 2.1 RSUD Pangeran Jaya Sumitra

1. Sejarah RSUD Pangeran Jaya Sumitra


RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru yang awalnya bernama
RSUD Kotabaru merupakan Rumah Sakit Umum Pemerintah
Kabupaten Kotabaru yang didirikan pada tahun 1987 sebagai rumah
sakit kelas D. Pembangunan RSUD Kotabaru dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan Masyarakat Kabupaten Kotabaru sebagai
pusat rujukan pelayanan kesehatan. Hal tersebut disebabkan karena
pada waktu itu Kabupaten Kotabaru belum memiliki rumah sakit.
Kemudian, pada tanggal 05 Juni 1996 RSUD Kotabaru di
tingkatkan kelasnya menjadi RSUD Kelas C melalui Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI nomor: 532/Menkes/SK/VI/1996 yang
disahkan oleh Gubernur Kalimantan Selatan melalui surat keputusan
nomor: 24 tahun 1997, dan sejak saat itu RSUD Kotabaru resmi
beroperasi sebagai rumah sakit kelas C. Melalui Surat Keputusan
Gubernur nomor: 188.44/0337/kum/2007, tanggal 11 September
2007 tentang Regionalisasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit di

9
10

Provinsi Kalimantan Selatan.


Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor: 21 tahun 2013. tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten
Kotabaru, maka disusunlah Organisasi dan Tata Kerja RSUD
Kabupaten Kotabaru menjadi Lembaga Teknis Daerah yang
bertanggung jawab kepada Bupati, yang tertuang dalam Peraturan
Daerah Nomor: 26 tahun 2013.
Berdasarkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit no. KARS-
SERT/472/X/2017, yang di berikan oleh Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) tanggal 27 Oktober 2017 RSUD Kotabaru
ditetapkan dan diberikan Status Akreditasi Perdana.
Kemudian pada tanggal 18 Maret 2019 RSUD Kotabaru diberi
nama menjadi RSUD Pangeran Jaya Sumitra berdasarkan
Keputusan Bupati Kotabaru Nomor 188.45/189/KUM/2019
tentang Pemberian Nama Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra
Kotabaru.

2. Sumber Daya Manusia


Sampai tahun 2020 Jumlah Karyawan mengalami peningkatan
sebagaimana tercantum dalam tabel diberikut ini :

Tabel 2.1 Jumlah Ketenagaan


Tahun
Uraian
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Pegawai 331 329 361 367 451

10
11

3. Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSUD Pangeran Jaya Sumitra


4. Jenis Pelayanan RSUD Pangeran Jaya Sumitra
Fasilitas pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya
Sumitra yang tersedia terdiri dari Pelayanan Rawat Jalan, Rawat
Inap, Gawat Darurat dan Pelayanan Penunjang Lainnya dengan
menyelenggarakan pemeriksaan, diagnosa, pengobatan, perawatan
dan pencegahan dan peningkatan status kesehatan.
a) Pelayanan Medik
1) Instalasi Rawat Jalan / Poliklinik :
(a) Klinik Gigi
(b) Klinik umum
(c) Klinik Bedah Umum
(d) Klinik Bedah Mulut
(e) Klinik Penyakit Dalam
(f) Klinik Kesehatan anak
(g) Klinik Kebidanan dan Kandungan
(h) Klinik Kesehatan Mata
(i) Klinik THT
(j) Klinik Paru
(k) Klinik Fisioterapi
(l) Klinik Syaraf
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Rawat Inap
(a) Kelas I, Kelas II, Kelas III, VIP
(b) Ruang Perawatan Bayi (Ruang Perinatal)
(c) ICU(Intensif Care Unit)
b) Pelayanan Penunjang Medik
1) Instalasi Bedah Sentral
2) Instalasi Hemodialisa
3) Instalasi Gizi
4) Instalasi Radiologi
5) Instalasi Laboratorium
13

6) Unit Transfusi Darah


7) Instalasi Farmasi dan Apotik
8) Pemulasaran Jenazah
c) Unit Kerja
Instalasi Gawat Darurat merupakan instalasi yang melayani
pasien dalam kondisi gawat darurat. Pelayanan dibuka 24 jam
secara terus menerus, dimana para petugasnya bekerja dengan
tiga kali pembagian shift setiap harinya, yaitu pagi, siang, malam,
pada setiap shift pelayanan terdapat satu dokter umum.
Petugas skrining akan memilah pasien dalam kelompok triage.
Adapun kelompok triage tersebut terdiri dari triage merah, triage
kuning, triage hijau, dan triage biru.
Selain itu juga IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra memiliki
triage covid, dimana tindakan yang dilakukan pada triase IGD
khusus COVID-19 selain untuk penanganan kegawatdaruratan
pasien adalah untuk menentukan derajat infeksi COVID-19 yang
dideritanya, melalui anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik
maupun pemeriksaan penunjang pasien, sesuai Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.
IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra menyediakan bed
sebanyak 19 bed, terdiri dari 12 untuk pasien biasa (umum), 2 bed
untuk pasien isolasi (penyakit infeksi saluran pernafasan Non
Covid) serta 5 bed khusus untuk triage Covid-19.
Adapun ketenagaan di ruang IGD terdiri dari : 11 orang Dokter
Umum, 23 orang Perawat, 6 orang Bidan, dan 2 orang
Administrasi.
a) Struktur Organisasi Unit Kerja
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD PANGERA JAYA SUMITRA KOTABARU

KEPALA INSTALASI IGD


dr. INDRIATI SUMARNO

KEPALA RUANG IGD


INDRAJID, S.Kep.,Ners

DOKTER JAGA ADMINISTRASI


dr. SOFI INDRIANI SRI SUPRIYATUN
dr. ARTHUR NABABAN FEBRI
dr. SITI DEWI FITRIA
dr. ROSVA
dr. DEVI E CHANDRA
dr. DEVY
dr. BELLA
dr. EMELIYA
dr. GALIH CATUR AJI
dr. ROFI

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA BIDAN PELAKSANA
RATNI NURLIA, AMK GINA NOVITA, AMK NURLIA, S.Kep.,Ns M. RIFANI, AMK SUDIARTI, Amd. Keb
RIAN HIDAYAT, AMK HALILULRAHMAN, AMK SUSAN, S.Kep.,Ns REZA HERDIAN,Amd.Kep RAINATUL, Amd.Keb
ILHAM, AMK MEILIANITA, S.Kep.,Ns IRMAWATI, S.Kep.,Ns RIJAL MASRURI, AMK WIDA NURUL, SST
ARDANA FERI, S.Kep.,Ns ZAKARIA, Amd.Kep YULIANA, S.Kep.,Ns RISKA AFRINI, S.Kep.,Ns NOR HALIIMAH,Amd.Keb
ROSMA, S.Kep.,Ns HELDANY , Amd.Kep NANDAN K, S.Kep.,Ns SURIADI, AMK RIFKA NORABA, Amd.Keb
AKHMAD FAUZI, AMK CONNY W, AMK DEWI MASLARA, Amd.Keb

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Ruang IGD


15

B. Visi, Misi Dan Nilai-Nilai Organisasi


1. Visi
Visi RSUD Pangeran Jaya Sumitra adalah “Menjadikan RSUD
Pangeran Jaya Sumitra sebagai Institusi Pelayanan Kesehatan
Terdepan Dengan Pelayanan Yang Berkualitas dan Terstandar”
2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, maka ditetapkanlah misi
RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kabupaten Kotabaru:
a) Menjalankan tata kelola rumah sakit yang terakreditasi dengan
dukungan sumber daya manusia yang professional
b) Mengembangkan RSUD Kotabaru menjadi rumah sakit rujukan
regional dan rumah sakit pendidikan
c) Memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menyediakan layanan
keperawatan yang berkualitas
d) Menyediakan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
3. Nilai Organisasi
Moto dari RSUD Pangeran Jaya Sumitra yaitu Senyum, Sapa,
Santun dan memiliki nilai organisasi, antara lain:
a) Competent
b) Compassionate
c) Collaborative

C. Tugas Pokok dan Fungsi

1. Tugas ASN
Menurut UU ASN No 5 Tahun 2014 Pasal 11, pegawai ASN
bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
16

b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;


dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Selain itu, ASN juga memiliki kode etik berdasarkan UU ASN No 5


Tahun 2014 Pasal 5 yaitu :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingannkedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
Memandikan pasien;
17

k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi


dan integritas ASN; dan melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai ASN

2. Tugas Perawat Terampil


Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No 25 tahun 2014 pasal 8, rincian
kegiatan Perawat Terampil sebagai berikut :
1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
2) Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
3) Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif;
4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan atau pelindung
fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu
dalam rangka upaya preventif;
5) Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya
(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien) pada
individu dalam rangka upaya preventif;
6) Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam
rangka melakukan upaya preventif;
7) Memberikan oksigenasi sederhana;
8) Memberikan bantuan hidup dasar;
9) Melakukan pengukuran antropometri;
10) Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi;
11) Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien;
12) Melakukan mobilisasi posisi pasien;
13) Mempertahankan posisi anatomis pasien;
14) Melakukan fiksasi fisik;
18

15) Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat;


16) Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien;
17) Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung
kenyamanan pada pasien;
18) Melakukan pemeliharaan diri pasien;
19) Membersihkan mulut pasien;
20) Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin;
21) Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang warming
blanket);
22) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
23) Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care);
24) Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal;
25) Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian;
26) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
27) Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
28) Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
29) Melaksanakan kegiatan bantuan/ partisipasi kesehatan;
30) Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
31) Melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah tertentu; dan
32) Melakukan supervisi lapangan

D. Sasaran Kinerja Pegawai


Tugas pokok dan Fungsi Jabatan & Sasaran Kinerja Pegawai
Menurut PerMenPan Nomor 35 Tahun 2019. Tugas perawat
Terampil sebagai berikut :
19

1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;


2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
3. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik
pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam
rangka upaya preventif;
4. Memberikan oksigenasi sederhana;
5. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/
bencana/ kritikal;
6. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
serta bebas risiko penularan infeksi;
7. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana
pada area medikal bedah;
8. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/ intra/post operasi;
9. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan
keperawatan;
10. Melakukan perawatan luka; dan
11. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan;
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. LANDASAN TEORI
1. Nilai – Nilai Dasar ANEKA
Berdasarkan pada nilai-nilai dasar ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi yang harus diterapkan dan ditanamkan pada Aparatur Sipil
Negara (ASN), maka perlu diketahui indikator-indikator dari kelima
dasar tersebut yaitu:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban setiap
individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat
akuntabilitas. Alat akuntabilitasnya berupa perencanaan strategis
(strategic plans), kontrak kinerja, dan laporan kinerja. Dalam
menciptakan lingkungan kerja akuntabel, ada beberapa nilai
dasar yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3) Integritas: adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan
21

4) Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah


laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak
di sengaja tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai nilai pancasila, sehingga senantiasa menempatkan
persatuan dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan
bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan (Tim penulis,
2015b).
PNS yang memiliki Nasionalisme yang kuat adalah PNS
yang memahami dan memiliki kesadaran mengaktualisasikan
wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan
profesinya sebagai pelayan publik yang berintegritas. Adapun
nilai dasar Nasionalisme yaitu:
Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
22

1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan


ketakwaannya terhadap Tuhan YME
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan YME,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Mengembankan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayan yang berbeda-beda terhadap Tuhan YME.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesame umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan YME.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan YME kepada orang lain.
Sila 2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa memebeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesame manusia
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
23

8) Berani membela kebenaran dan keadilan


9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila 3: Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kepada
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
1) Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
24

5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang


dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentungan bersama
diatas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati nurani
yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan YME, menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan,
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10)Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melakukan persmusyawaratan.
Sila 5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesame
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
25

10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat


bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11)Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma
yang mentukan baik-buruk, benar-salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang
teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN adalah :
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
26

9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan


kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
10)Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain.
11)Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
12)Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
undang-undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10)Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11)Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12)Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13)Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
27

14)Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang


demokratis sebagai perangkat sistem karir.
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga
mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung
jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara
optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil
sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas
dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.
Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
28

3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru
yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu
untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan
dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman
dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu :
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
29

5) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,


komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
e. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang
melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi, merugikan negara, masyarakat baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari
kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan atau gratifikasi.
Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang lebih luas. Adapun
nilai nilai dasar anti korupsi adalah: Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin,
Tanggung jawab, Kerja keras, Sederhana, Berani, dan Adil.

2. Peran dan Kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan Republik


Indonesia
PNS wajib mengetahui peran dan kedudukannya dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar dapat
memahami peran dan kedudukan PNS dalam NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berikut beberapa konsep
yang ada dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.
30

1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: Pegawai


Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK)
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah dan serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri.
Namun demikian merupakan satu kesatuan.
4) Fungsi pegawai ASN adalah: pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekan dan pemersatu bangsa.
5) Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan dari Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan baik, dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya (Fatimah & Irawati,
2016).
b. Whole of Government
Whole of Governement (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup kordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
31

yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang


terkait dengan urusan-urusan yang relevan (Suwarno. & Sejati,
2016). Praktek WoG dalam Pelayanan Publik, yaitu:
1) Berdasarkan jenis: pelayanan yang bersifat administrative,
pelayanan jasa, pelayanan barang, dan pelayanan regulative
2) Berdasarkan pola: pelayanan teknis fungsional, pelayanan
satu atap, pelayanan satu pintu, pelayanan terpusat, dan
pelayanan elektronik.
3) Prasyarat Best Practice dan penerapan WoG: budaya dan
filosofi, cara kerja yang baru, akuntabilitas dan insentif, serta
cara baru pengembangan kebijakan, mendesain program dan
pelayanan collegate approach.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan penyelenggara pelayanan publik. Unsur penting
pelayanan adalah:
1) Unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan.
2) Undur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan.
3) Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh penerima
layanan (pelanggan).
Menurut Purwanto, dkk., (2016), terdapat 12 unsur
pelayanan publik, yaitu:
1) Kepentingan umum,
2) Kepastian hukum
3) Kesamaan hak
4) Keseimbangan hak dan kewajiban
5) Keprofesionalan
32

6) Parsitipatif
7) Persamaan perlakuan atau tidak diskriminatif
8) Keterbukaan
9) Akuntabilitas
10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11) Ketepatan waktu
12) Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.

3. Komunikasi Terapeutik
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari
satu pihak ke pihak yang lainnya. Sedangkan komunikasi efektif
adalah pertukaran informasi, ide, perasaan, yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan antara
pemberi pesan dan penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan
efektif saat tujuan dari pemberi pesan dapat tercapai.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional yang
mengarah pada tujuan penyembuhan pasien. Dengan demikian
kepuasan pasien terjadi apabila apa yang menjadi kebutuhan,
keinginan, harapan pasien dipenuhi, maka pasien akan puas.
Efektifitas komunikasi yang terapeutik dalam meningkatkan
tingkat kepuasan pasien sangat tergantung pada perawat sebagai
komunikator dan pasien sebagai komunikan. Perawat harus
menyadari bahwa berkomunikasi yang asertif dalam praktek
keperawatan profesional sangat berpengaruh atau membantu
pasien dalam proses penyembuhan atau dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya selama di rumah sakit, yang pada akhirnya
dapat menghasilkan suatu tingkat kepuasan tersendiri bagi pasien
(Mandala, 2012).
33

a. Tujuan Komunikasi Terapeutik


Menurut Suryani (2015), komunikasi terapeutik bertujuan untuk
mengembangkan pribadi pasien ke arah yang lebih positif atau
adaptif. Adapun tujuan lain dari komunikasi terapeutik adalah :
1) Realisasi Diri, Penerimaan Diri, dan Peningkatan
Penghormatan diri. Melalui komunikasi terapeutik
diharapkan terjadi perubahan dalam diri pasien. Pasien
yang tadinya tidak menerima diri apa adanya atau merasa
rendah diri, setelah berkomunikasi terapeutik dengan
perawat akan mampu menerima dirinya.
2) Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak
superficial dan saling bergantung dengan orang lain.
Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan menerima
pasien apa adanya, perawat akan dapat meningkatkan
kemampuan pasien dalam membina hubungan saling
percaya.
3) Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis. Terkadang
pasien menempatkan ideal diri atau tujuan yang terlalu
tinggi tanpa mengukur kemampuannya. Individu yang
merasa kenyataan hidupnya jauh dari ideal akan merasa
rendah diri. Dalam kasus ini, peran perawat adalah
membimbing pasien memenuhi kebutuhan dirinya.
b. Tahapan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik dalam pelaksanaannya memiliki
beberapa tahapan. Suryani (2015) memaparkan struktur dalam
proses komunikasi terapeutik terdiri dari 4 tahap yaitu:
1) Tahap persiapan (pra interaksi)
Tahap ini adalah masa persiapan sebelum berinteraksi
dengan pasien. Tugas perawat dalam tahap ini adalah
menggali perasaan, harapan dan kecemasan pasien,
34

mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan pasien agar


dapat lebih memaksimalkan dirinya sehingga lebih bernilai
terapeutik bagi pasien, mencari informasi dengan
mengumpulkan data tentang pasien, dan merancang
strategi untuk pertemuan pertama dengan pasien, yang
dapat dilakukan secara tertulis.
2) Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan perkenalan yang dilakukan oleh
perawat saat pertama bertemu dengan pasien. Perawat
harus memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, dengan
begitu perawat akan bisa lebih terbuka kepada pasien,
dalam tahap ini perawat dan pasien harus saling membina
rasa percaya, menggali pikiran, serta merumuskan tujuan
bersama.
3) Tahap Kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses
komunikasi terapeutik. Tahap ini perawat bekerja sama
dengan pasien untuk menghadapi masalah yang dihadapi
pasien. Tahap kerja ini berhunungan dengan rencana
pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat
untuk pasien. Perawat dituntut mempunyai tingkat analisa
yang tinggi sehingga dapat mengekplorasi, mendengarkan
dengan aktif, refleksi, berbagai persepsi, memfokuskan dan
menyimpulkan.
4) Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pertemuan antar
perawat dengan pasien. Tahap terminasi ini dibagi menjadi
dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir. Dalam
tahap ini terjadi adanya evaluasi, tindak lanjut terhadap
interaksi, lalu perawat dan pasien membuat kontrak
kesepakatan untuk melakukan pertemuan selanjutnya.
35

B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Untuk memberikan pelayanan yang profesional diperlukan
komunikasi yang baik dan efektif kepada pasien dan keluarga,
komunikasi yang efektif juga dapat meningkatkan pemahaman
informasi serta dapat mengoptimalkan kualitas asuhan keperawatan
pada pasien di ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru.
Persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang
diterimanya juga sangat bergantung pada kualitas interaksi pasien
dengan petugas kesehatan. Dengan begitu diharapkan kepuasan
terhadap pelayanan dapat lebih ditingkatkan.
Jabatan :Pelaksana/Terampil - Perawat
Unit Kerja :RSUD Pangeran Jaya Sumitra
Isu yang diangkat :Belum Optimalnya Perawat Dalam
Penerapan Komunikasi Terapeutik Kepada
Pasien di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaru.
Judul :Optimalisasi Perawat Dalam Penerapan
Komunikasi Terapeutik Kepada Pasien
Melalui Media Leaflet Oleh Perawat Terampil
di Ruang Intalasi Gawat Darurat Pangeran
Jaya Sumitra Kotabaru.
Gagasan Pemecahan Isu :
1. Melakukan Konsultasi dengan Kabid Keperawatan dan Widyaiswara
(Coach)
2. Membuat Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
Komunikasi Terapeutik.
3. Pengusulan Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
Komunikasi Terapeutik.
4. Membuat Leaflet Tentang Komunikasi Terapeutik.
5. Melakukan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik Kepada Perawat
6. Membuat Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi.
7. Melakukan Evaluasi Monitoring Perawat dalam Penerapan Komunikasi
Terapeutik menggunakan Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi.
8. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang dilakukan dan menyusun
laporan aktualisasi
35

Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Kontribusi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi Misi Penguatan Nilai
Output/ Hasil Kegiatan
Pelatihan Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
I. PERENCANAAN
1 Melakukan 1. Mehubungi kabid 1. Terhubunginya kabid Pada saat berkomunikasi dan Konsultasi dengan Melakukan
konsultasi dengan keperawatan sebagai keperawatan berkonsultasi dengan kabid atasan langsung konsultasi dengan
Kabid Keperawatan mentor untuk keperawatan dan coach saya serta meminta Kabid
dan Widyaiswara 2. Tersampaikannya ide bersikap sopan dan hormat arahan dan saran Keperawatan dan
Membuat jadwal temu
(Coach) kegiatan yang akan (Etika Publik: sopan dan berkontribusi Coach
2. Memaparkan sekaligus dilakukan hormat) terhadap visi mewujudkan
berdiskusi tentang RSUD Pangeran nilai organisasi RS
kegiatan yang akan 3. Diperoleh persetujuan Dalam menyampaikan ide Jaya Sumitra yaitu
dilakukan dari kabid keperawatan kegiatan yang akan dilakukan yaitu: “Menjadikan Collaborative
3. Meminta izin dan dengan jelas dan tanggung jawab RSUD Pangeran
persetujuan kabid 4. Terhubunginya coach (Akuntabilitas: Kejelasan dan Jaya Sumitra
tanggung jawab) sebagai Institusi
keperawatan untuk 5. Tersampaikannya ide Pelayanan
melaksanakan kegiatan kegiatan yang akan Pada saat berkonsultasi kepada Kesehatan
yang akan dilakukan dilakukan WI untuk melakukan koordinasi Terdepan Dengan
4. Menghubungi terkait ide kegiatan yang akan Pelayanan Yang
coach untuk 6. Diperoleh persetujuan dilakukan yang telah disepakati Berkualitas dan
melakukan dari coach (WI) kabid keperawatan sebagai bentuk Terstandar
konsultasi tentang upaya penyatuan persepsi
Bukti : bersama
kegiatan yang akan  Lembar konsultasi (Nasionalisme: sepakat dan
dilakukan  Screenshot WA penyatuan persepsi bersama)
5. Berkonsultasi dengan  Surat Persetujuan
Coach terkait Pelaksanaan Dalam berkonsultasi, saya
kegiatan yang akan Kegiatan Aktualisasi mengusulkan suatu gagasan demi
dilakukan
6. Meminta izin dan
36

persetujuan dengan dari Kabid meningkatkan efektifitas


coach untuk Keperawatan pelayanan di Rumah Sakit.
melaksanakan kegiatan (Mentor) (Komitmen Mutu: Efektifitas)
yang akan dilakukan.  Foto Dokumentasi
Dalam berkonsultasi saya
memaparkan kegiatan yang benar-
benar akan dilakukan kepada
coach dan kabid keperawatan
(Anti Korupsi: Jujur )

II. PELAKSANAAN
2 Membuat Draft SPO 1. Berkoordinasi dan Sebagai acuan yang Dalam Melakukan Membuat draft Adanya informasi Kegiatan
Konsultasi dengan nantinya akan dicapai, dan SPO Melakukan Komunikasi SPO komunikasi membuat draft
(Standar Prosedur
Kepala Ruangan selanjutnya dapat Terapeutik Kepada Pasien. Saya terapeutik SPO menunjukan
Operasional) Tentang IGD. memberikan kontribusi akan melakukannya dengan teliti sebagai sarana sikap Kompeten
2. Mencari referensi dalam menjalin komunikasi sehingga tidak terjadi kesalahan dan prasarana dan berkaloborasi
Komunikasi
terbaru pelaksanaan terapeutik yang efektif data penunjang dengan Kabid
Terapeutik. Komunikasi kepada pasien. Akuntabilitas: Tanggung Jawab pelayanan, sesuai Keperawatan dan
Terapeutik MISI RSUD Kepala Ruangan
3. Menentukan Sasaran Bukti : Konsultasi dengan kepala ruangan Pangeran Jaya untuk
kegiatan tenaga  Lembar konsultasi merupakan penerapan nilai Sumitra Misi ke-3 mendiskusikan
kesehatan yaitu  Foto Dokumentasi pancasila sila ke 4 Nasionalisme: yaitu Memenuhi SPO yang ada
perawat mufakat, menghargai pendapat kebutuhan telah sesuai nilai
4. Dokumentasi orang lain pelanggan organisasi.
dengan Competent
Menyampaikan pendapat dan tata menyediakan Collaborative
cara koordinasi dan konsultasi layanan
dengan cara yang sopan dapat keperawatan
menjalin komunikasi dan yang berkualitas
kerjasama yang baik dengan
rekan sejawat Etika Publik

Menyiapkan dan mencari bahan


materi dengan referensi terbaru
komitmen mutu: inovasi,
berorientasi mutu.

kegiatan ini juga tidak dipungut


biaya ( Anti korupsi: Jujur ).
37

3 Pengusulan Draft 1. Berkoordinasi Sebagai acuan yang Dalam Melakukan Pengusulan Adanya informasi Kegiatan
SPO (Standar dengan Kepala nantinya akan dicapai, dan Tentang draft SPO Melakukan SPO komunikasi pengusulan draft
Prosedur Bidang Keperawatan selanjutnya dapat Komunikasi Terapeutik Kepada terapeutik SPO menunjukan
Operasional) (Mentor) memberikan kontribusi Pasien. Saya akan melakukannya sebagai sarana sikap Kompeten
Tentang Komunikasi 2. Mengajukan draft dalam menjalin komunikasi dengan teliti sehingga tidak terjadi
dan prasarana dan berkaloborasi
Terapeutik. SPO Komunikasi terapeutik yang efektif kesalahan data penunjang dengan Kabid
Terapeutik kepada pasien. Akuntabilitas: Tanggung Jawab pelayanan, sesuai Keperawatan dan
3. Menjadikan draft MISI RSUD Kepala Ruangan
SPO Komunikasi Bukti : Konsultasi dengan kepala ruangan Pangeran Jaya untuk
Terapeutik sebagai  Lembar draf SPO merupakan penerapan nilai Sumitra Misi ke-3 mendiskusikan
alat bantu agar  Lembar konsultasi pancasila sila ke 4 Nasionalisme: yaitu Memenuhi SPO yang ada
mempermudah  Foto Dokumentasi mufakat, menghargai pendapat kebutuhan telah sesuai nilai
pembuatan Leaflet orang lain pelanggan organisasi.
dan kegiatan dengan Competent
sosialisasi Menyampaikan pendapat dan tata menyediakan Collaborative
4. Dokumentasi cara koordinasi dan konsultasi layanan
dengan cara yang sopan dapat keperawatan
menjalin komunikasi dan yang berkualitas
kerjasama yang baik dengan
rekan sejawat Etika Publik

Menyiapkan dan mencari bahan


materi dengan referensi terbaru
komitmen mutu: inovasi,
berorientasi mutu.

kegiatan ini juga tidak dipungut


biaya ( Anti korupsi: Jujur ).
38

4 Membuat Leaflet 1. Berkoordinasi Membuat Leaflet tentang Mencari gambar dan referensi Membuat Leaflet Kegiatan
tentang Komunikasi dengan kepala Komunikasi Terapeutik akan terbaru (komitmen mutu: tentang pembuatan Leaflet
Terapeutik. ruangan menghasilkan asuhan inovasi, berorientasi mutu) Komunikasi ini menunjukan
2. Mencari gambar dan keperawatan yang prima Terapeutik yang sikap Kompeten
referensi sehingga memberikan Leaflet ini tentunya sebagai media benar, sesuai Misi dan berkaloborasi
3. Menentukan Sasaran kontribusi dalam menjalin informasi yang efisien bagi RSUD Pangeran dengan Kabid
kegiatan tenaga komunikasi terapeutik perawat karena mudah terlihat dan Jaya Sumitra yang Keperawatan dan
kesehatan yaitu dengan pasien. mudah di baca karena tulisannya ke 4, yaitu Karu utk menilai isi
perawat singkat dan besar. (komitmen Menyediakan Leaflet, sesuai
4. Merancang desain Bukti : mutu: inovasi, berorientasi sarana dan nilai organisasi.
leaflet  Lembar konsultasi mutu) prasarana Competent
5. Pengusulan dengan  Lembar Leaflet penunjang Collaborative
Mentor terkait Leaflet  Foto Dokumentasi Leaflet tersebut dapat terlihat jelas pelayanan
sosialisasi oleh seluruh perawat di ruangan.
6. Menjadikan leaflet (Nasionalisme : sesuai sila ke 2,
sebagai alat bantu Tidak diskriminatif )
agar mempermudah
kegiatan sosialisasi Pembuatan leaflet tentang
7. Dokumentasi tahapan interaksi komunikasi
terapeutik merupakan salah satu
media informasi berbentuk leaflet
berukuran panjang yang akan di
letakkan di ruangan perawat
(Akuntabilitas,kejelasan,
transparan )

Dalam pembuatan leaflet ini


terdapat gambar dan tulisan.
Tentu gambar dan tulisan yang
digunakan adalah gambar dan
tulisan yang sopan dan jelas
sehingga mudah terbaca oleh
perawat. (Etika Publik: sopan,
disiplin, integritas)

Tentunya dapat di lihat dan di


baca secara gratis (Anti Korupsi:
Jujur, Peduli)
39

5 Melakukan 1. Berkoordinasi dengan 1. Terlaksananya Menentukan waktu dan tempat Melakukan Mensosialisasikan
Sosialisasi kepala ruangan koordinasi merupakan penerapan nilai sosialisasi mengenai
Komunikasi 2. Menentukan waktu 2. Tersebarnya undangan (akuntabilitas: kejelasan target, menggunakan komunikasi
Terapeutik Kepada dan tempat melalui whatsapp grup tanggung jawab) Leaflet mengenai terapeutik kepada
Perawat. pelaksanaan 3. Terlaksananya komunikasi staf Ruang IGD
3. Menyiapkan dan sosialisasi Melakukan Sosialisasi Komunikasi terapeutik secara secara Kompeten
mencari bahan 4. Pengetahuan Terapeutik Kepada Perawat sopan, jujur, sesuai nilai
Materi SosialisasI. perawat memberikan pelayanan terbaik cermat, sesuai organisasi.
4. Mempresentasikan meningkat sesuai standar prosedur yang dengan MISI Competent
dalam bentuk leaflet serta dapat berlaku (Komitmen mutu) yang ke 3, yaitu Collaborative
5. Dokumentasi melakukan Memenuhi
asuhan Konsultasi dengan kepala ruangan kebutuhan
keperawatan merupakan penerapan nilai pelanggan
dengan prima pancasila sila ke 4 dengan
(Nasionalisme: mufakat, menyediakan
Bukti : menghargai pendapat orang layanan
 Lembar konsultasi lain) keperawatan
 Undangan via grup yang berkualitas
whatshap Tentunya penyampaian
 Foto Dokumentasi sosialisasi di lakukan dengan
bahasa yang sopan, jelas dan
mudah di mengerti. Selain itu di
harapkan perawat dapat bekerja
optimal sehingga etika publik
terpenuhi. (Etika Publik:
Integritas, disiplin) dan kegiatan
ini juga tidak dipungut biaya ( Anti
korupsi: jujur)
40

6 Membuat lembar 1. Berkoordinasi Dengan Membuat lembar Membuat lembar ceklis feed back Membuat lembar Kegiatan
ceklis feed back dengan kepala ceklis feed back sosialisasi sosialisasi dilakukan dengan jujur ceklis feed back memberikan
sosialisasi. ruangan akan meningkatkan dan bertangggung jawab dan sebagai sarana lembar ceklis feed
2. Menrancang Lembar pengetahuan perawat dan melakukan evaluasi dengan objetif dan prasarana back sebagai
Ceklis Feed Back memberikan kontribusi Akuntabilitas (integritas) penunjang sikap Kompeten
Sosialisasi dalam menjalin komunikasi pelayanan, sesuai dan berkaloborasi
3. Menggunakan draft terapeutik yang efektif Melakukan evaluasi dari hasil MISI RSUD dengan perawat
SPO sebagai acuan dengan pasien. sosialisasi dengan Pangeran Jaya ruangan, sesuai
pembuatan lembar mengedepankan sikap sopan Sumitra yang ke 4, nilai organisasi.
ceklis Bukti : santun sesuai nilai etik perawat yaitu Competent
4. Dokumentasi  Lembar Ceklis feed back Etika Publik Menyediakan Collaborative
 Foto dokumentasi sarana dan
Melakukan evaluasi kegiata n prasarana
sosialisasi komunikasi terapeutik penunjang
dan dengan berupaya terus pelayanan
berinovasi serta meningkatkan
kreatifitas dan skill dalam
pelaksanaan komukasi terapeutik
Komitmen Mutu (Kreatif)

Kegiatan ini tidak mengeluarkan


biaya apapun Anti Korupsi
41

7 Melakukan Evaluasi 1. Berkoordinasi dengan Dengan lembar ceklis, Melakukan penilaian lembar ceklis Penilaian evaluasi Kegiatan
kepala ruangan evaluasi kegiatan evalusi dengan jujur dan sesuai kegiatan yang penilaian
Monitoring Perawat
2. Menyiapkan lembar Komunikasi Terapeutik akan dengan acuan dilakukan sesuai evaluasi
dalam Penerapan ceklis meningkatkan pengetahuan Akuntabilitas dengan Misi bersama perawat
3. Mengikuti perawat pasien dan memberikan RSUD yang ke-1: ruangan saling
Komunikasi
yang akan kontribusi dalam menjalin Melakukan penilaian lembar ceklis Menjalankan tata berkaitan, sesuai
Terapeutik dimonitoring komunikasi terapeutik yang agar terciptanya mutu pelayanan kelola rumah nilai organisasi.
4. Melakukan evaluasi efektif dengan pasien serta yang prima sakit yang Collaborative
menggunakan
dengan acuan draft terbangunnya hubungan Komitmen Mutu terakreditasi
Lembar Ceklis Feed SPO yang ada. saling percaya antara dengan
5. Dokumentasi. perawat dan pasien. Melakukan pengisian lembar dukungan
Back Sosialisasi.
ceklis dengan mengedepankan sumber daya
Bukti : sikap sopan dan santun sesuai manusia yang
 Lembar ceklis evaluasi nilai etik perawat professional
kegiatan Etika Publik
 Foto Dokumentasi
42

III. EVALUASI
8 Melakukan evaluasi 1. Mencatat kegiatan 1. Tercatatnya seluruh Saya akan mempertanggung Visi: Evaluasi terhadap
yang sudah kegiatan yang jawabkan hasil laporan dari semua Menjadikan RSUD seluruh kegiatan
seluruh kegiatan yang
berjalan dilakukan kegiatan yang telah dilakukan Pangeran Jaya yang sudah
dilakukan dan 2. Laporan Hasil Evaluasi (Akuntabilitas: Tanggung Sumitra sebagai dilakukan
2. Melaporkan menggunakan lembar Jawab) Institusi Pelayanan mengacu pada
menyusun laporan
evaluasi kepada ceklis Kesehatan nilai :
aktualisasi Kabid Keperawatan Saat akan melaporkan hasil Terdepan Dengan Collaborative
dan coach Bukti: evaluasi kepada coach dan kabid Pelayanan Yang
 Catatan Kegiatan keperawatan dan akan Berkualitas dan
 Laporan Hasil Evaluasi menghargai semua masukan- Terstandar
 Foto Dokumentasi masukan dari coach dan kabid Misi ke-1:
keperawatan Menjalankan tata
Etika Publik: Menghargai kelola rumah
Komunikasi dan Konsultasi sakit yang
(Etika Publik: Menghargai terakreditasi
Komunikasi dan Konsultasi) dengan
dukungan
Saya akan melaporakan hasil sumber daya
kegiatan yang telah manusia yang
dilakukan dengan jujur professional
(Anti Korupsi: Jujur)
43

C. Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi

Tabel 3.2. Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi

No. Kegiatan Pelaksanaan Tempat

Perencanaan
Melakukan konsultasi tentang kegiatan yang akan dilakukan dengan 2 - 3 November 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
1.
coach dan kabid keperawatan Jaya Sumitra Kotabaru
Pelaksanaan
2. Membuat Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
4 - 7 November 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
Komunikasi Terapeutik.
Jaya Sumitra Kotabaru
3. Pengusulan Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
8 –10 November 2021
Komunikasi Terapeutik.
4. Membuat leaflet tentang Komunikasi Terapeutik
11 –15 November 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
Jaya Sumitra Kotabaru
5. Melakukan sosialisasi Komunikasi Terapeutik kepada perawat
16 - 21 November 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
Jaya Sumitra Kotabaru
6. Membuat lembar ceklis feed back sosialisasi
22 - 24 November 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
Jaya Sumitra Kotabaru
7. Melakukan Evaluasi Monitoring Perawat dalam Penerapan Komunikasi
25 - 30 November 2021
Terapeutik menggunakan Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi
Evaluasi
Melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang dilakukan dan menyusun
8. 1 - 5 Desember 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
laporan aktualisasi Jaya Sumitra Kotabaru
44

D. Rencana Matrix Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi


Tabel 3.3 Matrik Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi
BULAN
No. Kegiatan
November Desember
1 2 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5
Konsultasi atau
1 Persiapan 1. koordinasi dengan
coach dan mentor

Membuat Draft SPO


(Standar Prosedur
2.
Operasional)
Tentang Komunikasi
Terapeutik.
3. Pengusulan Draft
SPO (Standar
2 Pelaksanaan Prosedur
Operasional)
Tentang Komunikasi
Terapeutik.
Membuat Leaflet
4. tentang Komunikasi
Terapeutik
Melakukan
sosialisasi
komunikasi
5.
terapeutik kepada
perawat
Membuat Lembar
6. ceklis feed back
sosialisasi
Melakukan Evaluasi
Monitoring Perawat
7. dalam Penerapan
Komunikasi
Terapeutik
menggunakan
Lembar Ceklis Feed
Back Sosialisasi

Melakukan evaluasi
seluruh kegiatan yg
3 Evaluasi 8 dilakukan dan
menyusun laporan
aktualisasi
Hari Libur

Pelaksanaan
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi


Berdasarkan rancangan aktualisasi yang telah dibuat, pelaksanaan
aktualisasi sekaligus habituasi di tempat tugas yaitu Ruang Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaru telah dilaksanakan sejak tanggal 02 November
2021 sampai 05 Desember 2021.
Pelaksanaan aktualisasi dan habituasi tersebut selalu
dikoordinasikan dan dilaporkan dengan coach dan mentor dengan
bukti fisik berupa lembar kendali terlampir. Kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan rancangan aktualisasi yang telah disusun. Seluruh
kegiatan tersebut yaitu :
1. Melakukan Konsultasi dengan Kabid Keperawatan dan
Widyaiswara (Coach)
2. Membuat Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
Komunikasi Terapeutik.
3. Pengusulan Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
Komunikasi Terapeutik.
4. Membuat Leaflet Tentang Komunikasi Terapeutik.
5. Melakukan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik Kepada Perawat
6. Membuat Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi.
7. Melakukan Evaluasi Monitoring Perawat dalam Penerapan
Komunikasi Terapeutik menggunakan Lembar Ceklis Feed Back
Sosialisasi.
8. Melakukan Evaluasi Seluruh Kegiatan Yang Dilakukan dan
Menyusun Laporan Aktualisasi

46
47

Berdasarkan rencana kegiatan aktualisasi yang telah ditetapkan, saya


laporkan beberapa kegiatan berupa rincian kegiatan, keterkaitan nilai-
nilai dasar dan teknik aktualisasinya yang telah saya laksanakan pada 02
November 2021 sampai dengan 05 Desembar 2021. Kegiatan dan
rincian kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan dapat dilihat pada
penjelasan dibawah ini :

1) Melakukan konsultasi dengan Kepala Bidang Keperawatan dan


Coach
Hari/Tgl : 02 - 03 November 2021
Pelaksanaan

Tempat : Ruang Bagian Keperawatan & Pelayanan Rumah


Pelaksanaan Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra
Kotabaru

a. Tahapan Kegiatan
1) Mehubungi kepala bidang keperawatan sebagai mentor untuk
Membuat jadwal temu
2) Memaparkan sekaligus berdiskusi tentang kegiatan yang akan
dilakukan
3) Meminta izin dan persetujuan kepala bidang keperawatan untuk
melaksanakan kegiatan yang akan dilakukan
4) Menghubungi coach untuk melakukan konsultasi tentang
kegiatan yang akan dilakukan
5) Berkonsultasi dengan coach terkait kegiatan yang akan dilakukan
6) Meminta izin dan persetujuan kepada coach untuk melaksanakan
kegiatan yang akan dilakukan
b. Output/ Hasil Kegiatan
1) Izin dan Persetujuan dari Coach dan Mentor
48

2) Dokumentasi Kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
Saya telah menghubungi coach dan mentor menyampaikan
maksud dan tujuan saya dan memaparkan kegiatan-kegiatan yang
akan saya lakukan dengan sopan dan santun.
2) NASIONALISME: Sila ke-4, Mufakat & Menghargai pendapat orang
lain
Ketika saya memaparkan rencana kegiatan saya, saya menerima
masukan yang diberikan oleh mentor terhadap kegiatan saya,
contohnya seperti bukti kegiatan, memperbaiki draft SPO
Komunikasi Terapeutik, dan menambahkan Tahapan Kegiatan .
3) ETIKA PUBLIK: Mempertanggungjawabkan Tindakan dan Kinerja
kepada Publik
Setelah saya meminta izin, untuk minggu ini saya melaksanakan 2
kegiatan dan saya bertanggungjawab atas kegiatan yang telah
saya lakukan dan akan bertanggung jawab terhadap kegiatan-
kegiatan selanjutnya.
4) ANTI KORUPSI: Jujur
Selama saya berkonsultasi, 8 (Delapan) kegiatan inti saya
memaparkan dengan jujur kepada coach dan mentor.
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Memaparkan kegiatan secara jelas, meminta izin kepada coach dan
mentor, serta bertanggungjawab terhadap kegiatan yang akan
dilakukan termasuk menjalankan visi dari RSUD Pangeran jaya
Sumitra yaitu menjadikan RSUD Pangeran Jaya Sumitra sebagai
Institusi Pelayanan Kesehatan Terdepan Dengan Pelayanan Yang
Berkualitas dan Terstandar dengan misi ke-1 yaitu Menjalankan tata
49

kelola rumah sakit yang terakreditasi dengan dukungan sumber daya


manusia yang professional.

e. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


Berkonsultasi terlebih dahulu dengan coach dan mentor sebelum
melakukan kegiatan merupakan implementasi dari nilai organisasi
collaborative.
f. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 4.1 Kegiatan Konsultasi dan Meminta Izin dengan Mentor untuk
Melaksanakan Kegiatan Yang Telah Di Rencanakan
50

Gambar 4.2 Kegiatan Konsultasi dan Meminta Izin dengan Coach untuk
Melaksanakan Kegiatan Yang Telah Di Rencanakan Melalui
Whatsapp

2. Membuat Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang


Komunikasi Terapeutik

Hari/Tgl : 04 - 07 November 2021


Pelaksanaan

Tempat : Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran


Pelaksanaan Jaya Sumitra Kotabaru

a. Tahapan Kegiatan
1) Berkoordinasi dan Konsultasi dengan Kepala Ruangan IGD.
2) Mencari referensi terbaru pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
3) Menentukan Sasaran kegiatan tenaga kesehatan yaitu perawat
4) Dokumentasi kegiatan

b. Output/ Hasil Kegiatan


51

1) Terhubunginya kepala ruangan IGD


2) Tersampaikannya tahapan pembuatan SPO Komunikasi
Terapeutik
3) Diperoleh persetujuan dari kepala ruangan IGD untuk
disampaikan kepada kabid keperawatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
Dalam membuat draft spo melakukan komunikasi terapeutik
kepada pasien, Saya akan melakukannya dengan teliti sehingga
tidak terjadi kesalahan data.
2) NASIONALISME: Sila ke-4, Mufakat & Menghargai Pendapat
Orang Lain
Ketika saya berkonsultasi mengenai pembuatan draft SPO
Komunikasi Terapeutik, saya menerima masukan yang diberikan
oleh kepala ruangan terhadap perbaikan draft SPO, contohnya
seperti penambahan kebijakan dan tahapan komunikasi terapeutik.
3) ETIKA PUBLIK: Mempertanggungjawabkan Tindakan dan Kinerja
Kepada Publik
Saya telah menerapkan nilai efektif dan efisien dalam membuat
draft SPO. Draft SPO yang dibuat sesuai dengan tata cara
berkomunikasi yang baik dan benar antar perawat dan pasien .
4) KOMITMEN MUTU: Efektifitas dan Efisiensi
Draft SPO Komunikasi Terapeutik yang telah disepakati efektif dan
efisien karena.mudah dipahami semua perawat dan mencakup
segala yang dibutuhkan
5) ANTI KORUPSI: Jujur
Selama saya berkonsultasi terkait pembuatan draft SPO
komunikasi terapeutik saya menyampaikan dengan jujur kepada
kepala ruangan.
52

d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi


Adanya informasi SPO komunikasi terapeutik sebagai sarana dan
prasarana penunjang pelayanan, sesuai MISI RSUD Pangeran Jaya
Sumitra Misi ke-3 yaitu Memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
menyediakan layanan keperawatan yang berkualitas
e. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan membuat draft SPO menunjukan sikap Kompeten dan
berkaloborasi dengan Kepala Ruangan untuk mendiskusikan SPO
yang dibuat, telah sesuai nilai organisasi Competent & Collaborative.
f. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 4.3 Kegiatan Konsultasi membuat draft SPO Komunikasi Terapeutik


bersama Kepala Ruangan
53

Gambar 4.4 Draft SPO Komunikasi Terapeutik

3. Pengusulan Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang


Komunikasi Terapeutik.

Hari/Tgl : 08 - 10 November 2021


Pelaksanaan

Tempat : Ruang Bagian Keperawatan & Pelayanan Rumah


Pelaksanaan Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra
Kotabaru

a. Tahapan Kegiatan
1) Bendiskusi dengan kepala bidang keperawatan mengenai draft
SPO Komunikasi Terapeutik
2) Mengajukan draft SPO sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan
3) Dokumentasi kegiatan

b. Output/ Hasil Kegiatan


54

1) Adanya draft SPO Komunikasi Terapeutik


2) Dengan adanya draft SPO Komunikasi Terapeutik di ruangan IGD
membuat pelayanan asuhan keperawatan antar perawat dan
pasien lebih baik.
3) Dokumentasi kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
Dalam mengusulkan draft SPO kepada kepala bidang
keperawatan, Saya akan melakukannya dengan rasa tanggung
jawab agar tidak terdapat kesalahan
2) NASIONALISME: Sila ke-4, Mufakat, menghargai pendapat orang
lain
Setelah draft SPO Komunikasi Terapeutik selesai diusulkan
dengan kepala bidang keperawatan dan saya menerima koreksi
dan perbaikan.
3) ETIKA PUBLIK: Mempertanggungjawabkan Tindakan dan Kinerja
kepada Publik
Selama berdiskusi saya mendengarkan masukan dan koreksi dari
kepala bidang keperawatan dan bersama-sama menyelesaikan
draft SPO Komunikasi Terapeutik yang telah disepakati
4) KOMITMEN MUTU: Efektifitas dan Efisiensi
Draft SPO Komunikasi Terapeutik yang telah disepakati efektif dan
efisien karena mudah dipahami semua perawat dan mencakup
segala yang dibutuhkan.
5) ANTI KORUPSI: Jujur
Selama saya berkonsultasi terkait pembuatan draft SPO
komunikasi terapeutik saya menyampaikan dengan jujur kepada
kepala ruangan.
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
55

Berdiskusi dengan kepala bidang keperawatan tentang Draf SPO


Komunikasi Terapeutik yang telah dibuat serta menjalankan visi dari
RSUD Pangeran jaya Sumitra yaitu menjadikan RSUD Pangeran Jaya
Sumitra sebagai Institusi Pelayanan Kesehatan Terdepan Dengan
Pelayanan Yang Berkualitas dan Terstandar dengan misi ke-3 yaitu
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menyediakan layanan
keperawatan yang berkualitas.

e. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


Kegiatan pengusulan draft SPO Komunikasi Terapeutik dengan kepala
bidang keperawatan merupakan implementasi nilai organisasi
Competent & Collaborative.
f. Dokumentasi Kegiatan
56

Gambar 4.5 Kegiatan Pengusulan Draft SPO Komunikasi Terapeutik


Bersama kepala bidang keperawatan

4. Membuat Leaflet Tentang Komunikasi Terapeutik

Hari/Tgl : 11 - 15 November 2021


Pelaksanaan

Tempat : Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran


Pelaksanaan Jaya Sumitra Kotabaru dan Ruang Bagian
Keperawatan & Pelayanan Rumah Sakit Umum
57

Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru

a. Tahapan Kegiatan
1) Berkoordinasi dan Konsultasi dengan Kepala Ruangan IGD
2) Mencari referensi terbaru pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
3) Merancang desain leaflet
4) Pengusulan dengan kepala bidang keperawatan terkait Leaflet
Sosialisasi
5) Menyiapkan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
6) Dokumentasi

b. Output/ Hasil Kegiatan


1) Adanya Leaflet Tentang Komunikasi Terapeutik
2) Dengan adanya Leaflet Tentang Komunikasi Terapeutik
memudahkan penyampaian materi saat sosialisasi.
3) Dokumentasi kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
Dalam Membuat Leaflet Tentang Komunikasi Terapeutik
merupakan tanggung jawab saya dalam mencari referensi dan
penyusunannya.
2) NASIONALISME: Sila ke-2, Tidak Diskriminatif
Sebelum saya membuat Leaflet, saya telah berkoordinasi terlebih
dahulu dengan kepala ruangan secara sopan.
3) ETIKA PUBLIK: Berdaya Guna & Berhasil Guna
Leaflet yang telah saya buat sesuai dengan tahapan mengenai
Komunikasi Terapeutik sehingga berguna bagi teman sejawat.
4) KOMITMEN MUTU: Inovasi
Saya telah membuat Leaflet dengan menarik dan mudah dipahami
5) ANTI KORUPSI: Jujur
58

Dokumentasi kegiatan berupa foto kegiatan yang saya masukkan


dalam laporan ini benar-benar dari kegiatan yang telah saya
lakukan
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Media leaflet sebagai bahan untuk sosialisasi dengan teman sejawat
sejalan dengan dari RSUD Pangeran jaya Sumitra yaitu menjadikan
RSUD Pangeran Jaya Sumitra sebagai Institusi Pelayanan Kesehatan
Terdepan Dengan Pelayanan Yang Berkualitas dan Terstandar
dengan misi ke-4 yaitu Menyediakan sarana dan prasarana
penunjang pelayanan.
e. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Media leaflet yang menarik dan mudah dipahami serta sesuai dengan
tahapan-tahapan Komunikasi Terapeutik yang merupakan tanggung
jawab saya dan berkoordinasi dengan kepala ruangan merupakan
implementasi dari nilai organisasi competent dan collaborative.

f. Dokumentasi Kegiatan
59

Gambar 4.6 Kegiatan Konsultasi membuat Leaflet tentang Komunikasi


Terapeutik bersama Kepala Ruangan

Gambar 4.7 Kegiatan Mencari referensi dan Mencetak Leaflet


60

Gambar 4.8 Leaflet Tentang Komunikasi Terapeutik


61

Gambar 4.9 Kegiatan Pengusulan Leaflet Komunikasi Terapeutik bersama


Kepala Bidang Keperawatan
62

Gambar 4.10 SAP komunikasi Terapeutik

5. Melakukan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik Kepada Perawat

Hari/Tgl : 16 - 21 November 2021


Pelaksanaan

Tempat : Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran


Pelaksanaan Jaya Sumitra Kotabaru

a. Tahapan Kegiatan
1) Mehubungi kepala ruangan IGD untuk mendapatkan persetujuan
waktu pelaksanaan sosialisasi
2) Bekerjasama dengan rekan kerja agar berhadir pada saat
pelaksanaan sosialisasi
3) Mengirim undangan melalui grup Whatapp.
4) Mempresentasikan dalam bentuk leaflet
5) Dokumentasi Kegiatan
b. Output/ Hasil Kegiatan
1) Terlaksananya koordinasi
2) Tersebarnya undangan melalui Whatapp grup
3) Terlaksananya Sosialisasi
4) Perawat yang hadir memahami tentang Komunikasi Terapeutik
ditandai dengan perawat mampu memperagakan cara
berkomunikasi sesuai dengan tahapan-tahapan Komunikasi
Terapeutik
5) Daftar Hadir Sosialisasi
6) Dokumentasi kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
63

Saya bertanggung jawab terhadap persiapan sosialisasi yang


dilakukan seperti tempat sosialisasi, menggunakan media leaflet
dan kejelasan pada saat menyampaikan materi
2) NASIONALISME: Sila ke-4, Menghargai Pendapat Orang Lain
Selama sosialisasi saya mempersilahkan perawat yang ingin
bertanya.
3) ETIKA PUBLIK: Berdaya Guna & Berhasil Guna
Selama sosialisasi saya menghargai masukan-masukan yang
diberikan oleh perawat.
4) KOMITMEN MUTU: Inovasi
Sosialisasi menggunakan media Leaflet yang menarik merupakan
inovasi yang saya gunakan.
5) ANTI KORUPSI: Jujur
Dokumentasi kegiatan berupa foto kegiatan yang saya masukkan
dalam laporan ini benar-benar dari kegiatan yang telah saya
lakukan
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Sosialisasi yang saya lakukan berjalan dengan lancar merupakan
impelementasi visi dari RSUD Pangeran jaya Sumitra yaitu menjadikan
RSUD Pangeran Jaya Sumitra sebagai Institusi Pelayanan Kesehatan
Terdepan Dengan Pelayanan Yang Berkualitas dan Terstandar
dengan misi ke-1 yaitu Menjalankan tata kelola rumah sakit yang
terakreditasi dengan dukungan sumber daya manusia yang
professional.
e. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Berjalannya sosialisasi dengan lancar dan masukan masukan yang
diberikan oleh perawat merupakan implementasi dari nilai organisasi
competent dan collaborative.
f. Dokumentasi Kegiatan
64

Gambar 4.11 Undangan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik melalui


Whatapp Grup
65

Gambar 4.12 Kegiatan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik Dengan


Teman Sejawat
66

Gambar 4.13 Kegiatan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik Dengan


Teman Sejawat
67

Gambar 4.14 Daftar Hadir Sosialisasi


68

6. Membuat Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi

Hari/Tgl : 22 - 24 November 2021


Pelaksanaan

Tempat : Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran


Pelaksanaan Jaya Sumitra Kotabaru dan Ruang Bagian
Keperawatan & Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru

a. Tahapan Kegiatan
1) Menggunakan draft SPO sebagai acuan pembuatan lembar ceklis
2) Berkoordinasi dan Konsultasi dengan Kepala Ruangan IGD
3) Merancang Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi
4) Pengusulan dengan Kepala Bidang Keperawatan terkait Lembar
Ceklis Feed Back Sosialisasi
5) Dokumentasi
b. Output/ Hasil Kegiatan
1) Terlaksananya koordinasi
2) Lembar ceklis Feed Back Sosialisasi
3) Dokumentasi Kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
Saya bertanggung jawab terhadap pembuatan lembar ceklis feed
back sosialisasi dan melakukan evaluasi dengan objektif.
2) NASIONALISME: Sila ke-4, Menghargai Pendapat Orang Lain
Dalam pembuatan lembar ceklis feed back sosialisasi, saya
menerima perbaikan-perbaikan dari kepala ruangan dan kepala
bidang keperawatan.
3) ETIKA PUBLIK: Sopan & Santun
69

Selama berkonsultasi dengan kepala ruangan dan kepala bidang


keperawatan saya mengedepankan sikap sopan santun sesuai
etika perawat.
4) KOMITMEN MUTU: Inovasi
Membuat lembar ceklis feed back sosialisasi sebagai kegiatan
penunjang evaluasi dan dengan berupaya terus ber inovasi serta
meningkatkan kreatifitas dan skill dalam pelaksanaan komunikasi
terapeutik.
5) ANTI KORUPSI: Jujur
Dokumentasi kegiatan berupa foto kegiatan yang saya masukkan
dalam laporan ini benar-benar dari kegiatan yang telah saya
lakukan
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Membuat lembar ceklis feed back Sosialisasi sebagai sarana dan
prasarana penunjang pelayanan, sesuai MISI RSUD Pangeran Jaya
Sumitra yang ke 4, yaitu Menyediakan sarana dan prasarana
penunjang pelayanan
e. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan Membuat lembar ceklis feed back Sosialisasi dan menerima
masukan-masukan yang diberikan oleh kepala ruangan dan kepala
bidan keperawatan merupakan implementasi dari nilai organisasi
competent dan collaborative.
f. Dokumentasi Kegiatan
70

Gambar 4.15 Kegiatan Konsultasi membuat Lembar Ceklis Feed


Back Sosialisasi bersama Kepala Ruangan

Gambar 4.16 Kegiatan Konsultasi Lembar Ceklis Feed Back


Sosialisasi bersama Kepala Bidang Keperawatan
71

Gambar 4.17 Lembar ceklis Feed Back Sosialisasi

7. Melakukan Evaluasi Monitoring Perawat Dalam Penerapan


Komunikasi Terapeutik Menggunakan Lembar Ceklis Feed Back
Sosialisasi

Hari/Tgl : 25- 30 November 2021


Pelaksanaan

Tempat : Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran


Pelaksanaan Jaya Sumitra Kotabaru

a. Tahapan Kegiatan
1) Berkoordinasi dengan rekan sejawat pada saat pelaksanaan
evaluasi monitoring perawat dalam penerapan komunikasi
terapeutik kepada pasien
2) Mengobservasi pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat
kepada pasien menggunakan lembar ceklis feed back sosialisasi
72

3) Dokumentasi kegiatan
b. Output/ Hasil Kegiatan
1) Terlaksananya evaluasi
2) Lembar ceklis Feed Back Sosialisasi pada perawat
3) Dokumentasi Kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
Perawat melakukan komunikasi terapeutik secara jelas kepada
pasien dan saya bertanggung jawab pada saat melakukan evaluasi
tahapan-tahapan kegiatan komunikasi terapeutik.
2) NASIONALISME: Sila ke-5,
Perawat melakukan komunikasi terapeutik berdasarkan pada
masalah dan kebutuhan pasien
3) ETIKA PUBLIK: Sopan & Santun
Selama melakukan tahapan komunikasi terapeutik kepada pasien,
perawat mengedepankan sikap sopan santun sesuai etika perawat.
4) KOMITMEN MUTU: Inovasi
Evaluasi monitoring perawat melakukan komunikasi terapeutik
kepada pasien agar terciptanya mutu pelayanan yang prima.
5) ANTI KORUPSI: Jujur
Dokumentasi kegiatan berupa foto kegiatan yang saya masukkan
dalam laporan ini benar-benar dari kegiatan yang telah saya
lakukan
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Penilaian evaluasi kegiatan yang dilakukan sesuai dengan Misi RSUD
yang ke-1: Menjalankan tata kelola rumah sakit yang terakreditasi
dengan dukungan sumber daya manusia yang professional.
e. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
73

Kegiatan penilaian evaluasi dengan perawat ruangan saling berkaitan


dan sesuai nilai organisasi competent dan collaborative.
f. Dokumentasi Kegiatan
74

Gambar 4.18 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik


yaitu Tahap Prainteraksi

Gambar 4.19 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi


Terapeutik yaitu Tahap Orientasi

Gambar 4.20 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi


Terapeutik yaitu Tahap Kerja
75

Gambar 4.21 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi


Terapeutik yaitu Tahap Terminasi
76

Gambar 4.22 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi


Terapeutik Kepada Pasien
77

Gambar 4.23 Lembar ceklis feed back sosialisasi

8. Melakukan Evaluasi Seluruh Kegiatan yang Dilakukan dan


Menyusun Laporan Aktualisasi

Hari/Tgl : 01- 05 Desember 2021


Pelaksanaan
Tempat : Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran
Pelaksanaan Jaya Sumitra Kotabaru dan Ruang Bagian
Keperawatan & Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru

a. Tahapan Kegiatan
78

1) Mencatat kegiatan yang sudah berjalan


2) Melaporkan evaluasi kepada mentor dan coach

b. Output/ Hasil Kegiatan


1) Evaluasi kegiatan
2) Dokumentasi kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
Penulis bertanggung jawab terhadap hasil laporan dari semua
kegiatan yang telah dilakukan.
2) NASIONALISME: Sila ke-5,
Dalam pembuatan laporan dan 8 kegiatan yang telah penulis
laksanakan, penulis menerima semua masukan dari teman
sejawat, kepala ruangan, mentor dan coach.
3) ETIKA PUBLIK: Sopan & Santun
Selama berkonsultasi dengan kepala ruangan, mentor dan coach,
penulis mengedepankan sikap sopan santun sesuai etika perawat.
4) KOMITMEN MUTU: Inovasi
Dalam melaksanakan kegiatan, penulis berupaya terus ber inovasi
serta meningkatkan kreatifitas dan skill dalam pelaksanaan
penerapan komunikasi terapeutik kepada pasien.
5) ANTI KORUPSI: Jujur
Hasil yang di laporan benar-benar dari kegiatan yang telah saya
lakukan
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Bertanggungjawab terhadap kegiatan yang telah dilakukan,
melaporkan hasil kegiatan dengan menghargai masukan-masukan
dari coach dan mentor termasuk menjalankan visi dari RSUD
Pangeran jaya Sumitra yaitu menjadikan RSUD Pangeran Jaya
Sumitra sebagai Institusi Pelayanan Kesehatan Terdepan Dengan
79

Pelayanan Yang Berkualitas dan Terstandar dengan misi ke-1 yaitu


Menjalankan tata kelola rumah sakit yang terakreditasi dengan
dukungan sumber daya manusia yang professional.
e. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Berkonsultasi tentang hasil evaluasi semua kegiatan yang telah
dilakukan dengan coach dan mentor merupakan implementasi dari
nilai organisasi collaborative.
f. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 4.24 Mengumpulkan dan menyusun semua data bukti


pendukung dan hasil kegiatan
80

Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Penilaian Lembar Feed Back Sosialisasi

Berdasarkan tabel diatas terdapat 2 kategori penilaian yaitu sesuai


prosedur dan tidak sesuai prosedur. Hasil evaluasi menggunakan lembar
ceklist feed back sosialisai optimalisasi perawat dalam penerapan komunikasi
terapeutik kepada pasien pada 22 perawat yang bertugas diruang IGD RSUD
Pangeran Jaya Sumitra yaitu terdapat 17 orang dengan kategori Sesuai
Prosedur (77%) dan 5 orang dengan kategori Tidak Sesuai Prosedur (TS)
(23%).
81

Gambar 4.25 Kegiatan Melaporkan Hasil Evaluasi Semua Kegiatan yang


Telah Dilakukan Kepada Coach Melalui Whatapp

Gambar 4.26 Kegiatan Melaporkan Hasil Evaluasi Semua Kegiatan yang


Telah Dilakukan Kepada Mentor
82

B. Proses Penerapan Inisiatif dan Gagasan Kreatif


Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan
ditingkatkan, yang dimaksud dengan kreativitas dalam hal ini adalah
menghadirkan suatu gagasan baru. Kreativitas itu merupakan sebuah
proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Kita harus
mengetahui bahwa kreativitas tiap-tiap orang berbeda-beda, kemampuan
seseorang dalam bakat, pengetahuan, dan lingkungan juga dapat
mempengaruhi kreativitas. 
Keberhasilan rangkaian kegiatan dalam rangka mengatasi isu aktual di
ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru sangat memerlukan
inisiatif dan gagasan kreatif agar dapat memberikan alternatif pemecahan
dari masalah yang dihadapi. Gagasan kreatif dan inisiatif yang telah saya
konsultasikan dan mendapat dukungan sepenuhnya baik dengan Kepala
Bidang Keperawatan (mentor), coach, kepala ruangan, dan rekan kerja.
Inisiatif dan gagasan kreatif yang saya lakukan adalah dengan
membuat serta mengajukan draft SPO tentang komunikasi terapeutik
yang benar dan belum ada diruangan serta membuat leaflet yang menarik
tentang komunikasi terapeutik sebagai media untuk sosialisasi kepada
seluruh perawat ruang IGD tentang tahapan berkomunikasi. Sosialisasi
tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan pentingnya
komunikasi terapeutik kepada pasien.
Gagasan kreatif selanjutya adalah melakukan evaluasi monitoring
perawat dalam penerapan komunikasi terapeutik yaitu dengan
menyelaraskan apa yang telah disosialisasikan dan penerapan
dilapangan yang bertujuan untuk peningkatan pelayanan khususnya
penerapan komunikasi terapeutik kepada pasien.
82

C. Realisasi Penjadwalan Aktualisasi Dan Habituasi

Tabel 4.2 Realisasi Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi


No Kegiatan Rencana Aktualisasi Keterangan
1 Melakukan Konsultasi dengan Kabid Minggu I Tanggal 2 – 3 Minggu I Tanggal 2 – 3 Terlaksana
Keperawatan dan Widyaiswara (Coach) November 2021 November 2021
2 Membuat Draft SPO (Standar Prosedur Minggu I Tanggal 4 – 7 Minggu I Tanggal 4 – 7 Terlaksana
Operasional) Tentang Komunikasi November 2021 November 2021
Terapeutik.
3 Pengusulan Draft SPO (Standar Minggu II Tanggal 8-10 Minggu II Tanggal 8-10 Terlaksana
Prosedur Operasional) Tentang November 2021 November 2021
Komunikasi Terapeutik.
4 Membuat leaflet tentang Komunikasi Minggu II Tanggal 11-15 Minggu II Tanggal 11-15 Terlaksana
Terapeutik November 2021 November 2021
5 Melakukan sosialisasi Komunikasi Minggu III Tanggal 16-21 Minggu III Tanggal 16-21 Terlaksana
Terapeutik kepada perawat November 2021 November 2021
6 Membuat lembar ceklis feed back Minggu III Tanggal 23-24 Minggu III Tanggal 23-24 Terlaksana
sosialisasi November 2021 November 2021
7 Melakukan Evaluasi Monitoring Minggu IV-V Tanggal 25- Minggu IV-V Tanggal 25-30 Terlaksana
Perawat dalam Penerapan Komunikasi 30 November 2021 November 2021
Terapeutik menggunakan Lembar
Ceklis Feed Back Sosialisasi
8 Melakukan evaluasi seluruh kegiatan Minggu V Tanggal 1-5 Minggu V Tanggal 1-5 Terlaksana
yang dilakukan dan menyusun laporan Desember 2021 Desember 2021
aktualisasi
83

D. Realisasi Matrix Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi


Tabel 4.3 Realisasi Matrix Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi
BULAN
No. Kegiatan
November Desember
1 2 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5
Melakukan
1 Persiapan 1. Konsultasi dengan
Kabid Keperawatan
dan Widyaiswara
(Coach)

Membuat Draft SPO


(Standar Prosedur
2.
Operasional)
Tentang Komunikasi
Terapeutik.
3. Pengusulan Draft
SPO (Standar
2 Pelaksanaan Prosedur
Operasional)
Tentang Komunikasi
Terapeutik.
Membuat Leaflet
4. tentang Komunikasi
Terapeutik

Melakukan Ket
sosialisasi Rencana
komunikasi
5.
terapeutik kepada Realisasi
perawat

Membuat Lembar
6. ceklis feed back
sosialisasi

Melakukan Evaluasi
Monitoring Perawat
7. dalam Penerapan
Komunikasi
Terapeutik
menggunakan
Lembar Ceklis Feed
Back Sosialisasi

Melakukan evaluasi
seluruh kegiatan yg
3 Evaluasi 8
dilakukan dan
menyusun laporan
84

Aktualisasi
BAB V
PENUTUP
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan aktualisasi Latihan Dasar CPNS Golongan II


Angkatan IX dengan judul “Optimalisasi Perawat Dalam Penerapan
Komunikasi Terapeutik Terhadap Pasien Melalui Media Leaflet
Oleh Perawat Terampil Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru” yang telah
dilaksanakan pada tanggal 02 November 2021 – 05 Desember 2021,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan pemecahan isu yang dilakukan ada 8, yaitu :
a. Melakukan Konsultasi dengan Kabid Keperawatan dan
Widyaiswara (Coach).
b. Membuat Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
Komunikasi Terapeutik.
c. Pengusulan Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
Komunikasi Terapeutik.
d. Membuat Leaflet Tentang Komunikasi Terapeutik.
e. Melakukan Sosialisasi Komunikasi Terapeutik Kepada Perawat.
f. Membuat Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi.
g. Melakukan Evaluasi Monitoring Perawat dalam Penerapan
Komunikasi Terapeutik menggunakan Lembar Ceklis Feed
Back Sosialisasi.
h. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang dilakukan dan
menyusun laporan aktualisasi.
2. Sebelum memulai kegiatan aktualisasi didapatkan bahwa keadaan
lapangan masih banyak perawat yang tidak menerapkan
pentingnya komunikasi terapeutik kepada pasien, ditandai dengan
perawat tidak memperkenalkan diri, tidak mengontrak waktu dan
tidak menjelaskan prosedur tindakan, apabila masalah tersebut
tidak diatasi maka akan menurunkan mutu pelayanan kesehatan

86
87

khususnya pelayanan keperawatan. Kemudian setelah di lakukan


aktualisasi dengan kegiatan-kegiatan yang sudah di lakukan Di
Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru berjalan dengan lancar dan
optimal sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan yang dijadwalkan
dari tanggal 02 November 2021 sampai tanggal 05 Desember 2021
dan adanya keterbukaan perawat pada saat melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien.
3. Dari kegiatan-kegiatan yang sudah di lakukan di masa habituasi
maka pemahaman serta peran perawat dalam penerapan
komunikasi terapeutik sudah optimal, hal ini berdasarkan pada
lembar ceklis feed back sosialisasi tahapan komunikasi terapeutik
terisi dan sesuai dengan apa yang seharusnya dikerjakan yaitu
terdapat 17 orang dengan kategori Sesuai Prosedur (77%), 5 orang
dengan kategori Tidak Sesuai Prosedur (TS) (23%) dan pasien
telah menerima informasi baik dari tahap prainteraksi, tahap
orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi yang dilakukan oleh
perawat. Hasil kegiatan aktualisasi yang sudah direncanakan dan
dilaksanakan berefek pada optimalnya perawat dalam penerapan
komunikasi terapeutik kepada pasien di ruang Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra
Kotabaru.
4. Nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta semua
mata pelatihan yang dipelajari selama pelatihan dasar CPNS dapat
diterapkan pada kegiatan aktualisasi. Hal ini memberikan dampak
positif pada semua kegiatan dan berkontribusi terhadap visi dan
misi serta nilai-nilai organisasi RSUD Pangeran Jaya Sumitra
Kabupaten Kotabaru.
88

B. SARAN
Saran-saran yang berkaitan dengan kegiatan aktualisasi ini
diharapkan bisa memberi bahan masukan, diantaranya :
1. Untuk RSUD Pageran Jaya Sumitra Kotabaru, perawat sebagai
pemberi layanan dapat menerapan nilai-nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
dalam pelayanan kepada masyarakat sehingga terjadi peningkatan
kepuasan masyarakat.
2. Untuk ruangan IGD, kegiatan aktualisasi dengan nilai dasar ANEKA
hendaknya dapat di aplikasikan dalam setiap kegiatan, sehingga
nantinya dapat diimplementasikan dalam pelayanan kesehatan
kepada individu atau masyarakat khususnya di lingkungan RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru. Adapun masalah yang lain yang
penulis temukan yaitu belum optimalnya dokumentasi keperawatan
dalam penggunaan kartu kontrol cairan di ruang IGD RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru dan belum optimalnya kepatuhan
perawat mengisi informed consent melalui monitoring kelengkapan
rekam medis di ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru
diharapkan menjadi bahan pertimbangan agar masalah tersebut
dapat sama-sama di pecahkan dan dicari jalan keluarnya.
3. Untuk BPSDMD Provinsi Kalimantan Selatan diharapkan dapat
menjadi tempat pengembangan dan pelatihan bagi Aparatur Sipil
Negara yang berkarakter, berintegritas, dan mampu menerapkan
nilai-nilai dasar ASN.
4. Untuk Perawat agar dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN,
mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pelayan
masyarakat, pelaksana undang-undang dan kebijakan publik, serta
sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
89

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


: Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


: Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


: Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


: Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


: Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
: Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


: Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2019). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


: Whole of Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Repubik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Repubik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat.
Jakarta: Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Repubik Indonesia.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara. (2021). Peraturan LAN No.1


Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Negeri Sipil. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

RSUD Pangeran jaya Sumitra Kotabaru. (2020). Profil RSUD Pangeran


Jaya Sumitra Kotabaru Tahun 2020. Kotabaru: RSUD Pangeran
jaya Sumitra Kotabaru.

RSUD Pangeran jaya Sumitra Kotabaru. (2021). Daftar Karyawan


Terkonfirmasi. RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru Tahun
2021. Kotabaru: RSUD Pangeran jaya Sumitra Kotabaru
90

Suryani, (2015) Komunikasi Trapeutik Antar Perawat dan Pasien.


http://pustaka.unpad.ac.id/uploads/2015/01/komunikasi_terapeutik.
pdf
LAMPIRAN
RSUD PANGERAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK OLEH PERAWAT
JAYA SUMITRA
KOTABARU KEPADA KLIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan,

Jln. Brigjend H. Hasan Basri No. 57 Plt Direktur,


Tanggal terbit
Telp. (0518)21118 Kotabaru
72117 3
November
SPO
Tanggal Revisi
KEPERAWATAN
-
• Pengertian Komunikasi Terapeutik adalah sebuah proses
penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada
orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai
pikiran-pikiran atau informasi.

• Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan


dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan
(komunikator), pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan
PENGERTIAN oleh penerima pesan

/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.

Klien mendapat informasi dengan benar tentang tindakan yang

TUJUAN akan diberikan di rumah sakit dan dapat mengerti betul maksud
dari pemberi tindakan.
Surat Keputusan Direktur RSUD Pangeran Jaya Sumitra

KEBIJAKAN Kotabaru No. 445/1/2018 Tentang Kebijakan Pelayanan RSUD


Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru
PRAINTERAKSI

1. Mengumpulkan data tentang pasien (dari Rekam Medis)


2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan
PROSEDUR
3. Menilai kesiapan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan

RSUD PANGERAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK OLEH PETUGAS PEMBERI


JAYA SUMITRA
KOTABARU PELAYANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan,

Jln. Brigjend H. Hasan Basri No. 57 Plt Direktur,


Tanggal terbit
Telp. (0518)21118 Kotabaru
72117 3
November
SPO
Tanggal Revisi
KEPERAWATAN
-
TAHAP ORIENTASI

5. Memberikan salam & tersenyum pada Klien


6. Melakukan validasi (Kognitif, afektif, psikomotor) pada
pertemuan lanjutan
7. Memperkenalkan nama Perawat
8. Menanyakan nama panggilan kesukaan Klien
9. Menjelaskan tanggung jawab Perawat-Klien
10. Menjelaskan peran Perawat-Klien
11. Menjelaskankegiatan yang akan dilakukan
12. Menjelaskan tujuan
13. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan

TAHAP KERJA

14. Memberikan kesempatan pada Klien untuk bertanya


15. Menanyakan keluhan utama
16. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
17. Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana tindakan
PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

RSUD PANGERAN JAYA SUMITRA


Jln. Brigjend H. Hasan Basri No.57 Kotabaru Kalimantan Selatan 72117
Telp / Fax (05518) 21118 – 22945 Email : rsud.kotabaru@yahoo.co.id

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan : Komunikasi terapeutik
Sub Pokok Bahasan : Pengertian dan Tujuan Komunikasi
Terapeutik
Penyaji : Reza Herdian Fadilla, A.Md.Kep
Sasaran : Perawat di ruang IGD Pangeran Jaya Sumitra
Kotabaru
Hari / Tanggal : , November 2021
Waktu / Jam : 10.00-10.45 WITA
Tempat : Di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra
Kotabaru

A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional yang
mengarah pada tujuan penyembuhan pasien. Dengan demikian kepuasan
pasien terjadi apabila apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, harapan
pasien dipenuhi, maka pasien akan puas.
Efektifitas komunikasi yang terapeutik dalam meningkatkan tingkat
kepuasan pasien sangat tergantung pada perawat sebagai komunikator
dan pasien sebagai komunikan. Perawat harus menyadari bahwa
berkomunikasi yang asertif dalam praktek keperawatan profesional
sangat berpengaruh atau membantu pasien dalam proses penyembuhan
atau dalam memenuhi kebutuhan dasarnya selama di rumah sakit, yang
pada akhirnya dapat menghasilkan suatu tingkat kepuasan tersendiri bagi
pasien (Mandala, 2012)

B. Tujuan

1
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilaksanakan sosialisasi, sasaran mampu memahami dan
menambah wawasan mengenai cara berkomunikasi yang baik dan
benar dalam pelayanan khususnya asuhan keperawatan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan sasaran mampu:
1. Menjelaskan macam-macam komunikasi terapeutik.
2. Menjelaskan manfaat dan tujuan dalam melakukan komunikasi
terapeutik.
C. Sasaran
Perawat di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru

D. Setting Tempat
Peserta Di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru, dan
dikondisikan berdasarkan bagan sebagaimana berikut :

Keterangan :
: Pemateri/ Penyuluh
: Peserta
E. Materi
(Terlampir)

F. Media
Leaflet

2
G. Metode
Ceramah.

H. Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan : a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam b. Mendengarkan
b. Menjelaskan nama
c. Menjelaskan topik dan tujuan Menanyakan
kesiapan Peserta

2. 15 Pelaksanaan : a. Mendengarkan
menit 1. Penyampaian materi
a. Pengertian Komunikasi Terapeutik
b. Tujuan Komunikasi Terapeutik
c. Bentuk-bentuk Komunikasi Terapeutik

3. 10 Evaluasi: a. Menjawab
menit a. Menanyakan kembali hal-hal yang sudah b. Mendemonstarasi
dijelaskan mengenai Komunikasi Terapeutik
b. Memberikan kesempatan Bapak/Ibu
mendemontrasikan Komunikasi Terapeutik

4. 5 menit Penutup a. Mendengarkan


a. Menutup pertemuan dengan menyimpulkan b. Menjawab salam
materi yang telah dibahas
b. Memberikan salam penutup

I. Kriteria Hasil:

1. Kehadiran Peserta yaitu Perawat Ruang IGD Pangeran Jaya Sumitra


Kotabaru.

3
2. Semua Bapak/Ibu dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
sosialisasi

J. Referensi

Amila, Ratna Sitorus, Tuti Herawati. 2013. Pengaruh Augmentative


and Alternative Communication terhadap Komunikasi dan
Depresi Pasien Afasia Motorik. Vol. 1 No. 3

Antartika, Resha Alfa. 2015. Identifikasi Kemampuan Komunikasi


tenaga marketing dan Dampaknya terhadap Kinerja
Karyawan. Skripsi. Widyakartika

Liliweri, Alo. 2017. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Nusantara, Bina. 2018. Komunikasi. Thesis. Library Binus

Lampiran
MATERI

A. Defenisi
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan pasien.
Komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang bertujuan untuk
pengobatan dan dapat membantu pasien mengatasi masalah yang
dihadapinya melalui komunikasi. Komunikasi terapeutik adalah

4
komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. .
B. Bentuk-bentuk Komunikasi Teraupetik
1. Komunikasi verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan
keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara
verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal
biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Katakata adalah alat atau
simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan,
membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek,
observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang
tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi
verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk
berespon secara langsung. Komunikasi Verbal yang efektif harus:

a. Jelas dan ringkas


Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan
langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil
kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai
dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan
jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah
untuk dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang
disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa,
bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan
menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara
sederhana. Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa nyeri anda”
lebih baik daripada “saya ingin anda menguraikan kepada saya
bagian yang anda rasakan tidak enak.”
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa
menggunakan kata-kata. Merupakan cara yang paling meyakinkan

5
untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu
menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai
dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena
isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat
yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan. Komunikasi non-verbal teramati pada:
a. Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga
pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya.
Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan
dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam
pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim
terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.
b. Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama
yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan
pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. Delapan
puluh empat persen dari kesan terhadap seserang berdasarkan
penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993).
Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan
kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep
diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat
menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan
fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap
pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien
mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang
perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan
kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat
untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak
memenuhi citra klien.
c. Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar
terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang
dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat

6
harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan
klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus
terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.
d. Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi
utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah,
jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai
dasar penting dalam menentukan pendapat
C. Tujuan Komunikasi Teraupetik
Tujuan komunikasi terapeutik (Purwanto, 1994 seperti dikutip dalam
Damaiyanti, 2012) adalah:
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk
mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang
diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan
yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindakan yang
efektif dan mempengaruhi orang lai lingkungan fisik dan dirinya

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Teraupetik


Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Potter & Perry,
1993) dalam Sutoyo (2015):
1. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan perawat harus mengerti
pengaruh perkembangan usia baik dari sisi bahasa, maupun proses
berpikir dari orang tersebut. Cara berkomunikasi pada usia remaja
dengan usia balita tentunya berbeda, pada usia remaja Anda
barangkali perlu belajar bahasa “gaul” mereka sehingga remaja yang
kita ajak bicara akan merasa kita mengerti mereka dan komunikasi
diharapkan akan lancar.
2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu
kejadian atau peristiwa. Persepsi ini. dibentuk oleh harapan atau

7
pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya komunikasi.
3. Nilai
Nilai mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi kita untuk
menyadari nilai seseorang. Kita perlu berusaha untuk mengetahui dan
mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi
yang tepat dengan klien.
4. Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor
budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan
berkomunikasi seseorang.
5. Emosi
Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian,
seperti marah, sedih, seriang akan dapat mempengaruhi seseorang
dalam berkomunikasi dengan orang lain. Jenis Kelamin Setiap jenis
kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-beda. Tanned
(1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai
perbedaan gaya komunikasi. Dari usia 3 tahun wanita ketika bermain
dalam kelompoknya menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan,
meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung
keintiman, sedangkan laki-laki menggunakan bahasa untuk mendapat
kemandirian diri aktivitas bermainnya, di mana jika mereka ingin
berteman maka mereka melakukannya dengan bermain.
6. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang
dilakukan. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit
merespon pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dibanding
dengan tingkat pengetahuan tinggi.
7. Peran dan hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang
yang berkomunikasi. Cara komunikasi seseorang perawat dengan
koleganya, dengan cara komunikasi seorang perawat pada klien akan
berbeda tergantung perannya. Demikian juga antara guru dengan
murid.

8
8. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.
Suasana bising, tidak ada privacy yang tepat akan menimbulkan
kerancuan, ketegangan dan ketidaknyamanan.
9. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu
menyediakan rasa aman dan kontrol. Dapat dimisalkan dengan
individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba-
tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Untuk itu
perawat perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat
melakukan hubungan dengan klien.
E. Tahapan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik dalam pelaksanaannya memiliki beberapa
tahapan. Suryani (2015) memaparkan struktur dalam proses
komunikasi terapeutik terdiri dari 4 tahap yaitu:
5) Tahap persiapan (pra interaksi)
Tahap ini adalah masa persiapan sebelum berinteraksi dengan
pasien. Tugas perawat dalam tahap ini adalah menggali
perasaan, harapan dan kecemasan pasien, mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan pasien agar dapat lebih
memaksimalkan dirinya sehingga lebih bernilai terapeutik bagi
pasien, mencari informasi dengan mengumpulkan data tentang
pasien, dan merancang strategi untuk pertemuan pertama
dengan pasien, yang dapat dilakukan secara tertulis.
6) Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan perkenalan yang dilakukan oleh perawat
saat pertama bertemu dengan pasien. Perawat harus
memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, dengan begitu perawat
akan bisa lebih terbuka kepada pasien, dalam tahap ini perawat
dan pasien harus saling membina rasa percaya, menggali
pikiran, serta merumuskan tujuan bersama.
7) Tahap Kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik. Tahap ini perawat bekerja sama dengan pasien untuk

9
menghadapi masalah yang dihadapi pasien. Tahap kerja ini
berhunungan dengan rencana pelaksanaan tindakan yang akan
dilakukan oleh perawat untuk pasien. Perawat dituntut
mempunyai tingkat analisa yang tinggi sehingga dapat
mengekplorasi, mendengarkan dengan aktif, refleksi, berbagai
persepsi, memfokuskan dan menyimpulkan.
8) Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pertemuan antar perawat
dengan pasien. Tahap terminasi ini dibagi menjadi dua yaitu
terminasi sementara dan terminasi akhir. Dalam tahap ini terjadi
adanya evaluasi, tindak lanjut terhadap interaksi, lalu perawat
dan pasien membuat kontrak kesepakatan untuk melakukan
pertemuan selanjutnya.

10
1
2

Anda mungkin juga menyukai