Oleh:
NAMA : REZA HERDIAN FADILLA, A.Md.Kep
NIP. 19971216 202012 1 002
NDH : 20
iv
7. Ibu Hj. Ernawati, S. Sos, S. H, M.Si sebagai Plt. Direktur RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kabupaten Kotabaru.
8. Bapak H. Said Syarifudin S.Kep., selaku Kepala Bidang Keperawatan
dan Penyuluhan RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru, sebagai
Mentor yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam penyusunan rancangan
aktualisasi dan habituasi ini.
9. Bapak Dr. H. Suyanto. M.Si selaku Coach yang telah bersedia
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun rancangan
aktualisasi dan habituasi ini.
10. Bapak/ibu Widyaiswara, panitia dan staf Badan Penegmbangan
Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDM) Provinsi Kalimantan Selatan
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai dasar ANEKA
kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun rancangan
aktualisasi ini
11. Pejabat administrator, pengawas, dan pelaksana pada Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Kabupaten
Kotabaru, khususnya penyelenggara pendidikan dan latihan dasar
CPNS Golongan II Angkatan IX Tahun 2021.
12. Kepala Ruangan dan seluruh keluarga besar Ruang IGD atas
bimbingan, dukungan dan kerjasamanya.
13. Keluarga besar Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan
IX Tahun 2021 atas semua kebersamaan, kekeluargaan, inspirasi, ide-
ide dan kerjasamanya.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Rancangan
AKtualisasi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
v
penyusun dapat menerapkan nilai-nilai “ANEKA” dan segala macam ilmu
pengetahuan yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II ini. Akhir kata, semoga laporan
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi ini dapat dijalankan dengan baik
dan bermanfaat untuk semua orang.
vi
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..iii.....
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..iv......
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… vii.....
DAFTAR TABEL..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………..1.....
B. Tujuan dan Manfaat.............................................................................
C. Isu Aktual.............................................................................................
D. Ruang Lingkup....................................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Profile Rumah Sakit.............................................................................
B. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi....................................................
C. Tugas dan Fungsi...............................................................................
D. Sasaran Kinerja Pegawai...................................................................
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Landasan Teori.....................................................................................
1. Nilai-Nilai Dasar ANEKA................................................................
2. Peran dan kedudukan PNS dalam NKRI.......................................
3. Konsep Komunikasi Terapeutik......................................................
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................................
C. Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi......................................
D. Rencana Matrik Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi...........................
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi……………….46.....
B. Proses Penerapan Inisiatif dan Gagasan Kreatif...............................
C. Realisasi Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi..............................
vii
D. Rencana Matrix Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi...........................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………..84.....
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 4.15 Kegiatan Konsultasi membuat Lembar Ceklis Feed Back
Sosialisasi bersama Kepala Ruangan ........................................
Gambar 4.16 Kegiatan Konsultasi Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi
bersama Kepala Bidang Keperawatan........................................
Gambar 4.17Lembar ceklis Feed Back Sosialisasi...........................................
Gambar 4.18 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik
yaitu Tahap Prainteraksi..............................................................
Gambar 4.19 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik
yaitu Tahap Orientasi...................................................................
Gambar 4.20 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik
yaitu Tahap Kerja.........................................................................
Gambar 4.21 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik
yaitu Tahap Terminasi.................................................................
Gambar 4.22 Kegiatan Perawat dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik
Kepada Pasien............................................................................
Gambar 4.23 Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi.........................................
Gambar 4.24 Mengumpulkan dan menyusun semua data bukti pendukung
dan hasil kegiatan........................................................................
Gambar 4.25 Kegiatan Melaporkan Hasil Evaluasi Semua Kegiatan yang
Telah Dilakukan Kepada Coach Melalui Whatapp......................
Gambar 4.26 Kegiatan Melaporkan Hasil Evaluasi Semua Kegiatan yang
Telah Dilakukan Kepada Mentor.................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) terdiri dari profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada
instansi pemerintah.
Sebagai pegawai ASN, PNS mempunyai fungsi dan tugasnya yakni
sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik, dan sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah
pendidikan dan pelatihan dalam masa Prajabatan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Latsar CPNS bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur
berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara,
mengaktualisasikan nilai nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Sebagai pedoman untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta kedudukan dan peran ASN
dalam NKRI secara langsung di unit kerja yaitu RSUD Pangeran
Jaya Sumitra Kotabaru
b. Memperbaiki kinerja ASN agar lebih terarah dalam melaksanakan
tugas pokoknya, serta dengan mengaplikasikan kelima nilai dasar
tersebut diharapkan ASN dapat memberikan pelayanan yang prima
bagi masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Menjalin komunikasi terapeutik yang dapat memberikan dampak
dalam peningkatan kualitas pelayanan sehingga memberikan
kepuasan pada pasien
b. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam menyampaikan
informasi yang efektif melalui metode komunikasi terapeutik di
Instalasi Gawat Darurat RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru
C. Manfaat
5
D. Isu Aktual
Isu merupakan pokok permasalahan yang terjadi, sedang terjadi atau
akan terjadi yang menjadi pembicaraan khalayak ramai sehingga
memerlukan jalan keluar atau solusi dengan melakukan tindakan yang
nyata. Dalam menyusun rencana untuk kegiatan habituasi maka perlu
ditentukan isu atau permasalahan yang mendasar pada Rumah Sakit
Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru khususnya di Ruang IGD.
6
Berdasarkan hasil analisis dari ketiga isu diatas, isu prioritas yang
didapatkan adalah belum optimalnya perawat dalam penerapan
komunikasi terapeutik kepada pasien di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaru.
Isu aktual yang diangkat penulis ini berdasarkan tugas pokok dan
fungsi perawat terampil yaitu melakukan upaya penerapan komunikasi
terapeutik bagi perawat guna meningkatkan kepuasan pelayanan
keperawatan kepada pasien.
Selain hal tersebut isu yang diangkat sudah penulis konsultasikan atau
diskusikan dengan atasan langsung yaitu Kepala Bidang Keperawatan,
kepala ruangan dan teman sejawat di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaru.
Rancangan aktualisasi ini mengidentifikasi isu yang muncul pada
instansi kerja penulis, yaitu di Instalasi Gawat Darurat Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaru. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis mengambil
7
E. Ruang Lingkup
9
10
10
11
3. Struktur Organisasi
PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA BIDAN PELAKSANA
RATNI NURLIA, AMK GINA NOVITA, AMK NURLIA, S.Kep.,Ns M. RIFANI, AMK SUDIARTI, Amd. Keb
RIAN HIDAYAT, AMK HALILULRAHMAN, AMK SUSAN, S.Kep.,Ns REZA HERDIAN,Amd.Kep RAINATUL, Amd.Keb
ILHAM, AMK MEILIANITA, S.Kep.,Ns IRMAWATI, S.Kep.,Ns RIJAL MASRURI, AMK WIDA NURUL, SST
ARDANA FERI, S.Kep.,Ns ZAKARIA, Amd.Kep YULIANA, S.Kep.,Ns RISKA AFRINI, S.Kep.,Ns NOR HALIIMAH,Amd.Keb
ROSMA, S.Kep.,Ns HELDANY , Amd.Kep NANDAN K, S.Kep.,Ns SURIADI, AMK RIFKA NORABA, Amd.Keb
AKHMAD FAUZI, AMK CONNY W, AMK DEWI MASLARA, Amd.Keb
1. Tugas ASN
Menurut UU ASN No 5 Tahun 2014 Pasal 11, pegawai ASN
bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
16
A. LANDASAN TEORI
1. Nilai – Nilai Dasar ANEKA
Berdasarkan pada nilai-nilai dasar ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi yang harus diterapkan dan ditanamkan pada Aparatur Sipil
Negara (ASN), maka perlu diketahui indikator-indikator dari kelima
dasar tersebut yaitu:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban setiap
individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat
akuntabilitas. Alat akuntabilitasnya berupa perencanaan strategis
(strategic plans), kontrak kinerja, dan laporan kinerja. Dalam
menciptakan lingkungan kerja akuntabel, ada beberapa nilai
dasar yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3) Integritas: adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan
21
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru
yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu
untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan
dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman
dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu :
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
29
6) Parsitipatif
7) Persamaan perlakuan atau tidak diskriminatif
8) Keterbukaan
9) Akuntabilitas
10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11) Ketepatan waktu
12) Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.
3. Komunikasi Terapeutik
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari
satu pihak ke pihak yang lainnya. Sedangkan komunikasi efektif
adalah pertukaran informasi, ide, perasaan, yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan antara
pemberi pesan dan penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan
efektif saat tujuan dari pemberi pesan dapat tercapai.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional yang
mengarah pada tujuan penyembuhan pasien. Dengan demikian
kepuasan pasien terjadi apabila apa yang menjadi kebutuhan,
keinginan, harapan pasien dipenuhi, maka pasien akan puas.
Efektifitas komunikasi yang terapeutik dalam meningkatkan
tingkat kepuasan pasien sangat tergantung pada perawat sebagai
komunikator dan pasien sebagai komunikan. Perawat harus
menyadari bahwa berkomunikasi yang asertif dalam praktek
keperawatan profesional sangat berpengaruh atau membantu
pasien dalam proses penyembuhan atau dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya selama di rumah sakit, yang pada akhirnya
dapat menghasilkan suatu tingkat kepuasan tersendiri bagi pasien
(Mandala, 2012).
33
Kontribusi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi Misi Penguatan Nilai
Output/ Hasil Kegiatan
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
I. PERENCANAAN
1 Melakukan 1. Mehubungi kabid 1. Terhubunginya kabid Pada saat berkomunikasi dan Konsultasi dengan Melakukan
konsultasi dengan keperawatan sebagai keperawatan berkonsultasi dengan kabid atasan langsung konsultasi dengan
Kabid Keperawatan mentor untuk keperawatan dan coach saya serta meminta Kabid
dan Widyaiswara 2. Tersampaikannya ide bersikap sopan dan hormat arahan dan saran Keperawatan dan
Membuat jadwal temu
(Coach) kegiatan yang akan (Etika Publik: sopan dan berkontribusi Coach
2. Memaparkan sekaligus dilakukan hormat) terhadap visi mewujudkan
berdiskusi tentang RSUD Pangeran nilai organisasi RS
kegiatan yang akan 3. Diperoleh persetujuan Dalam menyampaikan ide Jaya Sumitra yaitu
dilakukan dari kabid keperawatan kegiatan yang akan dilakukan yaitu: “Menjadikan Collaborative
3. Meminta izin dan dengan jelas dan tanggung jawab RSUD Pangeran
persetujuan kabid 4. Terhubunginya coach (Akuntabilitas: Kejelasan dan Jaya Sumitra
tanggung jawab) sebagai Institusi
keperawatan untuk 5. Tersampaikannya ide Pelayanan
melaksanakan kegiatan kegiatan yang akan Pada saat berkonsultasi kepada Kesehatan
yang akan dilakukan dilakukan WI untuk melakukan koordinasi Terdepan Dengan
4. Menghubungi terkait ide kegiatan yang akan Pelayanan Yang
coach untuk 6. Diperoleh persetujuan dilakukan yang telah disepakati Berkualitas dan
melakukan dari coach (WI) kabid keperawatan sebagai bentuk Terstandar
konsultasi tentang upaya penyatuan persepsi
Bukti : bersama
kegiatan yang akan Lembar konsultasi (Nasionalisme: sepakat dan
dilakukan Screenshot WA penyatuan persepsi bersama)
5. Berkonsultasi dengan Surat Persetujuan
Coach terkait Pelaksanaan Dalam berkonsultasi, saya
kegiatan yang akan Kegiatan Aktualisasi mengusulkan suatu gagasan demi
dilakukan
6. Meminta izin dan
36
II. PELAKSANAAN
2 Membuat Draft SPO 1. Berkoordinasi dan Sebagai acuan yang Dalam Melakukan Membuat draft Adanya informasi Kegiatan
Konsultasi dengan nantinya akan dicapai, dan SPO Melakukan Komunikasi SPO komunikasi membuat draft
(Standar Prosedur
Kepala Ruangan selanjutnya dapat Terapeutik Kepada Pasien. Saya terapeutik SPO menunjukan
Operasional) Tentang IGD. memberikan kontribusi akan melakukannya dengan teliti sebagai sarana sikap Kompeten
2. Mencari referensi dalam menjalin komunikasi sehingga tidak terjadi kesalahan dan prasarana dan berkaloborasi
Komunikasi
terbaru pelaksanaan terapeutik yang efektif data penunjang dengan Kabid
Terapeutik. Komunikasi kepada pasien. Akuntabilitas: Tanggung Jawab pelayanan, sesuai Keperawatan dan
Terapeutik MISI RSUD Kepala Ruangan
3. Menentukan Sasaran Bukti : Konsultasi dengan kepala ruangan Pangeran Jaya untuk
kegiatan tenaga Lembar konsultasi merupakan penerapan nilai Sumitra Misi ke-3 mendiskusikan
kesehatan yaitu Foto Dokumentasi pancasila sila ke 4 Nasionalisme: yaitu Memenuhi SPO yang ada
perawat mufakat, menghargai pendapat kebutuhan telah sesuai nilai
4. Dokumentasi orang lain pelanggan organisasi.
dengan Competent
Menyampaikan pendapat dan tata menyediakan Collaborative
cara koordinasi dan konsultasi layanan
dengan cara yang sopan dapat keperawatan
menjalin komunikasi dan yang berkualitas
kerjasama yang baik dengan
rekan sejawat Etika Publik
3 Pengusulan Draft 1. Berkoordinasi Sebagai acuan yang Dalam Melakukan Pengusulan Adanya informasi Kegiatan
SPO (Standar dengan Kepala nantinya akan dicapai, dan Tentang draft SPO Melakukan SPO komunikasi pengusulan draft
Prosedur Bidang Keperawatan selanjutnya dapat Komunikasi Terapeutik Kepada terapeutik SPO menunjukan
Operasional) (Mentor) memberikan kontribusi Pasien. Saya akan melakukannya sebagai sarana sikap Kompeten
Tentang Komunikasi 2. Mengajukan draft dalam menjalin komunikasi dengan teliti sehingga tidak terjadi
dan prasarana dan berkaloborasi
Terapeutik. SPO Komunikasi terapeutik yang efektif kesalahan data penunjang dengan Kabid
Terapeutik kepada pasien. Akuntabilitas: Tanggung Jawab pelayanan, sesuai Keperawatan dan
3. Menjadikan draft MISI RSUD Kepala Ruangan
SPO Komunikasi Bukti : Konsultasi dengan kepala ruangan Pangeran Jaya untuk
Terapeutik sebagai Lembar draf SPO merupakan penerapan nilai Sumitra Misi ke-3 mendiskusikan
alat bantu agar Lembar konsultasi pancasila sila ke 4 Nasionalisme: yaitu Memenuhi SPO yang ada
mempermudah Foto Dokumentasi mufakat, menghargai pendapat kebutuhan telah sesuai nilai
pembuatan Leaflet orang lain pelanggan organisasi.
dan kegiatan dengan Competent
sosialisasi Menyampaikan pendapat dan tata menyediakan Collaborative
4. Dokumentasi cara koordinasi dan konsultasi layanan
dengan cara yang sopan dapat keperawatan
menjalin komunikasi dan yang berkualitas
kerjasama yang baik dengan
rekan sejawat Etika Publik
4 Membuat Leaflet 1. Berkoordinasi Membuat Leaflet tentang Mencari gambar dan referensi Membuat Leaflet Kegiatan
tentang Komunikasi dengan kepala Komunikasi Terapeutik akan terbaru (komitmen mutu: tentang pembuatan Leaflet
Terapeutik. ruangan menghasilkan asuhan inovasi, berorientasi mutu) Komunikasi ini menunjukan
2. Mencari gambar dan keperawatan yang prima Terapeutik yang sikap Kompeten
referensi sehingga memberikan Leaflet ini tentunya sebagai media benar, sesuai Misi dan berkaloborasi
3. Menentukan Sasaran kontribusi dalam menjalin informasi yang efisien bagi RSUD Pangeran dengan Kabid
kegiatan tenaga komunikasi terapeutik perawat karena mudah terlihat dan Jaya Sumitra yang Keperawatan dan
kesehatan yaitu dengan pasien. mudah di baca karena tulisannya ke 4, yaitu Karu utk menilai isi
perawat singkat dan besar. (komitmen Menyediakan Leaflet, sesuai
4. Merancang desain Bukti : mutu: inovasi, berorientasi sarana dan nilai organisasi.
leaflet Lembar konsultasi mutu) prasarana Competent
5. Pengusulan dengan Lembar Leaflet penunjang Collaborative
Mentor terkait Leaflet Foto Dokumentasi Leaflet tersebut dapat terlihat jelas pelayanan
sosialisasi oleh seluruh perawat di ruangan.
6. Menjadikan leaflet (Nasionalisme : sesuai sila ke 2,
sebagai alat bantu Tidak diskriminatif )
agar mempermudah
kegiatan sosialisasi Pembuatan leaflet tentang
7. Dokumentasi tahapan interaksi komunikasi
terapeutik merupakan salah satu
media informasi berbentuk leaflet
berukuran panjang yang akan di
letakkan di ruangan perawat
(Akuntabilitas,kejelasan,
transparan )
5 Melakukan 1. Berkoordinasi dengan 1. Terlaksananya Menentukan waktu dan tempat Melakukan Mensosialisasikan
Sosialisasi kepala ruangan koordinasi merupakan penerapan nilai sosialisasi mengenai
Komunikasi 2. Menentukan waktu 2. Tersebarnya undangan (akuntabilitas: kejelasan target, menggunakan komunikasi
Terapeutik Kepada dan tempat melalui whatsapp grup tanggung jawab) Leaflet mengenai terapeutik kepada
Perawat. pelaksanaan 3. Terlaksananya komunikasi staf Ruang IGD
3. Menyiapkan dan sosialisasi Melakukan Sosialisasi Komunikasi terapeutik secara secara Kompeten
mencari bahan 4. Pengetahuan Terapeutik Kepada Perawat sopan, jujur, sesuai nilai
Materi SosialisasI. perawat memberikan pelayanan terbaik cermat, sesuai organisasi.
4. Mempresentasikan meningkat sesuai standar prosedur yang dengan MISI Competent
dalam bentuk leaflet serta dapat berlaku (Komitmen mutu) yang ke 3, yaitu Collaborative
5. Dokumentasi melakukan Memenuhi
asuhan Konsultasi dengan kepala ruangan kebutuhan
keperawatan merupakan penerapan nilai pelanggan
dengan prima pancasila sila ke 4 dengan
(Nasionalisme: mufakat, menyediakan
Bukti : menghargai pendapat orang layanan
Lembar konsultasi lain) keperawatan
Undangan via grup yang berkualitas
whatshap Tentunya penyampaian
Foto Dokumentasi sosialisasi di lakukan dengan
bahasa yang sopan, jelas dan
mudah di mengerti. Selain itu di
harapkan perawat dapat bekerja
optimal sehingga etika publik
terpenuhi. (Etika Publik:
Integritas, disiplin) dan kegiatan
ini juga tidak dipungut biaya ( Anti
korupsi: jujur)
40
6 Membuat lembar 1. Berkoordinasi Dengan Membuat lembar Membuat lembar ceklis feed back Membuat lembar Kegiatan
ceklis feed back dengan kepala ceklis feed back sosialisasi sosialisasi dilakukan dengan jujur ceklis feed back memberikan
sosialisasi. ruangan akan meningkatkan dan bertangggung jawab dan sebagai sarana lembar ceklis feed
2. Menrancang Lembar pengetahuan perawat dan melakukan evaluasi dengan objetif dan prasarana back sebagai
Ceklis Feed Back memberikan kontribusi Akuntabilitas (integritas) penunjang sikap Kompeten
Sosialisasi dalam menjalin komunikasi pelayanan, sesuai dan berkaloborasi
3. Menggunakan draft terapeutik yang efektif Melakukan evaluasi dari hasil MISI RSUD dengan perawat
SPO sebagai acuan dengan pasien. sosialisasi dengan Pangeran Jaya ruangan, sesuai
pembuatan lembar mengedepankan sikap sopan Sumitra yang ke 4, nilai organisasi.
ceklis Bukti : santun sesuai nilai etik perawat yaitu Competent
4. Dokumentasi Lembar Ceklis feed back Etika Publik Menyediakan Collaborative
Foto dokumentasi sarana dan
Melakukan evaluasi kegiata n prasarana
sosialisasi komunikasi terapeutik penunjang
dan dengan berupaya terus pelayanan
berinovasi serta meningkatkan
kreatifitas dan skill dalam
pelaksanaan komukasi terapeutik
Komitmen Mutu (Kreatif)
7 Melakukan Evaluasi 1. Berkoordinasi dengan Dengan lembar ceklis, Melakukan penilaian lembar ceklis Penilaian evaluasi Kegiatan
kepala ruangan evaluasi kegiatan evalusi dengan jujur dan sesuai kegiatan yang penilaian
Monitoring Perawat
2. Menyiapkan lembar Komunikasi Terapeutik akan dengan acuan dilakukan sesuai evaluasi
dalam Penerapan ceklis meningkatkan pengetahuan Akuntabilitas dengan Misi bersama perawat
3. Mengikuti perawat pasien dan memberikan RSUD yang ke-1: ruangan saling
Komunikasi
yang akan kontribusi dalam menjalin Melakukan penilaian lembar ceklis Menjalankan tata berkaitan, sesuai
Terapeutik dimonitoring komunikasi terapeutik yang agar terciptanya mutu pelayanan kelola rumah nilai organisasi.
4. Melakukan evaluasi efektif dengan pasien serta yang prima sakit yang Collaborative
menggunakan
dengan acuan draft terbangunnya hubungan Komitmen Mutu terakreditasi
Lembar Ceklis Feed SPO yang ada. saling percaya antara dengan
5. Dokumentasi. perawat dan pasien. Melakukan pengisian lembar dukungan
Back Sosialisasi.
ceklis dengan mengedepankan sumber daya
Bukti : sikap sopan dan santun sesuai manusia yang
Lembar ceklis evaluasi nilai etik perawat professional
kegiatan Etika Publik
Foto Dokumentasi
42
III. EVALUASI
8 Melakukan evaluasi 1. Mencatat kegiatan 1. Tercatatnya seluruh Saya akan mempertanggung Visi: Evaluasi terhadap
yang sudah kegiatan yang jawabkan hasil laporan dari semua Menjadikan RSUD seluruh kegiatan
seluruh kegiatan yang
berjalan dilakukan kegiatan yang telah dilakukan Pangeran Jaya yang sudah
dilakukan dan 2. Laporan Hasil Evaluasi (Akuntabilitas: Tanggung Sumitra sebagai dilakukan
2. Melaporkan menggunakan lembar Jawab) Institusi Pelayanan mengacu pada
menyusun laporan
evaluasi kepada ceklis Kesehatan nilai :
aktualisasi Kabid Keperawatan Saat akan melaporkan hasil Terdepan Dengan Collaborative
dan coach Bukti: evaluasi kepada coach dan kabid Pelayanan Yang
Catatan Kegiatan keperawatan dan akan Berkualitas dan
Laporan Hasil Evaluasi menghargai semua masukan- Terstandar
Foto Dokumentasi masukan dari coach dan kabid Misi ke-1:
keperawatan Menjalankan tata
Etika Publik: Menghargai kelola rumah
Komunikasi dan Konsultasi sakit yang
(Etika Publik: Menghargai terakreditasi
Komunikasi dan Konsultasi) dengan
dukungan
Saya akan melaporakan hasil sumber daya
kegiatan yang telah manusia yang
dilakukan dengan jujur professional
(Anti Korupsi: Jujur)
43
Perencanaan
Melakukan konsultasi tentang kegiatan yang akan dilakukan dengan 2 - 3 November 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
1.
coach dan kabid keperawatan Jaya Sumitra Kotabaru
Pelaksanaan
2. Membuat Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
4 - 7 November 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
Komunikasi Terapeutik.
Jaya Sumitra Kotabaru
3. Pengusulan Draft SPO (Standar Prosedur Operasional) Tentang
8 –10 November 2021
Komunikasi Terapeutik.
4. Membuat leaflet tentang Komunikasi Terapeutik
11 –15 November 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
Jaya Sumitra Kotabaru
5. Melakukan sosialisasi Komunikasi Terapeutik kepada perawat
16 - 21 November 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
Jaya Sumitra Kotabaru
6. Membuat lembar ceklis feed back sosialisasi
22 - 24 November 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
Jaya Sumitra Kotabaru
7. Melakukan Evaluasi Monitoring Perawat dalam Penerapan Komunikasi
25 - 30 November 2021
Terapeutik menggunakan Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi
Evaluasi
Melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang dilakukan dan menyusun
8. 1 - 5 Desember 2021 Ruang IGD RSUD Pangeran
laporan aktualisasi Jaya Sumitra Kotabaru
44
Melakukan evaluasi
seluruh kegiatan yg
3 Evaluasi 8 dilakukan dan
menyusun laporan
aktualisasi
Hari Libur
Pelaksanaan
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
46
47
a. Tahapan Kegiatan
1) Mehubungi kepala bidang keperawatan sebagai mentor untuk
Membuat jadwal temu
2) Memaparkan sekaligus berdiskusi tentang kegiatan yang akan
dilakukan
3) Meminta izin dan persetujuan kepala bidang keperawatan untuk
melaksanakan kegiatan yang akan dilakukan
4) Menghubungi coach untuk melakukan konsultasi tentang
kegiatan yang akan dilakukan
5) Berkonsultasi dengan coach terkait kegiatan yang akan dilakukan
6) Meminta izin dan persetujuan kepada coach untuk melaksanakan
kegiatan yang akan dilakukan
b. Output/ Hasil Kegiatan
1) Izin dan Persetujuan dari Coach dan Mentor
48
2) Dokumentasi Kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
Saya telah menghubungi coach dan mentor menyampaikan
maksud dan tujuan saya dan memaparkan kegiatan-kegiatan yang
akan saya lakukan dengan sopan dan santun.
2) NASIONALISME: Sila ke-4, Mufakat & Menghargai pendapat orang
lain
Ketika saya memaparkan rencana kegiatan saya, saya menerima
masukan yang diberikan oleh mentor terhadap kegiatan saya,
contohnya seperti bukti kegiatan, memperbaiki draft SPO
Komunikasi Terapeutik, dan menambahkan Tahapan Kegiatan .
3) ETIKA PUBLIK: Mempertanggungjawabkan Tindakan dan Kinerja
kepada Publik
Setelah saya meminta izin, untuk minggu ini saya melaksanakan 2
kegiatan dan saya bertanggungjawab atas kegiatan yang telah
saya lakukan dan akan bertanggung jawab terhadap kegiatan-
kegiatan selanjutnya.
4) ANTI KORUPSI: Jujur
Selama saya berkonsultasi, 8 (Delapan) kegiatan inti saya
memaparkan dengan jujur kepada coach dan mentor.
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Memaparkan kegiatan secara jelas, meminta izin kepada coach dan
mentor, serta bertanggungjawab terhadap kegiatan yang akan
dilakukan termasuk menjalankan visi dari RSUD Pangeran jaya
Sumitra yaitu menjadikan RSUD Pangeran Jaya Sumitra sebagai
Institusi Pelayanan Kesehatan Terdepan Dengan Pelayanan Yang
Berkualitas dan Terstandar dengan misi ke-1 yaitu Menjalankan tata
49
Gambar 4.1 Kegiatan Konsultasi dan Meminta Izin dengan Mentor untuk
Melaksanakan Kegiatan Yang Telah Di Rencanakan
50
Gambar 4.2 Kegiatan Konsultasi dan Meminta Izin dengan Coach untuk
Melaksanakan Kegiatan Yang Telah Di Rencanakan Melalui
Whatsapp
a. Tahapan Kegiatan
1) Berkoordinasi dan Konsultasi dengan Kepala Ruangan IGD.
2) Mencari referensi terbaru pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
3) Menentukan Sasaran kegiatan tenaga kesehatan yaitu perawat
4) Dokumentasi kegiatan
a. Tahapan Kegiatan
1) Bendiskusi dengan kepala bidang keperawatan mengenai draft
SPO Komunikasi Terapeutik
2) Mengajukan draft SPO sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan
3) Dokumentasi kegiatan
a. Tahapan Kegiatan
1) Berkoordinasi dan Konsultasi dengan Kepala Ruangan IGD
2) Mencari referensi terbaru pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
3) Merancang desain leaflet
4) Pengusulan dengan kepala bidang keperawatan terkait Leaflet
Sosialisasi
5) Menyiapkan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
6) Dokumentasi
f. Dokumentasi Kegiatan
59
a. Tahapan Kegiatan
1) Mehubungi kepala ruangan IGD untuk mendapatkan persetujuan
waktu pelaksanaan sosialisasi
2) Bekerjasama dengan rekan kerja agar berhadir pada saat
pelaksanaan sosialisasi
3) Mengirim undangan melalui grup Whatapp.
4) Mempresentasikan dalam bentuk leaflet
5) Dokumentasi Kegiatan
b. Output/ Hasil Kegiatan
1) Terlaksananya koordinasi
2) Tersebarnya undangan melalui Whatapp grup
3) Terlaksananya Sosialisasi
4) Perawat yang hadir memahami tentang Komunikasi Terapeutik
ditandai dengan perawat mampu memperagakan cara
berkomunikasi sesuai dengan tahapan-tahapan Komunikasi
Terapeutik
5) Daftar Hadir Sosialisasi
6) Dokumentasi kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
63
a. Tahapan Kegiatan
1) Menggunakan draft SPO sebagai acuan pembuatan lembar ceklis
2) Berkoordinasi dan Konsultasi dengan Kepala Ruangan IGD
3) Merancang Lembar Ceklis Feed Back Sosialisasi
4) Pengusulan dengan Kepala Bidang Keperawatan terkait Lembar
Ceklis Feed Back Sosialisasi
5) Dokumentasi
b. Output/ Hasil Kegiatan
1) Terlaksananya koordinasi
2) Lembar ceklis Feed Back Sosialisasi
3) Dokumentasi Kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
Saya bertanggung jawab terhadap pembuatan lembar ceklis feed
back sosialisasi dan melakukan evaluasi dengan objektif.
2) NASIONALISME: Sila ke-4, Menghargai Pendapat Orang Lain
Dalam pembuatan lembar ceklis feed back sosialisasi, saya
menerima perbaikan-perbaikan dari kepala ruangan dan kepala
bidang keperawatan.
3) ETIKA PUBLIK: Sopan & Santun
69
a. Tahapan Kegiatan
1) Berkoordinasi dengan rekan sejawat pada saat pelaksanaan
evaluasi monitoring perawat dalam penerapan komunikasi
terapeutik kepada pasien
2) Mengobservasi pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat
kepada pasien menggunakan lembar ceklis feed back sosialisasi
72
3) Dokumentasi kegiatan
b. Output/ Hasil Kegiatan
1) Terlaksananya evaluasi
2) Lembar ceklis Feed Back Sosialisasi pada perawat
3) Dokumentasi Kegiatan
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) AKUNTABILITAS: Kejelasan dan Tanggung Jawab
Perawat melakukan komunikasi terapeutik secara jelas kepada
pasien dan saya bertanggung jawab pada saat melakukan evaluasi
tahapan-tahapan kegiatan komunikasi terapeutik.
2) NASIONALISME: Sila ke-5,
Perawat melakukan komunikasi terapeutik berdasarkan pada
masalah dan kebutuhan pasien
3) ETIKA PUBLIK: Sopan & Santun
Selama melakukan tahapan komunikasi terapeutik kepada pasien,
perawat mengedepankan sikap sopan santun sesuai etika perawat.
4) KOMITMEN MUTU: Inovasi
Evaluasi monitoring perawat melakukan komunikasi terapeutik
kepada pasien agar terciptanya mutu pelayanan yang prima.
5) ANTI KORUPSI: Jujur
Dokumentasi kegiatan berupa foto kegiatan yang saya masukkan
dalam laporan ini benar-benar dari kegiatan yang telah saya
lakukan
d. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
Penilaian evaluasi kegiatan yang dilakukan sesuai dengan Misi RSUD
yang ke-1: Menjalankan tata kelola rumah sakit yang terakreditasi
dengan dukungan sumber daya manusia yang professional.
e. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
73
a. Tahapan Kegiatan
78
Melakukan Ket
sosialisasi Rencana
komunikasi
5.
terapeutik kepada Realisasi
perawat
Membuat Lembar
6. ceklis feed back
sosialisasi
Melakukan Evaluasi
Monitoring Perawat
7. dalam Penerapan
Komunikasi
Terapeutik
menggunakan
Lembar Ceklis Feed
Back Sosialisasi
Melakukan evaluasi
seluruh kegiatan yg
3 Evaluasi 8
dilakukan dan
menyusun laporan
84
Aktualisasi
BAB V
PENUTUP
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
86
87
B. SARAN
Saran-saran yang berkaitan dengan kegiatan aktualisasi ini
diharapkan bisa memberi bahan masukan, diantaranya :
1. Untuk RSUD Pageran Jaya Sumitra Kotabaru, perawat sebagai
pemberi layanan dapat menerapan nilai-nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
dalam pelayanan kepada masyarakat sehingga terjadi peningkatan
kepuasan masyarakat.
2. Untuk ruangan IGD, kegiatan aktualisasi dengan nilai dasar ANEKA
hendaknya dapat di aplikasikan dalam setiap kegiatan, sehingga
nantinya dapat diimplementasikan dalam pelayanan kesehatan
kepada individu atau masyarakat khususnya di lingkungan RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru. Adapun masalah yang lain yang
penulis temukan yaitu belum optimalnya dokumentasi keperawatan
dalam penggunaan kartu kontrol cairan di ruang IGD RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru dan belum optimalnya kepatuhan
perawat mengisi informed consent melalui monitoring kelengkapan
rekam medis di ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru
diharapkan menjadi bahan pertimbangan agar masalah tersebut
dapat sama-sama di pecahkan dan dicari jalan keluarnya.
3. Untuk BPSDMD Provinsi Kalimantan Selatan diharapkan dapat
menjadi tempat pengembangan dan pelatihan bagi Aparatur Sipil
Negara yang berkarakter, berintegritas, dan mampu menerapkan
nilai-nilai dasar ASN.
4. Untuk Perawat agar dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN,
mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pelayan
masyarakat, pelaksana undang-undang dan kebijakan publik, serta
sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
89
DAFTAR PUSTAKA
Ditetapkan,
TUJUAN akan diberikan di rumah sakit dan dapat mengerti betul maksud
dari pemberi tindakan.
Surat Keputusan Direktur RSUD Pangeran Jaya Sumitra
Ditetapkan,
TAHAP KERJA
A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional yang
mengarah pada tujuan penyembuhan pasien. Dengan demikian kepuasan
pasien terjadi apabila apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, harapan
pasien dipenuhi, maka pasien akan puas.
Efektifitas komunikasi yang terapeutik dalam meningkatkan tingkat
kepuasan pasien sangat tergantung pada perawat sebagai komunikator
dan pasien sebagai komunikan. Perawat harus menyadari bahwa
berkomunikasi yang asertif dalam praktek keperawatan profesional
sangat berpengaruh atau membantu pasien dalam proses penyembuhan
atau dalam memenuhi kebutuhan dasarnya selama di rumah sakit, yang
pada akhirnya dapat menghasilkan suatu tingkat kepuasan tersendiri bagi
pasien (Mandala, 2012)
B. Tujuan
1
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilaksanakan sosialisasi, sasaran mampu memahami dan
menambah wawasan mengenai cara berkomunikasi yang baik dan
benar dalam pelayanan khususnya asuhan keperawatan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan sasaran mampu:
1. Menjelaskan macam-macam komunikasi terapeutik.
2. Menjelaskan manfaat dan tujuan dalam melakukan komunikasi
terapeutik.
C. Sasaran
Perawat di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru
D. Setting Tempat
Peserta Di Ruang IGD RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru, dan
dikondisikan berdasarkan bagan sebagaimana berikut :
Keterangan :
: Pemateri/ Penyuluh
: Peserta
E. Materi
(Terlampir)
F. Media
Leaflet
2
G. Metode
Ceramah.
H. Kegiatan penyuluhan
2. 15 Pelaksanaan : a. Mendengarkan
menit 1. Penyampaian materi
a. Pengertian Komunikasi Terapeutik
b. Tujuan Komunikasi Terapeutik
c. Bentuk-bentuk Komunikasi Terapeutik
3. 10 Evaluasi: a. Menjawab
menit a. Menanyakan kembali hal-hal yang sudah b. Mendemonstarasi
dijelaskan mengenai Komunikasi Terapeutik
b. Memberikan kesempatan Bapak/Ibu
mendemontrasikan Komunikasi Terapeutik
I. Kriteria Hasil:
3
2. Semua Bapak/Ibu dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
sosialisasi
J. Referensi
Lampiran
MATERI
A. Defenisi
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan pasien.
Komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang bertujuan untuk
pengobatan dan dapat membantu pasien mengatasi masalah yang
dihadapinya melalui komunikasi. Komunikasi terapeutik adalah
4
komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. .
B. Bentuk-bentuk Komunikasi Teraupetik
1. Komunikasi verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan
keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara
verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal
biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Katakata adalah alat atau
simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan,
membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek,
observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang
tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi
verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk
berespon secara langsung. Komunikasi Verbal yang efektif harus:
5
untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu
menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai
dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena
isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat
yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan. Komunikasi non-verbal teramati pada:
a. Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga
pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya.
Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan
dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam
pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim
terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.
b. Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama
yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan
pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. Delapan
puluh empat persen dari kesan terhadap seserang berdasarkan
penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993).
Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan
kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep
diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat
menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan
fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap
pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien
mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang
perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan
kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat
untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak
memenuhi citra klien.
c. Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar
terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang
dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat
6
harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan
klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus
terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.
d. Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi
utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah,
jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai
dasar penting dalam menentukan pendapat
C. Tujuan Komunikasi Teraupetik
Tujuan komunikasi terapeutik (Purwanto, 1994 seperti dikutip dalam
Damaiyanti, 2012) adalah:
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk
mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang
diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan
yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindakan yang
efektif dan mempengaruhi orang lai lingkungan fisik dan dirinya
7
pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya komunikasi.
3. Nilai
Nilai mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi kita untuk
menyadari nilai seseorang. Kita perlu berusaha untuk mengetahui dan
mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi
yang tepat dengan klien.
4. Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor
budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan
berkomunikasi seseorang.
5. Emosi
Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian,
seperti marah, sedih, seriang akan dapat mempengaruhi seseorang
dalam berkomunikasi dengan orang lain. Jenis Kelamin Setiap jenis
kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-beda. Tanned
(1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai
perbedaan gaya komunikasi. Dari usia 3 tahun wanita ketika bermain
dalam kelompoknya menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan,
meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung
keintiman, sedangkan laki-laki menggunakan bahasa untuk mendapat
kemandirian diri aktivitas bermainnya, di mana jika mereka ingin
berteman maka mereka melakukannya dengan bermain.
6. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang
dilakukan. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit
merespon pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dibanding
dengan tingkat pengetahuan tinggi.
7. Peran dan hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang
yang berkomunikasi. Cara komunikasi seseorang perawat dengan
koleganya, dengan cara komunikasi seorang perawat pada klien akan
berbeda tergantung perannya. Demikian juga antara guru dengan
murid.
8
8. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.
Suasana bising, tidak ada privacy yang tepat akan menimbulkan
kerancuan, ketegangan dan ketidaknyamanan.
9. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu
menyediakan rasa aman dan kontrol. Dapat dimisalkan dengan
individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba-
tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Untuk itu
perawat perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat
melakukan hubungan dengan klien.
E. Tahapan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik dalam pelaksanaannya memiliki beberapa
tahapan. Suryani (2015) memaparkan struktur dalam proses
komunikasi terapeutik terdiri dari 4 tahap yaitu:
5) Tahap persiapan (pra interaksi)
Tahap ini adalah masa persiapan sebelum berinteraksi dengan
pasien. Tugas perawat dalam tahap ini adalah menggali
perasaan, harapan dan kecemasan pasien, mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan pasien agar dapat lebih
memaksimalkan dirinya sehingga lebih bernilai terapeutik bagi
pasien, mencari informasi dengan mengumpulkan data tentang
pasien, dan merancang strategi untuk pertemuan pertama
dengan pasien, yang dapat dilakukan secara tertulis.
6) Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan perkenalan yang dilakukan oleh perawat
saat pertama bertemu dengan pasien. Perawat harus
memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, dengan begitu perawat
akan bisa lebih terbuka kepada pasien, dalam tahap ini perawat
dan pasien harus saling membina rasa percaya, menggali
pikiran, serta merumuskan tujuan bersama.
7) Tahap Kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik. Tahap ini perawat bekerja sama dengan pasien untuk
9
menghadapi masalah yang dihadapi pasien. Tahap kerja ini
berhunungan dengan rencana pelaksanaan tindakan yang akan
dilakukan oleh perawat untuk pasien. Perawat dituntut
mempunyai tingkat analisa yang tinggi sehingga dapat
mengekplorasi, mendengarkan dengan aktif, refleksi, berbagai
persepsi, memfokuskan dan menyimpulkan.
8) Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pertemuan antar perawat
dengan pasien. Tahap terminasi ini dibagi menjadi dua yaitu
terminasi sementara dan terminasi akhir. Dalam tahap ini terjadi
adanya evaluasi, tindak lanjut terhadap interaksi, lalu perawat
dan pasien membuat kontrak kesepakatan untuk melakukan
pertemuan selanjutnya.
10
1
2