Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PERJALANAN DINAS

PELATIHAN PENDAMPINGAN AKREDITASI KLINIK DI BAPELKES


SURABAYA
TANGGAL 15 FEBRUARI 2016 19 FEBRUARI 2016
Pembukaan
Dasar pelaksanaan

: surat tugas no 025 / 131 / YKHA /KPR115/II/2016


Tujuan

: pelatihan pelatihan pendampingan Akreditasi

Puskesmas, Klinik Pratama, tempat Praktik Mandiri Dokter, dan


Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
Materi kegiatan
1.

Dasar dasar akreditasi


a.

Bab I. Kepemimpinan dan Manajemen Klinik (KMK)

b.

Bab II. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)

c.

Bab III. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)

d.

Bab IV. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

2.

Dasar dasar Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

3.

Instrumen Akreditasi Klinik

4.

Pendampingan Akreditasi

Tempat dan waktu

: Bapelkes Jln Bendul Merisi no 7 Surabaya


Tanggal 15 februari 2016 19 februari 2016

Hasil Kegiatan

: Terlampir

a.

Hari ke I : Penjelasan Dasar Dasar Akreditasi

b.

Hari ke II : Dasar dasar Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

c.

Hari ke III : Penyusunan Instrumen Akreditasi Klinik

d.

Hari ke IV : Tugas dan Wewenang pendamping Akreditasi Klinik


Penyusunan Dokumen Akreditasi

e.
Penutup

Hari ke V : Studi banding ke Puskesmas Tambakrejo


:

Kesimpulan :
Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara
Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah memenuhi standar Akreditasi.

Dasar hukum :
1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
4. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
Pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 1400);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 232);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
FKTP:
1.

PUSKESMAS

2.

KLINIK PRATAMA

3.

TEMPAT PRAKTEK MANDIRI DOKTER

4.

TEMPAT PRAKTEK MANDIRI DOKTER GIGI

Standar akreditasi disusun dalam 4 Bab, yaitu:


1. Bab I. Kepemimpinan dan Manajemen Klinik (KMK)
2. Bab II. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
3. Bab III. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
4. Bab IV. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Untuk meningkatkan pelayanan sarana kesehatan dasar khususnya pelayanan
Kesehatan kepada masyarakat dan perorangan , dilakukan berbagai upaya
peningkatan mutu dan kinerja antara lain dengan pembakuan dan pengembangan

sistem manajemen mutu dan upaya perbaikan kinerja yang berkesinambungan baik
pelayanan klinis, program dan manajerial. Akreditasi Puskesmas merupakan salah
satu mekanisme regulasi yang bertujuan untuk mendorong upaya peningkatan mutu
dan kinerja pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh lembaga independen yang
diberikan kewenangan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pada tahun 2019 seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di
wajibkan untuk melakukan akreditasi. Agar Puskesmas dapat memenuhi standar
akreditasi dibutuhkan pendampingan oleh fasilitator yang kompeten agar Puskesmas
dapat membangun sistem pelayanan klinis serta penyelenggaraan program, yang
didukung oleh tata kelola yang baik dan kepemimpinan yang mempunyai komitmen
yang tinggi untuk menyediakan pelayanan yang mutu, aman, dan terjangkau bagi
masyarakat secara berkesinambungan.
Dalam melakukan melakukan akreditasi tim surveyor akan melakukan dengan
sistem Dokumentasi Orientasi dan Wawancara (DOW). Sistem Dokumentasi akan
menelusur berbagai Dokumen yang di keluarkan oleh pelayanan kesehatan dalam hal
ini adalah klinik. Sistem Orientasi dilakukan dengan cara terjun langsung terhadap
klinik dan menilai pelaksanaan yang terjadi di klinik tersebut. Sedangkan untuk
sistem wawancara akan di lakukan oleh surveyor terhadap seluruh kalangan yang
terlibat di pelayanan kesehatan tersebut meliputi petugas admin, tim kesehatan
(dokter, perawat, bidan, laboratorium, gizi, farmasi), petugas kebersihan, petugas
keamanan, serta bisa juga dilakukan wawancara terhadap pasien.
Demikian laporan perjalanan dinas yang telah saya laksanakan. Semoga
dengan ini Klinik Indonesia Sehat bisa melakukan akreditasi sesuai dengan standar
yang telah di keluarkan oleh ketetapan PERMENKES no 46 tahun 2015. Serta dapat
meningkatkan mutu dan pelayanan terhadap masyarakat dan perorangan dengan baik.

Jember, 25 Februari 2016

Dr. Doddy Radhi S

Anda mungkin juga menyukai