Anda di halaman 1dari 15

Uas Manajemen Mutu

Nama : Pajrina Aulia


Nim : 18003635

1. Jelaskan pertanyaan dibawah ini yang berkaitan dengan Akreditasi Puskesmas


a. Jelaskan yang dimaksud dengan Akreditasi Puskesmas ?
Jawab:
Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen
penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah memenuhi standar
Akreditasi Akreditasi bertujuan menilai sistem mutu dan sistem pelayanan di
Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama lainnya, tetapi juga
bertujuan untuk membina fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dalam upaya
berkelanjutan untuk memperbaiki sistem pelayanan dan kinerja yang berfokus pada
kebutuhan masyarakat, keselamatan, dan manajemen risiko.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan Mengatur pekerjaan kesehatan masyarakat dan Pekerjaan
kebersihan pribadi tingkat 1, Memprioritaskan upaya pencegahan, Jangkau
kesehatan masyarakat Setinggi mungkin di area kerjanya.

b. Jelaskan Bab dan Kelompok Kerja dalam Akreditasi Puskesmas?


Jawab:
Akreditasi klinik terdiri dari 9 bab dilaksanakan oleh 2 pokja
Prinsip yang digunakan dalam akreditasi puskesmas yaitu menggunakan pendekatan
keselamatan dan hak pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas
pelayanan kesehatan. Prinsip tersebut digunakan unutuk meningkatan kualitas dan
keselamatan pelayanan. Prinsip akreditasi puskesmas yang mengutamakan hak asasi
manusia digunakan sebagai standar akreditasi puskesmas unutk menjamin agar
semua pasien mendapatkan pelayanan dan informasi yang sebaik-baiknya sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi pasien, tanpa memandang golongan sosial, ekonomi,
pendidikan, jenis kelamin, ras, maupun suku.
Terdapat 9 Bab Standar Akreditasi puskesmas dengan 772 Elemen Penilaian (EP),
diantaranya :
1. Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)dengan 59EP.
2. Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)dengan 90EP.
3. Bab III. Peningkatan Mutu Puskemsas (PMP)dengan 32EP.
4. Bab IV. Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS)dengan 53EP. 5.
5.Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas (KMPP)dengan
102EP.
6.Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDG‟s (SKM)dengan 55EP.
7. Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)dengan 151EP.
8. Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)dengan 172 EP.
9. Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)dengan 58EP

- Kelompok kerja pada Akreditasi Puskesmas


A. Kelompok standar administrasi dan manajemen
 Bab I:
– Perencanaan puskesmas
– Akses masyarakat thd puskesmas
– Evaluasi kinerja puskesmas
 Bab II:
– Tatakelola sarana, pengelolaan sdm
– Pengelolaan Puskesmas: pengorganisasian, komunikasi dan
koordinasi, pengelolaan keuangan, pengelolaan data dan informasi
 Bab III:
– Peningkatan mutu dan manajemen risiko

B. Kelompok standar UKM


 Bab IV:
– Analisis kebutuhan masyarakat sebagai dasar perencanaan kegiatan
tiap-tiap UKM
– Akses sasaran thd UKM
– Evaluasi kinerja UKM
 Bab V:
– Tanggung jawab dalam pengelolaan UKM
– Pengelolaan tiap-tiap UKM: Perencanaan prgoram/kegiatan UKM,
pengorganisasian, komunikasi dan koordinasi, akuntabilitas pengelolaan UKM,
hak dan kewajiban sasaran
 Bab VI:
– Sasaran kinerja UKM: komitmen dan peran dalam perbaikan kinerja
UKM, tata nilai dalam penyelenggaraan program/kegiatan UKM, Upaya
perbaikan kinerja berkesinambungan berdasarkan analisis kinerja untuk tiap-
tiap UKM, keterlibatan sasaran dalam perbaikan kinerja UKM

C. Kelompok standar UKP


 Bab VII:
– Kesinambungan pelayanan klinis (continuity of care): mulai dari
pendaftaran sampai dengan pemulangan atau rujukan
 Bab VIII:
– Manajemen penunjang pelayanan klinis: pelayanan lab, obat,
radiodiagnostik, rekam medis, manajemen keamanan lingkungan puskesmas,
manajemen peralatan klinis, manajemen sdm klinis
 Bab IX:
– Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien

c. Jelaskan aturan standar penilaian Akreditasi Puskesmas ?


Jawab:
Standar akreditasi internasional seperti joint commission internasional[JCI]
adalah standar yang dibuat agar pelayanan rumah sakit berfokus pada pasien
dan sudah disesuaikan dengan budaya setempat agar peningkatan mutu
pelayanan bisa berjalan.
Akreditasi puskesmas menilai 3 kelompok pelayanan di puskesmas, yaitu:
a. Kelompok Administrasi Manajemen
b. Kelompok Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
c. Kelompok Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

d. Jelaskan 4 keputusan hasil nilai Akreditasi Puskesmas


Jawab:

Ketentuan Kelulusan Akreditasi PUSKESMAS

Tidak terakreditasi Bab I, II ≤ 75 %, Bab IV, V, VII ≤ 60 %, Bab III, VI, VIII, IX
≤ 20 %

Terakreditasi dasar: Bab I, II ≥ 75 %, Bab IV, V, VII ≥ 60 %, Bab III, VI, VIII,
IX ≥ 20 %

Terakreditasi madya: Bab I, II, IV, V ≥75 %, Bab VII, VIII ≥ 60 %, Bab III, VI,
IX ≥ 40 %

Terakreditasi utama: Bab I, II, IV, V, VII, VIII ≥ 80 %, Bab III, VI, IX ≥ 60 %

Terakreditasi paripurna: semua Bab ≥ 80 %

2. Jelaskan pertanyaan dibawah ini yang berkaitan dengan Akreditasi Rumah


Sakit
a. Jelaskan yang dimaksud dengan Akreditasi Rumah Sakit berdasarkan SNARS
Edisi 1?
Jawab:
SNARS merupakan lembaga akreditasi/sertifikasi independen yang dibentuk oleh
Menteri Kesehatan untuk mengukur kepatuhan rumah sakit dalam proses
akreditasi rumah sakit.
Disebut edisi pertama[satu] karena merupakan standar nasional akreditasi rumah
sakit pertama di Indonesia.
Sistem SNARS Edisi 1 ini didasari oleh beberapa faktor yang menjadi acuan
didalamnya yang meliputi

 Prinsip-prinsip standar akreditasi dari ISQua


 Peraturan dan perundangan-undangan termasuk pedoman dan panduan di
tingkat Nasional baik dari pemerintah maupun profesi yang wajib dipatuhi
dan dilaksanakan oleh rumah sakit di Indonesia
 Standar akreditasi JCI edisi 4 dan edisi 5
 Standar akreditasi rumah sakit KARS versi 2012
 Hasil kajian hasil survei dari standar dan elemen yang sulit dipenuhi oleh
rumah sakit di Indonesia

b. Jelaskan Pengelompokan (Sasaran, Standar dan Bab) Standar Nasional


Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1??
Jawab:

Dalam Standar Akreditasi Nasional Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 ini terdiri
dari 16 BAB, dan juga didalamnya berisi bagaimana proses penyusunan,
penambahan bab penting pada SNARS Edisi 1 ini, referensi dari setiap bab,  dan
juga glosarium istilah-istilah penting, termasuk juga kebijakan pelaksanaan
akreditasi rumah sakit.
Pengelompokan SNARS Edisi 1, terdiri dari

I. SASARAN KESELAMATAN PASIEN

 SASARAN 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar


 SASARAN 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
 SASARAN 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
(High Alert Medications)
 SASARAN 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedahan pada pasien yang benar.
 SASARAN 5 : Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
 SASARAN 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

II. STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN

 Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)


 Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
 Asesmen Pasien (AP)
 Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
 Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
 Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
 Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)

III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT

 Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)


 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
 Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
 Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
 Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
 Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)

IV. PROGRAM NASIONAL

 Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.


 Menurunkan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
 Menurunkan Angka Kesakitan TB
 Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
 Pelayanan Geriatri

V. INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN DI


RUMAH SAKIT
Rumah sakit pendidikan harus mempunyai mutu dan keselamatan pasien yang lebih
tinggi dari pada rumah sakit nonpendidikan. 
Agar mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit pendidikan tetap terjaga maka
perlu ditetapkan standar akreditasi untuk rumah sakit pendidikan. 

c. Dalam akreditasi harus dilakukan secara terus menerus sesuai pola PDCA,
jelaskan !
Jawab:
 PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" (Rencanakan,
Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses pemecahan masalah empat
langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. 
PDCA tersebut merupakan pedoman bagi setiap manajer untuk proses perbaikan
kualitas secara terus menerus tanpa berhenti tetapi meningkat ke keadaan yang
lebih baik dan dijalankan di seluruh bagian organisasi  Pengidentifikasian masalah
yang akan dipecahkan dan pencarian sebab-sebabnya serta penentuan tindakan
koreksinya, harus selalu didasarkan pada fakta. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindarkan adanya unsur subyektivitas dan pengambilan keputusan yang
terlalu cepat serta keputusan yang bersifat emosional. Selain itu, untuk
memudahkan identifikasi masalah yang akan dipecahkan dan sebagai patokan
perbaikan selanjutnya, perusahaan harus menetapkan standar pelayanan.
Siklus PDCA dapat diterapkan pada semua proses dan sistem manajemen mutu
secara keseluruhan.
Siklus PDCA dapat dijelaskan secara singkat sbb:
 Plan : menetapkan tujuan dari sistem dan proses, dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan
kebijakan organisasi, dan mengidentifikasi dan resiko alamat dan peluang;
 Do : menerapkan apa yang direncanakan;
 Check : monitor dan (jika ada) proses ukuran dan produk dan jasa yang
dihasilkan terhadap kebijakan, sasaran, persyaratan dan kegiatan yang
direncanakan, dan melaporkan hasil;
 Act : mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja, yang diperlukan.

3. Jelaskan aturan membuat SK dan SOP dalam Akreditasi menurut pedoman


penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat I ?

Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi FKTP secara garis besar dibagiatas dua
bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebutdigunakan untuk
pelayanan. Regulasi internal tersebut berupa Kebijakan,Pedoman, Standar
operasional prosedur (SOP) dan dokumen lain disusunberdasarkan peraturan
perundangan dan pedoman-pedoman (regulasi) eksternalyang berlaku.
1)Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah:
Nama Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda
tangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk penger an, tujuan, kebijakan,
prosedur/langkah-langkah, dan unit terkait boleh dak diberi tabel/kotak. f.
Petujuk Pengisian SOP 1) Logo:
a) bagi Puskesmas, logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/kota,
dan lambang Puskesmas.
b) bagi Klinik Pratama dan Tempat Prak k Mandiri Dokter/ Tempat Prak k
Mandiri Dokter Gigi, logo yang dicantumkan adalah logo Klinik Pratama dan
Tempat Prak k Mandiri Dokter/ Tempat Prak k Mandiri Dokter Gigi.
2) Kotak Kop/Heading diisi sebagai berikut:
a) Heading hanya dicetak halaman pertama.
b) Kotak FKTP diberi Logo pemerintah daerah, dan nama Puskesmas atau logo
dan nama Klinik Pratama dan Tempat Prak k Mandiri Dokter/ Tempat Prak k
Mandiri Dokter Gigi.
c) Kotak Judul diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya.
d) Nomor Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang berlaku di
Puskesmas/FKTP yang bersangkutan, dibuat sistema s agar ada keseragaman.
e) No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf.
Contoh: dokumen baru 34 Pedoman Pendampingan Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)diberi huruf A, dokumen revisi pertama
diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga dengan angka, misalnya untuk
dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan dokumen revisi pertama diberi
nomor 1, dan seterusnya.
f) Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.
g) Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman
untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, di ap halaman selanjutnya dibuat footer
misalnya pada halaman kedua: 2/5, halaman terakhir: 5/5.
h) Ditetapkan Kepala FKTP: diberi tandatangan Kepala FKTP dan nama
jelasnya.
3) Isi SOP Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:
a) Penger an: diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi
tentang is lah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah penger an/
menimbulkan mul persepsi.
b) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci: Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk.
c) Kebijakan: berisi kebijakan Kepala FKTP yang menjadi dasar dibuatnya SOP
tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan:
Keputusan Kepala Puskesmas No 005/2014 tentang Pelayanan Pedoman
Pendampingan Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) 35
4. Jelaskan yang dimaksud dengan ISO 9001 : 2015, sebutkan pula klausul-
klausulnya ?
Jawab:
ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) adalah federasi dunia badan-
badan standar nsaional (badan anggota ISO). Pekerjaan penyiapan standat
internasional biasanya dilakukan melalui komite teknis ISO. Setiap tubuh anggota
tertarik pada subjek yang komite teknik telah ditetapkan berhak untuk diwakili pada
komite itu. Organiasi Internasional, Pemerintah dan NonPemerintah, bersama ISO,
juga mengambil bagian dalam pekerjaan. ISO bekerjasama erat dengan komisi
Elektroteknik Internasional (IEC) dalam semua masalah standardisasi
Elektroteknik.

Klausul-klausulnya :
1) Klausul 1 Lingkup
 Klausul ini menerangkan tentang organisasi apa saja yang dapat menerapkan
ISO-9001:2015;
 Organisasi yang dapat menerapkan ISO-9001:
– Organisasi yang ingin menunjukkan kemampuannya untuk secara konsisten
memberikan produk atau layanan yang memenuhi persyaratan pelanggan dan
persyaratan regulasi dan perundangan yang berlaku.
– Organisasi yang Ingin meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan
sistem yang efektif, termasuk penerapan proses-proses untuk peningkatan sistem
secara berkelanjutan dan penjaminan kesesuaian dengan persyaratan pelanggan,
regulasi dan perundangan yang berlaku.
 ISO-9001 bersifat umum, jadi dapat diterapkan oleh berbagai jenis organisasi
tanpa memandang ukuran, produk dan layanannya.
2) Klausul 2 Acuan normatif
 Klausul ini hanya berisi referensi ke ISO-9000:2015: Sistem Manajemen Mutu
- Dasar-dasar dan Istilah.
3) Klausul 3 Istilah dan definisi
 Klausul ini menerangkan bahwa istilah dan definisi dalam ISO-9001:2015 juga
mengacu pada ISO- 9000:2015.
4) Klausul 4 Konteks Organisasi
– 4.1. Memahami organisasi dan konteksnya
– 4.2. Memahami kebutuhan dan harapan
pihak-pihak terkait
– 4.3. Menentukan lingkup sistem manajemen
mutu
– 4.4. Sistem manajemen mutu dan proses-
Prosesnya
5) Klausul 5 Kepemimpinan
 Klausul 5, kepemimpinan berisi persyaratan tentang apa yang harus dilakukan
oleh pihak manajemen.
 ISO-9001:2015 menganggap penting peranan pihak manajemen dalam
penerapan sistem manajemen.
 Alasannya jelas karena penerapan sistem manajemen mutu adalah keputusan
strategis, membutuhkan banyak sumber daya.
 Tanpa komitmen dan kepemimpinan dari pihak manajemen, akan sulit bagi
sistem manajemen mutu untuk dapat berjalan dengan efektif.
– 5.1. Kepemimpinan dan komitmen
• 5.1.1. Kepemimpinan dan komitmen terhadap sistem
manajemen mutu
• 5.1.2. Fokus kepada pelanggan
– 5.2. Kebijakan mutu
– 5.3. Peran, tanggung jawab dan wewenang
secara organisasional

6) Klausul 6 Perencanaan
– 6.1. Tindakan untuk menangani resiko dan
peluang
– 6.2. Sasaran mutu dan rencana pencapaiannya.
– 6.3. Merencanakan perubahan
7) Klausul 7 Pendukung
7.1. Sumber daya
• 7.1.1. Umum
• 7.1.2. Sumber daya manusia
• 7.1.3. Infrastruktur
• 7.1.4. Lingkungan untuk pengoperasian proses-proses
• 7.1.5. Pengetahuan organisasional
7.2. Kompetensi
7.3. Kesadaran
7.4. Komunikasi
7.5. Informasi terdokumentasi
• 7.5.1. Umum
• 7.5.2. Penyusunan dan pembaharuan
• 7.5.3. Pengendalian informasi terdokumentasi
8) Klausul 8 Operasi
Klausul 8.1. Perencanaan dan pengendalian operasional
Klausul 8.2. Menentukan persyaratan-persyaratan produk dan layanan
• 8.2.1. Komunikasi dengan pelanggan.
• 8.2.2. Menentukan persyaratan-persyaratan terkait
produk dan layanan
• 8.2.3. Meninjau persyaratan terkait produk dan
layanan
– 8.3. Disain dan pengembangan produk dan layanan
– 8.4. Pengendalian penyedia produk dan jasa eksternal
– 8.5. Pelaksanaan produksi dan layanan
– 8.6. Identifikasi dan mampu telusur
• 8.6.1. Properti milik pelanggan atau penyedia eksternal
– 8.7. Pengendalian output proses, produk dan layanan yang tidak
sesuai

9) Klausul 9 Evaluasi Kinerja


– 9.1. Pemantauan, pengukuran, analisa dan
evaluasi
• 9.1.1. Umum
• 9.1.2. Kepuasan pelanggan
– 9.2. Tinjauan manajemen

10.Klausul 10 Peningkatan
• ISO-9001:2015 tidak mensyaratkan agar organisasi mencapai suatu tingkat
efisiensi atau efektifitas tertentu. Organisasi dengan level efisiensi yang berbeda
bisa saja sama-sama meraih sertifikat ISO- 9001:2015, selama tentu saja produk dan
layanan yang terkirim memenuhi persyaratan pelanggan. Namun begitu, ISO-
9001:2015 mensyaratkan agar organisasi melakukan peningkatan secara
berkelanjutan.
• Klausul 10 ISO-9001:2015 menguraikan persyaratan-persyaratan tentang
peningkatan tersebut.
– 10.1. Umum
– 10.2. Ketidaksesuaian dan tindakan Koreksi
– 10.3. Peningkatan berkelanjutan

5. Sebutkan dan jelaskan macam-macam ISO selain ISO 9001: 2015 ?


Jawab:
a) ISO 9001
ISO 9001 merupakan sistem manajemen mutu dan merupakan persyaratan sistem
manajemen yang paling populer di dunia. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali
revisi dan revisi yang paling akhir adalah ISO 9001:2008. Salah satu ciri penerapan
ISO 9001 adalah diterapkannya pendekatan proses. Pendekatan proses ini bertujuan
untuk meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu. Pendekatan ini
mensyaratkan organisasi untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan dan
melakukan peningkatan berkesinambungan (continual improvement).
b) ISO 14001
Berbeda dengan standar ISO 9001 yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu,
maka ISO 14001 merupakan standar yang berisi persyaratan-persyaratan sistem
manajemen lingkungan. Konsep yang dipakai dalam ISO 14001 pada prinsipnya
sama dengan ISO 9001, yaitu perbaikan berkesinambungan hanya dalam ISO 14001
adalah dalam mengelola lingkungan.
c) ISO 22000
ISO 22000/ HACCP (Hazard analysis Critical Control Point) merupakan suatu
standar yang berisi persyaratan sistem manajemen keamanan pangan. Standar ini
fokus terhadap pengendalian dalam sistem dan proses produksi produk makanan
dan minuman. Setiap jenis produk baik makanan atau minuman harus dibuatkan
rencana proses dan pengendaliannya. Pada dasarnya ISO 22000 tidaklah berbeda
jauh dengan ISO 9001, hal yang membedakan terdapat dalam klausul 7:
perencanaan dan realisasi produk dan klausul 8: validasi, verifikasi dan perbaikan
sistem.
d) ISO/IEC 27001
Pada tahun 2005, The International Organization for Standardization menerbitkan
standar yang kenal dengan ISO/IEC 27001.  ISO/IEC 27001 merupakan standar
sistem manajemen keamanan informasi atau dikenal juga dengan Information
Security Management System (ISMS). ISO/IEC 27001 sekarang ini telah banyak
diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang banyak menggunakan aplikasi IT
dalam kegiatan bisnisnya.
e) ISO/TS 16949
Upaya perusahaan otomotif dalam menjaga mutu produk salah satunya dengan
menerapkan ISO/TS 16949. Pada dasarnya ISO/TS 16949 merupakan Technical
Specification yang dikeluarkan oleh ISO sebagai sistem manajemen mutu untuk
industri otomotif. Sebagaimana jenis-jenis standar yang dikeluarkan oleh The
International Organization for Standardization, ISO/TS 16949 mempunyai konsep
perbaikan berkesinambungan, pengendalian terhadap rantai pasok, tindakan
perbaikan dan pencegahan.
f) ISO/IEC 17025
ISO/IEC 17025 merupakan suatu standar yang berisi persyaratan untuk diterapkan
oleh suatu lembaga pengujian atau laboratorium. Kata kunci yang dikendalikan
dalam standar ini adalah kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi.
Keberadaan standar ini sangat penting terutama untuk memastikan validitas dan
akurasi hasil pengujian yang berkaitan dalam bidang kesehatan, perdagangan,
produksi sampai upaya perlindungan pelanggan.
Laboratorium pengujian dan kalibrasi biasanya dituntut untuk menerapkan ISO/IEC
17025 dalam kegiatannya sampai dilakukan proses akreditasi.
g) ISO 28000
Aksi terorisme yang telah terjadi beberapa tahun yang lalu telah memberikan
pengaruh terhadap sistem bisnis. Sehingga dipandang perlu suatu sistem manajemen
keamanan yang dapat memastikan keamanan dalam rantai pasokan (supply chain).
ISO telah menerbitkan seri standar ISO 28000 yang berupa persyaratan terhadap
sistem keamanan rantai pasokan. Standar ini diterapkan terutama untuk perusahaan-
perusahaan yang mempunyai ancaman resiko keamanan relatif tinggi misalnya
suatu fasilitas umum, bank, logistik, hotel, sampai kilang minyak atau sarana vital
lainnya.
h) ISO 50001
ISO 50001 adalah sebuah standar untuk sistem manajemen energi. Standar tersebut
bertujuan membantu organisasi dalam membangun sistem dan proses untuk
meningkatkan kinerja, efisiensi, dan konsumsi energi. Standar tersebut berlaku bagi
semua jenis dan ukuran organisasi. ISO 50001 dirancang untuk membantu
organisasi agar lebih baik dalam menggunakan aset energinya, untuk mengevaluasi
dan memprioritaskan penggunaan teknologi hemat energi, serta untuk mendorong
efisiensi pada seluruh rantai suplai. ISO 50001 juga dirancang agar dapat
terintegrasi dengan standar manajemen lain, terutama ISO 14001 (Sistem
Manajemen Lingkungan) dan ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu).

i) ISO 13485

ISO 13485 Medical Devices - Quality Management System - Requirements for


Regulatory Purposes adalah standar sistem manajemen mutu yang paling diterima
di seluruh dunia diperuntukkan bagi industri peralatan medis (medical devices).
Standar ini didasari dari ISO 9001, tetapi mencakup persyaratan tambahan khusus
untuk sektor bisnis peralatan medis/ alat kesehatan. Penerapan ISO 13485 dapat
membantu mengurangi risiko tak terduga dan dapat meningkatkan manajemen
perusahaan. Hal ini berlaku tidak hanya untuk perusahaan yang memproduksi
peralatan kesehatan, tetapi juga untuk perusahaan yang mendistribusikan dan
menggunakan peralatan kesehatan tersebut. Standar ini bertujuan untuk
meningkatkan reputasi organisasi di mata pelanggan dan pemerintah.

j) ISO 15189:2007
ISO 15189:2007 Medical laboratories – Particular requirements for quality and
competence adalah standar sistem manajemen mutu yang dirancang khusus untuk
akreditasi laboratorium medis. Standar ini menetapkan persyaratan mutu dan
kompetensi khusus laboratorium medis.

k) OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Diterbitkan tahun 2007, menggantikan OHSAS
(Occupational Health and Safety Advisor Service) 18001:1999, dan dimaksudkan
untuk mengelola aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3). OHSAS 18001:2007
menyediakan kerangka bagi efektifitas manajemen K3 termasuk kesesuaian dengan
peraturan perundang-undangan yang diterapkan pada aktivitas-aktivitas anda.

Anda mungkin juga menyukai