DEFINISI
A. LATAR BELAKANG
Salah satu faktor kunci dalam pengembangan pelayanan kesehatan di puskesmas adalah
bagaimana meningkatkan mutu pelayanan medik. Karena mutu pelayanan medik merupakan
indikator penting, baik buruknya pelayanan kesehatana yang dilakukan. Di sisi lain mutu
sangat bekaitan dengan safety (keselamatan), karena itu upaya pencegahan kesalahan medis
(mecical error) sangatlah penting.
Sesuai dengan Permenkes No 755/Menkes/IV/2011 yang mengatur tentang tata kelola klinis
yang baik agar keselamatan pasien di RS lebih terjamin dan terlindungi
Mutu kualitas dapat ditimjau dari berbagai perspektif , baik dari sisi pasien penyandang
dana, manager dan profesi pemberi layanan di puskesmas maupun dari pelaksana kebijakan
layanan kesehatan dan institusi
Di Indonesia data secara pasti belum ada, beberapa kasus mencuat seperti
tertinggalnya peralatan medis seperti gunting dalam perut, kesalahan obat atau sebagainya,
karena kasus – kasus tersebut menjadi masalah hukum akibat terjadinya tuntutan dari pasien.
Salah satu sebab lemahnya data medical error di Indonesia adalah belum berjalannya audit
klinis sehingga pemberi layanan kesehatan tidak mempunyai data secara pasti berapa angka
medical error yang terjadi. Sejalan dengan diperlukannya good clinical governance maka
unit pemberi layanan kesehatan termasuk Puskesmas diharapkan dapat dan mampu
melaksanakan audit klinis secara berkala dan berkesinambungan. Berdasarkan hal tersebut
maka perlu adanya acuan berupa panduan audit klinis di Puskesmas.
Pengertian audit secara umum meliputi review, asessment dan surveillance, namun
mengingat pembahasan kasus adalah merupakan upaya evaluasi secara professional terhadap
mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien, maka pembahasan kasus adalah merupakan upaya
evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien, maka
pembahasan kasus adalah merupakan bentuk audit medis yang sederhana atau tingkat awal.
Audit Klinis adalah upaya evaluasi secara professional terhadap mutu layanan medis
yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medis yan dilaksanakan oleh profesi
medis.
Perkembangan evolusi mengenai bidang mutu ( Quality) , kaidah tehnik mekanisme
pengambilan keputusan untuk profesi dan distem layanan kesehatann sangat perlu dan penting
untuk diketahui terlebih dahulu sebelum menetapkan arah pengembangan suatu sarana layanan
kesehatan (puskesmas ) sehingga akan lebih mudah dalam menilai progresifitas dan kinerja
(performance) dalam bentuk indicator indicator yang mencerminkan keadaan sesungguhnya.
Pengorganisasian Audit Klinis :
Tim Layanan Klinis
Karena audit medis merupakan peer review, maka dalam pelaksanaannya wajib
melibatkan kelompok staf medis
Tim kerja Audit
Dibentuk sebagai tim pelaksana Audit medis yang berada dibaeah tim peningkatan mutu
layanan.
Auditor harus mampu :
Menyusun rencana audit yang lengkap dan jelas
Prosedur dan instruksi kerja yang terdokumentasi
Memiliki kompetensi untuk menghasilkan laporan hasil audit secara benar dan tidak
memihak
Harus dilengkapi dengan dokumentasi dan komunikasi serta tindakan koreksi yang
efektif
Tepat waktu
Rekam Medik
Karena audit medis sangat berkaitan dengan rekam medis, maka bagian rekam medis
juga harus dilibatkan dalam tim.
Langkah Langkah Audit Klinik
1. Penetapan Topik Audit