Anda di halaman 1dari 131

LAPORAN MANAJEMEN

PRAKTIK PROFESI NERS DEPARTEMEN MANAJEMEN


KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP E
RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KEPANJEN

Oleh :

1. EVIN DWI P. (2021001797)


2. GIGIH FIRMANDHA (2021001802)
3. NUNUK PUJI L. (2021001794)
4. RISTYAWATI (2021001829)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik yang dasar penyelenggaraannya diatur melalui
Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003. Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik. Implikasi dari dikeluarkannya undang-undang dan
peraturan pemerintah tersebutadalah ditempatkannya rakyat pada posisi utama
dalam mengukur keberhasilan pelayanan birokrasi pemerintahan, sehingga
kualitas pelayanan publik tidak an sich didasarkan atas pengakuan atau
penilaian aparatur pemerintahan sebagai pihak pemberi pelayanan, melainkan
diberikan oleh masyarakat sebagai penerima pelayanan. Dalam konteks inilah
organisasi pelayanan publik mempunyai ciri akuntabilitas publik (public
accountability) di mana anggota masyarakat mempunyai hak untuk
mengevaluasi kualitas pelayanan yang mereka terima (Hardiyansyah,
2011:42).
Pelayanan rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan oleh
tenaga medis profesional yang terorganisir baik dari sarana prasarana
kedokteran yang permanen, pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien. Dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010
Indonesia baru akan membuka dokter asing diperbolehkan praktek di
Indonesia, namun Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) sepakat
membuka untuk tenaga kesehatan, untuk itu semua yang bekerja dalam bidang
kesehatan harus bekerja secara proposional dan selalu bertolak untuk
kepentingan pasien rumah sakit mempunyai berbagai macam jenis pelayanan
kesehatan yang dapat diunggulkan untuk mempertahankan loyalitas pasien.
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit yaitu pelayanan
rawat jalan. Pelayanan rawat jalan dewasa ini menjadi perhatian utama

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


manajemen rumah sakit, karena jumlah pasien rawat jalan yang lebih banyak
dibandingkan dengan perawatan yang lain (Solichah, 2017).
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Sedangkan pelayanan
kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat. Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan
sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat
(Rizky, 2014).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan
penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu dijelaskan
bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang
bermutu tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam program
pengendalian mutu di rumah sakit. Keperawatan juga mencakup kegiatan
perencanaan dan pemberian perawatan pada saat sehat, sakit, masa rehabilitasi
dan menjaga tingkat kesehatan fisik, mental, dan sosial yang seluruhnya akan
mempengaruhi status kesehatan, terjadinya penyakit kecacatan dan kematian
(Nursalam, 2012).
Sistem model metode asuhan keperawatan professional (MAKP) adalah
suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar, proses
keperawatan, pendidikan keperawatan. Perawat profesional dalam
memberikan pelayanan keperawatan di masa depan adalah harus dapat
berkomunikasi secara lengkap, adekuat dan cepat. Pelayanan keperawatan
akan lebih memuaskan tentunya dengan penerapan sistem model metode
asuhan keperawatan professional (MAKP) karena kepuasan pasien ditentukan
salah satunya dengan pelayanan keperawatan yang optimal. Untuk menilai
kualitas pelayanan keperawatan diperlukan adanya standar praktik
keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


asuhan keperawatan yang diwujudkan dalam bentuk proses keperawatan baik
dari pengkajian sampai evaluasi (Nursalam, 2012).
Manajemen keperawatan merupakan pengelolaan keperawatan dalam
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi sumberdaya
maupun sumberdana sehingga tetap dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif kepada klien, keluarga dan masyarakat. Manajemen keperawatan
merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan
dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan
obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan. Pelayanan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat,
baik sehat maupun sakit (Surianto, 2016).
Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,
atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Sejalan dengan tingginya tuntutan
masyarakat akan kualitas pelayanan asuhan pelayanan kesehatan, maka
diperlukan upaya peningkatan profesionalisme tenaga keperawatan yang salah
satunya adalah pengembangan pendidikan tinggi keperawatan melalui
program pendidikan D3 Keperawatan dan pendidikan Sarjana Keperawatan
dengan tujuan untuk menghasilkan ilmu keperawatan yang siap dan mampu
melaksanakan pelayanan keperawatan profesional, baik sebagai pengelola
pelayanan keperawatan maupun pengelola manajemen keperawatan (Surianto,
2016).
Salah satu sistem pelayanan keperawatan profesional adalah dengan
melaksanakan model metode asuhan keperawatan (MAKP). Banyak model
MAKP yang dapat diterapkan seperti model fungsional (functional method),
model kasus (case method), model tim (team nursing), model primer (primary
nursing) serta model modifikasi (modular). Dasar pertimbangan penerapan
model sistem pemberian asuhan adalah sesuai visi dan misi rumah sakit,
peningkatan kepuasan pasien, menambah kepuasan kinerja perawat yang

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


sesuai dengan standar praktek keperawatan dan terlaksananya komunikasi
yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya (Iqbal, 2017).
Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen yang menyediakan sebuah sarana
pelayanan kesehatan yang didirikan dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Pelayanan yang berkualitas harus diimbangi dengan
adanya pengembangan model praktek keperawatan profesional dengan
memberikan kontribusi terhadap profesi keperawatan dalam meningkatkan
mutu pelayanan atau asuhan keperawatan melalui pengembangan model
praktek keperawatan profesional sehingga masyarakat dapat melihat secara
langsung pemberian pelayanan secara profesional.
Untuk mewujudkan harapan tersebut dapat dilakuakn dengan penataan
kembali sistem model asuhan keperawatan profesional (MAKP), mulai dari
pengadaan, penetapan MAKP, dan perbaikan dokumentasi keperawatan.
Selain itu sejalan dengan perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan
yang terjadi di indonesia, maka model sistem asuhan keperawatan harus
berubah mengarah pada suatu praktek keperawatan profesional sehingga peran
dan fungsi perawat sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugatnya.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat
dalam pelayanan keperawatan adalah pembenahan kemajuan keperawatan. Di
Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen merupakan
tempat praktik klinik manajemen keperawatan mahasiswa Profesi Ners STiKes
Kepanjen yang merupakan sarana bagi mahasiswa untuk dapat menerapkan
konsep manajemen asuhan keperawatan profesional secara nyata di lapangan
mulai dari pengumpulan data, identifikasi masalah dengan pendekatan analisis
SWOT, perencanaan dan evaluasi hasil sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan dari program pendidikan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja SDM keperawatan
adalah dengan adanya penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP). MAKP menekankan pada kualitas kinerja tenaga keperawatan yang
berfokus pada nilai profesionalisme antara lain melalui penetapan dan fungsi
setiap jenjang tenaga keperawatan, system pengambilan keputusan, system
penugasan dan system penghargaan yang memadai. Di Instalasi Rawat Inap E

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen dengan menggunakan metode asuhan
keperawatan Primer yang sudah berjalan baik pembagian yang jelas mengenai
PP, staf perawat dan job description yang harus dilakukan. Perawat melakukan
tugas berdasarkan pembagian yang dilakukan oleh kepala instalasi.
Keperarawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga professional
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan sesuai kompetensi dan
kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun bekerja sama dengan
anggota tim kesehatan lainnya. Untuk memeberikan pelayanan keperawatan
yang baik dan dapat bersaing dengan institusi lain dalam memberikan
pelayanan keperawatan, diperlukan adanya metode pemberian asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan oleh karena
pelayanan yang baik salah satunya diawali oleh motivasi perawat yang tinggi
(Nursalam, 2007 ).
Model praktik keperawatan professional telah dilaksanakan dibeberapa
Negara, termasuk rumah sakit di Indonesia, sebagai suatu upaya rumah sakit
untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui beberapa kegiatan
yang menunjang kegiatan keperawatan professional dan sistematik.
(Nursalam, 2009). Di Indonesia jenis tenaga kesehatan perawat merupakan
jumlah terbesar di banding dengan tanaga kesehatan yang lain, berdasarkan
Depkes jumlah perawat di Indonesia sebesar 160.074 orang (Depkes, 2011 ).
Sistem model keperawatan professional adalah suatu kerangka kerja
yang mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan
Sistem model metode asuhan keperawatan professional (MAKP). Definisi
tersebut berdasarkan prinsis-prinsip nilai yang diyakini dan akan
meningkatkan produksi/jasa pelayanan keperawatan. Jika perawat tidak
memiliki nilai tersebut sebagai pengambilan suatu keputusan yang independen,
maka tujuan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak
akan dapat terwujud. Jadi pelayanan kesehatan utamanya keperawatan
haruslah memberikan pelayanan yang berkualitas yang didukung oleh
penerapan metode primer keperawatan professional yang sangat berpengaruh
pada kinerja perawat associent sebagaimana yang telah ditentukan dirumah
sakit ini (Nursalam,2007).

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilaksanakan di Instalasi Rawat
Inap E Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen pada tanggal 08 - 10 Juni 2021,
bahwa model asuhan keperawatan yang digunakan di Instalasi Rawat Inap E
Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen model asuhan keperawatan TIM.
Berdasarkan pengkajian yang di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava
Husada Kepanjen, terdapat 15 kamar terdiri dari dua kelas, yaitu 14 kamar
untuk kelas IA yang masing – masing kamar terdiri dari 2 bed pasien dan 1
kamar untuk isolasi VIP. Model MAKP yang sesuai adalah model primer yang
bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan profesional untuk pasien.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah manajemen atau pengelolaan di Instalasi Rawat Inap E
Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam
aplikasi prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan
manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan di
Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen.

1.3.2 Tujuan Khusus


Selama berlangsungnya praktik manajemen keperawatan mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mengidentifikasi masalah yang tida sesuai dengan prinsip manajemen
keperawatan yang terdapat di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit
Wava Husada Kepanjen.
2. Mempraktekkan konsep teori manajemen asuhan keperawatan, baik
manajemen pelayanan maupun manajemen asuhan keperawatan.
3. Mengaplikasikan model keperawatan modular dengan cara bermain
peran (Role Play) di salah satu ruangan di Instalasi Rawat Inap E
Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


4. Memudahkan perawat yang ada di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit
Wava Husada Kepanjen dalam mengatasi masalah yang terkait dengan
manajemen keperawatan dengan metode 5M (Man, Methode, Material,
Mutu,dan Machine) yang dipaparkan dalam analisa SWOT.

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan ini diharapkan
akan memberikan manfaat kepada :
1.4.1 Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip
manajemen keperawatan di lapangan.
b. Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal
penerapan manajemen keperawatan.
1.4.2 Perawat
a. Membantu meringankan beban kerja perawat selama praktek
berlangsung di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada
Kepanjen.
b. Menambah pengetahuan tentang perawat tentang manajemen pelayanan
dan manajemen asuhan keperawatan melalui bermain peran oleh
mahasiswa (Role Play) dan penyegaran yang diberikan sesuai dengan
masalah yang ditemukan.
1.4.3 Rumah Sakit
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai
bahan masukan bagi Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu manajerial
pelayanan rumah sakit.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT WAVA HUSADA

2.1 Profil dan Gambaran Umum Rumah Sakit Wava Husada


2.1.1 Sejarah
Rumah Sakit Wava Husada dibangun dari ide yang penuh dengan
semangat idealisme yang ingin memberikan sesuatu yang lebih bermanfaat
bagi seluruh lapisan masyarakat. Rumah Sakit Wava Husada merupakan
Rumah Sakit Swasta penuh setingkat Rumah Sakit Umum Tipe B, milik PT.
Abnasamanhudisautika Husada yang berdiri dari beroperasional sejak Januari
tahun 2006, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Propinsi Jawa Timur
Nomor: HK.07.06/III/1279/07 tanggal 09 September 2017 tentang ijin
penyelengaraan kepada PT Abnasamhudisautika Husada untuk
menyelenggarakan rumah sakit. Rumah Sakit Wava Husada dibuka secara
resmi dan mulai memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada
tanggal 18 Januari 2006 dan pada tahun 2012 Rumah Sakit Wava Husada telah
mendapatkan sertfikat lulus Akreditasi Pelayanan Dasar dari Komite
Akreditasi Rumah Sakit. Pada tahun 2016, Rumah Sakit Wava Husada telah
mendapatkan Akreditasi Paripurna KARS versi 2012.
Rumah Sakit Wava Husada berlokasi di Jalan Panglima Sudirman No.
99A, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang yang berdiri
diatas lahan seluas + 20.967 m2 dengan luas bangunan + 12.867 m2. Letak
Rumah Sakit Wava Husada sangat strategis karena berada di jalur utama
Malang – Blitar sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan umum. Gedung
Rumah Sakit Wava Husada yang megah dan kokoh disesuaikan denan lay out
alur penanganan pasien yang berdiri tepat di pintu gerbang Kota Kepanjen.
Pada awal dibuka, yaitu pada tahun 2006 Rumah Sakit Wava Husada
mempunyai 45 tempat tidur dan melayani beberapa poliklinik spesialis dasar
yaitu Klinik Umum, Klinik Gigi, Klinik Spesialis Penyakit Dalam, Klinik
Spesialis Bedah Umum, Klinik Spesialis Anak, Klinik Spesialis Penyakit Paru,
Klinik Klinik Spesialis Mata, Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin, Klinik

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Spesialis Jantung, Klinik Spesialis Bedah Orthopedi, Klinik Spesialis Bedah
Plastik, Klinik Gizi, Fisioterapi.
Rumah Sakit Wava Husada yang berdiri sejak 15 tahun yang lalu
sampai sekarang telah berkembang cukup pesat dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, maka dari itu diharapkan untuk bisa lebih mengoptimalkan
pelayanan rumah sakit kepada masyarakat sehingga bisa membantu pemerintah
dalam perancangan program MDGs (Millennium Development Goals). Untuk
saat ini fasilitas dan pelayanan kesehatan lebih berkembang dan terdapat 244
bed di ruang rawat inap rumah sakit wava husada kepanjen malang.
Adapun data umum Rumah Sakit Wava Husada, yaitu sebagai berikut:
No Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Wava Husada
1. Alamat / Telepon / Fax : Jl. Panglima Sudirman 99A Kepanjen – Malang

Telepon : 0341.393000

Fax : 0341.393000

Email : info@wavahusada.com

Website : www.wavahusada.com

2. Status Kepemilikan : PT. Abna Samanhudisautika Husada

3. Kelas Rumah Sakit : Rumah Sakit Swasta penuh Kelas B


sesuai SK MENKES RI No.HK/03.05/I/864/11

4. Nama Direktur : dr. Dwi Bambang Ari Wibowo, MMRS

5. Akreditasi : Sertifikat Lulus Akreditasi Penuh Tingkat

Dasar KARS-SERT/352/I/2012 (25 Januarii


2012)
6. Didirikan : 18 Januari 2006

7. Alamat : Jl. Panglima Sudirman 99A Kepanjen – Malang

9 Desa : Dilem

10 Kecamatan : Kepanjen

11 Kabupaten : Malang, Kodepos : 65163

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


2.1.2 Visi Instalasi Rawat Inap E
Memberikan pelayanan asuhan pasien secara Paripurna dalam rangka
peningkatan kualitas hidup demi tercapainya kepuasan pelanggan.

2.1.3 Misi Instalasi Rawat Inap E


Misi Rumah Sakit Wava Husada adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan asuhan pasien secara komperhensif dan
terintegrasi.
2. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang kompeten dan
profesional.
3. Menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas

2.1.4 Luas Lahan


Rumah Sakit Wava Husada memiliki luas tanah 20.867 m2 dan luas
lahan bangunan 12.867 m2 dengan rincian sebagai berikut :
a. Luas tanah : 20.967 m2
b. Luas Bangunan : 12.867 m2

2.1.5 Fasilitas Pelayanan


No Jenis Keterangan
1. Rawat Jalan 6 Hari :
a. Klinik Umum
b. Klinik Spesialis
c. Klinik Eksekutif

24 Jam :
a. IGD
b. Kamar Bersalin
c. Haemodialisa
d. Kamar Operasi

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


2. Klinik Rawat Spesialis :
Jalan a. Spesialis Anak g. Spesialis Penyakit Syaraf
b. Spesialis h. Spesialis Penyakit Dalam
Bedah Umum i. Spesialis THT
c. Spesialis Mata j. Spesialis kandungan
d. Spesialis Jantung k. Spesialis Kulit Kelamin
e. Spesialis Paru l. Spesialis Kesehatan Jiwa
f. Spesialis Gigi
Sub Spesialis :
a. Bedah Plastik & Rekonstruksi
b. Bedah Orthopedi
c. Bedah Saraf
d. Bedah Mulut
e. Bedah Digestive
f. Obgyn Onkologi
g. Bedah Urologi

Umum :
a. Klinik Umum
b. Klinik Gigi
c. Klinik Rehabilitasi Medis
d. Klinik Gizi

3. Rawat Inap a. Instalasi Rawat g. Instalasi Rawat Inap H


Inap A h. Instalasi Rawat Inap I
b. Instalasi Rawat i. Instalasi Anastesiologi dan Terapi
Inap C Intensif
c. Instalasi Rawat j. Instalasi Stroke
Inap D k. Instalasi Perinatologi
d. Instalasi Rawat
Inap E
e. Instalasi Rawat
Inap F
f. Instalasi Rawat
Inap G

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


4. Sarana Penunjang Pelayanan Penunjang Operasional :
Penunjang Medis : a. Ruang Oksigen Tersentral
a. Farmasi b. Laundry
b. Laboratorium c. Rekam Medis Sentralisasi
sentral dan d. Billing System Terintegrasi
mikrobiologi e. Pengolahan Limbah
c. Radiologi f. Pemeliharaan Sarana RS
d. Gizi g. Mobile Ambulance
h. Kendaraan Operasional RS
i. Ruang jenazah

5. Produk a. Bedah Plastik dan Estetika


Unggulan b. Operasional Katarak dan Faco
c. Paket SC (Termasuk antar jemput dan SPA)
d. UPI (Unit Perawatan Intensive)
e. Ruang Isolasi Covid
f. Unit Perinatologi
g. HD (Haemodialisa)
h. CT Scan
i. Panoramic
j. Klinik Eksekutif
k. Pelayanan Vaksin

Sumber : Data Internal Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada

2.2 Profil Dan Gambaran Umum Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava
Husada
2.2.1 Sejarah Singkat
Pengertian Instalasi Rawat Inap E merupakan unit pelayanan rumah
sakit yang memberikan pelayanan asuhan pasien dengan tujuan meningkatkan
kesehatan, mengurangi kecacatan dan angka kematian secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin. Instalasi Rawat Inap E merupakan salah
satu unit rawat inap yang berada di lantai 2 Gedung Pelayanan Rumah Sakit
Wava Husada. Instalasi Rawat Inap E memiliki ruangan sebagai berikut :

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


No Nama Ruangan Kamar Jumlah bed
1. Kelas IA 15 30
2. Kelas VIP (Isolasi) 1 1
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08-10 Juni 2021

Instalasi Rawat Inap E memiliki beberapa ruangan untuk mendukung


kinerja perawat dirungan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya nurse station,
ruang khusus untuk penyimpanan obat pasien, alat-alat medis, troli emergency,
troli khusus tindakan. Selain itu, Instalasi Rawat Inap E juga dilengkapi dengan
ruangan khusus konsultasi bagi dokter, perawat atau tenaga medis lainnya
untuk memberikan konsultasi dan edukasi pada pasien dan keluarga pasien.
Sumber daya Manusia (SDM) yang berada di Instalasi Rawat Inap E
Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen terdiri dari 19 orang. Pembagian
sumberdaya manusia tersebut yaitu 19 orang tenaga keperawatan. Dilihat dari
jenjang pendidikannya diapatkan S1 Keperawatan 15 orang dan DIII
Keperawatan 4 orang. Sementara itu, sumberdaya lainnya terdiri dari Kepala
Unit 1 orang, Kepala Tim 2 orang, Penanggung Jawab Shift 4 oang dan sisanya
adalah Perawat Pelaksana.
Kegiatan yang ada di Instalasi Rawat Inap E setiap harinya dimulai
dengan pelaksanaan operan jaga dari shift jaga pada saat itu kepada shift jaga
selanjutnya. Operan tersebut dilakukan setiap 15 menit sebelum pergantian
shift jaga. Operan dimulai dengan Kepala Jaga Shift malam mengoperkan ,
tindakan yang telah dilakukan dan rencana yang belum dilakukan serta
klarifikasi keadaan pasien ke Kepala Tim, Perawat Pelaksana dan Kanit pada
hari itu. Operan dilakukan secara langsung di depan pasien Instalasi Rawat
Inap E. Kegiatan operan ditutup dengan membaca do’a, visi dan misi, motto,
nilai-nilai dan jargon Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen. Hal tersebut
dilakukan juga pada shitf sore dan malam, namun pada shift malam operan
dibuka oleh Kepala Tim.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


2.2.2 Denah Instalasi Rawat Inap E

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA
PERMASALAHAN

3.1 Hasil Pengkajian


3.1.1 Pengkajian 5 M
Pengkajian 5 M dalam manajemen keperawatan meliputi, Man, Mutu,
Method, Material and Machine.
1. Man
a. Jumlah Tenaga
Kebutuhan standart jumlah tenaga medis yang diakui dunia
menggunakan metode WISN (Workload Indicators of Staffing Need) dan untuk
Instrumen WISN sudah digunakan WHO sebagai dasar pemenuhan ketenagaan
di sarana kesehatan di berbagai negara. WISN metoda atau alat manajemen
sumber daya manusia untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja. Sub-divisi
yang dihitung kebutuhan tenaga kerjanya adalah sub-divisi di tiga divisi yaitu
Divisi Pelayanan Medis (5 sub divisi), Divisi Penunjang Medis (6 sub-divisi)
dan Divisi Keperawatan (8 sub-divisi). Dua sub-divisi dihitung secara terpisah
menjadi dua bagian yaitu Instalasi farmasi dengan gudang obat dan instalasi
gizi dengan bagian distribusi gizi. Kebutuhan tenaga berdasarkan WISN ini
meliputi 5 langkah, yaitu: menetapkan waktu kerja tersedia berdasarkan hari
kerja, cuti tahunan, pendidikan dan pelatihan, hari libur nasional dan cuti
tahunan, ketidakhadiran kerja dan waktu kerja perawat selama satu tahun;
menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung menyusun standar
beban kerja menyusun standar kelonggaran; menghitung kebutuhan tenaga
perunit kerja.
Kualifikasi tenaga keperawatan di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit
Wava Husada 19 orang dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1 : Jumlah Sumber Daya Manusia di Instalasi Rawat Inap E Rumah
Sakit Wava Husada
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 4 21 %

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Perempuan 15 79 %
Total 19 100 %
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Berdasarkan tebel diatas jumlah tenaga keperawatan berjumlah 19


orang, dengan jenis kelamin laki-laki 4 orang dan jenis kelamin perempuan 15
orang. Hal ini tidak sejalan dengan ketentuan Permenkes 56 tahun 2014 yang
menyebutkan bahwa jumlah kebutuhan tenaga keperawatan sama dengan
jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap.

b. Kualitas Sumber Daya Manusia


Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan kualifikasi
tenaga perawat di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen
sebagai berikut sebagai berikut :

Tabel 3.2 : Kuantitas Sumber Daya Manusia di Instalasi Rawat Inap E


Rumah Sakit Wava Husada

No. Kualifikasi Jumlah Prosentase

1. S1 Keperawatan 15 79 %
2. DIII Keperawatan 4 21 %
Total 19 100 %
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa perawat di Instalasi


Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada yaitu 79 % berpendidikan S1
Keperawatan dan 21 % berpendidikan DIII Keperawatan.
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktifitas atau kinerja
perawat adalah pendidikan formal perawat. Pendidikan memberikan
pengetahuan bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga
landasan untuk mengembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua
sarana yang ada di sekitar kita untuk kelancaran tugas. Semakin tinggi
pendidikan semakin tinggi produktivitas kerja (Arfida, 2008).

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


c. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1) Tenaga Keperawatan

Tabel 3.3 : Kualifikasi Sumber Daya Manusia di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada
No. Nama Pendid Masa Jenis Pelatihan yang pernah diikuti Jabatan Jenjang
ikan Kerja Ketenagaan Kerja Karir
1. Anik Oktavia, S. Kep. Ns S1 11 th Tetap 1. BCLS Kanit PK II
Ners 2. BHD
3. Pelatihan PPI: penatalaksaaan pasien Covid 19
4. Pelatihan tata laksana rawat gabung dan ASI
5. Pelatihan kepemimpinan
6. Pelatihan perawatan luka modern
7. Pelatihan PPI dasar
8. Penanganan evakuasi pasien bencana kebakaran
9. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
10. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima
11. Pelatihan Manajemen RS

2. Ika Nindya, Amd. Kep DIII 8 th Tetap 1. BCLS Katim 1 PK II


2. BHD
3. Pelatihan PPI dasar

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


4. Penanganan evakuasi pasien bencana kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

3. Marista, S. Kep. Ns S1 6 th Tetap 1. BCLS Katim 2 PK II


Ners 2. BHD
3. Pelatihan PPI dasar
4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

4. Okniel Agung, Amd. Kep DIII 7 th Tetap 1. BCLS Ka jaga PK II


2. BHD
3. Pelatihan PPI dasar
4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


5. Firsa , Skep. Ners S1 6 th Tetap 1. BCLS Ka jaga PK II
Ners 2. BHD
3. Pelatihan PPI dasar
4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

6. Dianita Ayu R, S. Kep S1 4 th Kontrak 1. BCLS Ka Jaga PK I


Ners Ners 2. BHD
3. Pelatihan PPI dasar
4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

7. Rohmatul A, Amd. Kep DIII 4 th Kontrak 1. BCLS Ka Jaga PK I


2. BHD
3. Pelatihan PPI dasar

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

8. Retno Yulianti Amd.Kep DIII 6 th Tetap 1. BCLS Perawat PK II


2. BHD Pelaksana
3. Pelatihan PPI dasar
4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

9. Iva Maulida C, Skep. Ners S1 4 th Kontrak 1. BCLS Perawat PK I


Ners 2. BHD Pelaksana

3. Pelatihan PPI dasar


4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

10. Anita Dwi, S. Kep. Ners S1 2 th Kontrak 1. BCLS Perawat PK II


Ners 2. BHD Pelaksana

3. Pelatihan PPI dasar


4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

11. Tri Mustika, S. Kep. Ners S1 3 th Kontrak 1. BCLS Perawat Pra PK


Ners 2. BHD Pelaksana

3. Pelatihan PPI dasar


4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

12. Neny Kurnia, S. Kep. Ners S1 2 th Kontrak 1. BCLS Perawat Pra PK


Ners 2. BHD Pelaksana

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


3. Pelatihan PPI dasar
4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

13. Maulidia M., S. Kep. Ners S1 1 th Kontrak 1. BCLS Perawat Pra PK


Pelaksana
Ners 2. BHD
3. Pelatihan PPI dasar
4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

14. Dito Tri A, S. Kep. Ners S1 2 th Kontrak 1. BCLS Perawat Pra PK


Pelaksana
Ners 2. BHD
3. Pelatihan PPI dasar
4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

15. Dani Eko, S. Kep. Ners S1 1 Th Kontrak 1. BCLS Perawat Pra PK


Ners 2. BHD Pelaksana

3. Pelatihan PPI dasar


4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

16. Ali Makki, S. Kep. Ners S1 0 th Kontrak 1. BCLS Perawat Pra PK


Ners 2. BHD Pelaksana

3. Pelatihan PPI dasar


4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


17. Andin Ajeng, S. Kep. Ners Ners 0 th Kontrak 1. BCLS Perawat Pra PK
2. BHD Pelaksana

3. Pelatihan PPI dasar


4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

18. Nia Kristin, S. Kep. Ners Ners th Kontrak 1. BCLS Perawat PK I


2. BHD Pelaksana

3. Pelatihan PPI dasar


4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

19. Hesti Ratnasari, S. Kep. Ners 4 th Kontrak 1. BCLS Perawat PK I


Ners 2. BHD Pelaksana

3. Pelatihan PPI dasar

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


4. Penanganan evakuasi pasien bencana
kebakaran
5. Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan
penggunaan APAR
6. Komunikasi Efektif dan Layanan Prima

Sumber : Data Internal Rawat Inap Safir Rumah Sakit Wava Husada 2021

Menurut Permenkes Tahun 2014 Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan
Rumah Sakit perawat dituntut memberikan pelayanan yang sesuai.
Berdasarkan tabel diatas, diinterpretasikan bahwa sebanyak 100% perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Inap E pernah
mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan, yaitu untuk pelatihan BCLS, BHD,
Pelatihan PPI dasar, Penanganan evakuasi pasien bencana kebakaran, Refreshing bantuan hidup dasar, PPI, dan penggunaan APAR,
Komunikasi Efektif dan Layanan Prima.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


2) Daftar Masa Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap E Rumah
Sakit Wava Husada
Tabel 3.4 : Masa Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava
Husada
No Masa bekerja Jumlah Persentase
3-7 tahun 12 1. 63 %
1-2 tahun 5 2. 26 %

< 1 tahun 2 3. 11 %
Jumlah 100%
Sumber : Data Internal Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa masa kerja perawat di


Instalasi Rawat Inap E terdapat perawat dengan masa kerja 3-7 tahun sebanyak
63 % dan masa kerja 1-2 tahun sebanyak 26 % dan <1 tahun sebanyak 11 %.
Kelayakan pegawai merupakan sebuah kriteria yang menyangkut
bagaimana kondisi pegawai. Apakah pegawai tersebut layak dipekerjakan
dalam kapasitas yang sesuai atau tidak dengan tingkat kedudukan dan tugas
yang diembannya. (Arfida, 2003, dikutip dari jurnal “Hubungan Tingkat
Pendidikan Dan Lama Kerja Perawat Dengan Kinerja Perawat Di Rsu Pandan
Arang Kabupaten Boyolali, 2008”).

3) Tenaga Dokter Spesialis


Tabel 3.5 : Tenaga Dokter di Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada
No Spesialisasi Jumlah Dokter
1. Kulit & Kelamin 2 Dokter
2. Jantung dan Pembuluh Darah 3 Dokter
3. Anak 3 Dokter
4. Klinik Gigi 5 Dokter
5. Gigi Spesialis 3 Dokter
6. Paru 2 Dokter
7. Bedah Umum 4 Dokter
8. Bedah Plastik 1 Dokter

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Bedah Orthopedi dan Trau
9. 2 Dokter
manologi
10. Penyakit Dalam 6 Dokter
11. Saraf 3 Dokter
12. Mata 3 Dokter
13. Obstetri & Ginekologi 4 Dokter
14. THT 2 Dokter
15. Kedokteran Jiwa 1 Dokter
16. Patologi Anatomi 1 Dokter
17. Psikologi 1 Dokter
18. Klinik Rehabilitasi Medik 2 Dokter
19. Obstetri & Ginekologi (onkologi) 1 Dokter
20. Emergency 1 Dokter
Bedah Thorax Kardiak &
21. 1 Dokter
Vaskular
22. Bedah Saraf 1 Dokter
23. Bedah Digestive 2 Dokter
24. Bedah Urologi 2 Dokter
25. Patologi Klinik 2 Dokter
Sumber : Data Internal Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa ada 58 tenaga dokter


spesialis yang bekerja di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada.
Jadwal visit dokter dilakukan setiap hari mulai pagi pukul 08.00 - 20.00 WIB
jadi tidak mengganggu waktu operan jaga perawat.
2. Berdasarkan Permenkes Tahun 2018 jumlah ketenagaan medis
disebuah RS Tipe B adalah :
No Spesialisasi Standart
1 Dokter umum 12
2 Spesialis dasar 3
3 Spesialis penunjang 2
4 Spesialis lain 1
5 Sub spesialis 1

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


6 Spesialis gigi mulut 1

1) Tenaga Non Keperawatan


Tabel 3.6 : Tenaga Non Keperawatan di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit
Wava Husada
No. Kualifikasi Jumlah Presentase Keterangan

1. Gizi 1 20 % Bukan tenaga tetap tapi


menghendel 3 ruangan dan mereka
sudah terjadwalkan dari pihak Gizi
2. Apoteker 1 20 % Bukan tenaga tetap tapi
menghendel 3 ruangan dan mereka
sudah terjadwalkan dari pihak
Apoteker
3. Cleaning 3 60 % Ada 3 Cleaning Service untuk shift
Service pagi 1 petugas dan shift siang 1
petugas dan shift malam 1 petugas
menghendel dengan ruangan
dilantai 1 khusus shift
Total 5 100%

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa ada 5 Tenaga Non


Keperawatan di Instalasi Rawat Inap E dengan 20% dari ketenagaan gizi, 20%
dari ketenagaan apoteker dan 60% dari ketenagaan cleaning service.
Berdasarkan Permenkes Tahun 2014, Jumlah dan kualifikasi tenaga
kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan Rumah Sakit. Untuk ketenagaan Farmasi disebutkan :
a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;
b. 4 (empat) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh
paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;
c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit
8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


d. 1 (satu) orang apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh
minimal 2 (dua) orang tenaga teknis kefarmasian;
e. 1 (satu) orang apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2
(dua) orang tenaga teknis kefarmasian;
f. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi
yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat
inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang
jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian
Rumah Sakit.
g. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat
merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau
rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya
disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.
2) Proses Rekruitmen
Proses perekrutan perawat di Rumah Sakit Wava Husada adalah
melalui rekruitmen terbuka dengan membuka informasi melalui website RS
Wava Husada. Berkas lamaran yang sudah masuk ke Rumah Sakit akan
diproses oleh tim rekruitmen ad hock. Tim ini diambil dari unit yang
membutuhkan penambahan tenaga kerja. Berkas tersebut akan diseleksi
berdasarkan kelengkapan administrasi seperti: IPK minimal 3.00, memiliki
STR, memiliki pelatihan minimal BLS BTLS, akreditasi kampus minimal B
atau kampus sudah bekerja sama dengan Rumah Sakit, nilai plus adalah
memiliki sertifikat pelatihan lainnya dan pengalaman kerja. Setelah melalui
seleksi administrasi, pelamar akan melalui tes tulis, tes skill, tes komputer dan
tes wawancara meliputi wawancara dengan kepala unit, wawancacra dengan
manager terkait, wawancara dengan manajer umum dan & PSDM melihat dari
motivasi, minat dan bakat pelamar. Kelulusan ditentukan dari hasil akumulasi
nilai dari semua tes. Yang terakhir adalah tes kesehatan. Penempatan tenaga
kesehatan baru disesuaikan koordinasi dengan Manajer Keperawatan. Setelah
penempatan tenaga kesehatan baru maka akan di orientasi ruangan tentang
materi terkait unit yang meliputi : uraian tugas, SPO (Standart Prosedure
Operasional) unit, Visi Misi unit.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


3) Tingkat Ketergantungan Pasien
Perawatan Minimal (1-2 Jam/24 Jam) :
Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri, Makan dan
minum dilakukan sendiri, Ambulasi dengan pengawasan, Pengobatan minimal,
status psikologis stabil dan Perawatan luka seerhana.
Perawatan Intermediet/ Partial (3- 4 jam /24 jam) :
Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu, Observasi tanda-
tanda vital setiap 4 jam sekali, Ambulasi dibantu, Pengobatan dengan injeksi,
Pasien dengan kateter urine, Observasi balance cairan ketat.
Perawatan Maksimal/ Total (5-6 jam/24 jam) :
Semua kebutuhan pasien dibantu, Perubahan posisi, observasi tanda –
tanda vital setiap 2 jam, Pengobatan intra vena “perdrip”, Pemakean suction,
Gelisah/ disorientasi, Perawatan luka komples.
Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di
di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada pada tahap pengkajian
yakni tanggal 08 – 10 Juni 2021 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 : Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di di Instalasi Rawat
Inap E Rumah Sakit Wava Husada tanggal 08 Juni 2021
No. Pelaksanaan Nama Data pasien Diagnose Tingkat
Hari Tanggal ruangan No Nama JK ketergantungan
1. Selasa 08 Juni Instalasi 1. Ny. A P Pneumonia Total
2021 Rawat Inap E Bilateral
RS Wava 2. Ny. W P CKD Parsial
Husada 3. Ny. R P Nausea, CKD Parsial
Kepanjen 4. Ny. S P GERD Minimal
5. Tn. B L Post URS Total
6. Ny. S P CKD Minimal
7. Sdri. O P GERD Parsial
8. Ny. M P DM, Ulkus Total
9. Ny. L P Abses Hepar Total
10. Tn. S L CKD, Anemia Parsial
11. Tn. E L Abd. Pain Minimal
12. Ny. K P Obs. Dyspneu Total
13. Ny. M P CKD Parsial
14. Ny. W P Anemia, Total
Pneumonia
Tingkat ketergantungan pasien
Total Care :6
Parsial Care :5
Minimal Care :3
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 Juni 2021

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada tanggal
08 Juni 2021 terdapat 14 pasien di Instalasi Rawat Inap E, sebanyak 6 pasien
dengan persentase 43 % memiliki tingkat ketergantungan total care, 5 pasien
dengan tingkat persentase 36 % memiliki tingkat ketergantungan Parsial care,
dan 3 pasien dengan persentase 21 % dengan tingkat ketergantungan minimal
care.

Tabel 3.8 : Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Instalasi Rawat Inap
E Rumah Sakit Wava Husada pada tanggal 09 Juni 2021
No Pelaksanaan Nama Data pasien Diagnose Tingkat
Hari Tanggal ruangan No Nama JK ketergantungan
1. Rabu 09 Juni Instalasi 1. Ny. A P Pneumonia Total
2021 Rawat Inap E Bilateral
RS Wava 2. Ny. W P CKD Parsial
Husada 3. Ny. R P Nausea, Parsial
Kepanjen CKD
4. Ny. S P GERD Minimal
5. Tn. B L Post URS Total
6. Ny. S P CKD Minimal
7. Sdri. O P GERD Parsial
8. Ny. M P DM, Ulkus Total
9. Ny. L P Abses Hepar Total
10. Tn. S L CKD, Parsial
Anemia
11. Tn. E L Abd. Pain Minimal
12. Ny. K P Obs. Total
Dyspneu
13. Ny. M P CKD Parsial
14. Ny. W P Anemia, Total
Pneumonia
15. Ny. Y P Scorpion bite Minimal
16. Tn. N L Colic Renal Minimal
17. Ny. S P HF Minimal
18. An. W P OF Minimal
19. Ny. L P Abses Hepar Parsial
Tingkat ketergantungan pasien
Total Care :6
Parsial Care :6
Minimal Care :7
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 09 Juni 2021

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada tanggal


09 Juni 2021 terdapat 19 pasien di Instalasi Rawat Inap E, sebanyak 6 pasien
dengan persentase 32 % memiliki tingkat ketergantungan total care, 6 pasien
dengan tingkat persentase 32 % memiliki tingkat ketergantungan Parsial care,
dan 7 pasien dengan persentase 36 % tingkat ketergantungan minimal care.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Tabel 3.9 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Instalasi Rawat Inap
E Rumah Sakit Wava Husada pada tanggal 10 Juni 2021
No Pelaksanaan Nama Data pasien Diagnose Tingkat
Hari Tanggal ruangan No Nama JK ketergantungan
1. Kamis 10 Juni Instalasi 1. Ny. A P Pneumonia Total
2021 Rawat Inap E Bilateral
RS Wava 2. Ny. F P AKI Minimal
Husada 3. Ny. S P HHD Minimal
Kepanjen 4. Ny. S P GERD Minimal
5. Tn. B L Post URS Total
6. Sdri. O P GERD Parsial
7. Ny. M P DM, Ulkus Total
8. Ny. L P Abses Hepar Total
9. Ny. R P CKD Minimal
10. Tn. S L Abd. Pain Minimal
11. Ny. K P Obs. Total
Dyspneu
12. Ny. W P Anemia, Total
Pneumonia
13. Ny. Y P Scorpion bite Minimal
14. Tn. N L Colic Renal Minimal
15. Ny. S P HF Minimal
16. An. W P OF Minimal
17. Ny. L P Abses Hepar Parsial
Tingkat ketergantungan pasien
Total Care :6
Parsial Care :2
Minimal Care :9
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 10 Juni 2021

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada tanggal


09 Juni 2021 terdapat 17 pasien di Instalasi Rawat Inap E, sebanyak 6 pasien
dengan persentase 35 % memiliki tingkat ketergantungan total care, 2 pasien
dengan tingkat persentase 12 % memiliki tingkat ketergantungan Parsial care,
dan 9 pasien dengan persentase 53 % tingkat ketergantungan minimal care.

4) Jumlah Jam Perawatan di Ruangan


I. Sesuai Metode Douglas dalam Nursalam 2015 :
1. Jumlah Jam Perawatan di Ruangan tanggal 08 Juni 2021
Tingkat ketergantungan pasien
Minimal : 3 orang
Parsial : 5 orang
Total : 6 orang

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Jumlah Jam Perawatan
Mandiri  2 x 3 = 6 jam
Parsial  4 x 5 = 20 jam
Total  6x6 = 36 jam +
62 jam

2. Jumlah Jam Perawatan di Ruangan tanggal 09 Juni 2021


Tingkat ketergantungan pasien
Mandiri : 7 orang
Parsial : 6 orang
Total : 6 orang
Jumlah Jam Perawatan
Mandiri  2 x 7 = 14 jam
Parsial  4 x 6 = 24 jam
Total  6x6 = 36 jam +
74 jam

3. Jumlah Jam Perawatan di Ruangan tanggal 10 Juni 2021


Tingkat ketergantungan pasien
Mandiri : 9 orang
Parsial : 2 orang
Total : 6 orang
Jumlah Jam Perawatan
Mandiri  2x9 = 18 jam
Parsial  4x2 = 8 jam
Total  6x6 = 36 jam +
62 jam
Jadi jumlah rata-rata jam perawatan per hari = 62 + 74 + 62
3
= 198 Jam
3
= 66 jam/hari

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


4. Kebutuhan Tenaga Keperawatan dalam Ruangan
Berdasarkan rumus Depkes. 2002, dapat dihitung jumlah kebutuhan
tenaga perawat di ruangan selama pengkajian 3 hari yaitu :

Jumlah kebutuhan tenaga perawat total = kebutuhan tenaga + faktor koreksi

a. Kebutuhan tenaga perawat = Ʃ jam perawatan di ruangan/hari


Jam efektif perawat
= 66
7
= 9 perawat

b. Lost day = Ʃ hari minggu dalam 1 thn + Cuti + Hari besar Kebutuhan
X tenaga perawat
Ʃ hari kerja efektif / tahun
= 52 + 12 + 15
X 15
286
= 4,143
=4
c. Tugas non keperawatan = (Kebutuhan tanaga kep + lost day) X 25 %
= (14+4) X 25 %
= 4,5
Ket : 25 % diperoleh dari jumlah tenaga yang diperkirakan
melakukan pekerjaan non keperawatan di dalam ruangan
d. Faktor koreksi = lost day + tugas non keperawatan
= 4 + 4,5
= 8,5
e. Jumlah kebutuhan tenaga perawat total
= keb. Tenaga perawat + faktor koreksi
= 9 + 8,5
= 17,5 => 18
Jadi kebutuhan tenaga perawat sesuai dengan hari libur
=> 18 – 3 = 15 perawat/ hari.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


f. Kebutuhan tenaga keperawatan per hari yaitu :
1. Pagi = 47 % X 15 = 7,1
2. Siang = 36 % X 15 = 5,4
3. Malam = 17 % X 15 = 2,6

5. Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan WISN
a. Waktu Kerja Tersedia
Jam per Hari per
Hari jam per hari
minggu minggu
Jumlah Hari Kerja 4 7 28 4,00
2 10 20 1,43
48 5,43
WAKTU TIDAK BEKERJA
Cuti Tahunan 12 Hari per tahun
Hari Libur Nasional 15 Hari per tahun
Pendidikan dan Pelatihan 2,86 Hari per tahun 20 jam/tahun
Ketidak hadiran kerja 2 Hari per tahun
TOTAL Waktu tidak bekerja 31,86 Hari per tahun
Minggu per
5,87 tahun
Jumlah Minggu 52 Per tahun
WAKTU KERJA EFEKTIF 46,13 Minggu per tahun
250,4 Hari per tahun

2.214 Jam per tahun


WKT = 132.859 Menit per tahun

b. Beban Kerja
INSTALASI
KODE DATA RAWAT INAP RAWAT INAP E

A Jumlah TT 31
B Pasien Masuk Rawat Inap Per Tahun 4005
C Rata-Rata Pasien Per Hari ( Sensus Harian ) 20
D Rata-Rata Lama Hari Rawat / Los (C X 365 )/B 2

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


E Hari Rawat Per Tahun ( DxB ) 8010
F Rata-Rata Tt Terpakai ( Bor ) --- E/(Ax365) 71 %
G Pasien Baru Per Tahun ---- (B) 4005
H Pasien Lama Per Tahun ----- ( E - B ) 4005

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Rata-
Total rata Kebut
Beban
No. Kegiatan pokok Asumsi Frekuensi beban waktu Sbk Skl uhan Keterangan
aktivitas
aktivitas per tenaga
menit
A B C=wkt/b D=a/c Asumsi/kuantitas

1 100% 32120,00
Proses timbang terima 2 16060 3 44.286 0,7253 3x

2 100% 18360,00
Mengukur suhu 3 6120 3 44.286 0,4146 4x

3 100% 18360,00
Menghitung nadi 3 6120 1,5 88.573 0,2073 3x

4 100% 18360,00
Menghitung rr 3 6120 1,5 88.573 0,2073 3x

5 100% 18360,00
Mengukur tensi 3 6120 2 66.429 0,2764 3x
0,019
6 100% 12,00
Mengukur saturasi 1 12 1 132.859 0,0001 1 pasien/bln

7 100% 18360,00
Memprogram infus 3 6120 2 66.429 0,2764 1/hr

8 100% 18360,00
Mengikuti visite dokter 3 6120 10 13.286 1,3819 1/hr
Menerima pasien baru
(serah
9 100% 4080,00
terima,pengkajian,orienta 2.952 1,3819
si, pengisian brm ) 2 2040 45 1x

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Dokumentasi askep (
10 soap,grafik,balance 100% 30600,00
4.429 6,9096
cairan) 5 6120 30 3x
Membuat laporan
11 100% 30600,00
timbang terima 5 6120 2 66.429 0,4606 3x
Memasang infus anak-
12 100% 184,00
anak tanpa penyulit 1 184 20 6.643 0,0277 4pasien/mgg

13 100% 46,00
Memasang infus dewasa 1 46 15 8.857 0,0052 1pasien/mgg
Memasang infus dg
14 100% 36,00
penyulit 1 36 45 2.952 0,0122 3pasien/bln

15 100% 12,00
Memasang cateter 1 12 15 8.857 0,0014 1pasien/bln

16 100% 12,00
Memasang ngt 1 12 15 8.857 0,0014 1pasien/bln
Persiapan pasien pre
operasi (mengganti baju,
17 100% 12,00
check list, lepas gigi 4.429 0,0027
palsu ) 1 12 30 1pasien/bln
Memandikan pasien (oral
18 hygiene,menyisir,ganti 100% 2056,50
4.429 0,4644
baju) 3 685,5 30 3pasien/2x/hari

19 100% 36,00
Menyuapi pasien 3 12 15 8.857 0,0041 1pasien/bulan
Memberikan diet
20 100% 12,00
personde 1 12 5 26.572 0,0005 1pasien/bln

21 100% 12,00
Rawat luka lecet 1 12 10 13.286 0,0009 1pasien/bln

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


22 100% 2285,00
Ganti verban infus 5 457 5 26.572 0,0860 2pasien/hr

23 100% 2285,00
Melepas infus 2 1142,5 5 26.572 0,0860 5pasien/hr

24 100% 12,00
Melepas kateter 1 12 5 26.572 0,0005 1pasien/bln

25 100% 12,00
Melepas ngt 1 12 5 26.572 0,0005 1pasien/bln
Memperbaiki infus
26 100% 4798,50
macet 7 685,5 10 13.286 0,3612 3pasien/hr

27 100% 1371,00
Membantu eliminasi 3 457 10 13.286 0,1032 2pasien/hr

28 100% 36,00
Melakukan ecg 3 12 15 8.857 0,0041 1pasien/bln

29 100% 3,00
Kumbah lambung 1 3 15 8.857 0,0003 3pasien/tahun

30 100% 276,00
Nebulezer 3 92 15 8.857 0,0312 2pasien/mgg

31 100% 12,00
Suction 1 12 5 26.572 0,0005 1pasien/bln

32 100% 96,00
Pemasangan o2 2 48 2 66.429 0,0014 5kali/bln

33 100% 96,00
Melepas o2 2 48 0,5 265.718 0,0004 5kali/bln

34 100% 12,00
Resusitasi (rjp) 1 12 30 4.429 0,0027 1pasien/bln

35 100% 30600,00
Injeksi iv/im/sc/ic 5 6120 5 26.572 1,1516 3x

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Persiapan dan
36 pemasangan syringe 100% 24,00
13.286 0,0018
pump 2 12 10 1pasien/bln
Pengambilan sampel
37 100% 120,00
darah 5 24 7 18.980 0,0063 2pasien/bln

38 100% 30600,00
Obat oral 5 6120 5 26.572 1,1516 3x

39 100% 12,00
Obat supositori 1 12 5 26.572 0,0005 1pasien/bln

40 100% 138,00
Pemeriksaan gds 3 46 1 132.859 0,0010 1pasien/mgg
Memasang transfusi
41 100% 6,00
darah 1 6 10 13.286 0,0005 1pasien/2bln
Laporan dokter via
42 100% 5712,50
telpon 5 1142,5 5 26.572 0,2150 5pasien/hr
Persiapan ivp
43 100% 6,00
(mengantar, inj kontras) 1 6 60 2.214 0,0027 1pasien/2bln
44 100% 12,00
Perawatan jenasah 1 12 15 8.857 0,0014 1pasien/bln

45 100% 1142,50
Discharge planning 1 1142,5 2 66.429 0,0172 5pasien/hari

46 100% 18360,00
Memberikan edukasi 3 6120 15 8.857 2,0729 1x
Melakukan verbed
47 100% 30600,00
dengan pasien 5 6120 5 26.572 1,1516 1x
Melakukan verbed tanpa
48 100% 1142,50
pasien 1 1142,5 2 66.429 0,0172 1x
Mengantar pasien ke
49 100% 46,00
radiologi 1 46 20 6.643 0,0069 1pasien/mgg

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Mengantar pasien pulang
50 100% 276,00
smp kendaraan 3 92 20 6.643 0,0415 2pasien/mgg
Memelihara alat medis
51 100% 46,00
siap pakai 1 46 10 13.286 0,0035 1x/minggu

52 100% 18360,00
Mengukur skala nyeri 3 6120 1 132.859 0,1382 3x

53 100% 18360,00
Mengukur resiko jatuh 3 6120 1 132.859 0,1382 3x
Memelihara alat medis
54 100% 46,00
siap pakai 1 46 10 13.286 0,0035 1/minggu
Input pasien ( terima
55 100% 2040,00
pasien ruangan) 1 2040 2 66.429 0,0307 1x
Memasukkan billing (
56 100% 18360,00
rekening harian) 3 6120 1 132.859 0,1382 3x

57 100% 18360,00
Menempel struk pd drm 3 6120 1 132.859 0,1382 3x
Serah terima obat dan
58 100% 12240,00
alkes 2 6120 2 66.429 0,1843 3x
Mengantar resep ke
59 100% 18360,00
farmasi 3 6120 3 44.286 0,4146 3x
Mengantar biling ke
60 100% 18360,00
keuangan 3 6120 3 44.286 0,4146 1x

Total sbk 20,9

Sbk + skl 20,90

Kebutuhan tenaga 19

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


c. Standart Kelonggaran

No Kegiatan Rata-Rata Waktu Satuan Waktu Faktor Kelonggaran Standar Kelonggaran


1. Ritual Kerja 30 menit/hari 250,43 7512,857143 0,0565
2. Doa Pagi 15 menit/hari 250,4 3756,428571 0,0283
Kerja Bakti
3. 60 menit/minggu 46,13 2767,894737 0,0208
kebersihan
4. Ishoma 60 menit/hari 250,4 15025,71429 0,1131
5. Rapat Akreditasi 120 2x/bulan 24 2880 0,0217
Kebutuhan
6. 10 2x/hari 500,8571429 5008,571429 0,0377
Pribadi (toilet)
7. Merapikan Diri 5 2x/hari 500,8571429 2504,285714 0,0188
STANDAR KELONGGARAN (SKL) 0,297

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perhitungan kebutuhan tenaga
berdasarkan kegiatan yang diamati selama 3 hari menggunakan WISN aplikasi
Ms. Excel, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk Instalasi Rawat Inap E
adalah sejumlah 19 orang.

2. Material and Machine


A. Peralatan dan Fasilitas
1. Fasilitas untuk pasien :
Berdasarkan hasil pengkajian di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit
Wava Husada tentang inventaris, fasilitas dan alat-alat medis yang tersedia.
Fasilitas untuk pasien yang ada di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava
Husada, yaitu :
Tabel 3.10 : Fasilitas yang ada di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava
Husada
NO NAMA BARANG DATA KONDISI STANDART
1 Bed Pasien 31 Baik 1:1
2 Bed Kabinet 31 Baik 1:1
3 Meja Makan 31 Baik 1:1
4 Pispot dan Urinal 31 Baik 1/ruangan
5 Jam Dinding 16 Baik 1/ruangan
6 AC 16 Baik 1/ruangan
7 Gantungan Baju 16 Baik 1/ruangan
8 Gayung 16 Baik 1/ruangan
9 Kursi Penunggu 31 Baik 1:1
10 Rak Sepatu/Sandal 16 Baik 1/ruangan
11 Alarm pasien 31 Baik 1:1
12 Tempat Sampah 38 Baik 2/ruangan
13 Cermin 16 Baik 1/ruangan
14 Shower 16 Baik 1/ruangan
15 Nurse Call 31 Baik 1:1
16 Blower 16 Baik 1/ruangan
17 Kamar Mandi
Kelas IA 15 Setiap ruang terdapat 1 kamar 1/ruangan
mandi dalam
Kelas VIP (Isolasi) 1 Terdapat 1 kamar mandi dalam 1/ruangan

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


NO NAMA BARANG DATA KONDISI STANDART
18 Wastafel 16 Baik 1/ruangan
19 O2 Central 31 Baik Terpusat
20 Lampu Tidur 31 Baik 1/ruangan
21 Sofa Dan Meja 3 Baik 1/ruangan
Tamu Set
22 TV LED 32’ 16 Baik 1/ruangan
23 Sofa Penunggu 31 Baik 1/bed
Sumber : Data Internal Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada 2021

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa fasilitas untuk pasien


sudah memenuhi standard.

2. Fasilitas Untuk Perawat


Tabel 3.11 : Fasilitas untuk Perawat yang ada di Instalasi Rawat Inap E
Rumah Sakit Wava Husada
JUMLAH
NO NAMA BARANG KETERANGAN
DATA STANDART
1 Meja Nurse Station 1 1 Baik
2 Kursi Bersih 7 7 Baik
3 Komputer 1 1 Baik
4 Telepon Wireless 1 1 Baik
5 Almari Dokumen 1 1 Baik
6 Troli Tindakan 3 3 Baik
7 Monitor Bell 1 1 Baik
8 Jam Dinding 1 1 Baik
9 Kamar Mandi 1 1 Baik
10 Loker Tempat Tas 1 - -
11 Print 1 1 Baik
Almari Obat dan alat
12 3 3 Baik
medis
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Dari data tabel diatas semua fasilitas sudah lengkap dan penataannya
mudah di jangkau. Hal ini mempermudahkan petugas untuk menjangkau dan
mobilitas.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


B. Peralatan dan Bahan Kesehatan
1. Fasilitas Peralatan Medis
Fasilitas peralatan Kesehatan yang tersedia di Instalasi Rawat Inap E
Rumah Sakit Wava Husada
Tabel 3.12 : Daftar alat – alat medis yang ada di Instalasi Rawat Inap
E Rumah Sakit Wava Husada
Standart
No Nama Alat RIE Jumlah
Type B
1. Bed + + 31
2. Bengkok biru + + 6
3. ECG + + 1
4. Flash Ligh + + 1
5. Heating pad + + 1
6. Infus pump + + 4
7. Kasur angin + + 1
8. Kursi roda + + 3
9. Lampu tindakan + + 1
10. Manometer oksigen + + 10
11. Mansete tensi anak + + 1
12. Manset tensi dewasa + + 1
13. Nebulizer + + 4
14. One touch gluco stick + + 1
15. Oximetry + + 1
16. Pad slide + + 1
17. Pispot + + 16
18. Steoskop littman + + 1
19. Stetoskop riestare + + 1
20. Stetoskop riestare + + 1
21. Syring pump + + 4
22. Tabung oksigen transfer + + 1
23. Tem rectal + + 1
24. Tensi digital + + 1
25. Tensi digital+ standart + + 2
26. Thermometer digital omron + + 1
27. Thermometer digital apex + + 1
28. Timbangan + + 1

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


29. Timbangan pampers + + 1
30. Tongge spatel + + 1
31. Tourniquet + + 2
32. Tourniquet warna biru + + 2
33. Troli emeregency + + 1
34. Troli tindakan + + 2
35. Urinal + + 16
36. Wallsuction + + 3
37. Wsd + + 1
38. Air soft Anastasia face maks no 2 + + 1
39. Air soft Anastasia face maks no 4 + + 1
40. Alcohol swab + + 50
41. Bactigras 10x10 + + 2
42. Bloodset + + 5
43. Canul nebulizer anak + + 3
44. Canul nebulizer dewasa + + 3
45. Canul O2 + Bag anak (NRM) + + 2
46. Canul O2 + Bag dewasa (NRM) + + 4
47. Canul O2 + mask anak + + 2
48. Canul O2 + mask dewasa + + 5
49. Condom Cath L + + 5
50. Condom Cath M + + 1
51. Condom Cath S + + 1
52. Dr.P.Pampers L8 + + 1
53. Ecare Film IV dressing anak + + 8
54. Ecare Film IV dressing 67P + + 10
55. Elastomol 12x4 + + 10
56. Elastomol 10x4 + + 3
57. Elastomol 8x4 + + 3
58. Electroda (Skin tatc 43x2,7) + + 7
59. Fikomul 5x5 + + 3
60. Folley Chat no 12 + + 3
61. Folley Chat no 14 + + 5
62. Folley Chat no 16 + + 5
63. Folley Chat no 18 + + 5
64. Folley Chat no 20 + + 5
65. Gelang bayi warna biru + + 5

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


66. Gelang bayi warna kuning + + 5
67. Gelang bayi warna merah + + 5
68. Gelang bayi warna merah muda + + 5
69. Gelang dewasa warna biru + + 5
70. Gelang dewasa warna kuning + + 5
71. Gelang dewasa warna merah + + 5
Gelang dewasa warna merah
72. + + 5
muda
73. Gillete goal klik + + 5
74. Hand on sensi + + 3
75. Hand vzsco steril 6,5 + + 60
76. Hand vzsco steril 7 + + 5
77. Hand vzsco steril 7,5 + + 8
78. Hydro L + + 5
79. Hypafix 5cm x 1m + + 2
80. Icegel + + 5
81. Infus set mikro + + 5
82. Infus set makro + + 5
83. Infusion set Vs 10 + + 2
84. Injection plug + + 15
85. Iv introcan G 18x1,25 + + 5
86. Iv introcan G 20 + + 8
87. Iv introcan G 22 + + 8
88. Iv introcan G 24 + + 8
89. Iv Poliflex G 26 + + 8
90. Iv surflo G 16 + + 3
91. Jackson ress dewasa + + 1
92. Jacson reeves anak + + 1
93. Kassa hidrofil + + 15
94. Masker accurate + + 100
95. Masker N95 + + 4
96. Mayo hitam rusch 1 + + 1
97. Mayo hitam rusch 2 + + 1
98. Mayo hitam rusch 3 + + 1
99. Mayo hitam rusch 4 + + 1
100. Mayo hitam rusch 5 + + 1
101. Nelaton 14 + + 1

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


102. Nelaton 16 + + 1
103. Needle 20 + + 5
104. Needle 21 + + 5
105. Needle 23 + + 5
106. Needle 26 + + 5
107. Needle 18 + + 5
108. Opsite 15,5x 8,5 + + 5
109. Opsite 20x10 + + 5
110. Opsite 25x10 + + 2
111. Opsite 9,5x8,5 + + 5
112. Perfusor syringe 50 ml black + + 1
113. Perfusor syringe 50 ml white + + 2
114. Plesterin bulat + + 1
115. Rectal tube no 24 (Darembes) + + 3
116. Spalk 10cm + + 5
117. Spalk 15cm + + 5
118. Spalk 20cm + + 5
119. Spuit 20cc + + 3
120. Spuit 50cc cath tipe + + 2
121. Stomuch tube 12 + + 2
122. Stomuch tube 14 + + 2
123. Stomuch tube 16 + + 2
124. Stomuch tube 18 + + 2
125. Transsofix + + 3
126. Tromboset / Platelet + + 3
Sumber : Data Internal Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa alat-alat medis yang


biasa digunakan di Instalasi Rawat Inap E sudah cukup lengkap dan memenuhi
standard dan fungsi (keadaan).

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


2. Obat- Obatan :
Standart Daftar obat Menurut WHO (2013) penggunaan obat yang
rasional adalah pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan klinis pasien dengan
aturan pakai yang tepat dan dengan harga yang terjangkau leh pasien. WHO
juga menyatakan bahwa ada 4 komponen akses terhadap obat, yaitu: harga
obat, ketersediaan obat, penggunaan obat yang rasional dan system
pembiayaan yang berkesinambungan. Jika komponen ketersediaan dan
penggunaan/peresepan obat yang rasional kurang baik maka komponen lainnya
juga menjadi kurang berguna yang artinya akses terhadap obat menjadi kurang
baik pada suatu rumah sakit. Apoteker rumah sakit bertanggung jawab untuk
menjaga mutu obat. Apoteker dan dokter harus bekerja sama dengan baik untuk
memberikan pelayanan obat yang rasional kepada pasien guna kesembuhan
pasien. Perawat juga berperan dalam pemberian obat ke pasien di rumah sakit.
Berdasarkan klasifikasi kelas rumah sakit maka jenis, jumlah dan kapasitas
pelayanan obat yang tersedia pada setiap kelas, ruangan unit rumah sakit
menjadi berbeda-beda meskipun beberapa jenis obat esensial dan komponen-
komponen dasar dari pelayanan obat sama. Setiap kelas rumah sakit
menentukan standarnya berdasarkan kebutuhan setiap unit ruagan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada obat-obatan di Instalasi
Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada tercantum dalam tabel berikut ini
Tabel 3.13 : Daftar obat emergency yang tersedia di Instalasi Rawat Inap E RS
Wava Husada
No. Nama obat Jumlah
1. Atropin Inj 12
2. D 40 25ml Otsu Inf 8
3. Epineprin/Adrenalin Inj 6
4. Rl Sanbe 4
5. Ns Sanbe 4
6. Rocemid Inj 3
7. Ventolin Nebuliser 2
8. Vascon Inj 2
9. Tyaryt Inj 2
10. Propofol Inj 2

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


11. Phenytoin Inj 2
12. Paracetamol Iv Infus 1g 100ml 2
13. Ntg (Nitroglycerin) Inj 2
14. Ns 25 Ml Otsu 2
15. Mgso4 40% 25ml Inf 2
16. Methyl Prednisolon Inj 2
17. Lidocain Inj 2
18. Ka En 4b Inf 2
19. Ka En 3b Inf 2
20. Farelax Inj 2
21. Ecron Inj 2
22. Dopamin Guilini Inj 2
23. Dobutamin Inj Ogb (Landson) 2
24. Dexamethason Inj 2
25. D5 % Sanbe 500ml 2
26. D5 ¼ Ns 500ml Otsu Inf 2
27. D5 ½ Ns Wida 2
28. D 10 Otsu Inf 2
29. Buscopan Inj 2
30. Ask Phenitoin Inj 2
31. Asering Sanbe Inf 2
32. Stesolid 5 Mg Supp 1
33. Sanbe Hest 130 Dp 1
34. Meylon Inj 1
35. Aquabidest 25ml Otsu Inf 1

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Berdasarkan data tabel diatas, ketersediaan obat emergency di Instalasi


Rawat Inap E sudah lengkap. Hal ini menjadi nilai positif dan kepercayaan
masyarakat yang tinggi karena kelengkapan sarana dan prasarananya.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


3. Fasilitas Alat Habis Pakai
Standart alat habis pakai (PERMENKES, 2016), Bahan Medis Habis
Pakai Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan dilakukan secara periodik
dengan mengendalikan serta menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas
maupun pemerataan pelayanan, setiap Rumah Sakit memiliki SPO untuk alat
habis pakai. Seperti membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai yang akan dimusnahkan, mengoordinasikan jadwal, menyiapkan tempat
pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang
berlaku di suatu rumah sakit.
Tabel 3.14 : Fasilitas Alat Habis Pakai yang ada di Instalasi Rawat Inap E
Rumah Sakit Wava Husada
No. Nama Barang Jumlah Kondisi

1. Alkohol Swabs 200 Baik


2. Bactigras 10x10 5 Baik
3. Bloodset 5 Baik
4. Canul Nebulizer Anak 1 Baik
5. Canul Nebulizer 3 Baik
6. Canul O2 + Bag Anak (NRBM) 1 Baik
7. Canul O2 + Bag Dewasa (NRBM) 4 Baik
8. Canula O2 Dewasa 2 Baik
9. Canul O2 + Mask Dewasa 4 Baik
10. Catheter jell 1 Baik
11. Condom Cath L 2 Baik
12. Condom Cath M 1 Baik
13. Condom Cath S 1 Baik
14. Duoderm Hidroactive Gel 30 g 1 Baik
15. E-Care Film iv Dressing 67P 10 Baik
16. Elastomul 10x4 4 Baik
19. Enema Set Lafeman 2 Baik
20. Fm Crepe Flesh 7.5 cm 2 Baik
21. Fm Crepe Flesh 10x4.55 2 Baik
22. Fm Crepe Flesh 15x4.55 2 Baik
22. Folley Cath 12 2 Baik
23. Folley Cath 14 2 Baik
24. Folley Cath 16 5 Baik
25. Folley Cath 18 1 Baik
26. Folley Cath 6 1 Baik

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


No. Nama Barang Jumlah Kondisi

27. Folley Cath 8 1 Baik


28. Gelang Pasien Biru 10 Baik
29. Gelang Pasien Kuning 10 Baik
30. Gelang Pasien Merah 10 Baik
31. Gelang Pasien Pink 10 Baik
32. Gillete Goal Klik 1 Baik
33. Handscoon on 250 Baik
34. Hands Vasco Steril 6.5 2 Baik
35. Hands Vasco Steril 7 2 Baik
36. Hands Vasco Steril 7.5 3 Baik
37. Hands Vasco Steril 8 2 Baik
38. Hypafix 3 Baik
39. Infus Set Anak Terumo 5 Baik
40. Infus Set Dewasa Terumo 5 Baik
41. Infus Set Vs 10 1 Baik
42. Injection Plug 3 Baik
43. Iv Introcan G18x1.25 5 Baik
44. Iv Introcan G20 10 Baik
45. Iv Introcan G22 10 Baik
46. Iv Introcan G24 10 Baik
47. Iv Polivex 26 10 Baik
48. Iv Steracath G24 5 Baik
49. Iv Surflo G16 7 Baik
50. Iv Surflo G18 3 Baik
51. Kapas 25gr 2 Baik
52. Kasa Hidrofil 16/16 10 Baik
53. Lap Sponge Abdominal 35 Baik
54. Masker Accurate 100 Baik
55. Mayo Hijau Rusch 1 Baik
56. Mayo Kuning Rusch 1 Baik
57. Mess Aesculap 11 2 Baik
58. Needle Terumo 20 5 Baik
59. Needle 21 Terumo 5 Baik
60. Needle 23 Stera 5 Baik
61. Needle 23 Terumo 5 Baik
62. Needle 24 Terumo 10 Baik
63. Needle 25 Terumo 5 Baik
64. Needle 26 Terumo 10 Baik
65. Needle 18 4 Baik
66. Opside 15.5x8.5 5 Baik
67. Opside 25x10 5 Baik

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


No. Nama Barang Jumlah Kondisi

68. Opside 20x10 5 Baik


69. Opside 6.5x5 5 Baik
70. Opside 9.5x8.5 5 Baik
71. Perfusior Syringe 50ml White 2 Baik
72. Perfusior Tubing White 3 Baik
73. Plesterin Bulat 100 Baik
74. SF SGM LLM 1 Baik
75. Spuit 20cc 6 Baik
76. Spuit 50cc (LP) Terumo 2 Baik
77. Spuit 50cc Cath Tip Terumo 1 Baik
78. Spuit Insulin 80 IU 2 Baik
79. Stomuch Tube 12 2 Baik
80. Stomuch Tube 14 2 Baik
81. Stomuch Tube 16 2 Baik
82. Suction Cath 14 2 Baik
83. Suction Cath 16 2 Baik
84. Suction Cath 8 1 Baik
85. Suction Cath 10 1 Baik
86. Tegaderm Bayi 1610 5 Baik
87. Transofix 3 Baik
88. Trombo Set (Platelet) 2 Baik
89. Threeway JMS 3 Baik
90. Threeway JMS Slang 3 Baik
91. T-Towel Wash T-23 28 Baik
92. Underpad Sensi 5 Baik
93. Uribe Collector Ped 3 Baik
94. Uroplast T 5 Baik
95. Verban 10cm 2 Baik
96. Verban 15cm 2 Baik
97. Waslap 56 Baik
98. Jackson Rees Dewasa 1 Baik
99. Harnet 1 Baik
100. Valve Mask 2 1 Baik
101. Mayo Putih Rusch 4 1 Baik
102. Infuse Set Stera 5 Baik

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Berdasarkan pengkajian dan wawancara yang dilakukan pada tanggal
08 – 10 Juni 2021 di Instalasi Rawat Inap E bahan habis pakai tersentral ke
komputer.

3. Metode (Cara Yang Digunakan Untuk Bekerja)


a. Penerapan Model MAKP
1. Struktur MAKP Ruangan
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui
upaya kooperatif dan kolaboratif. Metode ini menggunakan tim yang terdiri
dari anggota yang berbeda – beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group
yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan pembantu dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan
dan kelemahannya. Kelebihannya memungkinkan pelayanan keperawatan
yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan,
memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan pada anggota tim. Untuk kelemahannya berupa komunikasi
antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu –
waktu sibuk (Nursalam, 2014).
Pada Istalasi Rawat Inap E menggunakan metode tim dalam
menjalankan asuhan keperawatan. Rawat Inap E terdiri dari 1 Kepala Inatalasi,
2 Kepala Tim, 4 Penanggung Jawab Shift (Kepala Jaga) dan 12 perawat
pelaksana.

2. Uraian Tugas dan Pelaksanaan


A. Uraian Tugas Kepala Instalasi
Tugas kepala instalasi pada umumnya memberikan kebijakkan kepada
perawat untuk medapatkan tugas dan pengalaman secara adil, membagi dan
memberikan bimbingan sesuai dengan tingkat pengalaman. Memberikan

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


kebijakan kepada perawat untuk kesempatan kuliyah lagi, mengikuti seminar
dan pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme perawat (Nursalam, 2013).
Tabel 3.15 : Tentang Uraian Tugas Kepala Instalasi
KEPALA INSTALASI RAWAT INAP E Dilakukan Tidak
dilakukan
SYARAT DAN a. Primer
KUALIFIKASI 1. Berpendidikan minimal S1 Keperawatan √
2. Memiliki STR/SIK yang masih berlaku √
3. Pengalaman kerja minimal 5 tahun √
4. Telah mengikuti pelatiahan :
a. Kepemimpinan √
b. Manjemen bangsal √
c. Bantuan hidup dasar √
d. Pencegahan dan pengendalian infeksi √
e. Pemadam kebakaran √
f. Mutu dan keselamatan pasien √
g. Layanan prima √

b. Sekunder
1. Mampu untuk menangkap dan memahami √
intruksi
2. Mampu membuat keputusan √
3. Mampu menggunakan komunikasi verbal √
dan non verbal secara efektif
4. Teliti (mampu memahami segala sesuatu √
secara rinci)
5. Sehat jasmani dan rohani √
6. Kepemimpinan (mampu mendayagunakan √
SDM untuk memiliki integritas, loyalitas, dan
dedikasi bertindak dalam rangka mencapai
tujuan organisasi)
7. Manajemen (mampu merencakanan, √
mengorganisasi, mengendalikan, mengawasi
dan mengevaluasi

URAIAN 1. Mengenal / mengetahui kondisi pasien dan √


TUGAS dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
2. Membuat perencanaan bersama anggota tim √
3. Bersama anggota tim menerima operan shift √
sebelumnya
4. Melakukan supervisi kondisi klien setelah √
operan
5. Melakukan doa bersama diawal dan akhir shift √
6. Melakukan konference √
7. Melakukan asuhan keperawatan dibawah √
tanggung jawabnya
8. Melakukan koreksi dan revisi askep yang √
dibuat oleh anggotanya

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


9. Melakukan evaluasi pada setiap klien √
10. Memberikan pendidikan informasi kepada √
pasien atau keluarga
11. Menilai kinerja anggota dibawahnya √
12. Memperkenalkan anggota tim pada klien √
13. Berpartisipasi dalam tercapainya mutu rumah √
sakit
14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan √

WEWENANG 1. Mengkoordinir pelayanan asuhan keperawatan √


pada masing-masing tim
2. Memberikan penilaian dan evaluasi kinerja √
perawat asosiat

TOTAL 33 0
PROSENTASE 100 % 0%
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 Juni – 10 Juni 2021

Berdasarkan tabel 3.15 tentang uraian tugas kepala instalasi dapat


diinterpretasikan kepala instalasi dalam menjalankan fungsi manajemen
keperawatan dilakukan 100% sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut
dijalankan dengan baik.

B. Tugas Kepala TIM


Tugas Kepala tim sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan yang penting dalam komunikasi
yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin. Anggota tim harus
menghargai kepemimpinan kepala tim serta peran kepala instalasi penting
dalam model tim untuk mencapai keberhasilan bila didukung oleh kepala
instalasi. Selain itu memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah
tanggung jawabnya dengan kerja sama anggota tim untuk memberikan laporan
kepada kepala instalasi (Nursalam, 2013).
Tabel 3.16 : Tentang Uraian Tugas Kepala Tim
TUGAS KEPALA TIM RAWAT INAP E Dilakukan Tidak
dilakukan
SYARAT DAN A. Primer
KUALIFIKASI 1. Berpendidikan minimal S1 Keperawatan √
2. Memiliki STR/SIK yang masih berlaku √
3. Pengalaman kerja minimal 3 tahun √
4. Telah mengikuti pelatihan :

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


a. Bantuan Hidup Dasar √
b. Pencegahan dan pengendalian infeksi √
c. Pelatihan pemadam kebakaran. √
d. Mutu dan Keselamatan pasien. √
e. Pelatihan layanan prima √

B. Sekunder
1. Mampu untuk menangkap dan memahami √
instruksi
2. Mampu membuat keputusan √
3. Mampu menggunakan komunikasi verbal √
dan non verbal secara efektif
4. Teliti (mampu memahami segala sesuatu √
secara rinci)
5. Sehat jasmani dan rohani √
6. Kepemimpinan ( mampu √
mendayagunakan SDM untuk memiliki
intergritas, loyalitas dan dedikasi
bertindak dalam rangka mencapai tujuan
organisasi) √
7. Manajemen (mampu merencanakan,
mengorganisasi, mengendalikan,
mengwasi dan mengevaluasi)

URAIAN 1. Mengenal/mengetahui kondisi psien dan √


TUGAS dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
2. Membuat perencanaan bersama anggota tim √
3. Bersama anggota tim menerima operan shift √
sebelumnya
4. Melakukan supervisi kondisi klien setelah √
operan
5. Melakukan doa bersama diawal dan diakhir √
shift
6. Melakukan konference √
7. Melakukan asuhan keperawatan di bawah √
tanggung jawabnya.
8. Melakukan Koreksi dan revisi askep yang √
dibuat anggotanya
9. Melakukan evaluasi pada setiap klien √
10. Memberikan pendidikan informasi kepada √
pasien atau keluarga
11. Menilai kinerja anggota dibawahnya √
12. Memperkenalkan anggota tim pada klien √
13. berpartisipasi dalm tercapainya mutu rumah √
sakit.
14. Melaksanan tugas lain yang diberi atasan √

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


WEWENANG 1. Mengkoordinir pelayanan asuhan √
keperawatan pada masing-masing tim
2. Memberikan penilaian dan evaluasi kinerja √
perawat asosiat

MASA Sejak disetujui sampai ada revisi lebih lanjut √


BERLAKU
TOTAL 32 0
PROSENTASE 100% 0%

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Berdasarkan tabel 3.16 tentang uraian tugas kepala tim dapat


diinterpretasikan kepala tim dalam menjalankan fungsi manajemen
keperawatan dilakukan 100% sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut
dijalankan dengan baik.

C. Tugas Kepala Jaga


Tugas kepala jaga dalam pelayanan keperawatan berupa membantu
kepala TIM dalam melanjutkan kontinuitas dan meningkatkan asuhan
keperawatan kepada pasien (Nursalam, 2013).
Tabel 3.17 : Tentang Uraian Tugas Kepala Jaga
TUGAS KEPALA TIM RAWAT INAP E Dilakukan Tidak
dilakukan
SYARAT DAN B. Primer
KUALIFIKASI 1. Berpendidikan minimal S1 Keperawatan √
2. Memiliki STR/SIK yang masih berlaku √
3. Pengalaman kerja minimal 3 tahun √
4. Telah mengikuti pelatihan :
a. Bantuan Hidup Dasar √
b. Pencegahan dan pengendalian infeksi √
c. Pelatihan pemadam kebakaran. √
d. Mutu dan Keselamatan pasien. √
e. Pelatihan layanan prima √

B. Sekunder
1. Mampu untuk menangkap dan memahami √
instruksi
2. Mampu membuat keputusan √
3. Mampu menggunakan komunikasi verbal √
dan non verbal secara efektif
4. Teliti (mampu memahami segala sesuatu √
secara rinci)
5. Sehat jasmani dan rohani √

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


6. Kepemimpinan ( mampu mendayagunakan √
SDM untuk memiliki intergritas, loyalitas
dan dedikasi bertindak dalam rangka
mencapai tujuan organisasi)
7. Manajemen (mampu merencanakan, √
mengorganisasi, mengendalikan, mengwasi
dan mengevaluasi)

URAIAN 1. Mengenal/mengetahui kondisi psien dan dapat √


TUGAS menilai tingkat kebutuhan pasien
2. Membuat perencanaan bersama anggota tim √
3. Bersama anggota tim menerima operan shift √
sebelumnya
4. Melakukan supervisi kondisi klien setelah √
operan
5. Melakukan doa bersama diawal dan diakhir √
shift
6. Melakukan konference √
7. Melakukan asu-han keperawatan di bawah √
tanggung jawabnya.
8. Melakukan Koreksi dan revisi askep yang √
dibuat anggotanya
9. Melakukan evaluasi pada setiap klien √
10. Memberikan pendidikan informasi kepada √
pasien atau keluarga
11. Menilai kinerja anggota dibawahnya √
12. Memperkenalkan anggota tim pada klien √
13. berpartisipasi dalm tercapainya mutu rumah √
sakit.
14. Melaksanan tugas lain yang diberi atasan √

WEWENANG 1. Mengkoordinir pelayanan asuhan √


keperawatan pada masing-masing tim
2. Memberikan penilaian dan evaluasi kinerja √
perawat asosiat

MASA Sejak disetujui sampai ada revisi lebih lanjut √


BERLAKU
TOTAL 32 0
PROSENTASE 100 % 0%

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Berdasarkan tabel 3.17 tentang uraian tugas kepala jaga dapat


diinterpretasikan kepala jaga dalam menjalankan fungsi manajemen
keperawatan dilakukan 100% sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut
dijalankan dengan baik.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


D. Tugas Perawat Pelaksana
Tugas perawat pelaksana dalam pelayanan keperawatan berupa
meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien, meningkatkan kepuasan
kerja, meningkatkan kepercayaan diri konsumen, menjalankan tindakan sesuai
dengan prosedur dan mempertahankan eksistensi instituisi (pendapatan)
(Nursalam, 2013).
Tabel 3.18 : Tentang Uraian Tugas Perawat Pelaksana
PERAWAT PELAKSANA Dilakukan Tidak
dilakukan
SYARAT DAN A. Primer
KUALIFIKASI 1. Berpendidikan minimal D3 Keperawatan √
2. Telah mengikuti pelatihan;
a. Bantuan Hidup Dasar √
b. Pencegahan dan pengendalian infeksi √
c. Pelatihan pemadam kebakaran √
d. Mutu dan keselamatan pasien √
e. Pelatihan layanan prima √

B. Sekunder
1. Mampu untuk menangkap dan memahami √
instrusi
2. Mampu membuat keputusan √
3. Mampu menggunakan komunikasi verbal dan
non verbal secara efektif √
4. Teliti (mampu memahami segala sesuatu secara
rinci) √
5. Sehat jasmani dan rohani

URAIAN 1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien √
TUGAS dibawah tanggung jawabnya
2. Bekerja sama dengan anggota tim dan antar tim √
3. Memberikan laporan kepada katim

4. Memberikan pendidikan informasi kepada
pasien atau keluarga yang baru masuk RS √
5. Berpartisipasi dalam tercapainya mutu rumah
sakit √
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan √

WEWENANG Menentukan asuhan keperawatan pada pasien √


kelolaannya
TOTAL 18 0
PROSENTASE 100 % 0%
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Tugas perawat pelaksana sesuai tabel 3.18 tentang uraian tugas perawat
pelaksana dapat dikatakan berjalan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan oleh
100 % tugas perawat pelaksana telah dilakukan.
Tindakan keperawatan seperti pengkajian awal atau assasment pada
pasien baru dilakukan oleh perawat pelaksana. Dan untuk pengisian
kelengkapan data pada rekam medis pasien dilakukan oleh perawat pelaksana.

E. Timbang Terima / Operan


Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan laporan yang
berkaitan dengan keadaan klien. Pengisian kelengkapan data pada rekam medis
pasien dilakukan oleh perawat pelaksana atau biasa disebut dengan
perpindahan pasien dari perawat satu ke perawat lainya (Robiah, 2017).
Tabel 3.18 : Hasil Observasi Proses Timbang Terima
TANGGAL

PERAWAT PELAKSANA 08 Juni 2021 09 Juni 2021 10 Juni 2021

SYARAT DAN KUALIFIKASI P S M P S M P S M


1. Kedua tim sudah dalam keadaan siap √ √ √
2. Kedua tim menyiapkan pocket dan buku √ √ √
katim
3. Kanit dan katim/PJ mengidentifikasi tingkat √ √ √
ketergantungan pasien dan membagi kepada
perawat pelaksana
4. Menyiapkan troli set yang isinya cairan √ √ √
pasien, aquabides, plester, gunting,
transparan dressing, alkohol swab, bengkok,
spult sterin 3/5 cc. Handscoon non sterill,
spalk, infus set IV kateter, Oksimetri (sesuai
dengan kebutuhan unit)
5. Pasien sudah mendapatkan informasi jika √ √ √
ada kegiatan operan jaga sehari 3 kali jam
07.WIB 14.00 WIB dan 21.00 WIB

URAIAN TUGAS

1. Sesi I: Di kamar/ bad pasien


a. Perawat pelaksana yang mengoperi dan √ √ √
katim/PJ Perawat Pelaksana yang dioperi
yang memiliki pasien masuk ke kamar
pasien.
1) Mengucapkan salam √ √ √
2) Menjelasakan tujuan tindakan √ √ √

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


3) Menyapa pasien √ √ √
4) Melakukan identifikasi pasien, nama, TTL, √ √ √
No Rekan medis
b. Perawat Pelaksanan yang mengoperi √ √ √
memeperkenalkan Katim/PJ dan perawat
pelaksana yang akan berdinas kepada pasien.
Sekaligus berpamitan dinas sudah selesai.
“Bapak/ibu ini nanti perawat yang jaga
(pagi/sore/malam).” Sebut nama perawat.
c. Katim/PJ yang akan bertugas menyapa √ √ √
pasien dan keluarga
d. Katim/PJ yang akan bertugas melakukan √ √ √
pemeriksaan fisik sesuai dengan keluhan
e. Katim/PJ menanyakan keluhan atau kondisi √ √ √ √
kapada pasien
1) Apa yang bapak/ibu rasakan sekarang? √ √ √
2) Apakah bisa istirahat? √ √ √
3) Memberikan informasi tindakan sesuai √ √ √
dengan keluhan yang muncul saat itu.
4) Bagaimana nafsu makan pada hari ini? √ √ √
Apakah ada keluhan tentang makanan yang
kami siapkan? Apakah sudah mendapatkan
paket alat dari kami?
5) Apakah obat sudah diminum? Apakah ada √ √ √
keluhan setelah minum obat?
6) Menjelaskan /validasi ulang rencana √ √ √
tindakan yang akan dilakukan pada shift
berikutnya.
7) Memberi kesempatan kepada pasien atau √ √ √
keluarga untuk bertanya tentang penjelasan
yang sudah disampaikan.” Sebelum saya
mengakhiri operan ini, ada yang ingin
bapak/ibu tanyakan? Jika tidak ada kami
permisi dulu,silahkan beristirahat kembali
dan semoga lekas sembuh”

2. SESI II : Di Nurse Station


a. Melakukan ritual kerja sama:Berdoa, Visi √ √ √
misi RS Wava Husada dan Yel √
b. Kanit/Katim memberikan informasi atau √ √ √
pengumuman

WEWENANG
1. Pendelegasian terapi pasien optimal dan √ √ √
komprehensif.
2. Asuhan keperawatan pasien yang diberikan √ √ √
berkesinambungan

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Total 25 25 25
Persentase 100 100 100
% % %
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021
Timbang terima di Instalasi rawat inap E sudah dilakukan antar shift.
Dari hasil pengkajian mulai tanggal 08 Juni – 10 juni 2021 dengan presentase
95% di Instalasi rawat inap E Rumah sakit wava husada timbang terima
dilakukan rutin setiap pergantian shift sesuai dengan SPO. Waktu timbang
terima pelaksanaannya sesuai, dengan waktu yang ditentukan (pagi : jam 06.45,
siang : jam 13.45, malam : jam 20.45). Dari hasil pengkajian, waktu timbang
terima yaitu 45 menit.
Timbang terima pasien adalah salah satu bentuk komunikasi perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima pasien
dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi yang relevan
pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan
informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana
perawatan serta menentukan prioritas pelayanan,. Upayakan menyampaikan
dengan jelas, singkat, dan padat. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih
dari 5 menit, kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang
rumit (Rushton, 2010).

F. Pre Conference dan Post Conference


Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan
kegiatan konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik
sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Post conference
adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien (Nursalam, 2006).
Tabel : 3.19 Hasil Observasi Proses Pre Conference
Tanggal
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
08/06/21 09/06/21 10/06/21
PRE CONFERENCE
P P P
Prosedur 1. Persiapan
kerja

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


a. Masing-masing tim - - -
menyiapkan tempat
pelaksanaan pre conference.
b. Semua anggota tim hadir dalam - - -
diskusi awal (konferensi awal)

2. Pelaksanaan
a. Acara dimulai dengan √ √ √
pembukaan salam oleh ketua
tim
b. Ketua TIM memberikan √ √ √
pengarahan kepada anggota tim
tentang rencana asuhan pasien
pada hari tersebut berdasarkan
hasil evaluasi kemarin dan
kondisi klien yang dilaporkan
oleh dinas malam. Hal-hal yang
disampaikan oleh PP meliputi :
 Keadaan umum klien
 Keluhan klien
 Tanda-tanda vital dan
kesadaran
 Hasil pemeriksaan
laboratorium/diagnostic
terbaru
 Masalah keperawatan
 Rencana keperawatan hari ini
 Perubahan terapi medis
 Rencana medis
√ √ √
c. Memberi penugasan kepada
anggota tim bila ada pasien baru
d. Memberi kesempatan kepada
- - -
anggota tim untuk bertanya
e. Memberi penekanan pada hal-hal
√ √ √
yang perlu diperhatikan
f. Membahas pasien-pasien yang
√ √ √
menjadi prioritas pada shift
tersebut
g. Menanyakan kesiapan fisik,
- - -
mental anggota dalam melakukan
asuhan
h. Semua anggota tim menyepakati
- - -
pertemuan diskusi akhir

3. Dokumentasi
a. Ketua tim mendokumentasi
- - -
hasil dari pre conference
b. Kepala ruangan menilai
- - -
kemampuan ketua tim dalam
melakukan pre conference

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


4. Evaluasi
Kepala ruang mengisi format - - -
evaluasi pre conference untuk
ketua tim

Total 5 5 5
Prosentase 38,5 % 38,5 % 38,5 %

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021


Keterangan :
 : Dilakukan
- : Tidak Dilakukan
Pengkajian langkah-langkah pre conference diatas dilakukan pada
tanggal 08 – 10 Juni 2021. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui selama 3
hari langkah-langkah pre conference yang dilakukan dengan sesuai prosedur
mencapai nilai yaitu 38,5 %.

Tabel : 3.19 Hasil Observasi Proses Post Conference


Tanggal
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
08/06/21 09/06/21 10/06/21
POST CONFERENCE
P P P
Prosedur 1. Persiapan
kerja a. Masing-masing tim
menyiapkan tempat - - -
pelaksanaan post conference.
b. Masing-masing ketua tim
sudah menjadwalkan kegiatan - - -
post conference.
2. Pelaksanaan
a. Acara dimulai dengan
pembukaan salam oleh ketua - - -
tim
b. Ketua tim menanyakan hasil
dan hambatan dari pemberian √ √ √
asuhan pada masing-masing
pasien
c. Perawat pelaksana
menyampaikan hasil asuhan √ √ √
pada kasus yang ditangani
d. Ketua tim menanyakan tindak
lanjut asuhan pasien yang √ √ √
harus di operkan kepada
perawat shift berikutnya

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


e. Ketua tim memberikan √ √ √
reinforcement
f. Ketua tim menutup kegiatan - - -
post conference.
3. Dokumentasi
a. Ketua tim mendokumentasi - - -
hasil dari post conference
b. Kepala ruangan menilai - - -
kemampuan ketua tim dalam
melakukan post conference
4. Evaluasi
Kepala ruang mengisi format - - -
evaluasi post conference untuk
ketua tim

Total 7 7 7
Prosentase 63,6 % 63,6 % 63,6 %

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021


Keterangan :
Dilakukan : √
Tidak dilakukan : -
Pengkajian langkah-langkah post conference diatas dilakukan pada
tanggal 08 – 10 Juni 2021. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui selama 3
hari langkah-langkah post conference yang dilakukan dengan sesuai prosedur
mencapai nilai yaitu 63,6 %.

G. Ronde Keperawatan
Dalam kegiatan ronde keperawatan TIM yang dibentuk dalam
pelaksanakan ronde keperawatan cukup mampu melakukan tugasnya. Tim
yang dibentuk sekitar 3 – 4 orang atau perawat yang dipimpin oleh kepala
ruang. Topik dan kasus yang dibahas dalam ronde keperawatan sesuai dengan
masalah yang ada didalam ruangan dan yang lebih memerlukan perhatian
khusus serta didiskusikan terkait masalah tersebut (Nursalam, 2013). .
Dari hasil wawancara pada tanggal 08 Juni 2021 di instalasi rawat inap
E untuk ronde keperawatan sementara waktu di hentikan. Hal ini disebabkan
karena adanya musim pandemic yang mengharuskan untuk pengurangan tatap
muka dan pengurangan kerumunan dengan banyak orang. Diskusi kondisi
klien hanya dilakukan antar perawat – dokter pada saat setelah visite tetapi

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


untuk ronde keperawatan yang membahas klien dengan penyakit unik secara
multi disiplin ilmu masih belum di laksanakan.

H. Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Pada saat penerimaan pasien baru
disampaikan hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib
ruangan. Prosedur penerimaan pasien adalah pelayanan pertama yang
diberikan oleh rumah sakit dan merupakan pengalaman yang selalu diingat
oleh pasien (past experience) yang akan menjadi salah satu penentu persepsi
pasien terhadap pelayanan di rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, kontak
pertama antara perawat dan pasien menjadi catatan yang sangat penting bagi
pasien dalam memberikan penilaian kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan. Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat dan
pasien/keluarga dimana terdapat kesepakatan antara perawat dengan
pasien/keluarganya dalam memberikan Asuhan keperawatan. Kontrak ini
diperlukan agar hubungan saling percaya antara perawat dan pasien/ keluarga
dapat terbina.
Dalam setiap penerimaan pasien baru di instalasi rawat inap E, idealnya
pasien dan keluarga diorientasikan mengenai fasilitas yang dapat digunakan di
ruangan (Orientasi ruangan), edukasi tentang cuci tangan yang benar, dan
pengelolaan sampah di ruangan. Selama observasi sejak tanggal 08 Juni – 10
juni 2021, dari poin – poin di atas belum dilakukan oleh perawat ruangan,
sehingga pasien maupun keluarga pasien belum mengerti dan memahami
tentang orientasi ruangan, cuci tangan yang benar, dan pemilahan sampah.
Tabel 3.20 Penerimaan Pasien Baru
Tanggal
No. Prosedur 08/06/21 09/06/21 10/06/21
P P P
1. Pasien di terima oleh petugas √ √ √
ruangan
2. Melaksanakan serah terima √ √ √

3. Surat pengantar dan inform concent √ √ √

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


4. Tindakan yang telah dilaksanakan, √ √ √
pengobatan yang diberikan serta sisa
obat yang perlu di operkan.
5. Rencana tindakan lanjut √ √ √
6. Menempatkan pasien sesuai dengan √ √ √
kasusnya
7. Tanda tangan dan nama terang pada √ √ √
lembar pengiriman oleh petugas
pengantar dan penerima
8. Melaksanakan pengkajian
keperawatan meliputi :
Pengisian formulir :
a. Masuk kamar √ √ √
b. Anamnesa √ √ √
c. Pemeriksaan fisik √ √ √
d. Lapor dokter pertelepon √ √ √
e. Laporan proses askep √ √ √
f. Tindakan Keperawatan √ √ √
g. Pernyataan Rawat Inap √ √ √
h. Pernyataan persetujuan √ √ √
tindakan
i. Resume askep - - -
j. Melaksanakan tindakan √ √ √
keperawatan kepada pasien
TOTAL 16 16 16
Persentase 94 % 94 % 94 %
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021
Keterangan :
Dilakukan : √
Tidak dilakukan : --
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa prosedur penerimaan
pasien baru sudah baik, yaitu rata-rata 94 % prosedur telah dilakukan perawat.
Namun untuk pemberian orientasi tentang denag ruangan, cara mencuci tangan
yang benar, dan pengelolaan sampah belum dilakukan oleh perawat ruangan.

I. Discharge Planning
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan
derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungannya (Nursalam, 2013)..
Tabel 3.21 Discharge Planning

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


PROSEDUR Discharge Planning Dilakukan Tidak dilakukan
1. Persiapan Alat :
a. Ringkasan pemulangan pasien dan √
perencanaan pasien pulang
b. Berkas rekam medis pasien √
2. Persiapan pasien
Pasien yang mulai masuk, saat perawatan, dan √
akan pulang
3. Pelaksanaan :
a. Pengkajian
1) Sejak pertama menerima pasien, lakukan √
pengkajian tentang kebutuhan untuk
pasien serta tingkat ketergantungan
pasien
2) Melibatkan pasien dan keluarga dalam √
membuat keputusan terhadap rencana
tindakan yang akan dilakukan
berdasarkan prioritas masalah/keluhan
pasien.
3) Menjelaskan kepada pasien dan anggota √
keluarga tentang kondisi pasien saat
masuk rawat inap.
b. Kegiatan harian
1) Melibatkan anggota keluarga yang √
mampu merawat pasien selama dirumah
2) Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan √
utnuk pasien : edukasi orientasi ruangan
dan peraturan, edukasi kepada pasien dan
anggota keluarga mengenai penyakit,
prognosis, edukasi pada pasien dan
keluarga tentang kondisi pasien,
mengenai pelayanan keperawatan,
edukasi mengenai tindakan penecegahan
infeksi nosokomial, edukasi mengenai
keselamatan pasien, edukasi mengenai
farmakologi, penggunaan obat fungsi dan
efek sampingnya, edukasi tentang nutrisi,
memotivasi keluarga untuk berpartisipasi
dalam melakukan perawatan,
memberikan edukasi yang berhubungan
dengan perawatan pasien saat di rumah,
hal-hal yang harus dihindarkan akibat
gangguan dari kesehatan yang dialami,
daan komplikasi yang akan terjadi kelak.
3) Diskusikan dengan pasien dan keluarga √
tentang faktor-faktor pendukung
lingkungan dan yang dapat mengganggu
perawatan diri di rumah. Hal-hal yang
harus dihindari akibat gangguan dari

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


kesehatan yang dialami, dan komplikasi
yang akan terjadi √
4) Memotivasi pasien dan keluarga untuk
menyampaikan permasalahan/keluhan
saat dilakukan operan shift jaga perawat
atau pada saat visite dokter √
5) Berkolaborasi dengan dokter dan displin
ilmu lain contoh terapi fisiotheraphy,
gizi, mengkaji rujukan untuk
mendapatkan perawatan di rumah atau
tempat pelayanan kesehatan pasien √
6) Jelaskan kepada keluarga perkembangan
kesehatan pasien √
7) Melibatkan keluarga dalam perawatan
pasien, sehngga meningkatkan
kemampuan anggota keluarga dalam
melakukan perawatan mandiri saat
dirumah
c. Persiapan sebelum hari kepulangan pasien √
1) Gunkan lembar checklist discharge
planning untuk mengukur pengetahuan
pasien dan keluarga √
2) Review pengetahuan pasien dan keluarga
untuk mengukangi setiap informasi yang
telah diberikan dengan menggunakan
bahasa mereka sendiri √
3) Jelaskan kembali kepada pasien dan
keluarga apabila masih ada informasi
dokter/perawat yang kurang dipahami √
4) Berikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk mengungkapkan masalah
atau kendala -
5) Berikan informasi tentang sumber-
sumber pelayanan di masyarakat kepada
pasien dan keluarga √
6) Memberikan edukasi pasien dan keluarga
tentang pengaturan diet, aktifitas dan
istirahat, perawatan diri dan hal yang
harus dihindari apa yang harus dilakukan
bila terdapat tanda bahaya
d. Pada hari pemulangan pasien √
1) Berikan peluang kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya cara perawatan
dirumah √
2) Periksa resep obat yang akan dibawa
pulang, perubahan tindakan pengobatan,
atau alat-alat khusus yang diperlukan √
3) Jelaskan kepada pasien dan keluarga
mengenai obat yang akan dibawa pulang

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


(fungsi, penggunaan, aturan pakai, dosis, √
waktu, efek samping)
4) Menginformasikan agar pasien
melakukan control yang telah dibuat √
sesuai dengan jadwal
5) Perawat mengantarkan pasien sampai
mencapai alat transportasi yang akan
digunakan dengan menggunakan kursi √
roda atau brankart
6) Petugas mengucapkan semoga lekas
sembuh.
TOTAL 24
PERSENTASE 96 %
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 -10 Juni 2021
Discharge planning yang dilakukan di Instalasi rawat inap E selama
pengkajian sudah direncanakan sejak klien MRS. Hasil pengkajian selama
tanggal 08 10 Juni 2021 dapat dilihat pada tabel dibawah. Berdasarkan tabel
3.18 diketahui bahwa 96 % item pada discharge planning telah dilakukan
dengan cukup baik.

J. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara penunjang program-
program kesehatan yang dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan
pengetahuan dalam waktu yang pendek. Konsep pendidikan kesehatan
merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak
tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi
masalah kesehatan menjadi mampu (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), pemberian penyuluhan kesehatan dalam
upaya meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan alat
bantu promosi kesehatan berupa alat bantu lihat (visual aids), alat bantu dengar
(audio aids) dan alat bantu lihat dengar (Audio Visual Aids).
Pendidikan kesehatan atau penyuluhan di Instalasi Rawat Inap E
dilakukan oleh tim Penanggung Jawab Edukasi Kelompok di Instalasi Rawat
Inap E yang dilakukan oleh Ns Retno dan Ns Ika. Penyuluhan ini dilakukan
setiap satu bulan sekali.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


K. Dokumentasi
Model dokumentasi keperawatan yang digunakan di ruang interna
adalah model dokumentasi POR (Problem Oriented Record). Dari hasil
observasi dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian yang
menggunakan sistem head to toe atau ROS (Review Of System), serta diagnosis
keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP (Nursalam, 2013).
Dokumentasi di Instalasi Rawat Inap E, keperawatan sudah mencakup
pengkajian, diagnosa keperawatan sampai evaluasi yang mencakup SOAP.
Catatan perkembangan pasien dibuat setiap hari secara berkesinambungan
sesuai dengan kondisi pasien. Setelah data semua terisi maka data akan di input
kedalam komputer di Instalasi Rawat Inap E untuk di input di bagian pusat.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Tabel 3.22 Dokumentasi Ruangan
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pengkajian
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
3 Masalah dirumuskan berdasarkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
kesenjangan antara status kesehatan dengan
norma dan pola fungsi kehidupan
B Diagnosa keperawatan
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang telah dirumuskan
2 Merumuskan diagnosa keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
actual/potensial
C Rencana tindakan
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
2 Disusun menurut urutan prioritas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


3 Rumusan tujuan mengandung komponen √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keterlibatan pasien atau keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tim kesehatan lain
D Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
2 Perawat mengobservasi respon pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
terhadap tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dicatat ringkas dan jelas
E Evaluasi
1 Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


2 Perawat mengevaluasi respon pasien, analisa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
masalah keperawatan dan rencana tindak
lanjut.
F Catatan asuhan keperawatan
1 Menulis pada format yang baku √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang dilaksanakan
3 Setiap melakukan tindakan perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mancantumkan paraf/nama jelas dan tanggal
jam dilakukan tindakan
4 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dengan ketentuan yang berlaku.
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 Juni – 10 juni 2021

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pengisian
pendokumentasian sudah lengkap dilakukan secara 100%. Semua data
pengkajian sudah di isi. Sebelum data dikembalikan ke assembling, rekam
medis pasien akan dilengkapi oleh Kainst.

L. Sentralisasi Obat
Data yang diperoleh tentang pengadaan sentralisasi obat dapat menjadi
tanggung jawab perawat didalam ruangan. Data tentang cara penyimpanan obat
meliputi adanya ruangan khusus obat dan alat – alat kesehatan setiap ruangan
(Nursalam, 2013).
Pengaturan obat sudah dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap E Rumah
Sakit Wava Husada dan pengelolaan obat yang dilakukan di ruangan selama
ini dilaksanakan oleh farmasi. Sistem pengelolaan obat yaitu dengan UDD
(Unit Dose Dispensing) langsung dari depo farmasi yang telah menyediakan
kebutuhan obat untuk pasien dalam 24 jam. Lembar penerimaan dan
pemakaian obat serta alat kesehatan dikelola oleh perawat dan diketahui oleh
petugas depo farmasi serta dokter yang bersangkutan.
Tabel 3.23 Pengelolaan Obat
Penyerahan Obat dari Instalasi Tidak
Dilakukan
Farmasi ke Unit Keperawatan dilakukann
Prosedur 1. Petugas farmasi menyerahkan obat √
ke perawat yang berdinas
2. Obat yang diserahkan harus sesuai √
dengan prinsip 7 benar, yaitu :
a. Benar pasien
b. Benar obat
c. Benar dosis obat
d. Benar rute pemberian obat
e. Benar waktu pemberian
f. Benar jumlah obat
g. Benar pendokumentasian obat
3. Perawat yang menerima obat √
membutuhkan tanda tangan dan
nama jelas pada copy nota obat

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


pasien yang terbendel bersama
resep obat yang diserahkan
4. Resep dan copy nota yang sudah √
ditanda tangani di simpan di loker
penyimpanan resep yang sudah
dilayani
Unit 1. Instalasi Farmasi √
Terkait 2. Unit Keperawatan √
Total 6 -
Presentase 100% -
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Berdasarkan tabel 3.22 tentang uraian penyerahan obat dari instalasi


Farmasi ke unit keperawatan yaitu dengan presentase 100% sehingga dapat
dikatakan baik, sehingga tujuan dari penyerahan obat dari instalasi ke unit
keperawatan dijalankan sesuai dengan prosedur rumah sakit.

4. Money
a. Pendapatan Tenaga Perawat
Sumber dana gaji pegawai di Rumah Sakit Wava Husada semua berasal
dari operasional Rumah Sakit Wava Husada itu sendiri, dimana prosentase
pendapatan masing-masing pegawai diatur oleh tim PSDM Rumah Sakit.
Sistem penggajian yang digunakan di Rumah Sakit Wava Husada
adalah Merit System, dimana dengan system ini penentuan jumlah gaji yang
diterima oleh masing-masing pegawai berbeda-beda. Hal tersebut didasrakan
pada status kepegawaian (pegawai tetap atau pegawai kontrak), tingkat
pendidikan, keahlian (perawat umum, perawat khusus, atau perawat ahli),
prestasi, jumlah hari kerja serta keaktifan pegawai dalam mengikuti kegiatan
Rumah Sakit. Selain itu, diluar gaji pokok masing-masing pegawai akan
mendapatkan remunerasi atau insentif bulanan yang diberikan berdasarkan
hasil kerja di ruangan dan ada beberapa pegawai yang mendapatkan tunjangan
fungsional, dimana pegawai dalam hal ini adalah perawat yang menjabat
sebagai kepala ruangan, kepala tim atau penanggung jawab shift.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Pembagian gaji pegawai dibagikan setiap bulannya, dimana setiap
bulan ada 2 pembagian gaji. Pembagian gaji tersebut terdiri dari gaji pokok dan
intensif. Gaji pokok dibagikan setiap tanggal 27 dan gaji insentif setiap tanggal
15 via transfer bank. Bagi pegawai kontrak dan karyawan baru yang masuk
akan menjalani masa orientasi selama 3 bulan, kemudian akan dilakukan
penilaian (dicredensial) untuk bisa menjadi pegawai kontrak. Pegawai kontrak
akan menjadi pegawai tetap dan akan mengikuti ujian atau penilaian kinerja
setiap 3 bulan untuk menentukan jumlah gaji (Merit System).

b. Daftar Tarif Biaya Instalasi Rawat Inap E dari jenis kelasnya


Tabel 3.24 Tarif Biaya Instalasi Rawat Inap E dari jenis kelasnya
No Nama Ruangan Kamar Jumlah bed
1. Kelas IA 15 30
2. Kelas VIP (Isolasi) 1 1
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 Juni – 10 juni 2021

Dari tabel diatas diinpretasikan bahwa untuk tarif Instalasi Rawat Inap
E di bedakan menjadi 2 kelas yaitu kelas IA dengan tarif Rp. 450.000/hari dan
kelas VIP (isolasi) Rp. 600.000/hari.

c. Daftar Anggaran Dana Instalasi Rawat Inap E Bulan Maret


sampai Mei 2021
Tabel 3.25 Anggaran Dana Instalasi Rawat Inap E Bulan Maret - Mei
NO BULAN BPJS UMUM ASURANSI/Lainnya
1. Maret 60 % 30 % 10 %
2. April 65 % 30 % 5%
3. Mei 60 % 35 % 5%
Sumber : Data Internal Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada 2021

d. Daftar Daerah Asal Pasien di Instalasi Rawat Inap E pada Tanggal


08 – 10 Juni 2021
Daftar Daerah Asal Pasien di Instalasi Rawat Inap E pada tanggal 08 –
10 Juni 2021 terdiri dari berbagai wilayah Kabupaten Malang. Untuk rincian

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


daerah asal pasien per tanggal 08 – 10 Juni 2021 dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 3.26 Daftar Daerah Asal Pasien
No. Nama pasien Alamat
1. Ny. A Kepanjen

2. Ny. W Kalipare

3. Ny. R Donomulyo

4. Ny. S Pagelaran

5. Tn. B Gondanglegi

6. Ny. S Pakisaji

7. Sdri. O Ngajum

8. Ny. M Sumberpucung

9. Ny. L Selorejo

10. Tn. S Pagelaran

11. Tn. E Kalipare

12. Ny. K Dampit

13. Ny. M Gedangan

14. Ny. W Pakisaji

15. Ny. A Kepanjen

16. Ny. W Kalipare

17. Ny. R Donomulyo

18. Ny. S Pagelaran

19. Tn. B Gondanglegi

20. Ny. S Pakisaji

21. Sdri. O Ngajum

22. Ny. M Sumberpucung

23. Ny. L Selorejo

24. Tn. S Pagelaran

25. Tn. E Kalipare

26. Ny. K Dampit

27. Ny. M Gedangan

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


28. Ny. W Pakisaji

29. Ny. Y Sumberpucung

30. Tn. N Selorejo

31. Ny. S Ngajum

32. An. W Dampit

33. Ny. L Kepanjen

34. Ny. A Kepanjen

35. Ny. F Pakisaji

36. Ny. S Sumberpucung

37. Ny. S Pagelaran

38. Tn. B Gondanglegi

39. Sdri. O Ngajum

40. Ny. M Sumberpucung

41. Ny. L Selorejo

42. Ny. R Selorejo

43. Tn. S Pagelaran

44. Ny. K Dampit

45. Ny. W Pakisaji

46. Ny. Y Sumberpucung

47. Tn. N Selorejo

48. Ny. S Ngajum

49. An. W Dampit

50. Ny. L Kepanjen

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Mutu Indikator Mutu Perhitungan Rumah Sakit


I. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat Tidur)
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Rumus BOR adalah
sebagai berikut:

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Jumlah pasien × 100%
Jumlah tempat tidur
Jumlah TT di Instalasi Rawat Inap E = 31 TT
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 08 – 10 Juni 2021, penggunaan
tempat tidur di Instalasi Rawat Inap E adalah sebagai berikut :
Tanggal 08 Juni 2021 : 14 Pasien
Tanggal 09 Juni 2021 : 19 Pasien
Tanggal 10 Juni 2021 : 17 Pasien
Berdasarkan data tersebut didapatkan jumlah penghitungan BOR
sebagai berikut:
Tanggal 08 Juni 2021 : 14/31 x 100% = 45,2 %
Tanggal 09 Juni 2021 : 19/31 x 100% = 61,3 %
Tanggal 10 Juni 2021 : 17/31 x 100% = 54,8 %

 Rata-Rata BOR selama 3 hari adalah:


45,2 + 61,3 + 54,8 = 161,6 % = 53,86 %
3 3
Selama kurun waktu 3 hari yaitu dari tanggal 08 – 10 Juni 2021
didapatkan rata–rata BOR sejumlah 53,86 %. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Dapat disimpulkan BOR di Instalasi
Rawat Inap E pada Tanggal 08 – 10 Juni 2021 belum sesuai dengan standar
Depkes RI 2005. Semakin baik nilai BOR menunjukkan bahwa market dari
rumah sakit juga semakin baik.

 BOR RUMAH SAKIT WAVA HUSADA


Tabel 3.27 BOR Rumah Sakit Wava Husada
NO Bulan RIE RSWH
1. Maret 92 % 95 %
2. April 89 % 88 %
3. Mei 85 % 82 %
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021
Berdasarkan tabel di atas di dapatkan hasil perhitung BOR Rumah
Sakit Wava Husada pada bulan Maret dengan 95 % pada bulan maret dengan

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


88% pada bulan April dan 82 % pada bulan Mei.Sedangkan BOR di Instalasi
Rawat Inap E di dapatkan hasil pada bulan Maret dengan 92%, pada bulan
April dengan 89 % dan pada bulan Mei terdapat 85 %. Pada Instalasi Rawat
Inap E terjadi penurunan hasil BOR di setiap bulannya.

d. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien


dirawat)
ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien dirawat. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,
2005).
Rumus Menghitung ALOS:
(jumlah lama dirawat)
(jlh pasien keluar (hidup + mati)
Berdasarkan Pengkajian Pada 08 – 10 Juni 2021 di Instalasi
Rawat Inap E didapatkan Data Sebagai Berikut:
Tabel 3.26 Daftar Lama Pasien Dirawat
No Nama Lama di rawat
1 Ny. A 3 hari

2 Ny. W 4 hari

3 Ny. R 4 hari

4 Ny. S 5 hari

5 Tn. B 3 hari

6 Ny. S 2 hari

7 Sdri. O 3 hari

8 Ny. M 3 hari

9 Ny. L 5 hari

10 Tn. S 4 hari

11 Tn. E 2 hari

12 Ny. K 3 hari

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


13 Ny. M 5 hari

14 Ny. W 3 hari

15 Ny. A 4 hari

16 Ny. W 5 hari

17 Ny. R 5 hari

18 Ny. S 6 hari

19 Tn. B 4 hari

20 Ny. S 3 hari

21 Sdri. O 4 hari

22 Ny. M 4 hari

23 Ny. L 6 hari

24 Tn. S 5 hari

25 Tn. E 3 hari

26 Ny. K 4 hari

27 Ny. M 6 hari

28 Ny. W 4 hari

29 Ny. Y 3 hari

30 Tn. N 3 hari

31 Ny. S 3 hari

32 An. W 3 hari

33 Ny. L 3 hari

34 Ny. A 5 hari

35 Ny. F 1 hari

36 Ny. S 1 hari

37 Ny. S 7 hari

38 Tn. B 5 hari

39 Sdri. O 4 hari

40 Ny. M 5 hari

41 Ny. L 5 hari

42 Ny. R 1 hari

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


43 Tn. S 6 hari

44 Ny. K 4 hari

45 Ny. W 5 hari

46 Ny. Y 7 hari

47 Tn. N 5 hari

48 Ny. S 4 hari

49 An. W 4 hari

50 Ny. L 4 hari

Jumlah 200 hari


Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021
Jumlah pasien keluar (hidup+mati) = 24
Total hari
Jumlah lama dirawat = 200 = 8,33 hari = 8 hari
Jumlah pasien keluar (hidup+mati) 24
Selama pengamatan 3 hari (08 – 10 Juni 2021) di Instalasi Rawat Inap
E RS Wava Husada didapatkan lama hari perawatan di Instalasi Rawat Inap E
rata-rata adalah 8 hari. Menurut Depkes 2005 nilai ALOS yang ideal adalah 6-
9 hari sehingga ALOS di Instalasi Rawat Inap E pada tanggal 08 – 10 Juni 2021

termasuk baik.

e. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati (dari setelah diisi ke saat terisi berikutnya). Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada 1-3 hari.
Rumus TOI:
((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)
(jmlh pasien keluar (hidup + mati))
Jumlah Pasien Keluar (Hidup+ Mati) : 24 Pasien
TOI :
(31X 3) – 8 = 85 = 4 hari
24 24

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Dalam pengamatan selama 4 hari didapatkan TOI di Instalasi Rawat
Inap E sejumlah 4 hari yang idealnya 1-3 hari menurut Depkes 2005, yang
berarti kurang ideal.

f. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)


BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat
tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai
40-50 kali.
BTO selama 3 hari (08 – 10 Juni 2021) di Instalasi Rawat Inap E
Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)
Jumlah Pasien Dirawat (hidup+mati) selama 3 hari
Tanggal 08 Juni 2021 : 14 Pasien
Tanggal 09 Juni 2021 : 19 Pasien
Tanggal 10 Juni 2021 : 17 Pasien
50 = 1,61 kali putaran (selama 3 hari)
31
Jadi, dalam 1 tahun = 52 mgg x 1,61 = 83,9 kali putaran
BTO selama 3 hari penggunaan bed di Instalasi Rawat Inap E yaitu 1
kali putaran atau dalam satu tahun BTO rata-rata adalah 83,9 kali. Idealnya
dalam 1 tahun adalah 40-50 kali digunakan.

5. Mutu Pelayanan
a. Tingkat Kecemasan Pasien
Tabel 3.27 Hasil Kuesioner Tingkat Kecemasan Yang Dilakukan Pada
Tanggal 08 – 10 Juni 2021 Terhadap 15 Pasien di Instalasi
Rawat Inap E
No Tingkat Kecemasan Jumlah Persentase
1 Tidak Cemas 11 73,3 %
2 Kecemasan Ringan 4 26,7 %
3 Kecemasan Sedang 0 0%

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


4 Kecemasan Tinggi 0 0%
Jumlah 15 100 %
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Dari hasil koesioner kecemasan di Instalasi Rawat Inap E, dari 15


pasien didapatkan pasien dengan kejadian cemas ringan 4 pasien (26,7%) dan
kejadian tidak cemas 13 pasien (73,3%) , dengan pengelompokan sebagai
berikut: skor 20 - 44: normal/tidak cemas, skor 45-59 mengalami kecemasan
ringan, skor 60-74 mengalami kecemasan sedang, skor 75-80 mengalami
kecemasan berat. Sehingga dari tabel dapat disimpukan bahwa sedikit pasien
di ruang safir mengalami kecemasan.
Fungsi instrumen kecemasan klien ini untuk melihat tingkat cemas
klien terhadap kondisinya maupun lingkungan sekitarnya, sehingga tindakan
keperawatan diharapkan mampu menurunkan tingkat kecemasan klien
tersebut. Perawat melakukan intervensi dengan mengajarkan teknik relaksasi
seperti nafas dalam, teknik distraksi, juga dengan menjelaskan tindakan yang
diberikan kepada pasien dan pengetahuan tentang penyakit pasien, agar pasien
mengerti sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan yang dialami.
4 dari 15 pasien mengalami kecemasan ringan karena pasien merasa
mudah mudah lelah perasaanna tidak seperti biasanya seperti gugup akan
dilakukan USG, CT Scan dan pemeriksaan lainnya, selain itu pasien juga
merasakan nyeri dan susah tidur saat malam hari hal ini juga membuat pasien
cemas. Oleh karena itu perawat melakukan intervensi dengan mengajarkan
teknik relaksasi seperti nafas dalam, teknik distraksi, juga dengan menjelaskan
tindakan yang diberikan kepada pasien dan pengetahuan tentang penyakit
pasien, agar pasien mengerti sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan
yang dialami.
b. Tingkat Kepuasan Pasien
Tabel 3.28 Hasil Kuesioner Tingkat Kepuasan Yang Dilakukan Pada Tanggal
08 – 10 Juni 2021
No Tingkat Kepuasan Jumlah Persentase
1 Sangat Tidak puas 0 0%

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


2 Tidak puas 0 0%
3 Puas 0 0%
4 Sangat puas 7 100 %
Jumlah 7 100 %
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Dari nilai tingkat kepuasan pasien menggunakan Instrumen Kepuasan


Pasien Menurut lembar observasi yang di berikan di Instalasi Rawat Inap E
tersebut di dapatkan hasil bahwa dari 7 pasien yang dikaji selama 3 hari di
Instalasi Rawat Inap E menunjukkan 100% menyatakan puas terhadap kinerja
perawat di Instalasi Rawat Inap E.

c. Tingkat Kenyamanan Pasien


Berdasarkan hasil pengkajian tentang Tingkat Kenyamanan pasien

selama 3 hari (08 – 10 Juni 2021) didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.29 Hasil Kuesioner Tingkat Kenyamanan Yang Dilakukan


Pada Tanggal 08 – 10 Juni 2021
No Tingkat kenyamanan Jumlah Persentase
1 Ringan 12 28,5 %
2 Sedang 7 16,7 %
3 Nyaman 23 54,8 %
Jumlah 42 100 %
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Berdasarkan kuesioner menggunakan Wong Baker Scale pada pasien


yang dikaji selama 3 hari (08 – 10 Juni 2021) di Instalasi Rawat Inap E
terdapat beberapa klien yang mengalami nyeri pada tingkat severe yaitu pada

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


skala 5-6. Selanjutnya klien juga mengalami nyeri pada tingkat minor yaitu
pada skala 2 dan 3, serta sebagian klien tidak merasakan nyeri.
Pasien pada umumnya mengalami nyeri di karenakan respon fisiologis
klien terhadap penyakit yang dialaminya. Setiap keluhan dari klien, pasti akan
mendapatkan tindak lanjut dari tenaga tenaga untuk mengurangi keluhan yang
membuat klien tidak nyaman tersebut. Termasuk pada keluhan nyeri yang
dialami oleh klien. Intervensi tersebut dilakukan dengan pemberian obat
ataupun dengan teknik-teknik distraksi yang dapat di ajarkan terhadap klien.
Sehingga dengan intervensi tersebut dapat menurunkan nyeri yang di alami
oleh klien dan memberikan kenyamanan kepada klien.

d. Tingkat Resiko Jatuh


Berdasarkan hasil pengkajian tentang Tingkat Resiko Jatuh pasien

selama 3 hari (08 – 10 Juni 2021) didapatkan hasil sebagai berikut:


Angka Resiko Jatuh = Jumlah kejadian jatuh x 100%
Jumlah Pasien yang Beresiko Jatuh
= 0 x 100%
19
= 0%
Dari kuesioner MORSE FALL SCALE diperoleh nilai tertinggi adalah
35 dan nilai terendah adalah 0, dengan pengelompokan sebagai berikut: skor
>45 : resiko tinggi, skor 25-44 mengalami resiko jatuh sedang, skor 0-24
mengalami resiko jatuh rendah. Sehingga dapat disimpukan bahwa rata-rata
pasien di Instalasi Rawat Inap E untuk resiko jatuh terdapat 0 %.

e. Angka Kejadian Dekubitus


Tabel 3.30 Hasil Angka Kejadian Dekubitus Yang Terjadi Pada Tanggal 08 –
10 Juni 2021
No Tanggal Kejadian Dekubitus
1 08 Juni 2021 0
2 09 Juni 2021 0
3 10 Juni 2021 0
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Menurut Depkes (2010) indikator dekubitus dapat diukur sebagai
berikut :
= jumlah kejadian dekubitus x 100 %
Jumlah pasien beresiko terjadinya dekubitus
= 0 X100%
18
= 0%
Angka kejadian decubitus di Instalasi Rawat Inap E pada tanggal 08 –
10 Juni 2021 sebanyak 0% kejadian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, wawancara perawat jaga dan melihat di buku status pasien selama 3
hari.

f. Angka Kejadian Plebitis


Pendokumentasian angka kejadian plebitis telah dilakukan dengan baik.
Pada tanggal 08 – 10 Juni 2021 di Instalasi Rawat Inap E, terdapat angka
kejadian plebitis sebanyak 1 kejadian.
Tabel 3.31 Hasil Angka Kejadian Plebitis Yang Terjadi Pada Tanggal 08 – 10
Juni 2021
No Tanggal Kejadian Plebitis
1 08 Juni 2021 0
2 09 Juni 2021 1
3 10 Juni 2021 0

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021


Menurut Depkes (2010) indikator plebitis dapat diukur sebagai
berikut :
= Jumlah kejadian phlebitis
Jumlah lama terpasang terpasang iv line
= 1
x 100
50
= 2%
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 08 – 10 Juni 2021 di dapatkan
hasil di Instalasi Rawat Inap E angka kejadian phlebitis 2 %

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


g. Standar Keselamatan Pasien
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien pada pasien-pasien di Instalasi Rawat Inap E
dilakukan saat awal pengkajian dan tindakan keperawatan akan dilakukan. Dari

hasil pengkajian selama 3 hari (08 – 10 Juni 2021) didapatkan perawat sudah
melakukan identifikasi pasien berdasarkan nama. Akan tetapi, kekurangannya
adalah Perawat hanya mengidentifikasi satu identitas pasien yaitu nama pasien
saat akan melakukan tindakan keperawatan, seharusnya Perawat juga
melakukan identifikasi tanggal lahir. Selain itu, Perawat sudah melakukan
identifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah serta tindakan
keperawatan yang lain. Selama observasi di Instalasi Rawat Inap E penggunaan
gelang identitas pasien sudah dilakukan dan sesuai dengan keadaan pasien.

2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif


Komunikasi yang diterapkan di Instalasi Rawat Inap E adalah
komunikasi Situation Background Assessment Recomendation (SBAR).
Program ini meliputi pemberian komunikasi efektif antar perawat dan tenaga
kesehatan lain. Ada dua jenis komunikasi yang dipakai, yaitu jenis komunikasi
botton-up dan up-down. Komunikasi ini diterapkan dengan mekanisme dari
kepala ruang mendengar aspirasi dan masukan dari bawahan atau dari kepala
ruang ke bawahan. Komunikasi ini bertujuan untuk memberikan instruksi yang
jelas dan juga penyampaian kinerja yang jelas dari kepala ruang maupun
perawat lainnya. Pada Instalasi Rawat Inap E juga diterapkan sistem
komunikasi musyawarah sebagai bentuk upaya merumuskan masalah bersama
dan menciptakan kekeluargaan antar tenaga di Instalasi Rawat Inap E.
Berdasarkan jenis komunikasi, instruksi yang diberikan jelas dan tepat pada
tujuan. Kepala ruang ada kalanya bertindak otoriter sebagai instruksi yang
tegas kepada perawat lainnya dan ada pula bertindak terbuka sebagai bentuk
menerima saran dan aspirasi.

3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai


1) Pemberian Obat

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


a. Poster tentang 7 benar pemberian obat diruangan sudah tersedia.
b. Penyimpanan obat sesuai dengan nomor bed pasien dalam kotak
c. Lemari es untuk penyimpanan obat pasien tidak digunakan untuk
penyimpanan makanan
d. Obat-obatan pasien yang tersimpan di lemari es diberi label nama
pasien, tempat tanggal lahir, dan alamat dan Nomer Rekam Medik.
e. Obat-obatan pasien yang disimpan di lemari es tidak diberi
sekat/pembatas khusus untuk mengurangi kesalahan dalam pemberian
obat
f. Obat oral yang harus diminum pasien diberikan dengan memakai
wadah plastik.
2) Pemberian Obat
Tabel 3.31 Hasil Angka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat Yang Terjadi
Pada Tanggal 08 – 10 Juni 2021
Tanggal
Variabel
08/06/21 09/06/21 10/06/21
Salah pasien 0 0 0
Salah nama dan tidak sesuai dengan 0 0 0
identitas
Salah waktu 0 0 0
1.1 Terlambat pemberian obat 0 0 0
1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat 0 0 0
1.3 Obat stop tetap dilanjutkan
0 0 0
2.1 Cara oral 0 0 0
2.2 Intra vena 0 0 0
2.3 Intra muskuler
0 0 0
2.4 Lain-lain
0 0 0
Salah dosis 0 0 0
Dosis kurang 0 0 0
Dosis berlebih 0 0 0
Salah obat 0 0 0
Salah dokumentasi 0 0 0

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Jumlah kesalahan 0 0 0
Jumlah pasien/hari 14 19 17

Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen 08 – 10 Juni 2021

Pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kesalahan pemberian obat


oleh perawat di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada dilakukan
dengan cara observasi tindakan kepada perawat selama 3 hari yaitu mulai
tanggal 08 – 10 Juni 2021. Adapun hasil observasi kejadian kesalahan pada
pemberian obat oleh perawat yang dilakukan selama 3 hari tidak ditemukan
kesalahan dalam pemberian obat.
a) Angka KTD dalam Pemberian Obat (Dosis Kurang)
Tanggal 08 Juni 2021
Jumlah pasien yang terkena kejadian tidak diharapkan pemberian obat X100 %
Jumlah Pasien pada Hari itu di ruangan
0
= x 100%  0%
14

Tanggal 09 Juni 2021


Jumlah pasien yang terkena kejadian tidak diharapkan pemberian obat x 100 %
Jumlah Pasien pada Hari itu di ruangan
0
= x 100%  0%
19

Tanggal 10 Juni 2021


Jumlah pasien yang terkena kejadian tidak diharapkan pemberian obat x 100 %
Jumlah Pasien pada Hari itu di ruangan
0
= x 100%  0%
17

b) Angka KNC dalam pemberian obat (salah dokumentasi)


Tanggal 08 Juni 2021
Jumlah pasien yang terkena kejadian nyaris cidera dalam pemberian obat x 100%
Jumlah Pasien pada Hari itu di ruangan
0
= x 100%  0%
14

Tanggal 09 Juni 2021


Jumlah pasien yang terkena kejadian nyaris cidera dalam pemberian obat x 100%
Jumlah Pasien pada Hari itu di ruangan

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


0
= x 100%  = 0%
19

Tanggal 10 Juni 2021


Jumlah pasien yang terkena kejadian nyaris cidera dalam pemberian obat x 100%
Jumlah Pasien pada Hari itu di ruangan
0
= x 100%  0%
17

4. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan


a. Di Instalasi Rawat Inap E sudah mengadopsi pedoman hand hygiene,
yaitu dengan adanya langkah-langkah cuci tangan dengan sabun dan
hand rub yang ditempel diatas wastafel.
b. Di Instalasi Rawat Inap E, di masing-masing kamar sudah ada hand rub
c. Pengurangan risiko infeksi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan,
pasien dan keluarga pasien. Pasien dan keluarga pasien akan
mendapatkan pendidikan kesehatan meliputi cara cuci tangan yang baik
dan benar (6 langkah) dengan hand rub dan sabun. Hasil observasi
selama tanggal 08 – 10 Juni 2021 pada pasien dan keluarga pasien ada
yang sudah diajarkan cara cuci tangan dan ada yang belum diajarkan
cara cuci tangan.
d. Penggunaan sampah medis sudah sesuai, di dalam sampah medis tidak
terdapat barang yang seharusnya dibuang di sampah non medis seperti
bungkus makanan dan lain-lain

5. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh


1) Kejadian jatuh
Pengkajian risiko jatuh pada pasien-pasien di Instalasi Rawat Inap E
dilakukan setiap hari menggunakan Morse Fall Scale. Dari hasil pengkajian
selama 3 hari (08 – 10 Juni 2021) tidak didapatkan pasien yang mengalami
kejadian jatuh selama mendapatkan perawatan di Instalasi Rawat Inap E.
Selama observasi kepada 19 orang yang dirawat di Instalasi Rawat Inap E
hampir semua side rail terpasang dan didapatkan rata-rata jumlah pasien risiko
jatuh rendah sebanyak 8 orang (42,11%), resiko sedang 1 orang (5,26%), dan
tidak beresiko jatuh 10 orang (52,63%).

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Tabel 3.32 Hasil Angka Kejadian Resiko Jatuh Yang Terjadi Pada
Tanggal 08 – 10 Juni 2021
No Resiko jatuh Jumlah Persentase
1 Tidak beresiko 10 52,6 %
2 Rendah 8 42,1 %
3 Sedang 1 5,3 %
Jumlah 19 100%

2) Pasien Restrain
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama 3 hari (08 – 10
Juni 2021) tidak terdapat pasien yang terpasang restrain selama mendapatkan
perawatan di Instalasi Rawat Inap E.

3.1.2 Pengkajian Fungsi-Fungsi Manajemen Keperawatan


A. Fungsi Perencanaan
1. Visi dan Misi Organisasi
1) Visi Rumah Sakit
Menjadi rumah sakit unggulan bertaraf internasional dalam pelayanan
untuk mencapai kepuasan pelanggan.
2) Misi Rumah Sakit
a) Menjangkau dan melayani pelanggan secara professional, dengan
niat berkhidmah atas dasar keimanan dan moral
b) Menyediakan sumber daya manusia yang berkompeten dengan
megutamakan mutu dan keselamatan pasien
c) Berinovasi untuk menciptakan produk unggulan yang kompetitif
d) Menyediakan prasarana dan sarana yang berkualitas dengan
dukungan teknologi dan digitalisasi
3) Nilai
Khidmah – Profesional – Inovatif - Teamwork
4) Motto Rumah Sakit
Peduli pelayanan kesehatan berkualitas.
5) Jargon
Care with Smile

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


2. Falsafah Keperawatan
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat Rumah Sakit Wava
Husada berkeyakinan bahwa:
a. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio psikosial
spiritual yang unik. Kebutuhan ini harus selalu dipertimbangkan dalam
setiap pemberian asuhan keperawatan.
b. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang
membutuhkan dengan tidak membedakan bngsa suku, agama /
kepercayaan dan statusnya disetiap tempat pelayanan kesehatan.
c. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha beRumah
Sakitama dari semua anggota tim kesehatan dan pasien/keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses
keperawatan dengan 5 tahap untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
pasien /keluarga
e. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat memiliki wewenag
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standart
asuhan keperawatan
f. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus
menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan staff keperawatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan.

3. Tujuan Organisasi
Tujuan Rumah Sakit
1) Tercapainya asuhan keperawatan sesuai dengan standart asuhan
keperawatan.
2) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan disiplin melalui
pembinaan pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


4. Kebijakan, Prosedur, dan Peraturan Organisasi
Kebijakan, prosedur, dan peraturan terkait dengan keperawatan saat ini
masih mengikuti kebijakan, prosedur, dan peraturan terkait dengan
keperawatan rumah sakit.

5. Perencanaan Strategis
Adapun rencana strategis Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava
Husada adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan pemasaran
2) Patient Safety
3) Kepuasan pelanggan
4) Pelayanan Paripurna
5) SDM berkualitas
6) Efisiensi dan Investasi Keuangan

6. Perilaku perawat dalam menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)


Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan
kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula
kecelakan yang terjadi dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja. Kecelakaan
kerja merupakan kejadian tidak terduga dan tidak diinginkan baik kecelakaan
akibat langsung pekerjaan maupun kecelakaan yang terjadi pada saat pekerjaan
(Buntarto, 2015).
Pengendalian bahaya bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya adalah dengan menggunakan alat pelindung diri (APD). APD
merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap
bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi
tingkat keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi. Peralatan pelindung diri
tidak menghilangkan atau mengurangi bahaya yang ada, peralatan ini hanya
mengurangi jumlah kontak dengan bahaya dengan cara penempatan
penghalang antara tenaga kerja dengan bahaya (Suma’mur, 2009).di kutip
“Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Ditinjau dari

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Pengetahuan dan Perilaku pada Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Dan
Prasarana Rumah Sakit (IPSRS), 2017”.
Namun ada beberapa perawat di ruang di Instalasi Rawat Inap E yang
belum maksimal menggunakan APD dengan maksimal, salah satu contohnya
saat aff infus perawat tidak menggunakan hanskun, jika terjadi kecelakaan
kerja yang tidak di inginkan cairan tubuh pasien kontak (Hepatitis B ), jika
perawat terbiasa tidak menggunakan handscoon maka akan mudah menularkan
penyakit ke diri sendiri dan pasien yang lain.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


B. Fungsi Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava
Husada

DIREKTUR
RS WAVA HUSADA

WADIR PELAYANAN

KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG


PELAYANAN MEDIS KEPERAWATAN

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI

KEPALA INSTALASI
RAWAT INAP E

KEPALA TIM KEPALA TIM

2 KEPALA JAGA 2 KEPALA JAGA

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


2. Pengorganisasian perawatan pasien
Perawatan pasien di Instalasi Rawat Inap E ini menggunakan metode
keperawatan primer yang terdiri dari 1 kanit, 2 katim, 4 kajaga dan 12 perawat
pelaksana.

3. Klasifikasi Pasien
No Klasifikasi Tanggal
Juni
08 09 10
1. Mandiri 3 7 9
2. Parsial 5 6 2
3. Total 6 6 6
Sumber : hasil data pengkajian keperawatan menejemen tanggal 08 – 10 Juni 2021
Dari tabel diatas diinpretasikan bahwa klasifikasi pasien pada tanggal
08 – 10 Juni 2021 dengan ketergantungan mandiri sejumlah 19 pasien
ketergantungan parsial sejumlah 13 pasien dan ketergantungan total dengan
jumlah 18 pasien.

4. Sistem penghitungan tenaga keperawatan


Sistem penghitungan tenaga kerja dilakukan oleh kepala unit dengan
menggunakan metode WISN (Workload Indicator Staff Need). Kelebihan
metode ini adalah mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah
diterapkan, komprehensif dan realistis. Dengan menggunakan metode WISN
(Workload Indicator Staff Need) dapat diketahui Unit kerja dan kategorinya
SDM, standart beban kerja, standart kelonggaran, kuantitas kegiatan pokok dan
akhirnya dapat mengetahui kebutuhan SDM pada unit kerja Instalasi Rawat
Inap E Rumah Sakit Wava Husada.

C. Jadwal/shift dinas
Pembuatan jadwal shift/dinas ketua tim dan perawat pelaksana
ditentukan oleh kepala Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada
Kepanjen setiap 1 bulan sekali. Sebelum tanggal pengumpulan ke PSDM
kepala unit memberikan kebebasan untuk memilih jadwal yang kemudian

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


disesuaikan dengan jadwal libur dinas. Sedangkan untuk pergantian TIM 2
Bulan sekali sesuai dengan permintaan peraawat pelaksana.

D. Ketenagaan
a. Rencana kebutuhan Tenaga
Menggunakan metode penghitungan WISN, dijelaskan lebih lanjut
pada kebutuhan perawat.
b. Penerimaan pegawai baru
Kepala Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada
menyerahkan sepenuhnya penerimaan pegawai baru baik itu medis
maupun non medis kepada pihak Rumah Sakit, penerimaan pegawai
baru dilakukan oleh tim yang sudah dibentuk oleh pihak rumah sakit.
c. Sistem seleksi
Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava Husada memiliki
persyaratan untuk pegawai (perawat) sama dengan ruang - ruang
lainnya yang ada di RS Wava Husada Kepanjen sesuai dengan syarat
Rumah Sakit yaitu melalui memasukkan lamaran pekerjaan, kemudian
mengikuti tes tulis, tes skill, dan tes komputer. Tidak ada pelatihan
khusus untuk seleksi di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava
Husada namun jika mempunyai sertifikat atau pernah mengikuti
pelatihan menjadi pertimbangan khusus dan disesuaikan dengan
kebutuhan setiap ruangan.
d. Penempatan
Untuk penempatan pegawai baru di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit
Wava Husada diserahkan kepada kepala keperawatan rumah sakit,
sebelumnya pegawai baru diorientasi terlebih dahulu selama 1 minggu
baru ditempatkan sesuai dengan kebutuhan ruangan dan skill yang
dimiliki pegawai baru tersebut.
e. Orientasi ruangan
Kepala ruangan dan perawat-perawat yang bertugas di Instalasi Rawat
Inap E Rumah Sakit Wava Husada selalu mengorientasikan setiap
karyawan baru yang telah terpilih. Orientasi pegawai baru berlangsung

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


selama seminggu untuk mengenal sejarah, visi misi, sarana dan
prasarana rumah sakit dan kondisi ruangan dll.
f. Pengembangan Staff (Pendidikan dan Pelatihan)
Pengembangan pengetahuan pegawai di Instalasi Rawat Inap E Rumah
Sakit Wava Husada diberikan kesempatan bagi yang D3 untuk
menempuh pendidikan S1. Perawat yang menempuh pendidikan masih
bisa bekerja dan shiftnya menyesuaikan. Sedangkan untuk
pengembangan staff berupa pelatihan, pendelegasian perawat sebagai
peserta ditentukan oleh pihak Rumah Sakit.
g. Jenjang Karir
Peningkatan jenjang karir di Instalasi Rawat Inap E Rumah Sakit Wava
Husada berdasarkan pemetakan atau radensial yang tergantung dengan
lama kerjanya. Radensial dibagi menjadi PK 1, PK 2, PK 3, dan PK4.
Untuk PK 1 lama kerjanya 3 bulan, PK 2 lama kerjanya 1 tahun, PK 3
lama kerjanya 2 tahun sedangkan untuk PK 4 4 tahun selanjutnya
menjadi pegawai tetap.

E. Fungsi Pengarahan dan Pengawasan


a. Komunikasi
Komunikasi yang diterapkan dalam Instalasi Rawat Inap E Rumah
Sakit Wava Husada Kepanjen ada dua jenis komunikasi yaitu jenis
komunikasi botton-up dan up-down. Komunikasi ini diterapkan dengan
mekanisme dari kepala unit mendengar aspirasi dan masukan dari
bawahan atau dari kepala ruang ke bawahan. Komunikasi ini bertujuan
untuk memberikan instruksi yang jelas dan juga penyampaian kinerja
yang jelas dari kepala unit maupun perawat lainnya. Pada ruang
kemuning dan ruang dahlia juga diterapkan sistem komunikasi
musyawarah sebagai bentuk upaya merumuskan masalah bersama dan
menciptakan kekeluargaan antar tenaga di Instalasi Rawat Inap E.
Berdasarkan jenis komunikasi, instruksi yang diberikan jelas dan tepat
pada tujuan.Kepala unit terbuka dalam menerima saran dan aspirasi dari
perawat. Komunikasi antar tenaga keperawatan di Instalasi Rawat Inap

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


E juga dilakukan di sosial media. Hal ini memiliki keutungan dari
kecepatan dalam penyampaian informasi sehingga lebih cepat dan akan
bisa didiskusikan antar tenaga kesehatan yang lainnya. Selain itu
dengan adanya media sosial mempermudah dalam proses berbagi
masalah pasien terkini dan jika ada hambatan terkait kinerja bisa di
sampaikan ke petugas lain.
b. Motivasi
Pemberian punishment dilakukan sebagai upaya menciptakan rasa
tanggung jawab dan peningkatan kualitas sebagai profesional
keperawatan. Setiap tindakan salah yang dilakukan oleh perawat akan
merusak citra dari rumah sakit sehingga akan mengurangi tingkat
kepuasan dari klien. Hal ini yang melatar belakangi di Instalasi Rawat
Inap E Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen selalu memberikan aturan
yang jelas dan tegas terhadap kinerja setiap tenaga kesehatan. Motivasi
juga didapatkan pegawai dari reward yang diberikan oleh Rumah Sakit.
Reward tersebut diberikan kepada pegawai yang memiliki keaktfian
dan prestasi, dimana keaktifan dilihat dari aktifnya pegawai mengikuti
kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh rumah sakit. Reward tersebut
berupa tambahan insentif yang didapatkan bagi pegawai.
c. Supervisi
Kepala Instalasi memiliki jadwal kerja 5 hari kerja dalam 1 minggu.
Kepala Instalasi memiliki jadwal minimal 1 perawat dalam 1 bulan
akan dilakukan supervisi SPO terhadap perawat pelaksana. Kanit
mengadakan supervisi setiap satu bulan satu kali dengan tema tertentu.
Sedangkan untuk setiap harinya kanit menilai semua perawat dari
kinerjanya setiap hari.
d. Pendelegasian
Kepala Instalasi akan melakukan pendelegasian kepada perawat yang
memiliki kompetensi memimpin dan mampu mengganti sementara
posisi kepala ruangan yang berhalagan hadir. Prosedur pendelegasian
tugas kains jika berhalangan, akan diserahkan kepada ketua tim tiap
ruangan. Pendelegasian akan dilakukan sehari sebelum hari H, sehingga

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


ketua tim yang mendapat pendelegasian sudah siap sesuai peran dan
tugas pendelegasiannya.
e. Mekanisme penyelesaian masalah
Konflik yang terjadi di Instalasi Rawat Inap E bersifat accidental dan
secara kekeluargaan.Apabila ada kasus dan masalah diselesaikan secara
internal, namun jika masalah tidak dapat diselesaikan dapat
berkonsultasi dengan Kabid Keperawatan yang membawahi Instalasi
Rawat Inap. Kepala Instalasi menggunakan teknik penyelesaian konflik
secara kompromi atau negosiasi secara bersama-sama.

F. Fungsi Pengendalian
a. Penampilan Kinerja
Dilakukan dengan rutin tiga bulan sekali.Ini dilakukan dengan tujuan
agar kualitas kinerja para perawat terjaga dan tetap berada di atas rata-
rata sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan yang diberikan. Instrumen yang digunakan untuk penilaian
kinerja perawat adalah format instrumen yang sudah tersedia di rumah
sakit yaitu berupa lembar form peninaian yang meliputi penilaian
kedisiplinan, tanggung jawab, keramahan, ketepatan pelaksanaan tugas
tambahan, dan KPI unit kerja. Penilaian dilakukan secara menyeluruh
agar menjaga kualitas dan profesionalisme kerja. Hasil penilaian
kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap E bersinergis dengan program
yang dirancang oleh manajemen rumah sakit. Rumah sakit selalu
melakukan follow-up terkait dengan upaya peningkatan kualitas dan
profesionalisme kerja para perawatnya. Instalasi Rawat Inap E
menerapkan sistem yang tegas dan disiplin dimana bila ada perawat
yang yang melakukan pelanggaran akan ditindak lanjuti di ruangan dan
melaporkan kejadiannya dengan komite keperawatan Sub Etik Profesi
utnuk melakukan koordinasi. Setelah melakukan koordinasi maka akan
ada keputusan dari case manager sesuai pelanggaran yang dilakukan.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan atau tetap menjaga
profesionalisme kinerja para perawat di Instalasi Rawat Inap E.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Pelanggaran etika kerja keperawatan, sudah di koordinasikan dengan
komite keperawatan.
b. Pengembangan Standar Asuhan Keperawatan Dan Kinerja
Instalasi Rawat Inap E mempunyai beberapa rencana untuk melakukan
pengembangan standard asuhan keperawatan dan kinerja untuk lebih
meningkatan kualitas pelayanan keperawatan yang optimal.Salah satu
dengan menggunakan standard asuhan keperawatan SK. Wava husada
yang dikembangankan dari asuhan keperawatan dengan Nanda, NIC
(Nursing Intervention Classification), dan NOC (Nursing Outcome
Classification). Selama ini dalam memberi asuhan keperawatan kepada
pasien, Instalasi Rawat Inap E menggunakan Standard Operasional
Prosedur (SOP) Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Wava Husada
sebagai pedoman serta tolak ukur mutu pelayanan yang diberikan
sehingga seluruh staf keperawatan harus melaksakan pelayanan sesuai
standar yang telah diterapkan.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


BAB IV
ANALISA SWOT M1 – M5
Analisa SWOT di Instalasi Rawat Inap E
Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen

M1 MAN
ANALISA SWOT
No Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Strength (Kekuatan)
1. RS Swasta tipe B dan Paripurna 0,2 4 0,8
2. 79 % perawat Instalasi Rawat Inap E berpendidikan S1 0,2 3 0,6
3. Mempunyai dokter spesialis 0,2 4 0,8
4. Usia pegawai dan perawat relatif muda (usia 0,2 4 0,8
produktif)
5. Adanya mahasiswa praktek menejemen 0,2 3 0,6
TOTAL 1 3,6

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor


Weaknesss (Kelemahan)
1. 5,3 % perawat Instalasi Rawat Inap E sudah mengikuti 0,5 2 1
pelatihan Manajemen
2. Di Instalasi Rawat Inap E RS wava husada terdapat 37 0,5 2 1
% perawat yang bekerja < 2 tahun
TOTAL 1 2

No Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor


Opportunity (O)
1. Adanya program pelatihan/seminar khusus tentang 0,5 3 1,5
manajemen keperawatan
2. Adanya kerja sama yang baik antar mahasiswa 0.5 4 2
fakultas keperawatan dengan perawat klinik
TOTAL 1 3.5

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


No Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
Threathened (T)
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 0.5 3 1,5
pelayanan yang lebih profesional. Makin tingginya
kesadaran masyarakat akan hukum.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan 0.5 2 1
pentingnya kesehatan.
TOTAL 1 2,5

Sumber : Hasil data pengkajian manajemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

Penghitungan SWOT
Skor Faktor Internal (x) = skor kekuatan – skor kelemahan
Skor Faktor Eksternal (y) = skor kesempatan – skor ancaman
Kurva :
X : 3,6 – 2 = 1,6
Y : 3,5 – 2,5 = 1

M2 MATERIAL
No ANALISA SWOT
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Strength (Kekuatan)
1. Kondisi bed pasien baik dan terdapat fasilitas seperti 0.2 4 0,8
AC, TV yang dapat di gunakan
2. Terdapat nurse station dengan kondisi tertata rapi 0.2 4 0,8
dan sudah terstrukur mengenai penempatan status
dan dokumen asuhan keperawatan.
3. 38 buah tempat sampah dalam 1 Instalasi Rawat Inap 0.2 3 0,6
E baik tempat sampah medis maupun tempat sampah
non medis
4. Terdapat kamar mandi di setiap ruangan/kamar 0,2 4 0,8
pasien
5. Terdapat alat pemadam api ringan dan alat medis 0,2 4 0,8
penunjang lainya

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


TOTAL 1 3,8

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor


Weaknesss (Kelemahan)
1. Tempat baki untuk injeksi pasien masih jadi satu 0,5 1 0,5
dengan pasien lain
2. Penataan alat-alat medis yang tidak tertata dengan 0,5 1 0,5
rapi.
TOTAL 1 1

No Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor


Opportunity (O)
1. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang rusak 0.5 4 2
dari bagian pengadaan barang (AC, syringe pump).
2. Adanya program pelatihan/seminar khusus tentang 0.5 3 1,5
pengoperasian alat.
Total 1 3,5

No Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor


Threat (T)
1. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0,5 3 1,5
pentingnya kesehatan
2. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 0,5 1 0,5
melengkapi sarana dan prasarana
Total 1 2
Sumber : Hasil data pengkajian manajemen tanggal 08 – 10 Juni 2021
Penghitungan SWOT
Skor Faktor Internal (x) = skor kekuatan – skor kelemahan
Skor Faktor Eksternal (y) = skor kesempatan – skor ancaman
Kurva :
X : 3,8 – 1 = 2,8
Y : 3,5 –2 = 1,5

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


M3 (METHOD)
No ANALISA SWOT
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Strength (Kekuatan)
1. Sistem model metode Asuhan Keperawatan 0,2 4 0,8
Profesional MAKP) di Rumah Sakit memiliki
visi,misi, dan motto sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
2. Supervisi sudah dilakukan kepala ruangan secara 0,2 3 0,6
rutin dengan tema yang sudah ditentukan
3. Mempunyai standar asuhan keperawatan 0,2 4 0,8
4. Terlaksananya komunikasi yang adekuat: perawat 0,2 4 0,8
dan tim kesehatan lain.
5. Ketenagaan keperawatan sudah memenuhi syarat 0,2 3 0,6
untuk MAKP (S-1 Keperawatan 15 orang).
TOTAL 1 3,6
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Weaknesss (Kelemahan)
1. Belum optimalnya pelaksanaan pre conference dan 0,5 3 1,5
post conference
2. Pasien dan keluarga belum mendapatkan edukasi 0,3 2 0,6
tentang ruangan dan 6 langkah cuci tangan
3. Pemberian leaftlet untuk pasien pulang belum 0,2 2 0,4
dilakukan.
Total 1 2,5

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor


Opportunity (O)
1. Ada kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi 0,5 4 2
perawat.
2. Adanya kebijakan RS tentang pelaksanaan MAKP. 0,5 3 1,5
Total 1 3,5

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Threat (T)
1. Adanya pesaing RS tipe B di daerah Kepanjen 1 2 2
Total 1 2
Sumber : Hasil data pengkajian manajemen tanggal 08 – 10 Juni 2021
Penghitungan SWOT
Skor Faktor Internal (x) = skor kekuatan – skor kelemahan
Skor Faktor Eksternal (y) = skor kesempatan – skor ancaman
Kurva :
X : 3,6 – 2,8 = 0,8
Y : 3,5 – 2 = 1,5

M4 MONEY
No ANALISA SWOT
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Strength (Kekuatan)
1. Pembayar BPJS selama 3 bulan terakhir dengan 0,2 4 0,8
angka tertinggi 65 %
2. Pembayaran Umum selama 3 bulan terakhir dengan 0,2 2 0,4
angka tertinggi 35 %
3. Pembayaran Asuransi/ lainya sebesar 10 % 0,3 3 0,9
4. Sistem pembayaran bisa menggunakan elektrik 0,3 3 0,9
(ATM)
Total 1 3
No Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Weaknesss (Kelemahan)
1. Tarif sewaktu-waktu dapat berubah tanpa 1 2 2
pemberitahuan sebelumnya
Total 1 2

No Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor


Opportunity (O)
1. Pendapatan yang meningkat akan menjadi faktor 1 3 3
berkembanganya rumah sakit

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Total 1 3

No Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor


Threat (T)
1. - 1 0 0
Total 1 0
Sumber : Hasil data pengkajian manajemen tanggal 08 – 10 Juni 2021
Penghitungan SWOT
Skor Faktor Internal (x) = skor kekuatan – skor kelemahan
Skor Faktor Eksternal (y) = skor kesempatan – skor ancaman
Kurva :
X:3–2 =1
Y : 3 –0 =3

M5 MUTU
No ANALISA SWOT
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Strength (Kekuatan)
1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di 0,2 3 0,6
rumah sakit
2. Rs swasta tipe B sekaligus rumah sakit rujukan 0,2 3 0,6
3. Suasana RS nyaman dan tenang 0,2 4 0,8
4. Tingkat keamanan pasien savety dijaga dengan 0,2 3 0,6
baik (terlihat tidak adanya pasien jatuh dan angka
kejadian pasien jatuh 0% , tingkat kesalahan dalam
memasukan obat 0%, dekubitus 0%
5. Adanya variasi jenis pasien berdasarkan 0,2 3 0,6
pembiayaan (BPJS, umum dan asuransi lainnya)
Total 1 3,2
Weaknesss (Kelemahan)
1. - 1 0 0
Total 1 0

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


No Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
Opportunity (O)
1. RS memberikan peluang untuk dilakukan 0.5 4 2
pelatihan internal maupun eksternal
2. Pihak RS Wava Husada sudah mulai 0.5 3 1,5
merencanakan upaya peningkatan mutu rumah
sakit dengan melakukan audit mutu secara rutin
setiap bulan
Total 1 3,5

No Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor


Threat (T)
1. Adanya peningkatan standart masyarakat yang 1 1 1
harus dipenuhi, persaingan Rumah sakit dalam
memberikan pelayanan.
Total 1 1
Sumber : Hasil data pengkajian manajemen tanggal 08 – 10 Juni 2021
Penghitungan SWOT
Skor Faktor Internal (x) = skor kekuatan – skor kelemahan
Skor Faktor Eksternal (y) = skor kesempatan – skor ancaman
Kurva :
X : 3,2 – 0 = 3,2
Y : 3,5 – 1 = 2,5

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


KURVA M1 – M5

M1 = X : 1,6 dan Y : 2
M2 = X : 2,8 dan Y : 1,2
M3 = X : 1,3 dan Y : 1,5
M4 = X : 2 dan Y : 2
M5 = X : 3,8 dan Y : 2,5

Berasarkan dari hasil pegkajian dan analisa SWOT. Diagram SWOT


menunjukkan bahwa pemetaan 5M dan fungsi menejemen berada pada kuadran
1. Hal ini berarti M1 dan fungsi menejemen di Instalasi Rawat Inap E adalah
progresif dan dalam kondisi prima atau menandakan dalam kondisi yang kuat
namun memiliki sedikit tantangan sehingga di perkirakan roda organisasi akan
akan bertumpuh pada strategi sebelumnya. Oleh karena itu di sarankan untuk
memperbanyak ragam strategi taktisnya. Dalam pengkajian di dapatkan 79 %
perawat berpendidikan S1 dan usia pegawai dan perawat relatif muda,

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


mempunyai dokter spesialis dan adanya mahasiswa praktek menejemen
sedangkan masalah yang di dapatkan hanya 5,3 % perawat Instalasi Rawat Inap
E yang sudah mengikuti pelatihan menejemen dan terdapat 37 % perawat yang
bekerja <2 tahun.
Berdasarkan kurva di atas di dapatkan pengkajian material (M2)
terdapat di kuadran 1 Posisi ini menandakan adanya kekuatan yang besar dalam
sebuah organisasi yang di dapatkan Kondisi bed pasien baik dan terdapat
fasilitas seperti AC, TV yang dapat di gunakan, Terdapat nurse station dengan
kondisi tertata rapi dan sudah terstrukur mengenai penempatan status dan
dokumen asuhan keperawatan, 38 buah tempat sampah dalam 1 Instalasi Rawat
Inap E baik tempat sampah medis maupun tempat sampah non medis, Terdapat
kamar mandi di setiap ruangan/kamar pasien, Terdapat alat pemadam api
ringan dan alat medis penunjang lainya hal ini dapat menjadikan slaah satu
faktor kekuatan dalam sebuah rumah sakit. Pengkajian method juga terdapat di
kuadran 1 yang menandakan adanya kekuatan yang besar namun juga di
dapatkan kelemahan yang menimbulkan beban kerja perawat semakin
bertambah dari hasil pengkajian di dapatkan Sistem model metode Asuhan
Keperawatan Profesional MAKP) di Rumah Sakit memiliki visi,misi, dan
motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan, Supervisi sudah
dilakukan kepala ruangan secara rutin dengan tema yang sudah ditentukan,
Mempunyai standar asuhan keperawatan, terlaksananya komunikasi yang
adekuat perawat dan tim kesehatan lain, Ketenagaan keperawatan sudah
memenuhi syarat untuk MAKP (S-1 Keperawatan 15 orang). Dari pengkajian
pada M3 ini, di dapatkan bahwa belum optimalnya pelaksanaan pre conference
dan post conference antara Kepala TIM dan Perawat Pelaksana
Dari pengkajian M4 (Money) terdapat di kuadran 1 yang menandakan
adanya kekuatan yang besar namun masih ada dari kelemahanya, data yang di
dapat selama 3 bulan terakhir terdapat rata-rata Pembayar BPJS selama 3 bulan
terakhir dengan angka tertinggi 65%, Pembayaran Umum selama 3 bulan
terakhir dengan angka tertinggi 35%, Pembayaran Asuransi/ lainya sebesar
10%, Sistem pembayaran bisa menggunakan elektrik (ATM). Dan adapun
kelehaman dari M4 adalah tarif sewaktu-waktu dapat berubah tanpa

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


pemberitahuan sebelumnya hal ini dapat menurunkan kepuasan pasien dalam
proses pembayaran biaya RS. Berdasarkan kurva M5 (mutu) terdapat di
kuadran 1 yang menandakan adannya kekauatan yang menunjukkan Kepuasan
pasien terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit, RS swasta tipe B
sekaligus rumah sakit rujukan, Suasana RS nyaman dan tenang, Tingkat
keamanan pasien savety dijaga dengan baik (terlihat tidak adanya pasien jatuh
dan angka kejadian pasien jatuh 0% , tingkat kesalahan dalam memasukan obat
0%, dekubitus 0%, Adanya variasi jenis pasien berdasarkan pembiayaan
(BPJS,umum dan asuransi lainnya) mutu ini dapat menggambarkan citra
rumah sakit yang baik dan pelayanan yang memuaskan.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN
MASALAH & POA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP E RUMAH
SAKIT WAVA HUSADA

1. Daftar Masalah
No. Masalah
1. Pelaksanaan pre-conference maupun post-conference belum dilaksanakan
secara optimal.
Sumber : Hasil data pengkajian keperawatan manajemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

2. Penentuan Prioritas Masalah


Teknik prioritas masalah yang digunakan di sini adalah “teknik kriteria
matriks (criteria matrix technique)”, yaitu teknik pemungutan suara dengan
menggunakan kriteria tertentu. Secara sederhana dapat dibedakan atas 5
macam yaitu:
a. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (Magnitude = Mg)
b. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity=Sv).
c. Bisa dipecahkan (Managebility=Mn)
d. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern=Nc)
e. Ketersediaan sumber daya (Affordability=Af)

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas


1. Pelaksanaan pre-conference 4 4 4 4 5 1280 1
maupun post-conference
belum dilaksanakan secara
optimal dan belum sesuai
dengan SPO yang ada di
Rumah Sakit Wava Husada
Kepanjen.
Sumber : Hasil data pengkajian keperawatan manajemen tanggal 08 – 10 Juni 2021

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Keterangan
5 = sangat penting
4 = penting
3 = kurang penting
2 = tidak penting
1 = sangat tidak penting

3. Alternatif Pemecahan Masalah

No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah

1. 1. Pelaksanaan pre- 1. Beban kerja perawat Tujuan : Untuk mengetahui


conference yang cukup tinggi. perkembangan kondisi
maupun post- pasien, sehingga dapat
2. Kurangnya SDM
conference belum memberikan tindakan
keperawatan
dilaksanakan keperawatan secara
secara optimal 3. Kurangnya motivasi komperehensif.
dan belum sesuai perawat untuk
1. Kerjasama dengan perawat
dengan SPO yang melakukan pre dan post
ruangan untuk melakukan
ada di Rumah conference
roleplay pre-post conference
Sakit Wava
bersama-sama (mahasiswa dan
Husada Kepanjen.
perawat)
- Melihat hasil pre dan post
conference setelah
sosialisasi
2. Memonitoring dan
mengevaluasi perawat ruangan
dalam melakukan praktik pre-
post conference secara mandiri
sesuai SOP RS Wava Husada

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


3. Sosialisasi kepada perawat
ruangan dengan melakukan
roleplay pre-post conference
- Sosialiasi kepada perawat
ruangan mengenai pre-post
conference yang sesuai
dengan SOP RS Wava
Husada

4. Penentuan Prioritas Cara Pemecahan Masalah


Prioritas cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperhatikan aspek :
1. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude = Mg)
2. Pentingnya cara penyelesaian masalah (Importancy = I)
3. Sensitivitas penyelesaian masalah (Vulnerability = V)
4. Efisiensi Biaya (Efficiency = E)
Nilai yang diberikan pada aspek 1 sampai 5 (nilai 1 = sangat kurang
penting, nilai 2 = kurang penting, nilai 3 = cukup penting, nilai 4 =
penting dan nilai 5 = sangat penting)

Jumlah Prioritas
No.
Daftar Alternatif Jalan Keluar Efektivitas Efisiensi MxIxV Analisis
Masalah
M I V C C Masalah
1. 1. Sosialisasi kepada perawat ruangan 4 5 5 5 2.8 3
dengan melakukan roleplay pre-
post conference
 Sosialiasi kepada perawat
ruangan mengenai pre-post
conference yang sesuai dengan
SOP Rumah sakit Wava Husada
2. Kerjasama dengan perawat ruangan 5 5 5 5 3
untuk melakukan roleplay pre-post

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


conference bersama-sama
(mahasiswa dan perawat)
 Melihat hasil pre-post
conference setelah sosialisasi
3. Memonitoring dan mengevaluasi 4 4 5 4 3.25
 Perawat ruangan dalam
melakukan praktik pre-post
conference secara mandiri sesuai
SOP Rumah sakit Wava Husada

Keterangan :
5 = Sangat bisa/sangat tersedia
4 = Bisa/tersedia
3 = Cukup
2 = Kurang
1 = Sangat kurang

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


5. Rencana Penyelesaian Masalah (Plan Of Action)

Prioritas Faktor How


No. What Why Where When Who How POA
Masalah Penyebab Much
1. Pelaksanaan
2 1. Beban kerja Sosialisasi kepada 1. Persamaan Instalasi Shift - Kepala 1. Sosialisasi 100 %
pre-conference perawat yang perawat ruangan persepsi, Rawat Pagi tgl. instalasi masalah
maupun post- cukup tinggi. dengan melakukan kondisi Inap E RS 08-10 - Katim kepada
conference roleplay pre-post pasien dan Wava Juni - Perawat kepala
2. Kurangnya
belum conference, tindakan Husada 2021 pelaksana instalasi dan
SDM
dilaksanakan meliputi: yang akan Kepanjen - Mahasiswa katim
keperawatan
secara optimal. 1. Sosialiasi dilakukan Praktik
3.Kurangnya kepada perawat 2. Membuat
motivasi ruangan 2. Pembiasaan kesepakatan
perawat mengenai pre- kegiatan dengan katim
untuk post conference mengenai
melakukan yang sesuai kegiatan
pre-post dengan SOP RS roleplay pre-
conference Wava Husada post
conference

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


2. Kerjasama 3. Mahasiswa
dengan perawat mencari
ruangan untuk juknis (SOP)
melakukan pelaksanaan
roleplay pre- pre-post
post conference conference
bersama-sama dan latihan
(mahasiswa dan secara
perawat) mandiri
3. Memonitoring sebelum
dan roleplay di
mengevaluasi RS
perawat ruangan
dalam 4. Pelaksanaan
melakukan rolepaly pre-
praktik pre-post post
conference conference
secara mandiri yang
sesuai SOP dilakukan

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


oleh
mahasiswa
sendiri

5. Pelaksanaan
roleplay pre-
post
conference
antara
mahasiswa
dengan
tenaga
keperawatan
di Instalasi
Rawat Inap E

6. Monitoring
dan evaluasi

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


pelaksanaan
roleplay pre-
post

7. conference
tenaga
keperawatan
di Instalasi
Rawat Inap E
sendiri tanpa
mahasiswa

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


BAB V
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

1. Pre-conference dan post-conference


1.1 Pelaksanaan Kegiatan
Pre conference adalah komunikasi antara kepala instalasi, katim (ketua
tim) dan perawat pelaksana setelah selesai operan/timbang terima untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh kepala instalasi atau
ketua tim atau penanggung jawab tim. Isi pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari ketua tim. Post confrence
adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.
Tabel 5.1 Kegiatan Pre Conference dan Post Conference
Rencana
No Kegiatan Pelaksanaan Keterangan
Kegiatan
1. Identifikasi 08 Juni 2021 08 Juni 2021 1. Melakukan pengkajian
Masalah masalah terkait pre
confrence dan post cofrence
2. Sosialisasi masalah kepada
perawat ruangan dan rencana
solusi

2. Implementasi 09 Juni 2021 09 Juni 2021 1. Membuat kesepakatan


program dengan kepala instalasi dan
perawat ruangan mengenai
kegiatan pre confrence dan
post confrence
2. Pelaksanaan role play pre
confrence dan post
confrence yang dilakukan
mahasiswa dan melibatkan
perawat ruangan.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


3. Evaluasi 10 Juni 2021 10 Juni 2021 Memantau terlaksananya pre
confrence dan post confrence
sesuai SOP

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


1.2 Implementasi

120

100

80

60 Dilakukan
Tidak dilakukan
40

20

0
Pengkajian Implementasi Evaluasi

Bagan 5.2 Bagan Perbandingan Pelaksanaan Pre dan Post Conference di Instalasi Rawat Inap E

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa selama masa pengkajian
kegiatan pre conference dan post conference, di Instalasi Rawat Inap E belum
pernah dilakukan (40%) kegiatan tersebut dikarenakan membutuhkan waktu
tertentu dan tidak hanya dilakukan oleh kepala instalasi, katim (ketua tim) dan
perawat pelaksana yang menyebabkan kesulitan untuk melakukan kegiatan
tersebut. Pada saat implementasi, kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan
baik (100%) sesuai dengan perencanaan yang disusun bersama dengan
mahasiswa, dan berlanjut pada masa evaluasi (70%).

1.3 Evaluasi
a. Proses
Pre confrence dan post confrence dilakukan sesuai SOP yang diikuti
oleh kainst, katim, perawat pelaksana dan mahasiswa untuk
merencanakan dan evaluasi dari asuhan keperawatan yang diberikan
pada hari tersebut.
b. Hasil
Pre confrence dan post confrence telah dilaksanakan setiap hari sesuai
dengan SOP, yang diikuti oleh kainst, katim, perawat pelaksana dan
mahasiswa, yang membuahkan hasil rencana tindakan asuhan
keperawatan yang akan diberikan untuk pasien pada hari tersebut.
c. Tindak Lanjut
Sebaiknya dilakukan pendokumentasian asuhan keperawatan setelah
melakukan pre confrence dan post confrence, sehingga perawat
pelaksana mengetahui kondisi pasien dan juga tindakan yang sudah
dilakukan atau belum serta mengevaluasi hambatan apa yang dialami
oleh setiap perawat pelaksana ketika melakukan tindakan asuhan
keperawatan.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Pre dan Post Confrence


Pelaksanaan pre-post confrence pada tanggal 08 – 10 Juni 2021 di
Instalasi Rawat Inap E belum dilakukan secara optimal dikarenakan terbatasnya
jumlah tenaga dan waktu untuk melakukan Pre Post confrence.

Pre pos conference untuk mengetahui perkembangan pasien dan


rencana tindak lanjut lain sangat efektif dalam memberikan pelayanan yang
paripurna kepada pasien (Nursalam, 2016). Pada saat melakukan pengkajian,
pre post conference tidak dilaksanakan dengan optimal di Instalasi Rawat Inap
E karena kendala terbatasnya tenaga dan beban kerja perawat yang tinggi.

Dengan kembali melakukan sosialisasi pelaksanaan pre dan post


confrence sesuai dengan alur yang benar maka perawat tetap dapat
melaksanakan pre-post conference dengan rencana tiap perawat (rencana
harian) dan tambahan rencana ketua tim. Post confrence adalah diskusi tentang
aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
(Nursalam, 2016).

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


BAB VII
PENUTUP

7. 1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil berdasarkan pengkajian 5M yang telah
ditentukan oleh kelompok didapatkan kurva SWOT pada poin Man, Method,
Money, Material dan Mutu berada pada kuadran 1. Dari hasil pengkajian kelompok
mengambil pelaksanaan pre-post conference belum dilakukan secara optimal sesuai
SOP Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen yang diikuti oleh (Kepala Instalasi,
Ketua TIM dan Perawat Pelaksana), hal ini menyebabkan sebagian dari anggota tim
belum mengetahui kondisi maupun keluhan pasien secara keseluruhan.

7. 2 SARAN
Diharapkan setelah adanya kegiatan MAKP yang telah dilakukan oleh
mahasiswa praktik dalam kegiatan pre dan post conference, Kepala Instalasi,
Ketua TIM dan Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap E dapat melaksanakan
kegiatan pre-post conference secara optimal dan sesuai dengan SOP Rumah Sakit
Wava Husada Kepanjen. Sehingga pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
dapat terlaksana dengan baik dan menyeluruh.

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021


DAFTAR PUSTAKA

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014. Perilaku Mencuci
Tangan Pakai Sabun di Indonesia.
Tietjen, B.M. 2005. Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirodiharjo.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Pedoman Modul dan Materi
Pelatihan “Dokter Kecil”. Jakarta : DepKes RI.
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional ed.5. Jakarta : Salemba Medika
Swenberg. 2006. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk
Keperawatan Klinis. Jakarta : EGC

PROGRAM PROFESI NERS STIKes KEPANJEN 2021

Anda mungkin juga menyukai