Anda di halaman 1dari 74

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Kementerian Kesehatan dalam rangka mewujudkan indonesia sehat memiliki ide
tentang tiga pilar Indonesia sehat yaitu pertama tentang paradigma sehat yang
berfokus pada peningkatan kesehatan dengan pendekatan keluarga dan yang
kedua, melalui penguatan fasilitas kesehatan yang berfokus pada peningkatan
jumlah fasilitas kesehatan salah satunya membuat RS rujukan dan fokus yang
ketiganya peningkatan dan pemerataan tenaga kesehatan di daerah
(KEMENKES, 2015)

Kementerian Kesehatan juga berkomitmen hadir dari pinggir ke tengah melalui


program Indonesia Sehat. Tiga pilar yang ditetapkan untuk
merealisasikannya.Pertama, melakukan revolusi mental masyarakat agar memiliki
paradigma sehat.Pilar ini diimplementasikan melalui pendekatan keluarga dan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).Dengan pendekatan keluarga,
aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh jajaran kesehatan, khususnya di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) bertujuan untuk mendekatkan akses layanan
kesehatan dengDan mendatangi keluarga.Sedangkan GERMAS kegiatannya tidak
hanya dilakukan jajaran kesehatan saja, tapi juga lintas sektor dan seluruh
komponen masyarakat.Masyarakat diajak untuk rutin melakukan aktivitas fisik,
mengonsumsi sayur dan buah, serta melakukan cek kesehatan secara berkala.

Beberapa capaian berhasil dilakukan melalui pilar pertama ini.Di antaranya terjadi
penurunan angka kematian ibu dari 5.019 orang pada 2013 menjadi 4.340 orang
pada 2016. Begitu pula angka kematian bayi juga berhasil diturunkan dari 23.703
anak pada 2013 menjadi 17.037 anak pada 2016. Angka balita yang
2

mengalami stunting juga turun dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 27,5 persen
pada 2016.

Kedua, penguatan layanan kesehatan mulai dari pinggiran di Daerah Tertinggal,


Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) dengan melakukan terobosan pemerataan
tenaga kesehatan. Sejak April 2015 hingga Mei 2017, telah ditempatkan sebanyak
1769 orang dalam tim Nusantara Sehat di 311 Puskesmas di DTPK dan Daerah
Bermasalah Kesehatan (DBK). Pengembangan rumah sakit rujukan juga menjadi
bagian dari penguatan layanan kesehatan ini.

Jaminan Kesehatan Nasional diimplementasikan mulai 1 Januari 2014 dengan


menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang memiliki sifat wajib
(mandatory).Tujuan dari JKN yaitu menjamin tersedianya akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan secara adil baik upaya promotif, preventif, kuratif,
serta rehabilitative dan memberikan perlindungan terhadap risikofinancial ketika
menggunakan pelayanan kesehatan.Fasilitas kesehatan yang digunakan pada era
JKN meliputi fasilitas pelayanan primer, sekunder, dan tersier, baik milik
pemerintah maupun milik swasta yang sudah bekerjasama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Tahun 2019, Kementerian Kesehatan menargetkan terbentuknya 14 rumah sakit


rujukan nasional, 20 rumah sakit rujukan provinsi, dan 110 rumah sakit rujukan
regional.Sampai akhir 2016 sebanyak 777 rumah sakit dan 1.465 Puskesmas yang
telah terakreditasi.Untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan di DTPK.Ketiga, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Dalam pelaksanaannya, jumlah peserta JKN semakin meningkat. Hingga Agustus
2017, tercatat jumlah peserta Fasilit Kesehatan 179.474.296 juta jiwa atau sekitar
70 persen dari total penduduk Indonesia. Fasyankes yang bekerjasama
denganJKN berjumlah 26.860 yang terdiri atas Puskesmas, klinik, rumah sakit,
dokter dan dokter gigi praktik perorangan, apotek, optik, dan laboratorium.
(KEMENKES, 2015)
3

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satu misi


pemerintah adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkualitas.Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus dapat
memberikan kualitas pelayanan Peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit harus
disertai dengan peningkatan pelayanan keperawatan, salah satunya melalui upaya
peningkatan kinerja perawat. Pelayanan terhadap pasien membutuhkan pelayanan
yang profesional.Dalam hal ini, peranan perawat dalam rumah sakit sangat
penting.Perawat adalah tolak ukur yang menentukan kualitas pelayanan kesehatan
rumah sakit (Ilyas, 2004).Rumah sakit juga memberikan pelayanan yang bermutu
dan terjangkau bagi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat (Depkes, 2009).Dengan adanya persaingan bebas (pasar
bebas) disegala bidang, termasuk bidang kesehatan..Untuk itu rumah sakit dalam
setiap evaluasi kerjanya selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan agar
mampu mencapai standar yang telah ditetapkan pemerintah.Pelayanan kesehatan
yang diberikan rumah sakit meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Dalam upaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut berbagai
jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam berintegrasi satu
sama lain, salah satunya adalah perawat (Eleni dan Theodoros (2010) dalam
Muslimah, (2015)).

Perawat sebagai salah satu profesi didalam rumah sakit yang memiliki peranan
dalam memberikan pelayanan keperawatan untuuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.Keputusan Menteri Kesehatan No.647/2000 Tentang
Registrasi dan Praktek Keperawatan mengukuhkan perawat sebagai salah satu
profesi di Indonesia.Dengan demikian kualitas kinerja perawat semakin dituntut
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.Pelaksanaan kerja perawat
sebagai profesi yang mengembang tanggung jawab yang besar, menuntut kepada
anggotanya untuk memiliki sikap, pengetahuan dan ketrampilan diterapkan pada
asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik profesi.
4

Perawat
memilikitempatyangpentingdalampresentasilayanankesehatan,secaraalami
perawatmengembangkan Role
modelsepertisikapterhadaporganisasirumahsakitdan profesi keperawatan. Sikap
terhadappekerjaan dan lingkungan kerja (Sener, Damiler, and Sarlak, 2009).
Perawatsebagaiprofesikesehatanharusmampumemberikanpelayanan
yangmaksimalkepadaklien.Dimanaperawattidakhanyamemberikanpelayanan
kepada individu saja namun juga pada keluarga dan masyarakat baik dalam
keadaansehatatausakityangmencakupseluruhproseskehidupanmanusiayang
mengacu pada standar profesionalkeperawatan dan Menggunakan etika
keperawatan sebagai tuntutan utama (Nursalam, 2007).

Peran perawatsecaraumumadalahmemberikanpelayanankeperawatan kepada


individu,keluarga,kelompokataumasyarakatsesuaidiagnosismasalah
yangterjadimulaidari masalahyangbersifatsederhanasampaipadamasalah yang
kompleks dan memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan
klien.Perawatharusmemperhatikanklienberdasarkankebutuhansignifikandari
klien.Kestabilan emosionalsangat penting karena seorang perawat mungkin
seringmenghadapikeadaandarurat,misalnyaorangsakitdengankeluargayang
tertekan sertasituasi sulit lainnya(Pujianyuhono,2011).Untuk itu beban kerja
perawat harus dilihat agar kualitas dalam pelayanan tetap baik.

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan
oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu
(Wedati, 2005).Salah satu faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah
peningkatan jumlah kunjungan ke rumah sakit.Beban kerja merupakan salah satu
unsur yang harus diperhatikan untuk mendapatkan keserasian dan produktifitas
kerja yang tinggi.Beban kerja seorang perawat juga harus sesuai dengan
kemampuan individu perawat. Kinerja perawat yang sesuai dengan standar asuhan
keperawatan akan menjamin tingginya mutu pelayanan keperawatan kepada
pasien (Sulistyowati , 2012). Beban kerja dipengaruhi oleh jumlah pasien yang
5

berkunjung ke rumah sakit, semakin tinggi kunjungan maka semakin besar beban
kerja.Terlebih lagi setelah diterapkan program JKN, karena pemberlakuan ini
pasien yang berkunjung ke RS di tanggung pembiayaan oleh BPJS.

Hasil penelitian Van (2014) didapatkan hasil bahwa beban kerja di IGD RS. Prof
H. H Aloe Saboe Goronyalo termasuk dalam kategori berat yaitu sebesar (56,7%).
Lalu hasilpenelitianRamadini(2015),tentangkinerjaperawatdiRSUDDr. Rasidin
Padang,didapatkanhasilbahwakepalaruangmempersepsikankinerja
perawatpelaksana kurangbaik sebesar 55%.SedangkanpenelitianWindisari
sebesar 2015,
mengatakankepalaruangdiRSUDPanembahanSenopatiBantulmenilaikinerja
perawat pelaksanatermasuk kategori cukup sebesar 75%.Dan Ilyas (2004)
mengatakan beban kerja berkaitan dengan kualitas kerja perawat. Beban kerja
yang tinggi akan menyebabkan keletihan dan kelelahan, hal ini tejadi jika perawat
bekerja lebih dari 80% dari waktu kerjanya, waktu efektif perawat dapat
menjalankan tugasnya yaitu kurang dari 80%. Terkait peningkatan beban kerja
akan berdampak pada menjalankan peran perawat salah satunya penurunan
kualitas/kinerja perawat.

Hasil penelitian Taruli (2017) tentang hubungan beban kerja terhadap kinerja
perawat di RSUD Dr. R. M. Djoelham Medan dengan sampel 98 perawat
pelaksana didapatkan bahwa ada hubungan antara beban kerja terhadap kinerja
perawat yaitu dengan nilai (p= 0,037) dengan menggunakan analisis korelasi
pearson product moment.Kemudian hasil penelitian Silvana (2015) tentang beban
kerja dan pendokumentasian di IGD. Menunjukan bahwa mayoritas (63,3%)
merasa memilih beban kerja sedang

RSUD Pasar Rebo adalah RS milik Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta yang
berbasis pendekatan kepada masyarakat dengan implikasi berupa Pelayanan kelas
3 sebanyak 199 Tempat Tidur dan Pelayanan Jaminan Kesehatan Sosial Nasional
untuk semua lapisan.RS ini sudah memiliki 16 tipe pelayanan dan telah
6

mendapatakan akreditasi yang paripurna dari lembaga KARS 2012. Salah satu
tipepelayanannya adalah ruang Instalasi Gawat Darurat(IGD).

Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit adalah salah satu bagian di rumah
sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan
cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya.Kementerian Kesehatan
telah mengeluarkan kebijakan mengenai Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit yang tertuang dalam Kepmenkes RI No. 856/Menkes/SK/IX/2009
untuk mengatur standarisasi pelayanan gawat darurat di rumah sakit. Untuk
meningkatkan kualitas IGD di Indonesia perlu komitmen Pemerintah Daerah
untuk membantu Pemerintah Pusat dengan ikut memberikan sosialisasi kepada
masyarakat bahwa dalam penanganan kegawatdaruratan dan life saving tidak
ditarik uang muka dan penanganan gawat darurat harus dilakukan 5 (lima) menit
setelah pasien sampai di IGD. Jumlah perawat yang ada di IGD RSUD Pasar
Rebo adalah total 32 perawat, dengan pembagian per Shift adalah 6 orang.

Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakantempatatauunitdirumahsakit yang


memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus dan peralatan, yang memberikan
pelayanan pasien gawat darurat. Perawat diIGD harus mampu memberikan
asuhan keperawatan yang membutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan
situasikritisdengankecepatandanketepatan yang tidakselalu dibutuhkan pada
situasi keperawatan lain. perawat IGDminimal memiliki
sertifikatBTCLS(BasicTrainingCardiacLifeSupport)atauPPGD(Pertolongan
Pertama Gawat Darurat)(Rankin.et. All,2013). Kompetensi yang sama pula
dibutuhkan oleh perawat yang bertugas di ruang rawat khusus seperti ICU
(Intensife Care Unit) , ICCU (Intensife Care Cardiac Unit), PICU (Pediatric
Intensif Care Unit), NICU (Neonatus Intensife Care Unit), HCU (High Care
Unit) dan OK (Operatie Kamer) . Setiap pekerjaan perawat tersebut memiliki
beban kerja yang berbeda-beda. Disamping itu juga ruang kegawatdaruratan dan
ruang perawatan khusus memililiki spesifikasi keahlian dan tanggung jawab yang
lebih tinggi / besar di karenakan karakteristik ketergantungan pasien yang lebih
7

tinggi ketimbang ruang rawat umum lainnya. Jumlah kunjungan diruang IGD
RSUD Pasar Rebo pada bulan Maret, April , Mei dan Juni 2018 rata-rata jumlah
kunjungan adalah 150 orang perhari.

Menurut BadanPenyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memaparkan


sepanjang 2015 ada 146,74 juta kunjungan dan kasus kesehatan pasien yang
ditangani. Dari jumlah tersebut, sebanyak 100,62 juta kunjungan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama, yakni Puskesmas, Dokter Praktik Perorangan, dan
Klinik Pratama atau Swasta. Selain itu ada 39,81 juta kunjungan Rawat Jalan
Tingkat Lanjutan, yaitu di Poliklinik RS, dan 6,31 juta kasus Rawat Inap Tingkat
Lanjutan (RS).

Hasil studi pendahuluan dengan observasi dalam waktu 3 hari dan wawancara
dengan 15 orang perawat yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD
Pasar Rebo didapatkan bahwa dokumentasi tidak lengkap dengan persentase
kurang lebih (80%) tidak tercatat dalam pendokumentasian yang seharusnya.Hal
ini di dukung dengan data kunjungan pasien ke IGD yang ada pada tahun 2015
adalah 28.488,pada tahun 2016 adalah 35.536 orang , tahun 2017 adalah 32.928
orang.

B. Rumusan masalah
Rumusan masalah berisi terkait hasil penelitian ditempat lain tentang beban kerja
perawat diruang IGD RS lain yg sudah adapenelitiannya. Terkait belum
terlihatnya beban kerja terhadap kelengkapan pendokumentasian.Kemudian data
BPJS terkait peningkatan jumlah kunjungan RS dan data kunjungan di RS PR
serta studi pendahuluan yang sudah peneliti lakukan.Jumlahperawat yang
berdinas seluruhnya ada 32 perawat, dengan perincian setiap shift bertugas
sebanyak 7 s/d 8 orang.Jumlah kunjungan pasien perhari dengan rata-rata
150orang, berbagai kegiatan yang ada di ruang tersebut dan juga tuntutan yang
besar menyebabkan beban kerja tersebut mengalami peningkatan yang
8

tinggi.Belum adanya perhitungan beban kerja di unit-unit atau bagian di RSUD


Pasar Rebo kemudian yang ada hanya perhitungan jumlah tenaga perawat, namun
untuk evaluasi terkait jumlah tenaga dengan beban pekerjaan perawat belum
diukur.Hasil wawancara dengan 5 orang perawat yang bekerja di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) RSUD Pasar Rebo didapatkan bahwa mereka merasakan beban
kerja mereka sangatlah berat terlebih lagi setelah program BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) disahkan oleh pemerintah, perbedaan jumlah
kunjungan sebelum dan sesudah pemberlakuan ini hamper mencapai (40%),
sehingga jumlah pasien yang datang ke IGD mengalami peningkatan yang sangat
tinggi. Perawat IGD mempunyai fungsi yang sangat penting dalam melayani
kebutuhan kesehatan pasien yaitu memberikan asuhan keparawatan secara
holistik.Kemudian belum adanya sosialisasi dan pelatihan pada perawat terkait
pengisian dokumentasi asuhan keperawatan

Berdasarkanhaltersebutrumusanmasalahdalampenelitianiniadalah“Bagaimanakah
gambaranbeban kerja perawatdiruangIGD RSUD Pasar Rebo?”.

C. TujuanPenelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum daripenelitian yang akandilakukan adalah untuk melihat
gambaranbeban kerja perawat IGD RSUD Pasar Rebo

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden diruang IGD RSUD Pasar Rebo
b. Mengidentifikasi gambaran beban kerja perawat diruang IGD RSUD
Pasar Rebo.

D. ManfaatPenelitian
Hasildaripembuktiandananalisisyangdiharapkandapatmemberikan manfaat
sebagai berikut :
9

1.Bagi Rumah sakit

Memberikaninformasibagirumahsakituntuk melihat seberapa besarbeban


kerjafisik terhadap perawat, sehingga dapat menjadi rekomendasi untuk
perhitungan ketenagaan agar pelayanan keperawatan menjadi lebih optimal

2.Bagi Perawat

Memberiinformasikepadaperawat tentang besarbeban kerja perawat.

3.Bagi bidang keperawatan

Melaluipenelitianini, dapat data memberikan informasi dasar fungsi dalam


memperoleh data beban kerja perawat diruang IGD sehingga dapat
mengidentifikasi bentuk kegiatan perawat dalam melakukan penghitungan
ketenagaannya.

4.Bagi Peneliti

Hasilpenelitianinidapatdigunakansebagaidasar atau
referensitambahandanuntuk pengembangan ide-ide baru untuk penelitian
selanjutnya.
10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Beban kerja
1. Pengertian
Everly dkk (dalam Munandar, 2005) mengatakan bahwa beban kerja adalah
keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada
waktu tertentu. Katagori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban
kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yaitu timbul
karena tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja
kualitatif jika pekerja merasa tidak mampu melakukan tugas atau tugas tidak
menggunakan ketrampilan atau potensi daripekerja.
Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka
waktu tertentu (Wedati, 2005).Setiap pekerjaan pekerjaan merupakan beban
bagi pelakunya, beban dimaksud bias fisik, mental, sosial.Semakin tinggi
keterampilan kerja yang dimiliki, semakin efisien beban, jiwa pekerja,
sehingga beban kerja menjadi relative (Budi, 2005).

2. Dimensi bebankerja
Menurut Carayon dan Alvarado (dalam Prawitasari, 2009) beban kerja
perawat mempunyai 6 dimensi yaitu:

a. Beban kerja fisik (physicalworkload)


Beban kerja fisik yang dilakukan oleh perawat buakan hanya terdiri dari
tindakan keperawatan langsung seperti mengangkat, memindahkan, dan
memandikan pasien, tetapi juga tindakan keparawatan tak langsung
seperti mengambil dan mengirim alat-alat medis kebagian lain, repetisi
perjalanan keunit lain akibat adanya peralatan yang hilang atau tidak
perfungsi, atau bukan perjalanan kebagian yang sangat jauh dari unit
tempat ia berkerja (seperti pusat sterilisasi alat medis atau ruang rawat
11

lain) yang mana hal ini meningkatkan aktifitas berjalan (fisik) dari
perawat.
Selain itu, tatanan ruang secara ergonomik dan fisik dari ruang seringkali
menambah beban kerja perawat.Keterbatasan luas ruang rawat dan
tempat penyimpanan alat seringkali menimbulkanmasalah. Kesibukan
dan keterbatasan waktu menyebabkan banyak perawat lebih memilih
untuk melakukan pekerjaan tersebut sendirian dari pada meminta bantuan
kepada perawat atau tenagalain.
b. Beban kerja kognitif (cognitiveworkload)
Beban kerja kognitif berhubungan dengan kebutuhan para perawat untuk
memproses informasi yang sering kali terjadi dalam waktu singkat.
Banyak situasi tertentu yang mengharuskan perawat mengambil
keputusan secara cepat yang mana ini berarti perawat harus secara cepat
pula melakukan penyesuaian kognitif terhadap pasien sepanjang
pasiendirawat, baik yang terencana (misal perubahan jadwal dinas)
maupun yang tidak terencana (perubahan kondisi pasien secara tiba-tiba).
Selain itu perawat secara terus menerus tetap melakukan tugas-tugas
kognitifnya selama melakukan lainnya (misal pemberian obat,
mengambil alat-alat yang diperlukankan pasien).
c. Tekanan waktu (time pressure)
Tekanan waktu berhubungan dengan hal-hal yang harus dilakukan
secara cepat dan dalam waktu yang sangat terbatas.Tugas yang
dilakukan oleh para perawat sangat banyak, yang dilakukan sesuai
dengan waktu yang bersifat regular atau kekerapannya (misal
memberikan obat, mengkaji, mengukur hasil,
mendokumentasikan).Adanya gangguan pada tugas yang telah terpola
ini menimbulkan peningkatan terhadap waktu yang ada.
d. Beban kerja emosional (emotionalworkload)
Beban kerja emosional lazim terjadi pada lingkungan kerja. Terkadang
persepsi perawat dengan keluarga sering kali tidak sama yang mana hal
12

ini menimbulkan konflik dan masalah.


e. Beban kerja kuantitatif (quantitative workload) dan beban
kerjakualitatif(qualitative workload)
Beban kerja kuantitatif didefinisikan sebagai jumlah pekerjaan yang
dilakukan; sedangkan beban kerja kualitatif dinyatakan sebagai tingkat
kesulitan dari pekerjaan yang dilakukan.Beban kerja kuantitatif
perawatdapat diukur dengan menggunakan alat pengukur beban kerja
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien yang mengukur jumlah
pekerjaan yang dilakukan oleh perawat. Sedangkan beban kerja
kualitatif berhubungan dengan jam kerja (work hours) yaitu jumlah
peningkatan pekerjaan yang dilakukan perawat sesuai dengan
peningkatan jumlah jam kerja.
f. Variasi beban kerja (workloadvariability)
Variasi beban kerja adalah perubahan beban kerja yang
berkesinambungan pada waktu tertentu. Situasi genting adalah contoh
lain dari variasi beban kerja dimana pada keadaan ini tiba-tiba beban
kerja meningkat sebagai konsekuensi adanya situasi gawat pada pasien,
sehingga mereka harus berkonsentrasi menghadapi kondisi pasien yang
tidakstabil.
Keenam dimensi diatas tidaklah berdiri sendiri, melainkan saling
berkaitan, dimana dimensi yang satu mempengaruhi yang lain.
3. Sumber-sumber bebankerja
Menurut Carayon dan Alvarado (dalam Prawitasari, 2009) model sistem
kerja yang dapat digunakan dalam menjelaskan sumber-sumber beban kerja
dan keterikatan antar dimensi dalam beban kerja. Adapun system kerja
tersebut terdiri dari 5 elemen, antaralain:
a. Individuperawat
b. Variasi tugas yang harus dilaksanakan (perawat langsung, tak langsung,
tugas-tugas lain, karakteristik perawatan yangdiberikan).

c. Penggunaan alat-alat dan teknologi yangbervariasi.


13

d. Lingkungan fisik (ruangan pasien dan ruangperawat).


e. Kondisi khusus organisasi (jadwal dinas, manajemen keperawatan, kerja
tim, komunikasi dengan dokter dan tenaga kesehatanlainnya).

Carayon dan Alvarado (dalam Prawitasari, 2009) menyatakan beban kerja fisik
biasanya akan berhubungan dengan tugas-tugas dan karakteristik fisik dari
tugas. Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor organisasi dan aspek lingkungan
kerja lainnya dapat mempengaruhi beban kerja perawat.
4. Pengukuran BebanKerja
a. Martini (2007), menjelaskan teknik work sampling melalui daily log
merupakan salah satu teknikpengukuran beban untuk melihat beban kerja
personil pada suatu unit bidang, ataupun jenis tenaga kerja tertentu
dimana orang yang diteliti menuliskan sendiri beberapa kegiatan dan
waktu yang akan digunakan untuk suatu kegiatan. Pada pendekatan work
sampling melaluli daily log dapat ditulis:

a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan personil pada waktu jamkerja.


b. Apakah aktivitas personil berkaitan dengan fungsi dan tugas pada
waktu jamkerja.
c. Jenis dan frekuensi waktu kerja untuk kegiatan pokokkeperawatan.
d. Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan skedul
jamkerja.
Langkah-langkah penelitian beban kerja dengan metode work sampling
melaluidaily log, yaitu:

1) Ditentukan personil yang akanditeliti


2) Bila jenis personil jumlahnya banyak dilakukan pemilihan sampel
sebagai subyek yang akan diamati.
3) Membuat formulir daftar kegiatan pokokperawat
4) Pencatatan perawat dilakukan dengan interval 2-15 menit atau
tergantung kebutuhan peneliti, makin pendek jarak waktu
14

pengamatan makin banyak sampel pengamatan yang bias diamati


oleh peneliti. Personil yng diamati tidaklah penting tetapi apa yang
dikerjakan yang jadipengamatan.

Menurut Jauhari (2005), standar beban kerja merupakan hasil pembagian


waktu rata-rata yang dibutuhkan tiap kegiatan pokok dengan waktu kerja
tersedia yang dimiliki oleh masing-masing kategori sumber daya manusia
(SDM). Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan selama penelitian
dan kesepakatan bersama.Kegiatan pokok merupakan kumpulan
ataugabungankegiatanyangdilakukanolehsumberdayamanusia/tenagakesehata
n sesuai kompetensi, kewenangan yang dimilikinya dan mengacu pada standar
pelayanan, standar prosedur operasional yang berlaku.

Berdasarkan Mertini (2007), beban kerja dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1) Beban kerja berat, jika proporsi waktu yang digunakan untuk kontak
dengan pasien ≥80% dari jamkerja.
2) Beban kerja sedang, jika proporsi waktu yang digunakan untuk
kontak dengan pasien 60% -79% dari jamkerja.
3) Beban kerja ringan, jika proporsi waktu yang digunakan untuk
kontak dengan pasien <60% dari jamkerja.
b. Menurut Nursalam (2011), ada tiga cara yang dapat digunakan untuk
menghitung beban kerja secara personel antara lain sebagai berikut.
1) Work Sampling
Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban
kerja yang dipangku oleh personel pada suatu unit, bidang maupun
jenis tenaga tertentu.
Pada metode work sampling dapat diamati hal-hal spesifik tentang
pekerjaan antara lain:
a) Aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu jam kerja
15

b) Apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan tugasnya


pada waktu jam kerja
c) Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau
tidak produktif
d) Pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam
kerja.

Untuk mengetahui hal-hal tersebut perlu dilakukan survei tentang kerja


personel dengan langkah-langkah sebagai berikut
a) Menentukan jenis personel yang akan di survei
b) Bila jumlah personel banyak perlu dilakukan pemilihan sampel
sebagai subjek personel yang akan diamati dengan menggunakan
metode simple random sampling untuk mendapatkan sampel yang
representatif
c) Membuat formulir kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan
sebagai kegiatan produktif dan tidak produktif dapat juga
dikategorikan sebagai kegiatan langsung dan tidak langsung
d) Melatih pelaksana peneliti tentang cara pengamatan kerja dengan
menggunakan work sampling
e) Pengamatan kegiatan personel dilakukan dengan interval 2-15
menit tergantung karekteristik pekerjaan yang dilakukan. Pada
teknik work sampling kita akan mendapatkan ribuan pengamatan
kegiatan personel yang kita amati. Karena besarnya jumlah
pengamatan kegiatan penelitian akan didapatkan sebaran normal
sampel pengamatan kegiatan penelitian. Artinya data cukup besar
dengan sebaran sehingga dapat dianalisis dengan baik. Jumlah
pengamatan dapat dihitung.
2) Time And Motion Study
Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang
kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati. Melalui
16

teknik ini akan didapatkan beben kerja personel dan kualitas kerjanya.
Langkah-langkah melakukan teknik ini yaitu:
a) Menentukan personel yang akan diamati untuk menjadi sampel
dengan metode purposive sampling
b) Membuat formulir daftar kegiatan yang akan dilakukan oleh setiap
personel
c) Daftar kegiatan tersebut kemudian diklasifikasikan seberapa
banyak personel yang melakukan kegiatan tersebut secara baik dan
rutin selama dilakukan pengamaan
d) Membuat klasifikasi atas kegiatan yang telah dilakukan tersebut
menjadi kegiatan medis,kegiatan keperawatan dan kegiatan
administrasi
e) Menghitung waktu objektif yang diperlukan oleh personel dalam
melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat digunakan untuk
melakukan evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan yang
bersertifikat atau bisa juga digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan
suatu metode yang ditetapkan secara baku oleh suatu instansi seperti
rumah sakit.
Dari metode work sampling dan time and motion studyakan dihasilkan
output sebagai berikut:
a) Deskripsi kegiatan menurut jenis dan alokasi waktu untuk masing-
masing pekerjaan baik yang bersifat medis,perawatan dan
administasi. selanjutnya dapat dihitung proporsi waktu yang
dibutuhkan masing-masing kegiatan selama jam kerja.
b) Pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja,kategori tenaga
atau karakteristik demografis dan sosial.
c) Kesesuaian beban kerja dengan variabel lain sesuai kebutuhan
penelitian.beban kerja dapat dihubungkan dengan jenis tenaga,
umur, pendidikan, jenis kelamin dan variabel lain.
17

d) Kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi perhatian karena akan
menentukan kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki oleh
personel yang diamati.
3) Daily Log
Daily log atau pecatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana
work sampling yaitu pencatatan dilakukan sendiri oleh personel yang
diamati. Pencatatan meliputi kegiatan yang dilakukan dan waktu yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan tesebut.Penggunaan ini
tergantung kerjasama dan kejujuran dari personel yang
diamati.Pendekatan ini relatif lebih sederhana dan biaya yang
murah.Peneliti biasa membuat pedoman dan formulir isian yang dapat
dipelajari sendiri oleh informan. Sebelum dilakukan pencatatan
kegiatan peneliti menjelaskan tujuan dan cara pengisian formulir
kepada subjek personal yang diteliti, tekankan pada personel yang
diteliti yang terpenting adalah jenis kegiatan, waktu dan lama kegiatan,
sedangkan informasi personel tetap menjadi rahasia dan tidak akan
dicantumkan pada laporan penelitian. Menuliskan secara rinci kegiatan
dan waktu yang diperlukan merupakan kunci keberhasilan dari
pengamatan dengan daily log.

c. Menurut Nursalam (2014)Penghitungan kebutuhan


tenagakeperawatanberdasarkanbeban kerjadi ruang
perawatandilakukandenganmetodeWISN(WorkloadIndicatorsof Staffing
Need). Analisiskebutuhantenaga berdasarkanbeban
kerja(WISN)adalahindikatoryang menunjukkanbesarnyakebutuhan tenaga
kerja disuatutempatkerja berdasarkanbebankerja, sehingga alokasi/relokasi
akan lebihmudah dan rasional. Kelebihan metode ini mudah dioperasikan,
mudahdigunakan,secara teknismudahditerapkan,komprehensifdanrealistis
(Depkes, 2004).
18

Pada akhir 1990-an, World HealthOrganization (WHO) pengembangkan


Workload IndicatorsforStaffingNeed(WISN) yaitu suatu
prinsipperencanaanlamayang digunakandalambisnisdanindustriuntuk
diterapkan pada sektor kesehatan (Pandey, 2013). WISN
telahdigunakandalambeberapacarayang berbedadandi berbagainegara
dipopulerkanolehWHOsetelahdilakukanpraujidisejumlahnegaratermasuk
Kenya, Tanzania, PapuaNugini, SriLankadan Turki (Mussau, 2014).

B. Peran Perawat
1. Pengertian
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
stabil (Kusnanto, 2009).
Jadi peran perawat adalah suatu cara untuk menyatakan aktivitas perawat
dalam praktik, yang telah menyelesaikan pendidikan formalnya, diakui dan
diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik
profesinya. Peran yang dimiliki oleh seorang perawat antara lain peran
sebagai pelaksana, peran sebagai pendidik, peran sebagai pengelola, dan peran
sebagai peneliti (Asmadi, 2008).
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat mempunyai peran dan
fungsi sebagai perawat diantaranya pemberi perawatan, sebagai advokat
keluarga,pencegahan penyakit, pendidikan, konseling, kolaborasi,
pengambilkeputusan etik dan peneliti (Hidayat, 2012).
2. Macam-macam peran perawat
Dalam melaksanakan keperawatan, menurut Hidayat (2012) perawat
mempunyai peran dan fungsi sebagai perawat sebagai berikut:
19

a. Pemberian perawatan (Care Giver)


Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan, sebagai
perawat, pemberian pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan
memenuhi kebutuhan asah, asih dan asuh.Contoh pemberian asuhan
keperawatan meliputi tindakan yang membantu klien secara fisik maupun
psikologis sambil tetap memelihara martabat klien.Tindakan keperawatan
yang dibutuhkan dapat berupa asuhan total, asuhan parsial bagi pasien
dengan tingkat ketergantungan sebagian dan perawatan suportif-edukatif
untuk membantu klien mencapai kemungkinan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan tertinggi (Berman, 2010).
b. Sebagai advocat keluarga
Selain melakukan tugas utama dalam merawat, perawat jugamampu
sebagai advocat keluarga sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal
seperti dalam menentukan haknya sebagai klien.Dalam peran ini, perawat
dapat mewakili kebutuhan dan harapan klien kepada profesional kesehatan
lain, seperti menyampaikan keinginan klien mengenai informasi tentang
penyakitnya yang diketahu oleh dokter.Perawat juga membantu klien
mendapatkan hak-haknya dan membantu pasien menyampaikan keinginan
(Berman, 2010).
c. Pencegahan penyakit
Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayanankeperawatan
sehingga setiap dalam melakukan asuhan keperawatanharus selalu
mengutamakan tindakan pencegahan terhadaptimbulnya masalah baru
sebagai dampak dari penyakit atau masalahyang diderita. Salah satu
contoh yang paling signifikan yaitukeamanan, karena setiap kelompok
usia beresiko mengalami tipecedera tertentu, penyuluhan preventif dapat
membantu pencegahanbanyak cedera, sehingga secara bermakna
menurunkan tingkatkecacatan permanen dan mortalitas akibat cidera pada
pasien (Wong,2009).
20

d. Pendidik
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, perawat harus
mampu berperan sebagai pendidik, sebab beberapa pesan dan cara
mengubah perilaku pada pasien atau keluarga harus selalu dilakukan
dengan pendidikan kesehatan khususnya dalam keperawatan. Melalui
pendidikan ini diupayakan pasien tidak lagi mengalami gangguan yang
sama dan dapat mengubah perilaku yang tidak sehat. Contoh dari peran
perawat sebagai pendidik yaitu keseluruhan tujuan penyuluhan pasien dan
keluaraga adalah untuk meminimalkan stres pasien dan keluarga,
mengajarkan mereka tentang terapi dan asuhan keperawatan di rumah
sakit, dan memastikan keluarga dapat memberikan asuhan yang sesuai di
rumah saat pulang (Kyle & Carman, 2015).
e. Konseling
Konseling merupakan upaya perawat dalam melaksanakan peranya
dengan memberikan waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang
dialami oleh pasien maupun keluarga, berbagai masalah tersebut
diharapkan mampu diatasi dengan cepat dan diharapkan pula tidak terjadi
kesenjangan antara perawat, keluarga maupun pasien itu sendiri.Konseling
melibatkan pemberian dukungan emosi, intelektual dan psikologis. Dalam
hal ini perawat memberikan konsultasi terutama kepada individu sehat
dengan kesulitan penyesuaian diri yang normal dan fokus dalam membuat
individu tersebut untuk mengembangkan sikap, perasaan dan perilaku
baru dengan cara mendorong klien untuk mencari perilaku alternatif,
mengenai pilihan-pilihan yang tersedia dan mengembangkan rasa
pengendalian diri (Berman, 2010).
f. Kolaborasi
Kolaborasi merupakan tindakan kerja sama dalam menentukan tindakan
yang akan dilaksanakan oleh perawat dengan tim kesehatan lain.
Pelayanan keperawatan pasien tidak dilaksanakan secara mandiri oleh tim
21

perawat tetapi harus melibatkan tim kesehatan lain seperti dokter, ahli
gizi, psikolog dan lain-lain, mengingat pasien merupakan individu yang
kompleks/ yang membutuhkan perhatian dalam perkembangan (Hidayat,
2012).
g. Pengambilan Keputusan
Dalam mengambil keputusan, perawat mempunyai peran yang sangat
penting sebab perawat selalu berhubungan dengan pasien kurang lebih 24
jam selalu disamping pasien, maka peran perawatansebagai pengambil
keputusan etik dapat dilakukan oleh perawat,seperti akan melakukan
tindakan pelayanan keperawatan (Wong,2009).
h. Peneliti
Peran perawat ini sangat penting yang harus dimiliki oleh semua perawat
pasien.Sebagai peneliti perawat harus melakukan kajian-kajian
keperawatan pasien, yang dapat dikembangkan untuk perkembangan
teknologi keperawatan.Peran perawat sebagai peneliti dapat dilakukan
dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pasien (Hidayat, 2012).
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Perawat
Dalam menilai ketrampilan seseorang yang dalam hal ini waktu tanggap
perawat, bisa saja dipengaruhi adanya faktor lain keadaan ini tergantung dari
motivasi perawat dalam mempraktikkan ketrampilan kerja yang didapat dari
pendidikannya. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja,
menurut Mangkunegara (2007) faktor-faktor tersebut antara lain: Faktor
kemampuan dan Faktor motivasi. Motivasi merupakan kemauan atau
keinginan didalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak
(Depkes RI, 2002).
Widiasih (2008), menyatakan keberhasilan pelayanan gawat darurat
dipengaruhi oleh 3 kesiapan, yaitu kesiapanmental artinya petugas harus siap
dalam 24 jam dan tidak dapat ditunda, kemudian kesiapan pengetahuan
teoritis dan fatofisiologi berbagai organ tubuh yang penting dan keterampilan
manual untuk tindakan dalam pertolongan pertama. Yang ketiga kesiapan alat
22

dan obat-obatan darurat yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dalam memberikan pertolongan kepada pasien gawat darurat.
Nursalam (2001), menjelaskan dalam intervensi keperawatan harus
berdasarkan pada kewenangan dan tanggung jawab secara profesional
meliputi tindakan dependen, independen dan interdependen.
23

C. Kerangkakonsep

Peran perawat:

1. Pemberian perawatan(Care
Giver)
2. Sebagai advocat keluarga
3. Pencegahan penyakit
Beban Kerja 4. Pendidik
5. Konseling
6. Kolaborasi
7. Pengambilan Keputusan
8. Peneliti
(Hidayat, 2012).

Gambar 2.1. Kerangka teori


24

BAB III

KERANGKA PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka penelitian

Menurut Saryono (2011), kerangka penelitian merupakan fokus penelitian yang


akan diteliti, kerangka konsepiniterdiridarivariabelb e b a s
(independentvariable).Adapun kerangkapenelitian iniadalah sebagai berikut:

Beban kerja Perawat

1. Kegiatan produktif
2. Kegiatan non produktif

Gambar 3.1.Kerangka konsep


25

B. Definisi operasional

Tabel definisi operasional

No. Variabel Definisi operasional Alat Cara ukur Hasil ukur Skala
ukur ukur

1. Jenis kelamin Ciri biologis yang dimiliki oeh Wawancra


perawat dan dibedakan menjadi Kuisioner 1) Laki-laki Nominal
laki-lai dan perempuan (Robbin, 2) Perempuan
2006)
2. Usia Umur atau usia adalah satuan waktu Kuisioner Nominal
yang mengukur waktu keberadaan Wawanca 1. 17-25 tahun
suatu benda atau makhluk (2009) ra 2. 26-35 tahun
3. 46-65 tahun
(DepKes.2009)

3. Pendidikan Jenjang pendidikan formal yang telah Kuisioner Wawancara 1) D3 Nominl


dilalui oleh perawat dan memiliki 2) S1 Ners
sertifikat (Robbin, 2006)
4. Lama bekerja Lama bekerja dalam tahun dimulai Kuisioner Wawancara 1) 1-5 tahun Interval
sejak perawat bekerja (Muadi, 2) 6-10 tahun
2009) 3) 11-15 tahun
4) 16-20 tahun
5) > 20 tahun
(Diklat RSUD
Pasar Rebo, 2012)
5. Beban kerja Beban kerja adalah sekumpulan atau Lembar Observasi 1. Ringan (<60% Ordinal
sejumlah kegiatan yang harus observasi dari jam kerja)
diselesaikan perawat (WISN) 2. Sedang (60%-
79% dari jam
kerja)
3. Berat(≥ 80%
dari jam kerja)

(Martini, 2007)
26

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. DesainPenelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitianinimerupakanpenelitianyangbersifatkuantitatif.Adapun rancangan penelitian
ini menggunakan pendekatandeskriptif, metode ini digunakan untuk melihat gambaran
beban kerja perawat di ruang IGD RSUD Pasar Rebo.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian


PenelitiandilakukandiIGD RSUD Pasar Rebo pada bulan Oktober-Desember2018.

B. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang IGD
RSPRsebanyak 30 orang perawat pelaksana.Dari total keseluruhan 32 perawat yang bekerja
diruang IGD.Dua orang tidak diikutkan karena 2 orang tersebut kepala ruangan dan
Clinical Instructur (CI).

C. Sampel
Dari total keseluruhan 32 perawat yang bekerja diruang IGD maka
penentuanbesarsampelmenurutNotoadmojo (2010) diambil berdasarkan rumus (Slovin) :

𝑁
𝑛 =1−
1 + 𝑁 ( 𝑑)2
32
𝑛 =1−
1 + 32 ( 0,05)2

32
𝑛=
1,08
𝑛 = 29,62

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan (0,05)
27

Besar sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang perawatdengan teknik total
sampling yaitu dengan melakukan pengambilan pada seluruh kelompok
untukdiwakiliadalahperawatIGD.

D. Kriteria Inklusi
Perawatpelaksana yangbertugasshift pagi saat penelitian di ruang IGD RSUD Pasar Rebo
Jakarta

E. InstrumenPenelitian
Menurut Saryono (2011) mengungkapkan instrumen penelitian merupakan alat
ataufasilitasyangdigunakanolehpenelitidalammengumpulkandata.Instrumen
penelitianmerupakanhal yangsangatpentingdalamsebuahpenelitiankarena
menentukankeakuratandatayang diperoleh.Instrumenyangdigunakanuntuk mengukurbeban
kerja perawat adalah menggunakankuisioner A berisi tentang usia, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, unit kerja, tempat bekerja dan masa kerja responden.Kuisioner Bberisi
tentang beban yaitu kegiatan produktif, kegiatan keperawatan tidak langsung, kegiatan non
produktif dengan tolak ukur rata-rata waktu dalam menit.Jika tidak ada/tercantum dalam
tabel sebelumnya.Carapenilaianuntukmenentukanskalabeban kerja penilain menggunakan
perhitungan Martini (2007)yangdigunakandalampenelitian inipadaawalnyadihitung
dengan menggunakan persentase kemudian dikategorikandalamkategori
ringan,sedang,dan beratdengan caramenjumlahitem
dariindikatordalamvariabeltersebutdengandicarinilai yang didapat responden lalu dibagi
dengan nilai tertinggi dikalikan 100%,sehinggadiperolehskala sebagai berikut :

1. Beban kerja berat, jika proporsi waktu yang digunakan untuk kontak dengan pasien
≥80% dari jamkerja.
2. Beban kerja sedang, jika proporsi waktu yang digunakan untuk kontak dengan pasien
60% -79% dari jamkerja.
3. Beban kerja ringan, jika proporsi waktu yang digunakan untuk kontak dengan pasien
<60% dari jamkerja.
28

F.Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas
Validitasadalahsuatuukuranyangmenunjukantingkat-tingkat kevalidanataukesahihan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan validapabila
m ampumengukur apa yang diinginkan (Nursalam, 2013).Instrumenyangdigunakan
daripembuatan pertanyaanberdasarkantinjauanpustakayangdibuatolehpeneliti.Terdapat
banyak metode yang bias mengukur uji validitas salah satunya adalah metode
Cohen Kappa.
Uji reabilitas menggunakan inter-rater reliabilty.Pengujian untuk lembar observasi
mengunakan inter-rater reliabilty yaitu observasi dilakukan 2 orang rater atau obsever
pada 20 responden yang sama, kemudian di hitung dengan menggunakan rumus Cohen
Kappa yaitu:

1
Pe   n n 
1 1

N2

Keterangan:

N : jumlah keseluruhan jari – jari yang menunjukkan munculnya gejala


yangteramati
∑n1+ : jumlah jari – jari kategori ke-1 untuk pegamat pertama
∑n+1 : jumlah jari – jari kategori ke-1 untuk pengamat kedua
Adapun rumus reabilitas Cohen Kappa adalah sebagai berikut:

P0 Pe

KK=

1 Pe
Keterangan:
KK : Koefisien kesepakatan pengamatan
Po : Proporsi frekuensikesepakatan
Pe : Kemungkinan sepakat (change agreement).
Peluang kesesuaian antar-pengamat (Arikunto, 2006).

Nilai Kappa menurut Bhisma Murti (1997), nilai K > 0,75 menunjukkan
kesepakatan sangat baik, bila nilai K = 0,4 – 0,75 menunjukkan
kesepakatan baik dan bila nilai K < 0,40 menunjukkan kesepakatan lemah.
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil rata – rata 0,766 (0,>40)
kesimpulannya terdapat kesepakatan yang sangat baik maka instrument
dikatakan reliable.

Hasil rumus tersebut kemudian dianalisa kembali dan bila perhitungan dan
jika lebih besar dari nilai 0,06 berarti konsisten (Sutanto, 2012). Pada
penelitian ini penghitungan dilakukan dengan program komputer SPSS
versi 25.

Pada penelitian ini tidak seluruh poin yang ada pada lembar observasi diuji
validitas menggunakan uji Kappa, tetapi hanya lima poin pertama pada
lembar observasi yang dianalisa. Hal ini untuk mempermudah melakukan
uji analisa dan juga karena jumlah total poin yang ada berjumlah 50 poin
observasi. Dari 5 poin tersebut didapatkan nilai dari 0.583-0.722 yang
artinya seluruh poin pertanyaan tersebut memiliki kesepakatan baik.

Kemudian cara yang dilakukan pada uji validitas penelitian ini yaitu dari 2
orang yang berbeda diberikan lembar observasi yang sama, penilaian
waktunya sama dan hasil yang hamper sama.

2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dipercaya atau diandalkan untuk digunakan sebagai alat instrument.
Hal ini berarti rmenunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu konsisten
atau tetap asas, bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat yang sama (Notoatmodjo,
2012).

Uji reliabilitas dapat menggunakan tehnik komputerisasi menggunakan


program statistic SPSS 12.0 dengan menggunakan rumus Alpha
cronbach:

𝐾 ∑ 𝜎2 𝑏
r11 = [(𝐾−1)] [1 − ]
𝜎2 𝑡

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

K = banyaknya butir pertanyaan / pernyataan

∑ 𝜎 2 𝑏 = jumlah varians butir

𝜎 2𝑡 = varians total

Keterangan :

Harga r11 hitung > N table dinyatakan realibel,sedangkan jika r11


hitungannya < dari table maka perangkat tersebut tidak memenuhi syarat
sebagai alat pengumpul data dan uji ini akan dilakukan dengan
menggunakan computer program SPSS versi 12.0.

SuatuinstrumendikatakanreliabelnilaiCronbachAlpha≥0,7. Jika nilai


Cronbach Alpha ≤ 0,7, maka instrumen tidak reliable
(Johnson&Christensen,2012). NilaiCrobachAlpha0.960≥0,7maka
instrument reliable.
Pada penelitian ini menggunakan lembar observasi, lembar observasi ini
menggunakan instrumen berdasarkan penelitian Martini (2007)yang telah
diuji reabilitasnya. Sehingga peneliti tidak melakukan uji reabilitas.

G. TeknikPengumpulanData danJalannya Penelitian

1.Teknik pengumpulan data

Dataprimeryaitudatayang diperolehpenelitidan
enumeratorsecaralangsungdari responden dengan mengisi kuesioner
dengan bertanya angsung kepada responden dan untuk observasi dilakukan
observasi langsung kepada responden sepanjang responden tersebut
berdinas pagi terhitung mulai pukul 07.30 sd 14.30 dengan durasi waktu
selama 420 menit. Peneliti dan enumerator melakukan observasi langsung
selama 420 menit dengan menggunakan stop watch dan lembar observasi
tanpa di ketahui responden.

a.Tahap Persiapan

1) Persiapan materi dan konsepyangmendukungjalannyapenelitian.


2) Studi pendahuluan penelitian untuk mendapatkan data–data
yang mendukungpenelitian.
3) Penyusunan proposalpenelitiandankonsultasi dengan dosen
pembimbing.
4) Seminar proposal penelitian.
5) Permohonanijindari ketua jurusan keperawatan STIKES Jayakarta
6) PermohonanijindariKepala DINKES Pemprov DKI
7) Permohonanijindaridirektur RSUDPasar Rebo.
8) Permohonanijindariketua komite etik RSUD Pasar Rebo

b.Tahap Pelaksanaan

1) Menentukan sampel penelitian.


2) Merekrut 3 enumerator untuk pengambilan data observasi dengan
kriteria sbb :
a) Pendidikan terakhir SMA
b) Pegawai RSUD Pasar rebo
c) Mengerti teknik pengambilan data \observasi
3) Mengumpulkan data primer beban kerja. Yaitu melakukan
wawancara kepada responden tentang demografi ,melakukan
\observasi langsung dan memberika kuesioner untuk data
pendokumentasian
4) Ijinkepadarespondendenganterlebihdahulumembuatpersetujuanpad
a lembar persetujuan untuk menjadi responden.
5) Jika pada saat dilakukan observasi responden tidak melaksanakan
tugasnya atau meninggalkan jam kerja di luar dinas maka observasi
dianggap batal dan di lakukan observasi di lain hari.
c.Tahap Penyelesaian

1) Melakukan pengecekan data (editing), apakah datasudah sesuai.


2) Datayangsudah lengkapseleksi, kemudian diolahmenggunakan
bantuan komputer meliputitahapcoding dan tabulating.
3) Datayangtelahdiolah kemudiandianalisishasilnyameliputianalisis
univariat dan analisisbivariat.
4) Membuat laporan hasilpenelitian.
5) Seminar hasilpenelitian.
6) Pengumpulan hasilpenelitian skripsi.

H.Analisa Data

1. Pengolahan dan analisadata


Pengolahan data menggunakan program statistik komputer dan
dianalisis denganujistatistik yaitunonparametrikyangmerupakanteknik
analisis data dalam penelitian analitik komparatif numerik menggunakan
statistik inferensial (menarik kesimpulan), yaitu menyimpulkan parameter
berdasarkan statistik (Saryono, 2011).
2. Caraanalisa
Analisis data dilakukan setelah data terkumpul agar perbandingan antar
variabelnya dapat diketahui. Data di analisismenggunakan prosedur
statistik yangmemungkinkanpenelitiuntukmenyimpulkan,mengorganisasi,
mengevaluasi,menginterpretasi,danmenyajikaninformasiyangjelasdengan
angka-angka yang berarti. Peneliti melakukantabulasi data menggunakan
komputer (Nursalam, 2009).Analisa yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisaunivariat.

Analisa univariatdilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.


Analisa ini bermanfaat untuk memberi gambaran karakteristik subyek
penelitian dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi setiap
variabel. Pada penelitian ini analisa univariat dilakukan dengan
menggunakananalisadeskriptifdalambentukpresentasepadakarakteristikden
gan metode komputerisasi menggunakan program SPSS.
Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual maupun
menggunakan bantuan computer, tidak akan ada maknanya tanpa di
analisa.Univariat adalah analisa suatu variabel. Analisa univariat di
gunakan untuk melakukan analisa distribusi dan persentase dari masing-
masing variable (Notoatmodjo,2005). Pada penelitian ini akan terlihat
distribusi responden.

Rumus analisa univariat :

𝐹
P = (𝑁)𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 X 100%

Keterangan:
P : persentas
F : Frekuensi/ skor yang didapat oleh responden
N : Skor total soal
Di univariat ini menggunakan mean, mean adalah teknik penjelasan
kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut.
Hasil mean ini didapatkan dari menjumlahkan seluruh individu dalam
kelompok itu lalu dibagi dengan jumlah individu yang ada dalam
kelompok tersebut (Sugiono,1997).

∑𝑋
Mean = 𝑛

Keterangan :
M : Mean
X : nilai
n : jumlah subjek (responden)

I. Pengolahan data
Datayangtelahterkumpulakandiolahdenganprosespengolahandata sebagai
berikut:
1.Editing

Editingadalahupayauntukmemeriksakembalikebenarandatayang
diperoleh.Penelitimelakukanpengecekanterhadapkelengkapandata.Jika
terdapatdatayangsalah danyangtidaklengkapmakadatatersebuttidak dipakai.

Pada penelitian ini pemberian seluruh data terisi dengan lengkap tidak ada
data yang dibuang, jadi seluruh data yang ada sudah baik.

2.Coding

Codingmerupakanpenglasifikasianhasilobservasi/pemeriksaanyang sudah
ada menurut jenisnya, dengan cara memberi tanda pada masing-
masingkolom dengan kode berupa angka/huruf/simbol lainnya. Peneliti
membuat daftar kode dan artinya dalam satu buku(code book) untuk
memudahkan kembali melihat lokasi dan arti kodetersebut.

Penelitian inidatapenelitianhampirsemuadalamkategoribaikyangtidak
memungkinkanuntukdilakukananalisamakaperludikategorikan.Datayangtel
ahdicodingkemudiandiolah dengan menggunakan SPSS25.

3. Cleaning (Membersihkan data)


Membersihkan data yang tidak di butuhkan atau tidak di perlukan
maksudnya melakukan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di
masukkan agar tidak terjadi kesalahan untuk menguji kebenaran data.
Penelitian ini di cek kembali sampai data baik dan siap untuk dianalisa
4. Tabulasi/entry data
Tabulasiadalahsuatukegiatanmemasukkandatadarihasilpenelitianke
dalammastertabel/databasekomputerberdasarkankriteriayangtelahada.
Tabulasimerupakanmembuattabelhasilobservasiyangsudahdiberiskor
dandimasukkankedalamtabel.Tabulasijugadilakukanuntukmenyusundanme
nghitungdatahasilpengkodeanuntukdisajikandalamtabelsesuai kategori
variabel. Penelitian ini ditabulasi menggunakan komputer melalui program
SPSS 25.

J. Etika Penelitian

Etikapenelitian menurutHidayat (2007), terdiri dari 4 macamyaitu:

1. Informed Consent
Informedconsentmerupakanbentukpersetujuanantarapenelitidanresponden,
dengan bentuklembar persetujuan. Lembar persetujuandiberikan sebelum
penelitiankepadarespondenyangakanditeliti.Lembarinidilengkapidengan
judulpenelitiandanmanfaatpenelitian,sehinggasubjekmengertimaksuddan
tujuanpenelitian.Bilasubjekmenolak,makapenelititidakbolehmemaksadan
harus tetap menghormatihak-hak subjek.

2. Anonomity
Anonimity digunakan untuk menjaga kerahasiaan, peneliti
tidakakan
mencantumkannamaresponden,tetapipadalembartersebutdiberikankode
penggantinama responden.

3. Confidentiality
Informasiyangtelahdikumpulkandarirespondenakandijaminkerahasiaanya
oleh peneliti, dan hanyaakan digunakan untuk pengembangan ilmu.

4. Asas Keadilan(Justice)
Prinsip ini bertujuan untuk menjunjung tinggi keadilan responden dengan
menghargai hak-hakdalammemberikaninformasi,danhakmenjagaprivasi
responden.

5. Nonmaleficiency
adalah prinsip bahwa semua tindakan pada responden harus bebas dari
setiap resiko yang membahayakan. Penelitian ini tidak menimbulkan
resiko yang berbahaya bagi responden.

6. Beneficence atau kemurahan hati.


Peneliti harus meyakinkan bahwa penelitian yang dilakukan tidak
berbahaya bagi responden dan bertujuan untuk kebaikan.Penelitian ini
bertujuan agar gambaran pengetahuan dan sikap perempuan dewasa di
kawasan ini dapat teridentifikasi.
BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan pemaparan hasil penelitian tentang gambaran beban


kerja IGD dan beberapa ruang rawat khusus di RSUD Pasar Rebo.Pengumpulan
data di lakukan pada bulan September-November 2018. Hasil penelitian
menggunakan analisis univariat untuk umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan ,
lama bekerja, dokumentasi keperawatan dan beban kerja. Hasil penelitian ini
disajikan kedalam bentuk tabel.

A. Distribusi responden berdasarkan Umur


Tabel 5.1
Distribusi responden berdasarkan umur perawat diruang IGD
di RSUDPasar Rebo bulan November 2018.

Umur Frekuensi Persentase %

17-25 tahun 6 20.0


26-45 tahun 24 80.0
46-65 tahun 0 0
Total 30 100.0
Berdasarkan tabel 5.1. hasil penyebaran kuisioner didapatkan responden
dengan total 30 responden sebagian besar adalah berusia antara 26-45
tahundengan persentase (80.0%), usia antara 17-25 tahun (20.0%), dan tidak
ada responden yang berumur antara 46-65 tahun.

B. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.2
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin perawat diruang IGD
di RSUD Pasar Rebo bulan November 2018

Jenis kelamin Frekuensi Persentase %

laki-laki 10 33.3
perempuan 20 66.7
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel 5.2.hasil penyebaran kuisioner didapatkan responden


dengan total 30 responden sebagian besar adalah perempuan dengan
persentase (66.7%) dan laki-laki (33.3%).

C. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 5.3.
Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir perawat diruang
IGD
RSUD Pasar Rebo bulan November 2018

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase %

D3 27 90.0
S1 + Ners 3 10.0
Total 30 100.0
Berdasarkan tabel 5.3.hasil penyebaran kuisioner didapatkan responden
dengan total 30 responden sebagian besar berpendidikan D3 dengan
persentase (90.0%) dan S1+Ners (10.0%).

D. Distribusi responden berdasarkan lama bekerja


Tabel 5.4.
Distribusi responden berdasarkan lama bekerja
diruang IGD RSUD Pasar Rebo bulan November 2018

Lama bekerja Frekuensi Persentase (%)

1-5 tahun 15 50.0


6-10 tahun 4 13.3
11-15 tahun 5 16.7
16-20 tahun 6 20.0
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel 5.4. didapatkan hasil penyebaran kuisioner didapatkan


responden dengan total 30 responden dengan sebagian besar adalah dengan 1-
5 tahun sebesar persentase (50 %), dengan 6-10 tahun (13.3 %), dengan 11-
15 tahun (16.7 %) dan lebih dari 16-20 tahun (20 %).

E. Distribusi responden berdasarkan kegiatan produktif langsung


Tabel 5.5.
Distribusi responden berdasarkan kegiatan waktu produktif langsung
diruang IGDRSUD Pasar Rebo bulan November 2018
Waktu yang dibutuhkan Frekuensi Persentase (%)
dalam menit
235 2 6.7
248 1 3.3
255 2 6.7
260 3 10.0
265 2 6.7
280 1 3.3
285 4 13.3
290 1 3.3
300 2 6.7
305 2 6.7
310 2 6.7
325 3 10.0
330 1 3.3
335 2 6.7
343 1 3.3
365 1 3.3
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel 5.5. didapatkan hasil penyebaran kuisioner didapatkan


responden dengan total 30 responden dengan sebagian besar adalah dengan
menghabiskan waktu 285 menit dengan persentase (13.3%), 260 menit dan
325 menit (10%), (235 menit, 255 menit, 265 menit, 300 menit, 305 menit,
310 menit dan 335 menit) sebesar (6.7%) dan sisanya sebesar (3.3 %).

F. Distribusi responden berdasarkan kegiatan produktif tidak langsung


langsung
Tabel 5.6.
Distribusi responden berdasarkan kegiatan waktu produktif tidak langsung
diruang IGDRSUD Pasar Rebo bulan November 2018
Waktu yang dibutuhkan dalam Frekuensi Persentase (%)
menit
25 2 6.7
45 2 6.7
50 6 20.0
60 1 3.3
63 1 3.3
65 2 6.7
70 1 3.3
75 1 3.3
80 2 6.7
85 2 6.7
90 1 3.3
100 1 3.3
105 2 6.7
110 3 10.0
115 2 6.7
120 1 3.3
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel 5.6. didapatkan hasil penyebaran kuisioner didapatkan


responden dengan total 30 responden dengan sebagian besar pada kegiatan
produktif tidak langsung dengan menghabiskan waktu 50 menit dengan
persentase (20%), (25 menit, 45 menit, 65 menit, 80 menit, 85 menit, 105
menit dan 115 menit) sebesar (6.75) dan sisanya sebesar (3.3 %).

G. Distribusi responden berdasarkan kegiatan non produktif


Tabel 5.7.
Distribusi responden berdasarkan kegiatan waktu non produktif
diruang IGDRSUD Pasar Rebo bulan November 2018

Waktu yang dibutuhkan


dalam menit Frekuensi Persentase (%)
25 1 3.3
30 2 6.7
32 1 3.3
35 1 3.3
40 3 10.0
45 4 13.3
50 4 13.3
52 2 6.7
55 3 10.0
60 3 10.0
65 2 6.7
70 3 10.0
75 1 3.3
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel 5.7. didapatkan hasil penyebaran kuisioner didapatkan


responden dengan total 30 responden dengan sebagian besar pada kegitan non
produktif dengan menghabiskan waktu 45 dan 50 menit dengan persentase
(13.3%), (40 menit, 55 menit, 60 menit, 70 menit) sebesar (10%) dan sisanya
sebesar (6.7%) dan (3.3%).

H. Distribusi responden berdasarkan kegiatan waktu yang paling banyak


dilakukan oleh perawat
Tabel 5.8.
Distribusi responden berdasarkan kegiatan yang paling banyak dilakukan
perawat
diruang IGDRSUD Pasar Rebo bulan November 2018

Rata-rata waktu
yang dibutuhkan
Jenis kegiatan dalam menit
Kegiatan produktif Melakukan timbang terima tugas 23.33
langsung
Kegiatan produktif Menulis catatan perkembangan 12.17
tidak langsung pasien di status
Memeriksa daftar obat 12.00

Kegiatan non Makan 18.10


produktif Sembahyang 13.17

Berdasarkan tabel 5.8.didapatkan hasil penyebaran kuisioner didapatkan


kegiatan paling banyak dilakukan perawat pada kegiatan produktif langsung
dengan rata-rata yang dilihat dari waktu yang dihabiskan adalah (23.33
menit), pada kegiatan produktif tidak langsung menulis catatan
perkembangan (12.17 menit) dan kegiatan non produktif makan (18.10
menit).

I. Distribusi responden berdasarkan kegiatan waktu yang paling lama


Tabel 5.9.
Distribusi responden berdasarkan kegiatan yang paling lama dilakukan perawat
diruang IGDRSUD Pasar Rebo bulan November 2018

Waktu yang
Jenis kegiatan dibutuhkan
Kegiatan produktif Memasang NGT (Naso Gastric Tube) 50 menit
langsung
Kegiatan produktif Pertemuan Diklat mingguan 30 menit
tidak langsung
Kegiatan non Makan dan Sembahyang 30 menit
produktif

Berdasarkan tabel 5.9. didapatkan hasil penyebaran kuisioner didapatkan


kegiatan paling lama dilakukan perawat pada kegiatan produktif langsung
dengan waktu yang dihabiskan adalah 50 menit adalah memasang NGT, pada
kegiatan produktif tidak langsung melakukan pertemuan diklat dan kegiatan
non produktif makan dan sembahayang 30 menit.
J. Distribusi responden berdasarkan beban kerja
Tabel 6.0.
Distribusi responden berdasarkan beban kerja perawat diruang IGD
di RSUD Pasar Rebo bulan November 2018

Beban kerja Frekuensi Persentase %

Rendah (< 60 %) 0 0
Sedang (60-79%) 5 16.7
Berat (≥ 80%) 25 83.3
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel 6.0.hasil penyebaran kuisioner didapatkan responden


dengan total 30responden sebagian besar memiliki beban kerja dalam
kategori berat sebesar (83.3%), sedang(16.7%)dan tidak ada yang memiliki
beban kerja ringan.

K. Distribusi responden berdasarkan rata-rata waktu kegiatan


Tabel 6.1.

Distribusi responden berdasarkan rata-rata keseluruhan kegiatan perawat


diruang IGDRSUD Pasar Rebo bulan November 2018

Kegiatan produktif Kegiatan produktif tidak Kegiatan non


langsung langsung produktif
294.53 menit 74.93 menit 50.53 menit

Berdasarkan tabel 6.1.hasil penyebaran kuisioner didapatkan nilai rata-rata


sseluruh kegiatan kegiatan adalah kegiatan produktif langsung 294. 53 menit,
kegiatan produktif tidak langsung 74.93 menit dan kegiatan non produktif
50.53 menit.

BAB VI
PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang pembahasan mengenai hasil penelitian pada


bab 5. Pada bab ini peneliti akan interpretasi dan diskusi terkait hasil penelitian
dengan membandingkan teori atau hasil penelitian sebelumnya. Pembahasan ini
meliputi karakteristik perawat IGD RSUD Pasar Rebo yaitu umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan , lama bekerja, dokumentasi keperawatan dan beban kerja
Dalam bab ini juga di jelaskan keterbatasan yang di miliki peneliti.

A. Analisa Univariat

1. Distribusi umur responden.


Pada penelitian ini hasil penyebaran kuisioner didapatkan responden
dengan total 30 responden sebagian besar adalah berusia antara 26-45
tahun dengan persentase (80.0%), usia antara 17-25 tahun (20.0%), dan
tidak ada responden yang berumur antara 46-65 tahun. Berdasarkan
Kemenkes (2009) usia adalah Lama hidup perawat dalam tahun sejak lahir
sampai dengan ulang tahun terakhir pembagian umur petugas kesehatan
dibagi menjadi 17-25 tahun, 26-45 tahun dan 46-65 tahun.
Semakinbertambahumur seseorang menyebabkankemungkinan untuk
memiliki beban kerja yang lebih tinggi di banding oranglebih muda.Ini di
sebabkanoleh karena produktifitas sudah menurunyang
akhirnyadapatmenyebakan penurunan tingkatkinerjaasuhan
keperawatan(Samsualam,2008).
Sesuai dengan teori yang dikemukakan
MenurutHurlock(2005)respondenyangberadapadatahap dewasa muda
(18-41 tahun) merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola
kehidupan baru danharapan-harapan sosialyangbaru.
Hal ini sejalan dengan Potterdan Perry (2005).
Kemampuanberfikiryangkritisakanmeningkatsecarateratur pada usia
dewasa awal dalam hal pendidikan, pengalaman hidup, kemamupuan
menyelesaikanmasalah,kesempatanuntukbekerjadapat
meningkatkankonsepdiri,danketrampilanmotorikindividu. Usia yang
ditemukan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat yang
berdinas di Ruang IGD RS. Pasar Rebo berada pada usia produktif untuk
bekerja (undang undang No 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan )
Perawat di ruang IGD harus memiliki kemampuan dalam berespon cepat
terhadap kondisi pasien yang datang, harus dapat berpikir kritis serta harus
dapat melakukan tindakan dengan cepat dan tepat sesuai prinsip kerja di
ruang IGD yaitu life saving dan mengatasi kegawatdarutaan, tentang
penanganan yang tepat terhadap masalah kesehatan yang dialami pasien
hal ini sesuai dengan yang dikemukan Potter Perry bahwa usia dewasa
awal memiliki pengalaman dalam menyelesaikan masalah dan mampu
berpikir kritis.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Silvana terkait usia dengan beban
kerja (2015) yang menunjukan bahwa respondenyangberumur< 31tahun
dengan persentase (73,3%) lebih banyak di bandingkan denganyang
berumur 31-45(26,7%). Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
Hidayat (2017) yang menyatakan sebesar (44%) responden berusa 31-35
tahun.
Berdasarkan teori perkembangan dan teori kognitif, individu pada usia 20
– 40 th ( Hurlock 1968 ) dimana pada fase tersebut memilki tugas
memperoleh karier yang baik dan berada pada tingkat kematangan dan
kognitif Sehingga rata-rata usia pekerjaan perawat berada pada usia
produktif yaitu antara usia 20 sd 40 tahun.

2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin


Sebagian besar perawat IGD adalah perempuan dengan persentase
(66.7%) dan laki-laki (33.3%) hal ini berkaitan dengan jumlah perawat di
RSUD Pasar Rebo secara keseluruhan yang pada umumnya memang
diminati sebagian besar oleh perempuan dengan berdasarkan data
kepegawaian tahun 2018di RSUD Pasar Rebo dengan persentase (79%)
perawat RS Pasar Rebo adalah perempuan. Perawat ,didalam masyarakat
dianggap profesi yang cocok untuk perempuan .Adanya konsep gender
,menyebabkan ada jenis jenis pekerjaan yang hanya dianggap cocok untuk
perempuan , misalnya karena perempuan dianggap tekun ,sabar , teliti
.disamping perawat ,ada pula pekerjaan lain seperti guru ,penerima amu ,
atau sekertaris .
Stereotype terhadap profesi keperawatan sebagai pekerjaan yang cocok
untuk perempuan ini di perkuat dengan faktor sejarah yang mewarnai
profesi keperawatan .jika kita melihat sejarah perkembangan keperawatan
maka pada awal kemunculan hingga sekarang peran perempuan begitu
dominan dalam perkembangan profesi ini ,
Pada awal berkembangnya agama Kristen , dikenal sebuah lembaga
diakones , yakni pembantu pendeta dala gereja ,member nasehat
mengobati orang sakit serta mengunjungi tawanan , Diakones menjadi satu
lembaga wanita yang pertama dari organisasi agama Kristen yang bekerja
dan mengembangkan pekerjaan keperawatan ( www.PPNI.co.id “ Sejarah
keperawatan “ )
Kemudian pada era pemerintahan Konstantin yang agung sekitar 325 M,
dibangun sebuah bangunan khusus untuk menampung orang orang sakit
yang membutukan pertolongan dan perawatan ,yakni xenodochoion atau
lebih dikenal dengan nama hospital .pada era tersebut senua yang bertugas
untuk memberikan perawatan terhadap orang sakit adalah para wanita (
non )
Kemudian ,pada masa masa perang ,seperti ketika zaman perang salib
,dunia keperawatan semakin berkembang dengan banyaknya orang sakit
dan terluka akibat perang .dan pda era ini ,perawat diambil dari para
wanita dari istri prajurit yang ikut berperang .Tokoh-tokoh yang menonjol
dalam perkembangan dunia keperawatan juga para wanita . Didunia barat
,dikenal seorang tokoh yang mempelopori dunia keperawatan modern
seperti Genevieve Bouzuet, dari perancis ADA JUGA Florence
Nightingale (1820) .
Di Dunia Islam, keperawatan juga mengenal Rufaidhah binti sa,ad seorang
perempuan pada masa nabi Muhammad yang mengembangkan
keperawatan di dunia islam , Rufaidah adalah Public helth nurse dan social
worker ,yang menjadi inspirasi profesi perawt di dunia islam .
Jika memperhatikan sejarah diatas ,awal mula kemunculan profesi perawat
baik di dunia barat maupun Islam ,dipelopori oleh para perempuan .dan
tokoh –tokoh yang berpengaruh dalam pengembangan profesi ini juga
dalah perempuan .
Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan Diniarti (2009) dimana
budaya-budaya tertentu akan mempengaruhi hal-hal yang berkaitan
dengan keperawatan walupun laki-laki dan perempuan sama-sama mampu
memberikan asuhan kepada pasien. Namun mayoritas perawat adalah
perempuan, karena perempuan memiliki sifat lembut, teliti, caring dan
memiliki mother insting dibandingkan dengan laki-laki.
Hal ini sejalan dengan penelitian Silvana (2015) yaitu jumlah perawat
yang diteliti dalam penelitin tentang beban kerja sebagaian besar adalah
perempuan dengan persentasi (63,3%). Sejalan pula dengan penelitian
Hidayat (2017) bahwa besaran perawat perempuan di IGD lebih banyak
perawat perempuan dari pada perawat laki-laki yaitu dengan persentase
(34.3%).Dan hal ini juga sesuai dengan penelitian Widayanti (2017)
bahwa perempuan lebih banyak sebesar (73.6%) daripada laki-laki dengan
persentase (26.4%).Sejalan pula dengan penelitian Angelina (2015)
sebanyak (66.7%) adalah perawat perawat berjenis kelamin perempuan.

3. Distribusi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan


hasil penyebaran sebagian besar berpendidikan D3 dengan persentase
(90.0%) dan S1+Ners (10.0%). Sejak tahun 2004 perawat di RSUD Pasar
Rebo sudah tidak ada yang berpendidikan SPK kemudian sesuai analisa
jabatan dan analisa beban kerja 2016 yang keluarkan SDM RSUD Pasar
Rebo bahwa Standard pendidikan untuk jabatan fungsional perawat di
RSUD Pasar Rebo adalah D3 Keperawatan sedangkan standard pendidikan
S1 diperlukan untuk jabatan Kepala Tim, CI, Kepala Ruangan, Kepala
Satuan Pelayan dan Kepala Bidang Keperawatan memiliki standard
pendidikan S2 ,Sehingga peta kebutuhan pendidikan turut serta diatur
ditingkat dinas kesahatan dan Badan Kepegawaian Pemda DKI
berdasarkan analisa beban kerja dan analisa jabatan yang diusulkan RSUD
Pasar Rebo sehingga untuk melanjutkan pendidikan harus mendapatkan
izin sampai tingkat dinas kesehatan sebagaimana RSUD Pasar Rebo
adalah salah satu SKPD yang ada di DKI.
BerdasarkanUURINo38Tahun2014,bahwajenisperawat
terdiridariperawatvokasidanperawatprofesi.Perawatvokasisabagai
pendidikanpalingrendah adalahprogramDiplomaTigaKeperawatan.
PerawatprofesisepertiSarjana
SatuKeperawatanditambahdenganNers.MayoritastenagakeperawatandiIndo
nesiaadalahD3sebanyak235.461 perawat (Kemkes, 2016).
Menurut teori Ilyas(2005) mengatakan
pendidikanmerupakangambarankemampuandanketrampilanseseorang dan
merupakan faktor utamayangmempengaruhikinerja.Hal inisejalan dengan
teori yang disampaikan olehMartini (2007)
bahwatingkatpendidikanseseorang berpengaruh dalam memberikan
respon terhadap sesuatu yangdatang dariluar.Orang berpendidikan
tinggiakanlebih rasionaldankreatifserta terbukadalam
menerimaadanyaberbagai macam usahapembaharuan,ia jugaakanlebih
dapatmenyesuaikandiri terhadapberbagai perubahan.
MenurutNursalam(2007),seseorangyangberpendidikantinggi akanlebih
mudahdalammenerimasertamengembangkanpengetahuan dan tehnologi.
Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah seseorang berfikir
secara luas dan semakin mudah daya inisiatifnya.
Semakinmudahuntukmenemukancara-cara yang fisien
gunamenyelesaikanpekerjaannyad enganbaik.Perawat
denganpendidikan yangtinggi sangat
berperandalampengembanganpelayanan
keperawatanprofesional.Pendidikanyangtinggiakanberperandalam
membina sikap dan pandangan professional serta menguasai keterampilan
secara baik dan benar, sehingga kinerja perawat menjadi lebih baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Silvana (2015) bahwa sebesar
(83%) tenaga kesehatan di IGD adalah perawat dengan jenjang pendidikan
D3 Keperawatan. Sejalan pula dengan penelitian Manuho (2015) sebesar
(81.2%) perawat di IGD adalah berpendidikan D3 keperawatan.Sejaln pula
dengan Widayanti (2017) bahwa mayorits tingkat pendidikan perawat di
IGD sebesar (84.6%) adalah perawat dengan tingkat pendidikan D3
keperawatan.

4. Distribusi responden berdasarkan lama bekerja


Sebagian besar adalah dengan 1-5 tahun sebesar persentase (50 %),
dengan 6-10 tahun (13.3%), dengan 11-15 tahun (16.7%) dan lebih dari
16-20 tahun (20 %).Penentuan kriteria perawat di RSUD Pasar Rebo yaitu
dibagi menjadi 3 kategori yaitu N1 (1-5 tahun), N2 (5-10 tahun) dan N3
(>10 tahun), kategori ini menentukan kewenangan klinis yang dimiliki
oleh perawat.
Kewenangan klinis yang ada pada perawat di RSUD Pasar Rebo sudah
diatur dalam surat kepetusan direktur tahun 2016. Surat keputusan
mengatur tentang kewenangan klinis perawat di RSUD Pasar Rebo.Hal ini
yang menjadi dasar perawat bertugas di RSUD Pasar Rebo.
Menurut teori yang disampaikan oleh Max Weber dalam Notoatmojo
(2007) menyatakan bahwa masa kerja seseorang dalam kurun waktu yang
lama akan mempunyai wawasan yang luas dan pengalaman lebih baik.
Pengalaman kerja dapat menjadi responden satu dengan yang responden
lainnya, memungkinkan terjadinya suatu interaksi sehingga secara
langsung atau tidak langsung akan menambah wawasan atau informasi
berupa pengetahuan responden. Sedangkan masa kerja yang muda
memiliki wawasan terbatas dan belum memiliki wawasan luas.
Teori yang disampaikan oleh Hani (2013) adalah masa kerja biasanya
dikaitkan dengan dengan waktu mulai bekerja dimana dimana pengalaman
kerja juga menentukan kinerja seseorang Semakin lama masa kerja maka
kecakapan akan lebih baik karena sudah menyesuaikandiri dengan
pekerjaanya. Seseorang akanmencapai kepuasan tertentu jika sudah
mampu menyesuaikandiri dengan lingkungan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Widayanti (2017) bahwa lama kerja
perawat yang kurang dari 5 tahun sebesar (59,4%) dari 54 responden. juga
sama dengan hasil penelitian Van (2014) bahwa dengan persentase
(57.7%) perawat memiliki masa kerja </= dari 2 tahun dan berbeda dengan
penelitian Elisabeth (2015) bahwa Berdasarkan masa kerja (62,5%)
respondenmemilikimasa kerja > 5tahun.

5. Distribusi responden berdasarkan beban kerja


Berdasarkan tabel 6.0. hasil penyebaran kuisioner didapatkan responden
dengan total 30 responden sebagian besar memiliki beban kerja dalam
kategori berat sebesar (83.3%), sedang (16.7%) dan tidak ada yang
memiliki beban kerja ringan.

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus


diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka
waktu tertentu (Wedati, 2005).Setiap pekerjaan pekerjaan merupakan beban
bagi pelakunya, beban dimaksud beban fisik, mental, sosial.Semakin tinggi
keterampilan kerja yang dimiliki, semakin efisien beban, jiwa pekerja,
sehingga beban kerja menjadi relative (Budi, 2005).
beban kerja berat adalah jika proporsi waktu yang digunakan untuk
tindakan produktif > 80 % dari total jam kerja ,maka jika dihitung 80% jam
kerja produktif dari 420 menit total jam kerja adalah 336 menit
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasi penelitian yang dilakukan haryanti
(2013) yang melakukan penelitian beban kerja di RSUD Kabupaten
semarang yang mengatakan 93,1% perawat IGD Memiliki beban kerja
Tinggi, tahap awal pengkajian awal emergensi,melakukan awal screening
nyeri,screening resiko jatuh sudah lebih maksimal dilakukan sesuai dengan
syarat standar akreditasi. Dimana tindakan yang dilakukan oleh semua
responden adalah paling tinggi nilai rata-ratanya adalah timbang
terima/serah terima pasien yang wajib diukuti oleh seluruh perawat yang
akan melaksanakan pekerjaannya. Untuk kegiatan yang paling lamayang
dikerjakan perawat adalah juga timbang terima/serah terima pasien yaitu
waktu rata-rata sebesar 23.67 menit. Untuk kegiatan yang paling jarang
dilakukan oleh perawat IGD adalah melakukan tindakan perawatan jenazah
yaitu denganwaktu rata-rata 1.33 menit.
Sedangkan untuk kegiatan non produktif yang paling sering dilakukan
adalah makan dan sembahyang dengan waktu rata-rata 18.10 menit,
kegiatan yang.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Kusnanto (2009) Peran
adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil .Jadi
peran perawat adalah suatu cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam
praktik, yang telah menyelesaikan pendidikan formalnya, diakui dan
diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik
profesinya. Peran yang dimiliki oleh seorang perawat antara lain peran
sebagai pelaksana, peran sebagai pendidik.
Menurut Marquis dan Huston (2010)beban kerja merupakan keseluruhan
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh perawat selama bertugas
disuatu unit pelayanan keperawatan.Sadock,2010, beban kerja merupakan
jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seseorang atau sekelompok
dalam waktu yang telah ditentukan. Beban kerja perawat diInstalasi Gawat
Darurata dalah dimana keadaan dimana perawat dihadapkan pada tugas atau
pekerjaan yang harus diselesaikan salama bertugas.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Suyati (2015) bahwa dengan
persentase (71%) dari 45 responden perawat memiliki beban kerja sedang,
hanya saja penelitiannya membagi kategori menjadi 3 kategori yaitu ringan,
sedang dan berat. Penelitian ini sejalan juga dengan hasil penelitian Taruli
(2017) dengan persentase (77.6%) dari 98 responden perawat memiliki
beban kerja perawat IGD dalam kategori berat.
6. Kegiatan paling banyak dilakukan perawat
Kegiatan paling banyak dilakukan perawat pada kegiatan produktif
langsung dengan rata-rata yang dilihat dari waktu yang dihabiskan adalah
(23.33 menit), pada kegiatan produktif tidak langsung menulis catatan
perkembangan (12.17 menit) dan kegiatan non produktif makan (18.10
menit).
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Gillies (1994), kegiatan
keperawatan umumnya dibagi atas 4 kegiatan, yaitu kegiatan langsung,
kegiatan tidak langsung, kegiatan unit dan kegiatan pribadi.
Menurut Ilyas (2000) dalam Eros (2006) berdasarkan waktu yang ada,
waktu kerja produktif pada titik optimum berkisar 80%.Sedangkan Syamsi
(1998) dalam Eros (2006), adalah waktu standar waktu kegiatan produktif
adalah sebesar 75% dan.ada kegiatan produktif antara kegiatan langsung
dan tidak langsung tidak begitu jauh berbeda dimana dalam melaksanakan
asuhan keperawatan baik yangberhubungan langsung dengan pasien
maupun yang tidak berhubunganlangsung hampir berimbang karena
mobilitas antara kegiatan langsung dan tidak langsung berbeda cukup jauh
besarnya. Hal ini disebabkan oleh karena IGD merupakan salah satu unit
rumah sakit yang berupaya untuk penanggulangan pasien gawatdarurat
dan lebih banyak waktu yang dgnakan untk kegiatan produktif langsung.

7. Kegiatan paling lama dilakukan perawat


Kegiatan paling lama dilakukan perawat pada kegiatan produktif langsung
dengan waktu yang dihabiskan adalah 50 menit, pada kegiatan produktif
tidak langsung melakukan pertemuan diklat dan kegiatan non produktif
makan dan sembahayang 30 menit.
Pada kegiatan produktif langsung memakan waktu 50 menit dalah
memasang NGT, hal ini terjadi karena pada saat observasi dilakukan
dikarenakan pasien saat dipasang NGT tidak kooperatif atau gelisah
sehngga membutuhkan waktu yang lama. Pada pemasangn NGT biasanya
waktu yang dibutuhkan berkisar kurang lebih 15 menit. Hal ini bias saja
terjadi tergantung kondisi pasien.
Pada kegiatan produktif tidak langsung melakukan pertemuan Diklat yang
paling lama berkisar 30 menit.Hal ini sesuai dengan apa yang biasanya
memeng terjadi pada pertemuan Diklat, pertemuan ini pun bisa saja
berjalan dengan waktu yang lama bila ada sesuatu yang terjadi diluar
perkiraan atau ada masalah yang harus diselesaikan dalam waktu yang
lama.
Pada kegiatan non produktif makan dan sembahayang memerlukan waktu
sekitar 30 menit.Kegiatan ini dilakukan oleh perawat secara bergantian
agar bila tidak ada saat emergensi yang terlewat tanpa ada perawat yang
menanganinya.

B. Keterbatasan penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti hanya melihat gambaran beban
kerja, bukan mengukur kualitas beban kerja itu sendiri, sehingga analisa
terhadap beban kerja perawat belum seutuhnya teridentifikasi.
Tidak adanya pedoman obsesrvasi yang tepat bagi kegiatan ynag dilakuan
perawat di IGD.Jumlah responden yang masih sedikit yang di teliti karena
responden kurang dari 100 orang perawat sehingga untuk dapat diambil
kesimpulan umum masih perlu dilakukan penelitian dengan jumlah responden
yang lebih banyak sehingga dapat mewakili secara umum.
Kuisioner yang disebarkan kepada responden hanya sebatas 1 shif kerja
diwaktu shift pagi belum di analisa selama beban kerja dalam 24 jam dan
responden hanya di observasi dalam 1 hari sehingga belum sepenuhnya
mengukur beban kerja itu sendiri secara keseluruhan, sehingga belum dapat
mewakili seutuhnya tentang beban kerja yang ada pada perawat IGD secara
umum.

Adanya keterbatasan penelitian untuk kegiatan perawat pelaksana pada shift


sore dan malam, menyebabkan hasil pengamatan pada shift pagi belum
menggambarkan seluruh kegiatan yang biasa dilakukan oleh perawat
pelaksana di IGD.

Saat penelitian berlangsung, peneliti harus mengamati setiap kegiatan yang


dilakukan oleh perawat pelaksana yang sedang bertugas selama masa
pengamatan dibutuhkan.Kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan sehingga
petugas menampilkan sikap kerja yang terkesan sibuk.Oleh kerena itu peneliti
berkoordinasi dengan kepala ruangan dan Clinical Instructur (CI)bahwa
pengamatan yang dilakukan bukan untuk mengawasi individu dan data yang
diambil hanya kegiatan yang dilakukan sertaa tidak ada pelaporan subyektif.
Peneliti kesulitan dalam mengambil data terutama dengan tehnik observasi
yang disebabkan oleh kesulitan menentukan mengatur waktu observer
sehingga memerlukan banyak observer.

Pada penelitian selanjutnya peneliti dapat mengembangkan desain penelitian


tidak hanya melihat gambaran beban kerja perawat, tetapi juga dapat melihat
adanya hubungan beban kerja dengan jenis kelamin, usia, masa kerja dan atau
tingkat kejenuhan , demikian juga untuk pendokumentaasian , peneliti belum
melakukan penelitian terhadap kualitas dokumentasi asuhan keperawatan.
BABVII

KESIMPULANDAN SARAN

Pada bab ini peneliti memaparkan tentang kesimpulan dari hasil


penelitian yang berdasarkan tujuan dari peneliti dan beberapa saran. Saran
penelitian ini ditujuakan pada institusi tempat penelitian, institusi pendidkan dan
peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasilpenelitian dan pembahasan mengenai gambaran beban kerja
perawat IGD ditarik kesimpulkan sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini hasil penyebaran kuisioner didapatkan responden


dengan total 30 responden sebagian besar adalah berusia antara 26-45
tahun dengan persentase (80.0%), usia antara 17-25 tahun (20.0%), dan
tidak ada responden yang berumur antara 46-65 tahun. Distribusi
responden berdasarkan jenis kelamin.
2. Sebagian besar perawat IGD adalah perempuan dengan persentase
(66.7%) dan laki-laki (33.3%) hal ini berkaitan dengan jumlah perawat
di RSUD Pasar Rebo secara keseluruhan yang pada umumnya memang
diminati sebagian besar oleh perempuan data di RSUD Pasar Rebo
sekitar dengan persentase (79%).
3. Tingkat pendidikan hasil penyebaran sebagian besar berpendidikan D3
dengan persentase (90.0%) dan S1+Ners (10.0%)
4. Lama bekerja Sebagian besar adalah dengan 1-5 tahun sebesar
persentase (55.6%), dengan 6-10 tahun (14.8%), dengan 1-5 tahun
(14.8%) dan lebih dari 16-20 tahun (14.8%). Kewenangan klinis yang
ada pada perawat di RSUD Pasar Rebo sudah diatur dalam surat
kepetusan direktur tahun 2016.
5. Sebagianbesar waktu yang dihabiskan dalam melakukan kegiatan
produktif langsung adalah dengan menghabiskan waktu 285 menit
dengan persentase (13.3%), 260 menit dan 325 menit (10%), (235 menit,
255 menit, 265 menit, 300 menit, 305 menit, 310 menit dan 335 menit)
sebesar (6.7%) dan sisanya sebesar (3.3 %).
6. Sebagianbesar pada kegiatan produktif tidak langsung adalah dengan
menghabiskan waktu 50 menit dengan persentase (20%), (25 menit, 45
menit, 65 menit, 80 menit, 85 menit, 105 menit dan 115 menit) sebesar
(6.75) dan sisanya sebesar (3.3 %).
7. Sebagian besar non prodduktif adalah dengan menghabiskan waktu 45
dan 50 menit dengan persentase (13.3%), (40 menit, 55 menit, 60 menit,
70 menit) sebesar (10%) dan sisanya sebesar (6.7%) dan (3.3%).
8. Kegiatanpaling banyak dilakukan perawat pada kegiatan produktif
langsung dengan rata-rata yang dilihat dari waktu yang dihabiskan
adalah (23.33 menit), pada kegiatan produktif tidak langsung menulis
catatan perkembangan (12.17 menit) dan kegiatan non produktif makan
(18.10 menit).
9. Sebagian besar memiliki beban kerja dalam kategori berat sebesar
(83.3%), sedang (16.7%) dan tidak aada yang memiliki beban kerja
ringan.
10. Kegiatan kegiatan adalah kegiatan produktif langsung 294.53menit,
kegiatan produktif tidak langsung 74.93 menit dan kegiatan non
produktif 50.53 menit.
11. Kegiatan paling lama dilakukan perawat pada kegiatan produktif
langsung dengan waktu yang dihabiskan adalah 50 menit, pada kegiatan
produktif tidak langsung melakukan pertemuan diklat dan kegiatan non
produktif makan dan sembahayang 30 menit.

B. Saran

Berdasarkan hasilpenelitian yang diperoleh, maka dapat diberikan saran


sebagai berikut :

1. Bagi jajaran manajemen rumah sakit


Perlu adanya kebijakan tentang strategi yang tepat tentang ketenagaan atau
manajemen beban kerja bagi perawat sehingga pelayanan keperawatan
kepada masyarakat senantiasa akan meningkat, bisa juga membuat peer
review untuk sharing perawat setelah melakukan Resusitasi Jantung Paru
(RJP) atau saat menghadapi pasien kritis dan bisa pula dengan diadakannya
pembinaan antar karyawan khususnya perawat untuk menghilangkan
kejenuhan dalam bekerja yang terprogram dengan baik.
Dipertimbangkan terkait bagaimana efisiensi dari lembar pengkajian atau
assessment dan penggunaan SBAR dalam timbang terima pasien.
2. Bagi Penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk
mengembangkan penelitian lebih lanjut beban kerja dan kualitas beban
kerja lebih dalam dan khusus lagi.

3. Bagi penyelenggara pendidikan keperawatan


Sebagai sumber masukan untuk mengembangkan kurikulum keperawatan
yang dapat menggambarkan capaian pembelajaran mahasiswa terkait
manajemen SDM dan beban kerja agar pelayanan keperawatan kepada
masyarakat terus meningkat dan lebih profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Anggelina, R, dkk. (2015). Hubungan beban kerja perawat dengan caring


perawat di IGD medic Prof DR. R. D. kandou Manado.Manado, e jurnal
keperawatan Vol 3 No 2.

Arikunto,S.(2010).ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.Jakarta
:RinekaCipta.

Depkes .RI.(1999).Pedoman KerjaPerawat Instalasi Gawat Darurat DiRumah


Sakit.Jakarta.

Depkes .RI . (1995). Pedoman Pelayanan Gawat Darurat.Jakarta.

Depkes RI.(1996). Pedoman TeknisUpaya Kesehatan Kerja di Rumah


Sakit.Pusdiknakes.

Evi, S, L. (2017). Hubungan antara beban kerja dan pendidikan perawat dengan
kualitas dokumentasi keperawatan di ruang rawat inap RS Pelabuhan
Jakarta.Jakarta : FKIK UINAM, jurnal Vol 2.

Direktorat JenderalPelayanan Medik. (1999). PedomanKerja Perawat


InstalasiGawatDaruratDi Rumah sakit. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Harits, M, N, dkk. (2018). Gambaran kelengkapan dokumentasi asuhan


keperawatan di IGD RSUD dr. Soewondo Kendal. Pekalongan: Universitas
Muhammadiyah Pekajang, jurnal naskah publikasi.

Hidayatul, I. (2017). Hubungan motivasi dan beban kerja perawata pelaksana


dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RS Pelamonia Makasar.Makasar
: Universitas Hasanuddin Makasar, Skripsi.

Ilyas,Y.
( 2004).PerencanaanSDMRumahSakit:Teori,Metoda,danFormula.Depok.

Komariyah, dkk. (2014). Pengalaman tenaga kesehatan tentang pelayanan BPJS


kesehatan pada fasilitas pelayanan primer di kota Jambi. Jambi :
Universitas Jambi, Jurnal Keperawatan.

Kusuma, K, D. (2015). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta. Trans Info


Media.

Manuho, E, dkk. (2015). Hubungan beba kerja dengan kinerja perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan di Instalasi rawat inap di RSUP Prof. DR.
R. D. Kandou Manado.Manado : Universitas Samratulangi. E Jurnal
Keperawatan vol 3, No 2.

Mastini, P, dkk. (2015). Hubungan tingkat pengetahuan, sikap, beban kerja


perawat dengan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di IRNA
IGD RSUP Sanglah Denpasar.Jurnal kesehatan Vol 3 No 1.

Mayasari, I. (2016). Hubungan beban kerja yang dilaksanakan perawat dengan


kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.Yogyakarta : Universitas Aisiyah Yogyakarta,
Skripsi.

Notoadmodjo, S. (2012).Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Nursalam.(2010). Konsep dan penerapan metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Shobur, M, A. (2017). Hubungan pendokumentasian perawat dengan penerapan


pendokumentasian di ruang Inap RSUD Wates.Yogyakarta : STIKES
Acmad Yani Yogyakarta, Skripsi.

Suyanti.(2015). Hubungan beban kerja perawat dengan sikap pendokumentasian


asuhan keperawat di RS Muhammadiyah Surakarta.Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta, skripsi.

Taruli, N, S. (2017. Hubungan beban kerja dan kepuasan kerja dengan kinerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap Dr. R. M. Djoelham kota Binjai
.Medan : FKM Universitas Sumatra Utara Medan. Skripsi

Van, A, S, dkk. (2014). Beban kerja dan kinerja perawat dalam


mengimplementasikan asuhan keperawatan di ruang IGD RSUD DR Aloe
Saboe Gorontalo. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo, Jurnal Kep.

Winarti, W. (2015).Hubungan beban kerja perawat dengan pelaksanaan


dokumentasi asuhan keperawatan di ICU RS Muhammadiyah
Yogyakarta.Yogyakarta: STIKES Muhammadiyah, Skripsi.

LEMBARPENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN


Assalamualaikum Wr.Wb

DenganHormat,

NamaSaya Hendra M a u l a n a ,sedangmenjalanipendidikandiprogram


PendidikFakultasKeperawatanSTIKes Jayakarta.Sayasedang
melakukanpenelitianyang berjudul“GAMBARAN BEBANKERJA PERAWAT DI
INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD PASAR REBO JAKARTA”.

Penelitian ini tidak akan mempengaruhi penilaian kinerja/sikap


terhadap responden hanya semata-mata untuk keperluan penelitian.
Yang diharapkan dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu
pengetahuan keperawatan dan menjadi bahan pertimbangan pihak
manajemen RS dalam memperbaiki mutu asuhan keperawatan.

Tujuan penelitianini adalah untuk mengidentifikasi beban kerja


perawat di IGD RSUD Pasar rebo

Partisipasi bapak/ibu/saudara/saudaribersifat sukareladan tanpa paksaan.


Setiap datadalam penelitianini
akandirahasiakandandigunakanuntukkepentinganpeneliti.Untuk penelitian
iniibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila ibumembutuhkan penjelasan,
maka dapat menghubungi saya:

Nama : Hendra Maulana

Alamat : Jl. TB Simatupang no. 30, Gedong, Pasar Rebo, Jakarta

No.Hp : 0813-8567-4524

Terimakasihsayaucapkankepadabapakyangtelahikutberpartisipasipada
penelitianini.Keikutsertaanbapakdalampenelitianiniakanmenyumbangkansesuat
u yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelahmemahamiberbagaihalyangmenyangkutpenelitianinidiharapkan
Bapak/ibu/saudara/saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah
kamipersiapkan.

Jakarta, November 2018.

Peneliti,

(Hendra Maulana)

LEMBARPERSETUJUAN RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)

Sayayang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/Hp :

Setelahmendapatpenjelasandaripenelitiantentang m a n f a a t d a n r e s i k o
d a r i p e n e l i t i a n y a n g b e r j u d u l “Gambaran beban kerja perawat di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Pasar Rebo Jakarta”.Saya menyatakan
(bersedia/tidak bersedia) ikut terlibat sebagai responden dalam
penelitian tersebut, dengan catatan apabila suatu saat saya merasa
dirugikan dalam bentuk apapun, berhak untuk membatalkan
persetujuan ini.

Saya percaya tethadap segala sesuatu yang telah saya respon dijamin
kerahasiaannya. Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan
seperlunya.

Jakarta, November 2018.

Responden Peneliti,

( ) (Hendra Maulana)
KUISIONER PENELITIAN
GAMBARAN BEBANKERJA FISIK PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD
PASAR REBO JAKARTA”.

TAHUN 2018

MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) DENGAN CARA


WORK SAMPLING

Petunjuk Pengisian : Isilah pertanyaan dibawah ini/pilih dengan tanda (X) jika
pilihan dan Isilah kotak yang tersedia dengan menuliskan angka, berapa lama
waktu saudara mengerjakan pekerjaan tersebut

A. KarakteristikResponden
a. NomorResponden :
b. Umur : …………...tahun
c. JenisKelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
d. Pendidikan : a.Akper (DIII) b. Sarjana(S1)
e. UnitKerja : ……………
f. Ruang : …… ………
g. LamaKerja : ……………tahun

B. Beban Kerjaperawat

Petunjuk Berapa Lama waktu saudara mengerjakan pekerjaan dibawah ini dengan
keadaan yang sebenarnya.

Unit Kerja : Sub unit Kerja :

Proses Rata-
Kegiatan Pokok
Keperawatan ratawaktu(Me
nit)
Kegiatan Produktif
Tindakan keperawatan langsung
Pengkajian Menerima pasien baru (anamnesa)
Memberikan pemeriksaan secara individu
Mengukur vital sign
Merekam EKG
Intervensi Timbang terima tugas
Menyiapkan tranfortasi pasien
Implementasi Pemberian oksigen
Pemberian obat oral dan suntik
Memasang infuse

Memasang NGT (Naso Gastric Tube)


Memasang kateter urin
Mengukur intake output
Memandikan pasien
Menolong pasien BAB
Memberi gliserinespuit
Memberi tranfusi
Suction
Membuka Infus
Memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan laboratorium
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radiologi
Memberi huknah
Perawatan jenazah
Mengganti alat tenun
Persiapan operasi
Serah terima pasien operasi
Menemani visite dokter
Obsevasi pasien Melakukan resusitasi
Pendidikan Kesehatan secara individual (Penkes)
Cuci tangan rutin
Evaluasi Dokumentasi asuhan keperawatan
Menyiapkan pasien akanpulang
Kegiatan Keperawatan tidak langsung
Membaca Buku Rawatan
Timbang Terima Pasien/ overan shift
Menulis Buku Rawatan /penghubung antar shift
Menulis Catatan Perkembangan Pasien distatus
Membuat daftar diet
Memeriksa daftar obat
Memenuhi kebutuhan kebersihan dan lingkungan
Sterilisasi Alat
Pertemuan Diklat mingguan
Senam pagi mingguan
Kegiatan Non Produktif
Sembahyang
Makan/minum
Toilet
Telepon pribadi
Duduk di nurse station
Ngobrol
Ganti baju
Mendengar music
Melihat/menggunakan HP
Frequencies

Statistics

kegiatan
tingkat produktif
umur jenis kelamin pendidikan lama bekerja langsung

N Valid 30 30 30 30 30

Missing 0 0 0 0 0

Statistics

kegiatan produktif tidak


langsung kegiatan non produktif kategori beben kerja

N Valid 30 30 30

Missing 0 0 0

Frequency Table

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 17-25 tahun 6 20.0 20.0 20.0

26-35 tahun 24 80.0 80.0 100.0

Total 30 100.0 100.0


jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 10 33.3 33.3 33.3

perempuan 20 66.7 66.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

tingkat pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid D3 Keperawatan 27 90.0 90.0 90.0

Ners 3 10.0 10.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

lama bekerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-5 tahun 15 50.0 50.0 50.0

6-10 tahun 4 13.3 13.3 63.3

11-15 tahun 5 16.7 16.7 80.0

16-20 tahun 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

kegiatan produktif langsung


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 235 2 6.7 6.7 6.7

248 1 3.3 3.3 10.0

255 2 6.7 6.7 16.7

260 3 10.0 10.0 26.7

265 2 6.7 6.7 33.3

280 1 3.3 3.3 36.7

285 4 13.3 13.3 50.0

290 1 3.3 3.3 53.3

300 2 6.7 6.7 60.0

305 2 6.7 6.7 66.7

310 2 6.7 6.7 73.3

325 3 10.0 10.0 83.3

330 1 3.3 3.3 86.7

335 2 6.7 6.7 93.3

343 1 3.3 3.3 96.7

365 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

kegiatan produktif tidak langsung


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20 1 3.3 3.3 3.3

25 1 3.3 3.3 6.7

35 2 6.7 6.7 13.3

40 4 13.3 13.3 26.7

45 2 6.7 6.7 33.3

50 1 3.3 3.3 36.7

55 1 3.3 3.3 40.0

60 2 6.7 6.7 46.7

62 1 3.3 3.3 50.0

63 1 3.3 3.3 53.3

70 2 6.7 6.7 60.0

75 2 6.7 6.7 66.7

80 2 6.7 6.7 73.3

90 1 3.3 3.3 76.7

95 2 6.7 6.7 83.3

100 2 6.7 6.7 90.0

105 2 6.7 6.7 96.7

110 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0


kegiatan non produktif

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 25 1 3.3 3.3 3.3

30 2 6.7 6.7 10.0

32 1 3.3 3.3 13.3

35 1 3.3 3.3 16.7

40 3 10.0 10.0 26.7

45 4 13.3 13.3 40.0

50 4 13.3 13.3 53.3

52 2 6.7 6.7 60.0

55 3 10.0 10.0 70.0

60 3 10.0 10.0 80.0

65 2 6.7 6.7 86.7

70 3 10.0 10.0 96.7

75 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

kategori beben kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sedang (60-79%) 5 16.7 16.7 16.7


berat (≥ 80%) 25 83.3 83.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

B1 30 0 50 20.33 14.677

B2 30 0 30 14.50 10.696

B3 30 0 25 8.53 5.575

B4 30 0 25 10.97 6.195

B5 30 5 30 23.33 8.023

B6 30 0 30 13.67 6.557

B7 30 0 25 7.60 5.575

B8 30 0 30 9.83 7.130

B9 30 0 30 10.17 8.251

B10 30 0 50 12.33 9.166

B11 30 0 40 11.50 8.003

B12 30 0 25 5.00 6.695

B13 30 0 30 6.17 7.621

B14 29 0 30 5.00 7.196


B15 30 0 30 2.67 6.530

B16 30 0 30 8.33 7.581

B17 30 0 25 7.17 7.154

B18 30 0 25 7.67 5.208

B19 30 0 25 6.17 6.254

B20 30 0 30 9.50 5.776

B21 30 0 30 8.50 7.210

B22 30 0 15 2.17 3.869

B23 30 0 10 1.33 3.457

B24 30 0 30 7.33 8.683

B25 30 0 30 5.50 9.130

B26 30 0 30 7.67 9.166

B27 30 0 40 12.00 10.389

B28 30 0 30 7.67 8.483

B29 30 0 30 11.10 8.833

B30 30 0 30 9.67 8.298

B31 30 0 30 9.00 8.030

B32 30 0 30 9.83 7.931

E1 30 0 25 7.90 7.208

E2 30 0 15 .50 2.739

E3 30 0 20 6.33 6.149

E4 30 0 30 12.17 7.621
E5 30 0 25 4.33 6.397

E6 30 0 30 12.00 8.570

E7 30 0 25 7.67 7.958

E8 30 0 35 5.67 9.625

E9 30 0 30 6.27 8.481

E10 30 0 15 2.67 5.208

F1 30 0 30 13.17 5.167

F2 30 10 30 18.10 5.511

F3 30 0 10 7.20 2.821

F4 30 0 15 3.13 4.439

F5 30 0 5 1.00 2.034

F6 30 0 10 1.13 2.474

F7 30 0 15 6.07 4.234

F8 30 0 10 1.17 2.520

Valid N (listwise) 29

Anda mungkin juga menyukai