PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah
meningkatkan kesadaran , kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal diseluruh wilayah
Republik Indonesia. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak
hal yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga diperlukan
upaya kuratif dan rehabilitatif selain upaya promotif dan preventif. Upaya
kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah
sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan rujukan.
Rumah sakit adalah adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis
profesional
yang
menyeleggarakan
terorganisir
serta
sarana
pelayanan
kedokteran,
kedokteran
asuhan
yang
permanen
keperawatan
yang
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas dapat dirumuskan
permasalahan penelitian yaitu : Bagaimana profil kasus kunjungan pasien yang
datang ke RSUD dr Zainoel Abidin Aceh.
1.3. Tujuan Penelitian
Memberikan profil kasus kunjungan pasien yang datang ke poliklinik
kebidanan dan kandungan RSUD dr Zainoel Abidin Aceh.
1.4. Manfaat Penelitian.
1.4.1 Bagi Kepentingan Ilmu Pengetahuan .
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang profil kasus
kunjungan pasien yang datang ke RSUD dr Zainoel Abidin Provinsi Aceh.
1.4.2 Bagi Kepentingan Program
Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, dan
pihak terkait lainnya dalam membuat kebijakan
1.4.3 Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini dapat dijadikan pengalaman dan pengetahuan
tentang profil kasus kunjungan pasien yang datang ke poliklinik kebidanan dan
kandungan RSUD dr Zainoel Abidin Aceh.
1.4.4 Bagi Penelitian Lain
Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian
sejenis yang berkaitan dengan profil kasus kunjungan pasien yang datang ke
poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD dr Zainoel Abidin Provinsi Aceh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sarana Kesehatan
Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan
sarana kesehatan. Sarana kesehatan yang diulas pada pada bagian ini terdiri dari
fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan milik pemerintah
yang menghasilkan tenaga kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dibahas
pada bagian ini terdiri dari : puskesmas, Rumah Sakit, dan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan
bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
2.2
Rumah Sakit
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga diperlukan
upaya kuratif dan rehabilitatif selain upaya promotif dan preventif. Upaya
kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah
sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan rujukan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang
Perizinan Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan kepemilikan,
yaitu rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah rumah
sakit yang dikelola Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang
bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola
oleh bahan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau
persero.
Rumah sakit juga dikelompokkan menurut kelas berdasarkan fasilitas dan
kemampuan pelayanan menjadi Kelas A, Kelas B, Kelas C, dan Kelas D. Pada
tahun 2013, terdapat 57 unit RS kelas A, 293 unit kelas B, 741 unit RS kelas C,
517 unit RS kelas D, dan sebanyak 620 unit RS belum ditetapkan kelasnya.
3
Kesehatan Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
sekelompok orangyang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dan biasanya memiliki hubungan darah atau perkawinan, dalam keadaan saling
ketergantungan. Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam
mempengaruhi status kesehatan diantara anggotanya.
Diantara fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat yaitu memenuhi
kebutuhan gizi dan merawat serta melindungi kesehatan para anggotanya. Anak
dan ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja
upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Hal tersebut disebabkan
AngkaKematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap
kualitas fasilitas pelayanan kesehatan. Kualitas fasilitas pelayanan kesehatan yang
dimaksud termasuk aksesibilitas terhadap fasilitas pelayanan kesehatan itu sendiri.
2.4
Kesehatan Ibu
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan
nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi
apalagi jika dibandingkan dengan negaranegara tetangga.
Sejak tahun 1990 upaya strategis yang dilakukan dalam upaya menekan
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah dengan pendekatan safe motherhood, dengan
menganggap bahwa setiap kehamilan mengandung risiko, walaupun kondisi
kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan dalam keadaan baik. Di Indonesia
Safe Motherhood initiative ditindaklanjuti dengan peluncuran Gerakan Sayang Ibu
di tahun 1996 oleh Presiden yang melibatkan berbagi sektor pemerintahan di
samping sektor kesehatan. Salah satu program utama yang ditujukan untuk
mengatasi masalah kematian ibu adalah penempatan bidan di tingkat desa secara
besarbesaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir ke masyarakat. Di tahun 2000, Kementerian Kesehatan RI
memperkuat strategi intervensi sektor kesehatan untuk mengatasi kematian ibu
dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer. Pada tahun 2012
Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal
Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal
sebesar 25%.
dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini
komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar
kualitas, yaitu :
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
b) Pengukuran tekanan darah;
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);
d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid
sesuai status imunisasi;
f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);
h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling,
termasuk keluarga berencana);
i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya); dan
j) Tatalaksana kasus.
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan
indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh
pelayanan
antenatal
pertama
kali
oleh
tenaga
kesehatan,
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu
satu tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai
jadwal yang dianjurkan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Gambaran kecenderungan
cakupan K1 dan K4 sejak tahun 2004 hingga tahun 2013 dapat dilihat pada
gambar 5.1.
Papua Barat (50,09%), dan Nusa Tenggara Timur (61,78%). Secara nasional,
cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil
K4 pada tahun 2013 adalah sebesar 86,85%. Berbagai program dan kegiatan telah
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan untuk semakin mendekatkan akses
pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat hingga ke pelosok desa,
termasuk untuk meningkatkan cakupan pelayanan antenatal. Dari segi sarana
dan fasilitas pelayanan kesehatan, hingga bulan Desember 2013, tercatat terdapat
9.655 Puskesmas di seluruh Indonesia.
Dengan demikian rasio Puskesmas terhadap 30.000 penduduk sudah
melampaui rasio ideal 1:30.000 penduduk. Demikian pula dengan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Poskesdes dan Posyandu.
Sampai dengan tahun 2013, tercatat terdapat 54.731 Poskesdes yang beroperasi
dan 280.225 Posyandu di Indonesia.
Upaya meningkatkan cakupan pelayanan antenatal juga makin diperkuat
dengan adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010 dan
diluncurkannya Jaminan Persalinan (Jampersal) sejak tahun 2011, dimana
keduanya saling bersinergi. BOK dapat dimanfaatkan untuk kegiatan luar gedung,
seperti pendataan, pelayanan di Posyandu, kunjungan rumah, sweeping kasus
drop out, pelaksanaan kelas ibu hamil serta penguatan kemitraan bidan dan dukun.
Sementara itu Jampersal mendukung paket pelayanan antenatal, termasuk yang
dilakukan pada saat kunjungan rumah atau sweeping, baik pada kehamilan
normal maupun kehamilan dengan risiko tinggi.
Semakin kuatnya kerja sama dan sinergi berbagai program yang dilakukan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat termasuk sektor swasta
diharapkan dapat mendorong tercapainya target cakupan pelayanan antenatal.
11
Gambar 6. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Provinsi Aceh Tahun 2011
2.6
1. Kasus obstetri/kebidanan :
Presentasi bokong
Preeklamsi / eklamsi
12
Solutio Plasenta
2. Kasus ginekologi/kandungan :
Mioma Uteri
Moa Hidatidosa
Ca Cervix
Kista Ovarium
Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal adalah kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi karena
dampaknya luas dan menyangkut berbagai aspek kehidupan. Wanita memegang
peranan utama terhadap kelanjutan generasi penerus bagi suatu negara, sehingga
kesehatan wanita memberikan pengaruh yang besar. Kesehatan wanita juga
merupakan parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat.3
Kematian ibu masih menjadi tantangan utama di dunia, tak terkecuali di
Indonesia. Salah satu target yang telah ditentukan dalam Millennium
Development Goals (MDGs 2015) yaitu tujuan ke 5 yang meliputi meningkatkan
kesehatan ibu serta mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua
perempuan dimana target yang akan dicapai dari tahun 1990 sampai tahun 2015
adalah mengurangi sampai resiko jumlah kematian.4
Upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih
membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. Rendahnya
13
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi:
Semua pasien yang tercatat pada buku r rekam medis di Poli Kandungan
Sampel:
Semua pasien yang tercatat pada buku rekam medis Poli Kandungan
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Data Sekunder
Pada Penelitian ini diamati jenis-jenis penyakit pasien ginekologi umum
dan obstetri apa saja yang ada di RSUD Zainoel Abidin Aceh. Berdasarkan data
registrasi rekam medik pasien di Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Zainoel
Abidin Aceh didapatkan penyakit-penyakit yang diderita pada periode 1 Januari
31 Oktober 2014 dapat dilihat pada tabel 1.
Jenis Penyakit Ginekologi
Neoplasma Ganas Alat Kelamin Perempuan
Serviks Uterus (Neoplasma)
Neoplasma Korpus Uterus
N Ganas Ovarium (Indung Telur)
Neoplasma Ganas Bagian Uteru Lainnya
Neoplasma Ganas Kelamin Lainnya
Karsinoma In Situ Serviks Uterus
N. Jinak Ovarium
Radng Serviks
Radang Pangggul Perempuan (Adnexitis)
R. Alat Dalam Panggul Perempuan lainnya
Endometrosis
Prolaps Alat Kelamin Perempuan
Kehamilan Ektopik
Amenore
Menoragi / Metroragi
Gangguan Haid
Gangguan Dalam Masa Menopause
Infertilisasi Perempuan
Abortus Medik
Hidrosefalus Kongenital
Kista Abses Kelenjar Bartolini
Abortus Spontan
Mola Hildatidosa
Jumlah
22
99
73
399
5
20
4
16
5
5
68
130
8
212
73
11
3
17
33
2
1
7
8
22
%
1,7
7,9
5,8
32,1.
0,4
1,6
0,3
1,2
0,4
0,4
5,4
10,4
0,6
17,0
5,8
0,8
0,2
1,3
2,6
0,1
0,08
0,5
0,6
1,7
16
Jumlah
10
12
13
6
4
1
115
10
29
11
%
1,3
1,6
1,8
0,8
0,5
0,1
15,9
1,3
4,0
1,5
dan Kehamilan
Pertumbuhan Janin lamban, Malnutrisi Janin, dan
0,1
Gangguan Lain
P. Infeksi dan Parasit Kongenital
Infeksi Khusus Lainnya Pada Masa Perinatal
Lahir Mati
Kondisi lain yang bermula pada masa Kehamilan
Pengelolaan Kontrasepsi
Pengawasan Kehamilan Normal
Pengawasan Kehamilan dengan Resiko Tinggi
Seleksi Antenatal
Perawatan dan Pemeriksaan Pasca Persalinan
Perawatan Ibu yang Berkaitan Dengan Janin dan
3
4
2
1
128
323
4
35
5
3
0,4
0,5
0,2
0,1
17,7
44,8
0,5
4,8
0,6
0,4
Ketuban
17
Jenis Penyakit
Bulan
IV VI VII IX
118
139
X
23
Jumlah
I-III
119
Telur)
Pengawasan Kehamilan
136
127
50
10
323
Normal
Kehamilan Ektopik
Endometrosis
Pengelolaan Kontrasepsi
59
44
46
71
43
32
70
12
40
2
1
10
212
130
128
399
18
4.2
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian deskriptif retrospektif di RSUD dr Zainoel
Abidin provinsi Aceh dalam kurun waktu 10 bulan, yaitu dari 1 januari 2014 31
Oktober 2014, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan diantaranya adalah
didapatkan jenis-jenis penyakit ginekologi 1243 kasus dan obstetrik 720 kasus
dan masing-masing 3 angka kejadian penyakit Ginekologi dan Obstetri umum
terbanyak. Selama periode tahun 2014 di RSUD dr Zainoel Abidin Aceh
ditemukan jumlah kasus ginekologi dan obstetri yaitu sebayak 1963 kasus yang
artinya jika ditarik jumlah rata-rata perbulan jumlah pasien ginekologi adalah 124
pasien perbulan dan obstetri bisa mencapai 72 kasus perbulan.
Selama periode tahun 2014 Neoplasma Ganas Ovarium ditemukan urutan
tertinggi pertama dengan
dari
19
sendiri sebanyak 7-10 %.Hal ini sama dengan yang ditemukan di salah satu
rumah sakit di Semarang, RS Kariadi, didapatkan angka kejadian pre eklampsia
sebanyak 3,7 %.
Urutan ketiga kasus terbanyak yang datang ke Poli Kebidanan dan
Kandungan RSUD dr Zainoel Abidin adalah Endometrosis dan Hipertensi pada
kehamilan . Untuk Endomentrosis, jika dibandingkan dengan kasus yang terjadi di
RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado hanya terjadi 2 kasus (0,6%) selama tahun
2012, sementara hasil ini berbeda jauh dengan yang terjadi di RSUD dr Zainoel
Abidin yang terdapat 130 (10,4%) kasus selama 1 tahun. Hipertensi dalam
kehamilan sendiri terdiri dari 13 kasus dalam satu tahun (1,8%). Angka tersebut
cukup rendah dibandingkan dengan angka di Indonesia, yaitu 6-13% dan kejadian
di RSUD Tugu Rejo Semarang pada tahun 2010 yaitu sebesar 101 kasus (4,3%)
dari 2.367 ibu hamil . Namun masih menjadi pertimbangan rendahnya angka
hipertensi dalam kehamilan jikadibandingkan dengan pre-eklamsia yang artinya
menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk pemeriksaan antenatal.
4.2.1
20
4.2.2
4.2.3
Kandou Manado dalam kurun waktu 1 tahun, yaitu dari 1 Januari 2012 sampai 31
Desember 2012, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan diantaranya adalah
didapatkan jenis-jenis penyakit Ginekologi umum dari 350 kasus dan 3 angka
kejadian penyakit Ginekologi umum terbanyak. Selama periode tahun 2012 di
RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ditemukan jumlah kasus Ginekologi umum
yaitu sebanyak 350 kasus yang artinya jika ditarik jumlah rata-rata perbulan
jumlah pasien Ginekologi umum yang di rawat di Ruang Ginekologi bisa
mencapai 29 pasien perbulan.
Selama periode tahun 2012 Mioma Uteri ditemukan urutan tertinggi paling
banyak dan menempati urutan pertama dengan 151 (43.1%) kasus, tingginya
persentase Mioma Uteri di RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sangat mencolok
jika dibandingkan dengan data Nasional sendiri dimana Mioma Uteri ditemukan
2.39% - 11.70% pada semua penderita Ginekologi umum yang dirawat dan
penelitian Marshall LM (1997) di Amerika Serikat yang dikutip pada daftar
pustaka 10, ditemukan kasus mioma uteri yaitu 4.181 dari 327.065 wanita ,
prevalens rate mioma uteri 12,8 per seribu wanita.10
22
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Diketahui dan didapatkan data1963 kasus jumlah mengenai jenis-jenis
penyakit Ginekologi dan Obstetri umum yang ada di RSUD dr Zaionel
Abidin pada periode 1 Januari 31 Oktober 2014
b. Kunjungan dengan penyakit Ginekologi tertinggi ialah Neoplasma Ganas
Ovarium sebanyak 399 kasus (32,1%) penderita, Kehamilan Ektopik 212
kasus (17,7%) penderita dan Endometrosis sebanyak 130 kasus (10,4%).
Sedangkan untuk penyakit obstetrik teringgi adalah Perdarahan Pasca
Persalinan sebanyak 82 kasus (11,3%), Ruptur Perineum 33 kasus (4,5%)
dan Pre Eklampsia 29 kasus (4,0%)
3.1 Saran
a. Pencatatan data di registrasi rekam medik perlu diperbaiki dan dilengkapi
sehingga dapat digunakan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan
peningkatan pelayanan kesehatan di RSUD dr. Zainoel Abidin Provinsi
Aceh
c. Agar kedepannya hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai rujukan untuk
penelitian yang berhubungan dengan penanganan kasus Ginekologi dan
Obstetri umum.
24
DAFTAR PUSTAKA
25