Anda di halaman 1dari 6

ANALISA PERBANDINGAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

NEGARA INDONESIA DAN NEGARA VIETNAM

Kelompok 10 :

1. Irma Suryani (152191202)


2. Noviyani Diyanah (152191204)
3. Nur Intan Mutiara Dewi (152191205)
4. Siti Nurika Saputri (152191206)

PRODI S1 KEBIDANAN TRANSFER


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN AJARAN 2019/2020
Analisa Perbandingan Sistem Pelayanan Kesehatan
Negara Indonesia Dan Negara Vietnam

1. Ideologi yang mendasari


a. Negara Indonesia
Sistem kesehatan yang digunakan adalah sistem kesehatan nasional (SKN) 2012 yang
berasal dari perpres RI No.71 tahun 2012. SKN merupakan pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesi dengan tujuan menjamin
tercapainya tingkat kesehatan yang optimal. Pengelolaan dilakukan berjenjang di pusat
dan daerah dengan memperhatikan otonomi daerah dan fungsional di bidang kesehatan.
Intervensi pemerintah adalah menjalankan SKN dengan menganut 7 subsistem yaitu
upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber
daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, serta subsistem
pemberdayaan masyarakat.
b. Negara Vietnam
Pemerintah mendukung pembangunan sistem kesehatan yang komprehensif dan
terintegrasi dengan kemampuan perubahan pola penyakit dan peningkatan kemandirian
kesehatan pada penduduk. Program penunjang pemerintah mencakup program nasional
terakreditasi, pendidikan kedokteran berkelanjutan, program penjaminan mutu,
peningkatan akses pelayanan kesehatan, perkembangan penelitian kedokteran, informasi
teknologi, dan berkoordinasi dnegan jaringan kesehatan nasional, provinsi, dan perifer
sebagai perantara hubungan lintas sektor (militer dan sipil).
2. Kebijakan kesehatan
a. Negara Indonesia
Kebijakan kesehatan Indonesia mengenal ada INA-CBG’s sebagai model casebased, maka
divietnam masih menjadi suatu pilot project.
b. Negara Vietnam
Kebijakan kesehatan di Vietnam menerapkan co-payment dan system pembayaran
provider yang masih didominasi free for service (FFS) sehingga angka out of pocket
divietnam masih tinggi.
3. Program kesehatan
a. Negara Indonesia
Indikator kesehatan yang dianut dalam upaya mencapai atau sesuai dengan MDG adalah
akses rumah tangga yang dapat menjangkau akses kesehatan, peningkatan jumlah
puskesmas, pemanfaatan fasilitas kesehatan, turunnya Angka Kematian Ibu (AKI) serta
bayi seperti poin MDGs keempat dan kelima, akses air bersih yang mudah, dan kontribusi
penyakit menular terhadap kesakitan dan kematian menurun.
b. Negara Vietnam
Negara Vietnam memiliki komitmen untuk berusaha mencapai MDG, dan diperkirakan
pada tahun 2015, Vietnam hampir dipastikan mencapai poin MDG 4 dan 5 mengenai
kesehatan ibu dan anak. Walaupun demikian, masih terdapat jumlah kematian ibu dan
anak yang tinggi, khususnya di area binaan. Secara ksesluruhan, Vietnnam sedang dalam
proses pencapaian semua pon MDG, kecuali MDG 6 dalam pemberantasan HIV/AIDS. Di
Negara Vietnam setiap Tiap rumah tangga mendapatkan akses kesehatan, berupa asuransi
kesehatan jiwa dan jika karyawan maka mereka akan mendapat asuransi di
perusahaannya.
4. Pembiayaan kesehatan
a. Negara Indonesia
Sistem pembiayaan yang dilakukan adalah jaminan kesehatan sebagai asuransi sosial dan
komersial yang juga selalu meningkat per tahun. Jaminan kesehatan bagi masyarakat
miskin dan tidak mampu menjadi lokomotif pengembangan jaminan di berbagai daerah.
Proporsi penduduk dengan jaminan kesehatan dengan yang tidak memiliki jaminan
kesehatan adalah 59,07% berbanding 40,93%. Cakupan pada tahun 2010 meliputi 54,8%
Jamkesmas, 22,6% Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), 12,4% Asuransi Kesehtan
(Askes) dan TNI/Polri, 3,5% Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), 4,6% dari
perusahaan, dan 2,0% asuransi swasta. Pembiayaan pelayanan kesehatan primer utuk
penduduk miskin dibiayai oleh pemerintah, sedangkan status ekonomi lainnya dibiayai
dalam sistem pembiayaan yang telah diatur pemerintah.
b. Negara Vietnam
Pembiayaan kesehatan difasilitasi oleh pemerintah. Bagi masyarakat dengan status
ekonomi rendah, sebelum tahun 2005 diberlakukan sistem bebas biaya untuk
mendapatkan fasilitas kesehatan dengan menggunakan kartu keterangan. Akan tetapi,
pada tahun 2005, sistem tersebut mengalami modifikasi yakni pemerintah memberikan
subsidi untuk harga premium. Selain itu, terdapat asuransi sosial dan komersial yang
berlaku, khususnya bagi masyarakat dengan status ekonomi rendah. Sistem lainnya adalah
pembayaran rumah tangga atau out-of-pocket (payment).
5. Mekanisme rujukan
a. Negara Indonesia
Dokter keluarga berperan sebagai kontak pertama dengan anggota keluarga. Pelayanan
kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan pertama sebagai proses kesehatan.
Tahap tersebut berperan dalam memberikan pengobatan, upaya pencegahan, dan
peningkatan kualitas kehidupan. Idealnya, apabila pada lini pertama yaitu pelayanan
kesehatan primer atau dokter keluarga tidak dapat menangani permasalahan dalam
lingkupnya, maka dilakukan rujuk ke sekunder atau tersier, yaitu rumah sakit pusat atau
dokter ahli/spesialis. Pelayanan kesehatan sekunder adalah rujukan dari primer yang
memberikan fasilitas sarana dan SDM dan didukung oleh tersier (upaya kesehatan rujukan
unggulan).
b. Negara Vietnam
Administrasi pelayanan kesehatan tersusun dalam tiga level sistem. Level tersier adalah
the Ministry of Health (MoH) atau pemerintah yang merupakan kewenangan nasional
utama sektor kesehatan yang mencakup rumah sakit pusat. Selanjutnya, membawahi
pemerintahan provinsi di bidang kesehatan yang berperan sebagai pusat pencegahan dan
sekolah pendidikan kedokteran sekunder. Pada level primer adalah jaringan atau akses
kesehatan dasar yang mencakup pusat kesehatan individu dan komunitas serta tenaga
kesehatan daerah.
6. Kapasitas nakes
a. Negara Indonesia
Saat ini, rasio jumlah tenaga kesehata, terutama dokter di Indonesia adalah 19 per 100.000
penduduk. Jumlah tersebut tergolong rendah dibandingkan dengan negara The Association
of Southeast Asian Nations (ASEAN) lain, misalnya Filipina 58 per 100.000 pwnduduk
dan Malaysia 70 per 100.000 penduduk pada tahun 2007. Sebaran atau distribus tenaga
kesehatan belum merata, yaitu ketersediaan dokter di Yogyakarta yang tinggi (100%) dan
terendah di Papua (68%). Keadaan tersebut diiringi dengan mahalnya biaya akses
kesehatan.
b. Negara Vietnam
Kapasitas tenaga kesehatan atau human resources for health (HRH) negara Vietnam
terbatas dan tidak merata, yaitu 34,7 tenaga kesehatan per 10.000 orang. Jumlah tersebut
terdiri dari 6,5 dokter, 1,2 apoteker, dan 8 perawat. Pada tahun 2006, WHO melaporkan
HRH di Vietnam adalah sangat sedikit karena berkisar setengah dari jumlah tenaga
kesehatan di negara lain pada regio yang sama.
7. Fasilitas pendukung
8. Peran masyarakat dan swasta dalam system kesehatan
a. Negara Indonesia
Pada umumnya, setiap tahun tiap individu akan membayar dana asuransi kesehatan serta
jaminan kesehatan lainnya.
b. Negara Vietnam
Tiap rumah tangga melakukan pembayaran rutin untuk mendapatkan akses kesehatan.
Jumlah tesebut mengalami penurunan dalam beberapa tahun, walaupun demikan,
jumlahnya masih sangat tinggi (55% dari total health expenditure). Kebanyakan mereka
membayar untuk asuransi kesehatan, khususnya bagi karyawan yang mengikuti asuransi
di perusahaannya. Karyawan biasanya menyisihkan 1% dari gaji yang dimilikinya,
sedangkan untuk status sosial di atanya akan menyisihkan 2% dari gaji.

Sumber :

Peraturan Presiden Republik Indonesia (2012). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Perpres RI
No.72.
Global Health Initiative Strategy, (2012). Socialist republic of Vietnam. Vietnam : United States
Government.
Anita, (2016). Perbandingan Pelayanan Kesehatan antara Indonesia dan Vietnam. Modul Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai