Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kontrasepsi merupkan salah satu kebutuhan hidup sehat, selain makanan yang sehat, air

bersih dan lingkungan yang sehat. Pasangan usia yang subur yang belum atau tiadak

berencana punya anak (lagi ) dan tidak memakai kontrasepsi,masuk kelompok’’unmet need’’.

Mereka, tanpa mereka sadari,masuk kedalam sekelompok yang beresiko tinggi. Mereka

termasuk kelompok dengan angka kesakitan dan kematian ang relatif lebih tinggi di

bandingkan dengan mereka yang memakai kontrasepsi. (Biran Affandi,2013)

Angka unmet need di indonesia pada pertengahan 2010 di perkirakan 9% atau lebih dari

5juta pasangan usia subur. Keadan ini merupakan salah satu penyebab tinggina angka

kematian ibu atau (AKI)di indonesia,228/100,000 kelahiran hidup. Dalam millenium

development goalds (MDGs),indonesia menargetkan penurunan AKI menjadi 108/100.000

kelahiran hidup pada tahun 2014.(Biran Affandi,2013)

Salah satu strategi dasar upaya menurunkan AKI adalah: semua kehamilan se yogyanya

adalah kehamilan yang di rencanakan. Ini berarti setiap kehamilan di dahului oleh

perencanaan, di dahului pemakain kontrasepsi bila belum ingin hamil dulu. Sekitar 98%

wanita pasca persalinan,belum ingin hamil dulu. Ini berarti setiap wanita pasca perslinan

seyogyanya di berikan perlindungan dari kehamilan,minimal 2 tahun. (Biran Affandi,2013)

Keluarga berencana merupakan program pemerintah untuk mengendalikan populasi

penduduk indonesia.keluarga berenca (KB) adalah istilah yang mungkin lama di kenal. KB

artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak, dan menentukan sendiri kapan ingin hamil.

Bila memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah,jua bisa berganti. Layanan KB

di seluruh indonesia sudah cukup mudah di peroleh. Ada beberapa metode pencegahan
kehamilan,atau penjarangan kehamilan atau kontrasepsi yang bisa di pilih sendiri oleh klien

(Syafrudin,2011)

2. Tujuan

a. Untuk mengetahui metode KB (Keluarga Berencana) sederhana dengan alat secara

mekanisme atau Barierr

b. Untuk mengetahui metode KB (Keluarga Berencana) secara Barierr dengan metode

kondom

c. Untuk mengetahui metode KB (Keluarga Berencana) secara Barierr dengan metode Barierr

intravagina
BAB II

PEMBAHASAN

METODE BARIER

A. PENGERTIAN METODE BARIER

Metode barier yaitu menghalangi masuknya spermatozoa kedalam traktus genitalia interna wanita

dan imobilisasi/mematikan sepermatozoa oleh spermizidnya.(hanafid hartanto, 2003)

Metode ini antara lain sebagai berikut:

1. Kondom
a. Definisi
Kondom merupakan sehubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai

bahan diantaranya latiks (karet), plastik(vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang

dipasang pada penis saat berhubungan seksual. (koes iriyanto, 2012)

b. Macam macam kondom


Menurut Titik, ada macam macam kondom yaitu :

1) Kulit
 Dibuat dari membrane usus biri-biri (caecum)
 Tidak meregang atau mengkerut
 Menjalarkan panas tubuh, sehingga dianggap tidak mengurangi sensitivitas
selama senggama.
 Lebih mahal
 Jumlahnya < 1% dari semua jenis kondom
2) Lateks
 Paling banyak dipakai
 Murah
 Elastis
3) Plastik
 Sangat tipis(0,025-0,035 mm)
 Juga menghantarkan panas tubuh
 Lebih mahal dari kondom lateks
c. Keuntungan kondom
1) Mencegah kehamilan
2) Dapat dipakai sendiri
3) Mudah didapat
4) Praktis
5) Murah
6) Memberi perlindungan terhadap penyakit akibat hubungan seksual
7) dapat diandalkan karena cukup efektif
8) sederhana, ringan, disposabel.
9) Tidak mempunyai efek samping
10) Pria ikut secara aktif dalam program KB
d. Kerugian
1) Ada kemungkinan bocor, sobek dan tumpah yang menyebabkan kondom gagal
dipakai sebagai alat kontrasepsi.
2) Perlu diperhatikan sementara aktivitas dan spontanitas sanggama guna memakai
kondom
3) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati, dan terus-menerus pada setiap senggama.
A. Diafragma
Berbentuk mangkok, berkubah dengan pinggir- alas yang fleksibel.

Metode ini merupakan alternatif yang baik untuk wanita dengan kontra-indikasi

pemakaian pil-oral, IUD atau sentikan. Dan sebelum adanya metode kontrasepsi moderen,

diafragma merupakan metode kontrasepsi paling efektif yang tersedian untuk wanita.

Metode ini juga baik untuk wanita yang sedang menyusui,wanita yang jarang bersanggama

sehingga tidak memerlukan perlindungan yang terus menerus.

Setelah insersi atau pemakaian, diafragma dipertahankan pada tempatnya oleh :

1. Tekanan pegas pada pinggir-alas diafragma.


2. Tonus otot-otot vagina
3. Os pubis /simfisis pubis

Tetapi, meskipun sudah dipasang dengan tepat, tetap saja diafragma tidak dapat

mencegah dengan sempurna semua sepermatozoa untuk memasuki serfik, terutama

disekeliling pinggir-alas diafragma.maka dianjurkan untuk juga menggunakan sepermisit

bersama sama diafragma. Sehingga cara kerja diafragma :

a. Primer: Sebagai wadah untuk menampung / menyimpan sepermisid


b. Sekunder: Sebagai barier mekanis
(hanafi hartato,2003)

Manfaat

1. Kontrasepsi
a. Efektif bila digunakan dengan benar
b. Tidak mengganggu produksi asi
c. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya
d. Tidak mengganggu kesehatan klien
e. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
2. Non kontrasepsi
a. Salah satu perlindungan terhadap IMS/ HIV/AIDS, khususnya apabila digunakan
dengan spermisida.
b. Jika digunakan pada saat haid, menampung darah menstruasi.

Cara pemakaian kontrasepsi diafragma.

1. Kosongkan kandung kemih, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir . pastikan
diafragma tidak berlubang. Oleskan spermisida pada kap diafragma secara merata.
2. Cari posisi yang nyaman saat pemasangan diafragma. Posisi yang dapat dilakukan antara
lain mengangkat satu kaki keatas kursi, duduk ditepi kursi, berbaring atau sambil
jongkok. Pisahkan bibir vulva. Lipat tepi diafragma menjadi dua antara lain
3. Letakkan jari telunjuk ditengah kap, pegang yang kuat agar spermisida tetap didalam
kap.
4. Masukkan diafragma kedalam vagina jauh kebelakang. Dorong bagian depan pinggiran
ke atas dibalik tulang pubis. Masukkan jari-jari kedalam vagina hingga menyentuh serviks
sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi.
B. SPONS
Spons intra vaginal bentuknya seperti bantal dan salah satu sisinya cekung, terbuat dari

polyurethane yang mengandung spermisida. Sisi lainnya mempunyai tali untuk

mempermudah pengeluarannya. Hanya tersedia dalam satu ukuran dan di jual bebas.

(pinem,2009)

Cara kerja spons. Spons mempunyai efek kontraseptif karena :

1. Melepaskan spermisida yang terkandung didalamnya.


2. Merupakan barier antara spermatozoa dan serviks.
3. Menangkap spermatozoa kedalam spons.

Kontraindikasi

1. Riwayat toksik syok syndrome


2. Alergi terhadap polyurethane atau spermisidanya
3. Ketidakmampuan perempuan untuk melakukan insersi dengan benar.
4. Kelainan anatomis vagina seperti prolapsus uteri, sistokel, rektokel, retrofleksi
yang ekstrim, septum vagina.
B. Kap Serviks

Kap serviks adalah suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja. Dibandingkan

dengan diafragma,kap serviks lebih tinggi kubahnya (lebih dalam) tetapi lebih kecil

diameternya, lebih kaku dan menutupi serviks karena hisapan, bukan karena pegas. Pad saat

ini kap serviks terbuat dari karet. (Pinem saroha,2014)

1. Macam macam kap serviks menurut Setyaningrum Erna,2016

a. Prentif cavity Rim Cap

- Paling sering di pakai

- Tersedia daam 4 ukuran, diameter 22,25,28,dan 31mm

b. Dumas atau Vault Cap

- Relatif dangkal,berbentuk mangkuk dengan pinggir alas yang tebal dan bagian

yang tengah tipis

- Tersedia dalam lima ukuran, dari 50-75mm

c. Vimule Cap

- Berbentuk lonceng panjang dengan bentuk yan menonjol (Flanged) untuk

memperkuat hubungan dengan sekitarnya

- Ukuran yaitu 42-55mm

2. Cara Memasang Kap serviks

Menurut Pinem saroha,2014

a. Posisi tubuh perempuan jongkok atau setengah tidur atau duduk.

b. Isi cap serviks kurang lebih 1/3 sampai ½ bagian dengan spermisida (jangan

terlalu banyak karena akan sukar mendapatkan hisapan atau suction yang di

perlukan).

c. Peganf Kap serviks dengan jari telunjuk dan ibu jari dengan kubah menghadap

kebawah sambil memijat pinggir sampai alas kap serviks bila terbuat dari karet.
d. Tangan yang lain membuka bibir kemaluan

e. Kap serviks di masukan sepanjang dinding belakang vagina sampai encapai

serviks

f. Dengan jari telunjuk, pinggir alas kap serviks di tekan di sekelililing serviks

sampai kubah kap serviks menutupi ostium uteri dan ujung servis dapat teraba di

bawah kubah

g. Kap serviks harus berada di situ selama minimal 6 jam setelah senggama

selesai.meskipun kap serviks dapat di biarkan in-situ selam 24 jam, tetapi tidak di

anjurkan

3. Keuntungan Kap serviks

Menurut Setyaningrum Erna,2016

a. Digunakan selama menyusi

b. Efektif , meskipun tanpa spermiside, bila dibiarkan di serviks untuk waktu lebih

dari 24 jam, pemberian spermiside sebelum bersenggama menmbah efektifitasnya

c. Tidak terasa oleh suami pada saat sanggama

4. Kerugian Kap Serviks

Menurut setyaningrum Erna,2016

a. Angka kegagalan tinggi

b. Peninngkatan resiko infeksi

c. Tidak boeh digunakan pada wanita yang sedang menstruasi

5. Kontra Indikasi Kap Serviks

Menurut Setyaningrum Erna,2016

a. Postpartum 6-12 minggu

b. Otot vagina yang sensitif,erosi atau laserasi serviks

c. Perdarahan pada vagina, termasuk ketika sedang menstruasi


6. Efek Samping Dan Komplikasi

Menurut Setyaningrum Erna, 2016

a. Timbulnya sekret yang sangat berbau bila kap serviks di biarkan terlalu lama di

dalam vagina

b. Menyebabkan iritasi pada daerah vagina serviks karena kontak yang terlalu lama

dengan karet dan spermasidenya

c. Beresiko terjadi Toxic shock syndrom, hal ini terjadi jika pemakaian cervical cap

dilakukan pada saat menstruasi.

C. Kondom Perempuan

Terdiri dari 2 cincin polyurethrane yang lentur diafragma yang terdapat pada setiap ujung dari

suatuselubung lunak polyurethrane yang longgar. Sebelum di pasang biasanya di tambahkan

spermisida.

Dasarnya : kombinasi antara diafragma dan kondom. Alasan utama di kembangkanya kondom

perempuan ini adalah karena pada kondom pria dan diafragma biasanya, tidak menutupi daerah

perineum sehingga masih ada kemungkinan penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit akibat

hubungan seksual. (Saroha Pinem,2014)


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, dapat di simpulkan bahwa tujuan akhir

dari keluarga berencana bukan hanya mengurangi jumlah penduduk, serta

memperbaiki ekonomi saja. Sebagai petugas kesehatan harus bisa menyadarkan

masyarakat tentang pentingnya program KB, dengan menggunakan KB sederhana

dengan alat ini akan cenderung kearah keberhasilan dalam menjalankan program KB.

B. SARAN

Dalam menjalankan program KB, kita harus menyadari juga bahwa keluarga

berencana harus didukung oleh peningkatan kesehatan, sosial ekonomi, serat

pendidikan tenytang alat kontrasepsi misalnya dengan mengadakan penyuluhan

tentang program KB.

Anda mungkin juga menyukai