SKRIPSI
Oleh:
Nor Rahmi
PO.62.24.2.16.200
SKRIPSI
Oleh :
Nor Rahmi
PO.62.24.2.16.200
Disetujui Oleh :
i
SKRIPSI
Dhini, M.Kes
NIP. 19650401 198902 2 002
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Penulis,
Nor Rahmi
PO.62.24.2.16.200
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Efektivitas Pemberian Jus Wortel dan Jus Alpukat Terhadap Penurunan
Raya”.
bimbingan, arahan, koreksi, saran, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
3. Ibu Hety Ira Ayue, S.SiT., M.Keb, selaku Ketua Program Sarjana Terapan
4. Poltekkes Kemenkes Kesehatan Palangka Raya yang dengan senang hati telah
tersebut.
5. Ibu Sofia Mawaddah, SST., M.Keb, Ibu Hety Ira Ayue, S.SiT., M.Keb, selaku
Raya.
v
6. Ibu Trisaba, S.SiT.,M.Si, selaku Pembimbing II yang dengan senang hati
ini.
7. Ibu Yuniarti, SST., M.Kes selaku ketua penguji yang begitu banyak
9. Orang tua tercinta, saudara yang selalu ada, sahabat-sahabat yang mensupport
dan untuk semua yang senantiasa memberikan kasih sayang, perhatian, doa,
dan dukungan kepada penulis, baik moril maupun materil yang tiada hentinya
Sarjana Terapan Kebidanan yang selalu mau berbagi ilmu dan informasi
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
skripsi ini.
vi
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan
membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu
penyajiannya tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
Penulis,
Nor Rahmi
PO.62.24.2.16.200
vii
DAFTAR ISI
Judul Hlm
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITI................................. iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA........................ iv
KATA PENGANTAR................................................................................ v
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xii
.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian........................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 10
A. Landasan Teori................................................................................ 10
1. Dismenorea................................................................................ 24
2. Zat Gizi Gang Baik Untuk Dismenorea........................................... 25
3. Suplementasi Yang Mengandung Kalsium............................... 25
4. Penilaian Nyeri.......................................................................... 29
B. Kerangka Konsep............................................................................ 30
C. Definisi Operasional....................................................................... 31
D. Hipotesis......................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 34
A. Desain Penelitian.............................................................................. 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 35
C. Populasi dan Sampel........................................................................ 35
D. Teknik Pengambilan Data............................................................... 37
E. Instrumen Penelitian........................................................................ 37
F. Analisis Data................................................................................... 38
G. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 39
H. Pengolahan Data............................................................................. 41
I. Etika Penelitian.............................................................................. 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................. 43
B. Hasil Penelitian.............................................................................. 44
C. Pembahasan................................................................................ 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................. 61
viii
B. Saran .......................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
Hlm
Gambar 2.1. Wong Baker FACES Pain Rating Scale.................................. 17
Gambar 2.2. Numeric Rating scale (NRS)................................................... 30
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
umum terjadi adalah dismenorea primer ( Silvana, 2012). Lebih dari 50% wanita
yang terdiri dari 54,89% dismenorea sekunder 55% perempuan produktif merasa
tersiksa karena dismenorea dan didapatkan angaka 1,07% hingga 1,31% dari
hasil bahwa kejadian dismenoerea lebih banyak dialami remaja putri yang tidak
melakukan olah raga dan kurang akan nutrisinya sebanyak 60,5% dan lebih
sedikit angka kejadian dismenorea yang melakukan aktivitas olah raga yaitu
pinggang, dan paha. Nyeri ini timbul tidak lama sebelum atau bersama-sama
1
2
yang paling sering dialami remaja putri adalah dismenorea. Dismenorea adalah
adalah nyeri saat menstruasi tanpa adanya kelainan pada alat-alat genital,
biasanya tejadi pada usia < 20 tahun . Dismenorea sekunder adalah nyeri saat
menstruasi dengan adanya kelainan pada alat-alat genital, biasanya terjadi akibat
(Simanjuntak, 2014).
menarche, lama menstruasi, olahraga, riwayat keluarga, dan pola makan. Faktor-
Salah satu penyebab dismenorea adalah haid pertama pada usia yang amat
sangat dini diduga karena terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada
hubungan dengan organ reproduksi. Nyeri tersebut timbul juga akibat adanya
dismenore tidak segera diatasi maka dapat berakibat syok, penurunan kesadaran,
dan dapat menjadi masalah sosial karena nyeri yang tak tertahankan(Judha,
2012).
3
ringan, mengonsumsi sayur dan buah – buahan, dan mengompres bagian yang
terasa sakit dengan air panas (Nurchasanah, 2014). Beberapa peneliti juga
menyebutkan zat gizi ada hubungannya dengan penurunan dismenorea. Zat gizi
serta vitamin A, E, B6, dan C. Salah satu cara non obat-obatan yang digunakan
adalah dengan menggunakan jus buah atau sayuran. Salah satu untuk
lemak, hidrat arang, kalsium, megnasium, fosfor, besi, sodium, asam amino,
dengan takaran wortel 250 gram dicampur dengan air mineral 200 cc selama 2
hari menstruasi.
4
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, anatara lain
bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan
otot. Kalsium bersama dengan magnesium, berperan dalam transmisi saraf. Jika
otot tidak mempunyai cukup kalsium, maka otot tidak dapat mengendur
vitamin B, merilekskan otot dan syaraf, pembekuan darah dan produksi energi.
Wortel juga mengandung analgetik alami yang berperan seperti obat analgetik
adalah mengurangi nyeri. Buah alpukat memiliki kandungan nutrisi meliputi Air,
kalsium pada alpukat dapat memberikan efek berkurangnya nyeri dalam tubuh.
Kalsium memiliki peran sebagai zat yang diperlukan sebagai zat yang
diperlukan untuk kontraksi otot, yaitu aktin dan miosin saat otot berkontraksi.
Rachmawati (2013). Pemberian jus alpukat 1 kali sehari dengan dengan takaran
alpukat 50 gram dicampur dengan air mineral 100 cc selama 2 hari menstruasi.
oleh peneliti pada remaja putri dengan dismenorea kelas XI di SMA Kartika
hampir setengahnya responden mengalami nyeri ringan dan tidak ada nyeri,
A. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana efektivitas pemberian jus wortel dan jus
B. Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
2. Manfaat praktis
b. Bagi peneliti
D. Keaslian Penelitian
Dari table 1.1 diatas diketahui ada perbedaan peneliti ini dengan peneliti
sebelumnya yaitu :
adalah dismenorea.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Pustaka
1. Dimenorea
a. Pengertian Dismenorea
Dismenorea berasal dari kata “dy” dan “menorea” Dys atau dis adalah
awalan yang berarti buruk, salah dan tidak baik. Menorea atau mens atau mensis
pelepasan lapisan uterus yang berlangsung setiap bulan berupa darah atau
jaringan dan sering disebut dengan haid atau menstruasi (Abdul Qodir, 2017 ).
pinggang, dan paha. Nyeri ini timbul tidak lama sebelum atau bersama-sama
Dismenorea adalah rasa nyeri yang terasa di perut bagian bawah, yang
menjalar kepinggang dan paha, nyeri ini timbul sebelum, selama atau setelah
yang menampilkan satu atau lebih gejala mulau dari nyeri ringan hingga berat
pada bagian perut bawah, daerah pinggang hingga sisi medial paha ( Badziad
2012.
b. Klasifikasi Dismnorea
yang menyertai seperti pusisng, mual, pegal-pegal, sakit perut, bahkan sampai
9
10
pingsan. Dalam hal ini jika sakit yang dirasakan masih dapat ditahan,
maka dapat disebut normal. Namun jika menyebabkan pingsan atau sakit yang
luar biasa hingga menyebabkan pingsan atau sakit yang luar biasa, hingga
keduanya adalah ada atau tidaknya patologi pada organ pelviknya, dikatakan
1. Dismenorea primer
tertinggi saat haid terjadi pada 48 jam pertama. Hal ini sejalan dengan awal
muncul dan besarnya intensitas keluhan nyeri haid. Keluhan mual, muntah, nyeri
kepala, atau diare sering menyertai nyeri haid yang diduga kaena masuknya
abdomen bagian bawah, sakit yang dimulai beberapa saat sebelum atau setelah
10
11
menstruasi dimulai berlangsung dalam waktu 24-74 jam, serta tidak pernah
Dismenorea timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan
berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan
posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid ini normal, namun
dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, sepeti stres, syok,
Dismenorea terjadi biasanya terjadi pada usia kurang dari 20 tahun dan
menarche ketika siklus ovulasi sudah terbangun pertama kali dan paling banyak
dialami antara usia 15-25 tahun dan menurun setelah usia tersebut ( Nathan,
2012). Rasa nyei muncul beberapa jam sebelum atau saat menstruasi dimulai
kemudian menghilang dalam beberapa jam hingga satu hari tapi terkadang
terjadi hingga 2 sampai 3 hari .Lebih dari setengah wanita yang mengelami nyeri
juga memiliki gejala yang seperti mual dan muntah, sakit kepala, diare, pusing,
yang hebat, nyeri pada dismenorea primer diduga berasal dari kontraksi rahim
12
bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher
2. Dismenorea sekunder
beberapa proses penyakit atau struktur yang tidak normal baik didalam maupun
diluar uterus (Loto et al, 2012). Dismenorea sekunder ditandai dengan nyeri
c. Derajat Dismenorea
individual, dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat
berbeda oleh dua orang berbeda. Pengukuran skala nyeri dapat dapat digunakan
menjadi tiga tingkat keparahan, yaitu dismenorea ringan, sedang dan berat
(Manuba, 2012).
1) Dismenorea ringan
Seseorang akan mengalami nyeri atau nyeri masih dapat ditolerin karena
masih berada pada ambang rangsang, berlangsung beberapa saat dan dapat
13
seseorang akan mengelami nyeri atau nyeri atau nyeri yang masih dapat ditolerir
karena masih berada pada ambang rangsang, berlangsung beberapa saat dan
2) Dismenorea sedang
bagian yang nyeri, diperlukan obat untuk penghilang rasa nyeri tanpa perlu
3) Dismenorea Berat
seseorang tidak mampu lagi melakukan pekerjaan biasa dan perlu istirahat
beberapa hari dapat disertai sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa tertekan,
mual dan sakit perut. Dismenorea berat terdapat pada skala dengan tingkatan 7-
10 (Howard 2012).
Menurut Wong & Baker (2015), cara pengukuran skala nyeri salah satunya
adalah dengan menggunakan Face Pain Score, yang terdiri dari 6 gambar wajah
kartun yang bertingkat dari wajah yang tersenyum untuk “ tidak nyeri” dengan
skala “0” sampai wajah yang berlinang air mata “ nyeri paling buruk” dengan
14
skala “10” kelebihan dari skala wajah ini adalah anak dapat menunjukkan sendiri
rasa nyeri dialaminya sesuai dengan gambar yang telah ada dan membuat usaha
temukan lebih tinggi pada wanita yang mengalami dismenorea tingkat parah
dari pada waita dismenorea dengan intensitas sedang atau tidak mengelami
yang berlebihan dapat menyebabkan keram seta gejala seperti diare, mual,
Menurut Coco dan Frenche, (dalam Oswati, 2013) ada beberapa faktor
1) Usia
Usia adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun (Lia dalam Romy wahyuni, 2014). Puncak usia insiden wanita
semakin tua, lebih sering mengalami menstruasi maka leher rahim bertambah
lebar, sehingga pada usia tua kejadian dismenorea jarang ditemukan (bare &
Hal ini berkaitan dengan tinjauan pustaka yang menyebutkan bahwa puncak
usia insiden wanita yang mengalami dismenorea adalah 20-24 tahun (Neville
2013).
Hal ini terjadi karena adanya optimalisasi fungsi saraf rahim sehingga
sering mengalami menstruasi dan leher lahir semakin melebar. Leher rahim
2) Usia menarche
Umumnya, menarche terjadi pada usia 12-13 tahun dan bisa jadi lebih cepat
terjadi pada usia yang lebih awal dari normal, di mana alat reproduksi belum
siap untuk mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher
pendewasaan seseorang, jika organ tubuh orang tersebut dewasa pada saat
belum cukup umur atau < 12 tahun maka akan terjadi ketidaksiapan mental
bagi orang tersebut dan lebih besar resiko terkena dismenorea bila
2013).
17
awal dan lebih awal pula mengalami gejala dismenore, jika menarche terjadi
pada usia yang lebih awal dari normal, dimana alat reproduksi masih belum
siap untuk mengalami perubahan dan juga masih terjadi penyimpatan pada
leher rahim, maka akan timbul rasa sakit ketika menstruasi. Menarche pada
usia 11 tahun atau lebih muda memiliki resiko lebih tinggi dismenorea primer
2013)
menstruasi yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu 6-7 hari dengan
perdarahan. Menstruasi biasanya 2-4 hari ada yang 1-2 hari di ikuti darah yang
sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita
biasanya lama menstruasi itu tetap.Jumlah darah yang keluar itu rata-rata 32,2±
yang mengakibatkan rasa nyeri. Selain itu kontraksi uterus yang terus menerus
4) Pola Makan
Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah
pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu
sehingga banyak remaja putri yang membatasi konsumsi makan dan banyak
(Weekes, 2014).
d. Dampak Dismenorea
1. Gangguan aktivitas
aktivitas sehari-hari dengan normal. Wanita yang dismenorea dua kali lebih
tidak masuk sekolah maupun bekerja namun disisi lain menurunnya kualitas
3. Infertilitas
komplikasi ke usus, kandung kemih atau ureter, tidak hanya pada dismenora
sekunder infertilitas serta gangguan fungsi seksual dapat terjadi pada dismenorea
1) Non farmakologi
mengurangi rasa sakit. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga/senam tubuh
(Harry, 2014).
merileksasi bagian otot-otot dibagian sistem saraf. Selain itu mandi dengan air
hangat dan mengolesi Letion penghangat dapat juga menurunkan nyeri (Taruna,
2012)
Sebuah buku yang di tulis oleh (Devi, 2013) Zat gizi yang dapat membantu
dan C. Kalsium berperan dalam interaksi protein di dalam otot, yaitu aktin dan
miosin pada saat otot berkontraksi. Kekurangan kalsium menyebabkan otot tidak
2) Farmakologi
a. Zat Besi
terutama wanita hamil dan yang sering mengalami periode menstruasi berat.
Tubuh memerlukan zat besi dalam sel darah merah untuk trasportasi nutrisi dan
oksigen menuju sel-sel jaringan tubuh, tanpa zat besi yang cukup dalam
makanan harian, maka dapat mengalami kelelahan, kinerja mental yang lambat
b. Magnesium
lileks yang dapat mengendalikan suasana hati yang murung (Hill, dalam Yunita
2012). Selain itu magnesium juga berfungsi membesar pembuluh darah sehingga
mencegah kekejangan otot dan dinding pembuluh darah. Oleh sebab itu,
magnesium befungsi untuk mengurangi rasa sakit saat menstruasi (Dean, 2012)
c. Kalsium
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, anatara lain bagi
metabolisme tubuh, penghubung antara saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.
2012).
22
a. Wortel
Gizi yang erat dengan kaitannya dengan kesehatan saat menstruasi karena
zat gizi mempengaruhi proses yang terdapat dalam tubuh saat terjadi
menstruasi, seperti aliran darah, hormon, daya tahan tubuh, dan emosi. Semua
zat gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, meneral, bahkan serat,
lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, sodium, asam amino, minyak
2014).
menggunakan obat tradisional yang sedikit efek sampingnya bahkan tidak ada.
Salah satu cara non farmakologi tersebut adalah dengan mengkonsumsi jus
nyeri haid. Wortel merupakan salah satu sayuran yang memiliki banyak
merata. Wortel mudah ditemukan dipasaran karena hampir setiap hari wortel
dijual dipasar. Selain rasanya yang enak, wortel juga dipercaya oleh
dengan takaran wortel 250 gram dicampur dengan air mineral 200 cc selama 2
hari menstruasi.
darah dan produksi energi. Wortel juga mengandung analgetik alami yang
24
berperan seperti obat analgetik (contoh ibuprofen) dan sebagai anti inflamasi
(Silva, 2014).
b. Alpukat
efek berkurangnya nyeri dalam tubuh. Kalsium memiliki peran sebagai zat
yang diperlukan untuk kontraksi otot, yaitu aktin dan miosin saat otot
peran penting dalam mengurangi nyeri. Kalsium memiliki peranan sebagai zat
yang diperlukan untuk kontraksi otot, yaitu aktin dan miosin pada saat otot
alpukat 50 gram dicampur dengan air mineral 100 cc selama 2 hari menstruasi.
25
4. Penilaian Nyeri
membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak yang
1. Tidak nyeri
memikirkannya
3. Rasa sakit ringan. Mengganggu dan mungkin tarikan yang lebih kuat
26
5. Nyeri sedang, jika terlihat dalam suatu kegiatan, itu dapat diabaikan
6. Rasa nyeri yang cukup kuat. Tidak bisa diabaikan lebih dari beberapa
menit, tapi dengan upaya yang masih dapat mengatur untuk bekerja
11. Rasa sakit yang tak tarkatakan. Terbaring ditempat tidur dan mungkin
sakit ini.
B. Kerangka Konsep
1. Umur
2. Menarche
3. Lama haid
4. Pola Makan
Keterangan :
B. Definisi Operasional
ringan.
Mengganggu
dan mungkin
tarikan lebih
kuat
3: Nyeri terlihat
dan
mengganggu,
tetapi masih
terbiasa dan
teradaptasi
4:Nyeri sedang,
jika terlihat
dalam suatu
kegiatan, itu
dapat diabaikan
untuk periode
waktu, tetapi
masih
mengganggu
5: Rasa nyeri
yang sangat
cukup. Tidak
bissa diabaikan
lebih dari
bebeapa menit,
tetapi dengan
upaya yang
masih dapat
mengatur untuk
bekerja atau
berpartisipasi
dalam beberapa
kegiatan sosial
6: Rasa sakit yang
cukup kuat
mengganggu .
aktivitas normal
sehari-hari dan
kesulitan
berkonsultasi
7:Rasa sakit yang
parah yang
mendominasi
indera tubuh
dan secara
signitif
membatasi
kemampuan
untuk
melakukan
kegiatan sehari-
hari atau
hubungan sosial
8:Nyeri hebat.
29
Aktivitas fisik
yang sangat
terbatas.
Berkomunikasi
membutuhkan
upaya yang
lebih.
9:Sakit yang
parah. Tidak
dapat
berkomunikasi
menangis atau
merintih tak
tekendali
10:Rasa sakit
yang tak
terkatakan.
Terbaring
ditempat tidur
dan mungkin
mengigau.
Sangat sedikt
orang akan
pernah
mengelami rasa
sakit ini
2 Jus Wortel Wortel yang Timban wortel 250
diolah menjadi jus gan gram
Diberikan 1 kali Gizi dicampur _ _
sehari selama 2 dengan air
hari menstruasi mineral 200
cc
C. Hipotesa Penelitian
remaja putri.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dengan pengumpulan data yang berupa angka, atau data berupa kata-kata atau
kalimat yang dikonversi menjadi dua yang berbentuk angka. Data yang berupa
Quasy Eksperimen, jenis rancangan peneliti ini Two Group Pretest and
Ke : Kelompok Eksperimen
Kk : Kelompok Kontrol
31
32
dijalan G.Obos No.32 Palangka Raya. Waktu penelitian ini dilakukan pada
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
berusia 18-22 tahun. Yang mana kelas A berjumlah 38 mahasiswi dan kelas B
2. Sampel
serta bersedia menjadi responden. Adapun rumus besar sampel dan cara
Rumus :
n=
|
2 1
2 σ [ z 1−α + z – β ] |
( μ1−μ2 )
33
Subsitusi ke rumus:
n=
|
2 1
2 σ [ z 1−α + z – β ] |
( μ1−μ2 )
2.8 .² ( 1,96+1.28 )
n=
13,32
128+ 10,50
n¿
13.32
1.38,2
= = 20 sampel
13,32
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 10 dikalikan dengan 2 yaitu
jumlah sampel sebanyak 20 sampel. Adapun kiteria insklusi dan eklusi adalah
sebagai berikut :
a. Kriteria Inkulasi
b. Kiteria Eklusi
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini alat pengumpulan data yang akan digunakan berupa data
pertanyaan mengenai data demografi, dan skala nyeri Dismenorea yang paling
diberikan jus wortel 1 kali selama 2 hari menstruasi dan kelompok jus alpukat
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
responden menurut variabel yang diteliti. Pada penelitian ini analis univariat
data yang digunakan yaitu perhitungan Mean, Median, Modus, standar deviasi.
1) Mean (Me),
Mean digunakan untuk mencari nilai rata-rata dari skor total keseluruhan
jawaban yang diberikan oleh responden, yang tersusun dalam distribusi data.
2. Median
Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas
nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil
3) Modus
Modus adalah nilai yang sering muncul/nilai yang frekuensinya banyak dalam
distribusi data. Dalam penelitian ini, modus digunakan untuk mencari jawaban
yang sering muncul atau nilai yang frekuensinya paling banyak dari responden
baik mean mewakili data. Semakin kecil SD mengindikasikan data dekat dengan
Rumus :
x
f= ×100 %
N
keterangan
f = Rata-rata
N = Jumlah Sampel
2. Analisis Bivariat
penelitian ini menggunakan rumus parametic yaitu uji-t independen di test. Uji t
untuk sampel independen merupakan prosedur uji t untuk sampel bebas dengan
membandingkan rata-rata dua kelompok kasus. Kasus yang diuji bersifat acak.
37
kelancaran penelitian.
angket.
i) Setelah diberikan perlakuan jus wortel 250 gram dan jus alpukat 50
10 Remaja dengan
Dismenorea
Pretest
Posttest
Pengukuran
dismenorea
menggunakkan Pemberian Jus
Pengukuran
skala nyeri 0-10 wortel 250 gram 1
dismenorea
(pada hari pertama kali sehari selama
menggunakkan
menstruasi) 2 hari
skala nyeri 0-10
(pada hari ke 3
2. Kelompok kontrol (Kelompok B: Jus Alpukat) menstruasi)
10 Remaja dengan
dismenorea
Pretest
Posttest
Pengukuran Pengukuran
dismenorea dismenorea
menggunakan menggunakan
skala nyeri 0-10 skala nyeri 0-10
Pemberian jus (pada hari ketiga
(pada hari alpukat 50 gram
pertama menstruasi)
1 kali selama 2
menstruasi) hari menstruasi
39
G. Pengolahan Data
empat tahap dalam pengolahan data yang harus dilakukan. Data yang telah
a) Editing
b) Coding
Coding yaitu memberikan kode berupa nomor pada setiap jawaban yang
diisi oleh setiap responden. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan
c) Tabulasi
dibuat untuk tiap-tiap sub variabel yang diukur dan selanjutnya dimasukan
d) Cleaning data
dalam data.
H. Etika Penelitian
Tengah.
40
termasuk kedalam kopertis wilayah Kementrian. Perguruan Tinggi ini telah ada
sejak 1 Januari 0001 dengan Nomor SK PT dan tanggal SK PT, politeknik ini
beralamat di Jalan George Obos No. 30/32, kabupaten Palangka Raya propinsi
Kalimantan Tengah-Indonesia.
masyarakat.
B. Hasil Penelitian
distribusi frekuensi responden menurut variabel yang di teliti. Pada penelitian ini
41
42
Responden dalam penelitian ini adalah remaja putri yang mengalami dismenorea
2 Menarche
<12 tahun 5 25% 13,05 1,117 11 16
>12 tahun 15 55%
3 Lama haid
<7 hari 7 35% 5,95 0,826 5 7
>7 hari 13 65%
4 Pola makan
2 kali sehari 8 40% 1,66 0,231 1 1
3 kali sehari 12 60%
terbanyak umur <19 tahun yaitu sebanyak 16 orang (80%) umur > 19 tahun
sebanyak 4 orang (20%). Mahasiswa dengan menarche untuk usia <12 tahun
sebanyak 5 orang ( 25%), usia >12 tahun sebayak 15 orang (55%). Mahasiswi
dengan lama haid <7 hari sebanyak 7 orang (35%), lama haid >7 hari sebanyak
13 orang (65%) . Dan mahasiswi dengan pola makan yang teratur atau tidak
teratur dengan frekuensi makan berapa kali sehari yaitu 2 kali sehari sebanyak 8
orang dengan nilai skala nyeri sebelum perlakuan minimal 3 dan maksimal 6,
standar Devionation 0,919, nilai-nilai rata-rata skala nyeri yang dialami adalah
4,80 dan sesudah perlakuan nilai skala nyeri minimal 1 dan maksimal 5 standar
Keterangan:
n: jumlah Skala Nyeri
a: Angka Skala Nyeri
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa kelompok jus alpukat sebayak 10
orang dengan nilai skala nyeri sebelum perlakuan minimal 3 dan maksimal 6,
standar devionation 1,902, nilai rata-rata skala nyeri yang dialami adalah 4,58
dan sesudah perlakuan nilai skala nyeri minimal 1 dan maksimal 5 standar
devionation 1,121, nilai rata-rata skala nyeri yang dialami adalah 2.42.
penelitian ini menggunakan rumus parametic yaitu uji-T independen di test. Uji t
untuk sampel independen merupakan prosedur uji t untuk sampel bebas dengan
Berdasakan tabel 4.4 uji-t , didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 atau
p-value < α(0,005), ini menunjukkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah
diterima yang berarti ada pengaruh antara skala intensitas dismenorea sebelum
Berdasakan tabel 4.5 uji-t , didapatkan nilai p-value sebesar 0,0000 atau p-
value < α(0,005), ini menunjukkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah
dan H₁ diterima yang berarti ada pengaruh antara skala intensitas dismenorea
c. Tabel 4.6 Efektivitas pemberian jus wortel dan jus alpukat terhadap
penurunan dismenorea pada remaja putri DIII kebidanan semester
II.
value <0,005 maka dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan efektivitas jus
wortel dan jus alpukat terhadap dismenorea pada remaja putri DIII kebidanan
efektif menurunkan dismenorea dibandingkan jus alpukat. Dilihat dari hasil rata-
rata setelah pemberian jus wortel nilai p-value adalah 0,003 dan nilai rata-
ratanya sebesar 0,291 sedangkan jus alpukat nilai P-Value 0,004 dan nilai rata-
3. Pembahasan
Mahasiswi dengan pola makan yang teratur atau tidak teratur dengan
frekuensi makan berapa kali sehari yaitu 2 kali sehari sebanyak 8 orang (40%)
termasuk dismenorea ringan dan 2 kali sehari sebanyak 12 orang (60%) yaitu
Sejalan dengan teori bahwa pola makan atau pola konsumsi pangan adalah
susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau
47
mengikuti diet dalam rangka mengubah bentuk tubuh mereka. Diet ketat
ini tidak sehat bagi remaja yang sedang tumbuh dan memerlukan berbagai
kali melakukan kebiasaan makan yang kurang baik seperti melewatkan sarapan,
sering mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula, dan rendah dalam
Menurut Gagua et al. (2012), remaja putri yang memiliki frekuensi makan
dengan remaja putri yang makan sesuai dengan anjuran. Hal ini berkaitan
tubuh seseorang sehingga akan menentukan tingkat kecukupan gizi. Selain itu,
frekuensi makan yang kurang dapat menyebabkan rendahnya asupan lemak tak
48
jenuh ganda (PUFA). Jenis lemak inimemiliki efek sebagai anti inflamasi.
kurang selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh juga akan
nutrisinya baik, semakin tinggi status gizi maka semakin rendah keluhan
Vitamin B12, berperan dalam pembentukan sel darah merah sehingga mencegah
anemia, selain itu vitamin B5 juga diketahui dapat mengurangi stres. Menjaga
pola makan yang sehat dapat mengurangi nyeri menstruasi. Karena beberapa
(Purwaningsih, 2013).
(50%) yaitu termasuk dismenorea ringan, usia >12 tahun sebanyak 2 orang
(10%) dengan dismenorea sedang, usia <12 tahun sebanyak 1 orang (5%)
49
dengan dismenorea sedang, dan usia >12 tahun sebanyak 7 orang (35%)yaitu
Dari hasil penelitian diatas sejalan dengan teori bahwa dismenorea Usia
dini dapat meningkatkan risiko kejadian mioma 1,24 kali. Hal ini juga dijelaskan
oleh Sophia, et al., (2013) yang menyatakan bahwa usia ideal seorang wanita
mengalami menarche yaitu pada usia antara 13-14 tahun. Seseorang yang
Sejalan dengan teori bahwa usia menarche yang terlalu dini (≤ 12 tahun)
terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit pada saat
menstruasi. Hal ini dikarenakan organ reproduksi wanita masih belum berfungsi
Sejalan dengan teori wanita yang memiliki usia menarche yang berisiko
kejadian dismenore. Usia menarche yang terlalu dini ≤ 12 tahun memiliki efek
jangka pendek yaitu terjadinya dismenore, sedangkan untuk efek jangka panjang
lebih awal dari pada normal, dimana alat reproduksi belum siap untuk
mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka
Menurut (Bare & Smelzer 2014) hal ini bisa terjadi jika dilihat dari faktor-
dan usia menarche yang normal. Penelitian pada siswi XI di SMA Negeri 2 Palu
sebagian besar responden siswi memliki usia menarche yang normal berkisar
antara 11-13 tahun. Pada usia ini organ-organ reproduksi seorang remaja putri
Menarche adalah haid yang pertama kali, biasanya terjadi pada usia 11 -
dkk, 2013).
menarche adalah haid yang pertama kali datang menstruasi adalah proses
alamiah yang terjadi pada perempuan. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22
Berdasakan hasil analisis uji- t , didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 atau
p-value < α(0,005), ini menunjukkan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah
dan H₁ diterima yang berarti ada pengaruh antara skala dismenorea dismenorea
lemak, hidrat arang, kalsium, megnasium, fosfor, besi, sodium, asam amino,
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi
metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.
Kalsium bersama dengan magnasium, berperan dalam transmisi saraf. Jika otot
tidak mempunyai cukup kalsium, maka otot tidak dapat mengendur sehingga
digunakan untuk kekuatan tulang, merilekskan otot dan saraf, pembekuan darah
dan produksi energi. Wortel juga mengandung analgetik alami yang berperan
seperti obat analgetik (contoh ibuprofen) dan sebagai anti inflamasi (Silva,
2014).
52
atau p-value < α(0,005), ini menunjukkan bahwa ada pengaruh sebelum dan
bahwa H₀ di tolak dan H₁ diterima yang berarti ada pengaruh antara skala
klorofil, polifenol). Kandungan kalsium yang terdapat dalam buah alpukat juga
sebagai zat yang diperlukan untuk kontraksi otot, yaitu aktin dan miosin pada
Penurunan Dismenorea
Gizi yang erat dengan kaitannya dengan kesehatan saat menstruasi karena
zat gizi mempengaruhi proses yang terdapat dalam tubuh saaat terjadi
menstruasi, seperti aliran darah, hormon, daya tahan tubuh, dan emosi. Semua
zat gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, meneral, bahkan serat,
efektivitas jus wortel dan jus alpukat terhadap dismenorea pada remaja putri DIII
wortel 1 kali sehari dengan dengan takaran wortel 250 gram dicampur dengan
air mineral 200 cc selama 2 hari menstruasi. Pemberian jus alpukat 1 kali sehari
dengan dengan takaran alpukat 50 gram dicampur dengan air mineral 100 cc
lemak, hidrat arang, kalsium, megnasium, fosfor, besi, sodium, asam amino,
klorofil, polifenol). Kandungan kalsium yang terdapat dalam buah alpukat juga
54
sebagai zat yang diperlukan untuk kontraksi otot, yaitu aktin dan miosin pada
berlangsung lama. Sedangkan jus wortel yang dirasakan nyei yang dirasakan
dapat berkurang dan mereka mengatakan merassa senang karena tidak terlalu
Dilihat dari hasil rata-rata setelah pemberian jus wortel dan jus alpukat
yang mana rata-rata setelah pemberian jus wortel dan jus alpukat sebesar 291
yang lebih rendah dibandingkan pemberian jus alpukat 389. dapat di simpulkan
bahwa ada perbedaan efektivitas jus wortel dan jus alpukat terhadap dismenorea
jus alpukat.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti pada remaja putri
mengalami nyeri ringan dan tidak ada nyeri, serta tidak ada lagi responden yang
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
teratur atau tidak teratur dengan Frekuensi makan berapa kali sehari yaitu 2
kali sehari sebanyak 8 orang (40%) dan 2 kali sehari sebanyak 12 orang
(60%).
<12 tahun sebanyak 5 orang ( 25%), usia >12 tahun sebayak 15 orang
(75%).
Kemenkes Palangka Raya di dapatkan p-value sebesar 0,000 atau < 0,05
Kemenkes Palangka Raya di dapatkan p-value sebesar 0,000 atau < 0,05
5. Ada efektifitas pemberian jus wortel dan jus alpukat terhadap dismenorea
56
57
B. SARAN
Mengacu dari hasil penelitian yang telah di lakukan, ada beberapa saran
1. Jus wortel dan jus alpukat dapat menjadi alternatif untuk mengatasi
terutama yang terdapat didalam jus wortel dan jus alpukat dapat
mengurangi dismenorea.
yang lebih panjang mengenai efektifitas jus wortel dan jus alpukat
NIM : PO.62.24.2.16.200
( ) ( Nor Rahmi )
Tanpa partisispasi para saudara, maka peneliti ini tidak dapat berjalan
sesuai dengan harapan. perlu diberitahukan bahwa informasi yang saudara
berikan semata-mata hanya atas keperluan penelitian, untuk itu peneliti menjamin
kerahasiannya, atas segala bantuannya, peneliti mengucapkan terima kasih.
Palangka Raya..................2020
Nor Rahmi
LEMBAR PENILAIAN SKALA DISMENOREA
Judul penelitian :Efektivitas Pemberian Jus Wortel Dan Jus Alpukat Terhadap
Penurunan Dismenorea Pada Remaja Putri DIII Kebidanan
Semester II Di Poltekkes Kemenkes Kesehatan Palangka Raya
Tanggal Wawancara :
A. DATA RESPONDEN
Nama mahasiswi :
Umur :
Tempat tanggal lahir :
Alamat :
Telp/Hp :
Tinggi badan : cm
Berat badan : kg
B. GAMBARAN DISMENOREA
a.Ya
B.Tidak
a.Ya
b.Tidak
a.Ya
b.tidak
a.Ya
b.tidak
Jika dalam bentuk skala, nyeri mentruasi yang sering anda alamai berada pada
angka
Keterangan skala 0-10 ( sumber; Karen Lee 2018, ProHealyh.Com)
1. Tidak nyeri
memikirkannya
3. Rasa sakit ringan. Mengganggu dan mungkin tarikan yang lebih kuat
5. Nyeri sedang, jika terlihat dalam suatu kegiatan, itu dapat diabaikan
6. Rasa nyeri yang cukup kuat. Tidak bisa diabaikan lebih dari beberapa
menit, tapi dengan upaya yang masih dapat mengatur untuk bekerja
11. Rasa sakit yang tak tarkatakan. Terbaring ditempat tidur dan mungkin
sakit ini.
Lampiran 2
NOMO NAMA UMUR MENARCHE LAMA HAID POLA MAKAN SKALA NYERI SEBELUM SKALA NYERI
R RESPONDEN PERLAKUAN SESUDAH
PERLAKUAN
1 Santi Raya 18 13 7 2 3 1
2 Putri Aulia 17 13 7 2 5 4
3 Cindy 17 13 7 2 4 2
4 Bela Angelia 17 13 6 1 6 5
5 Aty Yang Meiy 18 11 5 1 6 3
6 Athaya Putri 18 13 6 1 4 2
7 Ayu Nur K 18 13 7 1 5 3
8 Sheema 18 12 6 2 5 2
9 Wine Natasya 19 15 5 1 5 2
10 Nur Aini 18 15 5 1 5 2
11 Ling Ling Wei 18 16 6 2 5 3
12 Sovina 19 12 7 2 5 4
13 Olga 19 13 5 1 5 3
14 Made 17 14 6 2 3 0
15 Dhea Amanda 18 11 6 1 3 1
16 Rima Yuniasi 18 13 5 2 4 1
17 Mana 18 13 6 2 4 3
18 Issabelia muliya 17 10 5 2 5 3
19 Putri Resiul 18 13 7 2 5 2
20 Rima 19 14 4 2 2 1
Lampiran 3 : lembar observasi skala nyeri
No Nama Alamat Skala nyeri prepost Skala nyeri posttest Tanda tangan
1 Santi Raya 3 1
2 Putri Aulia 5 4
3 Cindy 4 2
4 Bela Angelia 6 5
5 Aty Yang Meiy 6 3
6 Athaya Putri 4 2
7 Ayu Nur K 5 3
8 Sheema 5 2
9 Wine Natasya 5 2
10 Nur Aini 5 2
2 Sovina 5
4
3 Olga 5
3
4 Made 3
0
5 Dhea Amanda 3
1
6 Rima Yuniasi 4
1
7 Mana 4
3
8 Issabelia muliya 5
3
9 Putri Resiul 5
2
10 Rima 2
1
Lampiran foto kegiatan