Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan, rahmat, Taufik,
serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga ksmi dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah
mata kuliah KEPERAWATAN MATERNITAS yang topiknya adalah KB KONDOM sesuai
dengan waktu yang Telah ditentukan. Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
kami dalam menempuh Pembelajaran di semester ini, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan support kepada kami
2. Dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Maternitas
3. Staff Perpustakaan yang telah memberikan sarana untuk kami mengerjakan tugas
makalah ini
4. Semua pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya,
dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan. Aamiin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
D. MANFAAT
A. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah
pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang seperti Indonesia yang
memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk mengendalikan
pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk meningkatkan kesejahteraaan keluarga. Dalam hal ini
pemerintah Indonesia menyelenggarakan program Keluarga Berencana atau KB melalui
pengaturan kelahiran.
B. Definisi Kondom
Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang
pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk
silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai
bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk
meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermicidal) maupun sebagai aksesoris
aktivitas seksual (Saifuddin, 2003).
Kondom dalam berbagai jenis bentuk telah digunakan sejak beberapa abad yang lalu.
Kondom berfungsi sebagai barrier yang membungkus penis untuk melindungi dari penyakit yang
telah digunakan sejak 1350 sebelum masehi dan digunakan untuk mencegah kehamilan sekitar
abad ke-16 (Lubis, 2008).
Kondom merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Cara kerja
kondom, mencegah sperma bertemu dengan sel telur yang menyebabkan tidak terjadinya
pembuahan. Alat kontrasepsi ini lebih efektif digunakan tetapi jika penggunaannya secara tepat
dan benar.
C. Klasifikasi
Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu kondom pria
dan kondom wanita
1. Kondom Pria
Kondom pria merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat
penampungan air mani yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada
vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu polos dan berputing. Bentuk berputing ada
kelebihannya yaitu untuk menampung sperma setelah ejakulasi. Cara kerja kondom yaitu
mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran genital
wanita.
1. Kondom lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk silinder bulat,
umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08 mm, garis tengah sekitar 3,0-3,5
cm, dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang terbuka
bertepi bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih besar atau
lebih kecil dari standar.
2. Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan variasi kondom
yang berpelumas, mengandung spermatiside, berwarna, memiliki rasa, dan beraroma.
3. Kondom anti alergi
Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan tidak
dipralubrikasi.
4. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama untuk hubungan
intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap
penularan HIV/AIDS
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan panjang 15 cm dan garis
tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin polyurethane lentur. Cincin
polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom di vagina.
Kondom wanita mengandung pelumas berbahan dasar silikon dan tidak memerlukan pelumas
spermisida serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari penggunaan kondom ini menunjukkan
sama dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (USU, 2009).
Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi dibandingkan kondom lateks. Bahan
tersebut juga kuat dan jarang robek (40% lebih kuat dari kondom lateks) tetapi tipis sehingga
sensasi yang ditimbulkan tetap dapat dipertahankan. Kondom wanita ini dapat mencegah
kehamilan dan penularan penyakit seksual termasuk HIV apabila digunakan dengan benar
(Lubis, 2008).
Fungsi kondom sebenarnya bukan sekadar sebagai alat KB atau pengaman saja. Kondom juga
bisa digunakan sebagai bagian dari foreplay agar suasana bercinta menjadi berbeda. Apalagi
saat ini kondom tersedia dalam beragam tekstur dan aroma. Berikut jenis-jenis kondom yang
banyak beredar di pasaran (Yuniico, 2009) :
Tipe ini disertai dengan bintik-bintik di sekitarnya yang bisa menimbulkan efek
mengejutkan bagi wanita.
E. Kerugian Kondom
Wanita :
F. Keterbatasan Kondom
Alat kontrasepsi kondom ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.
2. Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom yang benar.
3. Adanya pengurangan sensitifitas pada penis.
4. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
5. Perasaan malu membeli di tempat umum.
6. Masalah pembuangan kondom bekas pakai.
G. Waktu Pemasangan Kondom
1. Bila hubungan seksual dilakukan pada saat istri sedang dalam masa subur.
2. Bila istri tidak cocok dengan semua jenis alat/metode kontrasepsi.
3. Setelah vasektomi kondom perlu dipakai sampai enam minggu.
4. Sementara menunggu penggunaan metode/alat kontrasepsi lainnya.
5. Bagi calon peserta Pil KB yang sedang menunggu haid
6. Apabila lupa minum pil KB dalam jangka waktu lebih dari 36 jam.
7. Apabila salah satu dari pasangan suami istri menderita Penyakit Menular Seksual
termasuk HIV/AIDS
8. Dalam keadaan tidak ada kontrasepsi lain yang tersedia atau yang dipakai pasangan suami
istri
9. Sementara menunggu pencabutan implant/susuk KB/alat ontrasepsi bawah kulit, bila
batas pemakaian implant telah habis.
H. Cara Penggunaan Kondom
Pemasangan kondom pada pria :
1. Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual.
2. Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermicidal ke dalam kondom.
3. Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau benda tajam lainnya,
pada saat membuka kemasan.
4. Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada glan penis dan
tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan karetnya
dengan jalan menggeser gulungan tersebut ke arah pangkal penis. Pemasangan ini harus
dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.
5. Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka
saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat
ejakulasi.
6. Kondom dilepas sebelum penis melembek.
7. Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas
pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom diluar vagina agar tidak terjadi tumpahan
cairan sperma disekitar vagina.
8. Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai.
9. Sediakan kondom dalam jumlah cukup dirumah dan jangan disimpan ditempat yang panas
karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan.
10. Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh atau kusut.
11. Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari bahan petrolatum karena
akan segera merusak kondom.
I. Efektivitas
Angka kegagalan :
Teoritis : 3%, praktis : 5 -20%.
Sebab-sebab kegagalan :
1. Memakai kondom yang sudah bocor.
2. Kondom robek waktu coitus.
3. Semen tertumpah melalui leher kondom.
4. Kondom tertinggal di dalam vagina oleh karena penis baru dikeluarkan setelah kendor.
5. Tidak memakai kondom sejak permulaan.
6. Hanya memakai kondom bila istri disangka berada dalam masa subur.
Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi kondom.
Efek Samping Atau Masalah Penanganan
Kondom rusak atau bocor sebelum pemakaian Buang dan pakai kondom yang baru atau
gunakan spermisida
Kondom bocor saat berhubungan Pertimbangkan pemberian Morning After Pil
Adanya reaksi alergi Berikan kondom jenis alami atau ganti metode
kontrasepsi lain
Mengurangi kenikmatan berhubungan seksual Gunakan kondom yang lebih tipis atau ganti
metode kontrasepsi lain
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa tujuan
akhir dari keluarga berencana bukan hanya mengurangi jumlah penduduk, serta memperbaiki
ekonomi saja. Namun, demi menciptakan kesejahteraan bagi umat manusia. Oleh karena itu, kita
sebagai petugas kesehatan harus bisa menyadarkan masyarakat tentang pentingnya program KB,
dengan menggunakan KB sederhana dengan alat ini akan cenderung ke arah keberhasilan dalam
menjalankan program KB.
B. Saran
Dalam menjalankan program KB, kita harus menyadari juga bahwa keluarga berencana harus
didukung oleh peningkatan kesehatan, sosial ekonomi, serta pendidikan tentang alat kontrasepsi
misalnya dengan mengadakan penyuluhan tentang program KB.
a. Hindarilah pemakaian kondom secara illegal.
b. Jangan melakukan seks bebas tanpa ikatan pernikahan.
c. Gunakanlah kondom sesuai peraturan dan tujuannya.
d. Jangan menyalahgunakan kondom untuk hal-hal yang tidak baik.rogram KB.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :