Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

Defisini kematian maternal menurut WHO (Word Health Organization),


ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan
dan tindakan yang di lakukan untuk mengakhiri kehamilan.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang
menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, di
Indonesia masih tergolong tinggi yaitu AKI 359/100.000 KH(SDKI 2012) dan
AKB 32/1000KH. Di Jawa Tengah AKI 111,16 atau ada 619 kasus. Di
Kabupaten Tegal jumlah kasus kematian ibu dan jumlah kematian bayi ada.
Di RSUD Suradadi pada tahun 2016 ada 1 kasus kematian, sebelumnya
tidak ada kasus dan sesudahnya sampai sekarang belum ada kasus
kematian ibu. Kematian bayi ada penyebabnya BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah).
Penyebab kematian ibu di Indonesia terbanyak adalah
perdarahan(28%), Eklampsia 24%, Infeksi 11%, partus macet/lama 8% dan
aborsi 5% (SKRT 2001)
Peningkatan kesehatan ibu di indonesia, yang merupakan Tujuan
Pembangunan Milenium (MDG’s) kelima, berjalan lambat dalam beberapa
tahun terakhir. ResIBS kematian ibu, yang di perkirakan sekitas 338 per
100.000 kelahiran hidup, tetap tinggi di atas 200 selama dekade terakhir,
meskipun telah di lakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan ibu. Hal ini bertentangan dengan negara-negara miskin di sekitar
indonesia yang menunjukan peningkatan lebih besar pada MDG’S kelima
(Unicef, 2012)
Masa persalinan merupakan salah satu priode yang mengandung
resIBS bagi ibu hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan berbagai komlikasi
lainnya pada umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan
dan 1 minggu setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian
yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat
penting. Pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif yang
berkesinambungan dan paripurna, berfokus kepada aspek
pencegahan ,promosi kesehatan dan berlandaskan kemitraan adalah hal
penting yang dapat membentu menurunkan angka kematian ibu dan angka
kesakitan serta angka kematian bayi
Pelayanan obstetri neonatal emergensi komperehensif yang bermutu di
tentukan oleh faktor input dan proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor
input dari pelayanan di antaranya meliputi kebijakan, tenaga yang
melayani, sarana dan perasarana, standar operating prosedur lain atau
metode yang di sepakati

1
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

RSUD Suradadi adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah


Kabupaten Tegal yang didirikan dalam rangka memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Khususnya masyarakat di sebelah utara
Kabupaten Tegal dan sekitarnya. Mengingat lokasi RSUD Suradadi, maka
dalam memberikan pelayanan, pangsa pasar yang dituju akan lebih
spesifik pada lingkungan di sekitar Kecamatan Warureja Kecamatan
Suradadi, dan Kecamatan Kramat yang berada di jalur trans nasional
dengan mobilitas penduduk dan transportasi sangat padat dan tinggi,
sehingga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan seperti Kecelakaan
Lalu Lintas (KLL), Penyakit Menular, Infeksi Menular Seksual (IMS), dan
penyalahgunaan Narkoba.
Berbagai perusahaan yang ada dengan potensi industri di daerah di
Kabupaten Tegal wilayah bagian utara yang merupakan daerah jangkauan
operasi Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi merupakan suatu potensi
pasar tersendiri yang selama ini belum ditangani dengan serius terlebih
dengan karakter perusahaan perindustrian yang sarat dengan berbagai
masalah kesehatan dan keselamatan kerja para anggotanya yang
memerlukan suatu pemeriksaan dan perawatan kesehatan terus menerus.
Namun demikian hal ini perlu diikuti dengan peningkatan sistem
operasional rumah sakit yang mendukung dengan sumber daya manusia
yang berkualifikasi ter-standar.
Secara teknis pesaing langsung untuk Rumah Sakit Umum Daerah
Suradadi hingga saat ini adalah Rumah Sakit Mitra Siaga yang lebih
lengkap fasilitasnya. Sedangkan untuk keseluruhan di jalur trans nasional
pantai utara Kabupaten Tegal, maka yang menjadi pesaing RSUD Suradadi
adalah Rumah Sakit Kardinah, Rumah Sakit Islam Harapan Anda dan
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kota Tegal.
Hingga saat ini segmen pasar yang dilayani mayoritas masih
memiliki kelas menengah ke bawah, dimana membawa efek domino pada
tuntutan rendahnya tarif serta menimbulkan kemungkinan rendahnya
mutu pelayanan jika tidak didukung penuh subsidi dari pemerintah selaku
pemilik yang memiliki misi sosial besar dalam pemberian pelayanan
kesehatan. Kekhawatiran lain yang timbul adalah adanya gap pelayanan
dokter sebagai profesional utama di rumah sakit dan membuat suatu
kondisi mobilisasi rujukan kerumah sakit swasta.
RSUD Suradadi termasuk dalam kategori tipe D karena belum
tersedia dokter spesialis 4 dasar dan 3 dokter spesialis penunjang. Di
RSUD Suradadi saat ini terdapat 56 tempat tidur dan didukung tenaga
sejumlah 195 orang. Untuk ruang rawat inap tersedia bangsal kelas 3,
dan kelas 2 , dan kelas 1, tersedia ruang poliklinik, ruang laboratorium,
ruang rontgen, bangsal kebidanan, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi
Gawat darurat, dan Instalasi Rawat Intensif (IRIN). Penduduk di wilayah ini
sebagian besar bila sakit lebih memilih di rujuk ke rumah sakit lain karena
pertimbangan karena peralatan lebih baik dan keragaman pilihan
pelayanan kesehatan.

2
Banyak unsur yang berperan dan mendukung berfungsinya
operasional rumah sakit, salah satu unsur utama pendukung tersebut
adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi yang disertai
kesadaran akan penghayatan pengabdian kepada kepentingan pasien serta
administrasi dan manajemen kesehatan yang baik.
Paradigma manajemen kesehatan yang tadinya bersifat sangat
sentralistik sangat berbeda dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana Undang-Undang ini
secara praktis mencabut sebagian besar kewenangan eksklusif pemerintah
pusat untuk merumuskan kebijakan kesehatan dan kebijakan sosial
lainnya. Hal ini berarti terbukanya peluang yang sangat besar bagi setiap
daerah untuk mengembangkan kebijakan kesehatan yang lebih mampu
merespon kebutuhan yang khas di wilayahnya.
Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga
tuntutan akan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat sangat
tinggi. Menyikapi hal tersebut RSUD Suradadi berusaha untuk memenuhi
tuntutan hal itu dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang sudah
diberikan selama ini dengan melengkapi sarana dan fasilitas yang ada
sehingga masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan

3
BAB III
FALSAFAH, VISI, MISI DAN MOTTO RS

A. FALSAFAH
Dengan modal iman dan taqwa kepada ALLAHSWT, bahwa bekerja
adalah ibadah dan keikhlasan, meraih ridhlo ALLAH SWT, tugas adalah
amanah, dan keberhasilan adalah berkah untuk mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat, oleh karena itu Rumah Sakit
Umum Daerah Suradadi berkeyakinan bahwa :
1. Pelayanan Kesehatan diselenggarakan dengan berlandaskan Etika
dan Profesionalisme;
2. Karyawan yang kompeten, profesional dan berkomitmen tinggi
kepada Rumah Sakit merupakan asset yang sangat berharga;
3. Kepuasan dan kesetiaan pelanggan adalah dasar bagi
kelangsungan Rumah Sakit;
4. Mutu pelayanan Rumah Sakit merupakan pengikat kesetiaan
pelanggan.
5. Kebersamaan adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan
bersama.

B. VISI
Visi RSUD Suradadi Kabupaten Tegal “ Menjadi Rumah Sakit Pilihan
Masyarakat Dengan Layanan Unggulan Traumatik Dan Rehabilitasi
Medik”.

C. MISI
Misi RSUD Suradadi Kabupaten Tegal :
1. Meningkatkan kinerja pelayanan yang berorientasi kepada
pelanggan dan kinerja keuangan yang efisien dan akuntabel.
2. Meningkatkan sarana prasarana dan SDM RS untuk menunjang
layanan unggulan traumatik dan rehabilitasi medik.
3. Menyediakan sarana prasarana dan fasilitas RS untuk mendukung
layanan unggulan berbasis terapi wisata bahari.

D. MOTTO
“Sehat Bersama Kami”

4
BAB IV
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH, NILAI
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPEREHENSIF

A. Visi
Terwujudnya pelayanan obstetri dan ginekologi yang
bermutu,aman,efektif efisien sesuai standar ,terjangkau bagi pelanggan
dan menjadi pilihan utama masyarakat.

B. Misi
1. memberikan pelayanan kebidanan dan ginekologi yang
komprehensif dan berkualitas,sesuai standar dan profesional
2. Meningkatkan sarana prasarana dan fasilitas pelayanan kebidanan
untuk mendukug pelayanan
3. Meningkatnya kinerja pelayanan &kesejahteraan
4. Menurunkan morbiditas dan mortalitas Ibu (AKI) dan Bayi (AKB)
5. Menciptakan hubungan yang harmonis antara petugas, pasien dan
keluarga

C. Falsafah
1. Memberikan pelayanan kebidanan dengan memandang pasien
sebagai manusia yang utuh (holistic) yang harus dipenuhi
kebutuhannya baik secara biologis, psIBSlogis, sosial, dan spiritual,
yang diberikan secara komprehensif.
2. Memberikan pelayanan kebidanan dengan memperhatikan aspek
kemanusiaan dan tidak memandang perbedaan suku, kepercayaaan,
status sosial, ekonomi dan agama.
3. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari
systempelayanan kesehatan yang tujuannya dapat tercapai melalui
usaha bersama dari semua anggota tim kesehatan serta
pasien/keluarga.
4. Kehamilan, persalinan dan nifas adalah keadaan yang fisiologis
5. Bidan memandang pasien sebagai mitra yang selalu aktif dalam
pelayanan kesehatan, bukan seorang penerima jasa yang pasif.
6. Kehamilan, persalinan dan nifas adalah keadaan yang fisiologis
7. Bidan bertanggung jawab dan bertanggung gugat serta memiliki
wewenang dalam hal pelaksanaan asuhan kebidanan secara utuh
berdasarkan standar asuhan kebidanan dengan menggunakan
proses asuhan kebidanan tujuh langkah varney untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan pasien/keluarga.
8. Peningkatan jenjang pendidikan kebidanan berkelanjutan secara
komprehensif melalui seminar, wokshop, pelatihan dan pendidikan
formal, dalam lingkup pengembangan manajemen ketenagaan demi
usaha meningkatkan mutu pelayanan kesehatan/kebidanan

5
D. Nilai
1. Kebersamaan
a. Menyadari bahwa semua pekerjaan tidak dapat diselesaikan
sendiri sehingga perlu kerjasama Tim
b. Melalui kebersamaan dalam pelayanan dengan mengutamakan
kepuasan pelanggan
2. Profesionalisme
a. Bekerja sesuai degan sistem dan standar prosedur operasional
yang berlaku
b. Bersedia melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab
c. Selalu bekerj dengan memberikan kemampuan terbaiknya
d. Memegang teguh rahasia jabatan
3. Kejujuran
a. Senantiasa menjujung tinggi kejujuran
b. Berani menyatakan kebenaran dan kesalahan berdasarkan data
dan fakta cara bertanggugjawab
c. Transaparan dan akuntabilitas dalam menjalankan sistem
4. Keterbukaan
a. Terbuka dalam mengemukakan dan menerima pendapat secara
bertanggungjawab
b. Saling mengahargai dan menghormati pendapat orang lain
5. Disiplin
a. menegakkan disiplin terhadap diri sendiri dan lingkungan kerja
b. memiliki kesungguhan kerja dalam melaksanakan tugas
c. selalu mematuhi peraturan yang berlaku
6. Ikhlas
a. Melayani dengan sepenuh hati
b. Melayani dengan empati menuju kepuasan pelayanan
7. Kreatif dan inovatif
a. Mampu mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan
b. Memanfaatkan sumber daya secara maksimal untuk mencapai
tujuan.

E. Tujuan
1. Adanya kebijakan dan dukungan Rumah Sakit terhadap PONEK .
2. Menciptkan pelayanan bagi ibu dan bayi agar dapat menjamin
pertumbuhan dan perkembangan yg optimal serta terhindar dari
morbiditas dan mortalitas.
3. Terbentuknya Tim PONEK Rumah Sakit.
4. Tercapainya kemampuan Tim PONEK sesuai standar.
5. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan
penanggungjawab program.

6
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI RS

Struktur organisasi secara umum merupakan suatu susunan


tentang jajaran pekerjaan dan wewenang masing-masing yang terdapat
dalam Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi mulai dari tingkat yang paling
tinggi sampai tingkat yang paling rendah.
Untuk menunjang kegiatan rumah sakit perlu adanya
penyempurnaan struktur organisasi yang sesuai menurut kebutuhan dan
kemauan yang dicapai oleh rumah sakit dengan berdasarkan prinsip-prinsip
organisasi yang sehat untuk menghasilkan mekanisme kerja yang tepat
waktu dan berhasil guna dan dapat menghindari adanya hirarki yang tidak
sepadan dan birokrasi yang berbelit-belit yang dapat menghambat
kelancaran kegiatan rumah sakit.
Dalam hal keorganisasian Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi
memakai jenis struktur organisasi garis yaitu pemisahan tugas, wewenang,
dan tanggung jawab secara jelas. Rumah sakit ini juga menganut sistem
sentralisasi dimana setiap kegiatan di rumah sakit harus diketahui oleh
pimpinan atau kepala bagian.
Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi dimulai
dari tingkatan tertinggi hingga terendah yaitu direktur, kelompok jabatan
fungsional, bidang tata usaha yang dibagi atas subbag keuangan dan
kepegawaian, subbag umum dan perlengkapan, setelah bidang tata usaha
kemudian bidang pelayanan medik, seksi bina pelayanan umum dan
spesialis, seksi bina pelayanan dan asuhan kebidanan, bidang pelayananan
penunjang medik, seksi pengendalian, dan seksi bina sarana. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat seperti dibawah ini.
A. Direktur
Direktur RSUD Suradadi mempunyai tugas pokok membantu
Bupati dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perumahsakitan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Direktur RSUD
Suradadi mempunyai fungsi :
1. Penyusunan dan penetapan perencanaan pengelolaan rumah
sakit.
2. Perumusan kebijakan umum dan teknis di bidang pengelolaan
rumah sakit.
3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah di bidang pelayanan kesehatan perumahsakitan.
4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan
kesehatan perumahsakitan.
5. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi di bidang pelayanan
kesehatan perumahsakitan.
6. Pembinaan pengelolaan urusan ketatausahaan rumah sakit;
7. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
pengelolaan rumah sakit.

7
B. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu
Direktur dalam melakukan koordinasi penyiapan bahan penyusunan
perencanaan, penatausahaan urusan keuangan, kepegawaian dan
umum.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Sub Bagian Tata
Usaha mempunyai fungsi :
1. Penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana
kerja;
2. Pelaksanaan koordinasi penyiapan bahan penyusunan
perencanaan rumah sakit;
3. Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijakan
umum dan teknis operasional pengelolaan ketatausahaan;
4. Pelaksanaan koordinasi penyiapan bahan perumusan kebijakan
umum dan teknis operasional pengelolaan rumah sakit;
5. Penyiapan data sebagai bahan monitoring, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan perencanaan rumah sakit;
6. Pengelolaan urusan umum, keuangan, kepegawaian dan rekam
medik;
7. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksannaan tugas
ketatausahaan.

C. Kepala Seksi Pelayanan


Kepala Seksi Pelayananmempunyai tugas pokok membantu
Direktur dalam melakukan pelayanan medis dan non medis, dan
pengelolaan penunjang medis dan non medis.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Seksi
Pelayanan mempunyai fungsi :
1. Penelaahan data/informasi dan penyiapan bahan penyusunan
rencana kerja;
2. Penelaahan data/informasi dan bahan perumusan kebijakan
umum dan teknis operasional pelayanan medis dan non medis,
dan pengelolaan penunjang medis dan non medis;
3. Pelaksanaan pelayanan medis dan non medis, dan pengelolaan
penunjang medis dan non medis.
4. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi
pelayanan.

D. Kepala Seksi Keperawatan


Kepala Seksi Perawatan mempunyai tugas poko membantu
Direktur dalam melakukan pelayanan keperawatan dan asuhan
keperawatan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi
Keperawatan mempunyai fungsi :
1. Penelaahan data/informasi dan penyiapan bahan penyusunan
rencana kerja;

8
2. Penelaahan data/informasi dan penyiapan bahan perumusan
kebijakan umum dan teknis operasional pelayanan keperawatan
dan asuhan keperawatan.
3. Pelaksanaan pelayanan keperawatan dan asuhan
keperawatatan.
4. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi
keperawatan.

E. Kelompok Jabatan Fungsional


Kelompok Jabatan Fungsional adalah tenaga fungsional yang
melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai keahlian dan
kebutuhan.

9
STRUKTUR ORGANISASI RSUD SURADADI KABUPATEN TEGAL

10
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI TIM PONEK

A. Struktur Organisasi
1. Secara struktur organisasi, Tim Pelayaan obstetri neonatal
emergensi komperehensif berada dibawah langsung direktur.
Dalam hal yang berkaitan dengan SDM dan Sarana Prasarana IGD
PONEK akan berkoordinasi dengan Ka Sie Pelayanan.
2. Unit IGD PONEK adalah unit pelayanan non struktural yang
dipimpin oleh kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan Kebidanan dan atau pelayanan penunjang Kebidanan,
pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan di rumah sakit. :
3. Struktur organisasi Tim PONEK sebagai berikut :

DIREKTUR

dr.Abdul Hofur,M.Kes

KETUA
IBS
dr.Axel Suryadinata,Sp
OG
IRIN
SEKRETARIS

Alina Valentina,S.Tr. Keb


LAB

SRIKANDI

RADIOLOGI

Penanggung Jawab Layanan Maternal Penanggung Jawab Layanan Neonatal

dr. Axel Suryadhinata, SpOG dr. Septiana Nur Qurbani,Sp A

PETUGAS KARU KARU PETUGAS KARU


POLI PONEK SRIKANDI POLI ANAK PERINA
OBSGYN

BIDAN / BIDAN / BIDAN / BIDAN / BIDAN /


PERAWAT PERAWA PERAWA PERAWAT PERAWAT
T T

11
BAB VII
URAIAN JABATAN

A. KETUA TIM PONEK


Hasil Kerja :
Terselenggaranya visi misi dan program PONEK di rumah sakit secara
menyeluruh dan terpadu.
1. Tugas Pokok
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan obstetri neonatal emergensi
komperehensif atau pelayanan penunjang medik, sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan melalui pengelolaan sumber daya yang
tersedia secara efektif, efisien dan produktif.
2. Fungsi pelayanan obstetri neonatal emergensi komperehensif.
3. Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengendalian dan
pengevaluasian penyelenggaraan kegiatan pelayanan obstetri
neonatal dan atau pelayanan penunjang medik dilingkup instalasi.
4. Uraian Tugas
a) Merencanakan kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai di lingkup
instalasi.
b) Menyusun rencana kerja, kebutuhan sarana prasarana,
operasional dan penerimaan instalasi dalam suatu Rencana Bisnis
Anggaran (RBA).
c) Menyusun standar pelayanan minimal instalasi.
d) Melaksanakan rencana kerja instalasi sesuai dengan tugas pokok
dan standar pelayanan yang telah ditetapkan.
e) Mengelola dan memberdayakan semua sumber daya di instalasi
dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan dan cakupan
pelayanan.
f) Mengupayakan pemenuhan target, sasaran dan tujuan instalasi
sesuai dengan rencana kerja dan standar pelayanan minimal.
g) Mengembangkan kemampuan instalasi dalam pelayanan secara
berkelanjutan.
h) Melaksanakan administrasi secara tertib, transparan dan
akuntabel.
i) Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam
rangka pelaksanaan tugas instalasi.
j) Melaksanakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan
kegiatan dan sumber daya yang digunakan dilingkup instalasi.
k) Mengevaluasi standar pelayanan instalasi.
l) Menyelesaikan masalah yang menghambat tugas operasional
instalasi.
m) Menyediakan sarana dan prasarana secara proporsional sesuai
kebutuhan instalasi.
n) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
operasional kepada direktur secara berjenjang.
5. Kewenangan
a) Mengusulkan rencana kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai.

12
b) Mengusulkan rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana,
operasional dan penerimaan instalasi dalm Rencana Bisnis
Anggaran (RBA)
c) Mengusulkan standar pelayanan minimal instalasi.
d) Mengatur penggunaan sarana, prasarana secara efektif, efisien dan
produktif.
e) Memimpin koordinasi dengan unit-unit terkait termasuk satuan
medis fungsional (SMF) dalam pelaksanaan tugas instalasi.
f) Menyusun dan mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan kelancaran pelayanan instalasi.
g) Melaksanakan ketentuan disiplin kerja di instalasi.
h) Mengusulkan penilaian kinerja karyawan atau daftar penilaian
dalam (SKP) di lingkup instalasi.
i) Mengusulkan sistem “Reward dan Punishment” terhadap kinerja
karyawan sesuai dengan batas kewenangannya.
6. Tanggung Jawab
a) Dalam melaksanakan tugasnya instalasi bertanggung jawab
kepada Direktur RS secara berjenjang.
b) Menjamin kelancaran operasional dalam pelayanan dan atau
dukungan pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif.
c) Menjamin tercapainya sasaran dan target sesuai dengan program
kerja yang telah ditetapkan.

B. SEKRETARIS TIM PONEK


Hasil Kerja :
1. Terkelola dan terdokumentasinya seluruh kegiatan dan data PONEK
2. Terkoordinasinya seluruh program kegiatan PONEK
Uraian Tugas
1. Membuat undangan rapat dan notulen
2. Mengelola administrasi surat surat
3. Mencatat data data yang berhubungan dengan PONEK
4. Membantu penanggung jawab ponek dsn tugas lain yang berhubungan
dengan ponek.

C. KEPALA UNIT IGD PONEK


Hasil kerja :
Terselenggaranya semua program PONEK di instalasi Gawat Darurat.
Uraian Tugas :
1.Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
2.Melakukan koordinasi dengan ketua tim ponek dan tim medis lain
3.Melaksanakan evaluasi terhadap kasus-kasus kegawatdaruratan
obstetri neonatal.
4.Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program
5.Bertanggungjawab kepada ketua tim PONEK

13
D. KOORDINATOR RUANG BERSALIN & NIFAS (KEPALA RUANG
SRIKANDI)
Hasil kerja : Terselenggaranya semua program PONEK Di ruang
bersalin dan nifas di ruang Srikandi.
Uraian Tugas :
a. Melaksanakan fungsi perencanaan :
1) Menyusun rencana kerja kepala ruangan Srikandi
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
kebidanan diruang Srikandi.
3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga kebidanan dari segi
jumlah maupun kualifikasi untuk ruang Srikandi .
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan :
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan di ruang kebidanan.
2) Menyusun jadwal atau daftar dinas tenaga kebidanan.
c. Melaksanakan orientasi kepada pasien atau keluarga
meliputi :
1) Penjelasan tentang peraturan rumah sakit.
2) Tata tertib ruang kebidanan.
3) Fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan
rutin sehari-hari.
d. Melaksanakan orientasi kepada tenaga kebidanan baru.
1) Membimbing tenaga kebidanan untuk melaksanakan
asuhan kebidanan.
2) Mengadakan pertemuan berkala/insidentil dengan staf
kebidanan.
3) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan atau
kebijakan rumah sakit.
e. Melaksanakan fungsi pengawasan,pengendalian dan
penilaian:
1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
kebidanan yang telah ditentukan.
2) Melakukan penilaian kinerja tenaga kebidanan yang
berada dibawah tanggung jawabnya.
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendaya gunaan
tenaga kebidanan, peralatan dan obat-obatan.
4) Mengawasi dan menilai asuhan kebidanan sesuai standar
yang berlaku secara mandiri.
5) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa kebidanan
untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan
tujuan program bimbingan yang telah ditentukan.

E. KOORDINATOR PELAYANAN PERINATOLOGI


Hasil Kerja :Terselenggaranya semua program PONEK di ruang
Perinatologi
Uraian Tugas :
1. Membuat perencanaan untuk pelayanan Perinatologi

14
2. Mengawasi kegiatan kegiatan diruang Perina
3. Melaksanakan koordinasi dengan tim pelayanan di igd
ponek,ruang bersalin.dan nifas dalam rangka kegiatan operasional.
4. Melakukan evaluasi kegiatan operasional dan mutu pelayanan
perinatologi termasuk pencatatan dan pelaporan
5. Bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan program di
unit perinatologi.
PENANGGUNG JAWAB SHIFT
1. Tugas Pokok
Mengkoordinir sekelompok tenaga Kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada sekelompok pasien melalui
upaya kooperatif, kolaboratif dan secara tehnis administratif
bertanggung jawab kepada kepala ruang.
2. Uraian Tugas
a) Membuat rencana asuhan kebidanan bulanan, mingguan
dan harian bersama kepala ruang.
b) Mengatur jadwal dinas timnya yang dIBSordinasikan
dengan jadwal kepala ruang.
c) Melaksanakan pengkajian, menyusun diagnosa dan
perencanaan tindakan bersama anggota timnya.
d) Melakukan pengarahan kepada bidan pelaksana tentang
pelaksanaan asuhan kebidanan.
e) Melakukan kerjasama dengan tim kebidanan tim lain dan
kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan secara berkesinambungan.
f) Melakukan evaluasi dan audit internal asuhan kebidanan
yang menjadi tanggung jawab timnya.
g) Melakukan perbaikan pemberian asuhan kebidanan.
h) Menerima laporan dari anggota timnya tentang asuhan
kebidanan yang menjadi tanggung jawab timnya.
i) Membuat laporan pelaksanaan asuhan kebidanan yang
dilakukan timnya kepada kepala ruang baik secara lisan
maupun tulis

15
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA

IGD
IRJ Labor
atoriu
m

BPS far
TIM mas
PONE
KKKK
Gizi Radi
ologi

Kama Reka
r m
opera Keu medis
ang
an

1. Tata Laksana Hubungan kerja dengan ICU :


 Tim PONEK bekerja sama dengan ICU bila ada kasus yang
memerlukan perawatan intensive
 Setelah keluarga pasien setuju dan mengisi informed consent maka
perawat memberitahu Instalasi pelayanan intensif
 Perawat ruangan mengantar ke Instalasi pelayanan intensif
 Perawat ruangan melakukan serah terima pasien tersebut kepada
perawat Instalasi pelayanan intensif
2. Tata Laksana Hubungan kerja dengan IGD :
 Tim PONEK bekerjasama dengan instalasi gawat darurat dalam hal
pelayanan kegawatdaruratan.
 Pasien yang memerlukan tindakan di instalasi gawat darurat oleh
dokter IGD/bidan yang memeriksa dijelaskan kepada pasien atau
keluarga pasien mengapa harus dilakukan tindakan.
3. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Laboratorium :
 Tim PONEK bekerjasama dengan Laboratorium untuk menunjang
diagnosa pemeriksaan dan untuk kelengkapan kasus operasi baik
pre maupun post operasi.
4. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Instalasi Farmasi :
 Tim PONEK bekerjasama dengan Farmasi dalam hal permintaan
perbekalan farmasi untuk kebutuhan terapi pasien.
5. Tata Laksana Hubungan kerja dengan IBS :
 Tim PONEK bekerjasama dengan IBS dalam kasus kasus
pembedahan baik rujukan maupun non rujukan yang memerlukan
tindakan operatif.
6. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Rekam Medik :

16
 Tim PONEK bekerjasama dengan bagian Rekam Medik dalam
pendaftaran pasien baik di rawat jalan maupun rawat inap
 Setiap pasien rawat inap memerlukan nomor register dan nomor
rekam medik dari bagian pendaftaran rekam medik.
7. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Sarpras :
 Tim PONEK bekerjasama dengan Sarpras dalam pemeliharaan dan
maintenance alat dengan menggunakan slip perbaikan.
8. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Rajal
 Tim PONEK bekerjasama dengan Rajal dalam pelayanan non
kegawatdaruratan baik pada kunjungan yang pertama kali maupun
kunjungan ulang serta rujukan non kegawatdaruratan.
9. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Radiologi
 Tim PONEK bekerjasama dengan Radiologi pada kasus kasus
tertentu untuk menunjang diagnosa pemeriksaan dan untuk
kelengkapan diagnostik.
10. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Laundry :
 Tim PONEK bekerjasama dengan Laundry untuk kebutuhan linen
pasien sehari hari
11. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Gizi :
 Tim PONEK bekerjasama dengan Gizi untuk kebutuhan nutrisi pasien
selama dalam perawatan di rumah sakit

17
BAB IX
POLA KETENAGAAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Dalam upaya mempersiapkan tenaga PONEK yang handal, perlu


kiranya melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya
manusia yang tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses
mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan
ke luar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber
tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat
disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi.
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komperehensif RSUD SURADADI
TEGAL.

A. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil :

NAMA PENDIDIKAN NON JUMLAH TENAGA


JABATAN FORMAL FORMAL KEBUTUHAN YANG ADA
Ketua Tim Dokter Pelatihan
PONEK spesialis PONEK
Kebidanan 1 1
dan Penyakit
Kandungan
Koordinator IGD Pendidikan Pelatihan
1 1
PONEK dokter PONEK
Koordinator Poli DIII Pelatihan
1 1
Kebidanan Kebidanan PONEK
Koordinator
DIII Pelatihan
ruang bersalin 1 1
Kebidanan PONEK
dan nifas
DIII
Koordinator
Kebidanan Pelatihan
Pelayanan 1 1
atau PONEK
Perinatologi
Keperawatan

1. Kebutuhan tenaga bidan di kamar bersalin (standar tenaga kebidanan


di rumah sakit, Departemen Kesehatan, 2001)
a. Waktu yang diperlukan untuk menolong persalinan mencakup
kala I s.d kala IV = 4 jam/pasien
b. Jam efektif kerja bidan 7 jam/hari
c. Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 8 orang
Jumlah hari efektif dalam 1 tahun

18
Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
Jumlah hari tidak kerja dalam 1 tahun:
- Jumlah hari minggu = 52 hari
- Jumlah hari libur nasional/hari besar = 14 hari
- Jumlah cuti tahunan = 12 hari
Jumlah hari tidak kerja (non efektif) = 78 hari
Rumus perhitungan tenaga
8x4 = 32= 4,5 = 4 orang + 2 = 6
7 jam/hr 7
2. Kebutuhan tenaga bidan di ruang rawat inap/ nifas (rumus Gillies,
1989)
a. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan
klien perari, yaitu:
- Keperawatan mandiri 6 x 2 jam = 12
- Keperawatan parsial 2 x 3 jam =6
- Keperawatan tak langsung 8 x 1 = 8
- Pendidikan kesehatan 8 x 0,25 = 2
28 jam
Jam keperawatan 28 jam/ 8 = 3,5 = 4 jam/klien/hari
4 jam/klien/hari x 8 klien x 365 hari = 11.680 =
(365 hari - 128 hari)x 7 jam 1659
7 + 2 = 9 orang
Jadi, total tenaga bidan yang dibutuhkan 6 + 9 = 15 orang

3. Berdasarkan Cara Penghitungan Jumlah Tenaga Kerja Cara


Swanburg (1999)

Jumlah Rata-rata Pasien /hari x jumlah jam perawatan /pasien/hari


Jam Kerja/hari

Diruang Perinatologi RSUD SURADADI Tegal diperoleh data rata-rata


pasien perhari 3 pasien,jumlah jam perawatan pasien perhari efektif
5 jam ,jam kerja perawat perhari 7 jam perhari jadi berdasarkan
rumus diatas diperoleh perhitungan sebagai berikut :

3x5 =3,57 atau 2,14 orang /24 jam 2 orang /24 jam
7
Jumlah Shift dalam seminggu : 2x7=14 shift
Bila Jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari kerja/minggu
dan 7 jam/hari,maka jumlah jam perawat yang dibutuhkan = 14 : 6 =
2,3 atau 2 orang
4. Perhitungan jumlah tenaga perawat berdasarkan Direktorat
pelayanan Keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI ( 2001) dengan
mempertahankan unit kerja adalah sebagai berikut :
Rata-rata jumlah pasien perhari diruang perinatologi 3 orang pasien
Jumlah jam perawatan perhari = 5 jam
Jumlah hari kerja efektif =286
Hari libur nasional dan cuti besar 128 jam efektif perhari =7 jam

19
Jam efektif perhari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat berdasarkan rumus :
Tp = Rata-rata jmlh pasien/hr x jumlah jm perawatan perhari + Loss
day
Jam efektif per hari

3 x 5 = 2,14 + Loss day ( 128 x 12) = 2,14 + 5 0rang = 7 orang


7 286
Berdasarkan Ketentuan rumus diatas dan perbandingan
kedua rumus maka ruang Perinatologi RSUD SURADADI
menggunakan Model Penentuan Jumlah kebutuhan tenaga
keperawatan menuruut Direktorat pelayanan Keperawatan Dirjen
Yan Med Depkes RI (2001) diperoleh hasil jumlah kebutuhan tenaga
perawat 7 orang.
5. Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Tenaga IGD PONEK
Penentuan jumlah tenaga kebidanan berdasarkan pedoman cara
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan ( Direktorat pelayanan
Keperawatan, 2002 ). Cara perhitungan dalam satu ruangan
Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
No Jenis/Kategori perawat/pasien/
Pasien/hari Perawat/hari
hari
1 Pasien Obstetri  5  4  20
Pasien
2 Neonatal  0  0  0
Jumlah  5  4  20

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (Factor


Koreksi) : Hari Libur/cuti/hari besar (Loss Day)
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non
keperawatan (Non Nursing Jobs) seperti contoh : membuat perincian
pasien pulang, kebersihan ruangan, pengadaan alat kesehatan dan
lainnya diperkirakan 25 % dari jam pelayanan keperawatan.
6. Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga bidan IGD PONEK
menurut direktorat pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med
Depkes RI (2001) dengan memperhatikan u n i t   k e r j a adalah
sebagai berikut
Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
rata-rata jumlah pasien perhari
Jumlah jam perawatan perhari
Jam efektif perhari
Contoh kasus:
rata-rata jumlah pasien perhari = 5
jumlah jam perawatan perhari = 4 jam
Jumlah hari kerja efektif = 286
Hari libur cuti besar = 128
Jam efektif perhari = 7 jam

20
Jadi kebutuhan tenaga perawat di PONEK:
Rata-rata jmlh psien/hr X jmlh perawatan/hr
TP = + Loss day
Jam efektif perhari

5 x 4 = 3 orang + lossday (  128 x 3) = 3 orang + 1 orang = 4 orang


7  286
7. Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat menurut
Swansburg (1999) dengan memperhatikan u n i t   k e r j a adalah
sebagai berikut dasar perhitungan di gawat darurat adalah

Jumlah rata-rata pasien/hari X jumlah jam perawatan pasien/hari


Jam kerja/hari
Diruang ponek RSUD Suradadi diperoleh data rata-rata pasien perhari 5
pasien, jumlah jam perawatan pasien perhari 4 jam, jam kerja perawat
perhari 7 jam perhari jadi berdasarkan rumus diatas diperoleh
perhitungan sebagai berikut
5 X 4 = 3 orang /24 jam
7
Jumlah shift dalam seminggu : 3X7= 21 Shift
Bila jumlah bidan sama setiap hari dengan 6 hari kerja/minggu dan 7
jam/hari maka jumlah perawat yang di butuhkan = 21:6= 3,5 atau 4
orang
Berasarkan ketentuan rumus diatas dan perbandingan rumus maka
ruang ponek RSUD Suradadi didapatkan hasil yang sama. Saat ini
jumlah bidan diruang ponek 4 orang, oleh karena itu ruang ponek RSUD
Suradadi menggunakan metode Depkes RI (2001) diperoleh hasil yang
sama

8. Kualifikasi Penarikan Calon (Recruitment) dan Seleksi Karyawan


1. Rekrutmen Karyawan.
Rekrutmen calon karyawan dilakukan oleh kepegawaian
rumah sakit berdasarkan analisa kebutuhan tenaga, ditemukan
jumlah pasien dan kegiatan tidak seimbang dengan jumlah tenaga
yang ada.
2. Penyaringan/ SeleksiCalon (selection) Karyawan
Seleksi adalah proses menyeleksi pelamar, sehingga unit
ranap inap dapat memperoleh karyawan yang paling sesuai dengan
tuntutan jabatan yang di inginkan. Proses seleksi yang dilakukan
oleh unit kebidanan ini menyangkut pengetahuan dan kemampuan
dalam menjalankan fungsi – fungsi keseharian di unit kebidanan.
Kompetensi yang harus dimiliki adalah :
a) Berlatarbelakang DIII Kebidanan atau D4 kebidanan
b) Pengetahuan tentang manajemen asuhan kebidanan
c) Pernah mengikuti pelatihan tentang APN, PPGDON, CTU,
Menejemen laktasi

21
d) Memiliki Surat Izin Bekerja (SIKB)
e) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
f) Memahami tentang Teknologi informasi
3. Sumberdaya pelayanan kesehatan
a) Berkomunikasi dengan tenaga kesehatan dari berbagai profesi
b) Mengetahui kinerja dan jenis tenaga kesehatan serta
pengembangan karirnya
Bentuk tes yang dilakukan terdiri atas :
a) Tes tertulis
Tes tertulis diberikan dalam bentuk essay pilihan ganda yang
mencakup materi pengetahuan umum dan tes kompetensi
sesuai dengan bidang kebidanan.
b) Tes ketrampilan
Tes ketrampilan yang diujikan meliputi kemampuan dalam
pemberihan asuhan kebidanan.
c) Tes kesehatan
Meliputi kesehatan jasmani dan rohani, tidak buta warna dan
tidak pernah mengkonsumsi narkoba.
d) Tes wawancara

9. Pengembangan SDM
Untuk meningkatkan mutu pelayanan di Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif khususnya dan RSUD SURADADI
KAB. TEGAL pada umumnya, diperlukan pembinaan dan pengembangan
kompetensi tenaga. Pengembangan dan pembinaan dilakukan melalui
pendidikan dan pelatihan.
Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah :
1. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pelaksanaan tugas
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja
2. Menambah pengetahuan wawasan bidang pelayanan obstetri
neonatal emergensi komperehensif :
a. Pendidikan
Karyawan unit rawat inap berdasarkan kompetensi harus
berpendidikan minimal DIII Kebidanan atau D4 Kebidanan,
namun jika karyawan ingin meningkatkan wawasannya ketingkat
pendidikan yang lebih tinggi pihak rumah sakit akan memberikan
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dengan syarat telah
bekerja di RSUD SURADADI KAB. TEGAL minimum 2 tahun dan
nilai prestasi kerja minimal 80.
b. Pelatihan
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi karyawan unit
kebidanan dilaksanakan melalui :
1) In House Training yaitu program pelatihan yang
diselenggarakan oleh RSUD SURADADI KAB. TEGAL
2) In job Training yaitu program pelatihan diluar Rumah Sakit
yang diikuti sesuai dengan kebutuhan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.

22
BAB X
KEGIATAN ORIENTASI

Untuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komperehensif kegiatan


orientasi yang dilakukan kepada bidan & perawat baru sebagai upaya
untuk menyesuaikan diri pada tempat/unit kerja baru dalam rangka
memenuhi syarat bagi pekerjaan/jabatan dengan situasi baru yang berbeda
dan asing.
Kegiatan orientasi mempunyai tujuan antara lain :
1. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja.
2. Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan dilingkungan
rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.
3. Memahami prosedur-prosedur dalam berbagai bidang di berbagai unit
kerja.
4. Memahami teknik-teknik mengerjakan Basic Life Support dan
Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) dalam keadaan darurat.
5. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kinerja
staf keperawatan/kebidanan.
Materi dalam orientasi meliputi :
1. Materi Umum
a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang kebidanan.
b. Visi Misi rumah sakit
c. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan kebidanan.
d. Pengetahuan sarana yang tersedia dan cara penggunanannya.
e. Kebijakan dan prosedur yang berlaku dirumah sakit/pelayanan
kebidanan.
f. Metode pemberian asuhan kebidanan.
g. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja kebidanan.
h. Prosedur keamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit.
i. Hak dan kewajiban bidan.
2. Materi Khusus
a. Struktur Organisasi instalasi/ruangan.
b. Setting ruangan dan alat.
c. Tata tertib instalasi/ruangan.
d. Prosedur administrasi instalasi/ruangan.
e. Prosedur penerimaan pasien dan pemulangan pasien.
f. Manajemen model asuhan kebidanan pasien di instalasi/ruangan.
g. Manajemen penggunaan alat-alat khusus di instalasi/ruangan.
h. Manajemen logistik alat medis/non medis (linen) di
instalasi/ruangan.
i. Manajemen pencucian dan sterilisasi alat di instalasi/ruangan.
3. Prosedur kegiatan orientasi yang dilakukan adalah :
a. Tenaga kebidanan diserahkan dari urusan ke bagian kebidanan.
b. Tenaga kebidanan baru, pindahan dan mutasi antar ruang
menerima penjelasan materi orientasi meliputi : materi umum dan
materi khusus.

23
c. Perkenalan dengan pejabat struktural/fungsional di kebidanan.
d. Pelaksanaan program orientasi di bidang kebidanan yang
dijadwalkan mulai dari IRJA, IGD, PONEK, ICU, PERINATOLOGI,
IBS dan IRNA.
e. Setelah pelaksanaan orientasi bidan yang bersangkutan membuat
laporan ke kebidanan
f. Berdarkan evaluasi secara orientasi yang dibuat oleh masing-
masing kepala ruang, maka yang bersangkutan ditempatkan
sesuai kebutuhan serta ketrampilan yang berlaku melalui SK
Direktur.

24
BAB XI
PERTEMUAN RAPAT

Pertemuan/rapat yang dilakukan oleh Ruang Kebidanan RSUD Suradadi


Kab. Tegal, antara lain berupa :
1. Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Satu bulan sekali
Tempat : Ruang PONEK/ Kebidanan RSUD Suradadi Kab. Tegal
Peserta : Kepala Ruang ponek ,Ruang Kebidanan, Penanggung
Jawab Shift
Materi :
1. Evaluasi Kinerja
2. Evaluasi SDM
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM dan
pelayanan di Unit Kebidanan
5. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja
pelayanan di Unit Kebidanan
6. Kelengkapan Rapat antara lain : Undangan, daftar
hadir, notulen rapat, laporan atau usulan.
2. Rapat Insidentil
Rapat insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada sesuatu yang perlu dibahas
segera.
Tempat : Sesuai Undangan
Peserta : Kepala Ruang Kebidanan, Penanggung Jawab Shift dan
bidan Pelaksana.
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.
Kelengkapan Rapat antara lain : Undangan, daftar hadir,
notulen rapat, laporan atau usulan.

25
BAB XII
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Laporan yang disusun Tim Ponek RSUD Suradadi Kab. Tegal dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Laporan Rutin
Laporan rutin adalah laporan yang dikerjakan secara rutin oleh Unit
Kebidanan, Unit IGD PONEK, Unit Perinatologi RSUD Suradadi Kab.
Tegal, dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Laporan Ekstern
Beberapa data yang dikumpulkan diserahkan ke bagian Rekam Medik
antara lain :
1) Laporan Jumlah Pasien Ibu bersalin (spontan, vakum ekstasi,
sungsang, seksio cesaris)
2) Laporan Jumlah Kegiatan Pemeriksaan/tindakan oleh Dokter
3) Laporan Jumlah kunjungan pasien berdasar dianosa .
4) Laporan Jumlah Kematian (karena perdarahan,
eklampsi/preeklampsi, sepsia
5) Laporan Jumlah Rujukan intrenal eksternal
6) Sensus harian pasien
7) Laporan jumlah IMD, PMK, Rawat Gabung.
8) Laporan PMKP
b. Laporan Intern
Laporan intern meliputi :
1) Laporan rawat inap dan penunjang.
2) Laporan morbiditas, mortalitas dan kasus rujuk.
2. Laporan Insidentil
Laporan insidentil adalah laporan mengenai pelayanan Obstetri Neontal
Emergensi Komperehensif RSUD Suradadi Kab. Tegal pada khususnya
yang harus segera dilaporkan karena berkaitan dengan kinerja Rumah
Sakit.

Direktur RSUD Suradadi


Kabupaten Tegal

dr. JOKO WANTORO, MMR

26

Anda mungkin juga menyukai