Anda di halaman 1dari 24

UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN

DAN PENINGKATAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA


DI RSUD KARANGASEM

KATEGORI :
QUALITY MEDICAL CARE PROJECT

RSUD KABUPATEN KARANGASEM


Alamat : Jalan Ngurah Rai No. 58 Amlapura
BALI
Telp. (0363) 21011/21470 Fax. (0363) 23592
e-mail : rsud_karangasem@yahoo.co.id

PENDAHULUAN

Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangasa_Bangsa pada tahun 2000 disepakati
bahwa terdapat 8 tujuan Pembangunan Millenium ( Millenium Development Goals ) pada tahun
2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan
kesehatan Ibu, bayi dan anak yaitu :
1.Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua pertiga dari AKB pada tahun 1990
manjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup.
2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tigaper empat dari AKI pada tahun 1990 dari 307
menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.
Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila
dilakukan upaya terobosan yang inivatif untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut yang
didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul
selama ini.
Program Keluarga Berencana selain untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk juga
mrningkatkan kontribusi terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi, yaitu dengan
meningkatkan kembali pelayanan KB di Rumah Sakit (PKBRS). Pada era 1980 sampai 1990-an
PKBRS terbilang cukup sukses bahkan sampai tingkat ASEAN dimana saat itu PKBRS
dilaksanakan hampir di seluruh Rumah Sakit Indonesia, dengan membentuk Unit Pelaksana
Fungsional (UPF) yang dipimpin oleh Penanggung Jawab PKBRS di bagian Ogsgy.
Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir ini dapat dikatakan cakupan pelayanan KB
di Rumah Sakit belum sesuai harapan. Hasil SDKI tahun 2002/2003 dan tahun 2007
memperlihatkan terjadi penurunan pelayanan n KB di Rumah Sakit

baik Rumah Sakit

Pemerintah dari 6,9 % menjadi 4,3 % maupun di Rumah Sakit Swasta dari 3,4 % menjadi 2,2 %.
Untuk itulah dalam upaya meningkatkan akses dan jualitas pelayanan KB khususnya di Rumah
Sakit maka dibuat terobosan-terobosan kembali dalam mentuk revitalisasi PKBRS.

LATAR BELAKANG MASALAH

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran
hidup (SDKI 2007).kematian ibu tersebut disebabkan karen akehamilan, persalinan dan nifas.
Kematian Ibu sebenarnya dapat dikurangi dengan menghindari berbagai penyebab kemtian,
salah satunya adalah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) dan kehamilan 4 Terlalu (terlalu
muda, terlalu tua,terlalu sering dan terlalu banyak). Sesuai dengan pesan kunci ke-3 Making
Pregnancy Safer (MPS) maka setiap wanita pada usia reproduktif harus mempunyai akses untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan pengelolaan komplikasi keguguran yang tidak
aman, salah satu akses yang dilakukan adalah dengan penggunaan kontrasepsi.
Diperkirakan jumlah kelahiran di Indonesia sekitar 4.500.000 tiap tahun dan 760.000 (17 %)
dari kelahiran yang terjadi adalah kelahiran yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan (BPS
dan ORC Makro, SDKI 2002-2003) sedangkan perkiraan jumlah keguguran menurut survei
komunitas di 10 kota dan 6 Kabupaten yang dilakukan Budi Utomo, dkk pada tahun 2000
sekitar 2.000.000, dan data lain menunjukkan perkiraan jumlah keguguran sekitar 2.300.000
(Prof. Biran Affandi, Sp.OG, klinik Raden Saleh , 2002). Mengingat cukup tingginya jumlah
kelahiran dan keguguran maka diperlukan suatu perencanaan kehamilan sehingga kehamilan
yang terjadi adalah kehamilan yang diinginkan.
Perencanaan kehamilan dapat dilakukan melalui penggunaan kontrasepsi dan salah satu
kegiatan yang ada melalui KB Pasca Persalinan dan Pascakeguguran. KB Pascapersalinan dan
Pasdcakeguguran adalah suatu program yang dimaksudkan untuk mengatur jarak kelahiran,
menjaga jarak kehamilan dan tidak terulangnya keguguran, melalui penggunaan alat/obat
kontrasepsi setelah melahirkan atau setelah keguguran. Batasan waktu pasca persalinan adalah 42
hari setelah melahirkan sedangkan untuk pascakeguguran adalah sampai dengan 14 hari setelah
mengalami keguguran.
Data SDKI 2007 memperlihatkan bahwa pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan
sudah tinggi yaitu 93%, persalinan oleh tenaga kesehatan 73% sedangkan persalinan difasilitas
kesehatan 46% namun bila dilihat dari tempat mendapat pelayanan KB secara umum hanya
&,1% yang dilayani di Rumah Sakit (RS Pemerintah 4,9% dan RS Swasta 2,2%, SDKI 2007),
angka tersebut termasuk KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran. Rumah Sakit sebagai tempat
fasilitas pelayanan kesehatan sekunder merupakan tempat yang sanngat potensial untuk

pelayanan KB dan berdasarkan data dari Depkes tahun 2008, jumlah RS di Indonesia sebanyak
1319 buah yang terdiri dari RS Pemerintah/Swasta maupun TNI-POLRI.
RSUD Kab. Karangasem didirikan pada tahun 1966. Pada awalnya RSUD Karangasem
menempati lahan 10.700 m2 dengan hanya dua buah bangunan. Pengembangan terus
dilaksanakan secara bertahap sehingga pada tahun 1998 luas bangunan mencapai 5.294 m 2
dengan total luas lahan 15.810 m2. Pada tahun 2004 dilakukan pembangunan IRD baru dan
Ruang Perawatan VIP (Puri Gangga Usadhi), sedangkan di atas lahan bekas IRD lama dibangun
ICU. Dilanjutkan dengan pembangunan ruang hemodialise, laboratorium, radiologi dan
poliklinik.
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 486/Menkes/SK/V/1997 tanggal 20 Mei 1997,
menetapkan RSUD Karangasem sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C. Kemudian sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2007 tentang Kelembagaan, maka RSUD
Karangasem mengalami perubahan struktur kelembagaan yang tertuang di dalam Perda No 7
Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Pemerintah Daerah, tetapi masih
merupakan rumah sakit kelas C.

VISI DAN MISI


Visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan, dan secara potensi untuk
terwujud menuju kemana dan apa yang diwujudkan suatu organisasi dimasa depan, visi haruslah
visi bersama yang mampu menarik, menggerakkan anggota organisasinya untuk komitmen
terhadap visi tersebut dan harus konsisten, tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Karena
itu, perumusan pernyataan visi perlu secara intensif dikomunikasikan kepada segenap anggota
organisasi sehingga semuanya merasa memiliki visi tersebut.
Visi yang merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju organisasi atau keadaan masa
depan yang diinginkan agar RSUD Kab. Karangasem tetap dapat eksis, antisipatif, inovatif,
memotivasi dan menantang. Visi RSUD Kab. Karangasem adalah:

Mewujudkan Pelayanan Prima


Secara Mandiri

Sebagai instansi pelaksana tugas pemerintahan daerah di bidang pelayanan kesehatan, RSUD
Kab. Karangasem menetapkan visi tersebut setelah menyerap aspirasi yang berkembang di
tengah masyarakat. Dengan visi tersebut RSUD Kab. Karangasem

dituntut untuk bisa

memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Pelayanan prima mengandung pengertian pelayanan yang terbaik menurut masyarakat
pengguna RSUD Kab. Karangasem dan terbaik menurut standar pelayanan rumah sakit kelas C.
Mandiri berarti secara bertahap RSUD Karangasem mampu membiayai dirinya sendiri baik dari
segi pelayanan maupun opersional tanpa subsidi lagi dari pemerintah. Maksud dari arti Mandiri
dalam visi ini adalah RSUD Kab. Karangasem sebagai satu-satunya rumah sakit di Kabupaten
Karangasem secara bertahap diberikan kewenangan penuh oleh pemerintah kabupaten dalam hal
pengelolaan dan pengembangan pelayanan termasuk pengelolaan pembiayaan pelayanan
sehingga RSUD Kab. Karangasem secara bertahap mampu membiayai operasional tanpa terlalu
tergantung dari alokasi anggaran dari Pemkab Karangasem.
Misi merupakan penjabaran daripada Visi. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan
tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi
kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya dan
bagaimana melakukannya. Pernyataan misi yang jelas, akan memberikan arahan jangka panjang
dan stabilitas dalam manajemen dan kepemimpinan RSUD Kab. Karangasem.Misi RSUD Kab.
Karangasem adalah :
a. Menyediakan pelayanan kesehatan prima yang sesuai dengan hak dan kewajiban
masyarakat
Misi ini mengandung pengertian bahwa RSUD Kab. Karangasem dengan segala sumber daya
yang dimilikinya harus dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dengan biaya yang berlaku dalam ketentuan Perda tarif pelayanan RSUD
Kab. Karangasem dan tetap mengacu pada standar pelayanan rumah sakit yang berlaku
b. Mengembangkan profesionalisme di bidang pelayanan kesehatan
Misi ini mengandung pengertian bahwa upaya untuk mewujudkan pelayanan kesehatan prima di
rumah sakit harus dibarengi pula dengan upaya untuk selalu mengembangkan profesionalismenya
meliputi peningkatan kualitas SDM-nya terutama SDM profesional kesehatan secara
berkesinambungan serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan, oleh karena

perkembangan dan perubahan dalam dunia pelayanan kesehatan begitu pesatnya yang meliputi
perkembangan jenis penyakit-penyakit tertentu serta perkembangan iptek dalam bidang
pelayanan kesehatan.
Upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan upaya yang padat modal dan padat
teknologi, untuk itu RSUD Kab. Karangasem harus dikelola secara profesional meliputi
pengelolaan sumber-sumber daya maupun pelaksanaan administrasi dan manajemen pelayanan
kesehatan.
Kondisi Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat. Terciptanya kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat yang baik tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana
pendukung yang baik. Dari tahun ke tahun, RSUD Kab. Karangasem terus berupaya untuk
meningkatkan sarana dan Prasarana yang dimiliki demi kelancaran dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Perincian sarana fisik baik bangunan maupun kendaraan bermotor yang ada di
RSUD Kab. Karangasem dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1
Fasilitas Bangunan di RSUD Kab. Karangasem Tahun 2009

Jumlah (Unit)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Sarana Fisik
Gedung Poliklinik+TU+Apotik+RM (Gedung 3 Lantai + Lift)
Gedung Emergency ( IRD )
Gedung Operasi
Bangsal Perawatan
Gedung Servis ( Dapur + Laundry)
Gedung Laboratorium
Gedung Radiologi
Kamar Jenasah
Gedung ICU
Bangunan dan Fasiltas penunjang lainnya
Banguna Garasi Ambulance
Halaman Parkir dan Selasar

1
1
1
6
2
1
1
1
1
6
2
1

Sumber : Laporan Tahunan RSUD Kab. Karangasem Tahun 2008

Tabel 2
Fasilitas Kendaraan di RSUD Kab. Karangasem
Tahun 2009
No.
1

Kendaraan Operasional
Ambulance + Mobil Jenasah

Jumlah (Unit)
8

2
3
4
5

Kendaraan Dinas Direktur (R.4)


Kendaraan Dinas Dokter Spesialis (R.4)
Kendaraan Dinas TU (R.4)
Kendaraan Dinas Staf (R.2)

1
4
2
3

Sumber : Laporan Tahunan RSUD Kab. Karangasem Tahun 2008

Dari tabel tersebut terlihat bahwa fasilitas gedung yang dimiliki oleh RSUD Karangasem
sudah cukup memadai, namun dari segi luas dan kondisi bangunan masih harus ditingkatkan.
Sebagian besar gedung tersebut dibangun pada tahun 1984 yang berarti untuk saat ini telah
berusia 25 tahun. Mengingat usianya yang cukup tua, tentunya kondisi gedung-gedung tersebut
telah banyak mengalami kerusakan dan dibutuhkan renovasi yang menyeluruh maupun sebagian.
Dengan umur bangunan yang sudah lumayan lama dan walaupun ada beberapa gedung baru
tetapi masih perlu dilakukan pemeliharaan secara rutin/berkala dan jika memungkinkan diadakan
rehabilitasi guna menjaga kenyamanan fasilitas sebagai pemberi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Mengingat dari segi luas areal RSUD Kab. Karangasem yang sudah tidak memadai sehingga
di tahun mendatang direncanakan akan diadakan perluasan areal rumah sakit ke arah timur
dengan memanfaatkan lahan persawahan kurang lebih 1,5 hektar. Dilahan tersebut akan dibangun
beberapa bangsal perawatan, areal parkir dan akses jalan tembus.
Masalah lain yang dihadapi RSUD Kab. Karangasem terkait kondisi bangunan adalah ruang
tunggu yang ada di poliklinik rawat jalan terpusat di satu tempat dan menjadi satu dengan ruang
tunggu karcis dan obat. Kondisi ini mengakibatkan beberapa pasien rawat jalan terpaksa berdiri
sambil menunggu panggilan untuk diperiksa. Hal ini tentu saja terlihat kurang manusiawi
terutama terhadap ibu-ibu yang sering berdiri sambil menggendong anak atau menyusui bayinya.
Dengan semakin meningkatnya kunjungan rawat jalan di RSUD Kab. Karangasem ini maka
perluasan gedung pelayanan rawat jalan ini sangat mendesak untuk segera dilaksanakan dan
sebagai antisipasi pembukaan poli-poli baru untuk pengembangan pada masa yang akan datang.
Disamping gedung diatas, RSUD Karangasem juga memiliki bangsal perawatan untuk VIP
yang bernama Puri Gangga Usadhi. Dengan adanya gedung rawat inap VIP ini maka
diharapkan RSUD Kab. Karangasem mendapat pemasukan dana yang cukup besar sehingga
dapat meningkatkan PAD khususnya RSUD Karangasem dan PAD Kabupaten Karangasem pada
umumnya. Keuntungan lain dengan adanya ruang rawat inap VIP tersebut adalah dapat dijadikan
pemikat untuk menarik para dokter spesialis lain dan meningkatkan motivasi dokter

spesialis/dokter umum yang telah ada untuk bekerja di RSUD Kab. Karangasem mengingat
mereka akan mendapat jasa medis/pelayanan yang lebih besar.
Kondisi Sumber Daya Manusia
Tenaga kesehatan merupakan salah satu sumber daya yang sangat menentukan didalam
penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat di RSUD Kabupaten
Karangasem. Jumlah SDM yang ada di RSUD Kab. Karangasem dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3
Tenaga Kepegawaian Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Karangasem
Tahun 2008

No

A
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
B
1.
2.
3.

KATEGORI DAN JENIS PENDIDIKAN

MEDIS
Dokter Spesialis Anak
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Dokter Spesialis Bedah
Dokter Spesialis Paru
Dokter Spesialis THT
Dokter Spesialis Reproduksi
Dokter Umum
Dokter Gigi
Sub Total :
MAGISTER
Magister Kesehatan (M.Kes)
Master of Public Health (M.PH)
Magister of Science (M.S1)
Sub Total

B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11

SARJANA / SARJANA KESEHATAN


Apoteker
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Sarjana Ekonomi
Sarjana Sosial
Sarjana Hukum
Asisten Apoteker
Sarjana Keperawatan
Sarjana Biologi
Sarjana MIPA
Sarjana Bahasa Arab
Sarjana STIA
Sub Total :

C
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

PARAMEDIS PERAWATAN
Akper / D3 Keperawatan
D3 Kebidanan
D3 Gigi
D1 Kebidanan / P2B
SPK
SPRG
D4 Kebidanan
Sub Total

D
1.
2.
3.

PARAMEDIS NON PERAWATAN


Akzi ( Akademi Gizi ) + Pembantu Ahli Gizi
APK ( Akademi Penilik Kesehatan ) + SPPH
APRO ( Akademi Penata Rontgen )

PNS

KONTRAK

1
1
2
1
1
1
1
8
8
1
1

3
8
2
2
1
1
1
1

38
19
4
1

TOTAL

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
E
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10

AKFIS ( Akademi Fisioterapi )


ATEM ( Akademi Teknik Elkektromedik )
Analis Kesehatan (SMAK + D III Analis)
Anastesi Kesehatan (DIII)
Pekarya Kesehatan
Sarjana Muda lainnya
D3 Analis Kimia
Sub Total
TATA USAHA
D3 Akuntansi
D1 Komputer
D1 Pariwisata
D2 Pariwisata
D3 Administrasi Niaga
D2 Informatika
D3 Sekretaris
SLTA, SMK, STM
SLTP
SD
Sub Total :
JUMLAH SELURUH TENAGA :

1
1

1
3
1
1
1
1
1
108
8
2
221

Sumber : Bidang Kepegawaian RSUD Karangasem

Dari tabel tersebut di atas, terlihat bahwa jumlah dokter spesialis di RSUD Kab.
Karangasem sudah memadai. Untuk rumah sakit daerah tipe C dan menjadi rujukan tingkat
kabupaten maka menurut Standar Depkes RI, RSUD Kab. Karangasem harus memiliki
paling sedikit satu orang dokter spesialis untuk

masing-masing Poliklinik yaitu: Anak,

Interna, Kebidanan & Kandungan dan Bedah, serta dilengkapi dengan dokter umum yang
berjumlah 12 orang. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa RSUD Karangasem sudah
memiliki dokter spesialis minimal satu untuk masing-masing poliklinik.
Tetapi ada beberapa unit di RSUD Kab. Karangasem yang masih belum memiliki tenaga
spesialis seperti dokter spesialis anastesi, spesialis radiologi dan spesialis pathologi klinik
sehingga untuk kasus-kasus pembedahan dengan komplikasi resiko anastesi yang tinggi
belum dapat dilakukan di Rumah Sakit Kab. Karangasem. Disamping itu dengan tidak adanya
D-3 Penata Rontgen juga cukup mengganggu peningkatan mutu pelayanan Radiologi.
Untuk tenaga perawat, dari standar yang ada diketahui bahwa setiap perawat maksimal
menangani tiga tempat tidur pada saat bertugas. Dengan jumlah tempat tidur RSUD
Karangasem saat ini berjumlah 120 TT, maka kebutuhan perawat untuk 3 x shif jaga dan 1 x
shif libur adalah 3 x 40 + 40 = 160 orang. Untuk pelayanan rawat jalan, dibutuhkan dua orang
setiap poliklinik yang ada sehingga untuk tujuh polikinik yang ada dibutuhkan 14 orang.
Untuk IRD (Instalasi Rawat Darurat) 24 jam dibutuhkan perawat sebanyak 16 orang untuk 3
x shift jaga dan 1 shift libur. Jadi total kebutuhan ideal perawat yang seharusnya ada di

RSUD Karangasem berjumlah 190 orang. Saat ini jumlah perawat yang ada berjumlah 158
orang sehingga masih kurang 32 orang.
Untuk tenaga paramedis non perawatan, walaupun dirasakan masih kurang masih dapat
diatasi dengan tenaga yang ada. Sedangkan untuk tenaga manajemen, RSUD Karangasem
masih membutuhkan beberapa tenaga S-1 terutama jurusan ekonomi akutansi dan manajemen
serta tenaga S-2 manajemen baik itu M. Kes (Magister Kesehatan) maupun MARS (Magister
Administrasi Rumah Sakit). Dengan adanya tambahan tenaga manajemen tersebut, maka
kemampuan manajemen RSUD Kab. Karangasem untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan rumah sakit menjadi lebih baik.
Dari hasil penjajagan ke-22 Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta yang melayani KB di
14 Provinsi pada tahun 2008, rata-rata persalinan dan keguguran di Rumah Sakit berjumlah
100-200 kasus perbulan dan yang dilayani KB hanya sekitar 5-10% saja dari total jumlah
persalinan dan keguguran di Rumah Sakit tersebut (BKKBN,Ditnak). Padahal ibu PP dan PK
merupakan potensi besar penyumbang peserta KB baru (PB) yang dapat berkontribusi dalam
pencapaian Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) peserta KB baru setiap tahun. Oleh
karena itu diharapkan Ibu PP dan PK mendapatkan pelayanan KB sebelum pulang dari
Rumah Sakit. Melalui pembinaan yang intensif di klinik KB Rumah Sakit maka pelayanan
KB PP dan PK bisa mencapai 95%-100%.
Agar program KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, maka setiap Rumah Dakit harus didukung dengan ketersediaan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang kompeten, ketersediaan alat dan obat kontrasepsi, peralatan
pelayana KB yang memadai dan berkualitas serta adanya suatu pencatatan dan pelaporan
pelayanan KB di Rumah Sakit.
Mengingat KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran merupakan program yang sangat
strategis untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak maka perlu dikembangkan suatu model
pelayanan KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran di Rumah Sakit dengan menggunakan
beberapa alat untuk pemantauan antara lain K/I/KB (kartu peserta KB), K/IV/KB (kartu status
peserta KB), R/I/KB (register hasil pelayanan KB Klinik KB) maupun FII/KB (laporan
bulanan klinik KB).

TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu meningkatkan Mutu Pelayanan yang diberikan oleh RSUD
Kabupaten Karangasem

serta meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB di RSUD

Kabupaten Karangasem untuk pasien-pasien Pascapersalinan dan Pascakeguguran di Rumah


Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya ada dua yaitu :
1.Meningkatkan pelayanan KB pascapersalinan (PP) dan Pascakeguguran (PK)
2.Meningkatkan cakupan pencatatan dan pelaporan pelayanan KB PP dan PK

METODELOGI

Untuk memberikan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat, orientasi pengembangan


pelayanan kesehatan tidak hanya terbatas pada pelayanan yang telah diberikan, tetapi juga

diperlukan inovasi pengembangan pelayanan rumah sakit. Upaya untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang seoptimal dan prima tersebut di atas, RSUD Kab. Karangasem terus berusaha
mendorong upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, keterjangkauan pelayanan,
kesinambungan pelayanan, kenyamanan dan keamanan pelayanan serta faktor kompetensi
lainnya yang sesuai dengan standar mutu pelayanan yang terus menerus akan selalu ditingkatkan.
Untuk itu diperlukan adanya kondisi yang mendukung upaya-upaya tersebut, khususnya
penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai yaitu keberadaan sebuah rumah sakit
sebagai pelayanan rujukan dalam penanganan kompleksitas penyakit.
Oleh karenanya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat, dituntut adanya kinerja pelayanan di bidang kesehatan yang terselenggara
secara profesional melalui upaya rehabilitatif dan kuratif disertai dukungan upaya promotif dan
preventif yang bersifat menyeluruh, dan yang tidak kalah penting adalah adanya fasilitas sarana
dan prasarana yang memadai.
Beberapa strategi yang telah dilakukan RSUD Kab. Karangasem untuk meningkatkan mutu
pelayanan adalah:
Pembangunan dan rehabilitasi fasilitas fisik
Penambahan alat medis
Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan
Promosi

Untuk meningkatkan pelayanan KB di RSUD Kabupaten Karangasem dilakukan dengan


berbagai cara antara lain :
1. Pembentukan Tim Pelayanan Keluarga Berencana di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Karangasem yang secara khusus ditugaskan untuk meningkatkan akses pelayanan KB
Pascaperslinan dan Pascakeguguran yang kegiatannya antara lain ceramah,sosialisasi, promosi
dan pemberian alat kontrasepsi

ke ruangan yang merawat pasien Pascapersalinan dan

Pascakeguguran.
2. Meningkatkan kemampuan SDM (Medis dan Paramedis) untuk pelayanan Keluarga
Berencana dengan Bimbingan Teknis langsung dari Direktur yang juga seorang Dokter Spesialis
Kebidanan dan Kandungan, menerima tenaga pelatih tamu seperti pada Pelatihan Tubectomy

dengan metode Endoscopy, mengirim Dokter dan Bidan mengikuti pelatihan Motode Operatip
Pria dan kegiatan yang lain.
3. Mengadakan kunjungan sekaligus bimbingan dan pelayanan Keluarga Berencana ke
Puskesmas-Puskesmas

dan Desa-Desa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karangasem.


4. Memisahkan pelayanan Keluarga Berencana dengan membentuk Poliklinik KB secara
tersendiri dengan sarana dan peralatan serta petugas khusus.

HASIL DAN ANALISA

Pencapaian Kinerja Pelayanan Tiga Tahun Terakhir

Sebagai satu-satunya rumah sakit rujukan yang terdapat di Kabupaten Karangasem, maka
RSUD Kab. Karangasem harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada
masyarakat di seluruh Kabupaten Karangasem. Adapun kegiatan pelayanan yang ada di rumah
sakit dapat diuraikan sebagai berikut:
Pelayanan Rawat Jalan
Jenis pelayanan rawat jalan yang sudah bisa diberikan di RSUD Kab. Karangasem adalah
pelayanan kesehatan anak, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam dan umum, pelayanan
bedah, gigi dan mulut, THT, paru, radiologi, rawat darurat dan konsultasi gizi. Jumlah kunjungan
pasien rawat jalan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan di RSUD Karangasem
Tahun 2007 sampai 2009

No.
1.
2.
3.

4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

JENIS PELAYANAN
RAWAT JALAN
Poli Penyakit Dalam
Poli Bedah
Kesehatan Anak :
a. Neonatal
b. Lain-lain
Jumlah Pasien Poli anak
Obstetri dan Gynekologi :
a. Ibu hamil
b. Lain-lain
c. Keluarga Berencana
Jumlah Pasien Obgyn
Gigi dan mulut
Radiologi
Umum
Rawat Darurat
THT
Konsultasi Gizi
Paru - Paru
JUMLAH SELURUHNYA

JUMLAH KUNJUNGAN
2007
2008
2009
5.619
5.379
6.336
6.309
5.125
5.726
2.721
3.834
6.555

1.971
3.442
5.413

2.040
3.290
5.330

1.219
2.097
636
3.952
2.782
3.167
3.791
14.532
2.707
84
2.253
51.751

1.207
1.832
387
3.426
4.493
3.317
3.685
15.144
2.894
64
1.581
50.521

1.407
2.355
920
4.682
6.381
3.608
3.154
18.155
2.732
133
1.980
58.217

Ket.

Sumber : Rekam Medik RSUD Kab. Karangasem

Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah kunjungan rawat jalan di RSUD Kab. Karangasem
mengalami fluktuasi. Jumlah pengunjung rawat jalan tahun 2009 mencapai 58.217 kunjungan,
meningkat cukup signifikan dari tahun 2008 yang hanya 50.521 kunjungan. Terbesar adalah
pasien yang berobat ke unit rawat darurat mencapai 18.155 kunjungan, meningkat dibandingkan
tahun 2008 yang hanya sebesar 15.144 orang. Jumlah kunjungan terbesar lainnya adalah di poli
penyakit dalam, poli bedah dan poli anak. Peningkatan jumlah kunjungan yang cukup signifikan
ada di poli gigi dan mulut. Sedangkan penurunan kunjungan ada di poli umum, pol THT dan poli
anak tetapi penurunannya tidak signifikan.

Selain jumlah kunjungan rawat jalan juga dicatat sepuluh besar jenis penyakit yang
menyebabkan pasien mencari pengobatan ke RSUD Kab. Karangasem. Sepuluh besar penyakit
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5
Sepuluh Besar Jenis Penyakit Rawat Jalan di RSUD Kab. Karangasem
Tahun 2009

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

JENIS PENYAKIT
RAWAT JALAN
Febris
DM ydt lainnya
Asma
GEA
Penyakit jantung lainnya
Retensi urine
ISPA
Penyakit Hipertensi
Bronchitis
Demam Thypoid
Jumlah kasus

JUMLAH

3.924
1.202
1.166
783
637
619
601
597
360
304
10.193

38,5
11,8
11,4
7,68
6,25
6,1
5,89
5,85
3,53
2,98
100

Sumber : Rekam Medik RSUD Kab. Karangasem

Dari tabel tersebut terlihat bahwa penyakit fibris (penyakit umum) merupakan kasus yang
paling sering timbul dengan jumlah mencapai 3.924 kasus (38,5%). Penyakit selanjutnya adalah
DM ydt lainnya sebanyak 1.202 kasus (11,8%), dan Asma 1.166 kasus (11,4%). Melihat tabel di
atas terlihat bahwa RSUD Kab. Karangasem menghadapi dua masalah yaitu masih tingginya
kasus-kasus penyakit infeksi seperti febris dan GEA tapi disisi lain mulai meningkatnya kasuskasus penyakit degeneratif seperti DM dan penyakit jantung. Kondisi ini harus disikapi oleh
RSUD Kab. Karangasem dengan memberikan perhatian lebih kepada penyakit-penyakit
degeneratif dengan pengembangan alat-alat yang bisa dipakai untuk melakukan deteksi dini
terhadap penyakit tersebut.
Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap dilaksanakan pada bangsal-bangsal perawatan yaitu bangsal Kamboja,
Melati, Kenanga, Mawar, Cempaka dan Puri Gangga Usadhi untuk pelayanan kelas VIP.
Kapasitas pelayanan rawat inap (jumlah tempat tidur) di RSUD Karangasem dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 6
Rincian Jumlah Tempat Tidur (TT) Rawat Inap
Menurut Kelas Perawatan di Masing-Masing Bangsal
RSUD Kab. Karangasem Tahun 2009

No

NAMA BANGSAL

1
2
3
4
5

Kamboja
Melati
Mawar
Cempaka
Kenanga

6
7
8

JUMLAH (TT) RAWAT INAP


UNTUK KELAS:

JML

VIP
-

I
9

II
2
5
6
5
-

III
10
20
20
20
-

12
25
26
25
9

ICU
Perinatologi
Puri Gangga

15
-

15
8

JUMLAH

18

85

120

KETERANGAN

Obgyn
Anak
Penyakit Dalam
Bedah
Semua
Spesialisasi
Bayi baru lahir
Semua
Spesialisasi

Sumber : Rekam Medik RSUD Kab. Karangasem

Dari tabel tersebut terlihat bahwa 71% tempat tidur yang ada di rumah sakit adalah untuk
pasien kelas III (untuk masyarakat miskin). Hal ini menunjukkan bahwa pihak RSUD Kab.
Karangasem memberikan perhatian yang besar terhadap masyarakat miskin. Namun demikian
untuk mengurangi beban Pemkab Karangasem dan pihak manajemen RSUD dalam menangani
masyarakat miskin, maka pembangunan gedung VIP dan peningkatan kapasitas tempat tidur
kelas I perlu dilakukan untuk subsidi silang biaya operasional pasien rawat inap. Disamping itu
dengan adanya pembangunan gedung VIP dan penambahan kapasitas rawat inap kelas I dan II
akan meningkatkan pula pendapatan RSUD yang pada akhirnya meningkatkan pula PAD
Kabupaten Karangasem.

Jumlah kunjungan pasien rawat inap di RSUD Kab. Karangasem dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 7.
Jumlah Pasien Rawat inap di RSUD Kab. Karangasem Tahun 2009

Bagian Penyakit

Jumlah

Jumlah Pasien Keluar


Keluar Mati

Keluar

Penyakit Dalam
Bedah
Anak
Obstetri
Gynekologi
Perinatologi

Pasien

< 48

48

Masuk
2.580
866
1.083
2.143
491
1.727

Jam
44
13
21
29

Jam
83
14
14
2
19

127
27
35
2
48

2.462
840
1.046
2.125
496
1.686

8.890
9.807
9.886
7.018

107
92
100
78

132
90
104
114

239
182
204
192

8.655
9.625
9.682
6.826

Jumlah Tahun 2009


Jumlah Tahun 2008
Jumlah Tahun 2007
Jumlah Tahun 2006

Jml

Hidup

Sumber : Rekam Medik RSUD Kab. Karangasem

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pasien rawat inap mengalami penurunan selama
tiga tahun terakhir. Tahun 2007 jumlah pasien rawat inap adalah 9.886, menurun di tahun 2008
menjadi 9.807. pada tahun 2009 menurun lagi menjadi 8.890 pasien. Jumlah pasien rawat inap
yang terbanyak yang ada di RSUD Kabupaten Karangasem adalah pasien penyakit dalam, pasien
kebidanan dan kandungan serta pasien perinatologi.

Sedangkan sepuluh jenis penyakit rawat inap terbesar di RSUD Karangasem tahun 2009 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 8

Sepuluh
Jenis Penyakit Rawat Inap Terbesar di RSUD Kab. Karangasem
Tahun2009

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

JENIS PENYAKIT
Demam tipoid
GEA
Pneumonia
DHF (Demam Berdarah)
Bronchitis
Stroke
Tersangka TB paru
Dysfepsia
HVA lainnya
Sepsis
Jumlah

Sumber : Rekam Medik RSUD Karangasem

JUMLAH

501
336
186
156
138
81
75
61
37
32
1.603

31,25
20,96
11,60
9,73
8,61
5,05
4,68
3,81
2,31
2,00
100

Dari tabel di atas terlihat bahwa jenis penyakit rawat inap yang terbesar adalah pasien yang
mengalami Demam tipoid sebanyak 501 kasus (31,25%), GEA sebanyak 336 kasus (20,96%) dan
Pneumonia sebanyak 186 kasus (11,60%).
Berdasarkan kedua tabel rawat inap tersebut di atas, maka untuk lebih meningkatkan
pelayanan rawat inap di RSUD Kab. Karangasem maka prioritas pengembangan harus diberikan
pada bangsal penyakit dalam, kebidanan dan anak. Untuk pengembangan lebih lanjut maka
RSUD Kab. Karangasem akan meningkatkan fungsi pelayanan ICU yang dapat dipergunakan
untuk peningkatan pelayanan pasien rawat inap.
Untuk mengetahui mutu dan efisiensi pelayanan RSUD Kab. Karangasem telah dilakukan
pengukuran-pengukuran sesuai dengan indikator berdasarkan standar Depkes RI.

Pencapaian indikator mutu dan efisiensi pelayanan RSUD Kab. Karangasem selama lima tahun
terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 9
Pencapaian Indikator Mutu dan Efisiensi Pelayanan di RSUD Karangasem
Tahun 2005-2009

Tahun

2005
2006
2007
2008
2009
Nilai Ideal

BOR

TOI

(%)
57,15
74,00
83,78
85,47
77,87
60-85%

(hari)
3,00
1,00
0,45
0,43
0,9
1-3 hari

Indikator
LOS
BTO
(hari)
4,00
3,00
2,00
2,76
3,27
6-9 hari

(kali/tahun)
50,00
93,00
131,0
122,48
88,94
40-50 kali

NDR

GDR

()
21,80
16,00
10,00
9,18
14,84
25

()
39,90
27,00
20,00
18,57
26,87
45

Standar
Depkes
Sumber: Rekam Medik RSUD Kab. Karangasem

Dari tabel di atas dapat dilihat ada indikator yang melebihi nilai ideal berdasarkan standar
Depkes yaitu nilai BTO hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan tempat tidur di RSUD
Karangasem masih melebihi standar. Sedangkan yang masih berada di bawah nilai Depkes adalah
nilai TOI dan LOS. Sedangkan nilai NDR dan GDR sudah sesuai dengan standar, hal ini

menunjukkan kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan terutama untuk mencegah
kematian sudah cukup baik.

Pelayanan Rujukan
Untuk pelayanan rujukan menggunakan ambulan dari RSUD Karangasem ke RSUP Sanglah
atau ke RS lainnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 10
Nama Jenis Spesialisasi yang Dirujuk ke Atas
Tahun 2007 sampai 2009

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

JENIS SPESIALISASI
Penyakit Dalam
Bedah
Kesehatan Anak
Obstetrik & Gynecologi
Keluarga Berencana
Saraf
Jiwa
THT
Mata
Kulit & Kelamin
Gigi dan Mulut
Paru
TOTAL :

2007
192
332
20
77
0
0
0
17
0
0
70
708

DI RUJUK KE ATAS
2008
2009
371
633
461
352
60
98
151
243
0
0
0
0
0
0
44
51
0
0
0
0
174
276
11
1.261
1.664

Ket

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah rujukan dari RSUD Kab. Karangasem ke RS lainnya
terus mengalami peningkatan, tahun 2009 jumlah rujukan mencapai 1.664 kasus. Jumlah rujukan
yang terus meningkat ini disebabkan oleh karena kurangnya sarana dan prasarana yang ada di
RSUD Karangasem untuk merawat pasien yang memiliki penyakit/luka yang tergolong
berat/sulit.
Khusus untuk pasien Keluarga Berencana tidak ada yang dirujuk yang berarti dapat
dilakukan sendiri di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karangasem.

Administrasi

Untuk mempersiapkan sistem administrasi yang lebih baik, pihak manajemen RSUD
Karangasem sudah membangun sistem informasi manajemen (SIM) yang berbasis komputer
(jaringan). SIM ini sangat diperlukan untuk peningkatan efisiensi dan efektifitas seluruh kegiatan
administrasi baik yang bersifat medis maupun non medis. Disamping itu dengan adanya jaringan
komputer yang terintegrasi inilah diharapkan RSUD Karangasem akan mendapatkan data-data
yang lebih lengkap, terintegrasi, cepat dan mudah yang dapat dipergunakan untuk perencaanaan,
pelaksanaan dan pengawasan terhadap kegiatan di RSUD Kab. Karangasem yang pada akhirnya
akan menambah kepuasan bagi pengguna jasa (masyarakat) di RSUD Kab. Karangasem. Tapi
sampai saat ini SIMRS tersebut belum berfungsi secara optimal karena masih tahap pengisian
data yang lebih lengkap.
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan beberapa hal yang berupa kegiatan yang akan
dilakukan yang juga sebagai saran-saran untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan yangpada
akhirnya dapat meningkatkan kepuasan semua stakeholder malai dari karyawan,masyarakat
pengguna dan pemilik yang dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Karangasem :

A. Pengembangan sarana dan prasarana RSUD Kab. Karangasem


Prioritas yang ingin dikembangkan di RSUD kab. Karangasem adalah:
1. Bangunan dan dekorasi ruangan sejak masuk rumah sakit sampai pada ruang perawatan
dan fasilitas umum yang bersih, indah dan rapi serta serasi.
2. Perluasan lahan sehingga bisa menyediakan ruang publik yang luas dengan berbagai
tanaman agar menciptakan suasana teduh dan nyaman bagi pasien dan pengunjung.
3. Penambahan alat-alat medis rumah sakit sehingga bisa memberikan pelayanan dengan
lengkap

B. Pengembangan unit bisnis di lingkungan RSUD Kab. Karangasem


Beberapa unit bisnis yang bisa dikembangkan di RSUD Kab. Karangasem adalah:
1. Pengembangan kantin

Dengan adanya kantin maka semua pelanggan baik pelanggan internal maupun eksternal
tidak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan kebutuhan terkait dengan keperluan konsumsi
pegawai, pengunjung rumah sakit maupun masyarakat luar.
2. Pengembangan pelayanan gizi
Instalasi gizi pun bisa menyediakan pelayanan catering yang tentunya kualitasnya lebih
baik dari pada catering pada umumnya termasuk membuatkan makanan khusus bagi
masyarakat yang memerlukan diit ataupun pantangan-pantangan tertentu.
3. Pengembangan pelayanan parkir
Parkir merupakan wajah depan rumah sakit, sehingga perlu dikelola rumah sakit, dari
parkir ini rumah sakit bisa mendapatkan pemasukan yang cukup banyak, mengingat
rumah sakit dalam sehari-hari terutama pada malam hari selalu penuh dengan pengunjung
sehingga dari pelayanan parkir dapat dijadikan sebagai unit pendapatan.
4. Pengembangan mini market
Dalam hal ini rumah sakit dapat menyediakan keperluan yang dibutuhkan oleh
masyarakat baik itu pasien, keluarga pasien dan masyarakat umum. Kebutuhan tersebut
dapat berupa keperluan sehari-hari dan kebutuhan pasien.
5. Pengembangan tempat penginapan penunggu pasien.
Oleh karena banyak masyarakat Karangasem yang dirawat memerlukan waktu yang
cukup lama serta banyak yang dari luar Kecamatan Karangasem, sehingga perlu
disediakan tempat untuk menginap, unit ini bisa mendatangkan pendapatan bagi rumah
sakit, apalagi jumlah penunggu pasien cukup banyak.
6. Pembentukan apotek dalam rumah sakit.
Dengan layanan apotek internal ini maka sangat mungkin pelayanan obat dan prasarana
bahan habis pakai lebih cepat, sehingga tidak perlu terjadi hutang kepada pihak ketiga.
Disamping itu pelayanan farmasi untuk pasien lebih bermutu.
7. Kerjasama dengan pihak ketiga yakni hotel, bank, out sourcing untuk kegiatan-kegiatan
tertentu seperti layanan yang memerlukan investasi mahal
8. Pengembangan layanan ambulance jemputan untuk wilayah Karangasem

C. Pengembangan SDM RSUD Kab. Karangasem

Strategi di bidang sumber daya manusia sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini
dikarenakan rumah sakit adalah industri jasa, dimana salah satu ciri industri jasa adalah
bahwa produk yang dihasilkan akan langsung dikonsumsi oleh pelanggannya. Sehingga
kualitas SDM menjadi penentu utama dalam kualitas layanan yang diberikan, disamping
tentunya faktor teknologi dan metode pelayanan juga merupakan faktor penting.
Manajemen SDM meliputi perekrutan, pelatihan, penilaian (monitoring), sistem
remunerasi hingga sampai rencana pensiun (retirement planning). Idealnya adalah bahwa
direktur atau manajemen RS menjalankan semua fungsi-fungsi manajemen SDM tersebut.
D.Pengembangan tarif rumah sakit
Dalam menetapkan tarif mesti dilihat bagaimana pola tarif pesaing dan daya beli
masyarakat sasaran kita. Dan yang utama adalah menggunakan dasar perhitungan unit cost.
Sebagai rumah sakit milik pemerintah yang mengemban misi sosial, RSUD Kab. Karangasem
selalu diharapkan memberikan layanan kesehatan yang semurah mungkin, bahkan harus
mampu memberikan layanan gratis bagi pasien tak mampu. Namun, di sisi lain, kualitas
pelayanan juga harus dijaga dan ditingkatkan, dan bahkan di beberapa daerah rumah sakit
milik pemerintah merupakan sumber pendapatan asli daerah (PAD). Kondisi-kondisi terebut
akan membuat manajemen sulit menentukan harga produk layanannya. Sehingga sebagai
dasar penetapan yang sering dipakai adalah berbasis unit cost. Dengan mengetahui unit cost
suatu layanan, maka bisa diketahui tarif minimal yang bisa diberlakukan, dan bila harus
mensubsidi, maka rumah sakit sudah punya data besarnya subsidi yang dibutuhkan secara
tepat. Perhitungan unit cost ini tentunya juga akan ditambah dengan biaya pengembangan
produk tersebut. Tarif yang ditentukan harus dapat bersaing (murahnya) dengan rumah sakit
pesaing, tanpa mengurangi kualitas pelayanan kesehatan.
Untuk kepentingan tersebut, maka payung hukum yang berpihak kepada kemajuan
RSUD Kab. Karangasem sangat dibutuhkan. Salah satu payung hukum yang dibutuhkan
adalah adanya perda yang memberikan keleluasaan bagi manajemen untuk mengelola
pendapatannya dan juga menentukan tarif produk layananannya. Strategi ini membutuhkan
advokasi yang kuat dari manajemen rumah sakit kepada Bupati maupun DPRD Kab.
Karangasem.

Anda mungkin juga menyukai