Anda di halaman 1dari 7

JMH e-ISSN.

2715-9728
p-ISSN. 2715-8039
Jurnal Medika Hutama
Vol 03 No 01, Oktober 2021
http://jurnalmedikahutama.com

Open Acces
ANALISIS INPUT DALAM PROSES PENYELENGGARAAN UKM UKP PADA PUSKESMAS X
KOTA SEMARANG

Marshia Zefanya Rivena Rehatalanit1, Atik Nurwahyuni2


1 Mahasiswa Pascasarjana FKM UI
2 Departemen AKK FKM UI

Corresponding Author: Marshia, IKM, FKM, Universitas Indonesia.


E-Mail: marshiazefanya@gmail.com

Received July 28, 2021; Accepted July 31, 2021; Online Published October 04, 2021

Abstrak

Puskesmas merupakan lini depan dalam peningkatan kesejahteraan kesehatan masyarakat. Fungsi untuk
menyelenggarakan UKM dan UKP membuatnya memiliki tanggung jawab yang besar. Tidak dipungkiri bahwa sumber
daya, sebagai masukan, untuk menjalankan fungsi tersebut terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
ketersediaan sumber daya dalam pelaksanaan UKM dan UKP pada Puskesmas di Kota Semarang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam
dan telaah dokumen. Hasil penelitian didapatkan bahwa kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di Puskesmas sudah
tercukupi, hal ini dilakukan melalui pengangkatan SDM non ASN melalui dana BOK dan BLUD. Dokumen
perencanaan anggaran di Puskesmas menunjukkan bahwa anggaran untuk UKP lebih besar daripada UKM. Namun
dalam ketersediaan sarana dan prasarana baik UKM maupun UKP sudah dapat terpenuhi semua. Metode berupa
dokumen-dokumen pendukung kegiatan sudah tersedia sesuai kegiatan yang berlangsung. Kesimpulan yang didapatkan
bahwa hasil kinerja Puskesmas, menurut PKP, sebagian besar sudah mencapai target. Pada PKP tahun 2019, namun
terdapat 30 indikator UKM yang belum mencapai target. Sedangkan pada kegiatan UKP, jumlah kunjungan rawat jalan
melampaui target sasaran. Dengan demikian input dalam penyelenggaran UKM dan UKP di Puskesmas sebagian besar
sudah mencukupi kebutuhan untuk prosesnya. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan untuk Puskesmas dapat
menyesuaikan jumlah SDM sesuai dengan standar minimal pada Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas.
Sedangkan untuk pembiayaan kegiatan dapat meningkatkan anggaran kepada UKM, demi mencapai PKP UKM yang
masih dibawah target sasaran.
Keywords: Puskesmas; UKM; UKP; Sumber daya

PENDAHULUAN

Mewujudkan kesejahteraan umum merupakan tingginya dapat terwujud. Masih banyak tantangan dan
salah satu tujuan nasional Bangsa Indonesia sesuai kesulitan yang harus dihadapi Bangsa Indonesia saat ini,
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik sehingga diperlukan pemantapan dan percepatan melalui
Indonesia Tahun 1945. Maka pembangunan kesehatan Sistem Kesehatan Nasional (SKN). SKN adalah
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua
kemampuan hidup sehat bagi setiap masyarakat agar komponen Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

1435
mendukung guna menjamin tercapainya derajat Puskesmas memiliki fungsi penyelenggaraan UKM dan
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. UKP tingkat pertama. Upaya kesehatan primer adalah
upaya kesehatan dimana terjadi kontak pertama secara
SKN 2012 sebagai pengganti SKN 2004, yang
perorangan atau masyarakat dengan pelayanan
pada hakekatnya merupakan pengelolaan kesehatan agar
kesehatan melalui mekanisme rujukan timbal-balik,
dapat mengantisipasi berbagai tantangan perubahan
termasuk penanggulangan bencana dan pelayanan gawat
pembangunan kesehatan dewasa ini dan di masa depan,
darurat. Segala kegiatan yang dilakukan puskesmas
sehingga perlu mengacu pada visi, misi, strategi, dan
dalam menjalankan fungsinya dengan lebih
upaya pokok pembangunan kesehatan. Penyusunan SKN
mengutamakan upaya promotif dan preventif . (3)
memperhatikan kepada revitalisasi pelayanan kesehatan
dasar yang meliputi cakupan pelayanan kesehatan yang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang dimulai
adil dan merata, pemberian pelayanan kesehatan pada 2014, memberi perubahan pada fasilitas pelayanan
berkualitas yang berpihak kepada kepentingan dan kesehatan. Jumlah kepesertaan JKN terus meningkat
harapan rakyat, kebijakan kesehatan masyarakat untuk sejak pertama kali di mulai. Data laporan pengelolaan
meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat, program dan laporan pengelolaan keuangan BPJS tahun
kepemimpinan, serta profesionalisme dalam 2019, menunjukkan bahwa kepesertaan JKN sudah
pembangunan kesehatan. Tujuan akhir dari SKN mencapai 83,86% dari total penduduk atau sekitar
merupakan mencapai derajat kesehatan masyarakat 224juta penduduk (4). Jenis kepesertaan tertinggi pada
setinggi-tingginya. Hal tersebut bukanlah suatu target JKN menurut data laporan pengelolaan program BPJS
sederhana, melainkan target rumit yang memerlukan 2017 adalah peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) (5).
kerjasama berbagai pihak, baik swasta maupun Karena peserta PBI tidak dapat memilih jenis Fasilitas
pemerintah. (1) Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) selain puskesmas,
dengan demikian FKTP dengan jumlah peserta
Dalam pengelolaan kesehatan , SKN tersusun dari
terbanyak adalah puskesmas. Puskesmas di Kota
7 subsistem, salah satunya adalah Upaya Kesehatan.
Semarang mengalami peningkatan jumlah kunjungan
Penyelenggaraan upaya kesehatan melalui kegiatan
pasien PBI, pada tahun 2017 terdapat kunjungan
dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
sejumlah 682.514 sedangkan pada 2018 terdapat
rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
1.048.496 kunjungan.
menyeluruh, dan berkesinambungan (2). Untuk
mencapai tujuannya perlu upaya kesehatan yang terpadu Peningkatan jumlah kepesertaan JKN di
dan menyeluruh dalam bentuk Upaya Kesehatan puskesmas berdampak pada bertambahnya jumlah
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan kontak sehat yang perlu dilakukan oleh puskesmas.
(UKP). Namun, di sisi lain tidak dapat dihindarkan juga
terjadinya peningkatan jumlah kunjungan di puskesmas.
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
Tanggung jawab yang harus dikerjakan puskesmas
juga ikut serta dalam pengelolaan kesehatan masyarakat.
bukanlah suatu hal yang sederhana, dengan sumber daya
Tugas puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri
yang terbatas puskesmas dituntut melakukan masing-
Kesehatan nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
masing upaya kesehatan secara optimal. Oleh karena itu
adalah melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
perlu dilakukan manajemen puskesmas supaya proses
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
1436
kegiatan dapat berjalan efisien dan menghasilkan di tahun 2019. Untuk menjalankan tanggung
keluaran yang efektif. jawab tersebut, Puskesmas X memiliki 60 tenaga
kerja yang terdiri dari tenaga ASN dan non ASN.

ISI Besarnya jumlah SDM di Puskesmas X sudah


dapat menunjang penyelenggaraan puskesmas,
METODE PENELITIAN
ditandai dengan tidak adanya tenaga kerja yang
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
harus mengerjakan pekerjaan ganda. Namun
kualitatif dengan tekanik Rapid Assessment
saat keadaan pandemi puskesmas memiliki
Procedure.Ruang lingkup dalam penelitian
tanggung jawab baru dalam penanganan kasus
terbatas pada salah satu Puskesmas di Kota
Covid-19, sehingga jumlah tenaga yang ada di
Semarang, dengan waktu penelitian pada bulan
puskesmas dirasa kurang untuk menjalankan
Desember 2020. Variabel yang diteliti adalah
tugas tambahan dalam penanganan Covid-19.
terkait input atau masukan dalam proses
penyelenggaraan UKM dan UKP di Puskesmas.
Pemenuhan jenis SDM di Puskesmas X masih
Masukan dalam hal ini adalah SDM, biaya,
mengutamakan pemenuhan tenaga pelaksana
sarana pra sarana, serta metode. Pengumpulan
UKP, hal ini dilihat dari besarnya jumlah tenaga
data dilakukan melalui wawancara mendalam
medis yang dimiliki oleh puskesmas. Hasil
kepada informan, yang telah ditentukan secara
telaah dokumen diketahui bahwa SDM
purposive yaitu dengan pertimbangan tertentu
Puskesmas X masih terdapat ketidaksesuaian
yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau
jenis tenaga dengan Permenkes 43 tahun 2019
sifat-sifat populasi yang telah diketahui.
tentang Puskesmas. Dalam Permenkes no. 43
Informan dalam penelitian ini adalah Kepala
tahun 2019 dituliskan bahwa jumlah tenaga
Puskesmas X, Penanggung Jawab UKM, dan
Promkes di puskesmas perkotaan adalah
Penanggung Jawab UKP. Triangulasi untuk
minimal 2, namun di Puskesmas X masih
keabsahan data dilakukan melalui telaah
terdapat 1 tenaga promkes.
dokumen, yaitu Permenkes 43 tahun 2019
tentang Puskesmas, Permenkes 44 tahun 2016 Kegiatan UKM dan UKP dibiayai oleh sumber
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas,Profil dana yang berbeda. Sebagian besar kegiatan
Puskesmas X tahun 2019, serta dokumen UKM dibiayai melalui dana BOK, sedangkan
perencanan Puskesmas X tahun 2018 dan 2019. dana BLUD digunakan untuk pembiayaan UKP
dan operasional puskesmas. Telaah dokumen
HASIL PENELITIAN RPK Puskesmas X ditemukan bahwa terdapat 3
komponen kegiatan dalam pencanaan anggaran
Puskesmas X merupakan salah satu puskesmas
yaitu UKM, UKP, dan Administrasi
perkotaan non rawat inap di Kota Semarang
Manajemen. Total biaya UKM lebih besar
dengan jumlah kelurahan di wilayah kerjanya
dibandingkan dengan total biaya UKP. Namun
sejumlah 7 kelurahan. Wilayah kerja yang luas
jika dilihat lebih detil pada uraian kegiatan,
serta jumlah penduduk yang besar di wilayah
diketahui bahwa terdapat poin kegiatan
kerjanya menjadi salah satu alasan Puskesmas X
Administrasi Manajemen yang merupakan
menjadi puskesmas dengan kunjungan tertinggi
pendukung kegiatan UKP. Secara keseluruhan
1437
anggaran pembiayaan di Puskesmas X masih efektif. Puskesmas X telah melengkapi dokumen
lebih banyak digunakan untuk operasional regulasi prosedur pelaksanaan kegiatan berupa
puskesmas. SOP, KAK, dan daftar tilik. Dokumen tersebut
juga merupakan dokumen syarat akreditasi
Ketersediaan sarana dan prasarana Puskesmas X
puskesmas.
sudah baik untuk melaksanakan kegiatan UKM
dan UKP. Data ASPAK menunjukkan bahwa Puskesmas X telah 2 kali diakreditasi, oleh
Puskesmas X telah melebihi standar 60%. karena itu telah memiliki kelengkapan dokumen
Menurut informan, belanja barang modal lebih yang baik. Masing-masing dokumen kegiatan
sering dilakukan untuk kegiatan UKP karena dicetak dan didokumentasikan dalam satu lemari
banyak melakukan pelayanan dalam gedung. yang ada di puskesmas. Namun pandemi Covid-
Sedangkan kegiatan UKM yang lebih banyak 19 yang melanda Indonesia sejak awal 2020
dilakukan di luar gedung tidak banyak membuat banyak perubahan dalam pelaksanaan
membutuhkan pengadaan barang modal. kegiatan di puskesmas. Oleh karena itu, sampai
pengambilan data penelitian ini berlangsung,
Metode dalam pelaksanaan UKM dan UKP
dokumen prosedur pelaksanaan kegiatan di
merupakan sekumpulan prosedur pelaksanaan
Puskesmas X masih dalam proses penyesuaian
kegiatan yang disusun untuk melaksanakan
dengan keadaan pandemi.
kegiatan secara efisien dan memiliki hasil yang
Tabel 1. Kesimpulan Hasil Pengumpulan Data Input pada Puskesmas X Kota Semarang

No. Variabel UKM UKP Keterangan


1. SDM Belum terpenuhi Hasil telaah dokumen menunjukkan masih
terpenuhi terdapat kurang sesuaian jumlah SDM
Puskesmas dengan Permenkes no 43 tahun
2019 tentang Puskesmas
2. Biaya terpenuhi terpenuhi Anggaran biaya masih lebih besar kegiatan
UKP dibanding UKM
3. Sarana prasarana terpenuhi terpenuhi Kebutuhan sarana dan pra sarana tercukupi
dengan pengadaan sendiri melalui dana
BLUD
4. Metode terpenuhi terpenuhi Prosedur kegiatan semua mengalami
perubahan menyesuaikan keadaan
pandemi

Tabel 1 menunjukan bahwa komponen variabel


PEMBAHASAN
input dalam penyelenggaraan kegiatan UKM
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
dan UKP di Puskesmas X sebagian besar sudah
variabel input dalam penyelenggaraan UKM
terpenuhi. Namun memang masih ada
dan UKP di Puskesmas.
komponen kegiatan yang lebih banyak
Puskemas merupakan unit pelaksana teknis
mengutamakan kegiatatn UKP.
kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus
memberikan pelayanan preventif, promotif,
kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui

1438
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) atau Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Sebagai masyarakat berupa pelayanan promotif,
UPTD dinas kesehatan, puskesmas preventif, kuratif, sampai rehabilitatif sehingga
menjalankan tugas dinas kesehatan yang pembiayaan kesehatan seharusnya dapat
dilimpahkan kepadanya, antara lain kegiatan membiayai semua jenis layanan tersebut.
dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Dalam pelaksanaannya sangat diperlukan
bidang kesehatan. (6) Dengan demikian dalam prinsip pembiayaan yang berkeadilan, artinya
penilaian kinerja puskesmas akan ada keadilan pada besarnya anggaran belanja
menggunakan salah satunya SPM sebgai target untuk upaya kesehatan perorangan dan upaya
sasaran kegiatan. kesehatan masyarakat. (10)
SDM merupakan salah satu komponen input Sumber pembiayaan di puskesmas dapat
yang memiliki peran penting. Kondisi saat ini berasal dari berbagai sumber yang tidak
baru 23% puskesmas di Indonesia dengan jenis mengikat. Puskesmas X melakukan
tenaga kesehatan sesuai standar. RPJMN 2020 kegiatannya bersumber dari dana BOK dan
– 2024 menargetkan 100% puskesmas di pengelolaan dana BLUD. Penggunaan dana
Indonesia sudah memiliki dokter akan tetapi BOK sudah sesuai dengan amanat Undang-
sesuai data Kementerian Kesehatan RI per undang Kesehatan no. 36 tahun 2009. (10)
tahun 2018 masih terdapat 15% puskesmas di Namun dalam penganggaran Puskesmas X,
Indonesia belum memiliki dokter. (7) kegiatan UKP lebih banyak mendapatkan
Dalam penyelenggaraan puskesmas bukan anggaran dibandingkan dengan UKM. Hal ini
hanya peran SDM kesehatan namun juga perlu dikarenakan sebagian besar kegiatan UKP
peranan SDM non kesehatan untuk menunjang merupakan pelayanan dalam gedung yang
fungsi puskesmas. . Kecukupan sumber daya membutuhkan pengadaan barang modal serta
manusia di puskesmas bukan hanya dilihat dari kebutuhan terkait farmasi. Dengan demikian
sisi kuantitas tenaga, melainkan juga dari sisi pengeluaran puskesmas lebih banyak untuk
kemampuan dan kesesuaian dengan fungsi pemenuhan capacity building dibandingkan
tugas yang diemban. Jika jumlah pelaksana untuk menyelenggarakan upaya preventif
terbatas ,dalam jumlah dan kemampuan, maka promotif.
dapat berakibat pada kurang optimalnya Evaluasi anggaran dan serapan anggaran perlu
pelaksanaan program. (8) dilakuakn secara terpadu antara UKM dan UKP
Penelitian Mustara tahun 2018 di Cirebon di puskesmas. Penelitian Murniati 2020,
menunjukkan bahwa ada hubungan yang menunjukkan analisis pembiayaan puskesmas
bermakna antara jumlah tenaga kesehatan di Bali menggunakan skema DHA sehingga
dengan capaian indikator kinerja SPM dapat menunjukkan keadaan pembiayaan
bidang kesehatan. Dalam penelitian tersebut puskesmas. (11)
juga menunjukan bahwa ada hubungan antara Sarana dan pra sarana sebagai sumber daya
jumlah tenaga kesehatan perawat dan bidan pendukung juga tidak kalah penting dari unsur-
dengan capaian indikator kinerja SPM unsur yang lain, oleh karena itu ketersediaan
Kab/Kota. (9) dan kecukupannya juga harus diperhatikan. (8)

1439
Kelengkapan sarana pra sarana di Puskesmas yaitu upaya KIA-KB, Kesehatan Lingkungan,
ditunjang oleh pengadaan dari Dinas Kesehatan Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat, P2P, serta
Kota Semarang. Selain itu, puskesmas juga PTM. Puskesmas X memiliki beberapa UKM
dapat melakukan pengadaan kebutuhan sendiri pengembangan dalam pelaksanaannya. UKM
melalui dana BLUD. Pengembangan yang belum mencapai target
Prosedur pelaksanaan kegiatan di puskesmas sasaran diantaranya kesehatan kerja, kesehatan
dipenuhi melalui ketersediaan dokumen indra, dan kesehatan lansia.
regulasi internal berupa SOP, KAK, dan Daftar SIMPULAN
Tilik. Masing-masing pemegang program akan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian
membuat dokumen tersebut sesuai dengan komponen input pada penyelenggaraan UKM
kegiatan yang dilakukan. Dokumen regulasi dan UKP di Puskesmas masih perlu
tersebut juga merupakan dokumen akreditasi, ditingkatkan. SDM di puskesmas dalam
sehingga setiap puskesmas yang telah pemenuhannya lebih banyak mengutamakan
melakukan akreditasi diharapkan tealh untuk kegiatan UKP serta masih ada jenis
memenuhi ketersediaan dokumen tersebut. (12) tenaga yang belum memenuhi standar.
Puskesmas X merupakan puskesmas yang telah Anggaran biaya kegiatan di puskesmas lebih
terakreditasi. Ketersediaan dokumen prosedur besar untuk kegiatan UKP dibanding UKM.
pelaksanaan telah terpenuhi serta Sarana dan prasarana penunjang kegiatan sudah
didokumentasikan dalam satu lemari di terpenuhi untuk masing-masing upaya
puskesmas. Namun keadaan pandemi kesehatan. Dokumen prosedur pelaksanaan
menyebabkan perlu adanya penyesuaian kegiatan upaya kesehatan sudah tersedia untuk
prosedur kegiatan terhadap protocol kesehatan. setiap kegiatan di UKM dan UKP. Berdasarkan
Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) merupakan hasil penelitian yang ada, maka rekomendasi
kegiatan rutin puskesmas setiap tahunnya. Hasil yang diberikan adalah puskesmas perlu
capaian kinerja masing-masing program di memenuhi jenis tenaga yang belum sesuai
puskesmas akan dikompilasi dan setiap akhir standar Permenkes 43 tahun 2019.
tahun akan dilaporkan kepada dinas kesehatan.
Data PKP 2019 Puskesmas X menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
bahwa jumlah kunjungan rawat jalan, pasien 1. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
baru maupun pasien lama, telah melampauai Tentang Sistem Kesehatan Nasional. Republik
target sasaran kegiatan. Target sasaran yang Indonesia; 2012.
digunakan sebagai indicator adalah rerata 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
jumlah kunjungan di 3 tahun terakhir. Hal ini Sistem Kesehatan Nasional: Bentuk dan Cara
menunjukan tinggnya jumlah kunjungan rawat Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan.
jalan di Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Capaian kinerja UKM berdasarkan PKP 2019 Indonesia; 2009.
diketahui bahwa masih terdapat komponen 3. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
kegiatan yang belum mencapai target sasaran. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
Kegiatan tersebut beragam dari UKM esensial 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
1440
Republik Indonesia; 2019. Heal Prev Med Arch. 2020;8(1):66–71.
4. BPJS Kesehatan. Laporan Pengelolaan Program 12. Misnaniarti, Destari PK. Aspek penting
Tahun 2019 & Laporan Keuangan Tahun 2019 akreditasi puskesmas dalam mendukung
(Auditan) [Internet]. Jakarta; 2019. Available implementasi jaminan kesehatan nasional. J
from: https://bpjs- Penelit Dan Pengemb Pelayanan Kesehat.
kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/0f13488b25 2018;2(1):10–6.
e3985aed51f444d6607ec7.pdf
5. BPJS Kesehatan. Laporan Pengelolaan Program
Tahun 2017 & Laporan Keuangan Tahun 2017
(Auditan) [Internet]. Jakarta; 2017. Available
from: https://bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/f0ef6f84ee5
af105d1775b0b3b3dfee8.pdf
6. Febriawati H, Yandrizal. Manajemen dan Peran
Puskesmas Sebagai Gatekeeper. Jakarta:
Gosyen Publishing; 2019.
7. Peraturan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2020
Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024.
Republik Indonesia; 2020.
8. Artyasari ASP, Surjoputro A, Budiyanti RT.
Pelaksanaan program intervensi pada penyakit
hipertensi di puskesmas Purwoyoso Kota
Semarang. J Kesehat Masy [Internet].
2021;9(3):394–401. Available from:
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/arti
cle/view/29610
9. Mustara, Purwaningrum SN. Analisis
ketersediaan tenaga kesehatan dalam capaian
indikator kinerja puskesmas. Bul Media Inf
Kesehat. 2018;14(2):141–7.
10. Arianto G, Nantabah ZK. Analisis pembiayaan
kesehatan program upaya kesehatan masyarakat
di Indonesia tahun 2013 & 2014. Bul Penelit Sist
Kesehat. 2020;23(1):61–9.
11. Murniati NN, Indrayathi PA, Januraga PP.
Analysis of public health centre financing using
the District Health Account (DHA) model in
Karangasem District, Bali, Indonesia. Public

1441

Anda mungkin juga menyukai