Anda di halaman 1dari 11

Pembentukan Puskesmas Percontohan untuk Pelayanan Kesehatan yang

Lebih Baik di Era JKN

Ganda Raja Partogi Sinaga1, Fathinah Ranggauni Hardy2


1
DirektoratPelayanan Kesehatan Primer, Kementerian Kesehatan
2
Program S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Abstrak
Latar Belakang: Pembentukan satu Puskesmas percontohan di setiap Kabupaten/Kota. Dalam mewujudkan hal
tersebut diatas perlu didukung dengan keberadaan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang ideal untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik di era Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Puskesmas ideal tersebut akan digunakan sebagai percontohan untuk pengembangan Puskesmas lainnya
dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan tetap mengedepankan upaya promotif
dan preventif.
Metode: Metode yang digunakan dalam pembentukan Puskesmas Percontohan ini adalah riset implementatif.
Instrumen yang dibangun untuk monev Puskesmas Percontohan akan dibuat secara elektronik berbasis aplikasi
web.
Hasil: Dalam membentuk Puskesmas Percontohan ini didukung oleh para pemangku kepentingan (stakeholder)
terkait. Peran dinas kesehatan kabupaten/kota dalam membentuk Puskesmas Percontohan akan di monitoring
dan evaluasi secara elektronik, agar proses dapat mudah dipantau, sehingga kendala/hambatan yang ada
nantinya dapat didiskusikan atau diatasi bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Kementerian
Kesehatan.
Kesimpulan: Proses pembentukan Puskesmas percontohan di kabupaten/kota dilaksanakan melalui pembinaan
secara berjenjang. Peran dinas kesehatan kabupaten/kota sangat penting, karena Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan (UPTD).
Kata Kunci: Puskesmas Percontohan, JKN, Pembinaan, Dinkes Kab/Kota.

Forming Pilot Primary Health Care for Better Health Services in the JKN
Era

Abstract
Background: Establishment of a pilot health center in each district / city. In realizing the above, it is necessary
to support the existence of Puskesmas as a first-rate health care facility that is ideal for providing better health
services in the era of National Health Insurance (JKN). The ideal Puskesmas will be used as a pilot for the
development of other Puskesmas in an effort to realize quality health services while promoting promotive and
preventive efforts.
Method: The method used in forming the Pilot Health Center is implementative research. The instrument built
for monitoring and evaluation Puskesmas Pilot will be made electronically based on web applications.
Results: In forming the Pilot Health Center, it was supported by relevant stakeholders. The role of district / city
health offices in forming Pilot Health Centers will be electronically monitored and evaluated so that the process
can be easily monitored, so that existing constraints / obstacles can be discussed or addressed together with the
Provincial Health Office and or the Ministry of Health.
Conclusion: The process of forming a pilot health center in the district / city is carried out through tiered
guidance. The role of the district / city health office is very important, because the Puskesmas is the technical
service unit for the health department (UPTD).
Keywords: Pilot Health Center, JKN, Coaching, District / City Health Office.

Alamat korespondensi
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta, Jl. Raya Limo, Depok
Email : fathinahranggaunihardy@gmail.com

24 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 11 Edisi 1, 2019


PENDAHULUAN dalam rangka mendukung pelaksanaan
Tantangan pembangunan kesehatan Standar Pelayanan Minimal, yang meliputi
saat ini adalah bagaimana memperkuat pelayanan promosi kesehatan, pelayanan
pelayanan kesehatan primer sebagai ujung kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan
tombak pembangunan kesehatan di ibu, anak, dan keluarga berencana,
Indonesia. Penguatan pelayanan kesehatan pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan
primer mencakup penguatan akses dan pengendalian penyakit.
kualitas pelayanan kesehatan primer. Penyelenggaraan Puskesmas sebagai
Puskesmas merupakan salah satu fasilitas gatekeeper pelayanan kesehatan primer ini
pelayanan kesehatan primer. Pusat telah sejalan dengan deklarasi Alma Ata
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1978 yang menetapkan Primary
memiliki peran sangat penting dalam sejarah Health Care (PHC) sebagai strategi global
pembangunan kesehatan di Indonesia. untuk mencapai “Health for All by the Year
Puskesmas mulai berdiri sejak tahun 2000”. Uraian tugas, prinsip, dan upaya
1969/1970, merupakan hasil dari pertemuan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas
Bandung Plan yang digagas oleh dr. tersebut telah mengacu pada lima prinsip
J.Leimena dan dr. Patah. PHC dalam deklarasi Alma Ata, yaitu
Setiap tahun jumlah Puskesmas terus bahwa PHC sebagai upaya untuk
bertambah. Tahun 2018, jumlah Puskesmas pemerataan kesehatan, penekanan pada
sudah mencapai 9.909 (data per 30 Juni upaya promotif preventif, penggunaan
2018, Pusdatin, Kemenkes) yang tersebar teknologi tepat guna, kerjasama lintas sektor
minimal pada setiap kecamatan.Pada dalam membangun kesehatan, dan
Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat pentingnya peran serta masyarakat dalam
Kesehatan Masyarakat, disebutkan semangat kemandirian. Begitu juga dengan
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan elemen esensial yang harus ada dalam PHC
kebijakan kesehatan diwilayah kerjanya. (pencegahan penyakit, perbaikan gizi,
Selain itu, Puskesmas memiliki 6 (enam) penyediaan sanitasi, kesehatan ibu dan anak,
prinsip penyelenggaraan yaitu paradigma imunisasi, penyediaan obat esensial) telah
sehat, pertanggungjawaban wilayah, sejalan dengan kebijakan Puskesmas yang
kemandirian masyarakat, pemerataan, diatur saat ini.
teknologi tepat guna, dan keterpaduan Sebagai acuan untuk mengatur
kesinambungan. Disebutkan juga bahwa penyelenggaraan Puskesmas, telah banyak
Puskesmas harus melaksanakan Upaya norma, standar, prosedur dan kriteria
Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial (NSPK) ditetapkan oleh Kementerian

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 11 Edisi 1, 2019


25
Kesehatan. Bahkan agar Puskesmas dapat Dari capaian akreditasi Puskesmas
memberikan pelayanan kesehatan yang tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat
berkualitas, Kementerian Kesehatan telah kelulusan paripurna untuk Puskesmas masih
menetapkan akreditasi sebagai cara untuk sangat kecil persentasenya. Faktor penyebab
memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan sebagian besar Puskesmas masih lulus di
di tingkat primer secara bertahap dan tingkat dasar dan madya karena pada
berkesinambungan sebagaimana dituangkan umumnya Puskesmas dalam membuat
dalam Permenkes 46 tahun 2015. Melalui perencanaan belum berbasis pada hasil
peraturan tersebut, Puskesmas diwajibkan evaluasi kinerja. Implementasi manajemen
untuk akreditasi setiap 3 tahun yang dilihat 3 Puskesmas belum dilaksanakan secara
(tiga) aspek yaitu pelaksanaan manajemen optimal dan belum berdasarkan siklus
Puskesmas, Upaya Kesehatan Masyarakat perbaikan mutu. Apabila diasumsikan
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan berdasarkan kompetensi capaian akreditasi
(UKP). Puskesmas, bahwa untuk menjalankan
Sepanjang perjalanan Puskemas, upaya Puskesmas secara optimal dibutuhkan
masih ada beberapa hal-hal yang perlu di sekurang-kurangnya akreditasi utama.
perbaiki atau ditingkatkan agar pelayanan Dengan demikian akselerasi akreditasi
kesehatan yang diberikan Puskesmas kepada Puskesmas akreditasi utama sangat
masyarakat semakin lebih baik. dalam upaya diperlukan.
mewujudkan kepuasan masyarakat dalam Dari hasil pemanfaatan sumber-
mendapatkan pelayanan kesehatan, maka sumber pendanaan di Puskesmas saat ini
kehandalan, ketanggapan dan tangible (bukti belum berdampak perbaikan pelayanan
fisik/ fasilitas yang secara nyata terlihat) kesehatan pada seluruh Puskesmas. Hal ini
dari petugas kesehatan di Puskesmas pada dipengaruhi oleh proses pengelolaan dana
pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat tersebut. Terdapat beberapa sumber dana
inap perlu menjadi perhatian karena masih yang dapat digunakan untuk meningkatkan
dibawah 80%. Kehandalan tenaga kesehatan pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu
dilihat dari kemampuan untuk menampilkan dana kapitasi, Dana Alokasi Khusus Non
pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan Fisik, Bantuan Operasional Kesehatan, dana
handal. Untuk ketanggapan dilihat dari Anggaran Pemerintahan dan Belanja
kemampuan membantu pelanggan dan Daerah, serta dukungan dari Dana Alokasi
menyediakan pelayanan yang tangkas, serta Khusus Fisik. Besarnya pendanaan di
tangible dilihat dari fasilitas, perlengkapan Puskesmas belum dibarengi dengan
dan penampilan personel secara fisik dan pemanfaatan optimal Puskesmas. Hasil
sarana komunikasi. temuan Komisi Pemberantasan Korupsi

26 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 11 Edisi 1, 2019


dalam pemanfaatan dana kapitasi oleh Puskesmas percontohan akan mampu
Puskesmas bahwa perubahan kualitas sebagai gatekeeper pelayanan kesehatan
layanan Puskesmas secara keseluruhan primer yang baik sejalan dengan deklarasi
belum terlihat nyata. Selain itu, pemahaman Alma Ata yang telah disebutkan di atas.
dan kompetensi petugas dalam menjalankan Pelayanan kesehatan yang diberikan
regulasi masih sangat lemah. Puskesmas percontohan sesuai dengan
Selain dari hal tersebut diatas, kami kondisi biologi, psikologi, sosial dan
juga mengumpulkan informasi dari kultural masyarakat yang ada di wilayah
kuesioner yang dibagikan kepada staff di kerjanya.
subdit Puskesmas dan beberapa stakeholder
terkait yaitu stakeholder internal yang terdiri METODE
dari, subdit klinik, subdit praktik Metode yang digunakan dalam
perorangan, subag tata usaha Direktorat pembentukan Puskesmas Percontohan ini
Pelayanan Kesehatan Primer dan adalah riset implementatif. Dalam
stakeholder eksternal yang terdiri dari, membentuk Puskesmas percontohan ini,
Subdit mutu dan akreditasi fasilitas akan didukung oleh stakeholder-stakeholder
pelayanan kesehatan tingkat pertama, Subdit terkait. Peran dinas kesehatan
fasilitas pelayanan kesehatan primer. kabupaten/kota sangat penting karena
Melalui kuesioner, kami menanyakan “Apa Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
saja yang perlu dilakukan dalam upaya dinas kesehatan (UPTD) serta berdasarkan
meningkatkan pelayanan Puskesmas untuk Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang
melaksanakan tugas dan fungsinya saat Pemerintah Daerah hal ini merupakan
ini?”. Informasi didapat dari 51 responden, kewenangan dinas kesehatan
Sebagian besar responden menyampaikan kabupaten/kota. Peran dinas kesehatan
diperlukannya penguatan pelaksanaan kabupaten/kota dalam membentuk
manajemen Puskesmas melalui pembinaan Puskesmas percontohan akan di monitoring
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. dan evaluasi secara elektronik, agar proses
Berdasarkan data dan informasi dari dapat mudah dipantau, sehingga
hasil kuesioner tersebut mendorong untuk kendala/hambatan yang ada nantinya dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan didiskusikan atau diatasi bersama dengan
Puskesmas melalui pembentukan Puskesmas dinas kesehatan provinsi dan atau
ideal di kabupaten/kota yang akan kementerian kesehatan.
digunakan sebagai percontohan untuk Instrumen yang dibangun untuk
pengembangan Puskesmas lainnya. monev Puskesmas Percontohan akan dibuat

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 11 Edisi 1, 2019


27
secara elektronik berbasis aplikasi web. melalui pembinaan secara berjenjang yang
Proses pembentukan Puskesmas dapat dilihat pada bagan berikut ini.
percontohan di kabupaten/kota dilaksanakan

Gambar 1. Alur Proses Pembentukan Puskesmas Percontohan

HASIL 2) Dikelola dengan baik sesuai


1. Konsep Puskesmas Percontohan ketentuan, sehingga dapat
Puskesmas Percontohan merupakan difungsikan secara optimal
Puskesmas dengan: dalam pelayanan.
1. Status akreditasi paripurna; 3) Dipelihara berkala sesuai
2. Pengelolaan sumberdaya yang ketentuan, memperhatikan
optimal; prinsip 5R (Ringkas, Rapi,
Puskesmas telah mampu Resik, Rawat, Rajin).
mengelola sumberdaya secara 4) Bangunan Puskesmas sesuai
optimal, sehingga dapat mendukung prototipe yang ditetapkan.
setiap upaya kesehatan yang 5) Ada pengelolaan sarana
diselenggarakan. limbah dan memiliki ijin
Adapun pengelolaan sumber- lingkungan.
daya yang dilaksanakan mencakup: b. Peralatan:
a. Sarana dan prasarana: 1) Telah terpenuhi 100% dari
1) Telah terpenuhi 100% dari standar, yang dilihat dari
standar, yang dilihat dari pengisian Aplikasi Sarana
pengisian Aplikasi Sarana Prasarana Kesehatan
Prasarana Kesehatan (ASPAK).
(ASPAK).

28 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 11 Edisi 1, 2019


2) Dipelihara dengan baik satu tahun pelayanan di
sesuai ketentuan, sehingga Puskesmas.
lama umur alat untuk dapat 2) Penyediaan obat, BHP dan
difungsikan dengan baik logistik telah dilaksanakan
dapat dicapai. sesuai dengan perencanaan
3) Dikalibrasi terjadwal sesuai yang disusun dan dapat
ketentuan, sehingga alat disediakan tepat waktu,
ukur dapat digunakan sehingga dapat
secara akurat, aman dan dimanfaatkan dalam
berkualitas. penyelenggaraan upaya
c. Sumber Daya Manusia: kesehatan di Puskesmas,
1) Jumlah, jenis dan dan tidak pernah terjadi
kompetensi SDM telah kehabisan ataupun adanya
memenuhi ketentuan obat yang kadaluarsa.
standar yang 3) Pemanfaatan Obat, BHP
dipersyaratkan. dan logistik untuk
2) SDM telah dikondisikan penyelenggaraan upaya
dalam budaya melayani kesehatan, dipantau berkala
yang baik dan berkualitas, dan dievaluasi di akhir
sehingga mampu tahun, dilihat kesesuaian
membangun citra layanan dengan pelaksanaan
yang baik, berorientasi pelayanan untuk
pada kebutuhan sasaran, mengetahui efektifitas dan
sesuai dengan tata nilai efisiensi penggunaan obat
yang telah dirumuskan. rasional, dan simpulan
d. Obat, Bahan Habis Pakai hasilnya dipergunakan
(BHP) dan logistik lain: untuk perbaikan proses
1) Perencanaan obat, BHP dan perencanaan berikutnya.
logistik lain telah disusun e. Keuangan:
berdasarkan perhitungan 1) Keuangan Puskesmas telah
yang tepat, dalam jenis dan dikelola dengan baik sesuai
jumlah yang cukup, sesuai ketentuan yang berlaku.
perkiraan kebutuhan dalam 2) Pemanfaatan anggaran
dilakukan secara efektif

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 11 Edisi 1, 2019


29
dan efisien, sehingga a. Kunjungan keluarga dilakukan
seluruh upaya Puskesmas secara terjadwal dan rutin,
terlaksana dengan baik, dan dengan memanfaatkan data dan
kinerja Puskesmas dapat informasi dari Profil Kesehatan
tercapai. Keluarga.
f. Selain sumberdaya diatas, b. Kunjungan keluarga telah
kepatuhan waktu dilakukan kepada seluruh
penyelenggaraan pelayanan keluarga di wilayah kerja
telah dikelola Puskesmas Puskesmas(total coverage).
dengan optimal. 4. Peningkatan capaian Indeks
1) Jadwal waktu pelayanan di Keluarga Sehat (IKS) dan capaian
Puskesmas dan jaringannya 12 (dua belas) indikator PIS-PK;
diatur dan ditetapkan sesuai 5. Pencapaian hasil penilaian kinerja
ketentuan dan Puskesmasdengan kategori baik.
dikomunikasikan secara a. Aspek penilaian kinerja
jelas kepada masyarakat meliputi hasil pencapaian
pengguna dan dipatuhi pelaksanaan pelayanan
pelaksanaannya. kesehatan dan manajemen
2) Jadwal dan waktu Puskesmas.
pelaksanaan, bimbingan b. Tingkat kinerja dalam kategori
dan pembinaan peran aktif baik, yaitu cakupan hasil
masyarakat dan kegiatan pelayanan kesehatan dengan
pelayanan kesehatan di tingkat pencapaian hasil > 91%
masyarakat termasuk di dan cakupan hasil manajemen
UKBM; ditetapkan sesuai dengan tingkat pencapaian
kesepakatan bersama hasil ≥ 8,5.
masyarakat tanpa c. Hasil kegiatan yang
mengganggu kinerja diperhitungkan adalah hasil
Puskesmas, dan dipatuhi kegiatan pada periode waktu
bersama pelaksanaannya. satu tahun, atau sesuai
3. Pencapaian kunjungan keluarga kebijakan dinas kesehatan
dalam rangka Program Indonesia kabupaten/kota.
Sehat dengan Pendekatan Keluarga d. Data untuk menghitung hasil
100%; kegiatan diperoleh dari Sistem
Informasi Puskesmas, yang

30 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 11 Edisi 1, 2019


mencakup pencatatan dan dilihat dari pengisian Aplikasi
pelaporan kegiatan Puskesmas Sarana Prasarana Kesehatan
dan jaringannya, survei (ASPAK);
lapangan, laporan lintas sektor e. Tersedia listrik dan air bersih
terkait, dan laporan jejaring mengalir 24 jam;
fasilitas pelayanan kesehatan di f. Tersedia jaringan internet yang
wilayah kerjanya. memadai;
e. Hasil kinerja Puskesmas harus g. Penilaian Kinerja Puskesmas
telah mendapatkan umpan dengan kategori baik di tahun
balik dari dinas kesehatan sebelumnya; dan
kabupaten/kota. h. Merupakan Puskesmas lokus
Program Indonesia Sehat
2. Persyaratan puskesmas yang akan dengan Pendekatan Keluarga.
dikembangkan menjadi Puskesmas
Percontohan PEMBAHASAN
Dalam rangka pengembangan Dalam membentuk Puskesmas
Puskesmas menjadi Puskesmas Percontohan ini akan didukung oleh para
Percontohan, harus memenuhi pemangku kepentingan (stakeholder) terkait.
persyaratan sebagai berikut: Peran dinas kesehatan kabupaten/kota
1. Kriteria Mutlak: sangat penting karena Puskesmas adalah
a. Telah teregistrasi; unit pelaksana teknis dinas kesehatan
b. Terletak pada lokasi strategis (UPTD) serta berdasarkan Undang-Undang
Puskesmas mudah diakses oleh No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Puskesmas lain, dengan sarana Daerah hal ini merupakan kewenangan dinas
dan prasarana transportasi rutin kesehatan kabupaten/kota. Peran dinas
yang selalu tersedia; kesehatan kabupaten/kota dalam membentuk
c. Memiliki 9 jenis tenaga Puskesmas Percontohan akan di monitoring
kesehatan sesuai Permenkes dan evaluasi secara elektronik, agar proses
Nomor 75 tahun 2014 tentang dapat mudah dipantau, sehingga
Puskesmas; kendala/hambatan yang ada nantinya dapat
d. Kondisi sarana, prasarana, dan didiskusikan atau diatasi bersama dengan
alat kesehatan minimal 60% Dinas Kesehatan Provinsi dan atau
dari standar di Permenkes Kementerian Kesehatan. Dinas kesehatan
Nomor 75 tahun 2014, yang kabupaten/kota sebagai Satuan Kerja

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 11 Edisi 1, 2019


31
Perangkat Daerah (SKPD) berdasarkan UU dihadapi oleh Puskesmas dalam konteks
nomor 23 tahun 2014 memprioritaskan konsep kewilayahan. Pembinaan dapat
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan berbentuk peningkatan kemampuan teknis
Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dan manajamen Puskesmas (sumber daya,
dasar dengan berpedoman pada Standar operasional, kinerja Puskesmas, mutu),
Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/Kota peningkatan kemampuan SDM Kesehatan,
bidang kesehatan dan bertanggungjawab peningkatan Sistem Informasi Puskesmas,
dalam upaya pencapaian indikator SPM. dan pelaksanaan Akreditasi Puskesmas.
Dalam mengemban tugas ini maka dinas Untuk melaksanaan pembinaan tersebut
kesehatan mendelegasikan sebagian maka dinas kesehatan kabupaten/ kota harus
wewenang kepada Puskesmas sebagai unit memiliki kemampuan kepemimpinan,
pelaksana teknis, sehingga keberhasilan manajerial dan teknis program sesuai
kinerja Puskesmas mempengaruhi dengan tugas dan fungsi masing-masing,
tercapainya indikator SPM. Untuk itu dan sebagai pimpinan organisasi di
menjadi tugas dinas kesehatan dalam Puskesmas harus menguasai pengetahuan
memperbaiki kinerja Puskesmas melalui untuk menggerakkan staf Puskesmas untuk
pembinaan yang dilaksanakan secara menjalankan peran, tugas dan fungsinya
terpadu. Disamping itu, dengan masing-masing yang mampu memberikan
dilaksanakannya program Jaminan pelayanan sepenuh hati. Adapun
Kesehatan Nasional maka dinas kesehatan pengetahuan yang harus dikuasai oleh Tim
kabupaten/kota sebagai pemilik Puskesmas Pembina yaitu:
harus mampu menjamin bahwa pelayanan 1. Tugas pokok dan fungsi organisasi
yang diberikan oleh Puskesmas sudah sesuai dinas kesehatan kabupaten/kota.
dengan ketentuan yang berlaku dan 2. Norma, Standar, Prosedur, dan
berkualitas yang tetap juga melaksanakan Kriteria (NSPK) program
tugasnya dalam upaya kesehatan masyarakat 3. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
(UKM). Dalam rangka meningkatkan Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota
kompetensi Puskesmas dalam melakukan 4. Program Indonesia Sehat dengan
pelayanan maka perlu dukungan dari dinas Pendekatan Keluarga
kesehatan kabupaten/kota melalui 5. Teknis dan manajemen program
pembinaan secara terpadu dan 6. Fungsi-fungsi Manajemen, termasuk
berkesinambungan. Bentuk pembinaan yang manajemen sumberdaya.
dilakukan atau diberikan oleh dinas 7. Konsep rujukan upaya kesehatan
kesehatan kabupaten/kota tentunya harus masyarakat (UKM) dan upaya
sesuai dengan lingkup permasalahan yang

32 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 11 Edisi 1, 2019


kesehatan perseorangan (UKP) secara horizontal maupun vertikal.
8. Akreditasi Puskesmas
9. Pelaksanaan manajemen Langkah-LangkahPembinaan Puskesmas
Puskesmas menjadi Puskesmas Percontohan
10. Analisis data dan informasi Langkah-langkah dalam pembinaan
11. Teknik komunikasi dan Puskesmas menjadi Puskesmas Percontohan
pembinaan tergambar dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 2. Alur Langkah-Langkah Pembinaan Puskesmas Percontohan

KESIMPULAN dalam mendukung keberhasilan dinas


Proses pembentukan Puskesmas kesehatan kabupaten/kota dalam
percontohan di kabupaten/kota dilaksanakan pembinaan Puskesmas yaitu:
melalui pembinaan secara berjenjang. Peran 1. Peran Kementerian Kesehatan
dinas kesehatan kabupaten/kota sangat a) Menentukan kebijakan
penting, karena Puskesmas adalah unit penyelenggaraan pelayanan
pelaksana teknis dinas kesehatan (UPTD). kesehatan untuk mendukung
Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tercapainya derajat kesehatan
akan di monitoring dan evaluasi secara masyarakat yang setinggi-
elektronik, agar proses dapat mudah tingginya.
dipantau, sehingga kendala/hambatan yang b) Kebijakan yang dikeluarkan harus
ada nantinya dapat didiskusikan atau diatasi menjamin dapat dimplementasikan
bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi di lapangan di seluruh wilayah
dan atau Kementerian Kesehatan. Indonesia secara konsisten
Saran berupa peran dinas kesehatan (Consistent National Value).
provinsi dan Kementerian Kesehatan c) Melakukan diseminasi informasi

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 11 Edisi 1, 2019


33
kepada provinsi dalam melakukan
orientasi bagi dinas kesehatan c) Pembinaan langsung ke
kabupaten/kota melakukan kabupaten/kota tertentu secara
pembinaan kepada Puskesmas. lintas program sesuai urutan
d) Menyediakan dukungan anggaran prioritas, untuk mendapatkan
untuk provinsi dalam melakukan gambaran masalah di
orientasi bagi dinas kesehatan kabupaten/kota dan ke Puskesmas
kabupaten/kota melakukan atas temuan masalah.
pembinaan Puskesmas. d) Mengatur pendanaan pusat yang
e) Melaksanakan pemetaan diperuntukkan bagi provinsi dan
kemampuan dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai
kabupaten/kota dalam melakukan peruntukannya dan ketentuan yang
pembinaan ke Puskesmas di berlaku.
wilayah kerjanya, dan pemetaan e) Provinsi dapat melaksanakan
kemampuan dinas kesehatan pemetaan kemampuan dinas
provinsi dalam melakukan kesehatan kabupaten/kota dalam
pembinaan ke dinas kesehatan melakukan pembinaan ke
kabupaten/kota dan Puskesmas di Puskesmas di wilayah kerjanya.
wilayah kerjanya.
2. Peran Provinsi DAFTAR PUSTAKA
a) Mendampingi dinas kesehatan Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Program Indonesia Sehat dengan
kabupaten/kota dalam Pendekatan Keluarga
melaksanakan pembinaan Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Manajemen Puskesmas
Puskesmas. Permenkes Nomor 46 tahun 2015 tentang
b) Memberikan umpan balik/feedback, Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
disertai saran-saran perbaikan, atas Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
informasi yang diperoleh dari Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas
kabupaten/kota dan data profil UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
kabupaten/kota yang dikompilasi Daerah
dari laporan rutin Puskesmas.

34 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 11 Edisi 1, 2019

Anda mungkin juga menyukai