Anda di halaman 1dari 15

ADMINSTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

MANAJEMEN PUSKESMAS SUNGKAI

Dosen:
dr. Grace E.C. Korompis, MHSM, DrPH

Nama:
Margaretha Deitje Prisylvia 17111101204

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
2017/2018
PROFIL PUSKESMAS SUNGKAI

Puskesmas Sungkai merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar,
Kalimantan Selatan. Merupakan Puskesmas dengan pelayanan UGD 1 X 24 Jam. Berada
persis di Jalan A. Yani KM 76,5 Desa Sungkai, Kec.Simpang Empat, Kab. Banjar,
Kalimantan Selatan. Saat ini Kepala Puskesmas dipegang oleh Muhammad
Fakhrurrozie,AMK,SKM,M.AP, seorang Ahli Kesehatan Masyarakat yang juga seorang
perawat. Puskesmas Sungkai mempunyai 14 desa binaan dalam 2 Kecamatan yaitu
Kec.Simpang Empat (10 Desa) dan Kec.Telaga Bauntung (4 desa). Jumlah karyawan sampai
akhir tahun 2010 sebanyak 29 orang. Selain situs ini, Kepala Puskesmas Sungkai juga
mengelola situs lubukhatiku’s.blog.wordpress.com yang lebih banyak berisikan masalah Ke-
Islaman (terutama Al-Hikam), kesehatan masyarakat serta Manajemen SDM. Alamat
Email: puskesmassungkai@hotmail.com atau fm.rozie@gmail.com

STRUKTUR ORGANISASI DI PUSKESMAS SUNGKAI


MANAJEMEN DI PUSKESMAS SUNGKAI

Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh organisasi/ instansi.
Organisasi modern sebagian besar telah menerapkan manajemen dalam setiap kegiatannya,
baik secara sederhana maupun menyeluruh. Manajemen yang baik akan memudahkan
terwujudnya tujuan instansi, aparatur dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan
hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan.
Paradigma baru Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di era-desentralisasi, Puskesmas
merupakan unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan yang merupakan
unit pelaksana tehnis dinas (UPTD). Kriteria umum yang dimiliki diantaranya memiliki
rencana, program dan kegiatan pengembangan yang berkelanjutan dengan didukung oleh tiga
faktor yaitu sumber daya manusia, anggaran dan sarana dan prasarana kerja.
Puskesmas Sungkai sebagai organisasi pemerintah telah lama menerapkan manajemen dalam
setiap proses aplikasi kegiatan. Sistem Imformasi Manajemen Puskesmas ( SIMPUS )
merupakan salah satu perwujudan penerapan manajemen dalam pencapaian setiap tujuan
Puskesmas. .
Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Puskesmas telah lama diterapkan
seiring dengan makin berkembangnya Puskesmas ke era- desentralisasi. Setiap kebijakan
yang dijalankan harus didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia bidang kesehatan
yang ada. Profesi kesehatan juga telah berkembang menjadi jabatan fungsional yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi yang jelas sesuai tingkat keahlian atau profesi yang
dijabatnya.

A. UNSUR MANAJEMEN PUSKESMAS SUNGKAI


1. MAN, merupakan sumber daya manusia di Puskesmas yang terdiri dari : Kepala
Puskesmas, Dokter,Dokter gigi, Ahli Kesehatan Masyarakat, Apoteker, Perawat, Bidan,
Analis Kesehatan, Perawat gigi,Sanitarian, Ahli Gizi ( Nutrisionis ) dan lainnya
2. MONEY, merupakan unsur pembiayaan atau anggaran di Puskesmas. Uang masuk dapat
berupa uang operasional kegiatan rutin Puskesmas pertriwulan, uang operasional kegiatan
luar gedung Puskesmas , Uang Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin( Jamkesmas)
maupun uang pengembalian jasa pelayanan kesehatan dasar (PKD) 24 jam bersubsidi.
Uang Keluar adalah uang yang digunakan sebagai pengeluaran kegiatan rutin Puskesmas,
dalam gedung maupun luar gedung yang pembukuannya dilakukan oleh Bendaharawan
Pengeluaran Puskesmas.
3. METHODE, merupakan cara-cara yang dijalankan Puskesmas Sungkai untuk mencapai
tujuan organisasi /misi Puskesmas, yaitu dengan penerapan pendekatan Basix Six ( 6
upaya kesehatan wajib ) meliputi : Promosi Kesehatan, Peningkatan gizi Masyarakat,
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) , Pengobatan, Kesehatan ibu dan anak dan
Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Lingkungan . Selain itu, dalam upaya pendekatan
spesifik kepada masyarakat sekitar telah diterapkan upaya kesehatan pengembangan dan
Inovatif, seperti Unit Gawat Darurat 24 jam di Puskesmas Sungkai
4. MACHINES, merupakan sarana kesehatan yang digunakan Puskesmas Sungkai untuk
mencapai tujuan organisasi seperti : Gedung Puskesmas Sungkai, UGD Puskesmas
Sungkai, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa (POSKESDES), Pondok Bersalin
Desa ( POLINDES), Mobil Puskesmas Keliling.
5. MATERIALS, merupakan prasarana kesehatan atau bahan-bahan yang digunakan untuk
pelayanan seperti : alat-alat kesehatan , alat-alat laboratorium kesehatan sederhana, materi
penyuluhan kesehatan , buku-buku petunjuk .
6. MARKET, merupakan sasaran / pasar yang akan diberikan pelayanan, yaitu masyarakat
yang membutuhkan pelayanan kesehatan baik yang sehat maupun yang telah sakit.
7. MINUTES / TIME , adalah waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam penerapan manajemen, Puskesmas Sungkai telah secara rutin melakukan
perencanaan waktu pencapaian tujuan yang dirumuskan pada Minilokakarya Puskesmas.
Pelaporan hasil pencapaian kegiatan tahunan tadi dirumuskan berupa Laporan Tahunan
Puskesmas dan Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas

B. DASAR-DASAR MANAJEMEN PUSKESMAS SUNGKAI


Sebagai organisasi pemerintah, penerapan dasar-dasar manajemen di Puskesmas Sungkai
tidak terlepas dengan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini, misalnya
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian, Undang-undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang- undang Nomor 8 Tahun 1977 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian, Permenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang
kebijakkan dasar Puskesmas, Puskesmas di Kabupaten Banjar dan Kepmenkes nomor
1457/MEMKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan dan
Peraturan Bupati Banjar nomor 26 tahun 2005 tentang Organisasi dan tata kerja Puskesmas di
Kabupaten Banjar.
C. BIDANG DAN SISTEM MANAJEMEN PUSKESMAS SUNGKAI
Penerapan manajemen di Puskesmas Sungkai selama ini lebih mengarah kepada
Manajemen Sumber Daya Manusia dengan pendekatan berdasarkan keahlian/ profesi,
manajemen perkantoran berdasarkan SIMPUS dan Manajemen Mutu dengan pendekatan
berdasarkan prosedur tetap ( protap ), standar mutu pelayanan. Sebagai organisasi modern,
Puskesmas Sungkai menerapkan sistem manajemen terbuka ( partisipasi ) berdasarkan tife
manajemen professional

D. WEWENANG
Dengan paradigma baru dimana Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD), Puskesmas Sungkai saat ini dipegang oleh seorang Kepala UPT Puskesmas
sederajat dengan pejabat eselon IV a. Dalam penerapan wewenang menggunakan
desentralisasi karena sebagian besar Kepala Puskesmas juga merupakan tenaga profesi yang
memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

E. STRUKTUR DAN TUJUAN ORGANISASI


Menurut Peraturan Bupati Banjar nomor 26 tahun 2005 tentang organisasi dan tata kerja
Puskesmas di Kabupaten Banjar, struktur dan bagan organisasi Puskesmas menggunakan
struktur organisasi lini,staf dan fungsional. Pimpinan Puskesmas disebut Kepala UPT
Puskesmas dan dibantu oleh kepala urusan tata usaha (pejabat struktural), dibawah Kaur TU
ada staf yang mengurusi kepegawaian, keuangan dan barang/logistik.Dibawah langsung
kepala Puskesmas terdapat enam orang kepala unit program pokok , satu orang kepala unit
pengembangan serta beberapa orang pengelola Puskesmas Pembantu. Kepala unit dan
pengelola Puskesmas Pembantu umumnya dijabat oleh pejabat fungsional.
Sebagai instansi pemerintah, Puskesmas Sungkai merupakan organisasi sosial yang
bertujuan memberikan pelayanan dengan prinsip kegiatannya bersifat pengabdian sosial
kepada masyarakat.
Tujuan organisasi Puskesmas Sungkai tercermin dalam Motto, Visi,Misi dan Fungsi
Puskesmas Sungkai sebagai berikut:
1. Motto
“ S E H A T I “ ( Sehat Jasmani,Sehat Hati/Rohani dan Sehat Iman/Spiritual )
2. Visi
Mewujudkan Kecamatan Simpang Empat Sehat yang merupakan bagian integral dari
Kabupaten Banjar Sehat 2010
3. Misi
a. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan
b. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
4. Fungsi Puskesmas
a. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Dapat diukur melalui Indek Potensi Tatanan Sehat (IPTS), yaitu
1) Tatanan Sekolah ( TK,SD, SMP, Madrasah , Pesantren )
2) Tatanan Tempat Kerja ( Kantor, Pabrik, Tempat kerja di pertanian, perkebunan
industri rumah tangga)
3) Tatanan tempat- tempat umum ( Pasar, tempat ibadah, warung )
b. Memberdayakan Masyarakat dan Memberdayakan keluarga
Adalah segala fasilitasi yang bersifat non –instruktif guna meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan masyarakat
c. Memberikan Pelayanan kesehatan Tingkat Pertama
Pada era desentralisasi ini, program Puskesmas dibedakan menjadi program kesehatan
dasar dan program kesehatan pengembangan. Program Kesehatan dasar di Puskesmas
Sungkai adalah program minimal yang harus dilaksanakan yang dikemas dalam “ basic
Six “, yaitu ;
1) Promosi Kesehatan
2) Kesehatan Lingkungan
3) Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
4) Perbaikan Gizi
5) Pemberantasan Penyakit Menular
6) Pengobatan
Sedangkan program pengembangan / inovatif yang dijalankan di Puskesmas Sungkai
adalah Puskesmas dengan fasilitas UGD (Unit Gawat Darurat) ,Program Mata dan
jiwa ,Kehatan Gigi,Perkesmas,Kesehatan Lansia.
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI PUSKESMAS SUNGKAI

A. MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS

Salah satu faktor yang mendukung pelaksanaan Puskesmas di era desentralisasi adalah
adanya ketersediaan sumber daya manusia bidang kesehatan. Unsur SDM bidang kesehatan
merupakan salah satu unsur manajemen yang harus dipenuhi untuk tercapainya secara efektif
tujuan organisasi.

Sebagai organisasi pemerintah, SDM kesehatan merupakan pegawai atau aparatur


pemerintah sehingga manajemen yang mengaturnya lebih mengarah kepada manajemen
kepegawaian atau manajemen personalia. Unsur MAN pada manajemen kepegawaian
berpegang pada peraturan perundang-undangan kepegawaian yang berlaku saat ini. Karena
dipandang sebagai manajemen kepegawaian, menurut SP Hasibuan (2008) memiliki
perbedaan dengan manajemen SDM.

Manajemen personalia memiliki berbagai macam pengertian ,diantaranya ;

1. Manajemen personalia adalah penyedia kepemimpinan dan pengarahan para karyawan


dalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka ( Dale Yoder )

2. Manajemen personalia adalah lapangan manajemen yang bertalian dengan perencanaan,


pengooganisasian dan pengendalian bermacam-macam fungsi pengadaan, pengembangan,
pemeliharaan dan pemanfaatan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga :

a. Tujuan untuk apa perkumpulan didirikan dan dicapai secara efisien dan efektif.

b. Tujuan semua pegawai dilayani sampai tingkat optimal.

c. Tujuan masyarakat diperhatikan dan dilayani dengan baik ( Michel J.Jucius )


B. KOMPONEN MSDM DI PUSKESMAS

Tenaga kerja manusia pada dasarnya dibedakan atas pengusaha, karyawan dan pemimpin.
Penerapan MSDM pada Puskesmas, maka komponen MSDM yang ada meliputi:

1. Pengusaha
Sebagai organisasi pemerintah yang mempunyai tujuan organisasi bersifat pengabdian
sosial, yang dipandang sebagai pengusaha disini adalah Pemerintah baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Pemerintah menjamin kelangsungan kegiatan pelayanan
kesehatan yang dijalankan oleh Puskesmas. Modal yang diinvestasikan pemerintah tadi
dapat berupa anggaran atau pembiayaan operasional kegiatan Puskesmas, biaya subsidi
pelayanan kesehatan dasar dan biaya subsidi Jaminan kesehatan masyarakat miskin

2. Karyawan
Karyawan di Puskesmas merupakan kekayaan utama ( asset ) yang menentukan baik
buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan. Kualitas dan kuantitas karyawan sebanding
dengan beragamnya keahlian / profesi yang ada di Puskesmas. Semakin banyak karyawan
maka pelayanan menjadi efisien karena pelayanan menjadi cepat, mudah ditemui dan
terarah. Semakin beragam profesi yang ada maka pelayanan kesehatan menjadi efektif
karena semakin beragam jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan.

3. Pemimpin atau manajer


Pemimpin yang ada di Puskesmas terdiri atas kepala Puskesmas , kepala unit program dan
pengelola program kegiatan.
Kepala Puskesmas merupakan pejabat struktural yang ditunjuk dan dilantik oleh
pemerintah. Kriteria personalia kepala Puskesmas dipersyaratkan haruys seorang sarjana di
bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat,
misalnya Dokter, Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sarjana Farmasi, Sarjana Keperawatan.
Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di tingkat
kecamatan. Sesuai tanggung jawab tersebut dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam
penyelenggaraaan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan , menurut Depkes RI
(2006) maka jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III B.
Kepala unit program dan pengelola program merupakan pejabat fungsional yang diberikan
tugas tambahan. Umumnya pejabat kepala unit dan pengelola disesuaikan dengan jabatan
fungsional yang menjabat sehingga keahlian yang dimiliki sesuai dengan tugas-tugas
program yang akan dijalankan.
METODE PENDEKATAN MSDM DI PUSKESMAS
Metode pendekatan MSDM di Puskesmas umumnya lebih mengarah kepada metode
pendekatan sistem sosial dimana manajer atau Kepala Puskesmas menyadari bahwa tujuan
organisasi akan tercapai jika terbina hubungan kerjasama yang harmonis antar sesama
karyawan, serta terjadi interaksi yang baik diantara semua karyawan. Setiap karyawan
betapapun rendah kedudukannya dan kecil jasanya harus tetap mendapa penghargaan yang
baik agar tujuan organisasi tercapai. Metode pendekatan sosial lebih mengutamakan kepada
hubungan harmonis,interaksi yang baik, saling menghargai, saling membutuhkan dan saling
mengisi sehingga terdapat suatu total sistem ( input,proses dan output ) yang baik. Kepala
Puskesmas haruslah menyadari bahwa dia membutuhkan bantuan, loyalitas dan partipasi dari
karyawan. Pendekatan system sosial menekankan kepada kesadaran atas tugas dan tanggung
jawab setiap individu maupun kelompok agar kepuasan kerja karyawan dan tujuan Puskesmas
mencapai hasil yang optimal.

C. FUNGSI MSDM DI PUSKESMAS

1. Perencanaan
Perencanaan tenaga kesehatan di Puskesmas harus sesuai dengan tingkat kebutuhan
Puskesmas dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan yang baik dimulai dengan
menetapkan program kepegawaian. Jumlah dan macam profesi tenaga kesehatan di tiap
Puskesmas tentu berbeda . Puskesmas di perkotaan akan berbeda SDM nya dengan
Puskesmas di pedesaan. Puskesmas rawat inap dan UGD akan lebih berbeda lagi dengan
Puskesmas biasa . Perencanaan SDM Puskesmas akan disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan Puskesmas itu sendiri.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian karyawan Puskesmas mengacu kepada peraturan dan perundangan
pemerintah yang berlaku dimana setiap karyawan akan ditetapkan pembagian kerja,
hubungan kerja, delegasi wewenang integrasi dan koordinasinya dalam struktur organisasi
Puskesmas.

3. Pengarahan
Pengarahan karyawan Puskesmas ditentukan dengan kebijakan Kepala Puskesmas. Tiap
karyawan akan diarahkan agar dapat bekerjasama dan bekerja efektif serta efisien dalam
membantu tercapainya tujuan Puskesmas. Tiap karyawan diharuskan memliki rencana
kerja program masing- masing dan langkah- langkah strategi untuk pencapaian rencana
kegiatan tersebut.

4. Pengendalian
Pengendalian atau controlling karyawan Puskesmas selama ini meliputi kehadiran,
kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan
pekerjaan. Pengendalian dilakukan melalui penilaian yang dilakukan setiap tahun berupa
Daftar Penilaian Prestasi Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3).

5. Pengadaan
Proses pengadaan karyawan Puskesmas yang juga merupakan pegawai atau aparatur
pemerintah selama ini dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Puskesmas
hanya mengusulkan pengadaan pegawai berupa jumlah dan jenis profesi yang dibutuhkan
kepada Dinas Kesehatan.

6. Pengembangan
Pengembangan karyawan Puskesmas dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat)
yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Ada dua macam pendidikan dan pelatihan yang
dijalankan, yaitu diklat teknis dan diklat fungsional.

7. Kompensasi
Sebagai aparatur pemerintah, kompensasi yang diberikan kepada karyawan Puskesmas
adalah gaji pokok pegawai yang diterima rutin setiap bulan, tunjangan fungsional dan
tunjangan kinerja.

8. Pengintegrasian
Pengintegrasian antara kepentingan Puskesmas dan kepentingan karyawan selama ini
dijalankan secara demokratis agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling
menguntungkan. Program-program Puskesmas yang merupakan tujuan Puskesmas harus
dijalankan oleh setiap karyawan, sebaliknya Puskesmas juga harus memperhatikan hak-
hak karyawannya, seperti cuti, mendapatkan gaji dan mendapatkan tunjangan lainnya bila
mampu.

9. Pemeliharaan
Pemeliharaan kesehatan karyawan Puskesmas dan keluarganya telah diatur oleh
perusahaan asuransi kesehatan milik pemerintah, yaitu PT.Askes. Melalui Askes,
pemeliharaan kesehatan karyawan Puskesmas terjamin walaupun pada kenyataannya
belum terpenuhi secara optimal. Sebagai pekerja kesehatan yang
membantu PT.Askes dalam menjalankan programnya, pemeliharaan kesehatan yang
mereka berikan belum maksimal, misalnya belum adanya pemeriksaan rutin kesehatan
secara berkala terhadap setiap karyawan Puskesmas yang beresiko tinggi.

10. Kedisiplinan
Kedisiplinan karyawan Puskesmas yang juga aparatur pemerintah adalah kesadaran
mereka sebagai pegawai untuk mentaati peraturan- peraturan kepegawaian yang berlaku
saat ini.

11. Pemberhentian
Sebagai aparatur pemerintah, pemberhentian karyawan Puskesmas tidak dapat dilakukan
oleh Kepala Puskesmas. Pemberhentian dilakukan oleh BKD berdasarkan keputusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap pelanggaran- pelanggaran
peraturan kepegawaian yang dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan

PENGADAAN KARYAWAN PUSKESMAS

Pengadaan adalah fungsi operasional pertama manajemen SDM. Pengadaan karyawan


merupakan masalah penting , sulit dan kompleks kerena untuk mendapatkan dan
menempatkan orang-orang yang kompeten serasi serta efektif tidaklah semudah membeli dan
menempatkan mesin (SP Hasibuan,2008)
Dalam manajemen SDM, karyawan adalah asset utama perusahaan. Sedangkan dalam
manajemen personalia karyawan dianggab sebagai factor produksi yang harus dimanfaatkan
secara produktif.
Pengadaan karyawan Puskesmas tidak terlepas dengan pengadaan apatur atau pegawai negeri
sipil yang dilakukan pemerintah. Kualitas dan kuantitas karyawan yang dicari harus sesuai
dengan kebutuhan Puskesmas yang ada berdasarkan usulan Puskesmas ke Dinas Kesehatan
sebelumnya.

A. Analisis Pekerjaan Karyawan Puskesmas


Analisis pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus
dikerjakan dalam suatu perusahaan atau instansi agar tujuan tercapai. Analisis pekerjaan akan
memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan,standar pekerjaan, konteks pekerjaan,
pengerahan personalia, prilaku manusia dan alat- alat yang dibutuhkan.
Analisis pekerjaan karyawan Puskesmas sejalan dengan peran Puskesmas sebagai pusat
pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama atau dasar di masyarakat. Karyawan Puskesmas
didominasi oleh tenaga kesehatan dari beragam profesi. Semakin kompleks pelayanan yang
diberikan, tingginya kunjungan orang yang memerlukan pelayanan, Puskesmas di perkotaaan
atau Puskesmas dengan fasilitas tertentu tentu semakin banyak dan beragam karyawan yang
dibutuhkan. Sebagai standar minimal jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah berdasarkan
enam program kesehatan wajib dan satu atau lebih program pengembangan.

B. Uraian Pekerjaan dan Uraian Jabatan Karyawan Puskesmas


1. Uraian Pekerjaan dan spesifikasi Pekerjaan
Berdasarkan jabatan fungsional yang ada di Puskesmas, maka uraian jabatan yang
diformasikan adalah :
a. Dokter , lulusan Pendidikan Kedokteran Umum dan Profesi dokter, jabatan minimal
pertama diangkat adalah Dokter Pertama golongan ruang III b
b. Gokter gigi, lulusan Pendidikan Kedokteran gigi dan Profesi dokter gigi, jabatan
minimal adalah Dokter gigi Pertama golongan ruang III b
c. Apoteker, lulusan Pendidikan Apoteker dan Profesi apoteker, jabatan minimal adalah
Apoteker Pertama golongan ruang III b
d. Perawat, lulusan Pendidikan Akademi perawat atau S 1 Keperawatan, jabatan minimal
adalah Perawat Pelaksana / II c ( lulusan D III ) atau Perawat Pertama golongan ruang
III a ( Lulusan S 1 Keperawatan )
e. Bidan, lulusan Pendidikan Diploma I/III Akademi kebidanan, jabatan minimal adalah
Bidan Pelaksana Pemula golongan ruang II a (Lulusan DI kebidanan) atau Bidan
Pelaksana / II c ( lulusan D III Kebidanan)
f. Sanitarian dan Nutrisionis,lulusan Pendidikan Akademi Kesehatan Lingkungan / gizi,
jabatan minimal adalah Sanitarian atau nutrisionis pelaksana / II c ( lulusan D III )
g. Perawat gigi dan analis kesehatan , lulusan Sekolah Pembantu Rawai Gigi atau Sekolah
Menengah Analis Kesehatan, jabatan minimal adalah perawat gigi pelaksana pemula
dan pranata laboratorium kesehatan pelaksana pemula ( Lulusan SPRG dan SMAK)
2. Uraian Jabatan
a. Kepala Puskesmas, seorang sarjana kesehatan , minimal golongan III b,
b. Kepala Urusan Tata Usaha, Sarjana umum/ kesehatan, minimal golongan III a, eselon
IV b
c. Kepala Unit Program atau pengelola Program , seorang tenaga fungsional yang diberi
tugas tambahan

PENGEMBANGAN KARYAWAN PUSKESMAS


Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui
pendidikan dan latihan ( SP Hasibuan ,2008)
Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan
kemampuan manusia Indonesia, jasmaniah dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup,
baik didalam maupaun diluar sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan
masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila ( Inpres RI No.15/ 1974)
Latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untk memperolah dan
meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relative
singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. ( Inpres
RI No.15/ 1974)

A. METODE PENGEMBANGAN KARYAWAN


Program pengembangan karyawan Puskesmas terikat dengan program pengembangan
Aparatur/ Pegawai Negeri sipil yang dilakukan oleh instansi pemerintah seperti Departemen
Kesehatan, Pemerintah Propinsi/ Daerah dan atau Badan Diklat terkait, seperti Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan ( Bapelkes).
Sebagai aparatur atau pegawai negeri sipil, ada dua macam Diklat yang dapat diikuti oleh
karyawan Puskesmas, yaitu diklat struktural dan diklat fungsional.
1. Diklat Struktural
Diklat struktural merupakan diklat penjenjangan jabatan struktural yang dilaksanakan
sebagai persiapan seorang pegawai negeri sipil untuk menempati posisi eselonering
jabatan tertentu sesuai pangkat , jabatan , pengalaman dan prestasi yang bersangkutan.
Diklat struktural karyawan Puskesmas umumnya yang pernah diikuti adalah Diklat
Prajabatan golongan II atau III. Diklat struktural selanjutnya tidak diikuti karena hampir
semua karyawan Puskesmas merupakan pejabat fungsional. Diklatpim biasanya hanya
diiukuti oleh mereka yang berkeinginan, dipromosikan atau yang telah duduk pada jabatan
struktural tertentu, Misalnya Kepala Puskesmas, Kepala Urusan Tata Usaha, Kepala Seksi
dan Kepala Bidang di Dinas Kesehatan.
2. Diklat Fungsional
Diklat fungsional merupakan diklat yang diperuntukan bagi PNS yang menduduki jabatan
fungsional tertentu yang dilakukan sebagai pembekalan bagi yang bersangkutan untuk
melaksanakan tugas, tanggung jawab dan kewajibannya selanjutnya.
Beberapa diklat fungsional tenaga kesehatan yang sering dilakukan, misalnya ;
a. Diklat fungsional tenaga Dokter / dokter gigi
b. Diklat fungsional tenaga Perawat
c. Diklat fungsional tenaga Bidan
d. Diklat fungsional tenaga Epidemiologi Kesehatan
3. Diklat Teknis
Diklat teknis merupakan diklat fungsional tambahan bagi karyawan yang dalam tugas
fungsionalnya diserahi bidang pekerjaan tertentu yang diharuskan memiliki keahlian lebih
terhadap bidang pekerjaan tersebut. Diklat teknis biasanya dilakukan sebagai persiapan
seseorang untuk memegang suatu pekerjaan yang memerlukan tingkat keahlian, ketelitian
dan keakuratan yang spesifik , pada masa pendidikan sebelumnya keahlian tersebut belum
atau tidak pernah didapatkan .
Beberapa diklat teknis fungsional kesehatan yang sering dilakukan, misalnya ;
a. Diklat teknis Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS )
b. Diklat teknis Petugas Imunisasi Puskesmas
c. Diklat teknis Petugas TBC Puskesmas
d. Diklat teknis Petugas Diare Puskesmas
e. Diklat teknis Petugas Kusta Puskesmas
f. Diklat teknis petugas Laboratorium Puskesmas
B. PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN
Penilainan prestasi karyawan adalah penilaian terhadap prestasi kerja yaitu menilai rasio hasil
kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.
Sebagai aparatur Negara, penilaian prestasi karyawan Puskesmas mengikuti standar penilaian
umum yang berlaku pada penilaian prestasi pekerjaan pegawai negeri sipil berdasar peraturan
kepegawaian saat ini, yaitu dengan menetapkan penilaian prestasi pekerjaaan yang terhimpun
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaaan Pegawai Negeri Sipil (DP3) setiap akhir
tahun.
Ada delapan unsur yang dinilai pada format DP 3 saat ini yang berlaku juga untuk penilaian
karyawan Puskesmas, yaitu ; Kesetiaan, Prestasi kerja, Tanggung jawab, Ketaatan, Kejujuran,
Kerjasama, Prakarsa, Kepemimpinan.
Hasil penilaian DP 3 karyawan Puskesmas akan sangat berguna untuk promosi yang
bersangkutan ke jenjang kepangkatan selanjutnya, terutama pejabat fungsional yang
dimungkinkan untuk dapat naik pangkat lebih cepat dibandingkan staf atau pejabat struktural.
Hasil penilaian DP 3 juga mempengaruhi kebijakan Pimpinan atau Kepala Puskesmas
terhadap kelangsungan jabatan fungsional yang bersangkutan. Misalnya, bila dalam empat
tahun seorang pejabat fungsional tidak mampu mengumpulan angkat kredit minimum , maka
pejabat fungsional harus mendapat teguran tertulis bahkan sampai pencabutan jabatan dan
tunjangan fungsional yang bersangkutan bila toleransi waktu pemenuhan nilai angka kerdit
tadi tidak pula mampu terpenuhi

Sumber:

https://lubukhatiku.wordpress.com/2009/08/18/manajemen-sdm-di-puskesmas/

http://lewatmana.com/lokasi/44055/puskesmas-jati-warna/

https://www.scribd.com/document/368711773/Unsur-Manajemen-Puskesmas-Sungkai

Anda mungkin juga menyukai