Anda di halaman 1dari 11

JIMKESMAS

JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT


VOL. 2/NO.7/ AGUSTUS 2017; ISSN 2502-731X

STUDI PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)


DI PUSKESMAS MOKOAU KOTA KENDARI TAHUN 2017

Siti Indrayani1 Ambo Sakka2 Paridah3


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo123

ABSTRAK
Bantuan Operasional Kesehatan merupakan bantuan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk
percepatan pencapaian target prioritas nasional khususnya MDGs bidang kesehatan tahun 2015, melalui peningkatan
kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes/Polindes, Posyandu dan UKBM lainnya dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Pelaksanaan pengelolaan dana BOK masih belum berhasil
digunakan di Puskesmas Mokoau disebabkan masih ada program yang ditunjang oleh dana BOK yang cakupannya
belum mencapai target SPM. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengelolaan dana BOK di
Puskesmas Mokoau Kota Kendari tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan indepth interview
dan dengan pendekatan fenomenologis. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam pada informan kunci
(Kepala Puskesmas sekaligus Bendahara BOK dan Pegawai Dinas Kesehatan Pengelola BOK) yang terlibat secara
langsung dalam pengelolaan dana BOK, dan informan biasa (programmer yaitu tenaga kesehatan yang berjumlah 4
orang) yang mengamati serta terlibat dalam pelaksanaan pengelolaan dana BOK. Hasil penelitian menunjukan bahwa
perencanaan dilakukan pada awal tahun dalam mini lokakarya. Pelaksanaan yang perlu diperhatikan yaitu Jadwal
kegiatan disesuaikan dengan jadwal di POA, target SPM. Pencatatan dan pelaporan meliputi hasil pencapaian target
kegiatan yang dilakukan, penggunaan dana, waktu pelaksanaan serta dilengkapi bukti penggunaan dana. Namun dalam
pelaksanaannya masih ada keterlambatan programmer dalam pembuatan SPJ, serta masyarakat yang tidak peduli
dengan lingkungan dan kesehatannya.

Kata kunci: Perencanaan, Pelaksanaan, Pencatatan dan Pelaporan Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Kesehatan

STUDY OF HEALTH OPERATIONAL ASSISTANCE FUNDS (BOK) MANAGEMENT IN


THE MOKOAU PUBLIC HEALTH CENTER OF KENDARI IN 2017

Siti Indrayani 1 Ambo Sakka 2 Paridah 3


Faculty of Public Health 123 haluoleo university

ABSTRACT
Health Operational Assistance is a central government assistance to Local Government to accelerate the
achievement of national priority targets, especially MDGs in the health sector in 2015, through improving the
performance of Public Health Center (PHC) and its network also Poskesdes / Polindes, Posyandu and other UKBM in
providing promotive and preventive health services. Implementation of BOK funds management has not been
successfully implemented in Mokoau PHC because there are still programs supported by BOK funds whose coverage has
not reached the target of SPM. This study aims to obtain information on the management of BOK funds at Mokoau PHC
of Kendari in 2017. This research was qualitative research with in-depth interviews and phenomenological approach. The
primary data obtained through interviews to key informants (Head and of PHC at once Exchequer of BOK and staff of
Health Agency BOK maintainer) who are directly involved in the management of BOK funds, and usual
informant (programmer which are the health personnels consist of 4 people) who observe and involved in the
implementation of BOK funds management. The results showed that planning was done at the beginning of the year in
mini workshops. Implementation to be notice was schedule of activities fit to the schedule in the POA, SPM
target. Recording and reporting includes the target achievement of the undertaken activities, the use of funds, the time
schedule and completed with the evidence of the funds use. But in the implementation, there was still programmers delay
in making SPJ, also people who do not care about their environment and health.

Keywords: Planning, Implementation, Recording and Reporting of Health Operational Assistance Funds management

1
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ AGUSTUS 2017; ISSN 2502-731X

PENDAHULUAN 31,14%, dan Maluku sebesar 25,07%. Sedangkan capaian


Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang terendah terdapat di Provinsi Bali sebesar 9,45%, Jawa
merupakan bantuan pemerintah pusat kepada Timur sebesar 10,8%, dan Banten sebesar 11,21%
pemerintah daerah untuk mendukung operasional (Kemenkes RI, 2015).
Puskesmas, saat ini telah memasuki tahun ke-enam. Pada Alokasi dana BOK tahun 2015 di Provinsi Sulawesi
periode Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tenggara yang terdiri dari 280 Puskesmas yang tersebar di
(Renstra Kemenkes) tahun 2010 – 2014, BOK telah banyak 14 Kabupaten sebanyak Rp. 44.839.354.000. Alokasi dana
membantu dan sangat dirasakan manfaatnya oleh BOK di Kota Kendari, sebesar Rp. 1.107.579.000 yang
Puskesmas dan kader kesehatan di dalam pencapaian terdiri dari 15 Puskesmas (Dinkes Sultra, 2015). Untuk
program kesehatan prioritas nasional, khususnya kegiatan alokasi dana BOK di Puskesmas Mokoau tahun 2015
promotif preventif sebagai bagian dari upaya kesehatan sebesar Rp. 90.000.000 (Puskesmas Mokoau, 2015).
masyarakat (Kemenkes RI, 2015). Dalam pelaksanaannya, pengelolaan dana BOK
Alokasi dana BOK di Indonesia untuk tahun 2011 sejak tahun 2015 masih belum berhasil digunakan di
yaitu: (1) Sumatera ada sekitar 2.271 Puskesmas rata-rata Puskesmas Mokoau disebabkan karena belum pernah
mendapatkan dana BOK sebesar Rp. 75.000.000; (2) Jawa- dilakukan pelatihan pengelolaan dana BOK di Puskesmas
Bali ada sekitar 3.617 Puskesmas rata-rata mendapatkan serta masyarakt yang acuh tak acuh terhadap upaya-
dana BOK sebesar Rp 75.000.000; (3) Kalimantan ada upaya kesehatan yang disampaikan oleh pemegang
sekitar 836 Puskesmas rata-rata mendapatkan dana BOK program dalam sosialisasi dan monitoring sehingga masih
sebesar Rp 100.000.000; (5) Maluku ada sekitar 256 ada beberapa program yang ditunjang oleh dana BOK
Puskesmas rata-rata mendapatkan dana BOK sebesar Rp yang cakupannya belum mencapai target yang ditetapkan
200.000.000; (6) Nusa Tenggara ada sekitar 458 dalam perencanaan kesehatan Puskesmas Mokoau. Hal
Puskesmas rata-rata mendapatkan dana BOK sebesar Rp ini masih menjadi masalah yang harus diselesaikan oleh
250.000.000; dan (7) Papua ada sekitar 403 Puskesmas Puskesmas sehubungan dengan pengelolaan dana BOK
rata-rata mendapatkan dana BOK sebesar Rp (Profil Puskesmas Mokoau, 2015).
250.000.000. Puskesmas di tujuh wilayah tersebut Beberapa program yang ditunjang oleh BOK yang
dijadikan uji coba untuk mengetahui berapa banyak dana belum berhasil seperti halnya upaya promosi kesehatan
operasional yang dibutuhkan Puskesmas agar kegiatannya masyarakat untuk program rumah tangga sehat hanya
optimal (Litbang Kemenkes RI, 2011). mencakup 50% dari target >80%, persentase rumah
Program dikatakan berhasil jika target atau tujuan tangga yang menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan
tercapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. sehat) hanya mencakup 51,0% dari target 100%.
Dana BOK ini memiliki tujuan atau target bahwa mampu Sedangkan untuk cakupan kegiatan PERKESMAS
membantu puskesmas dalam memberikan SPM kepada (pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat) januari
masyarakat sehingga tercapainya cakupan program sampai dengan desember 2015 untuk program
puskesmas. (Paraswana, 2014). Di Indonesia program pembinaan keluarga hanya mencakup 77% dari target
yang ditunjang oleh dana BOK rata-rata sudah mencapai 87% (Profil Puskesmas Mokoau, 2015).
target SPM (Standar Pelayanan Minimal), namun masih Untuk program pelayanan dasar KIA (kesehatan ibu
ada beberapa provinsi yang belum mencapai target SPM dan anak) bulan januari sampai dengan desember 2015
yaitu cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada pada kegiatan pemberian KF3 (kunjungan nifas 3) hanya
tahun 2015 telah memenuhi target Rencana Strategis mencakup 83,5% dari target 90%, untuk KB (keluarga
(Renstra) Kementerian Kesehatan sebesar 72%, namun berencana) hanya mencakup 70,8% dari target 82%, untuk
demikian, terdapat lima provinsi yang belum mencapai Apras (anak pra sekolah) dan penjaringan anak sekolah
target tersebut yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa hanya mencakup 56% dan 95% dari target 80% dan 100%.
Tenggara Timur, dan Sulawesi Tengah. Cakupan ibu hamil Sedangkan cakupan program imunisasi rutin januari
mendapat tablet Fe3 (Feron 3) tahun 2015 sebesar sampai dengan desember 2015 untuk kegiatan imunisasi
85,17%, tidak berbeda jauh dibanding tahun 2014 yang TT1 (tetanus teksoid I) dan TT2 (tetanus teksoid II) hanya
sebesar 85,1%. Provinsi dengan cakupan Fe3 tertinggi mencakup 86,8% dan 83,0% dari target 100% (Profil
yaitu DKI Jakarta (97,12%) dan yang terendah Provinsi Puskesmas Mokoau, 2015).
Papua (24,36%). Demikian pula halnya dari program kesling
Persentase peserta KB (Keluarga Berencana) baru (kesehatan lingkungan) januari sampai dengan desember
terhadap pasangan usia subur di Indonesia pada tahun 2015 untuk pengendalian vektor rumah bebas jentik
2015 sebesar 13,46%. Angka ini lebih rendah hanya mencakup 91% dari target 95%. Pengawasan dan
dibandingkan capaian tahun 2014 yang sebesar 16,51%. pemberantasan TPM (tempat pengelolan makanan) dan
Tiga provinsi yang memiliki persentase tertinggi yaitu TTU (tempat-tempat umum) untuk Warung makan
Maluku Utara sebesar 57,85%, DKI Jakarta sebesar mencakup 66% dari target 75%, sedangkan Kantin sehat

2
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ AGUSTUS 2017; ISSN 2502-731X

mencakup 70% dari target 75% (Profil Puskesmas pada Juknis yang dibahas dalam rapat mini lokakarya.
Mokoau, 2015). Berikut penjelasannya:
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti “Ini menyusun perencanaan ada semacam pertemuan,
dengan melakukan wawancara pada pengelola dana BOK namanya pertemuan penyusunan perencanaan BOK
di Puskesmas Mokoau, menyatakan bahwa terdapat yang dibahas dalam rapat minlok dan itu biasanya
kesulitan dalam hal pelaksanaan dan pembuatan laporan diadakan di awal tahun. Setelah menyusun mereka
pengelolaan dana BOK karena belum adanya pelatihan asistensi tingkat kota. Jadi mereka tampilkan semua
khusus tentang BOK yang dilaksanakan di Puskesmas perencanaannya terus dikoreksi sama tim dinas
sehingga hal ini mengakibatkan kurang optimalnya sesuaikan dengan pagu anggaran, maksudnya
pengelolaan dana BOK di Puskesmas Mokoau. Melihat kuotanya dia berapa jumlahnya yang harus di cairkan,
permasalahan tersebut maka perlu diadakan penelitian dananya tidak boleh lebih dan tidak boleh
tentang “Studi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional kurang..”(Informan kunci NM, 35 Tahun, waktu
Kesehatan (BOK) di Puskesmas Mokoau Kota Kendari wawancara 24 Maret 2017).
tahun 2017”. Pihak Yang Terlibat Dalam Penyusunan BOK
METODE Pihak yang terlibat dalam penyusunan POA BOK
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Puskesmas, yaitu pengelola BOK dalam hal ini Kepala
kualitatif dengan indepth interview menggunakan Puskesmas dan Bendahara BOK, serta Pelaksana BOK
pendekatan fenomenologis yang bertujuan untuk dalam hal ini programmer yang akan menjalankan
menganalisis secara mendalam yang ada di lapangan program melalui dana BOK. Serta untuk rapat mini
mengenai studi pengelolaan dana BOK di Puskesmas lokakarya yang 3 bulan dan tahunan Puskesmas juga
Mokoau Kota Kendari tahun 2016. Dimana laporan mengundang lintas program dan lintas sektoral seperti
penelitian kualitatif berisi kutipan dari data/fakta Kepala Dinas Kesehatan Kota, Camat dan Kepala
mengenai pengelolaan dana BOK di Puskesmas Mokoau Kelurahan. Hal ini sesuai penjelasan Informan kunci IFN
untuk memberikan ilustrasi yang utuh dan memberikan sebagai berikut:
dukungan terhadap apa yang disajikan. Penelitian ini akan “Yang terlibat dalam penyusunan POA BOK yaitu
dilaksanakan pada bulan maret 2017, bertempat di pengelola BOK dalam hal ini Kepala Puskesmas,
Puskesmas Mokoau Kota Kendari. bendahara BOK serta pelaksana BOK dalam hal ini
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN programmer sebagai kordinator yang akan
Berdasarkan kerangka pemikiran yang peneliti menjalankan program melalui dana BOK. Kalau untuk
gunakan, maka wawancara dalam penelitian ini diarahkan yang 3 bulan dan tahunan kami juga mengundang dari
ke dalam tiga variabel yakni perencanaan, pelaksanaan, lintas program dan lintas sektoral seperti Dinas
pencatatan dan pelaporan untuk mengetahui bagaimana Kesehatan Kabupaten, camat dan Kepala
pengelolaan dana bantuan operasional kesehatan (BOK) Kelurahan..”(Informan Kunci IFN, 36 Tahun, waktu
di Puskesmas Mokoau Kota Kendari Tahun 2017. wawancara: 23 Maret 2017).
1. Perencanaan Pernyataan tersebut di atas diperkuat lagi oleh
Perencanaan pengelolaan dana BOK di Puskesmas pernyataan Informan kunci NM berikut pernyataannya:
Mokoau diambil per program sesuai juknis dengan “Biasa itu yang terlibat itu yah Kepala Puskesmas,
melihat kegiatan-kegiatan yang paling prioritas untuk Bendahara BOK serta seluruh staf Puskesmas. Ada
meningkatkan kesehatan masyarakat yang akan dibahas juga dari Dinas ikut hadir. Yah saya kira seperti
dalam rapat mini lokakarya yang diadakan pada awal itu...”(Informan kunci NM, 35 Tahun, waktu
bulan tahun berjalan. Hal ini sesuai dengan penjelasan wawancara 24 Maret 2017).
informan kunci IFN sebagai berikut: Dasar-dasar Yang Digunakan Untuk Penyusunan
“Dalam penyusunan perencanaan itu kita ambil per Perencanaan
program jadi masing-masing programmer membuat Dasar-dasar yang digunakan dalam penyusunan
daftar program dulu sesuai juknis dengan melihat perencanaan BOK Puskesmas Mokoau yaitu berdasarkan
kegiatan yang paling prioritas untuk meningkatkan juknis tahun 2015 dan berdasarkan SK Kepala Dinas
kesehatan masyarakat yang dibahas melalui rapat Kabupaten Kota serta disesuaikan dengan target yang ada
mini lokakarya yang dilaksanakan pada awal bulan di SPM, dengan melihat kegiatan yang mempunyai daya
tahun berjalan.”(Informan Kunci IFN, 36 Tahun, waktu ungkit tinggi dan yang menjadi masalah-masalah prioritas
wawancara: 23 Maret 2017). dilapangan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Informan
kunci NM sebagai berikut:
Ketentuan dalam menyusun perencanaan
diungkapkan pula oleh informan kunci NM dan informan “Dasarnya disesuaikan dengan juknis dan target yang
biasa DS, dimana penyusunan perencanaan berpedoman ada di SPM, tapi awalnya itu harus ditau dulu pagunya

3
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ AGUSTUS 2017; ISSN 2502-731X

berapa, kemudian besarnya anggaran itu disesuaikan “Yang jadi hambatannya kita disini petugas lapangan
dengan kebutuhan terus disesuaikan dengan masalah- yang menjadi kendala itu hanya karena
masalah prioritas dilapangan...”(Informan kunci NM, masyarakatnya yang acuh tak acuh dan
35 Tahun, waktu wawancara 24 Maret 2017). selalu,selalu,selalu harus diingatkan terus itulah
Selain itu juga beberapa Informan biasa mungkin, tapi kalau dalam penyusunan POA kita tidak
menambahkan bahwa dasar yang digunakan disesuaikan ada hambatan, karena terjalin suatu komunikasi yang
dengan juknis serta harus memperhatikan waktu, dana bagus toch dengan pengelola BOK”(Informan biasa NS,
dan indikator keberhasilan program. Berikut 48 Tahun, 21 Maret 2017).
penjelasannya: Begitu pula dengan pernyataan yang diungkapkan
“Dasarnya harus sesuai dengan juknis, karena tidak oleh Informan biasa AS dan NN, yang menyatakan bahwa
bisa kita dikasi dana kalau tidak sesuai dengan tidak ada kendala dalam penyusunan perencanaan.
juknis...”(Informan Biasa NS, 48 Tahun, waktu Berikut transkip hasil wawancaranya:
wawancara 21 Maret 2017). “E..selama ini tidak ada hambatan, karena ee karena
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan penyusunan perencanaannya kan sesuai dengan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Tugas pokok dan fungsi promkes itu sendiri”(Informan
penyusunan POA BOK di Puskesmas Mokoau yaitu Juknis biasa AS, 40 tahun. 20 Maret 2017).
dan Peaturan Daerah, prioritas program, kualitas Terkait Evaluasi Yang Tidak Sesuai Dengan Perencanaan
sumberdaya manusianya serta waktu dan dananya juga Serta Cara Mengatasinya
harus diperhatikan, hal ini sesuai dengan penjelasan Ketika evaluasi tidak sesuai dengan perencanaan
informan kunci IFN dan NM berikut ini: maka solusinya yaitu Kepala Puskesmas mengadakan
“Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu Juknis dan rapat kembali dengan masing-masing programmer untuk
Peraturan Daerah, kemudian prioritas program yang membahas dan melihat permasalahannya mengapa bisa
akan dimasukkan di POA, dan e,,kualitas sumber daya terjadi ketidaksesuaian antara perencanaan dengan
manusia” (Informan Kunci IFN, 36 Tahun, waktu evaluasi. Hal ini sesuai dengan keterangan yang
wawancara: 23 Maret 2017). disampaikan oleh Informan kunci IFN yang pernyataannya
“Yang perlu diperhatikan itu mungkin Juknisnya yah, sebagai berikut:
karena saya kira jelas sekali kalau dalam penyusunan “Ketika evaluasi tidak sesuai dengan perencanaan
perencanaan itu tidak boleh keluar dari Juknis, maka solusinya yaitu kita adakan rapat dengan
kemudian juga waktu dan dananya juga yang harus masing-masing programer untuk melihat dan
diperhatikan”(Informan Kunci NM, 35 Tahun, waktu mereview kembali apa masalahnya kenapa bisa itu
wawancara 24 Maret 2017). tidak sinkron...”(Informan kunci IFN, 36 Tahun, waktu
Hambatan Yang Dihadapi Dalam Menyusun wawancara 23 Maret 2017).
Perencanaan Selain itu juga beberapa informan biasa
Hambatan yang dihadapi saat menyusun menambahkan bahwa, apabila evaluasi tidak sesuai
perencanaan BOK yaitu adanya pengklaiman jumlah dana dengan penyusunan perencanaan maka mereka akan
oleh programmer, hal ini sesuai dengan keterangan yang melakukan swiping atau melihat kembali kenapa bisa
disampaikan oleh Informan kunci NM dan Informan kunci sampai terjadi ketidaksesuaian atara perencanaan dengan
IFN, yaitu sebagai berikut: evaluasi:
“Kalau hambatan dalam perencanaan itu biasa masih “Jika pada saat pelaksanaan ada ketidaksesuaian
ada programmer yang mengklaim anggaran, misalnya antara target dengan sasaran maka kita lihat kembali
kenapa anggaran saya terlalu kecil, atau kenapa apa yang kurang dari yang kita lakukan sebelumnya.
anggaran saya terlalu besar, tapikan kita harus Kalau perencanaan target pemberian tablet kapsul
sesuaikan dengan juknis yang ada, nda bisa kita buat vitamin A yaitu 100% misalnya dalam pelaksanaannya
program banyak kalau juknisnya memang tidak ada kita hanya dapat 70% atau 80% maka kita akan
jadi kita sesuaikan dengan juknis yang ada baru kita melakukan swiping dengan kunjungan langsung ke
anggarkan sesuai dengan fungsionalnya...”(Informan rumah-rumah...”(Informan biasa DS, 42 Tahun, waktu
Kunci IFN, 36 Tahun, waktu wawancara 23 Maret wawancara 20 Maret 2017).
2017). Berdasarkan hasil observasi pada poin
Selain itu juga informan biasa NS, menyatakan perencanaan BOK Puskesmas Mokoau mencakup semua
bahwa tidak ada hambatan dalam penyusunan kegiatan promotif dan preventif. Serta pada POA BOK
perencanaan hanya saja terkadang masih ada masyarakat tercantum jumlah anggaran dari masing-masing kegiatan.
yang acuh tak acuh terhadap program yang dijalankan 2. Pelaksanaan
oleh Puskesmas. Berikut transkip wawancaranya: Pelaksanaan adalah suatu proses rangkaian
kegiatan tindak lanjut setelah program atau

4
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ AGUSTUS 2017; ISSN 2502-731X

kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan mempunyai pegangan bahwa kita mempunyai surat
keputusan, langkah yang strategis maupun operasional tugas...”(Informan biasa DS, 42 Tahun, waktu
atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai wawancara 20 Maret 2017).
sasaran dari program yang ditetapkan semula (Nurdin, Terkait Proses Pelaksanaan Program BOK
2002). Dalam pelaksanaan program BOK di Puskesmas
Prosedur Pelaksanaan Setelah Mendapatkan Anggaran Mokoau, yaitu masing-masing programmer turun ke
Sesuai Kebutuhan Yang Direncanakan lapangan dengan membawa surat tugas untuk
Prosedur pelaksanaan setelah mendapatkan melaksanakan kegiatan sesuai profesinya masing-masing,
anggaran sesuai kebutuhan yang direncanakan di serta melakukan evaluasi program. Hal ini sesuai dengan
Puskesmas Mokoau yaitu mengklasifikasikan kegiatan- penjelasan Informan kunci IFN sebagai berikut:
kegiatan yang rutin dilakukan perbulan, kegiatan yang “Prosesnya yaitu masing-masing programmer turun ke
pertriwulan serta kegiatan yang pertahun dan disesuaikan lapangan untuk melaksanakan kegiatannya sesuai
dengan POA kegiatan yang telah disepakati. Setelah itu profesinya masing-masing dengan membawa surat
Kepala Puskesmas memberikan dana yang telah ada tugas dari Kepala Puskesmas. Juga melakukan
kepada masing-masing programmer sesuai dengan evaluasi program”(Informan kunci IFN, 36 Tahun,
kebutuhan yang ditetapkan di POA. Hal ini sesuai dengan waktu wawancara 23 Maret 2017).
hasil wawancara dengan Informan kunci IFN berikut ini: Pernyataan di atas sejalan dengan pernyataan
“Kalau prosedur pelaksanaan setelah mendapatkan yang diungkapkan oleh Informan kunci NM yang
anggaran yaitu kita mengklasifikasikan kegiatan- menyatakan bahwa dalam proses pelaksanaan mulai dari
kegiatan yang rutin perbulan, kegiatan yang perencanaan, penyusunan POA dan pelaksanaannya
pertriwulan dan kegiatan yang persatu tahun sekali. disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan. Berikut
Setelah itu baru dananya diberikan kepada masing- transkip hasil wawancaranya:
masing programmer sesuai dengan kebutuhan yang “Mulai dari perencanaan, penyusunan POA,
ditetapkan di POA untuk masing-masing program. pelaksanaan terus kalau inikan di Puskesmas dia ada
intinya harus disesuaikan dengan POA kegiatan yang mini lokakarya bulanan, jadi disitu ada capaian
telah disepakati bersama”(Informan Kunci IFN, 36 realisasi anggaran termasuk masalah-masalah
Tahun, waktu wawancara 23 Maret 2017). prioritas yang harus diselesaikan”( Informan kunci
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses NM, 35 Tahun, 24 Maret 2017)
Pelaksanaan BOK Hambatan Dalam Pelaksanaan BOK
Mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Mengenai hambatan dalam pelaksanaan BOK,
proses pelaksanaan BOK Puskesmas Mokoau dapat dilihat dapat dilihat pada hasil wawancara dengan Kepala
pada hasil wawancara dengan Informan kunci IFN yang Puskesmas yang mengatakan bahwa hambatan dalam
mengatakan bahwa yang perlu diperhatikan yaitu pelaksanaan yaitu keterlambatan programmer dalam
pelaksanaan kegiatannya tidak bisa dilaksanakan oleh 1 membuat SPJ akibatnya pengumpulan SPJ dari Puskesmas
orang dalam 2 kegiatan di hari yang sama. Berikut ke Dinkes juga terlambat. Berikut pernyataannya:
pernyataannya: “...Kalau hambatan dalam pelaksanaan BOK ini dia
“Kalau hal yang perlu diperhatikan itu yang pertama punya kendala di intern Puskesmas sebenarnya,
pelaksana kegiatannya, dia tidak bisa melaksanakan keterlambatan Programmer dalam pembuatan SPJ
kegiatan dalam 1 hari itu 2 kegiatan dinama yang sehingga bendahara biasa dia kalang kabut, misalnya
sama. Karena itu nanti akan menjadi temuan, Jadi itu tanggal 10 mau disetor, dia tanggal 10 belum da setor
betul betul diperhatikan”(Informan Kunci IFN, 36 sama sekali akhirnya pas masuk bersamaan semua
Tahun, waktu wawancara 23 Maret 2017). padahalkan harus di input dulu di bendahara, akhirnya
Tidak cukup sampai disitu peneliti terus pengumpulan SPJ ke Dinkes juga ikut
mempertanyakan ke Informan biasa terkait hal-hal yang terlambat.”(Informan Kunci IFN, 36 Tahun, waktu
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan BOK yaitu surat wawancara 23 Maret 2017).
tugas, karena tidak bisa melakukan kegiatan tanpa adanya
surat tugas yang jelas. Berikut pernyataannya: Selain itu juga informan biasa NS menambahkan
bahwa kadang terjadi keterlambatan dalam pencairan
“Yah,,,,kalau proses pelaksanaan BOK yang perlu kita dana namun programmer tetap menjalankan programnya
perhatikan yaitu surat tugas, jadi jangan kita sesuai jadwal nanti kalau dananya sudah ada baru
melakukan segala sesuatu tanpa ada surat tugas yang dibayarkan sesuai jumlah yang ada di POA. Berikut
jelas. Kemudian e, surat yang untuk di tujukan kepada pernyataannya:
tempatnya kita bertujuan yah karena itu pegangan “....E,,selama ini untuk dana hambatannya tidak ada,
jangan sampai terjadi apa apa dilapangan, kita sudah hanya saja dananya kadang belum keluar atau

5
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ AGUSTUS 2017; ISSN 2502-731X

terlambat keluar, kita tetap harus menjalankan pusat itu dia biasa dari BPKP...”(Informan kunci NM,
program nanti kalau dananya sudah ada baru kita 35 Tahun, waktu wawancara 24 Maret 2017).
dibayarkan sesuai dengan yang ada 3. Pencatatan dan Pelaporan
dijadwal...”(Informan biasa NS, 48 Tahun, waktu Untuk dapat melakukan kegiatan pencatatan dan
wawancara 21 Maret 2017). pelaporan dengan baik, maka dibutuhkan data dan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan informasi yang tepat dan akurat, karena tanpa adanya hal
bahwa pada POA BOK tercantum hasil pelaksanaan tersebut hasil kegiatan pencatatan dan pelaporan
kegiatan promotif dan preventif yang bersumber dari tersebut akan sangat diragukan kebenarannya.
dana BOK dan jumlah anggaran dari masing-masing Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
kegiatan. Terkait dengan hal-hal yang perlu diperhatikan
Tujuan Pengawasan Dalam Pelaksanaan BOK dalam pencatatan dan pelaporan, Informan kunci IFN
Kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan dana menyatakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu
BOK yaitu bertujuan untuk mengurangi atau menghindari tanggal kegiatan karena tidak bisa dikerjakan ditanggal
terjadinya masalah yang berhubungan dengan yang sama orang yang sama dengan kegiatan yang
penyalahgunaan keuangan negara, atau bentuk berbeda. Berikut hasil wawancaranya:
penyelewengan lainnya. Hal ini sesuai dengan penjelasan “Kalau hal hal yang perlu diperhatikan itu pertama
Informan kunci NM dan IFN berikut ini: ya,,,,seperti tadi tanggal kegiatan itu dia tidak bisa
“Tujuan adanya pengawasan dalam pelaksanaan BOK dikerjakan ditanggal yang sama orang yang sama
yaitu untuk mengurangi atau menghindari terjadinya dengan kegiatan yang berbeda karena nanti akan jadi
masalah yang berhubungan dengan penyalahgunaan temuan nanti pada saat pemeriksaan di Dinkes.
keuangan negara, atau bentuk penyelewengan Karena jika ditemukan hal-hal tersebut maka surat
lainnya”(Informan kunci NM, 35 Tahun, 24 Maret pertanggungjawaban kita tidak akan diterima, akan
2017). dikembalikan oleh Dinkes..”(Informan kunci IFN, 36
“Tujuannya untuk mengontrol kegiatan yang telah Tahun 23 Maret 2017).
dilaksanakan, karena jangan sampai penggunaan Pernyataan di atas ditambahkan pula oleh
dananya tidak sesuai dengan yang Informan biasa NS menyatakan bahwa hal-hal yang perlu
seharusnya”(Informan kunci IFN, 36 Tahun, 23 Maret diperhatikan yaitu format kegiatan yang dibawa oleh
2017). setiap programmer turun ke lapangan, kemudian dari
Pihak Yang Terlibat Dalam Pengawasan Pelaksanaan hasil rekapan tersebut akan dibuatkan laporan
BOK pertanggungjawaban. Kemudian laporan pelaksanaan
Kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan BOK di BOK harus sesuai dengan laporan bulanan, karena apabila
Puskesmas Mokoau dilakukan oleh Kepala Puskesmas, tidak sesuai maka laporannya akan dikembalikan oleh tim
Dinkes dan dari pusat dalam hal ini BPKP dan biasanya verifikasi untuk diperbaiki kembali. Berikut pernyataan
diadakan sekali dalam satu tahun tujuannya yaitu untuk kedua informan biasa tersebut:
melihat apakah program yang dilaksanakan sudah sesuai “...Kitakan masing-masing turun bawa format, ada
dengan juknis atau tidak serta agar tidak terjadi format nah tiap bulan ini kami rekap setelah itu bikin
penyelewengan dana. Hal ini dapat dilihat dari hasil laporan hasilnya, kemudian laporan hasil itu dibawah
wawancara mendalam dengan Informan kunci IFN dan kebendahara BOK, nanti bendahara BOK yang
Informan kunci NM berikut ini: verifikasi ke kepala Puskesmas atau ke dinas
“Kita ketahui bahwa pengawasan itu suatu yang kesehatan kota setelah itu urusan bendahara, kita
sangat penting dalam pelaksanaan apalagi hanya memang turun lapangan mencatat merekap
menyangkut keuangan agar tidak terjadi dan membuat laporan hasil dan bawa ke bendahara
penyelewengan dana. Untuk pengawasan di BOK selanjutnya bendahara BOK yang berurusan
Puskesmas Mokoau dilakukan oleh kepala Puskesmas dengan dinas kesehatan kota...”(Informan biasa NS, 48
untuk melihat apakah program yang dilaksanakan Tahun, 21 Maret 2017).
sudah disesuaikan dengan juknis atau tidak..”
(Informan kunci IFN, 36 Tahun, waktu wawancara 23
Maret 2017). Terkait Hal-Hal Yang Harus Dicatat Dan Dilaporkan
“..Ya,, jadi itu pengawasan biasanya dilakukan kalau Adapun hal-hal yang harus dicatat dan dilaporkan
untuk di Puskesmas itu sendiri yang melakukan di Puskesmas Mokoau yaitu seluruh hasil kegiatan yang
pengawasan e,,kepala Puskesmas, terus ada juga dari dilakukan dan pemanfaatan dana yang digunakan. Hal ini
dinas kesehatan, ada juga yang dari pusat tapi sesuai dengan pernyataan informan kunci IFN berikut:
biasanya setahun sekali diadakan. Kalau yang dari “Yang harus dicatat dan dilaporkan yaitu hasil
kegiatan bulanan secara keseluruhan, kemudian

6
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ AGUSTUS 2017; ISSN 2502-731X

laporan pemanfaatan dananya. Biasanya tiap bulan pengeluaran dan tanda terima dana oleh petugas yang
kita kirimkan laporan dan pencatatannya ke melaksanakan kegiatan, hanya saja kendalanya masih
Dinas”(Informan kunci IFN, 36 Tahun, 23 Maret 2017). sering terjadi keterlambatan programmer dalam
Pernyataan di atas diperkuat lagi oleh mengumpulkan surat pertanggung jawabannya. Hal ini
pernyataan Informan kunci NM bahwa yang perlu dicatat sesuai dengan pernyataan dari Informan kunci IFN berikut
dan dilaporkan yaitu pencapaian target, penggunaan ini:
dana, waktu pelaksanaan kegiatannya serta hasil “...Pencatatannya kita itu, ada yang secara
pencapaian kegiatan yang dilengkapi dengan bukti-bukti komputerisasi dan secara manual dan selama ini
penggunaan dana. Berikut pernyataannya: mengenai ketepatan dan kelengkapan saya rasa
“Yang dicatat dan dilaporkan yaitu pencapaian target hanya itu tadi dari masing-masing programmer saja
hasil pelayanan kesehatan, serta jumlah anggaran yang kadang ada yang terlambat kumpul kadang ada
yang diterima dan yang dikeluarkan”(Informan kunci yang tepat waktu, kalau kelengkapan semuah sudah
NM, 35 Tahun, 24 Maret 2017). lengkap dengan bukti pengeluaran dan tanda terima
Indikator Keberhasilan BOK dana oleh petugas yang melaksanakan
Terkait dengan indikator keberhasilan dalam kegiatan...”(Informan kunci IFN, 36 Tahun, 23 Maret
pencatatan dan pelaporan BOK di Puskesmas Mokoau 2017).
berdasarkan target SPM, hal ini sesuai dengan pernyataan Pernyataan tersebut ditambahkan pula oleh
Informan kunci IFN dan Informan kunci NM. Berikut Informan kunci NM, yang menyatakan bahwa selama ini
pernyataannya: ketepatan, kelengkapan serta kakuratan pencatatan dan
“...Indikatornya itu kita berdasarkan pelaporan BOK sudah bagus, namun untuk laporan yang
SPM...”(Informan kunci IFN, 36 Tahun, waktu perbulannya kadang masih ada Puskesmas yang
wawancara 23 Maret 2017). laporannya sudah lengkap kadang ada juga yang kurang
Pernyataan tersebut ditambahkan pula oleh lengkap. Kalau laporan yang belum lengkap maka akan
informan biasa NS yang menyatakan bahwa indikatornya dikembalikan ke Puskesmas yang bersangkutan selama 2
disesuaikan dengan juknis dan SPM, pernyataannya hari untuk diperbaiki dan disetor kembali di BPKD. Berikut
sebagai berikut: pernyataannya:
“..Iyah sesuai dengan juknis. Ada toch penetapan “....Ha,,,ini karena seperti tadi insya Allah semuanya
indikator karena masingmasing kita punya ada disiplin jadi pencatatannya yah insya Allah bagus. Tapi
namanya target SPM...”(Informan biasa NS, 48 Tahun, kalau tiap bulan itu ada memang Puskesmas yang
21 Maret 2017). sudah lengkap tapi ada juga yang masih kurang, tapi
Terkait Pencatatan Dan Pelaporan Tidak Sesuai Dengan itukan dalam waktu 2 hari itu dia harus perbaiki, jadi
Perencanaan pada saat masuk di BPKD atau bagian keuangan disini
Dalam melaksanakan kegiatan, ketika itu harus sudah lengkap, jadi tidak akan terjadi
pencatatan dan pelaporan tidak sesuai dengan ketidaklengkapan maksudnya sudah cair anggaran
perencanaan kegiatan maka cara mengatasinya yaitu baru tidak lengkap itu tidak akan terjadi. Yah yang
disesuaikan dengan kasusnya, misalnya dengan begitu-begitu insya Allah tidak ada...”(Informan kunci
mengadakan swiping dari rumah-kerumah, dan NM, 35 tahun, 24 Maret 2017).
disesuaikan kembali dengan yang telah direncanakan di Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
POA. Berikut transkip hasil wawancara dengan beberapa di Puskesmas Mokoau bahwa Bendahara BOK mempunyai
informan kunci dan informan biasa tersebut: buku Pembantu Kas Tunai, Buku Pembantu Bank, dan
“...Kalau itu untuk mengatasinya biasa kita ada Surat Pertanggung Jawaban Belanja yang formatnya
kegiatan swiping tiap bulan kan sudah evaluasi masuk diberikan oleh Dinas Kesehatan kota dan digunakan
kita lihat dimananya yang masih kurang sekali nah itu sebagai sistem dalam laporan pertanggung jawaban
kita adakan swiping itukan diandalkan juga di penggunaan dana BOK.
BOK...”(Informan kunci IFN, 36 Tahun, 23 Maret 2017). DISKUSI
“...Yah yang kita lakukan adalah swiping dan Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara
kunjungan rumah seperti sama dengan yang mendalam dan telaah dokumen yang didukung oleh hasil
tadi..”(Informan biasa NN, 38 Tahun, waktu observasi tentang Pengelolaan Dana Bantuan Operasional
wawancara 20 Maret 2017). Kesehatan di Puskesmas Mokoau Kota Kendari Tahun
Terkait Ketepatan, Kelengkapan, dan Keakuratan Dalam 2017 yang telah dilakukan, peneliti dapat memberi
Pencatatan Dan Pelaporan BOK gambaran bagaimana pengelolaan dana BOK di
Untuk ketepatan, kelengkapan dan keakuratan Puskesmas Mokoau berdasarkan Juknis yang dimana
dalam pencatatan dan pelaporan BOK di Puskesmas terbagi menjadi 4 yaitu Perencanaan, Pelaksanaan,
Mokoau sudah bagus yang dilengkapi dengan bukti Pencatatan dan Pelaporan.

7
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ AGUSTUS 2017; ISSN 2502-731X

1. Perencanaan meliputi setidaknya jenis kegiatan, volume kegiatan,


Penyusunan perencanaan dana BOK di lokasi, waktu pelaksanaan, sasaran, pelaksana, jumlah
Puskesmas Mokoau diambil per program yang dibuatkan uang, sumber dana, dan lain-lain (Kementrian Kesehatan
daftar program sesuai Juknis dengan melihat kegiatan RI, 2012).
yang paling prioritas melalui rapat lokakarya mini yang Tidak ada hambatan yang dihadapi saat
dilaksanakan pada awal bulan tahun berjalan. Setelah menyusun perencanaan BOK karena terjalin hubungan
menyusun maka akan diasistensi tingkat kota. Jadi mereka yang baik antara masing-masing staf sehingga dalam
tampilkan semua perencanaannya terus dikoreksi sama menyusun perencanaan menghasilkan kesepakatan
tim dinas disesuaikan dengan pagu anggaran, serta dana bersama. Hal ini sesuai dengan Petunjuk Teknis BOK
yang dicairkan tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang. dimana Pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil
Hal ini sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis Dana Bantuan perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini
Operasional Kesehatan bahwa setelah menerima SK Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin/periodik
alokasi dana BOK Puskesmas segara menyusun Rencana sesuai kondisi wilayah kerja Puskesmas (Kementerian
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau POA tahunan pada mini Kesehatan RI, 2012).
lokakarya Tahunan yang dilaksanakan pada awal bulan Ketika evaluasi tidak sesuai dengan perencanaan
tahun berjalan (Kementerian Kesehatan RI, 2012). maka solusinya yaitu Kepala Puskesmas mengadakan
Pihak yang terlibat dalam penyusunan POA di rapat kembali dengan masing-masing programmer untuk
Puskesmas yang pertama yaitu programmer karena membahas dan melihat permasalahannya mengapa bisa
programmer adalah pihak pemegang kordinator yang terjadi ketidaksesuaian antara perencanaan dengan
akan menjalankan program melalui dana BOK kemudian evaluasi. Jadi saat evaluasi di Dinas Kesehatan Kota itu
bendahara BOK, dan kepala puskesmas sebagai pemimpin akan ditampilkan semua pencapaian realisasi anggaran
tertinggi di Puskesmas yang memilah-milah kegiatan apa untuk tri wulan, kalau misalnya tidak mencapai maka akan
saja yang bisa dilakukan dan tidak bisa dilakukan. Untuk dilihat lagi masalahnya apa dan diinterfensi kembali
yang 3 bulan dan tahunan Puskesmas Mokoau juga dimana letak masalahnya. Hal ini sejalan dengan Petunjuk
mengundang lintas program seperti Dinas Kesehatan Teknis BOK yaitu Melakukan monitoring dan evaluasi
Kabupaten dan lintas sektoral seperti camat dan Kepala dalam rangka pembinaan terhadap pelaksanaan BOK di
Kelurahan. Hal ini sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis kabupaten/kota (Kementerian Kesehatan RI, 2012).
Dana Bantuan Operasional Kesehatan bahwa dalam Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau dilakukan oleh Rita Nurcahyani yang menyatakan bahwa
POA tahunan pada mini lokakarya Tahunan yang seorang kepala Puskesmas harus mampu
dilaksanakan pada awal bulan tahun berjalan melibatkan mengintegrasikan potensi dan gagasan yang ada di
seluruh jajaran puskesmas dan jaringannya dalam hal ini Puskesmas dalam rangka mencapai tujuan, selain itu
Kepala Puskesmas, pengelola keuangan BOK, seluruh staf seorang kepala Puskesmas mempunyai peran dalam
Puskesmas, Kepala Desa/Lurah, anggota Pembinaan perencanaan tingkat Puskesmas, karena perencanaan ini
Kesejahteraan Keluarga (PKK), lintas sektor Kecamatan merupakan pedoman dalam memberikan arah bagi staf
(Kementerian Kesehatan RI, 2012). Puskesmas dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk
Dasar atau acuan yang digunakan dalam mencapai tujuan bersama.
penyusunan perencanaan BOK Puskesmas Mokoau yaitu
berdasarkan juknis serta disesuaikan dengan target yang 2. Pelaksanaan
ada di SPM, dengan melihat kegiatan promotif dan Prosedur pelaksanaan Pengelolaan Dana BOK di
preventif yang mempunyai daya ungkit tinggi serta yang Puskesmas Mokoau setelah mendapatkan anggaran
menjadi masalah-masalah prioritas dilapangan. Hal ini sesuai kebutuhan yang direncanakan yaitu terlebih dahulu
sesuai dengan tujuan umum BOK yaitu untuk mendukung Puskesmas menyetorkan surat pertanggungjawaban ke
peningkatan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat Dinkes selanjutnya Puskesmas membuat perencanaan
promotif dan preventif dalam mencapai target program setelah perencanaan di ACC sama tim anggaran,
kesehatan prioritas nasional khususnya MDGs bidang kemudian Puskesmas membuat POA, ada POA bulanan
kesehatan tahun 2015. (Kementerian Kesehatan RI, 2012). ada POA tahunan. Setelah buat POA maka dananya akan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dicairkan oleh pihak Dinkes dan diberikan kepada Kepala
penyusunan POA BOK Puskesmas Mokoau yaitu Juknis Puskesmas. Setelah itu Kepala Puskesmas
kegiatan BOK, Peaturan Daerah, prioritas program, mengklasifikasikan kegiatan-kegiatan yang rutin dilakukan
kualitas sumberdaya manusia, waktu kegiatan, jumlah perbulan, kegiatan yang pertriwulan serta kegiatan yang
anggaran, serta target yang harus dicapai juga harus pertahun, kemudian Kepala Puskesmas memberikan dana
diperhatikan. Plan of Action (POA) Puskesmas adalah yang telah ada kepada masing-masing programmer sesuai
rencana kegiatan yang disusun oleh Puskesmas yang dengan kebutuhan yang ditetapkan di POA. Kemudian

8
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ AGUSTUS 2017; ISSN 2502-731X

Programmer melaksanakan kegiatan dengan berpatokan melaksanakan kegiatan sesuai profesinya masing-masing,
pada POA yang telah disepakati dalam rapat mini serta melakukan evaluasi program. Kemudian juga dalam
lokakarya. proses pelaksanaan mulai dari perencanaan, penyusunan
Hal tersebut diatas sesuai dengan Petunjuk POA dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal yang
Teknis BOK bahwa Kepala Dinas Kesehatan Kota telah ditentukan. Hal ini sudah sesuai dengan Juknis
menerima Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang dimana Kegiatan BOK dilaksanakan sesuai dengan POA
Alokasi Dana BOK Kabupaten/Kota. Kemudian Kepala bulanan Puskesmas dan pemanfaatan dananya
Dinas Kesehatan Kota segera menerbitkan Surat berdasarkan rencana kegiatan yang telah disetujui oleh
Keputusan tentang Penetapan Alokasi BOK bagi setiap Tim Pengelola BOK Kabupaten/Kota (Kementerian
Puskesmas. Kemudian Kepala Puskesmas menyampaikan Kesehtan RI, 2012).
rencana kegiatan hasil mini lokakarya dengan Hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan dana
melampirkan POA beserta rincian biaya kepada pengelola BOK di Puskesmas Mokoau yaitu keterlambatan
BOK tingkat Dinas Kesehatan Kota untuk diverifikasi. Uang programmer dalam membuat SPJ akibatnya pengumpulan
yang diterima oleh Pengelola Keuangan Puskesmas dalam SPJ dari Puskesmas ke Dinkes juga ikut terlambat. Hal ini
hal ini Kepala Puskesmas dipergunakan sesuai rencana sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fajariah
atau POA yang diajukan. Kepala Puskesmas bahwa dana BOK yang diusulkan di Dinas Kesehatan
mengeluarkan surat tugas untuk pelaksanaan kegiatan Kabupaten bisa cair apabila telah ada laporan
BOK di Puskesmas dan jaringannya beserta pertanggung jawaban tiap program di Puskesmas yang
Poskesdes/Polindes dan Posyandu Kegiatan BOK dibuat oleh programmer. Maka apabila laporan
dilaksanakan sesuai dengan POA bulanan Puskesmas dan pertanggungjawaban yang dibuat programmer terlambat
pemanfaatan dananya berdasarkan rencana kegiatan dimasukkan maka dana BOK juga terlambat dicairkan.
yang telah disetujui oleh Tim Pengelola BOK Kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan dana
Kabupaten/Kota (Kementerian Kesehatan RI, 2012). BOK yaitu bertujuan untuk mengurangi atau menghindari
Hasil penelitian ini sejalan dengan kesimpulan terjadinya masalah yang berhubungan dengan
dari penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni di Kabupaten penyalahgunaan keuangan negara, atau bentuk
Gowa yang menyimpulkan bahwa dana BOK memiliki penyelewengan lainnya. Pengawasan pengelolaan dana
tujuan atau target bahwa mampu membantu Puskesmas BOK di Puskesmas Mokoau, dilakukan oleh dinas
dalam memberikan SPM kepada masyarakat sehingga kesehatan dalam hal ini tim pengawas dari dana BOK dan
tercapainya cakupan program Puskesmas. Hal ini diiring dengan kepala Puskesmas sebagai pemimpin
disebabkan dana menjadi penggerak segala program, tertinggi di Puskesmas untuk mengawasi segala bentuk
dengan adanya dana BOK ini artinya semua program pertaggungjawaban atas setiap kegiatan. Untuk bentuk
puskesmas dapat terbantukan sehingga capaian program pengawasan pengelolaan dana BOK di Puskesmas, pihak
dapat diperoleh. pelaksanaan dari suatu program lingkup Puskesmas dalam hal ini Kepala Puskesmas memantau
kesehatan akan berjalan dengan baik jika didukung langsung pengawasan yang ada di Puskesmas mulai dari
dengan dana sebagai penggerak dalam pencapaian laporan kegiatan sampai pertanggungjawabannya yang
tujuan. diatur dalam juknis dan dipantau langsung juga oleh
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam verifikator dari dinas kesehatan mulai dari kegiatan
pelaksanaan pengelolaan dana BOK yaitu Jadwal kegiatan pelaksanaannya dan pertanggungjawabannya.
disesuaikan dengan jadwal yang ada di POA, target SPM, Pernyataan tersebut di atas sudah sesuai Juknis
volume kegiatan, serta surat tugas dari Kepala Puskesmas, dimana Pengawasan kegiatan BOK meliputi pengawasan
karena tidak boleh programmer melaksanakan kegiatan melekat, pengawasan fungsional internal, dan
tanpa adanya surat tugas yang jelas. Kemudian pengawasan eksternal. Pengawasan melekat adalah
pelaksanaan kegiatannya tidak bisa dilaksanakan oleh 1 pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan masing-
orang dalam 2 kegiatan di hari yang sama, serta dari awal masing instansi kepada bawahannya, baik di tingkat pusat,
perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan harus provinsi, kabupaten/kota, maupun Puskesmas. Instansi
memperhatikan Juknis. Hal Ini disesuai dengan petunjuk pengawas fungsional kegiatan BOK secara internal adalah
teknis BOK bahwa kegiatan BOK dilaksanakan sesuai Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dan BPKP.
dengan POA bulanan Puskesmas dan pemanfaatan Instansi pengawas eksternal kegiatan BOK adalah
dananya berdasarkan rencana kegiatan yang telah pengawasan fungsional yang dilakukan oleh tim audit
disetujui oleh Tim Pengelola BOK Kabupaten/Kota keuangan yang berwenang, yaitu BPK (Kementerian
(Kementerian Kesehatan RI, 2012). Kesehatan RI, 2012).
Proses pelaksanaan program BOK di Puskesmas 4. Pencatatan dan Pelaporan
Mokoau yaitu masing-masing programmer turun ke Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
lapangan dengan membawa surat tugas untuk pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Mokoau yaitu

9
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ AGUSTUS 2017; ISSN 2502-731X

format kegiatan, serta tanggal kegiatan karena tidak bisa sudah bagus yang dilengkapi dengan bukti pengeluaran
dikerjakan ditanggal yang sama orang yang sama dengan dan tanda terima dana oleh petugas yang melaksanakan
kegiatan yang berbeda, karena jika ditemukan pada saat kegiatan, hanya saja kendalanya masih sering terjadi
pemeriksaan di Dinkes maka surat pertanggungjawaban keterlambatan programmer dalam mengumpulkan surat
Puskesmas akan dikembalikan oleh Dinkes. Kemudian pertanggung jawabannya. Hal ini sejalan dengan petunjuk
laporan pelaksanaan BOK harus sesuai dengan laporan teknis BOK yang menyatakan bahwa dalam hal pencatatan
bulanan, karena apabila tidak sesuai maka laporannya dan pelaporan pemanfaatan dana dibukukan dalam
akan dikembalikan oleh tim verifikasi untuk diperbaiki pembukuan khusus yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
kembali. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan yang dilengkapi dengan surat-surat pengeluaran dana dan
oleh Sisilah Adolfna yang menyatakan bahwa semua tanda terima dana (Kementerian Kesehatan RI, 2012).
kegiatan di Puskesmas dan pemanfaatan dana secara KESIMPULAN
menyeluruh dicatat dan dilaporkan secara berjenjang Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
pada pihak terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan sesui maka dapat ditarik kesimpulan tentang studi pengelolaan
dengan wilayah masing-masing. Pencatatan dan dana bantuan operasional kesehatan (BOK) di Puskesmas
pelaporan juga merupakan salah satu proses pengawasan Mokoau Kota Kendari sebagai berikut:
pelaksanaan pengelolaan dana BOK sehingga lebih 1. Perencanaan pengelolaan dana BOK di Puskesmas
terarah dalam usaha pencapaian tujuan yang telah Mokoau sudah sesuai Juknis yang dapat dilihat pada
direncanakan sebelumnya. proses perencanaannya yaitu diambil per program
Hal-hal yang harus dicatat dan dilaporkan di yang disesuaikan dengan Juknis serta di bahas dalam
Puskesmas Mokoau yaitu seluruh hasil kegiatan yang rapat Minlok. Pihak yang terlibat dalam rapat Minlok
dilakukan, pencapaian target, penggunaan dana, waktu yaitu Kepala Puskesmas, Bendahara BOK, dan seluruh
pelaksanaan kegiatannya serta hasil pencapaian kegiatan Programmer yang menjalankan program. Dasar yang
yang dilengkapi dengan bukti-bukti penggunaan dana. Hal digunakan yaitu Petunjuk Teknis Pengelolaan BOK
ini sesuai dengan petunjukteknis BOK bahwa psencatatan serta disesuaikan dengan target SPM, dngan melihat
pemanfaatan dana BOK dibuat dalam buku keuangan kegiatan yang menjadi masalah prioritas di Lapangan.
tersendiri, dilengkapi dengan bukti pengeluaran dan 2. Pelaksanaan pengelolaan dana BOK di Puskesmas
tanda terima dana oleh petugas yang melaksanakan Mokoau sudah sesuai Juknis yang dapat dilihat pada
kegiatan (Kementrian Kesehatan RI, 2012). prosedur pelaksanaannya disesuaikan dengan waktu
Terkait dengan indikator keberhasilan dalam kegiatan yang telah tercantum di dalam POA, serta
pencatatan dan pelaporan BOK di Puskesmas Mokoau proses pelaksanaan program disesuaikan dengan
yang meliputi indikator realisasi anggaran, pemanfaatan Petunjuk Teknis BOK.
anggaran dan indikator capaian program semua itu 3. Pencatatan dan pelaporan dana BOK di Puskesmas
disesuaikan dengan target SPM. Hal ini sesuai dengan Mokoau sudah sesuai Juknis yang meliputi pencatatan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sisila Adolfna yang dan pelaporan hasil kegiatan yang dilakukan,
menyatakan bahwa Pelaksanaan pencatatan dan pencapaian target, penggunaan dana, waktu
pelaporan dana BOK di puskesmas untuk setiap kegiatan pelaksanaan kegiatan, yang dilengkapi dengan bukti-
dicatat dan dipertanggung jawabkan secara keseluruhan bukti penggunaan dana. Serta indikator
dan harus mengacu pada POA yang sudah bikin keberhasilannya meliputi indikator realisasi anggaran,
sebelumnya serta targetnya disesuaikan dengan SPM. Hal dan capaian program yang disesuaikan dengan target
ini tak luput juga dari petunjuk teknis bantuan operasional SPM.
kesehatan. SARAN
Dalam melaksanakan kegiatan, ketika pencatatan Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat
dan pelaporan tidak sesuai dengan perencanaan kegiatan dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
maka cara mengatasinya yaitu disesuaikan dengan 1. Diharapkan agar Puskesmas Mokoau dapat
kasusnya, misalnya dengan mengadakan swiping dari mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan
rumah-kerumah, dan disesuaikan kembali dengan yang dana bantuan operasional kesehatan yang sudah ada.
telah direncanakan di POA. Hal ini sejalan dengan hasil 2. Perlunya diadakan pelatihan pengelolaan dana BOK
penelitian yang dilakukan oleh Muslan yang menyatakan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan
bahwa apabila pencatatan dan pelaporan tidak sesuai petugas mengenai perencanaan serta pencatatan dan
dengan perencanaan maka kegiatan tersebut dapat pelaporan pengelolaan dana BOK.
diulang adapun kegiatan yang tidak dapat diulang tetap 3. Diharapkan masing-masing programmer (kordinator
dikerjakan pada bulan berikutnya. program) agar membuat surat pertanggung jawaban
Ketepatan, kelengkapan dan keakuratan dalam dengan tepat waktu sesuai dengan POA yang sudah
pencatatan dan pelaporan BOK di Puskesmas Mokoau ada agar bendahara Puskesmas Mokoau dapat

10
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.7/ AGUSTUS 2017; ISSN 2502-731X

memberikan pertanggung jawaban kepada Dinas


Kesehatan Kota Kendari juga tepat waktu sesuai
dengan yang telah ditentukan.
4. Diharapkan masing-masing programmer (kordinator
program) agar membuat surat pertanggung jawaban
dengan tepat waktu sesuai dengan POA yang sudah
ada agar bendahara Puskesmas Mokoau dapat
memberikan pertanggung jawaban kepada Dinas
Kesehatan Kota Kendari juga tepat waktu sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
5. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar
meningkatkan variabel yang ada dalam penlitian ini
apabila menjadikan skripsi ini sebagai referensi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan RI 2015, Petunjuk Teknis BOK.
Jakarta.
2. Litbang kemenkes RI, 2011. Alokasi Dana BOK. Jakarta
3. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2015.
4. Puskesmas Mokoau, 2015. Profil Puskesmas Mokoau
2015. Kota Kendari
5. Nurdin.2002.Konteks Implementasi Berbasis
Kurikulum.PT.Raja Grafindo:Jakarta
6. Kementerian Kesehatan RI, 2012, Petunjuk Teknis BOK.
Jakarta.
7. Nurcahyani, Rita. 2011. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pelaksanaan Kebijakan BOK Tahun
2011
8. Wahyuni, 2012. Gambaran Pelaksanaan Program
Early Warning Alert and Respon System (EWARS) di
Puskesmas Kabupaten Gowa. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2012; 1(1): 95
9. Fajariah.2012. Gambaran Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) Di Puskesmas Gu
Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tahun 2012.
10 Sisila Adolfna, dkk. 2015. Studi kualitatif pengelolaan
dana bantuan operasional kesehatan di wilayah kerja
puskesmas poasia kota kendari Tahun 2015.
11. Muslan Badwi, 2015. Studi Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Kesehatan di Puskesmas Baito Kota
Kendari Tahun 2015.

11

Anda mungkin juga menyukai