0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kajian kebijakan penyaluran dana bantuan operasional kesehatan dalam mendukung pencapaian kesehatan ibu dan anak di tiga kabupaten di Jawa Timur. Dokumen menganalisis masalah dan tantangan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, seperti komitmen pemerintah daerah yang kurang dalam upaya preventif dan promotif, serta keterbatasan petugas kesehatan. Dokumen juga memberikan re
Deskripsi Asli:
Tahapan analisis kebijakan mulai dari problem structuring, peramalan dan rekomendasi yang diambil dari beberapa jurnal
Dokumen tersebut membahas tentang kajian kebijakan penyaluran dana bantuan operasional kesehatan dalam mendukung pencapaian kesehatan ibu dan anak di tiga kabupaten di Jawa Timur. Dokumen menganalisis masalah dan tantangan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, seperti komitmen pemerintah daerah yang kurang dalam upaya preventif dan promotif, serta keterbatasan petugas kesehatan. Dokumen juga memberikan re
Dokumen tersebut membahas tentang kajian kebijakan penyaluran dana bantuan operasional kesehatan dalam mendukung pencapaian kesehatan ibu dan anak di tiga kabupaten di Jawa Timur. Dokumen menganalisis masalah dan tantangan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, seperti komitmen pemerintah daerah yang kurang dalam upaya preventif dan promotif, serta keterbatasan petugas kesehatan. Dokumen juga memberikan re
KESEHATAN IBU DAN ANAK (MDGS 4,5) DI TIGA KABUPATEN, KOTA DI PROPINSI JAWA TIMUR INDONESIA
A. Tahap Perumusan Masalah (problem defrosting)
1. Identifikasi Karakteristik Masalah Kebijakan a. Subjektif Upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, merupakan urusan bersama (concurrent function) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sehingga setiap Pemerintah Daerah diwajibkan untuk meningkatkan pemerataan dan aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Pengembangan kegiatan dan penyediaan dukungan anggaran yang memadai, harus berpedoman pada ketentuan mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pelayanan kesehatan. Sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam meningkatkan upaya pelayanan kesehatan masyarakat, dana BOK (bantuan Operasional Kesehatan) diarahkan khususnya untuk pembangunan masyarakaat melalui upaya preventif dan promotif sesuai dengan SPM di bidang kesehatan. Masalah kebijakan BOK tidak terlepas dari kondisi subjektif atau penafsiran yang beragam. Contoh karakterisitik subjektif yang mendasari terjadinya masalah dalam alokasi anggaran kesehatan dikarenakan adanya perbedaan asumsi dari beberapa pemerintah daerah. Beberapa pemerintah daerah mungkin beranggapan dari sudut pandang dan penafsiran mereka bahwa anggaran yang digunakan untuk promotif kesehatan dapat disalurkan ke sektor lain diluar kesehatan karena anggaran tersebut dapat ditanggulangi dengan adanya dana BOK. Akibat hal ini akhirnya timbul masalah baru yang dapat menghambat upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. b. Interdepensi Keberlangsungan dalam pelaksanaan kebijakan BOK tidak selalu dapat berjalan dengan lancar. Suatu masalah yang dihadapi dalam kebijakan dana BOK yaitu adanya kebijakan tingkat regional untuk beberapa daerah dimana pemerintah daerah mengurangi alokasi anggaran yang seharusnya digunakan untuk sektor kesehatan ke luar sektor kesehatan, karena beranggapan bahwa anggaran untuk kesehatan telah terbiayai oleh dana BOK. Hal ini berbanding jauh dengan yang diharapkan pemerintah pusat, dimana pemerintah daerah tidak lagi mengurangi anggaran yang memang seharusnya dialokasikan untuk operasional Puskesmas. Akibatnya masalah ini maka pemerintah pusat harus memberikan tambahan dana untuk operasional puskesmas. Masalah lain yang dihadapi adalah Jumlah petugas kesehatan masih sangat terbatas dengan wilayah kecamatan yang luas dan geografis yang tidak memungkinkan, terlihat di daerah bahwa masih banyak tugas rangkap akibat keterbatasan tenaga kesehatan, lalu masalah pada daerah yang sulit secara geografis yang dapat mempengaruhi penyerapan dan pengelolaan BOK. Melihat dari permasalahan ini, dapat disimpulkan bahwa suatu masalah yang ada pada kebijakan BOK dapat mempengaruhi atau menyebabkan ketergantungan terhadap masalah dan kebijakan lainnya. c. Tidak Terduga Kebijakan penyaluran dana BOK dipengaruhi oleh sistem proses pengajuan penganggaran, Rencana Pengajuan Kegiatan (RPK) yang disusun setahun sekali, terkadang di tengah kegiatan ada program prioritas yang sifatnya Bottom up atau ada kejadian luar biasa atau emergency, yang harus dilaksanakan dan belum diajukan di RPK. Kejadian luar biasa menjadi masalah tidak terduga yang muncul diluar jangkauan kebijakan.
2. Tingkatan Isu dan Posisinya dalam Kebijakan
Tingkatan isu dalam kebijakan penyaluran dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) berada pada tingkatan isu utama (major issues), dikarenakan isu ditemui pada tingkat pemerintahan daerah. Komitmen Pemerintah Daerah kurang untuk upaya preventif, promotif bidang KIA termasuk percepatan penurunan kematian ibu dan kematian bayi baru lahir dengan mengurangi anggaran dana preventif dan promotif kabupaten kota dengan pertimbangan sudah ada dana BOK. Selain itu apabila pemerintah daerah memang berkomitmen dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak, seharusnya tindakan-tindakan superfisi baik petugas dan fasilitas bisa dilakukan dan dievaluasi secara rutin. Atas dasar hal tersebut yang menjadikan permasalahan yang dihadapi berada pada tingkatan major issues. B. Tahap Peramalan Peramalan merupakan suatu prosedur untuk membuat informasi faktual tentang situasi sosial masa depan atas dasar informasi yang telah ada tentang masalah kebijakan. Dalam peramalan terhadap kebijakan BOK pendekatan yang dilakukan melalui pendekatan proyeksi dimana ramalan yang didasarkan pada kecenderungan masa lalu maupun masa kini ke masa depan. Untuk meramalkan hasil dari kebijakan BOK ke depannya dapat dilihat melalui Hasil Program Kesehatan Ibu dan Anak sebelum dan Setelah Kebijakan BOK. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa penurunan angka kematian ibu dan bayi masih lamban dan kasus gizi kurang makin meningkat dari hasil review data profil dari ke 3 kabupaten di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Gresik, Sidoarjo dan kabupaten Sampang. Jumlah petugas kesehatan masih sangat terbatas dengan wilayah kecamatan yang luas dan geografis yang tidak memungkinkan, sehingga menyebabkan petugas yang melakukan tugas rangkap. Hal tersebut menunjukkan adanya dana BOK tidak memberikan perubahan kemajuan secara signifikan terhadap peningkatan derajat kesehatan melalui upaya preventif. Salah satu strategi dalam promosi kesehatan adalaha melalui pemberdayaan masyarakat. Permberdayaan masyarakat merupakan suatu keniscayaan yang diharapkan secara langsung dapat mempercepat pencapaian hasil yang diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu tindakan tambahan dalam mengeloa dana BOK agar lebih efektif dan efisien yang lebih difokuskan untuk upaya promotif melalui pemberdayaan masyarakat dan upaya preventif. Masih tingginya angka gizi kurang pada bayi serta kematian ibu walaupun dengan adanya dana BOK, apabila tetap dibiarkan tanpa adanya strategi yang tepat untuk memperbaiki kekurangan tersebut, maka dapat dipastikan bahwa untuk tahun-tahun berikutnya, adanya kebijakan BOK tidak menjadikan perubahan peningkatan ke arah yang diharapkan. C. Tahap Rekomendasi Pendekatan yang digunakan pada rekomendasi penyaluran kebijakan dana BOK menggunakan pendekatan analisis efektivitas biaya atau yang biasa disebut Cost Effectiveness Analysis (CEA). Adapun beberapa hal yang menjadi rekomendasi dalam Penyaluran Dana BOK yaitu : 1. Perlu dilakukan pendampingan dan pembinaan terutama puskesmas yang jauh dari Pusat Kabupaten/ Kota yang dilakukan secara rutin dan berkala setiap bulan ke puskesmas yang tidak hanya pencatatan tanpa memberikan nilai makna di balik angka. Supervisi seharusnya lebih ditekankan pada bimbingan teknis. 2. Dana BOK dimaksudkan juga untuk upaya preventif, promotif petugas kesehatan yang ada di puskesmas, namun dana BOK juga dapat dipakai untuk petugas kesehatan yang di dinas kesehatan untuk supervisi dalam rangka pendampingan pencapaian upaya preventif dan promotif. 3. Perlu suatu gerakan inovatif dengan memberdayakan masyarakat setempat dalam pemantauan dan penimbangan gizi bagi Balita, pemantauan pemeriksaan kunjungan neonatal ke fasilitas kesehatan. Dengan pemberdayaan masyarakat gerakan sehat untuk semua menjadi suatu nilai tersendiri di mata masyarakat bahwa kesehatan merupakan kebutuhan bagi masyarakat. Refrensi : Pratiwi, Niniek Lely dkk. (2014). Kajian Kebijakan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Kesehatan dalam Mendukung Pencapaian Kesehatan Ibu dan Anak (Mdgs 4,5) di Tiga Kabupaten, Kota di Propinsi Jawa Timur Indonesia. Jawa Timur. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 17 No. 4 Oktober 2014: 395–405