Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN KEBIJAKAN PENYALURAN DANA BANTUAN

OPERASIONAL KESEHATAN DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN


KESEHATAN IBU DAN ANAK (MDGS 4,5) DI TIGA KABUPATEN,
KOTA DI PROPINSI JAWA TIMUR INDONESIA

A. Tahap Perumusan Masalah (problem defrosting)


1. Identifikasi Karakteristik Masalah Kebijakan
a. Subjektif
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, merupakan
urusan bersama (concurrent function) antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, sehingga setiap Pemerintah Daerah diwajibkan untuk
meningkatkan pemerataan dan aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi
seluruh lapisan masyarakat. Pengembangan kegiatan dan penyediaan
dukungan anggaran yang memadai, harus berpedoman pada ketentuan
mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pelayanan
kesehatan. Sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam meningkatkan
upaya pelayanan kesehatan masyarakat, dana BOK (bantuan Operasional
Kesehatan) diarahkan khususnya untuk pembangunan masyarakaat
melalui upaya preventif dan promotif sesuai dengan SPM di bidang
kesehatan.
Masalah kebijakan BOK tidak terlepas dari kondisi subjektif atau
penafsiran yang beragam. Contoh karakterisitik subjektif yang mendasari
terjadinya masalah dalam alokasi anggaran kesehatan dikarenakan
adanya perbedaan asumsi dari beberapa pemerintah daerah. Beberapa
pemerintah daerah mungkin beranggapan dari sudut pandang dan
penafsiran mereka bahwa anggaran yang digunakan untuk promotif
kesehatan dapat disalurkan ke sektor lain diluar kesehatan karena
anggaran tersebut dapat ditanggulangi dengan adanya dana BOK. Akibat
hal ini akhirnya timbul masalah baru yang dapat menghambat upaya
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Interdepensi
Keberlangsungan dalam pelaksanaan kebijakan BOK tidak selalu
dapat berjalan dengan lancar. Suatu masalah yang dihadapi dalam
kebijakan dana BOK yaitu adanya kebijakan tingkat regional untuk
beberapa daerah dimana pemerintah daerah mengurangi alokasi anggaran
yang seharusnya digunakan untuk sektor kesehatan ke luar sektor
kesehatan, karena beranggapan bahwa anggaran untuk kesehatan telah
terbiayai oleh dana BOK. Hal ini berbanding jauh dengan yang
diharapkan pemerintah pusat, dimana pemerintah daerah tidak lagi
mengurangi anggaran yang memang seharusnya dialokasikan untuk
operasional Puskesmas. Akibatnya masalah ini maka pemerintah pusat
harus memberikan tambahan dana untuk operasional puskesmas.
Masalah lain yang dihadapi adalah Jumlah petugas kesehatan masih
sangat terbatas dengan wilayah kecamatan yang luas dan geografis yang
tidak memungkinkan, terlihat di daerah bahwa masih banyak tugas
rangkap akibat keterbatasan tenaga kesehatan, lalu masalah pada daerah
yang sulit secara geografis yang dapat mempengaruhi penyerapan dan
pengelolaan BOK.
Melihat dari permasalahan ini, dapat disimpulkan bahwa suatu
masalah yang ada pada kebijakan BOK dapat mempengaruhi atau
menyebabkan ketergantungan terhadap masalah dan kebijakan lainnya.
c. Tidak Terduga
Kebijakan penyaluran dana BOK dipengaruhi oleh sistem proses
pengajuan penganggaran, Rencana Pengajuan Kegiatan (RPK) yang
disusun setahun sekali, terkadang di tengah kegiatan ada program
prioritas yang sifatnya Bottom up atau ada kejadian luar biasa atau
emergency, yang harus dilaksanakan dan belum diajukan di RPK.
Kejadian luar biasa menjadi masalah tidak terduga yang muncul diluar
jangkauan kebijakan.

2. Tingkatan Isu dan Posisinya dalam Kebijakan


Tingkatan isu dalam kebijakan penyaluran dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) berada pada tingkatan isu utama (major
issues), dikarenakan isu ditemui pada tingkat pemerintahan daerah.
Komitmen Pemerintah Daerah kurang untuk upaya preventif, promotif
bidang KIA termasuk percepatan penurunan kematian ibu dan kematian
bayi baru lahir dengan mengurangi anggaran dana preventif dan promotif
kabupaten kota dengan pertimbangan sudah ada dana BOK. Selain itu
apabila pemerintah daerah memang berkomitmen dalam mengatasi
masalah kesehatan ibu dan anak, seharusnya tindakan-tindakan superfisi
baik petugas dan fasilitas bisa dilakukan dan dievaluasi secara rutin. Atas
dasar hal tersebut yang menjadikan permasalahan yang dihadapi berada
pada tingkatan major issues.
B. Tahap Peramalan
Peramalan merupakan suatu prosedur untuk membuat informasi faktual
tentang situasi sosial masa depan atas dasar informasi yang telah ada tentang
masalah kebijakan. Dalam peramalan terhadap kebijakan BOK pendekatan
yang dilakukan melalui pendekatan proyeksi dimana ramalan yang
didasarkan pada kecenderungan masa lalu maupun masa kini ke masa depan.
Untuk meramalkan hasil dari kebijakan BOK ke depannya dapat dilihat
melalui Hasil Program Kesehatan Ibu dan Anak sebelum dan Setelah
Kebijakan BOK. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa penurunan angka
kematian ibu dan bayi masih lamban dan kasus gizi kurang makin meningkat
dari hasil review data profil dari ke 3 kabupaten di Jawa Timur, yaitu
Kabupaten Gresik, Sidoarjo dan kabupaten Sampang. Jumlah petugas
kesehatan masih sangat terbatas dengan wilayah kecamatan yang luas dan
geografis yang tidak memungkinkan, sehingga menyebabkan petugas yang
melakukan tugas rangkap. Hal tersebut menunjukkan adanya dana BOK tidak
memberikan perubahan kemajuan secara signifikan terhadap peningkatan
derajat kesehatan melalui upaya preventif.
Salah satu strategi dalam promosi kesehatan adalaha melalui
pemberdayaan masyarakat. Permberdayaan masyarakat merupakan suatu
keniscayaan yang diharapkan secara langsung dapat mempercepat pencapaian
hasil yang diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu tindakan tambahan dalam
mengeloa dana BOK agar lebih efektif dan efisien yang lebih difokuskan
untuk upaya promotif melalui pemberdayaan masyarakat dan upaya preventif.
Masih tingginya angka gizi kurang pada bayi serta kematian ibu walaupun
dengan adanya dana BOK, apabila tetap dibiarkan tanpa adanya strategi yang
tepat untuk memperbaiki kekurangan tersebut, maka dapat dipastikan bahwa
untuk tahun-tahun berikutnya, adanya kebijakan BOK tidak menjadikan
perubahan peningkatan ke arah yang diharapkan.
C. Tahap Rekomendasi
Pendekatan yang digunakan pada rekomendasi penyaluran kebijakan
dana BOK menggunakan pendekatan analisis efektivitas biaya atau yang
biasa disebut Cost Effectiveness Analysis (CEA). Adapun beberapa hal yang
menjadi rekomendasi dalam Penyaluran Dana BOK yaitu :
1. Perlu dilakukan pendampingan dan pembinaan terutama puskesmas yang
jauh dari Pusat Kabupaten/ Kota yang dilakukan secara rutin dan berkala
setiap bulan ke puskesmas yang tidak hanya pencatatan tanpa
memberikan nilai makna di balik angka. Supervisi seharusnya lebih
ditekankan pada bimbingan teknis.
2. Dana BOK dimaksudkan juga untuk upaya preventif, promotif petugas
kesehatan yang ada di puskesmas, namun dana BOK juga dapat dipakai
untuk petugas kesehatan yang di dinas kesehatan untuk supervisi dalam
rangka pendampingan pencapaian upaya preventif dan promotif.
3. Perlu suatu gerakan inovatif dengan memberdayakan masyarakat
setempat dalam pemantauan dan penimbangan gizi bagi Balita,
pemantauan pemeriksaan kunjungan neonatal ke fasilitas kesehatan.
Dengan pemberdayaan masyarakat gerakan sehat untuk semua menjadi
suatu nilai tersendiri di mata masyarakat bahwa kesehatan merupakan
kebutuhan bagi masyarakat.
Refrensi :
Pratiwi, Niniek Lely dkk. (2014). Kajian Kebijakan Penyaluran Dana Bantuan
Operasional Kesehatan dalam Mendukung Pencapaian Kesehatan Ibu dan
Anak (Mdgs 4,5) di Tiga Kabupaten, Kota di Propinsi Jawa Timur
Indonesia. Jawa Timur. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 17
No. 4 Oktober 2014: 395–405

Nama : Ni Kadek I. M. Putri


NIM : 1707010047

Anda mungkin juga menyukai