Anda di halaman 1dari 16

POLITIK KESEHATAN

Politik, Anggaran dan Sumber Daya Manusia

Kelompok 5

Nama Anggota :

1. Putri Valentinesia
2. Rachmawati
3. Tri Fani Rahayu
Politik Kesehatan

 Politik kesehatan memiliki pemahaman yaitu ilmu dan seni untuk


memperjuangkan derajat kesehatan masyarakat dalam satu wilayah
melalui sebuah sistem ketatanegaraan yang dianut dalam sebuah
wilayah atau negara  untuk menciptakan masyarakat dan lingkungan
sehat secara keseluruhan.

 Salah satu contoh dari politik kesehatan yaitu memberikan anggaran


kesehatan untuk rakyat dengan sangat besar, oleh karena itu alokasi
anggaran kesehatan tersebut juga membutuhkan lobi politik agar
kebijakan pemerintah dapat dilaksanakan.
2 Bentuk Kebijakan Pemerintah dalam
Bidang Kesehatan
 Peraturan pemerintah dalam bidang kesehatan, meliputi ;

1. Undang-undang
2. Peraturan Presiden,
3. Keputusan menteri,
4. Peraturan daerah
 Kebijakan pemerintah dalam bentuk program yaitu ; segala aktifitas
pemerintah (baik yang terencana maupun yang insidentil) yang
bertujuan untuk peningkatan kesehatan masyarakat, menjaga
lingkungan dan masyarakat agar tetap sehat dan sejahtera baik fisik,
jiwa maupun sosial.
Pengertian Politik Anggaran

 Politik anggaran merupakan suatu proses intervensi


yang dilakukan oleh para aktor untuk memengaruhi
alokasi anggaran yang akan diperoleh untuk memenuhi
preferensi kelompok atau individu dari para aktor
tersebut. Dengan kata lain, merupakan tarik-menarik
kekuatan politik dari para aktor dalam proses anggaran
dan penentuan alokasi anggaran untuk memenuhi
preferensi para aktor.
 Politik anggaran yang dimaksud disini adalah mulai dari
proses penganggaran sampai dengan alokasi dan
distribusi anggaran.
Anggaran

Anggaran merupakan ujung tombak dalam


melaksanakan otonomi daerah. Salah satu
keuntungan dari adanya otonomi daerah ini
adalah pengelolaan APBD dapat dikelola
sendiri sehingga program kesehatan yang
dibuat dapat disesuaikan dengan kebutuhan
daerah serta kebijakan pemerintah daerah.
Masalah Alokasi Anggaran dalam
Bidang Kesehatan
 Ketidak cukupan alokasi anggaran untuk sektor kesehatan
saat ini masih menjadi permasalahan yang krusial baik di
tingkat Pusat maupun Daerah.
 Alokasi anggaran di Pusat terlihat tidak berpihak pada
sektor Kesehatan. Perdebatannya ditindaklanjuti dengan
menyalahkan ketidak-benaran pembuat undang-undang
yang mencantumkan prosentase dalam undang-undang.
 Ada beberapa hal yang menjadi penyebab mengapa
Sektor kesehatan sampai saat ini masih menjadi salah
satu sektor yang menarik untuk menjadi “ladang
kepentingan politik DPR”. Diantaranya adalah
kemampuan politik dari para staf di sektor kesehatan
yang masih kurang, kemampuan teknis dalam
merencanakan kebutuhan anggaran & membuat formula
anggaran, serta belum adanya kebijakan bahwa
pembagian alokasi anggaran kesehatan harus berdasar
formula.
Kesimpulan Politik Anggaran dalam
Bidang Kesehatan
Politik dalam proses penganggaran terjadi pada saat
penetapan pagu indikatif, sementara dan definitif,
adapun aktor yang paling berperan adalah
DPR/DPRD. Politik dalam alokasi anggaran terjadi
karena ketidakpatuhan pembuat kebijakan dalam
peraturan yang telah dibuatnya serta belum adanya
formula dalam membagi anggaran kesehatan yang
lebih berkeadilan.
Sumber Daya Manusia di Bidang
Kesehatan

Sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga


kesehatan (termasuk tenaga kesehatan strategis)
dan tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang
terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya
dalam upaya dan manajemen kesehatan.
Masalah krusial yang dihadapi dalam pemenuhan
SDM Kesehatan adalah jumlah, sebaran dan kualitas
tenaga kesehatan
 Dari seluruh SDM kesehatan yang ada, sebanyak 335.142
orang bekerja di Puskesmas, dengan rata-rata di tiap
Puskesmas bekerja 34 (34.4) orang SDM kesehatan. Namun
demikian faktanya tidak demikian, karena ternyata
persebaran SDM kesehatan tersebut tidak merata.

 Jumlah tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang peran


utamanya adalah promotif-preventif masih didominasi
oleh kuratif rehabilitatif, karena yang betul-betul petugas
kesehatan masyarakat hanya 11,9 % .
Upaya untuk mengatasi berbagai masalah yang
berhubungan dengan pengembangan dan pemberdayaan
SDM Kesehatan yaitu :

 1. Menempatkan tenaga PTT, Penugasan Khusus


Tenaga Kesehatan Strategis dan Penugasan Khusus
Residen Senior untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan dan mengurangi disparitas di wilayah –
wilayah yang kurang diminati;

 2. Akreditasi pelatihan dan akreditasi institusi yang


dilakukan secara berkesinambungan dan berkala.
 3. Pengembangan Inovasi Pelatihan Inovasi pelatihan
dengan model Diklat Aparatur Pelatihan Jarak Jauh (PJJ),
yaitu pelatihan Asisten Epidemiologi Lapangan, Advokasi
bagi petuga Promosi Kesehatan, Jabfung pengangkatan
pertama penyuluh Kesehatan Masyarakat, Konselor HIV,
Manajer Rumah Sakit dan Tuberkolosis.

 4. Mengembangkan Inovasi pendidikan seperti Pendidikan


Jarak Jauh yang sudah dilakukan oleh Poltekkes Kupang
dan Poltekkes Kalimantan Timur yang bekerjasama dengan
Universitas Terbuka .
 5. Memberikan bantuan pendidikan yang diberikan
kepada calon peserta yang diusulkan oleh rumah
sakit yang masih mengalami kekurangan dokter
spesialis/dokter gigi spesialis berdasarkan standar
kebutuhan tenaga dokter spesialis/dokter gigi
spesialis di rumah sakit
Tantangan yang akan dihadapi pada
Program Pengembangan dan Pemberdayaan
SDM
 1. Pemenuhan tenaga kesehatan masyarakat khususnya untuk
Puskesmas dan jenjang institusi di atasnya.
 2. Peningkatkan sosialisasi dan advokasi dari Kementerian
Kesehatan ke Pemerintah Daerah untuk menambah formasi dan
rekrutmen tenaga Kesehatan.
 3. Penerapan sistem insentif finansial dan non-finansial yang
memadai untuk menarik dan mempertahankan tenaga-tenaga
kesehatan bekerja di daerah, khususnya di bagian timur
Indonesia, di perdesaan, dan di DTPK
 4. Pelaksanaan sistem subsidi, beasiswa dan ikatan dinas
bagi pendidikan tenaga kesehatan masyarakat, sanitarian,
dan tenaga gizi.
 5. Penerapan standardisasi pelatihan melalui akreditasi
pelatihan dan akreditasi institusi diklat yang terarah,
sistematik dan berkesinambungan
 6. Penerapan standarisasi mutu tenaga kesehatan melalui
akreditasi institusi pendidikan dan uji kompetensi yang
efekti
 7. Penguatan regulasi untuk menjamin pengadaan tenaga
kesehatan, mutu tenaga kesehatan, dan pemerataan
persebarannya.
 8. Peningkatan pembinaan dan pengawasan mutu tenaga
kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
 9. Peningkatan pengawasan dan pendayagunaan bagi
tenaga kesehatan Warga Negara Asing yang bekerja di
pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai