Oleh :
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1.Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) pada pelatihan jabfung
nutrsionis ahli, peserta mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pejabat fungsional nutritionis.
2.Tujuan Khusus
C. Sasaran
Pada tingkat perencanaan semua sudah ada dan lengkap, yang terdiri dari
rencana lima tahunan, rencana tahunan dalam bentuk RUK dan RPK, rencana
triwulanan, dan rencana bulanan berupa RKHP dan POA harian BOK. Setelah di
lakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan gizi secara langsung beberapa
cakupan yang masih di bawah target yaitu D/S 78,62% (target 85%), Fe bumil 75,9%
(target 98%) , dan Fe remaja putri 3,67% (target 55%)
Kerja sama lintas sektor antar OPD terkait stunting sudah berjalan dengan
baik, begitu juga dengan lintas program dalam melakukan pengumpulan data
sasaran program gizi sudah berjalan hanya saja dibeberapa indikator program masih
ditemukan perbedaan data dari sumber yang sama (puskesmas) mengakibatkan
perbedaan cakupan masing-masing program di Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Puluh Kota. Berdasarkan data EPPGBM jumlah posyandu aktif yaitu 557 dengan
sarana dan prasarana yang sudah lengkap seperti ketersediaan timbangan, alat
ukur tinggi/panjang badan dan media KIE.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pencatatan dan pelaporan dari TPG puskesmas yang belum tepat waktu dan
tidak valid, masih ditemukan perbedaan data antara pemegang program KIA dengan
gizi seperti jumlah Fe1 yang tidak singkron dengan K1, Fe3 dengan K4, dan jumlah
persalinan dengan Vitamin A Bufas. Menurut pengelola gizi Kabupaten hal ini
disebabkan karena TPG puskesmas tidak melakukan croschek data dengan
pemegang program KIA sehingga terjadi perbedaan data, selain itu waktu
pengiriman laporan juga mempengaruhi data.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan laporan EPPGM ditemukan beberapa cakupan program gizi
belum tercapai yaitu penimbangan (D/S), Fe bumi dan Fe pada remaja putri.
Untuk pencatatan dan pelaporan masih ditemukan beberapa data yang tidak
singkron atara pemegang program.
Berdasarkan hasil pengamatan penyebab rendahnya capain program karena
kesadaran masyarakat masih rendah, kurangnya sosialisasi dari petugas
secara berkesinambungan, dan kerjasama lintas sektor dan program yang
belum berjalan baik.
Upaya penanggulangan yang akan dilakukan yaitu meningkatkan kerjasama
lintas sektor dan program dalam penanggulangan masalah gizi, melakukan
sosialisasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan dan merubah
perilaku masyarakat, mengadakan pertemuan dan pelatihan bagi TPG untuk
meningkatkan kapasitas petugas dalam penyuluhan dan konsultasi, dan
melakukan evaluasi program setiap bulan di Kabupaten.
B. Saran