Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HIV-AIDS DAN KAITANNYA DNEGAN IKLIM TROPIS

OLEH
NI KADEK INDRIA MANDALA PUTRI
YORID ABIHUD PATOLA

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang
belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus
HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat
berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang.
Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik
maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui
media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa
menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik,
penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru
dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang
mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan
batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS
adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan-
pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari
anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu
memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam
makalah ini dan mengangkat judul “HIV/AIDS Dan Cara
Penanggulangannya”.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi HIV dan AIDS?Apa penyebab dan gejala terserang HIV-
AIDS?
1.2.2 Bagaimana cara Penularan HIV-AIDS
1.2.3 Bagaimana cara pencegahan dan penangan HIV-AIDS?
1.2.4 Bagaimana penyebaran virus HIV dalam tubuh?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui HIV dan AIDS?
1.3.2 Untuk mengetahui penyebab dan gejala terserang HIV-AIDS?
1.3.3 Untuk mengetahui cara Penularan HIV-AIDS
1.3.4 Untuk mengetahui cara pencegahan dan penangan HIV-AIDS?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
HIV adalah singkatan dari Human Immunodefi ciency Virus. HIV
adalah infeksi yang menyerang sistem kekebalan dan melemahkan
kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi. Tanpa perawatan, setelah
beberapa tahun, seseorang yang mengidap HIV tidak dapat melawan beberapa
infeksi dan kanker. (Communicable Disease Control Directorate Department
of Health)Tahap HIV ini disebut AIDS (Acquired Immune Defi ciency
Syndrome).
AIDS menggambarkan sebuah sindrom dengan berbagai gejala dan
infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS
sendiri disebabkan oleh virus yang sebut HIV, Human Immunodeficiency
Virus.Tidak ada penyembuhan untuk HIV. Seorang yang terinfeksi akan
menularkan HIV kepada orang lain selama sisa hidupnya. (Konsulat Jenderal
Republik Indonesia)

2.2 Gejala dan Tahap


Tahapan perjalanan HIV menjadi AIDS berserta gejalanya menurut
Kemenkes, 2017 yaitu :
1. Periode Jendela
Virus masuk ke dalam tubuh dan berkembang, kalo kita melakukan
tes, virus belum tentu bisa terdeteksi dengan pemeriksaan antibodi darah.
Tidak ada gejala yang muncul namun sudah bisa menularkan ke orang
lain.
2. Tanpa Gejala
Pada Tahap ini virus sudah bisa terdeteksi jika melakukan tes HIV
dengan tes darah. Namun, di tahap ini tidak ada gejala apapun dan tampak
sehat, tergantung juga pada daya tahan tubuh. Biasanya 5-10 tahun.
Orang yang sudah terinfeksi disebut dengan ODHA (Orang dengan HIV
dan AIDS).
3. Muncul Gejala
Demam berkepanjangan, penurunan berat badan, diare terus menerus
tanpa sebab yang jelas, batuk, dan sesak nafas lebih dari satu bulan terus
menerus, kulit gatal-gatal dan muncul bercak merah kebiruan adalah
gejala-gejala yang muncul pada tahap ini. Gejala-gejala tersebut
menunjukkan sudah ada kerusakan pada sistem kekebalan tubuh.
4. AIDS
Tahap ini merupakan tahap akhir dimana kekebalan tubuh sudah
sangat menurun sehingga terserang berbagai macam penyakit, seperti:
a. radang paru-paru (TBC/Tuberculosis),
b. radang karna jamur di mulut dan kerongkongan,
c. gangguan saraf (toxoplasmosis),
d. kanker kulit,
e. infeksi usus, dan infeksi lainnya

2.3 Cara Penularan


Penularan HIV/AIDS akibat melalui cairan tubuh yang mengandung virus
HIV yaitu melalui hubungan seksual, baik homoseksual maupun
heteroseksual, jarum suntik pada pengguna narkotika, transfusi komponen
darah dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkannya (Riry Febrina
Ersha, dan Armen Ahmad, 2018)
Menurut Konsulat Jenderal Republik Indonesia, HIV dapat ditularkan
melalui beberapa cara, yaitu:
a. Penularan secara seksual: HIV dapat ditularkan melalui seks penetratif
yang tidak terlindungi.
b. Penularan melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian
c. HIV dapat ditularkan ke anak selama masa kehamilan, pada proses
persalinan, dan saat menyusui. Pada umumnya, terdapat 15-30% risiko
penularan dari ibu ke anak sebelum dan sesudah kelahiran.
d. Kemungkinan risiko terjangkit HIV melalui transfusi darah dan
produk- produk darah yang terkontaminasi ternyata lebih tinggi (lebih
dari 90%). Kendati demikian, penerapan standar keamanan darah
menjamin penyediaan darah dan produk- produk darah yang aman,
memadai dan berkualitas baik bagi semua pasien yang memerlukan
transfusi.
2.4 Pencegahan
Cara yang paling aman untuk terlindung dari HIV dan infeksi menular seksual
(IMS) yang lain adalah:
a. Selalu melakukan seks aman.
Seks aman berarti menghindari kontak seksual di mana semen, darah
atau cairan vagina dari seorang langsung dipindahkan ke tubuh orang
yang lain. Coba alternatif lain selain seks penetrasi, dan juga cara
mendapat kepuasan seksual, tanpa membuat Anda dan pasangan Anda
menanggung risiko. Selalu memakai kondom dan dam gigi selama
persetubuhan atau seks mulut. Kondom dan dam gigi, bila digunakan
dengan benar dengan pelumas berdasar air, mencegah cairan pindah
dari satu orang ke orang lain. Selalu memakai kondom dan dam gigi
sampai yakin bahwa Anda dan pasangan Anda tidak mengidap IMS
b. Jangan menginjeksi narkoba.
Bila Anda melakukannya, jangan pernah menggunakan jarum,
semprit, penyaring air dan sendok secara bergantian.Cuci tangan atau
gosok jari Anda sebelum menyentuh titik injeksi orang lain. Selalu
memakai jarum dan semprit yang baru dan bersih. Anda dapat
memperolehnya dari apotik, tempat pertukaran jarum dan semprit dan
pada rumah sakit daerah diluar jam kerja.
c. Batasi pasangan seks Anda.
Lebih sedikit orang yang berhubungan seks dengan Anda, lebih sedikit
kemungkinan Anda melakukan seks dengan penderita HIV. Bina
hubungan jangka panjang dimana baik Anda maupun pasangan Anda
tidak terinfeksi, dan Anda maupun pasangan Anda tidak mempunyai
pasangan lain.
d. Berhati hati dalam tindik dan tato
Sebelum mendapatkan seni tubuh (seperti tato dan tindik) yakinkan
bahwa seniman tubuh hanya menggunakan peralatan yang disterilkan,
pisau cukur dan jarum yang baru setiap kali.
e. Lakukan pemeriksaan IMS yang teratur.
f. Kendalikan konsumsi Alkohol dan jauhi narkoba dikarenakan dua hal
tersebut dapat mempengaruhi perilaku seks. Selain itu narko suntik
dapat memperbesar resiko penularan HIV apabila jarum yang
digunakan bergantian dan tidak steril.
2.5 Segitiga Epidemiologi
1) Agent
HIV merupakan virus penyebab AIDS termasuk golongan retrovirus
yang mudah mengalami mutasi, sehingga sulit membuat obat yang
dapat membunuh virus tersebut. Virus HIV sangat lemah dan muda
mati di luar tubuh. HIV termasuk virus yang sensitif terhadap pengaruh
lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan berbagai
desinfektan.
2) Host (pejamu)
Distribusi golongan umur penderita HIV/AIDS di Amerika, Eropa,
Afrika maupun di Asia tidak jauh berbeda. Kelompok terbesar berada
pada umur 15-45 tahun, mereka termasuk kelompok umur yang aktif
melakukan hubungan seksual. Hal ini membuktikan bahwa transmisi
seksual baik homo maupun heteroseksual merupakan pola transmisi
utama.
3) Faktor lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan adalah agregat dari seluruh kondisi luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi,seperti
halnya penyakit HIV/AIDS. Faktor lingkungan sosial yang
mempengaruhi kejadian HIV/AIDS pada laki-laki umur 25-44 tahun
adalah: transfusi darah (pendonor maupun penerima), penggunaan
narkoba, kebiasaan konsumsi alkohol, ketersediaan sarana di pelayanan
kesehatan (kondom), faktor sosial budaya dukungan keluarga, dukungan
tenaga kesehatan, akses ke tempat PSK, akses ke pelayanan kesehatan.

2.6 Kaitan dengan Iklim Tropis


Pada daerah berikim tropis, begitu banyak terdapat tempat wisatayang
eksotis sehingga mumungkinkan orang-orang untuk berlibur kesana sehingga
meninggkatkan mobilitas. Perpindahan penduduk ini juga dapat
mempengaruhi penyebaran penyakit dari daerah asalnya ke daerah destinasi
wisata tadi. Selain itu di daerah daerah beriklim tropis yang menyajikan
baanyak objek wisata juga terdapat banyak lokalisasi lokalisasi yang menjadi
tempat penluraan penyakit menular seksual seperti HIV_AIDS
Suhu dan Iklim di daerah tropis yang cukup panas menyebabkan orang
yang tinggal disana lebih banyak berkeringan dan menyebabkab tubuhnya
menjadi lembab oleh keringat tadi. Apabila seseorang telah terkena salah satu
jenis IMS maka luka akan sulit untuk sembuh karena lembab dan keringat
tadi. Orang yang memiliki IMS lebih bersiko untuk terkena HIV-AIDS
dibandingkan orang yang tidak IMS karena luka pada pengidap IMS
merupakan port entry bagi virus HIV untuk masuk.
Selain itu Negara di daerah tropis sebagaian besar merupakan Negara
berkembang sehingga kesadaran akan kesehatan, & pengobatan
masyarakatnya masih rendah dan hal ini juga didukung oleh faktor ekonomi
dimana biaya pengobatan cukup tinggi sehingga masih banyak masyarakat
yang memilih untuk mengobati sendiri penyakitnya dengan pengobatan
tradisional yang belum dapat diuji efektivitasnya secara ilmiah. Hal ini
tentunya akan memperparah IMS yang dialaminya dan apabila mereka tetap
melakukan seks maka mereka tentu dapat mebagikan penyakitnya ke orang
lain.
Masyarakat Negara berkembang yang masih minim pendidikan
kesehatan reproduksi banyak yang menganggap bahwa HIV dan AIDS
merupakan penyakit akibat dosa sehingga para pengidapnya tak jarang
mendapatkan diskriminasi. Pengucilan sosial terhadap pengidap HIV_AIDS
membuat mereka malas untuk berobat dan memiliki keinginan untuk sembuh
sehingga status HIV tadi dapat menjadi status AIDS
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai