Anda di halaman 1dari 14

PERUMUSAN STRATEGI PADA ORGANISASI PUBLIK DI PUSAT KESEHATAN

MASYARAKAT (PUSKESMAS) KEPANJEN KABUPATEN MALANG

Ghea Marcia Puspito Usodo1


1)
Lulusan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
E-mail: gheamarcia@yahoo.com

Abstrak
Perumusan strategi yang biasa digunakan oleh organisasi bisnis, juga dapat diterapkan pada organisasi publik.
Karakteristik unik dari organisasi publik justru mendemonstrasikan kebutuhan terhadap pemanfaatan manajemen dan
perumusan strategi. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi yang tepat bagi Puskesmas Kepanjen dengan
menggunakan pendekatan organisasi publik. Puskesmas Kepanjen merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Kesehatan Kab. Malang terdepan yang memiliki wewenang dan bertanggungjawab dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Kepanjen. Puskesmas Kepanjen memiliki fungsi utama sebagai
pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan
kemampuan hidup sehat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Meskipun Puskesmas Kepanjen memiliki
Sutera Emas sebagai program inovatif yang diunggulkan, kondisi derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan
Kepanjen masih kurang memuaskan. Masih tingginya angka penderita penyakit serta rendahnya persentase bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif mengindikasikan bahwa kajian mengenai strategi secara menyeluruh perlu dilakukan
untuk memperkuat dan mempertahankan prestasi yang telah dicapai selama ini. Analisis lingkungan eksternal dan
internal akan membantu organisasi untuk menentukan strategi yang tepat dalam mengendalikan arah organisasi
menuju visi yang dikehendaki secara optimal, yaitu mewujudkan Indonesia Sehat melalui Kecamatan Sehat.
Berdasarkan Tahap Input (Matriks EFE dan IFE), Tahap Pencocokan (Matriks SWOT, IE dan Strategi Besar) serta
Tahap Keputusan (Matriks QSPM); strategi yang tepat bagi Puskesmas Kepanjen adalah strategi penetrasi pasar.
Puskesmas Kepanjen perlu untuk menyelenggarakan upaya promosi kesehatan yang lebih baik demi mencapai pangsa
pasar yang lebih besar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memaksimalkan pelaksanaan promosi kesehatan di dalam
gedung melalui penetapan kawasan puskesmas sebagai Kawasan Tanpa Rokok serta memperbanyak selebaran tentang
hidup sehat. Sedangkan untuk meningkatkan promosi kesehatan di luar gedung, Puskesmas Kepanjen dapat
bekerjasama dengan radio milik pemerintah untuk melakukan bina suasana melalui dialog interaktif kesehatan yang
bisa diikuti oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas Kepanjen juga dapat memberdayakan potensi Karang Taruna
menjadi agen perubahan dalam mengajak masyarakat ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kata kunci: Organisasi Publik, Derajat Kesehatan Masyarakat, Perumusan Strategi, Strategi Penetrasi Pasar.

Abstract
Formulation of a strategy commonly used by business organization can also be applied to public organizations. This
unique characteristic of public organizations does demonstrate the need for management utilization and strategy
formulation. This study aims to formulate appropriate strategies at Kepanjen Health Center by using the public
organization approach. Kepanjen Health Center is a leading Technical Unit of Department of Health Malang whose
authorizes and is responsible for carrying out public health efforts in the District of Kepanjen. Kepanjen Health
Center has a main function as the center to enforce health-oriented development and community empowerment to
improve the first level of a healthy lifestyle and health center. Although Kepanjen Health Center has “Sutera Emas
(Golden Silk)” as an innovative and superior program, the condition of public health in the district remains
unsatisfactory. The high rates of disease and the low percentage of exclusively breastfed infants indicate that a study
of the comprehensive strategy needs to conduct in order to strengthen and sustain the current achievements. External
and internal environmental analysis will boost the organization to determine the appropriate strategy to control the
direction of the organization towards the desired vision, namely to achieve Healthy Indonesia through Healthy
District. Based on Input Stage (EFE and IFE Matrix), Matching Stage (SWOT, IE and Grand Strategy Matrix) and
Decision Stage (QSPM Matrix), the appropriate strategy for Kepanjen Health Center is market penetration strategy.
Kepanjen Health Center is necessary to organize a better health promotion to achieve greater market. This can be
achieved by maximizing the implementation of health campaign inside the building by establishing No Smoking Zone
policy and multiplying leaflets about healthy living. Meanwhile, to improve health campaign outside the building,
Kepanjen Health Center is suggested to cooperate with the public radio to promote community development by
holding an interactive healthcare dialogue. Moreover, Kepanjen Health Center can empower potential Youth League
as agents of change to reach the whole community to join the Clean and Healthy Lifestyle (CHL).
Key Words: Public Organization, Public Health Indicator, Strategy Formulation, Market Penetration Strategy.
1
1. PENDAHULUAN
Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan Dasar
kesejahteraan manusia. Ukuran keberhasilan (PKD) kepada seluruh target sasaran masyarakat
pembangunan dapat dilihat dari setidaknya tiga di wilayah kerjanya, yakni (1) pusat penggerak
pilar pembangunan, yaitu kesehatan, pendidikan, pembangunan berwawasan kesehatan, (2) pusat
dan ekonomi; yang secara formal diterjemahkan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan
dalam indikator Indeks Pembangunan Manusia kemampuan untuk hidup sehat serta (3) pusat
(IPM). Ditempatkannya kesehatan sebagai salah pelayanan kesehatan strata pertama. Dengan kata
satu indikator pembangunan menggambarkan lain, Puskesmas tidak hanya berfungsi kuratif saja
bagaimana pembangunan kesehatan memiliki (bersifat menyembuhkan orang sakit), tetapi juga
peran strategis dalam pembangunan kesejahteraan promotif (promosi hidup sehat) dan preventif
manusia atau masyarakat secara umum. (pencegahan penyakit).
Pembangunan di bidang kesehatan adalah Sejak diperkenalkannya konsep Puskesmas
bagian dari pembangunan sumber daya manusia pada tahun 1968, saat ini Puskesmas telah
yang ditandai dengan membaiknya kondisi didirikan di hampir seluruh pelosok negeri. Salah
kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan satu contoh Puskesmas yang telah diakui memiliki
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi pelayanan kesehatan terbaik di Indonesia
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat adalah Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang.
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan Pada tahun 2006, Puskesmas Kepanjen yang pada
masyarakat yang setinggi-tingginya. Tingkat saat itu dipimpin oleh dr. Hadi Puspita
kematian bayi (Infant Mortality Rate—IMR), mengembangkan program inovasi kesehatan
tingkat kematian ibu melahirkan (Maternal dengan nama “Surveilans Epidemiologi Terpadu
Mortality Rate—MMR) dan usia harapan hidup Berbasis Masyarakat” atau Sutera Emas. Sutera
(Life Expectancy) adalah tiga indikator utama Emas adalah proses pelaporan penyakit dengan
yang menentukan tinggi rendahnya kualitas sistem Sensus Harian Penyakit (SHP) oleh kader-
kesehatan suatu masyarakat. kader dan tenaga kesehatan yang tersebar di tiap
Dalam upaya penyelenggaraan pembangunan desa, dengan memanfaatkan layanan pesan pendek
kesehatan tersebut, organisasi pemerintah (SMS) yang terhubung dengan komputer
memiliki tanggungjawab utama dalam puskesmas yang sudah dilengkapi dengan
memberikan pelayanan kesehatan secara langsung perangkat lunak SMS Gateway. Surveilans, yang
kepada masyarakat, meskipun pada prakteknya berarti aktivitas mengidentifikasi adanya masalah
organisasi non-pemerintah yang bergerak di di lapangan beserta dengan faktor resiko dan
bidang bisnis maupun nonprofit turut dilibatkan. determinannya dan biasanya dilakukan hanya
Untuk hal pelayanan secara langsung, terdapat sebatas pada pengumpulan data saja, dikemas
organisasi pemerintah seperti Rumah Sakit Umum dengan bantuan teknologi dan pemberdayaan
Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sehingga dapat digunakan secara cepat
bagi masyarakat. Sedangkan untuk pelayanan dan tepat sebagai dasar dalam pengambilan
tidak langsung, pemerintah membuat peraturan keputusan pelayanan kesehatan yang efektif dan
perundangan-undangan yang memungkinkan efesien. Melalui program ini, diharapkan terjadi
organisasi non-pemerintah mengambil bagian peningkatan kesehatan ibu dan anak, gizi
dalam pemberian pelayanan tersebut sehingga masyarakat, pencegahan dan pengendalian
munculah organisasi swasta yang bermotif utama penyakit menular serta pemberdayaan perempuan
mencari untung serta organisasi swasta yang di bidang kesehatan. Atas gagasannya dalam
bersifat nirlaba. mengembangkan program Sutera Emas tersebut,
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dr. Hadi Puspita mendapat penghargaan sebagai
merupakan unit pelaksana teknis kesehatan Dokter Teladan Nasional 2007 dan Dokter Terpuji
terdepan yang bertanggungjawab dalam 2010. Program Sutera Emas sendiri kemudian
penyelenggaraan upaya kesehatan kepada diadopsi oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai
masyarakat di wilayah kerjanya. Menurut program kesehatan nasional dan Puskesmas
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor Kepanjen dinobatkan sebagai puskesmas
128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan percontohan nasional dalam bidang surveilans
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, terdapat 3 berbasis masyarakat. Selanjutnya Sutera Emas
(tiga) fungsi utama yang diemban puskesmas diperkenalkan secara nasional dalam Exhibition
2
Millenium Development Goals (MDG’s) Award di Kecamatan Kepanjen, dengan aspek lingkungan
Jakarta dan menjadi program dasar untuk internal maupun eksternal yang mempengaruhinya
mendukung Extending Maternal Andneonatal sehingga didapat strategi yang tepat dalam
Survival (EMAS) yang merupakan program mengendalikan arah perjalanan organisasi menuju
kerjasama antara Kementerian Kesehatan visi yang dikehendaki secara optimal, yaitu
Republik Indonesia dengan USAID. Selain itu, mewujudkan Indonesia Sehat melalui Kecamatan
Sutera Emas juga menjadi program kesehatan Sehat. Secara khusus akan dianalisa kekuatan dan
inovatif yang diadopsi oleh Dinas Kesehatan kelemahan yang dimiliki serta peluang dan
Kabupaten Malang untuk kemudian diterapkan di ancaman yang dihadapi oleh Puskesmas Kepanjen
puskesmas lain sebagai bagian dari Grand Kabupaten Malang sehingga dapat diketahui
Strategy Dinas Kesehatan Kabupaten Malang strategi yang tepat bagi organisasi tersebut.
tahun 2011-2015.
Namun meskipun Puskesmas Kepanjen 2. DASAR TEORI
memiliki Sutera Emas sebagai program inovatif Pengertian Manajemen Strategi
yang diunggulkan, kondisi derajat kesehatan Strategi diartikan sebagai rencana berskala
masyarakat Kecamatan Kepanjen kurang besar dan berorientasi dengan lingkungan guna
memuaskan yaitu masih tingginya angka penderita mencapai sasaran-sasaran perusahaan (Pearce
penyakit serta masih rendahnya persentase bayi Robinson, 2008:8). Strategi memiliki kaitan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Kondisi erat dengan konsep perusahaan dan
tersebut mengindikasikan bahwa keberadaan pengambilan keputusan, sehingga strategi
program unggulan tidak menjamin kinerja berkembang menjadi manajemen strategi.
pelayanan sebuah organisasi selalu baik. Manajemen strategi merupakan seni dan
Sebaliknya, kajian mengenai strategi pelayanan pengetahuan dalam merumuskan, mengimple-
kesehatan secara menyeluruh perlu dilakukan mentasikan, serta mengevaluasi keputusan
untuk memperkuat dan mempertahankan prestasi keputusan lintas fungsional yang memampukan
yang telah dicapai melalui program unggulan sebuah organisasi mencapai tujuannya dengan
tersebut sehingga organisasi tersebut dapat terus menggunakan pendekatan yang lebih
bergerak menuju tujuan awal didirikan. sistematis, dan rasional pada pilihan strategi
Dalam ilmu manajemen, proses perumusan, (Fred R. David, 2009:5).
implementasi, serta evaluasi keputusan-keputusan
lintas fungsional yang memampukan sebuah Hirarki Strategi
organisasi mencapai tujuannya, dikenal sebagai
manajemen strategi oleh Fred R. David (2009:5). Strategi Korporasi Tingkat Korporasi
Manajemen strategi menekankan pada
pengamatan peluang dan ancaman lingkungan Tingkat Bisnis
Bisnis 1 Bisnis 2 Bisnis 3
dengan melihat kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Dewasa ini, penggunaan konsep
Strategi Strategi
strategi tidak lagi dimonopoli oleh organisasi Operasi Keuangan
bisnis namun juga mempunyai nilai yang amat /Litbang
Tingkat Fungsional
berharga bagi organisasi pemerintah. Justru
dengan perbedaan dan karakteristik yang unik dari Strategi Strategi
Keuangan Hubungan
organisasi pemerintah itulah, sekaligus Karyawan
mendemostrasikan kebutuhan yang semakin besar
terhadap pemanfaatan manajemen dan Gambar 2.1 Struktur Manajemen Strategi
perencanaan strategi. Sumber: Pearce & Robinson (1997:26)
Penelitian ini membahas perumusan strategi
dengan menggunakan pendekatan organisasi Puncak hirarki terdiri dari board of
publik yang memperhatikan hubungan antara directors, chief executive serta administrative
Puskesmas Kepanjen, sebagai Unit Pelaksana officer yang menghasilkan strategi tingkat
Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan Kabupaten korporasi. Mereka bertanggungjawab atas
Malang yang memiliki wewenang dan kinerja keuangan perusahaan dan atas
bertanggungjawab dalam penyelenggaraan upaya pencapaian tujuan-tujuan non keuangan, seperti
kesehatan kepada masyarakat di wilayah

3
memperkuat citra dan memenuhi tanggung bidang-bidang seperti produksi, operasi, riset
jawab sosial perusahaan dengan mengembang- dan pengembangan, keuangan, pemasaran dan
kan rencana-rencana jangka panjang. Dalam hubungan karyawan. Tetapi tanggungjawab
perusahaan multibisnis, eksekutif tingkat utama mereka adalah mengimplementasikan
korporasi menentukan jenis bidang usaha atau strategi keseluruhan yang dirumuskan di
bisnis yang digarap perusahaan. tingkat korporasi dan bisnis.
Di bagian tengah hirarki pengambilan Berdasarkan hirarki strategi pada Gambar
keputusan adalah tingkat bisnis, yang terdiri 2.1, strategi yang berlaku pada Puskesmas
dari para manajer bisnis dan korporasi. Para Kepanjen adalah strategi tingkat bisnis karena
manajer ini menerjemahkan rumusan arah dan Puskesmas Kepanjen merupakan salah satu
keinginan yang dihasilkan tingkat korporasi ke Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
dalam sasaran dan strategi yang kongkrit untuk Kesehatan Kabupaten Malang.
masing-masing divisi usaha. Pada umumnya,
para manajer strategi tingkat bisnis menentukan Proses Manajemen Strategi
bagaimana perusahaan akan bersaing di Berdasarkan Gambar 2.2, proses manajemen
wilayah pemasaran produk tertentu. strategi terdiri dari tiga yaitu tahap perumusan,
Di bagian bawah hirarki pengambilan penerapan dan penilaian strategi. Tahap
keputusan terletak tingkat fungsional, yang perumusan strategi terdiri dari pengembangan
mana terdiri dari manajer-manajer produk, pernyataan visi dan misi; pelaksanaan audit
wilayah dan fungsional. Mereka menyusun
sasaran tahunan dan strategi jangka pendek di

Menjalankan
audit eksternal
Merngimplementasi
Menetapkan Meciptakan, kan strategi--
Mengembangkan tujuan-tujuan Mengukur dan
mengevaluasi, pemasaran,
pernyataan visi jangka mengevaluasi
dan memilih keuangan,
dan misi panjang kinerja
strategi akuntansi, litbang,
dan isu MIS
Menjalankan
audit internal

Perumusan Penerapan Penilaian


strategi strategi strategi

Gambar 2.2 Model Manajemen Strategi


Sumber: Fred R. David (2009:21)

internal dan eksternal; penetapan tujuan-tujuan mengembangkan sebuah daftar terbatas dari
jangka panjang; penciptaan, pengevaluasian peluang yang dapat menguntungkan sebuah
dan pemilihan strategi. Tahap penerapan perusahaan dan ancaman yang harus
strategi terdiri dari penerapan strategi dihindarinya. Kekuatan-kekuatan eksternal
pemasaran, keuangan, akuntansi, litbang dan dapat dibagi menjadi beberapa kategori (Fred
SIM. Sedangkan tahap ketiga disebut tahap R. David, 2009:120) yaitu faktor ekonomi;
pengevaluasian strategi yang terdiri atas sosial, budaya, demografis, dan lingkungan;
pengukuran dan pengevaluasian kinerja. politik, pemerintahan dan hukum; teknologi;
serta kompetitif. Semua organisasi memiliki
Perumusan Strategi kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional
Di dalam proses awal manajemen bisnis. Kekuatan atau kelemahan internal,
manajemen strategi, terdapat tahap analisa ditambah dengan peluang atau ancaman
lingkungan ekstrenal dan internal organisasi. eksternal serta pernyataan misi yang jelas
Tujuan dari audit eksternal adalah untuk memberi landasan untuk menetapkan tujuan
4
dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan yaitu organisasi kompleks yang diciptakan
dengan tujuan untuk mendayagunakan oleh undang-undang dan yang bertugas
kekuatan serta mengatasi kelemahan internal. mengatur dan mengadministrasikan undang-
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi undang. Persamaan-persamaan utama dari
lingkungan organisasi (Fred R. David, organisasi pemerintah dengan organisasi
2009:190) adalah faktor manajemen; bisnis dan organisasi nonprofit yaitu:
pemasaran; keuangan; produksi; penelitian dan - melayani lingkungan (Environmental
pengembangan; serta SIM. Serving Organization), meski dengan
motif yang berbeda;
Alternatif Strategi - menghadapi tantangan eksternal;
Menurut Fred R. David (2009:248), - dituntut dalam hal pertanggungjawaban
strategi-strategi alternatif yang dijalankan Sedangkan perbedaan perbedaan
organisasi dikategorikan menjadi: organisasi pemerintah dengan organisasi
- Integrasi ke depan, yaitu usaha untuk bisnis dan organisasi nonprofit yaitu:
memperoleh kepemilikan atau kendali - pengaruh kekuasaan dan politik;
lebih besar atas distributor atau pengecer. - pengaruh manajer publik;
- Integrasi ke belakang, yaitu strategi yang - loyalitas dan efesiensi;
mengupayakan kepemilikan atau kendali - sumberdaya dan profesionalisme;
lebih besar atas pemasok perusahaan. - dan harapan masyarakat yang unik.
- Integrasi horizontal, yaitu strategi yang
mengupayakan kepemilikan atau kendali Aplikasi Strategi Pada Organisasi Publik
yang lebih besar atas pesaing perusahaan. Konsep strategi tidak hanya mempunyai
- Penetrasi pasar, yaitu mengusahakan nilai yang amat berharga bagi organisasi yang
peningkatan pangsa pasar untuk produk mengejar keuntungan, tapi juga bagi
atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui oraganisasi pemerintah atau publik. Terlebih
upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. organisasi pemerintah dalam membuat
- Pengembangan pasar, yaitu pengenalan keputusan-keputusan penting dituntu untuk
produk atau jasa yang ada saat ini ke strategically effective (Koteen dalam Salusu,
wilayah-wilayah geografis yang baru. 2006:39). Karakteristik yang unik dari
- Pengembangan produk, yaitu upaya organisasi pemerintah justru menunjukkan
peningkatan penjualan dengan cara kebutuhan yang semakin besar terhadap
memperbaiki atau memodifikasi produk pemanfaatan manajemen dan perencanaan
atau jasa yang ada saat ini. strategi. Perencanaan strategi dapat menolong
- Diversifikasi terkait, yaitu pengembangan organisasi pemerintah untuk menangani
bisnis baru yang memiliki kesesuaian perubahan lingkungan yang signifikan. Selain
strategis lintas bisnis dan bernilai secara itu, dengan meningkatkan kemampuan untuk
kompetitif. berpikir dan bertindak strategi, organisasi
- Diversifikasi tidak terkait, yaitu pemerintah dapat memberikan pelayanan
mengakuisisi industri berbeda yang terhadap kesejahteraan umum dengan efektif.
memiliki potensi untuk menghasilkan Secara khusus, perumusan strategi dapat
pengembalian atas investasi yang tinggi. membantu organisasi pemerintah dalam
- Penciutan, yaitu pengelompokan ulang membangun kekuatannya dan menarik manfaat
melalui pengurangan biaya dan aset untuk dari peluang-peluang penting serta mengurangi
meningkatkan penjualan dan laba. hal-hal yang menjadi kelemahannya atau
- Divestasi, yaitu menjual satu divisi atau menghindari ancaman serius.
bagian dari suatu organisasi.
- Likuidasi, yaitu penjualan seluruh aset 3. METODOLOGI
perusahaan secara terpisah-pisah demi Obyek dari penelitian ini adalah Pusat
memperoleh kekayaan berwujud. Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kepanjen
Kabupaten Malang yang berlokasi di Jalan Raya
Organisasi Publik Jatirejoyoso Nomor 4. Sedangkan subyek pada
Salusu (2006:15) menyatakan bahwa penelitian ini adalah perumusan strategi. Ditinjau
tipe organisasi pemerintahan adalah ”publik” dari tujuan umumnya, penelitian ini adalah

5
penelitian deskriptif eksploratif yaitu penelitian Tahap input berisi informasi dasar yang
yang bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, dibutuhkan untuk merumuskan strategi yang
analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi terdiri dari External Factor Evaluation (EFE)
yang sekarang ini terjadi atau ada sehingga Matrix dan Internal Factor Evaluation (IFE)
diharapkan dapat menafsir kecenderungan yang Matrix. Tahap pencocokan berfokus pada
akan terjadi pada masa akan datang (Moh. penciptaan strategi alternatif yang masuk akal
Pabundu, 2006:10). Penelitian ini dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal
mendeskripsikan aspek lingkungan eksternal dan internal utama, terdiri dari SWOT Matrix,
internal organisasi, sehingga dapat diidentifikasi Internal External (IE) Matrix dan Grand
peluang, hambatan, kekuatan dan kelemahan Strategy Matrix. Sedangkan tahap keputusan
untuk kemudian menjadi pertimbangan dalam melibatkan satu teknik saja yaitu Matriks
menentukan strategi yang tepat bagi organisasi. Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative
Jenis data yang digunakan dalam penelitian Strategic Planning Matrix—QSPM). QSPM
adalah data kuantatif dan kualitatif. Sumber data menggunakan informasi output dari tahap input
yang digunakan dalam proses pengumpulan data untuk secara objektif mengevaluasi strategi-
yaitu data primer dan sekunder. Adapun metode strategi alternatif yang diidentifikasi dalam
pengumpulan data yang dipergunakan dalam tahap pencocokan. QSPM menunjukkan daya
penelitian ini adalah metode studi kasus. Metode tarik relatif berbagai strategi alternatif dan
studi kasus menghendaki suatu kajian rinci, dengan demikian memberikan landasan objektif
mendalam, menyeluruh atas objek tertentu yang bagi pemilihan strategi bagi organisasi.
biasanya relatif kecil selama kurun waktu
tertentu, termasuk lingkungannya menurut 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Husein Umar, 2002:3). Metode ini berusaha Matriks IFE
menemukan hubungan atas faktor-faktor yang Berdasarkan analisis kondisi internal yang
dominan atas permasalahan penelitiannya. dilakukan pada Puskesmas Kepanjen,
Sedangkan teknik pengumpulan data yang diperoleh hasil seperti yang tertera dalam
digunakan antara lain kuesioner, wawancara, Tabel 4.1. Besar atau kecilnya bobot tersebut
dokumentasi dan studi pustaka. mengindikasikan signifikansi relatif dari
Variabel pada penelitian ini adalah faktor suatu faktor terhadap keberhasilan
eksternal dan internal organisasi. Yang mana organisasi. Bobot dari setiap faktor yang
faktor eksternal organsiasi terdiri dari aspek digunakan dalam analisis Matriks IFE
ekonomi; geografis; demografis; sosial; politik, mengacu pada ketentuan:
pemerintahan dan hukum; teknologi serta aspek 0,00 – 0,03 = tidak penting
derajat kesehatan masyarakat. Sedangkan faktor >0,03 – 0,06 = penting
internal organisasi terdiri dari aspek SDM, >0,06 – 0,09 = cukup penting
keuangan, operasional dan promosi kesehatan. >0,09 – 0,12 = sangat penting
Metode pengolahan data yang digunakan Bobot tertinggi pada faktor internal kekuatan
dalam penelitian ini terangkum dalam gambar. adalah sebesar 0,11 yaitu keberadaan program
Survelilens Epidemiologi Terpadu Berbasis
Stage 1: Input Stage Masyarakat (Sutera Emas) yang ditetapkan
EFE Matrix menjadi program percontohan nasional. Hal ini
IFE Matrix dianggap penting bagi puskesmas karena
program tersebut membantu pendeteksian
Stage 2: Matching Stage kasus-kasus berpotensi Kejadian Luar Biasa
SWOT Matrix secara dini. Sedangkan bobot terendah pada
IE Matrix faktor internal kekuatan adalah sebesar 0,01
Grand Strategy Matrix yaitu keberadaan klinik akupunktur. Hal
tersebut menunjukkan keberadaan klinik
Stage 3: Decision Stage akupunktur tidak terlalu bersignifikansi relatif
QSPM Matrix terhadap keberhasilan Puskesmas Kepanjen.
Bobot tertinggi faktor internal kelemahan
Gambar 3.1 Metode Pengolahan Data adalah sebesar 0,10 yaitu jumlah tenaga medis
Sumber: Fred R. David (2009:124) hanya tiga orang atau 4,7% dari keseluruhan

6
jumlah tenaga yang dimiliki oleh Puskesmas ngan dan inovatif, penyelenggaraan program
Kepanjen. Keberadaan tenaga medis yang Sutera Emas, polindes, Unit Gawat Darurat
jumlahnya memadai dianggap sangat penting atau UGD serta terjaminnya ketersediaan obat.
karena tanpa hal tersebut, Puskesmas Kepanjen Sebaliknya, beberapa faktor yang mendapat
akan kesulitan memaksimalkan pemberian peringkat rendah mengindikasikan bahwa
layanan kesehatan kepada masyarakat. Puskesmas Kepanjen masih bermasalah dengan
Sedangkan bobot terendah pada faktor internal jumlah tenaga medis yang terbatas serta belum
kelemahan adalah 0,01 yaitu terbatasnya lahan seluruh keluarga dalam wilayah kerjanya yang
Puskesmas Kepanjen. Keterbatasan lahan mendapat kunjungan rumah.
tersebut dianggap kurang penting karena Hasil dari Matriks IFE menunjukkan total
Puskesmas Kepanjen dapat memanfaatkan bobot faktor kekuatan yaitu 0,66; lebih besar
keberadaan polindes, puskesmas pembantu dari total bobot faktor kelemahan sebesar 0,34.
serta kunjungan pemeriksaan kesehatan yang Sedangkan total skor faktor kekuatan sebesar
rutin dilakukan di sekolah-sekolah yang berada 2,53 lebih besar dari total skor faktor
di Kecamatan Kepanjen. kelemahan sebesar 0,50. Secara keseluruhan,
Besarnya peringkat pada matrik IFE skor bobot total Puskesmas Kepanjen adalah
didasarkan pada apakah faktor tersebut sangat 3,03 yang dalam skala 1 sampai dengan 4
kuat (4), kuat (3), lemah (2) atau sangat lemah berada di atas 2,5 mengindikasikan posisi
(1). Puskesmas Kepanjen sangat berhasil dalam intemal yang kuat.
penyelenggaraan upaya kesehatan pengemba-

Tabel 4.1 Matriks IFE Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang


Faktor-faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor
Kekuatan
1. Telah menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan dan inovatif 0,06 4 0,24
2. Keberadaan program Surveilans Epidemiologi Terpadu Berbasis Masyarakat 0,11 4 0,44
3. Keberadaan klinik akupunktur 0,01 3 0,03
4. Keberadaan Pustu di Ds. Jenggolo, Sukoraharjo, Talangagung 0,04 3 0,12
5. Keberadaan Polindes di tiap desa/kelurahan 0,10 4 0,40
6. Tersedianya layanan Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam bagi masyarakat 0,08 4 0,32
7. Naiknya tingkat pemanfaatan layanan oleh masyarakat 51,07% menjadi 58,38% 0,06 3 0,18
8. Terjaminnya ketersediaan obat karena desentralisasi pengelolaan akibat otonomi 0,09 4 0,36
9. Ditetapkannya Sutera Emas menjadi program percontohan nasional 0,11 4 0,44
Subtotal 0,66 2,53
Kelemahan
1. Terbatasnya lahan Puskesmas Kepanjen 0,01 2 0,02
2. Jumlah tenaga medis yang dimiliki hanya sebanyak 3 orang (4,7%) 0,10 1 0,10
3. Dana untuk penyelenggaraan promosi kesehatan tidak mencukupi 0,06 2 0,12
4. Belum maksimalnya upaya promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas 0,02 2 0,04
5. Presentase jumlah keluarga yang mendapat kunjungan rumah hanya 83,7% 0,08 1 0,08
6. Lingkungan Puskesmas Kepanjen belum terbebas dari asap rokok 0,02 2 0,04
7. Tidak lagi mendapatkan dana dari Bantuan Luar Negeri (BLN) dan Danamon 0,05 2 0,10
Subtotal 0,34 0,50
Total 1,00 3,03

Matriks EFE Sedangkan banyaknya jumlah penduduk


Berdasarkan analisis kondisi eksternal yang dengan usia ≥60 tahun mengindikasikan bahwa
dilakukan pada Puskesmas Kepanjen, diperoleh usia harapan hidup penduduk cukup tinggi.
hasil seperti yang tertera dalam Tabel 4.2. Sedangkan bobot terendah faktor eksternal
Bobot dari setiap faktor yang digunakan dalam peluang sebesar 0,01 yang dikarenakan peng-
analisis Matriks EFE mengacu pada ketentuan adopsian Sutera Emas oleh Aliansi Pita Putih
yang sama dengan Matriks IFE. Bobot tertinggi Indonesia (APPI) tidak terlalu berpengaruh
pada faktor eksternal peluang adalah 0,10 yaitu pada pelayanan Puskesmas Kepanjen.
besarnya jumlah penduduk kelompok umur 15- Bobot tertinggi pada faktor eksternal
29 tahun dan ≥60 tahun. Hal ini dianggap ancaman adalah 0,12 yaitu masih rendahnya
penting karena apabila penduduk usia produktif persentase bayi yang mendapatkan ASI
yang berjumlah besar ini dapat diberdayakan eksklusif sebesar 0,77% serta masih tingginya
dengan tepat, dapat membantu puskesmas jumlah kasus Diare, Pneumonia Balita dan TB
mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Paru BTA (+) di Kec. Kepanjen. Hal tersebut
Sehat kepada masyarakat di lingkungannya. dianggap sangat penting karena berkaitan

7
dengan derajat kesehatan masyarakat yang karang taruna di desa/kelurahan. Hal tersebut
harus segera diantisipasi demi menghindari mengindikaskan bahwa strategi yang dilakukan
tingginya tingkat gizi buruk pada anak serta oleh puskesmas saat ini belum cukup efektif
kematian yang tidak diinginkan. Sedangkan untuk menangkap kedua peluang tersebut. Di
bobot terendah faktor eksternal ancaman waktu akan datang, kerjasama dengan radio
sebesar 0,01 yaitu penghentian rujukan medis lokal dapat menjadi pilihan dalam melakukan
ke RSSA Malang bagi pemegang Jamkesda promosi kesehatan. Selain itu, puskesmas juga
Kab. Malang. Hal tersebut dianggap tidak dapat memberdayakan karang taruna.
penting karena Puskesmas masih bisa merujuk Faktor eksternal ancaman dengan
ke RS Kanjuruhan Kepanjen sebagai rumah peringkat tertinggi adalah penghentian rujukan
sakit rujukan alternatif apabila terjadi kasus- medis ke RSSA bagi pemegang Jamkesda
kasus yang tidak dapat ditangani. Kab.Malang. Hal tersebut berarti bahwa respon
Besarnya peringkat pada setiap faktor Puskesmas Kepanjen sangat bagus dalam
dalam matrik EFE menunjukkan seberapa mengantisipasi ancaman tersebut dengan
efektif strategi perusahaan saat ini dalam mengalihkan rujukan pasien ke RS Kanjuruhan
merespon faktor tersebut, yang mana: Kepanjen. Sedangkan faktor eksternal ancaman
4 = responsnya sangat bagus dengan peringkat terendah adalah rendahnya
3 = responsnya di atas rata-rata persentase bayi yang mendapatkan ASI
2 = responsnya rata-rata eksklusif dan tingginya jumlah kasus Diare,
1 = responsnya di bawah rata-rata Pneumonia Balita dan TB Paru BTA (+).
Faktor eksternal peluang yang memiliki Peringkat yang rendah mengindikasikan bahwa
peringkat tertinggi adalah keberadaan kader strategi Puskesmas Kepanjen sekarang belum
Sutera Emas sebanyak 545 orang, minimal satu cukup efektif untuk mengantisipasinya.
orang kader di setiap Rukun Tetangga. Hal ini Hasil dari Matriks EFE menunjukkan total
berarti bahwa respon Puskesmas Kepanjen bobot faktor peluang yaitu 0,52; lebih besar
sangat bagus dalam memberdayakan dari total bobot faktor ancaman sebesar 0,48.
masyarakat di wilayah kerjanya menjadi kader Sedangkan total skor faktor peluang sebesar
yang membantu puskesmas dalam melaporkan 1,30 lebih besar dari total skor faktor ancaman
kasus-kasus yang berpotensi Kejadian Luar sebesar 0,82. Secara keseluruhan, skor bobot
Biasa (KLB) untuk kemudian segera ditangani. total Puskesmas Kepanjen adalah 2,12 yang
Sedangkan faktor eksternal peluang dengan dalam skala 1 sampai 4 berada sedikit di bawah
peringkat terendah adalah semakin besarnya 2,5 mengindikasikan puskesmas belum mampu
akses masyarakat terhadap media informasi menarik keuntungan dari peluang eksternal dan
berbasis teknologi dan keberadaan organisasi menghindari ancaman yang menghadang.

Tabel 4.2 Matriks EFE Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang


Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor
Peluang
1. Tingkat pertumbuhan ekonomi naik dari 5,76% menjadi 5,90% 0,02 3 0,06
2. Pendapatan per kapita masyarakat naik dari 4,91 juta menjadi 10,75 juta 0,02 3 0,06
3. Besarnya jumlah penduduk kelompok umur 15-29 tahun dan ≥60 tahun 0,10 2 0,20
4. Jumlah posyandu purnama dan mandiri meningkat dari 47 menjadi 49 buah 0,07 3 0,21
5. Berubahnya status Klinik 24 jam Teja Husada menjadi RS Khusus Geriatri 0,02 3 0,06
6. Keberadaan Karang Taruna untuk menggerakkan PHBS masyarakat 0,04 1 0,04
7. Keberadaan Aliansi Pita Putih Indonesia yang mengadopsi Sutera Emas 0,01 3 0,03
8. Keberadaan program Jamkesmas dan Jampersal 0,08 3 0,24
9. Akses masyarakat terhadap media informasi berbasis teknologi semakin besar 0,08 1 0,08
10. Keberadaan kader Sutera Emas sebanyak 545 orang 0,08 4 0,32
Subtotal 0,52 1,30
Ancaman
1. Terdapat tiga titik rawan kecelakaan di wilayah Kecamatan Kepanjen 0,02 3 0,06
2. Penetapan peserta Jamkesmas tidak lagi melalui SK Bupati melainkan TNP2K 0,04 3 0,12
3. Penghentian rujukan medis ke RSSA bagi peserta Jamkesda Kab. Malang 0,01 4 0,04
4. Rendahnya skor integritas layanan publik Kab. Malang berdasarkan survei 0,02 3 0,06
5. Meningkatnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 0,05 2 0,10
6. Turunnya kunjungan ibu hamil & pelayanan ibu nifas 98,77% menjadi 91,63% 0,05 2 0,10
7. Turunnya persentase persalinan oleh tenaga medis dari 100% menjadi 98,99% 0,05 2 0,10
8. Masih rendahnya persentase bayi mendapat ASI eksklusif sebesar 0,77% 0,12 1 0,12
9. Masih tingginya jumlah kasus Diare, Pneumonia Balita dan TB Paru BTA (+) 0,12 1 0,12
Subtotal 0,48 0,82
Total 1,00 2,12

8
Matriks SWOT tersebut memperlihatkan gambaran strategi
Matriks SWOT seperti yang terlihat pada menyeluruh Puskesmas Kepanjen yang
Tabel 4.3, memberikan alternatif strategi yang didasarkan pada kekuatan dan kelemahan
tepat bagi Puskesmas Kepanjen. Matriks internal serta peluang dan ancaman eksternal.

Tabel 4.3 Matriks SWOT Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Telah menyelenggarakan UK 1. Terbatasnya lahan Puskesmas
pengembangan dan inovatif Kepanjen
2. Keberadaan program Sutera 2. Jumlah tenaga medis yang
Emas dimiliki hanya 3 orang (4,7%)
3. Keberadaan klinik akupunktur 3. Dana untuk penyelenggaraan
4. Keberadaan Pustu di tiga desa promosi kesehatan tidak
5. Keberadaan Polindes tiap mencukupi
desa/kelurahan 4. Belum maksimalnya upaya
6. Tersedianya layanan UGD 24 promosi kesehatan di dalam
jam bagi masyarakat gedung puskesmas
7. Naiknya pemanfaatan layanan 5. Presentase jumlah keluarga
dari 51,07% menjadi 58,38% yang mendapat kunjungan
8. Ketersediaan obat karena rumah hanya 83,7%
desentralisasi pengelolaan 6. Puskesmas Kepanjen belum
9. Ditetapkannya Sutera Emas terbebas dari asap rokok
menjadi program percontohan 7. Tidak lagi mendapatkan dana
nasional dari BLN dan Danamon
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
1. Tingkat pertumbuhan ekonomi naik dari 5,76% menjadi 5,90%
2. Pendapatan per kapita masyarakat naik 4,91 menjadi 10,75 juta 1. Menyeleneggarakan Unit Rawat 1. Memberdayakan organisasi
3. Besarnya ∑ penduduk kelompok umur 15-29 dan ≥60 tahun Jalan atau URJ Mata di Karang Taruna di wilayah
4. ∑ posyandu purnama & mandiri meningkat 47 menjadi 49 buah puskesmas (S7,O1,O8) Kecamatan Kepanjen untuk
5. Berubahnya status Klinik Teja Husada menjadi RSK Geriatri 2. Mengadakan kerjasama dengan menjadi agen promosi
6. Keberadaan Karang Taruna untuk menggerakkan PHBS radio atau televisi lokal untuk kesehatan di lingkungannya
7. Keberadaan APPI yang mengadopsi Sutera Emas menayangkan dialog interaktif (W2,W3,O6)
8. Keberadaan program Jamkesmas dan Jampersal tentang kesehatan yang dapat
9. Akses terhadap media informasi teknologi semakin besar diikuti secara rutin oleh
10. Keberadaan kader Sutera Emas sebanyak 545 orang masyarakat (S1,O9)
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Terdapat tiga titik rawan kecelakaan di wilayah Kecamatan Kepanjen
2. Penetapan peserta Jamkesmas tidak lagi melalui SK Bupati 1. Menggiatkan promosi kesehatan 1. Bekerjasama dengan radio
3. Penghentian rujukan medis ke RSSA peserta Jamkesda Kab. Malang di Polindes untuk mengajak milik pemerintah untuk
4. Rendahnya skor survei integritas layanan publik Kab. Malang masyarakat lebih mendukung upaya promosi
5. Meningkatnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup memperhatikan kesehatan kesehatan (W3,T6,T7,T8,T9)
6. Turunnya kunjungan ibu hamil & ibu nifas 98,77% menjadi 91,63% keluarga dan lingkungannya
7. Turunnya persentase persalinan tenaga medis 100% menjadi 98,99% (S5,T6, T7, T8, T9)
8. Masih rendahnya persentase bayi mendapat ASI eksklusif 0,77%
9. Masih tingginya jumlah kasus Diare, Pneumonia Balita dan TB Paru BTA
(+) di Kecamatan Kepanjen

Matriks Strategi Besar terletak pada kuadran ini memilih melakukan


Berdasarkan Matriks IFE dan Matriks EFE, penekanan internal untuk memaksimalkan
jumlah total Matriks IFE lebih besar kekuatan. Untuk organisasi-organisasi yang
dibandingkan Matriks EFE yaitu 3,03 dibanding terletak pada Kuadran III, alternatif strategi yang
2,74. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas sesuai adalah penetrasi pasar, pengembangan
Kepanjen lebih mengarah pada sumber daya pasar dan pengembangan produk.
internalnya daripada eksternalnya. Pada Matriks Mengatasi Kelemahan
IFE, skor total kekuatan puskesmas lebih tinggi Internal
(mengarah Eksternal
daripada skor total kelemahan yaitu 2,53 kan Putar haluan Integrasi vertikal (akuisisi
Diversifikasi
dibanding 0,50. Oleh karena itu, Puskesmas kembali Divestasi
konglomerasi
atau
sumber Likuidasi merger
Kepanjen akan lebih baik jika memaksimalkan daya di untuk
kekuatan yang dimilikinya dibandingkan Integrasi horisontal kapabilitas
dalam PUSKESMAS Diversifikasi sumber
organisasi)
mengatasi kelemahan. Berdasarkan analisis KEPANJEN konsentrik daya)
tersebut, Matriks Strategi Besar Puskesmas Usaha patungan

Kepanjen ditunjukkan dalam Gambar 4.4. Memaksimalkan Kekuatan


Puskesmas Kepanjen berada pada Kuadran
III yang berarti bahwa organisasi memiliki Gambar 4.1 Matriks Strategi Besar Puskesmas
posisi strategi yang baik. Organisasi yang Kepanjen
Sumber: data diolah dari Fred R. David (2009:124)
9
Matriks IE obyektif dengan mempertimbangkan hasil
Parameter yang digunakan dalam matriks wawancara dengan pimpinan Puskesmas
Internal Eksternal adalah parameter internal dan Kepanjen. Nilai bobot sama dengan pemberian
eksternal organisasi. Matriks Internal Eksternal bobot pada matriks IFE dan matriks EFE.
(IE) didasarkan pada skor bobot IFE total pada Attractive Score merupakan nilai yang
sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu menunjukkan kemenarikan relatif untuk masing-
y. Pada matriks ini sumbu x bernilai 3,03 dan masing strategi. Nilai TAS diperoleh dari hasil
sumbu y bernilai 2,14. Analisis matriks Internal mengalikan bobot dengan nilai AS.
Eksternal terlihat pada Gambar 3.2. Berdasarkan Secara garis besar alternatif strategi yang
hasil analisis Matriks Internal Eksternal di atas dihasilkan dari matriks IFE, EFE, SWOT,
dapat disimpulkan bahwa Puskesmas Kepanjen Matriks Strategi Besar dan IE yang sesuai
berada pada posisi sel IV. Organisasi yang dengan kondisi intrenal dan eksternal Puskesmas
terletak pada sel IV dapat ditangani dengan baik Kepanjen adalah strategi intensif adalah
melalui strategi tumbuh dan membangun (grow penetrasi pasar, pengembangan pasar dan
and build). Strategi yang intensif seperti pengembangan produk atau integratif seperti
penetrasi pasar, pengembangan pasar dan integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan
pengembangan produk) atau integratif (integrasi integrasi horisontal. Namun tidak semua dari
ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi alternatif strategi tersebut dapat diterapkan oleh
horisontal) dapat menjadi alternatif strategi yang Puskesmas Kepanjen dikarenakan
tepat bagi organisasi. kekhususannya sebagai organisasi publik.
Strategi pengembangan pasar, yang berarti
SKOR BOBOT TOTAL IFE memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke
wilayah geografis yang baru, tidak dapat
Kuat Sedang Lemah
3,0 - 4,0 2,0 -2,99 1,0 - 1,99 dilakukan oleh Puskesmas Kepanjen karena
4,0 3,0 2,0 1,0
standar wilayah kerja puskesmas yang terbatas
pada Kecamatan Kepanjen saja. Strategi
Tinggi
Integrasi Horisontal, yang berarti mengupayakan
I II III kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas
3,0 - 4,0

3,0 pesaing, juga tidak dapat diterapkan oleh


SKOR Puskesmas Kepanjen. Hal tersebut dikarenakan
BOBOT Sedang
TOTAL 2,0 -2,99
IV V VI kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana
IFE kesehatan strata pertama di wilayah kerjanya
2,0
adalah sebagai mitra, bukan pesaing, yang
Rendah
VII VIII IX bersama melakukan upaya pelayanan kesehatan
1,0 - 1,99
bagi masyarakat. Begitu pula dengan alternatif
1,0
strategi Integrasi ke Belakang yang tidak dapat
diaplikasikan oleh Puskesmas Kepanjen karena
Gambar 4.2 Matriks Internal Eksternal Puskesmas bertentangan dengan UU Nomor 23 Tahun 1992
Kepanjen Tentang Kesehatan dan PP Nomor 72 Tahun
Sumber: data diolah dari Fred R. David (2009: 132)
1999 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan bahwa puskesmas tidak
Matriks QSPM diperbolehkan untuk melakukan pengadaan obat
Matriks QSPM adalah alat yang secara mandiri. Dengan mempertimbangkan hal-
direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk hal di atas, maka alternatif strategi yang akan
melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif dievaluasi dalam Matriks QSPM adalah
secara obyektif berdasarkan key success factors penetrasi pasar dan pengembangan produk.
internal dan eksternal yang telah diidentifikasi Seperti yang terlihat pada Tabel 4.4, faktor
sebelumnya. Tujuan dari matriks ini adalah kunci dalam Matriks QSPM merupakan turunan
untuk menetapkan ketertarikan relatif dari dari faktor lingkungan eksternal dan internal
strategi-strategi yang bervariasi yang telah yang mungkin memengaruhi pemilihan strategi.
dipilih untuk menentukan strategi mana yang Bobot diperoleh dengan analisis kualitatif
dianggap paling baik untuk diimplementasikan terhadap faktor-faktor kunci eksternal maupun
oleh organisasi. Pemberian bobot dan nilai AS internal dengan melakukan pengamatan
pada Matriks QSPM diperhitungkan secara
10
Tabel 4.4 Matriks QSPM Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang
Alternatif Strategi
Faktor-faktor Utama Bobot Penetrasi Pengembangan
Pasar Produk
AS TAS AS TAS
Faktor-faktor Eksternal Utama
Peluang
1. Tingkat pertumbuhan ekonomi naik dari 5,76% menjadi 5,90% 0,02 - -
2. Pendapatan per kapita masyarakat naik dari 4,91 menjadi 10,75 juta 0,02 - -
3. Besarnya jumlah penduduk kelompok umur 15-29 dan ≥60 tahun 0,10 4 0,40 2 0,20
4. Jumlah posyandu purnama & mandiri meningkat 47 menjadi 49 buah 0,07 - -
5. Berubahnya status Klinik Teja Husada menjadi RS Khusus Geriatri 0,02 - -
6. Keberadaan Karang Taruna untuk menggerakkan PHBS masyarakat 0,04 4 0,16 1 0,04
7. Keberadaan Aliansi Pita Putih Indonesia yang mengadopsi Sutera Emas 0,01 - -
8. Keberadaan program Jamkesmas dan Jampersal 0,08 4 0,32 3 0,24
9. Akses terhadap media informasi berbasis teknologi semakin besar 0,08 4 0,32 1 0,08
10. Keberadaan kader Sutera Emas sebanyak 545 orang 0,08 4 0,32 1 0,08
Ancaman
1. Terdapat tiga titik rawan kecelakaan di wilayah Kecamatan Kepanjen 0,02 - -
2. Penetapan peserta Jamkesmas tidak lagi melalui SK Bupati melainkan TNP2K 0,04 - -
3. Penghentian rujukan medis ke RSSA bagi peserta Jamkesda Kab. Malang 0,01 - -
4. Rendahnya skor integritas layanan publik Kab. Malang berdasarkan survei 0,02 4 0,08 1 0,02
5. Meningkatnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 0,05 4 0,20 3 0,15
6. Turunnya kunjungan ibu hamil & pelayanan ibu nifas 98,77% menjadi 91,63% 0,05 4 0,20 2 0,10
7. Turunnya persentase persalinan oleh tenaga medis dari 100% menjadi 98,99% 0,05 4 0,20 2 0,10
8. Masih rendahnya persentase bayi mendapat ASI eksklusif sebesar 0,77% 0,12 4 0,48 3 0,36
9. Masih tingginya jumlah kasus Diare, Pneumonia Balita dan TB Paru BTA (+) 0,12 4 0,48 3 0,36
Faktor-faktor Internal Utama
Kekuatan
1. Telah menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan dan inovatif 0,06 4 0,24 2 0,12
2. Keberadaan program Sutera Emas 0,11 3 0,33 2 0,22
3. Keberadaan klinik akupunktur 0,01 4 0,04 1 0,01
4. Keberadaan Pustu di Ds. Jenggolo, Sukoraharjo, Talangagung 0,04 4 0,16 1 0,04
5. Keberadaan Polindes di tiap desa/kelurahan 0,10 4 0,40 1 0,10
6. Tersedianya layanan Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam bagi masyarakat 0,08 4 0,32 1 0,08
7. Naiknya tingkat pemanfaatan layanan dari 51,07% menjadi 58,38% 0,06 2 0,12 4 0,24
8. Ketersediaan obat karena desentralisasi pengelolaan akibat otonomi 0,09 4 0,36 3 0,27
9. Ditetapkannya Sutera Emas menjadi program percontohan nasional 0,11 - -
Kelemahan
1. Terbatasnya lahan Puskesmas Kepanjen 0,01 4 0,04 1 0,01
2. Jumlah tenaga medis yang dimiliki hanya sebanyak 3 orang (4,7%) 0,10 4 0,40 1 0,10
3. Dana untuk penyelenggaraan promosi kesehatan tidak mencukupi 0,06 2 0,12 4 0,24
4. Belum maksimalnya upaya promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas 0,02 4 0,08 1 0,02
5. Presentase jumlah keluarga yang mendapat kunjungan rumah hanya 83,7% 0,08 4 0,32 1 0,08
6. Lingkungan Puskesmas Kepanjen belum terbebas dari asap rokok 0,02 4 0,08 1 0,02
7. Tidak lagi mendapatkan dana dari BLN dan Danamon 0,05 2 0,10 1 0,05
TOTAL 6,27 3,33

langsung dan analisis data primer yang ada. sekarang melalui upaya-upaya pemasaran yang
Nilai daya tarik (AS) diperoleh dengan lebih baik. Penetrasi pasar meliputi penambahan
mempertimbangkan pengaruh yang akan jumlah tenaga promosi, peningkatan
diberikan oleh faktor kunci eksternal maupun pengeluaran untuk iklan dan pelipatgandaan
internal terhadap alternatif strategi yang upaya-upaya pemasaran. Puskesmas Kepanjen
ditawarkan. Pertimbangan dilakukan dengan memberikan jasa berupa pelayanan kesehatan,
analisis kualitatif berdasarkan wawancara dan baik dalam bentuk upaya kesehatan perorangan
diskusi dengan pihak Puskesmas Kepanjen maupun upaya kesehatan masyarakat, kepada
Kabupaten Malang. Alternatif strategi yang seluruh masyarakat di wilayah Kecamatan
memiliki total TAS tertinggi akan Kepanjen. Berdasarkan strategi Penetrasi Pasar,
direkomendasikan sebagai strategi yang dipilih. Puskesmas Kepanjen perlu untuk
Nilai total TAS tertinggi dari hasil analisis menyelenggarakan upaya promosi kesehatan
matriks QSPM tersebut adalah strategi Penetrasi yang lebih baik demi mencapai pangsa pasar
Pasar yaitu sebesar 6,27 sehingga dapat diambil yang lebih besar. Hal tersebut diharapkan bisa
kesimpulan bahwa Puskesmas Kepanjen meningkatkan jumlah pemanfaatan masyarakat
hendaknya lebih memprioritaskan strategi terhadap layanan puskesmas yang baru
Penetrasi Pasar sebagai strategi utamanya. mencapai 58,38% dari total jumlah penduduk,
Strategi Penetrasi Pasar merupakan strategi sehingga dapat mengatasi masalah-masalah
yang mencari pangsapasar yang lebih besar kesehatan yang terjadi saat ini seperti masih
untuk produk atau jasa saat ini di pasar yang ada rendahnya persentase bayi yang mendapatkan
11
ASI eksklusif (0,77%) dan masih tingginya salah satu kendala puskesmas dalam
jumlah kasus Diare, Pneumonia Balita dan TB memaksimalkan penyelenggaraan promosi
Paru BTA (+). Upaya kesehatan dasar, kesehatan dapat diatasi melalui bekerjasama
pengembangan dan inovatif yang telah dengan Dinas Kesehatan setempat sehingga
diselenggarakan oleh Puskesmas Kepanjen saat biaya promosi kesehatan dapat ditanggung
ini akan memberikan dampak yang lebih bersama. Dengan diterapkannya bina
maksimal terhadap peningkatan derajat suasana melalui media informasi tersebut,
kesehatan masyarakat apabila ditunjang dengan diharapkan dapat tercipta suasana atau
promosi kesehatan demi membantu masyarakat lingkungan sosial yang mendorong individu,
agar mampu melaksanakan Perilaku Hidup keluarga, dan masyarakat di wilayah
Bersih dan Sehat (PHBS). Kecamatan Kepanjen untuk mencegah
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh penyakit dan meningkatkan kesehatannya
Puskesmas Kepanjen sebagai bentuk serta menciptakan lingkungan sehat dan
menerapkan strategi Penetrasi Pasar adalah: berperan aktif dalam setiap upaya
- Memaksimalkan pelaksanaan promosi penyelenggaraan kesehatan.
kesehatan di dalam gedung puskesmas. - Melaksanakan promosi kesehatan di luar
Sebagai model institusi kesehatan yang ber- gedung puskesmas melalui pendekatan
PHBS, Puskesmas Kepanjen yang saat ini kelompok masyarakat yang potensial yaitu
belum terbebas dari asap rokok, dapat Karang Taruna. Di beberapa daerah lain
melakukan advokasi kepada pimpinan seperti Kab. Bantul, Kota Pekalongan dan
daerah setempat untuk menerbitkan Kab. Tangerang; Karang Taruna telah
peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok menjadi agen perubahan yang efektif untuk
(KTR) di lingkungan kerja puskesmas. mengajak masyarakat di lingkungannya
Selain itu, demi memaksimalkan dalam membiasakan perilaku hidup bersih
penyelenggaraan promosi kesehatan di dan sehat. Puskesmas Kepanjen dapat
dalam gedung, puskesmas dapat meniru kesuksesan tersebut dengan
memperbanyak poster dan selebaran yang melakukan pemberdayaan kelompok Karang
berisi tentang ajakan untuk hidup sehat yang Taruna yang terdapat di wilayahnya. Dengan
ditempatkan di lokasi-lokasi yang banyak bersinergi dengan Dinas Kesehatan Kab.
dikunjungi oleh pasien seperti tempat Malang, Puskesmas Kepanjen dapat
pendaftaran, ruang tunggu, URJ KIA dan menyelenggarakan pelatihan dan kemah
KB, loket, kantin dan tempat parkir. bakti Karang Taruna dengan format yang
- Melaksanakan promosi kesehatan di luar menarik bagi peserta seperti pemutaran film
gedung masyarakat dengan melakukan bina animasi tentang kesehatan atau mengadakan
suasana melalui kerjasama dengan media lomba cipta lagu yang berisi tentang ajakan
informasi teknologi yang dapat diakses oleh hidup sehat.
masyarakat Kecamatan Kepanjen. Semakin Strategi Penetrasi Pasar akan memfokuskan
tingginya akses masyarakat terhadap Puskesmas Kepanjen untuk memaksimalkan
berbagai media informasi berbasis fungsinya di tengah-tengah masyarakat dengan
terknologi seperti radio dan televisi, meningkatkan upaya promosi kesehatan.
menjadikan kedua jenis media tersebut Berangkat dari gagasan untuk menyehatkan
sebagai sarana promosi kesehatan yang masyarakat sekitarnya, puskesmas memang
sesuai untuk menjangkau masyarakat dengan seharusnya tidak berorientasi pada pelayanan
terbatasnya jumlah tenaga medis yang kuratif saja (bersifat menyembuhkan orang
dimiliki oleh Puskesmas Kepanjen. Radio sakit), tetapi juga menekankan pada program
Kanjuruhan yang dimiliki oleh Pemerintah yang bersifat promotif dan preventif (promosi
Daerah Kabupaten Malang dapat menjadi hidup sehat dan pencegahan penyakit). Dengan
pilihan yang tepat sebagai media promosi begitu, strategi Penetrasi Pasar dapat
kesehatan dengan mengadakan dialog melengkapi program unggulan Sutera Emas
interaktif secara berkala yang mengangkat yang telah dimiliki oleh Puskesmas Kepanjen.
isu-isu kesehatan yang dialami oleh Selain itu, jika strategi tersebut dilaksanakan
masyarakat Kecamatan Kepanjen. dengan maksimal, maka dapat mendukung
Keterbatasan dana yang selama ini menjadi penerapan Grand Strategy milik Dinas

12
Kesehatan Kabupaten Malang yang mana Kepanjen demi mengimplementasikan Strategi
mengadopsi program Sutera Emas untuk Penetrasi Pasar.
diterapkan pada puskesmas-puskesmas lain di
wilayah Kabupaten Malang. Dengan adanya 6. DAFTAR PUSTAKA
sinergi antara strategi Puskesmas Kepanjen Anonimous, 1945, Undang-undang Dasar
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Indonesia Tahun 1945, Jakarta.
diharapkan visi puskesmas untuk mewujudkan
Indonesia Sehat melalui Kecamatan Sehat dapat Anonimous, 1992, Undang-undang Republik
segera tercapai. Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan, Jakarta.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil perumusan strategi yang Anonimous, 1999, Peraturan Pemerintah
melalui tahap pengamatan, pengumpulan dan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1992
analisis data yang diperoleh dari Puskesmas Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Kepanjen maka dapat diambil kesimpulan Alat Kesehatan, Jakarta.
bahwa strategi yang sesuai untuk diterapkan
oleh organisasi pada saat ini adalah Penetrasi Anonimous, 1999, Keputusan Menteri Kesehatan
Pasar. Strategi Penetrasi Pasar merupakan Republik Indonesia Nomor 976 Tahun 1999
strategi yang mencari pangsa pasar yang lebih tentang Pedoman Penyusunan Daftar Susunan
besar untuk produk atau jasa saat ini di pasar Pegawai Pusat Kesehatan Masyarakat,
yang ada sekarang melalui upaya-upaya Jakarta.
pemasaran yang lebih baik. Dalam konteks
organisasi kesehatan, upaya pemasaran Anonimous, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan
diidentikkan dengan promosi kesehatan yang Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2004
didefinisikan sebagai upaya wajib puskesmas tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
dalam melaksanakan pemberdayaan kepada Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat
masyarakat untuk mencegah penyakit dan Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit,
meningkatkan kesehatan setiap individu, Jakarta.
keluarga serta lingkungannya secara mandiri
dan mengembangkan upaya kesehatan Anonimous, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan
bersumber masyarakat. Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2004
Untuk mendukung pengimplementasian tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
strategi Penetrasi Pasar, Puskesmas Kepanjen Masyarakat, Jakarta.
dapat memaksimalkan pelaksanaan promosi
kesehatan di dalam gedung puskesmas dengan Anonimous, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan
menerapkan aturan Kawasan Tanpa Rokok Republik Indonesia Nomor 1193 Tahun 2004
(KTR) dan memperbanyak poster serta tentang Kebijakan Nasional Promosi
selebaran tentang ajakan hidup sehat yang Kesehatan, Jakarta.
dapat diambil gratis oleh pengunjung. Selain
itu, dapat pula dilakukan promosi kesehatan di Anonimous, 2005, Keputusan Menteri Kesehatan
luar gedung masyarakat dengan melakukan Republik Indonesia Nomor 1114 Tahun 2005
bina suasana melalui kerjasama dengan Radio tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kanjuruhan dalam bentuk dialog interaktif Kesehatan di Daerah, Jakarta.
secara berkala, yang dapat diakses oleh
masyarakat Kecamatan Kepanjen. Melaksana- Anonimous, 2007, Keputusan Menteri Kesehatan
kan promosi kesehatan di luar gedung Republik Indonesia Nomor 585 Tahun 2007
puskesmas melalui pendekatan kelompok Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
potensial yang terdapat di masyarakat yaitu Kesehatan di Puskesmas, Jakarta.
kelompok Karang Taruna dengan mengadakan
pelatihan atau kemah bakti kesehatan dengan Anonimous, 2009, Undang-undang Republik
format yang menarik juga dapat menjadi Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
pilihan untuk dilaksanakan oleh Puskesmas Kesehatan, Jakarta.

13
Anonimous, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Kompas, 2010, Segera Luruskan Fungsi
Republik Indonesia Nomor 2562 Tahun 2011 Puskesmas, (Online),
Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan, (http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/09
Jakarta. /09240455/Segera.Luruskan.Fungsi.Puskesma
s.html, diakses 9 Januari 2010).
Anonimous, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 2581 Tahun 2011 Mohammad Pabundu, 2006, Metodologi Riset
Tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Bisnis, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Kesehatan Dasar Jaminan Kesehatan
Masyarakat, Jakarta. Pearce, John dan Richard Robinson, 2008,
Strategic Management, Formulation,
David, Fred, 2009, Strategic Management, Edisi Implementation and Control, Edisi 10,
12, terjemahan oleh Dono Sunardi, 2009, terjemahan oleh Yanivi Bachtiar dan
Salemba Empat, Jakarta. Christine, 2008, Salemba Empat, Jakarta.

Dermawan Wibisono, 2000, Riset Bisnis, BPFE, Puskesmas Kepanjen, 2010, Laporan Tahunan
Yogyakarta. Puskesmas 2009, Malang.

Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, 2010, Profil Puskesmas Kepanjen, 2010, Profil Kesehatan
Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2010, Puskesmas Kepanjen Tahun 2010, Malang.
Malang.
Puskesmas Kepanjen, 2011, Laporan Tahunan
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, 2013, Puskesmas 2010, Malang.
Proposal Replikasi Sutera Emas Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2013, Puskesmas Kepanjen, 2011, Profil Kesehatan
Malang. Puskesmas Kepanjen Tahun 2011, Malang.

Eny Anjayani dan Haryanto, Tri , 2009, Geografi Puskesmas Kepanjen, 2012, POA BOK Puskesmas
Untuk Kelas XI SMA/MA, Pusat Perbukuan Kepanjen Tahun 2012, Malang.
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk
Fadel Mumammad, 2008, Reinventing Local Bisnis, Edisi 4, Salemba, Jakarta.
Government: Pengalaman dari Daerah, PT
Gramedia, Jakarta. Wheleen, Thomas L. dan Hunger J, David, 1990,
Strategic Management and Business Policy,
Husein Umar, 2002, Riset Bisnis, BPFE, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Yogyakarta.
Wheleen, Thomas L. dan Hunger J, David, 2003,
Ihsan Husain, 2006, Kualitas dan Kuantitas Strategic Management, Edisi 5, terjemahan
Tenaga Kesehatan Puskesmas Studi Distribusi oleh Julianto Agung, 2003, Penerbit Andi,
Desa-Kota dan Regional Anilisis Data Yogyakarta.
SAKERTI 2000, Laporan Hasil Penelitian,
KMPK Universitas Gajah Mada, Yogjakarta.

J. Salusu, 2006, Pengambilan Keputusan Stratejik


untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Nonprofit, PT Grasindo, Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI, 2011, Pedoman Umum


Pengelolaan Posyandu, Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai