Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transfer pelatihan yang terdiri dari variabel
individual, motivasional, dan lingkungan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap prestasi
kerja petugas promosi kesehatan puskesmas Kabupaten Kotawaringin Timur, sementara secara
parsial hanya variable individual dan motivasional yang pengaruhnya signifikan terhadap
prestasi kerja petugas promosi kesehatan puskesmas Kabupaten Kotawaringin Timur
Kondisi tersebut merupakan kekuatan pendorong bagi suatu organisasi dan para pegawai
untuk melakukan transformasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan agar dapat mengikuti
menyesuaikan dan memanfaatkan setiap peluang dan tantangan serta mengantisipasi setiap
ancaman yang ada untuk dapat survive dan menciptakan keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan (suistainable competitive advantage).
Pelayanan promotif untuk meningkat-kan kemandirian dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan diperlukan program penyuluhan dan pendidikan masyarakat yang
berjenjang dan berkesinambungan sehingga dicapai tingkatan kemandirian masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
KESIMPULAN
Disisi lain banyak berita hoaks yang beredar di media sosial, karena masyarakat lebih
memilih media sosial dan televisi sebagai sumber informasi
Tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah meningkatkan pemahaman promosi kesehatan
bagi tenaga kesehatan, meningkatkan pemahaman promosi kesehatan serta hubungannya dengan
citra rumah sakit, dan meningkatkan kemampuan pengelolaan pesan di media sosial untuk tujuan
promosi kesehatan.
Hasil dari kegiatan pelatihan ini, dapat disimpulkan bahwa pemahaman mengenai pesan
promosi kesehatan antara promotor kesehatan dan audience sasaran masih belum sejalan;
Keberadaan promotor kesehatan di instansi kesehatan penting, karena dapat menjadi strategi
peningkatan citra positif instansi; Perlu pelatihan yang lebih intensif detkait pengelolaan media
sosial milik instansi kesehatan dan pengemasan pesan dengan tujuan promosi kesehatan
Hal tersebut membuat kegiatan promosi kesehatan rumah sakit sulit dilakukan dikarnakan
Poster, brosur, banner, leaflet, dan spanduk yang terpasang di area rumah sakit, tidak bisa dibaca
oleh warga yang berada dirumah.
Jika melihat data pengguna media sosial di Indonesia yang terus meningkat setiap
tahunnya, maka media sosial dapat menjadi salah satu media alternatif dalam pelaksanaan
promosi kesehatan.
Ini dapat menjadi tantangan sekaligus peluang bagi instansi pemerintah khususnya
lembaga kesehatan untuk menjadi sumber informasi yang terpercaya bagi masyarakat dengan
konten promosi kesehatan yang menarik dan edukatif.
Di media sosial konten promosi kesehatan harus bersaing dengan konten hoks yang
banyak ditemukan. Bentuk organisasi promosi kesehatan di Rumah Sakit Kelas A dan B minimal
adalah berupa instalasi, rumah sakit kelas C dan D minimal berupa unit, dan untuk rumah sakit
kelas D Pratama minimal berupa tim (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2018)
Dalam hal ini Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit khususnya unit promosi kesehatan
memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat
Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit dapat mensosialisasikan informasi kesehatan dan
berbagai kegiatan kesehatan kepada pasien yang menjadi warganet pengikut di akun media sosial
rumah sakit. Komunikasi menjadi bagian penting dalam sebuah promosi kesehatan rumah sakit
KESIMPULAN
Literatur lain menjelaskan bahwa media sosial berkontribusi secara positf pada upaya
promosi kesehatan
Untuk itu rumah sakit membutuhkan media komunikasi yang tepat untuk menyampaikan
informasi kesehatan, menghimbau, serta mengedukasi publik sasaran untuk dapat secara efektif
menangkap pesan berisi promosi hidup sehat.
REVIEW JURNAL 3
Kegiatan pelatihan ini menarik perhatian masyarakat sebagai pengguna sosial media
karena penyampaian informasi kesehatan jiwa dilakukan secara kreatif, Ini mengindikasikan
bahwa kesehatan jiwa sangat penting untuk mendapat perhatian serius dari berbagai pihak seperti
pemerintah, masyarakat, tenaga kesehatan, mahasiswa dan diri kita sendiri....
Dengan pendekatan FGD menemukan 3 tema yaitu 1) sosial media memiliki potensi
positif dalam mempromosikan kesehatan jiwa, 2) remaja sering memanfaatkan sosial media dan
internet untuk mencari informasi terkait kesehatan jiwa, dan 3) terdapat manfaat dan juga
tantangan menggunakan sosial media.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada potensi yang bisa dimanfaatkan oleh praktisi
kesehatan jiwa dalam mengembangkan sosial media sebagai cara mempromosikan kesehatan
jiwa kepada masyarakat
Berbagai cara telah dilakukan orang tua, pemerintah atau praktisi kesehatan untuk
membatasi penggunaan sosial media pada mahasiswa karena banyak dampak buruk bagi
kesehatan fisik ataupun hubungan sosial
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri adalah menyebarluaskan
informasi yang positif di sosial media
Sehingga diharapkan promosi kesehatan jiwa yang dilakukan oleh mahasiswa dapat
berkontribusi memberi informasi kepada dirinya sendiri, temannya, keluarga, ataupun orang lain
yang berteman dengannya di sosial media
Pelaksanaan kegiatan ini dilatar belakangi karena banyaknya informasi yang beredar di
sosial media terkait hoax ataupun informasi yang tidak edukatif dibandingkan dengan informasi
yang bersifat edukatif.
KESIMPULAN
Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk pelatihan lanjutan setelah dievaluasi apakah
memberi dampak positif dan mendapat tanggapan baik dari masyarakat sebagai pengguna sosial
media. Metode Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini yaitu melatih
mahasiswa membuat video animasi dan mengupload videonya di sosial media facebook dan
Instagram. Adapun metode evaluasi pelaksanaan pelatihan berupa konten video animasi diupload
di sosial media dengan menandai tim untuk dilakukan evaluasi terkait isi konten sebagai bentuk
pengawasan, sekaligus tim melihat tanggapan dari jumlah like dan tayangan video di sosial
media peserta. Hasil dan Pembahasan Sosial media bukan menjadi fenomena baru dalam
menyampaikan informasi terkait kesehatan