Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL 1

ANALISIS PENGARUH TRANSFER PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA


PETUGAS PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR

Zainul Hakim Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupatan Kotawaringin Timur Jl.


Batu Berlian No.11 Sampit Kalimantan Tengah, e-mail : akbarz25@yahoo.com

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transfer pelatihan yang terdiri dari variabel
individual, motivasional, dan lingkungan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap prestasi
kerja petugas promosi kesehatan puskesmas Kabupaten Kotawaringin Timur, sementara secara
parsial hanya variable individual dan motivasional yang pengaruhnya signifikan terhadap
prestasi kerja petugas promosi kesehatan puskesmas Kabupaten Kotawaringin Timur

Kondisi tersebut merupakan kekuatan pendorong bagi suatu organisasi dan para pegawai
untuk melakukan transformasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan agar dapat mengikuti
menyesuaikan dan memanfaatkan setiap peluang dan tantangan serta mengantisipasi setiap
ancaman yang ada untuk dapat survive dan menciptakan keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan (suistainable competitive advantage).

Puskesmas adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang


bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan
peran serta aktif Hakim, Analisis Pengaruh Transfer Pelatihan Terhadap Kinerja.

Puskesmas di Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan tumpuan Dinas Kesehatan dan


masyarakat untuk mengelola dan meningkatkan derajat kesehatan di daerah karena puskesmas
adalah ujung tombak dan bahkan sebagai pioneer dalam pelayanan kesehatan di lingkungan
masyarakat daerah Kabupaten Kotawaringin Timur.

Tenaga kesehatan masyarakat (Kesmas) khususnya Petugas Promosi Kesehatan


merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat penting perannya dalam pembangunan
kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat merupakan upaya meningkatkan


kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada
pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif

Pelayanan promotif untuk meningkat-kan kemandirian dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan diperlukan program penyuluhan dan pendidikan masyarakat yang
berjenjang dan berkesinambungan sehingga dicapai tingkatan kemandirian masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
KESIMPULAN

Dalam program promotif membutuhkan tenaga-tenaga kesehatan masyarakat yang handal


terutama yang mempunyai spesialisasi dalam penyuluhan dan pendidikan (Petugas Promosi
Kesehatan) Pelayanan promotif dan preventif untuk menjamin terselenggaranya pelayanan
kesehatan ini memerlukan para tenaga kesehatan masyarakat yang memahami tehnik dan metode
promosi Kesehatan. Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber daya manusia
menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan, untuk memperoleh dan meningkatkan
keterampilan di luar system pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan
metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori, sehingga dapat meningkatkan kinerja
saat ini dan kinerja di masa mendatang. Untuk meningkatkan sumber daya manusia kesehatan
yang mempunyai pengetahuan dan skill yang luas, maka Dinas Kesehatan Kabupaten
Kotawaringin Timur melalui Bidang Promosi Kesehatan & Pengembangan telah melaksanakan
pelatihan bagi petugas.
REVIEW JURNAL 2

Pelatihan Promosi Kesehatan pada Tenaga Kesehatan di Jawa Barat


Yustikasari1 , Renata Anissa2 , Retasari Dewi3
Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Disisi lain banyak berita hoaks yang beredar di media sosial, karena masyarakat lebih
memilih media sosial dan televisi sebagai sumber informasi

Tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah meningkatkan pemahaman promosi kesehatan
bagi tenaga kesehatan, meningkatkan pemahaman promosi kesehatan serta hubungannya dengan
citra rumah sakit, dan meningkatkan kemampuan pengelolaan pesan di media sosial untuk tujuan
promosi kesehatan.

Hasil dari kegiatan pelatihan ini, dapat disimpulkan bahwa pemahaman mengenai pesan
promosi kesehatan antara promotor kesehatan dan audience sasaran masih belum sejalan;
Keberadaan promotor kesehatan di instansi kesehatan penting, karena dapat menjadi strategi
peningkatan citra positif instansi; Perlu pelatihan yang lebih intensif detkait pengelolaan media
sosial milik instansi kesehatan dan pengemasan pesan dengan tujuan promosi kesehatan

Hal tersebut membuat kegiatan promosi kesehatan rumah sakit sulit dilakukan dikarnakan
Poster, brosur, banner, leaflet, dan spanduk yang terpasang di area rumah sakit, tidak bisa dibaca
oleh warga yang berada dirumah.

Jika melihat data pengguna media sosial di Indonesia yang terus meningkat setiap
tahunnya, maka media sosial dapat menjadi salah satu media alternatif dalam pelaksanaan
promosi kesehatan.

Walau responden mengetahui bahwa informasi di situs pemerintah lebih terjamin


kebenarannya, mereka lebih memilih media sosial sebagai sumber informasi dengan alasan
informasi di media sosial dinilai lebih jelas dan lengkap

Ini dapat menjadi tantangan sekaligus peluang bagi instansi pemerintah khususnya
lembaga kesehatan untuk menjadi sumber informasi yang terpercaya bagi masyarakat dengan
konten promosi kesehatan yang menarik dan edukatif.

Di media sosial konten promosi kesehatan harus bersaing dengan konten hoks yang
banyak ditemukan. Bentuk organisasi promosi kesehatan di Rumah Sakit Kelas A dan B minimal
adalah berupa instalasi, rumah sakit kelas C dan D minimal berupa unit, dan untuk rumah sakit
kelas D Pratama minimal berupa tim (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2018)
Dalam hal ini Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit khususnya unit promosi kesehatan
memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat

Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit dapat mensosialisasikan informasi kesehatan dan
berbagai kegiatan kesehatan kepada pasien yang menjadi warganet pengikut di akun media sosial
rumah sakit. Komunikasi menjadi bagian penting dalam sebuah promosi kesehatan rumah sakit

KESIMPULAN

Literatur lain menjelaskan bahwa media sosial berkontribusi secara positf pada upaya
promosi kesehatan

Untuk itu rumah sakit membutuhkan media komunikasi yang tepat untuk menyampaikan
informasi kesehatan, menghimbau, serta mengedukasi publik sasaran untuk dapat secara efektif
menangkap pesan berisi promosi hidup sehat.
REVIEW JURNAL 3

Pelatihan Video Animasi Untuk Promosi Kesehatan Jiwa di Sosial


media Selama Pandemi Covid-19
Novi Aliyudin1 , Sartika Rajagukguk2 , Fandro Armando Tasijawa3 , Devita Madiuw4 ,
Vanny Leutualy5

1 Universitas Sebelas April Sumedang, Jawa Barat,Indonesia

2 STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru, Indonesia

3,4,5 Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku, Indonesia

Email korespondensi: tikagukguk@gmail.com

Kegiatan pelatihan ini menarik perhatian masyarakat sebagai pengguna sosial media
karena penyampaian informasi kesehatan jiwa dilakukan secara kreatif, Ini mengindikasikan
bahwa kesehatan jiwa sangat penting untuk mendapat perhatian serius dari berbagai pihak seperti
pemerintah, masyarakat, tenaga kesehatan, mahasiswa dan diri kita sendiri....

Dengan pendekatan FGD menemukan 3 tema yaitu 1) sosial media memiliki potensi
positif dalam mempromosikan kesehatan jiwa, 2) remaja sering memanfaatkan sosial media dan
internet untuk mencari informasi terkait kesehatan jiwa, dan 3) terdapat manfaat dan juga
tantangan menggunakan sosial media.

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada potensi yang bisa dimanfaatkan oleh praktisi
kesehatan jiwa dalam mengembangkan sosial media sebagai cara mempromosikan kesehatan
jiwa kepada masyarakat

Ini menunjukkan masyarakat khususnya remaja menghabiskan waktunya dengan


mengakses sosial media

Berbagai cara telah dilakukan orang tua, pemerintah atau praktisi kesehatan untuk
membatasi penggunaan sosial media pada mahasiswa karena banyak dampak buruk bagi
kesehatan fisik ataupun hubungan sosial

Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri adalah menyebarluaskan
informasi yang positif di sosial media
Sehingga diharapkan promosi kesehatan jiwa yang dilakukan oleh mahasiswa dapat
berkontribusi memberi informasi kepada dirinya sendiri, temannya, keluarga, ataupun orang lain
yang berteman dengannya di sosial media

Pelaksanaan kegiatan ini dilatar belakangi karena banyaknya informasi yang beredar di
sosial media terkait hoax ataupun informasi yang tidak edukatif dibandingkan dengan informasi
yang bersifat edukatif.

KESIMPULAN

Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk pelatihan lanjutan setelah dievaluasi apakah
memberi dampak positif dan mendapat tanggapan baik dari masyarakat sebagai pengguna sosial
media. Metode Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini yaitu melatih
mahasiswa membuat video animasi dan mengupload videonya di sosial media facebook dan
Instagram. Adapun metode evaluasi pelaksanaan pelatihan berupa konten video animasi diupload
di sosial media dengan menandai tim untuk dilakukan evaluasi terkait isi konten sebagai bentuk
pengawasan, sekaligus tim melihat tanggapan dari jumlah like dan tayangan video di sosial
media peserta. Hasil dan Pembahasan Sosial media bukan menjadi fenomena baru dalam
menyampaikan informasi terkait kesehatan

Anda mungkin juga menyukai