Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM PROMKES DI PUSKESMAS

KELOMPOK I

IMANUEL RATO NONO 2120001


ESTILIA DUA HALE 2120003
FITRYANTI ABDJUL 2120004

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat di
selesaikan dengan baik dalam penyusunan makalah,penulis tidak lupa
mengucapkan banyak terimahkasih pada berbagai sumber untuk
menyelesaikan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dan tidak lupa juga kami ucapkan terimah
kasih

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi yang


cukup signifikan dalam menambah wawasan keilmuwan para
mahasiswa Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu,kritik dan saran yang bersifat membangun sangat


di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam


pembangunan kesehatan Nasional maupun Daerah menuju
Indonesia sehat melalui “Peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat setinggi - tingginya, yang mencakup upaya
promotif dan preventif yang merupakan determinan penting dari
perilaku hidup sehat masyarakat

Identifikasi Masalah

1. Pencapaian program promosi kesehatan secara Nasional seperti


pencapaian PHBS pada tatanan Rumah Tangga baru mencapai
56,58% dari target Renstra sebesar 80% dan pencapaian Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif hingga Tahun 2014 baru mencapai
69,51% dari target Renstra RI 2015-2019 sebesar 80%.

a) Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kegiatan
program promosi kesehatan di Puskesmas Telaga, Kecamatan
Telaga, Kabupaten Gorontalo”
1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum


Untuk Mengetahui kegiatan program promosi kesehatan di
Puskesmas Telaga, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pendukung dalam pelaksanaan kegiatan


program promosi kesehatan yang ada di Puskesmas Telaga
Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.Program promkes di puskesmas
Puskesmas merupakan salah satu penyelenggara upaya
kesehatan terdepan selain rumah sakit, kehadirannya di tengah
masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan
bagi masyarakat, tapi juga sebagai pusat komunikasi masyarakat dan
juga di manfaatkan sebagai upaya pembaruan (inovasi) baik di bidang
kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan di bidang lainnya
yang sesuai dengan salah satu azas penyelenggaraan puskesmas yaitu
pemberdayaan masyarakat, artinya puskesmas wajib menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya kesehatan. Maka dari itu upaya promosi kesehatan
puskesmas di harapkan dapat membantu masyarakat dalam
melaksanakan dan menjaga kesehatannya.
Pada pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas
terdapat dua kegiatan pokok dalam mempromosikan kesehatan yaitu
kegiatan promosi kesehatan di dalam dan di luar gedung puskesmas.
Promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas adalah promosi
kesehatan yang di laksanakan di lingkungan dan gedung puskesmas
seperti tempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboratorium,
kamar obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas. Promosi
kesehatan di luar gedung adalah kegiatan promosi kesehatan di lakukan
untuk masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas.
Salah satu puskesmas yang berada di Provinsi Gorontalo yaitu
Puskesmas Telaga yang merupakan puskesmas rawat inap yang
terletak di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Di puskesmas
tersebut di terapkan upaya kesehatan wajib puskesmas dan salah
satunya adalah program promosi kesehatan. Pada program promosi
kesehatan yang ada di Puskesmas Telaga di pegang oleh seorang tenaga
abdi puskemas. Dalam menunjang kegiatan promosi kesehatan yang
ada di puskesmas tersebut sarana dan media yang di gunakan berupa
microphone, megaphone, camera, Liquid Crystal Display (LCD), leaflet,
flipchart dan poster.
Kegiatan promosi kesehatan yang ada di Puskesmas Telaga telah
terjadwal dan pelaporan kegiatan di serahkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Gorontalo serta Kepada Kepala Puskesmas Telaga setiap
bulan, berupa laporan kegiatan PHBS, Penyuluhan, Posyandu, Desa
dan Kelurahan Siaga, dan Program Sayang Ibu dan Anak (PSIA).
Sebagai salah satu program wajib puskesmas, program promosi
kesehatan Puskesmas Telaga juga menerapkan kegiatan promosi
kesehatan di dalam gedung seperti penyuluhan dan konseling kepada
pasien dan keluarga pasien yang biasanya dilakukan di Klinik Gizi dan
Klinik Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta menggunakan beberapa
media promosi kesehatan seperti lembar balik, leaflet, poster dan
banner. Pada kegiatan promosi kesehatan di luar gedung Puskesmas
Telaga biasanya di lakukan penyuluhan kelompok terutama pada saat
pelaksanaan Posyandu serta membagi-bagikan leaflet.
Pada pelaksanaan kegiatan program promosi kesehatan di
Puskesmas Telaga masih memiliki beberapa kendala di
antaranya beberapa alat atau sarana
promosi kesehatan mengalami kerusakan sehingga menghambat dalam
mempromosikan kesehatan terutama kegiatan promosi kesehatan di luar
gedung puskesmas, jumlah leaflet yang akan di bagikan pada saat
kegiatan promosi kesehatan di luar gedung puskesmas kurang atau
tidak sesuai jumlah dari peserta yang hadir dalam penyuluhan,
kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang ahli dan terlatih di bidang
promosi kesehatan. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian guna mengetahui program promosi
kesehatan di puskesmas dengan demikian judul penelitian ini adalah
“Analisis Kegiatan Program Promosi Kesehatan di Puskesmas Telaga,
Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo”

B.Strategi dalam promkes


Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan
secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang
strategis. Cara ini sering disebut ³strategi´, yakni teknik atau cara
bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi
kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
: Strategi Promosi

Kesehatan menurut WHO


Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan
secara global ini terdirida ri 3 hal, yaitu

1.Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar
orang
lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang
diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah
pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para
penjabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita
inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut
dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk
undang- undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat
instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada bermacam
macam bentuk, baik secara formal maupun informal. Secara formal
misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau
usulan program yang ingin dimintakan dukungan dari para pejabat yang
terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya sowan kepada para
pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara
informal meminta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau
mungkin dalam bentuk dana atau fasilitaslain. Dari uraian
dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat
baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang
terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier).

2.Dukungan Sosial (Social support)


Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma),baik tokoh
masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini
adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor
kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat
(penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan
sosial melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan
program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan
mau berpartisipasi terhadap program-program tersebut Oleh sebab
itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana,
atau membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk
kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan pelatihan
paratoma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan
sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial
atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat
(sasaran sekunder).
3.Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang
ditujukan pada masyarakat langsung. Tujuan utama
pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri
(visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini
dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antaralain:
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-
pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga
(income generating skill). Dengan meningkatnya kemampuan
ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan
dalam
pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana
sehat,terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan
sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini di masyrakat sering
disebut gerakan masyarakat untuk kesehatan. Dari uaraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah
masyarakat.

A. Strategi Promosi Kesehatan menurut Piagam Ottawa


Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa ±
Canada pada tahun 1986 menghasilkan piagam Otawa
(Ottawa Charter). Di dalam piagam Ottawa tersebut
dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang
mencakup 5 butir, yaitu:

1. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy)


S Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan
kepada para penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka
mengeluarkan kebijakan- kebijakan publik yang mendukung
atau menguntungkan kesehatan. Dengan perkataan lain,
agar kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan,
perundangan, surat-surat keputusan dan sebagainya, selalu
berwawasan atau berorientasi kepada kesahatan public.
Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang mengatur
adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan
pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan
kata lain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat
publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap
lingkungan (kesehatan masyarakat).
2. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat
umum,termasuk pemerintah kota, agar mereka
menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang
mendukung terciptanya perilaku sehat bagi
masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung
tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang
mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum
lainnya: tersedianya tempat samapah, tersedianya
tempat buang air besar/kecil, tersedianya air bersih,
tersedianya ruangan bagi perokok dan
non-perokok, dan sebagainya. Dengan perkataan lain,
para pengelola tempat-tempat umum, pasar, terminal,
stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, mall dan
sebagainya, harus menyediakan sarana dan prasarana
untuk mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.

3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)


Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya
bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada 3 provider´ dan 3
consumer´. Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan
adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah
sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan.
Pemahaman semacam ini harus diubah, harus diorientasikan
lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau
penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai
penyelenggara, dalam batas-batas tertentu. Realisasida
rireontitas pelayanan kesehatan ini, adalah para
penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintrah
maupun swasta harus melibatkan, bahkan memberdayakan
masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya
sebagai penerima pelayanan kesehatan,tetapi juga sekaligus
sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam
meorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi
kesehatan sangat penting.
4. Keterampilan Individu (Personnel Skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang
terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh
sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila
kesehatan indivu-individu, keluarga-keluarga dan kelompok-
kelompok tersebut t erwujud. Oleh sebab itu, strategi untuk
mewujudkan keterampilan individu-individu (personnels kill)
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah
sangat penting. Langkah awal dari peningkatan keterampilan
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ini
adalah memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat
tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit,
mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas
kesehatan profesional
meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode dan teknik
pemberian pemahaman ini lebih bersifat individu daripada massa.

5. Gerakan masyarakat (Community Action)


Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau
dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya
seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di
dalam masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau
kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh karena itu,
promosi kesehatan harus mendorong dan memacu
kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan
kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di
bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang kondusif
untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu
memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.
Langkah – Langka Perencanaan Promosi Kesehatan Di Puskesmas
Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari
organisasi, membuat strategi digunakan untuk memncapai tujuan dari
organisasi,serta mengembangkan rencana aktifitas kerja organisasi.
Perencanaann merupakan proses-proses yang penting dari semua
fungsi manajemen sebab tanpa perencanaan (planning) fungsi
pengorganisasian, pengontrolan maupun pengarahan tidak akan dapat
berjalan (Erawan, 2016). Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan
dituntut bukan hanya melakukan perubahan terhadap perilaku saja
melainkan juga upaya perubahan lingkungan, sosial budaya, politik dan
ekonomi, dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan baik dalam
masyarakat sendiri maupun organisasi dan lingkungannya (Dewi, 2016).
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sebagai unit pelaksana teknis
daerah dan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar pada strata
pertama, merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan terdepan yang akan
langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat dilapisan “grass roots”.
Puskesmas mempunyai andil yang besar untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat secara optimal.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah
tercapainya “masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan”, yakni masyarakat
yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata.
Tugas pokok puskesmas adalah menyelenggarakan upaya preventif dan
promotif, yang didukung upaya kuratif dan rehabilitatif serta melakukan
pemberdayaan masyarakat (Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004
tentang kebijakan dasar Puskesmas). Puskesmas sebagai pemberi pelayanan
kesehatan dasar memiliki peran yang sangat penting dalam memelihara
kesehatan masyarakat. Apabila berfungsi dengan baik, maka puskesmas akan
mampu memberikan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat yang
membutuhkan (Lestari, 2014). Oleh karena itu, Pembangunan kesehatan
melalui Puskesmas harus didukung oleh tenaga kesehatan yang bertanggung
jawab terhadap permasalahan kesehatan di wilayah kerjanya. Tenaga
kesehatan memberikan kontribusi hingga 80% dalam keberhasilan
pembangunan kesehatan.Tenaga kesehatan tersebut mencakup dokter,
perawat, bidan, dan orang-orang yang bergerak dalam pelayanan kesehatan
(Sakka, 2016). Promosi kesehatan menjadi salah satu upaya kewajiban di
Puskesmas. Promosi Kesehatan di Puskesmas merupakan upaya puskesmas
dalam memberdayakan masyarakat baik didalam maupun diluar puskesmas
agar dapat ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Implementasi
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang telah dicanangkan oleh
pemerintah, masih menemui banyak kendala di berbagai daerah. Rendahnya
cakupan PHBS dalam pesanan rumah rumah tangga disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS, fasilitas sanitasi
perumahan yang rendah, dan kurangnya konseling yang diberikan oleh
petugas kesehatan, khususnya petugas promosi kesehatan, sehingga
mempengaruhi perilaku masyarakat yang kurang peduli dengan kesehatan
lingkungan sehingga dapat berdampak pada.

A. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN


PUSKESMAS

Berdasarkan diskusi wawancara yang dilakukan.jumlah penduduk di


Kecamatan sebanyak 9283 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 2457
dengan jumlah 14 Desa, 1 Kelurahan. Jumlah posyandu 20. Program
kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas yaitu PIS-PK dan PHBS.
Perencanaan pada dasarnya merupakan proses penetapan tujuan dan sasaran
serta penetapan cara pencapaian tujuan dan sasaran yang diharapkan.
Langkah-langkah promosi kesehatan merupakan siklus yang terdiri dari
beberapap tahapan kegiatan, yaitu:

Gambar. Sikluas Perencanaan Promosi Kesehatan


1. Analisis situasi
         Analisis situasi merupakan langkah terpenting dalam mengawali
proses perencanaan. Langkah ini untuk mengkaji dan merumuskan
masalah program dan masalah kesehatan masyarakat sebagai landasan
penyusunan perencanaan sebuah intervensi. Analisis situasi berhbungan
dengan informasi yang mencerminkan masalah-masalah yang ada di
lapangan. Oleh karena itu, diperlukan langkah analisis situasi untuk
mengetahui permasalahan kesehatan pada masyarakat. Analisis situasi
sebagai langkah awal dalam perencanaan harus dilakukan sebaik
mungkin, sehingga dapat diperoleh gambaran tentang masalah kesehatan.

Jadi, berdasarkan wawancara yang dilakukan, analisis situasi yang


dilakukan oleh Puskesmas, petugas puskesmas melakukan SMD (Survei
Mawas Diri). Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan,
pengumpulan, dan pengakajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh
kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan petugas
kesehatan atau perawat di Desa. Tujuan survei Mawas Diri ini salah
satunya adalah pengumpulan data, masalah keseshatan, lingkungan dan
perilaku. Jadi, ada belangko yang dibagikan pada kader dan masyarakat.
Kemudian mereka melihat apa-apa masalah yang ada dan apa penyebab
serta apa saja mereka butuhkan tentang pelayanan kesehatan.

2. Menetapkan prioritas masalah


      Dalam menetapkan prioritas masalah, diperlukan sebuah metode
pemecahan masalah.Penentuan prioritas masalah dapat dilakukan dengan
cara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan data serta perhitungan
kemudahan dan kemampuan untuk dapat diselesaikan, keinginan
masyarakat untuk mengatasi masalah, berdasarkan situasi lingkungan
sosial, politik dan budaya yang ada dimasyarakat.
     Sebagai tindak lanjut dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) selanjutnya
dilakukan Musyawarah Masyarakat Desa atau disingkat MMD. MMD
adalah pertemuan ini merupakan pertemuan perwakilan warga desa
beserta tokoh masyarakatnya dan para petugas untuk membahas hasil
dari survei mawas diri.
Untuk saat ini, masalah jamban dan yag kedua yaitu masalah rokok
merupakan prioritas masalah kesehatan di wilayah
3. Melakukan identifikasi penyebab masalah
          Dalam Kegiatan Musyawara Masyarakat Desa (MMD) juga
merupakan kegiatan untuk mengetahui penyebab masalah yang diambil
dari hasil Survei Mawas Diri (MSD). Berdasarkan diskusi yang dilakukan,
penyebab masalah penggunaan jamban disebabkan pertama karena
mereka berdomisili di pesisir pantai sehingga mereka tidak tahu cara
membuatnya. Pernah ada bantuan jamban bagi masyarakat yang tinggal
dipesisir pantai,tetapi pondasi tempat penampungan septic tenknya tidak
kuat. Sewaktu air laut naik, sedikit demi sedikit penampungan naik
hingga tempat penampungannya roboh. Masyarakat yang kebanyakan
tidak memiliki jamban yaitu masyarakat yang tinggal dibagian pesisir
mulai dari Desa SR, L, BI, M, BJ, dan BK ada yang daratan juga yaitu Desa

4. Menentukan prioritas penyebab masalah


     Prioritas penyebab masalah yang dilakukan di Puskesmas X yaitu
banyak masyarakat yang tidak memiliki jamban karena mereka berdomisili
di pesisir pantai serta faktor ekonomi yang rendah.

5. Menentukan solusi
     Dalam langkah ini, dilakukan penentuan beberapa alternatif solusi dari
masalah-masalah yang sudah ditetapkan sebelumnya. Ini juga dilakukan
dengan cara pendapat sebagai kelanjutan penentuan masalah sebelumnya.
Penentuan solusi ini dilakukan saat Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

6. Menentukan prioritas solusi


  rioritas solusi merupakan kelanjutan dari solusi sebelumnya,
dimungkinkan terdapat solusi yang dijadikan prioritas penyelesaian.
Dimana, semua alternatif solusi tadi dibahas dan dikaji, dilihat keterkaitan
satu sama lain. Dengan cara ini jumlah alternatf dapat dikurangi.

7. Menentukan tujuan promosi kesehatan


     Tujuan jangka panjang adalah status kesehatan yang optimal, tujuan
jangka menengah adalah perilaku sehat, dan tujuan jangka pendek adalah
terciptanya pengertian, sikap, dan norma. Tujuan Puskesmas dalam hal ini
yaitu agar masyarakat tau, mau serta mampu menjaga mapun
meningkatkan derajat kesehatan mereka.
8. Menentukan sasaran promosi kesehatan
    Sasaran promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan tidak selalu
sama. Oleh karena itu, kita harus menetapkan sasaran langsung dan tidak
lansung. Didalam promosi kesehatan yang dimaksud sasaran adalah
kelompok sasaran, yaitu individu, kelompok, maupun keduanya. Dalam
masalah jamban, sasaran puskesmas yaitu kelompok, tetapi terkadang
untuk mengumpulkan masyarakat susah. Jadi sasarannya individu, serta
kepala desa masyarakat setempat.

9. Menentukan jenis kegiatan promosi kesehatan


    Jenis kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas dalam masalah jamban
ini yaitu melakukan penyuluhan dan Petugas juga menyarankan agar
masyarakat melakukan arisan jamban. Ada juga desa yang akan
menganggarkan pembuatan jamban dari dana desa. Jadi masing-masing
desa beda.

10.nentukan metode promosi kesehatan


        enentukan metode dalam promosi kesehatan harus dipertimbangkan
tentang yang akan dicapai. Bila mencakup aspek pengetahuan maka dapat
dilakukan dengan cara penyuluhan langsung. Dalam hal ini, metode yang
digunakan Puskesmas X yaitu penyuluhan.
11.Menentukan media promosi kesehatan
     Media promosi kesehatan adalalh semua sarana untuk menampilkan
pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran
dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan sasaran yan diharapkan dapat perubah
perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan. Media yang digunakan dalam
penyuluhan yaitu brosur.

12.Menentukan pelaksanaan kegiatan

Pelaksana atau biasa disebut dengan implementasi adalah suatu tindakan


atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang disusun secara matang dan
terperinci. Kegiatan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh petugas
puskesmas dalam satu kali pertemuan itu, menggabungkan beberapa
kegiatan, ini dikarenakan sulit untuk mengumpulkan masyarakat.
13.Menentukan alokasi dana kegiatan
     Alokasi dana kegiatan yaitu bersumber dari dana desa.
14.Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan
Merupakan penjabaan dari waktu, tempat dan pelaksanaan yang biasanya
disajkan dalam bentuk gantchart.
15.Menentukan kegiatan monitoring
Monitoring atau pemantauan merupakan upaya supervisi dan review
kegiatan yang dilaksanankan secara sistematis oleh pengelola program
untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan yang
direncanakan. Dalam hal ini, tahap monitoring, dilakukan pertiga bulan
petugas kesehatan kunjungan pertiga bulan untuk memantau, ada tidak
perubahan
16.Menentukan kegiatan evaluasi
Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajen
termasuk manajemen promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan
evaluasi, tidak lain karena orang ingin mengetahui apa yang telah
dilakukan telah berjalan sesuai dengan kebutuhan dan apakah kegiatan
yang dilakukan memberi hasil dan dampak seperti yang dharapkan.
Dalam tahap evaluasi, programernya melaporkan ke promkes "ini
program saya" kemudian promosi kesehatan yang tindak lanjuti apa
masalahnya, dalam tahap evaluasi ini akhir tahun baru dilihat apa
masalah yang dihadapi.
Menurut saya, perencanaan promosi kesehatan di Puskesmas X
belum diterapkan dengan baik, karena berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan, prosesnya tidak sesuai dengan tahapan-tahapan dari siklus
perencanaan promosi kesehatan. Pihak promosi kesehatannyapun hanya
sekedar turun melakukan penyuluhan, kemudian melakukan melakukan
monitoring 3 bulan sekali, itupun hanya untuk beberapa desa saja,
kemudian setelah dilakukan monitoring apakah langkah yang dilakukan
oleh petugas, tidak dijelaskan.
s

PROGRAM KESEHATAN DI PUSKESMAS

A. Program Pokok Puskesmas :


Program wajib yang telah standar dilakukan sesuai pengamatan dan
pengalaman penulis, antara lain:
1. Promosi Kesehatan (Promkes)

 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


 Sosialisasi Program Kesehatan
 Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :


 Surveilens Epidemiologi
 Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare,
IMSb (Infeksi Menular Seksual), Rabies

3. Program Pengobatan :
 Rawat Jalan Poli Umum
 Rawat Jalan Poli Gigi
 Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
 Unit Gawat Darurat (UGD)
 Puskesmas Keliling (Puskel)

4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

 ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana),


 Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun

5. Upaya Peningkatan Gizi

 Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi

6. Kesehatan Lingkungan :
 Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA
(sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum),
Institusi pemerintah
 Survey Jentik Nyamuk

7. Pencatatan dan Pelaporan :

 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

B. Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :


Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan,
sesuai kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam
melakukan pelayanan

1. Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan


2. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus
3. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan
4. Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling
5. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil
6. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan
secara efektif dan efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang
strategis yaitu strategi promosi kesehatan. Berdasarkan rumusan WHO
(1994) strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri dari 3 hal,
yaitu Advokasi (Advocacy), Dukungan Sosial (Social support), dan
Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment). Di dalam piagam Ottawa
dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5
butir, yaitu Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy),
Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment), Reorientasi
Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service), Keterampilan Individu
(Personnel Skill), dan Gerakan masyarakat (Community Action).
Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan agar masyarakat lebih
mudah untuk mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Pemilihan srategi promosi kesehatan yaitu diantaranya Ceramah,
Media Massa, Instruksi individual, Simulasi,Modifikasi Perilaku dan
Pengembangan Masyarakat. Dalam pemilihan srategi promosi
kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri, intinya adalah agar srategi
promosi kesehatan program-programnya semakin berkembang dan tidak
salah sasaran.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita
sebagai penyuluh kesehatan dapat memahami tentang strategi promosi
kesehatan dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dengan promosi
kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan
kesehatan kita sebagai penyuluh kesehatan dapat menjadi bagian dari
pembangunan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://prasko17.blogspot.com/2015/03/strategi-promosi-kesehatan.html.... Strategi Promosi


Kesehatan
https://www.slideshare.net/RobbyCandraPurnama1/kul4-strategi-promosikesehatan..... Bahan Kuliah
Strategi Promosi by Candra Purnama,M.Kes Apt

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/02/promosi-kesehatan-dalamkesehatan.html...... Promosi
Kesehatan dalam kesehatan asyarakat

Anda mungkin juga menyukai