Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN

A. MAN
1. Kualifikasi Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Kesehatan Masyarakat di UPT Puskesmas
Griya Antapani
No Nama Jenis Usia Pendidikan Status
Kelamin Golongan
1 Tati Hartati P 54 thn SKM PNS
Permata
2 Bella Yuniarti P 30 thn SKM CPNS
Santosa
3 Fentry Heryati P 23 thn SKM Kontrak
Budianto

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui tenaga Kesehatan


Masyarakat di UPT Puskesmas Griya Antapani yaitu sebanyak 3 orang.

Hasil Analisa
Jumlah tenaga Kesehatan Masyarakat di UPT Puskesmas Griya
Antapani yaitu sebanyak 3 orang sudah sesuai dengan kebutuhan pegawai.
Standar ketenagaan minimal Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014, kebutuhan tenaga Kesehatan Masyarakat
yaitu sebanyak 2 orang.

2. Pelatihan Tenaga Kesehatan Masyarakat


Tabel 3.2 Pelatihan Tenaga Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Promkes Jumlah
Sudah pelatihan 1 orang
Belum pelatihan 2 orang
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui tenaga Kesehatan
Masyarakat yang sudah mengikuti pelatihan yaitu sebanyak 1 orang, dan
belum pelatihan sebanyak 2 orang.

Hasil Analisa
Tenaga Kesehatan Masyarakat sebaiknya mengikuti program
pelatihan khusus berkaitan dengan Promosi Kesehatan.

B. MATERIAL
Di dalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya
pengelolaan peralatan sebagai faktor pendukung dan penunjang terlaksananya
pelayanan keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan
adalah semua bentuk alat kesehatan yang dipergunakan dalam melaksanakan
tindakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan,
sehingga diperoleh tujuan keperawatan yang efektif dan efisien. Promosi
kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting dalam penyelenggaraan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN, baik yang disusun tahun
2009 maupun yang disusun tahun 2010, disebutkan bahwa salah satu
subsistemnya adalah Subsistem pemberdayaan Masyarakat. Subsistem
Pemberdayaan Masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya
perorangan, kelompok, dan masyarakat umum dibidang kesehatan secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setingi- tingginya (Departemen kesehatan, 2010).
Puskesmas Griya Antapani memiliki program promosi kesehatan
internal dan eksternal. Program internal dilakukan dalam bentuk penyuluhan
kesehatan di Puskesmas. Sedangkan program eksternal yaitu PHBS pada
Sekolah-sekolah, Instansi, rumah tangga dan masyarakat serta pada setiap RW
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Griya Antapani dan RW siaga. Media
yang digunakan berupa leaflet, poster, banner, ex banner, CD dan stiker.

Hasil Analisa :
Pada promosi kesehatan di Puskesmas Griya Antapani berjalan dengan baik,
dengan terpenuhinya semua media promosi kesehatan. Namun dengan semua
media yang ada untuk tempat pemeliharaan kurang memadai. Tidak ada
tempat maupun ruangan untuk menyimpan semua media promosi kesehatan.
Disarankan alat promosi kesehatan disimpan di satu ruangan yang terdapat
lemari ataupun tempat agar alat promosi kesehatan tetap bagus dan tidak
merusak alat.

C. MARKET
1. Promosi
Promosi kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting dalam
penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN, baik
yang disusun tahun 2009 maupun yang disusun tahun 2010, disebutkan
bahwa salah satu subsistemnya adalah Subsistem pemberdayaan
Masyarakat. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat adalah tatanan yang
menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok, dan masyarakat
umum dibidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setingi-
tingginya (Departemen kesehatan, 2010).
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 / Menkes / SK / VII /
2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah,
promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan (Departemen kesehatan, 2012).
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu peranan Puskesmas hendaknya
tidak lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan dan rehabilitative saja
tetapi juga lebih ditingkatkan kepada upaya promotif dan prefentive.
Oleh karena itu promosi kesehatan menjadi salah satu upaya kewajiban di
Puskesmas. Promosi kesehatan di Puskesmas merupakan upaya Puskesmas
dalam memberdayakan pengunjung dan masyarakat baik di dalam maupun
di luar Puskesmas agar perilak hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk
mengendali masalah kesehatan, mencegah dan menanggulanginya.

Hasil analisa :
Puskesmas Griya Antapani memiliki program promosi kesehatan
internal dan eksternal. Program internal dilakukan dalam bentuk
penyuluhan kesehatan di Puskesmas. Sedangkan program eksternal yaitu
PHBS pada Sekolah-sekolah, Instansi, rumah tangga dan masyarakat serta
pada setiap RW yang ada di wilayah kerja Puskesmas Griya Antapani dan
RW siaga. Media yang digunakan berupa leaflet, poster, banner, ex
banner, CD dan stiker. Pengadaan media banyak tetapi tidak ada tempat
penyimpanan media promosi kesehatan tersebut.

D. METODE
1. Metode Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat agar
masyarakat mau dan mampu serta mandiri dalam melindungi kesehatan
diri dan lingkungannya, dengan upaya membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki serta menciptakan iklim untuk berkembang dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Metode promosi kesehatan antara lain :
a. Promosi perorangan yang meliputi penyuluhan perorangan, konseling,
wawancara
b. Promosi kelompok yang meliputi diskusi kelompok terarah, curah
pendapat, bola salju, kelompok kecil, bermain peran dan simulasi
c. Promosi massa yang meliputi ceramah umum, media cetak dan
elektronik

Hasil analisis :
Dari hasil wawancara dengan bagian promosi kesehatan di
Puskesmas Griya Antapani Kota Bandung pada tanggal 12 Maret 2020,
mengatakan bahwa metode promosi kesehatan yang digunakan yaitu
berupa penyuluhan, dimana dalam pelaksanaannya menggunakan metode
diskusi menggunakan media cetak atau audiovisual.

2. Efektifitas Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien
(Indrawati, 2003). Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi
interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar
perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan komunikasi in adalah
adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat
dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien,
perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003).
Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan
menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan
perawat dan pasien. Mengidentifikasi. mengungkap perasaan dan mengkaji
masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat (Indrawati,
2003). Tujuan komunikasi terapeutik yaitu membantu pasien untuk
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi
orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.
3. Jenis Komunikasi Terapeutik :
a. Komunikasi Verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan
kesehatan adalah pertukaran informasi secara verbal terutama
pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih
akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai
untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon
emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering
juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat
seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu
memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.

b. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi
yang sering digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat
menyurat, pembuatan memo, laporan, iklan di surat kabar dan lain-
lain.

c. Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa
menggunakan kata-kata. Merupakan cara yang paling meyakinkan
untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Petugas kesehatan
perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien,
karena isyarat non verbal menambah arti terhadap pesan verbal.

Hasil analisis :
Dari hasil wawancara dengan bagian promosi kesehatan di Puskesmas
Griya Antapani Kota Bandung pada tanggal 12 Maret 2020,
mengatakan bahwa komunikasi yang digunakan saat promosi
kesehatan yaitu menggunakan komunikasi verbal, dimana dalam
pelaksanaanya petugas kesehatan menggunakan metode ceramah dan
evaluasi menggunakan metode tanya jawab dengan menekankan pada
point tertentu sesuai dengan pokok bahasan saat itu.

4. Struktur Organisasi
Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, terdiri atas dua orang atau lebih dan yang relatif terus - menerusdan
sistem perserikatan formal, berstuktur, terkoordinasi guna mencapai satu
serangkaian tujuan bersama, (Robbins, 2008; Hasibuan, 2011). Menurut
(Hasibuan, 2011) Struktur organisasi adalah suatu gambar yang
menggambarkan tipe organisasi, perdepartemenan organisasi kedudukan
dan jenis wewenang pejabat, bidang danhubungan pekerjaan, garis
perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan system pimpinan
organisasi. Menurut Robbins dan Coulter (2007) mengatakan bahwa
struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal
organisasi yang dengan kerangka itu tugas-tugas pekerjaan dibagi- bagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi menjelaskan
bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan
secara formal. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi
maupun orang-orang yang menunjukkan tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
struktur organisasi adalah penggambaran bagian-bagian, posisi-posisi,
tugas serta tanggung jawab dalam suatu organisasi yang dibentuk sehingga
akan mendapatkan bagan. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada
tanggal 12 Maret 2020 di dapatkan hasil bahwa Puskesmas Griya Antapani
sudah ada struktur organisasi dan sudah sesuai dengan ketentuan.
5. Visi dan Misi
a. Visi
Puskesmas “bertekad” menuju kecamatan antapani yang mandiri
sehat (bersih, tertib, berkarya, terdepan dan minimalis
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas SDM, profesionalisme mental spiritual
2) Memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
3) Meningkatkan administrasi dan pelayanan
4) Meningkatkan mutu pelayanan yang efektif dan efisien kepada
masyarakat
5) Meningkatkan lintas sektor dan lintas program

Anda mungkin juga menyukai