Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN

COC KELOMPOK 5
ALJ KEBIDANAN MUARA KAMAN
About team

RINDHA HANDAYANI WENI AGUSTINA LILIK LESTIANI LAILI RAHMADANI


HELISUSANTO
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian Sinaga (2007) menyimpulkan
A.Latar bahwa faktor yang mempengaruhi
Belakang tingginya AKI adalah tingkat pendapatan
yang rendah (kemiskinan), tingkat
pendidikan yang rendah, tingkat fasilitas
yang masih tinggi dan kondisi tempat
tinggal yang masih terpencil.
Lanjutan
Pembiayaan salah satu
faktor utama dalam
meningkatkan
pelayanan kesehatan Berpengaruh pada
secara umum dan efektivitas biaya
pelayanan kesehatan Asuhan Pelayanan
ibu dan anak secara kebidanan “Continuity
khusus. Masalah of Care” yang bermutu
pembiayaan kesehatan dan berkualitas.
akhir-akhir ini banyak
menjadi keluhan
masyarakat karena
sakit menjadi mahal.
Lanjutan
Kematian ibu dan bayi
merupakan ukuran
terpenting dalam menilai
Asuhan Continuity Of Care indikator keberhasilan
(COC) merupakan asuhan pelayanan kesehatan di
secara berkesinambungan dari Indonesia, namun pada
hamil sampai dengan nifas kenyataannya ada juga
sebagai upaya penurunan persalinan yang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan mengalami komplikasi
sehingga mengakibatkan
Angka Kematian Bayi (AKB). kematian ibu dan bayi
(Maryuani,2011).
B.Rumusan Masalah
• Dari latar belakang diatas maka perumusan masalah yang
berpengaruh pada efektivitas biaya dalam asuhan kebidanan
“continuity of care” adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat dalam memanfaatkan program pemerintah ”managed
care” yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di pengaruhi biaya dan
Jarak perjalanan,maka diadakan bantuan dana dalam kesehatan agar
masyarakat memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
khususnya dalam asuhan kebidanan “continuity of care” .
C.Tujuan
a .Tujuan Umum
Dalam rangka mengatasi efektivitas biaya dalam asuhan
kebidanan “continuity of care “ maka pemerintah
memberikan kebijakan nasional dengan memberikan
program Jaminan Kesehatan Nasional yang bertujuan agar
pelayanan kesehatan khususnya kebidanan dapat secara
optimal di berikan kepada seluruh masyarakat terutama
masyarakat ekonomi rendah dan masyarakat di daerah
terpencil .
lanjutan

b. Tujuan Khusus
Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan tanpa melihat komponen
biaya yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan kebidanan
“continuity of care“ komponen biayanya antara lain biaya administrasi,
akomodasi homevisite, obat dan barang medik, dan konsultasi serta
tindakan penunjang saat pemantauan kehamilan, bersalin, perawatan
nifas, perawatan bayi baru lahir dan keluarga berencana.
D.Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan bisa menjadi
sarana pembelajaran yang lebih bermakna, karena
kelompok dapat menerapkan teori yang sudah di
dapat selama perkuliahan serta dapat menambah
wawasan dan pengetahuan agar dapat melaksanakan
asuhan kebidanan secara komprehensif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asuhan kebidanan Continuity of Care

a. ) Asuhan kebidanan
merupakan kegiatan dalam b. )Continuity Of Care adalah salah satu
memberikan pelayanan model asuhan kebidanan yang
kesehatan kepada klien yang memberikan pelayanan
memiliki masalah atau berkesinambungan selama hamil,
bersalin, dan masa pasca melahirkan
kebutuhan pada masa
baik yang beresiko rendah maupun tinggi
kehamilan, persalinan, nifas,
dan di semua unit pelayanan baik di
bayi baru lahir, dan keluarga Praktik Mandiri Bidan, Puskesmas dan
berencana (Kemenkes RI,2016). Rumah Sakit. Menurut WHO dalam
Astuti (2017)
c.)Peran Asuhan Kebidanan Continuity of
care Dalam Menekan Angka Kematian Ibu

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012


menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi yaitu 359
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 AKI menujukkan penurunan
menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Analisis
kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada
tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan
penolong persalinan dan tempat/fasilitas persalinan.
lanjutan
Persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan terbukti berkontribusi
terhadap turunnya risiko kematian ibu.
Demikian pula dengan tempat/fasilitas,
jika persalinan dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan, juga akan semakin
menekan risiko kematian ibu
(Kementrian Kesehatan RI, 2017).
Penyebab kematian langsung ibu di Indonesia didominasi oleh
perdarahan pasca persalinan, hipertensi/eklamsia, dan infeksi. Penyebab
tidak langsung kematian ibu adalah masih banyaknya kasus 3 terlambat
dan 4 terlalu (GKIA, 2016).

Kasus 3 terlambat, meliputi : Kasus 4 terlalu, meluputi :


1. Terlambat mengenali tanda 1. Terlalu tua hamil (diatas usia
bahaya persalinan dan mengambil 35 tahun)
keputusan. 2. Terlalu muda hamil (dibawah
2. Terlambat dirujuk ke fasilitas usia 20 tahun)
kesehatan. 3. Terlalu banyak (jumlah anak
3. Terlambat ditangani oleh tenaga lebih dari 4)
kesehatan di fasilitas pelayanan 4. Terlalu dekat jarak antar
kesehatan. kelahiran (kurang dari 2 tahun)
Lanjutan
Continuity of Care merupakan upaya lain untuk
menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB
(Angka Kematian Bayi) yaitu dengan asuhan
kebidanan berkesinambungan atau continuity of care.
Continuity of care (COC) merupakan paradigma yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan kesehatan
maternal, bayi baru lahir dan kelurga berencana
secara terintegrasi dan berkesinambungan (Kemenkes
RI, 2018).
B. Pembiayaan kesehatan

• Adalah membuat dana yang tersedia,


serta untuk mengatur insentif keuangan
yang tepat untuk provider kesehatan, hal
ini berfungsi untuk memastikan bahwa
semua individu memiliki akses terhadap
kesehatan masyarakat yang efektif dan
pelayanan kesehatan individu (WHO
2000).
1. Unsur-unsur Pembiayaan Kesehatan
a. Dana b. Sumber Daya
Dana digali dari sumber Sumber daya dari subsistem pembiayaan kesehatan, meliputi:
1) SDM pengelola, sarana, standar, regulasi, dan kelembagaan
pemerintah baik dari sektor yang digunakan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam
kesehatan dan sektor lain upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana
terkait, dari masyarakat, kesehatan untuk mendukung terselenggaranya pembangunan
maupun swasta serta sumber kesehatan.
lainnya yang digunakan 2) Pengelolaan Dana Kesehatan
Prosedur/ mekanisme pengelolaan dana kesehatan adalah
untuk mendukung seperangkat aturan yang disepakati dan secara konsisten
pelaksanaan pembangunan dijalankan oleh para pelaku subsistem pembiayaan kesehatan,
kesehatan. Dana yang tersedia baik oleh pemerintah secara lintas sektor, swasta, maupun
harus mencukupi dan dapat masyarakat yang mencakup mekanisme penggalian,
dipertanggungjawabkan serta pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan.
dipertanggung gugatkan.
2.Macam-macam Badan Usaha Pengelola Jaminan dalam
Pembiayaan Continuity Of Care
1)Jaminan Persalinan (Jampersal) 2) BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014, sebagai transformasi
Permenkes RI No. 12 Tahun 2021 dari PT Askes (Persero). Hal ini berawal pada tahun 2004 saat
Tentang Petunjuk Teknis pemerintah mengeluarkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Penggunaan Dana Alokasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan kemudian pada
Khusus Nonfisik Bidang tahun 2011 pemerintah menetapkan UU Nomor 24 Tahun 2011
Kesehatan BAB II Pasal 6 tentang tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta
jaminan persalinan untuk menunjuk PT Askes (Persero) sebagai penyelenggara program
rujukan persalinan dan neonatal jaminan sosial di bidang kesehatan,
meliputi biaya transportasi
dan/atau sewa alat transportasi, 3.)Asuransi kesehatan Swasta yang dikelola oleh suatu badan
sewa dan operasional rumah swasta. Menurut Investopedia, asuransi kesehatan swasta
tunggu kelahiran, dan dukungan merupakan jenis perlindungan asuransi yang menanggung biaya
biaya persalinan bagi ibu hamil medis, bedah, obat-obatan, dan sejenisnya untuk tertanggung
miskin yang tidak mempunyai atau pemegang polis. Asuransi ini dapat mengganti pengeluaran
jaminan kesehatan. medis akibat sakit atau terluka, serta membayar biaya
perawatan medis secara langsung seperti Prudential, Axa
Mandiri, Manulife, Prudential,Allianz, dll.
C. Efektivitas Biaya Asuhan dalam Pelayanan
Kebidanan “Continuity Of Care“
1. Efektivitas adalah ukuran 2. Biaya Kesehatan
Pembiayaan kesehatan adalah tatanan yang
berhasil tidaknya pencapaian menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian
tujuan suatu organisasi mencapai dan pembelanjaan sumber daya keuangan secara terpadu
dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
tujuannya. Apabila suatu derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya (ID
organisasi mencapai tujuan maka Kesehatan, 2007).
organisasi tersebut telah berjalan
dengan efektif, Mardiasmo Peran pemerintah pada negara masih tetap ada
(2017). meskipun peran swastanya sangat dominan, terutama
pembiayaan yang menyangkut masyarakat banyak
seperti pelayanan kesehatan masyarakat maupun
kewajiban untuk membiayai masyarakat yang kurang
mampu (Samba, dkk 2007).
3.) Penyebab Mahalnya Biaya kesehatan Dan
Cara Mengatasinya
Penyebab mahalnya biaya Beberapa strategi yang dapat
kesehatan yaitu : dilakukan saat mahalnya biaya
1)Meningkatnya permintaan kesehatan adalah :
2)Biaya Produksi naik 1) Menjadi peserta dalam
3)Jumlah fasilitas dan program jaminan Kesehatan
masyarakat yang tidak 2) Menggunakan asuransi
sebanding kesehatan swasta
4)Ketidakpastian 3) Sisihkan anggaran kesehatan
secara rutin Evaluasi
5)Motif mencari keuntungan
4.) Peran Pemerintah dalam efektivitas
Biaya Asuhan Kebidanan Terhadap COC

1. Pelayanan kesehatan harus diberikan berdasarkan


standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah dengan mempertimbangkan masukan dari
organisasi profesi khususnya didalam pelayanan
kebidanan berkelanjutan dan berkesinambungan
dalam menjalankan mutu dan kualitas pelayanan ANC,
INC, PNC, BBL dan KB
lanjutan
2. Setiap masyarakat harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan medis, bukan status sosial ekonomi dan tidak membeda-
bedakan suku/ras, budaya, dan agama maka diadakan pembinaan dan
pengawasan upaya kesehatan dilakukan secara berjenjang melalui
standarisasi, sertifikasi, lisensi, akreditasi, dan penegakan hukum yang
dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan organisasi profesi
kebidanan dan masyarakat serta adanya kerja sama koordinasi yang
diselenggarakan dalam rangka mencapai keberhasilan pembangunan
kesehatan yang memerlukan keterpaduan lintas program dan lintas
sektor.
lanjutan
3. Ketersediaan dan pembiayaan pelayanan kebidanan yang bermutu
bersumber dari APBN dan APBD yg terjangkau oleh seluruh masyarakat
terutama untuk warga ekonomi rendah di desa terpencil dan perifer.
Berjalannya program penyelenggaraan subsistem pembiayaan kebidanan
“Continuity Of Care“ adalah tersedianya dana kesehatan dalam jumlah
yang mencukupi, teralokasi secara adil, merata dan termanfaatkan
secara berhasil guna dan berdaya guna, tersalurkan sesuai
peruntukannya untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan guna menurunkan AKI dan AKB.
lanjutan
Retribusi Umum Pelayanan Kesehatan bahwa dengan berlakunya
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah. Retribusi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya
dapat disebut tarif pelayanan kesehatan adalah pembayaran atas
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta
Laboratorium Kesehatan tidak termasuk pelayanan pendaftaran.
lanjutan
Mekanisme seleksi dan kredensial oleh BPJS Kesehatan dan
Dinas Kesehatan dalam rangka penentuan tarif kapitasi
diatur dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun
2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi dan
Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen
Pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Berdasarkan Peraturan BPJS Kesehatan tersebut, besaran
tarif kapitasi puskesmas dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang disebut sebagai norma.
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan besaran tarif kapitasi bagi puskesmas adalah:

1)Sumber daya manusia


2)Kelengkapan sarana dan
prasarana
3)Lingkup pelayanan
4)Komitmen pelayanan
Secara sederhana, untuk mengetahui besaran tarif
kapitasi di suatu puskesmas, dapat dilakukan dengan
mengelompokan puskesmas menjadi dua kategori, yaitu:

1.Puskesmas yang memberikan pelayanan 24 jam dan


yang kurang dari 24 jam. Tarif kapitasi untuk puskesmas
yang memberikan pelayanan kurang dari 24 jam berada
dalam rentang Rp3.000,00 – Rp3.500,00/peserta JKN.
2.Puskesmas yang memberikan pelayanan 24 jam tarif
kapitasinya berada dalam rentang Rp3.500,00 –
Rp6.000,00/peserta JKN.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Continuity Of Care adalah salah satu model asuhan kebidanan
yang memberikan pelayanan berkesinambungan selama hamil,
bersalin, dan masa pasca melahirkan baik yang beresiko
rendah maupun tinggi dan di semua unit pelayanan baik di
Praktik Mandiri Bidan, Puskesmas dan Rumah Sakit.
Pembiayaan kesehatan adalah membuat dana yang tersedia,
serta untuk mengatur insentif keuangan yang tepat untuk
provider kesehatan, hal ini berfungsi untuk memastikan bahwa
semua individu memiliki akses terhadap kesehatan masyarakat
yang efektif dan pelayanan kesehatan individu.
lanjutan
Berjalannya program penyelenggaraan pembiayaan
kebidanan “Continuity Of Care“ adalah tersedianya dana
kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara
adil, merata dan termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna, tersalurkan sesuai peruntukannya untuk
menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
menurunkan AKI dan AKB. Akan tetapi banyaknya
pembiayaan kesehatan tidak menentukan efektifitasnya
pelayanan kesehatan ibu dan anak namun yang terpenting
adalah komitmen pelayanan dan kerjasama lintas program
dan sektoral yang mendukung pelayanan kesehatan
tersebut.
B.Saran
Dalam pembuatan makalah ini kelompok sangat ingin
menghasilkan makalah yang sempurna, akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu kelompok perbaiki dikarenakan terbatasnya
pengetahuan kelompok. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.
Thank You for Watching
Kelompok 5 ALJ Kebidanan Muara Kaman

Anda mungkin juga menyukai