Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

MASALAH DAN SOLUSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN


PELAYANAN KESEHATAN DI BENUA ASIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esakarena rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami Kelompok 2 telah menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu dengan baik. Adapun pembahasan makalah kami yaitu ‘Masalah Dan
Solusi Permintaan Dan Penawaran Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Benua
Asia’, yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Ekonomi Kesehatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat tak terkecuali bagi kami penulis. Sekian dan terima
kasih.

Palu, 28 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi
rendahnya standar hidup manusia karena kesehatan dibutuhkan untuk
menopang semua aktivitas hidupnya. (Todaro, 2016). Setiap individu akan
berusaha mencapai status kesehatan dengan menginvestasikan dan atau
mengonsumsi sejumlah barang dan jasa kesehatan. Maka untuk mencapai
kondisi kesehatan yang baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik
pula (Grossman, 1972).
Pendanaan kesehatan merupakan salah satu kunci dalam sistem
kesehatan di berbagai negara. Sistem pendanaan kesehatan yang adil dan
merata (equity) mempunyai arti bahwa beban pembiayaan kesehatan yang
dikeluarkan dari kantong perseorangan tidak memberatkan masyarakat.
Sebagian besar negara maju telah menerapkan konsep adil dan merata tersebut
pada seluruh penduduknya berdasarkan sistem pelayanan kesehatan nasional
(National Health Service, NHS), sistem asuransi kesehatan nasional atau
sosial, atau melalui sistem jaminan sosial.
Negara-negara di dunia menunjukkan bahwa belanja pemerintah atau
belanja sektor publik termasuk melalui suatu sistem asuransi sosial untuk
kesehatan rakyatnya, dalam bentuk belanja untuk program kesehatan
masyarakat maupan belanja untuk pelayanan kesehatan perorangan merupakan
bagian terbesar dari belanja kesehatan suatu negara. Alasan pemerintah untuk
mengambil peran yang lebih besar disebabkan oleh sifat pelayanan kesehatan
yang merupakan pelayanan dasar dari sebuah negara, sifat kebutuhan
pelayanan kesehatan yang tidak bisa dipastikan besar biayanya, dan kebijakan
publik yang memihak rakyat yang telah lama berkembang.
Kenyataannya bahwa sering tidak tersedianya uang tunai ketika
seseorang jatuh sakit menjadi bahan pemikiran yang serius. Menghadapi
permasalahan ini, di negara maju memanfaatkan sistem asuransi sehingga
setiap warga negara atau bahkan setiap penduduk dijamin oleh asuransi untuk
keperluan pelayanan medisnya. Sebagian besar negara di Eropa pada saat ini
sudah menganut sistem asuransi meskipun dengan cara yang berbeda-beda
Pemanfaatan pelayanan kesehatan sangat penting bagi masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan dimasyarakat, mencangkup pelayanan kedokteran
(medical services) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health service)
seperti: Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Dan
Anak/KB, Upaya Perbaikan Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular dan
pengobatan. Kemampuan suatu negara untuk mengakses pelayanan kesehatan
berkaitan dengan ketersediaan sarana peayanan kesehatan serta kemampuan
ekonomi untuk membayar biaya pelayanan. Pelayanan kesehatan sangat
sensitive terhadap perubahan situasi ekonomi diberbagai negara. Gangguan
situasi ekonomi akan mengganggu aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatannya (Sartika, 2010).
Prinsip pelayanan kesehatan masyarakat mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat agar lebih baik dan pelayanan preventif merupakan
upaya dalam mencegah masyarakat agar terhindar dari suatu penyakit
(Setyawan Budi, 2018).
Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan sangat
berpengaruh dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan guna mencapai
tujuan penting pembangunan kesehatan di suatu negara yakni pemerataan
dalam pelayanan kesehatan dan akses (equitable access to health care) serta
pelayanan yang berkualitas (assured quality). Reformasi kebijakan sistem
kesehatan di suatu negara sangat berdampak positif pada kebijakan
pembiayaan kesehatan dalam menjamin terselenggaranya kecukupan
(adequacy), pemerataan (equity), efisiensi (efficiency) dan efektifitas
(effectiveness) dari pembiayaan kesehatan itu sendiri. (Setyawan Budi, 2018).
Reformasi kebijakan sistem kesehatan di suatu negara sangat berdampak
positif pada kebijakan pembiayaan kesehatan dalam menjamin
terselenggaranya kecukupan (adequacy), pemerataan (equity), efisiensi
(efficiency) dan efektifitas (effectiveness) dari pembiayaan kesehatan itu
sendiri. (Setyawan Budi, 2018)
Menurut Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO)
pada tahun 2014 menyebutkan, jumlah masyarakat yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan di India adalah 60,4 juta orang. DiChina sebanyak 98,5
juta orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Sedangkan di bagian lain
ASIA tercatat sebesar 38,4 juta orang yang memanfaatkan pelayanan masih
kurang.
Sementara negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia
menganut konsep cakupan universal pada awal tahun 2005, beberapa negara
berpenghasilan rendah belum mencapai Objektif. Hal ini terutama disebabkan
oleh banyaknya hambatan yang menghambat akses kepelayanan kesehatan
yang dibutuhkan. 
Perlunya langkah selanjutnya yang harus diambil oleh para pembuat
kebijakan di masing-masing negara dibenua Asia khususnya pada bidang
kesehatan, diharapkan para pembuat kebijakan masing-masing negara di Asia
mampu merumuskan kebijakan pelayanan kesehatan, untuk mendukung
peningkatan pelayanan kesehatan di masing-masing Negara yang
bersangkutan dalam masalah pelayanan kesehatannya.
2.1 Rumusan Masalah
3.1 Tujuan

Anda mungkin juga menyukai