Anda di halaman 1dari 4

BAB 11

PEMBAHASAN
A. Apa Itu PHBS (Perilaku Hidup Sehat)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan
dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi,
Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011). Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari
rumah tangga atau keluarga, karena rumah tangga yang sehat merupakan asset atau modal
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan
penyakit tidak menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah
tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin
anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku
sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat. Terdapat langkah – langkah berupa
edukasi melalui pendekatan pemuka atau pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan juga
pemberdayaan masyarakat dengan tujuan kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan
yang ada di sekitar; terutama pada tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk
memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih sehat (Kementrian Kesehatan Direktorat
Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat).
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui
proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang
paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal
pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan
memenuhi standar kesehatan (Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan &
Pemberdayaan Masyarakat).
B. PHBS Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Adalah persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).
1. Mengapa Setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan
a. Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinanan,
sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin.
b. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
Puskesmas atau rumah sakit.
c. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman,
bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Apa tanda-tanda persalinan
a. Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat.
b. Rahim terasa kencang bila diraba,terutama pada saat mulas.
c. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
d. Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir.
e. Merasa seperti mau buang air besar.
3. Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah
a. Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
b. Tetap tenang dan tidak bingung
c. Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
4. Apa tanda-tanda bahaya persalinan
a. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
b. Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan.
c. Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir.
d. Tidak kuat mengejan .
e. Mengalami kejang-kejang.
f. Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.
g. Air ketuban keruh dan berbau.
h. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
i. Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
j. Keluar darah banyak setelah bayi lahir. Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera
dibawa ke bidan/dokter.
5. peran kader dalam membina rumah tangga agar melakukan persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehata
a. Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan memberi
tanda seperti menempelkan stiker.
b. Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidan/dokter.
c. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan,
misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, dan
kunjungan rumah.
d. Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat
dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana
sosial bersalin, tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calon donor darah, warga dan
suami Siap Antar Jaga, dan sebagainya.
e. Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter
selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada minggu
pertama, ketiga, dan keenam setelah melahirkan.
f. Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
g. Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan
(ASI Eksklusif).
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Jayanti, Linda. 2011. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Serta Perilaku Gizi
Seimbang Ibu Kaitannya Dengan Status Gizi Dan Kesehatan Balita Di Kabupaten Bojonegoro,
Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai