Anda di halaman 1dari 49

AGENDA 4 COACHING AKTUALISASI

DISTANCE LEARNING LATSAR CPNS

Tugas 8
Nama :
Jabatan :
Unit Kerja :
Tanggal :

Petunjuk:

1. Berdasarkan data-data yang sudah dianalisis dan uraikan, selanjutnya susunlah laporan
Rancangan Aktualisasi Bab I, Bab II, dan Bab III.
2. Lengkapilah lampiran laporan Rancangan Aktualisasi (formulir ringkasan rancangan
aktualisasi, matriks jadwal rencana pelaksanaan aktualisasi, dan bukti-bukti yang disusun
secara sistematis dan dikelompokkan menggunakan bukti-bukti dari latihan sebelumnya).

Ketentuan:

1. Ketentuan laporan rancangan aktualisasi:


a) Kertas yang digunakan adalah kertas A4 70 gram.
b) Pengetikan menggunakan jenis huruf Arial ukuran 12.
c) Jarak pengetikan adalah 1,5 spasi.
d) Jarak pada setiap halaman di sisi kiri 4 cm, sisi kanan 2,5 cm, sisi atas 3 cm dan sisi
bawah 2,5 cm.
e) Penulisan judul, bab, sub-bab, sub sub-bab tidak menggunakan garis bawah dan tanpa
titik.
f) Pengetikan menggunakan rata kiri dan kanan (justify alignment).

2. Pedoman penyusunan laporan rancangan meliputi:

--- Selamat bekerja ---


LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PESERTA PELATIHAN DASAR


CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PENYUSUNAN SISTEM PENGELOLAAN PRODUK HUKUM


PPSDM KEBTKE

Disusun Oleh :
Nama : Ary Yudhistira Pratama Putra
NIP : 19960111 202202 1 001
Jabatan : Analis Hukum Ahli Pertama

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ESDM
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KETENAGALISTRIKAN, ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN
KONSERVASI ENERGI

2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI


PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
TAHUN 2022

PENYUSUNAN SISTEM PENGELOLAAN PRODUK HUKUM


PPSDM KEBTKE

Laporan Rancangan Aktualisasi ini telah dipertahankan di hadapan Penguji


Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur dalam rangka
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian ESDM Tahun 2022.

Penguji Coach Mentor

Indra Syahputra Lubis S.T., M.T. Irfan Choiruddin, S.T., M.T. Zulfa Fuadi, S.T., M.T.
NIP. 19730802 200502 1 001 NIP. 19770522 200411 1 001 NIP. 19901217 201503 1 003

Penulis

Ary Yudhistira Pratama Putra,


S.H.
19960111 202202 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Laporan Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III Kementerian ESDM ini dengan baik. Dalam proses penyusunan
Laporan Rancangan Aktualisasi ini, tidak terlepas dari bantuan, dukungan,
kritik dan saran membangun yang telah diberikan oleh berbagai pihak
sehingga dalam kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada :
1. Ibu Rr. Rizki Amalia Nurhayati, S.H., M.H., selaku Kepala Bagian Umum
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan
Laporan Rancangan Aktualisasi dan dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi jabatan pada unit kerja penempatan selama ini;
2. Bapak Zulfa Fuadi, S.T., M.T., selaku Sub Koordinator Kepegawaian dan
mentor di ujit kerja penempatan Penulis yang telah memberikan banyak
pengetahuan dan telah meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan
Penulis dalam rangka penyusunan Laporan Rancangan Aktualisasi;
3. Bapak Irfan Choiruddin, ST., M.T., selaku coach dari PPSDM Aparatur
yang telah memberikan bimbingan materiil dan teknis penyusunan
Laporan Rancangan Aktualisasi;
4. Keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan kepada Penulis
selama proses Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Kementerian ESDM;
5. Seluruh pegawai PPSDM KEBTKE yang telah membantu secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Laporan
Rancangan Aktualisasi;
Penulis menyadari bahwa Laporan Rancangan Aktualisasi ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga Penulis mengharapkan evaluasi, kritik dan
saran perbaikan dari berbagai pihak.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 29 Juni 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………………….... i


HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………….…………... iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………....... vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………….………….. vii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
B. Deskripsi Organisasi …………………………………………….... 2
C. Identifikasi Isu ………………………………………………………. 10
D. Perumusan dan Penetapan Isu ………………………………….. 17
BAB II RENCANA PEMECAHAN MASALAH (AKTUALISASI) ……… 20
A. Gagasan Pemecahan Isu ………………………………………….. 20
B. Rencana, Tahapan dan Output Kegiatan ………………………. 21
C. Keterkaitan Kegiatan dengan Substansi Mata Pelatihan
(Nilai-Nilai Dasar PNS dan Kedudukan serta Peran PNS dalam
NKRI) …………………………………………………………………….. 24
D. Kontribusi terhadap Visi dan Misi serta Tujuan Organisasi … 30
E. Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-Nilai Organisasi ………. 31
F. Identifikasi Dampak Pemecahan Isu …………………………….. 31
BAB III RENCANA PELAKSANAAN AKTUALISASI …………………. 33
A. Jadwal Kegiatan Aktualisasi ……………………………………... 33
B. Pemetaan Stakeholder ……………………………………………. 34
C. Identifikasi Kendala dan Rencana Antisipasi …………………. 34

iv
BAB IV PENUTUP ……………………………..…………………………... 36
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 36
B. Saran ………………………………………………………………..... 37
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. ix
LAMPIRAN …………………………………………………………………. x

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Analisis Prioritas Permasalahan Menggunakan Metode Matriks


USG ………………………………………………………………………….. 17
Tabel 2 Analisis Fishbone Diagram ……………………………………… 21
Tabel 3 Rencana, Tahapan dan Output ………………………………… 22
Tabel 4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi 33
Tabel 5 Pemetaan Stakeholder 34
Tabel 6 Kendala dan Antisipasi 34

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Pusat Pengembangan SDM KEBTKE ... 8


Gambar 2 Analisis SWOT …………………………………………………. 11
Gambar 3 One-Stop Access Website …………………………………….. 12
Gambar 4 Ngantor KESDM ………………………………………………... 12
Gambar 5 SAKIRA …………………………………………………………. 13
Gambar 6 Kondisi Eksisting Penyimpanan Produk Hukum ……………. 16
Gambar 7 Peta Jabatan PPSDM KEBTKE ………………………………. 16
Gambar 8 Rekap Data Kerusakan ………………………………………... 16

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Rencana dan Hasil Kegiatan ………………………………………………. x

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia menempati posisi keempat dalam urutan negara
dengan penduduk terbanyak pada tahun 2022 dengan jumlah kurang
lebih sebesar 278 juta penduduk. Tingginya jumlah penduduk membuat
Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang besar sebagai
tenaga kerja penggerak pembangunan. Namun jumlah penduduk dan
tenaga kerja yang tinggi tidak lantas membuat Indonesia menjadi
negara yang dapat bersaing di kancah internasional, pengelolaan
potensi sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kualitas dan
daya saing tenaga kerja mutlak diperlukan.
Salah satu potensi sumber daya manusia yang memiliki posisi
strategis adalah pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN). Pegawai ASN
berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme sebagaimana diatur dalam Pasal 12
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Dalam upaya peningkatan kualitas ASN diperlukan pengelolaan ASN
melalui metode pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam rangka
mengembangkan dan menyesuaikan kompetensi yang dimiliki dengan
perkembangan zaman dan/atau tantangan yang muncul.

1
Calon Pegawai Negeri Sipil diwajibkan untuk menjalani masa
percobaan berupa pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang sebagaimana diatur dalam Pasal 63 Ayat (3) dan
Ayat (4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.
Selain mengikuti rangkaian kegiatan pendidikan dan pelatihan,
CPNS juga dituntut untuk kritis terhadap isu-isu yang terjadi di
lingkungan sekitar dan inovatif dalam memberikan
perbaikan/perubahan terhadap isu yang ada sehingga menghasilkan
dampak positif demi kemajuan organisasi. Laporan Rancangan
Aktualisasi ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Penulis
atas pelaksanaan kegiatan MOOC dan E-Learning Latsar CPNS serta
sebagai bentuk usulan aksi perubahan yang diharapkan dapat
diaplikasikan sehingga memberikan dampak peningkatan kinerja demi
mencapai tujuan bersama.

B. Deskripsi Organisasi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki misi
terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong dengan misi antara lain:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan
demokratis berlandaskan negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju,
dan sejahtera;

2
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2021


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ESDM, tugas
Kementerian ESDM adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang energi dan sumber daya mineral untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, Kementerian ESDM menyelenggarakan fungsi antara
lain:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pembinaan,
pengendalian, dan pengawasan minyak dan gas bumi,
ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi
terbarukan, konservasi energi, dan geologi;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan
pengawasan minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan
batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan
geologi serta pengelolaan penerimaan negara bukan pajak sektor
energi dan sumber daya mineral sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan
kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan
minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara,
energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi;
4. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan
sumber daya mineral;
5. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang
energi dan sumber daya mineral;
6. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral;

3
7. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
8. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; dan
9. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.

Secara struktural organisasi dalam Kementerian Energi dan


Sumber Daya Mineral, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
(PPSDM KEBTKE), berada di dalam unit kerja setingkat Eselon I
bernama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ESDM
(BPSDM ESDM). Unit kerja setingkat Eselon II dan Eselon III yang
berada di dalam BPSDM ESDM antara lain:
1. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan,
Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi;
2. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas
Bumi;
3. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi, Mineral dan
Batubara;
4. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur;
5. Politeknik Energi dan Mineral Akamigas;
6. Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung;
7. Balai Diklat Tambang Bawah Tanah.

BPSDM ESDM mempunyai tugas menyelenggarakan


pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi,
ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi
terbarukan, konservasi energi, dan geologi. Dalam rangka pelaksanaan
tugas dimaksud, BPSDM ESDM menyelenggarakan fungsi antara lain:

4
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan gas
bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi
terbarukan, konservasi energi, dan geologi;
2. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang
minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara,
energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi;
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan
sumber daya manusia di bidang di bidang minyak dan gas bumi,
ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi
terbarukan, konservasi energi, dan geologi;
4. Pelaksanaan administrasi BPSDM ESDM;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan,


Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE)
telah mengalami perkembangan panjang sejak dibentuk pada tahun
2000 dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun
2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen dengan nama Pusat Diklat
Ketenaga Listrikan dan Energi Baru Terbarukan (KEBT), yang
dijabarkan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 150 Tahun 2001
dan terakhir dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 30 Tahun 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja ESDM. Selanjutnya Pusat Diklat
KEBT berubah menjadi Pusat Diklat Ketenagalistrikan, Energi Baru,
Terbarukan dan Konservasi Energi (KEBTKE) setelah adanya
restrukturisasi organisasi dengan dikeluarkannya Peraturan ESDM
Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.

5
Kemudian pada tahun 2016 dengan terbitnya Peraturan Menteri
ESDM Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian ESDM, Pusdiklat KEBTKE berubah nama menjadi Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru,
Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) dengan tugas
melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di bidang
ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan dan konservasi energi.
Kemudian pada tahun 2017, dengan terbitnya Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 965/KMK.05/2017 tentang Penetapan Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi Pada Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum maka PPSDM
KEBTKE menjadi organisasi Badan Layanan Umum (BLU) yang
membuat PPSDM KEBTKE memiliki kebebasan untuk melakukan
pengelolaan keuangan organisasi secara mandiri dengan tetap
mendasarkan praktik bisnisnya terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 15 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian ESDM, PPSDM KEBTKE memiliki tugas untuk
melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di bidang
ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan dan konservasi energi
kepada aparatur/PNS, masyarakat dan industri. Disamping itu PPSDM
KEBTKE menyelenggarakan fungsi antara lain:
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis pengembangan sumber
daya manusia bidang KEBTKE;
2. Penyusunan program, akuntabilitas kinerja dan evaluasi serta
pengelolaan kerja sama pengembangan sumber daya manusia
bidang KEBTKE;
3. Penyusunan perencanaan dan standardisasi pengembangan
sumber daya manusia bidang KEBTKE;

6
4. Pelaksanaan penyelenggaraan pengembangan sumber daya
manusia serta sertifikasi kompetensi di bidang KEBTKE serta
manajemen energi;
5. Pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana, teknologi informasi
dan komunikasi, serta publikasi pengembangan sumber daya
manusia bidang KEBTKE;
6. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
pengembangan sumber daya manusia bidang KEBTKE;
7. Pelaksanaan administrasi PPSDM KEBTKE.

Beberapa layanan yang disediakan di PPSDM KEBTKE antara


lain:

1) Pelatihan di bidang ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan dan


konservasi energi;
2) Sertifikasi Kompetensi di bidang ketenagalistrikan, energi baru,
terbarukan dan konservasi energi;
3) Bimbingan Teknis di bidang ketenagalistrikan, energi baru,
terbarukan dan konservasi energi;
4) Akomodasi dan Fasilitas seperti penyewaan lahan, kamar dan
gedung;
5) Audit Energi dan/atau pelatihan non teknis.

Struktur organisasi PPSDM KEBTKE sebagaimana diatur dalam


Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun
2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral terdiri dari satu Eselon II sebagai Kepala
PPSDM KEBTKE, satu Eselon III sebagai Kepala Bagian Umum,
beberapa Koordinator dan Sub Koordinator beserta kelompok Jabatan
Fungsional.

7
Gambar 1 Struktur Organisasi Pusat Pengembangan SDM KEBTKE

Penulis mendapatkan penempatan di Bagian Umum PPSDM


KEBTKE dengan jabatan fungsional sebagai Analis Hukum Ahli
Pertama. Pengaturan mengenai Jabatan Fungsional Analis Hukum
diatur melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 51 Tahun 2020 tentang Jabatan
Fungsional Analis Hukum. Dalam peraturan Menteri tersebut, Analis
Hukum berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang
analisis dan evaluasi hukum pada Instansi Pemerintah dengan tugas
melakukan kegiatan analisis dan evaluasi di bidang peraturan
perundang-undangan dan hukum tidak tertulis, pembentukan
peraturan perundang-undangan, permasalahan hukum, pengawasan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan, dokumen perjanjian dan
pelaksanaan perjanjian, pelayanan hukum, perizinan, informasi hukum
dan advokasi hukum. Analis Hukum memiliki jenjang jabatan berupa
Analis Hukum Ahli Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya dan Ahli Utama.

Analis Hukum memiliki unsur kegiatan antara lain:

1. Analisis dan evaluasi peraturan perundang-undangan dan hukum


tidak tertulis;
2. Analisis dan evaluasi pembentukan peraturan perundang-
undangan;

8
3. Analisis permasalahan hukum yang terkait dengan tugas dan fungsi
instansi pemerintah;
4. Analisis terhadap pengawasan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan tugas dan fungsi instansi
pemerintah;
5. Analisis dan evaluasi dokumen perjanjian dan pelaksanaan
perjanjian instansi pemerintah;
6. Analisis dan evaluasi pelayanan hukum, perizinan dan informasi
hukum;
7. Advokasi hukum.

Selama rentang waktu kurang lebih lima bulan sejak Penulis


ditempatkan di PPSDM KEBTKE pada bulan Februari sampai dengan
bulan Juni 2022, beberapa tugas yang telah diselesaikan dan/atau
sedang dikerjakan antara lain:

1) Bidang Hukum
a. Menyusun, menganalisis dan mengelola Surat Keputusan;
b. Menyusun, menganalisis dan mengelola dokumen perjanjian
kerja sama seperti naskah kesepakatan kerja sama dan kontrak
perjanjian;
c. Menyusun, menganalisis dan mengelola dokumen pengadaan
seperti berita acara pembayaran, berita acara serah terima,
surat perjanjian dan surat pesanan.

2) Bidang Kepegawaian
a. Membantu dalam menyusun dan me-review SKP;
b. Membantu menyusun laporan Dewan Pengawas Semester II
Tahun 2021 di bidang kepegawaian dan umum;
c. Membantu menyusun data pengembangan JFT tahun 2022.

9
3) Bidang Umum
a. Menyusun dan mengelola naskah dinas seperti surat
undangan, nota dinas dan surat keluar;
b. Menyusun, menganalisis dan mengelola dokumen KAK, RAB
dan proposal kegiatan Audit Energi;
c. Mengikuti kegiatan rapat zoom, webinar dan workshop seperti
rapat koordinasi audit energi, penyelenggaraan latsar
Kemendikbudristek, pembahasan proses bisnis BPSDM
ESDM, pengumpulan data dukum PMPRB, sosialisasi PSBE,
dan sebagainya;
d. Menyusun dokumen penunjang seperti notulensi rapat, bahan
paparan dan laporan dinas;
e. Mengelola layanan pelatihan dasar CPNS Kemendikbud;
f. Mengelola layanan audit energi bagi bangunan Gedung di
lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

C. Identifikasi Isu
Sebelum menganalisis isu yang ada, terlebih dahulu Penulis
memaparkan hasil observasi dan hasil diskusi selama kurang lebih 5
bulan berada di unit penempatan dengan menggunakan analisis
SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk mengenali dan memahami
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan
ancaman (threat) yang terdapat dalam suatu lingkungan pekerjaan,
organisasi atau proyek bisnis. Dengan memahami keberadaan
keempat faktor tersebut, akan membantu Penulis dalam memetakan
kondisi dan situasi eksisting secara sistematis sehingga mempermudah
dalam perencanaan strategi kedepannya. Berikut merupakan hasil
analisis SWOT yang Penulis lakukan:

10
Gambar 2 Analisis SWOT

I. Strengths
Kekuatan yang dimiliki oleh PPSDM KEBTKE antara lain sebagai
berikut:
1. Telah memiliki aplikasi penunjang pekerjaan (Sakira, Ngantor,
Nadine, Website PPSDM KEBTKE, dsb)
Aplikasi sebagai kumpulan dari program komputer
digunakan untuk mengerjakan tugas dari pengguna
sebagaimana aplikasi tersebut telah disusun dan diprogram
sesuai peruntukannya. Pengembangan dan penggunaan
aplikasi di era digital seperti saat ini rasanya merupakan suatu
keharusan. PPSDM KEBTKE telah memiliki dan terus
mengembangkan one-stop access website yang dapat diakses
melalui laman http://ppsdmkebtke.esdm.go.id.

11
Website tersebut berisikan banyak aplikasi yang dapat
diakses melalui satu pintu sehingga memudahkan pengguna
dalam pengoperasian antara lain web profile PPSDM KEBTKE,
aplikasi kediklatan ISYANA, profil pengajar, e-learning, e-
library, dan sebagainya. Selain itu terdapat juga aplikasi
Ngantor KESDM dan aplikasi Sistem Penilaian Kinerja Harian
(SAKIRA BPSDM ESDM).

Gambar 3 One-Stop Access Website

Gambar 4 Ngantor KESDM

12
Gambar 5 SAKIRA

2. Memiliki pegawai dengan kompetensi yang mumpuni


Sebagai salah satu Lembaga penyelenggara diklat yang
memiliki tugas dan kewajiban dalam meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia di bidang Ketenagalistrikan, Energi
Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, PPSDM KEBTKE
berisikan para pegawai yang berkompeten dan memiliki
pengetahuan yang baik di bidangnya masing-masing.

3. Kesadaran dan integritas tinggi dari para pegawai


Kesadaran dan integritas tinggi pegawai dibuktikan
dengan diraihnya predikat Wilayah Bebas Korupsi oleh PPSDM
KEBTKE sejak tahun 2019. Selain itu, berdasarkan
pengalaman Penulis, para pegawai sangat kooperatif dan
membantu para CPNS dalam beradaptasi dengan lingkungan
kerja.

13
4. Sarana dan prasarana teknis diklat lengkap
Sarana dan prasarana teknis diklat yang dimiliki oleh
PPSDM KEBTKE lengkap dan dalam kondisi baik. Sarana dan
prasarana teknis ini sangat membantu para peserta diklat
dalam kegiatan praktik secara langsung sehingga memberikan
kesempatan bagi mereka untuk mengaplikasikan ilmu yang
sudah mereka dapat. Beberapa sarana dan prasarana teknis
antara lain PLTD, PLTS, jaringan tegangan menengah,
jaringan tegangan rendah, instalasi pemanfaatan tegangan
listrik, simulator AC, PLTA dan lain sebagainya.

5. Pola Pengelolaan Keuangan BLU menyediakan fleksibilitas


dan peluang besar untuk meningkatkan kinerja organisasi
Pola pengelolaan keuangan BLU memberikan ruang
yang cukup fleksibel bagi PPSDM KEBTKE untuk mengadakan
penerimaan baik melalui layanan utama seperti diklat, bimtek
dan uji sertifikasi maupun melalui layanan umum seperti
penyewaan lahan, gedung dan kamar serta memberikan ruang
kreatifitas bagi pegawai untuk mengembangkan bisnis yang
dapat menunjang dan meningkatkan kinerja organisasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

II. Weaknesses
Analisis mengenai kelemahan yang terdapat di PPSDM
KEBTKE lebih lanjut akan dijelaskan dan dijabarkan pada Sub Bab
Perumusan dan Penetapan Isu di bawah.

14
III. Threats
Ancaman yang sudah dan masih terjadi adalah adanya
disrupsi akibat pandemi Covid-19. Munculnya pandemi Covid-19
sejak dua tahun lalu, memiliki dampak besar bagi keberlangsungan
dunia. PPSDM KEBTKE sebagai lembaga penyelenggara
pengembangan sumber daya manusia yang berhubungan erat
dengan pemberian layanan secara langsung/luring kepada para
peserta diklat harus beradaptasi dengan kebijakan protokol
kesehatan, stay at home dan work from home yang diaplikasikan
sebagai dampak dari adanya pandemic Covid-19. Selama dua
tahun sejak 2019 penyesuaian terus dilakukan terkait pelaksanaan
layanan utama PPSDM KEBTKE agar layanan dapat berjalan, para
peserta tetap bisa mendapatkan pendidikan dan pelatihan namun
tetap mematuhi aturan pemerintah untuk selalu menjaga protocol
kesehatan.

IV. Opportunities
1. Digitalisasi database yang terintegrasi dalam manajemen
dokumen
2. Meningkatkan kreatifitas dalam menemukan ide-ide segar
terkait business development PPSDM KEBTKE
3. Meningkatkan penggunaan media sosial sebagai media
promosi dan edukasi
4. Meningkatkan kinerja layanan penunjang seperti penyewaan
kamar, lahan dan gedung.

Setelah melakukan analisis SWOT dan sebagai hasil diskusi


dengan beberapa pegawai di PPSDM KEBTKE, Penulis merumuskan
beberapa isu antara lain:
1. Tidak adanya database produk hukum;
2. Kurangnya SDM bagian umum;
3. Beberapa fasilitas yang tidak dalam kondisi terbaik.

15
Gambar 6 Kondisi Eksisting Penyimpanan Produk Hukum

Gambar 7 Peta Jabatan PPSDM KEBTKE

Gambar 8 Rekap Data Kerusakan

16
Selanjutnya Penulis akan menganalisis ketiga isu tersebut
menggunakan metode analisis USG dalam rangka menyusun urutan
prioritas isu dan menentukan isu prioritas utama yang akan dibahas dan
diajukan dalam Rancangan Aktualisasi.

D. Perumusan dan Penetapan Isu


Setelah Penulis berhasil mengidentifikasi isu, langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap isu dimaksud dengan
menggunakan metode matriks USG sehingga dapat ditemukan isu
prioritas yang akan dibahas dalam Laporan Rancangan Aktualisasi ini.
Metode matriks USG merupakan metode yang digunakan untuk
menentukan atau menyusun urutan prioritas isu yang harus
diselesaikan dengan cara menilai tingkat urgensi dari tiga hal yaitu
urgensi masalah yang dihadapi (Urgency), keseriusan masalah yang
dihadapi (Seriousness) dan perkembangan masalah (Growth)
menggunakan skala nilai dari 1 sampai 5. Isu dengan total skor paling
tinggi merupakan isu prioritas yang akan dibahas dan diajukan usulan
rancangan aktualisasi.
Penjelasan lebih lanjut mengenai Urgency, Seriousness dan
Growth antara lain sebagai berikut:
1. Urgency
Faktor urgency berkaitan erat dengan seberapa mendesaknya
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Apabila suatu masalah semakin mendesak untuk diselesaikan,
maka semakin tinggi tingkat urgensi dari masalah tersebut.
2. Seriousness
Tingkat keseriusan suatu masalah dapat dilihat dari dampak yang
ditimbulkan oleh masalah tersebut, seperti pengaruh masalah
terhadap produktifitas kerja, keberhasilan program,
membahayakan sistem atau tidak, dan apabila masalah tidak
diselesaikan dengan cepat akan berakibat serius pada masalah
lainnya.

17
3. Growth
Berkaitan dengan kemungkinan perkembangan masalah yang
akan semakin memburuk dan mempengaruhi aspek lain jika
dibiarkan.

No. Isu U S G Total Urutan


Skor
1. Tidak adanya database produk 5 4 5 14 1
hukum
2. Kurangnya SDM Bagian Umum 4 4 5 13 2
3. Beberapa fasilitas yang tidak dalam 4 4 4 12 3
kondisi terbaik
Tabel 1 Analisis Prioritas Permasalahan Menggunakan Metode Matriks
USG
Keterangan
U : Urgency 5 : Sangat Besar
S : Seriousness 4 : Besar
G : Growth 3 : Sedang
2 : Kecil
1 : Sangat Kecil

Dilihat dari aspek urgensi masalah yang dihadapi, tidak adanya


database produk hukum memiliki urgensi yang besar untuk segera
diselesaikan dikarenakan keberadaan database yang terintegrasi dan
adanya rekap data produk hukum yang baik akan membuat tracing,
sharing dan evaluasi produk hukum menjadi lebih mudah sehingga
pegawai akan memahami bagaimana legal standing dari organisasi di
masing-masing produk hukum yang telah dibuat. Isu ini mendesak
untuk diselesaikan mengingat sebelumnya belum terdapat jabatan
analis hukum sehingga tidak terdapat pegawai yang melakukan
pengelolaan produk hukum secara terintegrasi dan terpusat. Saat ini
merupakan starting point yang bagus untuk memulai memikirkan
penyelesaian terhadap isu tersebut.

18
Aspek selanjutnya yaitu mengenai keseriusan masalah yang
dihadapi, dengan tidak adanya database produk hukum akan
berpotensi mengganggu efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan
pekerjaan yang kemudian akan berdampak pada keberhasilan
program. Dengan adanya database produk hukum, mencari produk
hukum tertentu akan lebih mudah dan cepat sehingga pelaksanaan
pekerjaan juga akan menjadi lebih cepat. Terlebih lagi apabila sudah
memiliki database produk hukum, akan lebih mudah untuk
mengklasifikasikan produk hukum dalam beberapa jenis/bidang
sehingga lebih mudah untuk memetakan mana produk hukum yang
sudah dan/atau belum dibuat. Selain itu dengan adanya database
produk hukum akan membuat kegiatan monitoring produk hukum
menjadi lebih mudah.
Aspek yang terakhir adalah potensi perkembangan masalah di
masa depan yang apabila permasalahan ini tidak segera diselesaikan
akan berpotensi untuk semakin memperumit dan memperburuk kondisi
di masa yang akan datang, karena produk hukum baru yang akan terus
bertambah seiring berjalannya waktu.
Berdasarkan hasil analisis diatas, isu yang menjadi prioritas
adalah tidak adanya database produk hukum. Permasalahan tersebut
menjadi permasalahan prioritas dikarenakan memiliki tingkat urgensi
yang besar baik dari aspek urgensi masalah yang dihadapi (Urgency),
keseriusan masalah yang dihadapi (Seriousness) dan perkembangan
masalah (Growth) di masa depan. Hal ini juga berarti bahwa terdapat
ruang improvement dalam fungsi manajemen produk hukum
khususnya di bagian umum dan umumnya di lingkungan PPSDM
KEBTKE.

19
BAB II

RENCANA PEMECAHAN MASALAH

(AKTUALISASI)

A. Gagasan Pemecahan Isu


Setelah menentukan isu prioritas yaitu tidak adanya database
produk hukum, Penulis menggunakan analisis fishbone diagram untuk
menentukan akar permasalahan sehingga kemudian didapatkan solusi
untuk menyelesaikan akar permasalahan tersebut.

Man Machine Money

Tidak adanya database


produk hukum

Material Method Environment

Analisis mengenai akar permasalahan pada masing-masing


aspek antara lain sebagai berikut:

Aspek Kondisi Saat Ini Gagasan Kondisi Yang


Diharapkan
Man Belum terdapat Penunjukan PIC Terdapat PIC
PIC pengelola Pengelolaan pengelola produk
produk hukum Produk Hukum hukum
Material Tidak adanya Menyusun rekap Terdapat rekap
rekap data data produk data sebagai
sebagai media hukum media
monitoring monitoring
produk hukum produk hukum
Machine Sistem Penyusunan Terdapat sistem
penyimpanan sistem penyimpanan

20
masih penyimpanan digital dan
konvensional dan digital terintegrasi
individual
Method Tidak terdapat Melakukan update Terdapat SOP
SOP produk SOP produk produk hukum
hukum yang hukum yang relevan
relevan dengan situasi
dan kondisi unit
Money Dibutuhkan biaya Menyusun sistem Terdapat sistem
dalam database database yang
penyusunan menggunakan dikelola tanpa
sistem database media yang menggunakan
berstatus free biaya
Environment Penyusunan dan Membuat sistem Penyusunan dan
penyimpanan penyusunan dan penyimpanan
masih bersifat penyimpanan terintegrasi
individual masing-
masing
bagian/pokja
Tabel 2 Analisis Fishbone Diagram

B. Rencana, Tahapan dan Output Kegiatan


Berdasarkan hasil analisis di atas, gagasan utama yang Penulis
sampaikan adalah Penyusunan Sistem Pengelolaan Produk Hukum
PPSDM KEBTKE. Gagasan utama ini diharapkan dapat menjadi solusi
untuk menyelesaikan masing-masing akar permasalahan yang
sebelumnya telah Penulis paparkan. Dalam rangka mencapai gagasan
utama tersebut, Penulis menentukan beberapa kegiatan dan sub
kegiatan antara lain:

21
Kegiatan Sub Kegiatan Output Bukti
Perbaikan SOP Analisis SOP Rancangan SOP File Rancangan SOP
Produk Hukum ideal dalam hal Produk Hukum Produk Hukum
perencanaan,
penyusunan,
monitoring dan
penyimpanan
produk hukum
Melakukan SOP Produk Dokumentasi/surat
penyusunan Hukum undangan/notulen
SOP Produk kegiatan
Hukum
bersama
manajemen
PPSDM KEBTKE
Pembuatan Template Dokumentasi/notulen
template berbagai kegiatan
produk hukum produk hukum
sehingga
terwujudnya
kesamaan hasil
produk hukum
sebagai bentuk
quality control
Harmonisasi Laporan Dokumentasi/surat
dan koordinasi perbaikan SOP undangan/notulen
dengan pihak Produk Hukum kegiatan
terkait dan template
produk hukum
Menunjuk PIC Daftar PIC Surat tugas/data PIC
pengelola pengelola pengelola produk
produk hukum produk hukum hukum
Pemetaan Analisis produk Laporan File laporan
Produk Hukum hukum yang
dibuat di
lingkungan
PPSDM KEBTKE
(jenis,
penomoran,
hal, status, dsb)

22
Menyusun Rekap data File rekap data
rekap data produk hukum
produk hukum
Perencanaan Menyusun Sistem Foto/video
Pengembangan sistem pengelolaan penggunaan sistem
Sistem pengelolaan dan/atau pengelolaan produk
Pengelolaan dan/atau penyimpanan hukum
Produk Hukum penyimpanan produk hukum
menggunakan dapat
google drive digunakan
dan/atau
Microsoft
Access
Melakukan Data produk Foto/video produk
input data ke hukum yang hukum yang telah
dalam sistem telah dan/atau terinput ke dalam
yang telah sedang dibuat sistem
disusun telah terinput
ke dalam
sistem
Evaluasi Melakukan Laporan hasilNotulen kegiatan
evaluasi evaluasi
pelaksanaan
sistem
pengelolaan
untuk
melakukan
peningkatan di
kemudian hari
Tabel 3 Rencana, Tahapan dan Output Kegiatan

23
C. Keterkaitan Kegiatan dengan Substansi Mata Pelatihan (Nilai-Nilai
Dasar PNS dan Kedudukan serta Peran PNS dalam NKRI)

Gagasan utama Penyusunan Sistem Pengelolaan Produk


Hukum PPSDM KEBTKE beserta kegiatan dan sub kegiatan yang
Penulis sampaikan, memiliki keterkaitan dalam implementasi nilai-nilai
dasar PNS dan kedudukan serta peran PNS dalam NKRI. Kegiatan
perbaikan SOP produk hukum, pemetaan produk hukum, perencanaan
pengembangan sistem pengelolaan produk hukum dan evaluasi sesuai
dengan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK antara lain sebagai berikut:

1) Perbaikan SOP Produk Hukum


a. Analisis SOP ideal dalam hal perencanaan, penyusunan,
monitoring dan penyimpanan produk hukum
b. Melakukan penyusunan SOP Produk Hukum bersama
manajemen PPSDM KEBTKE
c. Pembuatan template produk hukum sehingga terwujudnya
kesamaan hasil produk hukum sebagai bentuk quality control
d. Harmonisasi dan koordinasi dengan pihak terkait
e. Menunjuk PIC pengelola produk hukum

Internalisasi Core Value BerAKHLAK

- Berorientasi Pelayanan
Perbaikan SOP produk hukum hanya bersifat internal, artinya
SOP produk hukum ini tidak berdampak langsung kepada
pemenuhan kebutuhan masyarakat namun memiliki dampak
tidak langsung melalui kepastian legalitas dan standar
minimum pelayanan terkait produk hukum sebagai aspek
penunjang dalam pemberian layanan di PPSDM KEBTKE

24
- Akuntabel
Perbaikan SOP produk hukum merupakan implementasi dari
nilai akuntabel dimana dengan adanya SOP produk hukum
yang efektif dan efisien akan membuat pelaksanaan tugas
menjadi lebih transparan, dapat dipertanggungjawabkan, dan
lebih berintegritas.

- Kompeten
Dengan adanya SOP produk hukum yang baik akan membuat
para pegawai dalam melakukan pengelolaan produk hukum
menghasilkan pekerjaan dengan kualitas terbaik.
Pemutakhiran SOP produk hukum juga merupakan sebuah
bentuk peningkatan dan/atau pengembangan diri dan
organisasi untuk terus memperbaiki diri dan menjawab
tantangan yang selalu berubah.

- Harmonis
Dengan adanya SOP produk hukum yang baik, akan
menghasilkan sebuah standar minimum (quality control) sama
antar bagian/pokja di lingkungan PPSDM KEBTKE sehingga
dalam pengelolaan produk hukum didapat hasil yang sama,
meminimalisir permasalahan yang diakibatkan oleh
maladministrasi dan terbangunnya lingkungan kerja yang
kondusif.

- Loyal
Dengan adanya SOP produk hukum akan menghasilkan
produk hukum dengan kualitas yang baik dan terwujudnya
kesamaan hasil dikarenakan adanya standar minimum yang
jelas sebagai bentuk quality control. Dengan demikian, dapat
menjaga nama baik instansi dan pimpinan.

25
- Adaptif
Pemutakhiran SOP produk hukum sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan PPSDM KEBTKE saat ini merupakan suatu
implementasi dari nilai adaptif yaitu cepat tanggap dalam
berinovasi menghadapi perubahan dan cepat menyesuaikan
diri terhadap perubahan.

- Kolaboratif
Pemutakhiran SOP produk hukum tentunya akan memerlukan
kerjasama antar bagian/pokja di internal PPSDM KEBTKE dan
Sekretariat BPSDM sebagai bentuk kolaborasi sinergis dalam
pemanfaatan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan
bersama yang lebih baik.

2) Pemetaan Produk Hukum


Analisis dan rekap data untuk memetakan produk hukum yang
dibuat di lingkungan PPSDM KEBTKE (jenis, penomoran, hal,
status, dsb).

Internalisasi Core Value BerAKHLAK

- Berorientasi Pelayanan
Dengan terwujudnya pemetaan produk hukum dalam sebuah
rekap data produk hukum akan mempermudah pegawai dalam
melakukan monitoring dan evaluasi penyusunan dan
pelaksanaan produk hukum yang nantinya akan menjadi bahan
perbaikan layanan penunjang di masa depan.

- Akuntabel
Kegiatan ini juga sebagai bentuk melaksanakan tugas dengan
jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi.

- Kompeten
Sebagai bentuk implementasi dari melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.

26
- Harmonis
Dengan adanya rekap data untuk monitoring dan evaluasi akan
mempermudah pegawai melaksnakan pengelolaan produk
hukum dan menghindari permasalahan yang mungkin muncul
berupa maladministrasi sehingga akan terbangun lingkungan
kerja yang kondusif karena memiliki sistem manajemen yang
baik.

- Loyal
Dengan adanya rekap data produk hukum yang lengkap juga
termasuk dalam implementasi kegiatan menjaga nama baik
instansi dan/atau pimpinan serta menjaga rahasia jabatan dan
negara.

- Adaptif
Sebagai sebuah bentuk inovasi dalam menghadapi perubahan
dan tindakan proaktif dalam upaya tertib administrasi.

- Kolaboratif
Sebagai bentuk kolaborasi antar bagian/pokja di lingkungan
PPSDM KEBTKE

3) Perencanaan Pengembangan Sistem Pengelolaan Produk Hukum


a. Menyusun sistem pengelolaan dan/atau penyimpanan
menggunakan google drive dan/atau Microsoft Access.
b. Melakukan input data ke dalam sistem yang telah disusun.

Internalisasi Core Value BerAKHLAK

- Berorientasi Pelayanan
Mesipun sistem pengelolaan produk hukum tidak berdampak
langsung kepada konsumen, namun dengan adanya sistem ini
akan membuat pelaksanaan kegiatan layanan menjadi lebih
cepat, rapi, efektif dan efisien. Kemudian di masa depan
harapannya sistem ini bias meningkat menjadi JDIH yang dapat
diakses oleh masyarakat secara online.

27
- Akuntabel
Dengan adanya sistem pengelolaan manajemen produk
hukum, akan membuat produk hukum yang dihasilkan oleh
PPSDM KEBTKE menjadi lebih dapat dipertanggungjwabkan.

- Kompeten
Sebagai bentuk implementasi kegiatan melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik.

- Harmonis
Sebagai bentuk membangun lingkungan kerja yang kondusif
melalui penyusunan sistem kerja yang baik.

- Loyal
Dengan pelaksanaan layanan utama dan layanan penunjang
yang optimal akan membuat kepuasan masyarakat terhadap
kinerja PPSDM KEBTKE meningkat, sehingga nama baik
instansi dan pimpinan juga akan terjaga.

- Adaptif
Sebagai bentuk inovasi dalam menghadapi perubahan zaman
dan tantangan yang muncul.

- Kolaboratif
Sebagai bentuk kerjasama antar bagian/pokja dalam
perencanaan pengembangan sistem pengelolaan produk
hukum.

28
4) Evaluasi
Melakukan evaluasi pelaksanaan sistem pengelolaan untuk
melakukan peningkatan di kemudian hari

Internalisasi Core Value BerAKHLAK

- Berorientasi Pelayanan
Melakukan evaluasi dapat juga disebut sebagai bentuk
pemberian pelayanan prima karena hasil evaluasi nanti akan
digunakan untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan layanan
dan kinerja organisasi baik yang berdampak langsung maupun
tidak langsung terhadap masyarakat.

- Akuntabel
Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaana kegiatan
apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau tidak.

- Kompeten
Sebagai bentuk peningkatan kompetensi apabila hasil evaluasi
menunjukkan bahwa perlu dilakukan peningkatan baik dari sisi
IT, manajemen pegawai, legal drafting, dsb.

- Harmonis
Kegiatan evaluasi juga merupakan implementasi dari nilai
saling peduli, memberikan kritik membangun dan menghargai
perbedaan pendapat untuk mencapai tujuan Bersama serta
saling menolong satu dengan yang lainnya sehingga dapat
terwujud lingkungan kerja yang kondusif.

- Loyal
Sebagai bentuk pelaksanaan menjaga nama baik ASN,
instansi, pimpinan dan negara.

29
- Adaptif
Sebagai bentuk penyesuaian diri dan terus berinovasi dalam
mengembangkan kreatifitas untuk menyelesaikan
permasalahan, tantangan dan celah perbaikan yang mungkin
muncul dalam kegiatan penyusunan database produk hukum
secara digital dan terintegrasi.

- Kolaboratif
Sebagai bentuk implementasi pelaksanaan kegiatan kerjasama
yang sinergis antara bagian/pokja dan Sekretariat BPSDM
dalam rangka penggerakan pemanfaatan berbagai sumber
daya untuk mencapai tujuan Bersama.

D. Kontribusi terhadap Visi dan Misi serta Tujuan Organisasi


Terwujudnya Sistem Pengelolaan Produk Hukum PPSDM
KEBTKE sejalan dengan visi, misi dan tujuan organisasi antara lain:
- Dengan memiliki database produk hukum yang terintegrasi, dapat
membantu PPSDM KEBTKE dalam mewujudkan visi unit kerja
yaitu menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan terpadu yang
unggul dan mampu mewujudkan SDM yang kompeten, berdaya
saing dan bermoral dalam lingkungan global di bidang KEBTKE,
dimana dimulai dari internal organisasi dengan tersedianya sistem
pengelolaan di berbagai bidang termasuk produk hukum yang
terpadu akan membuat legalitas produk yang dihasilkan memiliki
kepastian hukum yang baik serta dapat menunjang pemberian
layanan utama secara langsung.
- Beberapa misi PPSDM KEBTKE juga sejalan dengan gagasan
yang Penulis berikan yaitu dengan adanya Sistem Pengelolaan
Produk Hukum akan meningkatan profesionalisme dan
akuntabilitas organisasi, termasuk dalam pengembangan sumber
daya manusia yang unggul melalui program pengelolaan dan SOP
yang baik sehingga memberikan dampak positif bagi konsumen,
termasuk dalam peningkatan kualitas dan kapasitas serta utilitas

30
sarpras berbasis teknologi yang mendukung penyelenggaraan
diklat, dan lain sebagainya

E. Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


Gagasan dimaksud juga sejalan dengan nilai-nilai PPSDM
KEBTKE yaitu kerja cermat, kerja cepat dan produktif dimana dengan
tersedianya database dan SOP produk hukum yang terintegrasi akan
membantu pegawai dalam melakukan pekerjaan dengan quality control
yang baik dan akuntabilitas yang tinggi sehingga meminimalisir
terjadinya kesalahan dan kemungkinan sengketa di kemudian hari.
Pekerjaan akan dilakukan dengan efektifitas dan efisiensi yang tinggi
apabila terdapat SOP dan sistem pengelolaan yang baik dimana
kemudian akan berdampak pada peningkatan produktivitas kinerja
pegawai. Seperti yang telah Penulis jelaskan sebelumnya, gagasan ini
juga sejalan dengan pelaksanaan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan dimaksud akan
memperkuat juga nilai-nilai organisasi.

F. Identifikasi Dampak Pemecahan Isu


Manfaat yang didapat dengan adanya Sistem Pengelolaan
Produk Hukum PPSDM KEBTKE antara lain sebagai berikut :
1. Membuat tracing, sharing dan evaluasi produk hukum menjadi lebih
mudah sehingga pegawai akan memahami bagaimana legal
standing dari organisasi di masing-masing produk hukum yang
telah dibuat;
2. Mencari produk hukum lebih mudah sehingga efektivitas dan
efisiensi pekerjaan meningkat;
3. Manajemen produk hukum sejak dari penyusunan sampai
penyimpanan arsip menjadi lebih rapi dan mudah;
4. Lebih mudah untuk mengklasifikasikan produk hukum sehingga
produk hukum dapat terpetakan dengan jelas.

31
Selain itu dampak pemecahan isu dilihat dari dampaknya
terhadap individu, unit kerja/organisasi dan masyuarakat antara lain
sebagai berikut:
1. Individu
Bagi individu dari sisi pegawai akan membantu mempermudah
pelaksanaan tugas dan fungsi yang berhubungan dengan produk
hukum mulai dari pencarian produk hukum, monitoring penyusunan
sampai pelaksanaan produk hukum, pemetaan produk hukum dan
evaluasi peningkatan penguatan produk hukum di PPSDM
KEBTKE.
2. Unit Kerja/Organisasi
Dengan adanya database dimaksud, akan menghasilkan sistem
kerja yang efektif fan efisien sehingga akan meningkatkan kinerja
organisasi serta meminimalisir risiko yang mungkin muncul.
3. Masyarakat
Masyarakat sebagai salah satu unsur konsumen layanan utama di
PPSDM KEBTKE akan merasakan peningkatan efektifitas dan
efisiensi dalam pekerjaan, peningkatan profesionalitas pegawai
dan/atau pengelola diklat, meminimalisir terjadinya
sengketa/aduan/risiko yang mungkin muncul kaitannya dengan
produk hukum yang dibuat oleh PPSDM KEBTKE.

32
BAB III

RENCANA PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Jadwal Kegiatan Aktualisasi


Pelaksanaan kegiatan dan sub kegiatan dalam jadwal
aktualisasi antara lain sebagai berikut:
Kegiatan Sub Kegiatan Masa Aktualisasi
(30 Hari)
Perbaikan SOP Analisis SOP ideal dalam hal 5 – 7 Juli 2022
Produk Hukum perencanaan, penyusunan,
monitoring dan penyimpanan
produk hukum
Melakukan penyusunan SOP Produk 8, 11, 12, 13 Juli
Hukum bersama manajemen 2022
PPSDM KEBTKE
Pembuatan template produk 14 -15 Juli 2022
hukum sehingga terwujudnya
kesamaan hasil produk hukum
sebagai bentuk quality control
Harmonisasi dan koordinasi dengan 18 – 20 Juli 2022
pihak terkait
Menunjuk PIC pengelola produk 20 Juli 2022
hukum
Pemetaan Produk Analisis dan rekap data untuk 21 – 22 Juli 2022
Hukum memetakan produk hukum yang
dibuat di lingkungan PPSDM KEBTKE
(jenis, penomoran, hal, status, dsb)
Perencanaan Menyusun sistem pengelolaan 25 – 29 Juli 2022
Pengembangan dan/atau penyimpanan dan 1 -2 Agustus
Sistem Pengelolaan menggunakan google drive 2022
Produk Hukum dan/atau Microsoft Access
Melakukan input data ke dalam 3 – 5 dan 8 – 10
sistem yang telah disusun Agustus 2022
Evaluasi Melakukan evaluasi pelaksanaan 11 Agustus
sistem pengelolaan untuk
melakukan peningkatan di
kemudian hari
Tabel 4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

33
B. Pemetaan Stakeholder
Dalam mewujudkan gagasan utama Penyusunan Sistem
Pengelolaan Produk Hukum PPSDM KEBTKE, berikut Penulis
sampaikan beberapa stakeholder, peran dan strategi komunikasi yang
akan digunakan yaitu:
Stakeholder Peran Strategi Komunikasi
Antar bagian/pokja Penyusunan SOP, Rapat online / offline,
pemetaan produk naskah dinas dan
hukum, perencanaan laporan
sistem pengelolaan
produk hukum dan PIC
pengelola produk
hukum
Sekretariat BPSDM Harmonisasi dan Rapat online / offline,
koordinasi penyusunan naskah dinas dan
SOP, penyusunan laporan
template produk hukum
dan integrasi dengan
SBP
Pihak Konsultan Aplikasi Penyusunan sitem Rapat online / offline
pengelolaan produk
hukum
Tabel 5 Pemetaan Stakeholder

C. Identifikasi Kendala dan Rencana Antisipasi


Dalam pelaksanaan kegiatan dan sub kegiatan pada gagasan
utama Penyusunan Sistem Pengelolaan Produk Hukum PPSDM
KEBTKE, Penulis mengidentifikasi beberapa kendala dan rencana
antisipasi antara lain:
Kendala Rencana Antisipasi
Kesibukan tinggi dari manajemen dan pihak Koordinasi disela-sela
terkait kesibukan dan pemberian
ruang waktu yang cukup lama
ketika kegiatan rapat
koordinasi/penyusunan

Kesibukan tinggi dari Penulis Koordinasi dengan sesama


pegawai untuk saling back up
dan saling support

34
Penggunaan sistem baru Membiasakan diri bekerja
menggunakan sistem baru
Banyak data yang harus diinput Memanfaatkan mahasiswa
magang untuk melakukan
input data
Tabel 6 Kendala dan Antisipasi

35
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan diskusi yang Penulis lakukan,
dapat diidentifikasi 3 (tiga) isu yang didapatkan menggunakan metode
analisis SWOT dalam aspek weaknesses. Selanjutnya dalam rangka
menentukan permasalahan prioritas, Penulis melakukan analisis USG
terhadap 3 (tiga) isu yang telah diidentifikasi, sehingga kemudian
didapatkan isu prioritas yaitu, tidak adanya database produk hukum
yang akan dibahas dan diusulkan dalam Laporan Rancangan
Aktualisasi ini.
Gagasan yang Penulis tawarkan dalam menyelesaikan
permasalahan tidak adanya database produk hukum adalah dengan
melakukan Penyusunan Sistem Pengelolaan Produk Hukum PPSDM
KEBTKE sebagai upaya dalam merubah kondisi eksisting menjadi
kondisi yang diharapkan, menggunakan beberapa aplikasi online
seperti google drive, google sheet dan/atau Microsoft access. Solusi ini
diharapkan dapat memberikan manfaat dan perubahan baik dalam hal
mempermudah pelaksanaan tracing, sharing dan evaluasi produk
hukum, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan dan membuat
proses manajemen produk hukum sejak dari penyusunan sampai
penyimpanan arsip menjadi lebih rapi dan mudah.

36
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan
Rancangan Aktualisasi ini masih terdapat beberapa peningkatan yang
dapat dilakukan, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan ke depannya. Penulis percaya bahwa dengan adanya
Sistem Pengelolaan Produk Hukum di PPSDM KEBTKE akan membuat
pengelolaan produk hukum menjadi lebih mudah dikarenakan
terfokusnya manajemen dokumen produk hukum melalui satu aplikasi
dan satu pintu. Selain itu keberadaan database produk hukum yang
terintegrasi dan rekap data produk hukum mempermudah dalam
pemetaan dan evaluasi produk hukum untuk perbaikan ke depannya.

37
DAFTAR PUSTAKA

PPSDM KEBTKE. 2022. “Sejarah PPSDM KEBTKE ESDM”,


https://ppsdmkebtke.esdm.go.id/sejarah-ppsdm, diakses pada tanggal 16 April
2022

Indonesia, Republik. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara. Sekretariat Negara Jakarta.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor


51 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Analis Hukum

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ESDM. Sekretariat Jenderal KESDM.
Jakarta.

ix
LAMPIRAN

Rencana dan Hasil Kegiatan

Kegiatan Sub Kegiatan Output Bukti


Perbaikan SOP Analisis SOP ideal Rancangan SOP File Rancangan SOP
Produk Hukum dalam hal Produk Hukum Produk Hukum
perencanaan,
penyusunan,
monitoring dan
penyimpanan
produk hukum
Melakukan SOP Produk Dokumentasi/surat
penyusunan SOP Hukum undangan/notulen
Produk Hukum kegiatan
bersama
manajemen
PPSDM KEBTKE
Pembuatan Template berbagai Dokumentasi/notulen
template produk produk hukum kegiatan
hukum sehingga
terwujudnya
kesamaan hasil
produk hukum
sebagai bentuk
quality control
Harmonisasi dan Laporan perbaikan Dokumentasi/surat
koordinasi dengan SOP Produk undangan/notulen
pihak terkait Hukum dan kegiatan
template produk
hukum
Menunjuk PIC Daftar PIC Surat tugas/data PIC
pengelola produk pengelola produk pengelola produk
hukum hukum hukum
Pemetaan Produk Analisis produk Laporan File laporan
Hukum hukum yang dibuat
di lingkungan
PPSDM KEBTKE
(jenis, penomoran,
hal, status, dsb)

x
Menyusun rekap Rekap data File rekap data
data produk produk hukum
hukum
Perencanaan Menyusun sistem Sistem Foto/video
Pengembangan pengelolaan pengelolaan penggunaan sistem
Sistem Pengelolaan dan/atau dan/atau pengelolaan produk
Produk Hukum penyimpanan penyimpanan hukum
menggunakan produk hukum
google drive dapat digunakan
dan/atau
Microsoft Access
Melakukan input Data produk Foto/video produk
data ke dalam hukum yang telah hukum yang telah
sistem yang telah dan/atau sedang terinput ke dalam
disusun dibuat telah sistem
terinput ke dalam
sistem
Evaluasi Melakukan Laporan hasil Notulen kegiatan
evaluasi evaluasi
pelaksanaan
sistem pengelolaan
untuk melakukan
peningkatan di
kemudian hari

xi

Anda mungkin juga menyukai