WIRAUSAHA
ES BUAH
Disusun Oleh:
Erika Mardiyanti, S.Kom, M.Si
NIP. 19761022 199703 2 001
User
User
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Nikmat, Rahmat dan Hidayah Nya sehingga pada kesempatan yang berbahagia ini
dapat mengikuti kegiatan pelatihan Leader as Coach yang diadakan oleh Pusat
Pendidikan dan Pelatihan BMKG bekerja sama dengan Dale Carniage yang telah
memiliki banyak pengalaman dalam menyelenggarakan pelatihan pengembangan
kapasitas di beberapa Lembaga di Indonesia dan dunia.
Laporan Aksi Implementasi ini di susun dalam rangka
mengimplementasikan hasil pelatihan Leader as Coach pada unit kerja masing
masing dalam rangka meningkatkan SDM yang Smart dengan Spirit Socio
Enterprenuer Menuju BMKG Global.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dari mulai proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta
implementasi pelatihan Leader as Coach.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam rangka pengembangan BMKG
kedepannya.
i
DAFTAR ISI
ii
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1 Rekapitulasi Assesment What Is My Zone Stasiun
Meteorologi Klas I Supadio 8
Pontianak.................................
Tabel III.2 People Mapping Stasiun Meteorologi Klas I Supadio 11
Pontianak …………………………………… ....................................
Tabel III.3 Staff Development Plan #1 Stasiun Meteorologi Klas I 12
Supadio Pontianak .............................................................
Tabel III.4 Tantangan dan Strategi 14
......................................................
Tabel III.5 Rencana Tindak Lanjut Implementasi ................................ 14
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III.1 Peta Gaya Kepemimpinan Pada Staf Stasiun 9
Meteorologi Klas I Supadio Pontianak Pada Tahun 2023
………………
Gambar III.2 Rating Possibilities Pada Stasiun Meteorologi Klas I 10
Supadio Pontianak Pada Tahun 2023 ……………………………
v
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana disampaikan kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc.,
Ph.D pada saat Rapat Koordinasi Nasional Tahun 2023 di Jakarta pada tanggal 18
Mei 2023, disebutkan bahawa Arah Kebijakan BMKG 2020-2024 adalah "Smart
SDM dengan Spirit Socio Enterprenuer Menuju BMKG Global. Dalam rangka
menjawab tantangan tersebut BMKG sebagai salah satu instansi pemerintah
melakukan lompatan pertumbuhan dengan menetapkan arah kebijakan Road
Map BMKG 2020-2024 yang bertemakan Integrasi Otomatisasi Layanan menuju
Inovasi 5.0 yaitu percepatan BMKG menuju World Class dan Socio Entrepreneur
Agency. Arah kebijakan ini diharapkan mampu mempercepat proses menjadi
lembaga global player.
Lebih lanjut dalam rangka mewujudkan kebijakan tersebut, pada pidato yang
disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Ibu
Dwikorita Karnawati dalam acara paparan isu strategis Diklat Kepemimpinan Tingkat
III tahun 2019, beliau menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian untuk menciptakan World Class Socio Entrepreneur, yaitu diperlukan
keberanian untuk melakukan revolusi dan inovasi di bidang meteorologi, klimatologi
dan geofisika. Selanjutnya beliau menyatakan bahwa untuk mewujudkan itu semua
maka diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang smart dan sesuai dengan
kebutuhan; struktur organisasi yang efisien dengan mengedepankan smart office
dan smart governance; kualitas pelayanan yang mengedepankan jaminan kualitas;
sarana prasarana yang menunjang dan lengkap; serta integrasi data semua unit. Hal
tersebut akan dapat terukur jika BMKG memiliki kemandirian dalam menghasilkan
produk ataupun sebagai produsen.
Salah satu bagian yang terpenting dalam mewujudkan World Class
Socio Entrepreneur adalah sumberdaya manusia (SDM) yang smart, untuk itu
diperlukan partisipasi dan dukungan semua pegawai BMKG guna mewujudkan hal
tersebut. Langkah-langkah yang bisa dilakukkan diantaranya menjadi pegawai yang
kreatif, inovatif, berani mengambil resiko namun tetap bijak, jitu dalam
memanfaatkan peluang dan tahan banting (resilience). Selain itu juga siap dalam
menghadapi scenario apapun dalam menghadapi bencana hidrometeorologi yang
1
semakin tidak pasti dan anomali. Pegawai juga diharapkan menggunakan sudut
pandang helicopter view dalam melihat segala persoalan yang ada. Dalam
pengambilan keputusan mengedepankan win-win solution, orientasi pada
pencegahan dan tidak kompromi untuk hal-hal yang dapat membahyakan
masyarakat. Satu hal yang pasti, kesatuan antar generasi diperlukan guna menjaga
keberlangsungan.
Program SDM unggul adalah upaya progresif untuk meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi SDM dalam rangka mengakselerasi transformasi di BMKG dengan
fokus pada 3 strategi, yaitu pendidikan, pelatihan dan sertifikasi. Ke depannya
diharapkan seluruh warga BMKG dapat mewujudkan SDM BMKG yang unggul
dengan meningkatkan kapasitas, kemampuan, daya observasi dan analitik, dan
daya prosesing, sehingga betul-betul mampu mendeteksi secara lebih dini
fenomena-fenomena ekstrem maupun anomali, demi mewujudkan Indonesia yang
aman dan sejahtera.
Dalam menyikapi harapan BMKG tersebut di atas, Stasiun Meteorologi Klas I
Supadio Pontianak, telah ikut mendukung peningkatan SDM dalam pelaksanaan
pendidikan, mengikuti berbagai workshop, pelatihan dan bimtek yang dilaksanakan
BMKG, serta aktif dalam kegiatan lintas sektoral dalam pengembangan SDM BMKG
di daerah.
Pelatihan My Project Development Plan sebagai Pelatihan Leader As Coach
Tahun 2023 pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika merupakan suatu momentum yang tepat dalam rangka implementasi
pelatihan tersebut. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan output dan outcame
yang bermanfaatan terhadap pengembangan SDM BMKG di Stasiun Meteorologi
Klas I Supadio Pontianak.
2
C. Manfaat Aksi Implementasi
D. Ruang Lingkup
3
BAB II: METODE
A. People Mapping
Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya
kepemimpinan ini merupakan perilaku berdasarkan suatu aturan atau prinsip
tertentu agar dapat digunakan untuk memimpin atau mengarahkan orang lain.
Sebagaimana disebutkan oleh Dale Caenegie dalam bahan ajar / manual partisipasi
Leader and Coach, Pelatihan Leader As Coach Tahun 2023 oleh Pusat Pendidikan
dan Pelatihan BMKG, terdapat 4 jenis gaya kepemimpinan. Untuk mengetahui gaya
kepemimpinan terhadap staf Stasium Meteorologi Klas I Supadio Pontianak
dilakukan secara survey dengan alat instrument/kuisioner yang telah tersedia
dengan memetakan staf dalam gaya kepemimpinan visioner, achiever, facilitator dan
analyzer.
Pemilihan sampling yang digunakan dalam pemetaan gaya kepemimpinan
adalah sampling jenuh. Sugiyono (2009a:96) mengemukakan bahwa sampling
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini digunakan karena populasinya relatif kecil yaitu kurang dari
30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Sampling jenuh dalam penelitian ini yaitu semua staf pada Stasiun
Meterologi Klas I Pontianak.
Selanjutnya dalam analisis pemetaan gaya kepemimpinan dilakukan secara
deskriptif kualitatif. Lebih lanjut analisis merupakan upaya untuk mencari dan
menata catatan hasil penelitian secara sistematik untuk meningkatkan arti dan
pemahaman terhadap masalah yang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis
data menggunakan model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan / verifikasi seperti yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman (1992:16). Proses kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan setelah
4
pengumpulan data yang terjadi secara bersamaan dimulai dari reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
B. Rencana Pengembangan Staf (Staff Development Plan)
Pada bagian ini akan dilakukan analisis bagaimana menentukan sasaran yang
harus dicapai dan sumber daya yang tersedia, tetapi dalam merencanakan
melakukan pelaksanaan mereka berbagi dan berkolaborasi. Seorang pemimpin
dapat mengambil langkah-langkah pendelegasian proses untuk melatih dan
mengembangkan anggota tim dan menjaga akuntabilitas kendali unit organisasinya.
Pendekatan analisis yang digunakan pada Rencana Pengembangan Staf
adalah analisis kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah studi dokumentasi, observasi dan wawancara secara mendalam.
Dalam membatasi ruang lingkup aksi implementasi Project Development Plan,
digunakan teknik sampling purposive. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu
(Sugiono,2009:218). Pertimbangan tertentu dikarenakan orang tersebut paling tahu
atau berkecimpung terhadap masalah yang sedang diteliti. Sugiyono (2009b:80)
mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara memberikan penilaian
sendiri terhadap sampel di antara populasi yang dipilih. Penilaian itu diambil
tentunya apabila memenuhi kriteria tertentu yang sesuai dengan topik penelitian.
Kelebihan dari purposive sampling ini adalah waktu yang digunakan lebih efektif
yaitu kurang lebih satu bulan. Populasi dalam penelitian ini adalah satu orang yang
akan dijadikan kandidat untuk menjadi seorang calon pemimpin berdasarkan Daftar
Urut Kepangkatan (DUK). Daftar Urut Kepangkatan (DUK) pegawai negeri sipil
adalah suatu daftar yang di dalamnya memuat nama pegawai sipil dan satuan
organisasi Negara yang disusun berdasarkan disusun secara berurutan, yang
berdasarkan : 1) Pangkat, 2) Jabatan, 3) Masa kerja, 4) Latihan jabatan, 5)
Pendidikan dan 6) Usia. Urutan ukuran tersebut tidak boleh berubah atau tetap. DUK
sangat penting dalam kepegawaian yang digunakan sebagai salah satu upaya
5
instrument untuk menjamin objektifitas dalam pembinaan para pegawai negeri sipil
yang berdasarkan sistem karir dan sistem prestasi kerja.
Dalam rangka evaluasi untuk recana tindak lanjut, digunakan beberapa terori
terkait Skill / kemampuan, Attitude/sikap dan Awareness / kesadaran. Attitude atau
sikap tak bisa dipisahkan atau dihilangkan dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Attitude sendiri memiliki beberapa manfaat.
Mengutip situs Disnakertrans NTB artikel detikjabar, "Attitude Adalah:
Pengertian, Tingkatan, dan Contoh yang Baik" selengkapnya
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6200016/attitude-adalah-pengertian-tingkatan-
dan-contoh-yang-baik, berikut ini adalah manfaat attitude dalam kehidupan sehari-
hari, adalah :
1. Mampu menerima kritik, attitude memungkinkan seseorang menerima kritik,
khususnya kritik yang membangun dan berdampak positif, bukan dengan maksud
menjatuhkan.
2. Menghargai waktu sehingga menguntungkan diri sendiri dan orang lain, attitude
memungkinkan seseorang memiliki kesadaran untuk menghargai waktu. Dengan
menghargai waktu, dia akan merasakan manfaat positif untuk dirinya sendiri. Dia
juga akan mempermudah kehidupan orang lain.
3. Menghormati rekan kerja, dengan attitude, seseorang dapat menunjukkan
penghargaan dan penghormatan terhadap orang lain, khususnya orang yang
sering bersinggungan dengannya dalam rutinitas sehari-hari. Misalnya rekan
kerja.
4. Berkomitmen pada pekerjaan, attitude memungkinkan seseorang menunjukkan
komitmen pada pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Menurut Goleman (1996), terdapat tiga aspek dalam kesadaran diri (self
awareness) pada https://www.kajianpustaka.com/2020/12/kesadaran-diri-self-
awareness.html#:~:text=Menurut%20Goleman%20%281996%29%2C%20 kesada-
ran%20diri%20atau%20self%20awareness,dan%20keyakinan.
%20...%206%20Dapat%20mengevaluasi%20diri.%20. Tiga aspek dalam kesadaran
diri tersebut adalah :
1. Kemampuan dalam mengenali emosi serta pengaruh dari emosi tersebut.
Individu dengan kecakapan ini akan mengetahui makna dari emosi yang mereka
6
rasakan serta mengapa emosi tersebut terjadi, menyadari keterkaitan antara
emosi yang dirasakan dengan apa yang dipikirkan, mengetahui pengaruh emosi
mereka terhadap kinerja, serta mempunyai kesadaran yang dapat dijadikan
pedoman untuk nilai-nilai dan tujuan-tujuan individu.
2. Kemampuan pengakuan diri yang akurat meliputi pengetahuan akan sumber
daya batiniah, kemampuan dan keterbatasan diri. Individu dengan kecakapan ini
menyadari kelebihan dan kelemahan dirinya, menyediakan waktu untuk
introspeksi diri, belajar dari pengalaman, dapat menerima umpan balik maupun
perspektif baru, serta mau terus belajar dan mengembangkan diri. Selain itu
individu juga menunjukkan rasa humor serta bersedia memandang diri dari
banyak perspektif.
3. Kemampuan mempercayai diri sendiri dalam arti memiliki kepercayaan diri
dan kesadaran yang kuat terkait harga diri serta kemampuan dirinya. Individu
dengan kecakapan ini berani untuk menyuarakan keyakinan dirinya sebagai
cara untuk mengungkapkan eksistensi atau keberadaan dirinya, berani
mengutarakan pandangan yang berbeda atau tidak umum dan bersedia
berkorban untuk kebenaran, serta tegas dan mampu membuat keputusan yang
tepat walaupun dalam keadaan yang tidak pasti.
7
8
BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN
A. People Maping
9
Dari tabel di atas dapat diamati bahwa dari 4 tipe gaya kepemimpinan
semuanya terdapat pada Stasiun Meteorologi Klas I Supadio Pontianak. Penulis
menentukan tipe berdasarkan nilai yang teringgi, namun dalam beberapa kasus
terdapat beberapa nilai nilai dengan jumlah yang sama pada beberapa tipe
kepemimpinan, dalah hal ini penulis sebagai leader dapat menentukan berdasarkan
pendekatan secara personal. Seperti data pada Sdr/Sdri. Herly Pahlefi, S.Si,
Karlina, S.Si, Vigris Pranadifo, A. Md, Asyrofi, S.Si, Ade Supriyatna, S.Tr, Getulius
Ragil Sriprioko, A.Md dan Hesty Lestari, S.Stat.
Adapun peta gaya kepemimpinan pada staf Stasiun Meteorologi Klas I
Supadio Pontianak pada tahun 2023 dari 26 orang staf terdiri dari 2 orang visionary,
5 orang analizer, 13 achiver, dan 6 orang facilitator, seperti pada gambar berikut :
Visionary
2 orang
Analizer Achiever
5 Orang 13 orang
Facilitator
6 orang
Gambar III.1
Peta Gaya Kepemimpinan Pada Staf Stasiun Meteorologi Klas I
Supadio Pontianak Pada Tahun 2023
Dari gambar di atas diketahui jumlah sebaran peta gaya kepemimpinan pada
staf Stasiun Meteorologi Klas I Supadio Pontianak. Selanjutnya untuk mengetahui
posisi masing-masing anggota dalam matriks kemampuan vs kemauan, apakah
mereka masuk dalam kategori rising star (kemampuan vs kemauan: A/A, B/A, atau
A/B), late bloomer (kemampuan vs kemauan: B/B, C/A, A/C, B/C, atau C/B), atau
dead wood (C/C). dengan keterangan A berarti “baik”, B “cukup baik”, dan C
“kurang”, maka dilakukan people mapping seperti pada gambar berikut :
10
Gambar III.3
Jumlah Rating Possibilities Stasiun Meteorologi Klas I Supadio Pontianak
Gambar III.2
Rating Possibilities Pada Staf Stasiun Meteorologi Klas I
Supadio Pontianak Pada Tahun 2023
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan staf pada
Stasiun Meteorologi Klas I Supadio Pontianak semuanya berada pada posisi rissing
star dengan 3 orang orang staf pada posisi kompeten dalam tugas yang sekarang
dan kompeten dalam tugas yang akan diberikan (A/A), sedangkan sisanya sejumlah
23 orang berada pada posisi kompeten dalam tugas yang sekarang dan belum
kompeten dalam tugas yang akan diberikan, tetapi ada potensi untuk kompeten
(A/B).
Dari people mapping ini terdapat 3 orang staf yang sudah masuk dalam
kategori A/A, dan tidak dimasukan dalam prioritas peningkatan kapasitas SDM
dikarenakan posisi SDM dimaksud saat ini sudah menjabat sebagai pejabat
pengawas atau koordinator bidang, sedangkan yang yang diinginkan dari coaching
ini adalah pembinaan pada lini staf di bawahnya, yang akan dilakukan peningkatan
kapasitasnya. Berikut adalah tabel 3 orang staf yang akan dijadikan nominasi untuk
pengembangan SDM / promosi jabatan sebagaimana Rekapitulasi Assesment
People Mapping pada Stasiun Meteorologi Klas I Supadio Pontianak.
11
Tabel III.2. People Mapping Stasiun Meteorologi Klas I Supadio Pontianak
12
Tabel III.4. Staff Development Plan #1 Stasiun Meteorologi Klas I Supadio Pontianak
Nama Staff: Posisi Staff: Forecaster
Septikasari, S.Si
13
dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu menciptakan suasana kedekatan
personal yang humanis dan non formal untuk menghindari miss-interpretasi yang
menyebabkan kekurangnyamanan diantara coach dan coachee dalam proses Staff
Development Plan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mendalam saat melaksanakan
coach dan coachee yang kami ambil pada coachee yang memiliki kategori A/B
adalah yang bersangkutan belum berkompeten dengan tugas yang baru, namun
mempunyai potensi untuk berkompeten, namun masih perlu untuk ditingkatkan
dengan pembinaan. Dalam beberapa wawancara, coachee siap melaksanakan
program Staff Development Plan dengan baik, tetapi coachee yang merasa bahwa
dirinya belum cukup berpengalaman sehingga belum percaya diri untuk
melaksanakan tugas yang diberikan.
14
Tabel III.4 Tantangan dan Strategi
15
Prioritas Unsur/Sub Penanggung
No. Nilai Keluhan Tidak Lanjut Waktu
Unsur Jawab
Menghargai
Waktu Sehingga
Menguntungkan
Diri Sendiri dan
Orang Lain
Berkomitmen
pada Pekerjaan
16
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
17
dalam kriteria baik, dan pada rencana tindak lanjut yang bersangkutan harus
dapat meningkatkan hal tersebut.
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Internet :
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6200016/attitude-adalah-pengertian-tingkatan-
dan-contoh-yang-baik, attitude pengertian tingkatan, download tanggal 20
Oktober 2023.
https://www.jobstreet.co.id/id/career-advice/article/ini-dia-skills-leadership-efektif, Ini
Dia, 8 Skills Agar Kemampuan Leadership Kamu Lebih Efektif! - JobStreet
Indonesia,
Arah Kebijakan BMKG 2020-2024 "Smart SDM Dengan Spirit Socio Enterprenuer
Menuju BMKG Global" | BMKG
19
Dokumentasi Implementasi Leader as Coach
20