Disusun oleh:
Nama : M. Burhan Yasin, S.T
NIP :19850605 201903 1 009
Golongan : III
Angkatan : CCII
No. Urut : 07
Jabatan : Instruktur Ahli Pertama
Unit Kerja : BLK Karanganyar
Coach : Drs.H.Sudjarwo, M.Si
Mentor : Soenarto, S.P., M.M
i
ii
PRAKATA
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
PRAKATA.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Masalah Utama....................................................................... 3
C. Tujuan..................................................................................... 3
D. Manfaat................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap dan Perilaku Bela Negara............................................ 11
B. Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil............................................ 13
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI............................... 21
D. Pengertian Pengelasan ......................................................... 25
E. Jenis – Jenis Pengelasan....................................................... 26
F. Potensi Bahaya dalam Pengelasan....................................... 28
G. Alat Pelindung Diri (APD) dalam Pengelasan........................ 29
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi .................................................................... 28
1. Nama Organisasi ............................................................. 28
2. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi............................. 28
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi............................. 31
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain............. 37
B. Tugas Jabatan Peserta Latsar............................................... 38
C. Role Model.............................................................................. 39
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
dengan Nilai ANEKA............................................................ 39
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi............................................... 45
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala……………... 56
BAB V PENUTUP
A. Pentingnya Rancangan Aktualiasi Dibuat ............................... 58
B. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dibuat............. 58
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala........................ 59
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………60
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................. 62
DAFTAR TABEL
37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dengan baik. BLK merupakan salah satu tempat yang menyediakan dan
memberikan berbagai macam ketrampilan atau keahlian. Fungsi dan tugas
pokok didirikannya BLK yaitu melaksanakan pendidikan dan pelatihan untuk
calon tenaga kerja dan pencari kerja. Sehingga sangat tepat untuk orang-
orang yang ingin mengasah skill sebelum memutuskan untuk terjun di dunia
kerja, baik berwirausaha maupun bekerja pada perusahaan. Biasanya untuk
pendaftaran pelatihan di BLK Karanganyar langsung mendatangi ke kantor
BLK Karanganyar untuk memilih kejuruan yang di inginkan dan memenuhi
beberapa persyaratan. BLK Kabupaten Karanganyar mempunyai beberapa
program atau kejuruan, diantaranya adalah: Teknik Las, Teknik Otomotif
Sepeda Motor, Teknik Komputer, Operator Komputer, Jahit, Bordir dan Tata
Boga. Mengenai biaya, tidak perlu cemas karena pelatihan di BLK
Karanganyar tidak dipungut biaya tetapi di tanggung oleh dana APBN dan
APBD. Bahkan beberapa tempat di BLK memberikan fasilitas tambahan uang
makan dan uang transport. Dan pada akhir pelatihan, bagi peserta yang lulus
dan dinyatakan kompeten akan diberikan sertifikat.
2
Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis memutuskan untuk
mengangkat isu rendahnya kesadaran peserta pelatihan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di kejuruan teknik las sebagai pokok
bahasan utama dalam rancangan aktualisasi yang akan diterapkan di unit
kerja penulis. Diharapkan dengan menerapkan nilai-nilai yang terkandung
dalam nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA), mampu membantu mencari solusi
serta pemecahan isu tersebut dan sekaligus sebagai upaya penanaman nilai
ANEKA dalam diri penulis.
B. Masalah Utama
1. Identifikasi Isu
3
sembarangan merupakan tindakan yang tidak terpuji dan dapat mencemari
lingkungan. Oleh karena itu, kesadaran membuang sampah pada
tempatnya perlu dan harus ditumbuhkan di tiap individu. Bukan tanpa
alasan, karena lingkungan adalah milik kita bersama dan kita jugalah yang
harus menjaga kebersihannya.
4
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Salah satu penyebab utama
terjadinya kecelakaan kerja di Indonesia pada umumnya adalah masih
rendahnya kesadaran akan pentingnya penerapan K3 di kalangan industri
dan masyarakat. Secara faktual, kebanyakan para pekerja baru
mengetahui masalah K3 setelah memasuki dunia kerja.. Sehingga para
peserta pelatihan perlu dibekali dan diberikan edukasi tentang arti
pentingnya K3 dengan tujuan untuk memberikan pemahaman,
membudayakan dan memelihara keselamatan serta kesehatan kerja
selama pelatihan di BLK Karanganyar dan di dunia kerja nantinya. Praktek
dari K3 ini meliputi: pencegahan, pemberian sanksi dan perawatan serta
penyembuhan luka. Dari beberapa kejuruan yang ada di BLK Karanganyar,
penulis menganalisa bahwa kejuruan yang paling banyak memiliki potensi
bahaya (hazard) adalah teknik teknik las.
5
rawat) di kalangan di workshop yang dalam pencarian.
pegawai BLK baik.
Karanganyar.
6
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5.
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
7
Dari kedua isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu paling
prioritas yaitu “Rendahnya kesadaran peserta pelatihan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di kejuruan teknik las”, dengan
perolehan skor USG 15.
Dari Tabel 1.2 Analisis Isu Strategis, menunjukkan validasi isu dengan
menggunakan analisa USG. Dari analisa didapatkan core issue yakni
rendahnya kesadaran peserta pelatihan terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di kejuruan teknik las BLK Karanganyar.
2. Rumusan Masalah
8
Gagasan Pemecahan Isu pada unit kerja BLK Karanganyar
adalah “Peningkatan kesadaran peserta pelatihan terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) di kejuruan teknik las BLK Karanganyar”.
C. Tujuan
D. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Satuan Kerja
Membantu dalam mewujudkan visi BLK Karanganyar, yaitu
menghasilkan tenaga kerja yang kompeten.
2. Bagi Pihak Lain
Membantu meningkatkan kesadaran peserta pelatihan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di kejuruan teknik las BLK
Karanganyar.
3. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) sebagai landasan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
10
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia.
11
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman.
d. Keprotokolan;
12
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di
tanamkan kepada setiap PNS maka perlu di ketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seudah tidak asing lagi kita dengar,
namun seringkali kita susah untuk membedakannya dengan
responsibilitas. Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal
tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan
dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok /
institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
13
Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja
yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber
daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran
dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir (LAN, 2015).
2. Nasionalisme
14
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;
bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan
sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang
rasa (LAN, 2015).
15
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
16
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
17
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
18
3) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
6) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
14) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
15) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
19
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara
lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. Kerja keras
Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya
target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk
korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil.
c. Berani
Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak
yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan
kesalahan.
20
d. Disiplin
Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-
undung yang mengatur.
e. Peduli
Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan
orang lain.
f. Jujur
Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma).
g. Tanggung jawab
Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang
kita kerjakan dalam bentuk apapun.
h. Sederhana
Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas
terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita.
i. Adil
Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi (LAN,
2015).
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Manajemen PNS
21
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. persatuan;
l. kesetaraan;
m. keadilan;
n. kesejahteraan.
2. Pelayanan Publik
a. Partisipatif
22
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip
mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik
yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk
mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
23
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan
dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan
akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
yang kuat.
3. Whole Of Government
24
joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
peserta kerjasama;
satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat
dibagi lagi menjadi:
aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;
union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru
(LAN, 2017).
D. Pengertian Pengelasan
Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam
dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan
atau tanpa tekanan.
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah
ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las
merupakan sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan
menggunakan energi panas.
Pengelasan bimetal adalah proses pengelasan yang menyambungkan
dua macam logam yang berbeda. Pengelasan bimetal mempunyai tingkat
kerumitan yang lebih tinggi dibanding dengan pengelasan logam yang sejenis.
Karena logam yang tidak sejenis mempunyai karakteristik yang berbeda satu
sama lainnya. Sehingga proses pengelasan logam yang tidak sejenis
membutuhkan beberapa teknik tertentu, misalnya pemilihan logam yang akan
disambung harus tepat, pemilihan elektroda yang sesuai, pengaturan heat
input yang tepat, serta pemilihan perlakuan panas pasca pengelasan yang
tepat.
E. Jenis – Jenis Pengelasan
Pada proses pengelasan dengan electric arc welding dibagi menjadi 2
kategori yaitu Consumable Electrode dan Non Consumable Electrode. Yang
dimaksud dengan Consumable Electrode adalah bahwa elektroda ikut habis
terbakar dan sekaligus sebagai bahan pengisi. Sedangkan non Consumable
25
Electrode adalah proses pengelasan dimana elektroda tidak ikut terbakar.
Bahan pengisi menggunakan bahan lain yang dicairkan bersamaan dengan
proses pencairan logam induk.
Macam-macam pengelasan kategori Consumable Electrode
diantaranya adalah Shielded Metal Arc Welding (SMAW), Gas Metal Arc
Welding (GMAW/MIG), Submerged Arc Welding (SAW) dan Flux Core Arc
Welding (FCAW). Sedangkan pengelasan Non Consumable Electrode yang
paling populer adalah Gas Tungsten Arc Welding (GTAW/TIG).
Gas Metal Arc Welding merupakan proses penyambungan dua buah logam
atau lebih yang sejenis dengan menggunakan bahan tambah yang berupa
kawat gulungan dan gas pelindung melalui proses pencairan Jenis
pengelasan gas metal arc welding ada 2 macam, yaitu MIG (Metal Inert
Gas) dan MAG (Metal Active Gas). Perbedaan keduanya adalah pada gas
yang digunakan dalam proses pengelasan. Proses MIG memakai gas mulia
saja; Argon, Helium, sedangkan MAG menggunakan gas CO 2 atau
campuran dengan argon. Pengelasan GMAW biasanya digunakan pada
pengelasan fabrikasi steel structure material CS menggunakan CO2 atau
campurannya. Sangat menguntungkan untuk tonase yang besar karena
kecepatannya sangat tinggi.
26
3. Submerged Arc Welding (SAW)
Flux Core Arc Welding merupakan jenis pengelasan yang hampir sama
dengan proses GMAW. Proses pengelasan FCAW menggunakan elektroda
berinti sebagai pengganti solid electrode dan digunakan untuk
menyambung logam ferrous. Inti logam dapat berupa atau mengandung
mineral, serbuk paduan besi dan material yang dapat berfungsi sebagai
shielding gas, deoxidizer dan pembentuk slag. Penambahan ini dapat
meningkatkan arc stability, sifat mekanik material dan membentuk kontur
las.
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau juga sering disebut Tungsten Inert
Gas (TIG). Elektroda yang digunakan (tungsten) tidak ikut melebur, yang
melebur adalah bahan pengisi (filler) biasa disebut welding rod. Busur listrik
terjadi antara elektroda dan material dasar (base metal), sedangkan
shielding gas digunakan untuk melindungi elektroda dan logam cair.
27
1. Cahaya dan sinar yang berbahaya
Selama proses pengelasan akan timbul cahaya dan sinar yang dapat
membahayakan seorang welder dan pekerja lain yang ada di sekitar
pengelasan. Cahaya tersebut meliputi cahaya yang dapat dilihat atau
cahaya tampak, sinar ultraviolet dan sinar inframerah.
2. Arus listrik yang berbahaya
Besarnya kejutan yang timbul karena listrik tergantung pada besarnya arus
dan keadaan badan manusia.
3. Debu dan gas dalam asap las.
Debu dalam asap las besarnya berkisar antara 0,2 µm sampai dengan 3
µm. Komposisi kimia dari debu asap las tergantung dari jenis pengelasan
dan elektroda yang digunakan.
4. Bahaya kebakaran
Kebakaran terjadi karena adanya kontak langsung antara api pengelasan
dengan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti solar, bensin, gas, cat
kertas dan bahan lainnya yang mudah terbakar. Bahaya kebakaran juga
dapat terjadi karena kabel yang menjadi panas yang disebabkan karena
hubungan yang kurang baik, kabel yang tidak sesuai atau adanya
kebocoran listrik karena isolasi yang rusak.
G. Alat Pelindung Diri (APD) Dalam Pengelasan
Alat Pelindung Diri (APD) dalam pengelasan bisa dilihat pada gmbar dibawah
ini:
28
Helm las adalah alat yang mempunyai fungsi melindungi bagian wajah dari
percikan las, panas pengelasan dan sinar las ke bagian mata. Helm las ini
terbuat dari bahan plastik yang tahan panas, selain itu terdapat tiga kaca
(bening, hitam, bening) yang berfungsi untuk melindungi mata dari bahaya
sinar tampak dan ultraviolet saat melakukan pengelasan.
2. Masker Las
Masker las berfungsi sebagai alat perlindung pernafasan dari bahaya asap
las, karena asap las berbeda dengan asap biasa. Asap las ini merupakan
hasil pembakaran dari bahan kimia untuk perlindungan lasan dan juga
pembakaran dari material lasan. Oleh karena itu asap las ini hampir seperti
serbuk bersih dan sangat membahayakan alat pernafasan kita.
Pakaian kerja las adalah pakaian yang dapat melindungi seluruh bagian
tubuh dari panas dan percikan api las. Selain itu terdapat Apron sebagai
tambahan, apron dada dan apron lengan ini terbuat dari bahan kulit.
Karena jika dari kain biasa maka pakaian akan lubang, hal ini disebabkan
tingginya temperatur percikan api las.
Sarung tangan las adalah sarung tangan yang memang khusus dibuat
untuk proses pekerjaan las, bahan sarung tangan las terbuat dari kulit atau
bahan sejenis asbes dengan kelenturan yang baik. Welding gloves
berfungsi untuk melindungi kedua tangan dari percikan las atau spater dan
panas material yang dihasilkan dari proses pengelasan.
5. Sepatu Safety
Sepatu safety adalah sepatu yang terbuat dari kulit dan bagian depan
sepatu terdapat sebuah plat baja yang berfungsi untuk melindungi kaki dari
kejatuhan bendan yang berat dan benda yang tajam. Selain itu karena
bersifat isolator, sepatu ini juga melindungi dari bahaya sengatan listrik.
29
BAB III
A. Profil Organisasi
1. Nama Organisasi
Balai Latihan Kerja yang selanjutnya disebut BLK adalah salah satu
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemerintah Kabupaten Karanganyar yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Dinas Perdagangan,
Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang ditetapkan
dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor: KEP.72 Tahun 2017 tanggal
08 Agustus 2017. Data mengenai Balai Latihan Kerja Kabupaten
Karanganyar adalah sebagai berikut:
a. Nama instansi : BLK Karanganyar
b. Alamat : Jl. Raya Solo-Tawangmangu Km. 24 Bangsri
Kecamatan Karangpandan 57791,
Kabupaten Karanganyar
c. Telepon/Fax : (0271) 494826
d. Email : blkkra@gmail.com
e. Facebook : blk karanganyar
30
BLK Karanganyar berada di Kelurahan Bangsri tepat di tepi jalan
raya Solo – Tawangmangu km 24 Kecamatan Karangpandan. BLK
Karanganyar saat ini dipimpin oleh Bapak Soenarto, S.P., M.M.
a. Visi
b. Misi
c. Tugas Organisasi
31
BLK Karanganyar mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan atau teknis penunjang bidang pengelolaan pelatihan
kerja masyarakat.
d. Strategi UPT Balai Latihan Kerja Kabupaten Karanganyar :
1. Meningkatkan profesionalisme sumberdaya manusia internal;
2. Meningkatkan daya guna sarana dan prasarana;
3. Melaksanakan dan mengembangkan program pelatihan pada
substansi (kurikulum,metodologi, teknik pengajaran, sarana dan
prasarana sesuai dengan persyaratan);
4. Menjalin kerjasama dan mewujudkan kemitraan dengan industri dan
institusi terkait.
5. Menetapkan kebijakan mutu yang dinamis dan rencana-rencana
strategis jangka pendek dan menengah pada bidang-bidang yang
relevan untuk mencapai visi dan misi UPT BLK Kabupaten
Karanganyar.
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki
oleh setiap lembaga atau instansi. Struktur organisasi BLK
Karanganyar mencerminkan adanya suatu bentuk kerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun struktur organisasi BLK
Karanganyar seperti pada diagram dibawah ini.
KEPALA BLK
Soenarto, S.P., M.M
32
BLK Karanganyar memiliki 14 Instruktur, 1 Kepala UPT BLK, 1
Kasubag Tata Usaha dan 17 staff pelaksana. Berikut ini adalah daftar nama
pegawai di BLK Karanganyar beserta jabatannya:
33
keamanan. Adapun uraian sarana prasarana yang ada di BLK Karanganyar
adalah sebagai berikut:
34
6) Mengajar pada pelatihan tingkat dasar dengan peserta:
a. Pencari kerja sarjana/diploma/akademi.
b. Instruktur (TOT) pada level / kategori ahli.
35
25) Mengembangkan standar kompetensi kerja untuk tenaga kerja tingkat
dasar
C. Role Model
Tokoh yang menjadi role model bagi penulis adalah Bapak Soenarto,
S.P., M.M. Beliau adalah Kepala BLK Kabupaten Karanganyar.
36
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
37
4. Rendahnya efisiensi sistem pendaftaran peserta
pelatihan.
5. Rendahnya kesadaran peserta pelatihan terhadap
keselamatn dan kesehatan kerja (K3) di BLK
Karanganyar.
Isu yang diangkat : Rendahnya kesadaran peserta pelatihan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di BLK
Karanganyar.
38
Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Sosialisasi tentang 1. Mengusulkan draft 1. Draft konsep Mengimplementasikan nilai Dengan penerapan Melalui
arti pentingnya konsep sosialisasi sosialisasi. musyawarah mufakat nilai-nilai dasar PNS penerapan nilai-
keselamatan dan kepada atasan 2. Mendapatkan kepada kepala BLK dan (ANEKA) dalam nilai dasar PNS
kesehatan kerja 2. Berkonsultasi dengan persetujuan dari rekan kerja. kegiatan ini, (ANEKA) dalam
(K3) kepada kepala BLK mengenai kepala BLK. (Nasionalisme sila ke-4) mendukung kegiatan ini,
peserta pelatihan. sosialisasi yang akan 3. Mendapatkan tercapainya visi BLK diharapkan akan
Sumber kegiatan: dilakukan. dukungan dari Memaparkan soialisasi Karanganyar yaitu mampu
Inovasi. 3. Berkoordinasi dengan rekan kerja tentang materi K3 secara efektif. “BLK Karanganyar
meningkatkan
rekan kerja mengenai sosialisasi yang (Komitmen Mutu) sebagai pusat
SDM yang
kegiatan yang akan akan dilakukan. pengembangan SDM
berdaya saing
dilakukan. 4. Tersedianya media Melakukan kegiatan yang kompeten,
4.Menyiapkan media untuk sosialisasi sosialisasi dengan jelas. handal, tangguh dan tinggi.
yang akan digunakan yang akan (Akuntabilitas) berdaya saing tinggi”.
untuk sosialisasi. dilakukan. Dalam hal ini,
5. Melakukan sosialisasi 5.Terlaksananya Memberikan sosialisasi kompeten adalah terdiri
kepada peserta soialisasi kepada dengan sopan santun atau dari 3 unsur, yaitu: ilmu
pelatihan. peserta pelatihan. cara yang baik sehingga pengetahuan,
6.Melakukan 6.Tersedianya bisa dipahami dengan baik. ketrampilan dan sikap.
dokumentasi kegiatan dokumentasi Disini penerapan K3
(Etika Publik) merupakan perwujudan
sosialisasi. kegiatan.
penanaman sikap
Pemberian sosialisasi dalam bekerja dalam
secara adil pada semua upaya mewujudkan
peserta pelatihan tanpa SDM yang kompeten.
diskriminatif.
(Anti Korupsi)
2. Membuat dan 1. Melakukan konsultasi 1. Mendapatkan Perwujudan musyawarah Kegiatan ini Melalui
membudayakan dengan atasan. persetujuan dari mufakat dengan merupakan salah penerapan nilai-
“Safety Talk”. 2. Melakukan konsultasi atasan. melakukan konsultasi satu upaya nilai dasar PNS
dengan ketua 2. Mendapatkan dengan atasan. mewujudkan misi (ANEKA) dalam
Sumber kegiatan: kejuruan teknik las. persetujuan dan (Nasionalisme) o rg an isa si yan g kegiatan ini,
Inovasi 3. Melakukan koordinasi support dari ketua ke e mpa t diharapkan akan
ya it u : men ye len gg
39
Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan rekan kejuruan teknik Memupuk rasa tanggung a ra kan d ikla t mampu
instruktur dan staff di las. jawab dengan melakukan ya n g be rmutu meningkatkan
kejuruan teknik las. 3. Menghasilkan rencana penyusunan da n a k unta be l . nilai Integritas.
4. Mensosialisaisikan dukungan penuh jadwal kegiatan “safety talk”
kepada peserta dari rekan kerja (Anti Korupsi)
pelatihan tentang satu kejuruan.
kegiatan “safety talk”. 4. Terlaksananya Melakukan proses
5. Membuat jadwal sosialisasi komunikasi, kerja sama
pengisi “safety talk”. kegiatan “safety serta respect terhadap
6. Mendokumentasikan talk” kepada pendapat orang lain.
kegiatan “safety talk”. peserta pelatihan. (Etika Publik)
5. Terbentuk dan
tercetaknya jadwal Melakukan rencana
pengisi “safety kegiatan secara
talk” yang telah transparan.
dibuat. (Akuntabilitas)
6.Tersedianya
dokumentasi Cerminan inovasi dengan
kegiatan. membuat jadwal “safety
talk” , baik untuk instruktur,
staff dan peserta pelatihan.
(Komitmen Mutu)
3. Membuat Standard 1. Melakukan konsultasi 1. Mendapatkan Memulai dan mengakhiri Dengan penerapan Melalui
Operating dengan kepala BLK. rekomendasi dari diskusi pembuatan SOP nilai-nilai dasar PNS penerapan nilai-
Procedure (SOP) 2. Melakukan diskusi atasan dengan instruktur dan staff (ANEKA) dalam nilai ANEKA
tentang dengan instruktur dan 2. Tersusunnya SOP kejuruan teknik las diawali kegiatan ini, dalam kegiatan
pengelasan staff kejuruan teknik di workshop berdo’a kepada Tuhan diharapkan dapat ini diharapkan
Sumber kegiatan: las tentang SOP yang kejuruan teknik Yang Maha Esa. mewujudkan m a m p u
Inovasi akan dibuat dan lokasi las. (Nasionalisme sila ke-1) tercapainya misi BLK men in g ka t kan
penempatannya. 3. Tercetaknya SOP
Karanganyar, yaitu nilai akuntabilitas
3. Mencetak SOP yang untuk workshop Menyusun dan membuat
“mengembangkan yaitu indikator
40
Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi
1 2 3 4 5 6 7
telah dibuat dan kejuruan teknik SOP dengan penuh standarisasi sarana kejelasan.
disetujui. las. tanggung jawab dan dan prasarana
4. Menempatkan SOP 4. SOP ditempatkan sepenuh hati. kediklatan ”.
sesuai dengan lokasi pada lokasi yang (Akuntabilitas)
yang telah ditentukan. telah ditentukan.
5. Melakukan 5. Dokumentasi Menarik dan inovatif dalam
dokumentasi kegiatan penempatan SOP pembuatan dan
penempatan SOP. di workshop penyusunan SOP.
kejuruan teknik (Etika Publik)
las.
Penanaman sikap
kepedulian kepada
instruktur, staff dan peserta
pelatihan untuk turut
menjaga SOP yang telah
terpasang.
(Anti Korupsi)
4. Membuat poster 1. Melakukan konsultasi 1. Mendapatkan Perwujudan Nasionalisme Dengan penerapan Melalui
himbauan tentang dengan atasan / persetujuan dari sila pertama, yaitu nilai-nilai dasar PNS penerapan nilai-
keselamatan dan Kepala BLK. atasan / Kepala diwujudkan dengan (ANEKA) dalam nilai dasar PNS
kesehatan kerja 2. Melakukan koordinasi BLK. berdo’a kepada Tuhan kegiatan ini, (ANEKA) dalam
(K3). dan diskusi dengan 2. Terbentuknya Yang Maha Esa ketika diharapkan dapat kegiatan ini,
Sumber kegiatan: ketua kejuruan, desain poster memulai dan mengakhiri mewujudkan diharapkan
Inovasi instruktur dan staff yang akan dibuat. konsultasi. tercapainya misi BLK akan mampu
teknik las untuk 3. Tercetaknya (Nasionalisme sila ke - 1) Karanganyar, yaitu meningkatkan
menentukan desain poster yang telah “mengembangkan nilai kreatif,
41
Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi
1 2 3 4 5 6 7
poster yang akan dipesan. Dengan penuh penuh standarisasi sarana inovatif
dibuat dan lokasi 4. Poster yang tanggung jawab dalam dan prasarana
pemasangannya. terpasang pada menyusun dan membuat kediklatan ”.
3. Memesan poster yang tempat yang telah poster.
telah di desain. disepakati. (Akuntabilitas)
4. Pemasangan poster 5. Dokumentasi
sesuai dengan tempat pemasangan Membuat poster dengan
yang telah disepakati. poster. inovasi dan desain
5. Mendokumentasikan semenarik mungkin,
kegiatan pemasangan sehingga mendorong orang
poster di workshop untuk melihat dan
kejuruan teknik las. membacanya.
(Etika Publik)
Menanamkan sikap
kepedulian kepada
instruktur, staff dan peserta
pelatihan untuk turut
merawat poster yang telah
terpasang.
Anti Korupsi
5. Melakukan 1. Membuat buku 1. Buku evaluasi Melakukan evaluasi dengan Dengan penerapan Melalui
evaluasi evaluasi. 2. Evaluasi jelas dan terukur. nilai-nilai dasar PNS penerapan nilai-
2. Melaksanakan evaluasi terlaksana (Akuntabilitas) (ANEKA) dalam nilai
dengan baik kegiatan ini,
Melakukan musyawarah
42
Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi
1 2 3 4 5 6 7
kepada atasan atau rekan diharapkan dapat ANEKA dalam
kerja dan peserta pelatihan mendukung kegiatan ini
terkait dengan hasil dari tercapainya visi BLK diharapkan
kegiatan yang telah Karanganyar yaitu m a m p u
dilakukan. “BLK Karanganyar men in g ka t kan
(Nasionalisme) sebagai pusat nilai organisasi
pengembangan SDM yaitu profesional,
Melakukan proses
yang kompeten, transparan dan
komunikasi, kerja sama
handal, tangguh dan berintegritas.
serta respect terhadap
pendapat orang lain yang berdaya saing tinggi.
berkaitan dengan hasil dari Dalam hal ini BLK
kegiatan yang telah memberikan
dilkukan pelatihan secara
(Etika Publik) jelas dan transparan.
Pembuatan kegiatan
evaluasi yang efektif dan
efisien.
(Komitmen Mutu)
43
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di BLK Karanganyar pada tanggal 15 September sampai 20 Oktober 2019.
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Habituasi
Bukti
NO Kegiatan September 2019 Oktober 2019
Kegiatan
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sosialisasi Draft
tentang arti sosialisasi,
pentingnya daftar hadir,
keselamatan slide power
dan kesehatan point dan foto
1 kerja (K3) kegiatan
terhadap
peserta
pelatihan
Jadwal pengisi
Membuat dan “safety talk”,
membudayakan daftar hadir dan
2
gerakan foto kegiatan.
"Safety Talk"
Membuat Draft SOP dan
Standard foto kegiatan.
Operating
3
Procedure
(SPO) tentang
pengelasan
Membuat Desain poster,
poster poster
himbauan terpasang dan
foto kegiatan.
4 tentang
keselamatan
dan kesehatan
kerja (K3)
Buku evaluasi,
Melakukan testimoni dan
5 Evaluasi lembar
pengamatan
44
Keterangan:
: Pelaksanaan Aktualisasi
: Hari Libur
45
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi ANEKA, kemungkinan
dapat terjadi kendala pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan, sehingga
rancangan kegiatan aktualisasi tidak dapat direalisasikan secara optimal.
Oleh karena itu, perlu adanya antisipasi untuk menghadapi kendala-
kendala yang mungkin saja terjadi, sehingga dampak negatif dapat
diminimalisir. Antisipasi dalam menghadapi kendala-kendala selama
aktualisasi dapat dijelaskan lebih lanjut pada tabel berikut ini:
46
untuk mencetak kantor / tempat percetakan.
poster tidak ada
5. Melakukan Sulitnya menentukan Berkonsultasi dan
waktu dan berkoordinasi dengan ketua
Evaluasi
mengumpulkan kejuruan teknik las
semua instruktur,
menentukan waktu yang tepat.
staff dan peserta
pelatihan kejuruan
teknik las.
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019)
47
BAB V
PENUTUP
48
B. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dibuat
7. Rusaknya peralatan dan mesin dan yang ada di kejuruan teknik las.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
A. Identitas
B. Riwayat Pendidikan
C. Riwayat Pekerjaan
No Nama Instansi Jabatan Tahun
1. BLK Karanganyar Instruktur April 2019 -
sekarang
51