Anda di halaman 1dari 44

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS PROVINSI JAWA
BARAT ANGKATAN II TAHUN 2022

Optimalisasi Skrining Pengunjung Melalui Media Informasi


Digital di Puskesmas Leuwigajah Dinas Kesehatan Kota
Cimahi

Disusun Oleh :
Nama : Andi Dwi Cahyo, A.Md.Kep
NIP : 198901202022021001
NDH : 26
Jabatan : Perawat Terampil/Pelaksana
Instansi : UPTD Puskesmas Leuwigajah

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIAPROVINSI JAWA BARAT
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK) PESERTA
PELATIHAN DASAR CPNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
PROVINSI JAWA BARAT ANGKATAN II TAHUN 2022

Optimalisasi Skrining Pengunjung Melalui Media Informasi


Digital di Puskesmas Leuwigajah Dinas Kesehatan Kota Cimahi

Nama : Andi Dwi Cahyo, A.Md.Kep


NIP : 198901202022021001
NDH : 26
Jabatan : Perawat Terampil/Pelaksana
Instansi : UPTD Puskesmas Leuwigajah

Cimahi, Agustus 2022

Mengetahui Mengetahui
Coach Mentor

Dr. H. Mumuh Muna’im, M.MPd dr. Ruth Risnianthy


NIP. 196001041986111001 NIP. 197508162010012005

ii
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK) PESERTA
PELATIHAN DASAR CPNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
PROVINSI JAWA BARAT ANGKATAN II TAHUN 2022

Optimalisasi Skrining Pengunjung Melalui Media Informasi


Digital di Puskesmas Leuwigajah Dinas Kesehatan Kota Cimahi

Nama : Andi Dwi Cahyo, A.Md.Kep


NIP : 198901202022021001
NDH : 26
Jabatan : Perawat Terampil/Pelaksana
Instansi : UPTD Puskesmas Leuwigajah

Cimahi, Agustus 2022

Mengetahui Mengetahui
Coach Mentor

Dr. H. Mumuh Muna’im, M.MPd dr. Ruth Risnianthy


NIP. 196001041986111001 NIP. 197508162010012005

Penguji,

drh. Yusni
NIP. 197805042009011001

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu dilimpahkan kehadirat Allah SWT karena


atas rahmat dan kasih sayang-Nya. Penulis dapat menyelesaikan
rancangan aktualisasi yang berjudul “Pengoptimalan Pengumpulan Data
Kunjungan Rumah Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Leuwigajah Dinas Kesehatan Kota
Cimahi”. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabatnya, dan seluruh umat yang selalu
mengikuti ajarannya.
Rancangan Aktualisasi ini merupakan gambaran pelaksanaan
aktualisasi yang akan dilakukan penulis di tempat kerja. Selain itu juga
merupakan tugas penulis yang diberikan dalam Latihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2022. Laporan Rancangan Aktualisasi ini dapat
tersusun dengan baik berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Istri, anak-anak, orang tua dan seluruh keluarga penulis yang telah
memberikan do’a, dukungan dan pengertian sehingga penulis dapat
melaksanakan pelatihan dasar dengan baik;
2. Kepala BPSDM Provinsi Jawa Barat beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Latsar CPNS Kota Cimahi tahun
2022;
3. Kepala BKPSDM Kota Cimahi beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Latsar CPNS Kota Cimahi tahun
2022;
4. Bapak Dr. H. Mumuh Muna’im, M.MPd sebagai coach dan pengampu
agenda 2 dan 4 yang telah membimbing, memotivasi dan
memberikan masukan terkait penyusunan rancangan aktualisasi ini;
5. Mimi Rohaeni, SPt.,MM dan ibu Posmaria Sianturi, SH.,Msi selaku
Widyaiswara pengampu Agenda 1 dan Agenda 3 yang telah
memberikan ilmu danwawasannya mengenai materi yang diajarkan;
6. Seluruh Widyaiswara, panitia penyelenggara, dan pendamping kelas
Latsar CPNSKota Cimahi tahun 2022;
7. dr. Ruth Risnianty dan seluruh rekan kerja di Puskesmas Leuwigajah
yang telah memberikan masukan, dukungan dan memfasilitasi dalam
pelaksanaan Latsar ini;
8. Seluruh teman-teman CPNS Angkatan 1 dan Angkatan 2 Kota Cimahi
yang selalu kompak memberikan semangat dan berbagi pikiran,
khususnya kelompok Cimahi 2.3;

iv
9. Pihak lain yang telah membantu penulis, baik secara materil maupun
non materil,yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Dengan segala keterbatasan Penulis, tugas ini tentunya masih jauh dari
kriteria sempurna. Namun Penulis telah berusaha semampunya untuk
menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itulah, kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat Penulis butuhkan. Harapan Penulis semoga tugas
rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi
Puskesmas Leuwigajah.

Cimahi, Agustus 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………………. ii


LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………....................... iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR …………………….…………………………………….... ix
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………….. 3
C. Tujuan …………………………………………………………… 3
D. Manfaat …………………………………………………………. 4
E. Ruang Lingkup …………………………………………………. 4
BAB II PROFIL INSTANSI DAN DESKRIPSI MATERI 5
PEMBELAJARAN …………………………………………………..
A. Gambaran Umum Puskesmas Leuwigajah ……………........ 5
B. Deskripsi Materi Pembelajaran .……………………………… 13
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ………………………………........ 19
A. Deskripsi Isue ………………………………………………….. 19
B. Penetapan Core Issue ………………………………………. 21
C. Analisis Faktor Penyebab Core Issue ……………………… 22
D. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Issue ………………… 24
E. Matrik Rancangan Aktualisasi ………………………………... 26

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penetapan Core Issue dengan analisis USG ………………………... 22


Tabel 3.2 Skala Tapisan Analisi USG ……………………………………………. 23
Tabel 3.3 Kegiatan Pelaksanaan Aktualisasi ……………………………………. 25
Tabel 3.4 Matrik Rancangan Aktualisasi …………………………………………. 26
Tabel 3.5 Matrik Rancangan Kegiatan Aktualisasi ……………………………… 26
Tabel 3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value BerAKHLAK …. 33
Tabel 3.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi ………………………………... 34

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Wilayah UPTD Puskesmas Leuwigajah …………………............ 5


Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Leuwigajah Dinas Kota Cimahi 8
berdasarkan Peraturan Wali Kota Cimahi No. 33 Tahun 2021 ………
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Puskesmas Leuwigajah Dinas Kota Cimahi 9
berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 dan Peraturan Wali
Kota Tahun 2018 ………………………………………………………….
Gambar 3.1 Daftar Pengunjung di Ruang Poli Umum yang tidak sesuai skrining .. 19
Gambar 3.2 Diagram Fishbone dari Core Isu Terpilih ………………………………. 24

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang
bekerja pada instansi pemerintah. Hal tersebut mengacu pada Undang –
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Tugas pokok
ASN mengacu pada pasal 10 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tersebut
yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa. Sesuai dengan program kerja prioritas Presiden Tahun
2019-2024 untuk membantu percepatan pembangunan Sumber Daya
Manusia (SDM) maka diperlukan ASN yang profesional, adil, kompeten,
bertanggung jawab, jujur, netral, mampu melaksakan kebijakan publik,
memberikan pelayanan publik dan senantiasa menjadi pemersatu bangsa.
Untuk selalu mengembangkan kompetensi serta meningkatkan
kemampuan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) baik secara soft skill
maupun hard skill maka diperlukan proses pembelajaran berkelanjutan.
Salah satu pembelajaran yang wajib dilakukan oleh CPNS yaitu pelatihan
dasar CPNS yang diatur oleh Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Nomor 1 Tahun 2021. Mengacu dari peraturan tersebut, tujuan utama
dilaksanakannya pelatihan dasar CPNS yaitu untuk membentuk karakter
PNS di Indonesia.
Latihan dasar CPNS memadukan antara tahap internalisasi dan
aktualisasi habituasi. Tahap internalisasi merupayak tahapan penanaman
nilai – nilai dasar (core value) ASN yang tercantum pada Surat Edaran
Menteri Pemberadayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)
nomor 20 tahun 2021 yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Tahap aktualisasi
merupakan tahap perwujudan core value di instansi peserta. Agar aktualisasi
tersebut mampu terlaksana dengan baik maka diperlukan perencanaan yang
baik pula.
Pelayanan publik adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas jasa, barang,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara publik
(UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik). Salah satu jenis
pelayanan publik adalah pelayanan jasa kesehatan di puskesmas.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya (Permenkes Nomor 43 Tahun 2019).
Menurut Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat

1
Kesehatan Masyarakat, perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan
yang harus ada di puskesmas termasuk di Puskesmas Leuwigajah. Wilayah
kerja Puskesmas Leuwigajah terdiri dari 1 kelurahan, yaitu Kelurahan
Leuwigajah. Puskesmas Leuwigajah memiliki beberapa program yang
dikelompokan menjadi Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan
Perkesmas, Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan, dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (Profil Puskesmas Leuwigajah, 2021).
Dalam menyelenggarakan fungsi UKM, Puskesmas berwenang
untuk:
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap akses mutu
dan cakupan Pelayanan Kesehatan
9. Memberikan rekomendasi  terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
Penanggulangan Penyakit.

Dalam menyelenggarakan fungsi UKP, Puskesmas berwenang untuk:


1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar secara Komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi
6. Melaksanakan Rekam Medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan
8. Melaksanakan peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya

2
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
Meninjau fungsi dari UKP tentang pelayanan dalam gedung yaitu
salah satunya dengan cara melakukan pemisahan atau skrining bagi
pengunjung puskesmas guna mengoptimalkan proses pelayanan dan
mencegah penularan resiko infeksi antara pengunjung, petugas maupun
lingkungan puskesmas. Kurangnya jumlah SDM tenaga kesehatan,
puskesmas Leuwigajah mengoptimalkan SDM yang ada guna membantu
proses skrining ini. Namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan
masalah-masalah terkait tentang proses skrining yang kurang tepat
sehingga terdapat adanya pengunjung disetiap harinya yang tidak sesuai
dengan tujuan kunjungannya. Proses skrining pengunjung merupakan salah
satu awal mulainya penerimaan pelayanan di puskesmas, sehingga
mengoptimalkan SDM yang ada menjadi hal yang tepat untuk dilakukan,
mulai dari pelatihan skrining dalam penerapan SOP secara benar dan
konsisten. Hal lain juga didukung dengan pengetahuan terlebih dahulu bagi
masyarakat yang akan berkunjung ke puskesmas Leuwigajah dengan cara
sudah melakukan skrining mandiri di rumah. Sehingga saat memasuki
lingkungan puskesmas, pengunjung sudah bisa menyampaikan tujuan untuk
mendapatkan jenis pelayanan yang ada di puskesmas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
rancangan aktualisasi ini yaitu, “Bagaimana cara mengoptimalkan skrining
pengunjung poli infeksi dan non infeksi di Puskesmas Leuwigajah?”.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari rancangan kegiatan aktualisasi ini adalah
mengoptimalkan SDM puskesmas yang ada dalam proses skrining
pengunjung dengan dibantu publikasi media informasi digital guna
meminimalisir terjadinya penularan resiko infeksi antara pengunjung,
petugas dan lingkungan puskesmas dalam memberikan pelayanan serta
meningkatkan kemandirian masyarakat.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari rancangan kegiatan aktualisasi ini adalah:
a. Penerapan nilai-nilai dasar ASN, BerAKHLAK dalam melakukan
kegiatan sehari-hari di lingkungan kerja.
b. Mampu mengidentifikasi isu yang terjadi di lingkungan kerja.
c. Mampu mengatasi dan menyelesaikan isu yang terjadi di
lingkungan kerja.
d. Memahami konsep Manajemen ASN dan SMART ASN
dengan praktiksecara langsung di lingkungan kerja.

3
e. Memberikan gagasan kreatif untuk penyelesaian isu aktual
yang terjadi di lingkungan kerja.
f. Menyelesaikan isu aktual dilingkungan kerja dengan kompetensi
yang dimiliki.

D. Manfaat
a. Bagi instansi
a. Menciptakan pelayanan yang optimal dan kondusif dilingkungan
Puskesmas Leuwigajah.
b. Mencegah resiko penularan infeksi dilingkungan puskesmas
Leuwigajah.
c. Meningkatkan kedisiplinan dalam skrining pengunjung sesuai SOP
yang berlaku di Puskesmas Leuwigajah.
b. Bagi Masyarakat
a. Mendapatkan pelayanan yang optimal di Puskesmas Lewuigajah.
b. Mencegah resiko penularan infeksi sesame pengunjung, dari
petugas maupun lingkungan Puskesmas Leuwigajah.
c. Meningkatkan kemampuan skrining mandiri bagi masyarakat
ataupun pengunjung Puskesmas Leuwigajah.
c. Bagi peserta Latsar
a. Mampu mengaktualisasikan core value ASN (BerAKHLAK) saat
melaksanakan tugas dan fungsi di instansi tempat kerja.
b. Mampu mengimplementasikan dan memahami kedudukan sebagai
ASN sesuai Manajemen ASN dan Smart ASN.
c. Mampu menganalisis dan mengidentifikasi isu yang ada di tempat
kerja serta mampu memberikan alternatif solusi penyelesaiannya.
d. Mampu mengembangkan potensi dan terus berinovasi memberikan
pelayanan prima (service excellence).

E. Ruang Lingkup
Kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil
Angkatan I dan II Pemerintah Daerah Kota Cimahi berlangsung selama 74
hari kerja yakni di mulai dari tanggal 11 Juni sampai dengan 17 September
2022. Tahapan kegiatan Latsar sebagai berikut:
1. Tahapan Sosialisasi Latsar , MOOC dan registrasi ulang secara Daring di
kedudukan peserta pada tanggal 12 Juni sampai dengan 8 Juli 2022.
2. Tahapan pembelajaran Distance Learning secara Daring di kedudukan
peserta pada tanggal 10 Juli sampai dengan 4 Agustus 2022.
3. Tahapan Evaluasi Rancangan Aktualisasi pada tanggal 5 Agustus 2022.
4. Tahapan Aktualisasi Penguatan Kompetensi Bidang dan Teknis di
instansi tempat bekerja, yaitu Puskesmas Leuwigajah pada tanggal 6
Agustus sampai dengan 9 September 2022.
5. Tahapan pembelajaran Klasikal dan Seminar Laporan Aktualisasi di
tempat pelatihan pada tanggal 12 September sampai dengan 17
September 2022.

4
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN DESKRIPSI MATERI PELATIHAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Leuwigajah


1. Data Geografis Puskesmas Leuwigajah
Puskesmas adalah sebagai Pelaksana Teknik bertanggung Jawab
Terhadap Pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
Merupakan upaya kesehatan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemapuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan untuk
memberikan pelayanan kesehatan tentunya harus ditunjang oleh sarana
prasana seperti Alat kesehatan, mebel air, electronik dan Kendaraan
sehingga memberikan kemudahan dalam bekerja dan kenyamanan bagi
pengguna layanan.
Di bawah ini Peta di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwigajah dinas
Kesehatan Kota Cimahi:

Gambar 2.1 Peta Wilayah UPTD Puskesmas Leuwigajah

5
Berdasarkan peta wilayah, tampak bahwa wilayah kerja
Puskesmas Leuwigajah memiliki batas batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kelurahan Cibeber
b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Lagadar Kab.
Bandung Barat
c. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kec. Batujajar Kab.
Bandung Barat
d. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Utama

Puskesmas Leuwigajah terletak di Jl. Kihapit Barat RT 08 RW 09


Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan. Memiliki wilayah
kerja seluas 393.413 Ha yang terdiri dari 1 (satu) kelurahan. Terletak
pada ketinggian : 685 - 700 m di atas permukaan air laut. Puskesmas
Leuwigajah didirikan Tahun 2010, tepatnya bulan Juni sudah mulai
beroperasi. Wilayah kerja Puskesmas Leuwigajah mempunyai hal yang
spesifik, yaitu :
a. Memiliki wilayah kontrakan buruh pabrik yang banyak berada di
gang-gang kecil, kepadatan penduduknya cukup tinggi, dengan
hygiene & sanitasi yang kurang baik disertai mobilitas penduduk
yang juga cukup tinggi
b. Memiliki fasilitas pendidikan Stikes Budi Luhur, sehingga mobilitas
penduduk cukup tinggi di wilayah kost-kostan/kontrakan mahasiswa.
c. Memiliki wilayah kontrakan buruh pabrik yang banyak berada di
gang-gang kecil, kepadatan penduduknya cukup tinggi, dengan
hygiene & sanitasi yang kurang baik disertai mobilitas penduduk
yang juga cukup tinggi.
d. Memiliki fasilitas pendidikan 1 buah Stikes Budi Luhur, sehingga
mobilitas penduduk cukup tinggi di wilayah kost-kostan/kontrakan
mahasiswa.

Kondisi daerah sebagian besar wilayah terbagi menjadi 20 RW


dan 148 RT dengan kepadatan penduduk dengan 28,83% merupakan
lahan pemukiman. Di sebelah Barat :berbatasan dengan Kec. Batujajar
Kab. Bandung Barat tepatnya di RW 10 Kampung Adat Cireundeu
Keurahan Leuwigajah dengan ketahanan pangan singkong sebagai
pengganti beras, masyarakat Cireundeu pun mengelola singkong
sebagai olahan makanan, kampung cireundeu membuka peluang kerja
dan usaha bagi penduduk sekitar, di sisi lain meningkatnya arus
urbanisasi, dan terbatasnya daya dukung lahan pemukiman
menyebabkan terbentuknya kawasan kumuh dan sarana sanitasi yang
kurang baik. Keadaan demikian dapat menjadi salah satu faktor risiko
terhadap munculnya kasus Kejadian Luar Biasa dan rawan penyakit
menular.

6
2. Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai Puskesmas Leuwigajah
a. Misi Puskesmas Leuwigajah
Mewujudkan Leuwigajah Sehat Mandiri Menuju
Cimahi Sehat Tahun 2022.
b. Misi Puskesmas Leuwigajah:
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu, professional dan terjangkau bagi
seluruh lapisan masyarakat.
2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat.
3) Mengoptimalkan kemitraan internal dan
eksternal untuk menyelenggarakan
pembangunan kesehatan.

Dengan bermodalkan visi dan misi tersebut,


Puskesmas Leuwigajah memiliki tujuan, yaitu
meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat masyarakat Leuwigajah.

Tata Nilai Puskesmas Leuwigajah, yaitu “ PASTI “


P : Profesionaln: memiliki kompetensi dan
kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik.
A : Akuntabel: memberikan pelayanan kesehatan
sesuai pedoman, dapat di ukur dan di pertanggung
jawabkan.
S : TerStandarisasi: memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan yang
ditetapkan.
T : Transparan: ada kemudahan mengakses
proses pelayanan baik UKM maupun UKP.
I : Integritas: sopan, jujur, disiplin dn taat
peraturan.

7
3. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
(BLUD) PUSKESMAS LEUWIGAJAH KOTA CIMAHI
(PERWAL NO. 33 TAHUN 2021)

Gambar: 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Leuwigajah Dinas Kota Cimahi berdasarkan
Peraturan Wali Kota Cimahi No. 33 Tahun 2021

8
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS LEUWIGAJAH
BERDASARKAN PERMENKES N0 75 TAHUN 2014 DAN
PERATURAN WALI KOTA CIMAHI NO. 42 TAHUN 2018

Gambar 2 3 Struktur Organisasi Puskesmas Leuwigajah Dinas Kota Cimahi berdasarkan


Permenkes No. 75 Tahun 2014 dan Peraturan Wali Kota Tahun 2018

Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat terdepan yang


berfungsi sebagai Unit Pelaksana Fungsional Dinas Kesehatan di tingkat
kecamatan, kelurahan/desa berupa gabungan fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) primer/tingkat pertama, dengan
fokus pada pelayanan promotif dan preventif, dalam upaya mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Fungsi Puskesmas adalah :
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
c. Pusat pelayanan Kesehatan strata pertama yang meliputi Pelayanan
Kesehatan Perorangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Dalam pelaksanaan ketiga fungsi diatas, Puskesmas memiliki


beberapa program, dimana program tersebut dikelompokkan menjadi:
a. Program/Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Perkesmas
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya KIA KB
4) Upaya Perbaikan Gizi masyarakat.

9
5) Upaya P2M
6) Perkesmas
b. Program/Upaya Kesehatan Pengembangan
1) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
2) Upaya Kesehatan Mata
3) Upaya Kesehatan Jiwa
4) Upaya Kesehatan Sekolah
5) Bina Kesehatan Tradisional (BATRA)
6) Upaya Kesehatan Kerja ( UKK )
c. Upaya Kesehatan Perorangan
1) Pelayanan Umum
2) Pelayanan Jiwa
3) Pelayanan Gigi
4) Pelayanan KIA/KB/Imunisasi
5) Pelayanan Gizi
6) Pelayanan Laboratorium
7) Pelayanan Kefarmasian
8) Pelayanan TBC
9) Pelayanan Tindakan ( Gawat Darurat )

10
4. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Puskesmas
1) Tugas Perawat Puskesmas
Memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif
meliputi pelayanan bio- psiko- sosial- spiritual dan kultural yang
ditujukan kepada individu, keluaraga dan masyarakat baik yang
sehat maupun yang sakit melalui lima proses keperawatan yaitu
melakukan pengkajian, menentukan diagnosa, menyusun
intervensi, melakukan implementasi dan evaluasi.
Adapun uraian tugas Perawat – Terampil menurut
Permenpan RB No. 35 Tahun 2019 yaitu:
a) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan aturan yang
berlaku;
b) Melakukan anamnesa dan pemberian asuhan keperawatan
langsung terhadap pasien IGD;
c) Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang
ditujukan untuk memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia
(KDM);
d) Memberikan pelayanan dan pelaksanaan life support sesuai
kebutuhan pasien;
e) Menghubungi dokter yang memeriksa bila belum datang;
f) Mencatat alkes maupun tindakan medis dan paramedis yang
telah dilakukan, serta merawat alat tersebut agar selalu siap
pakai;
g) Menyiapkan formulir sesuai kebutuhan pasien seperti
formulir informed consent, surat keterangan berobat, formulir
laboratorium, surat keterangan sakit, resep obat, rincian
biaya pengobatan pasien;
h) Melakukan informed consent tindakan yang akan dilakukan
termasuk tujuan/ manfaat setiap tindakan ataupun terapi
kepada pasien/keluarga;
i) Mengisi tindakan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan dalam status pasien sesuai prosedur;
j) Memberikan penjelasan kepada keluarga, prosedur
administrasi rawat jalan/ rawat inap yang harus diselesaikan
oleh pasien; dan
k) Mengisi pembukuan register pasien.

Hal tersebut didukung dengan penerapan tugas lainnya seperti


melakukan penyuluhan kesehatan, melakukan pelayanan bukan
hanya di dalam gedung melainkan terjun langsung ke
masyarakat untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif.

11
2) Fungsi Perawat Puskesmas
Jabatan fungsional Perawat adalah salah satu bagian dari
karier PNS yang terdiri dari bermacam-macam jenis jabatan
berdasarkan keterampilan dan keahliannya. Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan
Angka Kreditnya, tugas pokok perawat adalah melakukan
kegiatan pelayanan keperawatan yang meliputi asuhan
keperawatan dan pengelolaan keperawatan.

Uraian kegiatan Perawat Terampil, meliputi:

a) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu


b) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
c) Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan
sehat dalam rangka melakukan upaya promotive
d) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/pelindung
fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada
individu dalam rangka upaya preventif
e) Memberikan oksigenasi sederhana.
f) Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/ bencana/ kritikal.
g) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
serta bebas risiko penularan infeksi.
h) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana
pada area medikal bedah.
i) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana
di area anak.
j) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana
di area maternitaS.
k) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana
di area komunitaS.
l) elakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di
area jiwa.
m) Melakukan tindakan terapi komplementer holistic.
n) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi.
o) Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka
melakukan perawatan paliatiF.
p) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada
kondisi kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan
keperawatan.

12
q) Melakukan perawatan luka.
r) Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.

Dalam menjalankan perannya perawat dibagi menjadi 3 fungsi


yaitu:
1. Fungsi Independent
Fungsi dimana perawat melaksanakan perannya secara
mandiri, tidak tergantung pada orang lain atau tim kesehatan
lain. Perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap
adanya penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia baik biologis, psikologis, sosiokultural dan
spiritual.
2. Fungsi Dependent
Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang
perawat atas instruksi dari tim kesehatan lainnya dokter, ahli
gizi, radiologi dan lainnya. Agar pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat efektif.
3. Fungsi Interdependent
Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling
ketergantungan baik dalam keperawatan maupun
kesehatan. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama dengan tim Kesehatan lainnya di
Puskesmas.

B. Deskripsi Materi Pelatihan


1. Agenda I Sikap Perilaku Bela Negara
a. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
Wawasan kebngsaan merupakan cara pandang yang
dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga negara akan diri dan
lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dimana sikap dan tingkah laku ASN harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita
dan tujuan hidup bangsa Indonesia sesuai amanah dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui:
1) Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
Indonesia.
2) Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara dengan sikap
tolong menolong, menciptakan kerukunan beragama dan
toleransi, dan menghormati.
3) Memiliki kesadaran atas tanggung jawab sebagai warga negara
Indonesia yang menghormati lambang negara dan mena’ati
peraturan perundang-undangan.

13
b. Analisis Isu Kontemporer
ASN perlu memiliki kemampuan berpikir kritis untuk
mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu kritikal melalui isu-isu
strategis kontemporer yang dapat menjadi pemicu munculnya
perubahan lingkungan strategis dan berdampak pada pelaksanaan
tugas jabatan sebagai ASN pelayan masyarakat.
Kontemporer yang dimaksud disini adalah sesuatu hal yang
modern, eksis, terjadi dan masih berlangsung sampai sekarang, atau
segala hal yang berkaitan dengan saat ini. Kemampuan
mengidentifikasi analisis isu-isu kontemporer,seperti bahaya paham
radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry,
proxy war dan korupsi perlu didasari oleh materi wawasan
kebangsaan dan aktualisasi nilai-nilai bela negara yang
dikontektualisasikan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.

c. Kesiapsiagaan Bela Negara


Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan
warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam
menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan negara
dari berbagai ancaman (Pasal 1 Ayat 11 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara).
Kesadaran bela negara dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta
tanah air, Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Pada
pendidikan kewarganegaraan ditanamkan prinsip etik
multikulturalisme, yaitu kesadaran perbedaan satu dengan yang lain
menuju sikap toleran yaitu menghargai dan menghormati perbedaan
yang ada.

2. Agenda 2 Nilai Nilai Dasar ASN BerAKHLAK


Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi
transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(World Class Government) serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4
tentang nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode etik dan kode perilaku
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
diperlukan keseragaman nilai-nilai dasar ASN.
Definisi nilai dasar sendiri adalah kondisi ideal atau kewajiban moral

14
tertentu yang diharapkan dari ASN untuk mewujudkan pelaksanaan tugas
instansi atau unit kerjanya. Sehingga pada tanggal 27 Juli 2021 Presiden
Republik Indonesia telah meluncurkan core values (nilai nilai dasar) ASN
BerAKHLAK dan employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa”.
Core values ASN BerAKHLAK sebagaimana dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayanan adalah bertanggung jawab terhadap
kepercayaan yang diberikan, komitmen memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat, saling peduli dan menghargai
perbedaan, terus berinovasi dan antusias dalam serta menghadapi
perubahan. Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam
UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peratuuran
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Penjabaran berikut akan mengulas mengenai panduan perilaku/
kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi
para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:
1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
a) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
b) Menjalankan tugas secara perofesional dan tidak berpihak;
c) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
d) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama.
2) Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
a) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
b) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah; dan
c) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
3) Melakukan perbaikan tiada henti
a) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik; dan
b) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.

b. Akuntabel
Dalam konteks ASN, akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina dan lebih luasnya
kepada publik. Akuntabilitas publik memiliki 3 fungsi utama, yaitu:
1) Untuk menyediakan kontrol demokrasi (peran demokrasi)

15
2) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional); dan
3) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektiitas (peran belajar).

Adapun panduan perilaku kompeten sebagai berikut:


1) Meningkatkan Kompetensi Diri
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah;
b) Melakukan konektivitas dalam basis online network; dan
c) Memanfaatkan sumber keahlian para pakar/konsultan, yang
mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja
atau tempat lain.
2) Membantu Oranglain Belajar
a) Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu
aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka;
b) Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang
terkandung dalam dokumen kerja seperti laporan,
presentasi, artikel dan sebagainya.
3) Melakukan Kerja Terbaik

c. Kompeten
Kompeten diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan
yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang
didasari oleh penetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan
standar kerja yang ditetapkan. Adapun pedoman perilaku kompeten
yaitu:
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah;
2) Membantu orang lain belajar; dan
3) Memberikan kinerja terbaik.

d. Harmonis
Adapun penerapan sikap perilaku harmonis ini dapat
ditunjukkan dengan adanya sikap toleransi, empati dan keterbukaan
terhadap perbedaan yang dapat dilihat pada perilaku sebagai
berikut:
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2) Suka menolong orang lain; dan
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

e. Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core
values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi
dan mengutamakn kepentingan bangsa dan negara, dengan

16
panduan perilaku:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, setia
kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan dan negera; serta
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

f. Adaptif
Adaptif merupakan kemampuan untuk beradaptasi dalam
menghadapi berbagai perubahan-perubahan yang terjadi, baik di
lingkungan sekitarnya maupun di lingkungan global. Adapun
perilaku adaptif diwujudkan dalam sikap:
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas; dan
3) Bertindak proaktif.

g. Kolaboratif
Kolaboratif adalah bekerja sama secara keseluruhan.
Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan
bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi
antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian
kekuasaan, gaya kemepimpinan, strategi manajemen dan
formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif
antara entitas publik. Adapun pedoman perilaku kolaboratif ialah:
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi;
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
tambah; dan
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama.

3. Agenda 3 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Ada 2 hal utama yang perlu dipahami dan diimplementasikan
seorang PNS dalam kesehariannya ketika menjalankan tugas negara
untuk mewujudkan Smart Governance, yaitu:
a. Manajemen ASN
Berdasarkan modul Pelatihan Dasar Calon PNS 2022
disebutkan bahwa manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi publik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN terdiri dari 4 point, yaitu:
1) Menerapkan kedudukan peran hak dan kewajiban serta kode etik
dan kode perilaku ASN;

17
2) Memecahkan permasalahan yang muncul dalam penerapan
peran hak dan kewajiban serta kode etik;
3) Mengkritisi penerapan Siste Merit di dalam pengelolaan ASN.
Sistem Merit itu sendiri adalah kebijakan manajemen SDM
aparatur yang berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja
secara adil dan wajar tanpa memberdakan latar belakang.
Tujuan Sistem Merit ini adalah:
a) ASN bersikap netral dan tidak terlibat dalam politik;
b) ASN yang memiliki standar etika;
c) ASN yang ahli dan konsisten;
d) ASN yang akuntabilitas; dan
e) ASN yang memberikan penjelasan dan alasan terhadap
keputusan.
Menerapkan mekanisme pengelolaan PNS khususnya pada
komponen penilaian kinerja dan pengembangan karir. Mekanisme
tersebut ada di Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2019 tentang
Penilaian keja PNS.

4. Role Model
Role model adalah seseorang yang dapat dijadikan contoh,
panutan atau teladan dan berperilaku yang bisa diikuti oleh orang
lain. Tokoh besar yang penulis jadikan sebagai role model adalah
Hasri Ainun Habibie. Alasan penulis menjadikan Hasri Ainun
Habibie sebagai role model karena beliau merupakan salah satu
pahlawan Kesehatan di Indonesia, semasa hidup, mendiang Hasri
Ainun Habibie, Mantan ibu negara yang lebih dikenal sebagai Ainun
Habibie semasa hidupnya memberikan sumbangsih besar pada
bidang kesehatan di Indonesia.
Salah satu jasanya yang sangat besar adalah mendirikan
bank mata yang memiliki manfaat cukup besar bagi
keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia.
Ainun kemudian memperjuangkan lahirnya regulasi untuk donor
mata dan mendesak untuk mengeluarkan fatwa halal bagi donor
mata. Bank Mata ini nyatanya telah banyak
membantu tunanetra yang kebanyakan datang dari kalangan tidak
mampu.Tindakan mulia ini mendapat apresiasi begitu besar dari
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila F Moeloek. Atas
keberanian dan kegigihanya inilah penulis jadikan motivasi
bahwasanya jika ingin berkembang lebih baik perlu adanya
keberanian dan kegigihan dalam menjalankan tugas

18
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Isu
Berdasarkan pengalaman penulis bekerja selama 4 bulan
sebagai perawat terampil di Puskesmas Leuwigajah penulis
menemukan beberapa isu atau masalah terkait instansi atau unit
tempat kerja. Penulis berdiskusi dengan coach dan mentor serta rekan
kerjai, ditemukan isu-isu sebagai berikut:

1. Isu ke-1: Kurang optimalnya proses skrining bagi pengunjung


di Puskesmas Leuwigajah.
Penyaringan atau skrining adalah langkah penting dalam
mencegah penularan penyakit yang diakibatkan infeksi penyakit
menular. Skrining merupakan tindakan awal yang dilakukan
petugas kesehatan terhadap pasien yang datang ke Puskesmas
Leuwigajah. Selanjutnya, skrining juga bertujuan untuk
memfasilitasi tentang pelayanan mana yang akan dituju oleh
pengunjung Puskesmas Leuwigajah. Tindakan ini menentukan
langkah selanjutnya, apakah pengunjung harus mendapat
pelayanan di ruang poli umum, ruang poli infeksius, ruang
tindakan (IGD) ataukah jenis pelayanan lainnya yang ada di
Puskesmas Leuwigajah.

Poli Non Infeksius, tanggal 25 Juli s/d 28 Juli 2022

Gambar 3.1 Daftar Pengunjung di Ruang Poli Umum yang tidak sesuai skrining

19
a. Fakta:
Skrining sebaiknya dilakukan oleh petugas kesehatan
yang berkompeten sesuai dengan pedoman SOP skrining
pengunjung yang diterbitkan oleh UKP Puskesmas demi
keamanan pengunjung itu sendiri, petugas serta lingkungan
Puskesmas. Kurangnya jumlah SDM tenaga kesehatan,
puskesmas Leuwigajah mengoptimalkan SDM yang ada guna
membantu proses skrining ini. Namun dalam pelaksanaannya masih
ditemukan masalah-masalah terkait tentang proses skrining yang
kurang tepat sehingga terdapat adanya beberapa pengunjung di
setiap harinya yang tidak sesuai dengan jenis tujuan pelayanannya.
b. Dampak:
Hal ini berdampak pada pelayanan yang tidak optimal dan
menimbulkan kurangnya kepuasan pengunjung serta menimbulkan
resiko penularan infeksi antara pengunjung, petugas maupun
lingkungan Puskesmas. Ketidak optimalan saat sekrining salah
satunya akan membuat kondisi pelayanan menjadi tidak kondusif.

Proses skrining pengunjung merupakan salah satu awal


dimulainya penerimaan pelayanan di puskesmas, sehingga
mengoptimalkan SDM yang ada menjadi salah satu hal yang tepat untuk
dilakukan, mulai dari pelatihan skrining dan penerapan SOP secara
benar dan konsisten oleh petugas. Hal lain juga didukung dengan
pengetahuan dan memandirikan bagi calon pengunjung puskesmas
untuk mengetahui terlebih dahulu jenis kunjungan yang akan dituju
dengan mendapat media informasi yang ada dan melakukan skrining
mandiri di rumah. Dengan proses skrining yang tepat dan berjalan
dengan baik akan membuat proses alur pelayanan menjadi optimal,
mencegah penularan infeksi antar pengunjung, petugas dan lingkungan
di Puskesmas Leuwigajah.

2. Isu ke-2: Kurang lengkapnya instrument alat perawatan luka


di ruang Tindakan Puskesmas Leuwigajah.
Perawatan luka merupakan salah satu jenis pelayanan
yang tersedia di Puskesmas Leuwigajah, baik perawatan luka
yang dilakukan setelah terjadi insiden kecelakaan pasien,
perawatan luka saat tindakan operasi minor yang kerjakan oleh
dokter umum di puskesmas, maupun perawatan luka post operasi
dari Rumah Sakit. Banyaknya pasien yang berkunjung untuk
mendapatkan pelayanan perawatan luka, dibutuhkan juga
instrument alat yang steril dan siap pakai untuk menunjang
pelayanan yang optimal di ruang tindakan. Namun ketersediaan

20
alat di Puskesmas yang terbatas, membuat tenaga medis baik
dokter maupun perawat memaksimalkan kemampuan dan
memodifikasi sesuai ketersedian alat yang ada.
Penggunaan alat instrument secara bergantian selain
membuat pelayanan tidak optimal juga dapat menimbulkan resiko
infeksi pada pasien. Tanpa proses sterilisasi instrument yang
benar akan menimbul proses penyembuhan luka menjadi lama,
komplikasi, bekas luka dan nyeri. Dampak lainnya akan
mengganggu psikologi bagi pasien dan keluarga terhadap proses
perawatan luka dan dari segi finansial pun akan mengalami
perubahan karena kunjungan ke Puskesmas menjadi lebih lama.
Jadi ketersediaan instrument yang cukup akan menunjang
pelayanan yang optimal di ruang Tindakan Puskesmas
Leuwigajah.

3. Is uke-3: Kurang lengkapnya data identitas pengunjung di


buku Rekam Medis Puskesmas Leuwigajah.
Data identitas pengunjung yang baik dan lengkap akan
menunjang pelayanan yang optimal di setiap instansi, khususnya
di Puskesmas Leuwigajah. Dengan identitas yang lengkap akan
memudahkan petugas Puskesmas dalam memberikan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan pengunjung, baik pelayanan secara
penyuluhan, konseling, maupun Tindakan Kesehatan. Indentitas
yang lengkap juga menjadi salah satu aspek tingkat penerapan 6
langkah tepat dalam pemberian obat, yaitu: tepat pasien, tepat obat,
tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat dokumentasi. Melengkapi
data identitas secara baik dan lengkap akan menunjang pelayanan yang
optimal dan menjaga keselamatan baik pengunjung maupun petugas
puskesmas Leuwigajah.

B. Penetapan Core Issue


Dari ketiga isu yang dipilih oleh penulis, akan ditetapkan core issue
melalui proses analisis. Teknik penapisan isu yang akan digunakan adalah
Teknik USG. Teknik USG ini merupakan teknik penapisan isu yang dilihat
dari 3 kriteria, yaitu Urgency, Seriouness, dan Growth dengan menentukan
skala nilai 1-5 atau 1-10. Isu yang memiliki skor tertinggi merupakan isu
prioritas yang akan dilakukan intervensi saat tahapan aktualisasi.

21
Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Urgency dilihat dari seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
Hal ini dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidaknya masalah
tersebut diselesaikan.
2. Seriousness dilihat dari seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan
masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang dapat
menimbulkan masalah-masalah lain jika penyebab isu tersebut tidak
dipecahkan. Seriousness dapat terlihat dari dampak masalah tersebut
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan dan
membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth adalah besarnya kemungkinan isu tersebut berkembang dikaitkan
dengan kemungkinan penyebab isu akan makin memburuk jika
dibiarkan.
Dari kriteria penilaian di atas, maka analisis penapisan isu dengan
menggunakan teknik USG dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No Isu / Permasalahan Penilaian Total Prioritas
U S G
1. Kurang optimalnya proses 4 4 4 12 1
skrining bagi pengunjung
2. Kurang lengkapnya instrument 3 4 3 10 2
alat perawatan luka di ruang
Tindakan
3. Kurang lengkapnya data identitas 2 3 2 7 3
pengunjung di buku Rekam
Medis
Table 3.1 Penetapan Core Issue dengan analisis USG

22
Skala Nilai

Urgency Seriousness Growth

5 Sangat Mendesak Sangat Serius Sangat Cepat Memburuk


4 Mendesak Serius Cepat Memburuk

3 Cukup Mendesak Cukup Serius Cukup Cepat Memburuk


2 Kurang Mendesak Kurang Serius Kurang Cepat Memburuk
1 Tidak Mendesak Tidak Serius Tidak Cepat Memburuk
Tabel 3.2 Skala Tapisan Analisis USG

Berdasarkan Analisa di atas menggunakan Teknik tapisan USG,


didapatkan isu dengan skor paling tinggi yaitu Kurang optimalnya proses
skrining bagi pengunjung di Puskesmas Leuwigajah. Isu tersebut kemudian
akan dilakukan identifikasi akar penyebab masalah untuk ditentukan
intervensinya.

C. Analisis Faktor Penyebab Core Issue


Untuk menganalisa mengenai penyebab isu di atas, penulis
menggunakan diagram sebab akibat atau yang lebih dikenal sebagai
fishbone diagram. Fishbone diagram ini lebih menekankan pada hubungan
sebab akibat. Diagram ini menggambarkan garis yang menunjukkan
hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah secara terstruktur
yang selanjutnya dapat diambil tindakan perbaikan. Diagram ini merupakan
metode untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi akar
permasalahan, sehingga dapat mengambil tindakan yang paling tepat unruk
menyelesaikan masalah. Berikut fishbone dari isu prioritas yang diambil.
Tahapan yang digunakan dalam membuat diagram fishbone adalah
menggabungkan brainstorming dan mind mapping untuk menemukan
hubungan sebab akibat dari suatu masalah. Setiap kemungkinan penyebab
dipertimbangkan dengan lebih detail sehingga analisis tidak akan terjebak
hanya pada masalah yang nampak saja. Tahapan-tahapan tersebut terdiri
dari:
1. Mengidentifikasi masalah.
2. Mengumpulkan ide untuk mencari faktor utama penyebab.
3. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah.
4. Menganalisis diagram yang sudah dibuat.

23
Gambar 3.2 Diagram Fishbone dari Core Isu Terpilih

Berdasarkan hasil analisis menggunakan diagram fishbone tersebut,


penyebab terjadinya isu tidak optimalnya skrining pengunjung di puskesmas
Leuwigajah terbagi menjadi 5 kategori, yaitu: manpower, method, material,
mother nature dan management.
Penjelasan dari ke-5 kategori diatas:
1. Kategori manpower, yang menyebabkan terjadinya isu tersebut adalah
selain kurangnya jumlah tenaga SDM di Puskesmas Leuwigajah
dibanding dengan jumlah pengunjung yang dilayani juga belum
maksimalnya kompetensi SDM dalam melaksanakan proses skrining.
Hal ini menyebabkan proses skrining dan pelayanan menjadi tidak
optimal.
2. Kategori methode, dimana tenaga SDM yang ada belum mendapat
pelatihan mengenai skrining pengunjung secara merata dan petugas
belum menerapkan SOP skrining secara konsisten.
3. Kategori material yaitu belum adanya lembar skrining bagi pengunjung
serta belum adanya petunjuk alur pelayanan di Puskesmas Leuwigajah.
4. Kategori mother nature, yaitu peningkatan jumlah pengunjung di hari-
hari tertentu yang menimbulkan lingkungan Puskesmas Leuwigajah
tidak kondusif, sehingga berpengaruh pada proses pelayanan.
5. Kategori management, yaitu belum adanya penjadwalan petugas
skrining yang jelas serta tidak adanya pengawasan pelaksanaan
sehingga proses skrining tidak berjalan secara optimal.

Dampak-dampak dari isu mengenai belum optimalnya proses skrining


pengunjung di Puskesmas Leuwigajah ini berakibat pelayanan tidak optimal,
resiko penularan infeksi baik bagi pengunjung maupun petugas, serta
terciptanya lingkungan pelayanan yang tidak kondusif.

24
D. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Issue
Berdasarkan hasil penapisan isu yang telah dilakukan, isu yang
diangkat adalah optimalisasi proses skrining pengunjung di Puskesmas
Leuwigajah. Gagasan kreatif ini dimulai dengan sosialisasi pelaksanaan
skrining kepada petugas serta membuat media informasi digital sosialisasi
skrining bagi masyarakat di wilayah binaan Puskesmas Leuwigajah melalui
Informasi Kesehatan (Irsan) dan media sosial yang di miliki oleh instansi
selama masa aktualisasi habitualisasi.
Gagasan kreatif yang dilaksanakan terkait dengan bentuk usaha
mewujudkan SMART ASN yang berintegritas dan profesional, berwawasan
global, menguasai Teknologi Informasi dan Bahasa asing, berjiwa
nasionalisme, memiliki kemampuan Networking dalam melaksanakan
tugasnya. Penerapan gagasan kreatif ini diharapkan dapat memberikan
kemudahan dalam pelaksanaan pelayanan publik skrining pengunjung
Puskesmas Leuwigajah.
Berikut Langkah-langkah kegiatan yang akan penulis lakukan untuk
melaksanakan gagasan dalam penyelesaian isu, diantaranya:
No Kegiatan

1 Melakukan coaching, serta berdiskusi dengan mentor atas terkait


proses pelaksanaan aktualisasi kegiatan sosialisasi skrining.
2 Menyusun bahan dan materi skrining sesuai dengan
SOP dari PJ UKP.
3 Pembuatan media digital mengenai sosialisasi skrining bagi
pengunjung puskesmas Leuwigajah
4 Koordinasi dengan PJ UKP dan penanggung jawab Informasi
Kesehatan
5 Melakukan sosialisasi skrining bagi petugas sesuai dengan SDM
yang ada dan mensosialisasikan melalui media digital yang telah
dirancang
6 Melaksanakan penerapan skrining kepada pengunjung

7 Melakukan monitoring dan evaluasi setelah dilakukan sosialisasi


dan penyebaran informasi melalui media sosial
Tabel 3.3 Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

25
E. Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja Perawat Terampil di UPTD Puskesmas Leuwigajah Dinas Kesehatan Kota Cimahi

Identifikasi Isu 1. Kurang optimalnya proses skrining bagi pengunjung


2. Kurang lengkapnya instrument alat perawatan luka di ruang Tindakan
3. Kurang lengkapnya data identitas pengunjung di buku Rekam Medis

Isu yang diangkat Kurang optimalnya proses skrining bagi pengunjung di Puskesmas Leuwigajah

Gagasan Pemecahan Isu Pengoptimalan Proses Skrining Pengunjung di Puskesmas Leuwigajah Dinas Kesehatan Kota Cimahi

Tabel 3.4 Matrik Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Keterkaitan Visi Penguatan Nilai
Pelatihan dan Misi Organisasi
Organisasi
1 Melakukan 1. Membuat janji Jadwal Saya akan membuat janji jadwal Sesuai dengan Profesional:
coaching, serta pertemuan pertemuan pertemuan dengan kepala Misi puskesmas memiliki
berdiskusi dengan dengan mentor dengan mentor puskesmas dengan bersikap yaitu: kompetensi dan
mentor atas hormat, sopan s antun dan kemampuan dalam
di instansi, yaitu
terkait proses menghargai keputusan beliau. memberikan
pelaksanaan Kepala Memberikan pelayanan
aktualisasi Puskesmas Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: pelayanan kesehatan yang
kegiatan Harmonis, Kolaboratif, Berorientasi kesehatan yang terbaik.
sosialisasi pada pelayanan. Akuntabel:
skrining
bermutu, memberikan
2. Melakukan  Menyampaika Saya akan menyampaikan isu saat professional dan pelayanan
konsultasi n isu terkait di ini tentang analisis saya secara jujur terjangkau bagi kesehatan sesuai
dengan mentor instansi demi pelayanan dan bertanggung seluruh lapisan pedoman, dapat di

26
terkait isu di  Dokumentasi jawab membantu pemecahannya masyarakat. ukur dan di
instansi mentoring sesuai kondisi saat ini. Dan pertanggung
menghargai pendapat serta jawabkan.
masukan beliau. Mendorong
Transparan: ada
kemandirian kemudahan
Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: masyarakat mengakses proses
Harmonis, Kolaboratif, Loyal, untuk hidup pelayanan baik
Berorientasi pada pelayanan, UKM maupun UKP.
Adaptif, Akuntabel sehat.
Integritas: sopan,
3. Menyepakati  Core issue Saya akan menerima segala bentuk jujur, disiplin dn taat
tentang Core telah masukan dan pendapat yang telah Mengoptimalkan peraturan
Issue ditentukan disepakati, dan akan bertanggung kemitraan internal
mengerjakan RA demi terwujudnya dan eksternal
 Draft judul RA untuk
pelayanan yang optimal
menyelenggarakan
Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: pembangunan
Kolaboratif, Harmonis, Loyal, kesehatan
Berorientasi pada pelayanan,
Akuntabel
2 Menyusun bahan Melakukan Rancangan alur Saya akan dengan jujur konsultasi Sesuai dengan Profesional:
dan materi Konsultasi dengan skrining menjelaskan maksud dan tujuan Misi puskesmas memiliki
skrining sesuai PJ UKP skrining Puskesmas saya membuat rancangan yaitu: Memberikan kompetensi dan
dengan SOP dari pengunjung aktualisasi mengenai skrining pelayanan kemampuan dalam
Leuwigajah
PJ UKP pengunjung sesuai saat ini, kami kesehatan yang memberikan
bermusyawarah dan saling bermutu, pelayanan
menghargai pendapat, demi tercipta professional dan kesehatan yang
pelayanan yang optimal terjangkau bagi terbaik.
seluruh lapisan Akuntabel:
Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: masyarakat memberikan
Harmonis, Kolaboratif, Kompeten, pelayanan
Akuntabel, Berorientasi pada kesehatan sesuai

27
pelayanan, Adaptif, Loyal pedoman, dapat di
ukur dan di
pertanggung
jawabkan.
TerStandarisasi:
memberikan
pelayanan
kesehatan sesuai
dengan standar
pelayanan yang
ditetapkan.
Transparan: ada
kemudahan
mengakses proses
pelayanan baik
UKM maupun UKP.
3 Pembuatan media 1. Mengumpulkan Memudahkan Saya akan bertanggung jawab Sesuai dengan Profesional:
informasi bahan materi rancangan menyelesaikan tugas ini sesuai Misi puskesmas memiliki
mengenai untuk kegiatan rancangan yang dibuat agar mudah yaitu: kompetensi dan
sosialisasi pembuatan tersampaikan oleh masyarakat kemampuan dalam
skrining bagi sosialisasi memberikan
pengunjung skrining Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: Mendorong pelayanan
puskesmas Akuntabel, Berorientasi pelayanan, kemandirian kesehatan yang
Leuwigajah Adaptif, Loyal, Kompeten masyarakat terbaik.
2. Belajar  Menambah Saya akan bertanggung jawab
untuk hidup
Akuntabel:
merancang alur ilmu dan menyelesaikan media informasi memberikan
skrining melalui dengan tepat waktu, dan sopan sehat. pelayanan
wawasan
media digital santun belajar dari rekan-rekan yang kesehatan sesuai
tentang media
menguasai, digital untuk Mengoptimalkan pedoman, dapat di
digital memberikan pelayanan optimal ukur dan di
kemitraan internal
 Adanya media pertanggung

28
digital Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: dan eksternal jawabkan.
Akuntabel, Kompeten, Kolaboratif, untuk TerStandarisasi:
Adaptif, Loyal, Berorientasi pada menyelenggarakan memberikan
pelayanan pembangunan pelayanan
kesehatan kesehatan sesuai
dengan standar
pelayanan yang
ditetapkan
4 Koordinasi 1. Konsultasi Hasil pembuatan Saya akan mengkonsultasikan hasil Sesuai dengan Profesional:
dengan Mentor, Mentor dan PJ media informasi pembuatan media informasi kepada Misi puskesmas memiliki
PJ UKP dan UKP mengenai mentor dan PJ UKP dengan hormat, yaitu: kompetensi dan
penanggung hasil pembuatan sopan dan santun serta menerima kemampuan dalam
jawab Informasi media digital setiap masukan dan pendapat. memberikan
Kesehatan sosialisasi Serta bertanggung jawab terhadap Mengoptimalkan pelayanan
skrining media yang telah dibuat. kemitraan internal kesehatan yang
dan eksternal terbaik.
Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: untuk Akuntabel:
Kolaborasi, harmonis, Loyal, menyelenggarakan memberikan
Akuntabel, Berorientasi pada pembangunan pelayanan
pelayanan, kesehatan kesehatan sesuai
2. Konsultasi  Hasil Saya akan menyampaikan hasil pedoman, dapat di
dengan pembuatan pembuatan media informasi, dan ukur dan di
penanggung media meminta tolong untuk pertanggung
jawab Informasi mempublikasikannya dengan jawabkan.
informasi
Kesehatan di hormat, sopan santun sesuai media TerStandarisasi:
intansi untuk  Rencana social puskesmas demi pelayanan memberikan
publikasi media Publikasi optimal. pelayanan
digital kesehatan sesuai
Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: dengan standar
Harmonis, Kolaboratif, Berorientasi pelayanan yang
pada pelayanan, Loyal, Adaptif ditetapkan.

29
Transparan: ada
kemudahan
mengakses proses
pelayanan baik
UKM maupun UKP.
Integritas: sopan,
jujur, disiplin dn taat
peraturan
5 Melakukan 1. Membuat janji Jadwal Saya akan bertanggung jawab Sesuai dengan Profesional:
sosialisasi dengan petugas pertemuan menyampaikan kepada petugas Misi puskesmas memiliki
skrining bagi skrining dengan petuas dengan rasa sopan santun demi yaitu: kompetensi dan
petugas sesuai lingkungan kerja yang kondusif. kemampuan dalam
skrining
dengan SDM memberikan
yang ada dan Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: Memberikan pelayanan
mensosialisasikan Akuntabel, Berorientasi pada pelayanan kesehatan yang
melalui media pelayanan, Harmonis, Kolaboratif, kesehatan yang terbaik.
digital yang telah Loyal, Adaptif Akuntabel:
dirancang
bermutu, memberikan
2. Menyampaikan Publikasi Saya akan menyampaikan hasil
hasil media digital informasi melalui pembuatan informasi kepada professional dan pelayanan
melalui Informasi media digital petugas dengan sopan santun, dan terjangkau bagi kesehatan sesuai
Kesehatan membantu dalam publikasi kepada seluruh lapisan pedoman, dapat di
masyarakat. ukur dan di
masyarakat. pertanggung
Akuntabel, Loyal, Kolaboratif, jawabkan.
Harmonis, Kompeten, Adaptif Mendorong TerStandarisasi:
kemandirian memberikan
pelayanan
masyarakat
kesehatan sesuai
untuk hidup dengan standar
sehat. pelayanan yang
ditetapkan.

30
Transparan: ada
Mengoptimalkan kemudahan
kemitraan internal mengakses proses
dan eksternal pelayanan baik
untuk UKM maupun UKP.
menyelenggarakan Integritas: sopan,
pembangunan jujur, disiplin dn taat
kesehatan peraturan
6 Melaksanakan 1. Menyambut  Lingkungan Saya akan bersama petugas yang Sesuai dengan Profesional:
penerapan setiap kondusif lain menyambut setiap pengunjung Misi puskesmas memiliki
skrining kepada pengunjung  Kepuasan dengan prinsip 5S agar terwujud yaitu: kompetensi dan
pengunjung pelayanan yang optimal. kemampuan dalam
pengunjung Dan mempublikasikan adanya memberikan
media informasi digital kepada Memberikan pelayanan
pengunjung. pelayanan kesehatan yang
kesehatan yang terbaik.
Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: Akuntabel:
bermutu,
Kolaborasi, Harmonis, Loyal, memberikan
Akuntabel, Berorientasi pada professional dan pelayanan
pelayanan, Adaptif terjangkau bagi kesehatan sesuai
2. Melakukan Mencegah resiko Saya akan melakukan kegiatan seluruh lapisan pedoman, dapat di
skrining kepada penularan infeksi skrining sesuai SOP bersama ukur dan di
masyarakat. pertanggung
setiap petugas yang lain kepada setiap
pengunjung pengunjung untuk mencegah jawabkan.
penularan infeksi dan agar terwujud Mendorong TerStandarisasi:
pelayanan yang optimal. kemandirian memberikan
Dan mempublikasikan adanya pelayanan
masyarakat
media informasi digital kepada kesehatan sesuai
pengunjung. untuk hidup dengan standar

31
Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: sehat. pelayanan yang
Kolaborasi, Harmonis, Loyal, ditetapkan.
Akuntabel, Berorientasi pada Transparan: ada
Mengoptimalkan
pelayanan, Kompeten, Adaptif kemudahan
kemitraan internal
3. Mengarahkan Pelayanan Saya akan bersama petugas yang mengakses proses
dan eksternal
pengunjung ke kondusif lain akan mengarahkan pengunjung pelayanan baik
untuk
pendaftaran setelah skrining menuju ke UKM maupun UKP.
menyelenggarakan
pendaftaran dengan jelas, ramah Integritas: sopan,
pembangunan
dan sopan santun. jujur, disiplin dan
kesehatan
taat peraturan.
Hal ini sesuai dengan nilai – nilai:
Kolaborasi, Harmonis, Loyal,
Akuntabel, Berorientasi pada
pelayanan
7 Melakukan 1. Mengobservasi  Daftar hadir Saya mengobservasi dan Sesuai dengan Profesional:
monitoring dan efektivitas evaluasi, mengevaluasi hasil kegiatan Misi puskesmas memiliki
evaluasi setelah skrining setelah notulen skrining dengan tanggung jawab. yaitu: kompetensi dan
dilakukan kemampuan dalam
sosialisasi dan
mendapat  Dokumentasi Saya berkonsultasi, bermusyawarah
memberikan
penyebaran sosialisasi dengan mentor dan PJ UKP secara Memberikan pelayanan
informasi melalui informasi ramah, sopan santun dan menerima pelayanan kesehatan yang
media social melalui media masukan dalam bermusyawarah. kesehatan yang terbaik.
dengan mentor digital. Akuntabel:
bermutu,
dan PJ UKP Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: memberikan
professional dan pelayanan
Akuntabel, Berorientasi pada
terjangkau bagi kesehatan sesuai
pelayanan, Harmonis, pedoman, dapat di
seluruh lapisan
Kolaboratif, Loyal ukur dan di
masyarakat. pertanggung
2. Melakukan Mendapatkan Saya akan melakukan evaluasi
evaluasi jumlah terhadap proses pelayanan skrining, jawabkan.
pelayanan mencatat hasil setiap kegiatan untuk TerStandarisasi:

32
skrining setelah kesesuaian dijadikan laporan.. Mendorong memberikan
sosialisasi pengunjung kemandirian pelayanan
sesuai SOP dan sesuai dengan Hal ini sesuai dengan nilai – nilai: kesehatan sesuai
setelah Berorientasi pada pelayanan, masyarakat dengan standar
jenis untuk hidup
mendapat Akuntabel, Loyal pelayanan yang
informasi pelayanannya ditetapkan.
sehat.
mengenai media Transparan: ada
digital kemudahan
Mengoptimalkan
3. Konsultasi  Hasil Saya akan bermusyawarah dengan
kemitraan internal
mengakses proses
dengan mentor monitoring dan Mentor dan PJ UKP dengan hormat, pelayanan baik
dan eksternal
dan PJ UKP evaluasi sopan dan santun tentang hasil UKM maupun UKP.
untuk
tentang hasil monitor evaluasi serta menerima Integritas: sopan,
monitoring dan  Rencana setiap saran dan masukan.
menyelenggarakan
jujur, disiplin dn taat
tindak lanjut pembangunan
evaluasi skrining peraturan.
kesehatan
Hal ini sesuai dengan nilai – nilai:
Akuntabel, Harmonis, Kolaboratif,
Loyal, Berorientasi pada pelayanan,
Adaptif
Tabel 3.5 Matrik Rancangan Kegiatan Aktualisasi

33
1. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)

No Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah


Aktualisasi
per MP
Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke-
1 2 3 4 5 6 7
1 Berorientasi 3 1 2 2 1 3 3 15
Pelayanan
2 Akuntabel 2 1 2 1 2 3 3 14

3 Kompeten 0 1 2 0 0 1 0 4

4 Harmonis 3 1 0 2 2 3 2 13

5 Loyal 2 1 2 2 2 3 3 15

6 Adaptif 1 1 2 1 2 1 1 9

7 Kolaboratif 3 1 1 2 2 3 2 14

Jumlah Aktualisasi per 14 7 11 10 11 17 14 84


Kegiatasn
Tabel 3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value BerAKHLAK

34
2. RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

Berikut adalah rencana jadwal kegiatan pelaksanaan rencana aktualisasi tentang pembuatan format dan pelaksanaan dokumentasi keperawatan
secara komprehensif di Puskesmas Leuwigajah:
No Kegiatan Agustus September

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Melakukan coaching,
serta berdiskusi dengan
mentor atas terkait
proses pelaksanaan
aktualisasi kegiatan
sosialisasi skrining.
2 Menyusun bahan dan
materi skrining sesuai
dengan SOP dari PJ
UKP.
3 Pembuatan media digital
mengenai sosialisasi
skrining bagi pengunjung
puskesmas Leuwigajah
4 Koordinasi dengan PJ
UKP dan penanggung
jawab Informasi
Kesehatan
5 Melakukan sosialisasi
skrining bagi petugas
sesuai dengan SDM
yang ada dan
mensosialisasikan
melalui media digital
yang telah dirancang
6 Melaksanakan
penerapan skrining
kepada pengunjung

7 Melakukan monitoring
dan evaluasi setelah
dilakukan sosialisasi dan
penyebaran informasi
melalui media sosial
Keterangan

Hari kegiatan
Hari libur
Tabel 3.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisi
36

Anda mungkin juga menyukai