Anda di halaman 1dari 115

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR PERAN DAN KEDUDUKAN


APARATUR SIPIL NEGARA

OPTIMALISASI PENGGUNAAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS


KEPADA PETUGAS KESEHATAN MELALUI SOSIALISASI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGGUNAAN
OBAT MANDIRI KE PASIEN DIRUANG LAIKA MORINI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Oleh :

MAGHFIRAH ZIRANA, A.Md.Keb


NDH : 05

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II


ANGKATAN XIX TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2021

1
2
3
.KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
ridho-Nya sehingga penulis mampu menyusun laporan aktualisasi ini selesai dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam pelatihan dasar pola baru ini, penyusun telah diberikan
pengetahuan tentang nilai-nilai dasar PNS yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang kemudian disingkat ANEKA. Tujuan dari
pembuatan laporan rancangan aktualisasi ini, sebagai tugas diklat prajabatan yang akan
diaktualisasikan di institusi penyusun.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak laporan aktualisasi ini tidak akan
terwujud. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih
kepada :
1. Bapak Syahruddin Nurdin, SE selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan
pelatihan dasar CPNS;
2. Bapak dr.H. Hasmudin, Sp.B selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah mendukung kegiatan pendidikian dan pelatihan
dasar CPNS;
3. Bapak Supardin, S.Sos.M.Si selaku penguji seminar laporan aktualisasi.
4. Ibu Rosniah, SE sebagai coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan
bimbingannya selama perancangan program aktualisasi.
5. Ibu Hj.Herna Halim, S.Kep.Ns sebagai mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan,
masukan dan bimbingan selama pelaksanaan aktualisasi.
6. Seluruh Widyaswara yang telah memberikan banyak arahan dan masukan dalam
penyusunan laporan aktualisasi;
7. Seluruh panitia, Binsuh yang telah memfasilitasi para peserta diklatsar dengan baik;
8. Rekan-rekan seperjuangan peserta Latsar Golongan II Angkatan XIX Tahun 2021 tanpa
terkecuali yang selama ini telah banyak berbagi bersama selama proses diklatsar.
9. Seluruh keluarga besar saya, terutama orang tua terima kasih atas dukungan dan doanya
yang begitu besar kepada saya selama mengikuti diklatsar.

4
Penulis juga menyadari bahwa laporan aktualisasi ini tidak luput dari kekurangan yang tidak
disengaja oleh penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk kesempurnaan penulisan laporan aktualisasi ini dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, 17 Juni 2021

Penulis

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………...……..……………….…..i
KATA PENGANTAR…………………………………………………...…………………...…...ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………...…..……………….….vi
DAFTAR TABEL...........................................................................…………………………….viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………...………………..……………….………ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang………………………………………………..…………………...…...1
1.2. Tujuan …………………………………………………………..…………………......3
1.3. Manfaat …………………………………………………………………………...…...4
1.4. Ruang lingkup ……………………………………………………………………..….4
1.5. Waktu dan Tempat…………………………………………..………………………..4
Bab II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI – NILAI DASAR DAN
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
2.1. Gambaran Umum Organisasi……………………………………………….……..…..6
2.1.1 Kedudukan Organisasi………………………………………………...........…..6
2.1.2 Visi Misi Organisasi……………………………………...……………….....….6
2.1.3 Nilai Dasar Organisasi……………………………………….……………...….7
2.1.4 Struktur Oranisasi ……………………………………….......................………9
2.1.5 Tugas Dan Pokok Organisasi………………………….......................…..…...10
2.1.6 Tugas Dan Fungsi Bidan Terampil……………………………………...……10
2.1.7 Sumber Daya Organisasi …………...…...…………………………….…..….12
2.1.8 Identifikasi Dan Penetapan Isu………………………….........................…….15
2.2. Konsepsi Dasar, Kedudukan dan Peran ASN……..…………………….………..….21
2.3. Gagasan Kreatif……………………………………………………………….……..29
2.4. Deskripsi Kegiatan………….……………..…………………….……………….…..30
2.5. Jadwal Kegiatan ………………………….……….………………….…….…….…48
2.6. Rincian Biaya Kegiatan………………………..…………………………………….52
BAB III CAPAIAN HASIL AKTUALISASI
3.1 Deskripsi Aktualisasi dan Strategi Pemecahan………………........................……….53
3.2. Capaian Kegiatan Aktualisasi...……………..………………………………………54
3.3. Penjelasan Capaian Aktualisasi ……………………....……...……………….…….56

6
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan……………………………………………………….……………….....81
4.2. Saran……………………………….…..…………………………………….……....82
4.3. Rencana Tindak Lanjut…………………...………………………….……….……...82
DAFTAR PUSTAKA

7
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Pegawai Fungsional RSUD Bahteramas .............................................. 12


Tabel 2.2 Jumlah Pegawai RSU Bahteramas…………………………………………………14
Tabel 2.3.Identifikasi Isu berdasarkan Tugas dan Fungsi .................................................. 15
Tabel 2.4. Analisis Penetapan Isu dengan Metode APKL ................................................. 17
Tabel 2.5. Analisis Kualitas Isu dengan Menggunakan Metode USG ............................... 18
Tabel 2.6. Kegiatan Terpilih sebagai Pemecahan Isu ........................................................ 29
Tabel 2.7. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak Kegiatan 1 ....................................... 30
Tabel 2.8. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak Kegiatan 2 ....................................... 35
Tabel 2.9. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak Kegiatan 3 ....................................... 39
Tabel 2.10 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak Kegiatan 4 ...................................... 44
Tabel 2.12. Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 48
Tabel 3.1 Capaian Kegiatan Aktualisasi………………...….…………..……...……………..54
Table 3.2 Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 1 ……………………………….………56
Tabel 3.3 Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 2…………………………………….….61
Tabel 3.4 Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 3………………………….…………….68
Tabel 3.5 Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 4………………………….…………….74
Table 3.6 Hasil Evaluasi Kegiatan……………………………….…………………………...78

8
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Konsultasi…………………………………………………….…………………61


Gambar 4.2 Undangan Sosialisasi………………………………………….…………..…….61
Gambar 4.3 Pernyataan Persetujuan …………………………………………………….…...61
Gambar 4.4. Membuat Undangan…………………………………………………….………65
Gambar 4.5 membuat lembar tanya jawab dan leaflet……………………………..…………65
Gambar 4.6 Undangan Sosialisasi……………………………………………………………65
Gambar 4.7. Lembar Tanya Jawab Pra dan Post Sosialisasi….……………………………...65
Gambar 4.8 Leaflet…………………………………………………………………………...66
Gambar 4.9. Informed Consent ……………………………………………………...……….67
Gambar 4.10 SOP penggunaan Obat Mandiri Oleh Pasien…………………………………..67
Gambar 4.11. Pembagian Lembar Tanya Pra-sosialisasi……………………………………..72
Gambar 4.12 Kegiatan Sosialisasi………………………………………………...…………72
Gambar 4.13 Pembagian Lembar Tanya Post-Sosialisasi……….………………...…………73
Gambar 4.14 Daftar Hadir…………………………………………………………...……….73
Ganbar 4.15 Notulen Sosialisasi……………………………………………………...………73
Gambar 4.16 Lembar Pra dan Post yang telah dijawab Peserta……………………...…….…77

9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Reformasi birokrasi sedang giat dilakukan oleh pemerintah, termasuk penataan
Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur yang antara lain meliputi penataan jumlah dan
kualitas serta distribusi Aparatur Sipil Negara (ASN). Salah satu upaya yang dilakukan
dalam rangka pembentukan aparatur Negara yang bersih, kompeten, dan melayani, perlu
dikembangkan sistem seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) yang objektif,
transparan, akuntabel, serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai
Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah, pengertian tersebut sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2014. ASN melaksanakan
kebijakan public yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Persyaratan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menjadi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) adalah mengikuti Pelatihan Dasar (LATSAR) sesuai dengan Peraturan LAN
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar CPNS. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan
untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Dalam
menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan public, serta perekat
dan pemersatu bangsa seorang ASN harus memiliki nilai-nilai dasar profesi PNS yang
terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
yang tergabung dalam singkatan ANEKA serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
(Whole of Government, Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik).
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Kesehatan merupakan salah satu indicator untuk mengukur tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit harus mempunyai kemampuan
pelayanan sekurang-kurangnya pelayanan medik umum, gawat darurat, pelayanan
10
keperawatan rawat jalan, rawat inap, operasi/bedah, pelayanan medic spesialis dasar,
penunjang medik, farmasi, gizi, sterilisasi, rekam medik, pelayanan administrasi dan
manajemen, penyuluhan kesehatan masyarakat, pemulasaran jenazah, laundry, dan
ambulance, pemeliharaan sarana rumah sakit serta pengolahan limbah
(340/MENKES/PER/2010).
Salah satu mutu pelayanan Rumah Sakit adalah dengan melakukan Informed
Consent. Informed Consent atau persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan
yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara
lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan
terhadap pasien menurut Permenkes No. 290 tahun 2008 pasal 1(a) tentang Persetujuan
Tindakan kedokteran. Berlanjut kepada berbagai aturan persetujuan tindakan kedokteran,
berdasarkan Permenkes No. 290 tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran,
antara lain :
1. Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan (Pasal 2 ayat 1)
2. Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diberikan secara tertulis maupun
lisan (Pasal 2 ayat 2).
3. Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat
penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan kedokteran dilakukan.
Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kebidanan
adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan
kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas, berfokus
pada pelayanan kesehatan perempuan, bayi baru lahir dan anak balita.
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan diharapkan terlaksana hubungan
yang lancar antara pasien dan tenaga kesehatan. Akan tetapi dapat terjadi masalah
apabila terbentuk pada dilema diantara dua prinsip, yaitu prinsip memberikan
kebaikan kepada pasien yang bertolak dari sudut pandang nilai etika dan ilmu
kesehatan berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tenaga kesehatan
dan prinsip menghormati hak menentukan diri sendiri dari sudut pandang pasien.
Dengan demikian Informed Consent dibuat dengan tujuan untuk memberikan
perlindungan kepada pasien atas segala tindakan medis dan memberikan

11
perlindungan tenaga kesehatan terhadap terjadinya akibat yang tidak terduga yang
dianggap merugikan pihak lain.
Berdasarkan pengalaman penulis selama 2 tahun bekerja diruang Laika Morini
RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, kondisi saat ini penggunaan
pesetujuan tindakan medis belum optimal dan efektif. Dimana petugas kesehatan
melakukan tindakan medis seperti penggunaan obat mandiri oleh pasien belum
menggunakan Informed Consent. Berdasarkan hal tersebut penulis membuat laporan
aktualisasi dan nilai dasar profesi ASN dengan judul “ Optimalisasi Penggunaan
Persetujuan Tindakan Medis Kepada Petugas Kesehatan Melalui Sosialisasi
SOP Penggunaan Obat Mandiri Ke Pasien Pada Ruang Laika Morini RSUD
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”.
Dengan akan dilaksanakannya aktualisasi dan habituasi Optimalisasi
Penggunaan Persetujuan Tindakan Medis oleh Petugas Kesehatan Melalui Sosialisasi
SOP Penggunaan Obat Mandiri oleh pasien pada Ruang Laika Morini RSUD
Bahteramas Prov. Sultra, penulis berharap optimalnya penggunaan persetujuan
tindakan medis oleh petugas kesehatan di ruang Laika Morini. Dimana petugas
kesehatan dalam melakukan tindakan medis selalu menggunakan Informed Consent
sehingga tercipta mutu pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi.
1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan yang dicapai dalam laporan aktualisasi ini adalah:
a. Teraktualisasinya nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam pelaksanaan
tugas secara professional.
b. Mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan dengan substansi mata
pelatihan Manajemen ASN, Pelayanan Publik, WoG dan Nilai ANEKA yang
mendasari kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
1.2.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari laporan aktualisasi ini yaitu;
a. Teroptimalisasinya penggunaan persetujuan tindakan medis oleh petugas kesehatan
melalui sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Penggunaaan Obat Mandiri
ke Pasien Pada Ruang Laika Morini RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
b. Terwujudnya pemahaman Petugas Kesehatan dalam pengoptimalisasian penggunaan
persetujuan tindakan medis.

12
1.3.Manfaat
1.3.1. Manfaat bagi Penulis
a. Peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam mengamalkan nilai-
nilai ANEKA dalam pelayanan Kesehatan pada ruang Laika Morini RSUD
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
b. Menjadi penuntun dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi nilai dasar di unit kerja
serta dasar pelaporan aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA pada ruang Laika Morini
RSUD Bahteramas Provinsi Sultra.
1.3.2. Manfaat bagi Organisasi
Terwujudkan Visi Misi RSUD Bahteramas Prov. Sultra
1.3.3. Manfaat bagi Masyarakat
a. Mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu sebagai wujud nilai aktualisasi
ANEKA.
b. Peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan.

1.4.Ruang Lingkup
a. Proses penulisan laporan aktualisasi ini didasari pada nilai- nilai profesi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi, serta Pelayanan public, Whole of Government, dan Managemen
Aparatur Sipil Negara (ASN).
b. Kegiatan laporan aktualisasi dan habituasi akan dilaksanakan di ruangan Laika Morini
RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara dengan mengangkat judul
“ Optimalisasi Penggunaan Persetujuan Tindakan Medis Kepada Petugas Kesehatan
Melalui Sosialisasi SOP Penggunaan Obat Mandiri Ke Pasien “.

1.5.Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Prov. Sultra Golongan II berlangsung selama 51 hari
kerja, terhitung mulai tanggal 20 April 2021 hingga 17 Juni 2021, dengan tahapan
kegiatan sebagai berikut :
a. Tahap Internalisasi Nilai-Nilai Dasar PNS serta Kedudukan ASN dilaksanakan tanggal
20 April 2021 s/d 7 Mei 2021, bertempat di BPSDM Prov. Sultra.
b. Tahap Aktualisasi dilaksanakan tanggal 08 Mei s/d 15 Juni 2021 bertempat di ruang
Laika Morini RSUD Prov. Sultra.

13
c. Tahap evaluasi kegiatan aktualisasi, dilaksanakan tanggal 16 Juni s/d 19 Juni 2021 di
BPSDM Prov. Sultra

14
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI
DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

2.1. Gambaran Umum Organisasi


2.1.1. Kedudukan Organisasi
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat. Tugas Rumah Sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna. Definisi tentang Rumah Sakit dalam Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Sesuai dengan Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 dan untuk
peningkatkan mutu pelayanan, maka Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara
telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang ditetapkan melalui Surat Keputusan
Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor : 653 tahun 2010 tanggal 15 Oktober 2010.Diakhir
tahun 2012, tepatnya tanggal 21 November 2012 Rumah Sakit Umum Provinsi Sultra
pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara, yang diresmikan penggunaannya oleh Menteri Koordinator Bidang
Ekonomi dan Keuangan RI, Ir. H. Hatta Rajasa dan Gubernur Sulawesi Tenggara H. Nur
Alam, SE.
Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, sejak tanggal 21
November 2012 pindah lokasi dari jalan Dr. Ratulangi Nomor 151 Kelurahan Kemaraya
Kecamatan Mandonga ke jalan Kapten Piere Tendean Nomor 40 Baruga. Lokasi ini
sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama
b. Sebelah Timur : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara
c. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
d. Sebelah Barat : Kantor Polsek Baruga

15
2.1.2. Visi Misi Organisasi
a. VISI
“Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023”

b. MISI
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang
mengutamakan keselamatan pasien.
2) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas dan
berdaya saing.
3) Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis teknologi
terkini.
4) Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan pegawai.
5) Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komunikatif dan
informatif.
2.1.3. Nilai Dasar Organisasi
1. Empati terhadap Pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi pasien. Untuk itu setiap
pegawai RSU Provinsi Sulawesi Tenggara dalam menangani pasien harus bertekad
bahwa: “Keselamatan, Kesembuhan dan Kepuasan Pasien Adalah Kebahagiaan
Kami”.
2. Keterbukaan dan Transparansi
Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara terbuka serta membuka
diripula terhadap kritik. Kritik harus dilihat sebagai suatu partisipasi untuk
perbaikan. Selain itu perlu adanya transparansi yaitu diketahuinya oleh banyak pihak
(yang berkepentingan) mengenai perumusan kebijaksanaan yang sudah ditetapkan.
3. Akuntabilitas
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban
atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang meminta pertanggung
jawaban.
4. Azas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja sendiri-sendiri apalagi
dalambekerjasama berdasarkan persahabatan yang saling menghormati serta saling
menghargai. Dengan azas kekeluargaan juga diharapkan agar dalam berinteraksi

16
senantiasa berprilaku santun, rendah hati, serta memberikan kesejukan bagi orang
lain.
5. Bermental Pemenang (Play To Win)
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang. Tidak ada hal yang tidak
dapat diperbaiki, oleh karena itu hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari besok
harus lebih baik dari hari ini.
6. Berjiwa Entrepreneur
Semua unsur-unsur pimpinan RSU Provinsi Sulawesi Tenggara harus berjiwa
entrepreneurs yaitu rela mengotori tangan, tahu memberikan pendelegasian, tapi
sering turun langsung kebawah.

17
2.1.4. Struktur Organisasi

18
2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Tugas pokok dan fungsi RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara, mengacu pada Perda
No. 5 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara adalah melaksanakan upaya kesehatan
secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatatan serta pencegahan
dan melaksanakan upaya rujukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi, yaitu:
a. Menyelenggarakan pelayanan medik
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, dan
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

2.1.6. Tugas dan Funsi Bidan Terampil


Tugas pokok Bidan terampil berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019
sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis;
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan;
3. Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan;
4. Memfasilitasi informed choice dan/ atau informed consent
5. Melakukan tindakan pencegahan infeksi;
6. Memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/ personal hygiene
7. Memberikan vitamin/suplemen pada klien/ asuhan kebidanan kasus fisiologis;
8. Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil;
9. Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/ keluarga sesuai dengan
kebutuhan;
10. Melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis;
11. Melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis;
12. Melakukan asuhan Kala III Persalinan fisiologis;
10
13. Melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis;
14. Melakukan pengkajian pada ibu nifas;
15. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga
pasca persalinan (KF 1);
16. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF 2)
17. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan (KF3)
18. Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan
pendampingan
19. Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan normal;
20. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal;
21. Melakukan penanganan awal kegawat daruratan pada Bayi Berat Lahir Rendah
22. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
anak pada individu/keluarga sesuai kebutuhan
23. Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom;
24. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada individu/ keluarga
sesuai kebutuhan;
25. Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk
remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi;
26. Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu
hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah kerja Puskesmas
melalui kunjungan rumah;
27. Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/ PUS/ Keluarga Berencana/ ibu
hamil/ ibu nifas/ ibu menyusui/ bayi, dan balita);
28. Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau Musyawarah
Mufakat Desa.
29. Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/ Posbindu/ kampung Keluarga
Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan; dan
30. Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada anak
sekolah

11
2.1.7. Sumber Daya Oraganisasi
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Fungsional RSU Bahteramas
Kontrak
Bagian PNS Part Total
K2 BLUD
Time
1 Instalasi Rawat Jalan
1 Poli Anak 7 7
3 Poli Umum 4 4
4 Poli MCU 3 3
5 Poli Bedah Umum 4 1 5
6 Poli Bedah Onkologi 5 5
7 Poli Bedah Plastik RE 3 3
8 Poli Bedah Digestif 3 3
Poli Bedah Ortopedi
9 5 5
dan Traumatologi
10 Poli Bedah Vaskuler 1 1 1 3
11 Poli Penyakit Dalam 11 1 12
12 Poli THT 5 5
13 Poli Kandungan 7 1 8
14 Poli Kulit dan Kelamin 2 1 3
15 Poli Mata 5 5
16 Poli Syaraf 6 6
17 Poli Jantung 7 1 8
18 Poli Gigi 11 1 12
19 Poli Jiwa 2 2 2
20 Poli Teratai 1 1
21 Poli Paru 3 1 3
22 Poli Gizi 1 1 1
23 Poli Geriatri 3 3
Jumlah 99 2 4 6 112
2 Instalasi Rawat Inap
1 VVIP 10 2 12

12
2 Laika Mendidoha VIP 20 3 1 24
Laika Mendidoha Kelas
3 21 3 24
I
Lambu Barakati Kelas
4 16 1 4 21
I
5 Lambu Barakati Anak 13 3 16
Raha Mongkilo Kelas
6 11 2 6 19
II
Laika Waralaka Non
7 16 23 39
Bedah Kelas III
Laika Waralaka Bedah
8 12 13 25
& Obgyn Kelas III
9 Tumbu Dadi 27 1 28
10 Laika Peroha (NICU) 24 3 27
Raha Sangia Lombo
11 8 1 7 16
Lombo (PICU)
12 Banua Poago (ICU) 10 8 18
13 Banua Poagu (ICCU) 9 3 12
Sapo Monona'a
14 10 12 22
(Isolasi)
Jumlah 207 4 91 302
3 Instalasi Gawat Darurat
1 IGD Umum 47 2 10 5 64
2 OK IGD 14 4 18
Jumlah 61 2 14 77
4 Instalasi Farmasi 44 2 14 60
5 Instalasi Radiologi 20 1 2 23
6 Instalasi Bedah Sentral
1 Bedah Sentral 24 3 27
2 Anastesi 7 4 11
Jumlah 31 0 7 38
7 Instalasi Gizi 28 8 30 66

13
8 Instalasi Patologi Klinik 29 29
9 Instalasi Patologi Anatomi 2 2
Instalasi Rehabilitasi
10 13 13
Medik
11 Instalasi Binatu 5 4 7 16
Instalasi Pemulasaran
12 2 4 2 8
Jenazah
Instalasi Pemeliharaan
13 10 1 8 19
Sarana Rs (IPSRS)
14 Instalasi Gas Medik 5 5
15 Instalasi Sanitasi 6 6
16 Instalasi Cssd 11 2 13
17 Unit Hemodialisa 7 2 9
18 Unit Endoskopi 1 1 2
Unit Kemoterapi
19 3 3
(Tetampa I Doa)
Unit Laboratorium
20 3 1 4
Katerisasi
21 Unit Transfusi Darah 7 3 10
22 Unit Ambulance 118 6 1 7
KONTRAK
PNS PART TOTAL
K2 BLUD
TIME
Total Tenaga (Pelayanan) 600 29 188 11 833

Tabel 2.2 Total Pegawai RSU Bahteramas

Kontrak
No Unit Kerja PNS Jumlah
K2 BLUD Part Time

1 Manajemen 205 11 19 0 235


2 Fungsional 601 30 190 4 825

Total 806 41 209 4 1060

14
Berdasarkan pengamatan penulis selama bekerja diruangan Laika Morini RSUD
Bahteramas bahwa penggunaan persetujuan tindakan medis belum optimal. Maka dari itu
penulis mengangkat isu belum optimalnya penggunaan persetujuan tindakan medis oleh
petugas kesehatan diruang Laika Morini RSUD Bahteramas.
2.1.8. Identifikasi dan Penetapan Isu
Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 2.3 Identifikasi Isu
Tugas/Fungsi Keadaan Keadaan
No. Rumusan Isu
Bermasalah Sekarang Diinginkan
1 2 3 4 5
1. Bidan Kurangnya Ibu memahami Rendahnya
memberikan pengetahuan ibu pemberian ASI pemahaman ibu
pelayanan menyusui tentang eksklusif usia 0- menyusui
kesehatan anak pemberian ASI 6 bulan tentang
eksklusif usia 0-6 pemberian ASI
bulan eksklusif usia 0-
6 bulan di ruang
Laika Morini
RSUD
Bahteramas
2. Memfasilitasi Kurang Optimalnya Belum
Informed optimalnya Penggunaan optimalnya
Choice dan/atau penggunaan persetujuan penggunaan
Informed persetujuan tindakan medis persetujuan
Consent tindakan medis oleh petugas tindakan medis
oleh petugas kesehatan oleh petugas
kesehatan kesehatan
diruang Laika
Morini RSUD
Bahteramas

15
3. Melakukan Kurangnya Ibu post partum Rendahnya
asuhan pemahaman ibu dan keluarga tingkat
kebidanan pada post partum dan memahami pemahaman ibu
bayi baru lahir keluarga terhadap tanda bahaya post partum dan
tanda bahaya pada bayi baru keluarga
pada bayi baru lahir terhadap tanda
lahir bahaya pada
bayi baru lahir.
4. Melakukan Kurangnya Ibu post partum Rendahnya
asuhan pemahaman pertama kali pemahaman
kebidanan pada perawatan bayi memahami perawatan bayi
bayi baru lahir baru lahir oleh ibu perawatan bayi baru lahir oleh
post partum baru lahir ibu post partum
pertama kali pertama kali

2.1.9. Analisis Isu


2.1.9.1. Teknik Analisis APKL
Tehnik analisis sebagai pisau pemangkas yang digunakan untuk
memprioritaskan isu yang akan ditindaklanjuti yaitu metode analisa APKL. Dengan
cara menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya,
selanjutnya menentukan skala nilai 1-5 . Isu yang memiliki total skor tertinggi
setelah perankingan merupakan isu prioritas.
 Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat
 Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin
 Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
 Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untu dimunculkan
inisiatif pemecahan masalah

16
Tabel 2.4 Analisa Isu berdasarkan APKL
Kriteria Skor
ISU TERIDENTIFIKASI Total Ranking
NO A P KK LL
1. Rendahnya pemahaman ibu
menyusui tentang pemberian
ASI eksklusif usia 0-6 bulan 5 4 4 4 17 III
diruang Laika Morini RSUD
Bahteramas
2. Belum optimalnya
penggunaan persetujuan
tindakan medis oleh
petugas kesehatan di ruang 5 4 5 5 19 I
Laika Morini RSUD
Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara
3. Rendahnya tingkat
pemahaman ibu post partum
dan keluarga terhadap tanda
5 4 4 5 18 II
bahaya pada bayi baru lahir
diruang Laika Morini RSUD
Bahteramas.
4. Rendahnya pemahaman
perawatan bayi baru lahir
4 4 4 4 16 IV
oleh ibu post partum pertama
kali

Skala Keterangan
5 Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
4 Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan
3 Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
2 Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
1 Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

17
2.1.9.2.Teknik Analisis Berdasarkan USG
Dalam perumusan dan penetapan isu digunakan teknik analisis tapisan isu
USG ( Urgency, Seriousness, Dan Growth). Diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2.4 Analisis Isu Berdasarkan USG
No Kegiatan Parameter Total Rank
U S G
1. Rendahnya pemahaman ibu menyusui tentang 4 4 4 12 III
pemberian ASI eksklusif usia 0-6 bulan
diruang Laika Morini RSUD Bahteramas.
2. Belum optimalnya penggunaan 5 5 5 15 I
persetujuan tindakan medis oleh petugas
kesehatan di ruang Laika Morini RSUD
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
3. Rendahnya tingkat pemahaman ibu post 4 5 4 13 II
partum dan keluarga terhadap tanda bahaya
pada bayi baru lahir diruang Laika Morini
RSUD Bahteramas.

Keterangan :
U (Urgency ) : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
S (Seriousness) : Seberapa serius isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan.
G (Growth) : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Skala likert 1-5 : 5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil,
1 = sangat kecil

Dari hasil analisis didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi kriteria, yang
memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk
diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Ketiga isu dimaksud setelah
dilakukan analisis diperoleh dan ditetapkan sebagai isu terpilih yaitu

18
“ Belum optimalnya penggunaan persetujuan tindakan medis oleh petugas
kesehatan di ruang Laika Morini RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara”.

2.1.9.3. Dampak Isu


a. Dampak Negative Isu
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “ belum optimalnya penggunaan
persetujuan tindakan medis oleh petugas kesehatan di ruang Laika Morini RSUD
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara” ini tidak dituntaskan melalui solusi
pemecahan isu, antara lain :
1. Tidak adanya perlindungan hukum bagi petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan atau tindakan medis.
2. Tidak adanya perlindungan pasien dari kemungkinan tindakan medis yang
dilakukan tanpa sepengetahuannya atau tindakan medis yang tidak diperlukan.
3. Merosotnya tingkat kepuasan masyarakat setempat terhadap mutu pelayanan
publik di bidang kesehatan
4. Menurunnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan publik pada pelayanan
kesehatan
b. Dampak Positif Isu
Optimalnya Penggunaan persetujuan tindakan medis oleh petugas kesehatan pada ruang
Laika Morini RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

19
Isu belum optimalnya penggunaan persetujuan tindakan medis oleh petugas kesehatan
diruangan Laika Morini RSUD Bahteramas Provinsi Sultra disebabkan karena berbagai factor
yang dapat dilihat pada peta permasalahan berikut ini.

Peta Permasalahan

Rendahnya Pemahaman
Petugas Kesehatan terhadap
Penggunaan Persetujuan
Tindakan Medis

Belum optimalnya penggunaan


persetujuan tindakan medis Rendahnya Kepatuhan
Keterbatasan Waktu oleh petugas kesehatan Petugas Kesehatan
diruang Laika Morini RSUD
Bahteramas Provinsi Sultra

Tidak Adanya Sosialisasi


Penggunaan Persetujuan
Tindakan Medis

20
2.2. Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
Dalam menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya, seorang ASN harus berpegang
teguh pada nilai-nilai dasar profesi ASN yang disebut sebagai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), yaitu sebagai berikut:
2.2.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau instansi untuk
mengemban tanggung jawab yang telah diamanahkan kepadanya. PNS yang akuntabel
adalah PNS yang mampu mengambil keputusan yang tepat ketika terjadi konflik
kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara adil, dan
konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Indikator nilai-nilai dasar
akuntabilitas diantaranya:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel memiliki pimpinan yang dapat memainkan
peranan penting dan mengayomi. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang
akuntabel dengan memberikan contoh, adanya komitmen tinggi terhadap
pekerjaannya, terhindar dari aspek yang menggagalkan kinerja.
b. Transparansi
Transparansi memiliki arti terbuka dan tidak ada yang ditutup- tutupi.
Organisasi yang transparan memiliki laporan yang jelas secara berkala sehingga
seluruh anggota organisasi dan masyarakat dapat mengetahui kinerja organisasi
tersebut.
c. Integritas
Integritas menjadikan adanya suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
dan mematuhi segala hukum yang berlaku, undang- undang, kontrak, dan
kebijakan yang berlaku.
d. Tanggung jawab (responsibilitas)
Tanggung jawab institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi
individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang
telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas
keputusan yang telah dibuat.

21
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama akuntabilitas. Keadilan harus
dipromosikan oleh pimpinan kepada lingkungan organisasinya agar tercipta
organisasi yang akuntabel.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada kepercayaan. Lingkungan yang akuntabel tidak
lahir dari hal yang tidak dipercaya.

g. Keseimbangan
Setiap individu yang ada di lingkungan kerjanya, harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Dengan demikian akan tercipta kerja
sama organisasi yang baik.

h. Kejelasan
Agar individu dan kelompok dapat menjalankan tugasnya secara akuntabel,
mereka harus memiliki kejelasan akan tugas pokok dan fungsi masing-masing serta
memiliki gambaran yang jelas akan tujuan dan hasil yang diharapkan.

i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan
kredibilitas anggota organisasi.


2.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme memiliki dua arti, dalam arti sempit, nasionalisme adalah suatu
sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa
lain sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme adalah
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
c. Sila 1 (Nilai Ketuhanan)
Menjamin kebebasan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaannya,
saling menghormati kepercayaan satu sama lain, mengembangkan etika sosial di
masyarakat.

22
d. Sila 2 (Nilai Kemanusiaan)
Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, saling menghargai antar sesama,
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
e. Sila 3 (Nilai Persatuan)
Bekerja sama demi persatuan dan kesatuan bangsa, menempatkan kepentingan
publik daripada kepentingan diri sendiri demi persatuan dan kesatuan bangsa.
f.Sila 4 (Nilai Permusyawaratan dalam Kehidupan Sehari–hari)
Perwujudan dari demokrasi permusyawaratan yakni demokrasi yang kerakyatan
(penghormatan terhadap suara rakyat), permusyawaratan (kekeluargaan), dan
hikmat kebijaksanaan.
g. Sila 5 (Nilai Keadilan)
Mengembangkan sikap adil terhadap semua tingkat sistem kemasyarakatan,
menyediakan kesetaraan kesempatan dalam proses fasilitasi akses informasi dan
layanan.
2.2.3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai- nilai
kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian akan kesejahteraan bersama untuk mewujudkan pelayanan yang
memuaskan. Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien.
23
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
2.2.4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan kesanggupan yang sungguh-sungguh dari seorang
pegawai untuk melakukan tugasnya dengan efektif, efisien, inovatif, dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Indikator komitmen mutu di antaranya:
a. Orientasi Mutu
Orientasi mutu adalah pelayanan yang mengutamakan keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
b. Efektifitas
Efektivitas menunjukkan ketercapaian target yang telah disepakati baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
c. Efisiensi
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak
terjadi pemborosan sumber daya.
d. Inovatif
Inovatif yaitu mengusahakan selalu memberikan hal baru bagi peningkatan mutu
pelayanannya.

2.2.5. Anti Korupsi


Anti korupsi adalah kesadaran untuk tidak melakukan perbuatan buruk, curang,
dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma
agama, material, mental dan umum. Korupsi sering dikatakan sebagi kejahatan luar
biasa dikarenakan dampaknya yang menyebabkan kerusakan baik dalam ruang

24
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Tindak
pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan
dalam pengadaan dan gratifikasi. Nilai dasar anti korupsi, di antaranya:
a. Jujur, merupakan sikap seseorang yang menyatakan sesuatu dengan apa adanya.
b. Peduli, merupakan suatu bentuk perhatian terhadap apa yang dilakukan orang
lain, di sekitarmya, dan taat pada aturan.
c. Mandiri, melakukan sesuatu dengan inisiatif sendiri.
d. Disiplin, melakukan sesuatu dengan tepat dan sesuai standar dan aturan.
e. Kerja keras, bekerja dengan usaha yang lebih.
f. Tanggung jawab, berani menanggung segala akibat perbuatannya.
g. Sederhana, apa adanya, tidak berlebih-lebihan.
h. Berani, mempunyai keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebatilan.
i. Adil, menempatkan sesuatu sesuai dengan fungsinya.

2.2.6. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawaisehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman.

Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk
dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam
UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

25
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh
karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan
oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian
pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat penting,
mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadi adanya
isu putra daerah yang hampir terjadi dimanamana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman
bagi kesatuan bangsa.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik

b. Pelayan publik

c. Perekat dan pemersatu bangsa Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

d. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

e. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan

f. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia


Selanjutnya peran dari Pegawai ASN; perencana, pelaksana, dan pengawas
26
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. ASN
berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.

ASN berfungsi, bertugas, dan berperan untuk memberikan pelayanan


publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk
professional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan


kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. ASN harus
senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa
(kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya). Agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak.
Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas
dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan
bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

27
2.2.7. Whole Of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuantujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan dengan karakteristik pendekatan WoG yang dirumuskan dalam prinsip-
prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup
keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan.

2.2.8. Pelayanan Publik


Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu:

1) Organisasi penyelenggara pelayanan publik

2) Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang


berkepentingan

3) Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah: partisipatif, transparan, responsif, non-diskriminatif, mudah dan murah, efektif
dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

28
2.3. Gagasan Kreatif / Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu

Setelah dilakukan identifikasi isu, analisis isu dan penetapan isu,


diperoleh gagasan kreatif atau kegiatan terpilih sebagai pemecahan isu, yang
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.6. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu


Unit Kerja : RSUD Bahteramas Prov. Sultra

Tempat : Ruang Laika Morini

Isu yang diangkat : Belum optimalnya penggunaan persetujuan tindakan


medis penggunaan obat mandiri oleh petugas kesehatan
pada ruang Laika Morini RSUD Bahteramas Provinsi
Sultra
Judul : Optimalisasi Penggunaan Persetujuan Tindakan Medis
Kepada Petugas Kesehatan melalui Sosialisasi Standar
Operasional Prosedur Penggunaan Obat Mandiri Ke
Pasien di Ruang Laika Morini RSUD Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Kegiatan : 1. Konsultasi kepada pimpinan terkait rancangan
aktualisasi yang akan dilaksanakan.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan
sosialisasi
3. Melakukan sosialisasi SOP penggunaan obat
mandiri oleh pasien
4. Evaluasi Kegiatan

29
2.4.Deskripsi / Penjelasan Kegiatan

Tabel 2.7. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak Kegiatan 1


Keterkaitan
Tahapan Output Keterkaitan Dengan Keterkaitan Dengan
No Kegiatan Dengan Nilai-Nilai
Kegiatan Kegiatan Mata Diklat Visi Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan Menyiapkan bahan Tersedianya a. Akuntabilitas: Kegiatan ini Dengan adanya
konsultasi kepada konsultasi rencana bahan Dalam menyiapkan mendukung Misi kegiatan ini
bahan konsultasi
pimpinan terkait kegiatan konsultasi RSUD Bahteramas meningkatkan nilai
penulis akan
rancangan memberikan yakni meningkatkan akuntabilitas, azas
aktualisasi yang akan gambaran dan tujuan kompetensi, kekeluargaan serta
yang jelas terkait
dilaksanakan profesionalisme,dan nilai keterbukaan
rancangan aktualisasi
yang akan kesejahteraan dan transparansi.
dilaksanakan pegawai.
b. Nasionalisme:
Dalam menyiapkan
bahan konsultasi
penulis akan
menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik dan benar
c. Etika Publik :
Dalam menyiapkan

30
bahan konsultasi
penulis akan
menunjuakan
integritas yang tinggi
d. Komitmen Mutu:
Penulis dalam
menyiapkan bahan
konsultasi akan
efektif dan inovatif
e. Anti Korupsi:
penulis akan
menerapkan nilai-
nilai kejujuran.
Konsultasi Adanya arahan a. Akuntabilitas : Saat
dengan dan bimbingan berkonsultasi kepada
pimpinan untuk dari pimpinan, pimpinan penulis
menyampaikan jadwal merasa bertanggung
rencana dan jadwal kegiatan dan jawab untuk bisa
kegiatan yang surat menyelesaikan tugas
akan dilaksanakan persetujuan b. Nasionalisme :Saat
dan meminta pelaksanaan berkonsultasi dengan
persetujuan. kegiatan pimpinan penulis
aktualisasi, menggunakan
bahasa Indonesia

31
yang baik dan benar.
c. Etika Publik :
Dalam konsultasi
yang akan diadakan
selalu
mengutamakan
sopan santun, ramah,
sikap hormat dan
professional.
d. Komitmen Mutu :
konsultasi yang
diadakan diharapkan
lahirnya inovasi
yang baru.
e. Anti Korupi :Dalam
melakukan
konsultasi penulis
melakukannya
secara jujur

32
Melakukan Terlaksananya a. Akuntabilitas : Saat
koordinasi dengan koordinasi dan berkordinasi penulis
teman ruangan mendapat melakukan dengan
akan persetujuan transparan dan
dilaksanakannya dari teman kejelasan target
rancangan ruangan. b. Nasionalisme :
aktualisasi Saat berkordinasi
penulis
menggunakan
bahasa Indonesia
yang bai dan benar
c. Etika Publik :
Penulis
berkoordinasi
dengan teman
ruangan
menggunakan
bahasa yang ramah,

33
sopan dan santun
d. Komitmen Mutu :
penulis
berkordinator secara
langsung agar
komunikasi berjalan
efektif
e. Anti Korupsi:
Dalam
menyampaikan
konsultasi penulis
melakukannya
secara jujur

Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan peran ASN dalam NKRI


 Manajemen ASN : Etika Profesi (melaksanakan tugasnya secara jujur, bertanggung jawab, berintegritas tinggi serta sesuai
dengan perintah pimpinan)
 Whole of government : Koordinasi (berkonsultasi dengan pimpinan untuk melaksanakan setiap tahap kegiatan)
 Pelayanan Publik : Akuntabel (menyampaikan setiap tahap kegiatan kepada pimpinan dengan penuh rasa tanggung jawab)
Prediksi Hambatan
 Pimpinan dalam keadaan yang sibuk

34
Alternative solusi
 Menciptakan kolaborasi antara pimpian dan juga teman sejawat, agar terjalin kerjasama dalam melakukan kegiatan atau tugas bersama.

35
Tabel 2.8. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak Kegiatan 2
Keterkaitan
Tahapan Output Keterkaitan Dengan Keterkaitan Dengan
No Kegiatan Dengan Nilai-Nilai
Kegiatan Kegiatan Mata Diklat Visi Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Menyiapkan alat dan Membuat Adanya a. Akuntabilitas: Kegiatan ini Dengan adanya
Dalam pembuatan
bahan untuk kegiatan undangan undangan mendukung Misi kegiatan ini
lembar tanya jawab
sosialisasi sosialisasi, lembar sosialisasi, pra dan post RSUD Bahteramas meningkatkan nilai
sosialisasi serta
tanya jawab pra lembar tanya yakni akuntabilitas, azas
daftar hadir penulis
dan post sosialisa jawab pra dan akan melakukannya menyelenggarakan kekeluargaan serta
dengan penuh
serta daftar hadir post sosialisasi pelayanan kesehatan nilai keterbukaan
tanggungjawab.
serta daftar b. Nasionalisme: yang paripurna dan dan transparansi.
Dalam pembuatan
hadir bermutu yang
undangan, lembar
tanya jawab pra dan mengutamakan
post sosialisasi serta
keselamatan pasien,
daftar hadir, penulis
akan melakukannya meningkatkan
dengan
kompetensi,
mengutamakan
kepentingan umum. professionalisme dan
c. Etika Publik :
kesejahteraan
Dalam pembuatan
undangan, lembar pegawai.
tanya jawab pra dan
post sosialisasi serta
daftar hadir memuat
36
bahasa yang sopan,
santun dan ramah
.
d. Komitmen Mutu :
Dalam pembuatan
lembar tanya jawab
pra dan post
sosialisasi serta
daftar hadir, penulis
akan selalu
berorientasi pada
mutu.
e. Anti Korupsi :
Dalam pembuatan
undangan, lembar
tanya jawab pra dan
post sosialisasi serta
daftar hadir penulis
akan bersikap teliti
dan bertanggung
jawab.

Menyiapkan Adanya lembar a. Akuntabilitas :


Dalam melakukan
lembar Informed Informed
kegiatan ini penulis
Consent dan Consent dan akan melakukannya

37
lembar SOP lembar SOP dengan penuh
tanggung jawab.
penggunaan obat penggunaan
b. Nasionalisme :
mandiri oleh pasien obat mandiri dalam melakukan
kegiatan ini penulis
terkait kegiatan oleh pasien
akan melakukannya
sosialisasi dengan jujur

c. Etika Publik:
dalam melakukan
kegiatan ini penulis
akan melakukannya
dengan integritas
tinggi.
d. Komitmen Mutu :
dalam melakukan
kegiatan ini penulis
akan melakukannya
dengan inovatif.
e. Anti Korupsi :
dalam melakukan
kegiatan ini penulis
akan melakukannya
dengan disiplin dan
kerja keras.

Menyiapkan materi Adanya materi a. Akuntabilitas:


dalam melakukan
berupa leaflet berupa leaflet
kegiatan ini penulis
terkait kegiatan terkait akan melakukannya
dengan penuh
38
sosialisasi SOP kegiatan tanggungjawab.
b. Nasionalisme :
Penggunaan Obat sosialisasi SOP
dalam melakukan
Mandiri Oleh Penggunaan kegiatan ini penulis
akan melakukannya
Pasien Obat Mandiri
dengan tetap
Oleh Pasien mengutamakan
kepentingan bersama

c. Etika Publik :
dalam melakukan
kegiatan ini penulis
akan melakukannya
dengan cermat.
d. Komitmen Mutu :
penulis akan
melakukan kegiatan
ini dengan efektif
dan efisien.
e. Anti Korupsi :
penulis akan
melakukan kegiatan
ini dengan disiplin
dan kerja keras.

Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan peran ASN dalam NKRI


 Manajemen ASN : Etika Profesi (melaksanakan tugasnya secara professional, cermat dan disiplin)
 Pelayanan Publik : Kordinasi (selalu melakukan konsultasi dan kordinasi kepada pimpinan dalam menjalankan tindakan)

39
Prediksi Hambatan
 Mencari materi berupa leaflet untuk sosialisasi
Alternative solusi
 Meminta saran dan bantuan kepada pimpinan

40
Tabel 2.9. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak Kegiatan 3
Keterkaitan
Tahapan Output Keterkaitan Dengan Keterkaitan Dengan
No Kegiatan Dengan Nilai-Nilai
Kegiatan Kegiatan Mata Diklat Visi Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan sosialisasi Menjelaskan dan Telah a. Akuntabilitas : Kegiatan ini Dengan adanya
Dalam menjelaskan
SOP Penggunaan membagikan dijelaskan dan mendukung Misi kegiatan ini
dan membagikan
Obat Mandiri Oleh lembar tanya jawab dibagikan lembar tanya jawab RSUD Bahteramas meningkatkan nilai
pra-sosialisasi
Pasien kepada tenaga pra - sosialisasi lembar tanya yakni akuntabilitas, azas
penulis akan
kesehatan diruangan jawab melakukan dengan menyelenggarakan kekeluargaan serta
penuh
Laika Morini RSUD pra - sosialisasi pelayanan kesehatan nilai keterbukaan
tanggungjawab.
Bahteramas Prov. b. Nasionalisme : yang paripurna dan dan transparansi.
Dalam menjelaskan
Sultra bermutu yang
dan membagikan
angket pra- mengutamakan
sosialisasi akan
keselamatan pasien,
dilakukan dengan
semangat kerja meningkatkan
keras.
kompetensi,
professionalisme dan
c. Etika Publik :
Dalam menjelaskan kesejahteraan
dan membagikan
pegawai.
angket pra-
sosialisasi dilakukan
dengan sopan santun
41
dan santun.
d. Komitmen mutu :
Dalam menjelaskan
dan membagikan
lembar tanya jwab
pra-sosialisasi akan
dilakukan dengan
efektif dan efisien
e. Anti Koruspsi :
lembar tanya jawab
pra-sosialisasi yang
dibagikan dapat
dipertanggungjawab
kan.
Melakukan Adanya a. Akuntabilitas :
penulis akan
Sosialisasi SOP pemahaman
melakukan
Penggunaan Obat dan sosialisasi SOP
penggunaan obat
Mandiri oleh pengetahuan
mandiri oleh pasien
Pasien kepada tenaga dengan penuh
tanggung jawab
petugas kesehatan kesehatan
Nasionalisme :
diruang Laika mengenai SOP penulis akan
melakukan
Morini RSUD penggunaan
sosialisasi SOP
Bahteramas Prov. obat mandiri penggunaan obat
mandiri oleh pasien
Sultra dan oleh pasien
dengan tetap saling
membagikan leaflet dan adanya menghormati
b. Etika Publik :
daftar hadir
penulis akan
42
serta notulen. melakukan
sosialisasi SOP
penggunaan obat
mandiri oleh pasien
dengan senyum,
ramah dan sopan
santun
c. Komitmen Mutu :
Dengan adanya
sosialisasi SOP
penggunaan obat
mandiri oleh pasien
akan meningkatkan
mutu pelayanan
yang diberikan.
d. Anti Korupsi :
penulis akan
bertanggungjawab
dan berani
melakukan
sosialisasi SOP
penggunaan obat
mandiri oleh pasien
Menjelaskan dan Adanya lembar a. Akuntabilitas :
Dalam membagikan
membagikan tanya jawab
lembar tanya jawab
lembar tanya jawab Post-sosialisasi post-sosialisasi
penulis akan
post-sosialisasi yang telah diisi
melakukan dengan
oleh peserta penuh
tanggungjawab.
b. Nasionalisme :
43
Dalam membagikan
lembar tanya jawab
post-sosialisasi akan
dilakukan dengan
semangat kerja
keras.
c. Etika Publik :
Dalam membagikan
lembar tanya jawab
post-sosialisasi
dilakukan dengan
sopan santun dan
santun.
d. Komitmen mutu :
Dalam membagikan
lembar tanya jawab
post-sosialisasi akan
dilakukan dengan
efektif dan efisien
e. Anti Koruspsi :
lembar tanya jawab
post-sosialisasi yang
dibagikan dapat
dipertanggungjawab
kan.
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan peran ASN dalam NKRI
 Manajemen ASN : Etika Profesi ( sosialisasi dilakukan selalu secara professional dan mengedepankan aspek keterampilan dan etika
profesi)
 Pelayanan Publik : Efektif dan Efisien (melakukan sosialisasi secara efektif dan efisien)
 Whole of Government (WOG) : Koordinasi (selalu melakukan konsultasi dan kordinasi kepada pimpinan dalam menjalankan tindakan)
44
Tabel 2.10. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak Kegiatan 4
Keterkaitan
Tahapan Output Keterkaitan Dengan Keterkaitan Dengan
No Kegiatan Dengan Nilai-Nilai
Kegiatan Kegiatan Mata Diklat Visi Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Evaluasi Kegiatan Menyusun bahan Terdapatnya a. Akuntabilitas : Kegiatan ini . Dengan adanya
penulis akan
evaluasi lembar tanya mendukung Misi kegiatan ini
menyusun bahan
jawab pra dan evaluasi dengan RSUD Bahteramas meningkatkan nilai
penuh
post sosialisasi yakni akuntabilitas, azas
tanggungjawab
yang telah b. Nasionalisme : menyelenggarakan kekeluargaan serta
Dalam menyusun
dijawab oleh pelayanan kesehatan nilai keterbukaan
bahan evaluasi
peserta penulis akan yang paripurna dan dan transparansi.
menggunakan
bermutu yang
bahasa yang mudah
dimengerti mengutamakan
c. Etika Publik :
keselamatan pasien,
Dalam menyusun
bahan evaluasi meningkatkan
penulis akan
kompetensi,
menggunakan
bahasa yang sopan professionalisme dan
dan santun
kesejahteraan
d. Komitmen Mutu :
penulis akan pegawai.
menyusun bahan
45
evaluasi yang dapat
dimengerti dan
dipahami
e. Anti Korupsi :
penulis akan
menyusun bahan
evaluasi dengan
jujur dan transparant.
Melakukan Adanya a. Akuntabilitas :
penulis akan
Evaluasi Kegiatan rekapan hasil
melakukan evaluasi
evaluasi pra kegiatan dengan
penuh
dan post
tanggungjawab.
sosialisasi b. Nasionalisme :
penulis akan
yang telah
melakukan evaluasi
jawab oleh dengan jujur dan apa
adanya dan dengan
peserta
semangat kerja
keras.
c. Etika Publik :
penulis akan
melakukan evaluasi
dengan amanah
untuk selanjutnya
dapat
dipertanggungjawab
kan.
d. Komitmen Mutu :
penulis akan
melakukan evaluasi
46
dengan efektif dan
efisien dan tetap
berorientasi pada
mutu.
e. Anti Korupsi :
penulis akan
melakukan evaluasi
dengan jujur serta
dapat
dipertanggungjawab
kan kebenarannya.
Membuat laporan Tersedianya a. Akuntabilitas :
penulis akan
hasil kegiatan laporan hasil
membuat laporan
kegiatan hasil kegiatan
sosialisasi SOP
penggunaan obat
mandiri oleh pasien
dengan penuh
tanggungjawab.
b. Nasionalisme :
penulis akan
menerima segala
masukan yang
diberikan oleh
pimpinan dengan
baik untuk
mempurnakan
laporan hasil
kegiatan ini
c. Etika Publik :
penulis akan
47
menyampaikan
laporan hasil
kegiatan kepada
atasan dengan sopan
dan santun melalui
komunikasi yang
baik
d. Komitmen Mutu :
penulis akan
membuat laporan
hasil kegiatan yang
dapat dimengerti dan
dipahami.
e. Anti Korupsi :
penulis akan
membuat laporan
hasil kegiatan
dengan jujur dan
transparant.
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan peran ASN dalam NKRI
 Manajemen ASN : Etika Profesi (melaksanakan tugasnya secara jujur, bertanggung jawab, berintegritas tinggi serta sesuai
dengan perintah pimpinan)
 Whole of government : Koordinasi (berkonsultasi dengan pimpinan untuk melaksanakan setiap tahap kegiatan)
 Pelayanan Publik : Akuntabel (menyampaikan setiap tahap kegiatan kepada pimpinan dengan penuh rasa tanggung jawab)
Prediksi Hambatan
 Proses penyusunan laporan kegiatan
Alternative solusi
 Meminta saran dan bantuan pimpinan dan coach
48
2.5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan diruang Laika Morini dari tanggal 10 Mei 2021 s/d 15 Juni 2021. Kegiatan- kegiatan
aktualisasi akan dijabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel berikut :

Tabel 2.11. Jadwal Kegiatan Aktualisasi


WAKTU PELAKSANAAN
No. URAIAN Mei sd Juni 2021
KEGIATAN 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. Konsultasi kepada
pimpinan terkait
rancangan aktualisasi
yang akan
dilaksanakan
 Menyiapkan bahan
konsultasi rencana
kegiatan
 Konsultasi dengan
pimpinan untuk
menyampaikan
rencana dan jadwal
kegiatan yang akan
dilaksanakan dan
meminta
persetujuan.

49
 Melakukan
koordinasi dengan
teman ruangan akan
dilaksanakannya
rancangan
aktualisasi

2 Menyiapkan alat dan


bahan untuk kegiatan
sosialisasi

 Membuat undangan
sosialisasi, lembar
tanya jawab pra dan
post sosialisa serta
daftar hadir
 Menyiapkan lembar
Informed Consent
dan lembar SOP
penggunaan obat
mandiri oleh pasien
terkait kegiatan
sosialisasi
 Menyiapkan materi
berupa leaflet
terkait kegiatan
sosialisasi SOP
Penggunaan Obat

50
Mandiri Oleh
Pasien

3 Melakukan sosialisasi
SOP Penggunaan Obat
Mandiri Oleh Pasien
kepada tenaga kesehatan
diruangan Laika Morini
RSUD Bahteramas
Prov. Sultra
 Menjelaskan dan
membagikan lembar
tanya jawab pra -
sosialisasi
 Melakukan
Sosialisasi SOP
Penggunaan Obat
Mandiri oleh Pasien
kepada petugas
kesehatan diruang
Laika Morini RSUD
Bahteramas Prov.
Sultra dan
membagikan leaflet
 Menjelaskan dan
membagikan lembar
tanya jawab post-
51
sosialisasi

4 Evaluasi Kegiatan

 Menyusun bahan
evaluasi
 Adanya rekapan hasil
evaluasi pra dan post
sosialisasi yang telah
jawab oleh peserta
 Tersedianya laporan
hasil kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan

Hari Libur

52
2.6.Rincian Biaya Kegiatan

Anggaran Biaya Aktualisasi


No. Item Satuan Jumlah Harga ( Rp) Keterangan
1. Leaflet Lembar 33 33.000,-
2. Konsumsi Porsi 11 130.000,-
3. Biaya tak terduga - - 50.000,-
Total 213.000,-
Terbilang : Dua Ratus Tiga Belas Ribu Rupiah

53
BAB III

CAPAIAN HASIL AKTUALISASI

3.1. Deskripsi Aktualisasi dan Strategi Pemecahan


Informed Consent atau persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap
mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien
menurut Permenkes No. 290 tahun 2008 pasal 1(a) tentang Persetujuan Tindakan
kedokteran. Berlanjut kepada berbagai aturan persetujuan tindakan kedokteran, berdasarkan
Permenkes No. 290 tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran, antara lain :
4. Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan (Pasal 2 ayat 1)
5. Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diberikan secara tertulis maupun lisan
(Pasal 2 ayat 2).
6. Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat
penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan kedokteran dilakukan.
Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kebidanan adalah
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan
keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas, berfokus pada pelayanan
kesehatan perempuan, bayi baru lahir dan anak balita.
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan diharapkan terlaksana hubungan
yang lancar antara pasien dan tenaga kesehatan. Akan tetapi dapat terjadi masalah
apabila terbentuk pada dilema diantara dua prinsip, yaitu prinsip memberikan kebaikan
kepada pasien yang bertolak dari sudut pandang nilai etika dan ilmu kesehatan
berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tenaga kesehatan dan prinsip
menghormati hak menentukan diri sendiri dari sudut pandang pasien. Dengan demikian
Informed Consent dibuat dengan tujuan untuk memberikan perlindungan kepada pasien

54
atas segala tindakan medis dan memberikan perlindungan tenaga kesehatan terhadap
terjadinya akibat yang tidak terduga yang dianggap merugikan pihak lain.
Berdasarakan kondisi saat ini penggunaan pesetujuan tindakan medis diruang
Laika Morini RSU Bahteramas belum optimal dan efektif. Dimana petugas kesehatan
melakukan tindakan medis seperti penggunaan obat mandiri oleh pasien belum
menggunakan Informed Consent. Sesuai dengan kondisi isu yang terjadi, maka penulis
mengambil strategi dalam memecahkan masalah atau isu tersebut dengan
mengoptimalkan penggunaan persetujuan tindakan medis oleh petugas kesehatan
melalui sosialisasi SOP penggunaan obat mandiri oleh pasien .

3.2. Capaian Kegiatan Aktualisasi

Tabel 3.1 Capaian Kegiatan Aktualisasi


Output / Hasil
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterangan
Kegiatan
1. Melakukan a. Menyiapkan bahan Tersedia bahan Terlaksana
konsultasi kepada konsultasi rencana konsultasi sesuai
pimpinan terkait kegiatan rancangan
rancangan
aktualisasi yang akan b. Konsultasi dengan Adanya arahan dan Terlaksana
dilaksanakan pimpinan untuk bimbingan dari sesuai dengan
menyampaiakan rencana pimpinan, jadwal rancangan
dan jadwal kegiatan kegiatan dan surat
yang akan dilaksanakan persetujuan
serta meminta
persetujuan
c. Melakukan kordinasi Terlaksananya Terlaksana
dengan teman ruangan kordinasi dan adanya sesuai
akan dilaksanakannya persetujuan dari rancangan
rancangan aktualisasi teman ruangan
2. Menyiapkan alat dan a. Membuat undangan Adanya undangan Terlaksana
bahan untuk sosialisasi, lembar tanya sosialisasi, lembar sesuai
kegiatan sosialisasi jawab pre-test dan post- tanya jawab pre-test rancangan
test serta daftar hadir dan post-test serta
daftar hadir
b. Menyiapkan lembar Adanya lembar Terlaksana

55
Informed Consent dan Informed Consent sesuai dengan
lembar SOP penggunaan dan lembar SOP rancangan
obat mandiri oleh pasien penggunaan obat
mandiri oleh pasien
c. Menyiapkan materi Adanya materi Terlaksana
berupa leaflet terkait berupa leaflet terkait sesuai dengan
kegiatan sosialisasi SOP kegiatan sosialisasi rancangan
penggunaan obat mandiri SOP penggunaan
oleh pasien obat Mandiri oleh
pasien
3. Melakukan sosialisasi a. Menjelaskan dan Telah dijelaskan dan Terlaksana
SOP Penggunaan membagikan lembar dibagikan lembar sesuai
Obat Mandiri Oleh tanya jawab pra – tanya jawab pra- rancangan
Pasien Kepada sosialisasi sosialisasi
Tenaga Kesehatan di b. Melakukan Sosialisasi Adanya pemahaman Terlaksana
Ruang Laika Morini SOP Penggunaan Obat dan pengetahuan sesuai
RSUD Bahteramas Mandiri oleh Pasien tenaga kesehatan rancangan
kepada petugas mengenai SOP
kesehatan diruang penggunaan obat
Laika Morini RSUD mandiri oleh pasien ,
Bahteramas Prov. adanya daftar hadir
Sultra dan membagikan dan notulen
leaflet
4. Evaluasi kegiatan a. Menyusun bahan Terdapatnya lembar Terlaksana
evaluasi tanya jawab pra dan sesuai
post sosialisasi yang rancangan
telah dijawab oleh
peserta
b. Melakukan evaluasi Adanya rekapan hasil Terlaksana
kegiatan evaluasi pra dan post sesuai
sosialisasi yang telah rancangan
jawab oleh peserta
c. Membuat laporan hasil Adanya laporan hasil Terlaksana
kegiatan kegiatan sesuai
rancangan

56
3.3. Penjelasan Capaian Aktualisasi
Aktualisasi yang dilaksanakan adalah sosialisasi SOP penggunaan obat mandiri oleh
pasien pada petugas kesehatan diruang Laika Morini RSUD Bahteramas. Adapun penjelasan
kegiatan untuk memecahkan isu, dapat diuraikan sebagai berikut:
Kegiatan 1 : Melakukan Konsultasi Kepada Pimpinan Terkait Rancangan Aktualisasi
Yang Akan Dilaksanakan
Tabel 3.2 Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 1
Tanggal 10 Mei 2021
Bukti Fisik a. Foto kegiatan
b. Dokumen surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi

Output Kegiatan a. Tersedianya bahan konsultasi


b. Adanya arahan dan bimbingan dari pimpinan
c. Terlaksananya koordinasi dan adanya persetujuan teman ruangan
akan dilaksanakannya rancangan aktualisasi
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan bahan kosnultasi rencana kegiatan
2. Konsultasi dengan pimpinan untuk menyampaikna rencana dan
jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan serta meminta
persetujuan
3. Melakukan koordinasi dengan teman ruangan akan
dilaksanakannya rancangan aktualisasi

57
Deskripsi kegiatan 1 dengan mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA
Tahap 1 : Menyiapkan Bahan Konsultasi Rencana Kegiatan
Uraian Kegiatan :
 Pada tahap ini penulis menyiapkan bahan konsultasi yang merupakan suatu hal dasar yang
harus disiapkan sebelum melakukan konsultasi kepada pimpinan. Penulis memberikan
gambaran dan tujuan yang jelas terkait rancangan aktualisasi yang akan dikaksanakan
( Akuntabilitas )
 Dalam menyiapkan bahan konsultasi penulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar ( Nasionalisme )
 Dalam menyiapkan bahan konsultasi penulis harus memiliki integritas yang tinggi
( Etika Public )
 Penulis dalam menyiapkan bahan konsultasi harus efektif dan inovatif ( Komitmen Mutu )
 Dalam menyiapkan bahan konsultasi penulis menerapkan nilai-nialai kejujuran
( Anti Korupsi )

Analisis Dampak
 Kegiatan dalam menyiapkan bahan konsultasi merupakan hal dasar dalam melaksanakan suatu
tahapan dengan tujuan adanya bahan konsultasi maka dalam meminta arahan dan bimbingan
mengenai rancangan aktualisasi yang diadakan akan berjalan dengan baik dan terarah. Oleh
karena itu, jika penulis tidak melaksanakan kegiatan ini, penulis tidak akan mendapat
bimbingan atau kejelasan dalam tahapan kegiatan ( Akuntabilitas )
 Apabila tahapan ini tidak dilakukan maka sama halnya kurang menghargai seorang pimpinan
dalam melaksanakan kegiatan (Nasionalisme)
 Apabila penulis menggunakan bahasa yang kurang ramah, tidak sopan dan santun maka akan
timbul tidak adanya penghargaan terhadap pimpinan. (Etika Publik).
 Inovasi merupakan suatu hal yang sangat penting sehingga perlu dilakukan penyiapan agenda
konsultasi namun jika penulis tidak menerapkan prinsip inovasi maka visi dan misi Rumah
Sakit RSU Bahteramas tidak akan tercapai (Komitmen Mutu)
 Jika penulis tidak bekerja keras dan penuh tanggung jawab dalam menyiapkan agenda
konsultasi yang akan dilakukan akan berjalan kurang maksimal dan tidak terarah
(Anti Korupsi).

58
Tahap 2. Konsultasi Dengan Pimpinan Untuk Menyampaikan Rencana Dan Jadwal Kegiatan
Yang Akan Dilaksanakan Dan Meminta Persetujuan

Uraian kegiatan :

 Saat berkonsultasi dengan pimpinan penulis merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan
tugas ( Akuntabilitas )
 Saat berkonsultasi dengan pimpinan penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar ( Nasionalisme )
 Dalam konsultasi yang dilakukan selalu mengutamakan sopan santun, ramah dan profesional
( Etika Publik )
 Konsultasi yang diadakan diharapkan melahirkan inovasi baru ( komitmen Mutu )
 Dalam melakukan konsultasi penulis melakukannya dengan jujur ( Anti Korupsi )

Analisis dampak :
 pimpinan tidak akan mengetahui mengenai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan apabila
penulis tidak memiliki rasa tanggung jawab (Akuntabilitas).
 Pada tahapan ini apabila penulis tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
maka akan terjadi hambatan komunikasi antara penulis dan pimpinan (Nasionalisme)
 Kemudian dari pada itu pimpinan akan merasa tidak dihargai jika penulis tidak mengutamakan
sopan santun, ramah, sikap hormat dan professional (Etika Publik)
 Pada tahapan kegiatan ini apabila penulis rencana dan jadwal kegiatan, tidak akan lahir
inovasi baru (Komitmen Mutu)
 Pada tahapan kegiatan ini akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan apabila penulis tidak
bersikap jujur (Anti Korupsi)

Tahap 3. Melakukan Kordinasi Dengan Teman Ruangan Akan Dilaksanakannya Rancangan


Aktualisasi

Uraian Kegiatan :

 Saat berkoordinasi penulis melakukannya dengan transparan dan kejelasan target


( Akuntabilitas )
 Saat berkoordinasi penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

59
( Nasionalisme)
 Penulis saat berkoordinasi dengan teman ruangan menggunakan bahasa yang ramah, sopan dan
santun ( Etika Publik )
 Penulis berkoordinasi secara langsung agar komunikasi berjalan efektif
( Komitmen Mutu )
 Dalam melakukan koordinasi penulis melakukannya secara jujur ( Anti Korupsi )

Analisi Dampak
 Pada tahapan ini apabila penulis tidak melakukannya denga transparan dan kejelasan target
akan menimbul keselapahaman antara penulis dan teman ruangan ( Akuntabilitas )
 Pada tahapan ini apabila penulis tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dapat menimbulkan hambatan komunikasi antara penulis dan teman ruangan ( Nasionalisme)
 Pada tahapan ini apabila penulis tidak menggunakan bahasa yang ramah, sopan dan santun
akan menimbulkan tidak adanya penghargaan terhadap teman ruangan ( Etika Publik )
 Pada tahapan ini apabila penulis tidak berkoordinasi secara langsung dapat menimbulkan
komunikasi berjalan kurang efektif. ( Komitmen Mutu )
 Pada tahapan ini apabila penulis tidan berkoordinasi secara jujur dapat menimbulkan
kesalapahaman ( Anti Korupsi )

Manfaat kegiatan (kontribusi Berkontribusi dalam misi ke empat RSUD Bahteramas Prov.
terhadap visi misi dan nilai- Sultra yaitu :
nilai organisasi). “ Sumber daya manusia yang berkompeten, professional dan
berpengalaman “
Serta berkontribusi dalam nilai organisasi RSUD Bahteramas
Prov. Sultra yaitu :
“ Keterbukaan, Transparansi dan Akuntabilitas ”

60
Dukungan Bukti Kegiatan 1 :

Gambar 4. 1 Konsultasi Gambar 4.2 Undangan Sosialisasi

hhh

Gambar 4.3 Pernyataan Persetujuan

61
Kegiatan 2 : Menyiapkan Alat dan Bahan Untuk Kegiatan Sosialisasi
Tabel 3.3 Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 2

Tanggal 16 Mei 2021


Bukti Fisik a. Foto kegiatan
b. Dokumen undangan, lembar tanya jawab pra dan post sosialisasi,
daftar hadir, lembar Informed Consent, lembar SOP penggunaan
obat mandiri oleh pasien dan leaflet
Output Kegiatan a. Tersedianya undangan, lembar tanya jawab pra dan post
sosialisasi serta daftar hadir
b. Tersedianya lembar Informed Consent dan SOP penggunaan
obat mandiri oleh pasien
c. Tersedianya leaflet
Tahapan Kegiatan 1. Membuat undangan sosialisasi, lembar tanya jawab pra dan
post sosialisasi serta daftar hadir
2. Menyiapkan lembar Informed Consent dan lembar SOP
penggunaan obat mandiri oleh pasien terkait kegiatan sosialisasi
3. Menyiapkan materi berupa leaflet terkait kegiatan sosialisasi
SOP penggunaan obat mandiri oleh pasien
Deskripsi kegiatan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA :
Tahapan kegiatan 1 : Membuat Undangan Sosialisasi, Lembar Tanya Jawab Pra dan
Post Sosialisasi serta Daftar Hadir
Uraian kegiatan :
 Pada tahap ini penulis menyiapkan undangan, lembar tanya jawab pra dan post
sosialisasi serta daftar hadir yang merupakan tanggung jawab penulis dalam
menyiapkan hal tersebut sosialisasi dapat berjalan dengan baik (akuntabilitas).
 Menyiapkan undangan, dan daftar hadir merupakan bentuk menghargai para peserta
(nasionalisme) sehingga kegiatan yang dilaksanakan dalam undangan sosialisasi
dapat bersifat formal.

 Dalam isi undangan, lembar pra dan post test yang disiapkan memuat bahasa yang

62
sopan, santun dan ramah (etika publik)
 Dalam pembuatan undangan, lembar pra dan post sosialisasi serta daftar hadir, penulis
selalu berorientasi pada mutu (komitmen mutu).
 Dalam pembuatan undangan, lembar tanya jawab pra dan post sosialisasi serta daftar
hadir penulis akan bersikap teliti dan bertanggung jawab (anti korupsi).

Analisis Dampak :
 Apabila penulis tidak membuat undangan, lembar tanya jawab pra dan post sosialisasi
serta daftar hadir berarti penulis tidak menerapkan prinsip tanggung jawab dalam
menyiapkan hal yang wajib tersebut (akuntabilitas).
 Apabila penulis tidak membuat undangan, dan daftar hadir sama halnya penulis tidak
menghargai peserta yang menghadiri sosialisasi (nasionalisme).
 Apabila dalam pembuatan undangan, lembar tanya jawab pra dan post sosialisasi serta
daftar hadir tidak memuat bahasa yang sopan, santun dan ramah dapat membuat
kesalapahaman atau ketersinggungan bagi peserta sosialisasi (etika publik).
 Apabila dalam pembuatan lembar tanya jawab pra dan post sosialisasi serta daftar
hadir, penulis tidak berorientasi pada mutu, hal tersebut bertentangan dengan visi dan
misi RSUD Bahteramas Prov. Sultra (komitmen mutu).
 Apabila dalam pembuatan undangan, lembar tanya jawab pra dan post sosialisasi serta
daftar hadir penulis tidak bersikap teliti dan bertanggung jawab, dapat mempengaruhi
kegiatan sosialisasi berjalan tidak baik (anti korupsi).

Tahapan kegiatan 2 : Menyiapkan Lembar Informed Consent dan Lembar SOP


Penggunaan Obat Mandiri oleh Pasien

Uraian Kegiatan :

 Dalam melakukan kegiatan ini penulis melakukannya dengan penuh tanggung jawab
(akuntabilitas )
 Dalam melakukan kegiatan ini penulis melakukannya dengan jujur ( nasionalisme)
 Dalam melakukan kegiatan ini penulis melakukannya dengan integritas tinggi
( etika publik)
 Dalam melakukan kegiatan ini penulis akan melakukannya dengan inovatif.

63
(komitmen mutu)
 Dalam melakukan kegiatan ini penulis akan melakukannya dengan disiplin dan kerja
keras (anti korupsi)

Analiss Dampak
 Apabila dalam melakukan kegiatan ini, penulis tidak melakukannya dengan penuh
tanggung jawab kegiatan sosialisasi tidak akan berjalan dengan baik (akuntabilitas )
 Apabila dalam melakukan kegiatan ini, penulis tidak melakukannya dengan jujur,
maka tidak tersedianya lembar Informed Consent dan SOP Penggunaan Obat Mandiri
Oleh Pasien yang sesuai dengan visi dan misi RSUD Bahteramas Prov. Sultra
( nasionalisme)
 Apabila dalam melakukan kegiatan ini, penulis tidak melakukannya dengan integritas
tinggi maka dapat menimbulkan saling tidak percaya antara penulis dan peserta
sosialisasi ( etika publik)
 Apa bila dalam melakukan kegiatan ini, penulis tidak melakukannya dengan teliti
maka dapat terjadi kesalahan dalam menyiapkan Lembar Informed Consent dan
lembar SOP penggunaan obat mandiri oleh pasien (komitmen mutu)
 Aapabila dalam melakukan kegiatan ini, penulis tidak melakukannya dengan disiplin
dan kerja keras maka kegiatan sosialisasi tidak berjalan dengan baik (anti korupsi)

Tahapan kegiatan 3 : Menyiapkan Materi Berupa Leaflet Terkait Kegiatan


Sosialisasi SOP Penggunaan Obat Mandiri Oleh Pasien

Uraian Kegiatan :

 Dalam melakukan kegiatan ini penulis melakukannya dengan penuh tanggungjawab.


(Akuntabilitas)
 Dalam melakukan kegiatan ini, penulis melakukannya dengan tetap mengutamakan
kepentingan bersama (Nasionalisme)
 Dalam melakukan kegiatan ini penulis melakukannya dengan cermat
( Etika Publik)
 Penulis melakukan kegiatan ini dengan efektif dan efisien ( Komitmen Mutu )

64
 Penulis melakukan kegiatan ini dengan disiplin dan kerja keras (Anti Korupsi)

Analisis Dampak
 Apabila dalam melakukan kegiatan ini, penulis tidak melakukannya dengan penuh
tanggung jawab maka tidak tersedianya leaflet yang akan digunakan dalam kegiatan
sosialisasi (Akuntabilitas)
 Apabila dalam melakukan kegiatan ini, penulis tidak melakukannya dengan tetap
mengutamakan kepentingan bersama maka leaflet yang disediakan tidak dapat
digunakan dalam kegiatan sosialisasi (Nasionalisme)
 Aapabila dalam melakukan kegiatan ini, penulis tidak melakukannya dengan cermat
maka leaflet yang disediakan tidak sesuai dengan yang diharapkan ( Etika Publik)
 Apabila penulis melakukan kegiatan ini tidak efektif dan efisien maka tidak tersedia
leaflet sesuai dengan jadwal yang ditentukan ( Komitmen Mutu )
 Apabila penulis melakukan kegiatan ini tidak disiplin dan kerja keras maka sosialisasi
yang dilaksanakan tidak berjalan dengan baik (Anti Korupsi)

Manfaat kegiatan (kontribusi Berkontribusi dalam misi ke empat RSUD Bahteramas Prov.
terhadap visi misi dan nilai- Sultra yaitu :
nilai organisasi). “ Sumber daya manusia yang berkompeten, professional dan
berpengalaman “
Serta berkontribusi dalam nilai organisasi RSUD Bahteramas
Prov. Sultra yaitu :
“ Keterbukaan, Transparansi dan Akuntabilitas ”

65
Dukungan Bukti Kegiatan 2 :

Gambar 4.4 Membuat Undangan Sosialisasi Gambar 4.5 Membuat Lembar Tanya Jawab Dan Leaflet

Gambar 4.6 Undangan Sosialisasi Gambar 4.7 Lembar Tanya Jawab Pra dan Post Sosialisasi

66
Gambar 4.8 Leaflet

67
Gambar 4.9 Informed Consent Gambar 4.10 SOP Penggunaan Obat Mandiri Oleh Pasien

68
Kegiatan 3 : Melakukan Sosialisasi SOP Penggunaan Obat Mandiri Oleh Pasien Kepada
Tenaga Kesehatan di Ruang Laika Morini RSUD Bahteramas Prov. Sultra
Tabel 3.4 Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 3
Tanggal 2 Juni 2021
Bukti fisik a. Foto Kegiatan
b. Lembar tanya jawab pra dan post sosialisasi yang telah diisi
oleh peserta, daftar hadir dan notulen sosialisasi
Output Kegiatan a. Tersedianya lembar tanya jawab pra-sosialisasi yang telah
diisi oleh peserta
b. Tersedianya daftar hadir dan notulen sosialisasi
c. Tersedianya lembar tanya jawab post-sosialisasi
Tahapan Kegiatan 1. Menjelaskan dan membagikan lembar tanya jawab pra -
sosialisasi
2. Melakukan sosialisasi SOP penggunaan obat mandiri oleh
pasien kepada petugas kesehatan diruang laika morini RSUD
Bahteramas Prov. Sultra dan membagikan leaflet
3. Membagikan lembar post - sosialisasi
Deskripsi kegiatan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA :
Tahapan 1 : Menjelaskan dan Membagikan Lembar Tanya Jawab Pra-Sosialisasi
Uraian Kegiatan :
 Dalam menjelaskan dan membagikan lembar tanya jawab pra-sosialisasi penulis
melakukan dengan penuh tanggungjawab (Akuntabilitas)
 Dalam menjelaskan dan membagikan angket pra-sosialisasi dilakukan dengan semangat
kerja keras ( Nasionalisme )
 Dalam menjelaskan dan membagikan lembar tanya jawab pra-sosialisasi dilakukan
dengan sopan santun dan santun (Etika Publik)
 Dalam menjelaskan dan membagikan lembar tanya jwab pra-sosialisasi dilakukan dengan
efektif dan efisien ( Komitmen Mutu )

 Lembar tanya jawab pra-sosialisasi yang dibagikan dapat dipertanggungjawabkan

69
(Anti Koruspsi)

Analisis Dampak
 Apabila dalam menjelaskan dan membagikan lembar tanya jawab pra-sosialisasi, penulis
tidak melakukan dengan penuh tanggung jawab maka dapat berpengaruh pada kegiatan
sosialisasi (Akuntabilitas)
 Apabila dalam menjelaskan dan membagikan lembar tanya jawab pra-sosialisasi, tidak
dilakukan dengan semangat kerja keras maka tidak akan tercapai hasil pengisian lembar
tanya jawab yang semestinya ( Nasionalisme )
 Aapabila dalam menjelaskan dan membagikan lembar tanya jawab pra-sosialisasi, tidak
dilakukan dengan sopan santun dan santun maka dapat menimbulkan kesalapahaman atau
ketersinggungan antara penulis dan peserta (Etika Publik)
 Apabila dalam menjelaskan dan membagikan lembar tanya jwab pra-sosialisasi,
dilakukan tidak efektif dan efisien maka kegiatan sosialisasi tidak dapat berjalan dengan
baik ( Komitmen Mutu )
 Apabila lembar tanya jawab pra-sosialisasi yang dibagikan tidak dapat
dipertanggungjawabkan maka akan berpengaruh buruk pada hasil sosialisasi
(Anti Koruspsi)

Tahap 2 : Melakukan Sosialisasi SOP Penggunaan Obat Mandiri Oleh Pasien Kepada
Petugas Kesehatan Diruang Laika Morini RSUD Bahteramas Prov. Sultra

Uraian Kegiatan :

 Penulis melakukan sosialisasi SOP penggunaan obat mandiri oleh pasien dengan
penuh tanggung jawab (Akuntabilitas)
 Penulis melakukan sosialisasi SOP penggunaan obat mandiri oleh pasien dengan tetap
saling menghormati ( Nasionalisme )
 Penulis melakukan sosialisasi SOP penggunaan obat mandiri oleh pasien dengan
senyum, ramah dan sopan santun ( Etika Publik )
 Dengan adanya sosialisasi SOP penggunaan obat mandiri oleh pasien meningkatkan

70
mutu pelayanan yang diberikan ( Komitmen Mutu )
 Penulis bertanggungjawab dan berani melakukan sosialisasi SOP penggunaan obat
mandiri oleh pasien (Anti Korupsi )

Analisis Dampak

 Pada tahap ini penulis melaksanakan sosialisasi yang merupakan suatu bentuk kegiatan
dalam menyebar luaskan informasi yang akan dilaksanakan namun jika penulis tidak
menganut prinsip bertanggung jawab dalam kegiatan sosialisasi tersebut maka akan
menimbulkan ketidaktahuan bagi peserta (akuntabilitas).
 Apabila dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi, penulis tidak menghargai dan
menghormati peserta maka sosialisasi tidak berjalan dengan baik (nasionalisme).
 Dalam pelaksanaannya jika penulis tidak ramah dalam sosialisasi tersebut maka peserta
yang hadir dalam kegiatan sosialisasi akan merasa tidak nyaman dalam mendengarkan
informasi yang disampaikan oleh penulis (etika publik).
 Selain itu kegiatan sosialisasi tersebut jika penulis tidak fokus kepada arah dan tujuan
maka akan menimbulkan suasana sosialisasi yang tidak kondusif serta hanya membuang-
buang waktu (komitmen mutu).
 Apabila penulis tidak bertanggung jawab dan berani melakukan sosialisasi maka kegiatan
sosialisasi tidak akan berjalan (anti korupsi).

Tahap 3 : Membagikan Angket Post-Sosialisasi


Uraian Kegiatan
 Dalam membagikan lembar tanya jawab post-sosialisasi penulis melakukan dengan
penuh tanggungjawab (Akuntabilitas)
 Dalam membagikan lembar tanya jawab post-sosialisasi dilakukan dengan semangat
kerja keras (Nasionalisme)
 Dalam membagikan lembar tanya jawab post-sosialisasi dilakukan dengan sopan santun
dan santun (Etika Publik)
 Dalam membagikan lembar tanya jawab post-sosialisasi dilakukan dengan efektif dan
efisien (Komitmen mutu)

71
 Lembar tanya jawab post-sosialisasi yang dibagikan dapat dipertanggungjawabkan
(Anti Koruspsi)

Analisis Dampak

 Apabila dalam menjelaskan dan membagikan lembar tanya jawab post-sosialisasi, penulis
tidak melakukan dengan penuh tanggung jawab maka dapat berpengaruh pada laporan
kegiatan sosialisasi (Akuntabilitas)
 Apabila dalam menjelaskan dan membagikan lembar tanya jawab post-sosialisasi, tidak
dilakukan dengan semangat kerja keras maka tidak akan tercapai hasil pengisian lembar
tanya jawab yang semestinya ( Nasionalisme )
 Aapabila dalam menjelaskan dan membagikan lembar tanya jawab post-sosialisasi, tidak
dilakukan dengan sopan santun dan santun maka dapat menimbulkan kesalapahaman atau
ketersinggungan antara penulis dan peserta (Etika Publik)
 Apabila dalam menjelaskan dan membagikan lembar tanya jawab post-sosialisasi,
dilakukan tidak efektif dan efisien maka selesainya kegiatan sosialisasi tidak sesuai yang
diharapkan ( Komitmen Mutu )
 Aapabila lembar tanya jawab post-sosialisasi yang dibagikan tidak dapat
dipertanggungjawabkan maka akan berpengaruh buruk pada hasil laporan kegiatan
sosialisasi (Anti Koruspsi)

Manfaat kegiatan (kontribusi Berkontribusi dalam misi pertama RSUD Bahteramas Prov.
terhadap visi misi dan nilai- Sultra yaitu :
nilai organisasi). “Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan
bermutu yang mengutamakan keselamatan pasien.“

Serta berkontribusi dalam nilai organisasi RSUD Bahteramas


Prov. Sultra yaitu :
“ Akuntabilitas dan Azas kekeluargaan ”

72
Dukungan Bukti Kegiatan 3
Gambar 4.11 Pembagian Lembar Tanya Jawab Pra-Sosialisasi

Gambar 4.12 Kegiatan Sosialisasi

73
4.13 Pembagian Lembar Tanya Jawab Post- Sosialisasi

Gambar 4.14 Daftar Hadir Gambar 4.15 Notulen Sosialisasi

74
Kegiatan 4 : Evaluasi Kegiatan
Table 3.5. Penjelasan Capaian Aktualisasi kegiatan 4
Tanggal 9 Juni 2021
Bukti Fisik a. Foto Kegiatan
b. Dokumen lembar tanya jawab pra dan post sosialisasi yang
telah diisi oleh peserta
c. Dokumen laporan hasil kegiatan
Output Kegiatan a. Terdapat lembar tanya jawab pra dan post sosialisasi
b. Adanya analisis hasil evaluasi
c. Tersedianya laporan hasil kegiatan
Tahapan Kegiatan 1. Menyusun bahan evaluasi
2. Melakukan evalusai kegiatan
3. Membuat laporan hasil kegiatan
Deskripsi kegiatan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA :
Tahap 1 : Menyusun bahan evaluasi
Uraian Kegiatan
 Penulis menyusun bahan evaluasi dengan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas)
 Dalam menyusun bahan evaluasi penulis menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
(Nasionalisme)
 Dalam menyusun bahan evaluasi penulis menggunakan bahasa yang sopan dan santun
(Etika Publik)
 Penulis menyusun bahan evaluasi yang dapat dimengerti dan dipahami
( Komitmen Mutu)
 Penulis menyusun bahan evaluasi dengan jujur dan transparnt (Anti Korupsi)
Analisis Dampak
 Apabila penulis menyusun bahan evaluasi, tidak dengan penuh tanggung jawab maka
laporan evalusi kegiatan tidak akan sesuai dengan harapan (Akuntabilitas)
 Apabila dalam menyusun bahan evaluasi, penulis tidak menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, laporan evaluasi kegiatan tidak akan mudah dimengerti
(Nasionalisme)
 Apabila dalam menyusun bahan evaluasi, penulis tidak menggunakan bahasa yang sopan

75
dan santun dapat membuat hasil evaluasi kegiatan tidak sesuai yang diharapkan
(Etika Publik)
 Apabila dalam menyusun bahan evaluasi tidak dapat dimengerti dan dipahami
( Komitmen Mutu)
 Apabila dalam menyusun bahan evaluasi, penulis tidak jujur dan transparent dapat
membuat hasil laporan evaluasi kegiatan tidak dapat dipertanggung jawabkan
(Anti Korupsi)
Tahap 2 : Melakukan Evaluasi Kegiatan
Uraian Kegiatan :
 Penulis melakukan evaluasi kegiatan dengan penuh tanggungjawab
( Akuntabilitas)
 Penulis melakukan evaluasi dengan jujur dan apa adanya dan dengan semangat kerja
keras ( Nasionalisme )
 Penulis melakukan evaluasi dengan amanah untuk selanjutnya dapat
dipertanggungjawabkan ( Etika Publik )
 Penulis melakukan evaluasi dengan efektif dan efisien dan tetap berorientasi pada mutu
( Komitmen Mutu)
 Penulis melakukan evaluasi dengan jujur serta dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya (Anti Korupsi )
Analisis Dampak
 Apabila penulis melakukan evaluasi kegiatan, tidak dengan penuh tanggung jawab maka
laporan evalusi kegiatan tidak akan sesuai dengan harapan (Akuntabilitas)
 Apabila dalam melakukan evaluasi kegiatan, penulis tidak menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, laporan evaluasi kegiatan tidak akan mudah dimengerti
(Nasionalisme)
 Apabila dalam menyusun bahan evaluasi, penulis tidak menggunakan bahasa yang sopan
dan santun dapat membuat hasil evaluasi kegiatan tidak sesuai yang diharapkan
(Etika Publik)
 Apabila melakukan evaluasi kegiatan tidak dapat dimengerti dan dipahami
( Komitmen Mutu)
 Apabila dalam melakukan evaluasi kegiatan , penulis tidak jujur dan transparent dapat

76
membuat hasil laporan evaluasi kegiatan tidak dapat dipertanggung jawabkan
(Anti Korupsi)
Tahap 3 : Membuat Laporan Hasil Kegiatan
Uraian Kegiatan :
 Penulis akan membuat laporan hasil kegiatan sosialisasi SOP penggunaan obat mandiri
oleh pasien dengan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas )
 Penulis akan menerima segala masukan yang diberikan oleh pimpinan dengan baik untuk
mempurnakan laporan hasil kegiatan ini (Nasionalisme )
 Penulis akan menyampaikan laporan hasil kegiatan kepada atasan dengan sopan dan
santun melalui komunikasi yang baik ( Etika Publik )
 Penulis akan membuat laporan hasil kegiatan yang dapat dimengerti dan dipahami
( Komitmen Mutu )
 Penulis akan membuat laporan hasil kegiatan dengan jujur dan transparent
(Anti Korupsi )

Analisis Dampak
 Apabila penulis melakukan evaluasi kegiatan, tidak dengan penuh tanggung jawab maka
laporan evalusi kegiatan tidak akan sesuai dengan harapan (Akuntabilitas)
 Apabila dalam melakukan evaluasi kegiatan, penulis tidak menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, laporan evaluasi kegiatan tidak akan mudah dimengerti
(Nasionalisme)
 Apabila dalam menyusun bahan evaluasi, penulis tidak menggunakan bahasa yang sopan
dan santun dapat membuat hasil evaluasi kegiatan tidak sesuai yang diharapkan
(Etika Publik)
 Apabila melakukan evaluasi kegiatan tidak dapat dimengerti dan dipahami
( Komitmen Mutu)
 Apabila dalam melakukan evaluasi kegiatan , penulis tidak jujur dan transparent dapat
membuat hasil laporan evaluasi kegiatan tidak dapat dipertanggung jawabkan
(Anti Korupsi)

Manfaat kegiatan (kontribusi Berkontribusi dalam misi pertama RSUD Bahteramas Prov.

77
terhadap visi misi dan nilai- Sultra yaitu :
nilai organisasi). “Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan
bermutu yang mengutamakan keselamatan pasien.“

Serta berkontribusi dalam nilai organisasi RSUD Bahteramas


Prov. Sultra yaitu :
“ Akuntabilitas,Keterbukaan dan Transparansi”

Dukungan Bukti Kegiatan 4

Gambar 4.16 .Lembar Tanya Jawab Pra dan Post Sosialisasi yang Telah Dijawab Peserta

78
Tabel 3.6 Hasil Evaluasi Kegiatan

PRA POST
NOMOR PRENSTASE HASIL
SOSIALISASI SOSIALISASI PRESENTASE
RESPONDEN PRA
POST
SOSIALISASI YA TDK
YA TDK
SOSIALISASI
01 6 2 75 7 1 87,5 M
02 6 2 75 8 0 100 M
03 4 4 50 6 2 75 M
04 5 3 62,5 7 1 87,5 M
05 4 4 50 6 6 75 M
06 6 2 75 8 0 100 M
07 6 2 75 7 1 87,5 M
08 5 3 62,5 7 1 87,5 M
09 5 3 62,5 7 1 87,5 M
10 5 3 62,5 8 0 100 M
11 6 2 75 8 0 100 M

Keterangan :
1 ya = 1.25 poin
1 tidak = 0 poin
M = Meningkat
TM = Tidak Meningkat

Kesimpulan :
Dari 11 responden petugas kesehatan yang mengikuti kegiatan sosialisasi dan
mengisi lembar tanya jawab pra dan post sosialisasi semua mengalami peningkatan
pemahaman dan pengetahuan penggunaan peretujuan tindakan medis pemberian obat
mandiri oleh pasien. Hal ini menunjukan 89,7 %yang mengalami peningkatan
pemahaman dan pengetahuan dan 10,3 % tidak mengalami peningkatan pemahaman
dan pengetahuan penggunaan persetujuan tindakan medis penggunaan obat mandiri oleh
pasien.

79
Dari hasil evaluasi diatas menunjukan bahwa perlu diadakan sosialisasi secara
berkala sebagai upaya dalam peningkatan pemahaman dan pengetahuan tenaga
kesehatan.

Diagram 1. Evaluasi Peningkatan Pemahaman Dan Pengetahuan Tenaga


Kesehatan Penggunaan Persetujuan Tindakan Medis Penggunaan Obat Mandiri
Oleh Pasein.

100
90
80
70
60
50
40
30 PRA SOSIALISASI
20
10 POST SOSIALISASI
0

80
Diagram 2. Evaluasi Pra dan Post Sosialisasi Dengan Menggunakan Diagram
Lingkaran

PRA SOSIALISASI
0-50 51-70 71-80 81-100

0%

18%
36%

46%

POST SOSIALISASI
0-50 51-70 71-80 81-100

0% 0%

18%

82%

81
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “ Optimalisasi penggunaan
persetujuan tindakan medis kepada petugas kesehatan melalui Sosialisasi Standar Operasional
Prosedur Penggunaan Obat Mandiri ke Pasien di Ruang Laika Morini Rumah Sakit Daerah
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”. Pada tanggal 8 Mei 2021 sampai 15 Juni 2021,
maka penulis dapat menarik kesimpulan antara lain:
1. Seluruh kegiatan yang direncanakan pada rancangan aktualisasi yang telah di buat dapat
diaktualisasikan dengan penerapan nilai-nilai ANEKA, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta kedudukan dan peran ASN yaitu
Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole Of Government (WOG), yakni nilai dasar
akuntabilitas memiliki nilai tanggung jawab, jujur dan jelas serta transparan yang
tergambar pada beberapa tahapan dari 4 kegiatan yang telah disusun. Nilai dasar
Nasionalisme memiliki nilai cinta bahasa Indonesia dan semangat yang tergambar pada
tahapan kegiatan 1, , 3,dan 4. Nilai dasar Etika Publik memiliki nilai sopan santun dan
ramah yang tergambar pada tahapan kegiatan 1,3 dan 4. Nilai inovasi, efektif dan efisien
yang merupakan nilai yang terkandung dalam nilai dasar Komitmen Mutu tergambar pada
semua tahapan kegiatan. Nilai dasar Anti Korupsi memiliki nilai jujur dan kerja keras
yang tergambar pada tahapan kegiatan 1, 2, dan 4. Untuk lebih singkat dan lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran tabel matriks habituasi.
2. Terlaksananya sosialisasi SOP Penggunaan Obat Mandiri oleh Pasien pada petugas
kesehatan di Ruang Laika Morini RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara pada
tanggal 2 Juni 2021 diawali dengan pembagian lembar tanya jawab pra sosialisasi dan
diakhiri dengan pengisian lembar tanya jawab post sosialisasi yang dihadiri 11 petugas
kesehatan.
3. Dengan diterapkan nilai-nilai ANEKA dalam pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
penggunaan persetujuan tindakan medis penggunaan obat mandiri oleh pasien diruang
Laika Morini RSUD Bahteramas Prov. Sultra telah mewujudkan tujuan dari aktualisasi ini
yaitu terwujudnya peningkatan pemahaman dan pengetahuan Petugas Kesehatan dalam
penggunaan persetujuan tindakan medis penggunaan obat mandiri oleh pasien, dibuktikan

82
dengan hasil lembar tanya jawab pengetahuan sebelum sosialisasi dan sesudah sosialisasi
yang dapat dilihat pada Tabel Hasil Evaluasi Sosialisasi.

4.2. Saran
Pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Penggunaan Persetujuan Tindakan Medis
Kepada Petugas Kesehatan Melalui Sosialisai Standar Operasional Prosedur Penggunaan Obat
Mandiri ke Pasien di Ruang Laika Morini RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara ”
dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN, maka langkah Optimalisasi Penggunaan
Persetujuan Tindakan Medis Pada Petugas Kesehatan Melalui Sosialisai Standar Operasional
Prosedur Penggunaan Obat Mandiri agar dapat dimanfaatkan bukan hanya saat proses
penyelesaian rancangan kegiatan tapi dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu yang panjang
karena melihat manfaat yang akan diperoleh oleh RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara pada masa kini dan masa yang akan datang.

4.3. Rencana Tindak Lanjut


Pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Penggunaan Persetujuan Tindakan Medis
Kepada Petugas Kesehatan Melalui Sosialisasi Standar Operasional Prosedur Penggunaan
Obat Mnadiri Ke Pasien di Ruang Laika Morini RSUD Bahteramas Prov. Sultra” dengan
menerapkan nilai-nilai dasar ASN, dapat dimanfaatkan bukan hanya saat proses penyelesaian
rancangan kegiatan tapi dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu yang panjang dengan
mengadakan evaluasi secara berkala penggunaan persetujuan tindakan medis, dan adanya
komitmen antara pimpinan dan petugas kesehatan, karena melihat manfaat yang akan
diperoleh oleh RSUD Bahteramas Prov. Sultra pada masa kini dan masa yang akan datang.

83
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III: Akuntabilitas. JAKARTA: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III:Anti Korupsi. JAKARTA: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III:Etika Publik. JAKARTA: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III: Komitmen Mutu. JAKARTA: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III:Nasionalisme. JAKARTA: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Manajemen ASN. JAKARTA: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Pelayanan Publik. JAKARTA: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Whole of Government. JAKARTA: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Republik Indonesia. 2019. Undang-undang No. 36 Tahun 2019 tentang Kesehatan. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Republik Indonesia. 2019. Undang-undang No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

84
LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

WAKTU PELAKSANAAN
No. URAIAN Mei sd Juni 2021
KEGIATAN 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. Konsultasi kepada
pimpinan terkait
rancangan aktualisasi
yang akan
dilaksanakan
 Menyiapkan bahan
konsultasi rencana
kegiatan

 Konsultasi dengan
pimpinan untuk
menyampaikan
rencana dan jadwal
kegiatan yang
akan dilaksanakan
dan meminta
persetujuan.
 Melakukan
koordinasi dengan
teman ruangan
akan

85
dilaksanakannya
rancangan
aktualisasi

2 Menyiapkan alat dan


bahan untuk kegiatan
sosialisasi

 Membuat
undangan
sosialisasi, lembar
tanya jawab pra
dan post sosialisa
serta daftar hadir
 Menyiapkan
lembar Informed
Consent dan
lembar SOP
penggunaan obat
mandiri oleh
pasien terkait
kegiatan sosialisasi
 Menyiapkan materi
berupa leaflet
terkait kegiatan
sosialisasi SOP
Penggunaan Obat
Mandiri Oleh
Pasien

86
3 Melakukan sosialisasi
SOP Penggunaan Obat
Mandiri Oleh Pasien
kepada tenaga
kesehatan diruangan
Laika Morini RSUD
Bahteramas Prov.
Sultra
 Menjelaskan dan
membagikan
lembar tanya jawab
pra - sosialisasi
 Melakukan
Sosialisasi SOP
Penggunaan Obat
Mandiri oleh
Pasien kepada
petugas kesehatan
diruang Laika
Morini RSUD
Bahteramas Prov.
Sultra dan
membagikan
leaflet
 Menjelaskan dan
membagikan lembar
tanya jawab post-
sosialisasi

87
4 Evaluasi Kegiatan

 Menyusun bahan
evaluasi
 Adanya rekapan
hasil evaluasi pra
dan post sosialisasi
yang telah jawab
oleh peserta
 Tersedianya laporan
hasil kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan

Hari Libur

88
Lampiran 2 Matriks Habituasi

MATRIKS HABITUASI
Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan III Kegiatan IV
NILAI-DASAR Indikator Nilai Total
I II III I II III I II III I II III
Kepemimpinan
Transpirasi 2
Integritas
Tanggung jawab 10
AKUNTABILITAS Keadilan
Kepercayaan
keseimbangan
kejelasan target
Konsisten
Religius
Kerja sama 2
Jujur 1
Amanah 3
NASIONALISME
Adil
Tidak diskriminatif
Santun 3
Gotong royong

89
Rela berkorban
Cinta tanah air 3
Disiplin
Musyawarah
Hidup sederhana
Tolong menolong
Kerja keras
Jujur dalam
Memberikan 5
Informasi
Tulus
Cermat
Disiplin
Sopan 7
ETIKA PUBLIK
Taat pada peraturan
Ramah 3
Bersikap hormat
Menjaga agar tidak
terjadi konflik
kepentingan
Menjaga reputasi
KOMITMEN Efektifitas 3

90
MUTU Efisiensi 3
Inovatif 2
Adaptif
Mutu 6
Responsif 1
Perbaikan
berkelanjutan
Kerjasama
Jujur 3
Peduli
Mandiri
Disiplin 4
ANTI KORUPSI Tanggung jawab 7
Sederhana
Kerja keras
Berani
Adil

91
Lampiran 3 Surat Persetujuan

92
Lampiran 4 Surat Penyataan Dukungan

93
Lampiran 4 Undangan dan Daftar Hadir

94
Lampiran 5 Lembar Pra Dan Post Sosialisasi

95
Lampiran 6 Informed Consent dan SOP Penggunaan Obat Mandiri oleh Pasien

96
Lampiran 7 Leaflet

97
98
Lampiran 8 lembar Pra dan Post Yang Telah Dijawab Oleh Peserta

99
Lampiran 9 Contoh Informed Consent yang telah di TTD Pasien / Keluarga

100
Lampiran 10 Bimbingan Mentor dan Coach

101
DOKUMENTASI KEGIATAN

102
103
104
105
106

Anda mungkin juga menyukai